perhitungan sumberdaya batu gamping dengan …
TRANSCRIPT
Perhitungan Sumberdaya Batu Gamping dengan Menggunakan
Metode Garis Kontur Pada IUP Operasi Produksi PT. Yuanda
Putra YLM, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat
SKRIPSI
ADE MELATI SUKMA
1210024427003
TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND)
PADANG
2018
Perhitungan Sumberdaya Batu Gamping dengan Menggunakan
Metode Garis Kontur Pada IUP Operasi Produksi PT. Yuanda
Putra YLM, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
ADE MELATI SUKMA
1210024427003
TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND)
PADANG
2018
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul : “Perhitungsn Sumberdaya Batu Gamping dengan
Menggunakan Metode Garis Kontur Pada IUP Operasi
Produksi PT. Yuanda Putra YLM, Kabupaten Solok,
Provinsi Sumatera Barat”
Nama : ADE MELATI SUKMA
NPM : 1210024427003
Program Studi : Teknik Pertambangan
Jurusan : Teknik Pertambangan
Padang, 20 Juli 2018
Menyetujui :
Pembimbing I,
Rusnoviandi, ST, MM
NIDK. 8824210016
Pembimbing II,
Refky Adi Nata, ST, MT
NIDN. 1028099002
Ketua Jurusan,
DRS. Murad MS, MT
NIDN. 007116308
Ketua STTIND Padang,
H.Riko Ervil,MT
NIDN. 1014057501
PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATU GAMPING DENGAN
METODE GARIS KONTUR PADA IUP OPERASI PRODUKSI
PT. YUANDA PUTRA YLM, KABUPATEN SOLOK,
PROVINSI SUMATERA BARAT Nama : ADE MELATI SUKMA
NPM : 1210024427003
Pembimbing I : Rusnoviandi, ST. MM
Pembimbing II : Refky Adi Nata, ST.MT
ABSTRAK Batu gamping merupakan salah satu komoditas tambang yang dapat
diusahakan dalam kegiatan usaha pertambangan. Dalam kegitaan industri, batu
gamping ini dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan semen, pasta gigi,
industri pengolahan baja dan lainnya.PT Yuanda putra YLM adalah salah satu
perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batu gamping yang
terletak di Jorong Cubadak, Nagari Aia Dingin,Kecamatan Lembah Gumanti
Kabupaten Solok.
Kegiatan eksplorasi harus di perhitungkan secara rinci dan detail, sehingga
tidak menyebabkan kerugian pada perusahaan, Sumberdaya yang terdapat di
daerah tersebut bernilai ekonomis dengan luas wilayah 10 Ha. Saat ini
sumberdaya yang ada pada wilayah IUP PT. Yuanda puta YLM masih dalam
kategori tereka, belum diketahuinya voleme pengupasan overburden yang berada
di Wilayah Usaha Pertambangan PT. Yuanda Putra YLM.
Dalam penelitian ini penulis menghitung volume overburden dan
menganalisa berapa banyak sumberdaya terunjuk batu gamping di Wilayah Izin
Usaha Produksi PT. Yuanda Putra YLM. Pada penelitian ini menggunakan
metode garis kontur, dan menggunakan perangkat lunak Map Info 10.0. Tujuan
penelitian ini menganalisis sumberdaya terunujuk batu gamping yang terdapat di
Wilayah Usaha Pertambangan PT. Yuanda Putra YLM dan menghitung volume
overbruden di wilayah Usaha Pertambangan PT. Yuanda Putra YLM.
Perhitungan garis kontur dilakukan pada elevasi 1530 mdpl hingga 1425
mdpl dengan interval garis kontur 5 m. Maka, didapatkan jumlah sumberdaya
terunjuk batugamping sejumlah 6.332.434,9 ton (ρ = 2,4 ton/ m3) dengan tingkat
keyakinan geologi 50%. Dengan volume overburden 37.000
Kata Kunci : Perhitungan Sumberdaya, Metode Kontur,Software Map Info
CALCULATION OF LIMESTONE RESOURSE WITH METHOD OF
CONTOUR LINES ON THE IUP PRODUCTION OPERATION
OF PT PUTRA YUANDA YLM, SOLOK DISTRICT,
WEST SUMATERA PROVINCE
Name : ADE MELATI SUKMA
NPM : 1210024427003
Supervisor : Rusnoviandi, ST, MM
Supervisor II : Refky Adi Nata, ST, MT
ABSTRACT
Limestone is one of the commodities that mines can be extracted in the
mining business activities. In the industry activities, limestone is used for raw
material for making cement, toothpaste, steel processing industry. PT. Yuanda
Putra YLM is one of the companies engaged in the particulate mining limestone
located at Jorong Cubadak, Nagari Aia Dingin, Kec. Lembah Gumanti Solok
Regency.
Exploration activities must be in estimate in detail, so as not to cause loses
to the company, the resources that are present in the area economical value with
an area of 10 Ha. Currently the existing resources, there are not how total volume
of overburden yet in the Mining Business of PT. Putra Yanda YLM. The purpose
of this research is how many inferred resource rock limestone area occure in the
mining business of PT. Putra Yuanda YLM and calculate the volume of
overburden in the territory of Mining PT. Yuanda Putra YLM.
In this study the authors calculatevolumes of overburden and analyze how
much inferred resources limestone in the area of business production of PT Putra
Yuanda YLM. In this study using contour line method and use the software Map
Info 10.0. The method of this research was to analyze the inferred resource
limestone which is contained in the area of mining business of PT. Putra Yuanda
YLM and calculate the volume overburden in territory of mining PT. Yuanda
Putra YLM.
From contour lines calculations obtain from the elevation of 1530 mdpl
until 1425 mdpl with intervals of 5 m contour lines. Amount the inferred resource
limestone is 6.332.434,9 tons (ρ=2,4 ton/m3) with the geological confidance level
50%. With the volume of overburden is 37.000 m3.
Keyword : resource calculation, methods of contour, the software Map Info
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
Perhitungan Sumber Daya Batu Gamping dengan Menggunakan Metode Garis
Kontur Pada Tambang Batu Gamping PT Yuanda Putra YLM, jorong cubadak,
Nagari Aia Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi
Sumatera Barat.
Dalam menyelesaikan skripsi ini dimotivasi dan dibantu oleh berbagai
pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan setulus hati mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Teristimewa untuk Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan moril
maupun materil demi mencapai cita-cita.
2. Bapak Riko Ervil ,MT, selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.
3. Bapak Dr. Murad, MS. MT selaku Ketua Prodi Teknik Pertambangan
Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
4. Bapak Rusnoviandi Lubis, ST. MM selaku pembimbing I dalam penulisan
skripsi ini.
5. Bapak Refky Adi Nata, ST. MT selaku pembimbing II dalam penulisan
skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.
7. Bapak Fandi Irawan ST, selaku Kepala teknik tambang PT Yuanda Putra
YLM..
8. Seluruh Staf dan karyawan/i PT Yuanda Putra YLM
9. Teman-teman Mahasiswa/i Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND)
Padang, khususnya Mahasiswa/i dari jurusan Teknik Pertambangan.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada pihak-pihak yang
telah memberikan bantuannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-
pihak yang membutuhkan dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari seluruh pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Padang, Mei 2018
(Peneliti)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
Ringkasan ....................................................................................................... i
Abstrack .......................................................................................................... ii
Kata Pengantar .............................................................................................. iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
Daftar Tabel .................................................................................................... viii
Daftar Gambar ............................................................................................... ix
Daftar Lampiran ............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 4
1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 7
2.1 Landasan Teori ....................................................................... 7
2.2 Lokasi dan kesampaian daerah............................................... 10
2.3 Iklim dan Curah Hujan ........................................................... 11
2.4 Keadaan Geologi .................................................................... 12
2.4.1 Struktur Geologi ..................................................................... 12
2.4.2 Stratigrafi................................................................................ 14
2.4.2 Morfologi ............................................................................... 14
2.5 Sumber daya dan Cadangan .................................................. 15
2.5.1 Pengertian sumber daya dan cadangan ................................. 15
2.5.2. Klasifikasi Sumber daya dan Mineral ................................... 15
2.5.3 Dasar Klasifikasi .................................................................... 18
2.5.4 Perhitungan Sumber Daya..................................................... 19
2.5.5 Metode Perhitungan Sumber Daya ...................................... 21
2.6 Pengertian Batu Gamping .................................................... 32
2.7 Kegunaan Batu Gamping ....................................................... 34
2.8 Penelitian Sejenis ................................................................... 39
2.9 Kerangka Konseptual ............................................................. 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 47
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 47
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 47
3.2.1 Tempat Penelitian ................................................................... 47
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................... 47
3.3 Variabel Penelitian ................................................................... 48
3.4 Data dan Sumber Data ............................................................. 48
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 49
3.6 Teknik Pengolahan Data........................................................... 49
3.6.1 Cara Pemograman Peta Kontur dengan Map Info ................. 53
3.6.2 Cara menghitung Luas dengan Map Source .......................... 55
3.7 Analisa Data ............................................................................. 55
3.8 Kerangka Metodologi ............................................................... 56
BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA ................................................. 57
4.1. Pengambilan Data Dan Sumber Data ............................................ 57
4.1.1. Data Primer ................................................................................. 57
4.1.2. Data Sekunder ............................................................................ 59
4.2. Pengolahan Data ............................................................................ 59
4.2.1. Perhitungan Tanah Penutup ........................................................ 59
4.2.2. Perhitungan Volume Total.......................................................... 60
4.3. Perhitungan Volume Dan Tonase Batugamping ........................... 66
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 68
5.1. Hasil ............................................................................................... 68
5.1.1. Sumberdaya Batugamping Daerah Penelitian ............................ 68
5.1.2. Perhitungan Over burden............................................................ 69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 70
6.1. Kesimpulan .................................................................................... 70
6.2. saran ............................................................................................... 70
DAFTAR KEPUSTAKAAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Peta Kesampaiaan Daerah ................................................................ 11
Gambar 2.2. Peta Geologi ..................................................................................... 13
Gambar 2.3. Keadaan Morfologi .......................................................................... 14
Gambar 2 .4. Hubungan antara hasil Eksplorasi Sumber daya Mineral ................ 19
Gambar 2.5. Sketsa Perhitungan dengan Rumus Mean Area ............................... 22
Gambar 2.6. Seketsa Perhitungan Volume Endapan Sumber Daya Dengan Metode
Rumus Pirosmida .................................................................................. 23
Gambar 2.7. Sketsa Perhitungan dengan Rumus Kerucut Terpancung ................ 24
Gambar 2.8. Metode Polygon ............................................................................... 24
Gambar 2.9. Sketsa Perhitungan dengan Rumus Garis Kontur ............................ 26
Gambar 2.10. Ilustrasi Tanah Penutup .................................................................. 26
Gambar 2.11. Ilustrasi Luas Semu ........................................................................ 27
Gambar 2.12. Ilustrasi Tebal Tanah Penutup ........................................................ 27
Gambar 2.13. Skema tiga Dimensi suatu model Blok Cebakan ........................... 29
Gambar 2.14. Penaksiran Kadar Blok Menggunakan Kontur .............................. 29
Gambar 2.15. Metode Triangular Gruping........................................................... 31
Gambar 2.16. Metode Circular USGS 1983 ......................................................... 32
Gambar 2.17. Kerangka Konseptual ..................................................................... 46
Gambar .3.1. Alur Penelitian................................................................................. 56
Gambar .4.1. Pengkuruan dengan Map Source ..................................................... 57
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Curah Hujan PT. Yuanda Putra YLM .................................................. 12
Tabel 2.2. Klasifikasi Batu Gamping Berdasarkan Kadar Dolomite .................... 33
Tabel 2.3. Syarat dan Mutu Pupuk Dolomite ........................................................ 37
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Overburden ............................................................. 58
Tabel 4.2. Luas Kontur......................................................................................... 61
Tabel 4.3. Perhitungan Volume Blok Interval Kontur .......................................... 65
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Peta Kontur PT. Yuanda Putra YLM
Lampiran II Peta Topografi Wilayah PT.Yuanda Putra YLM
Lampiran III Peta Geologi PT. Yuanda Putra YLM.
Lampiran IV Struktur Organisasi PT Yuanda Putra YLM.
Lampiran V Peta Izin Usaha Produksi PT Yuanda Putra YLM.
Lampiran VI Peta Layout PT. Yuanda Putra YLM
Lampiran VII Wawancara dengan KTT
Lampiran VIII Perhitungan luas dengan Map source
Lampiran IX pengukuran Overburden
Lampiran X Luas Penampang Kontur
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perhitungan sumberdaya merupakan sebuah langkah kuantitatif
terhadap sumberdaya alam. Perhatian dilakukan dengan berbagai prosedur
metode yang didasarkan pada pertimbangan empiris maupun teoritis.
Perhitungan sumberdaya merupakan hal yang penting pada evaluasi suatu
kegiatan penambangan sangat tergantung pada jumlah sumberdaya endapan
sebelum melakukan perhitungan sumberdaya.
Salah satu komoditas tambang yang dapat diusahakan dalam bidang
industri pertambangan adalah batu gamping. Batu gamping adalah batuan
sedimen yang berasal dari pengendapan sisa makhluk hidup laut yang
mengandung unsur CaCO3 sebagai penyusun utamanya. Dalam kegiatan
industri, batu gamping ini dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan semen,
pasta gigi, industri pengolahan baja dan lain nya.
PT Yuanda Putra YLM adalah salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan batu gamping yang terletak di Jorong Cubadak, Nagari
Aia Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. PT. Yuanda
Putra YLM masih dalam tahap kegiatan eksplorasi.
Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan yang paling utama dilakukan
kegiatan ini untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dan berapa
banyak sumberdaya bahan galian di wilayah tersebut. Kegiatan eksplorasi
harus di perhitungkan secara baik dan detail, sehingga tidak menyebabkan
kerugian pada perusahaan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka metode perhitungan
sumberdaya telah sangat berkembang secara komputerisasi dengan
menggunakan permodelan yang sudah ada saat ini tanpa mengubah filosofi
perhitungannya. Prinsip perhitungan sumberdaya adalah berdasarkan hasil
suatu kisaran dan model sumberdaya yang dibuat adalah hasil pendekatan
kondisi sebenarnya yang di peroleh dari kegiatan eksplorasi.
Kondisi sumberdaya yang terdapat didaerah tersebut bernilai
ekonomis, dengan luas wilayah 10 Ha. Saat ini perhitungan tersebut masih
mengandung ketidakpastian. Karena sumberdaya batu gamping yang berada
pada wilayah usaha pertambangan PT. Yuanda Putra YLM ini belum
melakukan perhitungan sumberdaya secara rinci. Juga belum di ketahuinya
volume overburden yang berada di wilayah usaha pertambangan tersebut,
sehingga sumberdaya ini masih dikategorikan sumberdaya tereka.
Menurut SNI 4726:2011 sumberdaya tereka adalah dimana tonase,
kadar, dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan
yang rendah. Sumberdaya terunjuk adalah sumberdaya mineral yang tonase,
densitas, bentuk, dimensi, kimia, kadar dan kandungannya dapat
diestimasikan dengan tingkat keyakinan geologi (geological assurance)
medium. sedangkan sumberdaya terukur adalah sumberdaya mineral yang
tonase, densitas, bentuk, dimensi, kimia, kadar dan kandungannya dapat
diestimasikan dengan tingkat keyakinan geologi (geological assurance)
tinggi.
Dalam menghitung sumberdaya ada beberapa metode yang digunakan
seperti metode penampang (cross section), metode poligon (area of
influence), metode kontur (isoline). Metode krigging, metode triangular dan
metode circular USGS 1983.
Dalam penelitian ini metode yang di pakai adalah metode kontur.
Karena daerah penelitian terdapat endapan dengan kadar dan ketebalan yang
berubah-ubah. Dan di daerah penelitian juga berupa perbukitan yang
bergelombang sehingga metode kontur sangat tepat karena metode ini sangat
di pengaruhi oleh perubahan elevasi.
Selain metode perhitungan ada juga software yang digunakan sebagai
alat bantu dalam melakukan perhitungan sumberdaya seperti software Map
Info, software Minescape, software Surpac,Software Autocad dan Software
Global Mapper.
Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai perhitungan sumberdaya batu gamping. Berdasarkan dari latar
belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan membahas eksplorasi
batu gamping pada wilayah usaha pertambangan PT Yuanda Putra YLM, dan
penelitian ini diberi judul “ Perhitungan Sumberdaya Batu Gamping
dengan Menggunakan Metode Garis Kontur Pada IUP OP PT Yuanda
Putra YLM, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat “.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat di identifikasikan masalah-
masalah yang terdapat di PT. Yuanda Putra YLM adalah:
1. Sumberdaya batu gamping masih kategori tereka.
2. PT. Yuanda Putra YLM belum mempunyai perhitungan sumberdaya
secara rinci.
3. Belum diketahuinya volume pengupasan overburden yang berada di
wilayah usaha pertambangan PT Yuanda Putra YLM.
4. Belum dilakukan perhitungan sumberdaya terunjuk di PT. Yuanda
Putra YLM.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kategori sumberdaya yang akan diteliti hanya sampai dengan
sumberdaya terunjuk.
2. Perhitungan sumberdaya batu gamping yang berada di Wilayah Usaha
Pertambangan PT. Yuanda Putra YLM hanya menggunakan metode
kontur dan menggunakan Software map source.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Berapakah sumberdaya terunjuk batu gamping yang berada di Wilayah
Usaha Pertambangan PT. Yuanda Putra YLM ?
2. Berapakah volume overburden yang akan di kupas pada Wilayah
Usaha Pertambangan PT. Yuanda Putra YLM ?
1.5 Tujuan Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung volume overburden di Wilayah Usaha Pertambangan PT.
Yuanda Putra YLM
2. Menganalisis berapa banyak sumberdaya terunjuk batu gamping yang
terdapat di wilayah usaha pertambangan PT. Yuanda Putra YLM .
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Dapat menjadi bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi PT Yuanda
Putra YLM dalam perhitungan sumber daya terunjuk batu gamping.
2. Bagi Penulis
Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat di bangku kuliah ke
dalam bentuk penelitian, dan meningkatkan kemampuan penulis dalam
menganalisa suatu permasalahan serta menambah wawasan penulis
khususnya di bidang ilmuan teknik pertambangan dan juga mengetahui
tentang perhitungan sumberdaya.
3. Bagi Institusi STTIND Padang
Dapat di jadikan sebagai salah satu masukan pembuatan jurnal dan
dapat di jadikan sebagai referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang
akan melakukan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Eksplorasi merupakan bagian dari kegiatan pertambangan dimana kegiatan
dimulai dari: survey tinjau, prospek, eksplorasi umum, eksplorasi detil menurut
Mc.Kinstery H.E dan alan M Bateman (ore deposit 1987), eksplorasi di
defenisikan sebagai kegiatan yang tujuan akhirnya adalah penemuan geologis
berupa endapan mineral yang bernilai ekonomis. Berdasrkan UU NO 4 Tahun
2009. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi , sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
Selain itu eksplorasi dapat juga diartikan sebagai pekerjaan selanjutnya
setelah ditemukannya endapan mineral berharga, yang meliputi pekerjaan-
pekerjaan untuk mendapatkan ukuran, bentuk, letak (posisi), kadar rata-rata dan
jumlah cadangan dari endapan tersebut (Nurhakim, bahan kuliah teknik eksplorasi
prodi teknik pertambangan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
2006 )
Berdasarkan SNI 4726:2011 maka tahap eksplorasi (exploration stages)
adalah urutan penyelidikan geologi yang umum nya dilaksanakan melalui 4 tahap
sebagai berikut: Survey tinjau, Propeksi, Eksplorasi umum, dan Ekplorasi rinci.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengindentifikasi pemineralan (mineralization),
menentukan ukuran,bentuk, sebaran, kuantitas, dan kualitas dari pada suatu
endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan
dilakukannya investasi.
1. Survey Tinjau (Reconnaissance)
Survey tinjau adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-
daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional yang
berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional, diantaranya
pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan metode tidak langsung
lainnya, dan inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan
kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang propektif
untuk di selidiki lebih lanjut. Perkiraan kuantitas sebaiknya hanya
dilakukan apabila datanya cukup tersedia atau ada kemiripan dengan
endapan lain yang mempunyai kondisi geologi yang sama.
2. Prospeksi (prospecting)
Prospeksi adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah
yang mengandung endapan mineral yang potensial. Metode yang
digunakan mineral yang potensial. Metode yang digunakan adalah
pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, dn metode yang tidak
langsung seperti studio geokimia dan geofisika. Paritan yang terbatas,
pemboran dan pencontohan mungkin juga dilaksanakan. Tujuanya adalah
untuk mengidentifikasi suatu endapan mineral yang akan menjadi target
eksplorasi selanjutnya. Estimasi kuantitas di hitung berdasarkan
interpretasi data geologi, geokimia, dan geofisika.
3. Eksplorasi Umum (General Exploration)
Eksplorasi umum adalah tahap eksplorasi yang merupakan delinasi
awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metode yang digunakan
termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar,
membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan
kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas
berdasarkan metode penyelidikan tak langsung. Tujuannya adalah untuk
menentukan gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan indikasi
sebaran, perkiraan awal megenai ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, dan
kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya dapat digunakan untuk
menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci
diperlukan.
4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
Ekplorasi rinci adalah tahap eksplorasi untuk mendelinasi secara rinci
dalam 3 dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari
pencontohan singkapan, puritan, lubang bor, shaft dan terowongan. Jarak
pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas
dan kualitas dan cirri-ciri yang lain dari endapan mineral tersebut dapat di
tentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah.
Kabupaten solok terdiri dari 14 Kecamatan yang terbagi menjadi Nagari
(Jorong), diantaranya adalah Kecamatan Lembah Gumanti dengan luas daerah
3.738 km2. Lokasi IUP Operasi Produksi Batugamping PT. Yuanda Putra YLM
secara administratif berada di Jorong Cubadak, Nagari Aia Dingin, Kecamatan
Lembah Gumanti, Kabupaten Solok Provinsi Sumtera Barat dengan luas lokasi
penambangan 10 Ha. Secara geografis PT. Yuanda Putra YLM terletak antara
koordinat 100º 49’ 3,42’’- 100º 49’14,40’’ Bujur Timur (BT) dan 1º 9’ 2,40’’- 1º
9’ 59,90’’ Lintang Selatan (LS).
Dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 dan roda 2 melalui jalur jalan
Negara Padang – Solok (75 Km) – Kecamatan Lembah Gumanti (50 Km) dengan
waktu tempuh 4 jam. Dengan beroperasinya penambangan batugamping oleh PT.
Yuanda Putra YLM, perusahaan ini berharap akan mendatangkan devisa bagi
negara dan sumber pendapatan bagi pemerintah daerah, selain itu juga membuka
lahan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan tarif
kehidupan masyarakat yang bermukim di sekitar area pertambangan. Adapun peta
lokasi dan kesampaian daerah PT. Yuanda Putra YLM
Sumber : PT. Yuanda Putra YLM , 2017
Gambar 2.1 Peta kesampaian daerah
2.3 Iklim dan Curah Hujan
Pada prinsipnya iklim pada daerah penambangan PT. Yuanda Putra YLM
Indonesia sama dengan iklim Indonesia pada umumnya yaitu iklim tropis dengan
dua musim, musim panas dan musim hujan. Intensitas hujan yang tinggi pada
musim hujan akan mengakibatkan terhentinya proses penambangan, hal ini
disebabkan karena genangan air pada daerah penambangan, kondisi jalan yang
licin sehingga mempengaruhi kegiatan penambangan. Data curah hujan
Kabupaten Solok tahun 2014 seperti terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Curah Hujan PT. Yuanda Putra YLM (mm)
No Bulan Curah Hujan Hari
Hujan (mm)
1 Januari 71,00 13
2 Februari 7,00 3
3 Maret 36,00 7
4 April 223,00 16
5 Mei 185,00 17
6 Juni 22,00 5
7 Juli 93,00 4
8 Agustus 155,00 10
9 September 199,00 14
10 Oktober 147,00 17
11 November 506,00 25
12 Desember 191,00 13
Jumlah 1.835,00 144,00
(Sumber: BKG Kabupaten Solok 2014)
2.4 Keadaan Geologi dan Stratigrafi
2.4.1 Struktur Geologi
Tektonik Sumatera dipengaruhi oleh interaksi konvergen antara dua
lempeng yang berbeda jenis. Arah gerak kedua lempeng terhadap jalur subduksi
membentuk sudut lancip sehingga pembentukan struktur geologi di Pulau
Sumatera didominasi oleh sesar-sesar mendatar dekstral (right handed wrench
fault). Hubungan struktur geologi satu terhadap lainnya selain mengontrol sebaran
batuan di permukaan juga menjadikan daerah ini cukup kompleks secara tektonik.
Terbentuknya sejumlah struktur sesar yang cukup rapat ternyata diikuti oleh
aktivitas magmatik yang menghasilkan tubuh-tubuh intrusi batuan beku.
Sumber : PT. Yuanda Putra YLM
Gambar 2.2 Peta Geologi PT. Yuanda Putra YLM
2.4.2 Stratigrafi
Berdasarkan data-data geologi yang tersingkap di lapangan stratigrafi
wilayah batu gunung PT Yuanda Putra YLM adalah Gamping kristalin, kuning
keabu-abuan, sisipan urat kuarsa, butir halus-sedang massif.
2.4.3 Morfologi
Morfologi Nagari Halaban umumnya merupakan daerah perbukitan
dengan ketinggian 200-1.500 mdpl. Secara umum daerah ini memiliki kemiringan
lereng landai hingga terjal dengan sudut kemiringan lereng berkisar antara 100-
500. Pada daerah sebaran sumberdaya batugamping, mempunyai ciri morfologi
berupa perbukitan berbentuk kerucut. Pada dinding-dinding bukit inilah dapat
dilihat singkapan batugamping. Daerah ini umumnya ditutupi oleh hutan primer
dan semak belukar. Adapun morfologi daerah PT. Yuanda Putra YLM dapat
dilihat pada gambar 2.3.
Sumber : PT. Yuanda Putra YLM
Gambar 2.3 Keadaan Morfologi
2.5 Sumberdaya dan Cadangan
2.5.1. Pengertian Sumberdaya dan Cadangan
1. SumberDaya Mineral (Mineral Resource)
Sumberdaya mineral adalah endapan mineral yang diharapkan dapat
dimanfaatkan secara nyata. Sumberdaya mineral dengan keyakinan geologi
tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan
tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.
2. Cadangan (Reserve)
Cadangan adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk,
sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum,
lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.
2.5.2 Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan
Klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan adalah adalah suatu proses
pengumpulan, penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu
endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan itu
berdasarkan kriteria keyakinan geologi dan kelayakan tambang. Kriteria
keyakinan geologi didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi survey tinjau,
prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci Kriteria kelayakan tambang
didasarkan pada faktor-faktor ekonomi, teknologi, peraturan perundang-undangan,
lingkungan dan sosial (economic, technological,legal, environment and social
factor).
1. Sumberdaya mineral tereka (Inferred Resource)
Merupakan bagian dari Sumberdaya dimana tonase, kadar, dan
kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan rendah.
Hal ini direka dan diasumsikan dari adanya bukti geologi, tetapi tidak
diverifikasi kemenerusan geologi atau kadarnya. Hal ini hanya berdasarkan
dari informasi yang diperoleh melalui teknik yang memadai dari lokasi
mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji dan lubang bor
tetapi kualitas dan tingkat kepercayaannya terbatas atau tidak jelas.
Sumberdaya Mineral Tereka memiliki tingkat keyakinan lebih rendah
dalam penerapannya dibandingkan dengan Sumberdaya Mineral Terunjuk
2. Sumberdaya Mineral Tertunjuk (Indicated Resource)
Merupakan bagian dari Sumberdaya Mineral dimana tonase, densitas,
bentuk, karakteristik fisik, kadar dan kandungan mineral dapat diestimasi
dengan tingkat kepercayaan yang wajar. Hal ini didasarkan pada hasil
eksplorasi, dan informasi pengambilan dan pengujian conto yang
didapatkan melalui teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti
singkapan, paritan uji, sumuran uji, ”terowongan uji” dan lubang bor.
Lokasi pengambilan data masih terlalu jarang atau spasinya belum tepat
untuk memastikan kemenerusan geologi dan/ atau kadar, tetapi secara
meruang cukup untuk mengasumsikan kemenerusannya. Sumberdaya
Mineral Tertunjuk memiliki tingkat keyakinan yang lebih rendah
penerapannya dibanding dengan Sumberdaya Mineral Terukur, tetapi
memiliki tingkat keyakinan yang lebih tinggi penerapannya dibanding
dengan Sumberdaya Mineral Tereka.
3. Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Resource)
Merupakan bagian dari Sumberdaya Mineral dimana tonase, densitas,
bentuk, karakteristik fisik, kadar dan kandungan mineral dapat diestimasi
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Hal ini didasarkan pada hasil
eksplorasi rinci dan terpercaya, dan informasi mengenai pengambilan dan
pengujian conto yang diperoleh dengan teknik yang tepat dari lokasi-lokasi
mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji, ”terowongan uji”
dan lubang bor. Lokasi informasi pada kategori ini secara meruang adalah
cukup rapat untuk memastikan kemenerusan geologi dan kadar.
4. Cadangan Terkira (Probable Reserve)
Cadangan terkira adalah sumberdaya mineral terunjuk dan sebagian
sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinangeologinya masih
lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor
yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan
secara ekonomik
5. Cadangan Terbukti (Proved Recerve)
Cadangan terbukti adalah sumberdaya mineral terukur yang
berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.
2.5.3. Dasar Klasfikasi
klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan berdasarkan 2 kriteria, yaitu:
tingkat keyakinan geologi dan pengkajian layak tambang.
1. Tingkat Keyakinan Geologi
Tingkat keyakinan geologi ditentukan oleh 4 tahap eksplorasi, yaitu Survai
tinjau, Prospeksi, Eksplorasi umum, Eksplorasi rinci. Kegiatan dari 4 tahapan
eksplorasi menunjukkan makin rincinya penyelidikan, sehingga tingkat keyakinan
geologinya makin tinggi dan tingkat kesalahannya makin rendah.
2. Pengkajian Layak Tambang
a. Pengkajian layak tambang meliputi faktor-faktor ekonomi,
penambangan, pemasaran, lingkungan, sosial, dan hukum perundang-
undangan. Untuk endapan mineral bijih, metalurgi juga merupakan faktor
pengkajian layak tambang.
b. Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah sumber daya
mineral akan berubah menjadi cadangan atau tidak
c. Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumber daya mineral yang layak
tambang berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan yang belum layak
tambang tetap menjadi sumber daya mineral
Sumber : Pedoman pelaporan, sumberdaya, dan cadangan mineral SNI
4726:2011
Gambar 2.4. Hubungan antara Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral dan
Cadangan Mineral
2.5.4. Perhitungan Sumberdaya
Setelah dilakukan kegiatan ekplorasi pada tahap-tahap kegiatan
pertambangan kemudian melakukan analisa dan perhitungan sumberdaya.
Adapun tujuan dari perhitungan sumberdaya yaitu agar dapat menentukan
jumlah dan mutu kualitas bahan galian. Kegiatan lapangan untuk memperoleh
data guna perhitungan sumberdaya adalah sebagai berikut:
1. Observasi Lapangan
Observasi lapangan merupakan gambaran praktis kondisi dan keadaan di
lapangan meliputi pengambilan data geografi dan demografi.
2. Pemetaan Topografi
Pemetaan tidak mutlak dilaksanakan, untuk pengambilan topografi,
bentang alam, dan lereng awal jika peta telah tersedia maka hanya
dilakukan ploting.
3. Pengambilan Conto
Pengambilan conto dapat berupa air tanah, endapan, singkapan sesuai
dengan metodenya.
4. Pengambilan Data Geologi
Pengambilan data geologi dapat dilakukan dengan studi literatur dan
pengecekkan langsung di lapangan.
5. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan di lapangan (pengecekkan mudah) atau dikirim
ke kantor termasuk pekerjaan studio, uji laboratorium dan analisa.
Untuk estimasi sumberdaya tidak lepas dari metode yang akan
digunakan, adapun metode perhitungan sumberdaya dapat dikategorikan
menjadi:
1. Metode Konvesional
a. Tertua dan paling umum digunakan.
b. Mudah diterapkan, dikomunikasikan, dan dipahami.
c. Mudah diadaptasi dengan semua endapan mineral.
d. Kelemahannya sering menghasilkan perkiraan salah, karena
cenderung menilai kadar tinggi saja.
e. Kadar suatu luasan diasumsikan konstan sehingga tidak optimal secara
matematika.
f. Untuk endapan yang terpencar dapat terjadi penafsiran yang salah.
2. Metode Non Konvensional
a. Pengembangan teori matematik dan statistik.
b. Secara teoritis akan lebih optimal.
c. Kelemahannya rumit data terbatas tidak optimal.
2.5.5. Metode Perhitungan Sumberdaya
Metode perhitungan sumberdaya yang digunakan haruslah sesuai
dengan jenis bahan galian yang akan dihitung. Metode penampang tegak yang
akan lebih tepat untuk bahan galian yang bersifat homogen penyebarannya
seperti batubara, andesit maupun batugamping. Sedangkan untuk mineral
logam yang penyebarannya tidak merata metode daerah pengaruh lebih tepat
digunakan.
1. Metode Penampang (Cross-Section)
Metode Penampang metode ini masih sering digunakan pada tahap-
tahap paling awal dari perhitungan. Hasil perhitungan secara manual ini
dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil perhitungan
yang lebih canggih menggunakan komputer. Hasil perhitungan secara
manual ini tidak dapat digunakan secara langsung dalam perencanaan
tambang menggunakan komputer. Dalam perhitungan menggunakan
metode penampang tegak, rumus yang biasa digunakan adalah:
a. Rumus luas rata-rata
Rumus luas rata-rata (mean area), rumus luas rata-rata dipakai untuk
endapan sumberdaya yang mempunyai penampang yang uniform. (sumber : jurnal haris, 2005)
Keterangan: S1,S2 = Luas penampang sumberdaya.
L = Jarak antar penampang.
V = Volume sumberdaya.
Sedangkan untuk menghitung tonase digunakan rumus:
T = V x ρ
Keterangan: T = Tonase (ton).
V = Volume (m3).
ρ = Massa Jenis (ton/m3).
Gambar 2.5. Sketsa Perhitungan Volume Endapan Sumberdaya Dengan
Rumus Mean Area (Metode Penampang)
b. Rumus prismoida
V = ( S1+ 4M + S2 ) (sumber : jurnal Haris, 2005)
Keterangan: S1,S2 = Luas penampang ujung.
M = Luas penampang tengah.
L = Jarak antara S1 dan S2.
V = Volume sumberdaya.
Gambar 2.6. Sketsa Perhitungan Volume Sumberdaya Dengan Rumus
Prismoida (Metode Penampang)
c. Rumus kerucut terpancung
V = (sumber : jurnal Haris , 2005)
Keterangan: S1 = Luas penampang atas.S1 S2
S2 = Luas penampang alas.
L = Jarak antar S1 dan S2.
V = Volume sumberdaya.
Gambar 2.7. Sketsa Perhitungan Volume Sumberdaya Dengan Rumus
Kerucut Terpancung (Metode Penampang)
2. Metode Poligon (Area Of Influence)
Metode poligon ini merupakan metode perhitungan yang
konvensional. Metode ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang
relatif homogen dan mempunyai geometri yang sederhana.
Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai
conto yang berada di tengah-tengah poligon sehingga metode ini sering
disebut dengan metode poligon daerah pengaruh (area of influence).
Daerah pengaruh dibuat dengan membagi dua jarak antara dua titik conto
dengan satu garis sumbu (lihat Gambar 2.5.).
Gambar 2.8. Metode Poligon (Area Of Influence)
3. Metode Garis Kontur (Isoline)
Metode garis kontur, yaitu menggunakan kurva garis yang
menghubungkan titik-titik dengan nilai yang sama. Metode garis kontur
(Isoline) digunakan untuk endapan dengan kadar dan ketebalan yang
berubah-ubah, terutama untuk endapan dengan tebal dan kadar yang
memusat. Metode ini tidak tepat untuk endapan yang kompleks dan
terputus-putus.
Pada endapan bahan galian berupa bukit yang bergelombang maka
metode ini sangat tepat karena metode ini sangat dipengaruhi oleh
perubahan elevasi. Rumus yang digunakan untuk perhitungan umumnya
memakai rumus metode penampang. (sumber : jurnal Haris, 2005)
Keterangan: A1 = Luas penampang kontur pada elevasi Z1.
A2 = Luas penampang kontur pada elevasi Z2 .
ΔZ = Beda elevasi antar penampang kontur.
V = Volume sumberdaya.
Sedangkan untuk menghitung tonase digunakan rumus:
T = V x ρ
Keterangan: T = Tonase (ton).
V = Volume (m3).
ρ = Massa Jenis (ton/m3).
Gambar 2.9. Sketsa Perhitungan Volume Endapan Sumberdaya Dengan
Rumus Garis Kontur (Isoline)
Dalam menggunakan metode ini, jika endapan bahan galian
ditutupi oleh tanah penutup minsalnya saja tanah pucuk maka perlu
perhitungan volume tanah penutup dilakukan dengan rumus:
V = A x t x f (sumber : jurnal Haris, 2005)
Keterangan: V = Volume tanah penutup (m3).
A = Luas daerah perhitungan (m2).
t = Tebal rata-rata tanah penutup (m).
f = Persentase wilayah yang ditutupi tanah penutup (%).
A1
A2
A3
A
4
Gambar 2.10. Ilustrasi Tanah Penutup
Namun, bila kondisi daerah perhitungan berupa dataran yang tidak
rata atau bergelombang seperti perbukitan maka luas wilayah usaha dan
tebal tanah penutup akan bersifat semu sehingga dalam perhitungan akan
digunakan rumus:
V = A x (t x Sin α) x f (sumber : jurnal Haris, 2005)
Cos α
Keterangan: V = Volume tanah penutup (m3).
A = Luas daerah perhitungan (m2).
t = Tebal rata-rata tanah penutup (m).
α = Sudut relatif kemiringan lereng (0).
f = Persentase wilayah yang ditutupi tanah penutup (%).
Gambar 2.11. Ilustrasi Luas Semu
Gambar 2.12. Ilustrasi Tebal Tanah Penutup Semu
Sehingga pada akhir perhitungan:
volume bahan galian = volume total (metode garis kontur) -volume tanah
penutup.
4. Metode Kriging
Kriging adalah penaksir geostatistik yang dirancang untuk penaksiran
lokal dari kadar blok sebagai kombinasi linier dari conto-conto yang ada di dalam
dan atau di sekitar blok, sedemikian rupa sehingga taksiran tidak bias dan
memiliki varians minimum. Secara sederhana, kriging menghasilkan seperangkat
bobot yang meminimumkan varians penaksiran (estimation variance), sesuai
dengan geometri permasalahan (konfigurasi conto di sekitar blok) dan sifat
mineralisasi. Faktor terakhir ini dinyatakan dalam fungsi variogram yang
mengkuantifikasikan korelasi spatial (ruang) antar conto dengan teknik rata-rata
tertimbang (weighted average), kriging akan memberikan bobot yang tinggi untuk
conto di dalam atau di dekat blok, dan sebaliknya bobot yang rendah untuk conto
yang jauh letaknya. Selain faktor jarak, bobot ini ditentukan pula oleh posisi conto
relatif terhadap blok dan terhadap satu sama lain.
Estimator kriging = Ẑ ( s ) dati Z (s ) dapat dituliskan sebagai berikut :
Ẑ ( s ) – m(s) = i [ Z( Si ) – m( Si )] Sumber:jurnal Wira Puspita
2009
Keterangan : S, Si : lokasi untuk estimasi dan salah satu lokasi dari data yang
berdekatan, dinyatakan dengan i
m ( s) : nilai ekspektasi dari Z ( s)
m ( Si ) : nilai ekspektasi dari Z ( Si ) i : faktor bobot
n : banyaknya data sampel yang digunakan untuk
estimasi
Gambar 2.13.Skema tiga dimensi suatu model blok cebakan
mineral.
Gambar 2.14 Penaksiran Kadar Blok Menggunakan Conto yang Terletak Di
Dalam dan atau Di Sekitar Blok.
5. Metode Triangular
Pada cara ini setiap blok dibentuk oleh 3 (tiga) titik bor terdekat
sedemikian hingga secara tiga dimensi blok tersebut berbentuk prisma terpancung
dengan sisi prisma adalah kedalaman ketiga titik bor tersebut. Titik 1, 2, 3 akan
merupakan penentu besarnya cadangan, jika pembobotan pada titik-titik tersebut
sama setiap perhitungan blok (titik 1 akan dipakai 6 kali).Jika harga titik-titik 1, 2
dan 3 tersebut besar, maka hasil perhitungan akan membesar (over estimate),
demikian pula sebaliknya (under estimate). Volume blok dihitung dengan
mengalikan luas penampang prisma terpancung dengan tebal rata-rata blok.
[(t1+ t2+ t3) /3]
Sedangkan kadar rata-rata blok
g’ = g1 t1+ g2 . t2 + g3 . t3
t1+ t2 + t3
dihitung sebagai berikut :
Dimana : g’ = kadar rata-rata per blok
g = kadar tiap titik bor
t = tebal ore tiap titik bor
Cadangan endapan diperoleh dengan menjumlahkan seluruh tonase tiap blok,
sedangkan kadar rata-ratanya dihitung memakai pembobotan tonase
Gambar 2.15 Metode Triangular Gruping
6. Metode Circular USGS 1983
Prosedur atau teknik perhitungan dalam sistem U.S. Geological Survey
adalah dengan membuat lingkaran-lingkaran pada setiap titik informasi endapan ,
yaitu singkapan dan lokasi titik pemboran. Daerah dalam radius lingkaran 0-400
m adalah untuk perhitungan cadangan terukur dan daerah radius 400-1200 m
adalah untuk perhitungan cadangan terunjuk (USGS, 1983). Selain itu aspek-
aspek geologi daerah penelitian seperti perlipatan, sesar, intrusi dan singkapan
batubara di permukaan, turut mengontrol perhitungan cadangan
Perhitungan tonase (W) batubara:
W = L x t x BJ
dimana : L = Luas daerah terhitung (m2)
t = Tebal rata-rata batubara sejenis (m)
BJ = Berat jenis batubara (ton/m3)
Gambar 2.16 Metode Circular USGS 1983
2.6. Pengertian Batu Gamping
Batu gamping yang dikenal sebagai batu kapur merupakan bagian dari
batuan karbonat yang disusun oleh dominan mineral mineral karbonat
(Kusumadinata, 1983). Penyusun utama batugamping adalah mineral kalsit
(CaCO3), sedangkan mineral karbonat lain yang dapat hadir adalah dolomit
(Ca Mg (CO3)2), aragonit (CaCO3), kalsit yang kaya akan magnesit, Magnesit
(MgCO3) dan siderit (FeCO3).
Mineral lain dapat juga hadir sebagai mineral pengotor yang terbentuk
pada saat pengendapan seperti mineral lempung, kuarsa (silika). Kehadiran
mineral pengotor tersebut dapat menjadi dasar pengklasifikasian
batugamping. Bila batugamping banyak dikotori oleh magnesit, maka disebut
dolomit, bila pengotor mineral lempung disebut batu gamping lempungan dan
bila pengotornya kuarsa disebut batu gamping kuarsa. Warna dari batu
gamping sangat di kontrol oleh persentasi mineral penyusun yang dominan
dan mineral pengotornya. Batu gamping yang berwarna putih susu dominan
disusun oleh mineral kalsit, berwarna abu-abu muda – tua menunjukan
kehadiran unsur magnesium, warna kemerah-merahan umumnya disebabkan
oleh hadirnya mangan dan warna kehitaman disebabkan oleh hadirnya unsur
organik.
Tabel 2.2.
Klasifikasi batu gamping berdasarkan kadar dolomit
Nama Batuan Kadar Dolomite Kadar MgO (%)
Batugamping 0 – 5 0,1 - 1,1
Batukapur bermagnesium 0 -5 1,1 – 2,2
Batukapur dolomit 10 – 50 2,2 – 10,9
Dolomit bermagnesium 50 – 90 10,9 – 19,7
Batukapur bermagnesium 90 – 100 19,7 – 21,8
Sumber : Petti Jhon,1990
2.7. Kegunaan Batu gamping
Batu gamping adalah salah satu diantara bahan galian industri yang
paling banyak kegunaannya dalam berbagai sektor industri, baik sebagai
bahan baku utama maupun sebagai bahan tambahan/campuran. Data dari
Direktorat SumberDaya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi
mengatakan bahwa batu gamping memiliki 32 sektor kegunaan. Konsumen
industri yang paling besar adalah industri semen dan bahan bangunan
(agregat dan ornamen), diikuti oleh industri lain seperti industri kertas,
cat,plastik, kosmetik, farmasi, besi baja, kapur untuk pertanian, tekstil,
industri gula,plastik, karet, bahan penjernih, pembuatan gas CO2, industri
lemak dan lain-lain.
Penggunaan batu gamping memerlukan persyaratan tertentu untuk
masing-masingperuntukan, seperti derajat kemurnian (kadar CaO), serta
memperhatikan kehadiran unsur pengotor (Mg, Al, Fe, P, S, Na, K dan F),
mineral pengotor (kuarsa, pirit, dan markasit) dan sifat fisiknya (kecerahan,
ukuran butir, luas permukaan dan kelembabannya). Secara umum cadangan
batugamping Indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai berikut:
1. CaO antara 40 – 55 %
2. SiO2 antara 0,23 – 18,12 %
3. Al2O3 antara 0,20 – 4,33 %
4. Fe2O3 antara 0,1 – 1,36 %
5. MgO antara 0,05 – 4,26 %
6. CO2 antara 35,74 – 42,78 %
7. H2O antara 0,1 - 0,85 %
8. P2O5 antara 0,072 - 0,109 %
9. K2O = 0,18 dan L.O.I = 40,06
1. Industri Semen
Batu gamping merupakan bahan baku utama dalam pembuatan semen,
terdapat tiga jenis semen yang menggunakan kalsium karbonat (batu
gamping) sebagai bahan mentahnya, yaitu semen portland, semen puzolan
dan semen alam. Komponen terbesar dalam semen adalah batugamping
(karbonat), yaitu sekitar 64 %. Secara umum untuk satu ton semen diperlukan
lebih kurang satu ton batugamping. Persyaratan batugamping untuk dapat
dijadikan bahan baku semen adalah: kadar CaCO3 = 50 – 55 %; MgO
maksimum 2 %, kadar Fe2O3 = 2,47 % dan Al2O3 = 0,95 % dan kekentalan
luluhan 3200 centipoise (40 % H2O). Pendapat lain mengatakan, bahwa
batugamping yang baik untuk bahan semen adalah batugamping yang
kandungan CaCO3 > 75 % (Prajartoro, 1992). Semen portland merupakan
jenis semen yang paling banyak menggunakan bahan baku batu gamping dan
merupakan jenis semen yang paling penting. Bahan-bahan untuk pembuatan
semen portland terdiri dari kalsium karbonat = 75 %, lempung = 20 % serta
pasir silika, pasir besi dan gips sekitar 5 %. Menurut Projartoro, (1992)
bahan-bahan mentah tersebut dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Komponen utama, terdiri dari CaO, SiO2, Al2O3 dan Fe2O3, dimana
CaO dari material batu gamping sedangkan SiO2, Al2O3 dan FeO3 dari
lempung dan batupasir.
b. Material pengoreksi (corrective material), digunakan untuk menambah
komponen utama yang kurang (misal CaO high grade limestone),
Al2O3 bauksit).
c. Material tambahan (additive material), yaitu material yang
ditambahkan untuk membuat efek tertentu pada semen, seperti gipsum
(CaSO3
Berdasarkan komposisi kimia, menurut Sarno Harjanto (1992)
semen portland harus memenuhi persyaratan berikut:
1) Faktor kejenuhan kapur tidak lebih dari 1,02 dan tidak kurang dari
0,66.
2) Sisa bahan tidak larut tidak kurang dari 1,5,%
3) MgO tidak lebih dari 4 – 5 %
4) Hilang dalam pembakaran (LOI) tidak lebih dari 3 – 4 %
5) Awal pengerasan tidak lebih dari 45 menit, sedang akhir pengerasan
tidak lebih dari 10 jam.
2. Syarat dan Mutu Pupuk Dolomite
Tabel 2.3
Syarat Mutu Pupuk Dolomit
NO Jenis Uji Satuan Persyaratan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kadar magnesium sebagai MgO
Kadar kalsium sebagai CaO
Kadar Al2O3 + Fe2O3
Kadar air
Kadar silikat sebagai SiO2
Kehalusan:
- 25 mesh
- 80 mesh
Daya netralisasi (dihitung setara
CaCO3).
%
%
%
%
%
%
%
%
min. 18
min. 29
maks. 3
maks. 3
maks. 3
min.100
min. 50
min.100
CATATAN Semua persyaratan, kecuali kadar air dan kehalusan dihitung atas
dasar bahan kering (adbk).
Sumber : SNI 02 - 2824 - 2005
3. Pembuatan Karbit.
Batu gamping yang digunakan untuk bahan ini adalah jenis kapur
tohor sebesar 60 % dan merupakan bahan bahan baku utama, bahan lainnya
adalah kokas 40 %, antrasit, petrolium coke (carbon black). Spesifikasi kapur
tohor untuk bahan karbit adalah:
a. Total CaO minimum 92 %
b. MgO maksimum 1,75 %
c. SiO2 maksimum 2 %
d. Fe2O3 + Al2O3 maksimum 1 %
e. Fe2O3 tidak lebih dari 5 %
g. Sulfur (S) tidak lebih dari 5 %
h. Potasium (P) maksimum 0,02 %
i. Hilang dalam pemijaran pada contoh yang diambil ditungku 4 %.
4. Bahan Peleburan dan Pemurnian Baja
Fungsi batugamping/dolomit dalam peleburan dan pemurnian adalah
sebagai bahan imbuh pada tanur tinggi. Disamping itu batugamping berperan
sebagai pengikat gas-gas seperti SO2, H2S dan HF sehingga diperlukan
batugamping yang mempunyai kadar CaO yang tinggi, dimana batuan
tersebut harus sarang dan keras. Syarat batugamping/dolomit untuk bahan ini
adalah:
a. Untuk batugamping CaO minimum 52 %, SiO2 maksimum 4 % (1,5 – 4
%), Al2O3 + Fe2O3 maksium 3 %, MgO maksimum 3,5 %, Fe2O5
maksimum 0,65 %, P maksimum 0,1 %.
b. Untuk dolomit syaratnya MgO 17 – 19 %, SiO2 maksimum 6 % dan Al2O3
+ Fe2O3 maksimum 3 %.
2.8 Penelitian Sejenis
1. Jurnal Dimas Imam Faizal, Teti Syahrulyati, dkk “ Geologi dan Perhitungan
Potensi Bahan Galian Golongan C (SIRTU) Daerah Kaliwadas dan
Sekitarnya Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah”.
Berdasarkan jurnal Dimas dkk, berdasarkan uraian dan pembahasan terdahulu
maka dapat disimpulkan dari penelitian penaksiran cadangan pasir batu di
Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah hasil perhitungan
volume pada perhitungan dengan menggunakan metode contuor pembuatan
gambarnya dilakukan dengan cara membuat sayatan dengan mengikuti
lekukan kontur interval tertentupada daerah penelitian. Beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil penaksiran cadangan pasir batu adalah tingkat ketelitian,
penempatan penampang dan tingkat kesalahan baik dalam segi penempatan
posisi maupun jumlah sumuran.
2. Jurnal INTEKNA Mei 2012, Muhammad Amri Asy’ari “Geologi dan
Estimasi Sumberdaya Nikel Laterit Dengan Metode IDW(Inverse Distance
Weight) dan Kriging Pada Daerah Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi
Sulawesi Tengah. Berdasarkan jurnal Intekna, morfologi daerah penelitian
terbagi menjadi 2 morfologi yaitu morfologi bergelombang dan morfologi
bergelombang miring. Dari hasil pengamatan petrografi batuan dasae, batuan
dasar derah penelitianberupa batuan peridotit dengan jenis hazburgit. Estimasi
menggunakan metode inverse distance weight diperoleh sumberdaya nikel
sebesar 10400 ton. Sebelum dilakukan analisa kriging, COG 1,4% didapatkan
hasil sebesar 9178,235 ton, setelah dilakukan analisa kriging diperoleh hasil
sebesar 9124,718 ton. Hasil analisa semivariogram didapatkan daerah
pengaruhan sebaran endapan nikel dengan nilai terpanjang 197,24 dengan
arah N 45ᵒ E. Dimana arah N 45ᵒ E sesuai dengan keadaan morfologi
bergelombang di daerah penelitian.
3. Jurnal Tamara Ismiqha Deyana, Nurdrajat, dkk “Sebaran dan Perhitungan
Cadangan Batubara Pada PT. Haswi Kencana Indah Tambang Semambu,
Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi”. Berdasarkan jurnal
Tamara Ismiqha Deyana dkk tanah penutup (overburden) pada daerah
penelitian memiliki ketebalan dari 4 meter hingga 44 meter. Batubara yang
ditemukan di daerah penelitian ini memiliki seam utama dengan ketebalan
rata-rata 6,5 meter yang mengalami splitting kearah timur dan tenggara
daerah penelitian dengan ketebalan rata-rata 2,5 meter. Batubara ini terdapat
pada sayap timur antiklin Sumay, hal ini lah yang menyebabkan batubara
mengalami penebalan kearah utara daerah penelitian. Sumberdaya terukur
yang berada pada daerah penelitian berdasarkan klasifikasi USGS memiliki
jumlah 2.073.524,21 MT.
4. Jurnal GEOSAPTA Juli 2015, Teguh Wijaya Subriyanto, Nurhakim, dkk
“Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan Batubara Pada PT. Bartim
Metropoitan Perkasa Desa Didi Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito
Timur, Provinsi Kalimantan Tengah”. Berdasarkan jurnal GEOSAPTA pada
blok sirau dijumpai tiga lapisan batubara yang berturut-turut dari yang paling
muda hingga paling tua yaitu seam A, seam B, seam C. Dengan ketebalan
untuk masing-masing seam yaitu ± 1m-2m, ± 1m-2m, dan ± 1,8m-4m dengan
arah sebaran umumnya Tenggara-Baratlaut dengan Strike N 135ᵒE dan
kemiringan lapisan relatif arah Baratdaya dengan besar Dip ± 12ᵒ. Volume
sumberdaya terukur dengan jarak radius pengaruh ± 250 meter yaitu sebesar
11.730.455 ton. Volume batubara tertambang adalah 3.460.770 ton sedangkan
volume overburden sebesar 23.195.387 BCM. Dari hasil perhitungan volume
overburden dan batubara diperoleh nilai stripping ratio sebesar 6,7. Luas pit
pada blok sirau yaitu sebesar 77,75 Ha.
5. Jurnal Geologi Pertambangan Februari 2016, Diyah Ayu Purwaningsih dan
Surya Dharma “Perhitungan Cadangan Batubara Terbukti Dengan
Menggunakan Program Minescape 4.118 Pada Pit 2 di CV. Bintang Surya
Utama Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur”.
Berdasarkan jurnal geologi pertambangan total cadangan batubara terbukti
(proved coal reserve) keseluruhan pit yaitu: volume overburden 1.266.644,98
BCM dan total batubara seam 2 dan 1 sebanyak 135.938,99 ton dengan total
stripping ratio 9,25. Dengan total luas rencana pit 2 dan 2A seluas 76.410,76
M2 atau 7,64 Ha. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi jumlah cadangan
batubara terbukti (proved coal reserve) dalam pembuatan rancangan desain
pit, yaitu: faktor kondisi geologi, faktor eksplorasi, faktor geoteknik, dan
faktor rencana penggunaan alat mekanis dan rencana pembuatan jalan angkut
di dalam pit.
6. Jurnal Willy Apryanto, Djauhari Noor, dkk “Geologi dan Potensi
Sumberdaya Andesit Daerah Sarimuti dan Sekitarnya Kecamatan Cipeundeuy
Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat”. Berdasarkan jurnal Willi Apryanto
dkk perhitungan kuantitas sumberdaya bahan galian ini menggunakan metode
gridding untuk perhitungan luas dan metode kontur untuk perhitungan
volume menurut B.C.Craft and M.F Hawkins. Dengan menggunakan metode
gridding untuk menghitung luas maka didapat luas sebesar 2.242.000 M2 atau
224,2 Ha. Perhitungan dilakukan dari ketinggian 450 meter hingga 600 meter.
Berdasarkan hasil perhitungan cadangan batugamping secara spekulatif
sebesar 22.853.615,63 M3 atau 52.563.314,5 ton.
7. Jurnal GEOSAINS, Arno Edwin Gilang Pratama, dkk “Estimasi Cadangan
Batukapur Dengan Metode Cross Section Dibandingkan Dengan Metode
Kontur di PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan”.
Berdasarkan jurnal GEOSAINS hasil penelitian dan pengolahan data dengan
menggunakan dua metode perhitungan cadangan terukur pada PT.
Semen Tonasa, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Perhitungan
cadangan batukapur dengan metode cross section pada spasi penampang
100 meter, dihasilkan cadangan terukur sebesar 362.170.848,20 Ton.
Sedangkan pada metode kontur dengan elevasi kontur 5 meter, dihasilkan
cadangan terukur 414.697.509 Ton. Kelebihan dari metode cross section
berada pada perhitungan area yang menggunakan metode simpson 1/3 dan
simpson 3/8 dimana semakin kecil jarak spasi maka akan lebih detail
perhitungan luasan area, sedangkan analisis perhitungan metode kontur
berdasarkan pada tingkat elevasi kontur, jadi dengan elevasi yang semakin
rapat maka perhitungan area akan semakin detail. Kekurangan dari metode
cross section adalah metode ini tidak memperhitungkan perubahan topografi
yang berada diantara penampang yang satu dengan penampang yang lain,
sedangkan kekurangan metode kontur adalah metode ini tidak
memperhitungkan perubahan topografi yang berada diantara interval kontur.
8. Jurnal Prosiding Teknik Pertambangan 2017, Saepulloh dkk “Inventarisasi
Potensi Bahan Tambang di Wilayah Kecamatan Dukupuntang dan
Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat”. Berdasarkan
jurnal tersebut pengukuran luas bahan galian dengan menggunakan perangkat
lunak komputer. Batas dari area potensial adalah batas elevasi tertinggi
dimana bahan galian dijumpai dan batas bawah perhitungan bahan galian
adalah singkapan pada elevasi terendah yang dijumpai di masing-masing blok
potensial dan dikorelasikan dengan data hasil pengukuran geolistrik atau
elevasi terendah di mana zona bahan galian tersebut dijumpai ditambang
dengan kedalaman 10 meter peluang penggalian/penambangan. Perhitungan
volume menggunakan penampang dengan metode isoline menerapkan rumus
frustum atau lebih dikanal dengan rumus kerucut terpancung. Berdasarkan
pada hasil kegiatan estimasi potensi bahan galian di wilayah penyelidikan,
maka didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut: potensi sumberdaya
bahan galian andesit hipersten di wilayah Kecamatan Dukupuntang sebesar
±220.269.126,11 M3 insitu, dengan luas sebaran potensial mencapai 401,87
Ha, potensi sumberdaya bahan galian pasir sebesar ±1.509.430,86 M3 insitu,
dengan luas sebaran potensial 11,74 Ha. Untuk wilayah Kecamatan Gempol
potensi sumberdaya bahan galian andesit hipersten sebesar ±39.124.632,08
M3 insitu, dengan luas total sebaran potensial mencapai 108,85 Ha.
9. Jurnal Retna Dumilah, Syamsudin, dkk “Penentuan Cadangan Batubara Dari
Data Bor Menggunakan Metode Area Of Influance”. Berdasarkan jurnal
tersebut, penelitian telah dilakukan pada wilayah tambang suatu perusahaan
yang bergerak [ada bidang pertambangan batubara di daerah Kalimantan
Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode poligon untuk
mengetahui jumlah cadangan batubara. Log bor yang dianalisis dalam
penelitian ini berupa resistivitas dan sinar gamma yang menghasilkan
ketebalan dari batubara. Hasil yang diperoleh merupakan penampang 3D
batubara pada beberapa jenis seam. Gambaran batubara pada daerah yang
diperoleh terdiri dari 3 lapis, yang diberi nama seam 1A, seam 1B dan seam 2
dan memiliki total cadangan sebesar 595.599,3 ton.
10. Jurnal Darwin M. Tambunan “Pemodelan dan Perhitungan Cadangan
Batubara Dengan Program Minescape 4.115C di Pit-IV PT. Kalimantan
Prima Persada Tanjung Alam Provinsi Kalimantan Selatan”. Berdasarkan
jurnal tersebut, perhitungan cadangan merupakan tahapan penting untuk
kuantifikasi keberadaan endapan bahan galian (batubara atau bijih). Penelitian
dilakukan di pit-4 PT. Kalimantan Prima Persada, Tanjung Alam, Kalimantan
Selatan. Pengerjaan pemodelan dan perhitungan cadangan menggunakan
software Minescape 4.115C, kemudian dilakukan komparasi perhitungan
cadangan dengan metode penampang vertical. Perhitungan cadangan pada
daerah penelitian memberikan hasil: Hasilperhitungan sumberdaya terukur
(measured) pada group seam C dengan Software Minescape 4.115C sebesar
6.220.319 ton dengan luas areal 137,41 Ha dan hasil perhitungan cadangan
batubara menggunakan metode penampang vertikal pada group seam C
sebesar 1.925.512 ton dan volume overburden sebesar 13.048.685 bcm
sehingga diperoleh nilai stripping ratio 6,7.
2.9 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian yang terdiri atas:
1. Input
Input terdiri dari data-data yang di butuhkan dalam penelitian yaitu peta
topografi, data kontur, peta geologi.
2. Proses
Pada bagian proses ini dilakukan pengolahan dan analisa dari data-data
yang di peroleh pada bagian input. Data-data yang di analisa tersebut
yaitu menghitung volume overburden, berapa jumlah cadangan yang akan
di tambang,
3. Ouput
Output yaitu hasil yang di harapkan dari penelitian ini, yaitu mengetahui
volume overburden yang akan di kupas, mengetahui cadangan yang ada
diwilayah PT. Yuanda Putra ylm.
Gambar 2.17. Kerangka Konseptual
INPUT
PROSES
1. Data primer.
a. Data luas IUP OP PT.
Yuanda Putra YLM
memakai Software
map source.
b. Pengukuruan
ketebalan lapisan
tanah penutup
2. Data sekunder
a. Peta geologi
b. Peta topografi
c. Data contour
1. Volume tanah
penutup
V = A x t x f
2. Metode garis
contour
OUTPUT
1. Volume
Overburden di
PT Yuanda Putra
YLM
2. Nilai
sumberdaya
terunjuk batu
gamping PT.
Yuanda Putra
YLM
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012 :7), penelitian kuantitatif adalah sebagian
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Hasil dari penelitian yang dilakukan tidak perlu sebagai suatu penemuan
baru, akan tetapi merupakan aplikasi yang baru dari penelitian yang telah ada dan
juga jenis penelitian ini ditentukan pada saat melakukan penelitian di lapangan
atau permasalahan dan kendala salah satu yang ada di lapangan itu yang dijadikan
jenis penelitian dan dipecahkan permasalahan dengan teliti dan juga bisa menjadi
bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi perusahaan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada penambangan batu gamping PT.
Yuanda Putra YLM Jorong Cubadak, Nagari Aia Dingin, Kecamatan Lembah
Gumanti, Kabupaten Solok.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu Pelaksanaan penelitian 02 November sampai 26 juli 2018.
3.3 . Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang
diteliti yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok
tersebut. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka variable penelitian
meliputi kegiatan perhitungan sumberdaya batu gamping dan volume
overburden pada wilayah usaha pertambangan PT. Yuanda Putra YLM,
Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.
3.4. Data dan Sumber Data
3.4.1 Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Adapun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
a. Data luas IUP OP PT Yuanda Putra YLM memakai Software map
source.
b. Pengukuran ketebalan lapisan tanah penutup.
c. Wawancara dengan KTT PT. Yuanda Putra YLM.
2. Data sekunder.
Adapun data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Data kontour PT. Yuanda Putra YLM.
b. Peta topogarafi PT. Yuanda Putra YLM.
c. Peta geologi PT. Yuanda Putra YLM.
Sumber data yang didapat berasal dari pengamatan dan dokumentasi
langsung pada lokasi, data-data dan arsip PT. Yuanda Putra YLM dan
studi kepustakaan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Studi pustaka, yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan membaca
buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dan
data-data serta arsip perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai landasan
dalam pemecahan masalah.
2. Studi lapangan, yaitu cara mendapatkan data yang dibutuhkan dengan
melakukan pengamatan langsung di lapangan/tempat kerja, data yang
dibutuhkan diantaranya luas IUP OP PT. Yuanda Putra YLM dengan memakai
alat Planimeter. Dan mengukur ketebalan lapisan tanah penutup di Wilayah
IUP OP PT. Yuanda Putra YLM.
3.6 Teknik Pengelohan Data
1. Komponen Dasar Perhitungan
a. Dasar Pemilihan Metode
Dalam penelitian ini metode perhitungan sumberdaya dilakukan
dengan metode garis kontur. Hal ini karena bentuk endapan bahan galian
berupa perbukitan yang terjal sehingga dibutuhkan metode yang
perhitungannya sangat dipengaruhi oleh perubahan elevasi. Dari beberapa
metode yang ada maka disimpulkan bahwa metode yang paling tepat adalah
metode garis kontur.
b. Batas Perhitungan
Hal ini dimaksudkan agar nantinya dihasilkan sayatan kontur yang
sesuai dengan kondisi tempat penelitian. Selain itu pembatasan ini juga
mempengaruhi hasil dari perhitungan sumberdaya nantinya. Pembatasan ini
meliputi:
1) Batas atas yang dibatasi oleh elevasi tertinggi daerah perhitungan.
2) Batas samping yang dibatasi oleh poligon tertutup. Batas ini
merupakan batas daerah penelitian. Batas dibuat berdasarkan peta
geologi.
3) Batas bawah yang dibatasi level batas perhitungan sumberdaya. Pada
penelitian ini peneliti melakukan pembatasan perhitungan pada elevasi
terendah dalam poligon batas samping. Hal ini bertujuan agar
perhitungan tetap akurat berdasarkan data yang ada. Selain itu juga
mempertimbangkan metoda pertambangan batugamping menggunakan
metoda tambang terbuka dengan sistem quary.
c. Interval Garis Kontur
Dalam penelitian ini perhitungan sumberdaya dengan metode garis
kontur dilakukan dengan interval 5 m. Hal ini karena data topografi daerah
penelitian yang ada merupakan topografi dengan interval kontur yaitu 5 m.
2. Tahap Perhitungan Sumberdaya Batu gamping Daerah Penelitian
Perhitungan sumberdaya dilakukan dengan metode garis kontur.
Perhitungan ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Map Info.
Tahap kegiatan perhitungan ini adalah:
a. Perhitungan Volume Tanah Penutup
Jika daerah penelitian merupakan daerah yang ditutupi oleh tanah
penutup maka perlu dilakukan kegiatan perhitungan volume tanah penutup
terlebih dahulu.dengan rumus:
V = A x t x f (sumber :jurnal haris, 2005)
Keterangan: V = Volume tanah penutup (m3).
A = Luas daerah perhitungan (m2) .
t = Tebal rata-rata tanah penutup (m).
f = Persentase wilayah yang ditutupi tanah penutup (%).
Namun, bila kondisi daerah perhitungan berupa dataran yang tidak
rata atau bergelombang seperti perbukitan maka luas wilayah dan tebal tanah
penutup akan bersifat semu sehingga perhitungan akan digunakan rumus:
V = A x (t x Sin α) x f (sumber : jurnal Haris, 2005)
Cos α
Keterangan: V = Volume tanah penutup (m3).
A = Luas daerah perhitungan (m2) .
t = Tebal rata-rata tanah penutup (m).
α = Sudut relatif kemiringan lereng (0).
f = Persentase wilayah yang ditutupi tanah penutup (%).
b. Perhitungan Volume Total
Tahap- tahapnya adalah:
1) Pembuatan luas kontur pada program Map Info.
Pembuatan luas kontur dilakukan dengan menduplikat garis kontur
yang berada di dalam batasan wilayah penelitian. Garis ini akan dijadikan
suatu poligon tertutup. Bila garis ini berpotongan dengan poligon batas
daerah penelitian, maka garis ini akan mengikuti poligon batas daerah
penelitian sehingga nantinya akan membentuk poligon tertutup.
2) Perhitungan luas sayatan penampang kontur pada program Map Info.
Setelah luas kontur dibuat, dilakukan perhitungan luasnya. Pada
perangkat lunak Map Info. luas poligon tertutup dapat dihitung secara
cepat dan akurat. Karena inilah pada tahap awal, luas kontur dibuat
menjadi suatu poligon tertutup.
3) Perhitungan volume blok antara masing-masing dua kontur
Pada interval- interval antara suatu luas kontur dengan luas kontur
lain akan membentuk suatu blok. Blok ini akan dihitung volumenya
dengan rumus: ( sumber : jurnal Haris, 2005)
Keterangan: A1 = Luas penampang kontur pada elevasi Z1.
A2 = Luas penampang kontur pada elevasi Z2.
ΔZ = Beda elevasi antar penampang kontur.
V = Volume per blok.
4) Penjumlahan volume semua blok
Setelah volume masing-masing blok didapatkan, maka dilakukan
penjumlahan volume semua blok untuk mengetahui total volumnya.
c. Perhitungan Volume dan Tonasse Batu gamping
Volume batugamping dihitung dengan rumus:
Vgp = Vt – Vtp ( sumber : jurnal Haris, 2005)
Keterangan: Vgp = Volume batugamping.
Vt = Volume Total.
Vtp = Volume Tanah Penutup.
3.6.1. Cara Pembuatan Peta kontur dengan Map Source, Global Mapper,dan
Map Info.
1. Menyiapkan data koordianat IUP.
2. Kemudian buka program Map source lalu klick file dan pilih New.
3. Selanjutnya klick edit pilih New Waypoint.
4. Input data koordinat untuk masing-masing titik.
5. Lalu akan terbentuk titik- tikik koordianat batas wilayah IUP.
6. Pilih route tool untuk menghubungkan titik koordinat menjadi polygon
tertutup.
7. Setelah terbentuk Polygon tertutup save dalam format “GPX”.
8. Setelah tersimpan buka aplikasi Global Mapper.
9. Klik file lalu pilih open data pilih file yang di simpan dari Map Source
10. Pilih digitizer tool .
11. Klick di salah satu garis polygon tertutup klick dua kali.
12. Pilih specify to use when rendering feature lalu ubah widht menjadi tiga
pixel lalu klik calor ubah menjadi warna merah.
13. Kemudian klick file pilih open data masukan data SRTM wilayah
koordinat.
14. Pilih file klik general counturs.
15. Ubah counturs menjadi lima meter.
16. Kemudian pilih countur bounds lalu pilih draw brox kemudian crop
gambar lalu klick ok
17. Kemudian save.
18. Lalu klick vector data pilih export map info tab.
19. Lalu pilih expord brounds klik Draw a Box.
20. Kemudian Save.
21. Setelah itu buka program Map Info.
22. Klick file open data lalu pilih file yang telah di simpan dari Global
Maaper.
23. Kemudian mucul peta kontur yang akan di cari luasan konturnya.
24. Pilih polygon lalu digitasi elevasi kontur yang akan di cari luasannya.
25. Setelah terlihat wilayah yang sudah ditandai klick dua kali pada wilayah
tersebut.
26. Muncul region object.
27. Pilih style untuk mengubah warna luas kontur yang telah di tandai.
28. Kemudian untuk melihat luas kontur bisa dilihat di Total Area.
3.6.2 Cara Menghitung Luas dengan Software map Source .
Langkah-langkah menghitung luas menggunakan Software Map Source
adalah:
1. Menyiapkan data koordianat IUP.
2. Kemudian buka program Map source lalu klick file dan pilih New.
3. Selanjutnya klick edit pilih New Waypoint.
4. Input data koordinat untuk masing-masing titik.
5. Lalu akan terbentuk titik- tikik koordianat batas wilayah IUP.
6. Pilih route tool untuk menghubungkan titik koordinat menjadi polygon
tertutup.
7. Klick bearing tool lalu klick di setiap titik koordinat.
8. Lalu diketahui total area yang akan di cari.
3.7 Analisa Data
Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka
dilakukan analisa data dari pengelohan data yang didapat. Pada analisis data ini
dapat menentukan hasil akhir dari penelitian yang dlakukan, apakah proyek
pertambangan batu gamping ini menguntungkan atau tidak.
3.8 Kerangka Metodologi
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian.
Gambar 3.1 Alir Penelitian
Perhitungan Sumber Daya Batu Gamping dengan Menggunakan Metode Garis Kontur Pada
IUP Operasi Produksi PT. Yuanda Putra YLM, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat
Identifikasi Masalah :
1. Sumber daya batu gamping yang berada di wilayah usaha pertambangan PT. Yuanda Putra YLM masih kategori tereka
2. PT. Yuanda Putra YLM belum mempunyai perhitungan sumber daya secara rinci
3. Belum diketahuinya volume pengupasan over burden yang berada di wilayah usaha pertambangan PT Yuanda Putra
YLM.
4. Belum dilakukan perhitungan sumber daya terunjuk di PT. Yuanda Putra YLM.
Rumusan Masalah:
1. Berapakah sumber daya terunjuk batu gamping yang berada di Wilayah Usaha Pertambangan
PT. Yuanda Putra YLM ?
2. Berapakah volume over burden yang akan di kupas pada Wilayah Usaha Pertambangan PT.
Yuanda Putra YLM.?
Pengumpulan Data:
1. Data primer yaitu Data luas IUP OP PT. Yuanda Putra YLM, Data,Pengukuran ketebalan tanah penutup, Wawancara dengan
KTT PT. Yuanda Putra YLM.
2. Data sekunder merupakan Data contour PT. Yuanda Putra YLM, Peta topogarafi PT. Yuanda Putra YLM, Peta geologi PT.
Yuanda Putra YLM.
Pengolahan Data, Menentukan:
1. Menghitung volume tanah penutup dengan software Map Info.
2. Menghitung cadangan batu gamping dengan rumus
Kesimpulan
1. Sumber daya terunjuk di PT. Yuanda Putra YLM.
2. Volumeover burden di PT. Yuanda Putra YLM
BAB IV
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengambilan Data dan Sumber Data
Dari hasil kegiatan penghimpunan data, maka data-data yang
didapatkan sebagai berikut berupa:
4.1.1. Data Primer
Data Primer merupakan data yang didapatkan secara langsung di
lapangan berupa:
1. Pengukuran peta Topografi PT. Yuanda Putra YLM dengan Software Map
Source.
Sumber data : hasil pengukuran lapangan
Gambar 4.1 Pengukuran Peta Topografi dengan Software Map Source
Total Area
= 10 Ha
Pengukuran peta Topografi dengan menggunakan Software Map Source
bertujuan untuk mengetahui luas wilayah PT. Yuanda Putra YLM. Setelah
pengukuran dengan Software Map Source di dapat luas sebesar 10 Ha.
2. Pengukuran Overburden di PT. Yuanda Putra YLM.
. Dalam penelitian sebelumnya dalam Jurnal Diyah ayu purwaningsih dan
riyanto pengukuran untuk overburden hanya mengukur empat titik singkapan
overburden. Maka dari itu dalam penilitian ini pengukuran overburden di ukur di
lima titik wilayah IUP PT. Yuanda Putra YLM dengan Hasil pengukuran:
Tabel 4.1
Hasil pengukuran Overburden
Lokasi Pengamatan Hasil Pengamatan
Lokas 1 30 cm
Lokasi 2 100 cm
Lokasi 3 120 cm
Lokasi 4 51 cm
Lokasi 5 69 cm
Jumlah Total Overburden 370 cm
Rata-rata Overburden 0,74 m
Sumber : Hasil Pengukuran lapangan
4.1.2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah ada pada pengembangan
wilayah usaha pertambangan PT. Yuanda Putra YLM untuk dilakukan
pengolahan data primer seperti:
1. Peta topografi PT. Yuanda Putra YLM. (Lamp : I)
2. Peta geologi PT. Yuanda Putra YLM. ( Lamp : II)
3. Data Kontur PT. Yuanda Putra YLM.
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Perhitungan Volume Tanah Penutup
1. Menghitung volume tanah penutup yang ada pada wilayah usaha
pertambangan.
Kondisi daerah perhitungan, bahan galian yang ditutupi oleh tanah
penutup hanya tanah pucuk. Maka perlu perhitungan volume tanah Penutup
dilakukan dengan rumus :
Kondisi daerah penelitian:
A = 10 Ha→ 1 Ha= 10.000 m2
= 10 x 10.000 = 100.000 m2
t = di dapatkan melalui pengukuran berbagai lokasi
= 30 cm + 100 cm + 120 cm + 51 cm + 69 cm = 370 cm
= 370 cm : 5 = 74 cm = 0,74 m
f = Persentase tanah penutup sebesar 50% dari hasil
wawancara dengan kepala teknik tambang (Lamp VII)
V = A x t x f
V= 100.000 m2 x 0,74 m x 50%
= 37.000 m3
4.2.2. Perhitungan Volume Total
Perhitungan volume total dilakukan dengan metode garis kontur.
Perhitungan ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Map Info.
Tahap- tahapnya adalah:
1. Pembuatan luas kontur pada program Map Info.
Pembuatan luas kontur dilakukan dengan menduplikat garis kontur
yang berada di dalam batasan daerah penelitian. Garis ini akan dijadikan
suatu poligon tertutup. Bila garis ini berpotongan dengan poligon batas
daerah penelitian, maka garis ini akan mengikuti poligon batas daerah
penelitian sehingga nantinya akan membentuk poligon tertutup. Luas
kontur dibuat dengan interval 5 m. Dari data topografi dan batas
perhitungan dibuat sayatan penampang kontur dari elevasi 1425-1530
mdpl.
2. Perhitungan luas Kontur.
Setelah luas kontur dibuat, dilakukan perhitungan untuk mencari
luasnya. Dari pembuatan luasan ini, maka didapatkan 22 luas kontur
dengan luas kontur dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.2. Luas Sayatan Penampang Kontur No Elevasi Luas Penampang
Kontur )
1 1530 27,64
2 1525 489,5
3 1520 1.605
4 1515 3.360,3
5 1510 7.910
6 1505 14.695
7 1500 22.717
8 1495 29.685
9 1490 37.201
10 1485 44.140
11 1480 50.730
12 1475 55.500
13 1470 61.720
14 1465 67.540
15 1460 72.880
16 1455 79.000
17 1450 83.580
18 1445 88.090
19 1440 94.489
20 1435 97.710
21 1430 99.590
22 1425 100.400
Sumber data: Hasil pengolahan data
Dari pembuatan luas kontur didapat luas kontur terbesar berada
pada elevasi paling bawah yaitu elevasi 1425 sedangkan luas terkecil pada
elevasi paling atas yaitu pada elevasi 1530. Hal ini karena bentuk endapan
bahan galian berbentuk bukit menyerupai kerucut.
3. Perhitungan volume blok antara masing-masing dua kontur
Interval dari 2 garis kontur akan membentuk suatu blok intervalval
perhitungan. Dari hasil 22 luas kontur, pada akhirnya akan terbentuk 21
blok interval perhitungan. Adapun perhitungan volume sumberdaya
berdasarkan masing-masing luasan sebagai berikut:
1. Elevasi 1530 dan Elevasi 152
V = luas kontur 1530 + luas kontur 1525 x interval kontur/beda elevasi
2
= 27,64 m2+ 489,5m
2 x 5 m
2
= 1.292,85m3
2. Elevasi 1520 dan Elevasi 1515
V = luas kontur 1520 + luas kontur 1515 x interval kontur/beda elevasi
2
= 1.605 m2+ 3.360,3m
2 x 5 m
2
= 12.413,25m3
3. Elevasi 1510 dan Elevasi 1505
V = luas kontur 1510 + luas kontur 1505 x interval kontur/beda elevasi
2
= 7.910 m2+ 14.695m
2 x 5 m
2
= 56.512,5m3
4. Elevasi 1500 dan Elevasi 1495
V = luas kontur 1500 + luas kontur 1495 x interval kontur/beda elevasi
2
= 22.717 m2+ 29.685m
2 x 5 m
2
= 131.005m3
5. Elevasi 1490 dan Elevasi 1485
V = luas kontur 1490 + luas kontur 1485 x interval kontur/beda elevasi
2
= 37.201 m2+ 44.140m
2 x 5 m
2
= 203.352,5m3
6. Elevasi 1480 dan Elevasi 1475
V = luas kontur 1480 + luas kontur 1475 x interval kontur/beda elevasi
2
= 50.730m2+ 55.500m
2 x 5 m
2
= 265,575m3
7. Elevasi 1470 dan Elevasi 1465
V = luas kontur 1470 + luas kontur 1465 x interval kontur/beda elevasi
2
= 61.720m2+ 67.540m
2 x 5 m
2
= 323.150m3
8. Elevasi 1460 dan Elevasi 1455
V = luas kontur 1460 + luas kontur 1455 x interval kontur/beda elevasi
2
= 72.880m2+ 79.000m
2 x 5 m
2
= 379.700m3
9. Elevasi 1450 dan Elevasi 1445
V = luas kontur 1450 + luas kontur 1445 x interval kontur/beda elevasi
2
= 83.580m2+ 88.090m
2 x 5 m
2
= 429.175m3
10. Elevasi 1440 dan Elevasi 1435
V = luas kontur 1440 + luas kontur 1435 x interval kontur/beda elevasi
2
= 94.489m2+ 97.710m
2 x 5 m
2
= 480.497.5m3
11. Elevasi 1430 dan Elevasi 1425
V = luas kontur 1430 + luas kontur 1425 x interval kontur/beda elevasi
2
= 99.590m2+ 100.400m
2 x 5 m
2
= 499.9755
Hasil perhitungan volume per blok dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Perhitungan Volume Blok Intervalval Kontur
NO Elevasi Luas Kontur
Interval
Kontur (m)
Block
Interval
kontur
Volume
1 1530 27,64
5 A 1.292,85
2 1525 489.5
5 B 5.236,25
3 1520 1.605
5 C 12.413,75
4 1515 3.360,5
5 D 28.176,25
5 1510 7.910
5 E 56.512,5
6 1505 14.695
5 F 93.530
7 1500 22.717
5 G 131.005
8 1495 29.685
5 H 167.215
9 1490 37.201
5 I 203.352,5
10 1485 44.140
5 J 237.175
11 1480 50.730
5 K 265.575
12 1475 55.500
5 L 293.050
13 1470 61.720
5 M 323.150
14 1465 67.540
5 N 351.050
15 1460 72.880
5 O 379.700
16 1455 79.000
5 P 406.250
17 1450 83.580
5 Q 429.175
18 1445 88.090
5 R 456.447,5
19 1440 94.489
5 S 480.497.5
Lanjutan tabel 4.3
NO Elevasi Luas Kontur
Interval
Kontur (m)
Block
Interval
kontur
Volume
20 1435 97.710
5 T 493.250
21 1430 99.590
5 U 499.975
22 1425 100.400
Total 5.314.029,1
Setelah volume masing-masing blok didapatkan, maka dilakukan penjumlahan
volume semua blok untuk mengetahui volume totalnya. Dari tabel 4.3. didapatkan
volume total sebesar 5.314.029,1m3.
4.3.Perhitungan Volume dan Tonasse Batu gamping.
1. Volume batugamping dihitung dengan rumus:
Vgp = Vt – Vtp
Keterangan:
Vgp = Volume Batugamping.
Vt = Volume Total.
Vtp = Volume Tanah Penutup.
Diketahui dari hasil perhitungan sebelumnya:
Vt = 5.314.029,1m3
Vtp = 37.000 m3
Maka Perhitungannya:
Vgp =5.314.029 m3 – 37.000 m
3
= 5.277.029,1 m3
2. Sedangkan untuk menghitung tonase digunakan rumus:
T = Vgp x ρ
Keterangan:
T = Tonase (ton).
Vgp = Volume (m3).
ρ = Massa jenis batugamping (ton/m3).
Diketahui:
Vgp = 5.277.029,1 m3
ρ = 2,4 (sumber ; PT. Yuanda Putra YLM)
Maka Perhitungannya:
T = 5.277.029,1 m3
x 2,4 ton/ m3
= 12.664.869,8 ton
Hingga keakuratan sumberdaya terunjuk diasumsikan 50 %
sehingga total sumberdaya batugamping pada PT Yuanda Putra YLM
sebesar:
= 12.701.766,2 ton x 50 %
= 6.332.434,9 ton.
BAB V
ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA
5.1 Hasil
5.1.1. Sumberdaya Batu Gamping Daerah Penelitian
Pada metode ini, prinsip estimasi untuk mendapatkan volumenya
adalah dengan menghitung luas antara dua kontur pada ketinggian tertentu
dengan menggunakan program Map Info, kemudian dikalikan dengan beda
tinggi antara kedua Kontur tersebut. Penentuan kontur yang terpilih
berdasarkan perubahan kemiringan antara dua kontur, dengan jarak
interval antar kontur 5 m. Berdasarkan pendekatan metode ini terdapat 22
garis kontur yang akan diestimasi luasnya.
Dari hasil perhitungan dengan metode garis kontur dan menghitung
luas wilayah IUP Operasi Produksi PT. Yuanda Putra YLM dengan
menggunakan Software Map Source di dapat seluas 10 Ha, maka
sumberdaya terunjuk batu gamping yang di dapat sejumlah 6.332.434,9
ton (ρ = 2,4). Sumberdaya ditutupi oleh tanah penutup dengan volume
5.277.029,1 m3. Perhitungan ini dilakukan dengan membuat garis kontur
pada interval 5 m pada batas perhitungan 1530-1425. Dengan keakuratan
sumberdaya terunjuk di asumsikan sebesar 50%.
Terdapat perbedaan nilai sumberdaya dimana nilai sumberdaya
tereka lebih besar dari sumberdaya terunjuk. Nilai sumberdaya tereka
adalah 8.360.307,65 ton. Hal ini terjadi karena tingkat keyakinan geologi
sumberdaya terunjuk lebih tinggi dari sumberdaya tereka.
5.2.2 Perhitungan Overburden
Setelah di hitung sumber daya terunjuk batu gamping di PT.
Yuanda Putra YLM dengan luas wilayah IUP yang di hitung dengan
Software Map Source seluas 10 Ha. Dan mengukur lima titik daerah
pengukuran oveburden. Volume overburden yang menutupi sumberdaya
batu gamping sebanyak .
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Over burden yang menutupi sumberdaya batu gamping pada daerah IUP
Operasi Produksi PT Yuanda Putra YLM sebanyak 37.000
2. Sumberdaya terunjuk batu Gamping pada daerah IUP Operasi Produksi PT
Yuanda Putra YLM dengan luas 10 Ha sebanyak 6.332.434.9 ton. (ρ =
2,4).
6.2 Saran
Saran dari peneliti setelah melakukan kegiatan penelitian ini.
Diharapkan dilakukan kegiatan eksplorasi lebih lanjut pada daerah
penelitian sumberdaya batu gamping pada IUP Operasi Produksi PT. Yuanda
Putra YLM untuk mendapatkan sumberdaya dengan tingkat klasifikasi lebih
tinggi .
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arno Edwin Gilang Pratama, Estimasi Cadangan BatuKapur Dengan Metode
Cross Section dibandingkan Metode Kontur, Sulawesi Selatan. Vol VI.
No. 2.2010
Darwin M. Tambunan, Pemodelan dan Perhitungan Cadangan Batubara Dengan
Program Minescape, Kalimantan Selatan.2009
Dimas Imam Faizal, Geologi dan Perhitungan Potensi Bahan Galian Golongan C
(SIRTU), Jawa Tengah. Vol 1. No1.2006
Diyah Ayu Purwaningsih, Perhitungan Cadangan Batubara Terbukti Dengan
Menggunakan Program Minescape 4.118, Kalimantan Timur, 2016.
Haris, Metode Perhitungan Cadangan, Departemen Teknik Pertambangan
Fakultas Ilmu Kebumian Dan Teknologi Mineral Institut Teknologi
Bandung, Bandung, 2005.
Mc Kinstry H.E and Alan M Bateman. Ore Deposit, 1987.
Muhammad Amri Asy’ari, Geologi dan Estimasi Sumberdaya Nikel Laterit
Dengan Metode IDW Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, 2012.
Nurhakim, Bahan Kuliah Teknik Eksplorasi Prodi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknk Universitas Lambung Mangkurat, Lambung Mangkurat 2006.
Retna Dumilah, Penentuan Cadangan Batubara Dari Data Bor Menggunakan
Metode Area Of Influance, Kalimantan Timur. 2013
Riko Ervil, Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND Padang, Sekolah
Tinggi Teknologi Industri Padang, Padang 2015.
Saepulloh, Inventarisasi Pontensi Bahan Tambang Kabupaten Cirebon, Jawa
Barat, 2017.
SNI 02-2804-2005 Syarat dan Mutu Pupuk Dolomit
SNI 4726:2011 Pedoman pelaporan, sumberdaya, dan cadangan mineral
SNI 4726:2011 Tahapan Eksplorasi
Tamara Ismiqha Deyana, Sebaran dan Perhitungan Cadangan Batubara
Kabupaten Tebo Jambi.2014
Teguh Wijaya Subriyanto, Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan Batubara
Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah, 2015.
UU NO 4, Tentang Eksplorarasi, 2009.
Pratama, Arno Edwin Gilang, Estimasi Cadangan Batukapur Dengan Metode
Cross Section Dibandingkan Dengan Metode Kontur Makasar, 2013.
Willy Apriyanto, Geologi dan Potensi Sumberdaya Andesit, Kabupaten Bandung
Jawa Barat, 2011
Lampiran I
Peta kontur PT.Yuanda Putra YLM
Lampiran II.
Peta Topografi PT. Yuanda Putra YLM.
Lampiran III
Peta Geologi PT. Yuanda Putra YLM.
LAMPIRAN IV
STRUKTUR ORGANISASI
PT. YUANDA PUTRA YLM
Komisaris Utama
Sasmi Ul Triadi
Komisaris
Dedi Ernando
Direktur
Indra Wahyudi
KTT
Fandi Irawan. ST
Humas Pengawas Admin
Musa
Nel
Tis
Security
Operator
Helper
Robet
Derik
Lampiran V
Peta Wilayah IUP Operasi Produksi.
Lampiran VI
Peta Layout PT. Yuanda Putra YLM.
Lampiran VII
Hasil Wawancara dengan
Kepala Teknik Tambang
PT.Yuanda Putra YLM
1. Berapakah persentase tanah penutup yang ada di Wilayah IUP PT. Yuanda Putra
YLM ?
Jawab : persentase tanah penutup di wilayah IUP PT. Yuanda Putra YLM sebesar
50%
2. Berapa massa jenis batu gamping di PT. Yuanda Putra YLM?
Jawab: massa jenis batu gamping di PT. Yuanda putra YLM adalah 2,4 .
3. Berapa keakuratan sumberdaya terunjuk yang di asumsikan di PT. Yuanda Putra
YLM?
Jawab: keakuratan sumber daya terunjuk yang di asumsikan sebesar 50%.
Diketahui oleh
KTT PT Yuanda Putra YLM
Fandi Irawan ST.
Lampiran VIII
Perhitungan luas dengan Software Map Source.
TOTAL
AREA = 10
Ha
Lampiran IX
Hasil Pengukuran Overburden
PT. Yuanda Putra YLM
Lokasi Pengamatan Hasil Pengamatan
Lokasi 1 30 cm
Lokasi 2 100 cm
Lokasi 3 120 cm
Lokasi 4 51 cm
Lokasi 5 69 cm
Jumlah Total Overburden 370 cm
Rata-Rata Overburden 0.74 m
Diketahui oleh
KTT PT Yuanda Putra YLM
Fandi Irawan ST.
LAMPIRAN X
Peta Luas Penampang Kontur
Gambar 1. Elevasi 1530
Gambar 2.
Elevasi
1525
Gam
bar 3.
Elevasi 1520
Gambar 4. Elevasi 1515
Gambar 5. Elevasi 1410
Gambar 6. Elevasi 1405
Gambar 7. Elevasi 1500
Elevasi 1490
Gambar 8 Elevasi 1495
Gambar 9. Elevasi 1490
Gambar 10. Elevasi 1485
Gambar 11. Elevasi 1480
Gambar 12. Elevasi 1475
Gambar 13. Elevasi 1470
Gambar 14. Elevasi 1465
Gambar 15. Elevasi 1460
Gambar 16. Elevasi 1455
Gambar 17. Elevasi 1450
Gambar 18. Elevasi 1445
Gambar 19. Elevasi 1440
Gambar 20. Elevasi 1435
Gambar 21. Elevasi 1430
Gambar 22. Elevasi 1420
LEMBARAN KONSULTASI
Nama : Ade Melati Sukma
NPM : 1210024427003
Program Studi : TeknikPertambangan
JudulSkripsi : Perhitungan Sumber Daya Batu Gamping dengan
menggunakan Metode Garis Kontur pada IUP Operasi
Produksi PT. Yuanda Putra YLM, Kabupaten Solok,
Provinsi Sumatera Barat.
No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf
1.
2.
3.
4.
02 November
2017
11 November
2017
21 November
2017
25 April 2018
Latar Belakang Masalah
Identifikasi masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tambahkan Peta Geologi
Tambahkan Peta Topografi
Data Primer dan Data Sekunder
Batasan Masalah
Data Primer
Acc seminar proposal
Tampilkan data primer dan
sekunder di BAB VI
Jelaskan data pengukuran dengan
planimeter menjadi perhitungan
luas.
5.
26 Juni 2018
Tambahkan analisi dengan
perbandingan antara sumberdaya
tereka dan sumberdaya terunjuk.
Perbaiki kesimpulan
Tambahkan wawancara dengan
KTT.
Acc komprehensif
Pembimbing I
Rusnoviandi Lubis ST. MM
LEMBARAN KONSULTASI
Nama : Ade Melati Sukma
NPM : 1210024427003
Program Studi : TeknikPertambangan
JudulSkripsi : Perhitungan Sumber Daya Batu Gamping dengan
menggunakan Metode Garis Kontur pada IUP Operasi
Produksi PT. Yuanda Putra YLM, Kabupaten Solok,
Provinsi Sumatera Barat.
No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
13 november
2017
20 november
2017
02 mei 2018
05 mei 2018
07 mei 2018
11 mei 2018
26 Juli 2018
Tata tulis
Tambahkan metode cadangan di
bab III
Acc seminar proposal
Tata tulis di bab IV
Perbaikan dalam perhitungan
Daftar kepustakaan.
Tampilkan grid peta di peta kontur
Perbaikan perhitungan
Perbaiki peta kontur
Daftar kepustakaan.
Acc seminar hasil
Acc sidang Komprehensif
Perbaiki Abstrak
8. 31 juli 2018
Sistim penomoran
Bandingkan Kutipan dan Jurnal
untuk dasar 5 singkapan
Pembimbing II
REFKY ADI NATA ST.MT
Surat Pernyataan
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :ADE MELATI SUKMA
NIM : 1210024427003
Program Studi : Teknik Pertambangan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
“Perhitungan Sumberdaya Batu Gamping dengan menggunakan Metode Garis
Kontur Pada IUP Operasi Produksi PT. Yuanda Putra YLM, Kabupaten Solok,
Provinsi Sumatera Barat”
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat skripsi
orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaannya).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Padang, Juli 2018
Pembuat Pernyataan
(ADE MELATI SUKMA)
BIODATA WISUDAWATI
No. Urut : -
Nama : ADE MELATI SUKMA
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tgl Lahir : Solok / 30 Maret 1994
NPM : 1210024427003
Program Studi : Teknik Pertambangan
Tanggal Lulus : 09 Juli 2018
IPK : 3,07
Predikat Lulus : Memuaskan
Judul Skripsi : “Perhitungan Sumberdaya
Batu Gamping dengan
menggunakan Metode Garis
Kontur Pada IUP Operasi
Produksi PT. Yuanda Putra
YLM, Kabupaten Solok,
Provinsi Sumatra Barat.
Dosen
Pembimbing
: 1. Rusnoviandi, ST . MM
2. Refky Adi Nata, ST. MT
Asal SMTA : SMA Negeri 4 Kota Solok
Nama Orang Tua : Syafrudin.
Alamat / Tlp / Hp : Jln.Bakti Asrama Haji
081372854324