perhitungan pelat.docx

37
1 Pendahuluan Pelat merupakan komponen struktur, dimana beban yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban mati dan beban hidup, dan dalam perhitungannya lebar pelat dianggap satu meter. Pelat juga merupakan struktur tipis dengan bidang yang arahnya hizontal, sehingga pelat berfungsi sebagai diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal. Setiap konstruksi bangunan yang akan dibangun, harus direncanakan sebaik mungkin, untuk menghindari keruntuhan dari struktur tersebut. Dan salah satu komponen struktur yang juga penting yaitu pelat. Dalam proyek pembangunan gedung Indogrosir Manado, direncanakan menggunakan struktur pelat dengan menggunakan tulangan wiremesh M10 dan dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan mengenai kekuatan dari penggunaan pelat wiremesh. Dan pelat wiremesh yang akan digunakan tidak boleh berkarat, karena dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dari pelat tersebut. Dan jika kekuatan dari pelat tidak sesuai, maka dapat menyebabkan keruntuhan. 1. Struktur Beton

Upload: gideon-dion-maa

Post on 08-Jul-2016

18 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

perhitungan pelat pada mezzanine

TRANSCRIPT

Page 1: perhitungan pelat.docx

1

Pendahuluan

Pelat merupakan komponen struktur, dimana beban yang bekerja tegak lurus

pada bidang struktur tersebut. Beban yang bekerja pada pelat umumnya

diperhitungkan terhadap beban mati dan beban hidup, dan dalam perhitungannya

lebar pelat dianggap satu meter. Pelat juga merupakan struktur tipis dengan bidang

yang arahnya hizontal, sehingga pelat berfungsi sebagai diafragma/unsur pengaku

horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal.

Setiap konstruksi bangunan yang akan dibangun, harus direncanakan sebaik

mungkin, untuk menghindari keruntuhan dari struktur tersebut. Dan salah satu

komponen struktur yang juga penting yaitu pelat.

Dalam proyek pembangunan gedung Indogrosir Manado, direncanakan

menggunakan struktur pelat dengan menggunakan tulangan wiremesh M10 dan

dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan mengenai kekuatan dari penggunaan pelat

wiremesh. Dan pelat wiremesh yang akan digunakan tidak boleh berkarat, karena

dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dari pelat tersebut. Dan jika kekuatan

dari pelat tidak sesuai, maka dapat menyebabkan keruntuhan.

1. Struktur Beton

Struktur beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidruulik

yang lain, agregati halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan

yang membentuk massa padat. (SNI 03 – 2847 – 2002, Pasal 3.12).

2. Strktur Beton Bertulang

Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan

yang tidak kurang dari nilai minimum yang di syaratkan dengan atau tanpa

prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua bahan tersebut

bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. (SNI 03 – 2847 – 2002, Pasal 3.13).

Sifat utama dari baja tulangan, yaitu sangat kuat terhadap beban tarik maupun

beban tekan. Maka sedapat mungkin dihindari penggunaan baja tulangan untuk

memikul beban tekan.

Page 2: perhitungan pelat.docx

2

Dari sifat utama tersebut dapat dilihat bahwa tiap-tiap bahan mempunyai

kelebihan dan kekurangan, maka jika kedua bahan (beton dan baja tulangan)

dipadukan menjadi satu kesatuan secara komposit, akan diperoleh bahan baru yang

disebut beton bertulang. Beton bertulang ini mempunyai sifat sesuai dengan sifat

bahan penyusunannya, yaitu sangat kuat terhadap beban tarik maupun beban tekan.

Beban tari pada beton bertulang ditahan oleh baja tulangan, sedangkan beban tekan

cukup ditahan oleh beton.

3. Pelat

Pada prinsipnya, sistem penulangan pelat dapat dibagi menjadi 2 macam,

yaitu perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah dan perencanaan pelat

dengan tulangan pokok dua arah (Asroni, 2001). Pelat beton bertulang banyak

digunakan pada bangunan teknik sipil, baik sebagai lantai bangunan, lantai atap dari

suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai dermaga. Beban yang bekerja pada

pelat biasanya hanya diperhitungkan terhadap beban gravitasi, yaitu berupa beban

mati dan beban hidup saja, yang mengakibatkan terjadi momen lentur. Oleh karena

itu pelat juga direncanakan terhadap beban lentur (seperti pada balok). Bahan

penyusun beton yaitu semen, pasir, kerikil dan air. Campuran semen dan air akan

membentuk pasta semen, yang berfungsi sebagai bahan ikat. Sedangkan pasir dan

kerikil merupakan bahan agregat yang berfungsi sebagai bahan pengisi dan sekaligus

sebagai bahan yang diikat oleh pasta semen.

Pelat juga dimaksudkan dengan pelat beton bertulang, yaitu struktur tipis

yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban

yang beerja tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat

inirelatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang atau lebar

bidangnya. Pelat beton bertulang ini sangat kaku dan arahnya horizontal, sehingga

pada bangunan gedung, pelat ini berfunsi sebagai unsur pengaku horizontal yang

sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal.

Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai

lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada

dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban

mati dan beban hidup. Beban tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur. Oleh

karena itu pelat juga direncanakan terhadap beban lentur.

Page 3: perhitungan pelat.docx

3

4. Tumpuan Pelat

Untuk merencanakan pelat beton bertulang yang perluh dipertimbangkan

tidak hanya pembebanan saja, tetapi juga jenis perletakan dan jenis penghubung

ditempat tumpuan. Kekakuan hubungan antara pelat dan tumpuan akan menentukan

besar momen lentur yang terjadi pada pelat.

Untuk bangunan gedung, umumnya pelat tersebut ditumpu oleh balok-balok

secara monolit, yaitu pelat dan balok dicor secara bersama-sama sehingga menjadi

satu kesatuan, seperti disajikan pada gambar 3.1(a), atau ditumpu oleh dinding-

dinding bangunan seperti pada gambar 3.1(b). kemungkinan lainnya, yaitu pelat

didukung oleh balok-balok baja dengan sistem komposit seperti pada gambar 3.1(c),

atau didukung oleh kolom secara langsung tanpa balok, seperti pada gambar 3.1(d).

Gambar 3.1 Penumpu Pelat

5. Jenis Perletakan Pelat Pada Balok

Kekakuan hubungan antara pelat dan konstruksi pendukungnya (balok)

menjadi salah satu bagian dari perencanaan pelat. Ada 3 jenis perletakan palat pada

balok, yaitu sebagai berikut :

Page 4: perhitungan pelat.docx

4

1. Terletak bebas

Keadaan ini terjadi jika pelat diletakan begitu saja di atas balok, atau

antara pelat dan balok tidak dicor bersama-sama, sehingga pelat dapat

berotasi bebas pada tumpuan tersebut (lihat gambar 3.2(a)). pelat yang

ditumpu oleh tembok juga termasuk dalam kategori terletak bebas.

2. Terjepit elastis

Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara

monolit, tetapi ukuran balok cukup kecil, sehingga balok tidak cukup

kuat untuk mencegah terjadinya rotasi pelat (lihat gambar 3.2(b)).

3. Terjepit penuh

Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara

monolit, danukuran balok cukup besar, sehinnga mampu untuk mencegah

terjadinya rotasi pelat (lihat gambar 3.2(c)).

Gambar 3.2 Jenis Perletakan Pelat Pada Balok

6. Sistem Penulangan Pelat

Sistem perencanaan tulangan pelat pada dasarnya dibagi menjadi dua macam, yaitu

sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah dan sistem perencanaan

pelat dengan tulangan pokok dua arah.

1) Penulangan Pelat Satu Arah

Pelat dengan tulangan pokok satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton

lebih dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang satu

arah saja. Contoh pelat satu arah adalah pelat kantilever dan pelat yang

ditumpu oleh 2 tumpuan sejajar.

Page 5: perhitungan pelat.docx

5

Karena momen lentur hanya bekerja pada satu arah saja, yaitu searah

bentang, maka tulangan pokok juga dipasang 1 arah yang searah bentang

tersebut. Untuk menjaga agar kedudukan tulangan pokok tidak berubah dari

tempat semula, maka dipasang pula tulangan tambahan yang arahnya tegak

lurus tulangan pokok. Tulngan tambahan ini sering disebut tulangan bagi.

Kedudukan tulangan pokok dantulangan bagi selalu bersilangan tegak lurus,

tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton, sedangkan tulangan

bagi dipasang dibagian dalamnya dan menempel pada tulangan pokok. Tepat

pada lokasi persilangan tersebut, kedua tulangan diikat kuat dengan kawat.

Fungsi tulangan bagi selain memperkuat kedudukan tulangan pokok, juga

sebagai tulangan untuk penahan retak beton akibat susut dan perbedaan suhu

pada beton.

2) Penulangan Pelat Dua Arah

Pelat dengan tulangan pokok dua arah ini akan dijumpai jika pelat beton

menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang dua arah. Contoh

pelat dua arah adalah pelat yang ditumpu oleh empat sisi yang saling sejajar.

Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah dengan bentang lx dan

bentang ly maka tulangan pokok juga dipasang pada 2 arah yang saling tegak

lurus, sehingga tidak perlu tulangan bagi. Tetapi pada pelat didaerah tumpuan

hanya bekerja momen lentur satu arah saja, sehingga untuk daerah tumpuan

ini tetap dipasang tulangan pokok dan tulangan bagi. Bentang ly selalu dipilih

≥ lx , tetapi momennya Mly selalu ≤ Mlx.

7. Perencanaan Tulangan Pelat

Pertimbangan Dalam Perhitungan Tulangan

Pada perencanaan pelat beton bertulang, perlu diperhatikan beberapa

persyaratan / ketentuan sebagai berikut :

1. Pada perhitungan pelat, lebar pelat diambil 1m (b=1000mm)

2. Panjang bentang (λ)

a. Pelat yang tidak menyatu dengan struktur pendukung (lihat gambar

3.3(a)):

λ = λn + h dan λ ≤ λas-as

b. Pelat yang menyatu dengan struktur pendukung (lihat gambar 3.3(b)):

Page 6: perhitungan pelat.docx

6

Jika λn ≤ 3m, maka λ = λn

Jika λn > 3m, maka λ = λn + 2.50mm

Gambar 3.3 Penentuan Panjang Bentang

3. Tebal minimum pelat (h)

a. Untuk pelat satu arah, tebal mnimal pelat dapat dilihat pada tabel 3.1

b. Untuk pelat dua arah, tebal minimal pelat bergantung pada

α m=α rata−rata . αadalah rasio kekakuan lentur penampang balok

terhadap kekakuan lentur pelat dengan rumus sebagai berikut :

a=Ecb /I b

E cp/ I p

1. Jika am < 0,2 maka h ≥ 120mm

2. Jika 0,2 ≤ am ≤ 2 maka h=λn(0,8+ fy

1500 )36+5. β .(am−0,2)

dan ≥120mm

3. Jika am > 2 maka h=

λn(0,8− fy1500 )

36−9. β . dan ≥90mm

4. Tebal pelat tidak boleh kurang dari ketentuan tabel 3.1 yang bergantung

pada tegangan tulangan fy. Nilai fy pada tabel dapat diinterpolasi.

Page 7: perhitungan pelat.docx

7

Tabel 3.1 Tabel Minimal Pelat Tanpa Balok Intertor

Tegangan

Leleh fy

(Mpa)

Tanpa Penebalan Dengan Penebslan

Panel Luar Panel

Dalam

Panel Luar Panel

Dalam

Tanpa

Balok

Pinggir

Dengan

Balok

Pinggir

Tanpa

Balok

Pinggir

Dengan

Balok

Pinggir

300 Λn∫33 Λn∫36 Λn∫36 Λn∫36 Λn∫40 Λn∫40

400 Λn∫30 Λn∫33 Λn∫33 Λn∫33 Λn∫36 Λn∫36

500 Λn∫28 Λn∫31 Λn∫31 Λn∫31 Λn∫34 Λn∫34

4. Tebal selimut beton minimal untuk batang tulangan D≤36, tebal selimut

beton ≥ 20mm. Untuk batang tulangan D44 – D56, tebal selimut beton ≥

40mm.

5. Jarak bersih antar tulangan s ≥ D dan s ≥ 25mm

6. Jarak maksimal tulangan (as ke as)

Tulangan Pokok :

Pelat 1 arah : s ≤ 3.h dan s ≤ 450mm

Pelat 2 arah : s ≤ 2.h dan s ≤ 450mm

Tulangan Bagi :

S ≤ 5.h dan s ≤ 450 mm

7. Luas tulangan minimal pelat

a. Tulangan pokok

Fc’ ≤ 31,36Mpa, As ≥ (1,4/fy).b.d dan

Fc’ > 31,36Mpa, As ≥ √ fc '4. fy

. b . d

b. Tulangan bagi/tulangan susut

Untuk fy ≤ 300 Mpa, maka Asb ≥ 0,002.b.h

Untuk fy = 400 Mpa, maka Asb ≥ 0,0018.b.h

Untuk fy ≥ 400 Mpa, maka Asb ≥ 0,0018.b.h.(400/fy)

Tetapi Asb ≥ 0,0014.b.h

Page 8: perhitungan pelat.docx

8

8. Skema Hitungan Pelat

Untuk mempermudah dalam perhitungan penulangan pelat, berikut ini

dijelaskan tentang rumus-rumus sebagai dasar perencanaan. Skema hitungan tersebut

yaitu:

tidak

ya

Data : Dimensi Pelat (h,d,ds), mutu bahan (fc’,fy), dan beban

K= Mu∅ .b . d2 atau=

M n

b . d2 denganb=1000

Kmaks=382,5.β 1. f c' .¿¿

K ≤ Kmaks

a=(1−√1− 2. k0,85. fc ' ) . d

Dipilih Luas tulangan pokok dengan memilih yang besar dari Asu berikut:

1. Asu=0,85. f c ' . a . bfy

2. Jika fc’ ≤ 31,36Mpa, As ≥ (1,4/fy).b.d

Fc’ > 31,36Mpa, As ≥ √ fc '4. fy

. b .d

Ukuran Pelat diperbesar

Dihitung Luas tulangan bagu Asbu dememilih yang besar:

1. Asbu = 20%.Asu2. fy ≤ 300 Mpa, maka Asb ≥ 0,002.b.h

fy = 400 Mpa, maka Asb ≥ 0,0018.b.h

fy ≥ 400 Mpa, maka Asb ≥ 0,0018.b.h.

(400/fy)

3. Tetapi Asb ≥ 0,0014.b.h

Dihitung jarak tulangan s :

s≤

14

. π . D2

Asbu atau S ≤ 5.h

Dihitung Jarak Tulangan s :

s≤

14

. π . D2

Asu;s ≤ 450mm

S ≤ 2.h

Selesai

Page 9: perhitungan pelat.docx

9

Gambar 3.4 Skema Hitungan Tulangan Pelat

9. Beban Yang Bekerja Pada Pelat

Beban Mati

Beban mati merupakan semua berat sendiri gedung dan segala unsur tambahan

yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung tersebut. Sesuai SNI

1727:2013, yang termasuk beban mati adalah seperti dinding, lantai, atap, plafon,

tangga dan finishing.

Beban Hidup

Beban hidup ialah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan

suatu gedung, dan kedalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal

dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak

merupakan bagian yang tak terpisakan oleh gedung dan dapat di ganti selama

masah hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam

pembebanan lantai dan atap tersebut.Menurut (Peraturan Pembebanan Indonesia

untuk Gedung, 1983).

10. Penulangan

Penulangan adalah pekerjaan pada pembuatan struktur beton bertulang. Beton

bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak

kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang dan

direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama sama dalam

menahan beban.

Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang yaitu untuk menahan

gaya tarik, Oleh karena itu pada struktur balok, pelat, fondasi, ataupun struktur

lainnya dari bahan beton bertulang, selalu diupayakan agar tulangan longitudinal

(tulangan memanjang) dipasang pada serat-serat beton yang mengalami tegangan

tarik. Keadaan ini terjadi terutama pada daerah yang menahan momen lentur besar

(umumnya di daerah lapangan/tengah bentang, atau di atas tumpuan), sehingga

sering mengakibatkan terjadinya retakan beton akibat tegangan lentur tersebut.

Page 10: perhitungan pelat.docx

10

Penulangan bisa diartikan sebagai metode pemasangan tulangan pada pelat

atau pekerjaan pembesian yang dilakukan dimana setela pekerjaan selesai akan di

letakan dalam bekisting untuk pelaksanaan pembuatan beton bertulang pada balok,

kolom, serta pondasi telapak dan pondasi tiang.

Page 11: perhitungan pelat.docx

11

TUGAS KHUSUS

Data Perencanaan Proyek

Dalam perencanaan pelat beton bertulang pada lantai mezzanine Gedung

Indogrosir Manado, Spesifikasi yang diketahui adalah sebagai berikut :

Diketahui :

Mutu Beton = 249.00 = 24.90

Mutu Baja = 400

Diameter Tulangan = 10

Ly = 6m

Lx = 2m

Perhitungan Pembebanan (PPIUG 1983)

Beban Mati

Beban Sendiri = 0,8 x 2400 = 1920 Kg/m²

Rangka + Plafon = 11 + 8 = 19 Kg/m²

Spesi = 2 x 21 = 42 Kg/m²

Instalasi Listrik = 40 = 40 Kg/m²

Beban Hidup Diambil 250 Kg/m2

Jadi, kuat perlu yang dibutuhkan adalah :

Kuat perlu = 1,2 qd + 1,6 ql

= 2825.2 Kg/m²

= 28.252 KN/m²

1. Perhitungan Tulangan Pelat Beton Bertulang

Berdasarkan Bentuk Pelat, gedung kantor terbagi atas 4 bentuk pelat yang

berbeda yaitu sebagai berikut :

a) Pelat Bentuk A

Page 12: perhitungan pelat.docx

12

MOMEN PERLU

Berdasarkan Tabel PBI 1971 diperoleh :

Clx = 63 Ctx = 125

Cly = 13 Cty = 79

Mlx = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 7.12 KNm

Mly = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 1.47 KNm

Mtx = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 14.13 KNm

Mty = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 8.93 KNm

PENULANGAN PADA BENTANG Lx

Tulangan Lapangan = Mlx = 7.12

K = Mu/Ø.b.d2

= 0.93

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 4.26mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 225.47 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 332.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 236.090 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s =220 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 356.818 > Asu……..OK

Tulangan Tumpuan = Mtx = 14.13

K = Mu/Ø.b.d2

= 1.84

Page 13: perhitungan pelat.docx

13

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 8.66 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 458.22 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 332.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 236.090 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 150 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 523.333 > Asu….. OK

Tulangan Bagi = Asb = 20% x Asu = 66.5 mm²

Asb = 0,002 x b x h = 240 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu.b = 240 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 327.083 mm

s = 5.h

= 600 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 300 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 261.667 > Asu.b….. OK

PENULANGAN PADA BENTANG Ly

Tulangan Lapangan = Mly = 1.47

K = Mu/Ø.b.d2

= 0.24

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 4.26mm

Page 14: perhitungan pelat.docx

14

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 51.12 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 297.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 236.090 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s =240 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 327.083 > Asu……..OK

Tulangan Tumpuan = Mty = 8.93

K = Mu/Ø.b.d2

= 1.454

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 6.05 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 320.32 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 297.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 263.866 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 150 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 523.333 > Asu….. OK

Page 15: perhitungan pelat.docx

15

Tulangan Bagi = Asb = 20% x Asu = 66.5 mm²

Asb = 0,002 x b x h = 240 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu.b = 240 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 327.083 mm

s = 5.h

= 600 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 300 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 261.667 > Asu.b….. OK

Jadi Dipakai Tulangan :

Lx : As = D10 – 220 = 523.333 mm²

Asb = D10 – 300 = 261.667 mm²

Ly : As = D10 – 240 = 523.333 mm²

= D10 – 300 = 261.667 mm²

b) Pelat Bentuk B

MOMEN PERLU

Berdasarkan Tabel PBI 1971 diperoleh :

Clx = 42 Ctx = 83

Cly = 8 Cty = 57

Mlx = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 1.45 KNm

Mly = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 0.28 KNm

Mtx = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 2.87 KNm

Mty = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 1.97 KNm

PENULANGAN PADA BENTANG Lx

Tulangan Lapangan = Mlx = 7.45

K = Mu/Ø.b.d2

= 0.19

Page 16: perhitungan pelat.docx

16

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 0.85 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 45.23 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 332.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 236.090 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s =230 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 341.304 > Asu……..OK

Tulangan Tumpuan = Mtx = 2.87

K = Mu/Ø.b.d2

= 0.37

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 1.70 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 89.77 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 332.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 236.090 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 150 mm

Page 17: perhitungan pelat.docx

17

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 523.333 > Asu….. OK

Tulangan Bagi = Asb = 20% x Asu = 66.5 mm²

Asb = 0,002 x b x h = 240 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu.b = 240 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 327.083 mm

s = 5.h

= 600 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 300 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 261.667 > Asu.b….. OK

PENULANGAN PADA BENTANG Ly

Tulangan Lapangan = Mly = 0.28

K = Mu/Ø.b.d2

= 0.05

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 4.18 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 9.59 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 297.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 297.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 263.866 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 240 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 327.083 > Asu……..OK

Page 18: perhitungan pelat.docx

18

Tulangan Tumpuan = Mty = 1.97

K = Mu/Ø.b.d2

= 0.321

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 1.30 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 68.82 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 297.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 263.866 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 150 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 523.333 > Asu….. OK

Tulangan Bagi = Asb = 20% x Asu = 66.5 mm²

Asb = 0,002 x b x h = 240 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu.b = 240 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 327.083 mm

s = 5.h

= 600 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 300 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 261.667 > Asu.b….. OK

Jadi Dipakai Tulangan :

Lx : As = D10 – 220 = 523.333 mm²

Asb = D10 – 300 = 261.667 mm²

Page 19: perhitungan pelat.docx

19

Ly : As = D10 – 240 = 523.333 mm²

= D10 – 300 = 261.667 mm²

c) Pelat Bentuk C

MOMEN PERLU

Berdasarkan Tabel PBI 1971 diperoleh :

Clx = 63 Ctx = 125

Cly = 13 Cty = 79

Mlx = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 4.91 KNm

Mly = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 1.01 KNm

Mtx = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 9.74 KNm

Mty = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 6.15 KNm

PENULANGAN PADA BENTANG Lx

Tulangan Lapangan = Mlx = 4.91

K = Mu/Ø.b.d2

= 0.64

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 2.92 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 154.32 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 332.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 236.090 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s =220 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 356.818 > Asu……..OK

Page 20: perhitungan pelat.docx

20

Tulangan Tumpuan = Mtx = 9.74

K = Mu/Ø.b.d2

= 1.27

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 5.88 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 311.11 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 332.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 236.090 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 220 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 356.818 > Asu….. OK

Tulangan Bagi = Asb = 20% x Asu = 66.5 mm²

Asb = 0,002 x b x h = 240 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu.b = 240 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 327.083 mm

s = 5.h

= 600 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 300 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 261.667 > Asu.b….. OK

PENULANGAN PADA BENTANG Ly

Tulangan Lapangan = Mly = 1.01

K = Mu/Ø.b.d2

Page 21: perhitungan pelat.docx

21

= 0.16

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 0.66 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 35.18 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 297.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 297.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 263.866 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 240 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 327.083 > Asu……..OK

Tulangan Tumpuan = Mty = 6.15

K = Mu/Ø.b.d2

= 1.002

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 4.12 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 218.25 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 297.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 263.866 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 240 mm

Page 22: perhitungan pelat.docx

22

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 327.083 > Asu….. OK

Tulangan Bagi = Asb = 20% x Asu = 66.5 mm²

Asb = 0,002 x b x h = 240 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu.b = 240 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 327.083 mm

s = 5.h

= 600 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 300 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 261.667 > Asu.b….. OK

Jadi Dipakai Tulangan :

Lx : As = D10 – 220 = 523.333 mm²

Asb = D10 – 300 = 261.667 mm²

Ly : As = D10 – 240 = 523.333 mm²

= D10 – 300 = 261.667 mm²

d) Pelat Bentuk D

MOMEN PERLU

Berdasarkan Tabel PBI 1971 diperoleh :

Clx = 42 Ctx = 83

Cly = 8 Cty = 57

Mlx = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 3.27 KNm

Mly = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 0.62 KNm

Mtx = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 6.47 KNm

Mty = 0,001 x Clx x qu x Lx2 = 4.44 KNm

PENULANGAN PADA BENTANG Lx

Tulangan Lapangan = Mlx = 4.91

Page 23: perhitungan pelat.docx

23

K = Mu/Ø.b.d2

= 0.43

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 1.93 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 102.34 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 332.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 236.090 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 220 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 356.818 > Asu……..OK

Tulangan Tumpuan = Mtx = 6.47

K = Mu/Ø.b.d2

= 0.84

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 3.86 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 204.34 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 332.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 236.090 mm

Page 24: perhitungan pelat.docx

24

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 220 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 356.818 > Asu….. OK

Tulangan Bagi = Asb = 20% x Asu = 66.5 mm²

Asb = 0,002 x b x h = 240 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu.b = 240 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 327.083 mm

s = 5.h

= 600 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 300 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 261.667 > Asu.b….. OK

PENULANGAN PADA BENTANG Ly

Tulangan Lapangan = Mly = 0.62

K = Mu/Ø.b.d2

= 0.10

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 0.41 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 21.62 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 297.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 297.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 263.866 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 240 mm

Page 25: perhitungan pelat.docx

25

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 327.083 > Asu……..OK

Tulangan Tumpuan = Mty = 4.44

K = Mu/Ø.b.d2

= 0.723

a = (1-√(1-(2.K)/(0,85.fc'))).d

= 2.96 mm

Tulangan Pokok

As = (0,85 x fc' x a x b)/fy

= 156.37 mm²

Asu = (1,4/fy)x b x d

= 297.5 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu = 332.5 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 263.866 mm

s = 240 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 240 mm

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 327.083 > Asu….. OK

Tulangan Bagi = Asb = 20% x Asu = 66.5 mm²

Asb = 0,002 x b x h = 240 mm²

Dipilih yang besar, jadi Asu.b = 240 mm²

Jarak Tulangan s = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/Asu

= 327.083 mm

s = 5 . h

= 600 mm

Dipilih yang kecil, jadi s = 300 mm

Page 26: perhitungan pelat.docx

26

Luas tulangan = (0,25 x 3,14 x D^2 x b)/s

= 261.667 > Asu.b….. OK

Jadi Dipakai Tulangan :

Lx : As = D10 – 220 = 523.333 mm²

Asb = D10 – 300 = 261.667 mm²

Ly : As = D10 – 240 = 523.333 mm²

= D10 – 300 = 261.667 mm²

Page 27: perhitungan pelat.docx

27

Gambar 1. Denah Panel Pelat

Page 28: perhitungan pelat.docx

28

Gambar 2. Penulangan Pelat Lantai

Page 29: perhitungan pelat.docx

29

Gambar 3. Denah Panel A

Gambar 4. Potongan Panel

Page 30: perhitungan pelat.docx

30

KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan pelat pada lantai mezzaninie proyek pembangunan

Gedung Indogrosir Manado, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari keempat bagian pelat yang ditinjau, didapat penulangan plat sebagai

berikut :

Tulangan pokok didapat D10 – 220

Tulangan bagi didapat D10 – 300

2. Penggunaan wiremesh dapat mempermudah proses pekerjaan.

3. Wiremesh D10-100 sudah dapat menahan beban yang diterima oleh plat.