perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja...
TRANSCRIPT
i
PERHATIAN ORANG TUA DALAM KEBERAGAMAAN
REMAJA PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU
MENYIMPANG REMAJA DI DESA GILIREJO
WONOSEGORO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MA’RIFATUN NASIROH
NIM 11111226
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
ii
iii
iv
v
vi
MOTO
دانه كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهو
سانه )ر اه البيهقى( رانه يمج ينص
Atinya:” Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah
yang menjadikan ia seorang Nasrani, Yahudi, atau Majusi” (H.R.
Baihaqi).
Pemberian yang paling utama dari kedua orang tua kepada anaknya adalah
pelajaran akhlak dan budi pekerti yang baik
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta ibu Siti Muzalikhah dan bapak Suratno, yang
senantiasa mencurahkan kasih saying, mendidik dari kecil sampai sekarang, dan
doa restunya yang tak pernah putus serta nasihat-nasihatnya.
2. Kepada kakakku tercinta Hamidatul Marzuqoh yang selalu memberi motivasi
dan nasehat.
3. Kepada Dr. M. Zulfa, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang selaku
mengarahkan dan memberi motivasi.
4. Sahabat-sahabatku tercinta Rainbow (Deni Rahayu, Ana Lestari, Istry
Mahmudah, Wahyu Nur), Fuad Abdul Majid yang telah memotivasi dan
membantu untuk menyelesaiakan skripsi ini.
5. Teman-teman seperjuangan Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI 2011
6. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini saya ucapkan terima
kasih.
viii
ABSTRAK
Nasiroh, Ma’rifah. 2015. Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja
Pengaruhnya terhadap Perilaku Menyimpang Remaja di Desa Gilirejo
Wonosegoro. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dr. M. Zulfa, M.Ag.
Kata Kunci: Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan dan Perilaku
Menyimpang
Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak. Perhatian orang
tua berpengaruh terhadap perilaku anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui: (1) Perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja di Desa Gilirejo
Wonosegoro, (2) Perilaku menyimpang remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro, (3)
Pengaruh perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku
menyimpang remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui angket untuk mengetahui perhatian orang tua dalam
keberagamaan remaja (variable x), dan observasi untuk mengetahui perilaku
menyimpang remaja (y) serta dokumentasi untuk mengetahui data monografi Desa
tentang orang tua dan remaja.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan: (1). Perhatian orang tua
dalam keberagamaan remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro memiliki tingkatan yang
beragam, yaitu 60% tinggi, 25,33% sedang, dan 14,67% rendah. Jadi pada (2).
Perilaku menyimpang remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro, yaitu 5,33% tinggi,
41,33% sedang , dan 53,33% rendah. (3). Ada pengaruh yang signifikan antara
perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang
karena rxy > r tabel (0,278 > 0,227).
ix
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN LOGO ……………………………………………………… i
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………… iii
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISA………………………………….. v
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. vii
ABSTRAK ……………………………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………. 4
D. Hipotesis Penelitian ……………………………………….. 4
xii
E. Manfaat Penelitian ………………………………………… 5
F. Definisi Operasional ………………………………………. 6
G. Metode Penelitian …………………………………………. 9
H. AnalisisData ……………………………………………….. 16
I. Sistematika…………………………………………………. 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja ………. 21
B. Perilaku Menyimpang Remaja ………………………………33
C. Pengaruh Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan
Remaja terhadap Perilaku Menyimpang Remaja ………….. 40
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Gilirejo Wonosegoro …………… 42
B. Penyajian Data …………………………………………… 45
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif ………………………………………. 58
B. Pengujian Hipotesis ……………………………………… 68
C. Pembahasan ………………………………………………. 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………….. 73
B. Saran ………………………………………………………. 74
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………75
xiii
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penganbilan Sampel ………………………………………….. 13
Tabel 3.1 Data Responden Perhatian Orang Tua dalam
Keberagamaan Remaja ………………………………………… 46
Tabel 3.2 Data Responden Perilaku Menyimpang Remaja ……………… 47
Tabel 3.3 Jawaban Responden Perhatian Orang Tua dalam
Keberagamaan Remaja ……………………………………….. 49
Tabel 3.4 Frekuensi hasil angket Perhatian Orang Tua dalam
Keberagamaan Remaja …………………………………………. 51
Tabel 3.5 Hasil Observasi Perilaku Menyimpang Remaja ………………… 53
Tabel 3.6 Frekuensi hasil Observasi PerilakunMenyimpang Remaja ……. 55
Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil angket perhatian orang tua dalam
keberagamaan remaja ………………………………………….. 59
Tabel 4.2 Hasil analisis angket perhatian orang tua dalam keberagamaan
Remaja ………………………………………………………… 63
Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil observasi perilaku menyimpang remaja ……. 64
Tabel 4.4 Hasil analisis observasi perilaku menyimpang remaja ………….. 67
Tabel 4.5 Tabel korelasi product moment antara variable x dan variable y .. 68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket
2. Rating Scale
3. Surat Permohonan Izin Penelitian
4. SK Penelitian
5. Tabel Product Moment
6. SKK
7. Lembar Konsultasi
8. Data Monografi Desa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak dalam
sebuah keluarga, karena orang tua mempunyai peran penting terhadap
pertumbuhan anak-anaknya. Setiap orang tua pasti ingin mewujudkan apa
yang mereka cita-citakan. Oleh karena itu orang tua perlu memperhatikan
anaknya.
Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting
dalam kehidupan. Tanpa pendidikan seseorang tidak dapat berkembang
untuk membuat hidupnya menjadi lebih baik. Setiap orang wajib atau
berhak mendapatkan pendidikan baik pendidikan formal maupun non
formal. Pendidikan formal memang baik namun tanpa diimbangi dengan
pendidikan keagamaan maka sesuatu ilmu yang diperoleh tidak bisa
diterapkan dengan sempurna.
Dalam pendidikan keagamaan perhatian orang tua sangat
berpengaruh pada pembentukan sikap religious anak. Jika orang tua
meberikan arahan, masukan kepada anak dengan lemah lembut tanpa
didasari dengan emosi pasti anak akan senang menerima arahan atau
masukan dari orang tua. Orang tua memiliki peran yang penting untuk
menanamkan nilai-nilai agama dan moral kepada anak.
2
Tujuan pendidikan agama adalah membentuk anak agar menjadi
manusia yang beragama. Manusia yang beragama ini tidak hanya sekedar
mengetahui berbagai konsep dan ajaran agam, meliankan juga meyakini,
menghayati, mengamalkan, dan mengekspresikan agama dalam kehidupan
sehari-harinya. Pendidikan agama merupakan satu sistem pendidikan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia
dan dalam rangka meningkatkan penghayatan dan pengalaman agama dalam
kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan
agama tersebut menjadi dasar yang kuat bagi anak remaja yang terlibat
langsung dalam pendidikan keagamaan.
Masa remaja adalah masa antara datangnya pubertas (sebelas
sampai empat belas tahun) sampai usia sekitar delapan belas sampai masa
transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa remaja adalah masa yang sangat
rentan dimana perhatian orang tua harus dicurahkan semua kepada anak
karena masa remaja merupakan masa yang labil yang mudah terpengaruh
terhadap hal-hal yang tidak baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal
salah satunya yaitu kurangnya nilai-nilai moral agama yang diketahui oleh
anak. Disinilah peran orang tua untuk selalu memperhatikan anaknya
supaya tidak terjadi penyimpangan perilaku yang dapat merugikan diri
sendiri, orang tua, dan masyarakat.
Menurut Siahaan (2009:72) perilaku menyimpang adalah perilaku
atau kondisi yang bertentangan dengan Norma sosial dimana perilaku dan
kondisi itu di pelajari. Norma adalah bagian yang berdiri sendiri dari
3
organisasi dalam semua masyarakat. Perilaku menyimpang terjadi pada
anak remaja disebabkan oleh kurangnya perhatian, kasih saying dari orang
tua.
Ada beberapa orang tua yang memeperhatikan anak-anak remajanya
tentang kegiatan apa saja yang dilkukan oleh anaknya serta sangat
memperhatikan keagamamaan anaknya. Tetapi juga tidak jarang orang tua
yang tidak memperhatikan anaknya, mereka terlalu sibuk dengan urusan
pribadinya sehingga perhatian terhadap anak menjadi kurang yang
mengakibatkan anak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma.
Di Desa Gilirejo sebagian besar warganya adalah berpencaharian
petani yang berangkat pagi pulang sore hari, sehingga setelah pulang dari
sawah mereka lelah dan kurang memperhatikan anaknya, apa yang
dilakukan anak remajanya itu baik atau buruk mereka tidak tahu. Pada
dasarnya kurang perhatian orang tua dapat mengakibatkan berbagagai
persolan seperti, tidak patuh pada orang tua, bertindak semaunya sendiri
akibatnya menimbulkan perilaku yang menyimpang.
Atas permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Perhatian Orang Tua dalam
Keberagamaan Remaja Pengaruhnya terhadap Perilaku Menyimpang
Remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja di desa
Gilirejo Wonosegoro?
4
2. Bagaimanakah perilaku menyimpang dikalangan remaja di desa Gilirejo
Wonosegoro?
3. Adakah pengaruh perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja
terhadap perilaku menyimpang remaja di desa Gilirejo Wonosegoro?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja di
desa Gilirejo Wonosegoro
2. Untuk mengetahui perilaku menyimpang remaja di desa Gilirejo
Wonosegoro
3. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua dalam keberagamaan
remaja terhadap perilaku menyimpang remaja di desa Gilirejo
Wonosegoro
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenaranya masih harus diuji secara empiris (Sumadi
Suryabata, 1995:69). Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan
mungkin salah. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2005:44),
hipotesis adalah tebakan pemecahan atau jawaban yang diusulkan.
Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Perhatian Orang
Tua terhadap Keberagamaan Remaja pengaruhnya bagi Perilaku
Menyimpang Remaja”. Berdasarkan asumsi sementara, maka hipotesis
5
penelitian ini adalah “ada pengaruh yang signifikan perhatian orang tua
dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang remaja di desa
gilirejo wonosegoro”
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam dunia
keilmuan yang berkaitan dengan dunia pendidikan khususnya bagi anak
remaja.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi penulis
Akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan serta
peningkatan kualitas keilmuan dan pemahaman terhadap perhatian
orang tua terhadap keberagamaan remaja pengaruhnya bagi perilaku
menyimpang remaja.
b. Manfaat bagi orang tua
Diharapkan dapat memberikan masukan terhadap
keluarganya untuk dapat mendidik serta memperhatiakan anak-anak
remajanya menjadi anak yang berbudi pekerti luhur, berguna bagi
keluarga, masyarakat bangsa dan negara.
c. Manfaat bagi remaja
6
Diharapkan remaja dapat mengontrol diri untuk tidak
melakukan perilaku menyimpang yang dapat merugikan diri sendiri,
orang tua, dan masyarakat.
F. Definisi Operasional
1. Perhatian Orang Tua terhadap keberagamaan remaja
Perhatian Menurut Surya (2004:14) adalah pemusatan tenaga psikis
tertuju pada objek tertentu. Menurut Qonita Alya (2011: 498), orang tua
adalah berasal daru dua kata yaitu, orang yang artinya manusia (dalam
arti khusus), dan tua artinya sudah lama hidup, lanjut usia, sudah masak
atau sampai waktunya untuk dipetik.
Dalam hal ini perhatian orang tua dapat diartikan sebagai
kesadaran jiwa orang tua untuk mempedulikan anaknya, terutama dalam
memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya baik emosi maupun
materi.
Keberagamaan berasal dari kata agama yang artinya adalah
risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi
manusia dan hokum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia
dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur
hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, dirinya sebagai
hamba Allah, manusia dan masyarakat serta alam sekitarnya (Daradjat,
Zakiyah. 1999:60). Keberagamaan adalah suatu keadaan yang ada dalam
diri seseorang untuk bertingkah laku sesuai kadar ketaatanya pada
agama.
7
Remaja adalah sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke
masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang
menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah
terangsang perasaanya dan sebagainya (Sarwono,1997 : 2)
Indikator dari perhatian orang tuaterhadap keberagamaan remaja
yaitu:
a. Dimensi Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja
1) Memperhatikan sholat
2) Memperhatikan puasa
3) Memperhatikan dalam hal akhlaqul karimah
4) Memperhatikan dalam hal mengaji seperti, membaca al-Qur’an
5) Memperhatikan dalam hal pergaulan sosial
6) Memeperhatikan sopan santun
7) Memperhatikan dalam hal toleransi
b. Bentuk Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja
1) Memberikan bimbingan
2) Memberikan pengawasan
3) Menjadi teladan
8
2. Pengaruh
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya
yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk
watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Depdiknas, 2005: 638).
3. Perilaku menyimpang remaja
Perilaku artinya perbuatan, kelakuan, cara menjalankan atau
berbuat (W.J.S. Purwadarminta, 1982; 553). Sedangkan menyimpang
adalah tidak menurut jalan yang betul (W.J.S. Purwadarminta, 1982:
1125). Jadi perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang
menyimpang dari norma yang berlaku dan menimbulkan pihak yang
berwenang untuk memeperbaiki perilaku menyimpang tersebut.
Adapun indikator dari perilaku menyimpang remaja adalah;
a. Pencurian
b. Konsumsi obat-obatan
c. Minum-minuman keras
d. Pergaulan bebas
e. Tawuran
f. Kebut-kebutan
g. Berjudi/main kartu
9
h. Pergi tanpa izin
i. Membantah perintah orang tua
j. Perusakan terhadap sesuatu
k. Nongkrong di jalan
l. Mengganggu lawan jenis
m. Gaya berpakaian yang berlebihan
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan
kuantitatif, yaitu pendekatan peneitian yang bersifat objektif mencakup
pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metode
pengujian statistik (Hermawan, 2004; 14).Jenis penelitian yang
digunakan pada penelitian ini ialah penelitian korelasional, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan,
dan menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel, mengetahui
seberapa erat hubungan serta berarti tidaknya suatu hubungan variabel
yang ada (Arikunto, 2002).
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai
sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti
luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan
10
penlitian. Dalam rancangan perencanaan dimulai dengan megadakan
observasi dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan
diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis
penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan
penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta
memilih pengukuran variable, prosedur dan teknik sampling, instrument,
pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil
penelitian.
2. Loksi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Gumul Gilirejo yang merupakan
bagian dari Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Jawa
Tengah. Alasan memilih lokasi ini karena di tempat penelitian ini
banyak remaja yang melakukan penyimpangan.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 -30 Agustus 2015
dengan rincian sebagai berikut:
1) Persiapan meliputi: pengurusan ijin, penyusunan desain
operasional, dan pembuatan instrument pengumpulan data
2) Pengumpulan data dan analisis
3) Penyusunan Laporan
11
4) Revisi dan penggandaan
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Suharsimi (2010:173), “yang dimaksud populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian.” Menurut Sukandarrumidi (2004: 47),
populasi yaitu keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda
nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data
dan memiliki karakter tertentu dan sama. Populasi adalah sumber data
dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas
(Darmawan, 2014: 137). Dalam arti lain keseluruhan subek penelitian
dapat dimintai keterangan atau banyaknya subyek yang akan
diteliti.Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
remaja yang ada di desa gilirejo yaitu 300 orang.
b. Sampel
Menurut Sukandarrummidi (2004:50), sampel adalah bagian
populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek yang
merupakan sumber data. Sedangkan menurut Menurut Nanang
Martono (2011: 74), sampel adalah merupakan bagian dari populasi
yang memiliki cirri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, atau
sampel dapat sebagian anggota populasi yang dipilih dengan
menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili
12
populasi. Jadi, sampel adalah bagian dari populasi, atau separuhnya
dari populasi.
Pengambilan sampel dari penelitian ini menurut Suharsini
Arikunto (2002: 112), apabila populasi kurang dari 100 lebih baik
diambil semua. Selanjutnya jika populsi dalam jumlah besar dapat
diambil antara 10% -15% atau 20% - 25%. Peneliti menetapkan
pengambilan sampel 25% dari 300 orang, sehingga diperoleh jumlah
sempel sebesar 75 orang.
Tabel 1.1
Pengambilan Sampel
NO Nama Dusun Populasi Sampel
1 Gumul 37 9
2 Gunung Wangon 35 10
3 Mainan 38 10
4 Punden 38 10
5 Tumpuk 40 10
6 Gilirejo 39 9
7 Buluk 37 9
8 Bendan 36 9
Jumlah 300 75
13
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-
alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
(Darmawan, 2013: 159).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan
data, sebagai berikut:
a. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono,
2011:142). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang
perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja dengan responden
anak remaja.
b. Observasi
Sutrisno Hadi mengemukakn bahwa, observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis (Sugiono, 2011: 145)
14
Dalam observasi ini penulis menggunakan observasi tidak
langsung dengan teknik rating scale (skala nilai). Rating scale yaitu
pencatatan gejala menurut tingkat-tingkatanya.
Rating scale (skala nilai) digunakan untuk mengumpulkan data
tentang perilaku menyimpang remaja dengan responden teman
terdekat anak remaja.
c. Dokumentasi
Menurut Suharsimi (2010: 201), dokumentasi bersal dari kata
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Teknik ini digunakan
untuk memperoleh informasi data monografi tentang orang tua dan
remaja di Kantor Kelurahan Desa Gilirejo Wonosegoro.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable
yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrument yang akan digunakan
untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variable yang diteliti
(Sugiono, 2011: 92). Adapun instrumenya yaitu sebagai berkut:
a. Angket
Instrumen ini diberikan kepada remaja Desa Gilirejo
Wonosegoro untuk mengetahui perhatian orang tua dalam
keberagamaan remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro. Penulis akan
menyebar angket dengan jumlah 10 perntanyaan dalam bentuk chek
15
lis yang diajukan kepada responden dengan 3 alternatif jawaban
sebagai berikut:
SR: 3 (tiga) KK: 2 (dua) TP: 1 (satu)
b. Observasi
Instrumen ini diberikan kepada teman terdekat remaja Desa
Gumul Gilirejo Wonosegoro. Instrumen ini berbentuk rating scale
yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perilaku
menyimpang remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro. Penulis
memberikan lembar rating scale kepada teman terdekat remaja
dengan 15 pernyataan dengan alternative jawaban sebagai berikut:
A= 1 (satu) B= 2 (dua) C= 3 (tiga)
c. Dokumentasi
Dokumen digunakan untuk mengetahui data tentang jumlah
remaja dan jumlah orang tua di Desa Gumul Gilirejo Wonosegoro.
H. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi
penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur dan lebih
berarti (Marzuki, 2000:8).
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data. Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang
bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh perhatian orang tua dalam
16
keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang remaja di Desa
GilirejoWonosegoro.
Variable x: Perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja
Variable y: Perilaku menyimpang remaja
Adapun langkah-langkahnya adalah:
a. Analisis Deskriptif
Untuk langkah awal penulis menganalisis data dari awal yang
terkumpul dengan menggunakan teknik prosentase yang bertujuan
untuk mengetahui frekuensi gejala yang muncul. Adapun rumus yang
digunakan adalah:
1) Mencari Interval
Keterangan:
i= interval
Xt= nilai tertinggi
Xr= nilai terendah
Ki= kelas interval
2) Mencari Prosentase
P = × 100 %
Keterangan: P = Proporsi individu dengan golongan
F = Frekuensi
N = Jumlah subyek dalam golongan
17
b. Pengujian hipotesis
Untuk mengetahui hasil penelitian signifikan atau tidak, maka
penulis menggunakan uji hipotesis product moment dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y
xy : Perhatian antara X dan Y
x² : Variabel pengaruh
y² : Variabel terpengaruh
N : Jumah responden
c. Pembahasan
I. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun dalam lima bab, yaitu (1) Pendahuluan, (2)
Kajian Pustaka, (3) Hasil Penelitian, (4) Analisis Data, (5) Penutup.
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab Pendahuluan, berisi latar balakang masalah yaitu
tentang persoalan yang mengganggu yaitu perilaku menyimpang karena
kurangnya perhatian orang tua. Rumusan masalah yaitu bagaimana
18
perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja, adakah perilaku
menyimpang dikalangan remaja , serta pengaruh perhatian orang tua
dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang. Tujuan
penelitian berisi tujuan penulis mengenai konsekuensi dari
permasalahan pokok yaitu untuk mengetahui variasi perhatian orang
tua, keberagamaan remaja, dan perilaku menyimpang remaja. Hipotesis
penelitan adalah merupakan jawaban sementara dari permasalahan
penelitian. Kegunaan penelitian adalah tentang harapan penelitian yang
telah dilkukan. Definisi operasional adalah bertujuan untuk memberikan
pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan agar pembaca tidak
salah tafsir. Metode penelitian membahas tentang metode atau teknik
atau cara yang digunakan penulis untuk mengolah data yang diperoleh
kemudian dianalisis. Terakhir adalah sistematika penulisan yakni
tentang tata urutan penulisan yang benar sesuai dengan kaidah yang
berlaku didalam melakukan penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka, yaitu membahas teori yang menjadi landasan
penelitian berkaitan dengan variable penelitian, yaitu teori tentang
perhatian orang tua dalam hal keberagamaan remaja, dan perilaku
menyimpang remaja.
19
BAB III HASIL PENELITIAN
Bab III berisi hasil penelitian. Dalam hal ini penulis
memaparkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variable
penelitan, yaitu mengenai perhatian orang tua dalam keberagamaan
remaja dan perilaku menyimpang remaja. Responden dari penelitian ini
adalah remaja di Desa Gilirejo, Kecamatan Wonosegoro.
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
Bab IV berisi analis data, yaitu analisis data terhadap data yang
terkumpumelalui tahap analisis deskriptif, pengujian hipotesis, serta
pembahasan.
BAB V PENUTUP
Adapun yang terakhir Bab V yang beriri kesimpulan dari
hasil dan saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait
dari subyek penelitian.
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja
1. Konsep Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja
a. Perhatian Orang Tua
Secara etimologi perhatian adalah “hal yang memperhatikan apa yang
diperhatikan” (Depdikbud, 1994:747). Kemudian secara terminologi
dikutip dari pendapat para ahli, yaitu:
1) Perhatian menurut Suryabrata, (2004:14) adalah pemusatan tenaga
psikis tertuju pada objek tertentu.
2) Menurut Ahmadi (1992: 145) perhatian adalah keaktifan jiwa yang
diarahkan kepada sesuatu obyek, baik di dalam maupun di luar
dirinya.
3) Menurut Dakir (1993: 114) perhatian adalah keaktifan peningkatan
kesadaran seluruh fungsi jiwa yang diarahkan dalam pemusatanya
yang diarahkan kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam
maupun di luar diri kita.
4) Menurut Walgito (1981:56), perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada
sesuatu atau sekumpulan objek.
Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan
bahwa perhatian adalah pikiran yang diarahkan kepada sesuatu atau
21
objek tertentu yang dilakukan secara sadar yang memberikan rangsangan
kepada individu, sehingga dia hanya fokus pada objek yang merangsang
tersebut.
Menurut Tafsir, (2008: 186) orang tua adalah pendidik utama
dan pertama. Kegiatan orang tua mendidik anaknya sebagian terbesar
dilakukan dirumah. Kegiatan itu hampir tidak ada yang berupa
pengajaran. Bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua ialah
pembiasaan, pemberian contoh, dorongan, hadiah, pujian, dan hukuman.
Sedangkan pengertian orang tua menurut Departemen Pendidikan
Nasional, (2007: 802) adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua
(cerdik, pandai, ahli, dan sebagainya), serta orang yang disegani di
kampung, tetua. Jadi, orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri
dari ayahdan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan
yang sah yang dapat membentuk suatu keluarga. Orang tua memiliki
tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, membimbing anakanaknya
untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap
dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Keberagamaan Remaja
Keberagamaan” dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti
perihal beragama (2003: 12). Keberagamaaan berasal dari kata agama
yang artinya adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi
sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk
dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang
22
nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada
Allah, dirinya sebagai hamba Allah, manusia dan masyarakat serta alam
sekitarnya. (Daradjat, Zakiyah. 1999:60). Keberagamaan adalah suatu
keadaan yang ada dalam diri seseorang untuk bertingkahlaku sesuai
kadar ketaatanya pada agama.
Remaja adalah sebagai periode transisi antara masa anak-anak
ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang
menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah
terangsang perasaanya dan sebagainya (Sarwono, 1997: 2). Kemudian
menurut Basri, (1995: 71) remaja adalah masa transisi antara masa
kanak-kanak yang akan ditinggalkan menjelang masa dewasa/tua yang
penuh dengan tanggung jawab. Ada sejumlah tanda-tanda masa remaja,
antara lain: bagi anak laki-laki mengalami mimpi basah yang pertama
kalibagi anak remaja puteri mengalami menstruasi pertama kali. Jadi,
masa remaja adalah masa pancaroba, penuh dengan kegelisahan dan
kebingungan karena pengaruh perkembangan dan pertumbuhan yang
dirasakan sangat cepat berlangsungsungnya.
Dari uraian diatas Keberagamaan remaja adalah perihal
keagamaan remaja dalam diri seseorang untuk bertingkahlaku sesuai
Kadar ketaatanya pada agama.
23
2. Dimensi Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja
Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi
kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya yang berkaitan dengan
aktivitas (ibadah) yang tampak dan dapat dilihat mata saja, tetapi juga
aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu
keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi.
Dengan demikian, agama adalah sebuah sistem yang berdimensi banyak.
Menurut Ancok dan Suroso, (1994:80) dimensi keberagamaan dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a. Dimensi Keyakinan atau Akidah Islam
Dimensi ini menunjukkan pada seberapa tingkat keyakinan
Muslim terhadap ajaran agamanya. Di dalam keberislaman, isi dimensi
keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat,
Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, surge dan neraka, serta qadha dan qadar.
b. Dimensi Peribadatan atau Syari’ah
Syari’ah adalah keharusan yang haris dilaksanakan oleh manusia
yang utuh, lahiri atu batini, pribadi atau bersama-sama demi menjalani
kehidupan sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhanya (Al-Zarqo,
2002: 64).
24
Dalam dimensi ini menunjukkan pada seberapa tingkat kepatuhan
Muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana
disuruh dan dianjurkan oleh agamanya. Dalam keberislaman, dimensi
peribadatan menyangkut pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, membaca
Al-Qur’an, do’a, zikir, ibadah kurban, iktikaf di masjid di bulan puasa.
Dalam dimensi peribadatan ini penulis membagi menjadi tiga bidang
yaitu:
1) Ibadah
a) Ibadah Maghdhoh
Menurut Surur (2009:27) Ibadah maghdhah adalah
ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah Swt semata-
mata, yakni hubungan vertical. Ibadah ini hanya terbatas pada
ibadah-ibadah khusus.
Adapun batasan ibadah maghdhoh ada banyak, namun yang
dicantumkan penulis antara lain:
i. Melaksanakan shalat
ii. Menjalankan puasa
b) Ibadah Ghairu Maghdhoh
Ibadah ghairu maghdhah adalah ibadah yang tidak
sekedar menyangkut hubngan dengan Allah Swt, tetapi juga
berkaitan dengan hubungan sesame makhluk (hablum minallah
wahablum minannaas), disamping hubungan vertikal, juga ada
hubungan horizontal (Surur, 2009: 28).
25
Adapun macam-macam ibadah ghairu maghdhoh ada banyak,
namun dalam penulisan skripsi ini penulis cantumkan antara lain:
i. Mengikuti pengajian
ii. Membaca Al-Qur’an
2) Muamalah
a) Membiasakan Perilaku Jujur
b) Tolong-meolong kepada Sesama
c) Menanamkan sifat Sabar
c. Dimensi Pengamalan atau Akhlak
Dimensi ini menunjukkan seberapa tingkatan Muslim berperilaku
dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu
berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain. Dalam
keberislaman, dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama,
menyejahterakan, dan menumbuh kembangkan orang lain, menegakkan
keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan
hidup, menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak
berjudi, tidak minum-minuman yang memabukkan, mematuhi norma-
norma islam dalam perilaku seksual, berjuang dalam hidup sukses
menurut ukuran islam.
Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia-
manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah,
tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan, atau penelitian. Jika
keadaa hal tersebut melahirkan perbuatan yang tidak baik dan terpuji
26
menurut pandangan akal dan syara’ (hukum Islam), disebut akhlak yang
baik. Jika perbuatan-perbuatan yang timbul tidak baik, dinamakan akhlak
yang buruk (syafei, 2002: 76). Ruang lingkung akhlak islami adalah
sama dengan ruang lingkup ajaran islam itu sendiri, khususnya yang
berkaitan dengan pola hubungan. Menurut Abuddin Nata, (2002: 147)
akhlak diniah (agama/islami) mencakup berbagia aspek yaitu:
1) Akhlak terhadap Allah
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk,
kepada Tuhan sebagai khalik.
2) Aklhak terhadap Sesama Manusia
Petunjuk nmengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk
larangan melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti
badan, atau mengambil harta tanpa alas an yang benar, melainkan juga
sampai menyakitu kepada hati dengan cara menceritakan aib
seseorang dibelakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah.
Sebagaimana firman Allah Q.S. Al-Baqarah: 263:
غني حليم قول معر ف مغفرة خير من صدقة يتبعها ذى الله
Artinya: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun.” (Al-Baqarah: 263).
3) Akhlak terhadap Lingkungan
27
Akhlak ini memuat segala sesuatu yang ada disekitar manusia,
baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak bernyawa.
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Qur’an terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah yang mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan agar makhlik mencapai
tujuan penciptanya.
3. Bentuk-Bentuk Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja
Dalam Islam orang tua adalah orang yang paling bertanggung
jawab dalam mendidik anak. Menurut Tafsir, (2008: 74) tanggung jawab itu
disebabkan sekurang-kurangnya dikarenakan dalam dua hal yaitu:
a. Kodrat, karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya, dan
karena itu ditakdirkan pula bertanggung jawab terhadap anaknya
b. Kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan ingin
terhadap kemajuan perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah
sukses orang tua juga.
Orang tua adalah pendidik bagi anaknya. Pendidik adalah orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan
kepada anak didik dalam perkembangna jasmani dan rohaninya agar
mencapai kedewasaanya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai
makhluk Allah, khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial, dan
sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri (Arief,2002: 72).
Perhatian orang tua terhadap keberagamaan remaja menurut Qulvidah
dalam Skripsinya (2011: 22) sebagai berikut:
28
a. Memberi Bimbingan
Bimbingan/ pengarahan orang tua terhadap anak sangat baik
bagi anak. Karena pada dasarnya anak dilahirkan dalam keada antidak
tahu apa-apa. Seperti hadist Nabi:
عن بي سلمة بن عبد هري حدهثنا آدم حدهثنا ابن بي ذئب عن الز
عنه قالقال حمن عن بي هريرة رضي الله عل الره يه النهبي صلهى الله
رانه دانه ينص سلهم كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهو
سانه كمثل البهيمة تنتج البهيمة هل ترى فيها جدعاء. }ر ه يمج
البخارى{
Artinya:”Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan
kepada kami Ibnu Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu
Salamah bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliallahu
'anhu berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda:
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian
kedua orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu
menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana
binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan
sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?".
(H.R. Bukhari).
Hadist diatas menerangkan bahwa setiap anak yang dilahirkan
dalam keadaan fitrah atau suci. Sehingga dengan demikian bimbingan
29
dan pengaran dari orang tua sangat diperlukan anak untuk dapat
memiliki ilmu pengetahuan.
Bimbingan dan itu diberikan terutama pada sesuatu yang
baruatau yang akan datang, karena akan membantu anak
dalammenghadapi keterasingan atau hal-hal yang baru.
Dalammemberikan bimbingan pada anak, yang sangat baik
apabiladiberikan sejak dia masih kecil bukan setelah usia dewasa
barudiberikan bimbingan. Orang tua hendaknya membimbing anak
sejak lahir ke arah hidup yang sesuai dengan ajaran agama, sehingga
anak akan terbiasa hidup sesuai dengan nilai-nilai akhlak yang
diajarkan agama (Daradjat, 1993: 47).
b. Memberi Pengawasan
Pengawasan sangat penting sekali dalam mendidik anak khususnya
remaja, karena dengan pengawasan perilaku anak dapat terkontrol
denganbaik, sehingga apabila anak bertingkah laku yang tidak baik
dapatlangsung diketahui dan kemudian dibenarkan. Dengan demikian,
pengawasan dari orang tua hendaknya diberikan sejak kecil. Sehingga
segala tingkah laku anak dapat diketahui secara langsung.
c. Memberi Teladan yang Baik
Teladan merupakan faktor penting bagi anak sebab anak akan
menirukan apa saja yang dilakukan orang lain, terutama orangtuanya
memberikan teladan merupakan cara yang efektif daripada bahasa.
Dalam pendidikan anak, kedua orang tua merupakan sosokmanusia
30
yang pertamakali dikenal anak, yang karenanya perilakukeduanya
akan sangat mewarnai terhadap proses perkembangankepribadian
anak selanjutnya, sehingga faktor keteladanan darikeduanya menjadi
sangat diperlukan, karena apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan
anak di dalam berinteraksi dengan kedua orang tua akan membekas
dalam memori anak (Juwariyah, 2010: 5)
4. Faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua dalam
Keberagamaan Remaja
Faktor yang mempengaruhi orang tua dalam keberagamaan remaja
yaitu faktor masyarakat atau lingkungan lingkungan sekitarnya. Faktor
lingkungan adalah dimana anak tersebut berada. Faktor lingkungan dibagi
menjadi dua hal, yaitu:
a. Faktor media massa
Yang termasuk dalam hal ini adalah semua media masa, buku-
buku, film, video, kaset dan sebagainya. Sekarang banyak sekali media
masa yang digunakan untuk memperdalam ilmu, tetapi alat-alat tersebut
disalahgunakan, yaitu dengan adanya buku-buku, video, dan kaset
porno.
Kemajuan teknologi sebenarnya merupakan ilmu pengetahuan
yang dihasilkan oleh sarjana-sarjana Muslim yang telah membawa
perubahan. Perubahan tersebut bukan saja dalam bidang yang amat
relevan dengan kebutuhan hidup manusia. Akan tetapi jika kemajuan
teknologi tidak diimbangi dengan kemajuan berpikir, merasakan dan
31
mengamalkan ajaran agama di dalam kehidupan, maka akan terjadi
kepincangan dan sumber problema kehidupan umat manusia (Hasan
Basri,1995: 138)
Kita menyadari bahwa betapa banyaknya media masa yang
memuat cerita, gambar-gambar porno dimana bila benda-benda itu
dipergunakan anak-anak khususnya remaja akan berpengaruh tidak baik
pada anak tersebut. Anak-anak menjadi terpengaruh dan sulit untuk
dikendalikan. Karena itu orang tua perlu perhatian orang tua untuk
dapat menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan tersebut.
b. Faktor bergaul dan aktifitas di masyarakat
Para teman dan sahabat amat penting dalam memebentuk
kepribadian manusia, khususnya pada remaja. Teman yang baik
memilki pengaruh yang amat besar dalam mendorong manusia menuju
kehidupan yang bahagia. Dan sebalikhya, teman yang buruk akan
menjerumuskan manusia kedalam penyimpangan moral (Khalili, 2006:
46). Betapa banyak remaja yang gemar melaksanakan tuntunan agama,
namun dikarenakan lingkingan tempat tinggal, lingkungan kerja,
lingkungan belajar, dan sebagainya mereka berkenalan dan berteman
denganorang-orang yang tidak memperhatikan agama, maka lambat
laun mereka pun berubah, tidak lagi memperhatikan tuntunan agama.
Manusia adalah makhluk sosial, maka dalam memenuhi hajat
dan keperluan, mereka memerlukan bantuan dan kerja sama dengan
orang lain. Bahkan tidak ada seorang pun yang bisa hidup dan dapat
32
berbahagia secara sendirian tanpa bantuan orang lain (Hasan Basri,
1995:128). Seseorang remaja yang sedang mencari dan membina
identitas diri dan menggapai usia dewasa yang bertanggung jawab,
mengalami dorongan dan gejolak jiwa yang membahana bahkan
membara untuk dapat menemukan seorang kawan yang dekat yang
menjadi tumpahan kasih saying, harapan dan keluh kesah berbagai
kesukaran yang melanda jiwa dan kehidupanya.
Oleh karena itu orang tua perlu memeperhatikan anak-anaknya
dengan mengetahui teman-teman anaknya baik atau tidak, dan orang tua
perlu menasehati jika anak berperilaku tidak sesuai dengan tuntunan
agama.
B. Perilaku Menyimpang Remaja
1. Konsep Perilaku Menyimpang
Menurut Siahaan (2009), perilaku menyimpang adalah perilaku
atau kondisi yang bertentangan dengan norma sosial di mana perilaku dan
kondisi itu dipelajari. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa
perilaku menyimpang adalah semua tingkah laku yang menyimpang dari
ketentuan yang berlaku dalam masyarakat (Norma, agama, etika,
perarturan sekolah dan keluarga, dan lain-lain (Sarwono, 1997: 197).
Kehidupan di masyarakat tidak selamanya sejalan dengan nilai dan Norma
yang berlaku, serta sesuai dengan harapan, akibatya banyak terjadi
penyimpangan. Adapun definisi perilaku menyimpang (deviant behavior)
33
adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai suatu pelanggaran terhadap
norma-norma kelompok atau masyarakat (Waluyo,2007:88).
Menurut Waluyo, (2007: 88) perilaku menyimpang merupakan hasil
proses sosialisasi yang tidak sempurna. Penyimpangan juga bisa
disebabkan oleh penyerapan nilai dan Norma yang tidak sesuai dengan
tuntunan masyarakat. Kedua hal tersebut cukup berpengaruh terhadap
pembentukan kepribadian seseorang sehingga menghasilkan perilaku yang
menyimpang.
Seseorang yang melakukan penyimpangan pada umumnya disebut
dengan tindakan yang melanggar aturan. Tindakan menyimpang
initerdorong untuk mendapatkan sesuatu. Banyak orang yang percaya
bahwa yang melakukan penyimpangan (orang yang pertama kali
melakukan penyimpangan), dengan sengaja atau penuh kesadaran, atau
kurang sadar karena motif-motif tertentu. Akan tetapi, di masyarakat ada
pula yang melakukan penyimpangan secara tidak sengaja, bukan berarti
tidak mentaati Norma yang berlaku melainkan disebabkan keterpaksaan,
keteledoran atau ketidaktahuan.
Setiap kelompok menginginkan adanya perilaku yang teratur yang
sesuai dengan norma-norma yang berlaku yang diinginkan oleh para
anggotanya. Keteraturan dihasilkan oleh proses sosialisasi sehingga
penyesuaian diri merupakan bentuk interaksi sosial agar perilaku
seseorang terhadap orang lain sesuai dengan harapan-harapan
34
kelompoknya. Apabila perilaku yang terjadi tidak sesuai dengan tuntunan
masyarakat, maka terjadilah penyimpangan.
2. Ciri-Ciri Periaku Menyimpang
Semakin hari perilaku menyimpang yang terjadi dalam masyarakat
semakin meningkat. Hal ini mendorong banyak ahli meneliti mengenai
ciri-ciri perilaku menyimpang di masyarakat. Menurut Paul B. Horton dan
Chester L. Hunt (1996), ciri-ciri perilaku menyimpang sebagai berikut:
a. Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu
dinyatakan sebagai menyimpang.
b. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan
penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku
menyimpang.
c. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ditolak.
d. Mayoritas orang tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada
bentuk penyimpangan yang relatif atau tersamar dan ada yang mutlak.
e. Penyimpangan bisa terjadi terhadap budaya ideal dan budaya real.
Budaya ideal merupakan tata kelakuan dan kebiasaan yang secara
formal disetujui dan diharapkan diikuti oleh anggota masyarakat.
Sedangkan budaya real mencakup hal-hal yang betul-betul mereka
laksanakan.
f. Apabila ada peraturan hukum yang melarang suatu perbuatan yang
ingin sekali diperbuat banyak orang, biasanya muncul norma
penghindaran.
35
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku menyimpang
Philip Graham lebih mendasarkan teorinya pada pengamatan empiris
dari sudut kesehatan mental anak dan remaja. Dia juga membagi faktor-
faktor itu ke dalam dua golongan (Sarwono, 1997: 199), yaitu:
a. Faktor lingkungan
1) Malnutrisi (kekurangan gizi)
2) Kemiskinan di kota-kota besar
3) Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu lintas, bencana
alam, dan lain-lain)
4) Migrasi (Urbanisasi, pengungsian karena perang, dan lain-lain)
5) Faktor sekolah (kesalahan memdidik, factor kurikulum, dan lain-
lain)
6) Keluarga yang bercerai-berai (perceraian, perpisahan yang terlalu
lama, dan lain-lain)
7) Gangguan pengasuhan oleh keluarga :
a) Kematian orang tua
b) Orang tua sakit berat atau cacat
c) Hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis
d) Orang tua sakit jiwa
e) Kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran, keslitan
keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat, dan lain-lain
36
b. Faktor pribadi
1) Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi
pemarah, hiperaktif, dan lain-lain)
2) Cacat tubuh
3) Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri.
Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses
berkmbang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang kearah
kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut
remaja membutuhkan bimbingan karena masih kurangnya pemahaman
dan wawasan. Proses perkembangan individu tidak berlangsung secara
mulus dari suatu masalah. Dengan kata lain proses perkembangan itu
tidak selalu berjalan dalam keadaan alur linier, lurus atau searah
dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut, karena banyak
faktor penghambatnya.
Salah satunya faktor penghambat bersifat eksternal adalah
yang berasal dari lingkungan. Iklim lingkungan yang tidak kondusif,
seperti ketidak stabilan dalam kehidupan sosial politik, krisis
ekonomi, perceraian orang tua, sikap dan perlakuan orang tua yang
otoriter atau kurang memberikan kasih sayang dan pelecehan nilai-
nilai moral atau agama dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat
(Yusuf, 2001: 209-210).
Jadi iklim lingkungan yang tidak sehat tersebut, cenderung
memberikan dampak yang kurang baik dalam perkembangan remaja
37
dan sangat mungkin mereka akan mengalami kehidupan yang tidak
nyaman, stress atau depresi. Dalam kondisi inilah, banyak remaja
yang yang meresponya dengan sikap dan perilaku kurang wajar dan
bahkan amoral (perilaku menyimpang), seperti kriminalitas, minum-
minuman keras, penyalahgunaan obat terlarang, tawuran atau
pergaulan bebas.
Kemudian faktor lain yang mempengaruhi perilaku
menyimpang pada remaja menurut Yusuf (2001: 212), yaitu:
1) Kelalalaian orang tau dalam mendidik anak (memberikan ajaran
dan bimbingan tentang nilai agama)
2) Pergaulan negatife (teman bergaul yang sikap dan perilakunya
kurang memperhatikan nilai-nilai moral)
3) Perselisihan atau konflik orang tua (antar anggota keluarga)
4) Perceraian orang tua
5) Sikap perlakuan orang tua yang buruk
6) Kehidupan ekonomi keluarga yang morat-marit (miskin/fakir)
7) Diperjualbelikannya minuman keras/obat-obatan terlarang secara
bebas
8) Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok
9) Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol
10) Hidup menganggur
11) Kurang dapat memanfaatkan waktu luang
12) Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno.
38
4. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang
Ada beberapa bentuk perilaku menyimpang menurut Raharjo, (2009: 27),
sebagai berikut:
a. Penyimpangan primer, adalah penyimpangan yang bersifat sementara
atau temporer dalam skala kecil. Contohnya: membolos kerja,
menyontek,dan lain-lain.
b. Penyimpangan sekunder, adalah penyimpangan yang bersifat khas
yang ditunjukkan oleh \pelaku perilaku penyimpangan. Contohnya:
Pembunuhan, perampokan.
c. Penyimpangan individu, adalah penyimpangan yang dilakukan
individu dengan melanggar norma-norma di masyarakat.
d. Penyimpangan kelompok, adalah penyimpangan yang dilakukan
secara kelompok dengan melanggar norma masyarakat. Contohnya:
geng atau mafia.
e. Penyimpangan situasional, adalah penyimpangan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok karena pengaruh dari luar yang begitu kuat.
Contohnya: mencuri makanan karena kelaparan.
f. Penyimpangan sistematik, adalah penyimpangan karena proses
sistematis yang diorganisir oleh organisasi sosial tertentu. Segala
tindakan penyimpangan yang kemudian dibenarkan oleh semua
anggota.
Penyimpangan terkadang tercipta dengan sendirinya. Isu sosial
dapat diciptakan dan disebarluaskan dengan promosi yang sukses
39
untuk membuat perilaku normal menjadi penyimpangan. Artinya,
penyimpangan tidak terbentuk dari norma yang ada di masyarakat,
tetapi tergantung pada orang yang membuat perilaku tersebut.
C. Pengaruh Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja terhadap
Perilaku Menyimpang Remaja
Dalam tatanan keluarga, orang tua memiliku kedudukan yang tinggi dan
mulia. Kedudukan itulah yang menjadikan tanggung jawab dan kewajiban
anggota keluarga menjadi tanggung jawabnya.
Perhatian orang tua sangat menentukan masa depan anaknya. Tanpa
perhatian dari orang tua anak akan berbuat atau berperilaku semaunya sendiri
tanpa bercermin pada norma-norma yang berlaku. Karena dia tidak ada yang
mengarahkan untuk bertindak atau berperilaku, hal apa yang boleh dillakukan
dan tidak boleh dilakuan. Akibatnya anak berperilaku menyimpang dengan
tidak sesuainya perbuatan-perbuatan terhadap norma.
Menurut Yusuf (2001:184) yang dikemukakan Salzman, bahwa remaja
merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang
tua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri,
dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral. Melalui
pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orang tua, guru, teman sebaya, atau
orang dewasa lainya, tingkat moralitas remaja sudah lebih matang jika
dibandingkan dengan usia anak. Mereka sudah lebih mengenal tentang nilai-
nilai moral atau konsep-konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan,
kesopanan, dan kedisiplinan. Kemudian muncul dorongan untuk melakukan
40
perbuatan-perbuatan yang dapat di nilai baik oleh orang lain. Remaja bukan
berperilaku hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi psikologis (Rasa
puas dengan adanya penerimaan dan penilaian positif dari orang lain tentang
perbuatanya). Akan tetapi mayoritas remaja masih banyak yang melakukan
dekadensi moral atau pelecehan nilai-nilai seperti tawiran, tindakan kriminal,
meminum-minuman keras dan pergaulan bebas. Jadi yang menjadi penentu
moral remaja adalah orang tua. Makadalam hal ini orang tua harus peka
terhadap anaknya dengan selalu membimbing anak berdasarkan ajaran-ajaran
agama Islam. Apalagi sekarang ini remaja sangat rentan terhadap budaya dari
luar yang bersifat negatif, sehingga mengharuskan orang tua untuk selalu
bersifat selektif terhadap sesuatu yang dilakukan oleh anaknya.
Jadi, perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja itu mempunyai
pengaruh terhadap perilaku menyimpang anak. Meskipun begitu, pergaulan
yang salah bukan semata-mata terjadi karena ulah anak remaja yang masih
mentah, tetapi banyak faktor-faktor lain yang mendukung bahkan tidak jarang
menghanyutkan mereka kelembah kenistaan.
41
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Gilirejo
1. Legenda dan Sejarah Desa Gilirejo
Mengingat sejarah sejarah Desa Gilirejo adalah diambil dari kata
Gili artinya gumukan dan Rejo artinya makmur sesuai dengan situasi pada
saat itu, yaitu keadaan wilayah gilirejo yang merupakan gumukan atau
berupa Gili yang dapat di tanami berupa hasil pertanian yang sangat subur
yang pada awalnya pemerintahanya pada saat itu berada di padukuhan
Bendan, yang dipimpin oleh sesepuh bernama Singo Wijoyo.
Desa pada awalnya merupakan tempat pasanggrahan yang pernah
digunakan oleh orang pada jaman Belanda Desa, Gilirejo 1873 Masehi.
Pada saat itu orang-orang sering bersembunyi di gumuk atu gili. Karena
banyak yang bersembunyi sehingga disekitr menjadi banyak penghuninya
yang kemudian wilayah itu menjadi desa yang diberi Nama dengan Desa
Gilirejo.
Dalam sejarah perjalanan Desa Gilirejon dipimpin oleh Kepala
Desa yang dipilih melalui proses pemilihan langsung yang disebut dengan
pilkades. Kepala Desa yang pernah menjabat, antara lain:
a. Kepala Desa I : Harjo Suprapto Tahun 1975
b. Kepala Desa 11 : Rajiman Tahun 1985
c. Kepala Desa III : Darminto tahun 1995
d. Kepala Desa IV : Priyanto Tahun 2001
42
e. Kepala Desa V : Priyanto Tahun 2007
f. Kepala Desa VI : Mardi Ismoyo Tahun 2013
2. Profil Desa Gilirejo
a. Desa/Kelurahan : GILIREJO
b. Kecamatan : WONSEGORO
c. Kabupaten/Kotamadya Dati II : BOYOLALI
d. Provinsi Dati I : JAWA TENGAH
3. Letak Geografis
Desa Gilirejo merupakan salah satu dari 18 Desa di wilayah
Kecamatan Wonosegoro yang terletak 7 km ke arah barat laut dari Kota
Kecamatan. Desa Gilirejo mempunyai luas wilayah seluas 2.866.935
Hektar.
Desa Gilirejo mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara : Desa Dadapayam, Kab. Semarang
b. Sebelah Selatan : Desa Kalinanas
c. Sebelag timur : Desa Jatilawang
d. Sebelah barat : Desa Dadapayam Kab. Semarang
4. Jumlah Penduduk
a. Jenis Kelamin
1) Laki-laki : 973 orang
2) Perempuan : 980 orang
Jumlah : 1953 orang
b. Kepala Keluarga : 662 KK
43
5. Visi dan Misi Desa Gilirejo
a. Visi Desa Gilirejo
“Terwujudnya masyarakat Desa Gilirejo yang tertib, sehat dan
kondusif dalam tata kehidupan yang demokratis, cerdas, mandiri,
kreatif dan produktif dilandasi oleh akhlak mulia dalam rangka
mencapai/menuju terwujudnya Boyolali Tersenyum (Tertib, rapi,
sehat, nyaman untuk masyarakat), mampu meningkatkan pelayanan
dan kesejahteraan lahir batin berdasarkan pancasila dan UUD
1945.”
b. Misi Desa Gilirejo
1) Untuk menumbuh kembangkan keinginan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari sesuai dengan situasi
dan kondisi Sumber Daya Alam (SDA) Desa Gilirejo.
2) Menjadikan Desa Gilirejo sebagai desa sentra pertanian, desa yang
mampu mewujudkan pertanian yang modern dengan
mengembangkan penggunaan pupuk organik yang ramah
lingkungan.
3) Menjadikan masyarakat Desa Gilirejo berbudi pekerti luhur,
ungguh, sehat jasmani dan rokhaninya, cerdas, patriotik,
berdisiplin, kreatif, produktif, berjiwa iman,dan bertaqwa serta
demokratis demi tercapainya Sumber Daya Manusia yang
berkualitas.
44
4) Meningkatkan upaya pemerataan pembangunan di segala bidang
pada semua lapisan masyarakat untuk mewujudkan kemakmuran.
5) Mewujudkan Aparat Pemerintah Desa yang berfungsi sebagai
pelindung masyarakat yang professional, berdaya guna dan berhasil
guna, sehingga terwujud Pemerintah Desa yang bersih dan
berwibawa.
B. Penyajian Data
1. Keadaan Umum Remaja (Responden)
Untuk mengetahui objek penelitian secara jelas, dalam
pembahasan skripsi ini perlu penjelasan yang berkenaan responden.
Maka penulis akan Mengemukakan data tentang keadaan responden.
Sebelum penulis melaporkan hasil penelitian dan nama-nama
responden perlu dijelaskan bahwa dalam penelitian ini penulis
menggunakan angket yang disebarkan secara langsung dan observasi
disebarkan kepada teman terdekat responden. Responden yang
diambil adalah remaja Desa Gilirejo Wonosegoro sebanyak 75 orang.
Untuk lebih jelasnya penulis akan menyajikan data responden sebagai
berikut:
45
a. Daftar Responden Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan
Remaja
Tabel 3.1
Data Responden Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja
NO Nama Responden Jenis Kelamin
1 Siti Sulis. S P
2 Dina Atin Amila P
3 Ayu Sihwening P
4 Santi P
5 Ambarwati P
6 Bangkit Putra Dewandaru L
7 Budiyanto L
8 Wahid Riadi L
9 Ade Lina Suryani P
10 Dea Ayu Anggraini P
11 Wahyu L
12 Miftahudin L
13 Angga Fahturoji L
14 Er. Wanto L
15 Nita Ratna sari P
16 Devi Yulia Sari P
17 Siti Fatonah P
18 Arya Teguh Prabowo L
19 Eko Pramono L
20 Bambang Setiaawan L
21 Joko Evendi L
22 Nika Sari P
23 Dwi Rahayu Wulandari P
24 Anis Dwi L P
25 Elvina Dwi Adhasari P
26 Edi Susanto L
27 Udin L
28 Riski L
29 Sholikin L
30 Fredi L
31 Salma P
46
32 Agus L
33 Frenki L
34 Eko Febrianto L
35 Jalis Almiftahul Huda L
36 Dani L
37 Mardi Ismoyo L
38 Purwanti P
39 Afifah Roro S. P
40 Indah Rahayu P
41 Riko L
42 Aziz L
43 Santi Rahayu P
44 Andika Arya p. L
45 Ari Yanto L
46 Andrianto L
47 Wulan P
48 Sinta P
49 Dini P
50 Nanda P
51 Muhammad Irsani L
52 Muhammad Khoirul l. L
53 Syaiful Anwar L
54 Muhammad Akbari L
55 Fatlur Rahman L
56 Ria Puspita Sari P
57 Siti Muslimah P
58 Siti Muslikah P
59 Novi Anjar Sari P
60 Lilik P
61 Dita P
62 Muhammad Sholahuddin L
63 Muhammad Ali Shodikin L
64 Sutrimo L
65 Haryanto L
66 Nur Hadi L
67 Ramadhon L
68 Ega Lestari L
69 Heriyanto L
70 Priyo L
47
b. Daftar Responden Perilaku Menyimpang Remaja
Tabel 3. 2
Daftar Responden Perilaku Menyimpang Remaja
2. Variasi Jawaban Responden
a. Jawaban Responden untuk Variabel Perhatian Orang Tua
dalam Keberagamaan Remaja
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dapat diperoleh
data kuantitatif dari jawaban responden. Untuk lebuh jelasnya
berikut penulis sajikan table responden beserta jawaban
71 Iwan Setiawan L
72 Agus Wahyudi L
73 Dewi Sakinah P
74 Anik Mirma Wati P
75 Abdul Roisul khafit L
No Nama Responden
Jenis
Kelamin
1 Muhammad Irsani L
2 Heriyanto L
3 Edi Susanto L
48
Tabel 3.3
Jawaban Responden Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja
No. Resp
Item Pernyataan
Jawaban
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 SR SR SR SR KK SR SR SR SR SR KK SR SR SR SR
2 KK SR SR KK SR TP TP KK SR SR SR SR KK SR SR
3 SR SR SR KK KK SR SR SR SR SR SR KK SR SR KK
4 SR SR SR SR SR TP SR KK SR SR SR KK SR SR KK
5 SR SR KK KK TP TP SR SR SR SR SR KK TP KK TP
6 SR SR SR SR KK KK SR SR SR SR SR TP KK SR TP
7 SR SR SR SR KK TP SR TP SR SR SR KK TP KK KK
8 SR SR KK SR SR KK KK SR SR SR KK KK SR KK TP
9 SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR KK TP
10 SR KK SR SR SR KK KK SR KK SR SR KK SR TP KK
11 SR SR KK SR SR SR KK SR KK SR SR SR KK KK TP
12 KK TP SR KK KK TP KK KK KK SR SR KK TP KK KK
13 SR SR SR TP TP KK SR SR SR SR SR KK SR SR KK
14 SR SL SR SR KK SR KK KK SR SL SR KK SR KK SR
15 SR SR SR KK TP SR TP TP KK SR SL SR SR KK SR
16 SR SR SR KK SR SR SR KK SR SR KK TP KK SR SR
17 SR SR SR SR SR KK TP SR SR SR KK KK TP SR SR
18 SR KK SR SR SR KK SR SR SR KK TP KK KK SR SR
19 KK SR SR SR KK SR SR KK SR SR KK SR KK SR SR
20 KK TP KK KK TP SR KK SR KK KK TP KK KK TP SR
21 KK TP KK KK TP KK KK JS KK TP KK TP KK KK TP
22 SR KK KK TP KK SR KK SR KK JS KK KK SR KK KK
23 SR SR KK SR KK SR KK SR SR KK KK SR KK SR SR
24 SR SR KK SR KK SR SR KK SR SR KK SR SR KK SR
25 SR SR SR SR KK SR SR KK KK SR KK SR SR KK SR
26 KK SR KK KK TP SR KK TP KK TP KK SR KK KK KK
27 TP SR KK SR SR KK SR KK KK SR KK SR SR SR SR
28 SR SR KK SR KK SR KK KK SR SR KK SR SR SR SR
29 SR SR SR SR KK SR KK KK SR SR KK SR SR SR SR
30 SR SR SR SR TP TP SR SR KK SR KK KK SR SR KK
31 SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR
32 SR SR SR SR SR KK SR SR SR SR SR SR KK SR SR
33 KK KK KK KK KK KK KK KK SR KK KK SR SR KK SR
34 KK TP KK KK KK KK KK KK SR KK KK KK SR KK KK
35 SR SR SR KK SR KK KK KK SR SR KK KK KK SR KK
36 SR SR SR SR SR SR SR KK SR SR KK KK KK KK KK
37 SR SR SR SR SR KK SR KK SR SR SR SR SR SR KK
38 SR KK KK SR SR SR SR KK KK KK KK KK KK KK SR
49
39 SR KK TP SR SR SR TP TP KK SR TP KK SR TP SR
40 TP TP TP TP KK TP KK TP KK TP KK KK TP KK TP
41 SR KK TP TP KK TP TP KK TP KK SR KK SR KK SR
42 KK TP TP TP TP TP TP TP TP KK KK JS KK TP SR
43 TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP KK
44 SR TP TP TP SR KK KK TP KK SR TP KK SR SR SR
45 SR KK SR KK SR KK SR SR SR SR SR KK KK KK KK
46 SR SR SR SR SR KK SR SR SR SR SR KK KK SR KK
47 SR SR SR SL SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR
48 SR SR SR SR SR KK SR SR SR SR KK SR KK KK KK
49 SR SR SR KK KK TP SR KK KK KK KK TP TP KK TP
50 KK KK KK KK KK KK SR KK SR KK JS TP TP KK TP
51 SR SR SR SR SR TP SR TP KK SR SR KK TP KK SR
52 SR SR SR SR SR KK SR SR SR SR SR SR SR SR SR
53 SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR
54 KK KK KK KK KK KK KK KK SR KK SR KK SR KK SR
55 SR SR SR KK SR KK SR SR SR SR SR KK SR SR KK
56 SR SR SR SR KK SR KK KK SR SR SR KK KK TP TP
57 SR SR SR SR KK SR KK SR SR SR SR SR SR KK TP
58 SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR TP
59 SR KK SR SR SR SR KK SR SR SR KK SR SR SR SR
60 SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR KK KK TP TP TP
61 SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR
62 SR SR SR KK SR SL SR SR SR SR SR TP TP KK SR
63 SR SR SR SR KK TP TP TP TP KK SR SR KK TP TP
64 SR SR SR KK KK KK TP TP KK SR SR KK TP KK TP
65 KK SR KK KK TP KK SR SR SR SR KK TP TP SR TP
66 SR SR KK KK SR SR SR SR KK SR SR SR KK TP TP
67 KK SR SR SR SR SR SR SR SR SR KK TP SR SR SR
68 KK TP TP TP TP TP TP TP TP KK TP KK TP TP KK
69 SR TP TP TP KK TP KK TP TP SR TP KK TP TP KK
70 TP TP TP TP KK SR TP TP TP SR TP KK TP TP KK
71 KK TP TP KK TP KK TP KK TP SR TP KK TP TP TP
72 KK TP TP TP TP TP KK KK TP TP KK KK TP KK TP
73 KK KK KK TP KK TP KK TP KK TP TP TP KK KK KK
74 KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK TP KK TP TP TP
75 TP TP KK KK TP TP KK TP TP KK TP KK TP TP TP
50
b. Frekuensi hasil angket perhatian orang tua dalam
keberagamaan remaja
Tabel 3.4
Frekuensi hasil angket perhatian orang tua dalam keberagamaan
remaja
NO
Hasil Pernyataan
Frekuensi
SR KK JS
1 13 2 0
2 9 4 2
3 11 4 0
4 11 3 1
5 7 4 4
6 10 3 2
7 7 4 4
8 8 6 1
9 13 1 1
10 8 6 1
11 9 5 1
12 4 9 2
13 10 3 2
14 10 5 0
15 9 3 3
16 10 4 1
17 11 3 1
18 9 5 1
19 10 5 0
20 3 8 4
21 0 9 6
22 4 9 2
23 9 6 0
24 10 5 0
25 10 5 0
26 3 9 3
27 10 5 0
51
28 10 5 0
29 11 4 0
30 9 4 1
31 15 0 0
32 13 2 0
33 4 11 0
34 2 12 1
35 7 8 0
36 9 6 0
37 12 3 0
38 6 9 0
39 7 3 5
40 0 6 9
41 4 6 5
42 1 5 10
43 0 1 14
44 6 4 5
45 8 7 0
46 11 4 0
47 15 0 0
48 10 5 0
49 4 7 4
50 2 9 4
51 9 3 3
52 14 1 0
53 15 0 0
54 4 11 1
55 11 4 0
56 8 5 2
57 11 3 1
58 14 0 1
59 12 3 0
60 10 2 3
61 15 0 0
62 11 2 2
63 6 3 6
64 4 6 5
65 6 5 4
66 9 4 2
67 12 2 1
68 0 4 11
69 0 2 13
52
c. Variasi hasil dari Observasi Perilaku Menyimpang
Tabel 3.5
Hasil Observasi Perilaku Menyimpang Remaja
No
Responden Aspek yang diamati
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 C C C C C C C C B C B B B C C
2 C C C C C C C C C C B C C C C
3 C C C C C C C C C C B B B C C
4 C C C C C C C C C B A B B C C
5 C C C C C C C C C B C C C C C
6 C C B C C C A A A A A B B C A
7 C C C C C C B C A B B B B C A
8 C C C C C C C C C C C C C C C
9 C C C C C C C C C C B B B C C
10 C C C C C C B B A B A B B C B
11 B B A B B C A B A A A A B C A
12 C C B C C C B B A B A A A C A
13 C C B C C C B B B B B A C C A
14 C C C C C C C C C C C C C C C
15 C C C C C C C C C C C C C C C
16 C C C C C C C C C C C C C C C
17 B A A B B B A A A A A A A C A
18 C C B C C C C B B B A A A C A
19 C C C C C C B B B B A B B C A
20 C C C C C C C C C C B B B C B
21 C C C C C C C C C C B B B C C
22 C C C C C C C C C C C B B C C
23 C C C C C C C C C C B C B C C
70 2 2 11
71 0 5 10
72 0 6 9
73 0 9 6
74 0 11 4
75 0 5 10
53
24 C C A C C C B A A B A A B C A
25 C C C C C C C C C C B C B C C
26 C C A C C C A A A B A A A B A
27 C C B C C C B B B B B A B C A
28 C C B C C B B B C B A B B C A
29 C C B C C C B B C C B B B C B
30 C C C C C C C C C C B B B C A
31 A B B C C C C B A B A A A C A
32 B C A C C C C B A C A A A C A
33 C C C C C C C C C C C C C C B
34 B C B C C B B B B B A A A C A
35 C B A B B C A A A B A A B C A
36 C C C C C C C C C C B B B C C
37 C C C C C C C C B C C B C C C
38 C B C C C B A C C B B C A C B
39 C B B C C C B B B C B B B C B
40 C C A C C C C B B C B A B C B
41 C C B C C C C B B C B A B C B
42 C C B C C C C C B A A B A C A
43 B C B B C C A B A B A A A C A
44 C C C C C C C C C C B C B C C
45 C C C C C C C C C C B B B C C
46 C C C C C C C B B C B A A C C
47 C C C C C C C C B B B A A C A
48 A C B C C C C B B A B A A C A
49 C C C C C C B C B B B A A C A
50 C C C C C B B B B B B B A C A
51 B C C C C C A B B B B B A B A
52 C C C C C B C B B B A A B C A
53 C C C C C C C C C C C A A C C
54 B C C C C C B B B B C A A C B
55 C C C C C C C C C C B C C C C
56 C C C C C C C C C C B C B C C
57 C C C C C C C C C C B C B C C
58 B C C C C C C C A B A A A C B
59 B C C C C C C C A B A A B C B
60 B C C C C C B A B C B B A C A
61 A C C B B C B A A B A A A B A
62 B C A A C C B A A B A A A C A
54
63 C C B C C C C A C B B C B C A
64 B C A B C B C A A C A A A C A
65 A B A A B C C A A B A A B B A
66 B B A B C C C B A B A A A C B
67 C C C C C C C C C B B B A C B
68 C C B D C C B A A B A B B C A
69 B C C C B B C A C C B B B C B
70 C C C C B B B A B C C B B C B
71 B C C C B B C C C C B A A C B
72 C C A A C C B A A B A A B C A
73 C C C C C C C C C C C A A C B
74 C C B B C C C C A C B B B C C
75 C C C C C C C C C C C B B C B
d. Frekuensi hasil observasi perilaku menyimpang remaja
Tabel 3.6
Frekuensi Hasil Observasi Perilaku Menyimpang Remaja
No
Hasil Pernyataan
Frekunsi
A B C
1 0 4 11
2 0 2 13
3 0 3 12
4 1 3 11
5 0 1 14
6 6 2 7
7 2 5 8
8 0 0 15
9 0 3 12
10 2 6 7
11 7 6 2
12 5 4 6
13 2 6 7
14 0 0 15
15 0 0 15
16 0 0 15
55
17 10 4 1
18 4 4 7
19 2 6 7
20 0 4 11
21 0 3 12
22 0 2 13
23 0 2 13
24 6 3 6
25 0 3 12
26 8 2 5
27 2 7 6
28 2 7 6
29 0 7 8
30 1 3 11
31 6 4 5
32 6 2 7
33 0 1 14
34 4 7 4
35 7 4 4
36 0 3 12
37 0 2 13
38 2 5 8
39 0 9 6
40 2 5 8
41 1 6 8
42 4 3 8
43 6 5 4
44 0 2 13
45 0 3 12
46 2 3 10
47 3 3 9
48 5 4 6
49 3 4 8
50 2 7 6
51 3 7 5
52 3 5 7
53 2 0 13
54 2 6 7
55 0 1 14
56 0 2 13
57 0 2 13
58 4 3 8
56
59 3 4 8
60 3 5 7
61 8 5 2
62 8 3 4
63 2 4 9
64 7 3 5
65 8 5 2
66 5 6 4
67 1 4 10
68 4 5 6
69 1 7 8
70 0 7 8
71 2 5 8
72 7 3 5
73 2 1 12
74 1 5 9
75 0 3 12
57
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada Bab ini penulis menganalisis data yang telah di peroleh melalui
angket dan observasi yang merupakan hasil penelitian. Data tersebut akan
bermakna dalam menjawab pokok permasalahan dan tujuan penelitian pada bab
pertama, yaitu:
1. Bagaimana perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja di desa Gilirejo?
2. Adakah perilaku menyimpang dikalangan remaja di desa Gilirejo?
3. Seberapa jauh perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja terhadap
perilaku menyimpang?
A. Analisis Deskriptif
Analisis ini berisi data mengenai angket perhatian orang tua dalam
keberagamaan remaja dan data observasi mengenai perilaku menyimpang
remaja.
1. Analisis Data Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja
Data mengenai perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja di
peroleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 pernyataan, dan tiap
pernyataan disediakan 3 (tiga) alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai
berikut:
58
a. Alternatif jawaban Selalu (SL) memiliki nilai 3
b. Alternatif jawaban Kadang-Kadang (KK) memiliki nilai 2
c. Alternatif jawaban Jarang Sekali (JS) memiliki nilai 1
Selanjutnya untuk mencari nominal didasarkan pada jumlah nilai
yangdiperoleh, kemudian diklarifikasi sekaligus dikriteriakan pada
Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan Remaja dan untuk menjawab
rumusan masalah yang pertama makapenulis sajikan data-data sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi hasil angket Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaan
Remaja
No
Frekuensi Nilai
Jumlah SR KK JS SR KK JS
1 13 2 0 39 4 0 43
2 9 4 2 27 8 2 37
3 11 4 0 33 8 0 41
4 11 3 1 33 6 1 40
5 7 4 4 21 8 4 33
6 10 3 2 30 6 2 38
7 7 4 4 21 8 4 33
8 8 6 1 24 12 1 37
9 13 1 1 39 2 1 42
10 8 6 1 24 12 1 37
11 9 5 1 27 10 1 38
12 4 9 2 12 18 2 32
13 10 3 2 30 6 2 38
59
14 10 5 0 30 10 0 40
15 9 3 3 27 6 3 36
16 10 4 1 30 8 1 39
17 11 3 1 33 6 1 40
18 9 5 1 27 10 1 38
19 10 5 0 30 10 0 40
20 3 8 4 9 16 4 29
21 0 9 6 0 18 6 24
22 4 9 2 12 18 2 32
23 9 6 0 27 12 0 39
24 10 5 0 30 10 0 40
25 10 5 0 30 10 0 40
26 3 9 3 9 18 3 30
27 10 5 0 30 10 0 40
28 10 5 0 30 10 0 40
29 11 4 0 33 8 0 41
30 9 4 1 27 8 1 36
31 15 0 0 45 0 0 45
32 13 2 0 39 4 0 43
33 4 11 0 12 22 0 34
34 2 12 1 6 24 1 31
35 7 8 0 21 16 0 37
36 9 6 0 27 12 0 39
37 12 3 0 36 6 0 42
38 6 9 0 18 18 0 36
39 7 3 5 21 6 5 32
40 0 6 9 0 12 9 21
41 4 6 5 12 12 5 29
42 1 5 10 3 10 10 23
43 0 1 14 0 2 14 16
44 6 4 5 18 8 5 31
45 8 7 0 24 14 0 38
46 11 4 0 33 8 0 41
47 15 0 0 45 0 0 45
48 10 5 0 30 10 0 40
49 4 7 4 12 14 4 30
50 2 9 4 6 18 4 28
51 9 3 3 27 6 3 36
52 14 1 0 42 2 0 44
60
Berdasarkan hasil nilai Perhatian Orang Tua dalam Keberagamaa Remaja diperoleh nilai tertinggi 45 dan nilai terendah 15, kemudian ditetapkan interval dengan rumus sebagai berikut:
=10, 33
Setelah diketahui lebar interval 10 (pembulatan dari 10, 33),
maka ditetapkan dalam klasifikasi sebagai berikut:
a. Kriteria A adalah nilai 36-45, intensitas tinggi
b. KriteriaB adalah nilai 26-35, intensitas sedanh
c. Kriteria C adalah nilai 16-25, intensitas rendah
Kemudian dicari prosentase Perhatian Orang Tua dalam
Keberagamaan remaja dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
53 15 0 0 45 0 0 45
54 4 11 1 12 22 1 35
55 11 4 0 33 8 0 41
56 8 5 2 24 10 2 36
57 11 3 1 33 6 1 40
58 14 0 1 42 0 1 43
59 12 3 0 36 6 0 42
60 10 2 3 30 4 3 37
61 15 0 0 45 0 0 45
62 11 2 2 33 4 2 39
63 6 3 6 18 6 6 30
64 4 6 5 12 12 5 29
65 6 5 4 18 10 4 32
66 9 4 2 27 8 2 37
67 12 2 1 36 4 1 41
68 0 4 11 0 8 11 19
69 0 2 13 0 4 13 17
70 2 2 11 6 4 11 21
71 0 5 10 0 10 10 20
72 0 6 9 0 12 9 21
73 0 9 6 0 18 6 24
74 0 11 4 0 22 4 26
75 0 5 10 0 10 10 20
61
a. Untuk kategori tinggi tentang perhatian orang tua dalam
keberagamaan remaja di Desa Gilirejo nilai 36-45 ada 45 orang.
b. Untuk kategori sedang tentang perhatian orang tua dalam
keberagamaan remaja di Desa Gilirejo nilai 26-35 ada 19orang.
c. Untuk kategori rendah tentang perhatian orang tua dalam
keberagamaan remaja dengan nilai 16-25 ada 11 orang.
Tabel 4.2
Hasil analisis dari angket Perhatian Orang Tua dalam Keberagamnaan
Remaja
No Interval Frekuensi Kriteria Prosentase%
1 36-45 5 A 60%
2 26-35 22 B 25,33%
3 16-25 29 C 14,67%
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian
orang tua dalam keberagamaan remaja di Desa Gilirejo, 60%
perhatian orang tua tinggi, 25,33% perhatian orang tua sedang,
14,67% perhatian orang tua rendah.
62
2. Analisis Perilaku Menyimpang Remaja
Analisis ini berisi data mengenai Perilaku Menyimpang Remaja yang
diperoleh melalui observasi dengan item observasi sebanyak 15, dan tiap
item disediakan 3 (empat) alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai
berikut:
a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 1
b. Alternatif jawaban B memiliki Nilai 2
c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 3
Selanjutnya untuk mencari nominal didasarkan pada jumlah nilai
yang diperoleh, kemudian diklarifikasi sekaligus dikriteriakan pada
Perilaku Menyimpang Remaja dan untuk menjawab rumusan masalah
yang kedua makapenulis sajikan data-data sebagai berikut
Tabel 4.3
Rekapitulasi hasil observasi Perilaku Menyimpang Remaja
No
Frekuensi Nilai
Jumlah A B C A B C
1 0 4 11 0 8 33 41
2 0 2 13 0 4 39 43
3 0 3 12 0 6 36 42
4 1 3 11 1 6 33 40
5 0 1 14 0 2 42 44
6 6 2 7 6 4 21 31
7 2 5 8 2 10 24 36
63
8 0 0 15 0 0 45 45
9 0 3 12 0 6 36 42
10 2 6 7 2 12 21 35
11 7 6 2 7 12 6 25
12 5 4 6 5 8 18 31
13 2 6 7 2 12 21 35
14 0 0 15 0 0 45 45
15 0 0 15 0 0 45 45
16 0 0 15 0 0 45 45
17 11 3 1 11 6 3 20
18 4 4 7 4 8 21 33
19 2 6 7 2 12 21 35
20 0 4 11 0 8 33 41
21 0 3 12 0 6 36 42
22 0 2 13 0 4 39 43
23 0 2 13 0 4 39 43
24 6 3 6 6 6 18 30
25 0 3 12 0 6 36 42
26 8 2 5 8 4 15 27
27 2 7 6 2 14 18 34
28 2 7 6 2 14 18 34
29 0 7 8 0 14 24 38
30 1 3 11 1 6 33 40
31 6 4 5 6 8 15 29
32 6 2 7 6 4 21 31
33 0 1 14 0 2 42 44
34 4 7 4 4 14 12 30
35 7 4 4 7 8 12 27
36 0 3 12 0 6 36 42
37 0 2 13 0 4 39 43
38 2 5 8 2 10 24 36
39 0 9 6 0 18 18 36
40 2 5 8 2 10 24 36
41 1 6 8 1 12 24 37
42 4 3 8 4 6 24 34
43 6 5 4 6 10 12 28
44 0 2 13 0 4 39 43
45 0 3 12 0 6 36 42
46 2 3 10 2 6 30 38
64
47 3 3 9 3 6 27 36
48 5 4 6 5 8 18 31
49 3 4 8 3 8 24 35
50 2 7 6 2 14 18 34
51 3 7 5 3 14 15 32
52 3 5 7 3 10 21 34
53 2 0 13 2 0 39 41
54 2 6 7 2 12 21 35
55 0 1 14 0 2 42 44
56 0 2 13 0 4 39 43
57 \0 2 13 0 4 39 43
58 4 3 8 4 6 24 34
59 3 4 8 3 8 24 35
60 3 5 7 3 10 21 34
61 8 5 2 8 10 6 24
62 8 3 4 8 6 12 26
63 2 4 9 2 8 27 37
64 7 3 5 7 6 15 28
65 8 5 2 8 10 6 24
66 5 6 4 5 12 12 29
67 1 4 10 1 8 30 39
68 4 5 6 4 10 18 32
69 1 7 8 1 14 24 39
70 0 7 8 0 14 24 38
71 2 5 8 2 10 24 36
72 7 3 5 7 6 15 28
73 2 1 12 2 2 36 40
74 1 5 9 1 10 27 38
75 0 3 12 0 6 36 42
Berdasarkan nilai hasil perilaku menyimpang remaja di atas,
diperoleh nilai tertinggi 45 dan terendah 15 kemudian ditetapkan interval
sebagai berikut:
65
= 10, 33
Setelah diketahui lebarnya 10 (pembulatan dari 10, 33), maka
ditetapkan dalam klasifikasi sebagai berikut:
a. Kriteria A, adalah nilai 16-25, intensitas tinggi
b. Kriteria B, adalah nilai 26-35 intensitas sedang
c. Kriteria C, adalah nilai 36-45 intensitas rendah
Kemudian dicari prosentasi perilaku menyimpang remaja dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Untuk kategori intensitas tinggi perilaku menyimpang remaja di
Desa Gilirejo dengan nilai 16-25 ada 4 orang.
b. Untuk kategori intensitas sedang perilaku menyimpang remaja di
Desa Gilirejo nilai 26-35 ada 31orang.
c. Untuk kategori intensitas rendah perilaku menyimpang remaja di
Desa Gilirejo nilai 36-45 ada 40 orang.
Tabel 4.4
Hasil analisis observasi Perilaku Menyimpang Remaja
66
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
menyimpang remaja di Desa Gilirejo 5,33% perilaku menyimpang
tinggi, 41,33% perilaku menyimpang sedang, 53,33% perilaku
menyimpang rendah.
B. Pengujian Hipotesis
Pada bagian ini penulis bermaksud menjawab rumusan masalah yang
ketiga dan sekaligus menguji hipotesa yang penulis ajukan, maka penulis
menggunakan analisa dengan teknik analisa korelasi produk moment, yaitu:
Dengan data sebagai berikut:
Tabel 4.5
Tabel Korelasi Product Moment antara Variabel X dan Variabel Y
NO
XY
1 43 41 1849 1681 1763
2 37 43 1369 1849 1591
3 41 42 1681 1764 1722
4 40 40 1600 1600 1600
5 33 44 1089 1936 1452
6 38 31 1444 961 1178
7 33 36 1089 1296 1188
NO Interval Frekuensi Kriteria Prosentasi
%
1 16-25 3 A 5,33%
2 26-35 31 B 41,33%
3 36-45 40 C 53,33%
67
8 37 45 1369 2025 1665
9 42 42 1764 1764 1764
10 37 35 1369 1225 1295
11 38 25 1444 625 950
12 32 31 1024 961 992
13 38 35 1444 1225 1330
14 40 45 1600 2025 1800
15 36 45 1296 2025 1620
16 39 45 1521 2025 1755
17 40 21 1600 441 840
18 38 33 1444 1089 1254
19 40 35 1600 1225 1400
20 29 41 841 1681 1189
21 24 42 576 1764 1008
22 32 43 1024 1849 1376
23 39 43 1521 1849 1677
24 40 30 1600 900 1200
25 40 42 1600 1764 1680
26 30 27 900 729 810
27 40 34 1600 1156 1360
28 40 34 1600 1156 1360
29 41 38 1681 1444 1558
30 36 40 1296 1600 1440
31 45 29 2025 841 1305
32 43 31 1849 961 1333
33 34 44 1156 1936 1496
34 31 30 961 900 930
35 37 27 1369 729 999
36 39 42 1521 1764 1638
37 42 43 1764 1849 1806
38 36 36 1296 1296 1296
39 32 36 1024 1296 1152
40 21 36 441 1296 756
41 29 37 841 1369 1073
42 23 34 529 1156 782
43 16 28 256 784 448
44 31 43 961 1849 1333
45 38 42 1444 1764 1596
46 41 38 1681 1444 1558
68
47 45 36 2025 1296 1620
48 40 31 1600 961 1240
49 30 35 900 1225 1050
50 28 34 784 1156 952
51 36 32 1296 1024 1152
52 44 34 1936 1156 1496
53 45 41 2025 1681 1845
54 35 35 1225 1225 1225
55 41 44 1681 1936 1804
56 36 43 1296 1849 1548
57 40 43 1600 1849 1720
58 43 34 1849 1156 1462
59 42 35 1764 1225 1470
60 37 34 1369 1156 1258
61 45 24 2025 576 1080
62 39 26 1521 676 1014
63 30 37 900 1369 1110
64 29 28 841 784 812
65 32 24 1024 576 768
66 37 29 1369 841 1073
67 41 39 1681 1521 1599
68 19 32 361 1024 608
69 17 39 289 1521 663
70 21 38 441 1444 798
71 20 36 400 1296 720
72 21 28 441 784 588
73 24 40 576 1600 960
74 26 38 676 1444 988
75 20 42 400 1764 840
Jumlah ΣX=2614 ΣY=2416 Σ=95248 Σ=92453 ΣXY=89879
Untuk lebih jelas, penulis sajikan dalam Hasil Rekapitulasi product
moment yaitu sebagai berikut:
No Variabel Hasil
1 ΣX 2614
2 ΣY 2418
3 Σ 95428
4 Σ 92453
5 ΣXY 89879
69
6
6832996
7
5837056
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
=0.278
C. Pembahasan
Dari perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh rxy = 0,278.
Selanjutnya untuk melihat signifikasi dengan N = 75 maka melihat angka
0,227.
Adapun kaidah yang digunakan sebagai berikut:
1. Bila rxy > r tabel 5% hasil dinyatakan signifikan
2. Bila rxy < r tabel 5% hasil tidak signifikan.
Pada taraf signifikansi 5% r tabel menunjukkan angka sebesar
0,227. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa rxy lebih besar dari r tabel
pada taraf signifikansi 5%, sehingga hipotesis kerja (Ha) diterima.
Berdasarkan perhitunganya diperoleh, rxy 0.278 > r tabel 0,227,
oleh karena itu hasil dinyatakan signifikan. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan perhatian orang tua
dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang remaja di
Desa Gilirejo Wonosegoro. Semakin tinggi perhatian orang tua dalam
keberagamaan remaja maka perilaku menyimpang remaja rendah.
70
Sebaliknya, semakin rendah perhatian orang tua dalam keberagamaan
remaja maka perilaku menyimpang tinggi.
71
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada Bab sebelumnya, maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perhatian orang tua dalam keberagamaan remaja di Desa Gilirejo
Wonosegoro memiliki tingkatan yang beragam, yaitu 60% tinggi, 25,33%
cukup tinggi, dan 14,67% rendah..
2. Perilaku menyimpang remaja di Desa Gilirejo Wonosegoro, yaitu 5,33%,
tinggi, 41, 33% sedang , dan 53,33% rendah.
3. Dari hasil penelitian yang dianalisis secara statistik, diperoleh hasil akhir
yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan perhatian orang tua
dalam keberagamaan remaja terhadap perilaku menyimpang remaja.
Semakin tinggi perhatian orang tua maka perilaku menyimpang semakin
rendah. Sebaliknya semakin rendah perhatian orang tua maka perilaku
menyimpang semakin besar.
73
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah penulis uraikan diatas, maka penulis
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Orang Tua
Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap apa
yang terjadi pada anaknya, untuk itu orang tua harus senantiasa
memperhatikan dengan mengawasi serta mengontrol segala kegiatan yang
dilakukan oleh anaknya.
2. Bagi Remaja
Remaja adalah usia yang sangat produktif, jangan sia-siakan masa
remajamu untuk melakukan hal yang tidak baik. Gunakan waktumu dengan
sebaik-baiknyasupaya tidak menyesal kemudian, karena masa remaja tidak
akan terulang
3. Masyarakat
Sebagai masyarakat yang baik, untuk meciptakan suasana aman,
nyaman, dan tentram adalah tugasnya. Jika ada salah satu warganya yang
melakukan kesalahan atau anak remaja yang melakukan perilaku
menyimpang maka seharusnya memberikan pengetahuan dan wawasan
kepada anak yang melakukan penyimpangan, atau bisa melapor kepada
aparat untuk segera ditangani supaya tidak meresahkan masyarakat
1
DAFTAR PUSTAKA
…2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Salatiga: STAIN.
Ahmadi, Abu. 1992. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Alya, Qonita. 2011. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.
Ancok, Djamaludin dkk. 1994. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arief, Armai. 2002. Pengantar dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Pers.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daradjat, Zakiyah. 1993. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang.
Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Darusman, Marzuki. 2000. Metododogi Penelitian. Bandung.
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahanya. Jakarta: Pustaka
Amani.
Khalili, Mustafa. 2006. Berjumpa Allah dalam Shalat. Jakarta: Zahra.
Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist. 2009.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
2
Nasution, Thamrin, dkk. Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan
PrestasiBelajarAnak, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Raharjo, Agung S.S. 2009. Buku Kantong Sosiologi SMA IPS cetakan I.
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1997. Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Siahaan, Jokie. 2009. Perilaku menyimpang Pendekatan Psikologi. Jakarta: PT
Indeks.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukandarrummidi. 2004. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Peneliti Pemula.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Surur, Misbahus. 2009. Dahsyatnya Shalat Tasbih. Jakarta: Qultum Media.
Suryabrata, Sumadi.1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Thouless, Robert H. 1995. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Walgito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
3
Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosialdi
Masyarakat.Bandung: PT Setia Purna Inves.
Wjs, Purwadarminta. 1976. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Yusuf, Syamsu. 2001. Psikilogi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
4
ANGKET PERHATIAN ORANG TUA DALAM KEBERAGAMAAN
REMAJA
Petunjuk :
1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan teliti.
2. Berilah tanda checklist ( ) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pendapatmu.
Keterangan :
SR : sering
KK : kadang-kadang
TP : tidak pernah
No
Aspek Yang di nilai Jawaban
SR KK TP
1 Mengingatkan untuk sholat
2 Mengingatkan untuk membaca al-Qur'an
3 Mengajarkan untuk saling tolong menolong
4 Memperhatikan pergaulan sosial
5 Menjadi teladan atau contoh kepada anak
6 Membatasi waktu bermain
7 Mengajari anak sopan santun
8 Mengajarkan sikap saling bertoleransi
9 Mengingatkan untuk selalu bersyukur
10 Mengingatkan untuk menjalankan puasa wajub
11 Mengingatkan pentingnya saling berbagi
12 Memperhatikan gaya bicara
13 Memperhatikan gaya berpakaian
14 Mengajarkan sikap untuk sabar
15 Memberikan pengarahan