perencanaan jadwal kegiatan -...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PEVENTIVE MAINTENANCEMENGGUNAKAN METODE RCM II DAN PENENTUAN PERSEDIAAN SPARE PARTDENGAN PENDEKATAN RCS DAN INVENTORY POLICIES (STUDI KASUS : PT. BARATA INDONESIA (PERSERO)
RR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI6507040014
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Unit mesin milling sering mengalami breakdown Berdampak pada proses produksi, lingkungan dan
operator Ketersedian spare part / komponen yang tidak di
perhatikan Sistem inventory management yang belum ada
RUMUSAN MASALAH Menentukan waktu kegiatan preventive maintenance yang
optimal. Menentukan kebijakan sistem persediaan komponen.
PENDAHULUAN
BATASAN MASALAH Penelitian akan dilakukan pada unit mesin milling pada Divisi
PPJ bay CD2. Penentuan mesin kritis dan komponen kritis menggunakan
diagram Pareto. Penentuan distribusi dibantu dengan menggunakan software
Weibull ++ version 7. Penentuan kebijakan dan perhitungan inventory hanya pada
komponen kritis. Pemilihan kebijakan inventory berdasarkan service lavel. Data hitoris yang digunakan untuk penelitian ini adalah data
periode tahun 2006 sampai tahun 2010.
METODE PENELITIAN
Diagram alir penelitian
PENGOLAHAN DATA
Pemilihan Mesin dan Komponen Kritis
Pada tahap pemilihan mesin ini menggunakan data frekuensi dari kegagalan mesin / down yang terjadi pada interval waktu 2006-2010 yang diolah dengan menggunakan Diagram Pareto. Dari hasil Diagram Pareto dengan prisip 20/80 dipilihlah dari 7 dari 12 mesin bay CD2 yang akan diteliti lebih lanjut.
Pemilihan Komponen Kritis
Dengan prinsip Diagram Pareto 20/80 maka dipilihlah komponen kritis dari tiap-tiap mesin. Selain prisip 20/80 data komponen yang dipilih adalah komponen yang memiliki minimal 4 data kegagalan, agar dalam waktu pengujian distribusi hasil yang didapatkan lebih akurat.
Penentuan Distribusi Waktu Antar KerusakanPerhitungan MTTF dan MTTR
Perhitungan Biaya Perawatan (Preventive Maintenance)
Biaya Maintenance (CM)
Biaya Perbaikan (CR)
Biaya Man Hours (CW)
Biaya konsekuensi operasional (CO)
Biaya penggantian komponen (CF)
Penentuan Interval Waktu Perawatan
CONTOH : Coupling dengan kegagalan akibat kampas coupling habis
Perhitungan Sistem Inventory
Kebutuhan Part Per Tahun
Perhitungan Biaya Penyimpanan
Biaya Tenaga Kerja Gudang (Rp 33.600.000) Biaya Listrik Gudang (Rp 1.456.128) Biaya Administrasi (Rp 3.600.000) Bunga Investasi (6%) Total Harga kebutuhan Komponen
Sehingga holding cost untuk setiap komponen adalah 9% dari harga komponen.
Perhitungan Biaya Pemesanan (Order Cost)Rp 100.000,-
Perhitungan Biaya Shortage
Pendekatan Inventory Model Continous Review
Pendekatan Inventory ModelPeriodic Review
Safety Stock dan Service Level
RCM II dan RCS WORKSHEET
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN Penentuan interval perawatan optimal akan
menghindari terjadinya kegagalan sebelum waktu kerusakan terjadi
Untuk jumlah permintaan yang lebih besar model continous lebih cocok, sedangkan untuk permintaan yang lebih kecil model periodic lebih cocok. Namun perlu diketahui pula bahwa dalam menentukan kebijakan persediaan setiap komponen kritis berbeda-beda atau memiliki pola yang tidak menentu.
SARAN
Tindakan perawatan harus lebih teliti, dan diharapkan tercatat, sebagai bahan evaluasi bagi perencanaan kegiatan perawatanselanjutnya.
Sistem perencanaan dan pengendalian persediaan akan lebih mudah dan cepat jika sarana dan prasarana menunjang seperti adanya gudang, pekerja, dan sistem inventory. Hal ini akan memudahkan dalam pengendalian persediaan komponen yang dibutuhkan dalam tujuan untuk menjaga agar keandalan mesin tetap baik pada saat yang dibutuhkan
Untuk penelitian lebih lanjut dalam pemilihan kebijakan inventory yang lebih baik, dapat ditambahakan perhitungan total biaya untuk masing-masing kebijakan yang akan dipilih
TERIMA KASIH
RR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI6507040014