perenialisme p.dwi siswoyo

17
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filsafat merupakan ilmu yang sangat luas cakupan dan keberadaannya. Dalam pendidikan, dikenal pula filsafat pendidikan. Melalui filsafat pendidikan tersebut, pelaksanaan sistem pendidikan dan permasalahannya dikaji melalui pandangan filsafat. Keberadaan filsafat dalam pendidikan sangat diperlukan, demi keberlangsungan pendidikan sendiri. Manfaatnya juga berdampak positif bagi pelaksanaan pendidikan. Salah satu aliran filsafat pendidikan adalah perenialisme. Berdasar pada teori Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquina, filsafat yang lahir pada abad-20 ini memiliki pandangan yang berbeda dengan filsafat pendidikan yang lainnya. Masing-masing filsafat pendidikan memang memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan corak dan ajaran filsafat yang mendasarinya. Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka perenialisme memberikan jalan keluur yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya. Untuk itulah pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya kepada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Jelaslah bila dikatakan bahwa pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kepada masa lampau, karena dengan mengembalikan keapaan masa lampau ini, kebudayaan yang dianggap krisis ini dapat teratasi melalui perenialisme karena ia dapat mengarahkan pusat perhatiannya pada pendidikan zaman dahulu dengan sekarang. Perenialisme rnemandang pendidikan sebagai  jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Perenialism e memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun praktek bagi kebuoayaan dan pendidikan zaman sekarang. Dari pendapat ini sangatlah tepat jika dikatakan bahwa perenialisme mcmandang pendidikan itu sebagai jalan kembali yaitu sebagai suatu proses

Upload: imam-dwi-upayanto

Post on 20-Jul-2015

517 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 1/17

1

BAB IPENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Filsafat merupakan ilmu yang sangat luas cakupan dan keberadaannya.

Dalam pendidikan, dikenal pula filsafat pendidikan. Melalui filsafat pendidikan

tersebut, pelaksanaan sistem pendidikan dan permasalahannya dikaji melalui

pandangan filsafat. Keberadaan filsafat dalam pendidikan sangat diperlukan, demi

keberlangsungan pendidikan sendiri. Manfaatnya juga berdampak positif bagi

pelaksanaan pendidikan. Salah satu aliran filsafat pendidikan adalah perenialisme.

Berdasar pada teori Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquina, filsafat yang lahir

pada abad-20 ini memiliki pandangan yang berbeda dengan filsafat pendidikan

yang lainnya. Masing-masing filsafat pendidikan memang memiliki pandangan

yang berbeda sesuai dengan corak dan ajaran filsafat yang mendasarinya. Di

zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang

kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Untuk mengembalikan

keadaan krisis ini, maka perenialisme memberikan jalan keluur yaitu berupa

kembali kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan teruji

ketangguhannya. Untuk itulah pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat

perhatiannya kepada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.

Jelaslah bila dikatakan bahwa pendidikan yang ada sekarang ini perlu

kembali kepada masa lampau, karena dengan mengembalikan keapaan masa

lampau ini, kebudayaan yang dianggap krisis ini dapat teratasi melalui

perenialisme karena ia dapat mengarahkan pusat perhatiannya pada pendidikan

zaman dahulu dengan sekarang. Perenialisme rnemandang pendidikan sebagai

 jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme

memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun praktek bagi

kebuoayaan dan pendidikan zaman sekarang.

Dari pendapat ini sangatlah tepat jika dikatakan bahwa perenialisme

mcmandang pendidikan itu sebagai jalan kembali yaitu sebagai suatu proses

Page 2: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 2/17

2

mengembalikan kebudayaan sekarang (zaman modern) in terutama pendidikan

zaman sekarang ini perlu dikembalikan kemasa lampau. Perenialisme merupakan

aliran filsafat yang susunannya mempunyai kesatuan, di mana susunannya itu

merupakan hasil pikiran yang memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk 

bersikap yang tegas dan lurus. Karena itulah perenialisme berpendapat bahwa

mencari dan menemukan arah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari

filsafat khususnya filsafat pendidikan. Setelah perenialisme menjadi terdesak 

karena perkembangan politik industri yang cukup berat timbulah usaha untuk 

bangkit kembali, dan perenialisme berharap agar manusia kini dapat memahami

ide dan cita filsafatnya yang menganggap filsafat sebagai suatu asas yang

komprehensif perenialisme dalam makna filsafat sebagai satu pandangan hidup

yang bcrdasarkan pada sumber kebudayaan dan hasil-hasilnya. 

Page 3: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 3/17

3

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Perenialisme

Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,

ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual

dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk mengamankan

ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan regresif yaitu menggunakan kembali

nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang

kukuh, kuat, teruji agar nilai-nilai tersebut mempunyai kedudukan vital bagi

pembangunan kebudayaan.

Perenialisme berasal dari kata perennial yang artinya abadi atau kekal dan

dapat berarti pula tiada akhir. Dengan demikian, esensi kepercayaan filsafat

perenial ialah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi.

Aliran ini mengambil analogi realita sosial budaya Perenialisme berarti

everlasting, tahan lama atau abadi. Dalam sejarah peradaban manusia dikenal

sejumlah gagasan besar yang tetap menjadi rujukan sampai kapan pun juga.

Aliran ini mengikuti paham realisme yang sejalan dengan aristoteles bahwa

manusia itu rasional. Sekolah adalah lembaga yang didisain untuk menumbuhkan

kecerdasan. Siswa seyogianya diajari gagasan besar agar mencintainya, sehingga

mereka menjadi intelektual sejati. Akar filsafat ini datang dari gagasan besar plato

dan aristoteles dan kemudian dari Thomas Aquinas. Perenialisme lahir sebagai

suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang pandangan

progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Jalan yang

ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan

menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip prinsip umum yang telah menjadi

pandangan hidup yang kuat, kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan.

Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak 

menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih

bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku

pendidik.

Page 4: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 4/17

4

Menurut Mohammad Noor Syam  (1984) mengemukakan pandangan

perenialis, bahwa pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya

pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Perenialisme memandang

pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia

sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.

B.  Prinsip-prinsip Pendidikan Perenialisme

1.  Manusia adalah Hewan Rasional

Secara umum, kalangan perenialisme menganggap manusia memiliki

kesamaan dengan dunia hewan. Hal yang membuat berbeda adalah

manusia mempunyai kecerdasan rasional yang dapat menggunakan

nalarnya untuk mengontrol apa yang diinginkan dan dilakukannya.

Aristoteles mengemukakan bahwa manusia adalah hewan rasional,

kalangan perenial menerima hal ini. Kalangan perenialis amat

mengutamakan pada pendidikan sisi rasional manusia. Hutchins

menuliskan bahwa “adalah suatu hal esensial untuk menjadi manusia dan

suatu hal esensial pula belajar mempergunakan akal pikiran.” Setelah

seseorang mengembangkan akal pikirnya, ia akan dapat menggunakan

nalarnya untuk mengontrol nafsu dan syahwatnya.

2.  Hakikat (Watak) Dasar Manusia secara Universal Tidak Berubah;

Oleh karena itu Pendidikan Harus Sama untuk Setiap Orang.

Pendidikan adalah sama dengan hidup diharapkan bisa mencapai

suatu kebijakan dan kebajikan. Pendidikan harus sama bagi setiap orang,

dimanapun kapanpun berada. Begitu pula dengan tujuan pendidikan. Hal

ini dikemukakan oleh Hutchins dalam bukunya. Tujuan sebuah sistem

pendidikan adalah sama dalam setiap kurun dan setiap masyarakat dimana

sistem tadi berada, yaitu mengembangkan manusia sebagai manusia.

Page 5: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 5/17

5

3.  Pengetahuan secara Universal Tidak Berubah; Karena Itu, Ada

Materi Kajian Dasar Tertentu yang Harus Diajarkan pada Semua

Orang.

Pengetahuan mengenai hal dasar yang abadi dan esensial akan

membekali manusia dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan

bermasyarakat. Pengetahuan semacam ini juga akan membantu orang

memahami satu sama lain dan akan membekali manusia untuk lebih baik 

dalam berkomunikasi dan membangun tatanan sosial.

4.  Karya Besar Masa Lampau adalah Gudang Pengetahuan dan

Kebijaksanaan yang Telah Teruji Waktu dan Relevan dengan Masa

Sekarang.

Kalangan perenialis menekankan perlunya subjek didik secara

langsung bergumul dengan hasil karya pemikir besar daripada dengan

bahan yang sudah matang dan termuat dalam buku teks. Subjek didik 

diharapkan mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang

menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini

merupakan buah pikiran tokoh-tokoh besar pada masa lampau. Berbagai

buah pikiran tokoh-tokoh besar yang oleh zaman telah dicatat menonjol

dalam bidang-bidang seperti bahasa dan sastra, sejarah, filsafat, politik,

ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam dan lain-lainnya yang

memberikan sumbangan keilmuan yang besar.

Dengan demikian subjek didik akan mempunyai dua keuntungan

dalam belajar yaitu

a.  Anak-anak akan mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau yang

telah dipikirkan oleh orang-orang besar.

b.  Mereka akan memikirkan peristiwa penting dan karya-karya para

tokoh tersebut untuk diri sendiri dan sebagai reverensi zaman

sekarang.

Page 6: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 6/17

6

5.  Pengalaman Pendidikan adalah (lebih dari) Sebuah Persiapan untuk

Hidup.

Sekolah bukan merupakan miniatur dari masyarakat yang lebih luas

seperti pandangan progresif. Pada dasarnya, sekolah adalah tatanan

artifisial dimana intelek yang belum matang berkenalan dengan capaian-

capaian terbaik manusia dan warisan sosial budaya. Kehidupan manusia

dalam pengertian utuhnya, senyatanya hanya akan bisa dijalani setelah

aspek rasional manusia dikembangkan. Pendidikan itulah yang merupakan

suatu persiapan untuk hidup.

C.  Pendidikan Menurut Pandangan Perenialisme

Di zaman modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai dimensi

kehidupan manusia (krisis multi dimensi) terutama di dalam pendidikan. Kaum

perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh

kekacauan serta membahayakan yang ditimbulkan akibat terjadinya krisis

diberbagai dimensi kehidupan manusia (dalam pendidikan khusunya) tidak adasatupun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta

kesetabilan dalam prilaku pendidik. Sehingga untuk mengatasi dan

mengembalikan keadaan krisis yang terjadi sekarang ini, maka perenialisme

memberikan suatu jalan keluar, yaitu berupa kembali kepada (back to)

kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya.

Untuk itulah pendidikan sekarang harus lebih banyak mengarahkan pusat

perhatiannya kepada kebudayaan masa lampau yang ideal serta telah teruji dan

tangguh. Dengan kata lain bahwa Perenialisme memiliki pandangan yang bertolak 

(anti) terhadap modernistik yang telah menjauh dari tradisi (kebiasaan-kebiasaan

yang telah teruji ketangguhannya) dan terlalu mengedepankan logika dan rasio

modernistik dari pada sumber pengetahuan lainnya serta terlalu memandang

sesuatu berdasarkan materi (materialistik). Jelaslah bila dikatakan bahwa

pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kepada masa lampau, karena

dengan mengembalikan keapaan (apa yang ada, apa yang terjadi serta apa yang

Page 7: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 7/17

7

menjadi tujuan) pada masa lampau ini, kebudayaan yang dianggap krisis ini dapat

teratasi melalui perenialisme karena ia dapat mengarahkan pusat perhatiannya

pada pendidikan zaman dahulu dengan sekarang. Perenialisme rnemandang

pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang.

Perenialisme memberikan sumbangan yang berpengaruh baik berupa teori

maupun praktek bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang.Maka dapat

dikatakan bahwa perenialisme memandang pendidikan itu sebagai jalan kembali

yaitu sebagai suatu proses mengembalikan kebudayaan sekarang (zaman modern

atau modernistik) ini terutama pendidikan zaman sekarang ini perlu dikembalikan

kebudayaan pada masa lampau.

Perenialisme merupakan aliran filsafat yang mendasarkan pada kesatuan

bukan mencerai-beraikan, menemukan persamaan-persamaan bukan

membanding-bandingkan, memahami isi bukan melihat luar atas berbagai aliran

dan pemikiran. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa perenialisme merupakan

filsafat yang susunannya mempunyai kesatuan, di mana susunannya itu

merupakan hasil pikiran yang memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap yang tegas dan lurus. Karena itulah perenialisme berpendapat bahwa

mencari dan menemukan arah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari

filsafat khususnya filsafat pendidikan. Setelah perenialisme menjadi terdesak 

karena perkembangan politik industri yang cukup berat timbulah usaha untuk 

bangkit kembali, dan perenialisme berharap agar manusia kini dapat memahami

ide dan cita filsafatnya yang menganggap filsafat sebagai suatu azas yang

komprehensif Perenialisme dalam makna filsafat sebagai satu pandangan hidup

yang bcrdasarkan pada sumber kebudayaan dan hasil-hasilnya.

D.  Penerapan Filsafat Perenialisme

Perennialisme memandang kebenaran sebagai hal yang konstan, abadi, atau

perennial. Tujuan pendidikan adalah memastikan bahwa siswa memperoleh

pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau gagasan-gagasan besar yang tidak 

berubah. Kaum perenealis juga percaya bahwa dunia alamiah dan hakekat

Page 8: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 8/17

8

manusia pada dasarnya tetap tidak berubah selama berabad-abad. Jadi, gagasan-

gagasan besar terus memiliki potensi yang paling besar untuk memecahkan

permasalahan-permasalahan di setiap zaman. Lebih jauh lagi, filsafat perennialis

menekankan kemampuan berpikir rasional manusia; filsafat itu merupakan

pengolahan intelektual yang membuat manusia menjadi benar-benar manusia dan

membedakan mereka dari binatang.

Ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi menurut perenialisme,

karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif yang

bersifat analisa. Jadi dengan berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan

melalui akal pikiran. Menurut epistemologi Thomisme sebagian besarnya

berpusat pada pengolahan tenaga logika pada pikiran manusia. Apabila pikiran itu

bermula dalam keadaan potensialitas, maka dia dapat dipergunakan untuk 

menampilkan tenaganya secara penuh. Jadi epistemologi dari perenialisme, harus

memiliki pengetahuan tentang pengertian dari kebenaran yang sesuai dengan

realita hakiki, yang dibuktikan dengan kebenaran yang ada pada diri sendiri

dengan menggunakan tenaga pada logika melalui hukum berpikir metode deduksi,

yang merupakan metode filsafat yang menghasilkan kebenaran hakiki, dan tujuan

dari epistemologi perenialisme dalam premis mayor dan metode induktifnya

sesuai dengan ontologi tentang realita khusus.

Menurut perenialisme penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip

pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan

kecerdasan. Prinsip-prinsip pertama mampu mempunyai peranan sedemikian,

karena telah memiliki evidensi diri sendiri. Dengan pengetahuan, bahan

penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal faktor-faktor dengan

pertautannya masing-masing memahami problema yang perlu diselesaikan dan

berusaha untuk men gadakan penyelesaian masalahnya. Dengan demikian ia telah

mampu mengembangkan suatu paham. Anak didik yang diharapkan menurut

perenialisme adalah mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang

menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan

buah pikiran tokoh-tokoh besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka

yang oleh zaman telah dicatat menonjol dalam bidang-bidang seperti bahasa dan

Page 9: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 9/17

9

sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam dan

lain-lainnya, telah banyak yang mampu memberikan ilmunisasi zaman yang sudah

lampau.

E.  Pandangan Perenialisme dalam Pendidikan

Teori atau konsep pendidikan perenialisme dilatarbelakangi oleh filsafat-

filsafat Plato sebagai Bapak Idealisme Klasik, filsafat Aristoteles sebagai Bapak 

Realisme Klasik, dan filsafat.

1.  Plato(427-347 SM)

Plato hidup pada zaman kebudayaan yang sarat dengan

ketidakpastian, yaitu fisafat sofisme. Ukuran kebenaran dan ukuran moral

menurut sofisme adalah manusia secara pribadi, sehingga pada zaman itu

tidak ada kepastian dalam moral dan kebenaran, tergantung pada masing-

masing individu. Plato berpandangan bahwa realitas yang hakiki itu tetap

tidak berubah karena telah ada pada diri manusia sejak dari asalnya.

Menurut Plato,dunia idea, yang bersumber dari ide mutlak, yaitu Tuhan.

Manusia menemukan kebenaran, pengetahuan, dan nilai moral dengan

menggunakan akal atau ratio.

Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan

asas normatif dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan.

Masyarakat yang ideal adalah masyarakat adil sejahtera. Manusia yang

terbaik adalah manusia yang hidup atas dasar prinsip idea mutlak yaitu

suatu prinsip mutlak yang menjadi sumber realitas semesta dan hakikat

kebenaran abadi yang transcendental yang membimbing manusia untuk 

menemukan kriteria moral, politik, dan social serta keadilan. Ide mutlak 

adalah Tuhan.

2.  Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles adalah murid Plato, namun dalam pemikirannya ia

mereaksi terhadap filsafat gurunya, yaitu idealisme. Hasil pemikirannya

Page 10: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 10/17

10

disebut filsafat realisme. Ia mengajarkan cara berpikir atas prinsip realistis,

yang lebih dekat pada alam kehidupan manusia sehari-hari. Menurut

Aristoteles, manusia adalah makhluk materi dan rohani sekaligus. Sebagai

materi, ia menyadari bahwa manusia dalam hidupnya berada dalam

kondisi alam materi dan social. Sebagai makhluk rohani, manusia sadar ia

akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang menuju kepada manusia

ideal.

Perkembangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan

dengan filsafat sebagai alat mencapainya. Ia menganggap penting pula

pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam

menanamkan kesadaran menurut aturan moral. Aristoteles juga

menganggap kebahagiaan sebagai tujuan dari pendidikan yang baik. Ia

mengembangkan individu secara bulat, totalitas. Aspek-aspek jasmaniah,

emosi, dan intelek sama dikembangkan, walaupun ia mengakui bahwa

kebahagiaan tertinggi ialah kehidupan berpikir.

3.  ThomasAquinas

Thomas berpendapat pendidikan adalah menuntun kemampuan-

kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada

kesadaran tiap-tiap individu. Seorang guru bertugas untuk menolong

membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak agar menjadi

aktif dan nyata.

Menurut J. Maritain, norma fundamental pendidikan adalah:

a.  Cinta kebenaran.

b.  Cinta kebaikan dan keadilan.

c.  Kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi.

d.  Cinta kerjasama

Kaum perenialis juga percaya bahwa dunia alamiah dan hakikat manusia pada

dasarnya tetap tidak berubah selam berabad-abad. Jadi, gagasan-gagasan besar

terus memiliki potensi yang paling besar untuk memecahkan permasalahan

Page 11: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 11/17

11

permasalahan di setiap zaman. Selain itu, filsafat perenialis menekankan

kemampuan-kemampuan berpikir rasional manusia sehingga membedakan

mereka dengan binatang-binatang lain.

F.  Pandangan Perenialisme dan penerapannya di Bidang Pendidikan

Ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi menurut perenialisme,

karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif yang

bersifat analisa. Jadi dengan berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan

melalui akal pikiran. Menurut epistemologi Thomisme sebagian besarnya

berpusat pada pengolahan tenaga logika pada pikiran manusia. Apabila pikiran itu

bermula dalam keadaan potensialitas, maka dia dapat dipergunakan untuk 

menampilkan tenaganya secara penuh. Jadi epistemologi dari perenialisme, harus

memiliki pengetahuan tentang pengertian dari kebenaran yang sesuai dengan

realita hakiki, yang dibuktikan dengan kebenaran yang ada pada diri sendiri

dengan menggunakan tenaga pada logika melalui hukum berpikir metode

dedduksi, yang merupakan metode filsafat yang menghasilkan kebenaran hakiki,

dan tujuan dari epistemologi perenialisme dalam premis mayor dan metode

induktifnya sesuai dengan ontologi tentang realita khusus.

Menurut perenialisme penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip

pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan

kecerdasan. Prinsip-prinsip pertama mampu mempunyai penman sedemikian,

karena telah memiliki evidensi diri sendiri. Dengan pengetahuan, bahan

penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal faktor-faktor dengan

pertautannya masing-masing memahami problema yang perlu diselesaikan dan

berusaha untuk men gadakan penyelesaian masalahnya. Dengan demikian ia telah

mampu mengembangkan suatu paham. Anak didik yang diharapkan menurut

perenialisme adalah mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang

menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan

buah pikiran tokoh-tokoh besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka

yang oleh zaman telah dicatat menonjol dalam bidang-bidang seperti bahasa dan

sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam dan

Page 12: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 12/17

12

lain-lainnya, telah banyak yang mampu memberikan ilmunisasi zaman yang sudah

lampau.

Dengan mengetahui tulisan yang berupa pikiran dari para ahli yang terkenal

tersebut, yang sesuai dengan bidangnya maka anak didik akan mempunyai dua

keuntungan yakni:

1.  Anak-anak akan mengetahui apa yang terjadi pada masa lamp au yang

telah dipikirkan oleh orang-orang besar.

2.  Mereka memikirkan peristiwa-peristiwa penting dan karyakarya tokoh

tersebut untuk diri sendiri dan sebagai bahan pertimbangan (reverensi)

zaman sekarang.

Jelaslah bahwa dengan mengetahui dan mengembangkan pemikiran karya-

karya buahpikiran para ahli tersebut pada masa lampau, maka anak-anak didik 

dapat mengetahui bagaimana pemikiran para ahli tersebut dalam bidangnya

masing-masing dan dapat mengetahui bagaimana peristiwa pada masa lampau

tersebut sehingga dapat berguna bagi diri mereka sendiri, dan sebagai bahan

pertimbangan pemikiran mereka pada zaman sekarang ini. Hal inilah yang sesuaidengan aliran filsafat perenialisme tersebut.

Tugas utama pendidikan adalah mempersiapkan anak didik ke arah

kemasakan. Masak dalam arti hidup akalnya. ladi akal inilah yang perlu mendapat

tuntunan ke arah kemasakan tersebut. Sekolah rendah memberikan pendidikan

dan pengetahuan serba dasar. Dengan pengetahuan yang tradisional seperti

membaca, menulis dan berhitung anak didik memperoleh dasar penting bagi

pengetahuan-pengetahuan yang lain. Sekolah sebagai tempat utama dalam

pendidikan yang mempersiapkan anak didik ke arah kemasakan melalui akalnya

dengan memberikan pengetahuan. Sedangkan sebagai tugas utama dalam

pendidikan adalah guru-guru, di mana tug as pendidikanlah yang memberikan

pendidikan dan pengajaran (pengetahuan) kepada anak didik. Faktor keberhasilan

anak dalam akalnya sangat tergantung kepada guru, dalam arti orang yang telah

mendidik dan mengajarkan.

Page 13: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 13/17

13

Adapun mengenai hakikat pendidikan tinggi ini, Robert Hutchkins

mengutarakan lebih lanjut, bahwa kalau pada abad pertengahan filsafat teologis,

sekarang seharusnya bersendikan filsafat metafisika. Filsafat ini pada dasarnya

adalah cinta intelektual dari Tuhan. Di samping itu, dikatakan pula bahwa karena

kedudukan sendi-sendi tersebut penting maka perguruan tinggi tidak seyogyanya

bersifat utilistis.

Dari ungkapan yang diutarakan oleh Robert Hutchkins di atas mengenai

hakikat pendidikan tinggi itu, jelaslah bahwa pendidikan tinggi sekarang ini

hendaklah berdasarkan pada filsafat metafisika yaitu filsafat yang berdasarkan

cinta intelektual dari Tuhan. Kemudian Robert Hutchkins mengatakan bahwa oleh

karena manusia itu pada hakikatnya sama, maka perlulah dikembangkan

pendidikan yang sama bagi semua orang, ini disebut pendidikan umum (general

education). Melalui kurikulum yang satu serta proses belajar yang mungkin perlu

disesuaikan dengan sifat tiap individu, diharapkan tiap individu itu terbentuk atas

dasar landasan kejiwaan yang sama.

G.  Pandangan mengenai Belajar

Teori dasar dalam belajar menurut perenialisme adalah :

1.  Mental Disiplin sebagai Teori Belajar

Penganut perenialisme sependapat bahwa latihan dan pembinaan

berpikir (mental discipline) adalah salah satu kewajiban tertinggi dari

belajar, atau keutamaan dalam proses belajar (yang tertinggi). Karena itu

teori dan program pendidikan pada umumnya dipusatkan kepada

pembinaan kemampuan berpikir.

2.  Rasionalitas sebagai Asas Belajar

Asas berpikir dan kemerdekaan harus menjadi tujuan utama

pendidikan ; otoritas berpikir harus disempurnakan sesempurna mungkin.

Dan makna kemerdekaan pendidikan ialah membantu manusia untuk 

menjadi dirinya sendiri, be him-self, sebagai essential-self yang

membedakannya daripada makhluk- makhluk lain. Fungsi belajar harus

Page 14: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 14/17

14

diabdikan bagi tujuan ini, yaitu aktualitas manusia sebagai makhluk 

rasional yang dengan itu bersifat merdeka.

3.  Learning to Reason (Belajar Untuk Berpikir)

Perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan kebiasaan dalam

permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis dan berhitung

merupakan landasan dasar. Dan berdasarkan pentahapan itu, maka

learning to reason menjadi tujuan pokok pendidikan sekolah menengah

dan pendidikan tinggi.

4.  Belajar sebagai Persiapan Hidup

Bagi Thomisme, belajar untuk berpikir dan belajar untuk persiapan

hidup (dalam masyarakat) adalah dua langkah pada jalan yang sama, yakni

menuju kesempurnaan hidup, kehidupan duniawi menuju kehidupan

syurgawi.

5.  Learning Through Teaching (belajar melalui Pengajaran)

Adler membedakan antara learning by instruction dan learning by

discovery, penyelidikan tanpa bantuan guru. Dan sebenarnya learning by

instruction adalah dasar dan menuju learning by discovery, sebagai self 

education. Menurut perenialisme, tugas guru bukanlah perantara antara

dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai murid yang

mengalami proses belajar sementara mengajar.

Guru mengembangkan potensi-potensi self discovery ; dan ia melakukan

moral authority atas murid-muridnya, karena ia adalah seorang professional yang

qualified dan superior dibandingkan muridnya.

H.  Kelebihan dan Kekurangan Aliran Perenialisme

1.  Kelebihan aliran perenialisme

a.  Pendidikan ditekankan pada kebenaran absolut yang bersifat universal

yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Perenialisme menekankan

pada keabadian, keidealan, kebenaran, dan keindahan Perenialisme

mengangkat kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang

menjadi pandangan hidup yang kokoh pada zaman kuno dan abad

Page 15: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 15/17

15

pertengahan. Dalam pandangan perenialisme pendidikan lebih banyak 

mengarahkan perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji

dan tangguh.

b.  Kurikulum menekankan pada perkembangan intelektual siswa pada

seni dan sains. Untuk menjadi terpelajar secara kultural, para siswa

harus berhadapan pada bidang-bidang seni dan sains yang merupakan

karya terbaik dan paling significant yang diciptakan oleh manusia.

Contohnya, seorang guru bahasa Inggris mengharuskan siswanya

untuk membaca Moby Dick nya Melville atau drama-drama

Shakespeare.

2.  Kelemahan aliran perenialisme

a.  Perenialis kurang menerima adanya perubahan-perubahan, karena

menurut mereka perubahan banyak menimbulkan kekacauan,

ketidakpastian,dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral,

intelektual, dan sosio-kultural.

b.  Fokus perenialis mengenai kurikulum adalah pada disiplin-disiplin

pengetahuan abadi , hal ini akan berdampak pada kurangnya perhatian

pada realitas peserta didik dan minat-minat siswa.

Page 16: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 16/17

16

BAB III

PENUTUP

Perenialisme rnemandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses

mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme memberikan sumbangan yang

berpengaruh baik teori maupun praktek bagi kebuoayaan dan pendidikan zaman

sekarang. Dari pendapat ini sangatlah tepat jika dikatakan bahwa perenialisme

mcmandang pendidikan itu sebagai jalan kembali yaitu sebagai suatu proses

mengembalikan kebudayaan sekarang (zaman modern) in terutama pendidikanzaman sekarang ini perlu dikembalikan kemasa lampau.

Perenialisme merupakan aliran filsafat yang susunannya mempunyai

kesatuan, di mana susunannya itu merupakan hasil pikiran yang memberikan

kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap yang tegas dan lurus. Karena itulah

perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang jelas

merupakan tugas yang utama dari filsafat khususnya filsafat pendidikan.Setelah

perenialisme menjadi terdesak karena perkembangan politik industri yang cukup

berat timbulah usaha untuk bangkit kembali, dan perenialisme berharap agar

manusia kini dapat memahami ide dan cita filsafatnya yang menganggap filsafat

sebagai suatu azas yang komprehensif Perenialisme dalam makna filsafat sebagai

satu pandangan hidup yang bcrdasarkan pada sumber kebudayaan dan hasil-

hasilnya.

Page 17: Perenialisme P.dwi Siswoyo

5/17/2018 Perenialisme P.dwi Siswoyo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perenialisme-pdwi-siswoyo 17/17

17

DAFTAR PUSTAKA

Chaedar Alwasilah. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Imam Barnadib. 1997. Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode. Yogyakarta:

ANDI OFFSET.

M. Djumransjah. 2006. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayumedia Publishing

Nasrun. 2010. Pendidikan Menurut Pandangan Perenialisme.

http://sentangperkasa.yolasite.com/blog/pendidikan-menurut

pandangan perenialisme/10okt2011. Dunduh pada tanggal 11 oktober

2011

Wulan Ghisya. 2009.  Aliran Pendidikan Perenialisme. http://wulanghisya.

blogspot. com/ 2009/01/aliran-pendidikan-perenialisme.html. Diunduh

pada tanggal 11 oktober 2011.

Kukuh Sila Utama. 2009.  Aliran Perernialisme dalam Pendidikan.

http://kukuhsilautama.wordpress.com/2011/03/31/aliran-perenialisme-

dalam-pendidikan/. Diunduh pada tanggal 11 oktober 2011.

Zahra Zahida. 2009.  ALIRAN PERENIALISME, ESENSIALISME, DAN 

 REKONSTRUKSIONISME DALAM PENDIDIKAN . http://zahra-

zahida.blogspot.com/2009/12/tugas-fils-pendidikan-prof-

muhari.html/11 okt2011. Diunduh pada tanggal 11 oktober 2011.