peristiwa supersemar
TRANSCRIPT
5/10/2018 peristiwa supersemar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peristiwa-supersemar 1/2
Presiden Sukarno sudah lama meninggal dunia. Beliau sangat mempersoalkan dokumen ini.
Dengan keras dan tegas, berulang kali di dalam pidato-pidatonya sesudah peristiwa G30S, yang di 'black-
out' oleh rezim militer Suharto, Presiden Sukarno menekankan dan menjelaskan bahwa Supersemar
bukanlah suatu 'transfer of authority', bukan peralihan otoritas kepada Jendral Suharto. Karena Jendral
Suharto dan pendukungnya mempropagandakan siang dan malam, bahwa Presiden Sukarno 'telah
menyerahkan kekuasaan negara' kepada Jendral Suharto lewat Supersemar. (Lihat Kumpulan Pidato
Presiden Sukarno sesudah 1 Oktober 1965, yang dibukukan dalam buku REVOLUSI BELUM SELESAI, Jilid I
dan II).
Yang jelas Supersemar, adalah Surat Perintah Presiden Sukarno kepada Jendral Suharto, yang dalam
pelaksanaannya harus dilaporkannya dan dipertanggungjawabkannya kepada Presiden Panglima
Tertinggi ABRI, Sukarno. Suharto tidak berbuat seperti apa yang tertera dalam Supersemar, tetapi
bahkan, menggunakan Supersemar untuk menggulingkan Presiden Sukarno dan menobatkan dirinya
menjadi Presiden Republik Indonesia. Elite dan politisi, jendral dan perwira, birokrat dan siapa saja yang
mendukung proses tsb sampai Jendral Suharto jadi Presiden RI, termasuk pelanggaran terbesar HAM
yang terjadi sekitar pembantaian masal 1965, tidak bisa melepaskan tanggungjawab mereka dari proses
tsb. Saatnya pasti tiba, mereka-mereka harus mempertanggung-jawabkannya pada bangsa dan negara.
Mantan Presiden Suharto adalah seorang presiden ke-2 RI, yang naik
singgasana kekuasaan politik dan militer melalui penyerobotan kekuasaan
atas TNI dan kemudian atas negara. Ini berlangsung a.l. melalui
langkah-langkah sbb:
1. Tindakan pembangkangan, yaitu sikap insubordinasi terhadap instruksi Presiden Panglima
Tertinggi Ir Sukarno. Insuboddinasi atas keputusan Presiden Panglima Tertinggi yang menentukan
Jendral Mayor Pranoto Reksosamudro untuk menjadi penanggungjawab sehari-hari memimpin TNI AD
sesudah terjadinya pembunuhan atas 6 perwira tinggi TNI-AD dalam peristiwa G30S. Ketika itu Jendral
Mayor Suharto, yang menjabat panglima KOSTRAD, mensabot keputusan Presiden RI tsb, dan menunjuk
dirinya sendiri sebagai panglima TNI-AD.
2. Merekayasa pembubaran sidang kabinet Presiden Sukarno yang sedang mengadakan rapat diIstana Negara (Maret 1966), melalui pengepungan oleh kesatuan bersenjata di bawah pimpinan
KOSTRAD.
3. Merekayasa, melalui 3 orang jendral AD, menekan dan memaksa Presiden Sukarno untuk
mengeluarkan "Surat Perintah Sebelas Maret",
4. Menyalahgunakan SUPERSEMAR untuk melakukan pembubaran parpol PKI dan merebut
kekuasaan pemerintahan dan negara.
5. Merekayasa sidang MPRS menelorkan Tap MPRS No XXV/1966; dan Tap MPRS No XXXIII/1967
yang memfitnah, menuduh, melorot dari jabatan kepresidenanan, kemudian mengenakan tahanan
rumah terhadap Presiden RI Sukarno.
6. Memberlakukan mekanisme kekuasaan negara menurut konsep "DWIFUNGSI ABRI", yang telah
menjadikan Republik Indonesia negara tanpa hukum, negara dimana berlaku "impunity". Negara dimana
kekuasaan mutlak ada pada tentara dan panglimanya - Jendral Suharto.
Tibalah orang pada kesimpulan, bahwa bisanya Jendral Suharto menggulingkan Presiden Sukarno,
melikwidasi apa yang disebut 'Orde Lama' Presiden Sukarno, kemudian menaikkan dirinya sendiri
menjadi Presiden Ke-2 Republik Indnesia, --- penyebab utamanya ialah strategi dan taktik : di 'Satu
Tangan Memegang Bedil -- Di Tangan lainnya 'SUPERSEMAR'.
5/10/2018 peristiwa supersemar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peristiwa-supersemar 2/2