perjuangan bangsa dan semangat kebangsaan

Upload: didik-subroto

Post on 12-Oct-2015

204 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perjuangan bangsa

TRANSCRIPT

PERJUANGAN BANGSA DAN SEMANGAT KEBANGSAANI.PENDAHULUANUraian dalam makalah ini akan dipusatkan pada pembahasan sejarah perjuangan bangsa dan semangat kebangsaan yang tumbuh untuk mencapai kemerdekaan hingga terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apa dan mengapa perlu mengetahui dan mengembangkan sejarah peruangan dan semangat kebangsaan dalam pendidikan kewarganegaraan? Tugas Pkn, khususnya dalam mengembangkan pendidikan demokrasi, adalah mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), tangung jawab warga negara (civic responsibility) dan partisipasi warga negara (civic participation). Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional melaikan juga dalam dimensi spiritual, emosional dan sosial.

Agar semua ciri warga negara dalam paradigma baru Pkn yang multidimensional ini dapat terwujud dan tercapai, maka aspek sejarah kebangsaan dari warga negara tidak boleh dilupakan. Karena dengan mengetahui dan mau belajar sejarah, maka suatu bangsa diharapkan dapat bersikap dan berperilaku cerdas baik secara rasional, spiritual, emosional maupun sosial. Sasaran lebih jauh, seseorang yang mengetahui dan mau belajar dari sejarah, yakni mengambil makna dan hikmah dari sejarah maka akan semakin bijak dalam bertindak dan mahir dalam mengambil keputusan.

Sejarah perjuangan bangsa dan semangat kebangsaan suatu bangsa akan terus dipelajari, dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Hal ini akan dilakukan oleh bangsa manapun karena apabila suatu bangsa tidak mengetahui sejarah bangsanya sendiri, maka bangsa tersebut akan kehilangan arah kehidupan menuju masa depan. Presiden Soekarno pernah menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghormati jasa-jasa para pahlawan. Dari pernyataan ini tersirat betapa pentingnya generasi sekarang mengetahui sejarah bangsanya. Oleh karena itu dalam pendidikan kewarganegaraan, sejarah perlu dibelajarkan dan dikaji secara kritis sedangkan semangat kebangsaan perlu terus dipelajari dan disegarkan karena dimensi ini akan mengalami pasang surut. Suatu praktek kehidupan masyarakat yang demokratis tidak diturunkan dengan sendirinya melainkan harus dipelajari melalui proses pendidikan.

Pentingnya pengetahuan sejarah bagi suatu bangsa tidak diragukan lagi. Namun ada hal lain yang lebih penting untuk kepentingan proses pembelajaran, pengetahuan dan penerapan, yakni proses pembentukan peserta didik agar menjadi warga negara yang mengetahui sejarah bangsanya dan mau bersikap yang menunjukkan rasa semangat kebangsaan yang besar dan belajar dari sejarah pelaksanaan proses pembelajaran ini merupakan tugas kita.

II.RUMUSAN MASALAHA. Apa, Kapan dan Bagaimana Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan?B. Apa dan Mengapa Terjadi Perjuangan Kebangsaan?C. Apa dan Untuk Apa Sejarah Perjuangan Bangsa dan Semangat Kebangsaan?D. Bagaimana Penerapan Semangat Kebangsaan dalam Kehidupan Sehari-hari?III.PEMBAHASANA. Apa, Kapan Dan Bagaimana Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan?Ada dua substansi pertanyaan materi dalam uraian di bawah ini. Pertama, apa, kapan dan bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia itu? Kedua, apa dan untuk apa semangat kebangsaan itu? Untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu perlu ada pembatasan pengertian atau istilah dalam membahas sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan semangat kebangsaan ini. Ada dua konsep kunci (key concept), yaitu perjuangan bangsa dan kebangsaan. Istilah ini sudah banyak diterapkan dalam berbagai konteks atau aktivitas. Setidaknya ada tiga pengertian perjuangan secara harfiah:

1) Istilah perjuangan identik dengan perkelahian untuk merebut sesuatu atau peperangan untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan;

2) Perjuangan berarti usaha yang penuh dengan kesulitan dan bahaya;

3) Dalam konteks politik, perjuangan berarti wujud interaksi sosial, termasuk persaingan, pelanggaran dan konflik.

Sedangkan konsep kebangsaan menunjukkan ciri-ciri yang menandai golongan bangsa (nation) atau kesadaran diri sebagai warga negara dari suatu negara tertentu. Faham yang mendasarkan diri pada perasaan kebangsaan, atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri disebut nasionalisme. Termasuk dalam kategori manakah pengertian perjuangan bangsa Indonesia dalam konteks sejarah yang akan diuraikan di bawah ini? Untuk menjawab pertayaan ini ada baiknya mengikuti uraian berikut ini.

Dua konsep, perjuangan bangsa Indonesia dan semangat kebangsaan, sebenarnya tidak dapat dipisahkan dalam proses perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa sejarah yang menunjukkan perjuangan dan semangat kebangsaan terjadi secara bersamaan dan tidak dapat dipisahkan. Hal yang perlu ada pembatasan adalah sejak kapan dimulainya perjuangan bangsa Indonesia dan munculnya semangat kebangsaan itu? Mengingat terlalu luasnya istilah perjuangan bangsa Indonesia, maka dalam pembahasan ini perjuangan bangsa Indonesia yang dimaksud adalah perjuangan bangsa Indonesia melalui pergerakan rakyat dan organisasi kemasyarakatan maupun politik untuk menjadi suatu bangsa dan negara yang merdeka. Apabila pembatasan ini yang dijadikan kriteria maka pembahasan sejarah perjuangan dimulai sejak munculnya kesadaran berbangsa atau kebangkitan nasional, yakni sejak awal abad ke -20 dan mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 yakni saat diproklamirkannya kemerdekaan Negara Republik Indonesia oleh Ir Soekarno.

Menurut Surdjomihardjo (1989), perjuangan bangsa untuk mencapai kemerdekaan di negara-negara Asia yang pernah mengalami proses penjajahan, pada umumnya mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke -20, yakni melalui proses dekolonisasi antara tahun 1945 - 1955. Negara-negara yang merdeka pada periode tersebut selain Indonesia adalah Libanon dan Syria (21 Juni 1945), Yordania (22 Maret 1946), Filipina (4 Julu 1946), India dan Pakistan (15 Agustus 1947), Burma atau Myanmar (4 Januari 1948), Srilanka (4 Februari 1948), Indo Cina atau Vietnam (20 Juli 1954). Dan masih banyaklagi Negara-negara lain yang merdeka terutama setelah diadakannya Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Perjuangan untuk melepaskan diri dari kungkungan penjajah telah dilakukan diberbagai daerah di nusantara jauh sebelum abad ke -20. Hanya perjuanganya belumlah bersifat nasional aatau kebangsaan untuk membentuk suatu negara bangsa. Perjuangan dilakukan oleh sejumlah kerajaan untuk mengusir penjajah dari daerah/kerajaan tertentu secara lokal sehingga sering disebut perjuangan kedaerahan/lokal.

Pada tahun 1920-an, ada lagi peristiwa penting terjadi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju suatu negara kesatuan adalah munculnya sebagai organisasi pemuda dari berbagai wilayah di nusantara yang menyatakankeinginan untuk bersatusebagai suatu bangsa. Garakan ini kemudian diawali dengan berdirinya Jong Jva yang disebut juga Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia). Perkumpulan pemuda ini merupakan perkumpulan kaum kaum laki-laki pertama yang didirikan di jakarta tahun 1915. Selanjutnya disusul pula oleh Jong Sumatranen Bond yang didirikan tahun 1917. Tujuannya adalah memperkokoh hubungan ikatan diantara murid-murid asal sumatra dan menanam keinsyafan bahwa mereka kelak akan menjadi pemimpin. Jong Islamietan Bond (JIB), ialah perkumpulan baru yang didirikan oleh orang-orang yang keluar dari Jong Java yang merasa gagal memajukan Islam dalam wadah Jong Java. JIB yang diketahui oleh R.Sam dan Haji Agus Salim sebagai penasihat bertujuan memajukan tentang Islam, hidup secara Islam dan persatuan Islam. Perkumpulan pemuda lainya yang berdasarkan kedaerahan meliputi Jong Minahasa, Jong Ambon dan Jong Celebes.

Upaya kelompok pemuda yang dirintis sejakmlama itu mencetuskan sita-citanya dalam suatu Kongres Pemuda ke II di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928. Isi pernyataan para pemuda yang berasal dari seluruh organisasi kepemudaan ini menanamkan suatu cita-cita Indonesia Besatu.

Isi pernyataan yang dikenal pula dengan istilah Sumpah Pemua itu berbunyi:

KAMI BANGSA INDONESIA MENGAKU BERTANAH AIR YANG SATU TANAH AIR INDONESIA, KAMI BANGSA INDONESIA MENGAKU BERBANGSA YANG SATU BANGSA INDONESIA, KAMI BANGSA INDONESIA MENGAKU BERBAHASA SATU BAHASA INDONESIA.

B. Apa dan Mengapa Terjadi Perjuangan Kebangsaan?Bangsa, seperti yang dikemukakan oleh Ernest Renan, adalah sekelompok masyarakat yang bersatu atau dipersatukan oleh adanya persamaan nasib dan pengalaman di masa lampau dan mempunyai cita-cita serta tujuan yang sama untuk kehidupan di masa depan. Definisi ini sangat tepat apabila diterapkan untuk kondisi bangsa Indonesia. Sehingga adanya perjuangan dari seluruh rakyat Indonesia untuk membentuk suatu bangsa (Indonesia), pada hakekatnya karena ada persamaan nasib, yakni sebagai orang-orang yang terjajah oleh bangsa barat.

Hampir semua orang yang di wilayah nusantara ini merasakan bagaimana sakit dan penderitaan selama dalam alam penjajahan. Misalnya, tanam paksa (culture stelsel) oleh Van Der Bosch tahun 1828, seorang Gubernur Jenderal kepercayaan Ratu Wilhelm dalam pemerintahan Hindia Belanda. Sistem tanam paksa mewajibkan rakyat menanami sebagian dari sawah dan atau ladangnya dengan tanaman yang ditentukan oleh pemerintah Hindia Belanda dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda.

Adapun pokok-pokok peraturan tanam paksa itu sebagai berikut:

1) Petani diwajibkan menyediakan 1/5 dari tanahnya yang akan ditanami oleh tanaman wajib, yang akan diperdagangkan oleh pemerintah. Tanaman wajib itu berupa taruma (nila), tebu, tembakau, kopi.

2) Hasil tanaman wajib diserahkan kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemrintah.

3) Tanah yang dikenakan tanaman wajib dibebaskan dari pajak tanah.

4) Tenaga yang diperuntukkan bagi pemeliharaan tanaman wajib, tidak boleh melebihi tenaga kerja demi penggarapan tanah.

5) Mereka yang tidak memiliki tanah, dikenakan wajib kerja diperkebunan selama 65 hari setahunnya.

6) Kerusakan tanaman wajib diluar kesalahan petani ditanggung oleh pemerintah.

Namun demikian, ditengah-tengah penderitaan rakyat Indonesia akibat praktek cultur stelsel sedangkan di negeri belanda sendiri terjadi proses pembangunan besar-besaran hasil keringat rakyat di nusantara yang mengalami proses pembodohan dan pemiskinan, muncul pula suara-suara yang ingin membela rakyat jajahan di parlemen Belanda terutama dari partai liberal yang memenangkan pemilu pada saat itu. Orang-orang yang menaruh simpatik atas penderitaan rakyat di nusantara itu adalah:

1) Baron Van Houvell, seorang pendeta yang bekerja bertahun-tahun di wilayah nusantara sehingga tahu kondisi rakyat di tanah air saat ini. Ketika kembali ke nageri Belanda, ia menjadi anggota parlemen dan membeberkan tentang kesengsaraan rakyat di Indonesia.

2) Eduard Douwes Dekker, terkenal dengan nama samaran Multatuli, bekas Asisten Residen Lebak yang minta berhenti karena tidak tahan dengan kesengsaraan rakyat lebak akibat penjajahan Belanda. Dalam bukunya Max Hevelaar yang ditulis tahun 1860 menggambarkan bagaimana penderitaan rakyat Banten akibat penjajahan Belanda.

3) Mr. Van Deventer, yang gigih berani membela kepentingan rakyat Indonesia dan berpendapat bahwa Belanda mempunyai hutang budi kepada seluruh rakyat Indonesia. Hutang ini harus dibayar oleh Belanda dan ia mengusulkan agar Belanda menerapkan Etische Politik, ialah politik balas budi yang terdiri atas tiga progam: edukasi, transmigrasi, dan irigasi. Semua program ini hendaknya dilaksanakan hanya semata-mata untuk mmembantu rakyat indonesia. Namun kenyataannya jauh dari harapan rakyat Indonesia yang selama ini telah diharapkan dan dinantikan.

Sejak inilah muncullah kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat di nusantara yang sama-sama dalam penjajahan. A.K. Pringgodogdo (1991) membagi masa perjuangan di Indonesia atas lima dimensi, yakni:

1) Pergerakan politik;

2) Pergerakan Serekat Sekerja;

3) Pergerakan keagamaan;

4) Pergerakan wanita; dan

5) Pergerakan pemuda.[1]Pengertian Wawasan KebangsaanIstilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu Wawasan dan Kebangsaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) dinyatakan bahwa secara etimologis istilah wawasan berarti: (1) hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat juga berarti (2) konsepsi cara pandang. Wawasan Kebangsaan sangat identik dengan Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan (Suhady dan Sinaga, 2006).

Kebangsaan berasal dari kata bangsa yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) berarti kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan kebangsaan mengandung arti (1) ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, (2) perihal bangsa; mengenai (yang bertalian dengan) bangsa, (3) kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara.

Dengan demikian wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesatuan atau integrasi nasional bersifat kultural dan tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu kesatuan ideologi, kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.

Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai potensi bangsa.

Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternal (Suhady dan Sinaga, 2006).

Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara kita sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau dengan kata lain bagaimana kita memahami Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan POLEKSOSBUD dan HANKAM.

b).Wawasan Kebangsaan IndonesiaKonsep kebangsaan merupakan hal yang sangat mendasar bagi bangsa Indonesia. Dalam kenyataannya konsep kebangsaan itu telah dijadikan dasar negara dan ideologi nasional yang terumus di dalam Pancasila sebagaimana terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945. Konsep kebangsaan itulah yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini.

Dorongan yang melahirkan kebangsaan kita bersumber dari perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan, memulihkan martabat kita sebagai manusia. Wawasan kebangsaan Indonesia menolak segala diskriminasi suku, ras, asal-usul, keturunan, warna kulit, kedaerahan, golongan, agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedudukan maupun status sosial. Konsep kebangsaan kita bertujuan membangun dan mengembangkan persatuan dan kesatuan.

Dalam zaman Kebangkitan Nasional 1908 yang dipelopori oleh Budi Utomo menjadi tonggak terjadinya proses Bhineka Tunggal Ika. Berdirinya Budi Utomo telah mendorong terjadinya gerakan-gerakan atau organisasi-organisasi yang sangat majemuk, baik di pandang dari tujuan maupun dasarnya.

Dengan Sumpah Pemuda, gerakan Kebangkitan Nasional, khususnya kaum pemuda berusaha memadukan kebhinnekaan dengan ketunggalikaan. Kemajemukan, keanekaragaman seperti suku bangsa , adat istiadat, kebudayaan, bahasa daerah, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tetap ada dan dihormati.

Wawasan kebangsaan Indonesia tidak mengenal adanya warga negara kelas satu, kelas dua, mayoritas atau minoritas. Hal ini antara lain dibuktikan dengan tidak dipergunakannya bahasa Jawa misalnya, sebagai bahasa nasional tetapi justru bahasa melayu yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia.

Derasnya pengaruh globalisasi, bukan mustahil akan memporak porandakan adat budaya yang menjadi jati diri kita sebagai suatu bangsa dan akan melemahkan paham nasionalisme. Paham nasionalisme adalah suatu paham yang menyatakan bahwa loyalitas tertinggi terhadap masalah duniawi dari setiap warga bangsa ditunjukan kepada negara dan bangsa.

Meskipun dalam awal pertumbuhan nasionalisme diwarnai oleh slogan yang sangat terkenal, yaitu: liberty, equality, fraternality, yang merupakan pangkal tolak nasionalisme yang demokratis, namun dalam perkembangannya nasionalisme pada setiap bangsa sangat diwarnai oleh nilai-nilai dasar yang berkembang dalam masyarakatnya masing-masing, sehingga memberikan ciri khas bagi masing-masing bangsa.

Wawasan kebangsaan Indonesia menjadikan bangsa yang tidak dapat mengisolasi diri dari bangsa lain yang menjiwai semangat bangsa bahari yang terimplementasikan menjadi wawasan nusantara bahwa wilayah laut Indonesia adalah bagian dari wilayah negara kepulauan yang diakui dunia. Wawasan kebangsaan merupakan pandangan yang menyatakan negara Indonesia merupakan satu kesatuan dipandang dari semua aspek sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam mendayagunakan konstelasi Indonesia, sejarah dan kondisi sosial budaya untuk mengejawantahan semua dorongan dan rangsangan dalam usaha mencapai perwujudan aspirasi bangsa dan tujuan nasional yang mencakup kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, kesatuan pertahanan keamanan (Suhady dan Sinaga, 2006).

Wawasan kebangsaan Indonesia yang menjadi sumber perumusan kebijakan desentralisasi pemerintahan dan pembangunan dalam rangka pengembangan otonomi daerah harus dapat mencegah disintegrasi / pemecahan negara kesatuan, mencegah merongrong wibawa pemerintah pusat, mencegah timbulnya pertentangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Melalui upaya tersebut diharapkan dapat terwujud pemerintah pusat yang bersih dan akuntabel dan pemerintah daerah yang tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan daya saing yang sehat antar daerah dengan terwujudnya kesatuan ekonomi, kokohnya kesatuan politik, berkembangnya kesatuan budaya yang memerlukan warga bangsa yang kompak dan bersatu dengan ciri kebangsaan, netralitas birokrasi pemerintahan yang berwawasan kebangsaan, sistem pendidikan yang menghasilkan kader pembangunan berwawasan kebangsaan.

Wawasan kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa Indonesia untuk proaktif mengantisipasi perkembangan lingkungan stratejik dengan memberi contoh bagi bangsa lain dalam membina identitas, kemandirian dan menghadapi tantangan dari luar tanpa konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa eksistensi bangsa merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilai kemanusiaan yang beradab (Sumitro dalam Suhady dan Sinaga, 2006).

Akhirnya, bagi bangsa Indonesia, untuk memahami bagaimana wawasan kebangsaan perlu memahami secara mendalam falsafah Pancasila yang mengandung nilai-nilai dasar yang akhirnya dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku yang bermuara pada terbentuknya karakter bangsa.

c)Makna Wawasan KebangsaanWawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna: (1). Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan; (2). Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan; (3). Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik; (4). Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengah-c) Makna Wawasan Kebangsaan Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna: (1). Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan; (2). Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan; (3). Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik; (4). Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengah-tengah tata kehidupan di dunia; (5). NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.

d)Nilai Dasar Wawasan KebangsaanNilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki enam dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu: (1). Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;(2). Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merkeka, dan besatu; (3). Cinta akan tanah air dan bangsa; (4). Demokrasi atau kedaulatan rakyat; (5). Kesetiakawanan sosial; (6). Masyarakat adil-makmur.