perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan …... · perjuangan suku kurdi memperoleh...

118
PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN IRAK TAHUN 1919-1991 SKRIPSI Oleh: Gagus Prasetyawan NIM : K.4405022 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: duongngoc

Post on 04-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI

DI KURDISTAN IRAK TAHUN 1919-1991

SKRIPSI

Oleh:

Gagus Prasetyawan

NIM : K.4405022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

ii

PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI

DI KURDISTAN IRAK TAHUN 1919-1991

Oleh :

Gagus Prasetyawan

NIM : K 4405022

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Saiful Bachri, M.Pd NIP. 131 458 313

Isawati, S.Pd NIP. 132 318 387

Page 4: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Djono, M.Pd ………………

Sekretaris : Dra.Sri Wahyuni, M.Pd ………………

Anggota I : Drs. Saiful Bachri, M.Pd ………………

Anggota II : Musa Pelu, S.Pd, M.Pd ………………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

v

ABSTRACT

Gagus Prasetyawan. K4405022. THE STRUGGLE OF KURDISH TRIBE TO HAVE AUTONOMY IN KURDISHTAN IRAQ IN 1919-1991. Skripsi, Surakarta: Faculty Of Education and Teacher Traning, Sebelas Maret University, June 2009.

The aim of the research is describing: (1) History of the emergence of the struggle of Kurdish tribe movement in Iraq, (2) The struggle of Kurdish tribe to have autonomy in Kurdistan Iraq, (3) The impact of autonomy grant on the unity of internal Kurdish tribes Iraq.

The research uses historical method. Data resource used in the research is primary data resource and the secondary written resource likes books, newspaper, magazine that is relevant with the research problem. The technique of collecting data uses literature study technique by using card/catalog system or computer, and using internet. The technique of data analysis uses historical analysis technique that is analysis majoring incisive style in interpreting historical data by using theoretic framework approach, which comes from the history and social science that is Sociology and Anthropology. Research procedure is done through four steps activities: heuristic, criticism, interpretation, and historiography.

Based on the research result, it can be concluded that: (1) Kurdish tribe is an ethnic group of Indo-Europe descended from the Medes. The majority of Medes people followed Islam Sunni and lived in Kurdistan region, which is currently divided in several countries, such as Turkey, Iran, Iraq, and Syria, so that the struggle of establishing Kurdistan State is difficult to realized and then change their mind to be autonomous region in their each country in order to be able to organize and defend their identity and their culture system, include in Iraq where they have the most aggressive struggle gathered in the Kurdish Democratic Party (KDP) headed by Massoud Barzani and Patriotic Union of Kurdistan (PUK) headed by Jalal Talabani. Both parties, KDP and PUK, become the struggle institution of Kurdish Iraq tribe until now. (2) The struggle of Kurdish tribe In Iraq to obtain their autonomy is against by Iraq government which wants to keep the unity of the nation and protect their oil resource in Kirkuk area, so that the battle is often happened between both parties, with the consequence there are many sacrifice dead. The autonomy given by Iraq government covered Dahuk area, Arbil and Sulaymaniyah in March 11th 1974 is rejected by Kurdish tribe because Kirkuk area is not included in the autonomy area, so that the battle is happened again. Autonomy problem of Kurdishtan Iraq covered Kirkuk area becomes the main difference between Iraq government and Kurdish tribe leader and continue until 1991 in agreement to make peace between the parties, Iraq government and Kurdish tribe. There is not any change. The decision of autonomy area still covers Dahuk area, Arbil and Sulaymiah. (3) Autonomy given in Kurdishatan Iraq area gives impact in the unity between KDP and PUK, although on the way of both paties fight for each other to get authority in north Iraq. Then, the battle is happened again in 1994 until 1997. However, finally, learn from the first experience, KDP and PUK agree to be coalesced and then held general election to perform development program to make prosperity of Kurdish tribe.

Page 6: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

vi

ABSTRAK Gagus Prasetyawan. K4405022. PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN IRAK TAHUN 1919-1991. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juni 2009.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) Sejarah munculnya gerakan perjuangan suku Kurdi di Irak, (2) Proses perjuangan suku Kurdi memperoleh otonomi di Kurdistan Irak, (3) Dampak atas pemberian otonomi terhadap persatuan intern suku Kurdi Irak.

Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber data yang digunakan adalah sumber tertulis primer dan sumber tertulis sekunder yang berupa buku-buku, surat kabar dan majalah yang relevan dengan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka, dengan menggunakan sistem kartu/katalog atau komputer dan memanfaatkan internet. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis historis, yaitu analisa yang mengutamakan ketajaman dan kepekaan dalam menginterpretasi data sejarah dengan pendekatan kerangka teoritik yang berasal dari ilmu sejarah dan ilmu sosial, yaitu dengan pendekatan ilmu Sosiologi dan Antropologi. Prosedur penelitian dengan melalui empat tahap kegiatan yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Suku Kurdi merupakan suatu kelompok etnis Indo-Eropa keturunan dari Kaum Medes yang mayoritas menganut Islam Sunni dan tinggal di wilayah Kurdistan yang saat ini terbagi dalam beberapa negara seperti Turki, Iran, Iran dan Suriah sehingga menyebabkan perjuangan untuk mendirikan Negara Kurdistan sulit terwujud dan berubah menghendaki wilayah yang otonom di negara masing-masing agar suku Kurdi dapat mengatur diri dan mempertahankan identitas serta sistem budaya suku Kurdi, termasuk di Irak di mana perjuangannya paling agresif yang dihimpun dalam Partai Demokratik Kurdi / Kurdish Democratic Party (KDP) yang dipimpin Massoud Barzani dan partai Persatuan Patriotik Kurdistan / Patriotic Union of Kurdistan (PUK) yang dipimpin Jalal Talabani. Kedua partai tersebut, yaitu KDP dan PUK sampai saat ini menjadi wadah perjuangan suku Kurdi Irak. (2) Perjuangan suku Kurdi di Irak untuk mendapatkan otonomi mendapatkan perlawanan dari pemerintah Irak yang ingin menjaga keutuhan bangsa dan mengamankan sumber minyaknya di wilayah Kirkuk sehingga sering terjadi peperangan antara kedua belah pihak yang mengakibatkan banyak jatuh korban jiwa. Pemberian otonomi oleh pemerintah Irak yang mencakup wilayah Dahuk, Arbil dan Sulaymaniah pada tanggal 11 Maret 1974 tidak disetujui suku Kurdi karena wilayah Kirkuk tidak dimasukkan dalam wilayah otonomi sehingga terjadi pertempuran kembali. Permasalahan otonomi Kurdistan Irak yang mencakup wilayah Kirkuk menjadi perbedaan utama antara pemerintah Irak dengan pemimpin suku Kurdi dan terus berlangsung sampai tahun 1991 pada perundingan dalam upaya perdamaian antara pemerintah Irak dengan suku Kurdi yang tetap berujung pada keputusan otonomi atas wilayah Dahuk, Arbil dan

Page 7: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

vii

Sulaymaniah. (3) Pemberian otonomi di wilayah Kurdistan Irak berdampak pada persatuan antara KDP dan PUK, meskipun dalam perjalanannya kedua partai tersebut saling berebut pengaruh dan kekuasaan di Irak utara serta terlibat peperangan pada periode tahun 1994 sampai 1997, tetapi belajar dari pengalaman akhinya KDP dan PUK sepakat untuk bersatu dan menyelenggarakan pemilihan umum dengan tujuan melaksanakan program pembangunan untuk kesejahteraan suku Kurdi.

Page 8: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

viii

MOTTO

Ø Jika seseorang belum menemukan sesuatu untuk diperjuangkan hingga

akhir hayatnya, maka kehidupannya tidak akan berharga (Martin

Luther King Jr.)

Ø Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat

diraih dengan pengertian (Einstein)

Ø Nilai seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung

jawab, mencintai hidup dan pekerjaannya (Kahlil Gibran)

Page 9: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

1. Ayah dan ibu tercinta

2. Adikku Mega tersayang

3. Seluruh keluarga besarku

4. Almamater

Page 10: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan

Hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini telah hilang berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak

akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui

atas permohonan skripsi ini.

3. Ketua Program Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan dan

ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Isawati, S.Pd selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis selama ini, mohon

maaf atas segala tindakan dan perkataan yang tidak berkenan di hati.

7. Muchamad Andriyanto dan ”Captain Jack” atas saran dan motivasinya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Yudi (Udin Penyok) dan Agung (Basir) atas bantuan dan dukungannya dalam

mencari sumber untuk penelitian ini.

9. Kawan-kawan Pendidikan Sejarah Angkatan 2005 atas dukungannya.

10. Negaraku INDONESIA tercinta sebagai tempat berpijak dan banggalah pada

Negerimu serta lakukan yang terbaik untuk INDONESIA.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 11: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xi

Semoga Allah SWT membalas amal baik kepada semua pihak yang telah

membantu di dalam menyelesaikan skripsi ini dengan mendapatkan pahala yang

setimpal.

Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan

skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan perkembangan Ilmu Pengetahuan pada umumnya.

Surakarta, Juli 2009

Penulis

Page 12: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iv

ABSTRAK .. …........................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ ix

KATA PENGANTAR ................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ........................................................................ 11

1. Perjuangan ...................................................................... 11

2. Suku Kurdi … ................................................................. 14

3. Otonomi .......................................................................... 17

4. Konflik ............................................................................ 22

5. Primordial........................................................................ 31

B. Kerangka Berfikir ................................................................ 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 36

B. Metode Penelitian ................................................................ 36

C. Sumber Sejarah ................................................................ ..... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 39

E. Teknik Analisi Data ............................................................. 40

Page 13: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xiii

F. Prosedur Penelitian .............................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Negara Irak ................................................................. 45

1. Geografi .......................................................................... 45

2. Penduduk ........................................................................ 47

3. Ekonomi ......................................................................... 48

4. Pemerintahan .................................................................. 50

B. Sejarah Munculnya Gerakan Perjuangan Suku Kurdi

di Irak ................................................................................... 55

C. Proses Perjuangan Suku Kurdi Memperoleh Otonomi

di Kurdistan Irak ................................................................... 61

D. Dampak Pemberian Otonomi Terhadap Persatuan Intern

Suku Kurdi di Irak................................................................. 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 89

B. Implikasi................................................................................ 90

1. Teoritis .............................................................................. 90

2. Praktis ............................................................................... 91

3. Metodologis ...................................................................... 91

C. Saran...................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94

LAMPIRAN....... ......................................................................................... 99

Page 14: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Irak................................................................................... 99

Lampiran 2. Peta Kelompok Etnoreligi Irak. ............................................... 100

Lampiran 3. Peta Wilayah Kurdistan Yang Berada di Beberapa Negara

Seperti Turki, Iran, Irak dan Suriah. ........................................ 101

Lampiran 4. Peta Wilayah Kurdistan Irak Setelah Pemberian Otonomi

Tahun 1974............ ................................................................. 102

Lampiran 5. Daftar Tabel Pembagian Daerah di Irak. ................................. 103

Lampiran 6. Gambar Pemimpin Suku Kurdi dari Partai Demokratik

Kurdi (KDP)............................................................................ 104

Lampiran 7. Gambar Jalal Talabani Pemimpin Partai Persatuan Patriotik

Kurdistan (PUK). .................................................................... 105

Lampiran 8. Gambar Para Pejuang Kurdi .................................................... 106

Lampiran 9. Gambar Para Pengungsi Kurdi Setelah Serangan Pasukan Irak

ke Wilayah Kurdstan Irak ...................................................... 107

Lampiran 10. Para Pengungsi Yang Tinggal di Kamp Pengungsian

di Silopi, Turki ........................................................................ 108

Lampiran 11. Perjanjian Perdamaian antara Jalal Talabani dengan Saddam

Hussein Mengenai Masalah Kurdi. ........................................ 109

Lampiran 12. Perjanjian Perdamaian antara Massoud Barzani dengan Saddam

Hussein Mengenai Masalah Kurdi. ........................................ 110

Lampiran 13. Wilayah Otonomi Kurdistan Irak Tahun 1991 Yang

Memperoleh Perlindungan Internasional. .............................. 111

Lampiran 14. Surat permohonan ijin menyusun skripsi. .............................. 112

Lampiran 15. Surat keputusan Dekan FKIP tentang ijin penyusunan

skripsi ..................................................................................... 113

Page 15: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Republik Irak adalah sebuah negara di Timur Tengah atau Asia Barat

Daya, yang meliputi sebagian terbesar daerah Mesopotamia serta ujung barat laut

dari Pegunungan Zagros dan bagian timur dari Gurun Suriah yang mempunyai

luas sekitar 438.317 km2. Irak berbatasan dengan Kuwait dan Arab Saudi di

selatan, Arab Saudi, Yordania dan Suriah di barat, Turki di utara, dan Iran di

timur. Irak mempunyai bagian yang sangat sempit dari garis pantai di Umm Qasr

di Teluk Persia (Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Asia, 1990 : 88).

Stabilitas negara Irak juga tidak kondusif karena sering terjadi konflik,

baik konflik intern maupun konflik ekstern. Konflik intern seperti konflik antar

golongan (Syiah-Sunni) maupun konflik antara pemerintah dengan suku Kurdi

yang pada awalnya ingin mendirikan negara Kurdistan, tetapi berubah cukup

menghendaki daerah Kurdistan yang otonom. Sedang konflik ekstern melibatkan

Irak dalam beberapa peperangan seperti Perang Parsi tahun 1980-1988 melawan

Iran dan Perang Teluk tahun 1991 melawan pasukan Kuwait dan Pasukan

Multinasional di bawah pimpinan Amerika Serikat.

Menurut data Kementrian Perencanaan Irak, tahun 2008 total penduduk

Irak berjumlah 27 juta orang (mitrafm.com/blog/2008/02/01/). Komposisi

penduduk Irak yakni etnis Arab 75-80 persen dari seluruh penduduk Irak, Kurdi

15-20 persen dan sisanya etnis-etnis kecil semisal Turkoman, Assiria dan lain-

lain sekitar 5 persen. Apabila dilihat dari mazhab yang dianut, Etnis Arab terbagi

dua : sebanyak 60-65 persen Syiah, Sunni 32-37 persen dan sisanya Kristen atau

lainnya berjumlah 3 persen (Trias Kuncahyono, 2005 : 132). Penyebaran

penduduk Irak kurang menguntungkan karena penduduk terkosentrasi secara

geografis di wilayah tertentu. Mayoritas Syia’h menetap di bagian selatan Irak,

Sunni di Irak bagian tengah dan Kurdi mengelompok di Irak utara sehingga Irak

selalu menghadapi masalah integrasi nasional.

Page 16: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xvi

Orang-orang Kurdi adalah suatu kelompok etnis Indo-Eropa (Indo

European tribes) yang mayoritas menganut agama Islam Sunni dan tinggal di

wilayah Kurdistan (tanah orang-orang Kurdi). Wilayah Kurdistan terdapat di

beberapa negara seperti Turki bagian tenggara, Iran Utara, Irak Utara, dan Suriah

Utara. Jumlah Suku Kurdi secara keseluruhan diperkirakan sekitar lebih dari 20

juta orang Kurdi dan terpaksa tinggal di beberapa negara berbeda. Di Turki

terdapat sekitar 10 juta orang Kurdi; di Iran sekitar 6 juta orang Kurdi; di Irak

terdapat lebih dari 5 juta orang Kurdi; dan di Suriah 1 juta lebih. Komunitas-

komunitas yang lebih kecil ada yang tinggal di negara-negara bekas Uni Soviet

dan Lebanon serta ada juga yang telah hijrah dan menetap di Eropa, Amerika dan

Australia (http://swaramuslim.com/islam/more).

Para ilmuwan berpendapat, suku Kurdi berasal dari suku bangsa Medes

yang masuk ke Parsi (Iran) dari kawasan Asia Tengah. Suku Kurdi menguasai

daerah pegunungan Parsi dari Tahun 614 sampai 550 sebelum Masehi. Empat

belas abad kemudian mereka memeluk agama Islam, setelah kedatangan pasukan

Arab Islam dari daratan ke daerah pegunungan Parsi. (M. Riza Sihbudi,1991: 136)

Kurdi merupakan etnis yang relatif tua usia, namun kesadaran terhadap

wilayah baru muncul belakangan, bahkan sangat terlambat. Entitas Kurdi

setidaknya telah dimulai sejak dua ribu tahun sebelum masehi. Suku Kurdi

memang mempunyai kesadaran etnis, tetapi tidak mempunyai kesadaran

kewilayahan, sebagai konsekuensi kultur tradisional nomaden, yang hidup

berpindah-pindah dari Turki dan Iran ke lembah Mesopotamia sambil

menggembala ternak dan bertani. Pasca Perang Dunia I, ketika negara-negara

mulai menetapkan garis perbatasan, barulah kesadaran wilayah kaum Kurdi

muncul terutama karena terdesak dan terpaksa meninggalkan pola hidup

tradisionalnya serta mulai menetap di berbagai pemukiman.

Suku Kurdi mencita-citakan negara Kurdistan merdeka yang sekuler dan

demokratis. Suku Kurdi yang tersebar di Turki, Iran, Irak, dan Suriah sebagai

minoritas etnis sering diabaikan kepentingannya oleh pemerintah masing-masing

negara tersebut, sehingga suku Kurdi ingin memisahkan diri dari negara induk

masing-masing dan bercita-cita mendirikan Negara Kurdistan.

Page 17: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xvii

Perjanjian Sevres (Treaty of Sevres) tahun 1920 di Perancis oleh pihak

Sekutu sebagai pihak yang menang dalam Perang Dunia I dengan Dinasti

Ustmaniah Turki memberikan keuntungan bagi perjuangan suku kurdi. Dalam

perjanjian tersebut ditetapkan pembentukan wilayah Kurdistan merdeka yang

sebelumnya berada dibawah kekuasaan Dinasti Ustmaniah Turki, akan tetapi

Turki tidak mau menjalankan ketentuan mengenai suku Kurdi, bahkan Mustafa

Kemal memaksa sekutu untuk membatalkan perjanjian Sevres yang merugikan

Turki.

Perjanjian Sevres dibatalkan dan digantikan perjanjian Lausane pada 24

Juli 1923, Dalam perjanjian Lausane tersebut, masalah Kurdi tidak disinggung

lagi. Dengan dibebaskannya daerah-daerah Arab dari kekuasaan Dinasti

Ustmaniah Turki dan dibagi-bagi menjadi daerah sekutu, sehingga suku Kurdi

menjadi terpecah belah dan tersebar dalam beberapa negara yaitu Turki, Iran, Irak,

dan Suriah.

Fakta bahwa wilayah Kurdistan berada di beberapa negara menjadi

kendala utama terwujudnya sebuah negara Kurdistan merdeka. Jika dipaksakan

sangatlah sulit karena suku Kurdi harus menghadapi empat negara sekaligus yakni

Turki, Iran, Irak dan Suriah. Berdasarkan kenyataan tersebut, suku Kurdi tidak

lagi mencita-citakan berdirinya sebuah negara Kurdistan, tetapi mendapatkan

wilayah yang otonom sehingga suku Kurdi dapat mengatur diri dan

mempertahankan identitas serta sistem budaya mereka (M.Riza Sihbudi,

1991:138).

Dibandingkan dengan di Iran dan Turki, jumlah suku Kurdi Irak tergolong

lebih sedikit (sekitar 5 juta), tetapi perjuangan suku Kurdi Irak dalam memperoleh

otonomi dinilai yang paling agresif daripada di Iran dan Turki. Perjuangan suku

Kurdi Iran terakhir terjadi tahun 1979, di mana suku Kurdi Iran terlibat

pertempuran dengan Pasdaran (Pasukan Pengawal Revolusi Iran) dan menelean

korban jiwa sekitar 100 jiwa. Perjuangan suku Kurdi Iran tergabung dalam KDPI

dan Komala (Partai Komunis Iran). KDPI dipimpin oleh Abdullahman

Ghassemlo, tetapi tahun 1985 Ghassemlo terpaksa melakukan negoisasi dengan

Pemerintah Iran yang membuat perjuangan suku Kurdi Iran berhenti. Perjuangan

Page 18: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xviii

suku Kurdi di Turki juga terbilang agresif dan masih berlangsung hingga saat ini.

Perjuangan suku Kurdi Turki dihimpun melalui Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang

menuntut lepas dari Turki dan merdeka dengan pemerintahan sendiri. Pemerintah

Turki menolak memberikan kedaulatan bagi suku Kurdi. Kombinasi kebijakan

represi dan intergrasi secara konsisten yang diterapkan Pemerintah Turki terhadap

suku Kurdi sangat efektif untuk menghancurkan pemberontakan yang dilakukan

suku Kurdi. Sedangkan perjuangan suku Kurdi di Suriah dihimpun melalui Partai

Demokrasi Kurdistan Syiria (Kurdistan Democratic Party of Syria / KDPS) yang

didirikan oleh Osman Sabri bersama beberapa politisi Kurdi tahun 1957. Tujuan

dari pendirian KDPS adalah memperjuangkan hak budaya Kurdi, kemajuan

ekonomi dan perubahan demokratis. Selama ini pemerintah Suriah melarang suku

Kurdi berbicara dengan bahasa Kurdi di depan umum, melarang pendirian partai

politik Kurdi, penolakan untuk mendaftarkan anak-anak dengan nama Kurdi,

larangan bisnis atau mendirikan usaha yang tidak memiliki nama Arab dan

larangan penerbitan buku-buku yang ditulis dalam bahasa Kurdi. KDPS tidak

diakui secara legal oleh negara Suriah dan bergerak sebagai organisasi bawah

tanah (http://en.wikipedia.org/wiki/Kurdish_people&prev=/translate).

Perjuangan suku Kurdi Irak paling agresif terlihat dengan seringnya terjadi

bentrokan secara fisik dengan pemerintah Irak yang mengakibatkan banyak jatuh

korban jiwa. Pemerintah Irak sangat menentang adanya pemberontakan yang

mengganggu stabilitas negara dan untuk menghadapinya sering mengerahkan

kekuatan militer untuk memadamkan pemberontakan suku Kurdi. Pemerintah Irak

juga ingin mengamankan penghasilan minyaknya karena di daerah Kurdistan kaya

akan minyak seperti wilayah Kirkuk. Jika suku Kurdi diberi otonomi luas

otomatis pemasukan negara berkurang dan ditakutkan dengan modal minyak suku

Kurdi dapat membeli persenjataan dan membangun kekuatan militer dengan

tujuan melakukan pemberontakan yang lebih besar pada pemerintah serta

ditakutkan berujung pada pembentukan Negara Kurdistan merdeka. Hal ini dapat

membangkitkan nasionalisme suku Kurdi yang tinggal di Iran, Turki dan Suriah

sehingga akan mengganggu stabilitas keamanan di wilayah tersebut.

Page 19: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xix

Perjuangan suku Kurdi untuk memperjuangkan nasib suku bangsanya

dimulai pada abad 19, tepatnya tahun 1880, ketika pecah pemberontakan yang

dipimpin oleh tokoh Kurdi, Syaikh Ubaydullah, di propinsi Hakari yang berada di

bawah kekusaan Dinasti Utsmaniah Turki. Perjuangan suku Kurdi di Irak dimulai

tahun 1919 yang dipimpin oleh Syaikh Mahmud yang memproklamirkan

Sulaymaniah sebagai wilayah yang merdeka dari kekuasaan Inggris, meskipun

akhirnya Inggris berhasil menundukkan Syaikh Mahmud (Daliman, 2000 : 132).

Tahun 1923, Syaikh Ahmad Barzani dan adiknya Mullah Mustafa Barzani

(Kurdistan Irak) mulai melancarkan kampanye guna mendapatkan otonomi bagi

wilayah Kurdistan Irak. Tahun 1946, Mullah Mustafa Barzani mendirikan Partai

Demokratik Kurdi (Kurdish Democratic Party / KDP) di Uni Soviet pada masa

pengasingannya. Partai tersebut beranggotakan sekelompok intelektual Kurdi dan

memperoleh dukungan dari suku Kurdi yang tinggal di pegunungan. Partai

Demokratik Kurdi-Irak baru diakui oleh pemerintah Irak tahun 1958 ketika terjadi

kudeta di Irak. Selain KDP, orang-orang Kurdi Irak juga mempunyai partai politik

yang dibentuk Jalal Talabani, yaitu partai Persatuan Patriotik Kurdistan (Patriotic

Union of Kurdistan / PUK). Jalal Talabani semula adalah anggota terkemuka

KDP, tetapi keluar karena sering bentrok dengan Mustafa Barzani yang kemudian

tahun 1975 ia mendirikan PUK sebagai partai modern. Hingga sampai saat ini

KDP dan PUK menjadi wadah perjuangan suku Kurdi Irak (Trias Kuncahyono,

2005 : 173).

Pada bulan Maret 1961 suku Kurdi yang berdiam di Irak Utara

mengadakan perlawanan terhadap Baghdad yang menolak tuntutan Kurdi untuk

memperoleh otonomi. Pada saat itu Barzani memproklamirkam kemerdekaan

negara Kurdi. Dalam pemberontakan tersebut, orang-orang Kurdi berhasil

mendesak pasukan pemerintah Baghdad, sehingga diadakan perundingan dan

gencatan senjata di kota dekat Sulaymaniah pada bulan Januari dan Februari.

Bulan Desember 1965 terjadi pertempuran lagi dan meluas sampai ke perbatasan

Irak-Iran hingga mengakibatkan tarjadinya ketegangan dikedua pihak pada awal

tahun 1966. Pemerintah Bagdad mendengungkan bahwa Kurdi mendapat bantuan

Page 20: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xx

dari Iran. Kurdi terus berjuang dan menuntut otonomi sambil menyerukan campur

tangan PBB.

Tahun 1970 ditetapkan perjanjian perdamaian yang terdiri 15 pasal yang

diumumkan oleh Dewan Pimpinan Revolusioner dan pemimpin Kurdi yang di

dalamnya termaktub aspirasi Kurdi, yaitu orang-orang Kurdi harus turut serta

sepenuhnya di dalam pemerintahan, pemimpin Kurdi ditunjuk di daerah yang di

diami mayoritas Kurdi, bahasa Kurdi menjadi bahasa sejajar dengan bahasa Arab

di daerah Kurdi, pembangunan di daerah Kurdi akan diwujudkan, konstitusi akan

ditinjau kembali untuk mencantumkan hak-hak Kurdi. Meskipun persetujuan

dengan Kurdi itu tidak seluruhnya memuaskan, tetapi sekurang-kurangnya sudah

membawa stabilitas di Irak dan memungkinkan dimulainya pembaharuan (Nasir

Tamara dan Agnes Samsuri, 1981 : 203).

Agustus 1974, perang Kurdi mengalami babak baru. Pemerintah Irak

mengerahkan kekutan militer yang besar untuk melawan pasukan Barzani

(peshmarga) dengan menggunakan tank, meriam dan pesawat pembom. Sekitar

130.000 orang Kurdi terutama terdiri dari wanita, anak-anak dan orang tua

mengungsi ke Iran. Pasukan Barzani bisa bertahan berkat bantuan Iran berupa

senjata dan perlengkapan lainnya. Pada saat pertemuan OPEC (6 Maret 1975) di

Aljazair, ditandatangani persetujuan antara Irak-Iran untuk mengakhiri

perselisihan tentang perbatasan. Irak dan Iran juga setuju untuk mengakhiri

subversif sehingga pemberontakan suku Kurdi pun berhenti.. Gencatan senjata

ditetapkan Maret 1975. Bulan Februari 1976, Partai Demokrasi Kurdi menyusun

kekuatan lagi dan bulan Maret terjadi bentrokan antara Kurdi dengan pasukan

keamanan Irak di Ruwanduz.

Tahun 1977 dilaksanakan program pembangunan kembali dan bulan April

sekitar 40.000 orang Kurdi diizinkan kembali ke daerah Irak Utara. Dewan

Eksekutif daerah otonomi Kurdi memutuskan bahwa bahasa Kurdi dipakai

sebagai bahasa resmi dalam komunikasi oleh semua departemen pemerintahan di

daerah otonomi Kurdi yang tidak punya hubungan dengan pemerintah pusat

(Daliman, 2000 : 139).

Page 21: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxi

Tampilnya Saddam Hussein sebagai Presiden Irak pada 16 Juli 1979

membuat perjuangan suku Kurdi semakin sulit karena Saddam sendiri sering

meggunakan kekuatan militer untuk menghancurkan pemberontak Kurdi. Pada

tahun 1988 pemerintah Irak telah dua kali melancarkan serangan besar-besaran

dengan senjata kimia terhadap penduduk suku Kurdi. Yang pertama, 16 Maret

1988 Angkatan Udara Irak menghujani bom-bom kimia di kota Halabjah, Irak

Utara dan menewaskan 5.000 warga Kurdi. Yang kedua, serangan yang sama

dilancarkan di Irak di desa Butiam Esi, Amadiyah, dan sejumlah desa lain di

Kurdistan, dari tanggal 25 Agustus sampai 5 September dan menewaskan sekitar

2.500 warga Kurdi. Serangan pasukan Saddam Hussien tahun 1988 ini

menyebabkan sekitar 60.000 orang Kurdi Irak terpaksa mengungsi ke Iran dan

Turki (M. Riza Sihbudi, 1991 : 135).

Pemerintah Irak menganggap serangan yang dilancarkan terhadap suku

Kurdi sebagai sesuatu yang “wajar”, karena suku Kurdi Irak dianggap sebagai

“kaum pengkhianat yang patut dibasmi”, sebab selama hampir delapan tahun (22

September 1980-20 Agustus 1988) berlangsung perang Parsi (Irak-Iran), suku

Kurdi Irak justru berpihak pada pasukan Ayatullah Khomeini dan memerangi

pasukan pemerintah Irak. Keberhasilan Iran merebut Halabjah dan Sulaymaniah

(dua kota yang terletak di Kurdistan Irak) tidak terlepas dari bantuan yang

diberikan suku Kurdi Irak (M. Riza Sihbudi, 1991 : 135).

Pasca Perang Teluk tahun 1991 suku Kurdi melakukan pemberontakan

kembali dan dalam waktu tiga pekan semua wilayah Kurdi di Irak Utara bergolak.

Kota-kota seperti Ranya, Sulaymaniah, Erbil, Duhok, Aqra dan Kirkuk mereka

kuasai. Pasukan Irak (Garda Republik) bergerak dengan cepat dan dalam tempo

seminggu wilayah-wilayah itu sudah direbut kembali. Serangan tersebut

menyebabkan tak kurang dari 2,25 juta orang Kurdi di Irak Utara terpaksa

mengungsi ke Iran dan Turki (Trias Kuncahyono, 2005 : 165)

Serangan pemerintah Irak terhadap suku Kurdi mendapat kecaman keras

dari Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Tanggal 5 April 1991 Dewan

Keamanan PBB bereaksi dengan mengeluarkan Resolusi PBB Nomer 688 yang

memberlakukan kawasan larangan terbang di atas wilayah 36 derajat garis lintang

Page 22: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxii

sejajar pada Irak bagian utara untuk melindungi suku Kurdi dari pengeboman

pesawat-pesawat tempur Irak (David McDowall, 2000 : 373).

Manfaat larangan terbang dirasakan oleh suku Kurdi karena tidak mudah

bagi tentara Irak untuk menyerang suku Kurdi di bukit-bukit Kurdistan tanpa

bantuan pesawat tempur. Tahun 1991 dicapai persetujuan antara Baghdad dan

pemimpin Kurdi untuk memberi otonomi kepada suku Kurdi di Irak Utara yang

meliputi wilayah Dahuk, Arbil dan Sulaymaniah. Wilayah otonomi tersebut

berada dalam perlindungan PBB dan pasukan koalisi untuk melindungi suku

Kurdi atas tindakan militer Saddam Hussein. Walaupun begitu suku Kurdi tetap

belum merasa puas karena Kirkuk tidak dimasukkan dalam wilayah Kurdistan

otonom.

Dalam perkembangannya setelah pemberian otonomi di Kurdistan Irak,

Saddam kembali mengerahkan sekitar 30.000 pasukannya untuk menyerang

wilayah Kurdistan dan menduduki ibu kotanya Arbil, awal September 1996.

Pemerintah Irak beralasan, serangan ini dilakukan karena memenuhi permintaan

pimpinan Partai Demokrasi Kurdistan, Masoud Barzani untuk mengusir lawannya

pemimpin partai Persatuan Patriotik Kurdistan (Patriotic Union of Kurdistan /

PUK) Jalal Talabani dan pasukannya dari kota Arbil (Mustofa Abd. Rahman,

2003 : 3)

Jika dibandingkan di Iran dan Turki, jumlah suku Kurdi Irak tergolong

yang paling sedikit (sekitar 5 juta), tetapi rezim Partai Sosialis Ba’ath di bawah

pimpinan Saddam Hussein yang berkuasa di Irak belum berhasil menumpas

perjuangan suku Kurdi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain;

1) Suku Kurdi merupakan kelompok etnis minoritas terbesar di Irak yang

menguasai hamper seperlima wilayah negeri ini. Akibatnya, walaupun

berkali-kali Saddam Hussein mendeportasi Peshmarga, dengan mudah

mereka kembali ke Irak.

2) Sejak 1982, untuk pertama kalinya dalam sejarah suku Kurdi, dua partai

utama Kurdi Irak, KDP yang dipimpin Masoud Barzani dan PUK yang

dipimpin Jalal Talabani, sepakat bersatu melawan rezim Saddam Hussein.

Page 23: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxiii

Dua kekuatan yang menyatu tentu lebih memperkukuh posisi suku Kurdi

dalam menghadapi pasukan Saddam Hussein.

3) Berkaitan dengan posisi rezim Bagdad sendiri, walaupun di luar tampak

“kukuh”, posisi rezim Baath dalam kenyataannya agak rapuh. Asumsi ini

didasarkan pada fakta bahwa mayoritas penduduk Irak menganut Mazhad

Syiah, sedang rezim yang berkuasa menganut mazhab Sunni (M. Riza

Sihbudi, 1991: 140)

Perjuangan suku Kurdi di Irak dalam memperoleh otonomi di wilayah

Kurdistan terasa sulit. Hal ini disebabkan beberapa kendala, antara lain;

1) perjuangan suku Kurdi mendapatkan perlawanan yang sengit dari pasukan

Irak dan bahkan beberapa kali wilayah Kurdistan dihujani bom-bom milik

militer Saddam Hussein.

2) Suku Kurdi kurang mendapat perhatian dan dukungan dari dunia

internasional.

3) Dalam tubuh suku Kurdi sendiri ada keterpecahan dimana terjadi

perseturuan di antara orang-orang atau antar faksi Kurdi sendiri.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mendiskripsikan

penelitian mengenai “Perjuangan Suku Kurdi Memperoleh Otonomi di

Kurdistan Irak Tahun 1919-1991”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat dijadikan rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana sejarah munculnya gerakan perjuangan suku Kurdi di Irak ?

2. Bagaimana proses perjuangan suku Kurdi memperoleh otonomi di

Kurdistan Irak ?

3. Bagaimana dampak atas pemberian otonomi terhadap persatuan intern

suku Kurdi Irak ?

Page 24: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxiv

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini disusun dengan tujuan :

1. Mengetahui sejarah munculnya gerakan perjuangan suku Kurdi di Irak.

2. Mengetahui proses perjuangan suku Kurdi memperoleh otonomi di

Kurdistan Irak.

3. Mengetahui dampak atas pemberian otonomi terhadap persatuan intern

suku Kurdi Irak.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Manfaat Teoritis

1. Diharapkan agar dapat mengetahui gambaran yang benar tentang kondisi

di negara Irak khususnya perjuangan suku Kurdi memperoleh otonomi di

Kurdistan Irak.

2. Sebagai acuan dan referensi dalam usaha untuk mengetahui lebih lanjut

tentang perjuangan suku Kurdi memperoleh otonomi di Kurdistan Irak.

b. Manfaat Praktis

1. Untuk memenuhi satu syarat guna meraih gelar Sarjana Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

2. Dapat melengkapi koleksi penelitian ilmiah di perpustakaan khususnya

mengenai perjuangan suku Kurdi memperoleh otonomi di Kurdistan Irak.

Page 25: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxv

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Perjuangan

a. Pengertian Perjuangan

Menurut Wojowarsito (1972 : 25), perjuangan berasal dari kata “juang”

yang berarti mempertahankan hidupnya atau menyampaikan maksudnya.

Perjuangan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai suatu maksud.

Perjuangan mengandung unsur usaha dan tujuan. Usaha ini dimaksudkan sebagai

cara dan ikhtiar yang digunakan dalam proses untuk mencari yang diinginkannya.

Sedangkan tujuan merupakan sasaran akhir setiap usaha yang dilakukan, baik oleh

individu maupun kelompok.

Maurice Duverger (1988: 171-178) menyebutkan berbagai definisi

perjuangan dari berbagai sudut pandang yaitu :

1) Kaum konservatif tradisional menganggap perjuangan adalah usaha untuk

merebut kekuasaan dan menempatkan elite (mereka yang mampu

melaksanakan kekuasaan) melawan massa (mereka yang menolak untuk

mengakui superioritas alami dari elite dan haknya untuk memerintah).

2) Kaum Liberal melihat perjuangan dalam bidang politik sama seperti

perjuangan ekonomi yaitu suatu bentuk struggle for life yang secara

mendasar menempatkan satu spesies melawan yang lain dan individu di

dalam spesies tertentu melawan yang lain.

3) Kaum Marxis melihat perjuangan disebabkan oleh perjuangan kelas yaitu

pertentangan antara kelompok sosial yang terjadi dalam masyarakat karena

adanya perbedaan kepentingan.

Sukarno (1984 : 9) mengartikan perjuangan dalam arti luas yaitu

membangun materiil dan moril agar mencapai kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya dikemukakan tentang perjuangan individu yaitu perjuangan

mempergunakan atau mengalahkan keadaan agar eksistensinya (luar dalam)

Page 26: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxvi

tumbuh dan berkembang. Dari pengertian ini, perjuangan oleh Sukarno diartikan

sebagai membangun. Sarana perjuangan adalah mempergunakan keadaan dan

menundukkan keadaan, agar eksistensinya tetap subur dan berkembang.

Dari beberapa pengertian tentang perjuangan di atas, dapat disimpulkan

bahwa perjuangan adalah suatu usaha atau ikhtiar yang dilakukan individu

maupun kelompok untuk mencapai suatu maksud dan tujuan yang diharapkan.

Perjuangan yang dilakukan oleh suku Kurdi bertujuan untuk memperoleh otonomi

di Kurdistan Irak sebagai tempat untuk suku Kurdi dapat mengatur diri dan

mempertahankan identitas serta sistem budaya suku Kurdi.

b. Macam-Macam Perjuangan

Maurice Duverger (1988 : 315) mengkategorikan perjuangan ke dalam dua

bentuk yaitu perjuangan terbuka dan perjuangan diam-diam, berkaitan dengan dua

tipe rezim politik yang besar. Dalam demokrasi, perjuangan politik terjadi secara

terbuka, disaksikan secara penuh oleh publik. Sedangkan dalam rezim Aristokrasi,

perjuangan diam-diam harus dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan ditutup-

tutupi

Max Weber (1985 : 67) mengkategorikan perjuangan dalam dua wujud

atau bentuk, yaitu perjuangan fisik dan non fisik. Perjuangan fisik adalah suatu

bentuk usaha perlawanan untuk mencapai sesuatu tujuan dengan menggunakan

benda, baik berupa senjata maupun benda-benda lain yang digunakan. Sedangkan

perjuangan non fisik adalah suatu usaha ikhtiar dan perlawanan dalam mencapai

tujuan yang diinginkan tanpa menggunakan benda sebgaia sarananya. Perjuangan

non fisik lepas dari kekerasan aktual dan lebih mengarah pada usaha yang bersifat

damai.

Perjuangan non fisik merupakan perjuangan yang lebih mengarah pada

politik diplomasi. Diplomasi berarti tidak melakukan tindakan politik agresif

terhadap musuh (Selo Sumarjan, 1978 : 78). Perjuangan non fisik atau damai

dapat dilakukan dengan perundingan-perundingan sebagai alternatif penyesuaian

suatu masalah. Perjuangan ini merupakan usaha-usaha politik yang dapat

menempatkan diripada posisi yang menguntungkan dalam arti mencegah

Page 27: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxvii

kerugian-kerugian yang diderita jika dibanding dengan perjuangan yang

menggunakan kekerasan.

Perjuangan fisik lebih mengarah konfrontasi fisik dalam mencapai tujuan.

Pertempuran, peperangan, penggulingan kekuasaan dengan kudeta, bentrokan

bersenjata merupakan contoh perjuangan fisik, banyak condong ke arah negatif

seperti kematian, cacat seumur hidup, kerusakan harta benda, kehilangan keluarga

bahkan habisnya populasi penduduk di suatu wilayah. Sarana perjuangan fisik

dapat berupa senjata-senjata tajam, benda-benda tumpul, senjata-senjata api

bahkan senjata mematikan lainnya yang sangat dahsyat yaitu nuklir.

Perjuangan Suku Kurdi untuk memperoleh otonomi di Kurdistan Irak

lebih condong ke perjuangan fisik dengan seringnya terjadi pertempuran dan

peperangan melawan pemerintah Irak yang juga mengerahkan kekuatan

militernya untuk melumpuhkan pemberontakan suku Kurdi. Akibat yang

ditimbulkan dari seringnya pertempuran antara kedua belah pihak banyak jatuh

korban jiwa, serta orang-orang yang kehilangan tempat tinggal dan terpaksa

mengungsi.

c. Faktor-Faktor Penunjang Keberhasilan Perjuangan.

Sukarno (1984 : 6) berpendapat bahwa besar kecilnya keberhasilan dan

kemauan untuk berjuang dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah

sebagai berikut :

1) Menarik tidaknya tujuan atau cita-cita yang memanggil.

2) Adanya rasa mampu, rasa bisa, rasa sanggup di kalangan massa itu.

3) Adanya tenaga atau kekuatan yang ada di dalam individu maupun

kelompok massa.

Dari pendapat Sukarno di atas dapat dijabarkan bahwa suatu perjuangan

dipengaruhi olek faktor intern dan faktor ekstern, baik secara individu maupun

kelompok. Faktor intern tersebut merupakan faktor yang berasal dari dalam

individu sehingga motivasi diri untuk melakukan perjuangan. Faktor dari dalam

diri antara lain motivasi pribadi, adanya kemauan, adanya rasa optimis akan

tercapainya tujuan dan rasa mampu untuk melakukannya. Sedangkan faktor

Page 28: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxviii

ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu maupun kelompok yang

mendukung perjuangan. Faktor-faktor tersebut dapat berwujud materi dan non

materi. Materi sebagai contohnya adalah keuangan, sarana dan prasarana dalam

perjuangan, sedangkan non materi dapat berwujud dukungan.

Cita-cita untuk mempunyai negara Kurdistan di tanah Kurdistan

mendorong suku Kurdi untuk mewujudkannya agar suku Kurdi dapat mengatur

diri dan mempertahankan identitas serta sistem budaya mereka. Fakta bahwa

wilayah Kurdistan terbagi dalam beberapa negara yaitu Turki, Iran. Irak dan

Suriah membuat cita-cita untuk mendirikan negara Kurdistan sulit terwujud. Suku

Kurdi cukup menghendaki otonomi di wilayah Kurdistan sehingga suku Kurdi

dapat mengatur diri dan mempertahankan identitas serta sistem budaya mereka.

Perjuangan suku Kurdi Irak untuk memperoleh otonomi di tentang oleh

Pemerintah Irak sehingga perjuangan suku Kurdi lebih mengarah kepada

perjuangan fisik dengan seringnya terjadi pertempuran dan peperangan melawan

pemerintah Irak yang juga mengerahkan kekuatan militernya untuk melumpuhkan

pemberontakan suku Kurdi. Perjuangan suku Kurdi juga tidak mendapatkan

dukungan dari dunia internasional khususnya negara-negara Arab. Suku Kurdi

justru dimanfaatkan oleh negara-negara asing seperti Iran dan Amerika yang

mempunyai kepentingan di Irak. Jika tujuan negara-negara tersebut sudah

tercapai, suku Kurdi ditinggalkan dan harus berjuang sendiri untuk memperoleh

otonomi di Kurdistan Irak.

2. Suku Kurdi

a. Pengertian Etnis

Menurut Alo Liliweri (2001 : 334-335), etnisitas berhubungan dengan

konsep tentang etnis, antara lain :

1) Etnis berasal dan bahasa Yunani “etnichos”, secara harafiah digunakan

untuk menerangkan keberadaan sekelompok penyembah berhala atau

kafir. Dalam perkembangannya, istilah etnis mengacu pada kelompok

yang diasumsikan sebagai kelompok yang fanatik dengan ideologinya.

Page 29: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxix

2) Etnisitas yang merujuk pada penggolongan etnis berdasarkan afiliasi.

3) Etnosentrisme merupakan sikap emosional semua kelompok etnis, suku

bangsa, agama, atau golongan yang merasa etnisnya superior daripada

etnis lain

4) Etnografi adalah salah satu bidang antropologi yang mempelajari secara

deskriptif suatu kelompok etnis tertentu.

5) Etnologi mempelajari perbandingan kebudayaan kontemporer dan masa

lalu dan suatu etnis.

Menurut Kamus Indonesia Kontemporer (1991 : 409) etnis berkenaan

dengan perbedaan kelompok dalam suatu masyarakat yang didasarkan atas adat-

istiadat, bahasa, kebudayaan atau sejarahnya.

Menurut Barth dan Zastrow yang dikutip Alo Liliweri (2001 : 335), etnis

adalah himpunan manusia karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa ataupun

kombinasi dari kategori tersebut yang terikat pada sistem nilai budayanya.

Menurut Narroll yang dikutip Fredrik Barth (1988 : 11) kelompok etnis

dikenal sebagai populasi yang:

1) Secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan. 2) Mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa

kebersamaan dalam suatu bentuk budaya. 3) Membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri. 4) Menentukan ciri kelompok sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan

dapat dibedakan dan kelompok populasi lain. Donald L. Horowitz yang dikutip Larry Diamond dan Marc F. Plattner

(1998 : 20a) mendefinisikan kelompok etnis sebagai suatu kelompok yang sangat

eksklusif dan relatif berskala besar yang didasarkan pada ide tentang kesamaan

asal-usul, keanggotaan yang terutama berdasarkan kekerabatan, dan secara khusus

menunjukkan kadar kekhasan budaya, yang mencakup kelompok-kelompok yang

dibedakan oleh warna kulit, bahasa, dan agama. Etnis meliputi suku bangsa, ras,

kebangsaan dan kasta.

Menurut Koentjaraningrat (1990 : 264 ), suku bangsa atau dalam bahasa

Inggris ethnic group (kelompok etnis) adalah suatu golongan manusia yang terikat

Page 30: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxx

kesadaran dan identitas akan “kesatuan kebudayaan”. Kesadaran dan identitas

seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

Menurut Francis yang dikutip Indiato (2004 : 44), kelompok etnis adalah

suatu komunitas yang menampilkan persamaan bahasa, adat istiadat, kebiasaan,

wilayah dan sejarah yang ditandai oleh persamaan ikatan batin (wefeeling)

diantara anggotanya.

Fredrik Barth (1988 : 10) mendefinisikan kelompok etnis adalah suatu

kelompok yang terbentuk karena adanya ciri yang ditentukan oleh kelompok itu

sendiri, yang kemudian membentuk pola tersendiri dalam hubungan interaksi

antara sesamanya.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa etnis atau

kelompok etnis adalah suatu kelompok yang didasarkan kesamaan asal-usul, adat-

istiadat, bahasa, kebudayaan dan wilayah yang ditandai oleh persamaan ikatan

batin diantara anggotanya.

Dari beberapa pengertian etnis, dapat disimpulkan bahwa suku Kurdi

sebagai suatu kelompok etnis di Irak selain etnis Arab dan etnis minoritas

Turkoman serta Assirya. Suku Kurdi sebagai kelompok etnis mempunyai

kesamaan asal-usul, adat-istiadat, bahasa (Kurmanji dan sorani/kurdi),

kebudayaan, dan wilayah (Kurdistan), namun saat ini mereka terpecah dalam

beberapa negara seperti Turki, Iran, Suriah dan di Irak.

b. Suku Kurdi

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (1998 : 777), istilah ”suku” mempunyai

arti golongan, etnis ; sedangkan “suku bangsa” adalah kesatuan sosial yang dapat

dibedakan dari keatuan sosial lain berdasarkan perbedaan kebudayaan. Menurut

Koentjaraningrat (1990 : 264 ), suku bangsa atau dalam bahasa Inggris ethnic

group (kelompok etnis) adalah suatu golongan manusia yang terikat kesadaran

dan identitas akan “kesatuan kebudayaan”. Kesadaran dan identitas seringkali

dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Menurut Donald L. Horowitz, etnis meliputi suku

bangsa, ras, kebangsaan dan kasta (Larry Diamond dan Marc F. Plattner, 1998 :

20a).

Page 31: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxxi

Suku Kurdi merupakan suatu kelompok etnis di Irak selain etnis Arab dan

etnis minoritas Turkoman serta Assirya. Suku Kurdi adalah suatu kelompok etnis

Indo-Eropa (Indo European tribes) yang mayoritas menganut agama Islam Sunni

dan tinggal di wilayah Kurdistan (tanah orang-orang Kurdi). Wilayah Kurdistan

saat ini terdapat di beberapa negara seperti Turki, Iran, Irak, dan Suriah. Suku

Kurdi berasal dari suku bangsa Medes yang masuk ke Parsi (Iran) dari kawasan

Asia Tengah yang menguasai daerah pegunungan Parsi dari Tahun 614 sampai

550 sebelum Masehi. Suku Kurdi sebagai kelompok etnis memiliki bahasa sendiri

yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yakni Kurmanji dan Sorani/kurdi.

Suku Kurdi merupakan etnis yang relatif tua, tetapi kesadaran terhadap wilayah

sebagai tempat mereka tinggal baru muncul belakangan dan terlambat sebagai

konsekuensi atas kultur tradisional nomaden, yang hidup berpindah-pindah sambil

ternak dan bertani. Pasca Perang Dunia I, ketika negara-negara mulai menetapkan

garis perbatasan, barulah kesadaran wilayah suku Kurdi muncul, terutama karena

terdesak dan terpaksa meninggalkan pola hidup tradisionalnya, serta mulai hidup

menetap.

3. Otonomi

a. Pengertian Otonomi

Menurut Mustopadidjaja A.R, otonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu

autos dan nomos. Autos artinya sendiri, sedangkan nomos berarti hukum atau

aturan. Sebagai istilah, pengertian otonomi autos nomos atau autonomous dalam

bahasa Inggris adalah kata sifat yang berarti: (1) keberadaan atau keberfungsian

secara bebas atau independen; dan (2) memiliki pemerintahan sendiri, sebagai

negara atau kelompok dan sebagainya. Sedangkan pengertian otonomi (autonomy)

sebagai kata benda adalah (1) keadaan atau kualitas yang bersifat independen,

khususnya kekuasaan atau hak memiliki pemerintahan sendiri; dan (2) negara,

masyarakat, atau kelompok yang memiliki pemerintahan sendiri yang independen

(www.bappenas.go.id/Mustopadidjaja AR).

Page 32: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxxii

Menurut Syahda Guruh L.S (2000 : 74) otonomi mengandung beberapa

pengertian sebagai berikut :

1) Otonomi adalah suatu kondisi atau ciri untuk ”tidak dikontrol” oleh pihak lain maupun kekuatan luar.

2) Otonomi adalah ”bentuk pemerintahan sendiri” (self-government), yaitu hak untuk memerintah dan menentukan nasib sendiri (the right of self-government; self-determination).

3) Pemerintahan sendiri yang dihormati, diakui, dan dijamin tidak adanya kontrol oleh pihak lain terhadap fungsi daerah (local or internal affairs) atau terhadap minoritas suatu bangsa.

4) Pemerintahan otonomi memiliki pendapatan yang cukup untuk menentukan nasib sendiri, memenuhi kesejahteraan hidup maupun dalam mencapai tujuan hidup secara adil (self-determination, self-sufficiency, self-reliance).

5) Pemerintahan otonomi memiliki supremasi/ dominasi kekuasaan (supremacy of authority) atau hukum (rule) yang dilaksanakan sepenuhnya oleh pemegang kekuasaan di daerah.

Otonomi adalah wewenang atau kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah

untuk mengatur dan mengelola demi kepentingan wilayah atau daerah masyarakat

itu sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan pengaturan perimbangan keuangan

termasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi yang sesuai dengan tradisi adat-

istiadat daerah lingkungannya. Suatu daerah diberi otonomi karena keadaan

geografinya yang unik atau penduduknya merupakan minoritas negara tersebut,

sehingga diperlukan hukum-hukum khusus, yang hanya cocok diterapkan untuk

daerah tersebut (id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah).

Menurut Bagir Manan yang dikutip H. Andi Mustari Pile (1999 : 40),

otonomi sebagai kebebasan dan kemandirian satuan pemerintahan lebih rendah

untuk mengatur dan mengurus sebagian urusan pemerintahan. Urusan pemerintah

yang boleh diatur dan diurus secara bebas dan mandiri itu menjadi atau

merupakan urusan rumah tangga satuan pemerintahan yang lebih rendah tersebut

Pengertian otonomi daerah menurut UU No. 32. Tahun 2004 sebagai

amandemen UU No. 22. Tahun 1999 adalah hak, wewenang, dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku (Pheni Chalid, 2005 : 21).

Page 33: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxxiii

H.A.W. Widjaja (2004 : x) mendefinisikan otonomi daerah adalah

kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut Pheni Chalid (2005 :

15), otonomi daerah adalah manifestasi dari keinginan untuk mengatur dan

mengaktualisasikan seluruh potensi daerah secara maksimal yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian

otonomi adalah wewenang atau kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah untuk

mengatur, mengurus dan mengelola sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat mulai dari ekonomi, politik, dan pengaturan perimbangan

keuangan termasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi yang sesuai dengan

tradisi adat-istiadat daerah lingkungannya yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

Menurut Winarno Surya .A (1999 : 1-2), ada 3 jenis otonomi, yakni :

1) Otonomi formal, yaitu suatu sistem otonomi di mana yang diatur adalah

kewenangan-kewenangan pemerintah yang dipegang oleh pemerintah

pusat dalam bidang pertahanan, politik luar negeri, peradilan,

moneter/fiskal dan kewenangan lainnya. Sedangkan kewenangan daerah

adalah kewenangan di luar kewenangan pemerintah pusat tersebut.

2) Otonomi materiil, yaitu suatu jenis otonomi daerah di mana kewenangan-

kewenangan daerah otonom telah dirinci secara tegas dan daerah otonom

hanya boleh mengatur urusan pemerintahan yang secara tegas di

masukkan sebagai urusan rumah tangga daerah.

3) Otonomi riil, yaitu suatu sistem otonomi di mana kewenangan-

kewenangan daerah otonom yang dilimpahkan pemerintah pusat

disesuaikan dengan kemampuan nyata dari daerah otonom yang

bersangkutan.

Tujuan pemberian otonomi seperti yang dikemukakan oleh Sujamto

(1991:4) adalah untuk meningkatkan dayaguna dan hasilguna penyelenggaraan

pemerintahan di daerah, terutama dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan

Page 34: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxxiv

terhadap masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan

kesatuan bangsa.

b. Otonomi dan Kekuasaan Pusat

Penyelenggaraan otonomi daerah menekankan pentingnya prinsip-prinsip

demokrasi, peningkatan peran serta masyarakat, dan pemerataan keadilan dengan

memperhitungkan berbagai aspek yang berkenaan dengan potensi dan

keanekaragaman antar daerah. Pelaksanaan otonomi daerah dianggap penting

karena tantangan perkembangan lokal, nasional, regional, dan internasional di

berbagai bidang ekonomi, politik dan kebudayaan terus meningkat dan

mengharuskan diselenggarakannya otonomi daerah yang luas, nyata dan

bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional. Pelaksanaan otonomi

daerah itu diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan

sumberdaya masing-masing serta perimbangan keuangan pusat dan daerah sesuai

prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta

potensi dan keanekaragaman antar daerah.

Pada prinsipnya, kebijakan otonomi dilakukan dengan

mendesentralisasikan kewenangan-kewenangan yang sebelumnya tersentralisasi

di tangan Pemerintah Pusat. Desentralisasi dan otonomi merupakan suatu bentuk

sistem penyerahan urusan pemerintahan dan pelimpahan wewenang di bidang

tertentu dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah (Pheni Chalid,

2005:15). Dalam proses desentralisasi tersebut, kekuasaan Pemerintah Pusat

dialihkan dari tingkat pusat ke Pemerintahan Daerah, sehingga terjadi pergeseran

kekuasaan dari pusat ke daerah dalam bentuk pemberian, pelimpahan dan

penyerahan sebagian tugas-tugas Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah.

Otonomi daerah secara politis merupakan satu bentuk desentralisasi

kebijakan pemerintahan yang pada hakikatnya ditujukan untuk mendekatkan

pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara keseluruhan.

Secara sosial akan mendorong masyarakat ke arah swakelola dengan

memfungsikan pranata sosial dalam menyelesaikan persoalan yang mereka

hadapi. Secara ekonomi, sistem ini dapat mencegah ekploitasi pusat terhadap

Page 35: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxxv

daerah, menumbuhkan inovasi masyarakat dan mendorong masyarakat untuk

lebih produktif. Secara administratif akan mampu meningkatkan kemampuan

daerah dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, meningkatkan

akuntabilitas atau pertanggungjawabnan publik (Pheni Chalid, 2005 : 5).

Otonomi daerah dilaksanakan dengan asumsi dasar memberikan hak

kepada daerah untuk mengatur daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan

bertanggungjawab. Menurut Pheni Chalid (2005 : 32) wujud otonomi daerah dari

Pemerintah Pusat, berupa :

1) Otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan

pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan

kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,

peradilan, moneter dan fiskal, agama (kewenangan Pemerintah Pusat),

yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. Di samping itu, keleluasaan

otonomi mencakup kewenangan yang utuh dan bulat dalam

penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian

dan evaluasi.

2) Otonomi yang nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan

pemerintahan di bidang tertentu yaitu yang dapat hidup, tumbuh dan

berkembang di daerah itu yang keberadaannya dapat dibuktikan secara

nyata.

3) Otonomi yang bertanggungjawab adalah perwujudan pertanggungjawaban

atas konsekuensi pemberian hak dan wewenang kepada daerah berupa

peningkatan di bidang pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang

semakin baik, kehidupan demokrasi yang semakin berkembang, keadilan

dan pemerataan, serta hubungan pusat-daerah yang serasi.

Dalam Negara Kesatuan kekuasaan negara terletak pada Pemerintah Pusat

bukan pada Pemerintah Daerah, tetapi Pemerintah Pusat dapat menyerahkan

sebagian kekuasaannya kepada Pemerintah Daerah dalam wujud otonomi. Hal ini

terkait dengan luasnya daerah, makin banyak tugas yang diurus Pemerintah Pusat,

sejalan dengan kemajuan masyarakat dan negara, perbedaan daerah satu dengan

yang lain yang sukar diatur secara memusat. Jika keadaan daerah sudah

Page 36: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxxvi

memungkinkan, Pusat menyerahkan kepada daerah-daerah untuk mengurus dan

menyelenggarakan sendiri kebutuhan-kebutuhan khusus bagi daerah-daerah

tersebut. Pemerintah Daerah turut mengatur dan mengurus hal-hal sentral dalam

daerahnya menurut instruksi-instruksi dari Pemerintah Pusat serta Pemerintah

Pusat tetap mengendalikan kekuasaan pengawasan terhadap daerah-daerah

otonom (H. Andi Mustari Pile, 1999 : 29).

Otonomi yang dituntut oleh suku Kurdi adalah otonomi luas yaitu daerah

otonom yang tetap bagian dari teritori Irak dan rakyat Kurdi tetap bagian dari

rakyat Irak. Dengan otonomi luas, suku Kurdi dapat menyelenggarakan

administrasi pemerintahan sendiri, mempertahankan identitas dan sistem budaya

mereka serta mengatur sendiri masalah keuangan serta anggarannya yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Suku Kurdi.

4. Konflik

a. Pengertian Konflik

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terdapat

adanya suatu konflik baik konflik sosial maupun konflik politik atas dasar

kepentingan atau perbedaan.

Menurut D. Hendropuspito OC (1989 : 247) pengertian konflik adalah :

Kata konflik berasal dari kata Latin confligere yang berarti “saling memukul”. Dalam pengertian sosiologis konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial di mana dua orang atau kelompok berusaha untuk menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Menurut Soerjono Soekanto ( 1990 : 98-99) pertentangan atau pertikaian

(konflik) adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha

untuk memenuhi tujuannnya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai

dengan ancaman dan atau kekerasan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia W. J. S. Poerwodarminto (1990 : 45),

konflik diartikan dengan percecokan, perselisihan, pertentangan yang terjadi pada

Page 37: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxxvii

satu tokoh atau lebih. Konflik dapat terjadi karena ketidaksesuaian ide atau

ketidakcocokan suatu paham atau kepentingan.

Menurut Ariyono Suyono ( 1985 : 211) konflik adalah keadaan dimana

dua atau lebih dari dua pihak berusaha menggagalkan tujuan masing-masing pihak

karena adanya perbedaan pendapat nilai-nilai atau tuntutan dari masing-masing

pihak. K.J Veerger (1988 : 210) yang mengutip pendapat Lewis A. Coser

menyatakan bahwa konflik adalah perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan

berkenaan dengan status, kuasa, dan sumber-sumber kekayaan yang

persediaannya tidak mencukupi, dimana pihak-pihak yang berselisih tidak hanya

bermaksud untuk memperoleh barang yang diinginkan melainkan juga

memojokkan, merugikan atau menghancurkan lawan.

Kartini Kartono (1990 : 173) memberikan rumusan mengenai konflik yaitu

semua benturan, tabrakan, ketidaksesuain, ketidakserasian, pertentangan,

perkelahian, oposisi dan interaksi yang antagonistis bertentangan.

Clinton F. Fink dalam Kartini Kartono (1988 : 173) mendefinisikan

konflik sebagai berikut :

1) Konflik ialah relasi-relasi psikologis yang antagonistis, berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tidak bisa disesuaikan, interest-interest eksklusif dan tidak bisa dipertemukan, sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan struktur-struktur nilai yang berbeda.

2) Konflik ialah interaksi yang antagonistis, mencakup: tingkah laku lahiriah yang tampak jelas, mulai dari bentuk-bentuk perlawanan halus terkontrol, tidak langsung; sampai pada bentuk perlawanan terbuka, kekerasan, perjuangan tidak terkontrol, benturan latent, pemogokan, huru-hara, makar, gerilya perang dan lain-lain.

Dari berbagai pendapat tentang pengertian konflik diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang antagonistis terjadi

sebagai akibat perbedaan paham atau perselisihan tentang tuntutan terhadap suatu

nilai tertentu antara pihak-pihak yang sedang berselisih, sehingga menimbulkan

usaha untuk menjatuhkan pihak lawan guna mencapai perubahan yang

dikehendaki kelompoknya.

Konflik yang terjadi antara suku Kurdi dengan Pemerintah Irak

disebabkan karena adanya perselisihan tentang tuntutan sesuatu yakni keinginan

Page 38: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxxviii

suku Kurdi Irak untuk memperoleh otonomi di Kurdistan Irak sebagai tempat

untuk suku Kurdi dapat mengatur diri dan mempertahankan identitas serta sistem

budaya mereka. Tuntutan untuk memberikan otonomi penuh ditolak oleh

Pemerintah Irak. Pemerintah Irak ingin mengamankan sumber minyaknya yang

merupakan penghasilan utama Irak yang terdapat di Irak Utara yaitu Mosul dan

Kirkuk. Selain itu Pemerintah Irak ingin menjaga integritas bangsanya. Merasa

tuntutannya tidak terpenuhi, maka suku Kurdi melancarkan perlawanan hingga

terjadi beberapa kali peperangan antara kedua belah pihak.

b. Sebab-Sebab Timbulnya Konflik

Menurut Abu Ahmadi (1975 : 93), konflik biasanya ditimbulkan oleh

adanya kepentingan yang bertentangan terutama kepentingan ekonomi dan sering

juga karena perebutan kekuasaan dan kedudukan.

Menurut Soerjono Soekanto (1990 : 99) yang menjadi sebab atau akar dari

timbulnya konflik adalah :

1) Perbedaan antara individu-individu

Perbedaan pendirian dan perasaaan mungkin akan melahirkan bentrokan

antara mereka.

2) Perbedaan kebudayaan

Perbedaan kepribadian dari orang perorangan tergantung pula dari pola-

pola kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta

perkembangan kepribadian tersebut. Seorang sadar maupun tidak sadar,

sedikit banyak akan terpengaruh oleh pola-pola pemikiran dan pola-pola

pendirian kelompoknya. Selanjutnya keadaan tersebut dapat pula

menyebabkan terjadinya pertentangan antara kelompok manusia.

3) Perbedaan kepentingan

Perbedaan kepentingan antar individu maupun kelompok merupakan

sumber lain dari konflik. Wujud kepentingan dapat bermacam-macam ada

kepentingan ekonomi, politik, dan sebagainya.

Page 39: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xxxix

4) Perubahan sosial

Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu

akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat sehingga

menyebabkan terjadinya golongan-golongan yang berbeda pendiriannya

mengenai reorganisasi sistem nilai.

Konflik yang terjadi antara suku Kurdi dengan Pemerintah Irak

disebabkan adanya perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak yang

menyangkut masalah politik dan ekonomi. Secara politis, suku Kurdi menuntut

pemberian status otonomi di wilayah Kurdistan Irak kepada Pemerintah Irak,

tetapi tuntutan tersebut tidak dipenuhi oleh Pemerintah Irak dengan alasan

menjaga keutuhan bangsa. Penolakan Pemerintah Irak atas tuntutan suku Kurdi

juga berkaitan dengan kepentingan ekonomi. Pemerintah Irak ingin mengamankan

sumber minyaknya yang merupakan penghasilan utama Irak yang terdapat di Irak

Utara yaitu Mosul dan Kirkuk yang masuk wilayah Kurdistan Irak.

c. Bentuk Konflik

Menurut Pheni Chalid (2005 : 104-108) konflik dikelompokkan dalam

kategori sifat, motif dan bentuk, yaitu :

1) Berdasarkan sifatnya, terdiri atas :

a) Konflik bersifat laten, yaitu ketika pertentangan dan ketegangan

diantara pelaku konflik samar dan tidak jelas, namun telah ada dalam

diri pelaku konflik, seperti penilaian negatif terhadap lawan yang

dikontruksi melalui proses budaya sehingga menciptakan penilaian

stereotip satu etnis terhadap etnis lain. Selain itu, ketika pihak yang

merasa tertindas tidak dapat mengungkapkan protes dan perlawanan,

karena berada pada posisi tawar yang rendah, baik secara kultural

maupun struktural, maka konflik berlangsung secara laten.

b) Konflik bersifat manifes, yaitu konflik yang dapat terjadi secara

spontan dan juga adanya ketidakseimbangan dalam masyarakat, seperti

perilaku tidak adil, ketimpangan sosial, politik dan ekonomi.

Page 40: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xl

2) Berdasarkan motifnya, terdiri atas :

a) Konflik irasional, yaitu konflik berdasarkan perspektif utilitirianisme,

individu selalu mempertimbangankan aspek kepentingan pribadinya

(keuntungan) dalam berhubungan dengan sesamanya.

b) Konflik emosional, yaitu konflik yang dilandasi emosi karena adanya

perasaan untuk membela dan mempertahankan kepentingan

kelompoknya.

3) Berdasarkan bentuknya, terdiri atas :

a) Konflik vertikal, yaitu konflik terjadi karena suatu kelompok

menghadapi ketidakseimbangan distribusi sumber daya akibat

dominasi politik satu kelompok yang kuat menutup jalan bagi

kelompok lain untuk mendapatkan akses terhadap sumber daya yang

menjadi kepentingan bersama.

b) Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjadi karena masing-masing

kelompok ingin menunjukkan identitas budaya yang dimiliki yang

melibatkan masalah sosial, politik dan ekonomi.

Soerjono Soekanto (1990: 102) menyebutkan bahwa konflik mempunyai

beberapa bentuk khusus, antara lain :

1) Konflik pribadi

Konflik ini berupa pertentangan antar individu yang terjadi dalam suatu

hubungan sosial.

2) Konflik rasial

Konflik ini terjadi karena perbedaan pada ciri-ciri fisik, perbedaan

kepentingan dan kebudayaan diantarakelompok atau golongan.

3) Konflik antara kelas-kelas sosial

Konflik ini disebabkan oleh perbedaan kepentingan, misalnya perbedaan

kepentingan antara majikan dengan buruh.

4) Konflik politik

Konflik ini menyangkut baik antara golongan-golongan dalam suatu

masyarakat maupun antara negara-negara yang berdaulat.

Page 41: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xli

5) Konflik yang bersifat internasional

Konflik ini disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian

merembes ke kedaulatan negara. Mengalah berarti mengurangi kedaulatan

negara dan itu berarti kehilangan muka dalam forum internasional.

Menurut Ramlan Surbakti (1992 : 243) konflik dapat dibedakan menjadi

dua yaitu konflik yang berwujud kekerasan dan konflik non kekerasan. Konflik

yang mengandung kekerasan biasanya terjadi dalam masyarakat negara yang

belum memiliki konsesus bersama tentang dasar, tujuan negara dan lembaga

pengatur atau pengendali konflik yang jelas. Pemberontakan, sabotase merupakan

contoh konflik yang mengandung tindak kekerasan. Konflik yang berwujud non

kekerasan biasanya terjadi pada masyarakat yang telah memiliki dasar tujuan yang

jelas sehingga penyelesaian konflik sudah bias ditangani melalui lembaga yang

ada. Adapun konflik non kekerasan biasanya berwujud perbedaan kelompok antar

kelompok (individu) dalam rapat, pengajuan petisi kepada pemerintah, polemik

melalui surat kabar atau sebagainya.

Konflik antara suku Kurdi dengan Pemerintah Irak merupakan bentuk

konflik politik di Irak yang berujung pada tindak kekerasaan dalam wujud

pemberontakan yang dilakukan suku Kurdi terhadap Pemerintah Irak untuk

memperjuangkan tuntutannya yakni memperoleh otonomi di Kurdistan Irak.

Pemberontakan yang dilakukan suku Kurdi dihadapi oleh Pemerintah Irak dengan

mengerahkan kekuatan militernya sehingga mengakibatkan terjadinya peperangan

antara kedua belah pihak.

d. Cara Penyelesaian Konflik

Menurut Mawasdi Rauf (2001 : 8-12) penyelesaian konflik adalah usaha-

usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan atau menghilangkan konflik dengan

cara mencari kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.

Penyelesaian konflik diperlukan untuk mencegah : (1) semakin mendalamnya

konflik, yang berarti semakin tajamnya perbedaan antara pihak-pihak yang

berkonflik ; (2) semakin meluasnya konflik, yang berarti semakin banyaknya

jumlah peserta masing-masing pihak yang berkonflik yang berakibat konflik

Page 42: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xlii

semakin mendalam dan meluas, bahkan menimbulkan disintergrasi masyarakat

yang dapat menghasilkan dua kelompok masyarakat yang terpisah dan

bermusuhan. Ada dua cara penyelesaian konflik yaitu :

1) Secara persuasif, yaitu menggunakan perundingan dan musyawarah untuk

mecari titik temu antara pihak-pihak yang berkonflik. Pihak-pihak yang

berkonflik melakukan perundingan, baik antara mereka saja maupun

manggunakan pihak ketiga yang bertindak sebagai mediator atau juru

damai.

2) Secara koersif, yaitu menggunakan kekerasan fisik atau ancaman

kekerasan fisik untuk menghilangkan perbedaan pendapat antara pihak-

pihak yang terlibat konflik.

Menurut Soerjono Soekanto (1990 : 77-78) cara penyelesaian konflik

mempunyai beberapa bentuk, yaitu :

1) Coercion adalah suatu cara penyelesaian konflik yang prosesnya

dilaksanakan oleh karena adanya paksaan, di mana salah-satu pihak berada

dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan.

Pelaksanaannya dapat dilakukan secara fisik (secara !angsung), maupun

secara psikologis (secara tidak langsung).

2) Compromise adalah suatu cara penyelesaian konflik di mana pihak-pihak

yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu

penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk dapat

sanakan compromise ada!ah bahwa salah satu pihak bersedia untuk

merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya dan begitu pula

sebaliknya.

3) Arbitration, merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila

pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.

Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipi!ih oleh kedua belah

pihak atau oleh suatu badan yang berkedudukan lebih tinggi dari pihak-

pihak yang bertentangan.

4) Mediation adalah suatu cara penyelesaian konflik dengan mengundang

pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Pihák ketiga

Page 43: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xliii

tersebut tugas utamanya adalah mengusahakan suatu penyelesaian secara

damai. Kedudukan pihak ketiga hanya sebagai penasihat dan tidak

mempunyai wewenang untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian

perselisihan tersebut.

5) Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan

keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu

persetujuan bersama.

6) Toleration (tolerant-participation) adalah suatu cara penyelesaian konflik

tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Kadang-kadang toleration

timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan.

7) Stalemate adalah suatu cara penyelesaian konflik di mana pihak-pihak

yang bententangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti

pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. Hal ini

disebabkan karena bagi kedua belah pihak sudah tidak ada kernungkinaa

lagi baik untuk maju maupun untuk mundur.

8) Adjudication adalah suatu cara penyelesaian konflik atau sengketa di

pengadilan.

Cara penyelesaian konflik antara suku Kurdi dengan Pemerintah Irak lebih

sering diupayakan secara koersif yakni dengan menggunakan kekerasan fisik.

Kedua belah pihak yang berkonflik terlibat peperangan guna mempertahankan

kepentingan masing-masing. Penyelesaian konflik secara persuasif atau

perundingan antara kedua belah pihak juga sudah diupayakan, seperti di tahun

1970 diadakan perjanjian damai antara suku Kurdi dengan Pemerintah Irak yang

termaktub aspirasi suku Kurdi untuk memperoleh otonomi tetapi pada akhirnya

berujung dengan peperangan lagi karena Pemerintah Irak tidak menjalankan

keputusan tersebut secara konsisten dan membuat suku Kurdi tidak percaya lagi

untuk melakukan perundingan dengan Pemerintah Irak. Satu-satunya jalan yang

ditempuh suku Kurdi untuk memperoleh otonomi di Kurdistan Irak dengan jalan

melakukan pemberontakan terhadap Pemerintah Irak.

Page 44: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xliv

e. Akibat Konflik

Menurut D. Hendropuspito OC (1989 : 249), konflik fisik berupa

bentrokan antara individu dengan individu, kerabat dengan kerabat, suku dengan

suku, bangsa dengan bangsa, golongan agama yang satu dengan yang lain,

umumnya mendatangkan penderitaan bagi kedua pihak yang terlibat, seperti

korban jiwa, material dan spiritual serta berkobarnya kebencian dan balas

dendam. Apabila konflik terjadi di suatu negara yang terdiri dari berbagai suku

bangsa dan bersifat separatif, konflik juga menghambat persatuan bangsa serta

integrasi sosial dan nasional.

Menurut Soerjono Soekanto (1990 : 103) akibat yang ditimbulkan oleh

terjadinya pertentangan atau konflik adalah :

1) Tambahnya solidaritas in-group. Apabila suatu kelompok bertentangan

dengan kelompok lain, maka solidaritas antara warga-warga kelompok

biasanya akan bertambah erat dan bahkan bersedia berkorban demi

keutuhan kelompoknya.

2) Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu

kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya

persatuan kelompok tersebut.

3) Perubahan kepribadian para individu. Pertentangan yang berlangsung di

dalam kelompok atau antar kelompok selalu ada orang yang menaruh

simpati kepada kedua belah pihak. Ada pribadi-pribadi yang tahan

menghadapi situasi demikian, akan tetapi banyak pula yang merasa

tertekan, sehingga merupakan penyiksaan terhadap mentalnya.

4) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. Salah satu bentuk

konflik yakni peperangan telah menyebabkan penderitaan yang berat, baik

bagi pemenang maupun bagi pihak yang kalah, baik dalam bidang

kebendaan maupun bagi jiwa raga manusia.

5) Akomodasi, dominasi dan takluknya salah-satu pihak.

Akibat dari konflik suku Kurdi dengan pemerintah Irak yang sering

berujung pada peperangan antara kedua belah pihak adalah jatuhnya korban jiwa

di kedua belah pihak terutama suku Kurdi. Serangan Pemerintah Irak ke wilayah

Page 45: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xlv

Kurdistan Irak dengan senjata kimia tahun 1988 menewaskan lebih dari 6.500

orang Kurdi. Serangan Pemerintah Irak ke wilayah Kurdistan Irak tahun 1988 dan

1991 juga membawa penderitaan bagi suku Kurdi yang harus mengungsi ke Iran

dan Turki, meninggalkan rumah dan harta benda untuk hidup dalam tenda-tenda

pengungsian. Konflik suku Kurdi dengan Pemerintah Irak yang sudah

berlangsung lama menghambat persatuan dan integrasi nasional Negara Irak.

5. Primordial

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Sri Sukesi Adiwimarta, 1983:

71), primordial diartikan sebagai perasaan kesukuan yang berlebihan. Menurut

Maswadi Rauf (2001 : 62), kelompok primordial adalah kelompok yang lebih

besar dari keluarga yang lebih kecil dari bangsa yang didasarkan atas ikatan

primordial, sedangkan ikatan primordial adalah keterikatan seseorang terhadap

kelompoknya yang didasarkan atas nilai-nilai yang given (yang telah terbentuk

dan diterima sebagaimana adanya campur tangan orang bersangkutan) yang di

sebabkan hubungan darah dan persamaan dalam hal agama, suku, bahasa, asal

daerah dan adat istiadat.

Menurut Clifford Geertz (1992 : 79), ikatan primordial dimaksudkan

sebagai ikatan yang berasal dari “unsur-unsur bawaan” atau lebih persis lagi,

karena kebudayaan tak bisa tidak mencakup soal-soal semacam itu, “unsur-unsur

bawaan” yang diandaikan dari kehidupan sosial: hubungan langsung terutama

hubungan kekerabatan, namun melampui itu keadaan bawaan yang berasal dari

keadaan terlahir ke dalam sebuah komunitas religius tertentu, bertutur dengan

sebuah kata tertentu atau bahkan suatu dialek bahasa tertentu dan mengikuti

praktek-praktek sosial tertentu. Kesesuaian-kesesuaian darah, tuturan, dan adat-

kebiasaan memiliki sesuatu kekuatan yang memaksa. Clifford Geertz (1992 : 82)

mengelompokkan ikatan primordial menjadi enam, yaitu :

1) Ikatan-ikatan darah yang diterima.

Unsur yang mengidentifikasi adalah kuasi-keluarga. “Kuasi” karena unit-

unit kekeluargaan yang terbentuk di sekitar hubungan biologis yang

Page 46: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xlvi

dikenali (keluarga-keluarga yang diperluas, silsilah-silsilah) terlalu kecil

bahkan bagi ikatan tradisi yang paling erat untuk memandang unit-unit itu

sebagai suatu yang memiliki lebih daripada makna terbatas, dan akibatnya

pada sebuah pandangan tentang kekeluargaan yang tak dapat ditelusuri

namun masih nyata secara sosiologis, seperti dalam sebuah suku.

2) Ras

Ras serupa dengan kekeluargaan yan diterima, sehingga ras mencakup

sebuah teori etnobiologis dengan acuan pada ciri-ciri fisis yang bersifat

fenotipis, khusus warna kulit, bentuk muka, sosok, jenis rambut dan

seterusnya lebih daripada sembarang rasa yang sangat khusus akan nenek

moyang yang sama.

3) Bahasa

Bahasa dalam setiap bangsa itu berbeda antara yang satu dengan yang lain.

Bahasa dapat dipegang sebagai poros yang sama sekali hakiki bagi

konflik-konflik kebangsaan sehingga erbedaan bahasa pada sendirinya

pasti bersifat memecah belah. Namun, perbedaan bahasa di sebagian

negara tidak bersifat memecah-belah dan bahkan konflik-konflik

primordial dapat terjadi di mana tidak terdapat perbedaan bahasa yang

mencolok.

4) Daerah

Merupakan sebuah faktor yang hampir ada dimana-mana, daerah-isme

(regionalisme) sebenarnya cenderung sangat mengganggu di dalam

daerah-daerah yang secara geografis heterogen.

5) Agama

Agama sebagai pegangan hidup yang selalu dapat dijadikan benteng suatu

konflik atau pun sebaliknya dapat juga menjadikan timbulnya konflik.

Konflik agama dalam negara dapat menghancurkan atau menghambat

jalannya pemerintahan.

6) Adat-istiadat

Perbedaan-perbedaan dalam adat-istiadat membentuk suatu basis untuk

sejumlah keterpecahan nasional tertentu dan secara khusus mencolok

Page 47: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xlvii

dalam kasus-kasus di mana sebuah kelompok yang secara intelektual atau

secara artistik agak rumit melihat dirinya sebagai pengemban sebuah

“peradaban” di tengah-tengah suatu penduduk yang sebagian besar bersifat

biadab yang akan menjadikan dirinya sebagai model.

Primordial mengandung nilai solidaritas terhadap kelompoknya.

Kelompok yang didasarkan atas persamaan ras atau suku dan agama sudah dapat

dikategorikan sebagai ikatan primordial. Persamaan bahasa, adat istiadat dan

kedaerahan sebagai sifat dari kelompok primordial. Nilai agama sebenarnya

sedikit berbeda dari ras atau suku, karena seseorang dapat memilih agama sesuai

keyakinannya tidak harus seagama dengan keluarga dimana seseorang dilahirkan.

Nilai agama berbeda berbeda dengan nilai budaya meskipun nilai agama terdapat

unsur budaya, tetapi agama mempunyai nilai yang berasal dari Tuhan yang tidak

dihasilkan dari interaksi sosial.

Menurut Geertz dalam Maswadi Rauf (2001: 62) sifat-sifat alamiah dari

ikatan suku atau ras dari sifat-sifat alamiah dari ikatan agama, sebenarnya ada

perbedaan antara keduanya dalam hal sumber loyalitas atau kesetiaan. Pada kedua

ikatan primordial tersebut membentuk sentimen dan loyalitas primordial yang atas

dasar ras atau suku ditimbulkan karena adanya persamaan nilai-nilai budaya.

Semua persamaan akan menghasilkan solidaritas yang amat kuat diantara

anggota-anggota yang membuat mereka bersedia membela kelompok mereka

dengan pengorbanan apapun. Dalam kelompok primordial atas agama , solidaritas

ditimbulkan oleh persamaan keimanan kepada Tuhan dan kepercayaan kepada

ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh agama. Keyakinan akan kebenaran ajaran

agama menghasilkan solidaritas diantara penganut agama bersangkutan yang

menimbulkan kerelaan untuk membela agama tersebut dari ancaman kelompok

lain dengan pengorbanan apa pun.

Solidaritas dalam kelompok primordial menghasilkan fanatisme kesetiaan

yang amat kuat kepada kelompok dan anggota-anggota kelompok serta

penghormatan yang tinggi terhadap nilai budaya kelompok. Fanatisme ini

memperkuat integrasi kelompok, namun sebaliknya, mempermudah terjadinya

konflik dengan orang lain diluar kelompok dengan sepenuh hati, bahkan tanpa

Page 48: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xlviii

menghiraukan keselamatan diri sendiri. Oleh karena itu pengorbanan baik harta

atau maupun nyawa, dapat saja terjadi. Itu terjadi dengan kesadaran dan tanpa

paksaan.

Irak merupakan negara kesatuan yang berdaulat, tetapi sering menghadapi

masalah disintegrasi bangsa akibat adanya perbedaan paham kepercayaan dan

keaneragaman etnis. Konflik paham kepercayaan melibatkan Syiah dengan Sunni,

di mana Syiah sebagai mayoritas di Irak selalu di perintah oleh Sunni dan rasa

ketidakadilan yang diterima sehingga Syiah ingin memisahkan diri dari Irak.

Konflik keaneragaman etnis melibatkan Kurdi dengan pemerintah Irak. Dalam hal

ini konflik yang terjadi bukan berdasar atas paham kepercayaan karena mayoritas

Kurdi menganut Sunni yang sama dengan mayoritas orang-orang yan berkuasa di

Irak (Arab Sunni), tetapi lebih didasarkan perbedaan etnis dan

Page 49: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xlix

Page 50: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

l

kebudayaan serta dipengaruhi kepentingan politik dan ekonomi. Suku

Kurdi memiliki ikatan primordial yang kuat dan menuntut daerah otonom di

Kurdistan Irak sebagai tempat untuk suku Kurdi dapat mengatur diri dan

mempertahankan identitas serta sistem budaya suku Kurdi.

B. Kerangka Berfikir

Keterangan :

Suku Kurdi tinggal wilayah Kurdistan (tanah orang-orang Kurdi) dan secara

etnis berbeda dengan Arab karena suku Kurdi memiliki kebudayaan yang berbeda

dengan Arab. Wilayah Kurdistan pada masa sebelum Perang Dunia I berada

dibawah kekuasaan Kerajaan Turki Utsmaniah dan pasca Perang Dunia I sesuai

dalam perjanjian Lausane pada 24 Juli 1923, daerah-daerah Arab dari kekuasaan

Kerajaan Turki Utsmaniah dibagi-bagi menjadi daerah sekutu, sehingga wilayah

Kurdistan menjadi terpecah belah dalam beberapa daerah yaitu Turki, Iran, Irak,

dan Suriah sampai saat ini. Fakta bahwa wilayah Kurdistan berada di beberapa

negara menjadi kendala utama terwujudnya sebuah Negara Kurdistan Merdeka.

Berdasarkan kenyataan tersebut, suku Kurdi tidak lagi mencita-citakan berdirinya

sebuah negara Kurdistan, tetapi mendapatkan wilayah yang otonom termasuk di

Primordial Suku Kurdi

Kebijakan Otonomi

di Kurdistan Irak

Otonomi Kurdistan

di Irak Utara

Pemerintah

Irak

Kurdistan

Perjuangan Suku

Kurdi di Irak

Page 51: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

li

Irak sehingga suku Kurdi dapat mengatur diri dan mempertahankan identitas serta

sistem budaya mereka.

Perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di Kurdistan Irak

mendapatkan perlawanan dari pemerintah Irak yang ingin menjaga keutuhan

bangsa dan mengamankan sumber minyaknya di wilayah Kirkuk sehingga sering

terjadi peperangan antara kedua belah pihak yang mengakibatkan banyak jatuh

korban jiwa. Perundingan antara Kurdi dengan pemerintah Irak dilaksanakan

tahun 1991 dan pemerintah Irak memberikan status otonomi terhadap wilayah di

Kurdistan Irak yang mencakup Dahuk, Arbil dan Sulaymaniah. Kebijakaan

pemberian otonomi di Irak Utara dalam perkembangannya berpengaruh terhadap

bersatunya KDP dan PUK sebagai wadah perjuangan suku Kurdi Irak.

Page 52: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “Perjuangan Suku Kurdi Memperoleh

Otonomi di Kurdistan Irak Tahun 1919-1991”, dilakukan teknik pengumpulan

data melalui studi pustaka. Adapun perpustakaan yang digunakan sebagai berikut:

a. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

c. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

d. Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

e. Perpustakaan Monumen Pers Surakarta.

f. Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Jangka waktu yang digunakan untuk penelitian ini dimulai dari

disetujuinya judul skripsi yaitu bulan Desember 2008 sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini yaitu pada bulan Juni 2009.

B. Metode penelitian

Dalam setiap penelitian ilmiah selalu diperlukan suatu metode tertentu

yang berkaitan dengan obyek atau pemasalahan yang akan diteliti. Menurut

Koentjaraningrat (1986 : 7) kata metode berasal dari bahasa Yunani, methodos

Page 53: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

liii

yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka metode

menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang

menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

Menurut Dudung Abdurahman (1999 : 43) metode adalah suatu cara,

jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis. Sedangkan menurut Helius

Sjamsuddin (2007 : 13) metode ada hubungannya dengan prosedur, proses, atau

teknik yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk

mendapatkan obyek yang diteliti.

Penelitian ini merupakan penelitian yang berusaha merekonstruksikan,

mendiskripsikan dan memaparkan perjuangan suku Kurdi memperoleh otonomi di

Kurdistan Irak tahun 1919-1991. Peristiwa yang menjadi pokok penelitian

tersebut adalah peristiwa masa lampau, sehingga metode yang digunakan adalah

metode historis atau sejarah. Dengan metode sejarah penulis mencoba

merekonstruksi kembali suatu peristiwa di masa lampau sehingga dapat

menghasilkan historiografi sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah.

Louis Gottschalk (1975 : 32) mengemukakan bahwa metode sejarah

adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan

masa lampau. Sedangkan Nugroho Notosusanto (1971 : 17) menyatakan bahwa

metode penelitian sejarah merupakan proses pengumpulan, menguji, menganalisis

secara kritis rekaman-rekaman dan penggalian-penggalian masa lampau menjadi

kisah sejarah yang dapat dipercaya, metode ini merupakan proses merekonstruksi

peristiwa-peristiwa masa lampau, sehingga menjadi kisah yang nyata.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian sejarah adalah kegiatan mengumpulkan, menguji dan menganalisis

secara kritis data peninggalan masa lampau dan menyajikannya sebagai hasil

karya melalui historiografi. Oleh karena metode penelitian yang digunakan adalah

metode historis, maka dilakukan langkah-langkah metode historis yang meliputi

pengumpulan sumber-sumber sejarah, menguji validitas dan reliabilitas data

sejarah tersebut kemudian menganalisis secara kritis untuk menghasilkan tulisan

atau cerita sejarah yang menarik dan dapat dipercaya.

Page 54: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

liv

C. Sumber Sejarah

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

sejarah. Sumber data sejarah sering disebut juga data sejarah. Menurut

Kuntowijoyo kata “data” merupakan bentuk jamak dari kata tunggal datum

(bahasa Latin) yang berarti pemberitaan (Dudung Abdurahman, 1999 : 30).

Menurut Nugroho Notosusanto (1971 : 19) sumber sejarah terdiri atas

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang

keterangannnya diperoleh secara langsung dari seseorang yang menyaksikan suatu

peristiwa dengan mata kepala sendiri, sedangkan sumber sekunder adalah sumber

yang keterangannya diperoleh oleh pengarangnya dari orang lain atau sumber lain.

Klasifikasi sumber sejarah dapat dibedakan menurut bahannya, asal-

usulnya atau urutan penyampaiannya dan tujuan sumber itu dibuat. Sumber

menurut bahannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu sumber tertulis dan sumber

tidak tertulis. Menurut urutan penyampaiannya sumber-sumber dapat dibedakan

menjadi sumber primer dan sumber sekunder sedangkan menurut tujuannya

sumber-sumber dapat dibagi atas sumber formal dan informal (Dudung

Abdurahman, 1999 : 31).

Dalam penelitian ini hanya menggunakan sumber data tertulis sekunder.

Penulis kesulitan untuk mendapatkan sumber primer karena peristiwa yang diteliti

dan saksi sejarah dari peristiwa yang berkaitan dengan penelitian ini berada di luar

negeri yaitu di Irak. Maka dari itu, penulis menggunakan sumber data tertulis

sekunder berupa surat kabar seperti Jawa Pos terbitan tahun 1991, Kompas

terbitan tahun 1991, majalah seperti Tempo terbitan tahun 1991, artikel-artikel

dan buku-buku yang relevan dengan penelitian antara lain karya Nasir Tamara dan

Agnes Samsuri yang berjudul “Perang Iran-Perang Irak” terbitan tahun 1981,

karya Trias Kuncahyono yang berjudul “Bulan Sabit di Atas Baghdad” terbitan

tahun 2005, dan karya M. Riza Sihbudi yang berjudul “Islam, Dunia Arab, Iran :

Barat Timur Tengah” terbitan tahun 1991. Sumber data yang telah diperoleh

kemudian dikaji, diklasifikasikan dan selanjutnya dibandingkan antara sumber

yang satu dengan yang lainnya serta dianalisis data tersebut sehingga diperoleh

Page 55: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lv

data sejarah yang akurat yang dapat digunakan untuk menyusun cerita sejarah

yang menarik dan dapat dipertanggungjawabkan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal penting dalam penelitian. Dalam

penelitian ini data dikumpulkan dengan cara teknik studi pustaka. Teknik studi

pustaka adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis terutama

berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau

hukum-hukum dan yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Dalam

melakukan studi pustaka diperlukan pengetahuan tentang perpustakaan sebagai

sumber literatur yang diperlukan dalam mencari materi yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti dari literatur yang tersedia (Hadari Nawawi, 1993 : 133).

Studi pustaka merupakan sebuah penelitian di perpustakaan yang bertujuan

mengumpulkan data dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di

ruang perpustakaan, misalnya : buku, surat kabar, majalah dan dokumen. Data

tersebut berfungsi sebagai wahana informasi terhadap materi yang akan dibahas

dalam penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi maka peneliti juga bisa

memenfaatkan internet dalam rangka studi pustaka untuk mengumpulkan data-

data yang berkaitan dengan tema penelitian.

Studi pustaka ini dilakukan sistem kartu/katalog atau menggunakan

komputer dengan cara mencatat beberapa sumber tertentu yang berkaitan dengan

penelitian dengan mencantumkan keterangan mengenai nama pengarang, judul

buku maupun subyek yang dicari. Oleh karena itu perlu mengingat kata kunci

yang terdapat dalam subyek yang dibahasnya, sehingga menemukan buku dan

artikel yang dimaksudkan dalam katalog atau komputer. Buku-buku dan artikel

yang telah ditemukan di perpustakaan dibaca dan dipahami, kemudian mencatat

hal-hal yang dianggap penting dan relevan dengan permasalahan yang akan

diteliti. Dengan demikian diperoleh data yang akan digunakan dalam penulisan

skipsi ini.

Page 56: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lvi

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik

analisis historis. Menurut Kuntowijoyo yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman,

1999 : 64), interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut dengan juga

analisis sejarah. Analisis sendiri berarti menguraikan, dan secara terminologis

berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan. Analisis dan sintesis, dipandang

sebagai metode-metode utama dalam interpretasi. Nugroho Notosusanto (1978 :

38) teknik analisis data historis adalah analisis data sejarah yang menggunakan

kritik sumber sebagai metode untuk menilai sumber-sumber yang digunakan

dalam penulisan sejarah.

Menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999 : 64),

analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh

dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta

itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh. Analisis data dilakukan setelah

pengumpulan data yang kemudian dilanjutkan dengan proses perbandingan antara

data yang satu dengan yang lain. Langkah ini dilakukan secara berulang-ulang

hingga didapatkan fakta sejarah yang akurat. Fakta-fakta tersebut kemudian

diseleksi, diklasifikasikan, ditafsirkan dan dijadikan bahan dalam penulisan

penelitian. Fakta merupakan bahan yang dijadikan sejarawan sebagai bahan untuk

menyusun historiografi. Pengkajian fakta-fakta sejarah oleh sejarawan tidak

terlepas dari unsur subyektifitas, sehingga diperlukan konsep-konsep dan teori-

teori sebagai kriteria penyeleksi dengan pengklasifikasian.

Sidi Gazalba (1981 : 38) mendefinisikan fakta sebagai usaha pikiran

manusia untuk merumuskan kenyataan itu sendiri dari bahan-bahan yang diwarisi.

Menganalisis suatu karya sejarah diperlukan adanya kritik ektern dan kritik intern

karena setiap peneliti cenderung memiliki unsur subyektifitas terutama dalam

abstraksi fakta. Untuk mengurangi kecenderungan tersebut, seorang peneliti harus

mempunyai kerangka teoritis dan metodologi yang kuat, sehingga fakta-fakta

sejarah yang telah dianalisis, dikritik dan diinterpretasikan akan menjadi suatu

penelitian sejarah yang dapat diakui kebenarannya.

Page 57: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lvii

Heuristik Kritik Interpretasi Historiografi

Fakta Sejarah Jejak / Peristiwa Sejarah

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah penelitian dari awal yaitu

persiapan memmbuat proposal sampai pada penulisan hasil penelitian. Karena

penelitian ini menggunakan metode historis, maka ada empat tahap yang harus

dipenuhi. Empat langkah itu terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan

historiografi. Prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

1. Heuristik

Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein yang artinya memperoleh.

Dalam pengertian yang lain, heuristik adalah kegiatan menghimpun jejak-jejak

masa lampau dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis, tercetak dan

sumber lain yang relevan dengan penelitian.

Pada tahap ini diusahakan mencari dan menemukan sumber-sumber

tertulis berupa buku-buku serta bentuk kepustakaan lain yang relevan dengan

penelitian. Dalam penelitian ini digunakan sumber data tertulis sekunder berupa

surat kabar seperti Jawa Pos terbitan tahun 1991, Kompas terbitan tahun 1991,

majalah seperti Tempo terbitan tahun 1991, buku-buku antara lain karya Nasir

Tamara dan Agnes Samsuri yang berjudul “Perang Iran-Perang Irak” terbitan

tahun 1981, karya Trias Kuncahyono yang berjudul “Bulan Sabit di Atas

Baghdad” terbitan tahun 2005, dan karya M. Riza Sihbudi yang berjudul “Islam,

Dunia Arab, Iran : Barat Timur Tengah” terbitan tahun 1991 serta artikel-artikel

Page 58: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lviii

yang diperoleh dari internet yang berkaitan dengan penelitian ini. Sumber-sumber

tersebut diatas diperoleh dari beberapa perpustakaan di antaranya: Perpustakaan

Pusat Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Jurusan FKIP, Perpustakaan

Program Studi Sejarah FKIP UNS, dan Perpustakaan Monumen Pers Surakarta.

2. Kritik

Kritik adalah kegiatan untuk menyelidiki apakah data yang diperoleh

autentik dan dapat dipercaya atau tidak. Setelah data yang terkumpul,

diklasifikasikan data yang tidak autentik dan tidak mendukung penelitian dengan

data yang autentik serta mendukung penelitian. Kritik dapat dilakukan dengan dua

cara, yakni kritik ekstern dan kritik intern.

Kritik ekstern adalah kritik terhadap keaslian sumber, apakah sumber yang

dikehendaki asli atau tidak, utuh atau turunan (salinan). Kritik ekstern dilakukan

terhadap sumber yang diperoleh berdasarkan bentuk fisik atau luarnya berupa

bahan (kertas atau tinta) yang digunakan, jenis tulisan, gaya bahasa, hurufnya, dan

segi penampilan yang lain. Uji keaslian sumber dilakukan dengan pertanyaan :

kapan sumber dibuat?, di mana sumber dibuat?, siapa yang membuat?, dan dari

bahan apa sumber dibuat?. Kritik ekstern dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara melihat kapan sumber itu dibuat, di mana sumber itu dibuat, siapa

pengarangnya dan bagaimana latar belakang pendidikan pengarang. Sebagai

contoh kritik ekstern terhadap buku“Bulan Sabit di Atas Baghdad” karya Trias

Kuncahyono, di mana buku tersebut di buat tahun 2005 dari sebuah perjalanan

jurnalistik di Irak tahun 2003 yang kemudian dipadukan dengan bahan-bahan lain

sebelum penyusunan buku oleh Trias Kuncahyono (wartawan Kompas) yang

merupakan seorang lulusan dari jurusan Hubungan Internasional Universitas

Gajah Mada, Yogyakarta.

Kritik intern adalah kritik yang berhubungan dengan kredibilitas dari

sumber sejarah apakah isi, fakta dan ceritanya dapat dipercaya dan dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan. Kritik intern dapat ditempuh dengan cara

membandingkan berbagai isi dan fakta yang terdapat dalam sumber, misalnya

Page 59: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lix

kritik intern terhadap buku “Perang Iran-Perang Irak” karya Nasir Tamara dan

Agnes Samsuri yang mengupas perang Iran-Irak tahun 1980 yang di dalamnya

juga mengisahkan sejarah dan perjuangan suku Kurdi di Irak dalam memperoleh

otonomi di Kurdistan Irak. Sumber tersebut dibandingkan dengan buku “Islam,

Dunia Arab, Iran : Barat Timur Tengah” karya M. Riza Sihbudi yang mengupas

masalah di kawasan Timur-Tengah termasuk sejarah dan perjuangan suku Kurdi

di Irak dalam memperoleh otonomi di Kurdistan Irak.

3. Interpretasi

Menurut Nugroho Notosusanto (1978 : 40), interpretasi adalah suatu usaha

menafsirkan dan menetapkan makna serta hubungan dari fakta-fakta yang ada,

kemudian dilakukan perbandingan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain,

sehingga terbentuk rangkaian yang selaras dan logis. Sedangkan interpretasi atau

analisis historis menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman

(1999 : 64) bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh

dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta

itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh, sehingga dapat dikatakan

sebagai suatu bentuk analisa.

Setelah sumber-sumber yang diperoleh dikritik, maka langkah selanjutnya

adalah menghubungkan sumber-sumber tersebut dengan masalah yang sedang

diteliti. Dalam melakukan interpretasi, peneliti harus menghilangkan unsur

subyektif yang disebabkan oleh keanekaragaman data yang diperoleh dari

berbagai buku atau sumber lain melalui analisis terhadap sumber yang satu

dengan sumber yang lain. Dalam penelitian tentang Perjuangan Suku Kurdi

Memperoleh Otonomi di Kurdistan Irak Tahun 1919-1991, interpretasi dilakukan

dengan penafsiran terhadap sumber yang digunakan, misalnya dalam kajian teori

digunakan teori otonomi yang dikemukakan Syahda Guruh L.S bahwa otonomi

adalah kondisi tidak dikontrol pihak lain, mempunyai pemerintahan sendiri

(pemerintahan otonomi) yang berhak untuk memerintah dan menentukan nasib

sendiri yang dihormati dan diakui pihak lain dengan tujuan meningkatkan

Page 60: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lx

kesejahteraan hidup masyarakat di daerah yang bersangkutan. Teori Syahda

Guruh L.S didukung oleh teori Bagir Manan, H.A.W. Widjaja dan Pheni Chalid.

Teori otonomi ini digunakan untuk mengetahui otonomi seperti apa yang di

perjuangkan suku Kurdi Irak.

4. Historiografi

Historigrafi merupakan langkah terakhir dalam penulisan sejarah. Dalam

kegiatan ini sumber-sumber sejarah dikumpulkan, dianalisis, ditafsir dan

dirangkaikan dengan menggunakan bahasa ilmiah, komunikatif dan efektif yang

berwujud skripsi berjudul “Perjuangan Suku Kurdi Memperoleh Otonomi di

Kurdistan Irak Tahun 1919-1991”.

Page 61: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Negara Irak

1. Geografi

Irak (al-Jumruhiah al-Iraqiyah atau Republik Irak) adalah sebuah negara

republik di bagian Barat Daya Asia, yang terletak antara 29º - 37º Lintang Utara

dan 39º - 48º Bujur Timur, dan mempunyai luas wilayah sekitar 438.317 km2

dengan ibukotanya di Baghdad. Irak berbatasan dengan Kuwait dan Arab Saudi di

sebelah Selatan, di sebelah Barat berbatasan dengan Arab Saudi, Yordania dan

Suriah, di sebelah Utara berbatasan dengan Turki, dan di sebelah Timur

berbatasan dengan Iran (Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Asia, 1990 : 88).

Irak terbagi menjadi empat daerah, yaitu : (1) Daerah dataran tinggi yang

kering dengan padang rumput yang berbukit-bukit diantara sungai Eufrat dan

sungai Tigris, di Utara kota Samara. Bukit tertinggi yang ada di wilayah ini

tingginya sekitar 300 meter di atas permukaan laut; (2) Dataran rendah dekat

Samara, memanjang sampai ke Teluk Persia. Daerah ini meliputi sebuah delta

subur antara sungai Eufrat dan sungai Tigris, tempat sebagian besar penduduk

Irak menetap. Di bagian Selatan wilayah ini terdapat paya-paya dan dua danau

rawa, yaitu Hawr al-Hammar dan Hawr as-Saniyah; (3) Daerah pegunungan yang

terdapat di Timur Laut Irak, membentuk barisan pegunungan Zagros di Iran dan

Taurus di Turki. Di kaki-kaki bukit dan lembah-lembah pegunungan ini menetap

suku Kurdi, sehingga daerah ini disebut Kurdistan; dan (4) Gurun pasir di Selatan

dan barat Irak yang membentang sampai ke Yordania, Kuwait, Arab Saudi dan

Suriah. Sebagian besar wilayah ini berbukit-bukit batu gamping dan berpasir

(Ensiklopedi Islam, 1993 : 237).

Irak bagian utara beriklim sedang, sedangkan di bagian Timur dan

Tenggara beriklim tropis, dan iklim gurun tedapat di bagian selatan dan barat.

Suhu rata-rata pada musim panas adalah 31º - 37º C dan pada musim dingin suhu

Page 62: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxii

rata-ratanya adalah 11º C. Curah hujan berkisar 130 mm/tahun di bagian barat

gurun sampai 380 mm/tahun di bagian utara Irak (Ensiklopedi Nasional

Indonesia, 1989 : 220).

Dari sudut pandang geografis, Irak mempunyai tiga kelemahan yang

menyebabkan negeri ini sering bergejolak yaitu sebagai berikut :

a. Irak termasuk negara “Land Locked Country”, yaitu negara yang sangat

terbatas akses air lautnya. Sebagian besar negeri ini berupa daratan yang

terisolir dengan akses laut yang hanya di ujung Teluk sepanjang 53 km2

dengan pantai sepanjang 19 km. Oleh karena itu, Irak menghadapi kesulitan

ketika harus mengekspor minyaknya melalui laut. Kelemahan keadaan

geografis tersebut menjadi alasan pembenar bagi Irak untuk menganeksasi

Kuwait pada tanggal 8 Agustus 1990 (Perang Teluk II) dengan tujuan agar

Irak mempunyai pantai lebih panjang dan akses laut yang lebih lebar.

b. Meskipun Irak banyak memiliki cadangan minyak tetapi Irak harus

menghadapi banyak hambatan dalam mengembangkan industri minyaknya.

Hambatan-hambatan itu disebabkan oleh :

1) Hubungan yang tidak baik dengan Iran membuat ladang-ladang

minyak Irak yang benyak ditemukan di dekat perbatasan dengan Iran

terancam penghancuran oleh Iran. Ancaman itu terbukti saat Perang

Teluk I antara Irak dengan Iran tahun 1980-1988 di mana Iran

menghancurkan ladang-ladang minyak Irak.

2) Ladang-ladang minyak Irak juga banyak ditemukan di Kirkuk dan

Mosul yang merupakan wilayah yang di tinggali suku Kurdi. Kilang

minyak Irak di Kirkuk ini menjadi andalan utama ekspor minyak pada

tahun 1982 ketika berperang melawan Iran dalam Perang Teluk I.

Ketergantungan Irak pada Kirkuk ini dimanfaatkan oleh Amerika

Serikat untuk mendukung dan menghasut suku Kurdi agar

memisahkan diri dari Irak.

c. Adanya dua sungai yaitu sungai Eufrat dan Tigris yang mengalir keluar

perbatasan Irak dan bermuara di Turki. Sungai Eufrat mengalir ke Suriah dan

Turki, sedangkan sungai Tigris mengalir ke Iran dan Turki sehingga debit air

Page 63: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxiii

kedua sungai tersebut berkurang di Irak. Sementara Irak mempunyai

hubungan tidak harmonis dengan negara tetangganya tempat kedua sungai tadi

mengalir. Turki dan Suriah justru memanfaatkan aliran sungai untuk

membangun bendungan-bendungan yang merugikan Irak, seperti bendungan

Attaturk di Turki dan bendungan al-Thawra di Suriah yang airnya kemudian

ditampung di danau al-Assad (Siti Muti’ah Setiawati. 2004 : 118-126).

2. Penduduk

Mayoritas penduduk Irak adalah kelompok etnis Arab, sedang Kurdi,

Turkoman, Persia, Sebaean, Yazidis, Lur, Armenia dan Yahudi merupakan

kelompok minoritas. Menurut data Kementrian Perencanaan Irak, tahun 2008 total

penduduk Irak berjumlah 27 juta orang (mitrafm.com/blog/2008/02/01/).

Komposisi penduduk Irak yakni etnis Arab 75 - 80 persen dari seluruh penduduk

Irak, Kurdi 15 - 20 persen dan sisanya etnis-etnis kecil semisal Turkoman, Persia,

Sebaean, Yazidis, Lur, Armenia dan Yahudi sekitar 5 persen. Apabila dilihat dari

mazhab yang dianut, Etnis Arab terbagi dua : sebanyak 60 - 65 persen Syiah,

Sunni 32 - 37 persen dan sisanya Kristen atau lainnya berjumlah 3 persen (Trias

Kuncahyono, 2005 : 132).

Penyebaran penduduk Irak kurang menguntungkan karena penduduk

terkosentrasi secara geografis di wilayah tertentu. Penduduk yang mayoritas Arab-

Syiah terkosentrasi di Irak selatan, Arab-Sunni di Irak bagian tengah dan suku

Kurdi terkosentrasi di Irak utara sehingga Irak selalu menghadapi masalah

integrasi nasional (Siti Muti’ah Setiawati, 2004 : 117).

Orang Arab yang merupakan penduduk mayoritas di Irak dapat ditemukan

hampir di seluruh wilayah negeri tersebut, tetapi sebagian besar hidup di Irak

Tengah dan Irak Selatan. Orang Kurdi sebagian besar tinggal di Irak Utara seperti

di daerah Ninawa, Arbil, Sulaymaiyah, dan al-Ta’min. Orang Kurdi mayoritas

menganut agama Islam Sunni dan mereka merupakan kelompok masyarakat non-

Arab di Irak yang mempunyai bahasa sendiri yang digunakan dalam kehidupan

Page 64: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxiv

sehari-hari yakni bahasa Kurdi (Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Asia,

1990:90).

Orang Turkoman, hidup di kota-kota kecil di sepanjang jalan raya

Baghdad – Mosul dan mereka berbicara dalam bahasa Turki dialek Ottoman.

Daerah-daerah kantong orang Turkoman memperlihatkan unsur-unsur

peninggalan orang Turki yang melintasi daerah tersebut berabad-abad

sebelumnya. Orang Persia, hidup di kota-kota suci Islam Syiah (an-Najaf,

Karbala, Kadhimain, Samarra). Orang Sabaean kebanyakan hidup sebagai

pengrajin perak di daerah sungai Tigris Hilir. Orang Yazidis umumya hidup di

Jabal Sinjar. Orang Lur tinggal di Irak Tengah bagian timur dan merupakan

kelompok masyarakat Iran dari seberang perbatasan. Orang Armenia tersebar di

kota-kota utama Irak sebagai pedagang, usahawan, dan lain-lain. Orang Armenia

sudah lama hidp mapan di Irak tetapi masih dianggap asing dan tidak disukai

orang banyak, tetapi jarang sampai ditindas. Orang Yahudi merupakan kelompok

mayoritas di Baghdad sebelum tahun 1914. Orang Yahudi patuh pada hukum,

tetapi memisahkan diri dari kelompok masyarakat lain dan hidup sebagai

pedagang, pegawai kecil, dan lain-lain (Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Asia,

1990 : 90).

3. Ekonomi

Irak merupakan salah satu negara di kawasan Timur-Tengah yang

memiliki cadangan minyak yang melimpah. Ekonomi utama Irak ditopang dari

sumber minyak dengan nilai ekspor mencapai 90%. Ekonomi di Irak juga

mengalami perkembangan terutama dalam bidang pertanian, pertambangan dan

perindustrian (khusunya industri minyak). Sektor pertanian di Irak menyerap

sekitar 30% tenaga kerja dan menyumbangkan 16% dari pendapatan nasional,

sedangkan sektor pertambangan dan perindustrian menyerap 11% tenaga kerja

dan menyumbang sekitar 34% pendapatan nasional (Ensiklopedi Indonesia Seri

Geografi Asia, 1990 : 93).

Page 65: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxv

Di sektor pertanian sekitar 43% dari daratan Irak potensial untuk

dibudidayakan, tetapi baru sekitar 13% yang digunakan, sedangkan sekitar 50%

tanah yang potensial tersebut dibiarkan kosong, sementara 15% adalah padang

rumput dan padang penggembalaan. Hasil utama pertanian di Irak adalah kurma,

barley, gandum, kentang, semangka, tomat, anggur, dan buah-buahan lain. Daerah

hujan di timur laut menghasilkan biji-bijian, tembakau, dan buah-buahan,

sementara daerah pertanian yang beririgasi di dataran-dataran menghasilkan

barley, gandum, millet, jagung, sayur-sayuran, dan wijen. Wilayah di ujung

tenggara penghasil barley, padi, dan kurma. Usaha di sektor pertanian juga

ditunjang usaha peternakan. Penduduk pedesaan banyak memelihara ternak

seperti biri-biri, kambing, keledai, bagal, sapi, kerbau, kuda, dan unta yang

dianggap penting untuk menunjukkan kekayaan dan menunjang kehidupan

mereka. Selain itu terdapat pula pusat perikanan di sungai-sungai besar dan

danau-danau menghasilkan ikan carp (sejenis gurami), barbel, dace dan ikan

lainnya (Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Asia, 1990 : 93-94).

Di sektor pertambangan, Irak termasuk salah satu negara penghasil minyak

terbesar di dunia. Minyak terutama dihasilkan dari tiga daerah; ladang Kirkuk,

Bay Hasan dan Jabur; ladang Ayn Zalah dan Butmah di barat laut Mosul; ladang

Az Zubair dan Rumailah di selatan Basrah. Sumber-sumber mineral lain yang

dihasilkan di Irak adalah gipsum, bijih besi, krom ,tembaga, timah dan seng

(Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Asia, 1990 : 94).

Perindustrian di Irak umumnya dkendalikan oleh pemerintah. Pusat utama

perindustrian berada di Baghdad, Basrah dan Mosul. Hasil industri bergeser dari

batu bara dan semen ke perabot, tekstil (katun, wol, sutera), sabun dan barang-

barang metal. Industri kecil atau kerajinan tangan masih memainkan peranan yang

penting dalam ekonomi Irak meskipun industrialisasi telah berjalan. Tikar,

perabot rumah tangga, kerajinan perak, sepatu kulit, pakaian wol merupakan hasil

industri kecil atau kerajinan tangan penduduk Irak (Ensiklopedi Indonesia Seri

Geografi Asia, 1990 : 94-95).

Page 66: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxvi

4. Pemerintahan

Negara dan pemerintahan di Irak dipimpin oleh seorang presiden yang

sekaligus menjabat sebagai komandan angkatan bersenjata dan kepala Dewan

Komando Revolusi yang membuat dan menetapkan kebijaksanaan pemerintahan.

Dewan Komando Revolusi tersebut terdiri atas pimpinan Partai Ba’ath dari

pejabat-pejabat militer. Lembaga legislatif beranggotakan 250 orang yang dipilih

rakyat. Dewan menteri diangkat oleh presiden. Irak terbagi menjadi 18 provinsi

dan tiga darinya adalah daerah otonomi Kurdi yaitu Dahuk, Arbil dan

Sulaymaniah yang terbentuk sesuai perjanjian tahun 1970 yang dilanjutkan

dengan kesepakatan pada 11 Maret 1974, di mana pemerintah Irak memberikan

otonomi di Kurdistan Irak yang mencakup tiga wilayah tersebut tanpa

memasukkan Kirkuk dalam daerah otonomi Kurdi. Daerah otonomi Kurdi

tersebut berada dalam perlindungan PBB dan pasukan koalisi setelah Perang

Teluk untuk melindungi suku Kurdi atas tindakan militer Saddam Hussein

(Alauddin Al-Mudarris, 2004 15). Masing-masing provinsi dipimpin oleh

gubernur yang diangkat oleh Menteri Dalam Negeri.

Sejarah pemerintahan di Irak sudah berlangsung lama. Ribuan tahun

sebelum Masehi (sekitar 3000 SM) di wilayah Irak telah berdiri beberapa kerajaan

besar yang membangun peradaban dunia paling awal, seperti Sumeria, Akkad,

Assyria dan Babilonia. Peradaban dunia paling awal berkembang di daerah Irak

sekarang, khususnya di lembah sungai Tigris. Tahun 539 SM wilayah tersebut

dikuasai Kerajaan Persia. Tahun 331 SM, Iskandar Agung berhasil mengusir

bangsa Persia dan pemerintahan Yunani berkuasa di wilayah ini dengan

menyebutnya dengan nama Mesopotamia. Tahun 115 SM wilayah Irak menjadi

bagian dari Kekaisaran Roma selama 500 tahun. Kemudian sebagian daerahnya

dikuasai Persia dan sebagian lagi masih dikuasai Roma hingga datangnya Islam

(Ensiklopedi Islam, 1993 : 239).

Wilayah Irak kemudian ditaklukan tentara Arab Islam tahun 633-637 M

dengan membawa bahasa Arab dan ajaran Islam. Penaklukan tersebut berlangsung

dalam tiga tahap sebagai berikut :

Page 67: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxvii

a. Tahap pertama berlangsung pada masa Khalifah Abu Bakar as-Sidiq. Tentara

Islam di bawah pimpinan Musanna bin Hasirah menaklukan bagian barat

sungai Eufrat. Kesuksesan tersebut mendorong Abu Bakar mengirim tentara

yang lebih besar di bawah pimpinan Khalid bin Walid yang menyerang dari

utara dan berhasil menguasai kota Hirah dan pelabuhan al-Ubullah di Teluk

Arab setelah sebelumnya bertemu dengan tentara Persia.

b. Tahap kedua berlangsung pada masa Khalifah Umar bin Khattab.Serangan di

arahkan ke utara Baghdad yang disebut Ard as-Sawad. Di sini Kerajaan Persia

membangun pusat pemerintahan di kota Madain. Pertempuran antara tentara

Islam dengan bangsa Persia berlangsung beberapa tahun yang dimenangkan

tentara Islam dengan ditaklukkannya daerah Ard as-Sawad di bawah pimpinan

Panglima Sa’d bin Abi Waqas. Penaklukan dilanjutkan atas suku-suku Arab

yang bekerjasama dengan bangsa Persia di utara Irak.

c. Tahap ketiga juga terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Tentara

Islam yang dipimpin Iyad bin Ganam menyerang daerah-daerah yang dikuasai

oleh bangsa Romawi yang disebut Ard al-Jazirah. Tentara Islam dapat

menguasai kota-kota penting seperti ar-Raqqah, Harran dan ar-Ruha.

Penyebaran agama Islam dipusatkan di kota kembar Basra dan Kufah yang

dibangun pada masa Khalifah Umar bin Khattab (Ensiklopedi Islam,

1993:240).

Pada masa Khalifah Usman bin Affan, di kota Basra dan Kufah timbul

gerakan oposisi yang menyerang Madinah dan membunuh Khalifah Usman bin

Affan. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib pusat pemerintahan di pindahkan

ke Kufah. Pada masa Dinasti Umayyah, Basra dan Kufah menjadi pusat gerakan

oposisi Bani Hasyimiah, Abbasiyah, Syiah dan Khawarij. Setelah Dinasti

Umayyah jatuh dan digantikan Dinasti Abbasiyah (133-656 H atau 750-1258 M).

Pada masa Dinasti Abbasiyah pusat pemerintahan dipindahkan ke Baghdad dan

Baghdad juga menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, perdagangan, peradaban

dan ilmu pengetahuan di dunia Islam timur. Kejayaan Dinasti Abbasiyah di Irak

berakhir setelah Baghdad dihancurkan oleh Hulagu Khan dari Mongol tahun

1258. Tahun 1260 M Irak dibebaskan dari kekuasaan Mongol oleh Kekhalifahan

Page 68: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxviii

Mamalik di Mesir. Tahun 1401, Irak kembali dikuasai oleh Mongol di bawah

pimpinan Timur Lenk. Tahun 1508, Irak dikuasai Persia di bawah pimpinan

Ismail Safawi dan tahun 1683-1918 dikuasai oleh Turki Usmani (Ensiklopedi

Islam, 1993 : 241).

Pasca Perang Dunia I Irak berada di bawah kekuasaan Inggris yang

mendapat mandat atas Irak dari Liga Bangsa-Bangsa tahun 1920. Tahun 1921

Inggris membentuk pemerintahan dengan mengangkat Faisal I (Faisal bin Husein

bin Ali) dari Mekah menjadi Raja pertama. Tahun 1931 Raja Faisal I meninggal

dunia dan digantikan puteranya, Raja Ghazi bin Faisal. Tanggal 3 Oktober 1932,

Liga Bangsa-Bangsa mengakhiri mandat Inggris atas Irak dan mengakui Irak

sebagai negara merdeka. Tahun 1939 Raja Ghazi meninggal dalam sebuah

kecelakaan mobil dan digantikan puteranya yang masih berusia tiga tahun

bernama Faisal II bin Ghazi. Kekuasaan untuk sementara waktu dijalankan oleh

Perdana Menteri Nuri as-Sa’id sampai tahun 1953 kekuasaan diambil penuh Raja

Faisal II (Alauddin Al-Mudarris, 2004 : 21).

Pada tanggal 14 Juli 1958, Jendral Abdul Karim Kasim naik ke puncak

pemerintahan melalui kudeta militer terhadap Raja Faisal II yang tewas dalam

kudeta tersebut. Jendral Abdul Karim Kasim sebagai pemimpin revolusi memberi

pernyataan umum, yaitu : (1) memproklamasikan kemerdekaan negeri tercinta

dari komplotan yang korup yang diangkat oleh imperialisme Inggris; (2)

mengumumkan bentuk negara republik rakyat yang berpegang teguh pada cita-

cita kesatuan Irak; dan (3) menghimbau ikatan persaudaraan dengan negara-

negara Arab dan negara-negara Islam serta menyesuaikan kebijakan luar

negerinya dengan prinsip-prinsip Konferensi Bandung, yakni kebijakan netralisme

dan nonblok (George Lenczowski, 1993 : 191).

Pemerintahan revolusioner yang baru disusun yang terdiri atas Dewan

Kedaulatan dengan tiga anggota dari kabinet yang diketuai Jendral Abdul Karim

Kasim yang sekaligus sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata. Kolonel

Abdul Salam Arif menjadi deputi perdana menteri dan wakil panglima angkatan

bersenjata. Pemimpin-pemimpin terkemuka partai oposisi diminta untuk

menggabungkan diri dengan pemerintah seperti Mohammad Hadid dari Partai

Page 69: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxix

Demokrat Nasional sebagai menteri keuangan, Siddiq Sanshal dari Partai Itiqlal

sebagai menteri bimbingan, Fuad Rikabi dari Partai Baath sebagai menteri

pembangunan, dan beberapa orang sipil dan militer melengkapi kabinet tersebut

(George Lenczowski, 1993 : 190).

Tanggal 8 Februari 1963 sekelompok militer dari Partai Ba’ath

mengkudeta Jendral Jendral Abdul Karim Kasim dan mengangkat Abdul Salam

Arif sebagai Presiden Irak. Tahun 1966 Abdul Salam Arif meninggal dan

digantikan saudaranya, Jendral Abdul Rahman Arif. Pada tahun 1968, tokoh-

tokoh Partai Ba’ath menurunkan pemerintahan Jendral Abdul Rahman Arif dan

mengangkat Jendral Ahmed Hassan al-Bakr sebagai Presiden dan Pimpinan

Tertinggi RCC (Revolutionary Command Council) yaitu sebuah badan eksekutif,

legislatif dan yudikatif tertinggi negara (Alauddin Al-Mudarris, 2004 : 22-23).

Lembaga Komando Revolusi (Revolutionary Command Council / RCC)

didirikan Parta Ba’ath sebagai badan eksekutif, legislatif dan yudikatif tertinggi

negara. Kekuasaan eksekutif dipusatkan pada Ketua Dewan Komando Revolusi,

yang juga menjabat sebagai Kepala Negara / Presiden. Kekuasaan legislatif secara

formal berada di tangan Dewan Nasional yang terdiri dari 100 orang, tetapi badan

ini belum pernah bersidang, sehingga fungsi legislatif dilaksanakan Dewan

Komando Revolusi. Setelah pemilu 1980 kekuasaan legislatif di serahkan kepada

Majelis Nasional (Parlemen).Semua Undang-Undang yang dihasilkan oleh badan

ini memerlukan persetujuan Kekuasaan yudikatif Dewan Komando Revolusi.

Pada kekuasaan yudikatif, sistem pengadilan terdiri dari pengadilan tingkat

pertama, di atasnya terdapat lima pengadilan banding. Pada puncak sistem

pengadilan terdapat pengadilam Kasasi. RCC (Revolutionary Command Council)

sebenarnya merupakan otoritas tertinggi dalam negara, tetapi pada dasarnya yang

paling berkuasa dalam RCC bukan keputusan lembaga secra demokrasi,

melainkan pimpinan tertinggi (Ketua RCC). RCC terdiri dari 8 sampai 10

anggota, yang dipimpin oleh seorang ketua umum merangkap sebagai Presiden,

Perdana Menteri, Panglima Tertinggi Angkatan Perang dan Sekjen Partai Ba’ath.

Anggota RCC adalah para petinggi partai pada pelbagai pimpinan lokal negara

(Regional Leadership / RL) (Alauddin Al-Mudarris, 2004 : 28-34).

Page 70: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxx

16 Juli 1979 Saddam Hussein tampil sebagai Presiden Irak dan pimpinan

RCC (Revolutionary Command Council) menggantikan Ahmed Hassan al-Bakr.

Saddam Hussein menjalankan pemerintahan yang totaliter, di mana semua

institusi sosial dikontrol oleh negara. Kontrol tersebut mencakup ekonomi,

pendidikan, agama dan bahkan keluarga. Negara dijalankan oleh satu partai

tunggal yakni Partai Ba’ath sebagai kekuatan Saddam Hussein dalam

mempertahankan kekuasaannya yang meletakkan Saddam Hussein sebagai pusat

kekuasaan. Saddam Hussein juga dianggap sebagai pemimpin yang diktaktor dan

kejam yang membantai suku Kurdi di Irak Utara tahun 1988 dan 1991 serta

mengeksekusi para petinggi sipil dan militer yang dianggap menentang dan

melawan perintah Saddam Hussein (Alauddin Al-Mudarris, 2004 : 29).

Kekuasaan Saddam Hussein di Irak berakhir tanggal 9 April 2003, ketika Amerika

Serikat menginvasi Irak tahun 2003 yang berujung pada dieksekusinya mati

Saddam Hussein pada 30 Desember 2006.

Pemerintahan Saddam Hussein digantikan oleh Pemerintahan Koalisi

Sementara Irak sebagai pemerintahan sementara setelah invasi Irak oleh Amerika

Serikat sesuai dengan Resolusi 1483 Dewan Keamanan PBB dan undang-undang

perang. Pemerintahan Koalisi Sementara Irak mengambil alih kekuasaan

eksekutif, legislatif, dan yudikatif atas pemerintahan Irak mulai dari pembentukan

pada 21 April 2003 hingga pembubarannya pada 28 Juni 2004. Jay Garner

ditunjuk sebagai kepala eksekutif Pemerintahan Koalisi Sementara Irak, tetapi

pada tanggal 11 Mei 2003 Jay Garner diganti oleh L. Paul Bremer

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_Koalisi_Sementara_Irak).

Pada tanggal 13 Juli 2003 L. Paul Bremer membentuk Dewan

Pemerintahan Irak dengan anggota 25 tokoh dari berbagai latar belakang etnis,

agama, dan mazhab agama. Anggota Dewan Pemerintahan Irak dipilih dengan

pertimbangan utama persentase kelompok agama dan etnis di Irak yang terdiri

atas tigabelas Muslim Syiah, lima Muslim Sunni, lima Kurdi, satu Kristen dan

satu Turkmenistan. Dewan Pemerintahan Irak tersebut memiliki kewenangan

penuh dalam menjalankan pemerintahan dan percaturan politik. Selain itu, Dewan

Pemerintahan Irak juga memiliki wewenang untuk mengangkat menteri dan

Page 71: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxi

menyetujui anggaran tahun 2004 serta berwenang di bidang hukum,

menandatangani kontrak kerjasama dan menunjuk anggota komite untuk

menyusun kerangka konstitusi baru untuk persiapan pemilu 2004. Meskipun

demikian, kedudukan Dewan Pemerintahan Irak ini masih di bawah Pemerintahan

Koalisi Sementara Irak. L. Paul Bremer memiliki kewenangan penuh untuk

membatalkan, menunda atau menghapus keputusan Dewan Pemerintahan Irak

(Mustofa Abd. Rahman, 2003 : 259).

Pada 28 Juni 2004 Pemerintahan Koalisi Sementara Irak mengalihkan

kekuasaannya kepada Pemerintah Interim Irak sebagai pemerintah sementara

untuk memerintah Irak hingga Pemerintahan Transisi Irak terbentuk setelah

pemilihan Majelis Nasional Irak tanggal 30 Januari 2005. Ghazi Mashal Ajil al-

Yawer menjabat sebagai Presiden. Sementara itu, Wakil Presiden dijabat oleh

Barham Salih dan Perdana Menteri dijabat oleh Iyad Allawi. Tanggal 3 Mei 2005

Pemerintah Interim Irak diganti Pemerintahan Transisi Irak dengan Presiden Jalal

Talabani yang diangkat oleh Parlemen tanggal 6 April 2005. Pemerintahan

Transisi Irak tersebut berakhir tanggal 20 Mei 2006. Sejak saat itu dibentuklah

Pemerintahan Irak yang permanen dan Jalal Talabani terpilih kembali sebagai

Presiden Irak sampai sekarang. Wakil Presiden dijabat oleh Adil Abdul-Mahdi

dan Tariq Al-Hasimi, sedangkan sebagai Perdana Menteri adalah Nouri al-Maliki

(http://en.wikipedia.org/wiki/Iraqi_Interim_Government&prev).

B. Sejarah Munculnya Gerakan Perjuangan Suku Kurdi di Irak

Suku Kurdi berasal dari rumpun bangsa Indo-Eropa yang dikenal sebagai

suku yang mendiami daerah pegunungan di perbatasan Irak, Iran, Turki dan

Suriah sejak 8000 tahun yang lalu. Menurut Profesor Mehrdad R Izady, seorang

pakar Kurdi dari Universitas Harvard, sejarah suku Kurdi dibagi menjadi empat

periode. Periode pertama (6000 SM sampai 5400 SM) disebut periode Halaf. Ini

berdasarkan bukti-bukti arkeologis, seperti bentuk dan lukisan pada pot-pot kuno

yang ditemukan di gunung Tell Halaf yang terletak di sebelah barat Qamishli

(Suriah).

Page 72: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxii

Periode kedua (5300 - 4300 SM) disebut periode al-Ubaid, nama sebuah

gunung di utara Irak tempat ditemukannya banyak peninggalan kuno. Penduduk

Ubaid inilah yang memberikan nama “Tigris” dan “Euphrates” untuk dua sungai

utama di Irak yang mengalir dari Kurdistan ke Mesopotamia dan menurunkan

suku Chaldean atau Khaldi.

Periode ketiga disebut zaman Hurri, dimana pusat kehidupan pindah ke

kawasan pegunungan Zagros-Taurus-Pontus dengan beberapa kerajaan kecil,

antara lain Arrap’ha, Melidi, Washukani dan Aratta. Sekitar 2000 SM suku Hitti

dan Mittani (Sindi) datang dan menetap di Kurdistan. Tahun 1200 SM bangsa

Arya (Indo-Eropa) melakukan invasi besar-besaran termasuk ke Kurdistan,

sehingga pada tahun 727 SM kerajaan Hurri berakhir. Selanjutnya muncul

kerajaan Medes dengan ibukota di Ecbatana (sekarang Hamadan, Iran) yang

bertahan hingga tahun 549 SM. Kaum Medes inilah yang diakui oleh orang-orang

Kurdi sekarang sebagai nenek moyang mereka.

Periode keempat disebut periode Semitik dan Turkik, menyusul interaksi

orang-orang Medes dengan orang-orang Yahudi, Nasrani dan Islam (Arab) serta

asimilasi mereka dengan bangsa Turki (terbukti dengan adanya nama-nama

kabilah seperti Karachul, Oghaz, Devalu, Karaqich, Iva, dan sebagainya)

(http://swaramuslim.com/islam/more).

Catatan paling awal mengenai istilah Kurdi ditemukan dalam dokumen

Raja Tiglath-Pileser I yang memerintah Assyria dari tahun 1114 SM hingga 1076

SM yang menyebutkan bahwa daerah “Qurti” di gunung Azu termasuk salah satu

wilayah yang berhasil ditaklukkan oleh sang raja. Bagi orang Akkadian, sebutan

“Kurti” digunakan untuk menunjuk mereka yang tinggal di kawasan pegunungan

Zagros dan Taurus timur, sedangkan orang Babylonia menyebut mereka “Guti”

dan “Kardu”. Sumber Yahudi (Talmud) beberapa kali menyebut tentang bangsa

“Qarduim”. Sementara itu, dalam catatan ekspedisinya pada tahun 401 SM,

Xenophon menceritakan pertemuannya dengan orang-orang “Kardykhoi”. Ini

diikuti oleh Polybius (130 SM) yang menyebut mereka “Kyrtioi” dan “Strabo”

(40 M) yang melatinkannya menjadi “Cyrtii”. Menurut Profesor Izady, setidaknya

sejak kurun pertama Masehi, istilah “Kurd” mulai umum dipakai untuk menyebut

Page 73: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxiii

siapa saja yang mendiami wilayah pegunungan dari Hormuz hingga ke Anatolia

(http://swaramuslim.com/islam/more).

Orang-orang Kurdi adalah suatu kelompok etnis Indo-Eropa yang

mayoritas menganut agama Islam Sunni dan tinggal di wilayah Kurdistan (tanah

orang-orang Kurdi) dengan luas wilayah sekitar 640.000 km2. Wilayah Kurdistan

saat ini terdapat di beberapa negara seperti Turki bagian tenggara, Iran Utara, Irak

Utara, dan Suriah Utara (M. Riza Sihbudi, 1991 : 136).

Jumlah Suku Kurdi secara keseluruhan diperkirakan sekitar lebih dari 20

juta orang Kurdi dan terpaksa tinggal di beberapa negara berbeda. Di Turki

terdapat sekitar 10 juta orang Kurdi; di Iran sekitar 6 juta orang Kurdi; di Irak

terdapat lebih dari 5 juta orang Kurdi; dan di Suriah 1 juta lebih. Komunitas-

komunitas yang lebih kecil ada yang tinggal di republik-republik bekas Uni Soviet

dan Lebanon serta ada juga yang telah hijrah dan menetap di Eropa, Amerika dan

Australia (http://swaramuslim.com/islam/more).

Orang-orang Kurdi merupakan suatu kelompok etnis Indo-Eropa yang

secara etnis berbeda dengan Arab, Turki dan Iran. Ciri-ciri orang Kurdi adalah

kulit agak gelap, perawakan tubuh sedang, rambut coklat dan hitam serta mata

coklat dan abu-abu (http://apakabar.ws/forums//viewtopic.php?f=1&t=5689).

Suku Kurdi berbicara dalam bahasa mereka sendiri yakni Kurdi dengan beberapa

dialek serta memilki budaya yang berbeda dengan budaya yang hidup disekitarnya

(Trias Kuncahyono, 2005:168). Pada zaman pra-Islam, orang Kurdi menggunakan

bahasa Pahlavi yang merupakan bahasa Parsi kuno yang masih serumpun dengan

bahasa Sanksekerta dan bahasa-bahasa Eropa. Setelah kedatangan Islam dan

invasi Dinasti Ustmaniah Turki, orang-orang Kurdi mulai menggunakan dialek

suku Kurmanj. Begitu kuatnya pengaruh suku Kurmanj hingga mayoritas orang

Kurdi masih banyak yang menyebut diri mereka “Kurmanj” dan bahasa mereka

“Kurmanji”. Sekarang ini, terdapat dua dialek utama dalam bahasa Kurdi yaitu

Kurmanji dan Sorani (atau sering juga disebut “Kurdi”). Sub-dialeknya antara lain

Kirmanshah, Leki, Gurani dan Zaza. Mengenai sub-suku, sejarawan Kurdi

Syarafuddin Bitlisi menyatakan dalam kitabnya Sharafnamah (Mukadimah 7-9)

bahwa bangsa Kurdi terbagi empat, masing-masing mempunyai dialek dan adat-

Page 74: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxiv

istiadat sendiri yaitu Kurmanj, Lur, Kalhur, dan Guran

(http://swaramuslim.com/islam/more).

Sebelum masuknya Islam, suku Kurdi menganut agama-agama Parsi kuno

seperti Zoroaster, Mithraisme, Manichaeisme dan Mazdak. Beberapa kuil

penyembahan api peninggalan zaman tersebut masih terdapat sampai sekarang,

antara lain di Ganzak (Takab) dan Bijar. Mereka juga sempat dipengaruhi oleh

ajaran Yahudi dan Nasrani, tetapi semua pengaruh agama-agama tersebut hampir

semuanya terkikis habis dengan datangnya Islam di abad ke-7 Masehi. Mayoritas

orang Kurdi adalah pemeluk Islam Sunni yang bermazhab Syafi‘I dan sebagian

kecil menganut Islam Syiah, khususnya yang tinggal di Kirmanshah, Kangawar,

Hamadan, Qurva dan Bijar di selatan dan timur Kurdistan (bagian Iran), serta

mereka yang tinggal di Malatya, Adiyaman dan Maras di barat Kurdistan (bagian

Turki). Bangsa Kurdi terkenal berani, kuat dan gigih serta banyak berperan dalam

menyebarkan dan membela Islam serta tidak sedikit tokoh-tokoh agama (ulama),

pemimpin dan pejuang Islam berasal dari suku Kurdi seperti Shalahuddin al-

Ayyubi, panglima perang dan pahlawan Islam dalam Perang Salib yang berhasil

merebut kembali Baitul Maqdis dari tangan orang-orang Kristen

(http://swaramuslim.com/islam/more).

Kurdi merupakan etnis yang relatif tua usia, namun kesadaran terhadap

wilayah baru muncul belakangan, bahkan sangat terlambat. Entitas Kurdi

setidaknya telah dimulai sejak dua ribu tahun sebelum masehi. Suku Kurdi

mempunyai kesadaran etnis, tetapi tidak mempunyai kesadaran kewilayahan,

sebagai konsekuensi kultur tradisional nomaden, yang hidup berpindah-pindah

dari Turki dan Iran ke lembah Mesopotamia sambil menggembala ternak dan

bertani. Pasca Perang Dunia I, ketika negara-negara mulai menetapkan garis

perbatasan, barulah kesadaran wilayah kaum Kurdi muncul terutama karena

terdesak dan terpaksa meninggalkan pola hidup tradisionalnya serta mulai

menetap di berbagai pemukiman.

Suku Kurdi mencita-citakan negara Kurdistan merdeka yang sekuler dan

demokratis. Suku Kurdi yang tersebar di Turki, Iran, Irak, dan Suriah sebagai

minoritas etnis sering diabaikan kepentingannya oleh pemerintah masing-masing

Page 75: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxv

negara tersebut, sehingga suku Kurdi ingin memisahkan diri dari negara induk

masing-masing dan bercita-cita mendirikan Negara Kurdistan.

Perjanjian Sevres (Treaty of Sevres) tahun 1920 di Perancis oleh pihak

Sekutu sebagai pihak yang menang dalam Perang Dunia I dengan Dinasti

Ustmaniah Turki memberikan keuntungan bagi perjuangan suku Kurdi. Dalam

perjanjian tersebut ditetapkan pembentukan wilayah Kurdistan merdeka yang

sebelumnya berada dibawah kekuasaan Dinasti Ustmaniah Turki, tetapi

kenyataanya keputusan tersebut tidak terealisasi. Turki tidak mau menjalankan

ketentuan mengenai suku Kurdi, bahkan Mustafa Kemal Ataturk memaksa sekutu

untuk membatalkan perjanjian Sevres yang merugikan Turki. Menurut Mustafa

Kemal Ataturk, Perjanjian Sevres sangat merugikan dan melemahkan Turki

karena perbatasan timur negara Turki memanjang hingga Sulaymaniah, Arbil,

Kirkuk dan Mosul berada di utara wilayah Irak sekarang. Selain itu, Mustafa

Kemal Ataturk juga berpandangan bahwa rakyat Turki dan Kurdi merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan karena memiliki latar belakang sejarah dan

agama yang sama (Mustofa Abd. Rahman, 2003 :196).

Perjanjian Sevres dibatalkan dan digantikan perjanjian Lausane pada 24

Juli 1923, Dalam perjanjian Lausane tersebut, masalah Kurdi tidak disinggung

lagi. Dengan dibebaskannya daerah-daerah Arab dari kekuasaan Dinasti

Ustmaniah Turki dan dibagi-bagi menjadi daerah sekutu, sehingga suku Kurdi

menjadi terpecah belah dan tersebar dalam beberapa negara yaitu Turki, Iran, Irak,

dan Suriah (Daliman, 2000 : 133).

Fakta bahwa wilayah Kurdistan berada di beberapa negara menjadi

kendala utama terwujudnya sebuah negara Kurdistan merdeka. Jika dipaksakan

sangatlah sulit karena suku Kurdi harus menghadapi empat negara sekaligus yakni

Turki, Iran, Irak dan Suriah. Berdasarkan kenyataan tersebut, suku Kurdi tidak

lagi mencita-citakan berdirinya sebuah negara Kurdistan, tetapi mendapatkan

wilayah yang otonom sehingga suku Kurdi dapat mengatur diri dan

mempertahankan identitas serta sistem budaya mereka (M. Riza Sihbudi,

1991:138).

Page 76: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxvi

Perjuangan suku Kurdi untuk memperjuangkan nasib suku bangsanya

dimulai pada abad 19, tepatnya tahun 1880, ketika pecah pemberontakan yang

dipimpin oleh tokoh Kurdi, Syaikh Ubaydullah, di propinsi Hakari yang berada di

bawah kekusaan Dinasti Utsmaniah Turki. Tahun 1897, untuk pertama kalinya

orang-orang Kurdi menerbitkan sebuah surat kabar yang diberi nama Kurdistan

yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi tentang budaya dan perjuangan

bangsa Kurdi. Seluruh biaya penerbitan koran tersebut dibiayai oleh salah satu

keluarga Kurdi ternama yakni Badr Khan. Tahun 1919, Syaikh Mahmud (seorang

pemimpin Kurdi) memproklamirkan wilayah Sulaymaniah di Irak sebagai wilayah

yang merdeka dari kekuasaan Inggris. Meskipun akhirnya Inggris berhasil

menundukkan Syaikh Mahmud, tetapi “Peristiwa Sulaymaniah” tercatat sebagai

pemberontakan suku Kurdi secara besar-besaran yang pertama kali pada abad ke-

20 dan berpengaruh terhadap orang-orang Kurdi di wilayah Kurdistan Iran dan

Turki (M. Riza Sihbudi, 1991 : 137).

Tahun 1923, Syaikh Ahmad Barzani dan adiknya Mullah Mustafa Barzani

(Kurdistan Irak) mulai melancarkan kampanye guna mendapatkan otonomi bagi

wilayah Kurdistan Irak. Tahun 1946, Mullah Mustafa Barzani mendirikan Partai

Demokratik Kurdi (Kurdish Democratic Party / KDP) di Uni Soviet pada masa

pengasingannya. Partai tersebut beranggotakan sekelompok intelektual Kurdi dan

memperoleh dukungan dari suku Kurdi yang tinggal di pegunungan. Partai

Demokratik Kurdi-Irak baru diakui oleh pemerintah Irak tahun 1958 ketika terjadi

kudeta di Irak. Selain KDP, orang-orang Kurdi Irak juga mempunyai partai politik

yang dibentuk Jalal Talabani, yaitu partai Persatuan Patriotik Kurdistan (Patriotic

Union of Kurdistan / PUK). Jalal Talabani semula adalah anggota terkemuka

KDP, tetapi keluar karena sering bentrok dengan Mustafa Barzani yang kemudian

tahun 1975 ia mendirikan PUK sebagai partai modern. Hingga sampai saat ini

KDP dan PUK menjadi wadah perjuangan suku Kurdi Irak (Trias Kuncahyono,

2005 : 173).

Page 77: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxvii

C. Proses Perjuangan Suku Kurdi Memperoleh Otonomi

di Kurdistan Irak

Masalah suku Kurdi merupakan salah satu masalah yang terjadi di

kawasan Timur-Tengah selain masalah bangsa Palestina dengan Israel yang sulit

dicari jalan pemecahannya, terutama masalah suku Kurdi di Irak. Jika

dibandingkan di Iran dan Turki, jumlah suku Kurdi Irak tergolong lebih sedikit

(sekitar 5 juta), tetapi perjuangan suku Kurdi Irak dalam memperoleh otonomi

dinilai yang paling agresif dengan intensitas perlawanan yang lebih sering

daripada di Iran dan Turki. Terbukti dengan seringnya terjadi bentrokan secara

fisik dengan pemerintah Irak yang mengakibatkan banyak jatuh korban jiwa.

Di wilayah Iran, suku Kurdi mengangkat senjata melawan pemerintah Iran

untuk memperoleh otonomi. Tahun 1946, suku Kurdi Iran memisahkan diri dari

Iran dan mendirikan Republik Mahabad dengan bantuan Uni Soviet, tetapi

republik tersebut hanya berusia setahun setelah pemerintah Iran berhasil

merebutnya kembali dan Iran berhasil membunuh pemimpin Republik Mahabad

Kurdistan, Qazi Muhammad dan Ismail Agha Simitzo. Setelah revolusi Islam di

Iran tahun 1979, suku Kurdi di Iran melancarkan pemberontakan kembali

terhadap pemerintah Iran yang menolak memberikan otonomi. Ada dua alasan

yang menyebabkan pemerintah Iran menolak memberikan otonomi, yaitu :

1) Selain suku Kurdi, di Iran terdapat golongan minoritas etnis lain seperti

minoritas Arab dan Baluchistan. Pemerintah Iran khawatir jika tuntutan

suku Kurdi dipenuhi, suku-suku lainnya juga akan menuntut otonomi.

2) Kurdistan merupakan daerah yang kaya akan minyak. Jika Kurdistan

diberi otonomi, pemerintah Iran khawatir pendapatan negara dari sektor

minyak akan berkurang (Daliman, 2000 : 114).

Dalam pemberontakan tahun 1979 suku Kurdi Iran terlibat pertempuran

dengan Pasdaran (Pasukan Pengawal Revolusi Iran) dan menelan korban jiwa

sekitar 100 jiwa. Perjuangan suku Kurdi Iran tergabung dalam KDPI dan Komala

(Partai Komunis Iran). KDPI dipimpin oleh Abdullahman Ghassemlo, tetapi tahun

Page 78: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxviii

1985 Ghassemlo terpaksa melakukan negosiasi dengan Pemerintah Iran yang

membuat perjuangan suku Kurdi Iran berhenti (Daliman, 2000 : 114).

Perjuangan suku Kurdi di Turki juga terbilang agresif dan masih

berlangsung hingga saat ini. Perjuangan suku Kurdi Turki dihimpun melalui

Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang menuntut lepas dari Turki dan merdeka dengan

pemerintahan sendiri. Pemerintah Turki menolak memberikan kedaulatan bagi

suku Kurdi. Kombinasi kebijakan represi dan integrasi secara konsisten yang

diterapkan Pemerintah Turki terhadap suku Kurdi sangat efektif untuk

menghancurkan pemberontakan suku Kurdi (http://www.waspada.co.id). Operasi

militer besar-besaran terus dilakukan untuk menumpas gerakan Partai Pekerja

Kurdi (PKK) yang mengakibatkan ribuan jiwa kehilangan nyawa. Pada tahun

1991, ketua PKK Abdullah Ocalan ditangkap oleh pemerintah Turki dan dijatuhi

hukuman mati. Tekanan pemerintah Turki yang represif mampu melemahkan

tuntutan kemerdekaan yang dituntut suku Kurdi sehingga memaksa PKK

mengubah orientasinya pada perjuangan otonomi daerah khusus Kurdistan

(http://g1s.org/opini/kurdi-bangsa-besar-yang-termarginalkan-681)

Dalam sejarahnya, suku Kurdi berhasil mendirikan Negara Kurdistan di

wilayah Turki pada tahun 1922–1924, tetapi dapat dibubarkan pemerintah Turki.

Setelah itu, suku Kurdi melancarkan pemberontakan besar-besaran pada tahun

1925, 1930 dan 1937, tetapi semuanya mengalami kegagalan sehingga banyak

orang-orang Kurdi yang dibantai pemerintah Turki. Pada waktu itu, pemerintah

Turki di bawah Mustafa Kemal Attatuk berhasil menyatukan orang-orang Turki

dan Kurdi melalui kombinasi kebijakan represif dan intergrasi terhadap suku

Kurdi sehingga secara resmi tidak ada orang-orang Kurdi di Turki (Daliman,

2000: 136). Pemerintah Turki menyebut suku Kurdi dengan “orang Turki

pegunungan” dan memaksa suku Kurdi mengganti kebudayaannya dengan budaya

Turki, termasuk bahasa dan adat-istiadatnya melalui Konstitusi Turki 1982 yang

melarang penggunaan bahasa selain Turki (Tempo, 27 April 1991: 79).

Perjuangan suku Kurdi di Suriah dihimpun melalui Partai Demokrasi

Kurdistan Syiria (Kurdistan Democratic Party of Syria / KDPS) yang didirikan

oleh Osman Sabri bersama beberapa politisi Kurdi tahun 1957. Tujuan dari KDPS

Page 79: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxix

adalah memperjuangkan hak budaya Kurdi, kemajuan ekonomi dan perubahan

demokratis. Selama ini pemerintah Suriah melarang suku Kurdi berbicara dengan

bahasa Kurdi di depan umum, melarang pendirian partai politik Kurdi, penolakan

untuk mendaftarkan anak-anak dengan nama Kurdi, larangan bisnis yang tidak

memiliki nama Arab dan larangan penerbitan buku-buku yang ditulis dalam

bahasa Kurdi (http://en.wikipedia.org/wiki/Kurdish_people&prev=/translate)

KDPS tidak diakui secara legal oleh negara Suriah dan tetap sebagai

organisasi bawah tanah, khususnya setelah tindakan kekerasan pada tahun 1960

yang mengakibatkan beberapa pemimpin Kurdi yang ditangkap dan dipenjarakan

dengan tuduhan melakukan gerakan separatis. Pada tanggal 23 Agustus 1962,

pemerintah melakukan sensus penduduk di Provinsi Jazira yang dikuasai Kurdi

sehingga mengakibatkan sekitar 20 persen dari populasi Kurdi di Suriah dicabut

status kewarganegaraannya. Pemerintah Suriah beralasan bahwa suku Kurdi yang

berada di Suriah berasal negara-negara tetangga terutama dari suku Kurdi di Turki

yang secara ilegal masuk ke Suriah yang secara bertahap menetap di kota-kota

seperti Amuda dan Al Qamishli sehingga suku Kurdi menjadi mayoritas di kota

tersebut (http://en.wikipedia.org/wiki/Kurdish_people&prev=/translate)

Jika dibandingkan dengan pejuangan suku Kurdi di Iran, Turki dan Suriah,

perjuangan suku Kurdi di Irak dinilai paling agresif terlihat dengan seringnya

terjadi bentrokan secara fisik dengan pemerintah Irak yang mengakibatkan banyak

jatuh korban jiwa. Pemerintah Irak sangat menentang adanya pemberontakan yang

mengganggu stabilitas negara dan untuk menghadapinya sering mengerahkan

kekuatan militer untuk memadamkan pemberontakan suku Kurdi. Selain itu,

pemerintah Irak juga ingin mengamankan penghasilan minyaknya karena di

daerah Kurdistan kaya akan minyak seperti wilayah Kirkuk dan Mosul. Jika suku

Kurdi diberi otonomi luas yang mencakup wilayah tersebut terutama di Kirkuk

yang menghasilkan sepertiga jumlah produksi minyak di Irak akan membuat

pemasukan negara berkurang dan ditakutkan dengan modal minyak suku Kurdi

dapat membeli persenjataan dan membangun kekuatan militer dengan tujuan

melakukan pemberontakan yang lebih besar pada pemerintah serta ditakutkan

berujung pada pembentukan Negara Kurdistan merdeka. Hal ini dapat

Page 80: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxx

membangkitkan nasionalisme suku Kurdi yang tinggal di Iran, Turki dan Suriah

sehingga akan mengganggu stabilitas keamanan di wilayah tersebut.

Perjuangan suku Kurdi di Irak juga lebih menarik diamati mengingat

stabilitas negara Irak sendiri yang kurang kondusif daripada Iran dan Turki.

Situasi politik di Irak kurang stabil yang diakibatkan sering terjadi kudeta dalam

pemerintahan untuk menggantikan pemerintahan yang lama dengan yang baru.

Selain itu, situasi politik Irak yang kurang kondusif dikarenakan Irak sering

terlibat peperangan dengan negara-negara lain, seperti dengan Iran dalam Perang

Parsi tahun 1980-1988 dan dalam Perang Teluk tahun 1991 melawan Kuwait dan

Pasukan Multinasional di bawah pimpinan Amerika Serikat. Situasi tersebut

dimanfaatkan suku Kurdi Irak untuk memberontak pada pemerintah guna

mencapai tujuannya.

Pemberontakan suku Kurdi terhadap pemerintah Irak sering dimanfaatkan

oleh negara-negara asing seperti Iran dan Amerika yang mempunyai kepentingan

di Irak. Suku Kurdi di tempatkan sebagai agen provocateur, bertindak sebagai

kepanjangan tangan Iran dan Amerika Serikat yang menentang atau

menginginkan tersingkirnya Saddam Hussein. Iran mendorong suku Kurdi Irak

untuk membantu pasukan Iran melawan pasukan Irak dalam Perang Parsi

sehingga berhasil merebut Halabjah dan Sulaymaniah (dua kota yang terletak di

Kurdistan Irak). Demikian halnya dengan Amerka Serikat yang mendorong suku

Kurdi untuk melakukan pemberontakan tahun 1991 dengan tujuan untuk

mempermudah Amerika Serikat menggulingkan Saddam Hussein. Alasan

Amerika Serikat ingin menggulingkan Saddam Hussein karena dinilai sebagai

pemimpin yang diktaktor dan represif sehingga perlu diganti dengan

pemerintahan baru yang lebih demokratis yang dalam hal ini pemerintahan baru

tersebut berada di bawah kontrol Amerika Serikat yang dapat membantu tujuan

strategis Amerika Serikat di Irak dan di kawasan Timur-Tengah, yang salah

satunya adalah dapat menguasai sumber-sumber minyak Irak yang merupakan

terbesar kedua setelah Arab Saudi guna kepentingan ekonomi dan industri

Amerika Serikat. Usaha penggulingan Saddam Hussein dari kekuasaan baru

berhasil pada saat Amerika Serikat menginvasi Irak tahun 2003.

Page 81: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxxi

Alasan suku Kurdi mau membantu negara asing seperti Iran dan Amerika

Serikat yang memiliki kepentingan di Irak adalah adanya harapan bahwa kedua

negara tersebut dapat membantu perjuangan suku Kurdi melawan pemerintahan

Saddam Hussein karena jika suku Kurdi berjuang sendirian tidak akan menang

melawan pasukan Irak yang terlatih dan disiplin serta dilengkapi dengan

persenjataan yang modern. Oleh karena itu, suku Kurdi bersedia membantu Iran

dan Amerika Serikat melawan Irak dengan tujuan menumbangkan Saddam

Hussein dari kekuasaannya yang terkenal sebagai pemimpin yang otoriter dan

menggantinya dengan pemerintahan baru yang lebih demokratis yang diharapkan

pemerintahan baru tersebut nantinya lebih lunak dan dapat memperlancar tujuan

suku Kurdi memperoleh otonomi di Kurdistan tetapi harapan suku Kurdi tersebut

tidak berjalan sesuai yang diharapkan.

Suku Kurdi Irak yang membantu Iran dalam melawan Irak pada saat

perang Parsi (1980-1988), sehingga Iran berhasil merebut Halabjah dan

Sulaymaniah (dua kota yang terletak di Kurdistan Irak). Pada akhirnya Perang

Parsi tidak memunculkan siapa yang menang dan siapa yang kalah, tetapi kedua

pihak yang berselisih yaitu Irak dan Iran sepakat untuk mengakhiri perang dengan

gencatan senjata dan pasukan Iran meninggalkan wilayah Irak yang sebelumnya

di duduki pasukan Iran dengan bantuan suku Kurdi. Bantuan suku kurdi terhadap

pasukan Iran selama perang Parsi menyebabkan Saddam Hussein melancarkan

serangan ke wilayah Irak Utara dengan menggunakan senjata kimia karena suku

Kurdi dianggap sebagai “pengkhianat”.

Pasca Perang Teluk tahun 1991 suku Kurdi kembali melakukan

pemberontakan yang didukung secara tidak langsung oleh Amerika Serikat yang

menginginkan tumbangnya kekuasaan Saddam Hussein, tetapi pasukan Irak

kembali dapat menumpas pemberontakan Kurdi. Pasukan Amerika Serikat yang

setelah berakhirnya Perang Teluk masih berada di wilayah Irak tidak berbuat apa-

apa seperti membiarkan para pejuang Kurdi dihujani peluru dan bom oleh

pasukan Irak. Hal tersebut disebabkan karena secara politis, jika Amerika Serikat

mendukung pergerakan suku Kurdi berarti juga mengganggu kedaulatan di Turki,

Iran dan Suriah karena dapat membangkitkan nasionalisme di negara-negara

Page 82: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxxii

tersebut yang dapat mengganggu stabilitas di kawasan tersebut (Tempo, 6 April

1991 : 25).

Perjuangan Suku Kurdi yang dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan asing

justru membawa dampak yang buruk bagi orang-orang Kurdi yang wilayahnya

dua kali diserang pemerintah Irak setelah membantu Iran dan Amerika Serikat

yang mengakibatkan ribuan orang Kurdi tewas dan jutaan lainnya mengungsi ke

Iran dan Turki. Suku Kurdi hanya dimanfaatkan Iran dan Amerika Serikat yang

memiliki kepentingan di Irak sebagai ”kawan sementara”bagi orang Kurdi tetapi

setelah tujuan kekuatan-kekuatan asing tercapai, mereka kemudian meninggalkan

suku Kurdi sehingga suku Kurdi harus memperjuangkan nasib dan tujuannya

sendiri (Trias Kuncahyono, 2005 : 178).

Perjuangan suku Kurdi di Irak dimulai tahun 1919 yang dipimpin oleh

Syaikh Mahmud yang memproklamirkan Sulaymaniah sebagai wilayah yang

merdeka dari kekuasaan Inggris, meskipun akhirnya Inggris berhasil

menundukkan Syaikh Mahmud (Daliman, 2000 : 132).

Tahun 1923, Syaikh Ahmad Barzani dan adiknya Mullah Mustafa Barzani

(Kurdistan Irak), mulai melancarkan kampanye guna mendapatkan otonomi bagi

wilayah Kurdistan Irak. Tahun 1943, Mustafa Barzani membentuk suatu wilayah

otonom di sekitar kota kelahirannya di Barzan yang mampu dikuasai selama dua

tahun sebelum akhirnya mampu dikuasai kembali oleh pemerintah Irak tahun

1945. Hal tersebut membuat Mustafa Barzani pindah ke Mahabad (Iran) tahun

1946, di mana pada waktu itu suku Kurdi di Iran berhasil mendirikan Republik

Mahabad Kurdistan yang mendapat perlindungan dari Uni Soviet, tetapi Republik

Mahabad Kurdistan hanya berumur setahun setelah pemerintah Iran berhasil

merebutnya kembali sehingga memaksa Mustafa Barzani kabur ke Uni Soviet

sampai revolusi Irak tahun 1958 (Trias Kuncahyono, 2005 : 170).

Tahun 1946, Mullah Mustafa Barzani mendirikan Partai Demokratik

Kurdi (Kurdish Democratic Party / KDP) di Uni Soviet pada masa

pengasingannya. Partai tersebut beranggotakan sekelompok intelektual Kurdi dan

memperoleh dukungan dari suku Kurdi yang tinggal di pegunungan. Partai

Demokratik Kurdi-Irak baru diakui oleh pemerintah Irak tahun 1958 ketika terjadi

Page 83: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxxiii

kudeta di Irak. Setelah Mustafa Barzani meninggal tahun 1979, jabatan sebagai

ketua partai dipegang putranya yaitu Massoud Barzani. Selain KDP, orang-orang

Kurdi Irak juga mempunyai partai politik yang dibentuk Jalal Talabani, yaitu

partai Persatuan Patriotik Kurdistan (Patriotic Union of Kurdistan / PUK). Jalal

Talabani semula adalah anggota terkemuka KDP, tetapi keluar karena sering

bentrok dengan Mustafa Barzani yang kemudian tahun 1975 ia mendirikan PUK

sebagai partai modern. Jalal Talabani juga membuat surat kabar dan jaringan radio

yang menjangkau kalangan terpelajar. Hingga sampai saat ini KDP dan PUK

menjadi wadah perjuangan suku Kurdi Irak (Trias Kuncahyono, 2005 : 173).

Pada bulan Maret 1961 suku Kurdi yang berdiam di Irak Utara

mengadakan perlawanan terhadap Baghdad yang menolak tuntutan Kurdi untuk

memperoleh otonomi. Pada saat itu Barzani memproklamirkam kemerdekaan

negara Kurdi. Dalam pemberontakan tersebut, orang-orang Kurdi berhasil

mendesak mundur pasukan pemerintah Irak di beberapa bagian, sehingga

memaksa diadakannya perundingan perdamaian di dekat kota Sulaymaniah pada

bulan Januari 1964 dan gencatan senjata pada bulan Februari. Tuntutan suku

Kurdi dipenuhi dengan mengakuinya dalam konstitusi sementara Irak yang baru.

Di samping itu, pemerintah Irak juga memberikan amnesti umum, tetapi suku

Kurdi tetap menolak meletakkan senjata sampai keinginan politik mereka menjadi

kenyataan. Persetujuan dan perjanjian yang telah dicapai tersebut ternyata belum

memberikan jalan keluar yang mantap atas permasalahan suku Kurdi (Nasir

Tamara dan Agnes Samsuri, 1981 : 200).

Bulan Desember 1965 terjadi pertempuran lagi dan meluas sampai ke

perbatasan Irak-Iran sehingga mengakibatkan tarjadinya ketegangan antara kedua

negara pada awal tahun 1966. Pada bulan Juni 1966 Perdana Menteri Doktor

Abdul Rahman al-Bazzaz membuat sebuah gagasan baru untuk menyelesaikan

konflik dengan suku Kurdi. Tuntutan otonomi suku Kurdi dan bahasa Kurdi

diterima secara resmi oleh pemerintah Irak, sedangkan sistem administrasi

dilaksanakan secara desentralisasi. Di samping itu, pemerintah Irak memberikan

hak kepada orang-orang Kurdi untuk menyelenggarakan pendidikan, kesehatan

dan kegiatan kemasyarakatan di wilayah mereka (Kurdistan Irak). Orang Kurdi

Page 84: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxxiv

juga mempunyai wakil di Parlemen dan Kabinet serta mendapatkan berbagai

pelayanan sosial, tetapi pemerintah Irak menuntut agar tentara Kurdi sebanyak

15.000 orang dibubarkan. Pemimpin Kurdi, Mustafa Barzani menyambut baik

gagasan tersebut. Dalam Kabinet yang terbentuk bulan Mei 1967, terdapat orang-

orang Kurdi di dalamnya. Presiden Arif yang mengadakan kunjungan ke wilayah

Kurdistan pada tahun 1967 kembali meyakinkan keinginanya untuk membuat

kemungkinan-kemungkinan bagi orang Kurdi untuk dapat memangku jabatan

pada tingkat Menteri untuk membantu rehabilitasi wilayah Kurdistan yang rusak

akibat perang dan kerjasama secara efektif dalam pemerintahan Irak (Nasir

Tamara dan Agnes Samsuri, 1981 : 201).

Pada tanggal 17 Juli 1968 terjadi kudeta tak berdarah di Irak karena rezim

yang berkuasa pada waktu itu di bawah pemerintahan Presiden Arif kurang

mendapat dukungan rakyat dan dianggap korup dan tidak cakap. Rezim lama

diganti dengan rezim baru dengan Jendral Ahmed Hassan al-Bakr sebagai

Presiden Irak. Kabinet yang baru dibentuk pada masa Presiden Arif dibubarkan

oleh Jendral Ahmed Hassan al-Bakr karena para anggota kabinet dituduh

“bersikap revolusioner”. Jendral Ahmed Hassan al-Bakr kemudian menyusun

kembali kabinetnya yang baru.

Menjelang akhir 1968 politik dalam negeri Irak merosot karena banyak

pemimpin-pemimpin rezim lama ditahan bahkan dibunuh karena tuduhan

melakukan gerakan kontra-revolusioner. Kondisi lebih buruk terjadi pada bulan

Oktober 1968 yaitu permusuhan terang-terangan Pemerintah Irak dengan orang-

orang Kurdi untuk pertama kalinya terjadi lagi sejak gencatan senjata tahun 1966.

Pemberontak suku Kurdi membom instansi minyak Irak di Kirkuk pada bulan

Maret 1969 yang menyebabkan kerugian besar bagi pemerintah Irak. Pemerintah

Irak mendengungkan bahwa suku Kurdi mendapat bantuan dari Iran. Kurdi terus

berjuang dan menuntut otonomi sambil menyerukan campur tangan PBB (Nasir

Tamara dan Agnes Samsuri, 1981 : 203).

Pemerintah Irak mencoba menyelesaikan persoalan Kurdi melalui

perundingan pada 11 Maret 1970 dan ditetapkan perjanjian perdamaian yang

Page 85: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxxv

terdiri 15 pasal yang diumumkan oleh Dewan Pimpinan Revolusioner dan

pemimpin Kurdi yaitu :

1. Bahasa Kurdi menjadi bahasa resmi sejajar dengan bahasa Arab di daerah-

daerah dengan mayoritas suku Kurdi.

2. Orang-orang Kurdi akan berpartisipasi secara penuh dalam pemerintahan

dan mendapatkan posisi strategis dalam kabinet dan angkatan perang.

3. Pendidikan dan kebudayaan warga Kurdi akan ditingkatkan.

4. Semua kantor di wilayah mayoritas Kurdi adalah orang-orang Kurdi atau

setidaknya dapat berbicara bahasa Kurdi.

5. Orang Kurdi harus bebas untuk membentuk organisasi pelajar, pemuda-

pemudi, dan guru dengan cara mereka sendiri.

6. Dana akan ditetapkan untuk perkembangan Kurdistan.

7. Dana pensiun dan bantuan akan diberikan pada keluarga pejuang dan

pihak lain yang menderita kemiskinan, pengangguran, dan tuna wisma.

8. Orang Kurdi dan Arab akan dikembalikan ke tempat tinggal awal mereka.

9. Reformasi Agraris akan dilaksanakan.

10. Undang-Undang akan diamandemen untuk melihat warga Irak terdiri atas

dua kewarganegaraan yaitu kewarganegaraan Arab dan kewarganegaraan

Kurdi.

11. Stasiun penyiaran dan senjata berat akan dikembalikan ke Pemerintah.

12. Salah satu wakil presiden harus orang Kurdi.

13. Hukum Gubernur (Provinsi) harus diamendemen menyesuaikan dengan isi

pokok deklarasi ini.

14. Penggabungan dari area-area dengan mayoritas Kurdi (Sulaymaniah,

Arbil, Dahuk, Kirkuk dan Mosul) sebagai unit yang diperintah oleh suku

Kurdi sendiri.

15. Orang-orang Kurdish harus berbagi kekuasaan legislatif secara

proporsional dengan populasinya di Irak.

Persetujuan tersebut diterima orang-orang Kurdi dan pertempuran pun berhenti. Sebulan setelah penandatanganan perjanjian tersebut, Saddam Hussein membentuk komisi yang terdiri dari empat orang Kurdi dan empat orang Arab untuk melaksanakan perjanjian yang telah disepakati tersebut.

Page 86: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxxvi

Presiden al Bakr merubah susunan kabinet dengan mengangkat lima orang Kurdi terkemuka. Pasal 4 dan 5 dilaksanakan dengan pengangkatan anggota KDP sebagai gubernur dari propinsi Sulaymaniah, Arbil, dan Dahuk. Pada akhir April 1970, bahasa Kurdi mulai digunakan dalam kehidupan sehari-hari, serikat penulis dan masyarakat sosial terbentuk sesuai dengan Pasal 1 serta organisasi pelajar, pemuda-pemudi, dan guru juga mulai terbentuk sesuai dengan Pasal 5. Uang dan energi juga diinvestasikan dalam pembangunan kembali desa, proyek infrastruktur dan ekonomi utama dimulai dan pelaksanaan Hukum Reformasi Agraria 1919 akhirnya dimulai di area-area yang ditetapkan untuk para tuna wisma dan pengungsi (Pasal 6, 8, dan 9). Bulan Juli 1970, undang-undang diamandemen sesuai dengan Pasal 10 dan pada akhir tahun, pemerintah Irak setuju untuk membayar 6.000 peshmergas untuk melaksanakan penjagaan perbatasan. Sebanyak 2.700 tempat tinggal dibangun kembali dan lebih dari 100 desa yang dihancurkan telah dibangun kembali (David McDowall, 2000 : 328-329).

Pemimpin Kurdi, Mustafa Barzani sudah mengerahkan pasukannya

sebanyak 15.000 untuk menjaga perbatasan Irak yang resmi, tetapi status hukum

daerah Kurdi masih tetap akan diatur. Mustafa Barzani menilai seharusnya masih

harus dilakukan sensus untuk menyelidiki daerah mana saja di Irak utara yang

paling banyak berpenduduk Kurdi, sehingga pantas mendapat status otonom

seperti wilayah Kirkuk, tetapi hal tersebut masih ditangguhkan oleh pemerintah

Irak yang menyebabkan kekhawatiran orang Kurdi. Jika hal tersebut dibiarkan

terus akan mengundang orang-orang Arab bermigrasi ke wilayah Kirkuk yang

kaya akan minyak. Penangguhan yang dilakukan pemerintah Irak karena harus

mencurahkan perhatian terhadap orang-orang Kurdi yang kembali dari Iran ketika

permusuhan mereda. Meskipun persetujuan dengan Kurdi itu tidak seluruhnya

memuaskan, tetapi sekurang-kurangnya sudah membawa stabilitas di Irak dan

memungkinkan dimulainya pembaharuan. Pada bulan Februari 1971 Partai

Revolusi Kurdi bergabung dengan Partai Demokrasi Kurdi pimpinan Mustafa

Barzani membentuk kesatuan Kurdi. Bulan Juli 1971, konstitusi baru diumumkan

yang memuat pokok-pokok persetujuan tahun 1970 serta ditetapkan bahwa orang-

orang Kurdi dipimpin oleh Komite Tertinggi dan diminta untuk menyerahkan

senjata pada bulan Agustus 1971. Hal tersebut membawa situasi di bagian utara

Irak menjadi kondusif (Nasir Tamara dan Agnes Samsuri, 1981 : 204).

Bulan Juli 1971 suatu percobaan kudeta dilakukan oleh perwira-perwira

Angkatan Darat dan Udara Irak, tetapi dapat digagalkan oleh pemerintah Irak.

Page 87: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxxvii

Suku Kurdi mulai menunjukkan ketidakpuasaannya karena tertundanya

perwujudan persetujuan 11 Maret 1970 dan mengeluhkan belum terlaksananya

sensus yang telah disetujui dalam perjanjian 11 Maret 1970 serta tuntutan untuk

turut dalam Dewan Pimpinan Revolusioner juga ditolak pemerintah Irak.

Pemimpin suku Kurdi dan pemerintah Irak bertemu untuk mendiskusikan kembali

masalah yang menyebabkan ketidakpuasan suku Kurdi dan terjadi perbedaan

pendapat antara kedua belah pihak. Di satu pihak suku Kurdi menganggap belum

terselenggaranya persetujuan 11 Maret 1970, sedangkan di pihak pemerintah Irak

mengemukakan macam-macam proyek pembangunan yang sudah dilaksanakan di

daerah-daerah orang Kurdi.

Perwujudan perjanjian 11 Maret 1970 baru terlaksana secara efektif pada

11 Maret 1974, di mana Saddam Husein yang pada waktu itu sebagai Wakil

Presiden dan Dewan Pimpinan Revolusi mengumumkan pemberian otonomi

kepada suku Kurdi yang mencakup wilayah Dahuk, Arbil dan Sulaymaniah.

Keputusan tersebut menegaskan, daerah otonomi tetap bagian dari teritori Irak,

orang-orang Kurdi tetap bagian dari rakyat Irak, orang-orang Kurdi dapat

menyelenggarakan administrasi sendiri dan mengatur sendiri masalah keuangan

serta anggarannya, tetapi masih berada dalam koridor Keuangan Negara

(http://www.unisosdem.org/article_printfriendly.php).

Sekelompok kecil orang-orang Kurdi dari Partai Demokratik Kurdi di

bawah pimpinan Abdel Sharif menerima pemberian otonomi tersebut, tetapi

Mustafa Barzani merasa tawaran tersebut kurang dari tuntutan mereka akan

perwakilan penuh di pemerintahan termasuk keanggotaan dalam Dewan Pimpinan

Revolusi serta wilayah Kirkuk (penghasil 30% minyak Irak) tidak masuk dalam

wilayah otonomi Kurdistan. Mustafa Barzani dengan pasukannya (Peshmarga)

memulai kembali perlawanan bersenjata di Irak Utara (Nasir Tamara dan Agnes

Samsuri, 1981 : 205).

Pada bulan April 1974 Pemerintah Irak mengganti 5 Menteri Kurdi yang

terkenal sebagai pendukung Barzani dengan 5 orang Kurdi lain pendukung

pemerintah Irak. Agustus 1974, perang Kurdi mengalami babak baru. Pemerintah

Irak mengerahkan kekutan militer yang besar untuk melawan pasukan Mustafa

Page 88: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxxviii

Barzani (peshmarga) dengan menggunakan tank, meriam dan pesawat pembom.

Sekitar 130.000 orang Kurdi terutama terdiri dari wanita, anak-anak dan orang tua

mengungsi ke Iran. Peshmarga bisa bertahan berkat bantuan Iran berupa senjata

dan perlengkapan lainnya (Nasir Tamara dan Agnes Samsuri, 1981 : 205).

Pada saat pertemuan OPEC (6 Maret 1975) di Aljazair, ditandatangani

persetujuan antara Irak-Iran untuk mengakhiri perselisihan tentang perbatasan.

Irak dan Iran juga setuju untuk mengakhiri penyusupan yang bersifat subversif

sehingga pemberontakan suku Kurdi pun berhenti. Sadar tanpa bantuan Iran

Mustafa Barzani tidak bisa bertahan, akhirnya ia pergi ke Teheran. Gencatan

senjata ditetapkan 13 Maret 1975, pihak yang menyerah sampai tanggal 1 April

akan diberi amnesti. Sebanyak 200.000 orang Kurdi lari ke Iran pada waktu

pemberontakan tersebut berakhir (Nasir Tamara dan Agnes Samsuri, 1981 : 206).

Bulan Februari 1976, Partai Demokrasi Kurdi menyusun kekuatan untuk

mengulangi perjuangannya dan di bulan Maret terjadi bentrokan antara Kurdi

dengan pasukan keamanan Irak di Ruwanduz. Tahun 1977 dilaksanakan program

pembangunan kembali dan bulan April sekitar 40.000 orang Kurdi diizinkan

kembali ke daerah Irak Utara. Dewan Eksekutif daerah otonomi Kurdi

memutuskan bahwa bahasa Kurdi dipakai sebagai bahasa resmi dalam komunikasi

oleh semua departemen pemerintahan di daerah otonomi Kurdi yang tidak

mempunyai hubungan dengan pemerintah pusat (Daliman, 2000 : 139).

Tampilnya Saddam Hussein sebagai Presiden Irak pada 16 Juli 1979

membuat perjuangan suku Kurdi semakin sulit karena Saddam Hussein sering

menggunakan kekuatan militer untuk menghancurkan pemberontak Kurdi. Tahun

1984, pemerintah Irak kembali menawarkan otonomi kepada suku Kurdi yang

dipimpin Jalal Talabani dari PUK, penentang Massoud Barzani, dengan syarat

tetap beroposisi kepada Massoud Barzani dan Partainya (Kurdish Democratic

Party / KDP), tetapi atas jasa Iran, justru Jalal Talabani dan Massoud Barzani

dipersatukan untuk melawan Irak pada masa Perang Parsi antara Irak-Iran

sehingga otonomisasi tidak berhasil (Kompas, 6 Oktober 1991 : 76).

Pada tahun 1988 pemerintah Irak dua kali melancarkan serangan besar-

besaran dengan senjata kimia terhadap penduduk suku Kurdi. Serangan yang

Page 89: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

lxxxix

pertama pada tanggal 16 Maret 1988 Angkatan Udara Irak menghujani bom-bom

kimia di kota Halabjah (sebuah kota yang ada di Provinsi Sulaymaniah), Irak

Utara dan menewaskan 5.000 warga Kurdi. Dalam serangan tersebut, delapan

pesawat tempur Irak membombardir dengan menjatuhkan bom kimia di atas kota

Halabjah yang berpenduduk sekitar 120.000 orang. Serangan tersebut berlanjut

siang-malam sampai tanggal 19 Maret (Trias Kuncahyono, 2005 : 165).

Serangan yang kedua dilancarkan pasukan Irak di desa Butiam Esi,

Amadiyah, dan sejumlah desa lain di Kurdistan, dari tanggal 25 Agustus sampai 5

September dan menewaskan sekitar 2.500 warga Kurdi. Serangan pasukan

Saddam Hussien tahun 1988 ini menyebabkan sekitar 60.000 orang Kurdi Irak

terpaksa mengungsi ke Iran dan Turki (M. Riza Sihbudi, 1991 : 135).

Pemerintah Irak menganggap serangan yang dilancarkan terhadap suku

Kurdi sebagai sesuatu yang “wajar”, karena suku Kurdi Irak dianggap sebagai

“kaum pengkhianat yang patut dibasmi”, sebab selama hampir delapan tahun (22

September 1980-20 Agustus 1988) berlangsung perang Teluk Parsi (Irak-Iran),

suku Kurdi Irak justru berpihak pada pasukan Ayatullah Khomeini dan

memerangi pasukan pemerintah Irak. Keberhasilan Iran merebut Halabjah dan

Sulaymaniah (dua kota yang terletak di Kurdistan Irak) tidak terlepas dari bantuan

yang diberikan suku Kurdi Irak (M.Riza Sihbudi, 1991 : 135).

Senjata kimia yang digunakan pasukan Irak untuk membunuh suku Kurdi

adalah senjata biologi dan kimia yang mematikan seperti antrhax, Gas saraf VX,

aflaktoksin, batolinum, toksin, sarin dan gasa mustard. Anthrax merupakan senjata

kimia yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, menyerang kulit

sehingga melepuh dan penuh luka; batolinum yaitu kuman yang meracuni

makanan dan mengakibatkan korban mual, diare dan kelumpuhan pernapasan dan

jantung; aflaktoksin yaitu racun dari jamur yang bisa menyebabkan kanker hati;

Gas saraf VX adalah senjata kimia yang mematikan karena satu tetes kecil saja

sudah dapat membunuh orang. Gas saraf ini seperti oli mobil yang bekerja cepat,

terserap melalui paru-paru, mata, kulit dan mengakibatkan kelumpuhan paru-paru.

Senjata-senjata kimia mematikantersebut dimasukkan ke dalam hulu ledak peluru

kendali (Trias Kuncahyono, 2005 : 166).

Page 90: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xc

Pembantaian dengan senjata kimia yang dilakukan pemerintah Irak

terhadap suku Kurdi tersebut menimbulkan kecaman keras dari dunia

internasional. Senat Amerika Serikat mendesak Presiden Ronald Reagan untuk

segera menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Irak. Pada bulan Oktober 1988,

Parlemen Eropa yang sedang bersidang di Strasbourg, Perancis mengeluarkan

kutukan pedas dan menghimbau para anggotanya agar mengenakan sanksi kepada

rezim Saddam Husein. Sikap tegas ditunjukkan Jepang yang memutuskan untuk

tidak akan mengirimkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat

senjata kimia kapada Irak (M. Riza Sihbudi, 1991 : 135).

Pasca Perang Teluk, pada bulan Maret-April 1991 suku Kurdi melakukan

pemberontakan kembali terhadap pemerintah Irak dengan memanfaatkan situasi

yang berkembang pada waktu itu karena dalam waktu yang hampir bersamaan

kaum Syiah di Irak selatan juga mengangkat senjata melakukan pemberontakan

terhadap pemerintah Irak. Selain itu, pemberontakan Kurdi tahun 1991 didasarkan

atas asumsi bahwa tentara Irak dalam keadaan lemah setelah kalah perang

melawan pasukan Kuwait dan Pasukan Multinasional di bawah pimpinan

Amerika Serikat dalam perang Teluk tahun 1991, tetapi kenyataannya tentara Irak

masih cukup kuat untuk menumpas pemberontakan suku Kurdi di Irak utara.

Dalam waktu tiga pekan semua wilayah Kurdi di Irak Utara bergolak.

Kota-kota seperti Ranya, Sulaymaniah, Arbil, Dahuk, Aqra dan Kirkuk dapat

mereka kuasai, akan tetapi Pasukan Irak (Garda Republik) bergerak dengan cepat

dan dalam tempo seminggu wilayah-wilayah tersebut sudah dapat direbut

kembali. Serangan pasukan Irak terhadap pemberontakan suku Kurdi melibatkan

tank, helikopter tempur dan senjata arteleri. Serangan Pasukan Irak tersebut

menyebabkan sekitar 2,25 juta orang Kurdi di Irak Utara terpaksa mengungsi ke

berbagai negara yang berdekatan dengan Irak. Sekitar 1 juta pengungsi tinggal di

70 tenda yang dibangun di Iran. Sekitar 700.000 orang lainnya sedang dalam

perjalanan mencari tempat aman dan lebih dari 600.000 orang berlindung di Turki

(Trias Kuncahyono, 2005 : 165).

Serangan pemerintah Irak terhadap suku Kurdi mendapat kecaman keras

dari Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Tanggal 5 April 1991 Dewan

Page 91: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xci

Keamanan PBB bereaksi dengan mengeluarkan Resolusi PBB No. 688 yang

memberlakukan kawasan larangan terbang di atas wilayah 36 derajat garis lintang

sejajar pada Irak bagian utara untuk melindungi suku Kurdi dari pengeboman

pesawat-pesawat tempur Irak (David McDowall, 2000 : 373).

Atas dasar Resolusi PBB No. 688 tersebut, Amerika Serikat membangun

enam tempat penampungan untuk membantu para pengungsi Kurdi yang masih

terlunta-lunta di daerah-daerah pegunungan maupun yang tinggal di tenda-tenda

pengungsian di Iran dan Turki agar kembali ke Irak dan tinggal di tempat

penampungan yang didirikan Amerika Serikat. Tempat-tempat penampungan

pengungsi Kurdi tersebut akan dijaga sepuluh ribu marinir Amerika Serikat dari

serangan tentara Irak. Marinir Amerika Serikat juga akan dibantu oleh lima ribu

tentara Inggris, seribu tentara Perancis, seribu tentara Belanda dan lima ratus

tentara Italia untuk menjaga tempat pengungsian. Sebenarnya PBB tidak merestui

pembangunan tempat penampungan tersebut. Menurut Sekjen PBB Javier Perez

de Cueller pembangunan tempat penampungan dan kehadiran pasukan Amerika

Serikat dan Sekutunya di Irak akan melanggar kedaulatan negara Irak, tetapi PBB

juga tidak berbuat banyak. Pemerintah Irak juga memprotes keras pembangunan

tempat penampungan dan kehadiran pasukan Amerika Serikat dan Sekutunya di

wilayah Irak Utara karena dianggap melanggar kedaulatan negara Irak.

Pemerintah Irak juga beralasan bahwa Irak telah mencapai kesepakatan dengan

dua pejabat PBB yakni Sadrussin Aga Khan dan Eric Suy yang mendapat mandat

Sekjen PBB untuk membangun tempat pengungsi yang dapat dibuat di seluruh

wilayah Irak yang akan diawasi oleh PBB. Amerika Serikat tidak mau tahu dan

mengingatkan jika Irak mengganggu operasi Sekutu membuat tempat

penampungan di daerah Kurdi, Amerika Serikat akan menganggapnya sebagai

tantangan untuk kembali membuka perang. Pemerintah Irak akhirnya tidak dapat

berbuat banyak untuk menghalangi pembangunan tempat penampungan dan

kehadiran pasukan Amerika Serikat serta Sekutunya di wilayah Irak Utara dan

mengalihkan perhatiannnya untuk fokus agar sanksi ekonomi terhadap Irak segera

dicabut (Tempo, 27 April 1991 : 76).

Page 92: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xcii

Dalam rangka menyelesaikan permasalahan konflik dengan suku Kurdi,

pihak pemerintah Irak dengan para pemimpin Kurdi sepakat untuk melakukan

perundingan perdamaian dan Presiden Saddam Hussein bersedia menjanjikan

otonomi yang lebih luas di Kurdistan Irak. Sebagian orang Kurdi masih curiga

akan tipu daya janji Saddam Hussein memberikan otonomi di Kurdistan Irak

karena janji Saddam Hussein memberikan otonomi tahun 1970 yang dilanjutkan

dengan perjanjian 11 Maret 1974 tidak sepenuhnya dijalankan dan dalam

prakteknya, semua keputusan birokrasi ataupun politik di wilayah Kurdistan tetap

memerlukan restu Saddam.Hussein yang membuat suku Kurdi tidak puas

sehingga melakukan pemberontakan. Ada anggapan bahwa tawaran wilayah

otonomi dari Saddam Hussein hanya siasat untuk menggalang simpati dari

negara-negara Barat agar sanksi ekonomi terhadap Irak segera dicabut sehingga

diharapkan keadaan dalam negeri Irak dapat membaik dan Saddam Hussein bisa

tetap bertahan sebagai Presiden Irak. Suku Kurdi harus berhati-hati dalam

mengambil keputusan dan persetujuan apapun yang dicapai dengan pemerintah

Irak harus diikuti dengan jaminan internasional (Tempo, 27 April 1991 : 77).

Perundingan tahap pertama antara pemerintah Irak dengan delegasi Kurdi

yang terdiri atas Jalal Talabani sebagai pemimpin delegasi, Nechirvan Barazani

(keponakan Massoud Barzani), Abdul Rahman dan Rasoul Mamand, berlangsung

24 April 1991 yang membahas tentang masalah otonomi di Kurdistan Irak dan

jaminan internasional atas keputusan akhir antara Kurdi dengan pemerintah Irak

tentang otonomi Kurdi. Pemerintah Irak dengan delegasi Kurdi mencapai

kesepakatan untuk menerapkan pakta otonomi 11 Maret 1970 yang menetapkan

tiga provinsi di Irak utara sebagai wilayah otonomi Kurdi yaitu Dahuk, Arbil dan

Sulaymaniah (Kompas, 3 Mei 1991 : 8).

Menurut Jalal Talabani, dalam perundingan tahap pertama antara

pemerintah Irak dengan delegasi Kurdi, inti pembicaraan telah melampaui

masalah otonomi Kurdi, yakni tentang penegakkan demokrasi di Irak yang

mencakup soal konstitusi baru, pemilu bebas dan kemungkinan pemerintahan

koalisi. Masalah konstitusi, pemerintah Irak menginginkan rancangan konstitusi

yang sudah ada supaya diajukan sebagai referendum, sedangkan pihak Kurdi

Page 93: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xciii

menginginkan untuk terlebih dahulu diadakan pemilu bebas untuk membentuk

parlemen yang kemudian akan merancang konstitusi untuk di bawa ke

referendum. Kedua pihak mengusulkan pemerintahan koalisi, tetapi belum ada

kepastian apakah akan mengikutsertakan kelompok oposisi lain di Irak seperti

kaum Syiah. Mengenai masalah otonomi Kurdi yang merupakan inti yang dibahas

dalam perundingan tersebut, kedua belah pihak belum ada kesepakatan karena

perbedaan pendapat. Pihak Kurdi menuntut wilayah Kirkuk yang merupakan

penghasil sepertiga dari produksi minyak Irak dimasukkan dalam wilayah

otonomi Kurdistan. Dalam perundingan tersebut, Jalal Talabani mengusulkan,

pemerintah pusat boleh menguasai produksi minyak Kirkuk, sedangkan Kurdi

yang mengontrol pemerintahan di Kirkuk dan sekitarnya serta Kurdi tidak

meminta presentase langsung dari pendapatan minyak Irak, tetapi menginginkan

pembagian dari anggaran negara Irak bagi wilayah otonomi Kurdistan, yang

besarnya sebanding dengan persentase populasi Kurdi di Irak. Tuntutan pemimpin

Kurdi tersebut ditolak pemerintah Irak karena Kirkuk bukanlah kota Kurdi.

Alasan penolakan pemerintah Irak dipandang delegasi Kurdi tidak realistis untuk

diterima karena Kirkuk dianggap bukan kota Kurdi disebabkan mayoritas orang-

orang Kurdi di Kirkuk telah dihapus melalui kebijaksanaan Arabisasi yang

dilakukan partai Ba’ath sejak 1960-an (Kompas, 16 Mei 1991 : 8). Orang-Orang

Kurdi yang semula menjadi mayoritas di Kirkuk di pindahkan ke Irak Selatan dan

tempat mereka digantikan oleh orang Arab untuk mendongkrak komposisi agar

orang Kurdi tidak menjadi mayoritas di wilayah Kirkuk (Tempo, 18 Mei 1991 :

39). Meskipun belum ada kesepakatan tentang masalah otonomi Kurdi, kedua

belah pihak masih ada kemauan untuk melakukan perundingan kembali untuk

menyelesaikan pemecahan soal Kurdi.

Persoalan lain yang tak kalah penting mengenai pengungsi Kurdi yang

tinggal pada tenda-tenda di perbatasan Turki, Iran dan yang tinggal di

pegunungan. Sebanyak 9.000 pengungsi Kurdi telah meninggalkan kemah-kemah

di pegunungan dekat perbatasan Turki untuk pulang ke rumah mereka masing-

masing atau tinggal di kamp-kamp pengungsian yang dilindungi pasukan Amerika

dan sekutunya di Irak utara (Kompas, 3 Mei 1991 : 8). Jumlah pengungsi Kurdi

Page 94: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xciv

yang kembali ke Irak masuk ke zone keamanan yang dilindungi pasukan Amerika

Serikat, Inggris, Perancis dan Belanda semakin meningkat. Sejak tanggal 5 Mei

1991 sudah ada 21.000 pengungsi yang kembali ke kota perbatasan Zakho.

Menurut Gary Goff, seorang perwira yang menjaga kamp pengungsian, jumlah

pengungsi yang ada di Turki sudah berkurang sekitar 129.000 orang. Rencananya

sebanyak 125.000 pengungsi Kurdi akan di bawa ke Zakho, sekitar 65.000 ke

Sirsenk dan sekitar 6.500 ke Suriah (Kompas, 8 Mei 1991 : 1). Sampai tanggal 22

Mei 1991, Kementrian Luar Negeri Turki menyatakan sebanyak 33.586

pengungsi Kurdi masih berada di wilayahnya dan 92.000 lainnya berada di kamp

perbukitan perbatasan dengan Turki (Kompas, 24 Mei 1991 : 9).

Perundingan tahap kedua antara pemerintah Irak dengan pemimpin Kurdi

tentang rincian otonomi yang dijanjikan bagi suku Kurdi di Irak Utara dimulai

tanggal 6 Mei 1991. Dalam perundingan tersebut, pemerintah Irak diharapkan

dapat mencapai kesepakatan untuk mengakhiri secara permanen perlawanan

Kurdi. Delegasi Kurdi dalam perundingan tersebut dipimpin Massoud Barzani,

pemimpin Partai Demokrasi Kurdi yang sekaligus sebagai pimpinan Front

Kurdistan yang merupakan gabungan dari faksi-faksi Kurdi. Massoud Barzani

memperoleh kekuasaan dari seluruh kelompok Kurdi tersebut untuk

menandatangani setiap persetujuan dengan pemerintah Irak (Kompas, 6 Mei

1991:1).

Dalam perundingan tahap kedua, delegasi Kurdi dan pemerintah Irak

membentuk Komite Gabungan yang bertugas untuk membahas persatuan

nasional, demokrasi di Irak, normalisasi situasi di Kurdistan Irak dan pemulangan

para pengungsi. Saddam Hussein bertemu dengan delegasi Kurdi untuk berunding

tentang otonomi Kurdi pada tanggal 8 Mei 1991. Isi pembicaraan perundingan

tersebut adalah delegasi Kurdi meminta adanya jaminan internasional atas setiap

perjanjian otonomi antara Kurdi dengan pemerintah Irak dan Kirkuk dimasukkan

dalam wilayah otonomi Kurdistan sehingga dapat mengontrol Kirkuk (Kompas,

10 Mei 1991 : 9).

Massoud Barzani dan tiga pemimpin Kudi lain kembali bertemu dengan

Presiden Saddam Hussein pada tanggal 11 Mei 1991 dan merasa adanya

Page 95: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xcv

kemajuan untuk tercapainya persetujuan dengan pemerintah Irak tentang otonomi

Kurdi, tetapi Massoud Barzani tidak membuat pernyataan rinci tentang apa yang

diyakini sebagai tuntutan kunci bagi Kurdi yaitu adanya jaminan internasional

atas setiap persetujuan dengan Baghdad dan penguasaan atas Kirkuk (Kompas, 14

Mei 1991:9).

Perundingan tahap kedua masih berlangsung sampai tanggal 18 Mei 1991,

di mana delegasi Kurdi telah mencapai persetujuan prinsipil dengan pemerintah

Irak tentang rencana menghidupkan demokrasi penuh di Irak, tetapi masih ada

perbedaan soal pandangan tentang otonomi regional yaitu perbedaan apakah kota

minyak Kirkuk harus di masukkan dalam wilayah otonomi Kurdi dan perlunya

jaminan internasional atas setiap persetujuan dengan Baghdad, sehingga menunda

penandatanganan perjanjian perdamaian di antara kedua pihak. Menurut Massoud

Barzani kesepakatan yang telah dicapai adalah soal penanganan krisis di Irak

Utara akibat pemberontakan dan penderitaan pengungsi Kurdi, pemisahan Partai

Ba’ath yang berkuasa dari negara, pemisahan badan legislatif-eksekutif-yudikatif,

pemberian amnesti di seluruh Kurdistan, usaha pengembangan ekonomi

Kurdistan, dibukanya kembali Universitas Sulaymaniah, diakhirinya keadaan

darurat di wilayah tersebut, kebebasan pers, pemilu bebas dan sistem multipartai.

Selain itu, kedua pihak juga membahas tentang pemerintahan koalisi dan antara

delegasi Kurdi dengan pemerintah Irak setuju dengan pembentukan pemerintahan

koalisi yang baru, termasuk Kurdi dengan Partai Ba’ath. Gerilyawan Kurdi juga

akan di masukkan dalam jajaran tentara Irak (Kompas, 19 Mei 1991 : 1).

Belum adanya kesepakatan masalah otonomi Kurdi membuat Massoud

Barzani dan delegasinya meninggalkan Baghdad kembali ke Irak Utara pada

tanggal 26 Mei 1991 dengan tujuan akan berkonsultasi dengan pihak Kurdi lain.

Kembalinya delegasi Kurdi bukan berarti mengisyaratkan jalan buntu dalam

perundingan, tetapi justru sebaliknya, dialog antara para pemimpin politik Irak

dengan delegasi Kurdi sehari sebelumnya telah memasuki tahap baru menuju

kesepakatan final yang akan memperkuat persatuan nasional dan konsolidasi

otonomi Kurdistan. Massoud Barzani memperkirakan kemungkinan kesepakatan

akan dicapai dalam tempo satu atau dua pekan ke depan. Kurdi dengan

Page 96: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xcvi

pemerintah Irak masih berbeda pendapat tentang perbatasan wilayah otonomi

Kurdistan, adanya jaminan internasional atas setiap persetujuan dengan Baghdad

dan kehadiran militer Irak di wilayah tersebut. Suku Kurdi ingin wilayah otonomi

memasukkan kota minyak Kirkuk, adanya jaminan internasional atas setiap

persetujuan dengan Baghdad dan menuntut agar tentara Irak serta pasukan

keamanan lainnya ditarik mundur dari Irak Utara, tetapi pemerintah Irak enggan

memasukkan Kirkuk dalam wilayah otonomi Kurdistan, kota tradisional Kurdi

yang sekarang berpenduduk campuran dan perlunya jaminan internasional atas

perjanjian otonomi Irak-Kurdi karena pemerintah menganggap bahwa setiap

persetujuan merupakan urusan dalam negeri Irak sehingga tidak diperlukan

jaminan internasional (Kompas, 27 Mei 1991 : 9).

Perundingan pemerintah Irak dengan delegasi Kurdi dilanjutkan tanggal

17 Juni 1991, tetapi kedua pihak masih belum mencapai kesepakatan. Massoud

Barzani memberi gambaran bahwa kemungkinan besar wilayah Kirkuk akan

dibagi menjadi dua provinsi yaitu satu di dalam wilayah otonomi dan satunya lagi

berada di bawah pemerintahan gabungan Irak dengan Kurdi. Kesepakatan

kemungkinan besar akan ditandatangani dengan menempatkan Kirkuk di bawah

pemerintahan gabungan, tetapi semua itu akan dibicarakan dalam perundingan

selanjutnya (Kompas, 18 Juni 1991 : 9).

Perundingan pemerintah Irak dengan delegasi Kurdi dilanjutkan kembali

tanggal 24 Juni 1991. Dalam perundingan tersebut pemerintah Irak mengajukan

tiga tuntutan kepada Kurdi sebagai syarat kesepakatan tentang Kirkuk. Pertama,

Kurdi harus memberi dukungan kepada Revolusi tahun 1968 yang membuat

Partai Baath berkuasa. Kedua, Kurdi harus meminta ijin Partai Baath jika ingin

berhubungan dengan pemerintah atau organisasi asing, termasuk negara-negara

Barat yang aktif mengawasi wilayah Kurdi. Ketiga, Kurdi harus bekerjasama

dengan Partai Baath melawan musuh (Partai Syiah yang pro-Iran dan kelompok-

kelompok yang pro-Suriah) dan menentang Iran yang merupakan musuh Irak

dalam Perang Parsi. Apabila ada pemberontakan, demonstrasi dan kekacauan

melawan Partai Baath, Kurdi diharuskan bekerjasama dengan Irak untuk

Page 97: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xcvii

mengangkat senjata untuk menekan setiap pemberontakan, demonstrasi dan

kekacauan (Kompas, 26 Juni 1991 : 9).

Tanggal 30 Juni 1991, Front Kurdistan menyatakan penolakan atas syarat-

syarat pemerintah Irak dalam perundingan otonomi Kurdi. Pemerintah Irak

mengajukan syarat-syarat yang tidak dapat diterima Front Kurdistan karena

pemerintah Irak menyerukan Kurdi meletakkan senjata, bertempur melawan

musuh domestik dan eksternal serta menghentikan hubungan dengan Barat.

Persyaratan yang diajukan pemerntah Irak dan penolakan Front Kurdistan atas

syarat-syarat yang diajukan pemerntah Irak mempersulit kesepakatan perjanjian

perdamaian Irak dengan Kurdi (Kompas, 1 Juli 1991 : 9).

Pada tanggal 17 Juli 1991 terjadi pertempuran antara Kurdi dengan

pasukan Irak di Arbil ketika Kurdi melakukan demonstrasi dan 18 Juli 1991 di

Sulaymaniah dengan korban jiwa antara 140-150 orang. Pertempuran tersebut

terjadi sebagai akibat belum adanya kesepakatan perjanjian perdamaian Irak

dengan Kurdi soal dimasukkannya atau tidak wilayah Kirkuk dalam wilayah

otonomi Kurdistan dan adanya jaminan internasional. Front Kurdistan segera

bereaksi dengan mengeluarkan keputusan bahwa orang-orang Kurdi harus

memberitahu Front Kurdistan sebelum melakukan demonstrasi karena bisa

menyulut aksi kekerasan. Keputusan tersebut dikeluarkan dengan tujuan untuk

mencegah pasukan Irak dan Kurdi saling membunuh (Kompas, 22 Juli 1991 : 9).

Pertempuran antara Kurdi dengan pasukan Irak pecah kembali tanggal 5

Oktober 1991 di kota Kalar, 225 km sebelah timur laut Baghdad. Pasukan Irak

membombardir wilayah tersebut sepanjang malam dengan arteleri yang

menyebabkan korban tewas dan luka-luka mencapai 30 orang. Tanggal 7 Oktober

1991, gerilyawan Kurdi menembak mati 60 pasukan Irak selama pertempuran

terjadi Sulaymaniah, sedangkan dari pihak gerilyawan Kurdi korban tewas

sebanyak 15 orang. Pertempuran yang terjadi mengakibatkan orang-orang Kurdi

menuju ke kamp pengungsian untuk menghindar dari wilayah konflik (Kompas, 8

Oktober 1991 : 9).

Walaupun kesepakatan perjanjian perdamaian Irak dengan Kurdi menemui

jalan buntu terutama soal dimasukkannya atau tidak wilayah Kirkuk dalam

Page 98: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xcviii

wilayah otonomi Kurdistan, tetapi sesuai kesepakatan antara pemerintah Irak dan

delegasi Kurdi tanggal 24 April 1991 untuk menerapkan pakta otonomi 11 Maret

1974 yang menetapkan tiga provinsi di Irak utara sebagai wilayah otonomi Kurdi

yaitu Dahuk, Arbil dan Sulaymaniah. Ketiga wilayah di Irak Utara tersebut sejak

tahun 1974 sudah ditetapkan oleh pemerintah Irak sebagai wilayah otonomi

Kurdistan, tetapi tidak dijalankan sepenuhnya oleh pemerintah Irak yang

menyebabkan ketidapuasan suku Kurdi karena dalam prakteknya, semua

keputusan birokrasi maupun politik di wilayah otonomi Kurdistan tetap

memerlukan restu Saddam.Hussein, tidak diadakannya sensus penduduk terhadap

wilayah suku Kurdi waktu itu dan wilayah Kirkuk tidak dimasukkannya dalam

wilayah otonomi. Wilayah otonomi Kurdistan yang meliputi Dahuk, Arbil dan

Sulaymaniah sejak tahun 1991 berada dalam perlindungan PBB dan pasukan

koalisi untuk melindungi suku Kurdi atas tindakan militer Saddam Hussein.

Pasukan Irak dan pemerintah sipil Irak ditarik dari wilayah otonomi Kurdistan dan

digantikan oleh pasukan koalisi yang menjaga zona keamanan wilayah otonomi

Kurdi, sedangkan pemerintahan sipil Irak diganti dengan pemerintahan yang di

duduki orang-orang Kurdi (Trias Kuncahyono, 2005 : 174).

Dalam perundingan-perundingan antara pemerintah Irak dengan delegasi

Kurdi, meskipun tidak ada kesepakatan final soal otonomi Kurdi yang

menyangkut kontrol wilayah Kirkuk, tetapi langkah maju telah dilakukan Kurdi

yang mencapai kesepakatan dengan pemerintah Irak untuk menegakkan

demokrasi di Irak dan mengadakan pemilu yang bebas dengan sistem multipartai.

Walaupun begitu suku Kurdi tetap belum merasa puas karena wilayah Kirkuk

tidak dimasukkan dalam wilayah otonomi Kurdistan sehingga persoalan suku

Kurdi tetap menjadi masalah bagi pemerintah Irak jika sewaktu-waktu pecah

pemberontakan kembali dari suku Kurdi.

Dalam perkembangannya setelah pemberian otonomi di Kurdistan Irak,

Saddam Hussein kembali mengerahkan sekitar 30.000 pasukannya untuk

menyerang wilayah Kurdistan yang sejak tahun 1991 mendapat perlindungan

internasional dan menduduki ibu kotanya Arbil, awal September 1996.

Pemerintah Irak beralasan, serangan ini dilakukan karena memenuhi permintaan

Page 99: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

xcix

pimpinan Partai Demokrasi Kurdistan, Masoud Barzani untuk mengusir lawannya

pemimpin partai Persatuan Patriotik Kurdistan (Patriotic Union of Kurdistan /

PUK), Jalal Talabani dan pasukannya dari kota Arbil (Mustofa Abd. Rahman,

2003 : 3).

Serangan pasukan Irak terhadap wilayah Kurdistan mendapat kecaman

dari Amerika Serikat dan akhirnya Amerika Serikat melakukan serangan balasan

dengan menggempur wilayah Irak selatan. Namun serangan Amerika Serikat kali

ini tidak mendapat dukungan dari negara-negara Arab antara lain Arab Saudi dan

Jordania yang tidak mengizinkan pangkalan militernya digunakan pesawat tempur

Amerika Serikat untuk menyerang Irak dengan alasan menghormati kesatuan dan

kedaulatan Irak serta menjaga keselamatan rakyat Irak (Mustofa Abd. Rahman,

2003 : 10).

Jika dibandingkan di Iran dan Turki, jumlah suku Kurdi Irak tergolong

yang paling sedikit (sekitar 5 juta), tetapi rezim Partai Sosialis Ba’ath di bawah

pimpinan Saddam Hussein yang berkuasa di Irak belum berhasil menumpas

perjuangan suku Kurdi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain;

4) Suku Kurdi merupakan kelompok etnis minoritas terbesar di Irak yang

menguasai hampir seperlima wilayah negeri ini. Akibatnya, walaupun

berkali-kali Saddam Hussein mendeportasi Peshmarga, dengan mudah

mereka kembali ke Irak.

5) Sejak tahun 1982, untuk pertama kalinya dalam sejarah suku Kurdi, dua

partai utama Kurdi Irak, KDP yang dipimpin Masoud Barzani dan PUK

yang dipimpin Jalal Talabani, sepakat bersatu melawan rezim Saddam

Hussein. Dua kekuatan yang menyatu tentu lebih memperkuat posisi suku

Kurdi dalam menghadapi pasukan Saddam Hussein.

6) Berkaitan dengan posisi rezim Bagdad sendiri, walaupun di luar tampak

“kukuh”, posisi rezim Ba’athis dalam kenyataannya agak rapuh. Asumsi

ini didasarkan pada fakta bahwa mayoritas penduduk Irak menganut

Mazhad Syiah, sedang rezim yang berkuasa menganut mazhab Sunni (M.

Riza Sihbudi,1991: 140)

Page 100: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

c

Perjuangan suku Kurdi di Irak dalam memperoleh otonomi di wilayah

Kurdistan mengalami banyak kendala. Pertama, perjuangan suku Kurdi

mendapatkan perlawanan yang sengit dari pasukan Irak dan bahkan beberapa kali

wilayah Kurdistan dihujani bom-bom milik militer Saddam Hussein. Kedua, suku

Kurdi kurang mendapat perhatian dan dukungan dari dunia internasional

khususnya negara-negara Arab dan Amerika Serikat dengan alasan tidak mau

mencampuri urusan dalam negeri Irak guna menjaga kesatuan dan kedaulatan

negara Irak. Namun alasan yang lebih penting adalah untuk menjaga stabilitas

keamanan di wilayah Timut-Tengah karena suku Kurdi tinggal di beberapa negara

seperti Irak, Iran Turki dan Suriah. Jika perjuangan suku Kurdi di Irak

mendapatkan dukungan internasional dan berhasil mencapai tujuannya, maka

ditakutkan akan membangkitkan nasionalisme suku Kurdi di Turki, Iran dan

Suriah sehingga akan mengganggu stabilitas keamanan di wilayah tersebut.

Ketiga, dalam tubuh suku Kurdi sendiri ada pepecahan dimana terjadi perseturuan

di antara orang-orang atau antar faksi Kurdi sendiri. Sejarah mencatat bahwa

perang antar-Kurdi untuk memperebutkan wilayah kekuasaan dan pengaruh di

Irak Utara menjadi salah satu penyebab mudahnya Saddam menguasai daerah

tersebut karena selalu ada kelompok atau partai politik yang dapat dipengaruhi

Bahgdad. Ada dua wilayah kurdi yang saling bersaing, yakni “Barzanistan” di

Irak Utara bagian barat laut yang dikuasai Partai Demokratik Kurdi (KDP) dan

“Talibanistan” di timur laut Irak yang dikuasai Uni Patriotik Kurdistan (PUK).

Kedua partai tersebut sering berselisih. Walaupun begitu ada usaha dari kedua

partai tersebut untuk bersatu seperti tahun 1991 KDP dan PUK bersatu

membentuk Front Kurdistan meskipun akhirnya pecah kembali (Trias

Kuncahyono, 2005 : 174).

D. Dampak Pemberian Otonomi Terhadap Persatuan Intern

Suku Kurdi Irak

Salah satu kendala yang dihadapi suku Kurdi dalam memperjuangkan

otonomi di wilayah Kurdistan adalah kurangnya persatuan diantara orang-orang

Page 101: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

ci

atau kelompok-kelompok Kurdi. Di Kurdistan Irak terdapat dua partai utama yang

memiliki pengaruh dan kekuasaan yang besar sebagai wadah perjuangan suku

Kurdi sampai sekarang, tetapi antara kedua partai saling beroposisi dan sering

terlibat bentrok. Kedua partai tersebut yaitu pertama Partai Demokratik Kurdi

(Kurdish Democratic Party / KDP) yang didirikan oleh Mullah Mustafa Barzani

tahun 1946. Mullah Mustafa Barzani merupakan tokoh historis suku Kurdi yang

berasal dari daerah Barzan, sebuah desa yang terletak di lembah Zab, Irak utara.

Setelah Mustafa Barzani meninggal tahun 1979, jabatan sebagai ketua partai

dipegang putranya yaitu Massoud Barzani sampai saat ini. Partai Demokratik

Kurdi (KDP) beranggotakan sekelompok intelektual Kurdi dan memperoleh

dukungan dari suku Kurdi yang tinggal di pegunungan. Kedua, partai Persatuan

Patriotik Kurdistan (Patriotic Union of Kurdistan / PUK) yang dibentuk Jalal

Talabani tahun 1975. Jalal Talabani semula adalah anggota terkemuka KDP,

tetapi keluar dari partai tersebut karena sering bentrok dengan Mustafa Barzani,

seperti di tahun 1964, Talabani bersama beberapa anggota politbiro KDP lainnya

menentang kesepakatan gencatan senjata antara Mustafa Barzani dengan

pemerintah Irak tahun 1964 (Jawa Pos, 4 Mei 1991 : 11).

Sejarah mencatat bahwa perang antar-Kurdi untuk memperebutkan

wilayah kekuasaan dan pengaruh di Irak Utara menjadi salah satu penyebab

mudahnya Saddam menguasai daerah tersebut karena selalu ada kelompok atau

partai politik yang dapat dipengaruhi Bahgdad. Ada dua wilayah kurdi yang saling

bersaing, yakni “Barzanistan” di Irak Utara bagian barat laut yang dikuasai KDP,

berpusat di Arbil dan “Talibanistan” di timur laut Irak yang dikuasai PUK,

berpusat di Sulaymaniah. Kedua partai tersebut sering berselisih untuk berebut

pengaruh dan kekuasaan di wilayah Kurdistan Irak. Setelah pemberian otonomi di

wilayah Kurdistan tahun 1991, hubungan antara KDP dan PUK mengalami

pasang surut (Trias Kuncahyono, 2005 : 174).

Kegagalan pemberontakan melawan pemerintah pusat tahun 1991

mendorong KDP dan PUK untuk bersatu dengan membentuk Front Kurdistan,

tetapi Front Kurdistan yang terbentuk tidak berdasarkan atas saling percaya

sehingga front tersebut begitu rapuh. Pada dasarnya antara KDP dan PUK

Page 102: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cii

memiliki ambisi untuk saling menghancurkan dan ketika mereka mulai berselisih

pembagian pendapatan dari penyelundupan dan perdagangan minyak, perpecahan

pun tidak dapat dihindarkan lagi (Trias Kuncahyono, 2005 : 176).

Tahun 1992, dua partai politik utama suku Kurdi yakni Partai Demokratik

Kurdi (Kurdish Democratic Party / KDP) dan Partai Persatuan Patriotik Kurdistan

(Patriotic Union of Kurdistan / PUK) telah sepakat untuk menempatkan satuan-

satuan tempur dari kedua partai sebagai langkah awal untuk membentuk Angkatan

Bersenjata Kurdi di bawah kendali Kementrian Pertahanan Kurdi. Satuan-satuan

tempur tersebut akan bertugas untuk menjaga perbatasan wilayah otonomi

Kurdistan. Menurut Kemal Mufti, Jendral yang bertanggungjawab di Kementrian

Pertahanan Kurdi, sebanyak 50 ribu satuan tempur Peshmarga dibutuhkan untuk

mengendalikan jalur antara wilayah teritorial Kurdi di Irak utara dengan daerah

yang dikuasai pemerintah Baghdad. Jumlah tersebut akan ditambah dengan 50

ribu tentara Kurdi lagi yang akan dibentuk di wilayah yang dikendalikan suku

Kurdi. Satuan-satuan tempur yang lain dalam Angkatan Bersenjata Kurdi akan

dibentuk melalui rekruitmen baru. Setelah kegagalan pemberontakan Kurdi tahun

1991, dua partai utama Kurdi yaitu KDP dan PUK memerintahkan agar kelompok

militer Peshmarga membentuk satuan polisi Kurdi yang bertugas melaksanakan

patroli militer dengan kekuatan sebanyak 2.360 personel (Daliman, 2000 : 121).

Pada bulan Mei 1992, orang-orang Kurdi yang tinggal di wilayah otonomi

Kurdistan Irak menyelenggarakan pemilu yang pertama untuk memilih

pemerintahan di parlemen. Dalam pemilu tersebut KDP memperoleh 45 % dari

total suara dan PUK memperoleh 43,6 %, Islamic Movement memperoleh 5 %,

KSP dan ICP masing-masing memperoleh 2,6 % dan 2,2 % suara, sedangkan

KPDP memperoleh 1 %. Pada tanggal 4 Juni Pemerintahan Regional Kurdistan

dibentuk yang mayoritas orang-orang yang duduk dalam pemerintahan tersebut

berasal dari dua partai besar Kurdi yakni KDP dan PUK (David McDowall,

2000:381).

Pemerintahan Regional Kurdistan tidak berjalan sesuai yang diharapkan

untuk mewujudkan demokrasi karena antara KDP dengan PUK saling bersaing

untuk berebut kekuasaan. Antara KDP dengan PUK memiliki beberapa

Page 103: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

ciii

perbedaaan yaitu perbedaan pemimpin dari masing-masing partai yaitu Massoud

Barzani (KDP) dan Jalal Talabani (PUK), perbedaan geografis kekuasaan yaitu

Barzan (KDP) dan Suran (PUK), perbedaan bahasa yaitu Kurmanji (KDP) dan

Sorani (PUK), dan perbedaan ideologi kebudayaan yaitu tradisional (KDP) dan

modern (PUK). (David McDowall, 2000 : 385).

Pada periode 1994 hingga 1997, PUK dan KDP terlibat pertarungan dan

pertempuran sengit untuk memperebutkan wilayah otonomi Kurdistan Irak. Pada

bulan Mei 1994, pertempuran antara KDP dengan PUK pecah, di mana pimpinan

PUK, Jalal Talabani meminta bantuan Iran untuk memerangi Partai Demokratik

Kurdi (KDP) pimpinan Massoud Barzani. PUK berhasil menduduki Arbil dan

menyatakan bahwa PUK telah menguasai sebagian wilayah Kurdistan serta 70%

penduduknya di bawah kekuasaan (Kompas, 3 September 1996 : 7).

Tahun 1996 Massoud Barzani membalas kekalahannya dengan meminta bantuan AS, tetapi bantuan yang diharapkan tidak datang, sehingga Massoud Barzani meminta bantuan Saddam Hussein. Hal ini merupakan kesempatan bagi Massoud Barzani untuk menjalin hubungan militer dengan Saddam Hussein. Dengan bermodalkan minyak yang dihasilkan wilayahnya, Massoud Barzani membeli senjata dan amunisi dari Baghdad. Saddam Hussein membantu Massoud Barzani pemimpin Partai Demokratik Kurdi (KDP) dengan mengerahkan sekitar 30.000 pasukannya untuk mengusir lawan politik Massoud Barzani yaitu pemimpin partai Persatuan Patriotik Kurdistan (Patriotic Union of Kurdistan / PUK), Jalal Talabani dan pasukannya dari kota Arbil. Massoud Barzani meminta bantuan Saddam Hussein karena PUK telah memperlakukan penduduk Arbil dengan sewenang-wenang (Mustofa Abdul Rahman, 2003 : 3).

Pada bulan September 1998, akhirnya JalaI Talabani dan Massoud Barzani sepakat untuk bersatu dan bersama-sama menyelenggarakan pemilihan umum pada bulan Juli 1999. Sejak saat itu disepakati gencatan senjata, tetapi langkah-Iangkah reunifikasi untuk mempertegas dan memperteguh penyatuan kedua partai tidak dilakukan (Trias Kuncahyono, 2005 : 176).

Walaupun demikian, langkah kedua pemimpin partai politik terbesar di Kurdistan tersebut memberikan harapan baru bagi terciptanya persatuan dan kesatuan Kurdi. Hal tersebut dianggap sebagai sebuah langkah bersejarah dan menuju arah yang benar. Upaya untuk menegaskan reunifikasi itu terus dilakukan. Pada tanggal 7-8 September 2002 dilakukan pertemuan antara Massoud Barzani dari Partai Demokratik Kurdistan (KDP) dengan Jalal Talabani dari partai Persatuan Patriotik Kurdistan (Patriotic Union of Kurdistan / PUK) di Salahadin, Kurdistan selatan. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi guna membahas

Page 104: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

civ

sejumlah isu Kurdistan, regional dan internasional. Mereka juga sepakat untuk bersama-sama memerangi terorisme, fanatiisme, dan diktator. Kedua belah pihak menegaskan bahwa kesempatan baru harus direbut dan dimanfaatkan sehingga bermanfaat bagi rakyat Irak dan Kurdistan (Trias Kuncahyono, 2005 : 177).

Kesepakatan antara KDP dan PUK oleh banyak pihak dinilai sebagai sebuah langkah demokratis untuk menyelesaikan persoalan Kurdistan yang setelah akhir Perang Teluk 1991 praktis menikmati otonomi. Untuk melaksanakan konsep-konsep demokratis tersebut, kedua pihak membentuk empat komite. Keempat komite tersebut bertugas menyiapkan proyek bersama mengenai konsep federalisme, normalisasi internal wilayah Kurdistan, menyelesaikan isu-isu keamanan, dan merencanakan kebijakan bersama mengenai masalah-masalah internasional dan regional. Mereka juga sepakat, Majelis Nasional Kurdistan akan mengadakan sidang pada tanggal 4 Oktober 2002 di Arbil. Sidang itu akan dihadiri oleh kedua belah pihak. Hal ini merupakan jalan demokratis yang pernah dirintis orang-orang Kurdi pasca pemberian otonomi oleh pemerintah Irak tahun 1991 (Trias Kuncahyono, 2005 : 177).

Page 105: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cv

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Suku Kurdi merupakan suatu kelompok etnis Indo-Eropa keturunan dari

Kaum Medes yang mayoritas menganut Islam Sunni dan tinggal di

wilayah Kurdistan yang saat ini terbagi dalam beberapa negara seperti

Turki, Iran, Iran dan Suriah sehingga menyebabkan perjuangan untuk

mendirikan Negara Kurdistan sulit terwujud dan berubah menghendaki

wilayah yang otonom di negara masing-masing agar suku Kurdi dapat

mengatur diri dan mempertahankan identitas serta sistem budaya mereka,

termasuk di Irak dimana perjuangannya paling agresif yang dihimpun

dalam Partai Demokratik Kurdi (KDP) yang dipimpin Massoud Barzani

dan partai Persatuan Patriotik Kurdistan (PUK) yang dipimpin Jalal

Talabani. Kedua partai tersebut, yaitu KDP dan PUK sampai saat ini

menjadi wadah perjuangan suku Kurdi Irak.

2. Perjuangan suku Kurdi di Irak untuk mendapatkan otonomi mendapatkan

perlawanan dari pemerintah Irak yang ingin menjaga keutuhan bangsa dan

mengamankan sumber minyaknya di wilayah Kirkuk sehingga sering

terjadi peperangan antara kedua belah pihak yang mengakibatkan banyak

jatuh korban jiwa dan puncaknya terjadi pada tahun 1988 dimana

pemerintah Irak menyerang wilayah Irak utara dengan senjata kimia.

Pemberian otonomi oleh pemerintah Irak yang mencakup wilayah Dahuk,

Arbil dan Sulaymaniah pada tanggal 11 Maret 1974 tidak disetujui suku

Kurdi karena wilayah Kirkuk tidak dimasukkan dalam wilayah otonomi

sehingga terjadi pertempuran kembali. Permasalahan otonomi Kurdistan

Irak yang mencakup wilayah Kirkuk menjadi perbedaan utama antara

pemerintah Irak dengan pemimpin suku Kurdi dan terus berlangsung

Page 106: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cvi

sampai tahun 1991 pada perundingan dalam upaya perdamaian antara

pemerintah Irak dengan suku Kurdi yang tetap berujung pada keputusan

otonomi atas wilayah Dahuk, Arbil dan Sulaymaniah.

3. Pemberian otonomi di wilayah Kurdistan Irak berdampak pada persatuan

antara KDP dan PUK, meskipun dalam perjalanannya kedua partai

tersebut saling berebut pengaruh dan kekuasaan di Irak utara serta terlibat

peperangan pada periode tahun 1994 sampai 1997, tetapi belajar dari

pengalaman akhinya KDP dan PUK sepakat untuk bersatu dan

menyelenggarakan pemilihan umum dengan tujuan melaksanakan program

pembangunan untuk kesejahteraan suku Kurdi.

B. Implikasi

1. Teoritis

Konflik antara suku Kurdi dengan pemerintah Irak disebabkan beberapa

faktor dari sudut pandang politik, ekonomi dan sosial budaya. Secara politik,

konflik suku Kurdi dengan pemerintah Irak terjadi karena adanya perbedaan

kepentingan, di mana suku Kurdi menuntut pemberian status otonomi di wilayah

Kurdistan Irak kepada Pemerintah Irak, tetapi tuntutan tersebut tidak dipenuhi

oleh Pemerintah Irak dengan alasan menjaga keutuhan bangsa. Permasalahan suku

Kurdi semakin kompleks dan sulit dicari pemecahannya karena mereka tersebar

dalam beberapa negara seperti Iran, Irak Turki dan Suriah. Pemerintah Turki tidak

menghendaki pemerintah Irak memberikan otonomi luas yang mencakup wilayah

Kirkuk dan Mosul yang kaya akan minyak karena dapat membangkitkan

nasionalisme suku Kurdi yang tinggal di Turki, Iran, dan Suriah sehingga dapat

mengganggu stabilitas keamanan di kawasan tersebut. Secara ekonomi, konflik

suku Kurdi dengan pemerintah Irak terjadi karena suku Kurdi menuntut otonomi

yang mencakup seluruh wilayah yang ditinggali orang-orang Kurdi termasuk

wilayah Kirkuk yang kaya akan minyak, tetapi pemerintah Irak menolak tuntutan

tersebut karena ingin mengamankan sumber minyaknya di wilayah Kirkuk yang

menghasilkan 30% produksi minyak di Irak. Secara sosial budaya, Kurdi dengan

Page 107: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cvii

Arab merupakan etnis yang memiliki budaya yang berbeda, suku Kurdi berbicara

dalam bahasa mereka sendiri yakni Kurdi bukan Arab. Suku Kurdi merupakan

etnis non-Arab yang tinggal di lingkungan yang mayoritasnya Arab, sehingga

kepentingannya sering diabaikan.

2. Praktis

Otonomi merupakan wewenang atau kekuasaan pada suatu wilayah atau

daerah untuk mengatur, mengurus dan mengelola sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat mulai dari ekonomi, politik, dan pengaturan

perimbangan keuangan termasuk pengaturan sosial dan budaya yang bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Dalam

pelaksanaan otonomi yang dinikmati suku Kurdi di Kurdistan Irak sejak tahun

1991 tidak sesuai dengan yang diharapkan dan pemerintahan daerah

(Pemerintahan Regional Kurdistan) yang terbentuk setelah pemilu tahun 1992

tidak berjalan efektif untuk melaksanakan otonomi di Kurdistan Irak. Hal tersebut

terjadi karena kurangnya persatuan diantara orang-orang atau kelompok-

kelompok Kurdi. Pemerintahan Regional Kurdistan yang diakomodasi oleh dua

partai utama suku Kurdi Irak yaitu KDP dan PUK yang saling beroposisi dan

sering terlibat peperangan untuk memperebutkan wilayah kekuasaan dan

pengaruh di Irak Utara. Pemberian otonomi tahun 1991 menjadi kesempatan bagi

suku Kurdi untuk melaksanakan pembangunan di wilayahnya, tetapi perpecahan

dalam Pemerintahan Regional Kurdistan mengakibatkan Pemerintahan Regional

Kurdistan tersebut tidak dapat menjalankan program-program pembangunan yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang-orang Kurdi. Namun,

pengalaman membawa orang-orang Kurdi untuk bersatu yang diwujudkan dengan

kesepakatan bersatunya KDP dengan PUK.

3. Metodologis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode historis yang

bertujuan untuk merekonstruksi kembali suatu peristiwa di masa lampau sehingga

dapat menghasilkan historiografi sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan

Page 108: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cviii

secara ilmiah melalui prosedur sejarah yang sistematis dengan menggunakan

tahap-tahap tertentu. Dalam teknik pengumpulan data, peneliti kesulitan dalam

mencari sumber-sumber primer terutama surat kabar dan majalah di tahun 1970-

an dan 1980-an karena tidak di dapatkannya data yang diperlukan. Peneliti hanya

menemukan sedikit sumber primer berupa surat kabar dan majalah di tahun 1991

yang berhubungan dengan tema penelitian di Monumen Pers Surakarta. Selain

peneliti kesulitan dalam mengumpulkan sumber primer, peneliti juga kesulitan

dalam mengumpulkan sumber sekunder yaitu buku-buku yang secara khusus

membahas tentang perjuangan suku Kurdi dan jika diperoleh dalam bentuk bahasa

Inggris seperti buku karangan David McDowall yang berjudul “A Modern History

Of The Kurds”.

C. Saran

1. Bagi Penerbit/ Penerjemah

Peneliti berharap kepada peneliti sejarah dan penerbit agar penelitian yang

membahas tentang masalah suku Kurdi dan perjuangannya hendaknya lebih

banyak dikaji secara lebih mendalam serta dituangkan dalam bentuk artikel-artikel

dan karangan buku yang secara khusus membahas tentang suku Kurdi dan

perjuangannya karena sebagian besar buku yang ada isinya hanya menyisipkan

perjuangan suku Kurdi tanpa membahasnya secara lebih mendalam. Jika ada buku

yang secara khusus membahas perjuangan suku Kurdi dalam bentuk bahasa

Inggris seperti buku karangan David McDowall yang berjudul “A Modern History

Of The Kurds” sehingga bagi peneliti yang kurang menguasai bahasa Inggris akan

mengalami kesulitan dalam memahaminya. Peneliti berharap buku tersebut dapat

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sehingga akan mempermudah pembaca

dalam memahami isi buku tersebut.

2. Bagi Mahasiswa Sejarah

Peneliti mengharapkan bagi mahasiswa sejarah hendaknya dapat

melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai suku Kurdi dan

Page 109: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cix

perjuangannya yang masih sedikit kajiaannya seperti perjuangan suku Kurdi di

Iran dan perjuangan suku Kurdi di Turki yang sampai saat ini masih berlangsung.

Bagi mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang perjuangan

suku Kurdi di Iran dan Turki dapat mengumpulkan sumber-sumber primer di

Monumen Pers Surakarta dan Perpustakaan Daerah Yogyakarta yang berupa surat

kabar dan majalah.

Page 110: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cx

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abu Ahmadi. 1975. Pengantar Sosiologi. Semarang : Ramadhani

Alauddin Al-Mudarris. 2004. Huru-Hara Irak Isyarat Akhir Zaman. Yogyakarta: Cahaya Hikmah

Alo Liliweri. 2001. Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Andi Mustari Pile, H. 1999. Otonomi Daerah dan Kepala Daerah Memasuki Abad XXI. Jakarta : Gaya Media Pratama

Barth, Fredrik. 1988. Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta : UI Press

Chalid, Pheni. 2005. Otonomi Daerah : Masalah, Pemberdayaan, dan Konflik. Jakarta : Kemitraan

Daliman. 2000. Kapita Selekta Sejarah Asia Barat Daya. Surakarta : FKIP

Diamond, Larry dan Marc F. Plattner. 1998. Nasionalisme, Konflik Etnik dan Demokrasi. Bandung : ITB

Dudung Abdurahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta : Logos Wacana.

Duverger, Maurice. 1988. Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali

Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja. 1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa Publisher

Geertz, Clifford. 1992. Politik Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius

Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah: Pengantar Metode Sejarah. Jakarta : UI Press

Hadari Nawawi. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press

Helius Sjamsuddin. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak

Hendropuspito, D.O.C. 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta : Kanisius

Kartini Kartono. 1988. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : Rajawali

Page 111: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cxi

Koentjaraningrat. 1986. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia

. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Lenczowski, George. 1993. Timur-Tengah di Tengah Kancah Dunia. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Maswadi Rauf. 2001. Konsensus dan Konflik Politik: Sebuah Penjajagan Teotitis. Dirjen Dikti : Depdiknas.

Mc.Dowall, David. 2000. A Modern History Of The Kurds. London : I.B. Tauris & Cc Ltd

Mohammad Shoelhi. 2003. Demi Harga Diri Mereka Melawan Amerika. Jakarta : Pustaka Cidesindo

Mustofa Abdul Rahman. 2003. Geliat Irak Menuju Era Pasca-Saddam. Jakarta : Kompas Media Nusantara

Nasir Tamara dan Agnes Samsuri. 1981. Perang Iran-Perang Irak. Jakarta : Sinar Harapan

Nugroho Notosusanto.1971. Norma-Norma Dasar Penelitian dan Penulisan Sejarah. Jakarta : Sinar Harapan

Peter Salim dan Yenny Salim. 1991. Kamus Indonesia Kontemporer Edisi I. Jakarta : Balai Pustaka

Ramlan Surbakti. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Redaktur Ensiklopedi Indonesia. 1990. Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Asia. Jakarta : Ichtiar Baru van Hoeve

Redaktur Ensiklopedi Islam. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta : Ichtiar Baru van Hoeve

Riza Sihbudi, M. 1991. Islam, Dunia Arab, Iran : Barat Timur Tengah. Bandung : Mizan

Sartono Kartodirjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta : Gramedia

Selo Sumarjan. 1978. Penggunaan Kekerasan secara Massal. Jakarta : Tarsim

Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta : Bhratara Karya Aksara

Page 112: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cxii

Siti Muti’ah Setiawati. 2004. Irak Di Bawah Kekuasaan Amerika. Yogyakarta : Pusat Pengkajian Masalah Timur-Tengah UGM

Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sujamto. 1991. Cakrawala Otonomi Daerah. Jakarta : Sinar Grafika

Sukarno. 1984. Ilmu dan Perjuangan. Jakarta : Inti Idayu Press

Syahda Guruh Langkah Samudra. 2000. Menimbang Otonomi vs Federal: Mengembangkan Wacana Federalisme dan Otonomi Luas Menuju Masyarakat Madani Indonesia. Bandung : Remaja Rosdakarya

Trias Kuncahyono. 2005. Bulan Sabit di Atas Baghdad. Jakarta : Kompas Media Nusantara

. 2004. Dari Damaskus Ke Baghdad. Jakarta : Kompas Media Nusantara

Weber, Max. 1985. Konsep-Konsep Dasar dalam Sosiologis. Jakarta : Rajawali Pers

Widjaja, H.A.W. 2004. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Winarno Surya. A. 1999. Otonomi Daerah di Era Reformasi. Yogyakarta : Badan Penerbit YKPN

Wojowarsito. 1972. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung : Sinta Darma

Poerwodarminto, W.J.S. 1990. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Veerger, K.J. 1990. Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu-Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Page 113: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cxiii

B. Surat Kabar dan Majalah

“Talabani, Tokoh Kurdi yang Disegani Saddam”.1991.Mei 1991.APA Monitor. 4

“Irak Setuju Pemilu Bebas”. 1991. Mei. APA Monitor. 3

“Perundingan Babak Kedua Kurdi-Baghdad Senin Ini”. 1991. Mei. APA Monitor. 6

“Sekutu Luaskan Lagi Zona Keamanan di Irak Utara”.1991.Mei. APA Monitor.8

“Saddam Hussein-Kurdi Lanjutkan Perundingan”. 1991. Mei APA Monitor. 10

“Kurdi dan Pemerintah Irak Bentuk Komite Gabungan”. 1991. Mei. APA Monitor. 14

“Soal Demokrasi Jadi Hambatan Perundingan Kurdi-Baghdad”. 1991. Mei. APA Monitor. 16

“Baghdad dan Kurdi Sepakati Demokrasi Penuh di Irak”. 1991. Mei. APA Monitor. 19

“Irak Mau Mundur dari Dahuk”. 1991. Mei. APA Monitor. 24

“Kesepakatan Kurdi-Irak Dicapai Pekan Ini”.1991. Mei. APA Monitor. 27

“Perundingan Baghdad-Kurdi Sudah Mencapai Titik Terang”. 1991. Juni. APA Monitor. 18

“Perjanjian Kurdi-Baghdad Jadi Sulit Disepakati”. 1991. Juni. APA Monitor. 26

“Kurdi Tolak Syarat Irak”. 1991. Juli. APA Monitor. 1

“Kurdi dan Baghdad Selidiki Bentrokan”. 1991. Juli. APA Monitor. 22

“Gerilyawan Kurdi Bunuh 60 Serdadu Irak tak Bersenjata”. 1991. Oktober. APA Monitor. 8

Trias Kuncahyono. 1996. September 3. “Lima Faksi Utama Kurdi di Irak Utara”. Kompas. 7.

Yopie Hidayat. 1991. 27 April. “Daerah Otonomi dari Saddam?”. Tempo. 76-79.

. 1991. 4 Mei. “Dilema Terowongan Gelap Kurdi”. Tempo. 28.

. 1991. 11 Mei. “Bayangan Perdamaian”. Tempo. 34.

Yopie Hidayat. 1991. 18 Mei. “Apa yang Dicari Kurdi”. Tempo. 39.

Page 114: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cxiv

C. Internet

http://apakabar.ws/forums//viewtopic.php?f=1&t=5689

www.bappenas.go.id/ Mustopadidjaja AR.

http://g1s.org/opini/kurdi-bangsa-besar-yang-termarginalkan-681

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0305/14/sorotan/310110.htm

mitrafm.com/blog/2008/02/01/

http://majalah.tempointeraktif.com/id/email/2004

http://www.unisosdem.org/article_printfriendly.php

http://swaramuslim.com/islam/more

http://www.waspada.co.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_Koalisi_Sementara_Irak

http://en.wikipedia.org/wiki/Iraqi_Interim_Government&prev

http://id.wikipedia.org/wiki/Jalal_Talabani

http://en.wikipedia.org/wiki/Kurdish_people&prev=/translate

Page 115: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cxv

Lampiran 1. Peta Irak

Sumber : Gifford, Clive. 2007. Ensiklopedia Geografi. Jakarta: Lentera Abadi

U

Page 116: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cxvi

Lampiran 2. Peta Kelompok Etnoreligi Irak

Sumber : Trias Kuncahyono. 2005. Bulan Sabit di Atas Baghdad. Jakarta : Kompas

Page 117: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cxvii

Lampiran 3. Peta Wilayah Kurdistan Yang Berada di Beberapa Negara Seperti

Turki, Iran, Irak dan Suriah

Sumber : www.kokhavivpublications.com/help/maps/images

U

Page 118: PERJUANGAN SUKU KURDI MEMPEROLEH OTONOMI DI KURDISTAN …... · perjuangan suku kurdi memperoleh otonomi di kurdistan irak tahun 1919-1991 skripsi oleh: gagus prasetyawan nim : k.4405022

cxviii

Lampiran 4. Peta Wilayah Kurdistan Irak Setelah Pemberian Otonomi Tahun

1974

Sumber : David McDowall. 2000. A Modern History Of The Kurds. London : I.B.

Tauris & Cc Ltd

U