perencanaan energi daerah provinsi maluku utara filemakalah ini merupakan bagian dari studi tersebut...
TRANSCRIPT
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
Alamat Korespondensi:Agus Sugiyono, Bidang Perencanaan Energi, Badan Pengkajian dan Penerapan TeknologiEmail: [email protected]
Perencanaan Energi Daerah Provinsi Maluku Utara
Agus Sugiyono
Abstract
Regional energy planning of North Maluku Province has two scenarios for GDPgrowth for the period 2010 – 2030. GDP growth is assumed an average of 6.6% per yearfor BAU (business as usual) scenario and 9.1% for ALT (alternative) scenario.Population growth is assumed the same for both scenarios, i.e. 2.8% per year. Based onthese assumptions, the final energy demand is projected to increase from 1.79 millionBOE (barrel of oil equivalent) in 2010 to 4.18 million BOE in 2030 for the BAU scenario.For the ALT scenario, final energy demand is projected to increase to 5.36 million BOEin 2030. Energy supply is projected to increase from 2.03 million BOE in 2010 to 4.77million BOE in 2030 for the BAU scenario, or increased an average of 4.4% per year.For ALT scenarios, energy supply is projected to increase to 6.15 million BOE in 2030,or increased an average of 5.7% per year. Although there has been diversification ofenergy program, but the most supply of energy is still oil fuel. Regarding that the oil fuelsupply is coming from outside of the province, it needs to consider the use of alternativeenergy to substitute the oil fuel in the long term, both for power generation or fortransport sectors.
Keywords: energy demand-supply, regional energy planning
PENDAHULUAN
Undang Undang No 30 Tahun 2007tentang energi mengamatkan pemerintahpusat untuk menyusun Rencana UmumEnergi Nasional (RUEN) dan pemerintahdaerah untuk menyusun Rencana UmumEnergi Daerah (RUED). Pasal 17menyebutkan bahwa pemerintah pusatberkewajiban untuk menyusun RUENdengan mempertimbangkan RUED danmasukan masyarakat. Pasal 18menyebutkan bahwa pemerintah daerahberkewajiban untuk menyusun RUEDdengan mengacu pada RUEN danmenetapkan RUED melalui PeraturanDaerah. Sedangkan Pasal 19 menyebutkanbahwa masyarakat dapat memberi masukandalam penyusunan RUEN maupun RUED.
RUED merupakan dokumenkebijakan Pemerintah Daerah Provinsi,Kabupaten/Kota mengenai rencanapengelolaan energi tingkat daerah di
wilayah masing-masing yang bersifat lintassektor. Pemerintah daerah dalammenyelesaikan permasalahan energi tetapharus memperhatikan kebijakan utama yangdibuat oleh pemerintah pusat. Pemerintahdaerah tidak dapat berdiri sendiri dalampengelolaan sumber daya energi yangberasal dari kekayaan alam sepertidiamanatkan dalam Pasal 33 UndangUndang Dasar. Sesuai amanat dari UUenergi ini, peran pemerintah daerah sangatbesar dalam membuat dan menyusunRUED, serta memberikan rekomendasikebijakan dalam penyusunan RUEN.RUED diharapkan berisi rencanapengembangan energi yang akan dilakukanoleh pemerintah daerah berdasarkan potensidan sumber daya energi lokal yang dimilikidaerahnya. Selain itu diharapkan berisi pulaperencanaan pendanaan dan kebijakaninsentif fiskal dalam pengembangan sektorenergi.
Perencanaan energi daerah sudahdilakukan oleh beberapa pemerintah
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
262
provinsi maupun pemerintahkabupaten/kota dengan bantuan daripemerintah pusat. Perencanaan energitersebut diantaranya telah dilakukan padatahun 2001-2002 oleh Badan Pengkajiandan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama Yayasan Bina Usaha Lingkungan(YBUL) dan beberapa pemerintah daerah.Pada tahun 2004 Kementerian Energi danSumber Daya Mineral (KESDM)melaksanakan program Carepi(Contributing to Poverty Alleviationthrough Regional Energy Planning inIndonesia) dan dilanjutkan tahun 2010dalam program Casindo (CapacityDevelopment and Strengthening for EnergyPolicy Formulation and Implementation ofSustainable Energy Project in Indonesia)bekerja sama dengan Pemerintah Belanda.Namun demikian masih banyak daerahyang belum melaksanakan perencanaanenerginya, salah satu diantaranya adalahProvinsi Maluku Utara. Oleh karena itu,tahun 2012 ini Pusat TeknologiPengembangan Sumber Daya Energi(PTPSE), Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT) melakukan perencanaanenergi daerah Provinsi Maluku Utara yangmendapat dukungan data dari PemerintahProvinsi Maluku Utara dan BPS ProvinsiMaluku Utara. Makalah ini merupakanbagian dari studi tersebut yang mendapatpendanaan dari Program Insentif Riset,Kementerian Negara Riset dan Teknologitahun anggaran 2012.
KONDISI SOSIAL EKONOMIPROVINSI MALUKU UTARA
Provinsi Maluku Utara mempunyailuas wilayah mencapai 145,8 ribu km2
dengan Ibukota Provinsi di Sofifi. Secaraadministratif, provinsi ini terdiri atas 7kabupaten dan 2 kota. Kabupaten dan kotatersebut adalah: Kabupaten HalmaheraBarat, Kabupaten Halmahera Tengah,Kabupaten Kepulauan Sula, KabupatenHalmahera Selatan, Kabupaten HalmaheraUtara, Kabupaten Halmahera Timur,
Kabupaten Pulau Morotai, Kota Ternate,dan Kota Tidore Kepulauan.
Kondisi KependudukanPenduduk Provinsi Maluku Utara
berdasarkan Sensus Penduduk pada tahun2010 berjumlah 1.038.087 jiwa. Secarakeseluruhan, jumlah penduduk laki-lakilebih banyak dari pada pendudukperempuan. Pertumbuhan penduduk dalamkurun waktu 2000-2010 rata-rata sebesar2,45% per tahun yang masih lebih tinggidari rata-rata pertumbuhan penduduk secaranasional yaitu sebesar 1,48% per tahun.Pertumbuhan penduduk tertinggi adalah diKabupaten Halmahera Utara yaitu sebesar5,67% per tahun dan pertumbuhan terendahadalah di Kabupaten Kepulauan Sulasebesar 0,79% per tahun.
PDRB Provinsi Maluku UtaraProduk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Provinsi Maluku Utara pada tahun2010 tercatat sebesar 5.387 miliar Rupiahatas dasar harga berlaku atau sebesar 2.981miliar Rupiah atas dasar harga konstantahun 2000. Pertumbuhan PDRB dalamkurun waktu 2008-2010 rata-rata mencapai6,49% per tahun. Pertumbuhan PDRBtertinggi adalah di Kabupaten Ternate yaitusebesar 7,95% per tahun dan pertumbuhanterendah adalah di Kabupaten HalmaheraBarat yaitu sebesar 4,99% per tahun. PDRBper kapita (atas dasar harga berlaku) padatahun 2010 adalah sebesar 5,19 juta Rupiahper kapita. Indikator PDRB per kapitadigunakan untuk mengukur tingkatkemakmuran penduduk di suatu daerah.PDRB per kapita di Provinsi Maluku Utaramasih di bawah rata-rata Indonesia (27,03juta Rupiah per kapita).
Potensi Sumberdaya EnergiPotensi sumberdaya energi di
Provinsi Maluku Utara sangat terbatas danmempunyai skala kecil, seperti tenaga airskala kecil, dan energi terbarukan lainnya(biomasa, tenaga surya, angin dan arus laut)
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
263
serta potensi energi yang masih dalam tahapekplorasi seperti minyak dan gas bumi(migas) serta panas bumi. Ada lima blokpotensi migas seperti ditunjukkan padaGambar 1. Potensi tersebut sudah dilelangmenjadi Wilayah Kerja Pertambangan(WKP) berdasarkan production sharingcontract (PSC).
Potensi panas bumi di ProvinsiMaluku Utara mencapai 329 MWe yangtersebar di seluruh wilayah, kecuali diKepulauan Sula dan Pulau Morotai (LihatTabel 1). Cadangan mungkin dan terbuktibelum tersedia datanya dan masih harusdilakukan eksplorasi lebih lanjut.
Sumber: Diolah dari Petrominer (2012), Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (2011), danBadan Geologi (2007)
Gambar 1. Lokasi Potensi Migas di Provinsi Maluku Utara
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
264
Berdasarkan data hasil survei DinasESDM Provinsi Maluku Utara, potensitenaga air diprakirakan sekitar 12,65 –17,10 MW. Potensi hanya bisadimanfaatkan sebagai Pembangkit ListrikTenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengankapasitas per unit pembangkit sekitar 500kW hingga 2 MW. Energi baru terbarukanlainnya yang dapat dimanfaatkan adalahbiomasa dari limbah hasil pertanian, tenagasurya, tenaga bayu dan tenaga arus laut.Potensi energi baru terbarukan lainnyamasih tahap terindikasi dan perluinventarisasi lebih lanjut.
PRAKIRAAN PERMINTAAN DANPENYEDIAAN ENERGI
Dalam membuat perencanaan energiuntuk jangka panjang diperlukan data danasumsi sebagai acuan. Tahun dasar yangdigunakan adalah tahun 2010 dandiproyeksikan hingga tahun 2030.Pemilihan tahun 2010 sebagai tahun dasarkarena seluruh data terkait energi sudahdipublikasi secara lengkap. Dalamperencanaan ini dibuat dua buah skenario,yaitu: skenario dasar (business asusual/BAU) dan skenario alternatif (ALT).
Skenario BAU mengasumsikanpertumbuhan PDRB dan penduduk tumbuhsesuai dengan perkembangan historis.Pertumbuhan PDRB dipertimbangkan
untuk setiap kabupaten/kota dan untukperiode 2010 – 2030 pertumbuhan PDRBdiprakirakan rata-rata sebesar 6,6% pertahun, sedangkan pertumbuhan penduduksebesar 2,8% per tahun. Skenario ALTmerupakan skenario yang mengoptimalkanpertumbuhan sesuai dengan PengembanganMasterplan Percepatan dan PerluasanPembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).Pengembangan dilakukan denganpendekatan terobosan (breakthrough) danbukan business as usual. MP3EIdimaksudkan untuk mendorongterwujudnya pertumbuhan ekonomi yangtinggi, berimbang, berkeadilan danberkelanjutan (Menko Perekonomian,2011). Wilayah pelaksanaan MP3EI dibagimenjadi enam koridor dan Provinsi MalukuUtara termasuk ke dalan koridor 6. Temapembangunan di koridor ini adalah sebagaipusat pengembangan pangan, perikanan,energi, dan pertambangan nasional. UntukProvinsi Maluku Utara pembangunanbudidaya perikanan mempunyai peluangyang sangat besar dan sudah dirintis denganmengembangkan Mega MinapolitanMorotai. Asumsi pertumbuhan PDRB untukskenario ALT adalah sebesar 9,1% pertahun. Sedangkan pertumbuhan penduduksama dengan skenario BAU.
Konsumsi Energi Saat IniEnergi yang digunakan di Provinsi
Maluku Utara terutama adalah bahan bakar
Tabel 1. Potensi Panas Bumi Provinsi Maluku UtaraPotensi ( MWe )
Sumber Daya (MWe) Cadangan (MWe)No Nama Lapangan Kabupaten
Spekulatif Hipotetis Terduga Mungkin Terbukti
a Mamuya Halmahera Utara - 7 - - -b Ibu Halmahera Barat 25 - - - -c Akelamo Halmahera Utara 25 - - - -d Jailolo Halmahera Barat - - 42 - -e Keibesi Halmahera Barat 25 - - - -f Akesahu Tidore - - 15 - -g Indari Halmahera Selatan 25 - - - -h Labuha Halmahera Selatan 25 - - - -i Songa – Wayaua Halmahera Selatan - - 140 - -
Total Potensi = 329 MWe 125 7 197
Sumber: Badan Geologi, 2007
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
265
minyak (BBM), LPG dan listrik.Berdasarkan data Pertamina, penggunaanBBM meningkat dari 248 ribu kl padatahun 2007 menjadi 263 ribu kl pada tahun2010 atau meningkat rata-rata 1,9% pertahun. Pada tahun 2010 pangsa terbesaradalah penggunaan minyak solar denganpangsa 52%, diikuti oleh premium (26%),minyak tanah (18%), dan avtur (4%).Konsumsi minyak bakar terus berkurang,pada tahun 2007 masih digunakan sebesar600 kl dan tahun 2010 sudah tidakdigunakan lagi.
Saat ini belum ada kewajiban untukmengkonversikan minyak tanah ke LPG disektor rumah tangga. Meskipun demikianpenggunaan minyak tanah relatif tidakmeningkat, sedangkan penggunaan LPGmeningkat sangat pesat. Penggunaan LPGmeningkat dari 57 ribu kg pada tahun 2007menjadi 420 ribu kg pada tahun 2010, ataumeningkat rata-rata sebesar 94,1% pertahun. Konsumsi BBM dan LPG di ProvinsiMaluku Utara pada tahun 2010 ditunjukkanpada Gambar 2.
Distribusi BBM untuk ProvinsiMaluku Utara dilayani oleh PertaminaUPMS VIII Jayapura. Pertamina UPMSVIII melayani penyediaan dan distribusiBBM yang meliputi 4 provinsi, yaituProvinsi Papua, Papua Barat, Maluku danMaluku Utara. Ada beberapa kendala yangdihadapi dalam penyedian BBM di wilayahini. Kendala tersebut, diantaranya adalahposisi geografis yang merupakan wilayahkepulauan dengan banyak daerah yangmasih terpencil (remote area). Kondisigografis yang merupakan wilayah
kepulauan memerlukan sarana tanker yanghandal dengan jumlah yang cukup sehinggapenyediaan ke lokasi-lokasi depot dapatterpenuhi tepat waktu. Disamping itukondisi cuaca yang sering terjadigelombang laut yang besar juga merupakankendala dalam distribusi BBM.
Premiun26%
M.Solar52%
Avtur4%
M.Bakar0%
M.Tanah18%
2010: Total Konsumsi BBM 263 ribu kl
Industri27%
RumahTangga
73%
2010: Total Konsumsi LPG 420 ribu kg
Sumber: Diolah dari Pertamina, 2012
Gambar 2. Konsumsi BBM dan LPG di Provinsi Maluku Utara (2010)
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
266
Pelanggan listrik PLN pada tahun2010 mencapai 113,8 ribu pelanggandengan daya tersambung sebesar 86,3MVA dan listrik terjual mencapat 166,7GWh. Pengguna listrik terbesar adalah KotaTernate dengan pangsa penggunaanmencapai 49% dari total penggunaan listrikdi Provinsi Maluku Utara. Berdasarkansektornya, penggunaan listrik terbesaradalah sektor rumah tangga dengan pangsamencapai 65% diikuti oleh sektor bisnis(17%), pemerintah (14%), sosial (3%) danindustri (1%). Dengan melihat komposisipenggunaan listrik ini maka terlihat bahwaproses industrialisasi di Maluku Utarabelum berjalan.
Sistem kelistrikan di Provinsi MalukuUtara terdiri atas 7 sistem kelistrikan yangcukup besar yaitu sistem Ternate, Tobelo,Jailolo-Sofifi, Soa-Siu (Tidore), Bacan,Sanana dan Daruba (Lihat Gambar 4).Disamping itu terdapat 21 unit pusatpembangkit kecil tersebar. Beban puncakgabungan sistem kelistrikan saat ini sekitar60 MW yang dipasok dengan menggunakanPLTD tersebar yang terhubung langsung kesistem distribusi 20 kV. Sistem terbesar diMaluku Utara adalah sistem Ternate yangmemiliki penyediaan pembangkit sekitar 35MW yang terdiri dari pembangkit sendiri14,8 MW dan mesin sewa 20,3 MW (PLN,2011).
Pkl. Bun
SintangPontianak
P. Pisau
Sampit
Banjarmasin
Depot BBM
Keterangan:
Instalasi
Terminal Transit
Biak
Jayapura
Saumlaki
Tarakan
Samarinda
Balikpapan
Kotabaru
Donggala
Parepare
Makasar
Bau-bau
Raha
Kendari
KolakaPalopo
Poso
Kolonedale
Luwuk
Toli-toli
MoutongGorontalo
Manado
Tahuna
Banggai
Sanana
Namlea Ambon
Tual Dobo
Sorong Manokwari Serui
Nabire
Fak-fak
BulaMasohi
Wayame
Ternate
Labuha
Tobelo
Merauke
Sumatera/Impor
Ampana
Sumber: Diolah dari Pertamina, 2012
Gambar 3. Sistem Distribusi BBM untuk Provinsi Maluku Utara dan Sekitarnya
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
267
PT PLN (Persero) disampingmengembangkan pembangkit listrikkonvensional juga mengembanganpembangkit menggunakan energiterbarukan, salah satunya yaitu pembangkitlistrik tenaga surya (PLTS) terpusat diKabupaten Pulau Morotai. PLTS Morotaimempunyai kapasitas 600 kilo Watt peak(kWp) dan merupakan PLTS terbesar yangpernah dioperasikan PLN di seluruhIndonesia. Luas lahan untuk PLTS inimencapai 3 Ha. Dengan pengoperasianPLTS ini mampu mengurangi konsumsibahan bakar minyak (BBM) rata-ratasebesar 800 liter per hari atau setara denganpenghematan senilai Rp. 2,5 miliar pertahun.
Prakiraan Pertumbuhan Sosial EkonomiBerdasarkan skenario dasar (BAU),
PDRB Provinsi Maluku Utara atas dasarharga konstan tahun 2000 diprakirakanakan tumbuh dari sebesar 2,98 triliunRupiah pada tahun 2010 menjadi 10,67triliun Rupiah pada tahun 2030 ataumeningkat rata-rata sebesar 6,6% per tahun.Sedangkan untuk skenario alternatif (ALT)pada tahun 2030 diprakirakan menjadisebesar 16,96 triliun Rupiah, ataumeningkat rata-rata sebesar 9,1% per tahun.Perbandingan antara skenario BAU danALT ditunjukkan pada Gambar 5.Sedangkan jumlah penduduk meningkatdari 1.038 ribu jiwa pada tahun 2010menjadi 1.819 ribu jiwa pada tahun 2010atau meningkat rata-rata sebesar 2,8% pertahun.
1 Ternate17,2 MW
Bere Bere
Jailolo1,90 MW
Sofifi2,01 MW
3
Soa-Siu2,48 MW
Bacaan2,54 MW
4
5
Sanana1,95 MW 6
Maba
Maffa
Madopolo
Mangoli
Tobelo
4,95MW 2
Daruba1,1 MW
7
GalelaKedi
Ibu
Malifut
Patani
Kao Lolobata
SubaimSidangoli
Weda
Payahe
Kayoa
Saketa
Laiwui
BobongDofa
Jiko
Sumber: PLN (2011)
Gambar 4. Sistem Kelistrikan Provinsi Maluku Utara
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
268
Prakiraan Permintaan EnergiPeningkatan permintaan energi
terutama dipengaruhi oleh pertumbuhanPDRB dan penduduk. Perbandinganprakiraan permintaan energi final untukskenario BAU dan skenario ALTditunjukkan pada Gambar 6. Pada skenarioBAU permintaan energi diprakirakan akan
meningkat dari 1,79 juta SBM (Setara BarelMinyak) pada tahun 2010 menjadi 4,18 jutaSBM pada tahun 2030 atau meningkat rata-rata sebesar 4,3% per tahun. Pada skenarioALT permintaan energi diprakirakan akan
meningkat menjadi 5,36 juta SBM padatahun 2030 atau meningkat rata-rata sebesar5,7% per tahun.
Prakiraan permintaan energi final persektor untuk skenario BAU ditunjukkanpada Gambar 7. Pada gambar terlihatbahwa pada tahun 2010 sektor rumahtangga mempunyai pangsa terbesar
pengguna energi yaitu sebesar 44% daritotal permintaan energi provinsi. Pangsaterbesar kedua adalah sektor transportasidengan pangsa sebesar 32% diikuti olehsektor industri (18%), sektor komersial
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
Tri
liu
nR
up
iah
Skenario ALT
Skenario BAU
Gambar 5. Perbandingan Prakiraan Pertumbuhan PDRB
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
Ju
taS
BM
Skenario ALT
Skenario BAU
Gambar 6. Perbandingan Prakiraan Permintaan Energi Final
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
269
(3%) dan yang paling kecil adalah sektorlainnya (2%). Pada tahun 2030 pangsaterbesar pengguna energi sudah bergesar kesektor transportasi meskipun sektor sektorrumah tangga juga masih dominan dalampengkonsumsi energi. Sektor transportasi
akan meningkat tajam permintaanenerginya mengingat Provinsi MalukuUtara merupakan wilayah kepulauan danmobilitas orang serta barang di masa depandiprakirakan akan terus meningkat.Sedangkan untuk skenario ALT, pangsapermintaan energi relatif tidak berubahhanya lebih besar total permintaanenerginya.
Prakiraan Penyediaan EnergiPenyediaan energi dapat ditentukan
berdasarkan permintaan energi denganmempertimbangkan rugi-rugi selamatransportasi maupun proses transformasi.Dengan mengasumsikan rugi-rugi transmisidan distribusi listrik sebesar 10% danefisiensi termal pembangkit listrik tenagadiesel (PLTD) sebesar 33% maka dapatditentukan penyediaan energi untukProvinsi Maluku Utara pada skenario dasar(BAU) seperti ditunjukkan pada Gambar 8.Penyediaan energi meningkat dari 2,03 jutaSBM pada tahun 2010 menjadi 4,77 juta
SBM pada tahun 2030 atau meningkat rata-rata sebesar 4,4% per tahun. Pada skenarioBAU semua pembangkit diasumsikanmenggunakan PLTD sehingga sebagianbesar penyediaan energi berupa bahanbakar minyak (BBM). Sampai saat ini
semua BBM dipasokan dari wilayah lainsehingga sistem transportasi BBM melaluilaut memegang peranan penting dalammendukung ketahanan energi ProvinsiMaluku Utara. Minyak solar mendominasipenyediaan dengan pangsa 41% pada tahun2010 dan meningkat menjadi 51% padatahun 2030.
Pada skenario alternatif (ALT) sudahada diversifikasi bahan bakar untukpembangkit listrik sesuai dengan rencanaPLN seperti penggunaan energi surya,energi panas bumi, tenaga air skala kecil(PLTMH) dan batubara. Prakiraanpenyediaan energi untuk skenario ALTditunjukkan pada Gambar 9. Penyediaanenergi meningkat dari 2,03 juta SBM padatahun 2010 menjadi 6,15 juta SBM padatahun 2030 atau meningkat rata-rata sebesar5,7% per tahun. Meskipun sudah adadiversifikasi namun penyediaan energi yangterbesar masih dipenuhi dari minyak solar.Untuk jangka panjang perlu dipikirkanenergi alternatif untuk mensubsitusi minyaksolar ini tidak hanya untuk pembangkit
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
Ju
taS
BM
Lainnya
Komersial
Transportasi
Rumah Tangga
Industri
Gambar 7. Prakiraan Permintaan Energi Final per Sektor (Skenario BAU)
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
270
listrik tetapi juga untuk sektor transportasidan sektor lainnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanPeranan energi sangat penting untuk
peningkatan kegiatan ekonomi baik di levelnasional maupun level provinsi.Pengelolaan energi harus dilaksanakansecara, berkesinambungan dan dapat
bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Untukmengoptimalisasi pengelolaan energitersebut diperlukan suatu perencanaanenergi yang komprehensif.
Perencanaan energi daerah ProvinsiMaluku Utara mengasumsikanpertumbuhan PDRB untuk periode 2010 -2030 rata-rata sebesar 6,6% per tahun untukskenario BAU dan 9,1% untuk skenarioALT. Pertumbuhan penduduk diasumsikansama untuk kedua skenario yaitu sebesar2,8% per tahun. Berdasarkan asumsi
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
20
21
20
22
20
23
20
24
20
25
20
26
20
27
20
28
20
29
20
30
Ju
taS
BM
Kayu Bakar
LPG
Avtur
M. Solar
M. Tanah
Bensin
Gambar 8. Prakiraan Penyediaan Energi Provinsi Maluku Utara(Skenario BAU)
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
5.5
6.0
6.5
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
20
21
20
22
20
23
20
24
20
25
20
26
20
27
20
28
20
29
20
30
Ju
taS
BM
Batubara
Surya
Panas Bumi
Air
Kayu Bakar
LPG
Avtur
M. Solar
M. Tanah
Bensin
Gambar 9. Prakiraan Penyediaan Energi Provinsi Maluku Utara(Skenario ALT)
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
271
tersebut, permintaan energi finaldiprakirakan akan meningkat dari 1,79 jutaSBM pada tahun 2010 menjadi 4,18 jutaSBM pada tahun 2030 untuk skenario BAU.Sedangkan untuk skenario ALT permintaanenergi final diprakirakan akan meningkatmenjadi 5,36 juta SBM pada tahun 2030.
Konsumsi energi final per sektoruntuk tahun 2010 masih didominasi olehsektor rumah tangga dengan pangsa sebesar44% dari total permintaan energi. Pangsaterbesar kedua adalah sektor transportasisebesar 32% diikuti oleh sektor industri(18%), sektor komersial (3%) dan sektorlainnya (2%). Pada tahun 2030 untukskenario BAU pangsa terbesar penggunaenergi sudah bergesar ke sektor transportasi.Sektor transportasi akan meningkat tajampermintaan energinya mengingat ProvinsiMaluku Utara merupakan wilayahkepulauan dan mobilitas orang serta barangdi masa depan diprakirakan akan terusmeningkat. Prakiraan permintaan energifinal per bahan bakar untuk skenario BAUdidominasi oleh peningkatan permintaanminyak solar. Pangsa penggunaan minyaksolar meningkat dari 28% pada tahun 2010menjadi 38% pada tahun 2030. Hal initerkait dengan perkembangan sektortransportasi yang sebagian besarmenggunakan minyak solar.
Penyediaan energi untuk skenarioBAU meningkat dari 2,03 juta SBM padatahun 2010 menjadi 4,77 juta SBM padatahun 2030 atau meningkat rata-rata sebesar4,4% per tahun. Penyediaan energi untukskenario ALT meningkat menjadi 6,15 jutaSBM pada tahun 2030 atau meningkat rata-rata sebesar 5,7% per tahun. Meskipunsudah ada diversifikasi namun penyediaanenergi yang terbesar masih dipenuhi dariBBM. Mengingat BBM dipasok dari luarprovinsi maka untuk jangka panjang perludipikirkan penggunaan energi alternatifuntuk mensubsitusi BBM, baik untukpembangkit maupun untuk sektortransportasi.
SaranDari pembahasan sebelumnya dapat
diusulkan saran-saran dalam pengembangansektor energi di Provinsi Maluku Utara. Mendorong perguruan tinggi setempat
untuk berperan dalam perencanaan,pengembangan dan pemanfaatansumber energi alternatif seperti bahanbakar nabati (BBN), biogas, PLTMHdan PLTP. Pengembangan energialternatif ini sangat diperlukan karenapenyediaan BBM secara keseluruhanberasal dari luar provinsi. BBN dapatdigunakan untuk mensubstitusi BBMdi sektor transportasi, biogas untuksubstitusi BBM di sektor rumah tanggaserta PLTMH dan PLTP untukmensubstitusi BBM untukpembangkitan tenaga listrik.
Mendorong pemanfaatan BBN yangberasal dari bahan baku lokal secaramaksimal sebagai substitusi BBM,khususnya minyak solar. PemanfaatanBBN yang berasal dari bahan bakulokal diharapkan dapat menjadimultiplier effect bagi pertumbuhanperekonomian daerah.
Mendorong pelaksanaan perencanaanpembangunan yang terintegrasi danlintas sektoral supaya dapat menjaminketersediaan energi untuk jangkapanjang.
UCAPAN TERIMA KASIHPenulis mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Adhi Dharma Permana dan Prof.Ir. M. Sidik Boedoyo, M.Eng. yang telahmengorganisasi dan membantu dalamkegiatan Insentif Riset dari KementerianNegara Riset dan Teknologi tahun anggaran2012.
JEPS Vol. 4. No. 2, 2012
272
DAFTAR PUSTAKA
Badan Geologi (2007) Survei danEksplorasi Panas Bumi di SeluruhWilayah Indonesia, Bandung.
BPS Provinsi Maluku Utara (2011)Provinsi Maluku Utara Dalam Angka2011, Badan Pusat Statistik ProvinsiMaluku Utara.
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi(2011) Petroleum Bidding Round Year2011, Jakarta.
Menko Perekonomian (2011) MasterplanPercepatan dan PerluasanPembangunan Ekonomi Indonesia,
Kementerian Koordinator BidangPerekonomian, Jakarta.
Pertamina (2012) Data untuk KuesionarBPPT, tidak dipublikasi, Jakarta.
Petrominer (2012) Indonesia PetroleumWorks Area 2012, Jakarta.
PLN (2011) Rencana Usaha PenyediaanTenaga Listrik PT PLN (Persero)2011-2020, PT PLN (Persero), Jakarta.
PLN Ternate (2012) KondisiKetenagalistrikan di Provinsi MalukuUtara, Bahan Presentasi untuk BPPT,PLN (Persero) Cabang Ternate,Ternate.