perencanaan regional new
DESCRIPTION
perencaan regionalTRANSCRIPT
Perencanaan RegionalPerencanaan Regional
Andi Heru Susanto. S.Sos.,M.Si
Materi Kerkuliahan
2010
Pentingnya Dimensi Wilayah (Regional)Pentingnya Dimensi Wilayah (Regional)
Wilayah Wilayah Lokasi suatu kegiatan pembangunan atau kegiatan ekonomi seperti industri atau pabrik, perusahaan, fasilitas umum.
Lokasi suatu kegiatan pembangunan atau kegiatan ekonomi seperti industri atau pabrik, perusahaan, fasilitas umum.
Pembangunan
Penentuan Wilayah / lokasi
Dilakukan secara tepat, maka akan berlangsung
secara efektif dan efisien
Dilakukan dengan salah / kurang tepat maka hasil
yg di capai tdk produktip dan efisien
Pembangunan Bahan mentah dan wilayah pasarnyaBahan mentah dan wilayah pasarnya
Biaya transport rendahBiaya transport rendah
Sumber tenaga kerja yg relatif banyak dan murah
Sumber tenaga kerja yg relatif banyak dan murah
Sumber daya air dan energi yg cukup besar
Sumber daya air dan energi yg cukup besar
Penghematan lokasionalPenghematan lokasional
Apa ?, Bagaiman ?, Untuk siapa ?,Apa ?, Bagaiman ?, Untuk siapa ?, Dimana ?Dimana ?
5 Permasalah utama tata
ruang wilayah
5 Permasalah utama tata
ruang wilayah
1. Penentuan lansekap ekonomi
1. Penentuan lansekap ekonomi
2. Introduksi konsep wilayah
2. Introduksi konsep wilayah
4. Keseimbangan antar wilayah
4. Keseimbangan antar wilayah
3. Menganalisis interaksi antar
wilayah
3. Menganalisis interaksi antar
wilayah
5. Persoalan kebijakan wilayah
5. Persoalan kebijakan wilayah
Implikasi Ekonomi Dimensi Tata Ruang WilayahImplikasi Ekonomi Dimensi Tata Ruang Wilayah
Menurut teori tahapan (Friedrich Lish, 1841), bahwa pembangunan ekonomi akan berkembang mengikuti alur evolusi
tunggal sebagai berikut :
1. Kebudayaan primitif, dimana suku-suku yang berkelana dan keluarga yang mencukupi dirinya sendiri sebagai bercocok tanam.
2. Feodalisme, secara berangsur dengan bertambah sempitnya ruang kehidupan, prekonomian primitif berevolusi menjadi feodalisme.
3. Kapitalisme. Kapitalisme berakhir pada masa renaisance dan reformasi menghasilkan revolusi industri, petani meninggalkan tanahnya dan pergi ke kota menjadi prolentar.
4. Sosialisme dan komunisme, kapitalisme dianggap sebagai tahapan peralihan saja, yang nantinya akan digantikan oleh sosialisme atau komunisme, sebagaimana kapitasime menggantikan feodalisme.
Sebagai acuan untuk mengetahui perkembangan pembagunan
Konsep Wilayah dalam Analisis TeoretikKonsep Wilayah dalam Analisis Teoretik
Wilayah HomogenWilayah Homogen
suatu konsep yang menganggap bahwa wilayah geografis dapat dikaitkan bersama-sama
menjadi sebuah wilayah tunggal apabila wilayah
tersebut mempunyai ciri atau karakteristik
yang sama.
suatu konsep yang menganggap bahwa wilayah geografis dapat dikaitkan bersama-sama
menjadi sebuah wilayah tunggal apabila wilayah
tersebut mempunyai ciri atau karakteristik
yang sama.
Wilayah PolarisasiWilayah Polarisasi
Konsentrasi penduduk ditempat-tempat
tertentu akan mengakibatkan
munculnya kota-kota besar, menengah dan
kota-kota kecil lainnya, sedangkan penduduk di daerah
pedesaan relatif jarang
Konsentrasi penduduk ditempat-tempat
tertentu akan mengakibatkan
munculnya kota-kota besar, menengah dan
kota-kota kecil lainnya, sedangkan penduduk di daerah
pedesaan relatif jarang
Wilayah Perencanan Wilayah Perencanan
Wilayah perencanaan merupakan satuan
wilayah pengembangan,
dimana program-program
pembangunan dilaksanakan
Wilayah perencanaan merupakan satuan
wilayah pengembangan,
dimana program-program
pembangunan dilaksanakan
Menurut Aristoteles, sesuai logika maka konsep wilayahwilayah dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
Menurut Aristoteles, sesuai logika maka konsep wilayahwilayah dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
Mengembangkan Konsep Tata Ruang WilayahMengembangkan Konsep Tata Ruang Wilayah
Tata Ruang Wilayah
Tata Ruang Wilayah
Lingkungan tradisional dari kehidupan manusia, mempunyai ketentuan dan kemampuan sendiri untuk mengatur kegiatan
penduduknya yang dianggap sebagai salah satu sasaran pembangunan
Lingkungan tradisional dari kehidupan manusia, mempunyai ketentuan dan kemampuan sendiri untuk mengatur kegiatan
penduduknya yang dianggap sebagai salah satu sasaran pembangunan
Tata Ruang Wilayah Ekonomi
Tata Ruang Wilayah Geografis
Tata Ruang Wilayah Matematik
Lebih bersifat oprasional misalnya
dikaitkan dengan investasi, modal,
jaringan transportasi, industri dan teknologi
pertanian.
Lebih bersifat oprasional misalnya
dikaitkan dengan investasi, modal,
jaringan transportasi, industri dan teknologi
pertanian.
Alam yang menjadi perhatian
pembangunan
Alam yang menjadi perhatian
pembangunan
Bersifat abstrak dan tidak ada
hubungannya dengan geografis
Bersifat abstrak dan tidak ada
hubungannya dengan geografis
Kaitan antar ketiga jenis tata ruang wilayah tersebut
Tata Ruang
Wilayah Matematik (bersifat abstrak)
Tata Ruang
Wilayah Geografis
(lokasi sumber
daya alam)
Tata Ruang
Wilayah Ekonomi
(utk kebutuhan manusia)
Diaplikasikan pada
Dimanfaatkan untuk
Beberapa Klasifikasi Wilayah LainnyaBeberapa Klasifikasi Wilayah Lainnya
1. Wilayah-wilayah yang berpendapatan per kapita rendah dan kurang berkembang atau low per capita incame and stagnant regions (LS)
2. Wilayah-wilayah yang berpendapatan per kapita tinggi tetapi kurang berkembang atau high per capita incame and stagnant regions (HS)
3. Wilayah-wilayah yang berpendapatan per kapita rendah tetapi bekembang atau low per capita incame and growing regions (LG)
4. Wilayah-wilayah yang berpendapatan per kapita tinggi dan berkembang atau high per capita incame and growing regions (HG)
1. Wilayah-wilayah yang berpendapatan per kapita rendah dan kurang berkembang atau low per capita incame and stagnant regions (LS)
2. Wilayah-wilayah yang berpendapatan per kapita tinggi tetapi kurang berkembang atau high per capita incame and stagnant regions (HS)
3. Wilayah-wilayah yang berpendapatan per kapita rendah tetapi bekembang atau low per capita incame and growing regions (LG)
4. Wilayah-wilayah yang berpendapatan per kapita tinggi dan berkembang atau high per capita incame and growing regions (HG)
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh mobilitas internal sumberdaya penduduk, modal, dan faktor produksi lainnya. Demikian dengan arus perdagangan antar wilayah apakah
memberikan manfaat atau sebaiknya.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh mobilitas internal sumberdaya penduduk, modal, dan faktor produksi lainnya. Demikian dengan arus perdagangan antar wilayah apakah
memberikan manfaat atau sebaiknya.
Sebagai dasar kebijakan pembangunan
Proses dan Teori Pertumbuhan WilayahProses dan Teori Pertumbuhan Wilayah
Pertumbuhan dari Dalam
Hubungan Strukturan
(keterkaitan antar sektor)
Hubungan Fungsional (interakasi antar sub sistem)
Pimpinan proyek dengan
pelaksana proyek secara
struktural
Pimpinan proyek dengan
pelaksana proyek secara
struktural
Interaksi Pimpinan dengan
pelaksana proyek
Interaksi Pimpinan dengan
pelaksana proyek
Organisasi
Pertumbuhan dari Luar
OrganisasiOrganisasi
Investasi Inovasi
(Kemajuan Teknologi)
Sumber Daya Alam
Pert umbuhan Angkatan Pert umbuhan Angkatan KerjaKerja
Teori Basis EksporSuatu wilayah berkembang sebagai akibat dari spesialisasi dalam kegiatan ekspor
Kegiatan Ekspor
Kegiatan Ekspor
Peningkatan Pendapatan
Kemampuan Pembiayaan
Mandiri
Kemampuan Kemampuan Untuk Untuk
Pengembangan Pengembangan Wilayah Secara Wilayah Secara
MandiriMandiri
Teori Sektor
Teori Sektor Teori SektorPeranan Peranan Industri Industri
ManufakturManufaktur
Peranan Peranan Industri Industri
ManufakturManufaktur
Teori Basis Ekspor
Teori Basis Ekspor Teori SektorTeori Sektor
Pertumbuhan Wilayah
Teori Daerah / Wilayah Inti John Friedmann
Disekitar daerah inti terdapat daerah-daerah pinggiran atau periphery regions. Daerah –daerah pinggiran seringkali disebut pula daerah-daerah pedalaman atau daerah-daerah disekitarnya.
Daerah IntiDaerah Inti
Daerah PinggiranDaerah Pinggiran
Pengembangan dipandang sebagai proses inovasi yang diskontinyu tetapi komulatif yang berasal dari pada sejumlah kecil pusat-pusat perubahan, yang teletak pada titik-titik interaksi yang mempunyai potensi interaksi tetinggi.
Pembangunan inovatif cenderung menyebar ke bawah dan keluar dari pusat-pusat tersebut ke daerah-daerah yang mempunyai potensi interaksi yang lebih rendah.
Daerah IntiDaerah Inti Daerah Pinggiran
Daerah Pinggiran
Daerah inti mengkonsolidasikan dominasinya terhadap daerah-daerah pinggiran dilaksanakan melalui pengaruh-pengaruh umpan balik pertumbuhan daerah inti yang terdiri dari :1.Pengaruh dominasi yaitu melemahnya perekonomian di daerah pinggiran sebagai akibat dari mengalirnya sumber-sumber alam, manusia dan modal ke daerah inti.2.Pengaruh informasi yaitu peningkatkan dalam interaksi potensial untuk menunjang pembangunan3.Pengaruh psykologi yaitu penciptaan kondisi yg menggairahkan untuk melajutkan kegiatan inovatif secara lebih nyata.4.Pengaruh mata rantai yaitu kecenderungan inovasi-inovasi untuk menghasilkan inovasi lainnya.5.Pengaruh produksi yaitu penciptaan struktur balas jasa yang menarik untuk kegiatan-kegiatan inovasi
5 Preposisi utama peranan daerah inti dalam pembangunan
1. Daerah mengatur keterhubungan dan ketergantungan daerah-daerah disekitarnya melalui sistem suplai, pasar dan daerah administratif
2. Daerah inti meneruskan secara sistimatis dorongan-dorongan inovasi ke darah-daerah disekitarnya yang terletak dalam wilayah pengaruhnya.
3. Pada suatu titik tertentu pertumbuhan daerah inti mendapat dampak yang positip kepada daerah pinggiran.
4. Hirarki daerah-daerah inti ditetapkan berdasar kedudukan fungsional masing-masing meliputi karakteristik secara terperinci dan prestasinya.
5. Kemungkinan inovasi akan ditingkatkan ke seluruh daerah sistem spasial dengan cara mengembangkan pertukaran informasi.
Strategi Pembangunan yang Berkiblat ke Luar dan ke DalamStrategi Pembangunan yang Berkiblat ke Luar dan ke Dalam
OrganisasiOrganisasi
Mengembangkan industri di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang yang
tadinya impor menjadi pengekspor.
Sektor perdagangan luar negeri dapat memainkan peranan
sebagai motor pertumbuhan.Luar Organisasi
Keterkaitan Pedesaan dan PerkotaanKeterkaitan Pedesaan dan Perkotaan
Pengantar
1. Propinsi2. Kotamadya3. Kabupaten4. Kelurahan /Desa
Landasan Penentuan Keterkaitan Pedesaan dan PerkotaanLandasan Penentuan Keterkaitan Pedesaan dan Perkotaan
1. Urbanisasi2. Teori Basis Perkotaan (urban base theory)3. Hukum Reilly (untuk menentukan luas
wilayah pengaruh suatu pusat)4. Daerah Pedesaan dan Daerah Perkotaan5. Wilayah Inti dan Wilayah Pinggiran
Kelemahan Sistem Perencanaan dan Pembangunan Masa LaluKelemahan Sistem Perencanaan dan Pembangunan Masa Lalu
Pembangunan
Buttom up planningButtom up planning
1. Musyawarah Pembangunan Desa.
2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
3. Kepala Desa
Belum berjalan Optimal
Belum berjalan Optimal
Kabupaten / DesaKabupaten / Desa
Diharapkan dapat optimal
Konsep Perencanaan Botton Up Planning
Konsep pembangunan Populis
Keberpihakan kepada golongan kecil dan mengakar pada
masyarakat bawah
Konsep pembangunan Populis
Keberpihakan kepada golongan kecil dan mengakar pada
masyarakat bawah
Pemberdayaan masyarakat yang aspiratif dan apresiatif dengan melibatkan seluruh proses pembangunan secara
menyeluruh
1. Penentuan prioritas pembangunan yang diusulkan penentuan prioritas program pembangunan harus dilakukan berdasarkan kriteria dan terukur
2. Didukung oleh partisapasi masyarakat untuk menunjang implementasi program pembangunan
1. Penentuan prioritas pembangunan yang diusulkan penentuan prioritas program pembangunan harus dilakukan berdasarkan kriteria dan terukur
2. Didukung oleh partisapasi masyarakat untuk menunjang implementasi program pembangunan
Anggaran terbatas, program pembangunan relatif banyakAnggaran terbatas, program pembangunan relatif banyak
Studi Cepat dan Intensif
Dilandasi oleh sasaran pertumbuhan yang tinggi
lewat peningkatan produktivitas dan
kompleksitas produksi
Konsep Pembangunan top-down
Konsep Pembangunan top-down
Tujuan
1.Menganalisis keadaan kabupaten / lokasi pada saat ini.2.Mengeksplorasi masalah kelembagaan, sosial ekonomi, lingkungan dan infrastruktur potensi pembangunan yg dimiliki.3.Mengindentifikasi hambatan yang dihadapi4.Mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan5.Mengindentifikasi pusat pelayanan6.Menyusun rekomendasi garis besar kebijakan pembangunan pedesaan.7.Menyusun program pembangunan yang merefleksikan kebutuhan masyarakat.
Pendekatan Partisipatif
Button Up Plannig
Top Down Planning
Kelemahan
1. Kepentingan Masyarakat, banyak program pembangunan disusun dengan tidak memperhatikan kebutuhan dan kehendak masyarakat lokal secara luas.
2. Lingkungan Sosial dan Budaya, program pembangunan dijalani bertentangan dengan nilai kehidupan sosial dan budaya, dan lebih menekankan aspek fisik dan ekonomi
3. Ekologi fisik, program pembangunan menimbulkan dampak negatif sehingga merusak ekologi fisik.
1. Kepentingan Masyarakat, banyak program pembangunan disusun dengan tidak memperhatikan kebutuhan dan kehendak masyarakat lokal secara luas.
2. Lingkungan Sosial dan Budaya, program pembangunan dijalani bertentangan dengan nilai kehidupan sosial dan budaya, dan lebih menekankan aspek fisik dan ekonomi
3. Ekologi fisik, program pembangunan menimbulkan dampak negatif sehingga merusak ekologi fisik.
Keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan program atau proyek pembangunan yang dikerjakan di masyarakat lokal
Keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan program atau proyek pembangunan yang dikerjakan di masyarakat lokal
Aspek Tata Ruang Ekonomi Aspek Tata Ruang Ekonomi PedesaanPedesaan
1. Peningkatan pembangunan pedesaan diharapkan dapat memeratakan pembangunan diseluruh pelosok wilayah pedesaan.
2. Kesenjangan pertumbuhan antar desa (pedesaan) diupayakan makin menurun sehingga makin mantap terwujudnya pembangunan pedesaan
1. Peningkatan pembangunan pedesaan diharapkan dapat memeratakan pembangunan diseluruh pelosok wilayah pedesaan.
2. Kesenjangan pertumbuhan antar desa (pedesaan) diupayakan makin menurun sehingga makin mantap terwujudnya pembangunan pedesaan
Keseluruhan pembangunan diharapkan mencakup aspek spasial (tata ruang)
Memberikan dasar pada pencapaian keserasian dan optimaliasasi dalam pemanfaatan ruang sesuai fungsi masing-masing kawasan pedesaan
Diperlukan upaya menata ruang masing-masing desa dan mengikuti strategi pengembangan pola tata ruang kabupaten
Pada Tingkat Makro
Diarahkan pd penataan ruang pedesaan yg ditujukan kepada
upaya untuk meningkatkan kontribusi sumberdaya lahan
secara optimal terhadap peningkatan produksi dan
kesejahteraan masyarakat.
Diarahkan untuk mengatur pemanfaatan lahan dengan
mengacu pada rencana tata ruang untuk mendukung keserasian
perkembangan sistem pemukiman dan pusat-pusat layanan
(pertumbuhan) di tingkat desa
Pusat konsentrasi pemukiman penduduk dan beberapa fasilitas layanan ekonomi dan sosial sehingga intensitas
arus barang dan jasa relatif tinggi
Permasalahan Pengembangan Ekonomi Pedesaan
1. Belum meratanya distribusi faktor produksi dan prasarana (fisik dan non fisik) ke seluruh desa.
2. Masih terdapatnya desa dan kawasan pedesaan yang tertinggal akibat manajemen pembangunan yg cenderung berorientasi pada sentralisasi dan adanya pertumbuhan ekonomi di pusat-pusat daerah pedesaan yang maju.
3. Belum optimalnya pemanfaatan ekonomi pedesaan yang bertumpu pada keunggulan geografis dan intelektual lokal sebagai basis ekonomi dalam pembangunan pedesaan
4. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses pembangunan pedesaan
Tantangan Pengembangan Ekonomi Pedesaan
1. Tantangan untuk mewujudkan keseimbangan antar desa yaitu mengupayakan peningkatan penyediaan jaringan prasarana yang terintegrasi, dan perbaikan iklim usaha produksi dan pemasaran serta kelancaran aliran investasi, sehingga terciptanya keterkaitan ekonomi antar wilayah secara lebih intensif.
1. Tantangan pengembangan ekonomi yang sudah ada yaitu penembangan efesien dan efektifitas manajemen, pelibatan seluruh komponen masyarakat pedesaan , Pemanfaatan teknologi tepat guna, iklim usaha yang kondusif.
2. Tantangan dalam keunggulan geografis yaitu daya dukung lingkungan dan kapasitas sumber daya alam (pembangunan ekonomi pedesaan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan)
1. Tantangan untuk mewujudkan keseimbangan antar desa yaitu mengupayakan peningkatan penyediaan jaringan prasarana yang terintegrasi, dan perbaikan iklim usaha produksi dan pemasaran serta kelancaran aliran investasi, sehingga terciptanya keterkaitan ekonomi antar wilayah secara lebih intensif.
1. Tantangan pengembangan ekonomi yang sudah ada yaitu penembangan efesien dan efektifitas manajemen, pelibatan seluruh komponen masyarakat pedesaan , Pemanfaatan teknologi tepat guna, iklim usaha yang kondusif.
2. Tantangan dalam keunggulan geografis yaitu daya dukung lingkungan dan kapasitas sumber daya alam (pembangunan ekonomi pedesaan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan)
Mendorong perkembangan desa dan kawasan tertinggal dengan memanfaatan potensi sumber daya alam dan manusia yang masih belum tergali
Strategi Kebijakan dan Program Ekonomi Pedesaan
1. Meningkatkan aksesibilitas untuk memperlancar aliran investasi, produksi dan distribusi untuk menciptakan keterkaitan ekonomi antar desa yang saling melengkapi dan saling menunjang.
2. Mendorong pemanfaatan potensi sumber daya alam yang belum tergali di kawasan pedesaan yang relatif tertinggal dan menciptakan perkembangan kawasan pedesaan baru yang berpotensi dalam pertumbuhanb ekonomi pedesaan.
3. Meningkatkan kelangsungan kegiatan usaha yang sudah ada di sentral-sentral produksi di daerah pedesaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dalam sistim perekonomian pedesaan.
4. Meningkatkan kemampuan pemerintah desa dalam menarik investasi dan meningkatkan kegiatan produksi berdasarkan keunggulan komperatif dan kompetitip sesuai dengan potensi sumber daya.
1. Meningkatkan aksesibilitas untuk memperlancar aliran investasi, produksi dan distribusi untuk menciptakan keterkaitan ekonomi antar desa yang saling melengkapi dan saling menunjang.
2. Mendorong pemanfaatan potensi sumber daya alam yang belum tergali di kawasan pedesaan yang relatif tertinggal dan menciptakan perkembangan kawasan pedesaan baru yang berpotensi dalam pertumbuhanb ekonomi pedesaan.
3. Meningkatkan kelangsungan kegiatan usaha yang sudah ada di sentral-sentral produksi di daerah pedesaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dalam sistim perekonomian pedesaan.
4. Meningkatkan kemampuan pemerintah desa dalam menarik investasi dan meningkatkan kegiatan produksi berdasarkan keunggulan komperatif dan kompetitip sesuai dengan potensi sumber daya.
1. Pengembangan jaringan prasarana dan sarana antar pedesaan2. Pengembangan kawasan pedesaan tertinggal3. Pengembangan kawasan cepat tumbuh
Prioritas Utama
Desa
Konsep Pembangunan Kawasan Pedesaan
Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) dan
Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D)
Agropolitan District
Kota
60% JmlhPend. Nas
Suplai 1. Tenaga Kerja.2. Bahan Pangan
Skenario Pembangunan Secara Normatif dan Bersifat Spasial
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan penekanan pada
pembangunan pertanian dan industri
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan penekanan pada
pembangunan pertanian dan industri
Skenario normatif, yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang
tidak terlalu tinggi dan tetap menekankan pada pembangunan
pertanian, perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan
petani dan penguatan kelembagaan pedesaan.
Skenario normatif, yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang
tidak terlalu tinggi dan tetap menekankan pada pembangunan
pertanian, perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan
petani dan penguatan kelembagaan pedesaan.
Masa LaluMasa LaluMasa yg akan
datang
Terjadi kesenjangan sosial
Desa Pusat Pertumbuhan (DPP)
Merupakan pusat pelayanan kecil yang mempunyai keterhubungan ekonomi, sosial dan geografis secara langsung dengan sebagaian besar penduduk di sekitar DPP dalam lingkup suatu kawasan pedesaan yang
lebih luas.
Permasalahan yg timbul
Permasalahan yg timbul
1. Apakah pola pusat-pusat lokal telah serasi atau belum bila dikaitkan dengan kebijakan regional
2. Pusat pertumbuhan desa mana yang seharusnya dipilih dalam konteks konfigurasi pusat-pusat desa yang efektif dalam lingkup kabupaten
Batas KTP2D
Pusat Desa
Desa Pusat Pertumbuhan
Batas desa
Agropolitan
Kota pertanian yang mempunyai jumlah penduduk berada pada ukuran besaran kota yang relatif kecil tetapi cukup kuat peranannya dalam urutan distribusi ukuran kota secara regional / propinsi (10.000-20.000 jiwa), kira-kira sebesar ibu kota kabupaten.
Kota Agropolitan yang relatif besar dapat
merupakan ibu kota kabupaten (di luar
pulau jawa)
Kota Agropolitan terbentuk sekitar kota-
kota kabupaten
Kebijakan Pembangunan Spasial
Untuk menekan kesenjangan spasial sekecil mungkin, yaitu kesenjangan atau disparitas antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, antara desa yang maju dan desa yang kurang maju, antara daerah yang mempunyai aksebilitas yang tinggi dengan daerah-daerah yang terpencil atau terisolasi.
Penyediaan prasarana jalan dan memperbanyak pusat-pusat pedesaan
Faktor penyelesaian
Prinsip dan Azas Penataan Ruang PedesaanPrinsip dan Azas Penataan Ruang Pedesaan
Pemanfaatan ruang bagi semua kegiatan
dan kepentingan secara terpadu,
efektif, dan efesien, serasi, seimbang, berkelanjutan,
berkeadilan, dan berpelindungan
hukum
1. Kesesuaian fisik, mengandung pengertian kelestarian lingkungan hidup.
2. Kesesuaian ekonomi, dalam bentuk sinergi pemanfaatan ruang dapat saling mendukung satu sama lain sehingga dapat dicapai pola pemanfaatan yang terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras dan seimbang.
3. Kesesuaian sosial dalam bentuk kaidah demokratisasi pemanfaatan ruang yang sekaligus merupakan penjabaran azas keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum yang dapat menjamin aksebilitas secara proposional dari setiap anggota masyarakat terhadap setiap bentuk pemanfaatan ruang.
Prinsip Azas
Permasalahan Dalam Penataan Ruang
1. Kurangnya koordinasi antar instansi pengelolaan tata ruang.2. Masih kurangnya SDM yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai
penataan ruang.3. Masyarakat belum memahami manfaat penataan ruang terhadap
keberlangsungan kegiatan-kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat secara lancar, produktif, efektif dan efisien.
Sasaran
Terciptanya pola tata ruang pedesaan yang mantap dan dinamis sebagai wadah berlangsungnya interaksi antara sumber daya alam dan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya di daerah pedesaan, dan harus memperhatikan
Penempatan prasarana fisik (jalan irigasi), fasilitas pelayanan ekonomi (pasar, terminal, pertokoan), dan fasilitas sosial yang melayani aksebilitas dan kebutuhan penduduk.
Tempat pemukiman penduduk yang tersebar. Lokasi berbagai usaha dan kegiatan yang bersifat menyebar dan memusat. Terdapat pusat-pusat pelayanan dan pertumbuhan pedesaan .
Orientasi Pembangunan Pedesaan
1. Pemantapan ketahanan pangan2. Penciptaan kegiatan ekonomi lokal secara
luas3. Peningkatan dan memperluas lapangan kerja4. Penguatan kelembagaan pedesaan, baik
kelembagaan ekonomi dan sosial5. Peningkatan keswadayaan masyarakat.6. Peningkatan partisipasi masyarakat7. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup
pedesaan
Konsep Pembangunan MasyarakatKonsep Pembangunan Masyarakat
1. Azas pembangunan integral adalah pembangunan yang seimbang di semua sektor pembangunan.
2. Azas kekuatan sendiri, tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah
3. Azas permufakatan, pembangunan harus benar-benar dapat dirasakan bagi masyarakat yang bersangkutan.
1. Community Empowering2. Community Based Reources
Management.3. Community Based Deveploment
Management
Tahun 60-an
Harus diupayakan terdapat hubungan timbal balik bagi pihak yang menyusun
program pembangunan dan masyarakat
Tahun 90-an
Batasan Community Development
Upaya untuk meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki terhadap program yang dilaksanakan, dan harus mengandung unsur pemberdayaan
masyarakat
Paradigma Community Development
Pembangunan berazaskan pemerataan dan penanggulangan kemiskinan
Pembangunan partisipasi pelaku pembangunan ekonomi masyarakat
yang menuntut kerangka perencanaan pembangunan spasial (tata ruang)
Berkaitan dengan peningkatan partisipasi dan produktivitas
penduduk/masyarakat.
1. Bagaimana dapat mendorong partisipasi masyarakat, terutama keluarga berpendapatan rendah dalam proses pembangunan.
2. Bagaimana dapat menciptakan dan meningkatkan kegiatan perekonomian antar sektor di tingkat pedesaan dan antar pedesaan.
3. Bagaimana dapat menyusun perencanaan dan program pembangunan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat pedesaan.
4. Bagaimana mengaktualisasikan peran serta masyarakat yang telah lama melembaga di tengah tradisi masyarakat, seperti gotong royong, rembuk desa dll.
1. Bagaimana dapat mendorong partisipasi masyarakat, terutama keluarga berpendapatan rendah dalam proses pembangunan.
2. Bagaimana dapat menciptakan dan meningkatkan kegiatan perekonomian antar sektor di tingkat pedesaan dan antar pedesaan.
3. Bagaimana dapat menyusun perencanaan dan program pembangunan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat pedesaan.
4. Bagaimana mengaktualisasikan peran serta masyarakat yang telah lama melembaga di tengah tradisi masyarakat, seperti gotong royong, rembuk desa dll.
Prinsip Community Development
1. Transparansi (keterbukaan)2. Partisipatif3. Dapat dinikmati masyarakat4. Dapat dipertanggung jawabkan5. Kerkelanjutan
Pendekatan Community Development
Multisektoral, partisipatip berdasarkan pada semangat kemandirian, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta
melaksanakan memanfaatkan sumber daya pembangunan secara serasi, selaras dan sinergis sehingga tercapai optimalitas
Strategi Pembangunan MasyarakatStrategi Pembangunan Masyarakat
1. Strategi Pembangunan2. Strategi Kesejahteraan3. Strategi yang tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat4. Strategi terpadu atau strategi yang menyeluruh
1. Strategi Pembangunan2. Strategi Kesejahteraan3. Strategi yang tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat4. Strategi terpadu atau strategi yang menyeluruh
Tujuan Kebijakan Dalam Pembangunan
1. Terciptanya kondisi umum yang mendorong pembangunan2. Termanfaatkannya potensi sumber daya sehingga memberikan manfaat bagi
pembangunan oleh pemerintah setempat, dunia usaha dan masyarakat.3. Terlaksananya sejumlah investasi dalam berbagai sektor4. Terlaksananya langkah dalam rangka memberikan kemudahan dan dorongan
bagi kegiatan dan investasi swasta.
1. Terciptanya kondisi umum yang mendorong pembangunan2. Termanfaatkannya potensi sumber daya sehingga memberikan manfaat bagi
pembangunan oleh pemerintah setempat, dunia usaha dan masyarakat.3. Terlaksananya sejumlah investasi dalam berbagai sektor4. Terlaksananya langkah dalam rangka memberikan kemudahan dan dorongan
bagi kegiatan dan investasi swasta.
Strategi Kebijakan Pembangunan Pedesaan
1. Pengembangan kelembagaan ekonomi pedesaan2. Pengembangan sumber daya masyarakat3. Pembangunan prasarana dan sarana4. Pemantapan kapasitas masyarakat dalam pengolaan lahan dan air5. Pengembangan kapasitas aparat pemerintah dan lembaga masyarakat6. Menciptakan iklim sosial yang membuka pengembangan peduli pengawasan
masyarakat pedesaan
1. Pengembangan kelembagaan ekonomi pedesaan2. Pengembangan sumber daya masyarakat3. Pembangunan prasarana dan sarana4. Pemantapan kapasitas masyarakat dalam pengolaan lahan dan air5. Pengembangan kapasitas aparat pemerintah dan lembaga masyarakat6. Menciptakan iklim sosial yang membuka pengembangan peduli pengawasan
masyarakat pedesaan
Perencanaan Pembangunan Masyarakat Partisipatif
Manfaat
1. Anggota masyarakat mampu secara kritis menilai lingkungan sosial ekonominya dan mampu mengindentifikasi bidang-bidang/sektor-sektor yang perlu dilakukan dan diperbaiki dengan demikian diketahui arah pembangunan masa depat masyarakatnya.
2. Anggota masyarakat dapat berperan serta dalam perencanaan masa depan masyarakatnya tanpa memerlukan bantuan para pakar atau instansi perencanaan pembangunan.
3. Masyarakat dapat menghimpun sumber dana dari kalangan anggota masyarakat untuk mewujudkan tujuan pembangunan yang dikehendaki masyarakat.
1. Anggota masyarakat mampu secara kritis menilai lingkungan sosial ekonominya dan mampu mengindentifikasi bidang-bidang/sektor-sektor yang perlu dilakukan dan diperbaiki dengan demikian diketahui arah pembangunan masa depat masyarakatnya.
2. Anggota masyarakat dapat berperan serta dalam perencanaan masa depan masyarakatnya tanpa memerlukan bantuan para pakar atau instansi perencanaan pembangunan.
3. Masyarakat dapat menghimpun sumber dana dari kalangan anggota masyarakat untuk mewujudkan tujuan pembangunan yang dikehendaki masyarakat.
Pembangunan Masyarakat Komprehensif
Alasan, Mengapa Menjadi Penting
1. Memberikan arah pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan masyarakat secara optimal dan berkelanjutan.
2. Membantu mengsinkronisasikan kepentingan berbagai unsur masyarakat, dengan demikian dapat memberikan manfaat serentak dan serempak kepada seluruh kelompok masyarakat dan pelaku pembangunan.
3. Dapat mengantisipasi terjadinya setiap perubahan internal dan regioal dan lokal, dengan demikian dapat menentukan langkah dan tindakan bagaimana memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan secara menyeluruh.
4. Berhubungan dengan efektivitas dan efesiensi secara persepektif adalah bagaimana mendorong kesimbangan pembangunan ekonomi dan sosial jangka panjang.
1. Memberikan arah pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan masyarakat secara optimal dan berkelanjutan.
2. Membantu mengsinkronisasikan kepentingan berbagai unsur masyarakat, dengan demikian dapat memberikan manfaat serentak dan serempak kepada seluruh kelompok masyarakat dan pelaku pembangunan.
3. Dapat mengantisipasi terjadinya setiap perubahan internal dan regioal dan lokal, dengan demikian dapat menentukan langkah dan tindakan bagaimana memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan secara menyeluruh.
4. Berhubungan dengan efektivitas dan efesiensi secara persepektif adalah bagaimana mendorong kesimbangan pembangunan ekonomi dan sosial jangka panjang.
Konsep Kota
Peranana Kota-Kota Dalam Kemajuan Ekonomi
Dilihat dari fungsinya yaitu :
1. Meningkatkan spesialisasi berbagai fungsi menyebabkan bertambah tingginya ketergantungan diantara semua bagian-bagian yang berbeda ; kota merupakan konsentrasi berbagai jenis kegiatan yang saling ketergantungan satu sama lainnya, keadaan ini mendorong berkembangan pembangunan lebih meningkat lagi.
2. Dengan adanya penghematan eksternal dan tingkat aksebilitas internal dan eksternal yg tinggi mendorong inovasi dan penyebaran pengaruhnya bukan hanya di dalam kota tetapi juga diseluruh daerah.
1. Meningkatkan spesialisasi berbagai fungsi menyebabkan bertambah tingginya ketergantungan diantara semua bagian-bagian yang berbeda ; kota merupakan konsentrasi berbagai jenis kegiatan yang saling ketergantungan satu sama lainnya, keadaan ini mendorong berkembangan pembangunan lebih meningkat lagi.
2. Dengan adanya penghematan eksternal dan tingkat aksebilitas internal dan eksternal yg tinggi mendorong inovasi dan penyebaran pengaruhnya bukan hanya di dalam kota tetapi juga diseluruh daerah.
Analisis Aglomerasi dan Polarisasi
PertumbuhanEkonomi
Disistribusikan Disistribusikan
Secara Geografis
Seluruh WilayahSeluruh Wilayah
Beberapa jenis produksi, didekatkan pada sumber bahan
baku
Kecuali
Konsep
Aglomerasi Dan
Polarisasi
Saling Mendukung
Aglomerasi Aglomerasi Polarisasi Polarisasi
Mengelompokan kegiatan-kegiatan
ekonomi pada suatu lokasi tertentu
Pengelmpokan proses kegiatan selama jangka
waktu tertentu
Aglomerasi diinterprestasikan akibat proses Polarisasai
Memper-hatikan 2 titik
yg berbeda
Penentu Kebijakan dan Perencana-an
Muncul-nya kutub2
pertumbu-han baru
K O T A
1. Meliputi lahan geografis utamanya untuk pemukiman.2. Berpenduduk relatif banyak (besar)3. Diatas lahan relatif terbatas luasnya4. Mata pencarian penduduk didominasi oleh kegiatan non
pertanian5. Sebagaian besar mata pencarian didominisi pada sektor jasa atau
sektor tersier (perdagangan, transportasi, keuangan, perbankan, pendidikan, kesehatan dan jasa lain)
6. Sektor pengolaan atau sektor sekunder ( industri dan manufactur)
7. Pola hubungan antar individu dalam masyarakat dapat dikatakan lebih bersifat rasional, ekonomis dan individualistis.
1. Meliputi lahan geografis utamanya untuk pemukiman.2. Berpenduduk relatif banyak (besar)3. Diatas lahan relatif terbatas luasnya4. Mata pencarian penduduk didominasi oleh kegiatan non
pertanian5. Sebagaian besar mata pencarian didominisi pada sektor jasa atau
sektor tersier (perdagangan, transportasi, keuangan, perbankan, pendidikan, kesehatan dan jasa lain)
6. Sektor pengolaan atau sektor sekunder ( industri dan manufactur)
7. Pola hubungan antar individu dalam masyarakat dapat dikatakan lebih bersifat rasional, ekonomis dan individualistis.
Sebagai suatu permukaan wilayah dimana terdapat pemusatan (konsentrasi) penduduk dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi, sosial budaya dan
administrasi pemerintahan.
Sebagai suatu permukaan wilayah dimana terdapat pemusatan (konsentrasi) penduduk dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi, sosial budaya dan
administrasi pemerintahan.
Konsep Kota Mendatar / Horisontal
Konsep Kota Mendatar / Horisontal
Konsep Kota Menjulang ke Atas / Vertical Citi
Konsep Kota Menjulang ke Atas / Vertical Citi
1. Pemanfaatan lahan kota semakin luas dan jauh dari dari pusat kota, hal ini berpengaruh terhadap nilai lahan perkotaan, semakin dekat semakin mahal nilainya.
2. Mengikuti pola konsentris, yaitu akan terbentuk kota-kota baru disekitar pusat kota utama.
3. Terdapat faktor aksebilitas, kemudahan pengangkutan, kemudahan lainnya, kondisi lingkungan faktor mempengaruhi harga (nilai) lahan
1. Pemanfaatan lahan kota semakin luas dan jauh dari dari pusat kota, hal ini berpengaruh terhadap nilai lahan perkotaan, semakin dekat semakin mahal nilainya.
2. Mengikuti pola konsentris, yaitu akan terbentuk kota-kota baru disekitar pusat kota utama.
3. Terdapat faktor aksebilitas, kemudahan pengangkutan, kemudahan lainnya, kondisi lingkungan faktor mempengaruhi harga (nilai) lahan
1. Merupakan kota berskala besar2. Pembangunan gedung dan
perumahan sangat padat dan banyak bertingkat tinggi sebagai akibat sulitnya lahan yang diperlukan.
1. Merupakan kota berskala besar2. Pembangunan gedung dan
perumahan sangat padat dan banyak bertingkat tinggi sebagai akibat sulitnya lahan yang diperlukan.
Pengembangan Kota
Kota Metropolitan, Kota Satelit dan Kota Mandiri
Kota yang memiliki jumlah penduduk lebih
dari 1 juta jiwa.
Berkembang pesat karena arus urbanisasi.
Dekat dengan pusat-pusat ekonomi
Kota yang memiliki jumlah penduduk lebih
dari 1 juta jiwa.
Berkembang pesat karena arus urbanisasi.
Dekat dengan pusat-pusat ekonomi
Kota yang teletak dipinggir (disekitar)
berdekatan dengan kota pusat, yang secara
ekonomi, sosial, administrasi dan politis masih tergantung pada
kota terbesar
Kota yang teletak dipinggir (disekitar)
berdekatan dengan kota pusat, yang secara
ekonomi, sosial, administrasi dan politis masih tergantung pada
kota terbesar
Kota yang letaknya tidak selalu berdekatan dengan
pusat kota, dan masih dalam lingkup kota
metropotitan.
Memiliki berbagai fasilitas kota yang mampu
melayani kebutuhan warga kotanya dengan tidak
tergantuk dgn kota pusat
Kota yang letaknya tidak selalu berdekatan dengan
pusat kota, dan masih dalam lingkup kota
metropotitan.
Memiliki berbagai fasilitas kota yang mampu
melayani kebutuhan warga kotanya dengan tidak
tergantuk dgn kota pusat
Kota MetropolitanKota Metropolitan Kota SatelitKota Satelit Kota MandiriKota Mandiri
Kota Pertanian, Kota Pariwisata dan Kota Taman
Berpenduduk sekitar 20 ribu jiwa, berada ditengah
ladang (sawah) mempunyai radius dengan
tentangga 10 Km.
Kegiatan ekonominya berdasarkan perdagangan
hasil pertanian.
Berpenduduk sekitar 20 ribu jiwa, berada ditengah
ladang (sawah) mempunyai radius dengan
tentangga 10 Km.
Kegiatan ekonominya berdasarkan perdagangan
hasil pertanian.
Pemukiman yang dibangun terutama untuk
rekreasi termasuk kegiatan bersifat fisik, mental, dan budaya.
Umumnya tersedia fasilitas penginapan toko
cendramata.
Dibangun ditempat-tempat udara sejuk.
Pemukiman yang dibangun terutama untuk
rekreasi termasuk kegiatan bersifat fisik, mental, dan budaya.
Umumnya tersedia fasilitas penginapan toko
cendramata.
Dibangun ditempat-tempat udara sejuk.
Kota yang dirancang memperbaiki mutu
lingkungan hidup kota industri yang dirasakan
iklim nya semakin buruk.Prinsipnya :1.Lahan dikendalikan pemerintah.2.Didesain dgn cermat lengkap dgn unsur kota3.Terdapat lingkaran hijau.
Kota yang dirancang memperbaiki mutu
lingkungan hidup kota industri yang dirasakan
iklim nya semakin buruk.Prinsipnya :1.Lahan dikendalikan pemerintah.2.Didesain dgn cermat lengkap dgn unsur kota3.Terdapat lingkaran hijau.
Kota PertanianKota Pertanian Kota PariwisataKota Pariwisata Kota TamanKota Taman
Kota DanauKota Danau Kota PantaiKota Pantai
Kota yang mementingkan kondisi lingkungan hidup
perkotaan yang bersih.
Kota danau terdiri daerah perbukitan yang memiliki
dataran rendah yg dimungkinkan untuk dibangun danau sebagai penampungan
air hujan sebagai penanggulangan banjir
Kota pantai adalah kota yang terletak di tepi pantai
Penduduk dapat berkembang karena pemanfaatan sumber
daya kelautan.
Terdapat fasilitas penggubung dan strategis untuk pertahanan
Kota Danau dan Kota Pantai
Kota Baru (kota kecil)Kota Baru (kota kecil) Kota Baru di KotaKota Baru di Kota
Adalah kota yang dibangun dari ada sampai menjadi suatu
kota yang siap huni
Lokasinya dapat berada di bagian dari kota lama atau
berada diluarnya.
Kota baru di kota merupakan bagian kota yang dibongkar
dan dibangun kembali hingga suatu kota baru yang lengkap
dengan fasilitas perkotaan
Kota Baru dan Kota Baru di Kota
Beberapa Isu dan Masalah Dalam Pembangunan PerkotaanBeberapa Isu dan Masalah Dalam Pembangunan Perkotaan
Fungsi dan Peranan Kota
1. Merupakan wadah konsentrasi pemukiman penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial.
2. Merupakan pintu gerbang masuknya segala pengaruh dan kemajuan yang berasal dari luar.
KEBUTUHAN
1. Penyediaan perumahan2. Lapangan kerja3. Pendidikan 4. Kesehatan5. Rekreasi 6. Fasilitas pelayanan kota
KEBUTUHAN
1. Penyediaan perumahan2. Lapangan kerja3. Pendidikan 4. Kesehatan5. Rekreasi 6. Fasilitas pelayanan kota
KEGIATAN
1. Kegiatan dibidang ekonomi2. Kegiatan dibidang sosial3. Kegiatan dibidang budaya4. Kegiatan dibidang administrasi
pemerintahan, dan5. Kegiatan dibidang politik
KEGIATAN
1. Kegiatan dibidang ekonomi2. Kegiatan dibidang sosial3. Kegiatan dibidang budaya4. Kegiatan dibidang administrasi
pemerintahan, dan5. Kegiatan dibidang politik
Semakin bertambah dan meningkat , disisi lain keterbatasan sumberdaya lahan perkotaan.
Masalah Masalah
PENATALAKSANAAN LAHAN YG HARMONIS DAN DINAMIS
PENATALAKSANAAN LAHAN YG HARMONIS DAN DINAMIS
Pembangunan prasana perkotaan
Kualitas pelayanan umum
Meningkatkan peranan sektor swasta dalam pengadaan pelayanan umum /
pembangunan perumahan rakyat
Pembangunan prasana perkotaan
Kualitas pelayanan umum
Meningkatkan peranan sektor swasta dalam pengadaan pelayanan umum /
pembangunan perumahan rakyat
Salah satu isu dalam pembangunan
perkotaan yg akan dihadapi pada saat ini dan dimasa yang akan
datang
Salah satu isu dalam pembangunan
perkotaan yg akan dihadapi pada saat ini dan dimasa yang akan
datang
Penatalaksanaan Lahan Perkotaan
Pada dasarnya untuk menentukan :
1. Kawasan Lindung 2. Kawasan Budidayaa. Bersifat komsuntif yaitu untuk pemukimanb. Bersifat produktif yaitu kegiatan industri,
perdangangan, transportasi dan pariwisata. dll
Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTR/K)Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTR/K)
4 unsur yg harus dilaksanakan
1. Arah pengembangan berisikan , ekonomi sosial dan fisik.2. Struktur tata ruang berisikan tata jenjang pusat pelayanan dan jaringan
transportasi antar pusat layanan di wilayah perkotaan yg bersangkutan.3. Rencana alokasi pemanfaatan ruang berisikan pengaturan lokasi kegiatan.4. Rencana tahapan pelaksanaan pembangunan jangka panjang yaitu berisikan paket
indikasi program.
Pemilihan Lokasi Perumaha Pemilihan Lokasi Perumaha
Dipengaruhi oleh biaya perjalanan ke tempat pekerjaan
Kondisi dan kesesuaian daerah dan lingkungan sebagai penentu utama
lokasi pemukiman
Lokasi yang baik adalah mendekati tempat-tempat yang memiliki fasilitas pelayanan umum dan
kemudahan yang lengkap
Lokasi yang baik adalah mendekati tempat-tempat yang memiliki fasilitas pelayanan umum dan
kemudahan yang lengkap
Pembangunan Perumahan Rakyat
Masalah Perumahan Rakyat
Masalah Perumahan Rakyat
Kebijakan Perumahan Nasional Kebijakan Perumahan Nasional
Bertujuan untuk mewujudkan pembangunan perumahan rakyat (rumah sederhana)
Bertujuan untuk mewujudkan pembangunan perumahan rakyat (rumah sederhana)
Program Perbaikan Kampung Program Perbaikan Kampung
Pemerintah kota memberikan bantuan teknis dalam pengadaan prasarana (jalan, drainasi dan sebagainya) dan membatu
menciptakan pembiayaan jangka panjang
Pemerintah kota memberikan bantuan teknis dalam pengadaan prasarana (jalan, drainasi dan sebagainya) dan membatu
menciptakan pembiayaan jangka panjang
Pada dasarnya untuk menentukan :
1. Perumahan sebagai barang konsumsi masyarakat2. Perumahan sebagai sarana untuk memperbaiki
keadaan kesehatan.3. Perumahan sebagai kegiatan sektor ekonomi4. Perumahan sebagai pemacu atau peransang
tabungan dan investasi5. Perumahan sebagai faktor penunjang tidak
langsung terhadap pendapatan dan produksi.6. Perumahan sebagai toko dan industri7. Perumahan sebagai pendapatan sewa8. Perumahan sebagai kekayaan keuangan.
Ciri Penggunaan PerumahanCiri Penggunaan Perumahan
Kebutuhan dan Ketersediaan Prasarana dan Sarana PerkotaanKebutuhan dan Ketersediaan Prasarana dan Sarana Perkotaan
Faktor Faktor
Urbanisasi Yg Terus Meningkat
Urbanisasi Yg Terus Meningkat
Daya Tarik Kota
Daya Tarik Kota
Kebutuhan desa tdk tercukupi
Kebutuhan desa tdk tercukupi
KOTAKOTA
1. Sulitnya Pekerjaan2. Sulitnya Tempat Tinggal
3. Sulitnya Pengaturan Sistim Administrasi4. Sulitnya Menciptakan Budaya Tertib dan
Bersih
1. Sulitnya Pekerjaan2. Sulitnya Tempat Tinggal
3. Sulitnya Pengaturan Sistim Administrasi4. Sulitnya Menciptakan Budaya Tertib dan
Bersih
Pembangunan Sarana Prasarana
Pembangunan Sarana Prasarana
Harus mengupayakan ketersediaan dalam kapasitas yang cukup dan mutu pelayanan yang memadai
Harus mengupayakan ketersediaan dalam kapasitas yang cukup dan mutu pelayanan yang memadai
Paradigma BaruPendekatan yg
Serasi
Paradigma BaruParadigma Baru
1. Pembangunan dan pelayanan umum dilakukan secara.a) Kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat.b) Partisipasi masyarakatc) Transparansid) Akuntabilitase) Desentralisasif) Pengurangan peran pemerintahg) Pembangunan diarahkan untuk seluruh masyarakath) Akseptabilitas oleh penerima manfaat.2. Dalam pembangunan telah dilakukan pembaharuan yang diarahkan a) Dari sistem sentralisasi ke desentralisasib) Pembangunan (daerah) berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan pasarc) Fungsi pemerintah pusat bukan sebagai penyedia tetapi fasilitator dan pelayan.d) Pembangunan berbasis pada masyarakat.e) Pembangunan tidak harus seragam tetapi harus sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan budaya lokal.f) Pembangunan yang berkeadilan sosial, artinya harus memperhatikan
kebutuhan dan kemampuan seluruh masyarakat.
1. Pembangunan dan pelayanan umum dilakukan secara.a) Kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat.b) Partisipasi masyarakatc) Transparansid) Akuntabilitase) Desentralisasif) Pengurangan peran pemerintahg) Pembangunan diarahkan untuk seluruh masyarakath) Akseptabilitas oleh penerima manfaat.2. Dalam pembangunan telah dilakukan pembaharuan yang diarahkan a) Dari sistem sentralisasi ke desentralisasib) Pembangunan (daerah) berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan pasarc) Fungsi pemerintah pusat bukan sebagai penyedia tetapi fasilitator dan pelayan.d) Pembangunan berbasis pada masyarakat.e) Pembangunan tidak harus seragam tetapi harus sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan budaya lokal.f) Pembangunan yang berkeadilan sosial, artinya harus memperhatikan
kebutuhan dan kemampuan seluruh masyarakat.
Pendekatan Yg SerasiPendekatan Yg Serasi
Pendekatan prasarana dan sarana serta penyelenggaraan pelayanan umum dilaksanakan secara :
1.Berorientasi pada permintaan dan suplai2.Berorientasi pada pembangunan masa depan3.Perencanaan pembangunan disusun dari bawah4.Menerapkan prinsip 3 E (ekonomis, efisien dan efektip)5.Menerapkan pendekatan konprehensif, multi sektor, spasial, partisipatif, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Pendekatan prasarana dan sarana serta penyelenggaraan pelayanan umum dilaksanakan secara :
1.Berorientasi pada permintaan dan suplai2.Berorientasi pada pembangunan masa depan3.Perencanaan pembangunan disusun dari bawah4.Menerapkan prinsip 3 E (ekonomis, efisien dan efektip)5.Menerapkan pendekatan konprehensif, multi sektor, spasial, partisipatif, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Visi dan Misi PembangunanVisi dan Misi Pembangunan
1. Visi adalah sebagai ungkapan cita-cita mengenai kondisi ideal masa depan yang diinginkan untuk diwujudkan.
2. Misi adalah tugas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1. Visi adalah sebagai ungkapan cita-cita mengenai kondisi ideal masa depan yang diinginkan untuk diwujudkan.
2. Misi adalah tugas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Keadaan Dan Masalah PerkotaanKeadaan Dan Masalah Perkotaan
1. Keadaan lingkungan fisik perkotaan (urban setting) kurang memadai.
2. Perencanaan dan program pembangunan kota serta koordinasi pelaksanaannya masih mengalami kelemahan.
3. Sarana penunjang yang tersedia seringkali belum dimanfaatkan sepenuhnya.
4. Partisipasi masyarakat dari lapisan atas sampai lapisan bawah untuk menunjang pembangunan kota belum dikembangkan secara luas.
5. Norma-norma tatatertib pergaulan sosial, tertib hukum dan ketertiban masyarakat ternyata kurang efektif.
1. Keadaan lingkungan fisik perkotaan (urban setting) kurang memadai.
2. Perencanaan dan program pembangunan kota serta koordinasi pelaksanaannya masih mengalami kelemahan.
3. Sarana penunjang yang tersedia seringkali belum dimanfaatkan sepenuhnya.
4. Partisipasi masyarakat dari lapisan atas sampai lapisan bawah untuk menunjang pembangunan kota belum dikembangkan secara luas.
5. Norma-norma tatatertib pergaulan sosial, tertib hukum dan ketertiban masyarakat ternyata kurang efektif.
Secara UmumSecara Umum
Ruang Lingkup Perencanaan KotaRuang Lingkup Perencanaan Kota
1.Pembangunan ekonomi perkotaan2.Pembangunan masyarakat3.Reakreasi dan tata ruang terbuka4.Perumahan 5.Perbaikan transportasi
1.Pembangunan ekonomi perkotaan2.Pembangunan masyarakat3.Reakreasi dan tata ruang terbuka4.Perumahan 5.Perbaikan transportasi
Peranan Pemerintah KotaPeranan Pemerintah Kota
Menentukan arah dan kebijakan pengembangan kota yang disusun dalam suatu rencana pembangunan kota yang serasi dan aplikatif
Menentukan arah dan kebijakan pengembangan kota yang disusun dalam suatu rencana pembangunan kota yang serasi dan aplikatif
1. Penggunaan lahan perkotaan2. Pengembangan jaringan dan sistim transportasi
dan infrastruktur perkotaan lainnya.3. Mengembangkan partisipasi masyarakat luas
dalam pelaksanaan pembangunan.4. Pembinaan aparatur pemerintahan kota
1. Penggunaan lahan perkotaan2. Pengembangan jaringan dan sistim transportasi
dan infrastruktur perkotaan lainnya.3. Mengembangkan partisipasi masyarakat luas
dalam pelaksanaan pembangunan.4. Pembinaan aparatur pemerintahan kota
Peranan Pemerintah KotaPeranan Pemerintah Kota
1. Mengusahakan keseimbangan antara kota-kota dengan kawasan-kawasan ekonomi yang dilayaninya, serta antara kota yang satu dengan yang lain.
2. Mendorong perwujudan dan perkembangan jaringan pusat pertumbuhan kota, terutama dalam upaya meningkatkan peranan kota menengah dan kecil untuk menampung dan mengarahkan arus urbanisasi.
3. Meningkatkan mutu dan jumlah fasilitas pelayanan umum kota serta kemampuan administrasi dan pengelolaan kota sesuai dengan fungsi dan peranan kota yang bersangkutan.
4. Menciptakan iklim yang menggairahkan kegiatan ekonomi dengan mengadakan perbaikan kondisi permukiman, penentuan lokasi kegiatan industri yang tepat, mendorong inisiatif dan usaha swasta sejauh mungkin serta pengembangan usaha lainnya dalam rangka penciptaan kerja di wilayah perkotaan
1. Mengusahakan keseimbangan antara kota-kota dengan kawasan-kawasan ekonomi yang dilayaninya, serta antara kota yang satu dengan yang lain.
2. Mendorong perwujudan dan perkembangan jaringan pusat pertumbuhan kota, terutama dalam upaya meningkatkan peranan kota menengah dan kecil untuk menampung dan mengarahkan arus urbanisasi.
3. Meningkatkan mutu dan jumlah fasilitas pelayanan umum kota serta kemampuan administrasi dan pengelolaan kota sesuai dengan fungsi dan peranan kota yang bersangkutan.
4. Menciptakan iklim yang menggairahkan kegiatan ekonomi dengan mengadakan perbaikan kondisi permukiman, penentuan lokasi kegiatan industri yang tepat, mendorong inisiatif dan usaha swasta sejauh mungkin serta pengembangan usaha lainnya dalam rangka penciptaan kerja di wilayah perkotaan
Pembangunan Sarana dan Prasarana PerkotaanPembangunan Sarana dan Prasarana Perkotaan
NoPertanyaan
Pembangunan Dasar
Tujuan Aplikasi Pada Pembangunan Perkotaan Pihak Terkait
1. Dimana kita sekarang ? (Where are we now
Untuk mengetahui kondisi eksisting dan melakukan analisis SWOT
Hasil evaluasi pembangunan perkotaan (dan pedesaan) tahun-tahun sebelumnya, pada sekarang dan kecenderungan perubahan masa depan
1. Eksekutif (pemkot)
2. Legislatif (DPRD)
3. Masyrkat
2. Hendak kemana kita ? (Where are we going)
Perumusan Visi, Misi dan Tujuan
Kondisi ideal kota dan pemerintahan kota pada masa 5 tahun mendatang
1. Eksekutif (pemkot)
2. Legislatif (DPRD)
3. Masyrkat
3. Bagaimana kita sampai ke sana? (How do we get ther)
Penyusunan kebijakan dan strategi
Cara / metoda pencapaian Visi, Misi dan tujuan pembangunan perkotaan
1. Eksekutif (pemkot)
2. Legislatif (DPRD)
3. Masyrkat
NoPertanyaan
Pembangunan Dasar
Tujuan Aplikasi Pada Pembangunan Perkotaan Pihak Terkait
4 Apa desein teknis (cetak biru) untuk melaksanakan kebijakan dan strategi ? (What is our blueprint for action)
Penyusunan program
Repelita / Propeda, rencana dan pembangunan sasaran tahunan.
1. Eksekutif (pemkot)
2. Legislatif (DPRD)
3. Masyrkat
5. Apakah kita sudah pada jalan yang benar (Who do we know if we are on the right track
Pengawasan dan pengendalian serta evaluasi
Pengawasan publik Evaluasi kinerja Rekomendasi Kebijakan
1. Eksekutif (pemkot)
2. Legislatif (DPRD)
3. Masyrkat
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Prasarana dan Sarana Menurut Klasifikasi Karakteristik Kota
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Prasarana dan Sarana Menurut Klasifikasi Karakteristik Kota
Klasifikasi / Karakteristik Srategi Kebijakan
I. Ketersediaan prasarana dan sarana diatas rata-rata dan kinerja pembangunan di atas rata-rata
Penguatan pembangunan prasarana dan sarana
1. Optimalisasi manfaat prasarana dan sarana.
2. Perluasan sarana dan prasarana3. Penciptaan iklim investasi, peningkatan
kapasitas sarana dan prasarana4. Pengembangan akses ke jaringan
teknologi
II. Ketersediaan prasarana dan sarana kinerja pembangunan di atas rata-rata
Perluasan pembangunan prasarana dan sarana
1. Peningkatan investasi pemerintah di bidang sarana dan prasarana
2. Pemerataan akses pelayanan sarana dan prasarana
3. Peningkatan koordinasi antar sektor4. Peningkatan investasi swasta dalam
pembangunan sarana dan prasarana ekokomi.
5. Peningkatan dan perluasan kapasitas sarana dan prasarana.
Klasifikasi / Karakteristik Srategi Kebijakan
III. Ketersediaan prasarana dan sarana kurang kinerja pembangunan di bawah rata-rata
Percepatan pembangunan prasarana dan sarana
1. Peningkatan investasi pemerintah dibidang sarana dan prasarana dasar dan ekonomi
2. Pemerataan pelayanan sarana dan prasarana terutama ke bagian wilayah perkotaan yang kurang berkembang (pinggiran)
II. Ketersediaan prasarana dan sarana kurang kinerja pembangunan di bawah rata-rata
Optimalisasi pembangunan
1. Optimalisasi manfaat sarana dan prasarana .
2. Peningkatan koodinasi antar sektor3. Peningkatan investasi swasta dalam
pembangunan sarana dan prasarana ekonomi.
4. Promosi investasi
Kualitas Jasa Pelayanan UmumKualitas Jasa Pelayanan Umum
1. Kegiatan pelayanan yang dikehendaki2. Dampak negatif dalam penyediaan / pengadaan pelayanan3. Kuantitas pelayanan yang cukup4. Distribusi pelayanan yang adil5. Respek penduduk yang menikmati / memperoleh pelayanan6. Waktu respons dalam penyediaan pelayanan7. Jumlah penduduk yang menggunakan pelayanan8. Persepsi penduduk mengenai kepuasan mereka terhadap
suatu pelayanan9. Efisiensi (produktivitas dan biaya) pengadaan pelayanan
1. Kegiatan pelayanan yang dikehendaki2. Dampak negatif dalam penyediaan / pengadaan pelayanan3. Kuantitas pelayanan yang cukup4. Distribusi pelayanan yang adil5. Respek penduduk yang menikmati / memperoleh pelayanan6. Waktu respons dalam penyediaan pelayanan7. Jumlah penduduk yang menggunakan pelayanan8. Persepsi penduduk mengenai kepuasan mereka terhadap
suatu pelayanan9. Efisiensi (produktivitas dan biaya) pengadaan pelayanan
9 komponen9 komponen
Peran Swasta Dalam Pengelolaan Jasa Pelayanan UmumPeran Swasta Dalam Pengelolaan Jasa Pelayanan Umum
1. Kecenderungan bertambah luasnya tugas yang ditangani oleh Pemerintah Daerah (kota) dalam penyediaan sarana prasarana, pelayanan umum, baik bersifat rutin maupun pembangunan, maka konsekuensinya diperlukan penyediaan dana pembiayaan dalam jumlah besar.
2. Ketidakmampuan Pemerintah Daerah (Kota) melayani permintaan masyarakat perkotaan yang semakin meningkat kepada pelayanan umum.
3. Terdapat kecenderungan bahwa dampak birokrasi pemerintah dalam berbagai tugas kewajiban Pemerintah Daerah, termasuk didalamnya pengelolaan pelayanan yang kurang efisien.
1. Kecenderungan bertambah luasnya tugas yang ditangani oleh Pemerintah Daerah (kota) dalam penyediaan sarana prasarana, pelayanan umum, baik bersifat rutin maupun pembangunan, maka konsekuensinya diperlukan penyediaan dana pembiayaan dalam jumlah besar.
2. Ketidakmampuan Pemerintah Daerah (Kota) melayani permintaan masyarakat perkotaan yang semakin meningkat kepada pelayanan umum.
3. Terdapat kecenderungan bahwa dampak birokrasi pemerintah dalam berbagai tugas kewajiban Pemerintah Daerah, termasuk didalamnya pengelolaan pelayanan yang kurang efisien.
Kelemahan Perusahaan DaerahKelemahan Perusahaan Daerah
1. Keterbatasan dana atau anggaran, sehingga membatasi upaya peningkatan efiesiensi, peningkatan mutu pelayanan dan perluasan usaha.
2. Personil yang cukup banyak jumlahnya tetapi kurang memiliki keterampilan yang tangguh sehingga hasil kerjanya tidak produktif
3. Tata kerja yang mendasarkan pada senioritas.4. Kurangnya penerapan sistim intensif (perangsang) keadaan
ini mengakibatkan para karyawan kurang bergairah untuk meningkatkan prestasi kerja.
5. Prosedur keuangan yang tidak singkat dan lamban, menyebabkan pelaksanaan pembangunan dan kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan kurang lancar.
1. Keterbatasan dana atau anggaran, sehingga membatasi upaya peningkatan efiesiensi, peningkatan mutu pelayanan dan perluasan usaha.
2. Personil yang cukup banyak jumlahnya tetapi kurang memiliki keterampilan yang tangguh sehingga hasil kerjanya tidak produktif
3. Tata kerja yang mendasarkan pada senioritas.4. Kurangnya penerapan sistim intensif (perangsang) keadaan
ini mengakibatkan para karyawan kurang bergairah untuk meningkatkan prestasi kerja.
5. Prosedur keuangan yang tidak singkat dan lamban, menyebabkan pelaksanaan pembangunan dan kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan kurang lancar.