perjuangan organisasi
TRANSCRIPT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Sejarah)
Satuan Pendidikan Kelas/Semester
Mata pelajaran Tema/Subtema
Topik Alokasi Waktu Pertemuan ke
: :
: :
: : :
SMK Muhammadiyah Kota Solok XI / I
Sejarah Indonesia Membangun Jati Diri Keindonesiaan
Menuju Sumpah Pemuda 2 x 45 Menit 16
A. Kompetensi Inti (KI)
a. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
b. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
c. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
d. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam
perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia.
1.1.1 Menganalisis proses terjadinya Kongres Pemuda I
1.1.2 Melalui eksplorasi di internet peserta didik menganalisis Kongers
Pemuda II dan lahirnya Sumpah Pemuda
1.1.3 Melalui membaca buku teks sejarah peserta didik menghayati
nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda
2.1 Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa
dengan bercermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah.
2.2 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para
pejuang dalam mewujudkan cita-cita mendirikan negara dan bangsa
Indonesia dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.1 Menganalisis Perkembangan Menuju Sumpah Pemuda
2.1 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para
pejuang untuk meraih kemerdekaan dan menunjukkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2.5 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah
3.2 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa barat
(Portugis, Belanda, Inggris) di Indonesia 4.2 Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan
bangsa barat di Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
C. Tujuan Pembelajaran
3.2.1 Melalui membaca buku teks sejarah peserta didik mampu menganalisis
proses terjadinya Kongres Pemuda I
3.2.2 Melalui eksplorasi di internet peserta didik menganalisis Kongers Pemuda
II dan lahirnya Sumpah Pemuda
3.2.3 Melalui membaca buku teks sejarah peserta didik menganalisis
menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
a. Lata belakang perlunya Kongeres Pemuda II dan lahirnya Sumpah
Pemuda
b. Memberikan pemahaman kepada siswa bahwa dengan bersatunya
berbagai elemen bangsa mempermudah untuk mendorong lahirnya
kemerdekaan 2. Materi Konsep
a. Munculnya semangat Persatuan dari berbagai daerah yang diawali
dari organisasi perkumpulan pemuda 3. Materi Prinsip
a. Melatih peserta didik berpikir kritis dan bahkan dapat menggali
nilai-nilai kejuangan yang dapat kita jadikan cermin kehidupan.
Terlampir
4. Prosedural
1) Analisis isi materi/topik dari artikel koran, bacaan teks, dan video
pembelajaran
2) Terobosan baru/ide kreatif tentang upaya menghindari penjajahan
yang dilakukan pihak asing dalam berbagai bidang untuk kondisi
Indonesia sekarang
Terlampir
E. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Diskusi kelompok
2. Metode Pembelajaran : Cooperative Learning
3. Pendekatan : Sceintific scientific, dengan langkah-
langkah: mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
a. Media : Infocus, Gambar Peta, Video Peninggalan Jejak Kolonial,
Powerpoint
b. Alat / Bahan : alat tulis dan gambar, seperangkat komputer, jaringan
komputer,
c. Sumber Belajar :
a. KemdikbudRI. 2013. Buku Guru, Sejarah Indonesia Kelas XI.
Jakarta: Kemdikbud
b. Kemdikbud RI. 2013. Buku Siswa, Sejarah Indonesia Kelas XI.
Jakarta: Kemdikbud
c. Mustopo, M.H. 2007. Sejarah Kelas XI IPS. Jakarta : Yudistira.
d. Bacaan teks tentang pelestarian kebudayaan Islam di Indonesia.
e. Video pembelajaran sejarah “Peninggalan Kolonialisme dan
Imperialisme di Indonesia”.
f. Gambar peta jalur pelayaran samudera ke dunia Timur
G. Kegiatan Pembelajaran
RINCIAN KEGIATAN WAKTU
Pendahuluan a. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses
belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas,
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan.
b. Guru menyampaikan topik pembelajaran dan tujuan serta kompetensi yang perlu dimiliki.
c. Guru juga memberi motivasi dan menegaskan pentingnya
topic pembelajaran “Menuju Sumpah Pemuda” d. Guru membagi menjadi delapan kelompok : kelompok I, II,
III, IV, V, VI,VII dan VIII.
10 menit
Kegiatan Inti Mengamati :
a. Sebelum mulai kegiatan kelompok, guru menunjukkan
beberapa gambar/foto.
Menanya
60 menit
RINCIAN KEGIATAN WAKTU
b. Guru meminta para peserta didik mengamati gambar-gambar yang ditayangkan itu dengan cermat.
c. Guru mendorong peserta didik untuk bertanya tentang sesuatu hal yang terkait dengan gambar-gambar yang baru
saja ditayangkan. Beberapa pertanyaan yang muncul yang relevan dan signifikan kaitannya dengan topik pembelajaran akan diskusikan di kelompok.
d. Guru memberi komentar tentang beberapa pertanyaan yang muncul, untuk kemudian mengaitkan dengan pembahasan
topik pembelajaran “Munculnya Ruh Kebangsaan dan Nasionalisme.”, dilanjutkan guru memberi pengantar singkat tentang topic pembelajaran tentang Sumpah
Pemuda. Peristiwa Sumpah Pemuda merupakan peristiwa dan tonggak sejarah yang sangat penting dalam sejarah
panjang perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialimse.
e. Peristiwa yang terjadi pada Kongres II, 28 Oktober 1928
merupakan hasil perjuangan para pemuda Indonesia dengan dukungan berbagai pihak. Dengan Sumpah Pemuda itu,
telah lahir sebuah ikrar dan tekad untuk bersatu seluruh komponen bangsa demi kejayaan nusa dan bangsa. Nama dan eksistensi Indonesia mulai diangkat sebagai identitas
nasional. Untuk menggali lebih jauh bagaimana sejarah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya lakukan kajian secara mendalam bersama anggota kelompok!
Mengumpulkan informasi
Peserta didik melakukan eksplorasi dan penalaran melalui Kelompok I dan II mendiskusikan dan merumuskan tentang
peristiwa Kongres I tahun 1926 dan makna kejuangannya. Kelompok III dan IV mendiskusikan dan merumuskan tentang Kongres Pemuda II dan dan nilai kejuangannya. Kelompok V
dan VI menelaah makna Teks Sumpah Pemuda dan menggali serta merumuskan nilai-nilai yang terkandung dalam isi Sumpah
Pemuda. Kelompok VII dan VIII mendiskusikan tentang bangkitnya nasionalisme modern dan makna kejuangannya.
Mengasosiasi
Masing-masing kelompok kemudian mempresentasikan hasil rumusan diskusi kelompok. Kelompok yang belum mendapat
giliran member masukan kepada kelompok penyaji.
Mengomunikasikan
Setiap kelompok menyimpulkan tentang materi pembelajaran
tentang organisasi pergerakan awal kemerdekaan
Penutup
RINCIAN KEGIATAN WAKTU
a. Guru memberikan ulasan singkat tentang materi yang baru
saja Didiskusikan b. Guru dapat menanyakan apakah peserta didik sudah
memahami materi tersebut. c. Guru memberikan pertanyaan lisan secara acak kepada
peserta didik untuk mendapatkan umpan balik atas
pembelajaran yang baru saja berlangsung, misalnya : 1) Apa keputusan Kongres Pemuda I tahun 1926.?
2) Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam peristiwa dan isi Sumpah Pemuda?
3) Bagaimana peran Cokroaminoto dalam membina diri
Sukarno ? d. Sebagai refleksi guru bersama peserta didik menyimpulkan
tentang pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh setelah belajar topic ini. Guru menegaskan
pentingnya nilai-nilai nasionalisme, persatuan, keuletan dan kerja keras dan minta kepada para peserta didik untuik
mengamalkan nilai-nilai, misalnya diujudkan saling membina persatuan dan rajin belajar/kerja keras.
e. Pelajaran diakhiri dengan menyanyi bersama Lagu Satu
Nusa satu bangsa seperti di atas. Tugas rumah.
a. Membuat karya tulis dengan judul : Sukarno: Dari
Sukamiskin sampai Ende! b. Membuat puisi tentang Sumpah Pemuda!
15 menit
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Mekanisme dan Prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan
melalui observasi kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis.
Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen Penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus
utama pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan
fokus utama pada aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi
presentasi. Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian
dengan fokus utama pada kualitas visual, sistematika sajian data,
kejujuran, dan jawaban pertanyaan.
Solok, Nopember 2014
Mengetahui
WAKA KURIKULUM
Lusiana Tresia S.E
Guru Mata Pelajaran
Sejarah Indonesia
Lili Suryani S.Pd
Lampiran Materi
Menuju Sumpah Pemuda
Gerakan Pemuda
Munculnya elit baru di kalangan kaum muda terpelajar, memunculkan pahaman
baru di kalangan mereka. Kalangan elit baru itu lebih cenderung memilih pekerjaan
sebagai guru, penerjemah, dokter, pengacara, dan wartawan. Munculnya elit baru itu
memunculkan pemahaman kebangsaan.
Tujuh tahun setelah didirikannya Budi Utomo, pemuda Indonesia mul ai bangkit
meskipun dalam loyalitas kepulauan. Perubahan pesat dan radikal dari organisasi -
organisasi pemuda saat itu semakin meluas untuk mencapai cita-cita persatuan. Maka
pada 30 April – 2 Mei 1926, diadakannya rapat besar pemuda di Jakarta, yang kemudian
dikenal dengan Kongres Pemuda Pertama. Kongres itu diketuai oleh M. Tabrani. Tujuan
kongres itu adalah untuk mencapai perkumpulan pemuda yang tunggal, yaitu
membentuk suatu badan sentral dengan maksud memajukan paham persatuan
kebangsaan dan mempererat hubungan antara semua perkumpulan-perkumpulan
pemuda kebangsaan.
Gagasan-gagasan persatuan dibicarakan dalam kongres itu. Soemarto misalnya, tampil
sebagai pembicara dengan topik “Gagasan Persatuan Indonesia”. Bahder Djohan tampil
dengan topik “Kedudukan Wanita dalam Masyarakat Indonesia”. Nona Adam yang
menyampaikan gagasannya tentang “Kedudukan Kaum Wanita”. Djaksodipoero
berbicara tentang “Rapak Lumuh”. Paul Pinontoan berbicara tentang “Tugas Agama di
dalam Pergerakan Nasional”. Muhammad Yamin berbicara tentang “Kemungkinan
Perkembangan Bahasa-Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia di Masa Mendatang”.
Gagasan yang disampaikan oleh Yamin dalam kongres itu merupakan pengulangan dari
pidatonya yang disampaikan dalam Lustrum I Jong Sumatranen Bond. Saat itu pidato
Yamin mendapat komentar dari Prof. Dr. Hooykes, bahwa kelak Yamin menjadi pelopor
bagi usaha penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar dan pergaulan di
Indonesia, dan bahasa Belanda akan terdesak oleh karenanya.
Keputusan mendasar dari Kongres Pemuda I adalah kongres mengakui dan menerima
cita-cita persatuan Indonesia. meskipun belum dinyatakan dengan jelas. Sebagai
tindaklanjut dari kongres itu Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong
Celebes, Jong Batas, Sekar Rukun, Vereeniging voor Ambonsche Studeerenden dan
Komite Kongres Pemuda I mengadakan pertemuan, pada 15 Agustus 1926. Pertemuan
itu belum membawa hasil yang berarti. Kemudian dibentuklah anggaran organisasi baru
yang bernama Jong Indonesia (Pemuda Indonesia). organisasi baru itu bertujuan untuk
menanamkan cita-cita persatuan Indonesia.
Sementara itu untuk menghapus penjajahan yang merugikan rakyat Indonesia
dibentuklah Perhimpunan Pelajar-Pelajar di Indonesia (PPPI) di Jakarta, September 1926.
PPPI bertujuan untuk memperjuangkan Indonesia merdeka. Cita-cita hanya dapat
tercapai bila paham kedaerahan dihilangkan dan perselisihan pendapat diantara kaum
nasionalis harus dihapuskan. Aktivitas PPPI meliputi gerakan pemuda, sosial, dan politik.
Ketua perkumpulan
itu Soegondo Djojopoepito, tokoh-tokoh lainnya adalah Muh. Yamin, Abdullah Sigit,
Suwiryo, Sumitro Reksodiputro, A.K. Gani, Tamzil, Sunarko, Amir Syarifuddin, dan
Sumanang. Perhimpunan itu sering berkumpul di Indonesische Clubgebouw yang
terletak di Jl. Kramat No 106, Weltevreden. Mereka mempunyai hubungan antaranggota
yang sangat dekat dan tidak formal.
Pada 20 Februari 1927, pertemuan dilanjutkan, dalam pertemuan itu membahas
tentang fusi antarorganisasi pemuda, akan tetapi hasilnya belum maksimal. Persoalan
kedaerahan masih muncul pada saat itu. Pada tahun itu pula Jong Java mulai kehilangan
peran dominannya dalam gerakan pemuda. Peran itu kemudian diambil alih oleh PPPI
dan Jong Indonesia. Perjuangan pemuda dari tahun 1926-1928 berjalan dengan cepat.
Baik dari kalangan muda maupun kalangan tua memandang bahwa sudah waktunya
untuk bersatu. Bahkan untuk merapatkan barisan di tanah Hindia, para pelajar yang
terhimpun dalam Perhimpunan Indonesia kembali ke tanah air. Diantara mereka adalah
Sartono, Moh. Nazif, dan Mononutu. Selama dua tahun itulah para pemuda
mengadakan pertemuan secara intensif di Indonesische Clubgebouw.
Untuk mempersiapkan rapat tersebut, PPPI mengambil langkah untuk membentuk
panitia rapat pemuda dengan acara mengadakan rapat-rapat terbuka yang diisi dengan
ceramah yang menganjurkan dan menguatkan perasaan persatuan. Pada Juni 1928,
panitia kongres dibentuk. Ketua kongres dipilih Soegoendo Djojopoespito dari PPPI,
Wakil Ketua Djoko Marsaid dari Jong Java, dan Sekretaris Muh. Yamin dari Sumatranen
Bond.
Pada 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II dilaksanakan di gedung Indonesische
Clubgebouw. Saat itu kongres dihadir sekitar 1000 orang. Dalam kesempatan itu Muh.
Yamin menyampaikan pidatonya dengan judul “Dari Hal Persatoean dan Kebangsaan
Indonesia”. Pada hari kedua kongres dibicarakan tentang masalah-masalah pendidikan,
pembicara saat itu antara lain Ki Hadjar Dewantara, S. Mangoensarkoro, Djokosarwono,
Ramelan, Mr. Soenario, dan Poernomowoelan.
Dalam rapat-rapat di PPPI, Yamin selalu menentang ide fusi dari perkumpulan yang ada.
Sebagai pemuda Sumatera Yamin berkeinginan untuk memilih federasi dari
perkumpulan-perkumpulan yang ada. Keinginannya itu lebih cenderung agar
perkumpulan lebih bebas bergerak. Namun saat Kongres Pemuda berlangsung, Yamin
berubah pikiran, ketika itu Mr. Soenario sedang berpidato. Sebagai sekretaris, ia
memberi resolusi dalam rapat itu, yaitu menjunjung tinggi persatuan dan perkumpulan
pemuda yang ada. Adapun isi putusan tersebut adalah:
..........Kerapatan laloe mengambil kepoetoesan :
Pertama: Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe berbangsa
yang satoe bangsa Indonesia;
Kedoea: Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe berbangsa
yang satoe bangsa Jndonesia;
Ketiga: Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe
mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Keputusan pemuda-pemudi itu kemudian dikenal dengan Sumpah Pemuda, pada saat
itu pula dikumandangkannya lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman dan
bendera Merah Putih digunakan sebagai bendera Pusaka Bangsa Indonesia Peristiwa
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 itu merupakan puncak pergerakan nasional. Karena
itulah kita memperingatinya sebagai peristiwa bersejarah yang diperingati setiap tahun
hingga saat ini sebagai hari besar nasional. Putusan kongres itu menjiwa setiap
perkumpulan pemuda di Indonesia di kemudian hari. Selanjutnya organisasi -organisasi
pemuda itu mengadakan persiapan-persiapan untuk mengadakan fusi. Jong Java sebagai
organisasi terbesar dan tertua waktu itu, menyetujui ide fusi itu dalam Kongres ke-11,
tanggal 25-29 Desember 1928 di Yogyakarta. Sebagai kelanjutan kongres itu Jong Java
membubarkan diri dan bergabung dengan Indonesia Muda. Komisi Besar Indonesia
Muda kemudian menyelenggarakan kongres untuk mendirikan badan fusi yang bernama
Indonesia Muda di Gedung Habiprojo Surakarta yang diselenggarakan pada tanggal 28
Desember hingga 2 Januari 1931. Saat terbentuknya Indonesia Muda mempunyai 25
cabang di seluruh Indonesia, empat di Sumatera, 21 di Sulawesi. Yong Islamieten Bond
dan Pemuda Muslimin karena suatu alasan tidak ikut bergabung dalam organisasi
gabungan itu.
Dengan berdirinya Indonesia Muda secara otomatis perkumpulan Jong Java, Jong
Celebes, Perhimpunan Indonesia, dan Pemuda Sumatera membubarkan diri. Tampuk
pimpinan Indonesia Muda kemudian diserahkan kepada Pedoman Besar Indonesia
Muda. Tokoh-tokoh yang menandatangani deklarasi Indonesia Muda itu adalah Kuncara
Purbopranoto, Muhammad Yamin, Jusupadi, Sjahrial, Assat, Suwadji Prawirohardjo,
Adnan Gani, Tamzil, Sujadi, dan Pantouw. Indonesia Muda bertujuan membangun dan
mempertahankan keinsyafan antara anak bangsa yang bertanah air satu agar tercapai
Indonesia Raya.
Untuk mewujudkan tujuan itu dikembangkan sikap saling menghargai dan memelihara
persatuan semua anak Indonesia, dengan mengadakan kursus-kursus untuk
memberantas buta huruf, memajukan olah raga, dan lain sebaginya. Berdirinya
Indonesia Muda itu memberikan inspirasi kepada tokoh-tokoh pemuda lain untuk
mendirikan perjuangan yang lebih luas.
Perjuangan tidak saja menuntut hak-hak sosial, tetapi juga menuntut suatu
kemerdekaan bagi Indonesia Merdeka. Di samping itu Volksraad yang sudah didirikan
oleh pemerintah Belanda (1918) kemudian digunakan oleh pemuda Indonesia yang
tergabung didalamnya untuk membela kepentingan rakyat Indonesia.
Diadakannya Kongres Pemuda II yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda tersebut
nampaknya ikut semakin menyemangati perjuangan organisasi pergerakan perempuan
di Indonesia. Se-ide dengan pelaksanaan Kongres Pemuda II itu kemudian organisasi -
organisasi wanita yang telah berkembang di berbagai daerah di Indonsia itu
mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928, di Pendopo
Joyodipuro, Yogyakarta, yang dipimpin oleh Ny. R.A. Sukanto. Kongres itu diprakarsai
oleh Ny. Sukoto, Nyi Hajar Dewantara, dan Nn. Suyatin. Kongres itu bertujuan untuk
menjalin persatuan di antara perkumpulan wanita, dan memajukan wanita. Dalam
Kongres Perempuan Indonesia I itu dihadiri oleh 30 organisasi wanita. Kongres
Perempuan Indonesia I itu merupakan bagian penting bagi Kesatuan Pergerakan Wanita
Indonesia. Untuk mengenang sejarah kongres perempuan maka pada tanggal 22
Dsember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia.
Pada perkembangan selanjutnya organisasi itu berubah nama sebagai Perserikatan
Perhimpunan Istri Indonesia (PPPI). Perjuangan organisasi itu semakin kuat dengan
didirikannya Isteri Sedar dan Istri Indonesia. Isteri Sedar didirikan oleh Suwarni
Pringgodigdo (1930), di Bandung. Organisasi itu bertujuan meningkatkan kesadaran
wanita Indonesia untuk memperkokoh cita-cita Indonesia Merdeka. Organisasi ini
sejalan dengan PNI, yang menolak poligami. Selanjutnya Istri Indonesia didirikan 1932.
Organisasi itu didirikan berdasarkan nasionalisme dan demokrasi. Tujuan Istri Indonesia
adalah mencapai Indonesia Raya dan bersikap kooperatif terhadap pemerintah Belanda.
tokoh-tokoh organisasi itu adalah Ny. Sunaryo Mangunpuspito dan Maria Ulfah Santoso.
Kongres Perempuan I dan juga semakin meningkatnya gerakan organisasi wanita telah
ikut mendorong bagi kemajuan perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kejayaan
dan kemerdekaan.
Sementara itu gerakan organisasi pemuda terus mengalami kemajuan. Pada 31
Desember 1931, diselenggarakan rapat besar Indonesia Muda. Saat itu Indonesia Muda
resmi didirikan diiringi dengan upacara. Selanjutnya setiap cabang secara khusus ditanya
kesiapannya untuk mendirikan Indonesia Muda. Tepat pukul 12.00 WIB semua hadirin
diminta untuk berdiri dan piagam pendirian Indonesia Muda dibacakan. Pada saat itu
Panji-panji Indonesia Muda berkibar untuk selama-lamanya diiringi bunyi gamelan,
setelah gamelan berhenti semua pemuda yang hadir menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
Pada mulanya perkumpulan Indonesia Muda tidak diperbolehkan terlibat dalam politik.
Tekanan pemerintah terhadap larangan berpolitik mendorong anggota Indonesia Muda
untuk mendirikan perkumpulan lain. Pada 1931, orang-orang PNI Baru di Malang
mendirikan Suluh Pemuda Indonesia yang bercorak Marhaen. Partindo di Yogyakarta
mendirikan Persatuan Pemuda Rakyat Indonesia (Perpri). Dari perkumpulan Islam
misalnya, berdiri JIB bagian keputrian, Pemuda Muslim Indonesia, Pemuda
Muhammadiyah, Pemuda Perserikatan Ulama, Pemuda Persatuan Islam, dan Anshor
NU. Dari pemuda Kristen misalnya, lahir Persatuan Pergerakan Pemuda Kristen,
sementara pemuda Katholik melahirkan Mudo Katholik dari partai politik Suluh Pemuda
Indonesia, barisan Pemuda Gerindo, Jajasan Obor Pasundan. Perkumpulan lainnya
seperti, Taman Siswa, Persatuan Pemuda Teknik, Persatuan Putri Cirebon, Kebangunan
Sulawesi, dan Minangkabau.
Dalam gerakannya para pemuda itu melakukan kepanduan. Kepanduan itu berasal dari
kepanduan Jong Java, Pemuda Sumatera, dan organisasi pemuda lainnya. Kepanduan itu
mengambil azas dari kepanduan dunia, yang berisi tentang memberikan pelajaran dalam
bentuk segala permainan dan kecakapan pandu, untuk meningkatkan kesehatan para
pemuda. Disamping itu juga berdiri kepanduan berdasarkan kebangsaan dan
keagamaan, seperti Natipy, Hizbul Wathon, Siap, dan Kepanduan Rakyat Indonesia.
Instrumen (Terlampir)
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan menggunakan penilaian otentik yang meliputi
penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Format penilaian sebagai berikut
1. Penilaian pengetahuan:
2. Jelaskan keputusan Kongres Pemuda I tahun 1926 ! 3. Jelaskan bagaimana proses berlangsungnya Kongres Pemuda II! 4. Coba telaah secara kritis tentang isi Sumpah Pemuda dan bagaimana
makna dan dampaknya bagi perjuangan pergerakan kebangsaan Indonesia berikutnya!
5. Rumuskan nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dan maknanya bagi kehidupan bangsa Indonesia sekarang !
6. Jelaskan tentang bangkitnya nasionalisme modern pasca Sumpah
Pemuda! 7. Bagaimana penilaianmu tentang keprihatinan dan pengorbanan
Sukarno waktu dibuang ke Ende ?
Nilai = Jumlah skor
2. Penilaian sikap
No Nama Sikap
Spiritual
Sikap sosial Jumlah
Skor
Jujur
1-4
Kerjasama
1-4
Harga diri
1-4
Keterangan:
a. Sikap Spiritual
Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
Saling menghormati, toleransi
Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.
Rubrik pemberian skor:
4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
1 = jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut. b. Sikap Sosial.
1. Sikap jujur Rubrik pemberian skor
4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
1= jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut.
2. Sikap kerja sama Indikator sikap sosial “kerja sama”
Peduli kepada sesame
Saling membantu dalam hal kebaikan
Saling menghargai/ toleran
Ramah dengan sesama.
Rubrik pemberian skor
4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
1= jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan
tersebut.
3. Sikap Harga diri Indikator sikap sosial “harga diri”
Tidak suka dengan dominasi asing
Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
Cinta produk negeri sendiri
Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.
Rubrik pemberian skor
4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
1= jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut.
2. Penilaian keterampilan
Penilaian untuk kegiatan mengamati film/gambar pelayaran, petualangan
dan penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Barat yang akhirnya sampai di
Indonesia.
N
o
Nama Relevansi1-4 Kelengkapan
1-4
Kebahasaan
1-4
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
Nilai = Jumlah skor dibagi 3
Keterangan :
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik
mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat,
pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai
adalah HASIL pengamatan (berupa informasi) bukan CARA mengamati.
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian
kegiatan mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati
dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi
Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau
semakin sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukkan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-
fakta yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata
kalimat yang benar dan mudah dipahami).
c. Skor rentang antara 1 – 4
1. = Kurang
2. = Cukup
3. = Baik
4. = Amat Baik.
3. Penilaian untuk kegiatan diskusi kelompok
N
o
Nama Mengkomunikas
ikan 1-4
Mendengarkan
1-4
Berargumen
tasi 1-4
Berkontribusi
1-4
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
Nilai = jumlah skor dibagi 3 Keterangan :
a. Keterampilan mengomunikasikan adalah kemampuan peserta didik
untuk mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif.
b. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta
didik untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke
penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.
e. Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang
2. = Cukup
3. = Baik
4. = Amat Baik.
4. Penilaian presentasi
N
o
Nama Menjelaskan
1-4
Memvisualkan
1-4
Merespon 1-4 Jumlah Skor
1
2
3
4
5
Nilai = Jumlah skor dibagi 3
Keterangan :
a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan diskusi secara meyakinkan.
b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin,
semenarik mungkin, atau sekreatif mungkin. c. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik
menyampaikan tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak
lain secara empatik. d. Skor rentang antara 1 – 4
1. = Kurang
2. = Cukup
3. = Baik
4. = Amat Baik.