perilaku kekerasan

47
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DIRUANG SINABUNG DIRUMAH SAKIT JIWA DAERAH MEDAN PROVINSI SUMATRA UTARA D I S U S U N JEFFRY 2010024 AKADEMI KEPERAWATAN SEHAT

Upload: jeffry-j-arya

Post on 07-Jul-2016

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

perilaku kekerasan

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A DENGAN

GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DIRUANG SINABUNG

DIRUMAH SAKIT JIWA DAERAH MEDAN PROVINSI

SUMATRA UTARA

D

I

S

U

S

U

N

JEFFRY

2010024

AKADEMI KEPERAWATAN SEHAT

BINJAI

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karuniayang diberikannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini selama dua minggu mulai dari

tanggal 10-22 september 2012 dirumah sakit jiwa daerah provinsi sumatra utara

adapun judul laporan ini adalah “Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan

Gangguan Perilaku Kekerasan Amuk diruang Sinabung Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Sumatra Utara Medan”.

Sehubungan dengan itu, tentu dalam laporan ini penyusunan ini masalah

terdapat banyak kesalahan maupun kekurangan didalamnya dari materi ataupun

penulisnya, untuk itu mohon kritik dan saran dari para pembaca demi kebaikan

makalah ini, diantaranya :

1. Bapak H.Hasan Basri Nasution,SKM.M.Kes selaku ketua yayasan

akademi keperawatan sehat binjai

2. Bapak Ilham Syahputra Siregar S.Kep selaku direktur akademi

keperawatan sehat binjai.

3. Ibu Leny Suarni SST selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dan ilmunya buar penulis sehingga laporan ini selesai

dengan baik.

4. Dr. Dapat Parulan SPKJ, selaku direktur rumah sakit jiwa daerah provinsi

sumatra utara.

5. Seluruh staf dosen akademi keperawatan sehat binjai

6. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan bimbingan moril dan

materil serta doa kepada penulis

7. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberikan dukungan dan

semangat kepada penulis.

Akhir kata dengan rendah hati peulis mengharapkan agar laporan ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca, amin.

Binjai september 2012

JEFFRY

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Ruang lingkup

1.3 Tujuan penulisan

1.3.1 tujuan umum

1.3.2 tujuan khusus

1.4 metode penulisan

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

2.1 Defenisi

2.1.1 jenis-jenis perilaku kekerasan

2.1.2 faktor-faktor yang berhubungan dengan patofisiologi

2.1.3 ciri-ciri penganiayaan

2.1.4 tanda dan gejala

2.1.5 respon korban tindakan kekerasan

2.2 asuhan keperawatan

2.2.1 pengkajian

2.2.2 diagnosa keperawatan

2.2.3 perencanaan

2.2.4 evaluasi

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian data

3.1.1 identitas klien

3.1.2 alasan masuk

3.1.3 faktor predisposisi

3.1.4 pemeriksaan fisik

3.1.5 psikososial

3.1.6 status mental

3.1.7 kebutuhan persiapan pulang

3.1.8 mekanisme koping

3.1.9 masalah keperawatan

3.1.10 pohon masalah

3.1.11 analisa data

3.2 diagnosa keperawatan

3.3 rencana asuhan keperawatan

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 pengkajian

4.2 diagnosa keperawatan

4.3 perencanaan

4.4 implementasi

4.5 evaluasi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

5.2 saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

kehidupan manusia ini yang semakin sulit dan kompleks serta semakin

bertambahnya stressor psikososial akibat budaya masyarakat modern yang

cenderung lebih populer menyebabkan manusia tidak dapat menghindari

tekanan-tekanan hidup yang mereka alami (pribandi,1997). Kondisi klinik ini

bahwa dampak terhadap peningkatan kwalitas maupun kwantitas penyakit

mental maupun emosional manusia (hidayat, 2001 : 1).

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada dirinya sendiri

maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak

terkontrol (kusumawati dan hartono, 2010).

WHO global complagin for volence prevanton (2003) menginformasikan

bahwa 1,6 juta penduduk didunia kehidupan hidupnya karena tindak

kekerasan dan penyebab utama kematian pada merekan yang berusia antara 15

sampai 44 tahun, data tahun 1993 sebelum krisis moneter saja, telah terjadi

164,577 kasus kekerasan berupa tindak pencurian, pemerasan, pemerkosaan,

pembunuhan, narkotika, kenakalan remaja, penipuan, penggelapan,

pengrusakkan, penjudian dan kebakaran. Tidak terhitung jumlah korban tindak

kekerasan akibat tekanan sosial politik yang terjadi beberapa daerah tertentu

diindonesia yang tidak saja meninggalkan beban materi tetapi juga beban

psikososial bahkan rendahnya kwalitas kehidupan secara menyeluruh bagi

korban dan keluarga secara masyarakat (hamid, 2009 : 155).

Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stressor yang

dihadapi oleh seseorang, respon ini dapat menimbulakan kerugian pada diri

sendiri dan orang lain maupun lingkungan melihat dampak dari yang

ditimbulkan, penanganan pasien perilaku kekerasan perlu dilakukan secara

cepat dan tepat oleh tenaga yang profesional (keliat, 2010 : 126).

1.2 Ruang lingkup

Dalam penulisan laporan ini penulis hanya membatasi ruang lingkup masalah,

hanya pada satu kasus saja yaitu asuhan keperawatan yang diberikan pada

skizoprenia paranoid dengan perilaku kekerasan amuk diruang sinabung

rumah sakit jiwa medan yang diobservasi selama 2 minggu.

1.3 Tujuan penulis

Adapun tujuan penulisan study kasus ini adalah mengaplikasikan teori asuhan

keperawatan jiwa yang telah diperoleh dari perkuliahan melalui praktek

lapangan dirumah sakit jiwa daerah provinsi sumatra utara.

1.3.1 tujuan umum

merupakan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan

pada klien mengalami masalah gangguan jiwa yang ada hubungannya

dengan penyesuaian dan adaptasi psikososial dalam memperoleh informasi

tentang gambaran umum praktek dirumah sakit jiwa daerah provinsi

sumatra utara.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Penulis mampu melaksaakan pengkajian pada klie dengan gangguan

perilaku kekerasan amuk diruangan sinabung dirumah sakit jiwa

daerah medan

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien

gangguan perilaku kekerasan amuk diruangan sinabung dirumah sakit

jiwa daerah medan

c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada klien gangguan

perilaku kekerasan amuk diruangan sinabung dirumah sakit jiwa

daerah medan

d. Penulis mampu memberikan tindakan keperawatan pada klien

gangguan perilaku kekerasan amuk diruangan sinabung dirumah sakit

jiwa daerah medan

e. Penulis mampu melaksanakn evaluasi keperawatan pada klien

gangguan perilaku kekerasan amuk diruangan sinabung dirumah sakit

jiwa daerah medan

1.4 Metode penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulis laporan ini adalah netode

deskriptif yang metode inilah yang menggabungkan keadaan yang sebenarnya

dengan cara mengumpulkan data dan penulis dengan menggunakan teknik :

- Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan klien,

keluarga klien dan perawatannya secara langsung.

- Observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara

langsung melakukan pengaturan seperti, tekanan darah, nadi, RR, dan lain-

lain.

- Dokumentasi, yaitu mempelajari catatan atau hasil pemeriksaan dan

tindakan yang dilakukan terhadap klien.

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Defenisi

Kekerasan adalah kekuatan fisik yang digunakan untuk menyerang atau

merusak orang lain, tindakan ini merupakan tindakan tindak adil dan

sering mengakibatkan cedera fisik (iscaca, 2008 : 208).

Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap sterssor yang

dihadapi (keliat, 2010 : 120).

Resiko terhadap tindak kekerasan yaitu keadaan dimana individu

melakukan/menyerang orang lain/lingkungan (cardenito, 2001, 433).

Kekerasan dosmetik (kekerasan dalam keluarga) adalah pola perilaku

mengancam/memaksa dari satu anggota keluarga (orang terdekat) pada

anggota keluarga yang lain. Perilaku tersebut meliputi penganiayaan fisik,

penganiayaan psikologis, penganiayaan ekonomi dan penganiayaan

seksual. (issacs, 2004 : 208).

2.1.1 jenis-jenis perilaku kekerasan

Penganiayaan fisik meliputi pemukulan, penusukan, penembakan,

pembakaran dan pemerkosaan.

Pengobatan dilarikan dengan penghentian atau kegagalan memberikan

asuhan pribadi, kebersihan, perawatan kesehatan, kontak sosial,

pendidikan dan pengawasan anak-anak.

Penganiayaan psikososial

Serangan verbal dan ancaman bahasa fisik.

Sarkasme, penghinaan, merndahkan diri, dan kritik

Pola komunikasi yang tidak konsisten

Isolasi korban

Pelanggan hak-hak abadi.

Penganiayaan ekonomi

Mencuri harta atau uang korban

Menghalangi akses korban atau keuangan pribadinya

Penggunaan uang atau harta milik korban secara tidak tepat

(isaacs, 2008 : 209)

2.1.2 faktor-faktor yang berhubungan dengan patofisiologis

- Berhubungan dengan riwayat tindakan agresif yang ditunjukkan

- Berhubungan dengan peningkatan stressor didalam periode yang

sangat singkat.

- Berhubungan dengan agitasi akut.

- Berhubungan dengan rasa curiga

- Berhubungan dengan delusi persekutanus

- Berhubungan dengan ancaman verbal penyiksaan fisik.

- Berhubungan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi.

- Berhubungan dengan buruknya control infus.

- Berhubungan dengan kekuatan yang tidak diketahui

- Berhubungan dengan respon terhadap peristiwa berbahaya

- Berhubungan dengna respon terhadap sidfungsional keluarga

sepanjang tahap-tahap perkmbangannya.

- Berhubungan dengan disfungsional pola komunikasi

- Berhubungan dengan penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol

(iyed, 1999 : 434).

2.1.3 ciri-ciri penganiayaan atau kekerasan

- Sering diantara ketika masih kecil

- Sangat pencemburuan dan possesif

- Terisolasi secara seksual

- Kontrol impuls buruk, tindakan koping buruk

- Kaku dan afsesif dalam hal kebiasan naristik

(isaacs, 2011 : 200).

2.1.4 tanda dan gejala

- Fisik

Mata melotot / pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup,

wajah memerah dan tegang serta postur tubuh kaku.

- Verbal

Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada

keras, kasar, ketus.

- Perilaku

Menyerang orang lain, melukai diri sendiri / orang lain, merusak

lingkungan, amuk / agresif.

- Emosi

Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam

jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingi berkelahi,

menyalahkan dan menuntut.

- Intelektual

Mendiminasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkann dan tidak jarang

mengeluarkan kata-kata bernada anarkisme.

- Spiritual

Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral,

dan kreatifitas terhambat.

- Sosial

Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan sendirian.

- Perhatian

Bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan seksual.

2.1.5 respon korban tindak kekerasan

Respon tindak kekerasan sangat bergantung pada tingkat perkembangan

korban pada saat tindak kekerasan tersebut adapun respon korban tindak

kekerasan terdiri dari :

1. Respon fisik

Korban tindak kekerasan menderita sejumlah konsekwensi fisik dari yang

ringan hingga besar.

2. Respon biologis

Depresi meruapakan salah satu respon yang paling sering terjadi akibat

penganiayaan.

3. Respon psikologis

Respon psikologis terdiri dari harga diri rendah, rasa bersalah, malu dan

marah.

4. Respon perilaku

Wanita yang pernah mengalami penganiayaan terutama penganiayaan

seksual pada masa kanak-kanak sering terjadi,peminum alkohol atau

menyalahgunakan zat lainnya.

5. Respon interpersonal

Yang paling sering dialami adalah masalah dalam hubungan seksual yaitu

persaaan takut menjalankan hubungan seksual yang intim, terutama jika

sudah berkeluarga.

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1 pegkajian

Pengkajian adalah tahap dari proses keperawatan dan merupakan salah

satu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. (nursalam, 2008 : 29)

Adapun pengkajian keperawatan korban tindakana kekerasan dilakukan

secaralengkap dan meneyluruh meliputi pengkajian aspek fisik,

perilaku/psikologis afektif, kognitif dan sosial budaya spritual.

1. Aspek fisik

Tindakan kekerasan pada umumya menimbulkan cedera fisik, pengkajian

fisik dilakukan secara lengkap dan ujung kaki hingga kepala terutama

difokuskan pada bagian penting dari tubuh korban.

2. Aspek perilaku

Pertanyaan yang perlu dijawab ketika mengkaji aspek perilaku korban

adalah:

a. Apakah korban mampu menjawab pertanyaan secara verbal?

b. Apakah korban mampu menikuti petunjuk yang sederhana?

c. Apakah korban telah melakukan tindakan penanggulangannya sendiri

sebelum datang?

3. Aspek afektif

Pertanyaan yang perlu dijawab dalam pengkajian ini adalah :

a. Apakah respin emosi yang dialami korban ?

b. Uraikan data objektif dan subjektif tentang respon berikut :

Rasa tidak percaya terhadap kejadian, malu, terhina, putus asa, tidak

berdaya, cemas, takut bersalah, marah, depresi, dan mengisolasikan

diri dari orang lain.

4. Aspek kognitif

Dalam pengkajian respon kogitif korban beberapa pertanyaan perlu

dijawab sehingga penggalian kebutuhan korban dapat teridentifikasi secara

tepat, yaitu:

a. Bagaimana pertahanan yang dugunakan ?

b. Apakah korban tampak bingung ?

c. Apakah korban sedih diberitahu ?

d. Uraikan kemampuan konsentrasi korban ?

e. Apakah korban mampu mengutarakn apa yang terjadi ?

f. Apakah korban mampu membuat keputusan ?

g. Siapa yang telah diberitahu korban tentang kejadian tindak-tindak

kekerasan yang dialaminya ? keluarga, teman, polisi ?

h. Apakah korban memerlukan bantuan pendamping untuk mengatakn

kejadian tindak kekerasan pada orang lain ?

i. Apakah korban menyalahkan dirinya sendiri ?

j. Apakah korban mengalami tilas balik serangan ? tindak kekerasan.

(hamid, 2009 : 176).

2.2.2 diagnosa keperawatan

Asalah suatu pertanyaan yang menjelaskan respon manusia, (status

kesehatan atau resiko perubahan pola) dan individu atau kelompok dimana

perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi

secara pasti menjaga status kesehatan, menrunkan, membatasi, mencegah, dan

mengukan. (nursalam, 2008 : 59)

Beberapa diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan perilaku

kekerasan yaitu :

1. Potensial terjadi dan mengalami komplikasi lain

2. Sindrom trauma kekerasan

3. Ansietas

4. Potensial koping individu tidak efektif.

(hamid, 2009 : 183).

2.2.3 perencanaan

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah

mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasi pada

diagnosa keperawatan (nursalam, 2008 : 77)

DX I

Potensial cedera dan mengalami komplikasi lain

Intervensi :

- Beri asuhan keperawatan fisik untuk mengenal cedera dan komplikasi lain

- Pastikan terkumpulnya bukti yang diperlukan untuk kepentingan hukum

- Beri penjelasan yang singkat dan jenis kepada korban tentang prosedur

dan alasan dilakukan.

- Beri petunjuk tertulis yang spesifik tentang tindak lanjut medik dan

pengobatan.

DX II

Sindrom trauma kekerasan

Intervensi :

- Adakah pendekatan secara konsisten dan tidak bersikap menakutkan

- Ajukan pertanyaan secara rinci tentang kekerasan tunggu sampai terlama

- Komunikasi dengan penerimaan dan tidak bersifat mendarwa melalui

komunikasi tidak verbal.

DX III

Ansietas

Intervensi :

- Beri kesempatan kepada korban untuk berbicara secara perasaan bebas

tentang kejadian, perasaan yang timbul arti kejadian tersebut bagi korban.

DX IV

Potensi koping

Intervensi :

- Sarankan keluarga dan teman korban untuk mengungkapkan perasaan

mereka.

- Identifikasi cara untuk mengembalikan perasaan dan keamanan fisik.

- Susun rencana kelanjutan kesempatan untuk membicarakan kejadian dan

perasaan yang menyertai yang timbul setiap saat.

- Beri bimbingan antisipatif tentang pemeriksaan polisi.

(hamid, 2009 : 183).

2.2.4 evaluasi

Adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang

menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi dan

implementasinya. (nursalam, 2009 : 135).

DX I

Potensial cedera dan mengalami komplikasi lain

Evaluasi :

- Kebutuhan pelayanan kesehatan fisik akan dikaji dan dipenuhi.

DX II

Sindrom trauma kekerasan

Evaluasi :

- Rasa percaya akan terbina

DX III

Ansietas

Evaluasi :

- Ansietas menurun

DX IV

Potensi koping individu tidak efektif

Evaluasi :

- Keterampilan koping yang efektif akan terlihat (hamid, 2009 : 183).

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 pengkajian data

3.1.1 identitas klien

Nama : Ny. A

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Suku/bangsa : jawa/indonesia

Agama : islam

Pekerjaan :ibu rumah tangga

Alamat : lubuk pakam

No RM : 012440

Tanggal masuk :26 september 2012

Ruang : sinabung

3.1.2 alasan masuk

Keluarga mengatakan klien dibawa kerumah sakit jiwa dengan allasan

suka marah-marah, mengamuk dan menghantukkan kepalanya didinding dan

memukul keluarganya. Klien lebih suka menyendiri dan hanya bergaul dengan

orang tertentu saja, klien mengatakan bahwa dirinya merasa tidak berguna lagi

didalam keluaganya semenjak ia tidak diperbolehkan keluarganya untuk bekerja.

3.1.3 faktor predisposisi

a. Klien sudah pernah mengalami gangguan jiwa, klien sebelumnya pernah

dirawat diRSJ dan oleh keluarganya klien dibawa kerumah sakit jiwa

dikarenakan klien mau mengamuk dan merusak pagar orang

lain.pengobatan kurang berpihak setelah pulang kerumah klien kurang

diperhatikan, suka marah-marah, tidak terarah dan memukul orang lain

sehingga klien kembali kerumah sakit jiwa medan dengan keluhan yang

sama masalah perilaku kekerasan dikarenakan koping keluarga inefektif.

b. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa , dalam keluarga tidak

ada yang mengalami gangguan jiwa. Masalah keperawatan tidak ada

masalah keperawatan.

c. Pengalaman masa lalu yang tidak mengenakkan

Klien mengatakan klien mengalami masalah yang tidak menyenangkan

dikarenakan gagal mendapatkan pekerjaan.

Masalah keperawatan : kegagalan bekerja

3.1.4 pemeriksaan fisik

a. Tanda vital

TD :120/80 mmHg N :80 x/i\

S : 87 oc P : 20 x/i

b. Ukuran

BB :

TB :

c. Keluhan fisik

Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, klien tidak mengalami gangguan

fisik.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

3.1.5 psikososial

a. genogram :

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: klien

: tinggal serumah

Klien anak ketiga dari tiga bersaudara dan klien tinggal serumah dengan keluarganya.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

b.konsep diri

- Citra tubuh : klien merasa tubuhnya biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa.

- Identitas : klien hanya tamatan smp dan tidak kerja- Peran : klien anak ke3 dari 3 bersaudara- Ideal diri : klien menyadari dirinya sakit dan ingin segera cepat sembuh

dari penyakitnya- Harga diri : klien merasa malu berhubungan dengan orang lain karena

tidak mempunyai pekerjaanMasalah keperawatan ; harga diri rendah

c.hubungan sosial

- Orang terdekat : orang tua- Peran serta dalam kegiatan/kelompok masyarakat klien tidak

mengikuti kegiatan kelompok- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien merasa

malu berhubungan dengan orang lainMasalah keperawatan : isolasi sosial menarik diri

d. Spiritual- Klien beragam islam- Selama dirawat klien tidak melaksanakan kegiatan ibadah

Masalah keperawatan : distress spiritual

3.1.6 status mental

a PenampilanKlien berpenampilan rapi dan bersihMasalah keperawatan : tidak ada masalah

b PembicaraanKlien berbicara sesuai dengan topik pembicaraanMasalah keperawatan : tidak ada masalah

c Aktifitas motorikKlien tidak menunjukkan adanya gangguan motorikMasalah keperawatan : tidak ada masalah

d Alam perasaaanKlien tidak ada menunjukkan adanya gangguan suasan perasaanMasalah keperawatan : tidak ada masalah

e AfekKlien tidak menunjukkan adanya gangguan afekMasalah keperawatan : tidak ada masalah

f Intoleransi selama wawancaraKlien selama wawancara bersikap kooperatifMasalah keperawatan : tidak ada masalah

g PersepsiKlien sering mendengar suara-suara aneh yang menyuruhnya untuk menghancurkan barang-barang.Masalah keperawatan : perubahan sensori perseptual halusinasi pendengaran

h Proses fikirKlien tidak menunjukkan adanya masalah proses fikirMasalah keperawatan : tidak ada masalah

i Isi fikirKlien tidak menunjukkan adanya masalah isi fikirMasalah keperawatan : tidak ada masalah

j Tingkat kesadaranKlien mampu mengingat tempat, orang dan waktuMasalah keperawatan : tidak ada masalah

k MemoriKlien mampu mengingat kejadian-kejadian yang dialaminyaMasalah keperawatan : tidak ada masalah

l PerhatianKlien tidak menunjukkan adanya perhatianMasalah keperawatan : tidak ada masalah

m Kemampuan penilaianKlien mampu melakukan penilaianMasalah keperawatan : tidak ada masalah

n Daya tarik diriKlien menyadari dirinya sakit dan ingin segera sembuh dari sakitnyaMasalah keperawatan : tidak ada masalah

3.1.7 kebutuhan persiapan pulang

1. Kemampuan klien memnuhi kebutuhanKlien mampu memnuhi kebutuhannya sendiri seperti makan, minum, pakaian, mandi dengan tanpa bentuan orang lain atau perawat.Masalah keperawatan : tidak ada masalah

2. Kegiatan sehari-haria. Perawatan diri

Klien mampu melakukan kebiasaan sehari-hari baik, berpakaian, minum obat, mandi, BAK, dan BABMasalah keperawatan : tidak ada masalah

b. NutrisiKlien merasa puas dengan pola makannya dan klien lebih suka memisahkan diri pada saat makan, klien makan dengan frekuensi 3xsehari, nafsu makan klien menigkat dan berat badan meningkat.Masalah keperawatan : tidak ada masalah

c. Pola tidurKlien tidur tidak mempunyai masalah pola tidur, klien merasa segar saat bangun dari tidur, lama tidur klien pada siang hari ± 2 jam dan malam ± 8 jam mulai jam 21.00 sampai jam 05.30 tidak ada gangguan tidur.Masalah keperawatan : tidak ada masalah

3.1.8 mekanisme koping

a. adaptif

mampu menyelesaikan masalah

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

3.1.9 masalah keperawatan

a. Perilaku mencederai diri sendiri dan orang lainb. Perilaku kekerasanc. Isolasi sosial (menarik diri)d. Harga diri rendah

3.1.10 pohon masalah

Perilaku kekerasan mencederai orang lain

Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

Harga diri rendah

Isolasi sosial menarik diri

3.1.11 analisa data

NO

Data Masalah Keperawatan

1. Ds : klien pernah melakukan penganiayaan fisik pada orang lain dan dirinya sendiriDo : klien suka marah tanpa sebab, mengancam, mangamuk, kontak mata singkat, klien suka mengeluarkan suara keras.

Perilaku kekerasan mencederai orang lain

2. Ds : klien mengatakan ada suara-suara yang menyruhnya untuk merusak barang-barangDo : klien tampak lebih emosinya, klien mengamuk dan merusak barang-barang orang lain

Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

3. Ds : klien mengatakan merasa malu berhubungan dengan orang lainDo : klien tampak menyendiri dan mengasingkan diri

Isolasi sosial menarik diri

Harga diri rendah

3.2 diagnosa keperawatan

1 Perilaku mencederai diri sendiri dan orang lain b/d perilaku kekerasan2 Perilaku kekerasan b/d isolasi sosial menarik diri3 Isolasi sosial menarik diri b/d gangguan konsep diri harga diri rendah

3.3 rencana asuhan keperawatan

No Diagnosa keperawata

n

Tujuan Perencanaan RasionalisasiKriteria hasil Intervensi

1. Perilaku mencederai diri sendiri dan orang lain.

TU : klien dapat melanjutkan hubungan peran sesuai dengan tanggung jawabTUK :-klien dapat membina hubungan saling percaya-klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan-klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan-klien dapat mengidentifikasi perilaku

-klien mau membalas salam-klienmau menjabat tangan-klien mau menyebutkan namaklien mau tersenyum-klien mau kontak mata-klien mau mengetahui nama perawat-klien dapat mengungkapkan perasaannya-klien dapat mengungkapkan perasaan jengkel / kesal (dari diri sendiri dari lingkungan / orang lain)-klien dapat mengungkapkan perasaan marah / jengkel.-klien dapat

1.beri salam / panggil nama klien2.sebutkan nama perawat sambil jabat tangan3.jelaskan maksud hubungan interaksi4.jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat5.beri rasa aman dan sikap empati6.lakukan kontrak singkat tapi sering7.beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya.8.bantu klien untuk mengungkapkan penyebab jengkel / kesal9.anjurkan klien mengungkapkan yang dialami saat marah / jengkel.10.observasikan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang dialami klien.

1.hubungan saling percaya merupakan landasan untuk hubungan selanjutnya2.supaya klien dan perawat saling mengenal satu sama lain3.beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu mengurangi stress danpenyebab perasaan jengkel / kesal dapat diketahui.4.untuk mengetahui hal yang dialami dan dirasakan saat jengkel5.untuk mengetahui tanda-tanda klien jengkel / kesal6.menarik kesimpulan besar bersama klein supaya klien mengetahui secara garis besar tanda-tanda marah / kesal.7.mengeksplorasi kan perasaan klien terhadap perilaku kekerasan yang dilakukan8.untuk mengetahui perilaku kekerasan yang biasa dilakukan dan

kekerasan yang biasa dilakukan-klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan-klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam merespon terhadap kemarahan

menyimpulkan tanda-tanda jengkel / kesal yang dialami.-klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan-klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan-klien dapat mengetahui cara yang biasa dapat menyesuaikan masalah atau tidak-klien menjelaskan akibat dari cara yang digunakan klien-klien dapat melakukan cara berespon terhadap secara konstruktif

11.anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien12.bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan13.bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan maslahnya selesai

dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif dan destruktif9.dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat menyelesaikan masalah.10.membantu klien untuk menilai perilaku kekerasan yang dilakukannya11.dengan mengetahui akibat perilaku kekerasan diharapkan klien dapat merubah perilaku dekstruktif yang dilakukan menjadi perilau yang konstruktif.12.agar klien dapat mempelajari cara yang lain yang konstruktif.13.dengan mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam merespon terhadap kemarahan dapat membantu klienmenemukan cara yang baik untuk mengurangi kejengkelannya sehingga klien tidak strees lagi.

2. Perilaku kekerasan b/d isolasi sosial menarik diri

TU : klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimalTUK :

-ekspresi bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau

1.bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi terapiutik2.sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal

1.hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya2.diskusikan tingkat kemampuan klien sesuai dengan nilai realitas

-klien dapat membina hubungan saling percaya-klien dapat mengidentifikasi kemampuan aspek positif yang dimiliki-klien dapat menilai kemampuan yang digunakan-klien dapat merencakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki-klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya-klien dapat memanfaatkan sistem pendukung

menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.-klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki :-kemampuan yang dimiliki klien-aspek positif keluarga-aspek positif lingkungan yang dimiliki klien-klien menilai kemampuan yang dapat digunakan-klien membuat rencana kegiatan harian-klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya-klien memanfaat sistem pendukung yang ada dikeluarga.

3.perkenalkan diri dengan sopan4.tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien5.jujur dan menempati janji6.tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya7.beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien8.diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien9.beri pujian atas keberhasilan klien10diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah11.beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat harga diri rendahBantu keluarga memberikan dukungan selam klien dirawat.12.bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.

konsep diri atau integritas ego diperlukan seagai dasar asuhan keperawatan. 3.Reinforcement akan meningkatkan harga diri. Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin mendapat pujian.4.keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasarat untuk berubah5.pengerttian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotovasi untuk tetap mempertahankan penggunaanya.6.klien adalah individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri7.contoh peran yang dilihat klien memperluas klien untuk melaksanakan kegiatan8.memberikan kesempatan kepada klien mandiri dirumahreinforcement positifdan meningkatkan harga diri9.memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang biasa dilakukan10.mendorong keluarga untuk

mampu merawat klien mandiri dirumah11.support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan klien.12.meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien dirumah

3 Isolasi sosial menarik diri

TU: kliendapt berinteraksi dengan orang lain secara bertahap TUK:-klien mampu membina hubunga saling percaya-klien dapat mengenal perasaan yang menyabab kan perilaku menatik diri -klien dapat menyebut kan keuntungan berhubunga

-ekspresi wajah bersahabat ada kontak mata mau menjawab salam dan mau mengutarakan masalah yang dlihadapi -klien dapat menyebut kan penyebab menarik diri -klien dapat menyebut kan keuntungan berhubunga dengan orang lain misak nya-banyak teman -tidak sendiri-bisa diskusi -klien dapat menyebut kan kerugia tidak berhubunga dengn

1.bina hubungan saling percaya dan mengunakan prinsip komunikasi terapeutik 2.sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal 3.perkenal diri dengan sopan tanyakan nama lengkap dan nama pangilan yang disukai klie

- jelaskan tujuan pertemuan

- jujur dan menepati janji

- -tunjukan sikap empati dan menerima klien apa ada nya.

- Beri perhatian pada klien dan perhatikan

-1.hubugan saling percaya dan mengungkap kan interaksi yang terapeutik antara perawat dengan klien 2.mengetahui sejau manapengetahuan klien tentang menatik diri sehingga perawat dapat meerencanakan tindakan selanjut nya 3.untuk mengetahui alasan klien menarik diri 4.merupakn motivasi buat klien agar mau untuk mengungkap kan perasaan nyadan menigkat kan hubungan saling percaya 5.untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan kien6.untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien tentang

dengan orang lalin dan kerugian tidakberhubungan dengan orang lain

oranng lain misak nya sendiri,tidak punya teman,ddan sepi,

kebutuhan dasar klien

4.kaji pengetahuan klien tentang prilaku menarik diri dan tanda tanda nya5.dirumah bapak tinggal dengan siapa 6.siapa yang paling dekat dengan bbapak 7.apa yang harus bapak laku kan agar dekat dengan seseorang..

keuntungan berhubungan dengan orang lain 7.meningkat kan pengetahuan klien tentangperlu na berhubungan dengan orang lain

NO DX IMPLEMENTASI EVALUASIDX 1 -memberi salam / panggil nama

klien-menyebutkan nama perawat sambil jabat tangan.-menjelaskan maksud hubungan interaksi.-menjelaskan tentang kontrak yang akan dibuat-memberi rasa aman dan sikap empati-melakukan kontrak singkat tapi sering-melakukan kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.-membantu klien untuk mengungkapkan perasaannya.-membantu klien untuk mengungkapkan penyebab jengkel / kesal.-menganjurkan klien mengungkapkan yang dialami saat marah / jengkel-mengobservasi kan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang dialami klien.-menganjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien.-membantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

S : klien mengatakan “selamat sore”O : klien tamapak tersenyumA : masalah teratasiP : tindakan dipertahankan

DX 2 -membaina hubungan saling percayadengan menggunakan komunikasi terapeutik-menyapa klien dengan ramah baik verbal maupun non erbal-memperkenal kan diri dengan sopan-menyapa nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien-menjelaskan tujuan pertemuan -jujur dan menepati janjii -menunjukkan sikapp empati dan menerima kliaen apa ada

S: klien mengatakan’selamat pagi pak mentri’ O; klien dapat berbicara dengan lancar A: masalah teratasiP: tindakan di pertahan kan

nya -memberi perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien -mendiskusikan kemampuan yang aspek positip yeng dimilki klien -setiap bertemu klien hindarkan dari membeeri nilai negtif -mengutamakan memberikan pujian yang realistik -mendiskusikan dengan klien kemam puan yang masi ada digunakan selama sakit

DX 3 -membina hubungan saling percaya dan mengunakan prinsip terapeutik -meyapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal -memperkenal kan diri dengan sopan -menanyakan nama lengkkap dan nama panggilan yang disukai psien -menjelaskan tujua pertemuan -jujur dan menepati janji -menunjukan sikap empati dan menerima klien apaada nya

S: klien mengatakan mulai di terima anggota keluargaO:keluarga tampak sering berkunjunga menjenguk klien A: masalah teratasiP: rensana di pertahan kan

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penuis melakukan asuhan keperawatan pada pasin demgan ganguan prilaku kekerasan :amuk di ruang sinabung di rumah sakit jiwa provinsi sumatra utara .pada bab ini penulis menulis kesenjangan yang timbul antara landasan teori dengan tinjauan kasus , permasalahan tersebut akandi urai kan melalui pengkajian. Siagnosa keperawatan ,perencanaan , pelaksanaan , dam evaluasi.

4.1 pengkajian

Dalam tahap pengkajian penulis memperoleh data lagsung dari pasien sengan teksik komunikasi langsung dengan pasien sendiri baik secara fisik,spritual, dan sosial budaya .selain itu juga u ntuk mendukung,penukis menulis data yang ada di ruangan , secara umum pengkajian yang di dapat dalam tinjau an kasusn terdapat banyak kelemahan hanya saja ada beberapa perbedaan antaralandasan teori dan tinjauan kasus.

4.2diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatn adalah suatu peernyataan masalah keperawatan pasien yang mencakaup baik respon sehat adaptif maupun mal adaptif serta stresor yang berperan .

Diagnosa yang dijumpai dikasus tidak ditemukan diteoritis.

4.3 perencanaan Adapun perencanaan yang dpat di tulis penulis adalah -tindakan yang hendak di dapati pasien mampu komunikasi verbal - tindakan yang dilakukan dapat menerima hubungan saling percaa dengan klien - mengunakan komunikasi veerbal- mendiskusikan dengan klien tentang konsep diri pasien tampa hrus rendah - mengucap kan perasaan pasien ke adaan dan keberhasilan diri -mendiskusikan klien dengan keluarga tentang perawatan klien di rumah sakit jiwa

4.4 implementasi Adapun implementasi keperawatan yang dapat penulis tulis adalah

-Membina hubungan saling percaya antara perawat denga klien

-mendiskusikan dengan klien tentang aspek fositif yang di miliki klien

-mendiskusikan dengan klien komsep diri klien harapan dan cita cita klien tampa harus rendah diri

-mengajak klien mengungkap kan perasaan nya.

-menjelas kan kepada keluarga tentang caara adaptif merawat klien

-mendiskusikan dengakeluarga tentang perawatan pasien di rumah sakit jiwa,

4.5 evaluasi

Evaluasi yang diberikan dalam pemberian asuhan keperawatan adalah yang dilakukan harus terus menerus utuk menilai tindakan yang dilakukan .dalam hal ini penulis melakukan implementasi melibbat kan perawat ruangan tentang perkembngan klien dan belum dapat di selesai kan sepenuh nya dengan sempurna.

Hal ini di sebab kan keterbatasan penulis untuk melakukan pengkajian dimana penulis hnya mempunyai waktu 2 minggu saja.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan1 Pada pengkajian pola pikir marah adalah untuk menghindari kekerasan

dengan orang .induvidu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrap dan merasa tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa dan mempunyai kesulitan berhubungan dengan orang lain secara spontan memisah kan diri dengan orang lain

2 Selama mengkaji an memberikan asuhan keperawatan klien juga di beri pengobatan yang sesyai

3 Setiap tindakan keperawatan yang di berikan kepada klien di mulai dengan pendidikan individu.

4 Setiap tindakan yang dilakukan pada klien sangat di perlukan dalam memenuhi biologis sosial spritual sangat penting..

5.2 saran

1 Untuk mengatasi masalah dan tekanan jiwa pada klien yang di sebab kan adda nya psikologis maka perawat hendak nya membeerikan perhatian perhatian yang cukup dalam mengatasi masalah.

2 Diharap kan adanya kerja sama yang baik antara dokter, perawat dan tim medis lainuntuk memperlancar proses kepewaratan.

3 Di harap kan pada kleuarga untuk dering mengulang pasien kerumah sakit jiwa.

DAFTRA PUSTAKA

Shella videbek phd,Rm 2008 keperawatan jiwa, penerbit buku kedokteran EGC .jakarta

Iyus Yosep.S.kep .M.si,2007 perawatan jiwa,pt adirama bandung

Gail ,w,stuart,phd,rm,cs faam 2007, perawatan jiwa, edisi 5. Penerbit buku kedokteran,jakarta

Drs ,mifbalhaqi msi ,2005 ,psikiatrik,penerbit reflika aditama Bandung