perjalanan ke negeri ginseng (autosaved).docx

3
PERJALANAN KE NEGERI GINSENG Tiba di Incheon hari senin akhir Agustus saya disambut gerimis kecil yang membuat pemandangan sedikit berkabut. Saat itu korea selatan sedang musim panas tapi setiap hari yang terlihat adalah orang orang yang berjalan di bawah hujan dengan payung warna warni.; ya negeri ginseng ini adalah negeri dinamis dengan banyak pejalan kaki. Pemandangan umum adalah para pekerja dengan payung dan telinga tersumbat earphone. Perjalanan saya dan teman-teman kali ini tidak sepenuhnya liburan, kami datang ke Korea dalam rangka symposium pemanfaatan biomassa dan energi terbarukan ke 8. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang kali ini dihadiri oleh perwakilan dari Indonesia, Thailand, Malaysia,Vietnam dan tentu saja Korea sebagai tuan rumah. Saya beruntung bergabung dalam delegasi indonesia yang berjumlah 13 orang 7 dari Universitas Mulawarman dan 6 dari Institut Sepuluh November Surabaya. Namun pasti ada agenda perjalanan wisata setelah seminar yang tentu saja tidak akan kami lewatkan. Tour di mulai dari seputar kampus Korea University rabu sore setelah semua sesi presentasi terselesaikan. Kampus yang berdiri sejak 1905 ini memiliki banyak bangunan cantik . Bangunan pertama(main campus) masih menunjukkan pengaruh penjajahan inggris karena bergaya eropa. Di dekatnya terdapat sebuah musium yang dibangun oleh perusahaan elektronik samsung pada 100 tahun berdirinya kampus. Selebihnya adalah bangunan-bangunan baru yang sangat modern dengan berbagai fasilitas di ruang bawah tanah. Mahasiswa dimanjakan dengan mall, caffe shop dan perpustakaan yang dilengkapi fasilitas internet yang buka selama 24 jam . Kamis pagi kami mengunjungi Naminara Island. Pulau tempat pembuatan drama terkenal winter sonata ini terletak di tengah sungai. Meski hanya berukuran 1 km persegi pulau ini juga cukup lengkap fasilitasnya ada resto-resto bergaya country, perpustakaan, souvenir shop dan mushola. Fery yang menyeberangkan penumpang selalu penuh sesak oleh turis lokal maupun mancanegara meski hujan turun cukup deras sepanjang hari. Setelah makan siang; urusan makan kami ekstra hati-hati karena agak susah mencari restoran halal di Korea; perjalanan masih berlanjut menuju morningcalm garden. Lagi-lagi kami harus berjalan kaki, tetapi melihat keindahan taman yang ditanami aneka bunga warna warni di sepanjang sungai kecil yang kita telusuri rasa lelah

Upload: ida-mintarina

Post on 21-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PERJALANAN KE NEGERI GINSENGTiba di Incheon hari senin akhir Agustus saya disambut gerimis kecil yang membuat pemandangan sedikit berkabut. Saat itu korea selatan sedang musim panas tapi setiap hari yang terlihat adalah orang orang yang berjalan di bawah hujan dengan payung warna warni.; ya negeri ginseng ini adalah negeri dinamis dengan banyak pejalan kaki. Pemandangan umum adalah para pekerja dengan payung dan telinga tersumbat earphone.Perjalanan saya dan teman-teman kali ini tidak sepenuhnya liburan, kami datang ke Korea dalam rangka symposium pemanfaatan biomassa dan energi terbarukan ke 8. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang kali ini dihadiri oleh perwakilan dari Indonesia, Thailand, Malaysia,Vietnam dan tentu saja Korea sebagai tuan rumah. Saya beruntung bergabung dalam delegasi indonesia yang berjumlah 13 orang 7 dari Universitas Mulawarman dan 6 dari Institut Sepuluh November Surabaya.Namun pasti ada agenda perjalanan wisata setelah seminar yang tentu saja tidak akan kami lewatkan. Tour di mulai dari seputar kampus Korea University rabu sore setelah semua sesi presentasi terselesaikan. Kampus yang berdiri sejak 1905 ini memiliki banyak bangunan cantik . Bangunan pertama(main campus) masih menunjukkan pengaruh penjajahan inggris karena bergaya eropa. Di dekatnya terdapat sebuah musium yang dibangun oleh perusahaan elektronik samsung pada 100 tahun berdirinya kampus. Selebihnya adalah bangunan-bangunan baru yang sangat modern dengan berbagai fasilitas di ruang bawah tanah. Mahasiswa dimanjakan dengan mall, caffe shop dan perpustakaan yang dilengkapi fasilitas internet yang buka selama 24 jam .Kamis pagi kami mengunjungi Naminara Island. Pulau tempat pembuatan drama terkenal winter sonata ini terletak di tengah sungai. Meski hanya berukuran 1 km persegi pulau ini juga cukup lengkap fasilitasnya ada resto-resto bergaya country, perpustakaan, souvenir shop dan mushola. Fery yang menyeberangkan penumpang selalu penuh sesak oleh turis lokal maupun mancanegara meski hujan turun cukup deras sepanjang hari.Setelah makan siang; urusan makan kami ekstra hati-hati karena agak susah mencari restoran halal di Korea; perjalanan masih berlanjut menuju morningcalm garden. Lagi-lagi kami harus berjalan kaki, tetapi melihat keindahan taman yang ditanami aneka bunga warna warni di sepanjang sungai kecil yang kita telusuri rasa lelah menjadi hilang. Suara gemericik air dan pemandangan cantik seperti dalam lukisan, taman bonsai yang berisi koleksi bonsai berumur ratusan tahun membuat kami terkagum-kagum. Sungguh hasil kerja keras dan ketelatenan bahkan saat hujan pun bagian perawatan tetap melakukan tugasnya memangkas dahan-dahan yang tumbuh tidak teratur. Etos kerja yang patut diacungi jempol.Tanpa terasa sudah hampir satu minggu kami berada di negeri produsen mobil Hyundai ini, hari jumat adalah hari bebas . Kami sempatkan berwisata mandiri menuju Seoul tower dan berbelanja. Dari tower pemandangan kota dari ketinggian bisa kita nikmati. Keunikan tempat ini adalah pelatarannya yang penuh dengan gembok berisi harapan tentang keabadian cinta. Pemuda pemudi korea percaya siapapun yang datang ke sana dapat menuliskan namanya dan nama pasangannya di sebuah gembok kemudian membuang kuncinya dengan harapan cinta kasih mereka akan abadi selamanya. So sweet. Saya juga tergoda untuk membeli gembok cantik tapi tidak saya pasang di sana melainkan saya bawa pulang sebagai souvenir kenangan pernah mengunjungi negeri ginseng. Terakhir berbelanja. Beberapa pasar yang direkomendasikan adalah Insadong dan Dongdaemun. Kami memilih Dongdaemun karena hampir semua yang kami inginkan ada di sana dengan harga yang terjangkau. Gantungan kunci, boneka, magnet kulkas, alat tulis dan kalender K-Pop pesanan putra-putri tercinta dan tentu saja ginseng memenuhi tas belanja kami. Setelah uang won yang kami tukarkan habis (1 won setara hampir Rp. 13,00) barulah kami kembali ke penginapan. Sabtu pagi kami kembali ke tanah air lewat Kuala Lumpur. Harapan saya suatu ketika saya dapat kembali mengunjungi negeri ini bersama orang-orang yang saya sayangi.Penulis : Ida Mintarina NulfitaGuru SMAN 1 Padangan Bojonegoro Jl. Dr. Sutomo No.02 Email : [email protected]