perencanaan kebutuhan kapasitas produksi untuk...

26
1 PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN SONGKOK DI UD.SONGKOK NIZAM GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RCCP Yoyok Tri Sulistyo Dr. Ir Muslimin Abdulrahim,M.Sc Teknik Industri. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya [email protected] ABSTRAK 1Perkembangan dunia industri berjalan semakin pesat sesuai dengan perkembangan jaman baik industri besar, industri menengah, maupun industri kecil. Sehingga timbul persaingan yang sangat ketat terhadap sesama jenis barang yang di hasilkan. UD. Songkok Nizam Gresik yang berlokasi di jalan Sindujoyo VII/13 Gresik bergerak dalam bidang pembuatan songkok. Bahan baku utama pembuatan songkok adalah kain beludru. Akan tetapi kendala yang dihapi perusahaan saat ini adalah tidak bisa memenuhi permintaan konsumen sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Sehingga perusahaan akan mengalami kerugian karena perolehan keuntungan yang tidak maksimal.2Perencanaan produksi tanpa kapasitas yang memadai dapat menyebabkan perencanaan produksi tidak dapat dilaksanakan secara baik. Hasil dari penelitian ini adalah merencanakan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan songkok. Berdasarkan perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan telah menghemat biaya perencanaan sebesar Rp. 1.340.000 untuk pusat kerja pembordiran dan Rp. 38.130.000 untuk pusat kerja penjahitan. Kata kunci : Songkok, Permintaan, Perencanaan, Rought Cut Capacity Planning ( RCCP ) ABSTRACT 1The development of the industrial world is growing rapidly in accordance with the development of the era of both large industries, medium industries, and small industries. So there is a very tight competition against the same kind of goods that are produced. UD. Songkok Nizam Gresik located on Sindujoyo VII / 13 Gresik road is engaged in making songkok. The main raw material of making songkok is velvet fabric. However, the constraints faced by companies today are not able to meet consumer demand according to a predetermined schedule. So that the company will suffer losses due to the gain that is not maximal. Production planning without adequate capacity can lead to production planning can not be implemented properly. The result of this research is to plan production capacity to fulfill the demand of songkok. Based on the production planning the company has saved the cost of planning of Rp. 1.340.000 for embroidery work center and Rp. 38.130.000 for sewing center. Keywords: Songkok, Request, Planning, Rought Cut Capacity Planning (RCCP).

Upload: hoangdang

Post on 11-Jul-2019

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK

MEMENUHI PERMINTAAN SONGKOK DI UD.SONGKOK NIZAM

GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RCCP

Yoyok Tri Sulistyo

Dr. Ir Muslimin Abdulrahim,M.Sc

Teknik Industri. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

[email protected]

ABSTRAK

1Perkembangan dunia industri berjalan semakin pesat sesuai dengan perkembangan

jaman baik industri besar, industri menengah, maupun industri kecil. Sehingga timbul

persaingan yang sangat ketat terhadap sesama jenis barang yang di hasilkan. UD. Songkok

Nizam Gresik yang berlokasi di jalan Sindujoyo VII/13 Gresik bergerak dalam bidang

pembuatan songkok. Bahan baku utama pembuatan songkok adalah kain beludru. Akan

tetapi kendala yang dihapi perusahaan saat ini adalah tidak bisa memenuhi permintaan

konsumen sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Sehingga perusahaan akan mengalami

kerugian karena perolehan keuntungan yang tidak maksimal.2Perencanaan produksi tanpa

kapasitas yang memadai dapat menyebabkan perencanaan produksi tidak dapat

dilaksanakan secara baik. Hasil dari penelitian ini adalah merencanakan kapasitas produksi

untuk memenuhi permintaan songkok. Berdasarkan perencanaan produksi yang dilakukan

perusahaan telah menghemat biaya perencanaan sebesar Rp. 1.340.000 untuk pusat kerja

pembordiran dan Rp. 38.130.000 untuk pusat kerja penjahitan.

Kata kunci : Songkok, Permintaan, Perencanaan, Rought Cut Capacity Planning (

RCCP )

ABSTRACT

1The development of the industrial world is growing rapidly in accordance with the

development of the era of both large industries, medium industries, and small industries.

So there is a very tight competition against the same kind of goods that are produced. UD.

Songkok Nizam Gresik located on Sindujoyo VII / 13 Gresik road is engaged in making

songkok. The main raw material of making songkok is velvet fabric. However, the

constraints faced by companies today are not able to meet consumer demand according to a

predetermined schedule. So that the company will suffer losses due to the gain that is not

maximal. Production planning without adequate capacity can lead to production planning

can not be implemented properly. The result of this research is to plan production capacity

to fulfill the demand of songkok. Based on the production planning the company has saved

the cost of planning of Rp. 1.340.000 for embroidery work center and Rp. 38.130.000 for

sewing center.

Keywords: Songkok, Request, Planning, Rought Cut Capacity Planning (RCCP).

2

PENDAHULUAN

UD. Songkok Nizam Gresik yang berlokasi di jalan Sindujoyo VII/13 Gresik

bergerak dalam bidang pembuatan songkok. Permintaan songkok meningkat apalagi saat

memasuki bulan ramadhan dan tahun baru islam. Untuk wilayah pemasaran meliputi Pulau

Jawa dan Makassar. Bahan baku utama pembuatan songkok adalah kain beludru yang

didatangkan langsung dari korea. Dipilih bahan baku dari Negara tersebut dinilai sangat

baik.3Perusahaan akan mampu memberikan nilai terbaik kepada pelanggannya apabila

memiliki rencana produksi yang realistis yang berarti bahwa output produksi direncanakan

berdasarkan sumber daya potensial, khususnya kapasitas produksi. Perusahaan juga4selalu

berupaya untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, memberikan harga jual yang

wajar, dan mengirimkan produk secara tepat waktu agar perusahaan tetap mendapatkan

order dari pelanggan dan tidak menimbulkan kekecewaan bagi pelanggan. Akan tetapi

kendala yang dihapi perusahaan saat ini adalah tidak bisa memenuhi permintaan konsumen

sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Sehingga perusahaan akan mengalami kerugian karena

perolehan keuntungan yang tidak maksimal.

. Adapun data mesin dan permintaan UD. Songkok Nizam pada tahun 2017-2018 dibawah

ini:

Tabel 1.1 Data Mesin

No Jenis Mesin Unit/jumlah

mesin

1 Mesin jahit 15

2 Mesin bordir 12

Sumber : UD.Songkok Nizam,tahun 2017- 2018.

Tabel 1.2 Data Permintaan songkok UD. Songkok Nizam tahun 2017-2018.

Bulan

Jenis Songkok

Songkok Nasional Songkok Tingkat Songkok

Bordir

Permi Realis Kek Perminta Realis Kekur Permint Rea Kekur

3

ntaan asi uranga

n (%)

an asi angan

(%)

aan lisas

i

angan

(%)

Feb 6930 6930 - 3780 3780 - 1890 1890 -

Mar 6920 6920 - 3780 3780 - 1890 1890 -

April 7180 7000 1.1 3910 3800 1 2030 1980 1

Mei 7010 6920 1 3860 3790 1 1970 1920 1

Juni 7430 7140 1 4040 3890 1 2230 2140 1

Juli 7440 7200 1 4060 3920 1 2260 2180 1

Agus 7080 6960 1 3860 3820 1 2010 1980 1

Sept 7340 6980 1.1 3940 3840 1 2210 2100 2

Okt 7000 6920 1 3830 3790 1 1930 1880 1

Nov 7040 6930 1 3870 3790 1 1970 1940 1

Des 7000 6940 1 3810 3780 1 1910 1890 1

Jan 7070 6940 1 3830 3760 1 1920 1860 1

Total 85440 83780 10.2 46570 45.740 10 24220 23650 11

Sumber : UD.Songkok Nizam,tahun 2017- 2018.

Dari tabel tersebut terlihat kekurangan untuk songkok nasional sebesar 10.2%, 10%

untuk songkok tingkat dan 11 % untuk songkok bordir. Tingginya permintaan songkok

yang akan datang membuat ketidak seimbangan antara beban dengan jumlah produk

yang dihasilkan.5Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasi masalah

yang terjadi adalah “ Berapa permintaan songkok pada 1 periode yang akan datang dan

Bagaimana merencanakan kapasitas produksi yang baik dengan menggunakan metode RCCP”.

6Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa permintaan songkok pada 1 periode

yang akan datang dan merancang kapasitas produksi dengan menggunakan model RCCP agar

sesuai dengan rencana produksi. Untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan diperlukan

suatu perencanaan yang baik supaya dapat menyelesaikan masalah yang muncul. Oleh

karena itu diperlukan adanya perencanaan sumber daya produksi yang baik.

4

MATERI DAN METODE

Penelitian ini terletak di UD.songkok nizam di jl. Sindujoyo Gresik Jawa Timur.

Pabrik ini bergerak dalam bidang pembuatan songkok.

Metode yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Peramalan

Dengan menggunakan 3 metode peramalan tujuanya adalah untuk meramalkan

permintaan songkok pada masa 1 tahun yang akan datang sehinggga dapat

diketahui berapa permintaan songkok pada 1 tahun yang datang.

2. Tes keseragaman data

Dilakukukan untuk mengetahui apakah data tersebut sudah seragam atau belum,

yang selanjutnya data tersebut digunakan untuk menghitung waktu normal.

3. Uji kecukupan data

Uji dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut sudah mencukupi atau belum

sehingga dilakukan pada setiap proses operasi pembuatan songkok.

4. Penetapan Jadwal Induk Produksi

Merupakan gambaran dari perhitungan peramalan yang terpilih dari metode yang

telah dihitung dan mempunyai nilai MAD yang terkecil yang selanjutnya

digunakan untuk mengetahui permintaan pada periode yang akan datang.

5. Rough Cut Capacity (RCCP)

5Memberikan informasi tentang produksi pada masa yang akan datang dan akan

memenuhi permintaan total tersebut. Pada dasarnya RCCP masuk dalam kebutuhan

kapasitas yang berkaitan dengan sumber-sumber daya seperti, tenaga kerja, mesin,

dan peralatan lainnya.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Uji peramalan

Berikut ini adalah Peta Kontrol Tracking Signal yang terpilih dari metode peramalan

yang digunakan pada ke tiga prodak songkok.

1. Songkok Nasional

Tabel 4.13

Metode Weight Moving AverrageUntuk produk songkok nasional

Perio

de

WM

A Actual Error

RSFE

(kumulati

f)

absolut

[error]

komulatif

absolut

error

MAD TS

1 7052 7010 -42 -42 42 42 42 -1

2 7052 7430 378 336 378 420 210 1.6

3 7249 7440 191 527 191 611 203.6667 2.587561

4 7365 7080 -285 242 285 896 224 1.080357

5 7259 7340 81 323 81 977 195.4 1.653019

6 7270 7000 -270 53 270 1247 207.8333 0.255012

7 7127 7040 -87 -34 87 1334 190.5714 -0.17841

8 7076 7000 -76 -110 76 1410 176.25 -0.62411

9 7014 7070 56 -54 56 1466 162.8889 -0.33151

2. Songkok Tingkat

Tabel 4.14

Metode Weight Moving Averrage untuk produk songkok tingkat

Perio

de WMA

Actu

al Error

RSFE

(kumula

tif)

absolut

[error]

komulatif

absolut error MAD TS

6

1 3845 3860 15 15 15 15 15 1

2 3864 4040 176 191 176 191 95.5 2

3 3959 4060 101 292 101 292 97.33333 3

4 4020 3860 -160 132 160 452 113 1.168142

5 3957 3940 -17 115 17 469 93.8 1.226013

6 3934 3830 -104 11 104 573 95.5 0.115183

7 3872 3870 -2 9 2 575 82.14286 1

8 3869 3810 -59 -50 59 634 79.25 -0.63091

9 3834 3830 -4 -54 4 638 70.88889 -0.76176

3. Songkok Bordir

Tabel 4.15

Metode Single Eksponential Smoothing untuk produk songkok bordir

Period

e

SES Actual Error RSFE

(kumul

atif)

absolu

t

[error]

komulatif

absolut

error

MAD TS

1 2019 1890 -129 -129 129 129 129 -1

2 1903 1890 -13 -142 13 142 71 -2

3 1892 2030 138 -4 138 280 93.33333 -0.04286

4 2017 1970 -47 -51 47 327 81.75 -0.62385

5 1975 2230 255 204 255 582 116.4 1.752577

6 2205 2260 55 259 55 637 106.1667 2.43956

7 2255 2010 -245 14 245 882 126 0.111111

8 2035 2210 175 189 175 1057 132.125 1.430464

9 2193 1930 -263 -74 263 1320 146.6667 -0.50455

10 1957 1970 13 -61 13 1333 133.3 -0.45761

7

2. Uji keseragaman data Tabel Uji Keseragaman Data Songkok Nasional

Operasi X ∑ 𝑥𝑖

− X 2 𝛿 S(%) CL(%) k BKA BKB Hasil

O-1 0.12 5.9049 0.01424 0.11724 88.28 2 0.14999 0.09301 Seragam

O-2 0.21 18.3184 0.01392 0.06503 93.50 2 0.24183 0.18617 Seragam

O-3 0.25 25.5025 0.00851 0.03369 96.53 3 0.27082 0.22698 Seragam

O-4 0.22 19.6249 0.01182 0.05337 94.66 2 0.245142 0.19785 Seragam

O-5 0.23 21.2521 0.01099 0.04768 95.23 3 0.263471 0.19752 Seragam

O-6 0.58 133.4025 0.0102 0.01765 98.23 3 0.608086 0.54691 Seragam

O-7 2.42 2342.56 0.00858 0.00355 99.65 3 2.445752 2.39424 Seragam

O-8 8.24 27215.1 0.0104 0.001261 99.87 3 8.2797 8.2173 Seragam

O-9 0.27 30.3601 0.00759 0.02756 97.24 3 0.298275 0.2527 Seragam

O-10 0.22 20.7936 0.01005 0.04409 95.59 3 0.258157 0.1978 Seragam

Tabel Uji Keseragaman Data Songkok tingkat

Opera

si X

∑ 𝑥𝑖

− X 2 𝛿 S(%) CL(%) k BKA BKB Hasil

O-1 0.12 5.9536 0.00768 0.06293 93.71 2 0.13736 0.10664 Seragam

O-2 0.21 18.49 0.00946 0.044 95.60 3 0.24338 0.18662 Seragam

O-3 0.25 25 0.00725 0.02902 97.10 3 0.27176 0.22824 Seragam

O-4 0.21 18.5761 0.0105 0.04873 95.13 3 0.24700 0.18399 Seragam

O-5 0.22 20.9764 0.01165 0.05089 94.91 2 0.25230 0.20569 Seragam

O-6 0.84 285.9481 0.00826 0.00976 99.02 3 0.87026 0.82073 Seragam

O-7 2.41 2333.856 0.00999 0.00413 99.59 3 2.44546 2.44546 Seragam

O-8 8.24 27162.34 0.00759 0.000921 99.91 3 8.26327 8.21327 Seragam

O-9 0.26 28.5156 0.01081 0.04048 95.95 3 0.29942 0.23457 Seragam

O-10 0.23 22.09 0.00889 0.03781 96.22 2 0.25270 0.21722 Seragam

11 1969 1910 -59 -120 59 1392 126.5455 -0.94828

12 1916 1920 4 -116 4 1396 116.3333 -0.99713

8

Tabel Uji Keseragaman Data Songkok Bordir

Operasi X ∑ 𝑥𝑖

− X 2 𝛿 S(%) CL(%) K BKA BKB Hasil

O-1 0.12 5.9049 0.00988 0.08132 91.87 2 0.14126 0.10174 Seragam

O-2 10.18 41440.7 0.00813 0.0008 99.92 3 10.2029 10.1541 Seragam

O-3 0.21 18.6624 0.00995 0.04605 95.39 3 0.24854 0.18616 Seragam

O-4 0.24 23.8144 0.01046 0.04288 95.71 3 0.27538 0.21261 Seragam

O-5 0.21 18.1476 0.00923 0.04335 95.66 3 0.24070 0.18529 Seragam

O-6 0.23 21.7156 0.00979 0.04201 95.80 3 0.26236 0.20363 Seragam

O-7 1.02 420.660 0.0105 0.01024 98.98 3 1.05700 0.99399 Seragam

O-8 2.41 2325.16 0.00911 0.00378 99.62 3 2.43857 2.38364 Seragam

O-9 8.22 27073.4 0.01031 0.00125 99.87 3 8.25793 8.19606 Seragam

O-10 0.27 29.7025 0.0102 0.03741 96.26 3 0.30308 0.24191 Seragam

O- 11 0.22 19.7136 0.01399 0.06303 93.70 2 0.24998 0.19401 Seragam

3. Uji Kecukupan Data Produk Songkok

Tabel 4.20 Uji kecukupan data songkok nasional

Operasi ∑x k/s ( ∑x2) (∑x)2 N’ N Hasil keterangan

0-1 2.43 17.06 0.29 5.90 3.8 20 N’< N Cukup

0-2 4.28 30.75 0.91 18.31 3.8 20 N’< N Cukup

0-3 5.05 89.04 1.27 25.50 8.55 20 N’< N Cukup

0-4 4.43 37.47 0.98 19.62 3.8 20 N’< N Cukup

0-5 4.61 62.91 1.06 21.25 8.55 20 N’< N Cukup

0-6 11.55 169.97 6.67 133.40 8.55 20 N’< N Cukup

0-7 48.4 845.07 117.12 2342.56 8.55 20 N’< N Cukup

0-8 164.97 2.279.06 1360.75 27215.1 8.55 20 N’< N Cukup

0-9 5.51 108.85 1.51 30.36 8.55 20 N’< N Cukup

0-10 4.56 68.04 1.04 20.79 8.55 20 N’< N Cukup

9

Tabel 4.21 Uji kecukupan data songkok tingkat

Operasi ∑x k/s ( ∑x2) (∑x)2 N’ N Hasil keterangan

0-1 2.44 31.78 0.29 5.95 3.8 20 N’< N Cukup

0-2 4.3 68.18 0.92 18.49 8.55 20 N’< N Cukup

0-3 5 103.37 1.25 25 8.55 20 N’< N Cukup

0-4 4.31 61.56 0.93 18.57 8.55 20 N’< N Cukup

0-5 4.58 39.30 1.05 20.97 3.8 20 N’< N Cukup

0-6 16.88 307.37 14.29 285.94 8.55 20 N’< N Cukup

0-7 48.31 726.39 116.69 2333.85 8.55 20 N’< N Cukup

0-8 164.81 3.257.32 1358.11 27162.34 8.55 20 N’< N Cukup

0-9 5.33 74.11 1.42 28.51 8.55 20 N’< N Cukup

0-10 4.6 5.29 1.10 22.09 3.8 20 N’< N Cukup

Tabel 4.22 Uji kecukupan data songkok bordir

Operasi ∑x k/s ( ∑x2) (∑x)2 N’ N Hasil Keterangan

0-1 2.43 24.60 0.29 5.90 3.8 20 N’< N Cukup

0-2 203.57 3.750 2072.04 41440.7 8.55 20 N’< N Cukup

0-3 4.3 65.14 0.935 18.66 8.55 20 N’< N Cukup

0-4 4.88 69.97 1.1928 23.81 8.55 20 N’< N Cukup

0-5 4.26 69.20 0.909 18.14 8.55 20 N’< N Cukup

10

4. JIP

Tabel 4.24 Jadwal Induk Produksi

Periode/Bulan

Songkok

Jumlah

semua

produk

( unit )

Nasional

( unit )

Tingkat

( unit )

Bordir

( unit )

13 Januari 7042 3830 1920 12.792

14 Februari 7045 3827 1920 12.792

15 Maret 7049 3829 1920 12.798

16 April 7047 3830 1920 12.797

17 Mei 7048 3830 1920 12.798

18 Juni 7048 3830 1920 12.798

19 juli 7048 3830 1920 12.798

20 Agustus 7048 3830 1920 12.798

21 September 7048 3830 1920 12.798

22 Oktober 7048 3830 1920 12.798

23 November 7048 3830 1920 12.798

24 Desember 7048 3830 1920 12.798

0-6 4.66 71.41 1.0876 21.71 8.55 20 N’< N Cukup

0-7 20.51 327.51 21.05 421.07 8.55 20 N’< N Cukup

0-8 48.22 1.006.37 116.06 2321.31 8.55 20 N’< N Cukup

0-9 164.54 2.400 1353.67 27073.4 8.55 20 N’< N Cukup

0-10 5.45 80.19 1.4871 29.71 8.55 20 N’< N Cukup

0-11 4.44 31.73 0.9894 19.71 3.8 20 N’< N Cukup

11

5. Rought Cut Capacity Planning

Tabel RCCP berisikan tentang8perbandingan antara kapasitas yang tersedia dengan

kapasitas yang dibutuhkan pada setiap pusat kerja, sebelum masuk ke perhitungan RCCP

maka akan dilakukan penggabungan pusat kerja, hal ini dilakukan karena objek yang di

gunakan adalah 3 yaitu songkok nasional, tingkat dan bordir maka tabel pusat kerja sebagai

berikut :

Tabel 4.25 Pusat Kerja

Pusat

Kerja

S Nasional S tingkat S bordir mesin

- - Bordir Bordir

Penjahitan Penjahitan Penjahitan Jahit

Selanjutnya pusat kerja yang memiliki operasi lebih dari 1 akan di gabungkan dan

dijumlahkan pada tiap pusat kerjanya dalam satuan jam sebagai berikut :

Tabel. 4.26 Penggabungan Pusat Kerja

Songkok nasional Songkok tingkat Songkok bordir Jumla

h ( jam

) Pusat Kerja

Hasil (

menit ) Pusat Kerja

Hasil (

menit )

Pusat kerja

Hasil

(

menit

- - - -

Membordir

kain beludru

badan (O –

2)

12.82 2.52

Proses

penjahitan

kain beludru

badan kain

bos bosan

badan dan

0.30

Proses

penjahitan

kain beludru

badan kain

bos bosan

badan dan

0.32

Proses

penjahitan

kain beludru

badan kain

bos bosan

badan dan

0.31 1.2

12

karton ( O -3

)

karton ( O -3 karton ( O -

4)

Proses

menjahit

bos-bosan

atas dan

beludru atas

serta

pemberian

merk (O-6)

0.75

Proses

menjahit

bos-bosan

atas dan

beludru atas

serta

pemberian

merk (O-6)

1.06

Proses

menjahit

bos-bosan

atas dan

beludru atas

serta

pemberian

merk (O-7)

1.32

Proses

menjahit

bagian badan

dan bagian

atas songkok

( O-7 )

3.02

Proses

menjahit

bagian badan

dan bagian

atas songkok

( O-7 )

3.20

Proses

menjahit

bagian

badan dan

bagian atas

songkok (

O-8)

3.12

Dalam menghitung kapasitas yang tersedia menggunakan formula sebagai berikut :

CA = d x e x f

CA = Capasity Available

d = Jumlah hari kerja/bulan ( hari )

e = Jumlah Jam kerja/hari ( hari )

f = Jumlah mesin produksi yang tersedia ( unit )

Berikut adalah perhitungan CA pusat kerja ke 1 pada bulan januari (13)

CA = 24 x 8 x 12 = 2.304

Dalam menghitung kapasitas yang dibutuhkan menggunakan formula sebagai

berikut :

13

CR = a + ( b x c )

CR = Capacity Requirement

a = Waktu setup ( jam )

b = Jumlah permintaan hasil peramalan ( unit )

c = Waktu operasi (jam/unit) x jumlah mesin

Berikut adalah perhitungan CR pusat kerja ke 1 pada bulan januari (13)

CR = 1+ ( 1920 x 2.52 ) = 4839.4

Berikut adalah hasil perhitungan pada semua Pusat Kerja / Work Center

Pusat kerja Pembordiran

Tabel 4.27 Pusat kerja Pembordiran

Work Center Periode Capacity

Available

Capacity

Requirement Keterangan

mesin bordir

13 2304 4839.4 Tidak Terpenuhi

14 2304 4839.4 Tidak Terpenuhi

15 2400 4839.4 Tidak Terpenuhi

16 2400 4839.4 Tidak Terpenuhi

17 1920 4839.4 Tidak Terpenuhi

18 2304 4839.4 Tidak Terpenuhi

19 2304 4839.4 Tidak Terpenuhi

20 2400 4839.4 Tidak Terpenuhi

21 2304 4839.4 Tidak Terpenuhi

14

22 2304 4839.4 Tidak Terpenuhi

23 2208 4839.4 Tidak Terpenuhi

24 2400 4839.4 Tidak Terpenuhi

Dari tabel pusat kerja pembordiran diatas dapat dilihat bahwa kekurangan kapasitas

terjadi dalam semua periode. Maka tindakan yang harus dilakukan adalah dengan

melakukan perbandingan jumlah jam lembur dan penambahan mesin.

Pusat kerja penjahitan

Tabel 4.28 Pusat kerja Penjahitan

Work Center Periode Capacity

Available

Capacity

Requirement Keterangan

(Penjahitan)

mesin jahit

13 2880 15351.4 Tidak Terpenuhi

14 2880 15351.4 Tidak Terpenuhi

15 3000 15358.6 Tidak Terpenuhi

16 3000 15357.4 Tidak Terpenuhi

17 2880 15358.6 Tidak Terpenuhi

18 2880 15358.6 Tidak Terpenuhi

19 3000 15358.6 Tidak Terpenuhi

20 3000 15358.6 Tidak Terpenuhi

21 2880 15358.6 Tidak Terpenuhi

22 2880 15358.6 Tidak Terpenuhi

23 2760 15358.6 Tidak Terpenuhi

24 3000 15358.6 Tidak Terpenuhi

15

Dari tabel pusat kerja penjahitan diatas dapat dilihat bahwa kekurangan kapasitas

terjadi dalam semua periode. Maka tindakan yang harus dilakukan adalah dengan

melakukan perbandingan jumlah jam lembur dan penambahan mesin

4.6.1 Pemberian usulan dan perencanaan kapasitas

Usulan dan perencanaan ini digunakan untuk mengatasi permasalahan pada pusat

kerja yang mengalami kekurangan kapasitas.

Pusat Kerja Pembordiran

Berikut merupakan profil beban pusat kerja pembordiran

Grafik 4.13 Pusat kerja pembordiran

Dari Grafik profil diatas dapat dilihat bahwa pada setiap periode mengalami

kekurangan kapasitas, dalam mengatasi kondisi yang ada maka akan dilakukan

perbandingan perhitungan jam kerja lembur dan mesin pada setiap pusat kerja.

Perhitungan periode 13 sebagai berikutJumlah jam kerja lembur = jumlah

kekurangan kapasitas (jam)/jumlah mesin

Jumlah jam kerja lembur = 2536/12 = 212 jam

Berikut adalah rekapitulasi semua periode.

Tabel 4.29 Usulan jam kerja lembur pusat kerja 1

Periode Kekurangan

Kapasitas Jumlah mesin

Jumlah

(jam)

0

2000

4000

6000

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Capacity Available

Capacity Requirement

16

13 2536 12 212

14 2536 12 212

15 2440 12 203

16 2440 12 203

17 2920 12 244

18 2536 12 212

19 2440 12 204

20 2440 12 204

21 2536 12 212

22 2536 12 212

23 2632 12 220

24 2440 12 203

Dari tabel rekapitulasi dapat dilihat bahwa jam kerja lembur terjadi dalam semua

periode, maka akan dilakukan perhitungan penambahan mesin sebagai

perbandingan. Dalam menentukan penambahan mesin maka akan dilakukan

perbandingan kapasitas yang dinutuhkan dan kapasitas yang tersedia sebagai

berikut :

Kapasitas yang tersedia = 27648 jam/tahun

= 2304 jam/bulan

Kapasitas yang dibutuhkan = 58072 jam/tahun

= 4840 jam/bulan

Kekurangan kapasitas = 4840 jam/bulan – 2304 jam/bulan

17

= 2536

Total kapasitas mesin= Kapasitas yang tersedia/ jumlah mesin

= 2304 / 12 = 192 jam/unit/bulan

Penambahan mesin = kekurangan kapasitas/ kapasitas mesin/unit/bulan

= 2536 / 192 = 13.2 = 14

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa jumlah penambahan mesin adalah

14 yang berarti bahwa kekurangan kapasitas pada pusat kerja pembordiran perlu

dilakukan perbandingan antara penambahan jam kerja lembur dengan penambahan

mesin baru.

Pusat Kerja Penjahitan

Berikut merupakan profil beban pusat kerja pembordiran

Grafik 4.14 Pusat kerja penjahitan

Dari Grafik profil diatas dapat dilihat bahwa pada setiap periode mengalami

kekurangan kapasitas, dalam mengatasi kondisi yang ada maka akan dilakukan

perbandingan perhitungan jam kerja lembur dan mesin pada setiap pusat kerja.

Perhitungan periode 13 sebagai berikut:

Jumlah jam kerja lembur = jumlah kekurangan kapasitas (jam)/jumlah mesin

Jumlah jam kerja lembur = 12472/15 = 832 jam

Berikut adalah rekapitulasi semua periode.

0

5000

10000

15000

20000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

Periode

Capacity Available

Capacity Requirement

18

Tabel 4.30 Usulan jam kerja lembur pusat kerja 2

Periode Kekurangan

Kapasitas Jumlah mesin

Jumlah

(jam)

13 12472 15 832

14 12472 15 832

15 12359 15 824

16 12358 15 824

17 12959 15 864

18 12479 15 832

19 12359 15 824

20 12359 15 824

21 12479 15 832

22 12479 15 832

23 12599 15 840

24 12359 15 824

Dari tabel rekapitulasi dapat dilihat bahwa jam kerja lembur terjadi dalam semua

periode, maka akan dilakukan perhitungan penambahan mesin sebagai perbandingan.

Dalam menentukan penambahan mesin maka akan dilakukan perbandingan kapasitas yang

dinutuhkan dan kapasitas yang tersedia sebagai berikut :

Kapasitas yang tersedia = 34560 jam/tahun

= 2880 jam/bulan

Kapasitas yang dibutuhkan = 184288 jam/tahun

19

= 15358 jam/bulan

Kekurangan kapasitas =15358jam/bulan – 2880 jam/bulan

= 12478

Total kapasitas mesin= Kapasitas yang tersedia/ jumlah mesin

= 2880 / 15 = 192 jam/unit/bulan

Penambahan mesin = kekurangan kapasitas/ kapasitas mesin/unit/bulan

= 12478 / 192 = 64.9 = 65

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa jumlah penambahan mesin adalah

65 yang berarti bahwa kekurangan kapasitas pada pusat kerja pembordiran perlu

dilakukan perbandingan antara penambahan jam kerja lembur dengan penambahan

mesin baru.

4.6.2 Penyelesaian usulan perencanaan kapasitas

Berikut ini adalah penyelesaian usulan yang telah di tetapkan pada poin usulan

diatas.

Pusat kerja pembordiran

Dari pengusulan perencanaan kapasitas pada pusat kerja pembordiran diketahui

bahwa pusat kerja pembordiran perlu dilakukan perbandingan antara menambah

jam kerja lembur atau penambahan mesin.

Penambahan jam kerja lembur sebagai berikut :

Tabel 4.31 Penyelesaian usulan pusat kerja 1

Periode Jam lembur Biaya lembur/jam Jumlah (periode)

13 212 Rp 20.000 Rp 4.240.000

14 212 Rp 20.000 Rp 4.240.000

15 204 Rp 20.000 Rp 4.080.000

16 204 Rp 20.000 Rp 4.080.000

17 244 Rp 20.000 Rp 4.880.000

20

18 212 Rp 20.000 Rp 4.240.000

19 204 Rp 20.000 Rp 4.080.000

20 204 Rp 20.000 Rp 4.080.000

21 212 Rp 20.000 Rp 4.240.000

22 212 Rp 20.000 Rp 4.240.000

23 220 Rp 20.000 Rp 4.400.000

24 204 Rp 20.000 Rp 4.080.000

Total ( tahun ) Rp 50.880.000

.Dari penambahan jam kerja lembur diatas didapat total pertahun sebesar Rp

50.880.000

Penambahan mesin sebagai berikut :

Pada perhitungan usulan perencanaan kapasitas pusat kerja penjahitan dapat di

ketahui bahwa mesin yang harus ditambah adalah 14 unit, maka perhitungan

sebagai berikut :

1 unit mesin bordir = Rp. 3.500.000

14 x 3.500.000 = Rp. 49.000.000

Harga 14 unit mesin bordir adalah Rp. 49.000.000

Dari kedua perhitungan diatas dapat diketahui bahwa biaya jam lembur adalah

Rp50.880.000 dan biaya penambahan 14 mesin bordir adalah Rp. Rp 49.000.000

sehingga dapat diketahui usulan yang terpilih adalah penambahan mesin baru.

Grafik 4.15 Profil beban pusat kerja pembordilan

Dari profil beban diatas dapat diketahui bahwa setelah dilakukan penambahan 14

mesin bordir pusat kerja pembordilan masih mengalami kekurangan kapsitas

0

2000

4000

6000

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Capacity Available

Capacity Requirement

21

produksi, sehingga dilakukan penambhan jam lembur untuk periode 17 dan

penyesuaian beban kerja pada periode 23 dapat dipindahkan ke periode 22

A. Perhitungan jam lembur periode 17

Jumlah jam lembur = jumlah kekurangan kapasitas (jam)/ jumlah mesin

Jumlah jam lembur= 680/26= 27jam x Rp. 20.000= Rp 540.000

Maka total biaya usulan penambahan mesin adalah total harga mesin =

total biaya lembur = Rp 49.540.000

Grafik 4.16 Profil beban pusat kerja pembordilan

Pusat kerja penjahitan

Dari pengusulan perencanaan kapasitas pada pusat kerja penjahitan diketahui

bahwa pusat kerja penjahitan perlu dilakukan perbandingan antara menambah jam

kerja lembur atau penambahan mesin.

Penambahan jam kerja lembur sebagai berikut :

Tabel 4.32 Penyelesaian usulan pusat kerja penjahitan

Periode Jam lembur Biaya lembur/jam Jumlah (periode)

13 832 Rp 20.000 Rp 16.640.000

14 832 Rp 20.000 Rp 16.640.000

15 824 Rp 20.000 Rp 16.480.000

16 829 Rp 20.000 Rp 16.580.000

17 864 Rp 20.000 Rp 17.280.000

18 832 Rp 20.000 Rp 16.640.000

19 824 Rp 20.000 Rp 16.480.000

46004700480049005000510052005300

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Capacity Available

Capacity Requirement

22

20 824 Rp 20.000 Rp 16.480.000

21 832 Rp 20.000 Rp 16.640.000

22 832 Rp 20.000 Rp 16.640.000

23 840 Rp 20.000 Rp 16.800.000

24 824 Rp 20.000 Rp 16.480.000

Total ( tahun ) Rp 168.140.000

.

Dari penambahan jam kerja lembur diatas didapat total pertahun sebesar Rp

168.140.000

Penambahan mesin sebagai berikut :

Pada perhitungan usulan perencanaan kapasitas pusat kerja penjahitan dapat di

ketahui bahwa mesin yang harus ditambah adalah 14 unit, maka perhitungan

sebagai berikut :

1 unit mesin jahit = Rp. 2.000.000

65 x 2.000.000 = Rp. 130.000.000

Harga 65 unit mesin bordir adalah Rp. 130.000.000

Dari kedua perhitungan diatas dapat diketahui bahwa biaya jam lembur adalah Rp

168.140.000 dan biaya penambahan 15 mesin bordir adalah Rp 130.000.000

sehingga dapat diketahui usulan yang terpilih adalah penambahan mesin baru.

Grafik 4.17 Profil beban pusat kerja penjahitan

0

5000

10000

15000

20000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Periode

Capacity Available

Capacity Requirement

23

Dari profil beban diatas dapat diketahui bahwa setelah dilakukan penambahan 65

mesin jahit pusat kerja penjahitan masih mengalami kekurangan kapsitas produksi,

sehingga dilakukan penambahan jam lembur untuk periode 5 dan 11.

A. Perhitungan jam lembur periode 5

Jumlah jam lembur = jumlah kekurangan kapasitas (jam)/ jumlah mesin

Jumlah jam lembur= 32/80= 0.4 jam x Rp. 20.000= Rp 8.000

B. Perhitungan jam lembur periode 11

Jumlah jam lembur = jumlah kekurangan kapasitas (jam)/ jumlah mesin

Jumlah jam lembur= 8/80= 0.1 jam x Rp. 20.000= Rp 2.000

Maka total biaya usulan penambahan mesin adalah total harga mesin = total biaya lembur

= Rp 130.010.000

KESIMPULAN

Setelah melakukan pengolahan dan analisa data, maka dapat diambil kesimpulan :

1.Diketahui Jadwal Induk Produksi untuk periode yang akan datang.

2.Dapat merencanakan kapasitas produksi dengan perhitungan sebagai berikut:

No Pusat Kerja Usulan

Perencanaan

Penyelesaian

usulan

Sebelum

Perencanaan

Sesudah

Perencanaan

1 Pembordiran Perbandingan

jam kerja

lembur

dengan

penambahan

mesin baru

Usulan yang

mempunyai

biaya terkecil

adalah

penambahan

mesin, setelah

dilakukan

penambahan

mesin masih

terdapat

periode yang

Terdapat

kekurangan

kapasitas

pada semua

periode

Kapasitas

produksi

terpenuhi di

setiap

periode

24

mengalami

kekurangan

kapasitas

produksi yaitu

pada periode

17.

Kekurangan

kapasitas

pada periode

17 dilakukan

kerja lembur.

2 Penjahitan Perbandingan

jam kerja

lembur

dengan

penambahan

mesin baru

Usulan yang

mempunyai

biaya terkecil

adalah

penambahan

mesin, setelah

dilakukan

penambahan

mesin masih

terdapat

periode yang

mengalami

kekurangan

kapasitas

produksi yaitu

pada periode

5 dan 11.

Kekurangan

kapasitas

pada periode

Terdapat

kekurangan

kapasitas

pada semua

periode

Kapasitas

produksi

terpenuhi di

setiap

periode

25

5 dan 11

dilakukan

kerja lembur.

Setelah dilakukan perencanaan kapasitas permintaan konsumen pada periode

peramalan 13-24 maka hasil yang didapat adalah semua kebutuhan kapasitas terpenuhi

sehingga perusahaan dapat mejalankan proses produksi dengan baik dan permintaan

yang terpenuhi akan membuat pelanggan merasa nyaman untuk memesan produk.

Bedasarkan perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan telah menghemat biaya

perencanaan sebagai berikut :

Pusat Kerja Biaya Usulan

Terpilih

Biaya Usulan

Tidak Terpilih

Penghematan

Pembordiran Rp. 49.540.000 Rp. 50.880.000 Rp. 1.340.000

Penjahitan Rp.

130.010.000

Rp.

168.140.000

Rp. 38.130.000

Total Rp. 39.470.000

DAFTAR PUSTAKA

Anggriani. 2015. Analisis Perencanaan dan Pengendalian persediaan Busbar Berdasarkan

Sistem Material Requirement Planning (MRP) di PT. TIS. Universitas Mercu

Buana. Jakarta.

Baroto, Teguh. 2002.”Perencanaan dan Pengendalian Produksi by System Modeling

Corporation, Laboratium Simulasi dan Optimasi Sistem Industri, Jurusan Teknik

Industri fakultas Teknik, “Universitas Muhammadiyah malang”.

Erni, Novi dan Rafianti, Santi 2017. Usulan Perencanaan kapasitas Produksi Menggunakan

Metode RCCP dan Pendekatan Sistem Dinamis pada PT .DELIFOOD SENTOSA

CORPINDO - TANGERANG.Fakultas Teknik,”Universitas Indonesia Esa

Unggul”.

26

Gasper, Vincent.2004. Production Planning and Inventory Control berdasarkan pendekat

system terintegrasi MRP II dan menuju JIT manufacturing 21. Edisi Revisi dan

diperluasan, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Heizer, Jay dan Render, Barry. 2005. Manajemen Operasi. Edisi 7. Jakarta: Salemba

Empat.

Rumiris Hutagulung, Ira dan Nazalina. 2013. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas

Produksi pada PT XYZ. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara. Medan

Irwansyah. 2010. Penerapan Material Requirement Planning (MRP) dalam Perencanaan

Persediaan Bahan Baku Jamu Sehat Perkasa. Fakultas Ekonomi, Universitas

Diponegoro. Semarang.

Koeswara, Suhada. 2010. Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dengan menggunakan

Teknik Lot Sizing Pada bahan baku Brispack J Varnish. Teknik Industri fakultas

Teknik. Universitas Mercu Buana. Jakarta.

Kusuma, Hendra. 2004. MANAJEMEN PRODUKSI Perencanaan dan Pengendalian

Produksi, Yogyakarta : Penerbit ANDI

Saleh, Dharmayanti. 2012. Penerapan Material Requirement Planning (MRP) pada Sistem

Informasi Pesanan dan Inventory Control pada CV. ABC, Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer, “Universitas Komputer Indonesia”.

Subagyo, Pangestu. “ Statistika Terapan Aplikasi Pada Perencanaan dan Ekonomi”.(2004).

Surianto. 2013. Penerapan Metode Material Requirement Planning (MRP) di

PT.BOKOKRMAS MOJOKERTO. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang.

Sutalaksana, Iftikar Zulfikar, 2006, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Edisi Kedua.Badan

Penerbit ITB, Bandung