perencanaan site plan kampung tunanetra umi …/perencanaan-site-plan... · sarana dan prasarana...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERENCANAAN SITE PLAN KAMPUNG TUNANETRA
UMI MAKTUM, SISI UTARA (PUTRA), DESA POJOK,
KECAMATAN MOJOGEDANG, KARANGANYAR
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Ahli Madya
Pada Program Studi Diploma III Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun Oleh :
DIELLA ABIKA
NIM. I 8709008
PROGRAM STUDI DIPLOMA III INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Diella Abika, 2012, Perencanaan Site Plan Kampung Tunanetra Umi Maktum, Sisi
Utara (Putra) Desa Pojok Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar ,
Tugas Akhir Program D3, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret.
Sebuah kampung akan menjadi sumber lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya apabila
didukung adanya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai untuk dapat memberikan
dampak yang positif bagi masyarakatnya yang tinggal di tempat tersebut. Tidak hanya
bagi para pemuda yang secara fisiknya normal saja, bahkan pemuda atau masyarakat
yang mempunyai cacat fisik khususnya dalam hal penglihatan akan dapat merasakan
dampak yang sangat besar apabila hal itu dapat terwujud. Pemerintah telah merencanakan
pembangunan nasiaonal tentang Perencanaan Pembangunan Desa Melalui proses
pelibatan masyarakat. Diharapkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
merata dan berkeadilan bisa tercapai. Dengan adanya pembangunan kampung tunanetra
Umi Maktum, diharapakan dapat membantu mewujudkan pembangunan nasional yang
secara khusus dapat berguna bagi peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat khususnya
masyarakat tunanetra.
Dari hasil perencanaan site plan kampung tunanetra Umi Maktum diperoleh hasil
kesimpulan : Luas total perencanaan kampung tunanetra Umi Maktum adalah
10.000 m2, site plan kampung tunanetra Umi Maktum menghasilkan beberapa
komponen fisik yang utama yaitu pondok dengan luas 493 2m , rumah ustadz 2
lantai dengan luas 252 2m , beberapa kandang luas total 218 2m dan bangunan
komposting dengan luas 50 2m , rasio bangunan dan sarana prasarana yang
terdapat pada kampung tunanetra Umi Maktum, Desa Pojok, Kecamatan
Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, yaitu 15,06 % lahan terbangun : 84 %
lahan terbuka, hasil rencana anggaran biaya pembuatan rumah ustadz 2 lantai
dengan 3 kamar adalah Rp. 529.599.000,00, hasil rencana anggaran biaya
pembuatan kampung tunanetra Umi Maktum adalah Rp. 841.145.000,00
Kata kunci : Kampung, Tunanaetra, Perencanaan site plan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Diella Abika, 2012, The site plan designing of Umi Maktum Blind Village, the
north (male) side of Pojok Village of Mojogedang Subdistrict, Karanganyar
Regency. Final project of D3 Program, Civil Engineering Department of
Engineering Faculty of Sebelas Maret University.
A village will become the source of employment opportunity for its society when
it is supported by adequate infrastructure to exert positive effect on the people
residing within it. Not only the youths with normal physique but also the youths
or people with physical disability particularly, visual disability, will be able to feel
the great effect when it can be realized. The government had planned national
development about Village Development Plan Through society involvement
process. It is expected that the attempt of improving people prosperity evenly and
justly will be achieved. In the presence of Umi Maktum blind village
development, it is expected can help realize the national development that was
useful particularly for the improvement of people’s life prosperity, particularly the
blind people.
From the result of Umi Maktum Blind Village site plan it could be concluded that:
The total width of Umi Maktum Blind Village site plan was 10.000 m2, the site
plan of Umi Maktum Blind Village provided some physical main components:
boarding school in 493 m2 width, two-storied ustadz house in 252
2 house, several
stalls in 218 m2 total width, and composting building in 50 m
2 width, the ratio of
building to infrastructure existing in Umi Maktum blind Village, Pojok Village,
Mojogedang Subdistrict, Karanganyar Regency, was 15.06% built land: 84% open
land, the result of cost budget plan for constructing two-storied ustadz house was
IDR. 529,599,000.00, and the result of cost budget plan for constructing Umi
Maktum blind village was IDR. 841,145,000.00.
Keywords: village, blind, site plan designing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah –
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul
Perencanaan Site Plan Kampung Tunanetra Umi Maktum, Sisi Utara, Desa Pojok,
Kecamatan Mojogedang, Karanganyar ini dengan baik.
Dengan adanya Tugas Akhir ini penyusun berharap agar laporan ini berguna bagi
para pembaca dalam memahami kampung tersebut, serta dapat memperoleh
pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam merencanakan suatu kawasan.
Penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, antara lain
kepada :
1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta
stafnya.
2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta stafnya.
3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Surakarta beserta stafnya.
4. Ir. JB Sunardi Wijdojo, MSI selaku dosen pembimbing akademik.
5. Ir. Kuswanto Nurhadi MSP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
pengarahan selama pengerjaan tugas akhir ini.
6. Rekan – rekan dari Teknik sipil semua angkatan dan semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.
Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir
kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan seluruh
pembaca pada umumnya.
Surakarta, Mei 2012
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii
MOTTO ............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3. Batasan Masalah................................................................................... 3
1.4. Tujuan Perencanaan ............................................................................. 3
1.5. Manfaat Perencanaan ........................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5
2.1.2. Aspek Perencanaan Kampung ................................................ 6
2.1.3. Konsep Pembangunan Desa .................................................. 8
2.2. Landasan Teori..................................................................................... 10
2.2.1. Pengertian Site Plan ................................................................ 10
2.2.2. Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Tapak . 11
2.2.3. Ruang Terbuka Hijau .............................................................. 12
2.2.4. Pengertian Kampung .............................................................. 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
2.2.5. Komponen Fisik Kampung ..................................................... 16
2.2.5.1. Rumah ...................................................................... 16
2.2.5.2. Pondok ..................................................................... 17
2.2.5.3. Bangunan Komposting ............................................ 17
2.2.5.4. Kandang-Kandang ................................................... 18
2.2.6. Sarana, Prasarana dan Utilitas Lingkungan Kampung ........... 23
2.2.6.1. Toko ........................................................................... 24
2.2.6.2. Jalan .......................................................................... 24
2.2.6.3. Tempat Pembuangan Sampah ................................... 26
2.2.6.4. Tempat Parkir ............................................................ 26
2.2.7. Sarana Ruang Terbuka Hijau di Dalam Kawasan Kampung .... 28
2.2.7.1. Sawah ......................................................................... 28
2.2.7.2. Taman ....................................................................... 29
2.2.7.3. labirin......................................................................... 32
2.2.7.4. Kolam ....................................................................... 33
2.2.7.5. Gazebo ...................................................................... 34
BAB III METODE PERENCANAAN
3.1. Langkah-langkah Perencanaan ........................................................... 34
3.2. Mencari Data atau Informasi .............................................................. 34
3.3. Mengolah Data ................................................................................... 35
3.4. Penyusunan Laporan .......................................................................... 36
BAB IV PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi .................................................................................. 37
4.2. Kondisi Eksisting Lahan ...................................................................... 40
4.3. Perbandingan Wilayah Terbangun dengan Wilayah
Terbuka..……………………………………………………….…….. 42
4.4. Perizinan ............................................................................................... 43
4.5. Perencanaan Site Plan .......................................................................... 43
4.5.1. Komponen Fisik Kampung Tunanetra Umi Maktum ............. 45
4.5.1.1. Pondok Untuk Putra ...................................................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
4.5.1.2. Rumah Ustadz ............................................................... 45
4.5.1.3. Bangunan Komposting .................................................. 45
4.5.1.4. Kandan - Kandang ......................................................... 47
4.5.2. Sarana, Prasarana dan Utilitas Sosial Kampung Tunanetra Umi
Maktum..................................................................................... 50
4.5.2.1. Toko.............................................................................. 50
4.5.2.2. Jalan............................................................................. 51
4.5.2.3. Saluran Air Bersih ...................................................... 52
4.5.2.4. Saluran Air Limbah...................................................... 52
4.5.2.5. Tempat Pembuangan Sampah...................................... 53
4.5.2.6. Jaringan Listrik dan Jaringan Telekomunikasi............. 54
4.5.2.7. Tempat Parkir.............................................................. 54
4.5.3. Sarana Ruang Terbuka Hijau Kampung Tunanetra Umi
Maktum....................................................................................... 54
4.5.3.1. Sawah........................................................................... 54
4.5.3.2. Taman (Tanaman Obat) .............................................. 55
4.5.3.3. Labirin.......................................................................... 58
4.5.3.4. Kolam........................................................................... 59
4.5.3.5. Gazebo......................................................................... 60
4.6. Rencana Anggaran Biaya ..................................................................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 63
5.2. Saran ..................................................................................................... 64
PENUTUP .......................................................................................................... xiv
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xv
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pengembangan sumber daya manusia pada saat ini, lebih menitik beratkan kepada
orang-orang yang secara fisiknya normal. Sudah sangat jarang apabila ada
pelatihan pengembangan sumber daya manusia untuk penyandang cacat, disini
lebih khusus kepada kaum tunanetra. Agar dapat terwujudnya masyarakat yang
mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa adanya pembeda dari segi fisik
ataupun dari segi yang lainnya maka diperlukan suatu wadah yang dapat
menampung aspirasi dan tempat yang dapat dimanfaatkan sebagai pelatihan dan
pengembangan ilmu yang sudah mereka miliki.
Pengembangan kemampuan diri, tidak dapat berjalan apabila sarana dan
prasaranya tidak ada atau kurang memenuhi. Dengan demikian perlu adanya
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk fasilitas pengembangan kemampuan
diri. Untuk dapat merealisasikan kegiatan tersebut, maka salah satu cara yang
dapat di tempuh adalah dengan pembangunan Kampung Tunanetra Umi Maktum
di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Yang terdiri
dari rumah, bangunan komposting, kandang-kandang dan fasilitas pendukung
lainnya. Dengan dibangunnya kampung tersebut, diharapkan pemuda tunanetra
dapat bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat di sekitar daerah tersebut dan
mampu berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang mampu menumbuhkan
perekonomian mereka.
Membahas mengenai pengembangan sumber daya manusia, tidak akan pernah
lepas dengan peran serta dari pemerintah yang telah merencanakan pembangunan
nasiaonal. Beberapa Peraturan baik pada Undang-Undang maupun Peraturan
Pemerintah, yaitu Adanya Undang-Undang No. 25/2004 tentang Sistem
Perencanaan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 72/2005 (Pasal 64) tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Desa, dan Permendagri No. 66/2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa,
memberi amanah kepada pemerintah desa untuk menyusun program
pembangunannya sendiri. Forum perencanaannya disebut sebagai Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang Desa). Melalui proses pelibatan
masyarakat dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan desa,
diharapkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata dan
berkeadilan lebih bisa tercapai. Tidak hanya untuk masyarakat yang secara
fisiknya normal saja melainkan kepada masyarakat yang tunanetrapun harus ada
upaya untuk mencapai peningkatan kesejahteraan yang mandiri.
Pencapaian peningkatan kesejahteraan yang mandiri dapat diwujudkan dengan
berbagai cara. Salah satu yang dapat ditempuh misalnya dengan memberikan
kesempatan pada masyarakat khususnya masyarakat tunanetra untuk dapat
mewujudkan peningkatan kesejahteraan melalui kampungnya yang dapat
dijadikan sebagai kawasan wisata. Masyarakat dapat mengelola sendiri apabila
kampung tersebut memang berpotensi menjadi kawasan wisata.
Mengacu pada pentingnya fungsi kampung yang dapat mewujudkan proses
peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya kaum tunanetra, maka
diperlukan upaya untuk dapat memahami permasalahan dan potensi yang
terkandung dalam suatu kawasan kampung. Tugas akhir ini mengambil lokasi di
desa pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Wilayah
kabupaten Karanganyar terletak antara 110º 40" – 111º 10" Bujur Timur dan 7º
28" – 7º 46" Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 m di atas permukaan laut,
dengan beriklim tropis dengan temperatur 22º – 33º.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah di utarakan diatas maka dapat di
rumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan site plan perkampungan tunanetra yang berkualitas
sebagai tempat untuk menampung seluruh kegiatan bagi para tunanetra ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat 1 rumah hunian
(rumah ustadz) ?
3. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat suatu perkampungan
tunanetra?
1.3. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam perencanaan ini tidak terlalu melebar dan menjauh maka
permasalahan yang dibahas dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Kajian ini dilakukan di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten
Karanganyar.
2. Kajian ini hanya dalam lingkup perencanaan site plan dan tidak menganalilis
struktur ataupun arsitektur.
3. Kajian perencanaan ini adalah suatu gagasan untuk pembangunan kawasan
perkampungan tunanetra tersebut.
1.4. Tujuan Perencanaan
Perencanaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui cara merencanakan kampung tunanetra Umi Maktum di Desa
Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar yang dapat
dikembangkan menjadi kampung wisata.
2. Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun 1 rumah
hunian (rumah ustadz).
3. Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun sebuah
perkampungan tunanetra.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1.5. Manfaat Perencanaan
Berdasarkan tujuan perncanaan di atas, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat secara Teoritis
Mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Teknik Sipil sesuai dengan teori
yang didapat di bangku perkuliahan.
2. Manfaat secara Praktis
Kepada masyarakat tunanetra sebagai tempat yang tepat sasaran yang
menyediakan pendidikan islami dan pelatihan untuk mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki seperti pelatihan beternak dan perikanan.
Kepada masyarakat luas sebagai wadah perkampungan yang harmonis untuk
bersama-sama meningkatkan kualitas perekonomian hidup yang lebih baik dan
semakin maju.
Bagi penyusun sendiri yaitu sebagai media pembelajaran dalam usaha melatih
diri menyusun ide dan buah pikiran secara sistematis dan tertulis dalam laporan
yang benar.
Sebagai bahan informasi untuk perencanaan sejenis di masa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Pengertian kampung merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam hal ini, desa adalah sama pengertiannya dengan kampung. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pengertian kampung adalah :
1. kelompok rumah yang merupakan bagian kota (biasanya dihuni orang
berpenghasilan rendah).
2. desa; dusun.
3. kesatuan administrasi terkecil yang menempati wilayah tertentu, terletak di
bawah kecamatan.
Menurut Lory Nelson, (1955:88) pengertian kampung atau desa adalah : “Suatu
perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur – unsur fisiografi, sosial,
ekonomi, politis, dan hukum yang terdapat disitu dalam hubungan dengan
pengaruh timbal balik dengan daerah lainnya”.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan
berada di daerah Kabupaten. (UU no. 22 tahun 1999)
Otonomi daerah membawa konsekuensi terhadap penguatan peran masyarakat,
dan penguatan semangat tata pemerintahan yang baik (Good governance).
Penguatan peran masyarakat, bukanlah sekedar memebrikan kesempatan bagi
peran serta masyarakat, akan tetapi adalah bagaimana menempatkan masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
secara bertahap terlibat pada proses pengambilan keputusan dalam pembangunan.
Sedangkan penguatan semangat good governance menuntun semua pelaku
pembangunan untuk mengedepankan transparansi, akuntabilitas, meningkatkan
profesionalisme, kepedulian terhadap rakyat dan komitmen moral yang tinggi
dalam segala proses pembangunan. .Pentingnya partisipasi masyarakat dalam
semua tahapan proses pembangunan sesungguhnya telah disadari Pemerintah jauh
sebelum dilaksanakannya otonomi daerah. Pola perencanaan Pembangunan
melalui mekanisme Proses Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian
Pembangunan (P5D.
Adanya masyarakat yang menempati sebuah kampung, maka tidak akan pernah
lepas dari peran serta rumah yang menjadi komponen utama bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat yang menempati sebuah kampung itu
sendiri. Sejalan dengan hal-hal tersebut, maka perencanaan kampung meliputi
pembangunan rumah di atas suatu kawasan pemukiman yang ditata dengan
perencanaan yang baik sesuai dengan tata ruang dan tata guna tanah, dilengkapi
dengan prasarana dan fasilitas sosial sehingga merupakan suatu lingkungan
kampung yang fungsional bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat.
2.1.2. Aspek Perencanaan Kampung
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan telah dikembangkan sejak beberapa
tahun yang lalu. Pada awal tahun 1970an partisipasi masyarakat diterapkan untuk
memberdayakan masyarakat miskin dalam pembangunan. Menurut Cornwall
(2002), partisipasi pada tahun 1970an dikembangkan dalam formulasi kebijakan
sampai kepada konteks yang lebih luas di dalam pemerintahan. Partisipasi dalam
pandangan Cornwall akan memberikan tidak hanya peluang dan pengaruh yang
mendalam dalam pengambilan kebijakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Proses perencanaan pembangunan partisipatif harus menghasilkan dua hasil
keluaran, yaitu :
1. dalam jangka pendek, perencanaan partisipatif menghasilkan proses
pembelajaran dua arah, yang pada tahap selanjutnya akan menghasilkan proyek
yang sesuai dengan konteks lokal.
2. dalam jangka panjang, proses pembelajaran ini akan mengarah kepada
pemberdayaan masyarakat lokal untuk memberikan dukungan yang efektif
dalam proses pelaksanaan pembangunan.
Kedua hasil dari proses perencanaan partisipatif di atas merupakan prekondisi
bagi penguatan kapasitas institusional desa untuk menangani proses perencanaan
yang terdesentralisasi dan meningkatkan kapasistas perencana lokal.
Dalam mengembangkan konsep perencanaan pembangunan masyarakat desa, ada
4 kategori untuk mengembangkan perencanaan partisipatif pembangunan
masyarakat desa yaitu:
Planning Strategy
1. semakin luas dan intens basis partisipasi masyarakat dalam perencanaan
suatu kawasan, maka akan semakin besar kekuatan yang dimiliki untuk
mempengaruhi kebijakan public.
2. semakin luas basis partisipasi masyarakat, semakin potensial pengaruh
yang dapat dihasilkan oleh perencana untuk mempengaruhi perubahan
social.
3. semakin beragam latar belakang masyarakat yang berpartisipasi dalam
proses perencanaan semakin inovatif proposal yang mampu dilahirkan.
4. semakin terdesentralisasi kelompok masyarakat yang menjadi klien maka
semakin banyak invasi yang dapat diadopsi.
5. semakin tersentralisasi dan komprehensif proses pengambilan keputusan,
maka inovasi yang dihasilkan akan semakin rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Planning Method
1. goals perencanaan local akan semakin mengerucut kea rah keinginan
masyarakat jika didiskusikan secara luas oleh partisipan dan selanjutnya
dikominikasikan dengan badan pengambil keputusan.
2. aliran pengambilan keputusan yang bersifat satu arah akan mengurangi
ketertarikan masyarakat untuk berpartisipasi.
3. semakin banyak teknik konsultasi public yang dipergunakan maka akan
semakin meningkatkan daya tarik dan dukungan masyarakat.
Planning program/content
1. semakin banyak proses perencanaan melibatkan partispasi public maka
akan meningkatkan kepeduliannya terhadap manfaat perencanaan sebagai
kekuatan demokratis kan kekuatan masyarakat
2. perencanaan partisipatif terbuka terhadap proposal yang bersifat radikal
untuk menghasilkan solusi inovatif untuk memecahkan permasalahan
lokal.
3. semakin luas batasan peencanaan yang disusun dan semakin lama timeline
yang buat maka akan semakin berkurang manfaat yang akan dihasilkan.
Location of planning decision system
1. relevansi perencanaan dan pengaruhnya akan sangat tergantung pada
sebaran anggota masyarakat yang dilibatkan
2.1.3. Konsep Pengembangan Desa
Konsep perencanaan pengembangan desa mencakup 5 dimensi sebagai pilar
utama yaitu menyangkut tata ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa,
mitigasi bencana, lingkungan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1. Tata ruang desa
rehabilitasi, rekonstruksi dan pengembangan desa. Selain itu, juga mampu
menampung pertumbuhan ruang di masa datang secara fleksibel dan mampu
menampung kebutuhan perbaikan struktur tata ruang desa melalui konsolidasi
lahan (jika diperlukan). Konsep ini sesuai dengan muatan PP no 2 tahun 2005.
2. Perekonomian Desa
meningkatkan penghidupan masyarakat dan pembangunan sarana ekonomi
berbasis potensi lokal, pengembangan usaha mikro, kelembagaan ekonomi
dikaitkan dengan sumber daya manusia.
3. Sosial Budaya Desa
pembangunan pendidikan, sosial dan penguatan adat istiadat setempat dalam
rangka pengembangan partisipasi masyarakat yang melibatkan segenap lapisan
masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok anak-anak pemuda dan wanita.
4. Mitigasi bencana
penataan ruang desa dengan fungsi khusus yaitu mitigasi bencana, berupa
pembangunan daerah daerah yang rawan bencana dan tempat tempat yang
digunakan untuk penampungan evakuasi warga ketika terjadi bencana.
5. Lingkungan hidup
penataan lingkungan yang menjaga keseimbangan holistik antara kawasan
budidaya dengan kawasan lindung dalam upaya menjaga kelestarian penghidupan
sebagian besar masyarakat. Penataan dilakukan juga terhadap pengelolaan di
sektor pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, kehutanan untuk
meminimalisir ketidakseimbangan ekosistem.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Perencanaan Tapak (Site Planing)
Site plan merupakan tampak atas bangunan yang dilengkapi dengan lingkungan
sekitarnya. Sedangkan perencanaan tapak (site planning) adalah seni menata
lingkungan buatan manusia dan lingkungan alamiah guna menunjang kegiatan
manusia. Pengkajian perencanaan tapak (site planning) sering tersusun dalam dua
komponen yang berhubungan, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan
buatan manusia.
Faktor lingkungan alam merupakan suatu sistem ekologi dari air, udara, energi,
tanah, tumbuhan (vegetasi), dan bentuk-bentuk kehidupan yang saling
mempengaruhi dan membentuk suatu komunitas yang saling menyesuaikan diri
dan berkembang bila lingkungan berubah. Kegiatan manusia merupakan bagian
penting dari sistem ekologi ini. Karena itu dalam pembangunan yang menjadi
persoalan ialah bagaimana mempertahankan keselarasan dan tidak melampaui
kapasitas alam dari sistem tersebut guna menunjang kegiatan manusia. Suatu
rancangan tapak yang baik akan meningkatkan kegiatan manusia di samping
menonjolkan potensi tapak yang alami.
Faktor lingkungan buatan manusia terdiri dari bentuk elemen dan struktur kota
yang dibangun, meliputi struktur fisik dan pengaturan ruang serta pola-pola
perilaku sosial, politik, dan ekonomi yang membentuk lingkungan fisik. Kedua
perspektif ini saling mempengaruhi. Seringkali dalam tata lingkungan terjadi
pelanggaran faktor lingkungan alam yang disengaja. Kota memiliki berbagai
sistem prasarana yang luas untuk air, energi listrik, transportasi, saluran
pembuangan air hujan, sanitasi lingkungan dan sebagainya. Dalam perencanaan
dan perancangan tapak dikaji bagaimana kesesuaian suatu tapak dengan berbagai
sistem lingkungan binaan manusia ini. Jadi perencanaan dan perancangan tapak
meliputi hubungan dengan sistem alam maupun dengan sistem buatan manusia,
diperkotaan maupun di lingkungan yang jauh dari perkotaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2.2.2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Tapak
1. Luas tapak harus sesuai dibandingkan dengan luas bangunan atau fasilitas
lain.
2. Tapak merupakan persil yang tidak digunakan,status lahan & ruang bebas.
3. Memiliki topografi, seperti pohon peneduh, pemandangan bagus & lereng
yang menyenangkan.
4. Kualitas lingkungan (dampak proyek terhadap lingkungan sekitarnya).
5. Bahaya: Kemungkinan banjir, longsoran, kedekatan terhadap jalur kereta api,
lalu lintas cepat, bantaran tinggi, perairan yang tidak terlindungi, keberadaan
serangga pengganggu seperti rayap, nyamuk, muka air tanah yang tinggi
sehingga menyebabkan kelembaban pada bangunan.
6. Gangguan: kedekatan terhadap pabrik, rel kereta api, bengkel, lalu lintas dan
sebagainya, yang mengakibatkan gangguan suara, asap, debu, bau-bauan atau
getaran.
7. Pertimbangan lingkungan menjadi aspek penting dalam proses perencanaan
tapak, mencakup analisis iklim mikro dan makro, ekosistem dan
keterkaitannya, hidrologi, vegetasi, serta kondisi tanah bawah permukaan.
8. Kesesuaian terhadap Pola Perkotaan
Kesesuaian terhadap rencana tata kota yang telah disetujui, rencana
sementara atau beberapa kecenderungan dalam penggunaan tanah.
Penzonaan (zoning); kemungkinan perubahannya.
Persetujuan dari badan-badan perencanaan setempat.
Kemungkinan penutupan jalan yang ada dan pembuatan jalan baru.
Akibat peraturan bangunan serta kemungkinan rencana penyesuaian.
9. Ketersediaan pelayanan kota
Pengumpulan dan pembuangan sampah.
Perlindungan terhadap bahaya kebakaran yang dipengaruhi oleh lokasi dan
pencapaian tapak.
Jalan: penerangan, pembersihan, pemeliharaan, penanaman phonon dan
sebagainya.
Perlindungan keamanan polusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
10. Ketersediaan fasilitas lingkungan dan sosial.
2.2.3. Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia tentang tata cara perencanaan lingkungan
perumahan di perkotaan, ruang terbuka merupakan komponen berwawasan
lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu lanscap, hardscap, taman atau
ruang rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan (RTHKP) ditetapkan dalam instruksi Mendagri no.1 tahun
2007, yang menyatakan “Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh
penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemnfaatan dan
fungsinya adalah areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan
wilayah pekotaan dengan besaran minimal 30% dari luas area.
Tujuan penataan RTHKP adalah :
1. menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan
2. mewujudkan kesimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.
3. meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih.
Fungsi RTHKP adalah :
1. Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan
2. Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara
3. Tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati
4. Pengendali tata air; dan
5. Sarana estetika kota.
Manfaat RTHKP adalah :
1. Sarana untuk mencerminkan identitas daerah
2. Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan
3. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interkasi sosial
4. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan
5. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
6. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula.
Berikut ini adalah rumus-rumus untuk mengetahui perbandingan antara wilayah
terbuka dengan wilayah terbangun
Tabel 2.1 Tabel Rumus Perhitungan Perbandingan Wilayah Terbangun dengan
Luas lahan total
Tabel 2.2 Tabel Rumus Perhitungan Perbandingan Wilayah terbuka dengan Luas
Lahan Total
2.2.4. Pengertian Kampung
Secara garis besar, kampung adalah sama pengertiannya dengan desa. Maka di
bawah ini adalah penjelasan dan pengertian mengenai desa atau kampung.
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan
berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. (UU no. 5 tahun 1979)
Sedangkan menurut Paul H Landis, Desa adalah suatu wilayah yang jumlah
penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam,
sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Menurut aktifitasnya, Desa dapat dibagi menjadi tiga macam. Yaitu :
1. Desa agraris, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di
bidang pertanian dan perkebunanan.
2. Desa industri, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah
di bidang industri kecil rumah tangga.
3. Desa nelayan, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah
di bidang perikanan dan pertambakan.
Beberapa fakta juga membagi kampung menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Kampung di pesisir pantai
Pola pemukiman terbentuk karena adanya potensi dan kendala lingkungan. Pantai
landai dengan arus/ombak tenang akan lebih dominan dipakai sebagai lokasi
hunian dibanding dengan pantai curam. Struktur fisik lingkungan dominan
berperan sebagai lokasi.
2. Kampung di sepanjang sungai
Pola perkampungan di sepanjang sungai di pedesaan yang menggunakan sungai
sebagai prasarana transportasi, mempunyai kencenderungan pola yang linier
dengan orientasi mengikuti pola aliran sungai. Efektifitas pencapaian sarana
transportasi menjadi faktor dominan. Alat transportasi sungai sebagai sarana
transportasi utama mempengaruhi pola hunian, yang menuntut kemudahan moda
angkutan (perahu) sampai ke sampaing rumah. Pola diatas menunjukkan adanya
pola curva linier di sepanjang sungai dan mengumpul pada daerah "dalam". Pola
ini didapati pada lingkungan dengan aktifitas penduduk sebagai petani garam di
daerah dekat dengan pesisir pantai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Kampung di lingkungan pedalaman (pertanian)
Aktifitas pertanian sawah, atau ladang mempunyai pola yang spesifik sesuai
dengan kondisi lingkungan dan topografinya. Kendala-kendala lingkungan
mampu menjadikan perkampungan pedesaan ini terlihat menyatu dengan
lingkungan, suatu pertimbangan arif dalam mengelola lingkungan. Pada radius
"tertentu" satu kelompok hunian membentuk satu komuniti yang "harmonis".
Pertimbangan jangkauan pengawasan area garapan mereka menentukan
pengelompokan ini.
4. Kampung di pedalaman (lereng gunung)
Pola morfologi kampung di daerah ini sangat erat kaitannya dengan upaya
pengelolaan area matapencaharian penduduk sebagai petani (salah satu kasus).
Teknologi teracering untuk pengelolaan saluran irigasi dan pengelolaan pertanian
mempengaruhi bentuk-bentuk pengolahan lahan perumahannya. Merupakan
pemecahan lahan yang kontekstual dengan memunculkan vista pemukiman
pedesaan di pegunungan yang selaras.
Secara garis besar, dapat disimpulkan juga bahwa kampung tunanetra merupakan
kampung yang sama dengan kampung yang lain pada umumnya. Hanya saja
mempunyai sedikit perbedaan mengenai masyarakat yang tinggal di kampung
tersebut adalah kaum tunanetra yang membutuhkan pendamping khusus dalam hal
ini adalah masyarakat kaum awas yang berada di sekitar kampung tersebut.
Adanya masyarakat yang menempati sebuah kampung, maka tidak akan pernah
lepas dari peran serta rumah yang menjadi komponen utama bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat yang menempati sebuah kampung
tersebut. Sejalan dengan hal-hal tersebut, maka perencanaan kampung meliputi
pembangunan rumah di atas suatu kawasan pemukiman yang ditata dengan
perencanaan yang baik sesuai dengan tata ruang dan tata guna tanah, dilengkapi
dengan prasarana dan fasilitas sosial sehingga merupakan suatu lingkungan
kampung yang fungsional bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Beberapa komponen fisik yang ada pada lingkungan kampung, yaitu :
2.2.5. Komponen Fisik Kampung
2.2.5.1. Rumah
Rumah adalah salah satu produk terpenting yang dihasilkan manusia dalam usaha
mereka untuk memajukan peradaban karena rumah merupakan masalah yang
aktual, kompleks dan bersifat multidisipiner. (Jo Santoso, Budi P. Iskandar,
Parwoto, 2002).
Dengan menggunakan dasar dan acuan dari pembentukan suatu perumahan,
elemen terpenting dari sebuah kampung adalah rumah itu sendiri. Dengan singkat
dapat disebutkan beberapa ciri hakiki yang secara intrinsik menandai perumahan
manusia. Ciri-ciri hakiki itu adalah sebagai berikut :
1. Rumah memberikan kenyamanan
Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani. Sebagai keutuhan pribadi yang
jasmani ia membutuhkan pengamanan bagi badannya. Tempat berteduh untuk
menghindari teriknya panas matahari, dinginnya air hujan dan kepengapan
udara polusi. Rumah harus menjaga kesehatan badan.
2. Rumah memberikan ketenangan hidup
Dunia dalam jangka dewasa ini dipenuhi oleh keramaian dari hiruk pikuk yang
memekakan telinga. Kesibukan dan keramaian itu dapat menimbulkan
ketegangan patologis. Bahkan jaman teknologi yang begitu maju justru
merupakan ancaman yang meresahkan, karena manusia yang berada di tempat
tersebut merasa ketenangan terganggu. Rumah seharusnya menunjukkan
manfaat untuk tempat memperoleh jasmani dan rohani. Rumah adalah
rekoleksi kekuatan.
3. Rumah memberikan kebebasan
Kegiatan-kegiatan budaya merupakan proses pembebasab manusia. Karya
manusia pada hakekatnya adalah langkah-langkah menuju kepada penemuan
diri. Rumah memberikan kondisi kepada pencapaian kebebasan psikologis dan
sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Menurut Eko Budhiarjo (1987:55) berbagai konsep tentang rumah, yaitu :
1. Rumah sebagai pengejawatan jati diri.
2. Rumah sebagai wadah keakraban.
3. Rumah sebagai menyendiri dan menyepi.
4. Rumah sebagai akar dan kesinambungan.
5. Rumah sebagai wadah kegiatan utama sehari-hari.
6. Rumah sebagai pusat jaringan sosial.
7. Rumah sebagai struktur fisik.
Sedangkan menurut fritz wilkening (1989:9) nilai rumah tergantung pada empat
faktor, antara lain : luas rumah, hubungan antar ruang, penataan ruang dan denah
ruang.
2.2.5.2. Bangunan Pondok
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pondok adalah bangunan untuk tempat
sementara (seperti yang didirikan di ladang, di hutan. Terletak di tepi hutan yang
hendak dibuka itu didirikan beberapa buah.
2.2.5.3. Bangunan Komposting
Bangunan komposting adalah tempat untuk mengolah sampah agar menjadi
susuatu yang bermanfaat. Dengan mengolah sampah untuk dijadikan pupuk
kompos maka secara tidak langsung, dapat membantu pemerintah dalam
pengelolaan sampah tersebut. Untuk membuat atau mengelola sampah organik
agar dapat menjadi pupuk, di butuhkan alat untuk dapat menunjang pembuatan
pupuk organik tersebut. adanya penyediaan alat yang disebut Mesin Kompos atau
Mesin APPO (Alat Pembuat Pupuk Organik). Dapat juga menggunakan alat yang
dinamakan Rotary Klin Manual Biophosko® RKM 1000L berdimensi Panjang
Lebar Tinggi ( Tinggi= 190 cm, lebar= 155 cm, panjang= 290 cm) terbuat dari
bahan fiber resin, reducer, konstruksi logam dan peralatan aerasi lainnya. Pada
dasarny bangunan komposting tidak perlu membutuhkan lahan yang banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Gambar 2.1. Mesin Kompos atau Mesin APPO Gambar 2.2. Rotary Klin Manual
2.2.5.4. Kandang - Kandang
Kandang bertujuan untuk memelihara beberapa jenis hewan ternak agar dapat
dimanfaatkan oleh para pemuda tunanetra dalam berwirausaha. Kandang sangat
diperlukan dalam usaha beternak ayam, sapi, maupun kambing karena sebagai
tempat berlindung, berkembangbiak, dan memudahkan penanganan ternak dalam
proses produksi, pengawasan kesehatan, dan vaksinasi, serta mencegah gangguan
binatang pengganggu atau binatang buas. Beberapa jenis hewan yang dapat di
ternakkan adalah hewan ternak seperti ayam, kambing, dan sapi.
Seperti yang sering kita lihat, kandang untuk hewan ternak seperti sapi atau
kambing biasanya terbuat dari bahan bambu yang atapnya bisa dengan genting
dan tanah dasarnya diperkeras dengan semen. Atau apabila menginginkan tanah
dasarnya tidak diperkeras, bisa hanya ditambahkan jerami saja di atas tanahnya.
Dalam pembuatan kandang, perlu memperhatikan persyaratan sebagai berikut :
Cukup mendapat sinar matahari
Mempunyai ventilasi yang baik
Letak kandang di tanah lebih tinggi dengan sistem drainase yang baik
Penempatan kandang tidak terletak pada jalur lalu lalang orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1. Kandang Ayam
Untuk menjamin agar ayam-ayam yang dipelihara tetap dalam kondisi sehat,
kandang mempunyai peranan yang sangat penting. Maka perlu diperhatikan
syarat-syarat kandang yang sehat seperti pada penjelasan dibawah ini :
1. Letak kandang
Lokasi untuk membangun kandang sebaiknya dicari tempat yang lebih tinggi
daripada lingkungan sekelilingnya. Pemilihan kandang yang tinggi bertujuan
agar pada musim hujan kandang tersebut tidak kebanjiran atau becek.
2. Ventilasi
Kandang ayam harus diberi ventilasi yang cukup agar udara dapat keluar
masuk secara berkesinambungan sehingga kondisi kandang selalu segar.
3. Sinar Matahari
Letak kandang sedapat mungkin menghadap ke timur agar sinar matahari,
terutama sinar pagi dapat masuk ke dalam kandang.
4. Kelembapan Udara
Kelembapan udara yang tinggi di dalam kandang dapat berpengaruh negatif
terhadap kesehatan ayam yang tinggal di dalamnya. Apabila kandang basah
karena kelembapan udara yang sangat tinggi, dapat menyebabkan terserangnya
penyakit di tubuh ayam-ayam tersebut.
5. Pohon Pelindung
Agar udara disekitar kandang terasa segar dan nyaman, di sekeliling kandang
sebaiknya ditanami pohon pelindung yang bermanfaat.
6. Pondasi Kandang
Pondasi kandang dibuat berdasarkan besar kecilnya kandang. Pondasi
kandang harus dibuat kokoh dan kuat serta dapat mencegah masuknya air ke
dalam kandang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Ada beberapa sistem kandang ayam yang dapat diterapkan untuk tempat
peternakan ayam, yaitu :
Kandang sistem ren
Kandang sistem ren mempunyai halaman pengumbaran sehingga ayam dapat
berjalan jalan dengan bebas, kandang ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
pertama terdiri atas kandang dengan atap beserta perlengkapannya seperti tempat
pakan, tempat minum, dan sarang untuk bertelur. Bagian kedua berupa lantai atau
halaman umbaran yang dibatasi pagar setinggi 2,5 m. Atap kandang terbuat dari
genting atau rumbia. Bahan dinding kandang dan pagar halaman umbaran
umumnya terbuat dari bambu, kayu, atau anyaman kawat di halaman umbaran ini
sebaiknya terdapat rumput atau tumbuhan perdu sehingga ayam yang diumbar
dapat memakan hijauan namun banyak memerlukan tempat, dan jika terjangkit
penyakit penjalarannya lebih cepat.
Gambar 2.3. Kandang Sistem Ren
Kandang sistem portal (Litter)
Bangunan kandang sistem postal ini tidak mempunyai halaman pengumbaran.
Setiap hari ayam selalu berada di dalam kandang yang beralaskan litter (Misalnya
sekam padi dan serutan kayu) Oleh karena itu, kandang sistem ini juga disebut
kandang sistem litter. Keuntungan kandang sistem ini adalah menghemat tempat,
tenaga, biaya, tata laksana lebih mudah, dan ayam bisa mendapat tambahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
vitamin B-12 dari hamparan penutup lantai (litter). Pada ayam petelur, konvensi
pakan cenderung lebih baik. Demikian juga produksi telurnya lebih tinggi dan
kulit telurnya lebih tebal. Kekurangannya adalah apabila terjadi suatu penyakit
maka penjalarannya sangat cepat, terutama disebabkan adanya cacing dan parasit.
Gambar 2.4. Kandang Sistem Postal (Litter)
2. Kandang Sapi dan Kandang Kambing
Persyaratan lokasi pembangunan kandang sapi atau kambing yang ideal untuk
membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman
penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari
rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat
menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya
dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
Kandang untuk pemeliharaan sapi dan kambing harus bersih dan tidak lembab.
Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang
meliputi konstruksi, letak, ukuran dan perlengkapan kandang.
1. Konstruksi dan letak kandang
Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan
salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari
pada tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang.
Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
ke luar lantai kandang tetap kering. Bahan konstruksi kandang adalah kayu
gelondong/papan yang berasal dari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh
tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar.
2. Ukuran kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang
akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2
m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor
anak sapi cukup 1,5×1 m.
3. Perlengkapan kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang
sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan
dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur
kotoran. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan
sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.
Gambar 2.5. contoh kandang sapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Sumber :Dinas peternakan DKI Jakarta, Jakarta Pusat
Gambar 2.6. contoh desain kandang kambing
2.2.6. Sarana, Prasarana, dan Utilitas Lingkungan Kampung
Prasarana adalah Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses baik usaha, pembangunan, proyek. (Kamus Besar
BI, 2002:893). Sarana adalah Segala sesuatu (dapat berupa syarat atau upaya)
yang dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan.
(Kamus Besar BI, 2002:999). Dalam prasarana kampung, maka pengertian
Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik yang memungkinkan lingkungan
kampung dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas adalah sarana penunjang
untuk pelayanan kawasan-kawasan yang membutuhkan pengelolaan yang
berkelanjutan dan profesional agar dapat memberikan pelayanan memadai pada
masyarakat. Pengembang kampung harus menyediakan sarana, prasarana dan
utilitas pendukung yang sesuai agar dapat digunakan oleh penduduk kampung
sebagaimana mestinya. Misalnya toko, pembuatan saluran air bersih dan kotor,
pembuangan sampah, memasang jaringan listrik dan telekomunikasi, lahan parkir,
fasilitas sosial, melakukan perbaikan jalan agar mempermudah akses menuju
kampung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2.2.6.1. Toko
Toko atau kedai adalah sebuah tempat tertutup yang di dalamnya terjadi kegiatan
perdagangan dengan jenis benda atau barang yang khusus, misalnya toko buku,
toko buah, dan sebagainya. Secara fungsi ekonomi, istilah "toko" sesungguhnya
hampir sama dengan "kedai" atau "warung". Akan tetapi pada perkembangan
istilah, kedai dan warung cenderung bersifat tradisional dan sederhana, dan
warung umumnya dikaitkan dengan tempat penjualan makanan dan minuman.
Secara bangunan fisik, toko lebih terkesan mewah dan modern dalam arsitektur
bangunannya daripada warung. Toko juga lebih modern dalam hal barang-barang
yang dijual dan proses transaksinya.
2.2.6.2. Jalan
Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi
segala jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkak bagi lalu-lintas kendaraan, orang dan hewan. Ada beberapa jenis
jalan, salah satunya adalah jalan setapak. Jalan setapak dapat berupa deretan batu
lempeng yang ditata menjadi batu loncatan dan dapat juga berupa jalan sempit
yang ditaburi kerikil hias.
Fungsi jalan setapak dalam taman adalah untuk tempat berpijak dan jalur pemisah
antara dua bagian taman. Jalan setapak perlu dirancang matang sebelumnya agar
menjadi satu elemen yang sangat menarik dan menambah keindahan taman. Jalan
setapak dapat dibuat dari batako, bata merah, atau keramik dengan tekstur agak
kasar. ( Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tabel 2.3. Keuntungan Dan Kerugian Bahan Lapisan Permukaan
No
.
Tipe Lapisan
Permukaan
Keuntungan Kerugian
1. Rumput Permaukaan lunak, ideal
untuk banyak tujuan
permainan, biaya awal
rendah
Tidak dapat digunakan
dalam cuaca basah, sulit
dipelihara
2. Tanah Asli Biaya awal rendah,
permukaan lunak
Berlumpur dalam cuaca
basah, berdebu dalam
cuaca kering
3. Pasir-lempung
dan pasir
kerikil
Murah bila tersedia bahan
yang cocok, permukaan
cukup lunak
Sulit untuk memperoleh
perbandingan campuran
yang memadai
4. Batu bata
diatas pasir
Penampilan menaik
Biaya awal relatif tinggi
Permukaan terlalu keras
untuk digunakan sebagai
tempat bermain, biaya
perawatan relatif tinggi
5. Perkerasan
blok-batu
diatas pasir
atau tanah asli
Biaya rendah bila
menggunakan perkerasan
yang lama, penampilan
memuaskan, tahan lama
6. Slab beton
percetakan
diatas pasir
atau tanah asli
Utilitas sepanjang tahun,
penampilan memuaskan
7. Flagstone
diatas pasir
atau tanah asli
Utilitas sepanjang tahun,
penampilan memuaskan,
tahan lama
-
8. Beton aspal Permukaan baik untuk
sebagian besar tujuan tempat
bermain bila dispesifikasi
dan dihamparkan dengan
memadai, tidak terlalu keras
seperti beton semen, utilitas
sepanjang tahun
Kasar dan abrasif kecuali
bila dispesifikasi dan
dibangun dengan
memadai, panas untuk
kaki telanjang, tidak
menarik untuk di daerah
yang luas
9. Aspal cork Melenting, permukaan
sangat baik untuk banyak
tujuan tempat bermain,
utilitas sepanjang tahun,
penampilan memuaskan
Biaya relatif sangat
tinggi, menjadi lunak
pada saat cuaca panas
10. Beton semen Utilitas sepanjang tahun,
biaya perawatan minimum,
permukaan baik untuk alat
Tidak melenting, biaya
awal relatif tinggi,
daerah yang luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
bermain dengan
menggunakan roda.
membutuhkan
sambungan ekspansi,
tidak menarik pada
daerah yang luas
11. Kerikil Biaya awal rendah, indah
dilihat
Dapat dilemparkan oleh
anak-anak sehingga tidak
cocok untuk beberapa
penggunaan seperti
lapisan permukaan di
daerah perumahan
Sumber : Standar Perencanaan Tapak, Joseph De Chiara dan Lee E. Koppelman, 1990
2.2.6.3. Tempat Pembungan Sampah
Kawasan kampung yang sehat dan bersih adalah kawasan kampung yang
dilengkapi dengan sistem pengelolaan sampah yang memadai, yaitu sistem
pengelolaan sampah yang aman, nyaman dan dapat menganut ketentuan sistem
pembuangan sampah di kawasan perumahan. Adanya TPS di sebuah kampung
bertujuan untuk menampung sampah rumah tangga yang berasal dari seluruh unit
tempat atau bangunan yang ada.
2.2.6.4. Tempat Parkir
Berikut adalah beberapa pengertian tentang tempat parkir :
1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya. (Poerwadaminta,
1984)
2. Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama atau
sebentar tergantung pada kendaraan dan kebutuhannya. (peraturan lalu lintas)
3. Parkir adalah tempat menempatkan dengan pemberhentian kendaraan
angkutan atau barang (bermotor maupun tidak bermotor) pada suatu tempat
dalam jangka waktu tertentu. (Taju, 1996)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Didalam menentukan tata letak parkir, mempunyai beberapa kriteria, antara lain
sebagai berikut :
1. Parkir terletak pada muka tapak yang datar
2. Penempatan parkir tidak telalu jauh dari pusat kegiatan
Sistem parkir menurut Neufert Architect Data (NAD) terbagi dalam beberapa
jenis, yaitu:
1. Sistem parkir paralel
Karakter :
Efisien diterapkan di badan jalan.
Sirkulasi keluar-masuk sulit.
Daya tamping kendaraan sedikit.
Gambar 2.7. Parkir Paralel
2. Sistem parkir menyudut 45o
Karakter :
Efisien diterapkan di area parkir
(basement dan sebagainya).
Sirkulasi keluar-masuk lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Daya tampung kendaraan cukup banyak.
Gambar 2.8. Parkir Menyudut 45o
3. Sistem parkir menyudut 90o
Karakter :
Efisien diterapkan di area parkir
(basement dan sebagainya).
Sirkulasi keluar-masuk lancar.
Daya tampung kendaraan banyak.
Gambar 2.9. Parkir Menyudut 90o
2.2.7. Sarana Ruang Terbuka Hijau di Dalam Kawasan Kampung
2.2.7.1. Sawah
Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi
oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya
lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini,
sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan
penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi
sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang
terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah
irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland
rice).
Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak berteras untuk menghindari
erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng bukit atau
gunung di Jawa dan Bali.
2.2.7.2. Taman (Tanaman Obat)
Menurut Laurie (dalam seminar “Taman Rumah Tinggal Dalam Lingkungan
Pemukiman Kota.1983”), secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang
lahan berpagar yang digunakan untuk mendapat kesenangan, kegembiraan,
kenyamanan bagi penggunanya. Berikut adalah beberapa contoh tanaman obat
yang bisa ditanam di kampungan tunanetra, antara lain:
Tabel 2.4. contoh tanaman obat
No. Nama Tanaman Manfaat/Kegunaan
1. Alang-alang
radang ginjal akut, muntah darah, Kencing nanah,
mimisan
2. Asam Kawak bisul, jerawat, nyeri haid, batuk kering, keputihan
3. Bangle
penurun panas, peluruh dahak, pembersih darah, sakit
kepala,
4. Bidara Upas
radang usus buntu, muntah darah, batuk, keracunan
makanan
5. Daun Suji leukimia, obat untuk mengompres luka pukul
6. Dringo sakit kuning, asma, obat penenang
7. Gambir membantu kelancaran proses di perut, obat luka bakar
8. Inggu demam, kejang anak, nyeri ulu hati, sakit telinga
9. Jarak memperlancar produksi ASI, daya tahan tubuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
10. Jung Rahap bengkak pada kaki, sakit perut, demam
11. Katuk pelancar ASI, menurunkan kadar kolesterol
12. Kayu Angin infeksi saluran napas atas dan saluran urin
13. Manggis obat sariawan, wasir, dan luka
14. Kecubung asma, napas pendek, bronkitis, batuk
15. Kelembak sembelit, hepatitis, antivirus, luka bakar
16. Kapulaga obat batuk, mencegah keropos tulang
17. Kluih pembesaran prostat, gagal ginjal, menurunkan kadar
gula darah
18. Kunci Pepet kembung, bengkak,masuk angin, pelangsing
19. Laos panu, perut sakit, rematik, sakit kepala
20. Lidah Buaya penyubur rambut, bisul, kencing manis, batuk
21. Mahoni hipertensi, kencing manis
22. Merica menambah nafsu makan, meluruhkan keringat
23. Mindi Kecil cacingan, darah tinggi, kudis, skabies
24. Petai Cina menyembuhkan diabetes melitus, luka bakar
25. Puyang obat demam, rematik, asam urat, pereda nyeri
26. Tapak Dara darah tinggi, kanker payudara, hipertensi
Sumber:Prof.dr.H. Azwer Angoes, DAFK, Sp.FK
Taman biasanya memiliki beberapa aksesoris untuk memperindah tatanan taman
itu sendiri. Karena taman juga adalah sebagai unsur penyeimbang antara
bangunan dan alam. Berikut ini adalah contoh beberapa aksesoris taman yang
dapat dijadikan suatu unsur penting untuk memdukung seolah hidupnya taman.
1. Meja dan kursi taman
Meja dan kursi taman adalah salah satu aksesoris yang pentng untuk taman,
karena selain berfungsi sebagai penghias, kursi taman juga berfungsi sebagai
tempat untuk melepas lelah atau sekedar tempat untuk menikmati keindahan
taman. Kursi dan meja taman biasanya terbuat dari kayu, besi, plastik atau bata
berlapis semen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Fountain
Unsur air dalam sebuah taman mutlak dihadirkan karena merupakan dasar dari
kehidupan. Fountain adalah struktur yang terdiri dari wadah air berbentuk
mangkok atau kolam kecil dengan nozzel di tengahnya untuk memuncratkan air
yang menjadi elemen estetika taman. Air yang dimuncratkan ke udara olek nozzel
dibuat halus, dengan semburan yang tidak terlalu keras. Akan lebih baik
pengguanaan fountain kecil yang banyak dibandingkan satu atau beberapa
fountain yang besar.
Fountain biasanya berbentuk bintang 8 sudut, baik segi delapan atau mangkok
lebar yang rendah dengan permukaan berlekuk seperti kerang. Detail fountain
dapat diperindah dengan melapiskan keramik mozaik pada wadaha air, atau
membuat fountain tersebut dari marmer.
Gambar 2.10. Contoh fountain
3. Bak Tanaman (planter box)
Bak tanaman atau Planter Box dibuat untuk wadah tanaman semak yang
umumnya ditanam berderet. Bak tanaman biasanya berbentuk gometris seperti
persegi panjang, bintang bersudut delapan, belah ketupat atau segi delapan. Bak
tanaman ini ditempatkan sebagai bagian dari bentuk simetris dari taman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Gambar 2.11. Contoh bak tanaman (planter box)
4. Lampu Taman
Keindahan taman tidak hanya dapat dinikmati di siang hari. Selain berfungsi
sebagai penerang, efek cahaya lampu yang dirancang dengan baik akan
menimbulkan nilai artistik. Lampu taman dapat dipilih dari bahan logam,
fiberglass, atau kaca kedap air. Lampu taman diciptakan untuk menerangi sudut –
sudut tertentu dari taman tersebut.
5. Bak Sampah
Bak sampah adalah salah satu elemen yang penting dalam taman. Desain bak
sampah yang menarik akan membuat taman menjadi lebih cantik. Untuk
mempermudah dalam pengelolaan sampah, bak sampak bisa di desain
berdasarkan jenisnya.
Gambar 2.12. Contoh bak sampah
2.2.7.3. Labirin
Labirin adalah jaringan jalan yang rumit dan berliku-liku. Sejak zaman dahulu,
labirin telah digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai proteksi keamanan
hingga hiburan. Dapat diartikan sebagai tempat yang penuh dengan jalan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
lorong yang berliku-liku dan simpang siur. Pada umumnya, labirin dibuat untuk
tujuan hiburan. dalam kehidupannya, labirin dapat ditemukan pada susunan jalan
kecil atau gang-gang di kawasan perumahan. sangat sulit bagi orang yang asing
dengan suatu daerah untuk mencari jalan. bila mengetahui metode untuk keluar
dari labirin, ia dapat dengan mudah mengatasi kesulitan.
Gambar 2.13. Contoh labirin
2.2.7.4. Kolam
Kolam untuk wilayah kampung, sering di buat untuk untuk usaha perikanan.
Contoh ikan yang dapat di jadikan usaha perikanan adalah ikan lele, ikan mas,
ikan merah, nila, tawes, gurame, bandeng air tawar, patin dan sebagainya.
Bagi masyarakat kampung, kolam ikan bertujuan juga untuk memenuhi kebutuhan
lauk pauk dalam menu makan sehari-hari. Memelihara ikan dianggap cukup
menguntungkan karena dapat memanfaatkan sisa makanan sebagai pakan
sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pakan.
Dalam budidaya ikan, dikenal berbagai jenis kolam berdasarkan fungsinya.
Adapun kolam-kolam tersebut antara lain kolam pemeliharaan induk, kolam
pemijahan, kolam penetasan telur, kolam pendederan, kolam pembesaran, kolam
penumbuhan pakan alami ikan, kolam pengendapan, dan kolam penampungan
hasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2.2.7.5. Gazebo
Gazebo adalah sebuah bangunan permanen atau semi permanen yang diletakkan
di taman atau di atas kolam. Adapun fungsi Gazabo untuk sekedar santai sambil
menikmati keindahan pemandangan sekitarnya. Bentuk gazebo bermacam-macam
misalnya melingkar, segi empat, segi lima, segienam dan lain-lain. Bahan yang
dapat dipakai untuk membuat Gazebo misalnya: bambu, kayu, rotan, dan lain-lain.
Ukuran gazebo berkisar ± 2 x 2 m untuk menampung 4-5 orang. Gazebo dapat
menggunakan lantai bata merah, ubin, sekedar plasteran yang dihias khusus
dengan batu-batu kerikil, dari bambu atau dapat juga dengan kayu. Tiang
penyangga bisa dipilih dari kayu, besi, bambu atau beton. Sedangkan atapnya
dapat berupa genteng, sirap, ijuk, asbes, daun kelapa kering, atau juga bisa dengan
ilalang.
Gambar 2.14. Contoh gazebo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PERENCANAAN
3.1. Langkah-langkah Perencanaan
Perencanaan ini dilakukan secara bertahap, langkah-langkah perencanaan ini
adalah:
1. Menentukan tema kawasan kampung tunanetra
2. Merancang kawasan kampung tunanetra
3. Memberikan komponen dan fasilitas kawasan kampung tunanetra
3.2. Mencari Data atau Informasi
Ada beberapa tahapan di dalam mencari data atau informasi, yaitu :
1. Tahap persiapan
Tahap yang dimaksudkan untuk mempermudah jalannya perencanaan, seperti
pengumpulan data, analisis, dan penyusunan laporan.
Tahap persiapan meliputi :
Studi Pustaka
Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan
sehingga mempermudah dalam pengumpulan data, anlisis data maupun
dalam penyusunan hasil perencanaan.
Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui dimana lokasi atau
tempat dilakukannya data yang diperlukan dalam penyusunan
perencanaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data yang dimilki oleh instansi
yang terkait dengan perencanaan pembangunan kampung.
3.3. Mengolah Data
Setelah mendapatkan data yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah mengolah
data tersebut. Pada tahap mengolah data atau menganalisis data dilakukan dengan
menghitung data yang ada dengan rumus yang sesuai. Hasil dari suatu pengolahan
data digunakan kembali sebagai data untuk menganalisis yang lainnya dan
berlanjut seterusnya sampai mendapatkan hasil akhir tentang pembuatan site plan
tersebut. Adapun urutan dalam analisis data dapat dilihat pada diagram alir pada
Gambar 3.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
3.4. Penyusunan Laporan
Semua data atau informasi primer maupun sekunder yang sudah dikumpulkan
kemudian diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang
dapat memberikan solusi mengenai perencanaan pembangunan Kampung
Tunanetra Umi Maktum, Desa pojok, Mojogedang, Karanganyar.
Mulai
Latar Belakang
Perhitungan RAB, Perencanaan Site Plan
Dan perhitungan RAB rumah ustadz
Hasil Pembuatan site plan kampung tuna
netra Umi Maktum dan pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Rumusan Masalah
Pemecahan Masalah
Perencanaan Site Plan kampung tuna netra Umi
Maktum
Studi lapangan
Literatur
wawancara
Lokasi
Rencana
Tapak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi
Sejarah singkat mengenai kawasan Mojogedang ini adalah sebuah kecamatan di
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Nama kecamatan ini berasal dari kata
mojo yang berarti cita-cita, dan pepadang yang berarti petunjuk, karena di tempat
inilah Raden Mas Said (Mangkunagara I) mendapatkan petunjuk akan cita-citanya
menjadi penguasa setelah mendengar kicauan burung derkuku di wilayah ini.
Proyek pembangunan Kampung Tunanetra Umi Maktum terletak di Desa Pojok
Kecamatan Mojogedang dan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di
Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Wilayah kabupaten Karanganyar
terletak antara 110º 40" – 111º 10" Bujur Timur dan 7º 28" – 7º 46" Lintang
Selatan. Ketinggian rata-rata 511 m di atas permukaan laut, dengan beriklim
tropis dengan temperatur 22º – 33º.
Yang secara umum masih banyak lahan persawahan yang sangat subur. Karena
lokasinya yang kurang strategis atau termasuk dalam kategori daerah terpencil,
pemanfaatan lahan di lingkup Kecamatan Mojogedang ini lebih banyak
dimanfaatkan sebagai lahan bercocok tanam seperti padi, buah-buahan, dan
ladang. Pemilihan lokasi juga didasarkan pada pewakafan tanah yang di wakafkan
oleh wakif dengan tujuan untuk membangun sebuah perkampungan yang
membantu proses pemberdayaan kemampuan ketrampiran diri untuk masyarakat
tunanetra agar dapat berkembang. Dengan ditemani kaum awas untuk
memperlancar kehidupan yang selaras demi mewujudkan pertumbuhan
perekonomian yang lebih baik dan mewujudkan lingkungan kawasan
perkampungan yang islami dengan di wujudkan adanya pondok sebagai tempat
menyeimbangkan aktifitas dunia dan akhirat. Untuk lebih jelas mengetahui letak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada gambar 4.1 dan Kecamatan
Mojogedang dapat dilihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Karanganyar
Gambar 4.2 Peta Kecamatan Mojogedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Kecamatan Mojogedang yang berada di wilayah Kabupaten Karanganyar ini
secara umum masih bertempat dikawasan yang sejuk dan nyaman untuk
disinggahi atau untuk kawasan pariwisata. Pemanfaatan lahan yang berada di
kawasan Kecamatan Mojogedang pada umumnya digunakan sebagai lahan
bercocok tanam dengan macam tanamannya adalah padi.
Kampung Tunanetra Umi Maktum berada di desa Pojok Kecamatan Mojogedang
dengan suasana alamnya yang sejuk, nyaman, dan asri namun akses jalan untuk
menuju ke perkampungan tunanetra Umi maktum ini masih perlu banyak
perbaikan, namun seiring dengan pembangunan kampung yang bernuansa islami
ini akan di perbaiki pula jalan yang nantinya akan menghubungkan kampung
tunanetra Umi Maktum dengan kampung-kampung yang lainnya. Kampung
tunanetra Umi Maktum ini akan dibangun diatas lahan dengan luas adalah ±
10.000 2m .
Rencana pembangunan Kampung Tunanetra ini berawal dari diwakafkannya dua
bidang tanah yang berdampingan di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang,
Kabupaten Karanganyar. Sebagai penggagas untuk memberikan tempat untuk
menampung kegiatan-kegiatan pemuda tunanetra yang awalnya berada di gedung
Yayasan Al-Ikhwan, Surakarta sudah tidak mampu lagi menampung kegiatan-
kegiatan pemuda tunanetra karena gedungnya terlalu kecil.
Lahan yang akan dibangun ini, memiliki kontur yang relatif berundak. Dengan
ketinggiannya berbeda-beda. Ada yang berada di atas, dan turun ke bawah.
Dengan kontur yang tidak rata tersebut dapat di manfaatkan sebagai lahan
perikanan mengingat aliran air yang turun ke bawah dapat dimanfaatkan.
Dalam pembahasan untuk tugas akhir ini, mengacu pada pembangunan pada sisi
utara (putra), dengan luas lahan ± 10.000 2m . Dengan ide perencanaan adalah :
1. Sebagai tempat untuk pembentukan sumberdaya manusia khususnya kaum
tunanetra yang berkarakter dan memiliki kemampuan untuk mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
ketrampilan-ketrampilan khusus dengan adanya fasilitas pendukung untuk
memberdayakan perekonomian yang lebih meningkat.
2. Sebagai tempat yang dapat berkembang menjadi kawasan wisata rekreasi bagi
anak-anak yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai dan
memungkinkan untuk dibangun di daerah kampung tunanetra Umi Maktum.
Adannya outbond, kolam ikan, kandang, kebun dan dilengkapi dengan gazebo
dimaksudkan menambah semangat dan keceriaan anak-anak yang akan
berekreasi di kampung tunanetra tersebut.
4.2.Kondisi Eksisting Lahan
Kondisi eksisting adalah kondisi sebenarnya yang ada di lahan yang akan
dibangun yaitu di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.
1. Luas lahan ±10.000 2m
2. Batas-batas Lahan :
Sebelah Utara, selatan, timur, barat : Jalan Desa
3. Kondisi Lahan :
Merupakan lahan kosong
Potensi khusus yang dimiliki lahan adalah masih banyaknya lahan kosong
yang tersedia untuk mengantisipasi pengembangan pembangunan.
Berikut adalah ukuran sket lahan seperti gambar 4.3. dibawah ini dan hasil
perencanaan dapat dilihat pada lampiran :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gambar 4.3. Sket Ukuran Lahan kampung Tunanetra Umi Maktum dengan kontur
Gambar 4.4. Sket Ukuran lahan kampung Tunanetra Umi Maktum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
4.3. Perbandingan Wilayah Terbangun dengan Wilayah Terbuka
Luas lahan yang dibangun pada kampung tunanetra Umi Maktum, Desa Pojok,
Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar terdiri dari :
- Luas fasilitas kampung (terbangun) : 1506 2m
Antara lain :
1. Pondok untuk putra : 493 2m
2. Rumah ustadz 2 lantai : 252 2m
3. Bangunan komposting : 50 2m
4. Kandang – kandang : 218 2m
5. Pertokoan : 493 2m
- Luas fasilitas lingkungan (terbuka) :
Antara lain :
1. Taman : 6.453 2m
2. Sawah : 500 2m
3. Labirin : 49 2m
4. Kolam : 300 2m
5. Jalan : 1.142 2m
6. Gazebo : 50 2m
7. Penghijauan : (tersebar)
- Luas Lahan Total : ± 10.000 2m
Pada perhitungan di atas, dapat diketahui besarnya perbandingan antara wilayah
terbangun dengan wilayah terbuka dengan perhitungan sebagai berikut :
Wilayah terbangun =
=
= 15,06 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Wilayah terbuka =
=
= 84 %
Perbandingan antara wilayah terbangun dengan wilayah terbuka pada kampung
tunanetra Umi Maktum, Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten
Karanganyar adalah 15,06 % : 84 %
4.4. Perizinan
Dalam kegiatan pembangunan kampung ini diharuskan melalui proses perizinan
sebelum pelaksanaan berlangsung. Proses perizinan yang harus ditempuh oleh
pengembang kampung tunanetra Umi Maktum ini meliputi beberapa hal yaitu :
pertama kali perizinan yang diajukan adalah perizinan peruntukan kepada
pemerintah daerah setempat, dalam hal ini diajukan kepada pemerintah Kabupaten
Karanganyar. Setelah mengajukan peruntukan, maka akan dilakukan sidang yang
menghasilkan Izin Peruntukan dan Penggunaan Tanah (IPPT). Karena proses
pembangunan dikerjakan pada lahan konversi yaitu dari lahan persawahan
menjadi lahan bangun, maka perlu dilakukan proses pengeringan sesuai dengan
proses perizinan. Setelah itu pengembang membuat site plan tantang bangunan
yang akan dibangun diatas lahan tersebut sesuai dengan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB). Proses perizinan yang ditempuh meminta persetujuan dari
Bupati melalui isntansi terkait yaitu Bappeda, KPT, BPN, Satpol PP, Camat
terkait.
4.5.Perencanaan Site Plan
Setelah mengetahui keadaan lokasi dan mengetahui fungsi atau kegunaan
pembangunan kampung tersebut, maka dapat merencanakan bentuk gambar
desain secara keseluruhan. Denah-denah dan gambar sketsa harus dimulai dengan
gambar sketsa tangan yang kasar kemudian dituangkan menjadi gambar yang
lebih baik dengan skala tertentu dengan menggunakan software AutoCad.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Untuk lebih jelas dalam mengetahui perencanaan site plan kampung tunanetra
Umi Maktum, sisi utara(putra) di Desa Pojok Kecamatan Mojogedang Kabupaten
Karanganyar maka dapat dilihat pada gambar 4.5. di bawah ini beserta
penjelasannya.
Gambar 4.5. Perencanaan Site Plan kampung Tunanetra Umi Maktum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
4.5.1. Komponen Fisik Kampung Tunanetra Umi Maktum
Dari berbagai fungsi yang terdapat dalam sistem sebuah kampung, terdiri atas
beberapa komponen fisik utama yaitu pondok untuk putra, rumah ustadz,
bangunan komposting dan kandang-kandang.
4.5.1.1. Pondok Untuk Putra
Pondok untuk putra, direncanakan dengan luas (panjang x lebar ) 34 m x 14, 5 m
tetapi pada kenyataannya nanti, pondok ini dapat berkembang dan dibangun lebih
besar lagi. Untuk perencanaan awal, pembangunan dengan luas 493 2m yang
mempunyai 6 kamar dan masing-masing kamar mempunyai kamar mandi
didalamnya. Kapasitas orang yang dapat menghuni kamar tersebut adalah 40
orang pemuda tunanetra.
4.5.1.2. Rumah Ustadz 2 Lantai
Rumah ustadz direncanakan dengan luas rumahnya adalah 252 2m mempunyai 3
kamar yang berada di lantai 2 untuk 1 keluarga. Penggunaan atau fungsi bangunan
lantai 1 lebih di khususkan untuk menerima tamu dan sebagai tempat rapat ustadz.
4.5.1.3. Bangunan Komposting
Sebelum merencanakan bangunan komposting, terlebih dahulu harus dipikirkan
bagaimana sampah-sampah tersebut dapat dipisahkan sewaktu dibuang ke tempat
sampah. Penyediaan sampah dengan dua macam tempat sampah yang diberi
tulisan sampah organik dan sampah non organik akan mempermudah dalam
pengambilan dan pemanfaatan sampah organik untuk dijadikan kompos. Sampah
organik akan di bawa ke tempat pembuatan kompos dan sampah non organik akan
dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Kabupaten Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Luas bangunan komposting ini adalah 50 m 2 dengan panjang x lebar adalah
(5mx10m) yang akan dibangun di atas lahan yang berbentuk miring pada bagian
pojok utara. Bangunan ini tidak seluruhnya ditutup dengan dinding bata tetapi
hanya sebagian atau separuhnya saja yang ditutup oleh dinding bata dan
selebihnya dibiarkan terbuka agar sirkulasi udara didalamnya tidak terlalu
menyengat. Lalu atapnya ditutup dengan genting secara keseluruhan.
dalam pemanfaatannya nanti, akan dibedakan atau disendirikan antara sampah
organik dan kotoran hewan. Karena sampah organik yang sudah dikumpulkan
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame disamping itu juga sebagian untuk
bahan pupuk kompos juga. Kotoran hewan ternak sendiri dijadikan pupuk untuk
sawah dan tanaman-tanaman yang lainnya dengan campuran sampah organik
juga.
Dalam pengelolaan sampah yang berada di bangunan komposting, maka harus ada
fasilitas penunjang untuk untuk dapat mengelola sampah dengan baik dan
berkelanjutan. Dengan menggunakan alat yang dinamakan Rotary Klin Manual
Biophosko® RKM 1000L berdimensi Panjang Lebar Tinggi ( Tinggi= 190 cm,
lebar= 155 cm, panjang= 290 cm) terbuat dari bahan fiber resin, reducer,
konstruksi logam dan peralatan aerasi lainnya. Pada dasarnya bangunan
komposting tidak perlu membutuhkan lahan yang banyak.
Untuk pemanfaatannya nanti, akan dibedakan atau disendirikan antara sampah
organik dan kotoran hewan. Karena sampah organik yang sudah dikumpulkan
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame disamping itu juga sebagian untuk
bahan pupuk kompos juga. Kotoran hewan ternak sendiri dijadikan pupuk untuk
sawah dan tanaman-tanaman yang lainnya dengan campuran sampah organik
juga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 4.6. Bangunan Komposting
4.5.1.4. Kandang-kandang
Ada tiga kandang yang direncanakan, yaitu kandang ayam, sapi dan kambing.
Untuk penempatannya sendiri akan diberi jarak untuk memberikan rasa nyaman
dan aman bagi hewan-hewan ternak tersebut.
1. Kandang Ayam
Kandang ayam akan dibuat dengan luas kandangnya adalah 8 x 5m dengan
prinsip separuh dibuat bangunan yang tertutup dan separuhnya lagi terbuka
dengan diberi pagar pada sekelilingnya sistem kandang ini adalah sistem kandang
ren. Dimaksudkan agar sewaktu pagi, ayam-ayam dapat keluar dihalaman yang
terbuka tetapi tidak akan keluar karena sudah ada pagarnya. Sewaktu malam,
ayam-ayam akan masuk ke kandang dengan nyaman dan sebagai tempat untuk
berkembang biak juga. Dimaksudkan juga untuk menjadi pengaman untuk anak-
anak yang akan melihat ayam-ayam dengan berada di luar pagar kandang
ayamnya.
Untuk menjamin agar ayam-ayam yang dipelihara tetap dalam kondisi sehat,
kandang mempunyai peranan yang sangat penting. Maka perlu diperhatikan
syarat-syarat kandang yang sehat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Bentuk kandang, dibuat dengan sistem kandang ren. Kandang ayam sistem ren
adalah kandang ayam yang menggunakan halaman pengumbaran. Bentuk
kandang ini sangat sederhana, yaitu areal halaman tempat ayam dibuat pagar
sekelilingnya. Untuk lantai dasar dibuat dari peluran semen yang siap diisi dengan
litter yang terdiri dari campuran pasir, sekam, kapur tohar, dan butiran-butiran
arang dengan perbandingan 3 : 2 : 12
1:
2
1. Kerangka dibuat dari kayu yang kuat
slah satunya adlah kayu dolken, sedang dindingnya dibuat dari kawat ram dan
papan. Untuk atapnya dipakai asbes gelombang. Tempat pengumbaran, dibuat
semakin luas akan lebih baik. Dan di dalam tempat pengumabran ini akan lebih
asri jika diberi batu-batuan, tanaman hias dalam pot, rumput, dan sebagainya
sehingga suasana dalam kandang tampak seperti hutan buatan.
Gambar 4.7. Kandang Sistem Ren
2. Kandang Kambing
Kandang kambing dibuat dengan bentuk seperti gaya panggung. Luas kandangnya
adalah 70 2m (10x7m) dengan banyaknya kambing ±35 ekor kambing. Lantai
kandang berada setinggi 50 cm dari permukaan tanah. Jadi pada saat kambing
akan masuk ke kandang, harus naik dahulu melalui tangga yang berada di belakan
kandang. Ketinggian kandang dari tanah samapi atapnya adalah setinggi 200 cm.
Tepat dibawah kandang tersebut, di buat lubang selebar 200 cm yang berfungsi
untuk menampung kotorannya. Nantinya kotoran tersebut akan dibawa atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
ditampung di tempat pembuatan pupuk kompos. Bahan yang digunakan untuk
membuat kandangnya sendiri adalah dengan menggunakan bambu dan kayu.
Atapnya menggunakan genteng. Agar lebih jelas mengenai desain kandang
kambingnya, maka akan dijelaskan pada gambar 4.7. seperti dibawah ini.
Sumber :Dinas peternakan DKI Jakarta, Jakarta Pusat
Gambar 4.8. Desain kandang kambing
3. Kandang Sapi
Kandang sapi, direncanakan dengan luas lahannya adalah 108 m 2 (12x9m) dibuat
dengan awalan pengerasan tanah yang akan digunakan sebagai kandang dan
pondasi untuk memperkokoh kandang. Karena sapi adalah hewan yang tergolong
mempunyai badan besar, maka perlakuan pembuatan kandangnya pun berbeda.
Apabila kandanya tidak kokoh, dikhawatirkan sapi akan lepas karena kekuatan
kandanya kurang memadai. Atapnya sama seperti kandang-kandang yang lain
yaitu menggunakan genteng. Karena sifat genteng yang tahan lama dan kuat
menahan terjangan angin tetapi angin yang tidak begitu besar kekuatannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Bahan konstruksi menggunakan kayu gelondong yang besar dan kuat yang di
tutup dengan perkerasan semen. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi
agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar. Kandang lebih baik atau
harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar
matahari harus dapat menembus pelataran kandang.Sebelum membuat kandang
sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran
kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m dengan banyaknya sapi
adalah 15 ekor. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m
adalah 15 ekor dan untuk seekor anak sapi, sepuluh ekor cukup 1,5×1 m.
Konstruksi kandang sapi dibuat salah satu atau kedua sisinya miringkearah
selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk
kencing sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang tetap kering. Banyaknya
sapai yang dapat ditampung dengan luas lahan seperti diatas adalah ± 40 ekor
sapi.
Gambar 4.9. kandang sapi
4.5.2. Sarana, Prasarana dan Utilitas Sosial Kampung Tunanetra Umi
Maktum
4.5.2.1. Toko
Toko akan direncanakan untuk memberikan kelengkapan fasilitas yang ada di
dalam kampung tunanetra Umi Maktum. Yang memberikan kesempatan kepada
masyarakat umum maupun masyarakat tunetra sendiri dengan luas lahan 493 2m .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
4.5.2.2. Jalan
Salah satu prasarana penting dalam sebuah kawasan atau lingkungan desa adalah
adanya jalan untuk menghubungkan desa satu ke desa yang lainnya agar tidak
terisolir. Perbaikan jalan untuk menuju Kampung Tunanetra Umi Maktum perlu
diperbaiki agar kendaraan dapat lancar menuju ke Kampung Tunanetra Umi
Maktum. Perkerasan dengan menggunakan beton untuk sementara sudah dapat
digunakan untuk memperkeras permukaan jalan. Dapat juga dengan
menggunakan aspal untuk memperkeras permukaan jalan. Dapat dipilih sesuai
dengan besar biaya yang ada dan melihat situasi dan kondisi yang ada.
Jalan yang di rencanakan di dalam kampung tunanetra Umi Maktum sendiri,
adalah jalan paving. Paving, memiliki bentuk yang beragam dan bertekstur kasar.
Baik untuk jalur sirkulasi pedestrian dan kendaraan. Daya serap air hujan baik
karena pemasangannya diberi celah sebagai resapan air. Akan lebih baik jika
menggunakan paving grass. Dapat diimplementasikan misalnya pada ruang
diskusi outdoor.
Untuk yang lainnya akan digunakan Tanah berumput dan kerikil. Karena
memiliki daya serap air hujan yang baik sehingga bias digunakan sebagai tanah
untuk taman. Sebagai penyejuk visual dengan keramahtamahan warna hijau.
Banyaknya pohon-pohon yang akan di tanam, akan mengisi fungsi dari taman.
Kebun tanaman obat juga akan dibuat sedemikian rupa sehingga nampak seperti
taman. Taman, baik untuk mendukung estetika. Memiliki daya serap air sangat
baik.
jalan yang termasuk penting juga adalah jalan setapak. Fungsi dari jalan setapak
yang akan direncanakan pada Kampung Tunanetra ini adalah untuk tempat
berpijak sekaligus mempermudah para tunanetra dalam berjalan menuju tempat
satu ke tempat yang lainnya. Selain itu juga berfungsi sebagai pemisah. Pemisah
dari elemen kerkil dengan tanah atau dengan elemen-elemen yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Sebenarnya jalan setapak ini mungkin tidak akan terlalu dipentingkan, tetapi
sangat membantu sekali apabila pada waktu hujan tanah yang ada akan becek dan
penggunaan jalan setapak dengan perkerasan akan sangat membantu. Dalam
perencanaan jalan setapak Kampung Tunanetra ini, akan dibuat jalan setapak
dengan perkerasan blok-batu di atas pasir atau tanah asli sebagai keuntungan
menggunakan perkerasan tersebut sebagai bahan lapis permukaan untuk jalan
setapak adalah karena biayanya rendah, penampilan memuaskan dan tahan lama.
4.5.2.3. Saluran Air Bersih
Kebutuhan air bersih di kampung tunanetra Umi Maktum terpenuhi dari sumur
bor artesis yang berada di sisi sebelah selatan atau berada di dekat masjid.
Berfungsi sebagai pemenuhan sumber persediaan air untuk kepentingan kegiatan
kampung tunanetra Umi Maktum serta penduduk di lingkungan Desa Pojok
Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar. Air akan ditampung di tandon
air yang diletakkan diatas menara air setinggi 29 meter dengan ukuran tandon
( mxx 444 ).
4.5.2.4. Saluran Air Limbah
Pada umumnya air limbah yang nantinya akan dihasilkan di kampung tunanetra
umi Maktum merupakan limbah rumah tangga dan cara penanggulangannya
adalah dengan dibuatnya septictank dengan harapan agar tidak menghasilkan
pencemaran lingkungan di kawasan kampung tersebut. Sisa air yang keluar dari
hasil kegiatan mencuci, atau mandi langsung dibuang ke sungai yang berada di
depan bangunan atau yang berada di lingkungan kampung. Untuk air limbah yang
berada di bangunan kandang sendiri, akan diproses tersendiri di bangunan
komposting yang nantinya dapat diproduksi kembali sebagai bahan pembuatan
pupuk kompos.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
4.5.2.5. Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
Untuk menampung sampah yang terdapat di kampung tunanetra Umi Maktum ini,
secara umum di pisahkan antara sampah organik dan non organik. Penyediaan
tempat sampah yang dibedakan antara organik dan non organik akan
memudahkan dalam pembuangan sampahnya. Secara keseluruhan, sampah yang
berada di kampung tunanetra Umi Maktum akan di buang atau ditampung di TPS
yang berada disamping bangunan komposting untuk dilakukan pengelolaan
sampah agar menjadi pupuk kompos berdimensi (5mx5m).
Adanya tempat sampah yang dibedakan antara organik dan non organik, akan
mengajarkan anak untuk dapat belajar membedakan jenis-jenis sampah sejak dini.
Setelah sampah yang berada di TPS sudah terkumpul maka sampah akan setelah
itu ditampung dibangunan komposting yang terdapat alat Rotary Klin Manual
Biophosko® RKM 1000L berdimensi Panjang Lebar Tinggi ( Tinggi= 190 cm,
lebar= 155 cm, panjang= 290 cm) terbuat dari bahan fiber resin, reducer,
konstruksi logam dan peralatan aerasi lainnya yang nantinya akan dapat mengolah
air limbah atau lindi yang dihasilkan oleh sampah. Alat instalasi olah sampah ini
merupakan solusi tepat untuk penanganan sampah suatu komunitas atau wilayah
khususnya di kampung tunanetra Umi Maktum yang sebagian besar berupa
sampah organik seperti sampah rumah tangga. Kategori sampah organik atau yang
bisa terdegradasi meliputi: sisa makanan, sisa ikan dan duri ikan, kulit buah-
buahan, potongan sayuran, dan lain-lain yang pada pokoknya berasal dari material
bahan berasal dari manusia, hewan dan tumbuhan.
Gambar 4.10. Rotary Klin Manual Biophosko
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Sederhana dan mudah dalam pengaplikasiannya, melalui beberapa proses dan cara
menggunakan alat ini adalah dengan cara mengayuh rotary yang tersedia seperti
mengayuh sepeda selama 15 menit sebanyak 4 kali per hari.
4.5.2.6. Jaringan Listrik dan Jaringan Telekomunikasi
Pada kawasan kampung Tunanetra Umi Maktum listrik yang ada seluruhnya
adalah sebesar 5000 VA.
4.5.2.7. Tempat Parkir
Kebutuhan lahan parkir di kampung Tunanetra ini sangat penting mengingat
dijadikannya kawasan ini nantinya akan berkembang sebagai kawasan pariwisata.
Bardasarkan jenis dan karakter sistem parkir, maka sistem parkir menyudut 90o
dipilih sebagai sistem parkir yang digunakan pada bangunan yang direncanakan
atau menyesuaikan dengan bentuk lahannya yang tidak beraturan atau tidak
persegi panjang. Kapasitas parkir yang ada adalah dapat menampung 8 mobil dan
lebih dari 10 motor dengan luas lahan parkirnya adalah ± 360 m 2 . Pada
penempatan lokasi atau lahan untuk tempat parkir ini, akan di letakkan di sebelah
timur bangunan pondok. Kelebihannya adalah efisien diterapkan di area parkir
(basement dan sebagainya), sirkulasi keluar-masuk lancar dan daya tampung
kendaraan banyak.
4.5.3. Sarana Ruang Terbuka Hijau di Dalam Kampung Tunanetra Umi
Maktum
4.5.3.1. Sawah
Sawah yang akan direncanakan mempunyai luas ± 500 m 2 . Dengan sistem tadah
hujan maka mendapatkan hasil panennya adalah sebanyak dua kali dalam setahun.
Ini sudah sangat baik apabila dapat berjalan secara berkala. Adanya aliran sungai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
yang mengalir di area sawah tersebut dapat dimanfaatkan juga sebagai tempat
masuk dan keluarnya air untuk kegiatan bercocok tanam pada sawah tersebut.
4.5.3.2. Taman (Tanaman Obat)
Bentuk dari taman tanaman obat adalah lingkaran dengan diameter ± 25,7 m
dengan adanya jalan berliku di tengah taman tersebut.
Segala macam tanaman yang nantinya akan ditanam dalam kebun ini akan
dilakukan perawatan menggunakan pupuk organik. Agar pemanfaatan bangunan
komposting juga dapat dimaksimalkan.
Untuk tanaman obatnya sendiri mempunyai fungsi ganda yaitu selain berguna
untuk menyembuhkan penyakit, tanaman yang ditanam juga dapat berfungsi
sebagai tanaman hias dan tanaman pelindung. Tidak harus semua tanaman yang
berada di Kampung Tunanetra Umi Maktum berjenis tanaman obat, tetapi dapat
disebar di beberapa tempat karena memperhatikan konsep estetika agar dapat enak
dipandang mata.
Tanaman obat yang dapat ditanam di Kampung Tunanetra Umi Maktum antara
lain :
Tabel 4.1 tanaman obat
No. Nama Tanaman Manfaat/Kegunaan
1. Asam Kawak bisul, jerawat, nyeri haid, batuk kering, keputihan
2. Daun Suji leukimia, obat untuk mengompres luka pukul
3. Bangle
penurun panas, peluruh dahak, pembersih darah, sakit
kepala,
4. Bidara Upas
radang usus buntu, muntah darah, batuk, keracunan
makanan
5. Kayu Angin infeksi saluran napas atas dan saluran urin
6. Lidah Buaya penyubur rambut, bisul, kencing manis, batuk
7. Laos panu, perut sakit, rematik, sakit kepala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
8. Tapak Dara darah tinggi, kanker payudara, hipertensi
9. Jarak memperlancar produksi ASI, daya tahan tubuh
10. Kapulaga obat batuk, mencegah keropos tulang
11. Katuk pelancar ASI, menurunkan kadar kolesterol
12. Manggis obat sariawan, wasir, dan luka
13. Bunga matahari Hipertensi, sakit kepala, sakit gigi, rematik, nyeri lambung
14. Melati Kelebihan ASI, sakit mata, demam, sakit kepala
15. Kumis kucing Nyeri buang air seni, batu ginjal, rematik, sakit pinggang
Untuk unsur aksesoris yang dapat memperindah tatanan taman kampung tunanetra
Umi Maktum adalah dengan memberikan meja taman, fountain, bak taman, lampu
taman, bak sampah. Berikut ini adalah uraian aksesoris taman yang dapat
dijadikan suatu unsur penting untuk mendukung seolah hidupnya taman.
1. Meja dan kursi taman
Sebagai sarana untuk menikmati keindahan taman dan memberikan kenyamanan
tempat yang asri kepada warga Kampung Tunanetra Umi Maktum pada
khususnya dan warga masyarakat lainnya pada umumnya, maka dibuatlah meja
dan kursi taman untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ada 2 meja dan kursi yang
akan di tempatkan pada taman tersebut.
Penempatannya yang lain, dapat menyebar di seluruh tempat yang lahannya dapat
dimanfaatkan untuk beristirahat bagi para wisatawan yang berkunjung ke
Kampung Tunanetra khususnya pada anak-anak. Dalam hal ini yang paling baik
digunakan adalah yang terbuat dari pasangan batu bata berlapis semen. Karena
tahan lama namun kelemahannya adalah tidak dapat dipindahkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3. Air Mancur (fountain)
Air mancur yang akan menjadi aksesoris taman yang berada pada kampung
tunanetra Umi Maktum akan ditempatkan pada di tengah labirin dan yang satu
lagi akan di tempatkan di depan kebun tanaman obat.
Gambar 4.11. fountain
3. Bak Tanaman (planter box)
Bak tanaman atau Planter Box dibuat untuk wadah tanaman semak yang
umumnya ditanam berderet. Bak tanaman biasanya berbentuk gometris seperti
persegi panjang, bintang bersudut delapan, belah ketupat atau segi delapan. Bak
tanaman ini ditempatkan sebagai bagian dari bentuk simetris dari taman.
4. Lampu Taman
Keindahan taman tidak hanya dapat dinikmati di siang hari. Selain berfungsi
sebagai penerang, efek cahaya lampu yang dirancang dengan baik akan
menimbulkan nilai artistik. Lampu taman dapat dipilih dari bahan logam,
fiberglass, atau kaca kedap air. Lampu taman diciptakan untuk menerangi sudut –
sudut tertentu dari taman tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar 4.12. lampu taman
5. Bak Sampah
Bak sampah adalah salah satu elemen yang penting dalam taman. Desain bak
sampah yang menarik akan membuat taman menjadi lebih cantik. Untuk
mempermudah dalam pengelolaan sampah, bak sampak bisa di desain
berdasarkan jenisnya.
4.5.3.3. Labirin
Labirin yang akan dibuat, adalah labirin yang sederhana mengingat yang
memakainya adalah anak-anak karena dijadikan tempat atau arena bermain.
Terbuat dari tanaman hias yang sering kita sebut dengan teh-tehan dengan tinggi ±
3m (7x7m). Berbentuk dasar persegi yang berada di depan rumah ustadz. Sangat
sederhana agar anak-anak juga dapat menemukan jalan keluar dari labirin dengan
mudah.
Untuk pengamanannya sendiri akan dibuat menara mini yang berada di samping
labirin untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan misalnya anak-anak
kesulitan dalam mencari jalan keluar apabila sedang sendirian. Fungsi dari menara
mini adalah agar ada satu orang yang berada di menara untuk memandu seseorang
yang berada di dalam labirin untuk menemukan jalan yang tepat untuk keluar dari
labirin tersebut. Tinggi menara mini harus lebih tinggi dari labirin yang dibuat
agar dapat melihat labirin secara keseluruhan dari atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
4.5.3.4. Kolam
Kolam yang digunakan untuk tempat pemijahan berukuran luas yaitu 300 m 2
dengan bentuk empat persegi panjang (20x15m). Dengan kedalaman kolam 1,5 m
dan kedalam air antara 0,7-1 m.
Kolam yang akan dibuat di kampung tunanetra Umi Maktum sisi utara ini adalah
kolam yang bersifat ekonomi jadi di buat lebih besar dari pada kolam ikan yang
berada di sisi selatan. Mencoba untuk mengelola budidaya ikan gurame, karena
dikenal sebagai “raja ikan konsumsi air tawar” terlebih ikan ini memiliki nilai jual
tinggi. Ketinggian tempat yang cocok untuk pemeliharaan ikan ini yaitu sampai
800 m dpl. Ikan ini akan sangat baik pada suhu antara 24-28º C. Walau gurame
tergolong ikan yang lambat pertumbuhannya namun harganya masih
mendominasi pasaran (mahal) bila dibandingkan dengan ikan-ikan lainnya.
Keuntungan lain dari ikan ini apabila dibudidayakan di kolam adalah ikan ini
berkembang biak sepanjang tahun dan tidak mengenal musim. Yang penting,
adanya penyediaan ijuk atau rumput-rumputan untuk sarang sebagai tempat
berbiak.
Pada pintu pemasukan air, dipasang saringan yang terbuat dari kasa plastik. Ini
dimaksudkan untuk mencegah pemasukan ikan-ikan liar yang tidak dikehendaki.
Pintu pengeluaran air sebaiknya dibuatkan monik dengan pangaturan ketinggian
airnya dari pralon (sistem sifon). Sementara dasar kolam sebaiknya berlumpur dan
sedikit berpasir dengan saluran tengah (kemalir) selebar 40 cm dan dalamnya 20
cm.
Untuk membuat kolam, perlu diadakan penggalian tanah terlebih dahulu.
Permukaan bawah dilapisi dengan adukan semen setebal 3-4 cm. Pada saat
membuat dinding kolam dan tepi kolam, pertama-tama dibuat pondasi kerangka
kolam yang terbuat dari kawat yang dibuat membentuk empat persegi panjang
kemuadian membuat adonan dari campuran semen dan pasir halus dengan
perbandingan 3:1, kemudian pasangkan batu bata dengan campuran semen setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
itu permukaan kolam diplester setebal 3-4 cm dengan campuran semen dan pasir
dengan perbandingan 2:1. Dengan teknik ini, dinding kolam dan permukaannya
tidak mudah bocor.
Dipinggir kolam direncanakan adanya tempat untuk berteduh atau beristirahat
seperti tempat duduk dan atapnya di tutup dengan seng dan daun kelapa kering.
Prinsipnya sama seperti gazebo, tujuannya adalah agar anak-anak yang
berkunjung ke Kampung Tunanetra mengetahui bagaimana proses pemeliharaan
ikan dan dapat nyaman untuk tetap memeprhatikan sembari duduk di pinggir
kolam tersebut.
4.5.3.5.Gazebo
Perencanaan gazebo untuk Kampung Tunanetra Umi Maktum 3m x 3m dengan
gaya panggung dan direncanakan tidak hanya satu gazebo melainkan ada dua
tetapi menyesuaikan luas lahan yang tersedia yang dapat dimanfaatkan. Gazebo
ini dibuat dari bambu dengan ketinggian 2 m untuk dapat melihat kolam ikan,
sawah, hewan ternak dan sebagai tempat beristirahat dan untuk menikmati
keindahan. Dengan atapnya menggunakan daun kelapa kering.
Seperti perencanaan rumah pada umumnya, bangunan gazebo membutuhkan
pondasi dan sloof yang dipakai untuk memikul beban tiang kayu penyangga dan
atap, sehingga dibuat pondasi dengan kedalaman 30 cm diatas permukaan tanah.
Dibuat dengan senyaman mungkin agar pengunjung dapat rehat sejenak dan
memanfaatkan waktunya untuk dapat menikmati pemandangan yang ada.
4.6. Rencana Anggaran Biaya
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan pembangunan kampung
tunanetra Umi Maktum, diperlukan suatu sarana dasar perhitungan harga satuan
yaitu analisa biaya konstruksi disingkat ABK. Spesifikasi analisa biaya konstruksi
adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi. Namun, cara
perhitungannya menggunakan perhitungan harga yang telah ditentukan sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
jenis bangunan per m2 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Karanganyar. Untuk harga satuan pekerjaan bangunan semi permanen,
disesuaikan dengan harga satuan daerah setempat.
Kampung tunanetra Umi Maktum di rencanakan dengan luas ± 10.000 m2. Setelah
dihitung sesuai dengan perhitungan yang telah ada, rencana anggaran biaya dapat
dibagi menjadi dua tahap yaitu rencana anggaran biaya untuk rumah ustadz dan
rencana anggaran biaya keseluruhan untuk kampung tunanetra Umi Maktum.
Rumah ustadz sendiri direncanakan adalah senilai Rp. 529.599.000,00. Berikut
adalah rekapitulasi rencana anggaran biaya untuk rumah ustadz dan rencana
anggaran biaya secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3
Tabel 4.2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya untuk Rumah Ustadz 14m x 9m
No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA
(Rp.)
I PEKERJAAN PERSIAPAN, GALIAN DAN URUGAN Rp. 16.861.615
II PEKERJAAN PONDASI Rp. 30.289.221
III PEKERJAAN BETON Rp. 71.890.301
IV PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN Rp. 26.653.293
V
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN
BOVEN Rp. 72.322.756
VI PEKERJAAN ATAP Rp. 27.641.203
VII PEKERJAAN PLAFOND Rp. 16.048.272
VIII PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING Rp. 174.683.746
IX PEKERJAAN SANITASI Rp. 16.490.201
X PEKERJAAN INSTALASI AIR Rp. 8.325.860
XI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK Rp. 4.251.500
XII PEKERJAAN PENGECATAN Rp. 64.160.944
TOTAL Rp. 529.598.911
DIBULATKAN Rp. 529.599.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 4.3. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Kampung Tunanetra Umi
Maktum
No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA (Rp.)
I PEKERJAAN RUMAH USTADZ Rp. 529.599.000
II PEKERJAAN BANGUNAN SEMI PERMANEN Rp. 57.111.200
III PEKERJAAN KOLAM IKAN Rp. 34.950.000
IV PEKERJAAN JALAN ATAU PAVING Rp. 43.875.000
V PEKERJAAN TAMAN Rp. 86.658.300
VI PEKERJAAN LAIN-LAIN Rp. 12.483.600
JUMLAH Rp. 764.677.100
PAJAK 10% Rp. 76.467.710
TOTAL Rp. 841.144.810
DIBULATKAN Rp. 841.145.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Perencanaan site plan Kampung tunanetra Umi Maktum memperoleh hal – hal
sebagai berikut :
1. Luas total perencanaan kampung tunanetra Umi Maktum adalah 10.000 m2.
Dapat dikembangkan menjadi kampung wisata karena didukung dengan
adanya Ruang Terbuka Hijau yang mempunyai manfaat sebagai tempat
bermain yaitu labirin sekaligus pembelajaran mengenai tanaman obat.
2. Dari perencanaan site plan kampung tunanetra Umi Maktum menghasilkan
beberapa komponen fisik yang utama yaitu pondok dengan luas 493 2m ,
rumah ustadz 2 lantai dengan luas 252 2m , beberapa kandang luas total 218
2m , dan bangunan komposting dengan luas 50 2m .
3. Rasio bangunan dan sarana prasarana yang terdapat pada kampung tunanetra
Umi Maktum, Desa Pojok, kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar,
yaitu 15,06 % lahan terbangun : 84 % lahan terbuka
4. Hasil rencana anggaran biaya pembuatan rumah ustadz 2 lantai dengan 3
kamar adalah Rp. 529.599.000,00
5. Hasil rencana anggaran biaya pembuatan kampung tunanetra Umi Maktum
adalah Rp. 841.145.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
5.1. Saran
Dalam merealisasikan Perencanaan Kampung tunanetra Umi Maktum Desa Pojok
Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar disusun secara bertahap, yaitu:
Tahap 1 pembangunan pondok untuk putra dan rumah ustadz.
Tahap 2 pembangunan kolam perikanan, kandang ayam, kandang
sapi, kandang kambing.
Tahap 3 pembangunan bangunan komposting, jalan paving, jalan
kerikil, dan tempat parkir.
Tahap 4 pembuatan labirin, kebun tanaman obat, meja dan kursi
taman, gazebo, tanah berumput, dan jalan setapak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
PENUTUP
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir dengan judul “Perencanaan Site Plan Kampung Tunanetra Umi Maktum,
Sisi Utara, Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar” dengan baik. Dan
tidak terlupakan terima kasih saya ucapkan terutama kepada bapak dan ibu yang
telah memberi dorongan dan semangat serta doa. Dan penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada teman – teman dan semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya Tugas Ahir ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini. Untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan Laporan Tugas Akhir ini. Harapan yang tertinggi adalah
semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak seluruh
pembaca yang terlibat langsung. Khususnya bagi penulis sendiri dan bagi semua
civitas akademis Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah banyak membantu dalam kegiatan ini, serta ucapan maaf
apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca sekalian.
Penyusun