perkembangan kebudayaan indis dan pengaruhnya … · menjadi bersifat campuran belanda dan jawa,...

117
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT TRADISIONAL YOGYAKARTA ABAD KE-19 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: ROT BOL BASTIAN NIM : 131314020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: truongminh

Post on 23-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT TRADISIONAL

YOGYAKARTA ABAD KE-19

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

ROT BOL BASTIAN

NIM : 131314020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

i

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT TRADISIONAL

YOGYAKARTA ABAD KE-19

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

ROT BOL BASTIAN

NIM : 131314020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

ii

SKRIPSI

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT TRADISIONAL

YOGYAKARTA ABAD KE-19

Oleh :

ROT BOL BASTIAN

NIM: 131314020

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Drs. A. Kardiyat Wiharyanto M.M. Tanggal 27 Februari 2018

Pembimbing II

Hendra Kurniawan, M.Pd. Tanggal 27 Februari 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

iii

SKRIPSI

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT TRADISIONAL

YOGYAKARTA ABAD KE-19

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Rot Bol Bastian

NIM :131314020

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal, 13 Maret 2018

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Ignatius Bondan Suratno, S.Pd, M.Si ……………….

Sekretaris Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ……………….

Anggota Drs. A. Kardiyat Wiharyanto M.M. ……………….

Anggota Hendra Kurniawan M.Pd. ……………….

Anggota Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ……………….

Yogyakarta, 13 Maret 2018

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang memimpin dalam setiap langkah hidup saya.

2. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan memotivasi saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

v

MOTTO

“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala

rencanamu”

(Amsal 16:3)

“Tidak ada yang tidak mungkin bagi kita yang mau mencoba”

(Alexander the Great)

“Jangan pernah berhenti karena keterbatasanmu, lakukanlah apa yang kamu bisa”

(Rot Bol Bastian)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

vi

ABSTRAK

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT TRADISIONAL

YOGYAKARTA ABAD KE-19

Oleh

Rot Bol Bastian

Universitas Sanata Dharma

2018

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga

permasalahan pokok yaitu (1) Latar belakang munculnya kebudayaan Indis di

Yogyakarta (2) Perkembangan kebudayaan Indis di Yogyakarta (3) Pengaruh

kebudayaan Indis terhadap masyarakat tradisional Yogyakarta.

Metode penelitian yang digunakan yaitu historis faktual dengan tahapan:

pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan sosial budaya dengan model penulisan yang

bersifat deskriptif analitis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Latar belakang munculnya

kebudayaan Indis di Yogyakarta berawal dari hadirnya Belanda di Yogyakarta.

Kehadiran bangsa Belanda di Yogyakarta menyebabkan pertemuan dua

kebudayaan, yaitu kebudayaan Barat dan Timur yang memunculkan kebudayaan

baru yakni kebudayaan Indis, (2) Pada awal perkembangannya perubahan budaya

menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton.

Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan pendidikan dan teknologi

pertanian, (3) Kebudayaan Indis terbukti mempengaruhi ketujuh unsur universal

kebudayaan utama suku Jawa yaitu bahasa, peralatan dan perlengkapan hidup

manusia, mata pencarian dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, kesenian,

ilmu pengetahuan, dan religi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

vii

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF INDISCHE CULTURE AND THE

INFLUENCE TOWARDS YOGYAKARTA TRADITIONAL SOCIETY’S

SOCIAL LIFE 19th

CENTURY

By

Rot Bol Bastian

Sanata Dharma University

2018

This research aimed to describe and analyze three major problems which

were (1) The background of the emergence of Indische culture in Yogyakarta (2)

The development of Indische culture in Yogyakarta (3) The influence of Indische

culture on traditional society of Yogyakarta.

Research method which was used in this research was historical with the

following stages: the selection of topics, heuristics, verification, interpretations

and historiography. The approach used is a socio-cultural approach, and the model

of writing is descriptive analytical.

The research results showed that (1) Background to the emergence of

cultural Indische in Yogyakarta were derived from presence of Netherlands in

Yogyakarta. The presence of the Netherlands in Yogyakarta nation led to the

meeting of two cultures, namely East and West cultures which gave rise to a new

culture: Indische culture, (2) At the beginning of its development, culture change

into the mixed nature of the Netherlands and Java, as seen from the life in the

Palace. Indis culture development channels utilize agricultural education and

technology, (3) Indische culture proved to be the seventh element of the universal

culture that affects the main tribe i.e. Java language, tools and equipment human

lives, livelihood and economic systems, the system's community, the arts, science,

and religion.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta 13 Maret 2018

Rot Bol Bastian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Rot Bol Bastian

Nomor Mahasiswa : 131314020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT TRADISIONAL

YOGYAKARTA ABAD KE-19”

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya

dalam bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademisi

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 13 Maret 2018

Yang menyatakan

Rot Bol Bastian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang maha kuasa karena

berkat dan kasih-Nya, skripsi yang berjudul “Perkembangan Kebudayaan Indis

dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Tradisional Yogyakarta

Abad Ke-19” dapat diselesaikan oleh penulis. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena

itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

4. Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M.M, sebagai dosen pembimbing I yang

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Hendra Kurniawan, M.Pd, sebagai dosen pembimbing II yang

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs. S. Adisusilo J. R., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membimbing peneliti.

7. Kedua orang tua saya, Bapak Jarot dan Ibu Udud, yang telah memberikan

kasih sayang dan semangat serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

xi

8. Kakak saya terkasih Sinta Susila Yani yang telah memberi motivasi dan

dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Sejarah angkatan 2013 yang

telah memberikan dukungan, bantuan, serta inspirasi dalam

menyelesaikan skripsi.

10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kasih, damai

sejahtera selalu menyertai setiap saat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

E. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 6

F. Landasan Teori .................................................................................... 8

G. Metode dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 21

H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 30

BAB II LATAR BELAKANG MUNCULNYA KEBUDAYAAN

INDIS DI YOGYAKARTA .......................................................................... 31

A. Sejarah Kota Yogyakarta .................................................................... 31

B. Kedatangan Belanda ke Yogyakarta ................................................... 36

C. Munculnya Kebudayaan Indis di Yogyakarta ..................................... 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

xiii

BAB III PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DI

YOGYAKARTA ............................................................................................ 47

A. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Belanda di Yogyakarta ........... 47

B. Peran Keraton Terhadap Perkembangan Kebudayaan Indis

di Yogyakarta ...................................................................................... 51

C. Saluran Perkembangan Kebudayaan Indis di Yogyakarta .................. 53

1. Sistem Pendidikan ........................................................................... 53

2. Sistem Teknologi Pertanian ............................................................. 57

BAB IV PENGARUH KEBUDAYAAN INDIS TERHADAP

MASYARAKAT TRADISIONAL YOGYAKARTA ................................ 61

A. Unsur Bahasa ...................................................................................... 61

B. Unsur Perlengkapan Hidup ................................................................. 62

1. Rumah Tempat Tinggal ................................................................... 63

2. Kelengkapan dan Peralatan Rumah ................................................. 63

3. Pakaian dan Kelengkapannya .......................................................... 64

4. Alat Berkarya dan Berproduksi 65

5. Kelengkapan Alat Dapur dan Jenis Makanan ................................. 65

C. Unsur Mata Pencarian Hidup/Sistem Ekonomi ................................ 65

D. Unsur Kemasyarakatan/Organisasi ................................................... 70

E. Unsur Kesenian ................................................................................. 70

F. Ilmu Pengetahuan dan Kemewahan Gaya Hidup .............................. 72

G. Unsur Religi ...................................................................................... 74

BAB V KESIMPULAN ................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79

LAMPIRAN ................................................................................................... 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Perjanjian Giyanti .......................................................................... 33

Gambar II. Bagan Proses Akulturasi Kebudayaan Belanda di Indonesia ....... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata Indis berasal dari bahasa Belanda, Nederlandsch Indie atau Hindia

Belanda, untuk menyebut nama daerah jajahan Belanda di seberang lautan yang

secara geografis meliputi jajahan di kepulauan yang disebut Nederlandsch Oost

Indie. Istilah ini dipakai untuk membedakannya dengan kebudayaan lain, yang

disebut Nedherlandsch West Indie, yang meliputi wilayah Suriname dan

Curascao. Karena, kedua wilayah tersebut berbeda. Oleh karena itu, namanya

sedikit dibedakan. Penggunaan istilah Indis ini mulai muncul pada masa

pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia oleh pendukungnya, khususnya di

Jawa.1

Kata Indis juga belum begitu akrab dalam benak kita, hanya orang tertentu

yang kenal dengan istilah Indis. Pada zaman kolonial Belanda nama Indis dipakai

untuk beberapa realitas masa lalu seperti Indische Partij, Indische Vereeniging,

Indische Katholike Partij atau Indische Sosial-Demokratische Vereeniging.2 Kata

Indis juga dikenal setelah digunakan secara tegas oleh Djoko Soekiman yang

menulis buku berjudul “Kebudayaan Indis dari Zaman Kompeni sampai

Revolusi”.

Kehadiran orang Belanda sebagai penguasa di pulau Jawa, tentu saja

membawa banyak perubahan dalam masyarakat salah satunya budaya. Pada abad

1 Djoko Soekiman, Kebudayaan Indis: Dari Zaman Kompeni sampai Revolusi, Depok, Komunitas

Bambu, 2014, hlm. 6. 2 Ibid., hlm. 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

2

ke-16, orang Belanda datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, tetapi

kemudian menjadi penguasa di Indonesia. Pada awal kehadirannya mereka

mendirikan gudang-gudang untuk menimbun barang dagangan yang berupa

rempah-rempah. Gudang-gudang itu berlokasi di Banten, Jepara, dan Jayakarta.3

Kehadiran orang Belanda di Indonesia, yang kemudian menjadi penguasa di

pulau Jawa, ikut berpengaruh pada gaya hidup, bentuk bangunan, rumah

tradisional, serta fungsi ruangannya. Alat perlengkapan rumah tangga tradisional

Jawa yang biasa digunakan masyarakat setempat juga mengalami perubahan.

Dengan demikian kebudayaan Barat (Belanda) dalam hal gaya hidup

berumahtangga sehari-hari, serta ketujuh unsur universal kebudayaan -bahasa,

peralatan dan perlengkapan hidup manusia, mata pencarian hidup dan sistem

ekonomi, sistem kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan dan religi- ikut

terpengaruh pula.4

Kebudayaan baru tersebut muncul dari sekelompok masyarakat penghuni

kepulauan Indonesia, khususnya keluarga keturunan Eropa (Belanda) dan Jawa.

Gaya hidup Indis juga berpengaruh pada keluarga Jawa dalam sektor pendidikan

serta pergaulan sehari-hari dalam pekerjaan dan perdagangan. Selain itu, aspek

penting lainnya dalam kebudayaan Indis adalah gaya hidup dan bangunan rumah

tinggal karena rumah tempat tinggal merupakan area kegiatan keluarga sehari-

hari.5

Peradaban kolonial telah mendominasi kebudayaan Indonesia dan lambat

laun terjadi pembaharuan. Akan tetapi sebelum terjadi percampuran budaya ini,

3 Ibid., hlm. 1.

4 Ibid., hlm. 4.

5 Ibid., hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

3

peradaban Indonesia memang sudah tinggi. Masyarakat suku Jawa cukup aktif

dalam proses percampuran budaya ini sehingga budaya Jawa tidak lenyap. Peran

kepribadian bangsa Jawa ikut menentukan dalam memberi warna kebudayaan

Indis. Unsur-unsur kebudayaan Belanda itu mula-mula dibawa oleh para

pedagang dan pejabat VOC yang kemudian diikuti oleh rohaniwan Protestan dan

Katolik. Peran para cendekiawan dalam mengembangkan kebudayaan Indis sangat

besar dalam bidang pendidikan, teknologi pertanian, dan transportasi, khususnya

setelah Politik Liberal dijalankan oleh pemerintah kolonial. Tahap berikutnya,

kaum terpelajar Indonesia mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di

Belanda untuk mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Mereka juga

sangat berperan dalam mengembangkan kebudayaan Indis di Indonesia.6

Kota Yogyakarta sebagai kota budaya dan kota pariwisata, sangat menarik

sebagai kajian sejarah budaya. Sebagai kota budaya, Yogyakarta kaya akan

kebudayaan, di samping itu juga telah menghasilkan kebudayaan yang tersebar di

Tanah Air. Peninggalan kebudayaan dan pertunjukan seni budaya masih

dilestarikan di kota Yogyakarta. Yogyakarta menarik untuk dikaji karena dalam

perkembangannya, kota ini pada mulanya merupakan kota keraton di pedalaman

Jawa yang diawasi oleh pemerintah kolonial (sehingga ada dua kekuatan

kepentingan yaitu kekuatan tradisional dan kekuatan kolonial, bertemu di

dalamnya).7 Kurun waktu yang dipilih, pada abad ke-19. Abad ke-19 merupakan

puncak dari perkembangan kebudayaan Indis.

6 Ibid., hlm. 27.

7 Abduracman Surjomiharjo, Kota Yogyakarta 1880-1930: Sejarah Perkembangan Sosial,

Yogyakarta, Yayasan Untuk Indonesia, 2000, hlm. 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

4

Pada abad ke 19 pendukung kebudayaan Indis lebih banyak memakai

pakaian gaya Eropa, tetapi di rumah mereka masih memakai sarung dan piyama.

Selama beberapa abad sumbangan baru terus bertambah untuk membentuk

kebudayaan Indis, terutama pengaruh dari barang-barang impor mewah dari Barat

yang makin banyak didatangkan. Perbaikan pengajaran dan kesempatan bagi

keluarga Indis kaya untuk mengirim anak-anaknya ke pendidikan universitas di

Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan sehari-hari antara anggota keluarga dan

hubungan sosial lainnya adalah Indisch Dutch, yang merupakan bentuk bahasa

Belanda yang tercampur dengan kata-kata Indonesia, terutama kata-kata yang

berhubungan dengan kebudayaan dan lingkungan Indonesia.8

Perkembangan kebudayaan Indis berakhir bersamaan dengan runtuhnya

kekuasaan Hindia Belanda ke tangan kekuasaan Jepang selama tiga setengah

tahun. Gaya hidup Indis yang mewah terusik oleh Perang Dunia II yang

berkecamuk dan melumpuhkan gaya hidup. Sulitnya hidup masa perang juga

menghentikan segala aktivitas kesenian.9 Meskipun sekarang kebudayaan Indis

tidak lagi berkembang, tetapi peninggalan-peninggalan kebudayaan tersebut

masih tersisa dan berdiri teguh seperti bangunan-bangunan rumah bergaya Indis.

Yogyakarta, sebagai kota budaya yang tidak lepas pula dari pengaruh

kebudayaan Indis sudah sepantasnya menjaga dan melestarikannya sebagai salah

satu peninggalan budaya bangsa. Berdasarkan latar belakang ini maka penulis

tertarik untuk mengkaji kebudayaan Indis dalam konteks sejarah budaya, dengan

8 Mahardhika Dwi Wardani, Kebudayaan Indis di Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, (online) dalam https://eprints.uns.ac.id/3019/

1/175011201201101061.pdf, diakses 17 September 2017 pukul 15.28

9 Djiko Soekiman, op.cit., hlm. 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

5

judul “Perkembangan Kebudayaan Indis dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan

Sosial Masyarakat Tradisional Yogyakarta Abad ke-19”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apa latar belakang munculnya kebudayan Indis di Yogyakarta?

2. Bagaimana perkembangan kebudayaan Indis di Yogyakarta?

3. Apa pengaruh kebudayaan Indis terhadap masyarakat tradisional Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Menjelaskan latar belakang munculnya kebudayaan Indis di Yogyakarta.

2. Memberi gambaran mengenai perkembangan kebudayaan Indis di

Yogyakarta.

3. Menjelaskan pengaruh kebudayaan Indis terhadap masyarakat tradisional

Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

6

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain itu juga memperluas wawasan

mengenai kebudayaan Indis di Yogyakarta.

2. Bagi Program Studi Pendidikan Sejarah

Penulisan skripsi ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi

mahasiswa lain, khususnya bagi para pembacanya dan memberikan sumbangan

bagi dunia pengetahuan di bidang kebudayaan khususnya kebudayaan Indis.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penulisan ini adalah sebagai pelaksanaan salah satu dari Tri Dharma

Perguruan Tinggi, yaitu bidang penelitian ilmiah. Skripsi ini diharapkan dapat

menambah kekayaan khasanah pustaka sejarah sebagai bahan bacaan yang

bermanfaat khususnya dalam kajian sejarah budaya.

4. Bagi Masyarakat Luas

Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat luas dan tidak terbatas pada

kalangan akademisi saja, serta mampu menambah pemahaman baru tentang

sejarah kebudayaan Indis di Yogyakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Penulis lebih banyak mengunakan sumber-sumber sekunder, yaitu

penggunaan bahan pustaka sebagai sumber utama dalam mendeskripsikan dan

menganalisis perkembangan kebudayaan Indis dan pengaruhnya terhadap

kehidupan sosial masyarakat tradisional Yogyakarta abad ke-19. Sumber pustaka

yang penulis kupas adalah tulisan-tulisan yang memiliki keterkaitan dengan topik

yang penulis ambil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

7

Pertama buku yang ditulis oleh Djoko Soekiman tahun 2014 berjudul

Kebudayaan Indis: Dari Zaman Kompeni sampai Revolusi mengulas rinci proses

pembentukan kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan dan gaya hidup Indis.

Dalam buku ini dibahas antara lain tentang bahasa Indis, pakaian, arsitektur, alat

transportasi, hingga mata pencaharian.

Kedua buku yang ditulis oleh Ayatrohandi tahun 1986 berjudul

Kepribadaian Budaya Bangsa (Local Genius). Buku ini membantu penulis dalam

memperoleh gambaran dan pengertian tentang budaya bangsa hakekat local

genius, relevansinya dengan modernisasi di negeri kita, salah satunya arsitektur

bagunanan peninggalan kebudayaan Indis.

Ketiga buku yang ditulis oleh Abduracman Surjomiharjo tahun 2000

berjudul Kota Yogyakarta 1880-1930: Sejarah Perkembangan Sosial, Kota

Yogyakarta. Buku ini menjelaskan perkembangan kota Yogyakarta pada tahun

1880-1930. Dalam perkembangannya, kota Yogyakarta pada mulanya merupakan

kota keraton di pedalaman yang diawasi oleh pemerintah kolonial, sehingga dua

kekuatan kepentingan (kekuatan tradisional dan kekuatan kolonial) bertemu di

dalamnya. Buku ini membantu penulis untuk mengetahui perkembangan sosial

masyarakat tradisional Yogyakarta.

Keempat buku yang ditulis oleh Soempono Djojowadono H. dkk, tahun

1992 berjudul Sejarah Perkembangan Pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Buku ini menjelaskan tentang terbentuknya kota Yogyakarta setelah

perjanjian Giyanti 1755 yang disepakati oleh pemerintah Belanda dan juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

8

membahas tentang hubungan Belanda dengan Kesultanan Yogyakarta dari HB I

samapi HB IV.

Selain buku-buku tersebut, sebagai kajian pustaka juga digunakan skripsi.

Skripsi milik Mahardhika Dwi Wardani, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, berjudul “Kebudayaan Indis di

Surakarta” tahun 2010. Skripsi ini mengkaji bangunan-bangunan bergaya Indis di

Surakarta, karakteristik bangunan Indis di Surakarta, kondisi bangunan Indis di

Surakarta, dan bentuk perlindungan pemerintah terhadap bangunan Indis di

Surakarta.

F. Landasan Teori

Skripsi ini berjudul Perkembangan Kebudayaan Indis dan Pengaruhnya

Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Tradisional Yogyakarata Abad Ke-19.

Untuk menjelaskan permasalahan dan ruang lingkup skripsi, maka dibutuhkan

beberapa teori dan konsep sebagai berikut:

1. Masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masyarakat adalah

sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan

yang mereka anggap sama.10

Istilah masyarakat sendiri berasal dari bahasa Arab syaraka yang bearti

“ikut serta, berpartisipasi.” Jadi masyarakat adalah sekumpulan manusia yang

saling “bergaul” atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”. interaksi dapat

10

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1988, hlm. 564.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

9

dilakukan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat

mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat hubungan

yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.11

Masyarakat disebut sebagai keseluruhan kompleks karena ia tersusun dari

berbagai sistem dan subsistem seperti ekonomi, politik, pendidikan, keluarga,

kesehatan, dan lain sebagainya. Di antara sub-sub sistem dan di dalam subsistem

itu sendiri terdapat jalinan relasi dengan norma-norma dan peraturannya sendiri.

Dalam setiap hubungan ini ada norma dan aturan yang mengatur hubungan-

hubungan itu. Karena itu Pater L. Berger juga mengartikan masyarakat sebagai

sistem interaksi. Pentingnya interaksi sebagai syarat mutlak untuk terciptanya

masyarakat, Nampak juga dalam defenisi John Macionis yang mengartikan

masyarakat sebagai orang-orang yang berinteraksi satu sama lain di dalam suatu

wilayah tertentu dan yang menghayati kebudayaan yang sama.12

Manusia adalah bagian dari masyarakat yang dituntut untuk selalu

melakukan interaksi antara satu sama lainnya dalam hal pemenuhan kebutuhannya

sebagai makhluk sosial. Manusia dalam menjalankan kehidupannya akan

membentuk suatu ikatan terkecil yang disebut keluarga. Keluarga berfungsi dalam

hal pemenuhan kebutuhan bio-psiko-sosio manusia dalam menjalankan kehidupan

11

Hiro Tugiman, Budaya Jawa dan Mundurnya Presiden Soeharto, Yogyakarta, Kanisius, 1999,

hlm. 27-28. 12

Bernand Raho, Sosiologi - Sebuah Pengantar, Surabaya, Ledalero, 2004, hlm. 69.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

10

sehari-harinya. Perkembangan kumpulan dari beberapa keluarga akan membentuk

suatu masyarakat yang akan tumbuh semakin luas menjadi suatu bangsa.13

Tata cara kehidupan setiap masyarakat dibentuk berdasarkan perpaduan

antara berbagai sikap, cara berpikir, cara bergaul, dan cara hidup dari tiap masing-

masing individu sesuai dengan kultur yang dipercaya dan diyakini oleh setiap

individu. Jadi, masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan dari semua

hubungan dalam hidup bersama dengan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa

dan lain-lain. Masyarakat dalam arti sempit merupakan sekelompok manusia yang

dibatasi oleh aspek-aspek tertentu. Oleh karena itu dapat disimpulkan, masyarakat

adalah kelompok manusia yang telah lama bertempat tinggal di suatu daerah

tertentu dan memiliki aturan bersama untuk mencapai tujuan bersama yaitu

mencapai kesejahteraan.14

Adanya prasarana untuk berinteraksi memang menyebabkan warga negara

dari suatu kolektif manusia itu akan saling berinteraksi, sebaliknya, adanya suatu

potensi untuk berinteraksi saja belum berarti bahwa warga dari satu kesatuan

manusia itu benar-benar akan berinteraksi. Masuknya kebudayaan Barat ke

Indonesia membawa pengaruh terhadap kebudayaan setempat sehingga ada

percampuran kebudayaan. Unsur yang paling penting dalam percampuran

kebudayaan tersebut adalah masyarakat. Masyarakat dalam hal ini terbagi menjadi

dua bentuk, yakni masyarakat tradisional dan masyarakat modern.

13

Eprints.ung.ac.id, BAB II Landasan Teori, Pengertian Masyarakat (online) dalam http://eprints.

ung.ac.id/1307 /5/2012-2-87201-231407038-bab2-22012013020654.pdf, diakses 18 September

2017 pukul 14.14. 14

Eprints.ung.ac.id, BAB II Landasan Teori, Pengertian Masyarakat (online) dalam http://eprints.

ung.ac.id/1307 /5/2012-2-87201-231407038-bab2-22012013020654.pdf, diakses 18 September

2017 pukul 14.14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

11

a. Masyarakat Tradisional

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masyarakat tradisional

adalah masyarakat yang lebih banyak dikuasai oleh adat istiadat yang lama.15

Pada permulaan abad ke-20 timbul anggapan di antara sejumlah ahli seperti

Tonnis, Simmel, Soengler, Scheler, Barres, Bergson, Weil, Gill, Chesterton,

Tawney, Eliot, Henry Adams, Munford dan lainilain, yang menyatakan bahwa

orang-orang/suku bangsa yang ada sudah hidup sesuai dengan tradisi yang tidak

terputus-putus, sebelum datangnya masyarakat modern, suatu masyarakat yang

dianggap banyak menimbulkan malapetaka bagi kehidupan manusia. Dalam hal

ini tradisi dipelihara dan dipertahankan dengan kuat. Masyarakat itu tidak

mempunyai pilihan lain dari pada mengadakan penyesuaian terhadap nilai-nilai

yang berlaku dalam masyarakat. Malahan ada dugaan bahwa tradisi menjamin

kualitas pada perbedaan masyarakat yang tradisional itu sendiri. Pada awal abad

ke-20, adanya suatu sikap yang mencerminkan kebencian terhadap peradaban

modern, suatu peradaban yang sifatnya ilmiah, rasionalistik, individualistik serta

mengarah hal-hal yang menyenangkan (kodenistik).16

Menurut Ny. Pudjiwati Sajogyo ciri-ciri dari masyarakat yang

tradisional/masyarakat primitif adalah sebagai berikut :17

1) Masyarakat-masyarakat primitif adalah masyarakat yang agak rendah

perkembangan pengetahuan dan teknologinya

2) Masyarakat-masyarakat primitif itu cukup kecil, antara beberapa puluh

sampai beberapa ratus jiwa,

3) Masyarakat-masyarakat primitif belum banyak mengenal pembagian kerja

dan spesialisasi

15

Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit., hlm. 635. 16

Ny. Pudjiwati Sajogyo, Sosiologi pembangunan, Jakarta, Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional Jakarta, 1985, hlm. 91. 17

Ibid.,hlm. 95-97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

12

4) Perlu pula dikemukakan bahwa dalam kehidupan lingkungan

kemasyarakatan atau kelembagaan. Artinya tidak banyak lembaga yang

hanya untuk kegiatan-kegiatan tertentu yang sangat khusus, misalnya

sebagai contoh adalah kelompok-kelompok kekerabatan

5) Dengan kecilnya sekala masyarakat dan sedikitnya diferensiasi, maka

dapat dikatakan bahwa dalam masyarakat primitif tidak banyak terdapat

hetrogenitas dalam hal kebudayaan

6) Dalam masyarakat primitif, Redfirld mengemukakan adanya ciri-ciri “orde

moral”, yaitu suatu prinsip yang mengikat atau mekanisme masyarakat.

Gambaran mengenai masyarakat dalam kehidupnya mempunyai kaitan erat

dengan tradisi dianggap pula ada gunanya untuk menjelaskan beberapa perbedaan

yang nyata antara kebudayaan dan lembaga-lembaga sosial yang tradisional dari

pada yang tidak tradisional (modern). Hal ini akan memberikan pengertian yang

lebih baik mengenai ruang lingkup serta batas-batas dari pada tradisi. Sadar akan

adanya perbedaan-perbedaan yang bersar antara kebudayaan-kebudayaan,

khususnya juga di dunia bangsa-bangsa yang disebut “buta tulis” atau

“primitif”.18

Dalam lingkungan masyarakat sederhana atau primitif pola

pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja

dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan

dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti

pada masyarakat modern.19

b. Masyarakat Modern

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masyarakat modern

adalah masyarakat yang perekonomiannya yang berdasarkan pasar secara luas,

spesialisasi di bidang industri, dan pemakaian teknologi cangih.20

18

Ibid., hlm. 92. 19

Idad Suhada, Ilmu Sosial Dasar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2016, hlm. 56. 20

Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit., hlm 635.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

13

Menurut Ny. Pudjiwati Sajogyo ciri-ciri masyarakat modern adalah sebagai

berikut :21

1) Manusia modern adalah orang yang bersikap terbuaka terhadap

pengalaman-pengalaman baru maupun penemuan-penemuan baru. Intinya,

tidak ada sikap apriori atau prasangka,

2) Manusia modern senantiasa siap untuk menerima perubahan-perubahan

setelah melalui kekurangan-kekurangan yang dihadapinya saat itu,

3) Manusia modern senantiasa mempunyai kepekaan terhadap masalah-

masalah yang terjadi di sekitarnya, dan mempunyai kesadaran bahwa

masalah-masalah tersebut berkaitan dangan dirinya,

4) Manusia modern senantiasa mempunyai informasi yang lengkap mengenai

pendiriannya,

5) Manusia modern lebih banyak berorientasi ke masa kini dan masa

mendatang,

6) Manusia modern senantiasa menyadari potensi-potensi yang ada pada

dirinya dan yakin pada potensi tersebut akan dapat dikembangkan,

7) Manusia modern adalah manusia yang peka perencanaan,

8) Manusia modern tidak pasrah pada nasib,

9) Manusia modern percaya pada keampuhan ilmu pengetahuan dan

teknologi, di dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia,

10) Manusia modern menyadari dan menghormati hak-hak, kewajiban-

kewajiban serta kehormatan pihak lain, dan lain sebagainya.

Untuk membentuk manusia modern yang mempunyai ciri-ciri seperti di

atas, jelas tidak semudah seperti yang direncanakan. Lagi pula, perlu diperhatikan

bahwa tidak semua aspek tradisional adalah buruk. Oleh karena itu harus pula

ditelaah dan diadakan identifikasi terhadap aspek-aspek tradisional yang dapat

mendukung terbentuknya manusia modern itu,22

seperti pada masa kolonial di

mana masyarakat tradisional Jawa mengalami transisi menjadi mayarakat modern

yang disebut dengan gaya Indis. Gaya Indis ini dipandang sebagai gaya ke Barat-

baratan yang lebih modern dari pada penduduk setempat. Terbentuknya gaya

21

Ny. Pudjiwati Sajogyo, op.cit., hlm. 113. 22

Ibid., hlm.13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

14

Indis tersebut karena ada masyarakat pendukung kebudayaan Indis yang

menghuni kepulauan di Indonesia khususnya Jawa.

Seperti yang telah penulis sebutkan di atas, masyarakat tradisional dan

masyarakat modern Yogyakarta ikut berperan penting dalam tumbuh dan

berkembangnya kebudayaan Indis. Oleh karena itu penulis ingin menggali lebih

dalam tentang awal masuknya kebudaya Indis ke Yogyakarta, bagaimana

perkembangan kebudayaan Indis, serta pengaruhnya terhadap masyarakat

Yogyakarta.

2. Kebudayaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebudayaan berasal dari

kata dasar budaya, yang berarti pikiran akal budi. Kata dasar budaya ini diberi

imbuhan “ke” dan “an” menjadi kebudayaan yang bearti hasil kegiatan dan

penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat-

istiadat.23

Kebudayaan berasal dari kata buddhayah (bahasa Sansekerta) sebagai

bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal atau hal-hal yang

bersangkutan dengan budi dan akal. Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan,

rasa dan tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan

masyarakat yang dijadikan miliknya dengan belajar. Manusia tidak dapat

dipisahkan dengan kebudayaan, di mana ada manusia disitu ada kebudayaan.

Kebudayaan lahir bersamaan dengan mulai adanya umat manusia. Sifat budaya itu

adalah sesuatu nilai sebagai milik bersama yang mana terkait dengan situasi

23

Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit., hlm. 130-131.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

15

masyarakat yang dapat membantu kehidupan manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya baik kebutuhan primer, sekunder atau interaktif. Sifat budaya

tersebut menurun kepada generasi berikutnya melalui proses belajar.24

Kebudayaan adalah sebuah sistem yang mempunyai koherensi. Bentuk-

bentuk simbolis yang berupa kata, benda, laku, mitos, sastra, lukisan, nyayian,

musik, kepercayaan mempunyai kaitan erat dengan konsep-konsep epistemologis

dari sistem pengetahuan masyarakatnya. Sistem simbol dan epistemologi dari

sistem sosial yang berupa stratifikasi, gaya hidup, sosialisasi, agama, mobilitas

sosial, organisasi kenegaraan, dan seluruh perilaku sosial. Demikian juga budaya

meterial yang berupa bangunan, peralatan, dan persenjataan tidak dapat

dilepaskan dari konfigurasi budaya.25

Menurut Raymond Wiliams kata budaya atau kebudayaan (culture)

merupakan satu dari dua atau tiga kata yang paling kompleks penggunaannya

dalam dalam bahasa Inggris. Sebab dalam kata tersebut sering digunakan orang

dalam untuk memacu pada sejumlah konsep penting dalam beberapa disiplin

ilmu. Pada awalanya, culture dekat dengan kata kutivasi yaitu pemeliharaan

ternak, hasil bumi, dan upacara-upacara religus. Istilah ini mulai diterapkan secara

luas untuk pengembangan akal budi manusia individu dan sikap-perilaku pribadi

lewat pembelajaran.26

Negara Indonesia yang terdiri banyak pulau yang

terbentang dari Sabang sampai Merauke, dihuni oleh bermacam-macam suku dan

24

Syahrial Syarbaini Rusdiyanta, Dasar-dasar Sosiologi, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009, hlm.100-

101. 25

Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat, Yogyakarta, PT Tiara Wacana Yogyakarta, 1987, hlm.

29. 26

Mudji Sustrisno dan Hander Putranto, Teori-teori Kebudayaan, Yogyakarta, Kanisius, 2005,

hlm. 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

16

bangsa. Keanekaragaman tesebut perlu kita ketahui dan kita sadari, agar tercipta

suatu sikap saling mengerti diantara kita semua tentang budaya bangsa Indonesia.

Kebudayaan dapat diartikan sebagai seluruh usaha dan hasil usaha manusia

dan masyarakat untuk mencukupi segala kebutuhan serta hasratnya untuk

memperbaiki nasib hidupnya. Usaha tersebut terungkap baik dengan mengolah

lingkungan dan dunianya untuk memenuhi kebutuhan tersebut maupun dengan

menciptakan pola dan hubungan masyarakat yang makin mempermudah dan

memperlancar pergaulan hidup.27

Kebudayaan Indis adalah kebudayan Barat (Belanda), kata Indis dalam

bahasa Belanda yaitu Nederlandsch Indie atau Hindia Belanda, kata tersebut

diambil dari nama jajahan Belanda di seberang lautan yang secara geografis

meliputi jajahan kepulauan yang disebut Nederlandsch Oost Indie. Istilah tersebut

makin meluas di masyarakat dengan berdirinya partai-partai politik, seperti

Indische Partij yang didirikan oleh Douwes Dakker, Tjipto Mangunkusumo, dan

Suwardi Suryaningrat pada tahun 1912.28

Kehadiran orang Belanda ke Indonesia mempengaruhi tujuh unsur universal

kebudayaan. Menurut C. Kluckhohn dalam Djoko Soekiman (2013: 29) konteks

tujuh unsur universal kebudayaan yang dimiliki budaya manapun adalah sebagai

berikut :29

a. Bahasa (lisan maupun tertulis)

b. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (antara lain: pakaian, rumah,

senjata, alat transportasi, alat produksi dan sebagainya)

c. Mata pencarian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem

produksi, dan sebagainya)

27

Ayatrochaedi, Kepribadian Budaya Bangsa (local genius). Jakarta, Pustaka Jaya,1988, hlm. 32. 28

Djoko Soekiman, op.cit., hlm. 6. 29

Ibid., hlm. 29.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

17

d. Sistem kemasyarakatan (seperti: organisasi politik, sistem kekerabatan,

sistem hukum, sistem perkawinan, dan sebagainya)

e. Kesenian (seni rupa, seni sastra, seni suara, seni gerak, dan sebagainya)

f. Ilmu pengetahuan, dan

g. Religi.

Penulis berpendapat bahwa penggunaan istilah kebudayaan dalam landasan

teori, dapat memudahkan penulis dalam pengembangan tulisan ini. Dan dapat

menemukan suatu masalah di masyarakat berserta dampaknya dan dipengaruhi

oleh kebudayaan Indis di Indonesia khususnya di Yogyakarta pada abad ke-19.

3. Gaya Hidup

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gaya hidup berasal dari

kata dasar gaya, yang berarti kekuatan; kesanggupan berbuat dan sebagainya.

Sedang kan hidup dalam kamus yang sama mengartikan pola tingkah laku sehari-

hari segolongan manusia di dalam masyarakat.30

Gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia

hidup, menggunakan unagnya dan memanfaatkan waktu yang diingikannya

namun bukan atas dasar kebutuhan tetapi atas dasar keinginan untuk bermewah-

mewah atau berlebihan. Gaya hidup berbeda dengan kepribadian. Kepribadian

lebih menggambarkan karakteristik terdalam yang ada pada diri manusia.

Walaupu kedua konsep tersebut berbeda, namun gaya hidup dan kepribadian

saling berhubungan. Kepribadian merefleksikan karakteristik internal dari

konsumen, gaya hidup menggambarkan manifestasi ekternal dari karakteristik

30

Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit., hlm.258.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

18

tersebut, yaitu perilaku seseorang.31

Sebagai contoh dapat kita lihat dari

karakteristik sebuah kota dan nonperkotaan.

Karakteristik dari sebuah kota yang secara mencolok dapat membedakan

dengan masyarakat nonperkotaan adalah gaya hidup dari masyarakatnya. Latar

belakang profesi, kemudahan akes transportasi, komunikasi dan berbagai fasilitas

publik lainnya melahirkan perilaku dan gaya hidup yang khas. Demikian pula

dengan tingkat pendidikan dan ekonomi yang berbeda semakin mempermudah

mereka untuk beradaptasi dengan elemen-elemen modernitas. Gaya hidup yang

demikian biasa dicerita dengan gaya hidup kosmopolitan, yang kemudia menjadi

karakteristik masyarakat perkotaan.32

Citra kosmopolit dekat dan berasosiasi dengan kepemilikan benda-benda

simbol modernitas dan perilaku yang berorientasi kepadanya. Widya

Fitrianingsih, menyajikan permasalahan politik citra, yang menurutnya tidak

hanya bagian dari permainan kapitalis tetapi juga hegomini laki-laki. Perempuan

dalam iklan media cetak masa kolonial, digambarkan dalam slogan tradisional,

sebagai mahluk yang harus menerima sebagai predikat yang dikontruksikan pada

dirinya sebagai sebuah takdir, yaitu peran tradisional perempuan sebagai istri, ibu,

dan ibu rumah tangga saja. Kedudukan perempuan pada masa kolonial dianggap

lebih rendah dari pada kaum laki-laki. Hal ini terjadi karena tradisi, pemerintah

(hukum) dengan agama yang dipegang masyarakat pada saat itu. 33

31

Etheses.uin-malang.ac.id, BAB II Kajia Teori, Gaya Hidup, (online) dalam http://etheses.uin-

malang.ac.id/667/6/09410085%20Bab%202.pdf diakses 2 Oktober 2017 pukul 15.57. 32

Sri Margana & M. Nursam, (Ed), Kota-kota di Jawa, Identitas, Gaya Hidup dan Permasalahan

Sosial, Yogyakarta, Ombak, 2010, hlm. 6-7. 33

Ibid., hlm. 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

19

Gaya hidup modern masyarakat kota tidak hanya dilihat dari orientasi

mereka terhadap benda-benda simbol modernitas tetapi juga dapat dilihat dari

munculnya lembaga-lembaga sosial yang mempersentasikan tingkat kemodernan

masyarakat dalam mengatasi permasalahan hidup mereka. Kota yogyakarta telah

menjadi kiblat dalam tata cara berpakaian menurut adat Jawa, yakni tradisi

keraton. Seiring dengan majunnya berbagai fasilitas pendukung kota seperti

industrialisasi dan komunikasi, juga trasportasi gaya hidup Barat juga mulai

berpengaruh di Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta pun mulai terbuaka bagi ide-

ide kemajuan.34

Gaya hidup sebagai gaya, tata cara, atau cara menggunakan barang, tempat,

dan waktu, khas kelompok masyarakat tertentu, yang sangat bergantung pada

bentuk-bentuk kebudayaan, meski bukan merupakan totalitas pengalaman sosial,

gaya hidup dilukiskan sebagai ruang, atau persisnya ruang gaya hidup, yang

bersifat plural, yang di dalamnya para anggota kelompok sosial membangun

kebiasaan sosial mereka. Dari pelbagai pemaknaan tersebut, gaya hidup dilihat

dari wujud, paling ekpresif dari bagaimana cara manusia menjalani dan memaknai

kehidupannya. Gaya hidup dipahami sebagai cara-cara terpola dalam

mengimvestasikan aspek-aspek tertentu dari kehidupan sehari-hari dengan nilai

sosial atau simbolik.35

Dengan cara tersebut, gaya hidup menjadi cara untuk

mengidetifikasi diri dan sekaligus membedakan diri dengan relasi sosial lainnya.

Dari situlah dapat melihat bahwa gaya hidup bersifat kolektif dan tidak

tunggal. Gaya hidup adalah hasil kreasi dan adopsi artifisial. Karena itu, gaya

34

Ibid., hlm. 8-9. 35

Idi Subandy Ibrahim, Kritik Budaya Komunikasi, Budaya, Media, dan Gaya Hidup dalam

Proses Demokratisasi di Indonesia, Yogyakarta, Jalasustra, 2011, hlm. 307.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

20

hidup merupakan masalah pilihan. Gaya hidup itu dapat dipakai dan dibuang

sesuka hati, kapanpun dan di manapun. Gaya hidup itu diciptakan, dipraktikkan,

dijiplak, dan didaur ulang dalam siklus kehidupan, terutama yang digerakkan oleh

arus komunikasi dan budaya popular.36

Gaya Indis sebagai fenomena historis timbul dan berkembang sebagai

jawaban terhadap kondisi-kondisi historis, politik, ekonomi, sosial, dan seni

budaya. Pada masa awal, unsur-unsur yang menonjol adalah yang bersifat

subjektif, seperti solidaritas dan rasa kesatuan dalam satu kelompok, rasa senasip

sepenanggungan, kehendak berkerja sama, serta bermacam-macam faktor mental

lainnya. Baru kemudian gerakan itu berkembang sebagai gerakan sosial

segolongan masyaratat kolonial atau menciptakan kelas sosial tersendiri yang

didukung oleh pejabat pemerintah kolonial, khususnya oleh para priyayi baru

dengan golongan Indo-Eropa.37

Gaya hidup segolongan masyarakat pendukung

kebudayaan Indis menujukan perbedaan mencolok dengan kelompok-kelompok

sosial lainnya, terutama dengan kelompok masyarakat tradisional Jawa.

Kehidupan mewah dan boros merupakan ciri khas dari dari gaya hidup Indis,

khususnya mengacu pada kehidupan para petinggi. 38

Kehidupan masyarakat Hindia Belanda umumnya terpisah dalam kelompok-

kelompok dengan batas-batas yang diatur dengan ketat. Batas-batas tersebut,

antara lain batas warna kulit, kelas sosial, serta asal keturunan. Namun, ada

pengecualian dalam lapangan ekonomi, ada kelas majikan yang berkulit putih dan

pekerja atau budak yang berkulit berwarna. Selain itu dalam lapangan kerja seks,

36

Ibid., hlm. 307. 37

Djoko Soekiman, op.cit., hlm. 20. 38

Ibid., hlm. 99.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

21

lazim para pejabat pemerintah atau atministrator perkebunan memiliki dan

memilihara nyai atau gundik yang dapat diambil dari anak atau istri kuli pekerja

perkebunan atau dari kampung orang asli Jawa.39

G. Metodologi Penelitian dan Pendekatan

1. Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a.

Pemilihan topik, b. Pengumpulan sumber (heuristik), c. Kritik sumber (verifikasi)

d. Interpretasi, e. Penulisan.40

a. Pemilihan Topik

Pemilihan topik adalah langkah awal dalam setiap penulisan sejarah. Topik

yang dipilih harus memiliki nilai karena topik yang akan diteliti harus

memberikan makna dan kesan tersendiri bagi para pembaca. Syarat terpenting

dalam pemilihan topik yaitu kedekatan intelektual dan kedekatan emosional.

Kedekatan intelektual adalah penulis memiliki kemampuan yang memadai untuk

membahas topik yang akan ditulis. Sedangkan kedekatan emosional adalah

ketertarikan pada topik yang akan ditulis.41

Apabila memiliki kompetensi yang

memadai dan tertarik pada topik yang ditulis sangat tinggi, maka penulisan

sejarah yang dilakukan akan terasa menyenangkan.

Penulis memiliki ketertarikan pada kajian budaya Indis. Penulis memilih

topik tersebut karena penulis merasa tertarik terhadap kebudayaan campuran

(Belanda-Jawa) yang disebut kebudayaan Indis. Munculnya golongan sosial baru

39

Ibid., hlm. 104. 40

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Se jarah, Yogyakarta, Benteng Pustaka, 2013, hlm. 69. 41

Ibid., hlm. 70-79.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

22

tersebut disebabkan oleh besarnya pengaruh kebudayaan Belanda di pulau Jawa.

Budaya Belanda dan Jawa sangat jauh berbeda contohnya dari segi bahasa.

Dengan kehadiran Belanda di Jawa khusunya Yogyakarta menyebabkan

pertemuan dua kebudayaan. Dua kebudayaan tersebut semakin bercampur,

sehingga kebudayaan Jawa diperkaya dengan kebudayaan Belanda. Maka dari itu

topik tersebut menarik sehingga menimbulkan minat dan semangat penulis untuk

melakukan penelitian berdasarkan topik yang telah penulis tentukan. Selain dari

itu tempatnya terjangkau dan sumbernya telah tersedia di perustakaan-

perpustakaan, sehingga penulis tidak perlu buang waktu dan biaya untuk meneliti.

b. Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Heuristik atau pengumpulan sumber merupakan tahap lanjutan setelah topik

penelitian dipilih. Sumber sejarah merupakan bahan penulisan sejarah yang

mengandung bukti, baik lisan maupun tertulis. Menulis sejarah tidak mungkin

dilakukan tanpa tersedianya sumber sejarah.42

Dalam hal pengumpulan sumber

ini, penulis mengumpulkan sumber-sumber pustaka yang berkaitan dengan topik

yang penulis pilih dan bahas.

Pertama, penulis melakukan pencarian terhadap buku yang berkaitan dengan

topik yang penulis bahas, yaitu berkaitan dengan perkembangan kebudayaan Indis

khususnya di Yogyakarta abad ke-19. Pencarian tersebut penulis lakukan dengan

mencari buku di perpustakaan yang berada di kampus I Universitas Sanata

Dharma. Kedua, setelah ditemukan, hal selanjutnya adalah melihat daftar pustaka

dari buku yang telah penulis temukan. Dari daftar pustaka itulah penulis dapat

42

Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010, hlm. 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

23

menemukan sumber-sumber lain. Ketiga, penulis melakukan pencarian terhadap

sumber-sumber antara lain di perpustakaan Sanata Dharma, perpustakaan Kota,

dan perpustakaan UGM.

c. Kritik Sumber (Verifikasi)

Verifikasi adalah penelitian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi

atau kritik sumber dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebenaran

laporan tentang suatu peristiwa sejarah. Yang dimaksud dengan kritik sumber

adalah kerja intelektual dan rasional yang mengikuti metodologi sejarah untuk

mendapatkan objektivitas suatu kejadian.43

Langkah ini merupakan langkah

lanjutan dari pengumpulan sumber (heuristik), ketika semua sumber yang telah

dikumpulkan telah ditemukan, barulah penulis melakukan keritik sumber.

Sumber sejarah haruslah dapat dipercaya (credible), penguatan saksi mata

(eyewitness), benar (truth), tidak dipalsukan (unfabricated), dan handal

(reliable).44

Maka, untuk memenuhi syarat tersebut diperlukan kritik sumber yang

sangat objektif, untuk itulah penulis harus skeptis (meragukan) terhadap segala

sumber yang penulis dapatkan. Semua sumber yang penulis dapat, tidak langsung

penulis percayai, terlebih topik yang penulis bahas sangat rawan untuk

mendapatkan sumber-sumber yang isinya bisa jadi penyelewengan terhadap fakta

sejarah yang ada.

Data-data yang diperoleh melalui tahapan heuristik terlebih dahulu harus

dikritik (verifikasi) atau disaring sehingga diperoleh fakta-fakta seobjektif

mungkin. Kritik akan memudahkan penulisan karya ilmiah yang benar-benar

43

Ibid., hlm. 24. 44

Ibid., hlm. 36.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

24

objektif tanpa rekayasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber pustaka, maka penulis

melakukan kritik eksternal (luar) dan internal (dalam). Kritik eksternal dan

internal tersebut dilakukan ketika dan sesudah pengumpulan data berlangsung.

Sumber sejarah yang telah dikritik menjadi data sejarah.

1. Kritik Eksternal

Penulis melakukan kritik eksternal terlebih dahulu untuk menguji sumber-

sumber yang penulis ambil dengan cara melihat jenis-jenis fisik dari materi

sumber, cetakan dokumen atau arsip adalah kertas dengan jenis, ukuran, bahan,

kualitas, dan lain sebagainya. Penulis mulai melakukan pemilihan buku-buku

yang dianggap relevan dengan masalah yang dikaji yaitu dengan cara melakukan

uji kelayakan dengan cara verifikasi dan pengklasifikasian buku. Salah satunya

penulis lakukan dengan cara melihat tahun terbit buku tersebut, karena makin

diperbaharui makin bagus kualitas yang didapat dalam buku tersebut. Untuk data-

data yang diperoleh dari internet penulis juga melakukan kritik eksternal dengan

menganalis keabsahan datanya, kejelasan pengarang tahun penulisan, daftar

pustaka, dan juga situs pengunggah data tersebut.

2. Kritik Internal

Penulis mulai melakukan kritik terhadap sumber yang penulis ambil dengan

membaca dan memahami isi teks. Pemahaman isi teks diperlukan penulis untuk

melihat latar belakang pemikiran dan budaya penulisnya, sehingga isi dari

sumber-sumber yang diperoleh layak untuk dijadikan sebagai bahan dalam

penulisan skripsi. Dalam kritik internal ini, seluruh sumber sejarah yang dipakai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

25

menjadi sumber tulisan yang memberikan informasi berupa data yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Informasi yang penulis dapatkan dari buku yang satu

dibandingkan dengan buku yang lain sehingga diperoleh fakta yang dapat

digunakan untuk mengkaji pokok permasalahan penelitian.

d. Interpretasi

Interpretasi merupakan penafsiran penulis terhadap fakta-fakta yang sudah

dikumpulkan. Sifatnya sangat subjektif, namun subjektivitas penulis tetap

mengikuti metodologi sejarah, yaitu melakukan pencantuman sumber, sehingga

pembaca dapat mengecek kebenaran data dan konsisten dengan interpretasinya,

serta subjektivitas penulis dapat sedikit dieliminasi.45

Interpretasi bermanfaat

sebagai penafsiran data dalam penulisan. Dalam penelitian ini data yang telah

dikumpulkan dari berbagai sumber kemudian ditafsirkan atau diinterpretasikan

dengan mengunakan teori.

Terdapat dua macam interpretasi yakni analisis dan sintesis. Analisis

(menguraikan) adalah salah satu model membuat interpretasi. Dari data yang

bervariasi dapat dianalisis setelah ditarik induktif sehingga dapat disimpulkan.

Sintesis (menyatukan) berlawanan dengan apa yang dilakukan oleh analisis.

Sintesis melakukan penyatuan. Data-data yang dikelompokan manjadi satu

kemudian disimpulkan.46

Dengan demikian tujuan interpretasi data yakni

memperkuat data berdasarkan data yang relevan.

45

Ibid., hlm. 55. 46

Ibid., hlm. 56.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

26

e. Penulisan Sejarah (Historiografi)

Dalam penulisan sejarah, aspek kronologi sangat penting. Kronologi yaitu

gambaran tentang peristiwa sejarah yang terjadi pada waktu yang lalu. Peristiwa

sejarah tersebut diurutkan sesuai dengan waktu kejadian. Dalam penulisan

sosiologi, angka tahun tidak penting karena ilmu sosial biasanya berbicara

kontemporer. Dalam ilmu sosial, orang berpikir tentang sistematika, dan tidak

tentang krnologi. Misalnya, membagi bab dari besar ke yang kecil, atau dari yang

luas ke yang sempit, atau dari yang konkret ke yang abstrak, atau sebaliknya.47

Langkah yang dilakukan penulis dalam hal ini yaitu berusaha menyusun

skripsi secara utuh dari pengantar samapai kesimpulan. Pengantar penulis mulai

menyusun latar belakang tentang topik yang penulis bahas. Penulisan skripsi ini

terdiri dari bab yang berbeda dan saling berkaitan antara satu bab dengan bab

yang lain. Bab pertama pendahuluan, bab kedua samapai bab ke empat adalah isi

dan bab lima adalah kesimpulan. Dalam kesimpulan penulis mengunakan

generalization dari yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya.

Dalam melakukan historiografi (penulisan sejarah), penulis selalu

mencantumkan sumber yang penulis gunakan, kemudian diberi catatan kaki

(footnote) untuk memperjelas sumber yang penulis ambil. Penulis juga berusaha

menemukan sebanyak mungkin sebab-akibat, sehingga setiap fakta memperoleh

penjelasan yang dapat memudahkan pembaca untuk mengikuti alur cerita. Karya

ilmiah berfokus pada permasalahan, dan permasalahan harus diberi solusi secara

47

Kuntowijoyo, op.cit., hlm. 81.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

27

analitis. Hal tersebut yang penulis lakukan dalam langkah historiografi (penulisan

sejarah).

2. Pendekatan

Pendekatan adalah cara menjelaskan suatu penelitian dengan memanfaatkan

salah satu aspek ilmu sosial. Penelitian yang diakronis mau tidak mau

menggunakan pendekatan ilmu sosial jika ingin tulisannya jelas dan bersasaran

sehingga kelihatan tekanannya.48

Sejarah sebagai ilmu sosial tidak bisa berdiri tanpa bantuan dari sosial

lainnya. Dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial yang lain maka penelitian

sejarah akan lebih jelas. Pendekatan menjadi sangat penting, sebab dari

pendekatan yang mengambil sudut pandang tertentu akan menghasilkan kejadian

tertentu.49

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan sosial

dan pendekatan budaya.

a. Pendekatan Sosial

Pendekatan sosial yaitu pendekatan yang memperhatikan faktor lingkungan

sebagai lingkungan tinggal individu dalam perkembangannya. Titik pangkal dari

Approach Sosial ialah mayarakat dengan berbagi lembaganya, kelompok-

kelompok dengan berbagai aktivitas. Secara konkrit Approach Sosial ini

membahas aspek-aspek atau komponen dari pada kebudayaan manusia, misalnya

keluarga, tradisi, adat istiadat, moralitas, norma-norma sosialnya dan

sebagaimana. jadi segala sesuatu yang dianggap produk bersama, milik bersama

adalah masyarakat. Tingkah laku individu dapat dipahami dengan memahami

48

Suhartono W. Pranoto, op.cit., hlm. 136. 49

Ibid., hlm. 37.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

28

tingkah laku masyarakatnya. Misalnya, pada waktu lahir dengan pertolongan

bidan, atau dukun bayi, upacara-upacara yang dia lakukan untuk si bayi, apabila

anak sudah mulai bicara diajar tatakrama keluarga dan masyarakat. Misalnya

bagimana cara makan dan minum, bagaiman cara berpakain dan sebagainya.50

Secara pribadi, manusia merupakan makhluk individual. Manusia tidak bisa

hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, manusia butuh berinteraksi satu sama

lainnya. Secara ekstrim manusia tidak bisa dipisahkan dari keluarganya,

masyarakatnya, dan kelompoknya. Sejak awal manusia dalam perkembangannya

sudah mempunyai lingkungan tersendiri, sesuai dengan prinsip pertumbuhan dan

perkembangan manusia. Penulis mengunakan pendekatan sosial. Pendekatan

sosial merupakan pendekatan yang berorientasi pada peristiwa sosial dengan

segala implikasinya. Pendekatan Sosial ini juga digunakan untuk melihat masalah-

masalah sosial khususnya pada masyarakat tradisional Yogyakarta yang

dipengaruhi oleh kebudayaan indis pada abad ke-19.

b. Pendekatan Kebudayaan

Pendekatan kebudayaan dapat diartikan sebagai sudut pandang atau cara

melihat dan memperlakukan sesuatu gejala yang menjadi perhatian dengan

menggunakan kebudayaan dari gejala yang dikaji tersebut sebagai acuan atau

kacamata dalam melihat, memperlakukan, dan menelitinya. Permasalahannya

kemudian adalah pengertian kebudayaan yang digunakan sebagai sudut pandang

atau kacamata dalam melihat gejala yang dikaji.51

50

M. Widda Djuhan, Sosiologi Pendidikan, Ponorogo, STAIN, 2013, hlm. 52. 51

Parsudi Suparlan, Agama Islam: Tinjauan Disiplin Antropologi, Tradisi Baru Penelitian Agama

Islam; Tinjauan antar Disiplin Ilmu, Bandung, Nuansa bekerja sama dengan Pusjarlit, Cet. I,

1998, hlm. 110.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

29

Pendekatan kubudayaan ini berorientasi pada karakter budaya Jawa.

Masyarakat Jawa itu sendiri sangat menjunjung tinggi kebudayaan maka tidak

heran jika warisan para leluhur masih ada sampai sekarang. Kedatanagan Belanda

ke Yogyakarta pada awalnya mendirikan gudang-gudang untuk menimbun barang

dagangan yang berupa rempah-rempah, gudang-gudang tersebut kemudian

diperkuat sebagai benteng pertahanan sekaligus tempat tinggal. Dengan

kehadirannya tentu saja membawa perubahan terhadap kebudayan setempat.

Kehidupan sosial masyarakat Yogyakarta yang tradisional dipertemukan dengan

kebudayaan Belanda yang diangap sebagai kebudayaan baru. Kebudayaan baru

tersebut bercampur dengan kebudayaan tradisional Yogyakarta lambat laun

terbentuklah kebudayaan baru yang dinamakan dengan kebudayan Indis.

H. Sistematika Penulisan

Penulisan Skripsi yang berjudul “Perkembangan Kebudayaan Indis dan

Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Tradisional Yogyakarta

Abad ke-19”, mempunyai sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I berupa pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,

permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan

teori, metodologi penelitian dan pendekatan, serta sistematika penulisan.

Bab II menyajikan narasi mengenai latar belakang munculnya kebudayaan

Indis di Yogyakarta. Bab ini terbagi menjadi tiga sub judul yaitu menjelaskan

sejarah kota Yogyakarta, menjelasan kedatangan Belanda ke Yogyakarta dan

menjelaskan munculnya kebudayaan Indis ke Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

30

Bab III menyajikan narasi mengenai perkembangan kebudayaan Indis di

Yogyakarta. Bab ini terbagi tiga sub judul yaitu menjelaskan kehidupan sosial

budaya masyarakat Belanda di Yogyakarta, menjelaskan peran keraton terhadap

perkembangan kebudayaan Indis di Yogyakarta, dan menjelaskan bentuk-bentuk

kebudayaan Indis di Yogyakarta.

Bab IV menyajikan mengenai pengaruh kebudayaan Indis terhadap

masyarakat tradisional di Yogyakarta. Bab ini terbagi dalam tujuh sub judul yang

menjelaskan tujuh unsur universal kebudayaan suku Jawa yang terpengaruh oleh

kebudayaan Indis. Unsur kebudayaan tersebut (bahasa, peralatan dan

perlengkapan hidup manusia, mata pencarian hidup dan sistem ekonomi, sistem

kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan, dan religi).

Bab V menyajikan kesimpulan yang berisi tentang jawaban-jawaban

permasalahan yang ada dalam bab II, III, dan I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

31

BAB II

LATAR BELAKANG MUNCULNYA KEBUDAYAAN INDIS

DI YOGYAKARTA

A. Sejarah Kota Yogyakarta

Yogyakarta mulanya adalah termasuk dalam Kerajaan Mataram Islam pusat

pemerintahannya berada di Surakarta. Di kala istana Kartasura menjadi pusat

pemerintahan Mataram bertahta raja Sri Susuhunan Paku Buwana II yang

merupakan kekanda Pangeran Mangkubumi. Pangeran Mangkubumi inilah yang

kemudian mendesak perjanjian Gianti 1755 menjadi sultan di Yogyakarta dengan

gelar Hamengku Buwono I. dengan ini maka secara de Jure berakhirlah Kerajaan

Mataram Islam.52

Masa akhir Kerajaan Mataram telah ditandai dengan serangkaian perang

saudara memperebutkan tahta kerajaan. Situasi seperti ini tidak dapat dilepaskan

dari campur tangan pihak Kompeni Belanda. Pada 13 Februari 1755 puncak

perpecahan terjadi, ditandai dengan Perjanjian Giyanti yang membagi Kerajaan

Mataram menjadi dua, yaitu Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

Pangeran Mangkubumi menjadi Sultan atas Kesultanan Yogyakarta dengan gelar

"Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing-Ngalaga

Ngabdurakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah" atau lebih populer dengan

52

Soempono Djojowadono H. dkk, Sejarah Perkembangan Pemerintahan Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta, 1992, hlm. 55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

32

gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.53

Gelar tersebut menunjukkan bahwa Raja

Kesultanan Yogyakarta secara simbolis dan filosifi mencerminkan kerangka

konseptual tentang Raja, kerajaan, sifat keilahian dalam pandangan Islam.

Gambar I. Perjanjian Giyanti

(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Giyanti)

Perjanjian Giyanti tersebut disepakati oleh pihak Kompeni Belanda,

Mangkubumi, dan susuhunan. Adapun bunyi-bunyi pasal dalam perjanjian Gianti

antara lain tercantum dalam pasal-pasal sebagai berikut :54

1. Pangeran Mangkubumi diangkat sebagai Sultan Hamengku Buwana

Senopati Ing-Ngalaga Ngabdurakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah

diatas separoh dari Kerajaan Mataram, yang diberikan kepada beliau,

dengan hak turun temurun pada warisnya, dalam hal ini Pangeran Adipati

Anom Bendoro Raden Mas Soendoro.

53

Wikipedia, Kesultanan Mataram, (online) dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_

Mataram, diakses 26 Januari 2018 jam 1.33. 54

Soempono Djojowadono H. dkk, op.cit. hlm. 60-61.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

33

2. Akan senantiasa diusahakan adanya kerja sama antar rakyat yang berbeda

di bawah kekuasaan Kompeni Belanda dengan rakyat Kesultanan.

3. Sebelum Pepatih Dalem (Riijksbestuurder) dan para bupati mulai

melakukan tugasnya masing-masing, mereka harus melakukan sumpah

setia pada Kompeni Belanda di tangan Gubenur.

4. Sri Sultan tidak akan mengangkat/memberhenti Pepatih Dalem dan Bupati,

sebelum mendapatkan persetujuan dari Kompeni.

5. Sri Sultan akan mengampuni para bupati yang selama dalam peperangan

memihak kepada Kompeni.

6. Sri Sultan tidak akan menuntut haknya atas pulau Madura dan daerah-

daerah pesisiran, yang telah diserahkan oleh Sri Sultan Paku Buwana II

kepada Kompeni dalam kontraknya pada tanggal 18 Mei 1746.

Sebaliknya, Kompeni akan memberi ganti rugi kepada Sri Sultan 10.000

real tiap tahunya.

7. Sri Sultan berjanji akan memberi bantuan kepada Sri Sunan Paku Buwana

III sewaktu-waktu diperlukan.

8. Sri Sultan berjanji akan menjual kepada Kompeni bahan-bahan makanan

yang akan diperlukan dengan harga tertentu.

9. Sri Sultan berjanji akan mentaati segala macam perjanjian yang pernah

diadakan antara raja-raja Mataram yang terdahulu dengan Kompeni,

peristiwa perjanjian-perjanjian dalam tahun 1705, 1733, 1743, 1746, dan

1749’.

Berdasarkan isi perjanjian Gianti tahun 1755 tersebut, yang membagi

Kerajaan Mataram menjadi dua itu, maka dapat dikatakan bahwa secara resmi

berdirilah Kesultanan Yogyakarta dan Pangeran Mangkubumi sebagai Sultan

yang bergelar Hamengku Buwana I. Selanjutnya pada tanggal 13 Pebruari 1755

itu pula, Sultan Hamengku Buwana melantik bupati Banyumas, Temanggung

Yudanegara I menjadi Patih Ngayogyakarta dengan gelar Patih Danureja.

Kemudian menyusul pengangkatan pejabat-pejabat pemerintah lainnya, antara

lain mengangkat Raden Rangga Prawirasentika menjadi Bupati Madiun,

mengangkat Bupati Mancanegara dengan gelar Raden Rangga Prawirodirjo.55

Setelah menobatkan menjadi Sultan, 13 Maret 1755 kemudian mengangkat

dan melantik pejabat pemerintah, Pangeran Mangkubumi mulai mengupayakan

55

Ibid., hlm. 61.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

34

pusat kerajaan sebagai tempat mengatur kekuasaannya. Pertama kali Sultan

Hamengku Buwana I membangun pusat pemerintahan atau semacam

pesanggrahan di Ambar Ketawang Gamping. Tetapi pusat pemerintahan Ambar

Ketawang ini masih bersifat sementara.

Untuk memilih lokasi yang tepat, Pangeran Mangkubumi mengutus

seseorang punggawannya untuk meneliti daerah yang masih berupa hutan

beringan yang letaknya ada di sebelah timur Ambarketawang. Pada tanggal 9

Oktober 1755 dibangunlah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di desa

Pacathokan dikawasan hutan beringan. Tepatnya terletak di Sungai Code dan

Sungai Wianga. Sementara itu Sultan dan para kerabatnya tinggal di

Pesanggrahan Ambarketawang (Gamping) tempat ini diperkirakan sudah ada

sejak zaman Mataram Islam.56

Pangeran Mangkubumi sejak saat itu mulai membangun keraton sebagai

ibukota kerajaan. Dalam proses pembangunan Keraton tidak begitu saja dibuat,

pembagunannya masih banyak pertimbangan, karena menyangkut aspek strategis,

keamanan, dan sosial budaya. Hal tersebut untuk melihat kenyataan bahwa

Keraton Surakarta yang dapat dengan mudah jatuh ketangan musuh yang

disebabkan tidak memiliki benteng pertahanan fisik yang kuat. Maka Keraton

Yogyakarta memiliki cepuri kedhaton yang merupakan ring pertahanan utama.

Benteng dan parit yang mengelilingi benteng merupakan ring pertahanan utama.

Adapun letak Keraton yang diapit dua sungai mempunyai dua aspek teknis bagi

perkembangan pertanian, juga mempercepat peresapan air hujan dan

56

Dewi Ratna Nurhajarini, dkk, Yogyakarta dari Hutan Beringan ke Ibukota Daerah Istimewa,

Yogyakarta, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2012., hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

35

menguntungkan bagi pembuatan drainase, sehingga bahaya banjir tidak akan

terjadi.57

Yogyakarta sebagai kota kerajaan di pedalaman yang diawasi pemerintah

kolonial. Sehingga ada dua kekuatan yaitu tradisional dan kolonial yang bertemu

di dalamnya. Keraton Yogyakarta sebagai awal kota, wilayah yang kemudian

menjadi keraton dan ibukota Yogyakarta telah lama dikenal sebelum Hamengku

Buwono I memilih tempat itu sebagai pusat pemerintahanya.58

Kedekatan

masyarakat tradisional Yogyakarta dengan bangsa kolonial Belanda, membuka

pintu masuk tumbuhnya kebudayaan baru di dalam masyarakat. Hadirnya bangsa

kolonial, Yogyakarta mengalami perkembangan. Kota ini menjadi tempat

berbagai golongan masyarakat berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

Pendirian kota keraton bertalian dengan kedudukan raja dan para

keturunanya, terdapat stratifikasi sosial yang mempunyai peranan penting dalam

dinamika masyarakat kota. Kota tradisional, meskipun masih merupakan tempat

ziarah yang ditandai dengan adanya upacara-upacara tahunan umum maupun

khusus bagi golongan tertentu. Golongan imigran baru mulai berdatangan menjadi

penduduk kota, yang kemudian mendorong kegiatan perdagangan di dalam

maupun di antar-Kota.59

Dari tahun ke tahun kota Yogyakarta mengalami perkembangan yang sangat

pesat, seperti kita lihat sekarang ini. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota

pelajar. Banyak para pelajar dari luar Jawa yang datang ke Yogyakarta untuk

57

Ibid., hlm. 11. 58

Abdurrachman Surjomihardjo, Kota Yogyakarta Tempo Doeloe :Sejarah Sosial 1880-1930,

Depok, Komunitas Bambu,2008, hlm. 19. 59

Abduracman Surjomiharjo, Kota Yogyakarta 1880-1930: Sejarah Perkembangan Sosial,

Yogyakarta, Yayasan Untuk Indonesia, 2000, hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

36

menuntut ilmu, bahkan para pelajar asing, dari luar Negara Indonesia.

Perkembangan kota Yogyakarta sejak didirikan pada tahun 1756 memang telah

memberikan lingkungan tempat berbagai golongan masyarakat untuk berinteraksi

dalam kehidupan sehari-hari.

Berkembangnya sebuah kota yang dipengaruhi situasi kolonial,

perkembangannya bermula dari sebuah jalan raya, maka berdirilah kantor-kantor

pemerintah asing dan benteng. Kemudian muncul pemukiman Eropa dan lapangan

pacuan kuda. Daerah sekitar kota menjadi usaha orang-orang Eropa dalam

perkebunan dan pertanian, terutama industri tebu. Jalan kereta api dan jembatan

penghubungnya banyak didirikan. Para pengerajin bumiputera mendapat tempat

di lingkungan yang miskin, sejalan dengan perkembangan industri. Kota

kemudian menjadi pusat pemerintahan asing yang merupakan bagian yang lebih

luas dalam kompleks politik kolonial.60

Sejak Senopati membangun keratonnya, di Kotagede hingga Pangeran

Mangkubumi membuka hutan Beringan, benang merah sebuah pusat

pemerintahan yang melahirkan peradaban yang tinggi tumbuh di wilayah yang

sekarang bernama Yogyakarta

B. Kedatangan Belanda ke Yogyakarta

Setelah kota Yogyakarta berdiri, rupanya VOC berusaha menyisipkan

pengaruhnya di sini. Hal ini tampak dari usaha mereka untuk membangun sebuah

banteng yang dikenal sebagai banteng Vredeburg. Banteng tersebut awalnya

60

Abduracman Surjomiharjo, op.cit., hlm. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

37

untuk penyimpanan barang dagangan dan kantor-kantor dagang yeng kemudian

sebagai tempat tinggal orang-orang Belanda. Banteng ini selain dari tempat

pengawasan, juga menjadi pos terdepan VOC di wilayah pedalaman Jawa.61

Untuk memantapkan kekuasaan mereka maka pada tahun 1755-1761, VOC

mengangkat C.Donkel sebagai residen. Kedudukan residen setara dengan Sultan

dan bertanggujawab atas kehidupan masyarakat Barat. Pada waktu kehadiran

masyarakat Barat di Yogyakarta, kesibukan perdagangan dan kehidupan sehari-

sehari berpusat di dalam banteng.62

Hingga tahun 1870, wilayah Yogyakarta yang

ditetapkan pemerintah kolonial sebagai wilayah Vorstenlanden. Di Vorstenlanden,

para investor barat dapat menyewa tanah para bangsawan dan mendirikan

perusahaan swasta berbasis ekspor, sehingga selain terdiri dari tantara dan

pegawai pemerintah kolonial, kelompok masyarakat Barat juga terdiri atas

pengusaha-pengusaha perkebunan. Salah satu pengusaha perkebunan di

Yogyakarta yang cukup terkenal di masanya adalah Wijnschenk63

Sultan Hanmengku Buwana I sangat tidak senang dengan hadirnya Belanda

di Yogyakarta karena Belanda selalu ikut campur terhadap kerajaan dan membuat

kebijakan-kebijakan yang bertolak belakang dengan dengan kebijakan

pemerintah. Setelah Sultan Hamengku Buwana I wafat pada tahun 1792,

kemudian digantikan puteranya, yakni Pangeran Adipati Anom atau raden Mas

Sundera. Raden Mas Sundera dinobatkan sebagai Sri Sultan Hamengku Buwana

II pada tanggal 2 April 1792. Kira-kira 7 sampai 8 tahun tampil di atas singgasana

61

Djoko Soekiman, op.cit, hlm. 1. 62

Ibid., hlm. 2. 63

Lengkong Sanggar, Jejak Kolonial, Kepingan Peninggalan Kolonial di Kota Yogyakarta,

(online) dalam http://jejakkolonial.blogspot.co.id/2017/02/Kepingan-peninggalan-kolonial-di-

kota.html, diakses 28 Januari 2018 pukul 23.34.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

38

Kesultanan Yogyakarta. Pada masa pemerintahan Hamengku Buwana II ini

terjadilah perubahan bentuk penjajahan, yaitu Indonesia tidak lagi dikuasai oleh

kongsi dagang (VOC) tetapi berada langsung di bawah kekuasaan pemerintah

Hindia Belanda (keadaan ini juga berpengaruh terhadap Kesultanan

Yogyakarta).64

Mengikuti ayahnnya, Sultan Hamengku Buwono II juga sangat anti dengan

penjajah. Tiga setengah tahun setelah naik tahta sebagai Sultan atau tepatnya sejak

24 Desember 1795, keberadaan VOC di Nusantara berakhir. Tetapi tidak berarti

berakhirnya penjajahan. Sebab, pemerintahan kerajaan Belanda mengambil alih

operasional VOC dan meningkatkan statusnya menjadi imperialis sekaligus

sebagai kolonialis. Belanda menjadikan seluruh wilayah Hindia Belanda sebagai

daerah jajahannya, kecuali terhadap Kesultanan Yogyakarta.65

Hubungan antara kedua negara yang sama-sama membentuk kerajaan diikat

dengan satu Politiek contract yang bersifat jangka Panjang. Dengan tetap

berlakunya Politiek contract ini, bearti kerajaan Belanda tetap harus membayar

pajak (uang pantai) kepada kesultanan. Gubenur Jenderal Belanda Marsekal

Herman Willem Daendels merasa keberatan dan karenanya berusaha keras untuk

mengurangi luasnya wilayah kekuasaan kesultanan dan sekaligus menghapus

kewajiban Belanda membayar pajak. Tetapi Daendels berkesimpulan jika Sultan

Hamengku Buwana II masih berkuasa, maka upaya akan sulit direalisasikan.

Karena itu Daendels berupaya menyingkirkan Sultan Hamengku Buwano.66

64

Soempono Djojowadono H. dkk, op.cit. hlm. 63. 65

Bambang Yudoyono, Jogja Memang Istimewa, Yogyakarta, Jogja Bangkit Publisher (Anggota

IKAPI), 2017, hlm. 168. 66

Ibid., hlm. 168.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

39

Sikapnya yang anti penjajah dan juga karena situasi dan kondisi internal

keraton, menyebabkan pemerintahan Sultan Hamengku Buwano II terbagi dalam

sampai tiga masa. Yaitu masa pemerintahan pertama 1792-1810, masa

pemerintahan kedua 1811-1812, dan masa pemerintahan ketiga 1826-1828. Masa

pemerintahan kedua dan ketiga sebutannya adalah Sultan Sepuh.67

Masa pemerintahan pertama (1792-1810) : (a) Sultan Hamengku Buwano II

menentang keras kebijakan Gubenur Jenderal Belanda Marskal Herman Willem

Deendels di Batavia yang mengeluarkan aturan bahwa raja-raja harus bersikap

patuh terhadap minister (istilah ini untuk residen ciptaan Daendels). Sultan

menolak mentah-mentah peraturan Gubenur Jenderal Dendels itu karena dianggap

merendahkan derajatnya. (b) Disamping itu Sultan Hamengku Buwana II juga

merestui pemberontakan bupati Madiun Raden Ronggo Prawirodirjo III terhadap

Belanda. Raden Ronggo menentang pemanggilan dirinya ke Bogor akibat kasus

kerusuhan di Ngebel dan Sekedok. Kerusuhan itu terjadi berkaitan dengan

pemaksaan penyerahan hak pengelolaan hutan kesultanan oleh Gubenur Jenderal

Herman Willem Daendels. Dalam pemberontakan tersebut Raden Ranggo

berganti nama menjadi Sunan Prabu Ing Ngalogo. Di sisi lain, Belanda

menggunakan tangan Pangeran Dipokusumo untuk menumpas pemberontakan

dan menewaskan Raden Ranggo.68

Masa pemerintahan Gubenur Jenderal Dendels di Indonesia telah

berlangsung secara keras. Kekejaman demi kekejaman dan tiandakan tanpa kenal

prikemanusiaan telah didemontrasikan di hadapan rakyat. Kerja rodi setiap kali

67

Ibid., hlm. 168. 68

Ibid., hlm. 169.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

40

harus dikerjakan rakyat sehingga banyak yang mati kelaparan. Akibat kekejaman

Daendels telah menimbulkan protes diberbagai kalangan, bahkan sampai ke

Eropa. Kemdian Daendels dipanggil pulang dan digantikan oleh Janssens.69

Masa pemerintahan kedua (1811-1812) : Pada waktu Janssens diangkat

sebagai Gubenur Jenderal mengantikan Daendels pengaruh Inggris di Indonesia

telah begitu kuat. Inggris yang memiliki angkatan laut yang lebih kuat. Inggris

berusaha mengeser kedudukan Belanda. Pada tanggal 4 Agustus 1811 pemerintah

Belanda atas Jawa dan Nusantara direbut oleh Inggris. Pemerintah Inggris

menempatkan Tomas Stamford Bingley Rafles sebagai Letnan Gubenur Jenderal.

Hal ini dimanfaatkan oleh Sultan Hamengku Buwono II untuk kembali menjadi

raja yang kemudian disebut dengan Sultan Sapuh dan mengembalikan Sultan

Hamengku Buwono III pada kedudukan sebagai putra mahkota. Sikap sultan

Sapuh terhadap Inggris sama kerasnya dengan sikapnya ketika menghadapi

Belanda. Pertumpahan darah nyaris terjadi antara utusan Rafles dengan kerabat

keraton. 70

Rafles meneruskan ketentuan dan kebijakan yang pernah ditetapkan oleh

Daendels. Ia juga berambisi keras untuk memprkuat posisi kekuasaan bangsa

Eropa di kerajaan-kerajaan jawa seperti di Yogyakarta dan Surakarta. Hamengku

Buwono II dan Sunan Paku Buwono IV di Surakarta bersepakat akan melawan

Inggris. Namun, rencana tersebut diketahui oleh pihak Inggris. Akibatnya, pada

tanggal 15 Juni 1812 tentara kerajaan Inggris menyerbu keraton Yogyakarta dan

terjadilah perang besar. Sultan Sepuh ditangkap oleh tentara Inggris dan

69

Soempono Djojowadono H. dkk, op.cit. hlm. 65. 70

Bambang Yudoyono, op.cit, hlm. 170.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

41

disingkirkan ke pulau Penang. Pangeran Adipati Anom (Kanjeng Raja) ditetapkan

sebagai pengganti sultan Sepuh, tetapi wilayah kekuasaan kesultanan

Ngayogyakarta Hadiningrat dikurangi sebagian yaitu lahan seluas 4.000 cacah.71

Kemudian wilayah tersebut diberikan kepada pangeran Notokusumo yang

merupakan kakak Sultan Sepuh (Hamengku Buwono II) dan diangkat menjadi

Pangeran Amardiko. Sejak semula pangeran Natokusumo berpihak kepada

Belanda dan kemudian berpihak kepada Inggris. Di atas lahan 4.000 cacah di

sebagian wilayah keraton Yogyakarta yang diberikan kepada Notokusumo itu

dengan bantuan Inggris dibangun keraton Paku Alam yang berkedudukan sebagai

kadipaten. 72

Sekalipun Sultan Hamengku Buwono III sudah dinobatkan pada tanggal 28

Juni 1812, namun secara resmi politik kontraknya baru ditandatangani pada

tanggal 1 Agustus 1812. Politik kontrak atau perjanjian tanggal 1 Agustus 1812

antara Rafles dan Sultan Hamengku Buwono III itu antara lain berisi :

Pertama, putera mahkota menjadi Sultan dengan gelar Hamengku Buwono

III dan pangeran Notokusumo diberi gelar Paku Alam. Kedua, Sultan Hamengku

Buwono di buang ke Pinang Bersama-sama dengan anaknya yang bernama

Pangeran Mangkudiningrat. Ketiga, semua harta benda yang dikumpulkan selama

Hamenku Buwono II bertahta, jatuh ketangan orang-orang Inggris. Sementara itu

perjanjian secara resmi antara Gubenur Jenderal Inggris dan Pangeran

Natokusumo sebagai Paku Alam I ditandatangani pada tanggal 17 Maret 1813.73

71

Ibid., hlm. 170. 72

Ibid., hlm. 170-171. 73

Soempono Djojowadono H. dkk, op.cit. hlm. 68.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

42

Masa pemerintahan ketiga (1826-1828) : pada tanggal 18 Agustus 1826

Sultan Hamengku Buwono II kembali bertahta sebagai raja Kesultanan

Ngayogyakarta Hadiningrat untuk yang ketiga kalinya. Pada masa itu sebenarnya

yang bertahta menjadi raja adalah Hamengku Buwono V yang saat dinobatkan

pada tanggal 19 Desember 1823 baru berusia 3 tahun. Belanda yang tidak

menganggap kehadirannya Sultan Hamengku Buwono V karena usianya yang

masih muda (balita). Pada tahu 1826 Belanda memulangkan Sultan Sepuh

(Hamengku Buwono II) yang dibuang ke pulau Pinang oleh Inggris dan kembali

mengangkatnya sebagai Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat. Hal ini untuk

menarik simpati rakyat karena terjadinya perang besar yang Pangeran Diponegoro

terhadap Belanda.74

C. Munculnya Kebudayaan Indis di Yogyakarta

Masa awal dari kehidupan sosial kultural masyarakat kolonial bercorak

“Indisch”, satu gaya hidup yang bersifat campuran. Gaya hidup Indisch ini

berceritakan rumah dan halaman besar, dengan para pembantu rumah tangga

dalam jumlah besar. Kadang-kadang rumah besar itu berpusat pada seorang nyai.

Sejak tahun 1870, jumlah wanita Belanda makin banyak, maka makin sering

pulalah terjadi perkawinan antara pria pribumi dengan wanita Belanda sehingga

orientasi gaya hidup “Indisch” berubah menjadi gaya hidup yang berorientasi ke

Tanah Air di Eropa.75

Dari hal inilah muncul golongan sosial yang baru.

74

Bambang Yudoyono, op.cit, hlm. 171. 75

Abduracman Surjomiharjo, op.cit. hlm. 41.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

43

Golongan sosial baru tersebut sebagai pendukung kuat kebudayaan

campuran (Belanda-Jawa) di daerah jajahan Hindia Belanda. Hal itu disebabkan

oleh besarnya pengaruh kebudayaan Belanda di pulau Jawa. Tentang hal ini,

Burger menyebutkan ada lima golongan masyarakat baru di atas desa, yaitu :76

(a) golongan pamong praja bangsa Belanda, (b) golongan pegawai

Indonesia baru, (c) golongan pengusaha partikelir Eropa, (d) golongan

akademisi Indonesia (sarjana hukum, insinyur, dokter, guru, ahli pertanian,

dan ilmu-ilmu lainnya), dan (e) golongan menegah Indonesia, yaitu para

pengusaha Indonesia yang mempunyai usaha dibidang perniagaan dan

kerajinan. Golongan yang terakhir tersebut merupakan golongan orang kaya

baru, tapi justru kurang dianggap oleh kempat golongan di atasnya para

bangsawan Jawa justru memperlakukan golongan kelima sebagai wong

cilik.

Dari kelima golongan di atas kecuali wong cilik, merupakan pendukung

kuat kebudayan Indis, dalam pembangunan rumah bergaya Indis, golongan

pengusahalah yang berperan cukup besar mempengaruhi perubahan budaya.

Perubahan itu sebagian besar terjadi di Laweyan (Surakarta) dan Kotagede

(Yogyakarta). Selain wong cilik, para pedagang dan pengusaha keturunan

Tionghoa dan Arab banyak juga yang membagun rumah bergaya Indis.77

Gaya hidup Indis merupakan suatu proses perkembangan sosial yang

muncul dan tumbuh dari beberapa golongan lapisan masyarakat di Hindia

Belanda. Pemerintah kolonial yang memberikan prioritas pada politik dan

kepentingan modal, baik secara sadar maupun tidak, beranggapan bahwa gaya

hidup dan cara berpikir gaya Indis merupakan suatu hal yang tepat. Anggapan

76

Djoko Soekiman, op.cit, hlm. 16-17. 77

Ibid., hlm.18-19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

44

Cultural Universal

1. Bahasa

2. Peralatan/perlen

gkapan hidup

3. Mata pencarian

hidup dan

ekonomi

4. Sistem

kemasyarakatan

5. Kesenian

6. Ilmu

pengetahuan

7. Religi.

tersebut menjadikan pemerintah kolonial lebih memperhatikan kesejahteraan

rakyat jajahan dengan politik Etisnya.78

Gaya Indis sebagai salah satu hasil perkembangan budaya campuran

Belanda dan Jawa, menunjukkan adanya suatu proses akulturasi. Proses akulturasi

kebudayaan Belanda di Indonesia khususnya Jawa, dapat digambarkan dalam

gambar berikut ini :79

Gambar II. Bagan Proses Akulturasi Kebudayaan Belanda di Indonesia

(Sumber: Djoko Soekiman. Kebudayaan Indis: Dari Zaman Kompeni sampai

Revolusi. 2014, hlm. 30)

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok

manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu

kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke

dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan

78

Ibid., hlm. 19. 79

Ibid., hlm. 30.

Masyarakat,

budaya Indonesia

Proses akulturasi

Local genius

Cendekia

wan,

rohaniaw

an,

arsitek,

seniman,

guru, dsb.

Penguasa kolonial,

pedagang, serdadu,

candekiawan

Belanda

Pengalaman

mahasiswa Indonesia

di Belanda

Lingkungan

alam Indonesia

Kebudayaan

Indis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

45

kelompok itu sendiri.80

Dalam peroses akulturasi dua kebudayaan tesebut, peran

penguasa kolonial di Hindia Belanda sangat menentukan. Sementara itu, bangsa

Indonesia menerima nasib sebagai bangsa terjajah serta menyesuaikan diri sebagai

apararat penguasa jajahan atau kolonial. Hasil perpaduan bahwa ciri-ciri Barat

(Eropa) tampak lebih menonjol dan dominan.81

Keadaan alam tropis Indonesia

juga menentukan terujudnya hasil karya budaya. Hal ini tampak dari bentuk

arsitektur rumah tinggal, cara berpakaian, gaya hidup, dan sebagainya.

Pada abad ke-19 keberadaan orang Belanda di Yogyakarta semakin

bertambah. Dengan hadirnya Belanda di Yogyakarta membawa pengaruh terhadap

gaya hidup, bentuk bangunan, rumah tradisional, serta pungsi ruangannya.

Kehadiran bangsa Belanda sebagai penguasa di Pulau Jawa menyebabkan

pertemuan dua kebudayaan, yaitu kebudayaan Barat dan Timur. Kebudayaan

Barat (Belanda) dan kebudayan Timur (Jawa), masing-masing didukung oleh etnis

berbeda dan mempunyai struktur sosial yang berbeda pula kemudian semakin

bercampur. Akibat percampuran kebudayaan tersebut, kebudayaan Jawa,

diperkaya dengan kebudayan Barat. Hal tersebut memunculkan kebudayaan baru

yang dinamakan dengan kebudayaan Indis.

Kebudayaan baru tersebut muncul dari sekelompok masyarakat penghuni

kepulauan di Indonesia, khususnya keluarga keturunan Eropa (Belanda) dan Jawa.

Semula tujuan mereka untuk berdagang. Namun, demi mengamankan sektor

ekonomi dan perdagangannya, tujuan mereka berubah menjadi penguasa yang

80

Wikipedia, Akulturasi, (online) dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi, diakses 29

Januari 2018 jam 17.51. 81

Djoko Soekiman, op.cit, hlm. 28.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

46

berdaulat. Mula-mula mereka berkuasa di daerah pesisir Utara Jawa hingga

akhirnya meluas ke seluruh Pulau Jawa dan Nusantara.

Suburnya budaya Indis, pada awalnya didukung oleh kebiasaan hidup

membujang para pejabat Belanda. Saat itu, ada larangan membawa istri dan

mendatangkan perempuan Belanda ke Hindia Belanda. Hal tersebut mendorong

lelaki Belanda menikahi penduduk setempat, karena itu, terjadilah percampuran

darah yang melahirkan anak-anak campuran, serta menumbuhkan budaya dan

gaya hidup Belanda-Jawa, atau gaya Indis. Pada tahun 1870, Terusan Suez

dibuka. Terusan tersebut memperpendek jarak antara negeri Belanda dan

Indonesia sehingga kehadiran perempuan dari negeri Belanda banyak ke

Indonesia. Kehadiran perempuan Eropa ke Indonesia pun memperluas campuran

budaya.82

82

Ibid., hlm. 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

47

BAB III

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS

DI YOGYAKARTA

A. Kehidupan Sosial Budaya Mayarakat Belanda di Yogyakarta

Awal dari kehidupan sosial masyarakat kolonial yaitu bercorak Indis yang

bersifat campuran Belanda dan Jawa. Karena banyaknya pendukung kebudayaan

tersebut kemudian berubah menjadi gaya hidup yang berorientasi ke Tanah Air di

Eropa. Dari hal tersebut masyarakat Indonesia mulai mengalami peralihan.

Peralihan tersebut berubah dari tradisional menuju bentuk modern. Tampak

adanya perubahan-perubahan sosial, yaitu lenyapnya institusi sosial tradisional

dantimbulnya istitusi sosial baru. Perubahan-perubahan sosial itu terjadi karena

timbulnya kondisi-kondisi sosial baru, baik yang berasal dari dalam maupun yang

berasal dari luar.83

Perubahan sosial yang diutamakan di sini terutama yang berasal dari luar

yang pada pokoknya ada dua hal : Pertama, birokrasi modern pemerintah kolonial

dalam abad ke-19 yang makin meluas. Kedua, timbulnya pengaruh-pengaruh barat

sebagai akibat logis dari kepentingan-kepentingan kolonial itu. Perubahan itu

terjadi di Jawa termasuk juga Daerah Istimewa Yogyakarta, dan selanjutnya

berkembang di berbagai tempat di seluruh kepulauan Indonesia.84

Masyarakat kolonial di Hindia Belanda memiliki struktur yang bersifat

(semi) feodal. Mereka mengalami modernisasi karena masyarakatnya tumbuh

83

Suratmin dkk. Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonuialisme di Daerah

Istimewa Yogyakarta. Jakarta : Proyek IDSN, hlm. 118. 84

Ibid., hlm. 118.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

48

sejalan dengan perkembangan sistem produksi dan teknologi. Penyebab lainnya,

yakni adanya perkembangan dibidang pendidikan dan organisasi pemerintahan

dengan gaya Barat. Prestise golongan masyarakat Jawa yang berpendidikan barat

lambat laun menjadi makin kuat. Selanjutnya terbentuklah golongan baru

berdasarkan jenjang sosial baru, yaitu golongan intelektual Jawa atau keturunan.85

Golongan bangsawan dan kaum terpelajar, serta pegawai pemerintahan

kolonial dari berbagai tingkat yang disebut priayi adalah kelompok utama

pendukung kebudayaan Indis golongan masyarakat inilah yang pada dasarnya

menerima politik moderat. Para priyayilah yang pada waktu-waktu awal

menyadari peran mereka sebagai pembawa kemajuan di dalam masyarakat Jawa.86

Mereka bersikap kooperatif terhadap pemerintah Hindia Belanda. Gaya barat

mulai diikuti oleh para pendukung kebudayaan Indis. Pada waktu itu orang-orang

Jawa (serta Tionghoa) mulai memotong rambut panjang mereka seperti orang

Belanda.87

Pada abad ke-19 merupakan puncak dari berkembangnya kebudayaan Indis

di Yogyakarta. Sebelumnya keberadaan mereka sempat terusik akibat perang

Jawa pada tahun 1825-1830 yang sebenarnya juga sebagai buah dari kehadiran

mereka di Yogyakarta. Pangeran Diponegoro, tokoh yang memulai perang Jawa,

merasa kehidupan mereka sudah terlalu merasuk ke dalam kehidupan keraton.

Banyak bangsawan Jawa yang meniru budaya barat yang diperkenalkan oleh

masyarakat barat seperti minum-minuman keras, sebuah budaya yang tidak

disenangi oleh Pangeran Diponegoro yang teguh memegang ajaran Islam. Setelah

85

Djoko Sekiman, op.cit., hlm. 19. 86

.Ibid., hlm. 19. 87

Kuntowijoyo, Raja, Priyayi, dan Kawula, Yogyakarta, Ombak, 2004, hlm. 52.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

49

perlawanan Pangeran Diponegoro berakhir, masyarakat mulai menetap di luar

tembok benteng. Masyarakat barat mulai menetap di kawasan di sebelah timur

benteng Vredeburg. Kawasan ini dikenal sebagai Loji Kecil. Disebut Loji Kecil

untuk membedakannya dengan Loji Besar yaitu Benteng Vredeburg. Sayangnya

bangunan-bangunan di daerah ini sudah tidak ada lagi. Sekarang sudah diganti

dengan rumah-rumah baru.88

Seiring dengan perkembangan masyarakat kolonial Belanda di Yogyakarta,

maka dibangunlah berbagai sarana seperti rumah tinggal, toko, tempat rekreasi,

sekolah, rumah sakit, hotel, bank, penjaran, gereja, dan lain sebagainya. Selain

tinggal di Loji Kecil, orang-orang Belanda mulai tinggal menyebar pada kawasan

lain di kota Yogyakarta, mulai dari Bintaran, Kota Baru, Jetis, dan Lempuyangan.

Menariknya hampir tidak ada masyarakat barat yang tinggal di sebelah keraton.

Beberapa kampung di Yogyakarta ada yang namanya diambil dari nama orang

Eropa, misalnya kampung Kleringan yang namanya berasal dari nama Tuan

Klierens89

Pada awal kolonialisasi banyak terjadi perkawinan campur pada mereka

yang menimbulkan golongan Indonesia. Walaupun mendapatkan jaminan sosial

yang lebih tinggi dibanding pegawai bumi putera dalam jabatan yang sama,

golongan Indo ini menduduki jabatan rendahan. Salah satu segi yang muncul

dalam peroses tumbuhnya golongan masyarakat ialah kesempatan terjadinya

kontak itelektual antara penduduk bumiputera dan Eropa. Kalau di antara orang

88

Lengkong Sanggar, Jejak Kolonial, Kepingan Peninggalan Kolonial di Kota Yogyakarta,

(online) dalam http://jejakkolonial.blogspot.co.id/2017/02/Kepingan-peninggalan-kolonial-di-

kota.html, diakses 30 Januari 2017 pukul 14.30. 89

Djoko Sekiman, op.cit., hlm. 172.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

50

Indo ada yang memahami kebudayaan Jawa, sebaliknya dari golongan Eropa,

pengikut gerakan mason berhasil menarik beberapa bangsawan Paku Alam ke

dalam gerakannya90

Keberadaan bangsa Belanda semakin banyak setelah UU Agraria diterapkan

pada tahun 1870 yang memperbolehkan para pengusaha dan investor dari Eropa

menanamkan sahamnya di Hindia Belanda. Sistem ekonomi Belanda antara

tahun-tahun 1870 dan 1900 pada umumnya disebut sistem liberalisme.

Maksudnya bahwa pada masa itu untuk pertama kali dalam sejarah kolonial,

modal swasta diberi peluang sepenuhnya untuk mengusahakan kegiatan di

Indonesia, khususnya perkebunan-perkebunan besar di Jawa maupun di daerah-

daerah di luar pulau Jawa. Selama pada masa ini pihak-pihak swasta Belanda

maupun swasta Eropa lainnya mendirikan berbagai perkebunan kopi, teh, gula,

dan kina. Pembukaan perkebunan-perkebunan besar ini dimungkinkan oleh

Undang-Undang Agraria (AgrarisscheI) yang dikeluarkan pada tahun 1870.91

Pada satu pihak undang-undang ini melindungi hak milik petani-petani

Indonesia atas tanah mereka. Di lain pihak, UU Agraria membuka peluang bagi

orang asing, orang-orang bukan Indonesia, untuk menyewa tanah untuk rakyat

Indonesia.92

Dengan diterapkannya UU ini, maka terjadi pertumbuhan ekonomi

yang pesat. Pembangunan jalur kereta api atara Semarang dengan Vostenlanden

pada tahun 1873 membuat perekonomian di Yogyakarta semakin terbuka,

sehingga banyak orang Belanda yang tinggal di Yogyakarta. Jumlah kedatangan

90

Abduracman Surjomiharjo, op.cit., hlm. 40-41. 91

Marwati Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta, Balai Pustaka, 2011,

hlm. 371. 92

Ibid., hlm. 371.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

51

mereka semakin bayak pada masa pemerintahan Sultan HB VII pada tahun 1877-

1921.93

B. Peran Keraton Terhadap Perkembangan Kebudayaan Indis di

Yogyakarta

Keraton Yogyakarta adalah kompleks kedudukan Sultan Hamengku

Buwono selaku pemimpin dan penguasa kesultanan Yogyakarta Hadiningrat. Hal

ini berlangsung sejak Sultan pertama (Hamengku Buwono I) hingga Sultan

kesepuluh yang sekarang bertahta. Keraton yang terletak di pusat kota Yogyakarta

ini berperan juga sebagai cikal bakal pertumbuhan kota. Secara keruangan keraton

terletak di tengah sumbu simbolis-filosofis yang menjadi acuan perkembangan

kota. Sumbu ini terwujud dalam jalan raya yang terentang dari Tugu Pal Putih di

utara hingga panggung Krapyak di selatan. Bagunan-bagunan publik penting di

kota Yogyakarta diletakan menurut sumbu tersebut, sedangkan jalur-jalur utama

antar kota bersilangan tegak lurus dengannya.94

Secara kronologis, Keraton Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat adalah

kompleks yang pertama kali dibangun setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.

Setelah perjanjian ditandatangani, Sultan berserta keluarga dan pengikutnya

bersemayam di Ambarketawang dan mulai pembangunan Kraton kesultanan.

Secara tata ruang kesultanan Yogyakarta Hadiningrat terdiri atas sejumlah

kompleks yang tersusun berjajar kearah utara-selatan seturut sumbu utama kota.

93

Lengkong Sanggar, Jejak Kolonial, Kepingan Peninggalan Kolonial di Kota Yogyakarta,

(online) dalam http://jejakkolonial.blogspot.co.id/2017/02/Kepingan-peninggalan-kolonial-di-

kota.html, diakses 20 Januari 2017 pukul 14.30. 94

Bambang Yudoyono, op.cit., hlm. 156.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

52

Masing-masing kompleks berupa halaman atau pelataran yang dilingkupi oleh

tembok keliling dengan berupa bangunan yang terletak di tengah maupun

sepanjang tepinya.95

Kraton Yogyakarta sangat berperan dalam perkembangan kebudayaan Indis

karena keraton sebagai awal kota yang diawasi oleh dua kekuatan yaitu kekuatan

kolonial dan tradisional bertemu didalamnya. Sedangkan peran keraton dalam

ranah sosial dan budaya adalah sentral karena keraton adalah salah satu fokus

pendidikan budaya di mana nilai dan budaya mengalir ke bawah paling deras.

Selain itu, peran keraton dalam pelaksanaan adat dan tradisi sangat penting karena

pelaksanaan adat dan tradisi termasuk dalam pemeliharaan kekuasaan keraton itu

sendiri.96

Masuknya bangsa Barat (Belanda) ke Yogyakarta membawa

kebudayaannya sehingga mempegaruhi kebudayaan setempat yang kemudian

terjadilah percampuran kebudayaan dan memunculkan kebudayaan baru. Budaya

Belanda yang dianggap modern oleh kalangan muda-mudi telah melumpuhkan

jiwa patriotisme dan nasionalisme bangsa Indonesia. Sebagai contoh yang

sederhana, remaja Indonesia saat ini lebih suka makan makanan seperti pizza,

donut dan lain-lain. Mereka menganggap makanan daerah seperti thiwul, gaplek,

gatot ataupun gethuk sebagai makanan yang super jadul yang hanya pantas

dimakan oleh nenek-nenek berumur 70 tahun.97

95

Ibid., hlm. 156. 96

Kuntowijoyo, op.cit., hlm. 49. 97

Enye Ning Memphyis, Peran Keraton Yogyakarta (online) dalam http://enyememphyis.

blogspot.co.id/p/peran-keraton-yogyakarta-dalam.html, diakses 21 Februari 2018 pukul 16.20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

53

Dalam keadaan seperti itulah Keraton Yogyakarta mampu menunjukkan

eksistensiannya dalam menjaga budaya-budaya leluhur dengan

keaslian bangunannya yang kental dengan nuansa Jawa. Dengan adanya

Keraton Yogyakarta budaya bangsa yang bersemboyan Bhineka Tunggal Ika ini

dapat lestari dan akhinya tetap dapat dinikmati oleh anak cucu kita. Sebagai orang

Indonesia kita harus mampu memperdalam wawasan kebudayaan kita sendiri

sekaligus merawatnya hingga dapat memperkaya Kebudayaan Daerah bahkan

Kebudayaan Nasional.98

C. Saluran Perkembangan Kebudayaan Indis di Yogyakarta

1. Sistem Pendidikan

Pada abad ke-19 pendidikan dan pengajaran di Indonesia (pada waktu

Hindia Belanda) masih sangat kurang. Hal ini selaras dengan politik pemerintah

pada waktu itu yang mengkehendaki rakyat Indonesia sebagai rakyat yang

terjajah, tetap bodoh dan terbelakang. Sebab apabila rakyat Indonesia diberikan

pendidikan dan pengajaran yang baik, maka dikhawatirkan akan dapat mendesak

dan menhancurkan pemerintah kolonial Belanda. Adanya perasaan dan pikiran

yang demikian itu benar-benar tertanam dalam kalbu pejabat-pejabat pemerintah

kolonial dan sangat menghantui jalan pikiranya. Karena itulah rakyat Indonesia

tetap dibiarkan bodoh dan melarat.99

98

Enye Ning Memphyis, Peran Keraton Yogyakarta (online) dalam http://enyememphyis.

blogspot.co.id/p/peran-keraton-yogyakarta-dalam.html, diakses 21 Februari 2018 pukul 16.20. 99

Bambang Suwondo, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan

Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1977, hlm. 18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

54

Dengan adanya perubahan politik yang terjadi di negeri Belanda pada

pertengahan abad ke-19, yaitu dengan kemenangan yang dicapai oleh golongan

Liberal, maka terjadilah perubahan terhadap politik pemerintah kolonial Hindia

Belanda. Khususnya dalam bidang Pendidikan, mulai pula diadakan, walaupun

masih dalam tingkat yang minimal. Dapat diakatakan bahwa baru pada pada tahun

1850 pemerintah Hindia Belanda mulai mencantumkan anggaran belanjanya

sebagian kecil untuk kepentingan pendidikan anak-anak Indonesia.100

Sekolah

modern Barat yang pertama dibuka di Yogyakarta. Didirikan oleh anggota tentara

Belanda pada tahun 1832. Namun, usaha pengajaran mulai mendapat perhatian

pemerintah baru pada zaman Mullemaister menjabat residen (1882-1891). Pada

tahun 1879, hanya terdapat satu sekolah partikelir di daerah Paku Alam. Para guru

terdiri dari kweekeling, yang berasal dari Opleidingscool voor Inlandsche

Onderwijzers di Probolinggo.101

Pada tahun 1890, di sebuah pendopo dalam kesultanan yang bernama

Srimanganti, sultan mendirikan sekolah dan menyatakan setiap pejabat keraton

yang akan mengantikan ayahnya haruslah mempunyai sertifikat dari sekolah itu.

Pada bulan Agustus 1890, di sekolah itu tercatat lebih dari 100 orang murid.

Sekolah yang semula diperuntukkan bagi anak para bangsawan kemudian terbuka

bagi anak abdi dalem dan disebut Eerste Klasse Schoool met de Basa Kedaton.

Setahun kemudian sekolah itu mendapat bantuan guru dari pemerintah. Pada

tahun 1891, jumlah murid di Yogykarta telah menunjukan kecenderungan menaik

dengan pesat. Ketika itu diusulkan oleh Direktur Pengajaran dan Ibadat untuk

100

Ibid. Hlm. 18. 101

Abduracman Surjomiharjo, op.cit., hlm. 55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

55

menambah gedung, khususnya untuk wanita, dan untuk Yogyakarta sendiri,

sebuah sekolah kedua bagi orang Eropa atau yang dipersembahkan. Hal yang

sama juga diusulkan untuk Pekalongan. 102

Menurut kenyataan, menunjukkan bahwa dalam tahun 1900 anggaran yang

dikeluarkan untuk pendidikan dan pengajaran kepada rakyat Indonesia baru 1,1%.

Jelas bahwa walaupun sudah kurang lebih 50 tahun lamanya sejak pendidikan

pertama kali diberikan untuk itu masih sangat minim. Dengan diitroduksinya

“Politik Etika” oleh Van Deventer, di mana dalam salah satu triloginya terdapat

unsur educatie, maka masalah pendidikan bagi rakyat makin mendapat perhatian.

Semakin kompleksnya sistem pemerintah kolonial dan juga makin pesatnya

pertumbuhan perusahaan asing di Indonesia (Hindia Belanda), maka kebutuhan

akan tenaga pegawai yang sedikit terdidik makin dirasakan. Hal itulah yang

sedikit banyak ikut mendorong didirikannya sekolahan.103

Pada mulanya pemerintah kolonial mengadakan pendidikan dengan taraf

pendidikan rendah, tetapi kemudian ternyata memerlukan pula tenaga pendidik

dalam taraf menegah dan akhirnya pendidikan tinggi. Semua tingkat pendidikan

ini diadakan semata untuk memenuhi keperluan pemerintah kolonial sendiri.

Kecuali itu menurut apa yang dikatakan oleh Van Der Prijs, juga untuk

membentengi Belanda dari Volkano Islam. Pada waktu itu sekolah yang mula-

mula diperkenalkan adalah sekolah kelas dua, yang akan mendidik calon-calon

pegawai rendah dan sekolah kelas satu, yang diperuntukkan dari anak-anak

golongan masyarakat atasan. Disamping itu ada pula sekolah rendah yang khusus

102

Ibid., hlm. 56. 103

Bambang Suwondo, op.cit., hlm. 18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

56

disediakan bagi anak Eropa. Adapun mata pelajaran yang diberikan di sekolah itu

hanyalah sekedar supaya dapat membaca, menulis, dan sedikit pengetahuan

berhitung. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang keadaan

masyarakat Jawa khususnya dan keadaan rakyat Indonesia umumnya terutama

dalam lapangan pendidikan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. “Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Mahlenfeld dan termuat dalam harian de

Locomotief mengatakan bahwa di pulau Jawa dari 1000 orang, rata-rata hanya 15

orang yang dapat membaca dan menulis. Bila perempuan turut dihitung,

jumlahnya jadi 16. Di daerah Madiun dari 1000 orang hanya 24 yang tidak buta

huruf, di Jakarta hanya 9 orang, di daerah Madura 6 orang, di daerah Tangerang 1

orang, di daerah Jatinegara 1 orang, di daerah Kerawang juga 1 orang”.104

Dari catatan di atas sungguh sangat menyedihkan. Keadaan yang demikian

itu menunjukan betapa kejamnya politik kolonial Belanda terhadap rakyat

Indonesia. Untuk daerah Yogyakarta pertumbuhan dan perkembangan pendidikan

pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 itu berbeda dengan daerah-daerah lainnya.

Mengingat bahwa Yogyakarta merupakan pusat keraton maka keadaan

pertumbuhan dan perkembangan pendidikannya jauh lebih baik jika dibandingkan

dengan daerah-daerah lainnya.105

Pendidikan dalam bentuk sederhana, diberikan

orang tua pada anak-anaknya. Cara pendidikan itu kemudian mangalami bentuk

perkembangannya, misalnya dengan adanya tukar pikiran di antara sesama

mereka, juga dengan datangnya pengaruh baru yang berasal dari luar.

104

Ibid., hlm. 19. 105

Ibid., hlm. 20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

57

Gairah guru meluas sehubungan dengan makin terbukanya pasaran tenaga

kerja untuk mengisi susunan jabatan-jabatan yang diperlukan dalam masyarakat

kolonial. Perluasan pengajaran dan hambatan-hambatan dalam mobilitas vertikal

masyarakat tumbuh bersama dengan perluasan gagasan-gagasan Barat tentang

kebebasan, hak mengatur diri sendiri, demokrasi, dan kemajuan yang mulai

melekat dalam pribadi golongan elit kota. Dalam kurun waktu yang dibicarakan

terlihat juga betapa penyelengaraan pengajaran dipengaruhi oleh, atau setidak-

tidaknya dengan mempertimbangkan, unsur-unsur tradisional yang unik maupun

oleh perkembangan umum dalam skala dunia.106

2. Sistem Teknologi Pertanian

Sebelum bangsa Belanda hadir, masyarakat Jawa sudah mengenal teknologi

dengan cukup baik. Mereka sudah mahir mengolah bahan-bahan kayu, batu,

logam, dan tanah liat. Hal tersebut tampak dari arsitektur rumah mereka yang

berelemen kayu, bangunan candi yang berelemen batu alam atau bata, alat-alat

rumah tangga dari gerabah, logam, dan kayu, serta alat upacara yang terbuat dari

kayu, batu, logam, perunggu, perak, dan emas. Bakat-bakat teknologi ini

kemudian mereka padukan dengan pengetahuan dari Eropa/Belanda. Setelah

terjadi akulturasi, mereka menghasilkan berbagai alat kelengkapan hidup seperti

pakaian, arsitektur, dan alat-alat produksi yang bergaya Indis.107

Pada abad ke-19 terjadi introduksi beberapa sistem teknologi besar yang

berdampak signifikan terhadap perkembangan sosial masyarakat Hindia Belanda,

terutama di pulau Jawa. Penduduk asli di Nusantara diperkirakan telah hidup

106

Ibid., hlm. 87-88. 107

Djoko Soekiman, op.cit., hlm. 29-30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

58

bercocok tanam padi serta telah lama mengenal suatu sistem irigrasi sederhana

guna mengairi sawahnya. Kultur padi diperkirakan telah ada bersamaan dengan

perpindahan bangsa Austronesia dari Taiwan ke kepulauan Nusantara. Kultur

tersebut tentunya berawal dari penanaman padi di daerah-daerah yang mudah

digenangi air terutama dimusim hujan yaitu di daerah-daerah yang rendah dan di

rawa-rawa. Cara bertani tersebut rupanya telah dapat mencukupi kebutuhan

pangan penduduk selama berabad-abad, serta dapat mendukung pertumbuhan

jumlah penduduk yang terjadi relatif cukup pesat.108

Namun ketika produksi padi tidak lagi mencukupi kebutuhan pangan, maka

konsekuensi logis untuk menutupi kekurangan tersebut adalah dengan melakukan

ekstensifikasi daerah persawahan. Ekstensifikasi adalah perluasan areal pertanian

ke wilayah yang sebelumnya belum dimanfaatkan manusia. Sasarannya adalah ke

lahan hutan, padang rumput stepa, lahan gambut, atau bentuk-bentuk lain lahan

marginal (terpinggirkan). Perluasan areal pertanian diperlukan apabila lahan

pertanian yang tersedia dianggap tidak mampu lagi mendukung penyediaan

produksi yang diharapkan (misalnya untuk menyediakan bahan pangan bagi

penduduk suatu wilayah/negara). Resiko yang harus diambil adalah terganggunya

ekosistem asli yang alami dan potensi terdesaknya budaya penduduk asli karena

kalah bersaing dengan pendatang.109

Untuk itu daerah-daerah ladang yang terletak

108

M. Sahari Besari, Teknologi di Nusantara, 40 Abad Hamabatan Inovasi, Jakarta, Selemba

Taknika, 2008, hlm. 127-128. 109

Wikipedia, Ekstensifikasi Pertanian, (online) dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Ekstensifikasi

pertanian, diakses 22 November 2017 pukul 4:26.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

59

lebih tinggi, yang juga relatif lebih kering pun dijadikan sawah dengan cara

mengairinya dengan mengalirkan air ke sungai-sungai yang ada di sekitarnya.110

Saat memasuki abad ke-19 sebenarnya telah berlaku paradigma yang

berbeda dari yang berlaku pada saat beroperasinya VOC selama 200 tahun

sebelumnya. Pada saat itu jalan ke kepulauan rempah-rempah serta segala

kegiatan perdagangan seakan-akan merupakan barang yang sangat dirahasiakan.

Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan sensor atas berita surat ataupun pos yang

dilaksanakan oleh VOC hingga pada awal kekuasaan pemerintah kolonial. Pada

kedua abad ke-19 di Hindia Belanda juga diterapkan beberapa teknologi baru,

mengikuti perkembangan di Eropa, ysng kemudian mempunyai pengaruh besar

terhadap perkembangan sosial masyarakat Jawa. Pada tahun 1869 Terusan Suez

secara resmi di buka. Perjalanan kapal laut dari Batavia ke Negeri Belanda yang

semula memerlukan tiga bulan mengelilingi benua Afrika menjadi hanya lima

minggu lewat Terusan Suez. Terusan tersebut seakan mungkin mendekatkan

Hindia Belanda dengan Eropa atau Negeri Belanda. Hindia Belanda pun mulai

hanyut dalam sistem perhubungan.111

Perkembangan teknologi mesin berlaku sangat pesat bersama perkembangan

Revolusi Industri. Kapal kayu telah digantikan dengan kapal yang berlampung

baja dan layar pun telah diganti dengan mesin. Perlabuhan Jayakarta (Pasar Ikan)

tidak lagi memenuhi persyaratan kapal uap. Maka Tanjung Periuk pun digali pada

tahun 1877 untuk dibangun menjadi perlabuhan di Hindia Belanda. Dengan

110

M. Sahari Besari, op.cit., hlm. 128. 111

Ibid., hlm. 138-139.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

60

demikian, telah terjadi introduksi teknologi modern sistem perkapalan dan

transportasi laut pada Hindia Belanda.112

Sistem teknologi pengairan sawah masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta.

Dari sudut pandang sejarah, pusat kebudayaan Jawa terdapat di Mataram sebelum

pecah menjadi Yogyakarta dan Surakarta pada tahun 1755. Daerah tersebut

dinamakan daerah Negara Gung yang kemudian secara lingkaran luar adalah

daerah Manca Negara, Bagelen, pesisir utara bagian barat, pesisir utara bagian

tengah, pesisir utara bagian timur, Jawa Timur, Blambagan, Tengger, Semin, dan

Banyumas. Perbedaan dari masing-masing daerah kebudayaan ini pada

hakikatnya terletak pada perbedaan dialek bahasa. Secara umum orang Jawa

membagi bahasa dalam bahasa kromo dan ngako, kromo terbagi dalam kromo

inggil dan kromo madya. Sementara bahasa ngako adalah bahasa dari daerah-

daerah kebudayaan yang ada dan sangat berbeda-beda, bahkan acapkali tidak

saling mengerti satu sama lain. Pertanian sebagai mata pencarian utama dimiliki

orang-orang dari daerah Nagara Gung, dan sistem pertanian yang dipakai telah

berusia berabad-abad.113

112

Ibid. hlm. 139. 113

Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Indonesia, Sistem Teknologi, Jakarta, PT Raja Grafindo

Persada, 2009, hlm. 191.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

61

BAB IV

PENGARUH KEBUDAYAAN INDIS TERHADAP MASYARAKAT

TRADISIONAL YOGYAKARTA

Masuknya kebudayaan Belanda ke Indonesia membawa pengaruh yang

cukup besar dalam bidang dan unsur kebudayaan. Karena demikian besarnya

pengaruh kebudayaan Eropa tersebut terhadap kebudayaan Jawa, ketujuh unsur

universal kebudayaan utama yang dimiliki suku Jawa sepenuhnya tepengaruhi

olehnya.

A. Unsur Bahasa

Sejak akhir abad 18 sampai abad ke-20 mulai tampak dengan kuatnya peran

bahasa Melayu pasar berbaur dengan bahasa Belanda, yang bermula dari bahasa

komunikasi yang dipergunakan oleh keluarga. Bahasa Pidgin ini bagi masyarakat

Jawa dikenal dengan nama bahasa petjoek. Bahasa petjoek ini di masing-masing

daerah berbeda-beda, karena di pengaruhi oleh bahasa ibu dari masyarakat

pendukungnya. Di Batavia/Jakarta, bahasa petjoek dipengaruhi oleh bahasa

Melayu dengan bahasa Cina, di Bandung di pengaruhi oleh bahasa Sunda,

sedangkan di Jawa Tengah tentunya diwarnai dengan bahasa Jawa. Bahasa ini

sangat dominan digunakan oleh orang-orang pendukung budaya Indis. Mereka

yang ibunya Jawa dan bapaknya Belanda, biasanya sering mendengarkan bahasa

Belanda dari bapaknya. Demikian pula yang ibunya berkebangsaan Eropa atau

Indo, mereka juga akan mendengarkan bahasa Jawa dari para permbantunya dan

bahasa Belanda dari lingkungan keluarga. Akibat, mereka ini akan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

62

bahasa Belanda dengan logat Jawa. Sebagai contoh adalah percakapan dibawah

ini : 114

“Hello Cici , jij fan waar?”

(Eh Cici, koe saka endi)

[Eh Cici, kamu dari mana]

“Wah, jij toe hoe toh? Ya fan school tierlek.”

(Wah, koe iku kepriye ta? Saka sekolah, mestine.)

[Wah, kamu itu gimana sih? Ya tentu saja dari sekolah.]

“Lho, kok natierlek.”

(Lho, kok mestine.)

[Lho, kok tentu saja.

“Ja natierlek, iki lho mijn tas.”

(Ya mestine, iki lho tasku.)

[Ya tentu saja, ini loh tasku.]

”Lho, met tas iku kan heef nesk.”

(Lho nggawa tas iku, kan ora apa.)

[Lho bawa tas itu, kan tidak apa.]

“Apa konniet als jij’s morgens met tas reka naar school, maar toh jij

bolos.”

(Apa ora isa nak kowe lungo esuk nggawa tas reka menyang sekolah, jebule

mbolos?)

[memang tidak bisa kalau kamu pagi-pagi bawa tasmu berangkat sekolah,

ternyata membolos?]

Di lihat dari logat bahasa tersebut, tampak bahwa masuknya budaya

Belanda ke Jawa sangat mempengaruhi kebudayaan lokal, khususnya dari unsur

bahasa bagi masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.

B. Unsur Perlengkapan Hidup

Yang dimaksud dengan perlengkapan hidup di sini adalah semua hasil

budaya yang dipergunakan untuk melindungi dan melengkapi sarana hidup

114

Djoko Soekiman, op.cit., hlm. 36.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

63

sehingga memudahkan hidup manusia. Karya tersebut dapat berupa rumah

tempat tinggal, kelengkapan rumah tangga, pakaian, senjata, alat produksi dan alat

transportasi. 115

1. Rumah Tempat Tinggal

Sebuah tempat tinggal biasanya berwujud bangunan rumah, tempat

berteduh, atau struktur lainnya yang digunakan sebagai tempat manusia tinggal.

Pesanggrahan rumah yang besar, mewah dalam ragam hias, penataan interior dan

eksterior yang rapi dan indah, biasanya dimiliki oleh golongan atas. Tempat

tinggal yang demikian dipergunakan untuk untuk pedoman tentang struktur

hierarki status pemilik atau penghuninya. Demikian juga mengenai perlengkapan

rumah tangga, biasanya juga memberikan gambaran bagi pengamat mengenai

pemilik atau penghuni rumah yang bersangkutan. Status ini juga dapat dilihat dari

pakaian, gaya hidup dan perilaku yang lain.116

Bagi kaum Indis, bentuk perlengkapan hidup yang tampak pada bangunan

tempat tinggal adalah bangunan campuran gaya Eropa dan gaya Jawa, sehingga

menimbulkan kesan perpaduan arsitektur yang sangat serasi. Demikian pula pada

masalah interior dan eksteriornya, pakaian dan gaya hidup yang yang juga

menggambarkan perpaduan kebudayaan tersebut.

2. Kelengkapan dan Peralatan Rumah

Kelangkapan rumah tangga, seperti meja, kursi, dan lemari, merupakan

barang baru yang dikenal oleh suku Jawa setelah orang Eropa datang ke

Nusantara. Setelah itu, baru kemudian golongan bangsawan dan priayi mulai

115

Ibid., hlm. 41. 116

Ibid., hlm. 41.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

64

menggunakan peralatan rumah tangga yang disebut meubelir. Sementara itu,

sebagian rakyat tetap menggunakan peralatan rumah tangga yang sederhana,

misalnya tikar sebagai alas duduk. Penggunaan wadhah sebagai penyimpanan

barang atau kekayaan hanya sekedarnya.117

Perabotan rumah tinggal atau meubelair yang di buat di Hindia Belanda

berbahan dasar kayu jati berkualitas baik, dengan motif bergaya Jawa, atau

bercampur dengan motif bergaya Eropa. Perabotan rumah tangga merupakan hasil

karya para pemahat Jawa, antara lain dari Jepara, Cirebon, Madura, Solo, dan

Kudus.

3. Pakaian dan Kelengkapannya

Ciri lain gaya hidup pada zaman itu yang banyak dipengaruhi oleh gaya

Eropa ialah tata busana. Disebabkan pengaruh para pembantu rumah tangga dan

para nyai, kaum perempuan Indis mengenakan sarung dan kebaya. Kain dan

kebaya juga dikenakan untuk pakaian sehari-hari di rumah oleh para perempuan

Eropa, sedangkan pria mengenakan sarung dan baju takwa atau pakaian tidur

(piyama) motif batik.118

Pada umumnya gaya rumah yang terletak di wilayah

Yogyakarta dalam batasan tertentu memperlihatkan adanya pengaruh model

rumah aristokrat bumiputra. Ciri khasnya, yaitu memiliki teras yang sejuk sebagai

penganti pendapa, lingkungan yang rimbun, dan dikelilingi oleh kebun yang amat

luas.

117

Ibid., hlm. 42. 118

Ibid., hlm. 43.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

65

4. Alat Berkarya dan Berproduksi

Belanda mengenalkan kepada penduduk Jawa berbagai alat untuk berkarya

atau alat-alat yang dapat digunakan untuk memudahkan kehidupan. Misalnya,

mesin jahit, lampu gantung, lampu gas, dan kereta tunggang yang di sebut dos-a-

dos atau sado. Sunan Surakarta menerima kereta Kyai Garuda dengan roda

berjeruji dari kompeni pada 1668 A.J. atau 1743 A.D. pemakaian kereta bukanlah

hal yang baru karena Raja Hayam Waruk penguasa Majapahit sudah

menggunakan alat pengangkut berupa pedati beroda dalam perjalanannya

berkunjung keberbagai wilayah di Jawa Timur.119

5. Kelengkapan Alat Dapur dan Jenis Makanan

Di negeri Belanda samapai sekarang banyak rumah makan yang

menyediakan berbagai jenis makanan (menu) Indis Tempo Doeloe dengan

memasang papan nama bertuliskan “Indische Restaurant”. Banyak keluarga

Belanda, khususnya anak keturunan yang pernah tinggal atau datang dari

Indonesia, menghidangkan menu Indsche rijsttafel. Hidangan ini terdiri dari nasi

soto, nasi goreng, gado-gado, nasi remes, lumpia, dan lain sebagainya. Sementara

itu, di Indonesia, masyarakat Indis, termasuk priayi Jawa, menghidangkan

makanan keluarga dengan perlengkapan dan menu campuran Eropa dan Jawa.120

C. Unsur Mata Pencarian Hidup/Sistem Ekonomi

Sebelum pertengahan abad ke-19 politik kolonial Belanda dengan abad-

abad sebelumnya yang lebih mengutamakan perdagangan. Pada pertengahan abad

119

Ibid. hlm. 45. 120

Ibid., hlm. 45.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

66

19 ini, Belanda lebih mengutamakan penaklukan-penaklukan wilayah dari tangan

bangsa pribumi dan merebut perdagangan rempah-rempah terhadap saingannya

Portugis dan Inggris121

Pemerintah Belanda meneruskan sistem ekspolitasi dengan monopoli

setelah mengambil alih usaha VOC dalam usaha pengembang kapital dan

mendapatkan sumber bahan mentah untuk industri di negeri Belanda. Untuk

semua ini diperlukan tenaga yang cukup besar, sehingga direkrutlah tenaga-tenaga

kerja dari bangsa pribumi. Hal ini membangkitkan terjadinya unsur kebudayaan,

baik yang bersifat politik, sosial, agama dan kesenian, yang semuanya akan

mewarnai kebudayaan Indis.122

Pengaruh kebudayaan Belanda dalam kebudayaan Indonesia yang kemudian

menjadi salah satu kebudayan Indis, khususnya pada unsur kebudayaan mata

pencarian hidup tampak dari prajurit lokal yang dijadikan serdadu kolonial,

pejabat administrasi, dan pejabat administrasi pemerintah lainnya, meskipun

secara tegas dipisahkan dari pejabat-pejabat kolonial. Pendukung budaya Indis, ini

juga tampak dari lahirnya anak-anak yang dilahirkan oleh para Nyai dan menjadi

“peliharaan” orang-orang Belanda.

Nyai adalah sebutan umum di Jawa Barat, khususnya bagi wanita dewasa.

Namun, kata ini memiliki konotasi lain pada zaman kolonial Hindia Belanda.

Ketika itu nyai berarti gundik, selir, atau wanita piaraan para pejabat dan serdadu

Belanda.123

Nyai telah menjadi ibu sekaligus nenek moyang bagi para Indo. Tugas

121

Ibid., hlm. 46. 122

Ibid., hlm. 46. 123

Wikipedia, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Nyai pada tanggal 22 Februari 2018 puku

9.49.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

67

utama nyai berada di perintah dengan patuh kemauan tuannya. Nyai tidak

memiliki hak atas posisinya sendiri sebagai istri, apalagi hak atas anak yang

dilahirkan dari rahimnya. Setiap saat mereka dapat ditinggalkan begitu saja oleh

suami dan juga majikannya.124

Bahkan di kalangan ketentaraan, seorang nyai seringkali diserahkan begitu

saja kepada laki-laki Eropa lain sebelum ditinggalkan. Nasib kaum Hindia

Belanda tak urung sekadar sebagai alat pemuas tuannya. Perilaku asusila tanpa

pernah mendapatkan sanksi bisa dipertontonkan di dalam tangsi. Seorang nyai

tangsi atau yang biasa disebut moentji berperan sebagai pembantu, teman tidur,

istri, dan juga ibu bagi anak-anak mereka. Mereka menjadi moentji bisa karena

diambilalih dari rekan tentara pribumi. Atau ada pula yang memang sengaja

menawarkan diri untuk menjadi gundik bagi para serdadu yang baru datang dari

Eropa.125

Setelah VOC dibubarkan pada tahun 1799 dan berkuasanya pemerintah

Hindia Belanda, maka sejak abad ke-19 itu, terjadilah perubahan mendasar dalam

masyarakat. Perubahan yang terjadi itu misalnya dalam sistem nilai, struktur

masyarakat, relasi interpersonal dan ekonomi. Khususnya dalam masalah

ekonomi, maka pemerintah Hindia Belanda pada awal abad ke-19 itu tetap

berpegang pada politik eksploitasi, yaitu berusaha mengeruk kekayaan daerah

jajahan sedalam-dalamnya. Bahkan sebelumnya dengan itu sampai-sampai

Menteri Jajahan Barat pada waktu itu mengibaratkan “Java sebagai gabus tempat

124

Hendra Kurniawan, Nyai dalam Pergundikan: Pendorong Munculnya Kaum Indo di Hindia

Belanda. Jurnal Historia Vitae Seri Pengetahuan dan Pengajaran Sejarah, 28 (2), hlm. 142-143. 125

Ibid., hlm. 143.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

68

Nederland berapung”. Maksudnya Jawa adalah merupakan sumber kehidupan

bagi Nederland.126

Awal abad ke-19 kehidupan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta,

terdapat suatu kehidupan ekonomi desa yang masih sederhana di mana penduduk

tani menghasilkan barang untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhannya sendiri.

Kebutuhan dan cara produksi mereka itu ditentukan oleh tradisi. Dalam kehidupan

ekonomi yang demikian ternyata sifat gotong royong dan tolong menolong masih

kuat dan tebal dikalangan penduduk tani. Demikian pula dalam masalah

menyewakan tanah pada umumnya masih jarang terjadi. Tetapi di Daerah

Istimewa Yogyakarta masalah persewaaan tanah sudah menjadi kebiasaan, yaitu

yang dilakukan oleh para pemegang apanage (apanage bearti tanah langguh) dari

raja-raja. Bahkan dalam tahun 1816 di daerah Yogyakarta terjadi persewaan tanah

secara besar besaran.127

Dalam kehidupan ekonomi yang sederhana itu, pedagang dan lalu lintas

masih belum begitu ramai. Penduduk tani itu pada umumnya melakukan

pertukaran hasil tanahnya di antara penduduk di dalam satu desa, antara beberapa

penduduk beberapa desa. Tentang pasar sebagai pusat perdagangan pada waktu itu

masih belum begitu banyak. Dalam suasana kehidupan ekonomi yang demikian

itu, maka faktor produksi dan hasil tanah hampir tidak diperjual belikan. Karena

itu uang hanya mempunyai peranan yang kecil sekali dalam ekonomi pada masa

itu.

126

Bambang Suwondo, op.cit., hlm. 31. 127

Ibid.,hlm 32.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

69

Kehidupan ekonomi seperti tersebut di atas, merupakan ciri umum yang

terdapat di Jawa dan termasuk pula di DIY. Pada abad ke-19 keadaan yang

demikian itu kemudian digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk

melaksanakan politik ekonominya. Dengan melalui dan menggunakan penguasa

feodal serta kepala adat, pemerintah kolonial berusaha mengeruk kekayaan dan

tenaga penduduk. Keadaan dan nasib penduduk pribumi (Indonesia) lebih buruk

dan bertambah menderita dan tatkala pemerintah kolonial melaksanakan “Politik

Tanam Paksa” atau Cultuur Stesel. Pada masa dilaksanakannya sistem Tanam

Paksa, seperti halnya daerah-daerah lain yang terkena dampak sistem ini, maka

daerah Yogyakarta tidak luput pula dari praktek-praktek Tanam Paksa.

Penduduk yang memiliki tanah diwajibkan menanami sebagian tanahnya

(1/5 dari tanahnya) dengan tanaman yang telah ditetapkan jenisnya oleh

pemerintah Belanda, yakni kopi, tebu, kapas, dan lain sebagainya. Sedangkan bagi

penduduk yang tidak mempunyai tanah , harus mengerjakan “rodi” selama 6 hari

dalam satu tahun. Tetapi kenyataannya, peraturan Tanam Paksa itu tidak

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, melainkan sering terjadi penyimpangan.

Sebagai contoh, sering kali penduduk diwajibkan menanami tanahnya lebih dari

kebutuhan yang ada dengan tanam wajib. Demikian pula dengan pengerahan

tenaga rodi penduduk, kadang-kadang disamping tempat bekerja yang jauh dari

tempat tinggalnya, juga waktunya melebihi ketentuan yang ada. Oleh karena itu

pada masa dilaksanakanya Tanam Paksa, sering terjadi bencana dan bahaya

kelaparan yang banyak membawa korban manusia. Untuk daerah Yogyakarta,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

70

yang paling menderita dalam masa Tanam Paksa ini adalah penduduk daerah

Gunung Kidul.128

D. Unsur Kemasyarakatan/Organisasi

Kebudayaan Indis yang merupakan kebudayaan campuran dari kebudayaan

lokal dengan kebudayaan kolonial, yang tampak pada sistem kemasyarakatan

dapat dilihat dari pola hidup kaum priyayi Jawa. Banyak unsur budaya Jawa yang

mempengaruhi anak-anak keturunan Eropa akibat interaksi sosial (diasuh oleh

pembantu Jawa, atau berteman dengan anak-anak priyayi Jawa), tetapi juga

sebaliknya banyak Budaya Eropa yang mempengaruhi kehidupan masyarakat

Jawa. Kenyataan ini dapat dilihat dari sistem pengajaran yang pernah didirikan di

daerah Gondang Lipuro, Yogyakarta sebagai sarana pendidikan para buruh pabrik.

Sekolah ini didirikan oleh orang Eropa/Belanda (van der Deijl, SJ) dengan

menggunakan pendekatan budaya setempat, disamping sistem pengenalan dan

pengajaran cara Barat. Budaya pribumi yang tampak pada pendidikan ini tampak

dari cara berpakaian, bahasa, logika dan sebagainya, sedangkan pengajaran cara

Barat tampak pada pola berpikir dan agama yang secara implisit mulai diterapkan

oleh Van de Dijl.129

E. Unsur Kesenian

Unsur kebudayaan Masyarakat Indis yang tampak pada unsur budaya

kesenian dapat dilihat dari beberapa karya seni, baik yang termasuk dalam seni

128

Ibid., hlm. 33-34. 129

H.B. Hery Sentosa, Reader Sejarah Kebudayaan Indonesia, Program Studi Ilmu Sejarah

Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2000, hlm. 119.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

71

kriya, seni pertunjukan (termasuk film), dan seni sastra. Pada seni kriya, tampak

pada seni ukir dekoratif, baik yang ditempatkan pada interior bangunan, maupun

pada kelengkapan meja makan. Kebangkitan seni kriya ini dimulai pada tahun

1888, setelah pada masa sebelumnya mengalami kemunduran. Pada tahun ini,

pemerintah Hindia Belanda memberikan bantuan modal bagi pengrajin

mendirikan sekolah kerajinan dan bahkan mencarikan pasaran di Eropa. Untuk

kepentingan ini, tentu saja seni kriya dan seni bangun bernuansa Eropa mulai

dikembangkan.130

Unsur kesenian yang muncul pada kebudayaan Indis tampak pada musik

tanjidor yang merupakan gabungan musik Tionghoa, Eropa musik lokal (Betawi).

Hal yang sama juga tampak dari komedi Stambul, yang biasa diangkat dari cerita

1001 malam dengan mendapat latar belakang budaya lokal. Istilah Stambul ini

juga berpengaruh pada seni musik, terutama musik keroncong, sehingga disebut

dengan istilah Stambulan. Komedi stambul ini sudah banyak yang diangkat ke

layar film, sehingga penyebaran informasi mengenai komedi dengan gaya

stambulan ini berkembang luas, bahkan tidak lagi dimonopoli oleh masyarakat

Indis saja, tetapi meluas sampai ke masyarakat pribumi.131

Salah satu hal yang menonjol dan nampak jelas dalam kehidupan seni

budaya pada abad ke-19 adalah makin meluasnya pengaruh kehidupan Barat

dalam lingkungan kehidupan tradisional. Karena itu timbulah perasaan khawatir

di kalangan sementara bumiputera bahwa pengaruh kehidupan Barat itu dapat

merusak nilai-nilai kehidupan tradisional. Sehubungan dengan itu maka tantangan

130

Ibid., hlm. 119. 131

Ibid., hlm. 119-120.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

72

yang kuat terutama datang dari pemimpin-pemimpin agama, yang memandang

bahwa kehidupan Barat itu bertentangan dengan norma-norma dan ajaran agama

Islam.132

F. Ilmu Pengetahuan dan Kemewahan Gaya Hidup

Gaya hidup lebih kepada menggambarkan perilaku seseorang, yaitu

bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang

diinginkannya namun bukan atas dasar kebutuhan tetapi atas dasar keinginan

untuk bermewah-mewah atau berlebihan. Orang-orang Indis yang secara nyata

mendapat pengaruh budaya Eropa, hampir memperhitungkan segala tindakan,

ataupun kegiatan mereka kegiatannya dengan manfaat atau keuangannya. Salah

satu contoh nyata adalah di setiap pembangunan pesanggrahan, atau rumah-rumah

mewah, selalu memperhatikan sumber daya alam dalam rangka pengembangan

ilmu pengetahuan. Pesanggrahan yang dibangun biasanya dijadikan semacam

perkebunan (kopi, ulat sutera, pembangunan teropong bintan, penangkaran, dan

pembibitan pohon jati, dan lain sebagainya) guna pembangunan pengetahuan.

Hoog Edelbeid Campbuys merupakan orang pertama untuk penelitian tumbuh-

tumbuhan.133

Pembangunan pesanggrahan seperti tersebut di atas, di samping dengan

sengaja digunakan sebagai pengembangan pengetahuan biologi, pada kenyaataan

juga digunakan sebagai pengembangan tata kota. Berdasarkan laporan dari

pelancong, menunjukan disekitar Jakarta telah dibangun banyak pesanggrahan

132

Bambang Suwondo, op.cit., hlm. 25. 133

H.B. Hery Sentosa, op.cit., hlm. 120.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

73

dengan penataan lingkungan yang sangat indah. De Bougainville yang menjadi

tamu Gubenur Jendral Van der Purra, menyatakan kekagumannya terhadap gaya

hidup masyarakat Indis, seperti yang tampak pada pesanggrahan Van der Parra.

Demikian pula komentar James Cook dari Inggris ketika singgah di pesanggrahan

Van der Parra yang juga menyampaikan kekagumannya, bahkan ia juga

berkomentar mengenai kesuburan daerah sekitar pesanggrahan.134

Gaya hidup golongan masyarakat pendukung kebudayaan Indis menunjukan

perbedaan mencolok dengan kelompok-kelompok sosial lainnya, terutama dengan

kelompok masyarakat tradisional Jawa. Tujuh unsur universal kebudayaan Indis,

seperti halnya tujuh unsur universal yang dimiliki semua bangsa, mendapatkan

bentuk yang berbeda dari akar budaya Belanda, ataupun budaya pribumi Jawa.

Kehidupan sosial ekonomi yang rata-rata lebih baik dibandingkan dengan

kehidupan sosial masyarakat pribumi pada umumnya, memungkinkan mereka

memiliki rumah tinggal berukuran besar yang bagus di dalam kompleks yang

wilayahnya khusus pula.135

Bidang pengetahuan orang-orang pribumi boleh dikatakan masih sangat

kurang, karena pada saat itu pemerintah Hindia Belanda menghendaki rakyat

Indonesia sebagai rakyat yang terjajah. Sebab apabila rakyat Indonesia diberikan

pendidikan dan pengajaran yang baik, maka dikhawatirkan menghancurkan

pemerintah kolonial Belanda. Setelah adanya perubahan politik yang terjadi di

negeri Belanda pada pertengahan abad ke-19, yaitu dangan kemenangan yang

dicapai oleh golongan liberal, maka terjadilah perubahan terhadap politik

134

Ibid., hlm. 120. 135

Djoko Soekiman., op.cit., hlm. 100.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

74

pemerintah kolonial Belanda. Khususnya dalam bidang pendidikan, mulai pula

diadakan meskipun masih dalam tingkat yang minimal.136

G. Unsur Religi

Unsur Religi yang tampak pada masyarakat Indis dimulai dengan adanya

proses enkulturasi, yang merupakan proses esensial dari kondisi sadar atau tidak

sadar yang digerakan oleh adat setempat. Enkulturasi sebagai suatu proses, dalam

perkembangannya berjalan melalui tiga tahapan gerakan prosesual. Pertama,

proses enkulturasi ditandai dengan pengenalan lingkungan sosial, penyesuaian

adat, serta terjalinnya relasi atau hubungan dalam interaksi sosial budaya. Kedua,

proses enkulturasi ditandai dengan adanya koeksistensi dan pluriformitas terhadap

lingkungan sekitarnya. Tahap kedua ini menempatkan kepribadian dasar sebagai

objek legitimasi enkulturasi. Segala aspirasi, sikap dan keyakinan mencerminkan

struktur mental bersama. Sedangkan tahap ketiga, sebagai tahap akhir, proses

enkulturasi diformulasikan dalam bentuk munculnya akulturasi, kesenian dan

sinkretisme agama.137

Proses enkulturasi yang berjalan baik akan memunculkan suatu bentuk

perpaduan dalam keharmonisan, sedangkan enkulturasi yang mengalami

kegagalan akan mendatangkan ketegangan antara enkulturasi dan daya cipta.

Kegagalan ini dapat terjadi apabila dalam proses berkembangnya dengan sistem

pemaksaan, tidak luwes dan tidak bebas, ataupun tidak lancar. Dampak kegagalan

ini akan mengakibatkan terjadinya konflik sosial atau adanya kesenjangan sosial

136

Bambang Suwondo, op.cit., hlm. 18. 137

H.B. Hery Sentosa, op.cit., hlm. 120.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

75

(social deviants). Kebudayaan ini membuktikan bahwa dalam proses enkulturasi

banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang

bersangkutan.138

Dalam membicarakan unsur religi yang tampak pada masyarakat Indis

ditekankan pada kajian teologi terhadap masyarakat pendukungnya, salah satu

contoh nyata dalam kehidupan masyarakat Indis kaitannya dengan kehidupan

religi tampak pada proses masuk dan berkembangnya agama Katolik, yang

dimulai sejak 1534 yang dilakukan oleh Simon vas di Flores dan Timor.

Sedangkan van Lith melakukan pemribumian teologi sejak tahun 1897 di Jawa,

khusunya di Yogyakarta dan sekitarnya. Sasaran program Van Lith adalah

golongan usia muda dengan mendirikan sekolah missi dan memakai cara-cara

mengajarkan agama Katolik yang disesuaikan dengan kepribadian Jawa. Proses

penyebaran agama Katolik ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti mendirikan

prasarana pendidikan, kesehatan bantuan sosial dan pembaharuan dengan

kesenian dan agama setempat.139

Salah satu contoh bentuk budaya religi yang pada mulanya merupakan salah

satu bentuk budaya Indis, meskipun akhirnya dimiliki bersama dengan masyarakat

setempat, tampak pada perpaduan seni dan agama seperti yang terjadi di Gereja

Katolik Ganjuran. Gereja ini merupakan perpaduan antara Katolik (Eropa) dan

budaya Jawa. Di dalam mempertahankan budaya lokal gereja ini tetap

mempertahankan gamelan lokal sebagai iringan lagu-lagu gerejani, figur raja-raja

Jawa yang dipatungkan sebagai gambaran tokoh-tokoh agama Katolik dan juga

138

Ibid., hlm. 121. 139

Ibid., hlm. 121.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

76

unsur-unsur pewayangan yang dipadukan dengan figur-figur keagamaan Kristiani

sebagai penggambaran visual tokoh suci agama Nasrani. Berdasarkan uraian di

atas, dapat dikatakan bahwa kehadiran disuatu bangsa di kepulauan Nusantara

telah memperkaya kebudayaan Indonesia. Kehadiran kebudayaan Eropa,

khusunya Belanda, telah menimbulkan kebudayaan campuran yang kemudian

disebut kebudayaan Indis.140

Kebudayaan Indis sebagai perpaduan dua kebudayaan (Indonesia dan

Eropa), mencakup tujuh unsur budaya universal. Dengan demikian kebudayaan

Indis adalah kebudayaan yang merupakan kepanjangan kebudayaan Indonesia

yang terdiri dari kebudayaan Prasejarah, Indonesia Hindu dan kebudayaan Islam

di Indonesia. Dalam bidang seni bangun/budaya artefaktual, hasil budaya ini

tampak pada bangunan-bangunan yang hingga kini masih mewarnai kota-kota

besar di Indonesia dengan gaya dan arsitektur yang khas, dan menjadi gaya tarik

tersendiri. Hasil budaya Indis yang berhubungan dengan Budaya Rohani, tampak

pada penghargaan terhadap waktu, usaha pencerdasan bangsa, kedisiplinan,

mencintai kebersihan dan lain sebagainya, meskipun pada kurun waktu terakhir

(Selama Orde Baru), kebudayaan Indis ini dianggap sebagai sesuatu yang bersifat

negatif.141

140

Ibid., hlm. 121-122. 141

Ibid., hlm. 122.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

77

BAB V

KESIMPULAN

Setelah menelisik kebudayaan Indis di Yogyakarta pada bab-bab

sebelumnya, maka pada bagian ini penulis menarik beberapa kesimpulan yang

menyangkut budaya tersebut.

1. Latar belakang munculnya kebudayaan Indis di Yogyakarta bermula dari

hadirnya Belanda di Yogyakarta membawa penjajahan. Kedatangan Belanda

di Yogyakarta membawa pengaruh terhadap gaya hidup, bentuk bangunan,

rumah tradisional, serta fungsi ruangannya. Kehadiran bangsa Belanda sebagai

penguasa di Pulau Jawa menyebabkan pertemuan dua kebudayaan, yaitu

kebudayaan Barat dan Timur. Kebudayaan Barat (Belanda) dan kebudayan

Timur (Jawa), masing-masing didukung oleh etnis berbeda dan mempunyai

struktur sosial yang berbeda pula kemudian semakin bercampur. Akibat

percampuran kebudayaan tersebut, kebudayaan Jawa, diperkaya dengan

kebudayan Barat. Hal tersebut memunculkan kebudayaan baru yang

dinamakan dengan kebudayaan Indis. Kebudayaan baru tersebut muncul dari

sekelompok masyarakat penghuni kepulauan di Indonesia, khususnya keluarga

keturunan Eropa (Belanda) dan pribumi. Semula tujuan mereka untuk

berdagang. Namun, demi mengamankan sektor ekonomi dan perdagangannya,

tujuan mereka berubah menjadi penguasa yang berdaulat. Mula-mula mereka

berkuasa di daerah pesisir Utara Jawa hingga akhirnya meluas ke seluruh

Pulau Jawa dan Nusantara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

78

2. Perkembangan kebudayaan Indis di Yogyakarta dimulai dari perubahan

budaya yang ditunjukan oleh kehidupan sehari-hari masyarakat Belanda di

Yogyakarta. Perubahan budaya tersebut pertama kali merambah pada

masyarakat keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis dimulai dari

bidang pendidikan dan teknologi pertanian, dari situlah perkembangan

kebudayaan Indis mengalami puncaknya pada abad ke-19.

3. Pengaruh kebudayaan Indis di Yogyakarta menyebabkan perubahan terhadap

tujuh unsur kebudayaan yang dimiliki suku Jawa. Pada bidang bahasa muncul

bahasa petjoek. Bidang peralatan dan perlengkapan hidup tampak pada

bangunan tempat tinggal adalah bangunan campuran gaya Eropa dan gaya

Jawa. Pada unsur kebudayaan mata pencarian hidup tampak dari prajurit lokal

yang dijadikan serdadu kolonial selaindari itu juga tampak dari lahirnya anak-

anak yang dilahirkan oleh para Nyai dan menjadi “peliharaan” orang-orang

Belanda. Pada sistem kemasyarakatan dapat dilihat dari pola hidup kaum

priyayi Jawa lebih merujuk pada kelompok atau kelas sosial. Pada bidang

kesenian muncul musik tanjidor. Bidang ilmu pengetahuan dan gaya hidup

lebih pada perilaku seseorang yaitu bisa memanfaatkan waktu dengan baik.

Bidang religi tampak pada penghargaan terhadap waktu, usaha pencerdasan

bangsa, kedisiplinan, mencintai kebersihan dan lain sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

79

DAFTAR PUSTAKA

Abduracman Surjomiharjo. 2000. Kota Yogyakarta 1880-1930: Sejarah

Perkembangan Sosial. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia.

. 2008. Kota Yogyakarta Tempo Doeloe : Sejarah Sosial 1880-1930.

Depok: Komunitas Bambu.

Ahmad Nashih Luthfi, dkk. 2009. Keistimewaan Yogyakarta yang diingat dan

dilupakan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.

Astrid Susanto S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Binacipta.

Ayatrochaedi. 1988. Kepribadian Budaya Bangsa (local genius). Jakarta: Pustaka

Jaya.

Bambang Suwondo. 1977. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Istimewa

Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat

Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan

Kebudayaan Daerah.

Bernand Raho. 2004. Sosiologi - Sebuah Pengantar. Surabaya: Ledalero.

Dewi Ratna Nurhajarini, dkk. 2012. Yogyakarta dari Hutan Beringan ke Ibukota

Daerah Istimewa. Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai

Tradisional Yogyakarta.

Djoko Soekiman. 2014. Kebudayaan Indis: Dari Zaman Kompeni sampai

Revolusi. Depok: Komunitas Bambu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

80

Djoko Soekirman, Dkk. 1986. Sejarah Kota Yogyakarta. Jakarta: Departemen

Pendidikan & Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisiaonal Proyek

Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.

Hery Sentosa H.B. 2000. Reader Sejarah Kebudayaan Indonesia, Program Studi

Ilmu Sejarah Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Hendra Kurniawan. 2014. Nyai dalam Pergundikan: Pendorong Munculnya Kaum

Indo di Hindia Belanda. Jurnal Historia Vitae Seri Pengetahuan dan

Pengajaran Sejarah, 28 (2) : 136-153.

Hiro Tugiman. 1998. Budaya Jawa dan Mundurnya Presiden Suharto. Bandung.

Idad Suhada. 2016. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Idi Subandy Ibrahim. 2011. Kritik Budaya Komunikasi, Budaya, Media, dan Gaya

Hidup dalam Proses Demokratisasi di Indonesia. Yogyakarta: Jalasustra.

Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana

Yogyakarta.

. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.

. 2004. Raja, Priyayi, dan Kawula. Yogyakarta: Ombak.

Marwati Djoened Poesponegoro, dkk. 2011. Sejarah Nasional Indonesia, Zaman

Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda. Jakarta: Balai Pustaka.

. 2011. Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta: Balai Pustaka.

Mudji Sustrisno dan Hander Putranto. 2005. Teori-teori Kebudayaan.

Yogyakarta: Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

81

Mukhlis Paeni. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia, Sistem Teknologi. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Pardi Suratno. 2013. Masyarakat Jawa dan Budaya Barat: Kajian Sastra Masa

Kolonial. Yogyakarta: Adi Wacana.

Parsudi Suparlan. 1998. Agama Islam: Tinjauan Disiplin Antropologi, Tradisi

Baru Penelitian Agama Islam: Tinjauan antar Disiplin Ilmu. Bandung:

Nuansa bekerja sama dengan Pusjarlit, Cet. I.

Pudjiwati Sajogyo Ny. 1985. Sosiologi pembangunan. Jakarta: Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional.

Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sahari Besari M. 2008. Teknologi di Nusantara, 40 Abad Hamabatan Inovasi.

Jakarta: Selemba Taknika.

Soempono Djojowadono H. dkk. 1990-1991. Sejarah Perkembangan

Pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta.

Sri Margana dan Nursam M. (Ed). 2010. Kota-kota di Jawa, Identitas, Gaya

Hidup dan Permasalahan Sosial. Yogyakarta: Ombak.

Suhartono dan Pranoto W. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta:

GrahaIlmu.

Suratmin dkk. 1990. Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan

Kolonuialisme di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Proyek IDSN.

Syahrial Syarbaini Rusdiyanta. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Widda Djuhan, M. 2015. Sosiologi Pendidikan, Ponorogo: STAIN.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

82

Sumber Internet

Enye Ning Memphyis. 2018. Peran Keraton Yogyakarta (online) dalam http://

enyememphyis.blogspot.co.id/p/peran-keraton-yogyakartadalam.html,

diakses 21 Februari 2018.

Eprints.ung.ac.id. 2017. BAB II Landasan Teori: Pengertian Masyarakat (online)

dalam http://eprints.ung.ac.id/1307/5/2012-2-87201-231407038bab2220120

13020654.pdf, diakses 18 September 2017.

Lengkong Sanggar. 2017. Jejak Kolonial, Kepingan Peninggalan Kolonial di Kota

Yogyakarta (online) dalam http://jejakkolonial.blogspot.co.id/2017/02/

Kepingan-peninggalan -kolonial-di-kota.html diakses 22 September 2017.

Wikipedia. 2017. Pura Paku Alaman (online) dalam https://id.wikipedia.org/wiki/

Pura_Paku_Alaman, diakses 20 September 2017.

Wikpedia. 2017. Perjanjian Giyanti (online) dalam (https://id.wikipedia.org/wiki/

PerjanjianGiyanti, diakses 20 September 2017.

Wikipedia. 2017. Ekstensifikasi Pertanian (online) dalam https://id.wikipedia.

org/wiki/ Ekstensifikasi pertanian, diakses 22 November 2017.

Wikipedia. 2018. Nyai (online) dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Nyai, diakses

22 Februari 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

83

SILABUS

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Wajib

Kelas/semester : XI/I

Alokasi waktu : 2 JP pelajaran/minggu

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

3.3 Menganalisis

dampak politik,

budaya, sosial,

ekonomi, dan

pendidikan pada

masa penjajahan

bangsa Eropa

(Portugis,

Spanyol,

Belanda,

Inggris) dalam

kehidupan

bangsa Indonesia

masa kini

4.3 Menalar dampak

politik, budaya,

sosial, ekonomi,

Dampak

Penjajahan

Bangsa Eropa

(Portugis,

Spanyol,

Belanda, Inggris)

bagi Bangsa

Indonesia

Politik,

Budaya

Sosial-

ekonomi,dan

Pendidikan

Membaca buku teks,

melihat gambar-

gambar kehidupan

politik,budaya, sosial,

ekonomi dan

pendidikan pada

zaman penjajahan

Eropa di Indonesia

Membuat dan

mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi

tentang informasi

tambahan yang

belum dipahami/ingin

diketahui sebagai

klarifikasi tentang

dampak politik,

3.3.1. Menjelaskan latar

belakang munculnya

kebudayaan Indis di

Yogyakarta.

3.3.2. Menjelaskan

perkembangan

kebudayaan Indis

di Yogyakarta.

3.3.3.Menjelaskan

pengaruh pengaruh

kebudayaan Indis di

Yogyakarta.

Tes

Tertulis

(Uraian)

2 JP Buku

Djoko

Soekiman.

2014.

Kebudaya

an Indis:

Dari

Zaman

Kompeni

sampai

Revolusi.

Depok:

Komunita

s Bambu.

Bambang

Suwondo.

1977.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

84

dan pendidikan

pada masa

penjajahan

bangsa Eropa

(Portugis,

Spanyol,

Belanda,

Inggris) dalam

kehidupan

bangsa

Indonesia masa

kini dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah

budaya, sosial,

ekonomi, dan

pendidikan pada masa

penjajahan bangsa

Eropa (Portugis,

Spanyol, Belanda,

Inggris) dalam

kehidupan bangsa

Indonesia masa kini.

Mengumpulkan

informasi terkait

dengan pertanyaan

tentang dampak

politik, budaya, sosial,

ekonomi, dan

pendidikan pada masa

penjajahan bangsa

Eropa (Portugis,

Spanyol, Belanda,

Inggris) dalam

kehidupan bangsa

Indonesia masa kini

melalui bacaan, dan

sumber-sumber lain

Menganalisis

informasi dan data-

data yang didapat

baik dari bacaan

Sejarah

Kebangkit

an

Nasional

Daerah

Istimewa

Yogyakart

a.

Yogyakart

a:

Departem

en

Pendidika

n dan

Kebudaya

an Pusat

Penelitian

Sejarah

dan

Budaya

Proyek

Penelitian

dan

Pencatata

n

Kebudaya

an

Daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

85

maupun dari sumber-

sumber terkait untuk

mendapatkan

kesimpulan tentang

dampak politik,

budaya, sosial,

ekonomi, dan

pendidikan pada masa

penjajahan bangsa

Eropa (Portugis,

Spanyol, Belanda,

Inggris) dalam

kehidupan bangsa

Indonesia masa kini

Melaporkan dalam

bentuk cerita sejarah

tentang dampak

politik, budaya, sosial,

ekonomi, dan

pendidikan pada masa

penjajahan bangsa

Eropa (Portugis,

Spanyol, Belanda,

Inggris) dalam

kehidupan bangsa

Indonesia masa kini

Dewi

Ratna

Nurhajari

ni, dkk.

2012.

Yogyakart

a dari

Hutan

Beringan

ke Ibukota

Daerah

Istimewa.

Yogyakart

a: Balai

Pelestaria

n Sejarah

dan Nilai

Tradision

al

Yogyakart

a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Wajib

Kelas/semester : XI/I

Materi Pokok : Dampak Penjajahan Bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,

Belanda, Inggris) bagi Bangsa Indonesia.

Alokasi Waktu : 2 JP (1 x Pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI

Kompetensi Spritual yaitu: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya”. Sedangkan kompetensi sosial yaitu “Menunjukkan perilaku

jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,

damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia”. Kompetensi spiritual dan sosial ditempuh melalui

pembelajaran tidak langsung.

KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan, faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

87

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw siswa dapat

menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada

masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam

kehidupan bangsa Indonesia masa kini serta menalar dampak politik, budaya,

sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa dan

menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah selain itu, dengan menggunakan

pembelajaran aktif dan bermakna siswa dapat memiliki sikap kerja sama.

Kompetensi Dasar Indikator

3.3. Menganalisis dampak politik,

budaya, sosial, ekonomi, dan

pendidikan pada masa

penjajahan bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol, Belanda,

Inggris) dalam kehidupan

bangsa Indonesia masa kini.

3.3.1. Menjelaskan latar belakang munculnya

kebudayaan Indis di Yogyakarta.

3.3.2. Menjelaskan perkembangan kebudayaan

Indis di Yogyakarta.

3.3.3. Menjelaskan pengaruh pengaruh

kebudayaan Indis di Yogyakarta.

4.3. Menalar dampak politik,

budaya, sosial, ekonomi, dan

pendidikan pada masa

penjajahan bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol, Belanda,

Inggris) dalam kehidupan

bangsa Indonesia masa kini

dan menyajikannya dalam

bentuk cerita sejarah.

4.3.1. Menalar dampak perkembangan

kebudayaa Indis dan pengaruhnya

terhadap kehidupan sosial masyarakat

tradisional di Yogyakarta abad ke-19 di

Yogyakarta abad ke-19 dalam bentuk

cerita sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

88

D. MATERI AJAR

1. Latar belakang masuknya kabudayaan Indis di Yogyakarta.

2. Perkembangan kebudayaan Indis di Yogyakarta.

3. Pengaruh kebudayaan Indis di Yogyakarta.

E. MODEL PEMBELAJARAN

1. Pendekatan pembelajaran : Scientific Learning

2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning Tipe Jigsaw

3. Metode pembelajaran : Membaca, tanya jawab, diskusi, dan

penugasan.

F. SUMBER PEMBELAJARAN

Bambang Suwondo. 1977. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Istimewa

Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan

Kebudayaan Daerah.

Dewi Ratna Nurhajarini, dkk. 2012. Yogyakarta dari Hutan Beringan ke

Ibukota Daerah Istimewa. Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan

Nilai Tradisional Yogyakarta.

Djoko Soekiman. 2014. Kebudayaan Indis: Dari Zaman Kompeni sampai

Revolusi. Depok: Komunitas Bambu.

G. MEDIAPEM BELAJARAN

1. Alat

LCD, laptop, dan internet

2. Bahan

Power point, gambar, dan video.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

89

H. KEGIATAN INTI

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

Guru melakukan pembukaan dengan salam

pembuka dan berdoa untuk memulai

pembelajaran

Guru memeriksa kehadiran peserta didik

sebagai sikap disiplin.

Apersepsi

Guru menyuruh siswanya cerita pengalaman

dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya,

materi di kelas sebelumnya pada kelas XI.

Motivasi

Guru memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

Guru memberikan motivasi kepada siswa agar

mampu bersikap positif (percaya diri)

terhadap kelompoknya dan menerima

kelompok luar/lain.

Pemberian Acuan

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan

pengalaman belajar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran Cooperative Learning

tipe jigsaw.

15 menit

Kegiatan Inti Mengamati

Guru menayangkan power point mengenai

materi yang akan disampaikan.

Peserta didik membaca buku mengenai materi

“kebudayaan Indis di Yogyakarta”

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

90

Menanya

Dengan membaca buku text, peserta didik

diarahkan membuat pertanyaan yang

berkaitan dengan materi kebudayaan Indis di

Yogyakarta.

Guru secara singkat merespon setiap

pertanyaan yang muncul dari peserta didik

dan menegaskan kembali pentingnya topik

ini.

Mengumpulkan Informasi

Meminta siswa untuk berkelompok sesuai

dengan kelompok yang telah ditentukan oleh

guru (kelompok asal).

Membagi tugas kepada setiap siswa dalam

kelompok (Kelompok JIGSAW)

Meminta setiap siswa mempelajari materi

yang menjadi tanggungjawabnya.

Setiap siswa mendapat tugas mempelajari

materi yang sama untuk berkelompok dalam

satu kelompok untuk mendiskusikan materi

mereka (kelompok ahli)

Setiap siswa kembali dalam kelompok asal

untuk menjelaskan kepada setiap angota

kelompoknya.

Menalar/Mengasosiasi

Setiap anggota kelompok mencoba

menhubungkan dengan mengasosiasikan

tentang materi yang dibahas.

Mengkomunikasikan

Meminta untuk mempresentasikan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

91

diskusinya (dipilih secara acak).

Peserta didik yang lain menyimak dan

mencatat informasi dari peserta didik yang

presentasi di depan kelas serta mengajukan

pertanyaan.

guru sebagai fasilitator meluruskan pendapat

siswa yang kurang tepat.

Guru memberikan hadiah sebagai bentuk

penhargaan terhadap kelompok yang paling

baik saat melakukan presentasi.

Kegiatan

Penutup

Guru meminta siswa merangkum materi yang

telah dipelajari sebagai pekerjaan rumah yang

bersifat individual.

Memberi pekerjaan rumah

Menutup dengan doa dan salam.

15 menit

e

n

i

t

I. PENILAIAN

1. Sikap: lembar observasi

2. Pengetahuan: tes

3. Keterampilan: makalah

Instrumen terlampir

Mengetahui

Yogyakarta, 26 Februari 2018

Dibuat Oleh

Guru Mata Pelajaran Sejarah

Rot Bol Bastian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

92

LAMPIRAN

1. (Lampiran I) Lembar observasi penilaian sikap (afektif)

No

Nama

Aspek Cooperative Tipe Jigsaw

yang Diamati

Jumlah

Skor

Nilai M

engk

om

un

ikasi

kan

pen

dap

at

Men

den

gark

an

pen

dap

at

tem

an

Mam

pu

ber

dis

ku

si

den

gan

baik

Mem

ber

ikan

arg

um

en

saat

dis

ku

si

Men

gh

arg

ai

pen

dap

at

tem

an

1

2

3

4

5

6

Keterangan Skor:

Masing-masing kolom diisi dengan skor:

4 = Baik Sekali

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Kriteria Nilai

A = 85 – 100 : Baik Sekali

B = 70 – 84 : Baik

C = 60 – 69 : Cukup

D = < 60 : Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

93

2. (Lampiran II) Penilaian Aspek Pengetahuan (Kognitif)

a. Pedoman Penilaian Soal Uraian

No Soal Skor

1. Apa latar belakang munculnya kebudayan Indis di Yogyakarta? 30

2. Bagaimana perkembangan kebudayaan Indis di Yogyakarta? 40

3. Apa pengaruh kebudayaan Indis terhadap masyarakat tradisional

Yogyakarta? 30

Jumlah 100

Kriteria Nilai

A = 85 – 100 : Baik Sekali

B = 70 – 84 : Baik

C = 60 – 69 : Cukup

D = < 60 : Kurang

b. Soal uraian dan kunci jawaban

1) Apa latar belakang munculnya kebudayan Indis di Yogyakarta?

Latar belakang munculnya kebudayaan Indis di Yogyakarta bermula dari

hadirnya Belanda di Yogyakarta membawa penjajahan. Kedatangan

Belanda di Yogyakarta membawa pengaruh terhadap gaya hidup, bentuk

bangunan, rumah tradisional, serta pungsi ruangannya. Kehadiran bangsa

Belanda sebagai penguasa di Pulau Jawa menyebabkan pertemuan dua

kebudayaan, yaitu kebudayaan Barat dan Timur. Kebudayaan Barat

(Belanda) dan kebudayan Timur (Jawa), masing-masing didukung oleh

etnis berbeda dan mempunyai struktur sosial yang berbeda pula kemudian

semakin bercampur. Akibat percampuran kebudayaan tersebut,

kebudayaan Jawa, diperkaya dengan kebudayan Barat. Hal tersebut

memunculkan kebudayaan baru yang dinamakan dengan kebudayaan

Indis. Kebudayaan baru tersebut muncul dari sekelompok masyarakat

penghuni kepulauan di Indonesia, khususnya keluarga keturunan Eropa

(Belanda) dan pribumi. Semula tujuan mereka untuk berdagang. Namun,

demi mengamankan sektor ekonomi dan perdagangannya, tujuan mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

94

berubah menjadi penguasa yang berdaulat. Mula-mula mereka berkuasa

di daerah pesisir Utara Jawa hingga akhirnya meluas ke seluruh Pulau

Jawa dan Nusantara.

2) Bagaimana perkembangan kebudayaan Indis di Yogyakarta?

Perkembangan kebudayaan Indis di Yogyakarta dimulai dari perubahan

budaya yang ditunjukan oleh kehidupan sehari-hari masyarakat belanda di

Yogyakarta. Perubahan budaya tersebut pertama kali merambah pada

masyarakat keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis dimulai dari

bidang pendidikan dan teknologi pertanian, dari situlah perkembangan

kebudayaan Indis mengalami puncaknya pada abad ke-19.

3) Apa pengaruh kebudayaan Indis terhadap masyarakat tradisional

Yogyakarta?

Pengaruh kebudayaan Indis di Yogyakarta menyebabkan perubahan

terhadap tujuh unsur kebudayaan yang dimiliki suku Jawa. Pada bidang

bahasa muncul bahasa Peijoek. Bidang peralatan dan perlengkapan hidup

tampak pada bangunan tempat tinggal adalah bangunan campuran gaya

Eropa dan gaya Jawa. Pada unsur kebudayaan mata pencarian hidup

tampak dari prajurit lokal yang dijadikan serdadu kolonial, pejabat

administrasi, dan pejabat administrasi pemerintah lainnya, meskipun

secara tegas dipisahkan dari pejabat-pejabat kolonial. Pada sistem

kemasyarakatan dapat dilihat dari pola hidup kaum priyayi Jawa lebih

merujuk pada kelompok atau kelas sosial. Pada bidang kesenian muncul

musik tanjidor. Bidang ilmu pengetahuan dan gaya hidup lebih pada

perilaku seseorang yaitu bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Bidang

religi masyarakat Indis dimulai dengan adanya proses enkulturasi ditandai

dengan adanya koeksistensi dan pluriformitas.

c. Penugasan (Makalah)

Buatlah makalah tentang masuk dan berkembangnya kebudayaan Indis di

Indonesia! (tugas individu).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

95

3. (Lampiran III) Rubrik Makalah (Keterampilan)

NO Nama

Ju

du

l

1-4

Daft

ar

Pu

stak

a

1-4

Rel

evan

si

1-4

Ket

epata

n

1-4

Keb

ah

asa

an

1-4

Jumlah

Skor

1.

2.

3.

4.

5.

Keterangan Skor:

Masing-masing kolom diisi dengan skor:

4 = Baik Sekali

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Kriteria Nilai

A = 85 – 100 : Baik Sekali

B = 70 – 84 : Baik

C = 60 – 69 : Cukup

D = < 60 : Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

96

RINGKASAN MATERI

A. Munculnya Kebudayaan Indis di Yogyakarta

Kata Indis berasal dari bahasa Belanda, Nederlandsch Indie atau Hindia

Belanda, yaitu nama daerah jajahan Belanda di seberang lautan yang secara

geografis meliputi jajahan di kepulauan yang disebut Nederlandsch Oost Indie.

Istilah ini dipakai untuk membedakannya dengan kebudayaan lain, yang disebut

Nedherlandsch West Indie, yang meliputi wilayah Suriname dan Curascao.

Karena, kedua wilayah tersebut berbeda. Oleh karena itu, namanya sedikit

dibedakan. Penggunaan istilah Indis ini mulai muncul pada masa pemerintahan

Hindia Belanda di Indonesia oleh pendukungnya, khususnya di Jawa.

Kata Indis juga belum begitu akrab dalam benak kita, hanya orang tertentu

yang kenal dengan istilah Indis. Pada zaman kolonial Belanda nama Indis dipakai

untuk beberapa realitas masa lalu seperti Indische Partij, Indische Vereeniging,

Indische Katholike Partij atau Indische Sosial-Demokratische Vereeniging. Kata

Indis juga dikenal setelah digunakan secara tegas oleh Djoko Soekiman yang

menulis buku berjudul “Kebudayaan Indis dari Zaman Kompeni sampai

Revolusi”.

Kehadiran orang Belanda sebagai penguasa di pulau Jawa, tentu saja

membawa banyak perubahan dalam masyarakat salah satunya budaya. Pada abad

ke-16, orang Belanda datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, tetapi

kemudian menjadi penguasa di Indonesia. Pada awal kehadirannya mereka

mendirikan gudang-gudang untuk menimbun barang dagangan yang berupa

rempah-rempah. Gudang-gudang itu berlokasi di Banten, Jepara, dan Jayakarta.

Kehadiran orang Belanda di Indonesia, yang kemudian menjadi penguasa di

pulau Jawa, ikut berpengaruh pada gaya hidup, bentuk bangunan, rumah

tradisional, serta fungsi ruangannya. Alat perlengkapan rumah tangga tradisional

Jawa yang biasa digunakan masyarakat setempat juga mengalami perubahan.

Dengan demikian kebudayaan Barat (Belanda) dalam hal gaya hidup

berumahtangga sehari-hari, serta ketujuh unsur universal kebudayaan -bahasa,

peralatan dan perlengkapan hidup manusia, mata pencarian hidup dan sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

97

ekonomi, sistem kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan dan religi- ikut

terpengaruh pula.

Kebudayaan baru tersebut muncul dari sekelompok masyarakat penghuni

kepulauan Indonesia, khususnya keluarga keturunan Eropa (Belanda) dan Jawa.

Gaya hidup Indis juga berpengaruh pada keluarga Jawa dalam sektor pendidikan

serta pergaulan sehari-hari dalam pekerjaan dan perdagangan. Selain itu, aspek

penting lainnya dalam kebudayaan Indis adalah gaya hidup dan bangunan rumah

tinggal karena rumah tempat tinggal merupakan area kegiatan keluarga sehari-

hari.

Kehadiran orang Belanda di Indonesia sebagai penguasa di Pulau Jawa

menyebabkan pertemuan dua kebudayaan, yaitu Barat dan Timur. Kebudayaan

Barat (Belanda) dan kebudayaan Timur (Jawa), masing-masing didukung oleh

etnis berbeda pula kemudian semakin bercampur. Akibat percampuran

kebudayaan tersebut, kebudayaan lokal (Jawa) diperkaya dengan kebudayaan

Barat. Lambat laun pengaruh tersebut makin besar dan mempengaruhi berbagai

bidang dan unsur kebudayaan dalam masyarakat. Demikian besarnya pengaruh

kebudayaan Eropa tersebut terhadap kebudayaan Jawa, ketujuh unsur universal

kebudayaan utama yang dimiliki suku Jawa terpengaruhi olehnya.

Peradaban kolonial telah mendominasi kebudayaan Indonesia dan lambat

laun terjadi pembaharuan. Akan tetapi sebelum terjadi percampuran budaya ini,

peradaban Indonesia memang sudah tinggi. Masyarakat suku Jawa cukup aktif

dalam proses percampuran budaya ini sehingga budaya Jawa tidak lenyap. Peran

kepribadian bangsa Jawa ikut menentukan dalam memberi warna kebudayaan

Indis. Unsur-unsur kebudayaan Belanda itu mula-mula dibawa oleh para

pedagang dan pejabat VOC yang kemudian diikuti oleh rohaniwan Protestan dan

Katolik. Peran para cendekiawan dalam mengembangkan kebudayaan Indis sangat

besar dalam bidang pendidikan, teknologi pertanian, dan transportasi, khususnya

setelah Politik Liberal dijalankan oleh pemerintah kolonial. Tahap berikutnya,

kaum terpelajar Indonesia mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di

Belanda untuk mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Mereka juga

sangat berperan dalam mengembangkan kebudayaan Indis di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

98

B. Perkembangan Kebudayaan Indis di Yogyakarta

1. Sistem Pendidikan

Pada abad ke-19 pendidikan dan pengajaran di Indonesia (pada waktu

Hindia Belanda) masih sangat kurang. Hal ini selaras dengan politik pemerintah

pada waktu itu yang mengkehendaki rakyat Indonesia sebagai rakyat yang

terjajah, tetap bodoh dan terbelakang. Sebab apabila rakyat Indonesia diberikan

pendidikan dan pengajaran yang baik, maka dikhawatirkan akan dapat mendesak

dan menhancurkan pemerintah kolonial Belanda. Adanya perasaan dan pikiran

yang demikian itu benar-benar tertanam dalam kalbu pejabat-pejabat pemerintah

kolonial dan sangat menghantui jalan pikiranya. Karena itulah rakyat Indonesia

tetap dibiarkan bodoh dan melarat

Dengan adanya perubahan politik yang terjadi di negeri Belanda pada

pertengahan abad ke-19, yaitu dengan kemenangan yang dicapai oleh golongan

Liberal, maka terjadilah perubahan terhadap politik pemerintah kolonial Hindia

Belanda. Khususnya dalam bidang Pendidikan, mulai pula diadakan, walaupun

masih dalam tingkat yang minimal. Dapat diakatakan bahwa baru pada pada tahun

1850 pemerintah Hindia Belanda mulai mencantumkan anggaran belanjanya

sebagian kecil untuk kepentingan pendidikan anak-anak Indonesia. Sekolah

modern Barat yang pertama dibuka di Yogyakarta. Didirikan oleh anggota tentara

Belanda pada tahun 1832. Namun, usaha pengajaran mulai mendapat perhatian

pemerintah baru pada zaman Mullemaister menjabat residen (1882-1891). Pada

tahun 1879, hanya terdapat satu sekolah partikelir di daerah Paku Alam. Para guru

terdiri dari kweekeling, yang berasal dari Opleidingscool voor Inlandsche

Onderwijzers di Probolinggo.

Pada tahun 1890, di sebuah pendopo dalam kesultanan yang bernama

Srimanganti, sultan mendirikan sekolah dan menyatakan setiap pejabat keraton

yang akan mengantikan ayahnya haruslah mempunyai sertifikat dari sekolah itu.

Pada bulan Agustus 1890, di sekolah itu tercatat lebih dari 100 orang murid.

Sekolah yang semula diperuntukkan bagi anak para bangsawan kemudian terbuka

bagi anak abdi dalem dan disebut Eerste Klasse Schoool met de Basa Kedaton.

Setahun kemudian sekolah itu mendapat bantuan guru dari pemerintah. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

99

tahun 1891, jumlah murid di Yogykarta telah menunjukan kecenderungan menaik

dengan pesat. Ketika itu diusulkan oleh Direktur Pengajaran dan Ibadat untuk

menambah gedung, khususnya untuk wanita, dan untuk Yogyakarta sendiri,

sebuah sekolah kedua bagi orang Eropa atau yang dipersembahkan. Hal yang

sama juga diusulkan untuk Pekalongan.

Menurut kenyataan, menunjukkan bahwa dalam tahun 1900 anggaran yang

dikeluarkan untuk pendidikan dan pengajaran kepada rakyat Indonesia baru 1,1%.

Jelas bahwa walaupun sudah kurang lebih 50 tahun lamanya sejak pendidikan

pertama kali diberikan untuk itu masih sangat minim. Dengan diitroduksinya

“Politik Etika” oleh Van Deventer, di mana dalam salah satu triloginya terdapat

unsur educatie, maka masalah pendidikan bagi rakyat makin mendapat perhatian.

Semakin kompleksnya sistem pemerintah kolonial dan juga makin pesatnya

pertumbuhan perusahaan asing di Indonesia (Hindia Belanda), maka kebutuhan

akan tenaga pegawai yang sedikit terdidik makin dirasakan. Hal itulah yang

sedikit banyak ikut mendorong didirikannya sekolahan.

Pada mulanya pemerintah kolonial mengadakan pendidikan dengan taraf

pendidikan rendah, tetapi kemudian ternyata memerlukan pula tenaga pendidik

dalam taraf menegah dan akhirnya pendidikan tinggi. Semua tingkat pendidikan

ini diadakan semata untuk memenuhi keperluan pemerintah kolonial sendiri.

Kecuali itu menurut apa yang dikatakan oleh Van Der Prijs, juga untuk

membentengi Belanda dari Volkano Islam. Pada waktu itu sekolah yang mula-

mula diperkenalkan adalah sekolah kelas dua, yang akan mendidik calon-calon

pegawai rendah dan sekolah kelas satu, yang diperuntukkan dari anak-anak

golongan masyarakat atasan. Disamping itu ada pula sekolah rendah yang khusus

disediakan bagi anak Eropa. Adapun mata pelajaran yang diberikan di sekolah itu

hanyalah sekedar supaya dapat membaca, menulis, dan sedikit pengetahuan

berhitung. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang keadaan

masyarakat Jawa khususnya dan keadaan rakyat Indonesia umumnya terutama

dalam lapangan pendidikan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. “Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Mahlenfeld dan termuat dalam harian de

Locomotief mengatakan bahwa di pulau Jawa dari 1000 orang, rata-rata hanya 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

100

orang yang dapat membaca dan menulis. Bila perempuan turut dihitung,

jumlahnya jadi 16. Di daerah Madiun dari 1000 orang hanya 24 yang tidak buta

huruf, di Jakarta hanya 9 orang, di daerah Madura 6 orang, di daerah Tangerang 1

orang, di daerah Jatinegara 1 orang, di daerah Kerawang juga 1 orang”.

Dari catatan di atas sungguh sangat menyedihkan. Keadaan yang demikian

itu menunjukan betapa kejamnya politik kolonial Belanda terhadap rakyat

Indonesia. Untuk daerah Yogyakarta pertumbuhan dan perkembangan pendidikan

pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 itu berbeda dengan daerah-daerah lainnya.

Mengingat bahwa Yogyakarta merupakan pusat keraton maka keadaan

pertumbuhan dan perkembangan pendidikannya jauh lebih baik jika dibandingkan

dengan daerah-daerah lainnya. Pendidikan dalam bentuk sederhana, diberikan

orang tua pada anak-anaknya. Cara pendidikan itu kemudian mangalami bentuk

perkembangannya, misalnya dengan adanya tukar pikiran di antara sesama

mereka, juga dengan datangnya pengaruh baru yang berasal dari luar.

Gairah guru meluas sehubungan dengan makin terbukanya pasaran tenaga

kerja untuk mengisi susunan jabatan-jabatan yang diperlukan dalam masyarakat

kolonial. Perluasan pengajaran dan hambatan-hambatan dalam mobilitas vertikal

masyarakat tumbuh bersama dengan perluasan gagasan-gagasan Barat tentang

kebebasan, hak mengatur diri sendiri, demokrasi, dan kemajuan yang mulai

melekat dalam pribadi golongan elit kota. Dalam kurun waktu yang dibicarakan

terlihat juga betapa penyelengaraan pengajaran dipengaruhi oleh, atau setidak-

tidaknya dengan mempertimbangkan, unsur-unsur tradisional yang unik maupun

oleh perkembangan umum dalam skala dunia.

2. Sistem Teknologi Pertanian

Sebelum bangsa Belanda hadir, masyarakat Jawa sudah mengenal teknologi

dengan cukup baik. Mereka sudah mahir mengolah bahan-bahan kayu, batu,

logam, dan tanah liat. Hal tersebut tampak dari arsitektur rumah mereka yang

berelemen kayu, bangunan candi yang berelemen batu alam atau bata, alat-alat

rumah tangga dari gerabah, logam, dan kayu, serta alat upacara yang terbuat dari

kayu, batu, logam, perunggu, perak, dan emas. Bakat-bakat teknologi ini

kemudian mereka padukan dengan pengetahuan dari Eropa/Belanda. Setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

101

terjadi akulturasi, mereka menghasilkan berbagai alat kelengkapan hidup seperti

pakaian, arsitektur, dan alat-alat produksi yang bergaya Indis.

Pada abad ke-19 terjadi introduksi beberapa sistem teknologi besar yang

berdampak signifikan terhadap perkembangan sosial masyarakat Hindia Belanda,

terutama di pulau Jawa. Penduduk asli di Nusantara diperkirakan telah hidup

bercocok tanam padi serta telah lama mengenal suatu sistem irigrasi sederhana

guna mengairi sawahnya. Kultur padi diperkirakan telah ada bersamaan dengan

perpindahan bangsa Austronesia dari Taiwan ke kepulauan Nusantara. Kultur

tersebut tentunya berawal dari penanaman padi di daerah-daerah yang mudah

digenangi air terutama dimusim hujan yaitu di daerah-daerah yang rendah dan di

rawa-rawa. Cara bertani tersebut rupanya telah dapat mencukupi kebutuhan

pangan penduduk selama berabad-abad, serta dapat mendukung pertumbuhan

jumlah penduduk yang terjadi relatif cukup pesat.

Namun ketika produksi padi tidak lagi mencukupi kebutuhan pangan, maka

konsekuensi logis untuk menutupi kekurangan tersebut adalah dengan melakukan

ekstensifikasi daerah persawahan. Ekstensifikasi adalah perluasan areal pertanian

ke wilayah yang sebelumnya belum dimanfaatkan manusia. Sasarannya adalah ke

lahan hutan, padang rumput stepa, lahan gambut, atau bentuk-bentuk lain lahan

marginal (terpinggirkan). Perluasan areal pertanian diperlukan apabila lahan

pertanian yang tersedia dianggap tidak mampu lagi mendukung penyediaan

produksi yang diharapkan (misalnya untuk menyediakan bahan pangan bagi

penduduk suatu wilayah/negara). Resiko yang harus diambil adalah terganggunya

ekosistem asli yang alami dan potensi terdesaknya budaya penduduk asli karena

kalah bersaing dengan pendatang. Untuk itu daerah-daerah ladang yang terletak

lebih tinggi, yang juga relatif lebih kering pun dijadikan sawah dengan cara

mengairinya dengan mengalirkan air ke sungai-sungai yang ada di sekitarnya.

Saat memasuki abad ke-19 sebenarnya telah berlaku paradigma yang

berbeda dari yang berlaku pada saat beroperasinya VOC selama 200 tahun

sebelumnya. Pada saat itu jalan ke kepulauan rempah-rempah serta segala

kegiatan perdagangan seakan-akan merupakan barang yang sangat dirahasiakan.

Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan sensor atas berita surat ataupun pos yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDIS DAN PENGARUHNYA … · menjadi bersifat campuran Belanda dan Jawa, tampak pada kehidupan di keraton. Saluran perkembangan kebudayaan Indis memanfaatkan

102

dilaksanakan oleh VOC hingga pada awal kekuasaan pemerintah kolonial. Pada

kedua abad ke-19 di Hindia Belanda juga diterapkan beberapa teknologi baru,

mengikuti perkembangan di Eropa, ysng kemudian mempunyai pengaruh besar

terhadap perkembangan sosial masyarakat Jawa. Pada tahun 1869 Terusan Suez

secara resmi di buka. Perjalanan kapal laut dari Batavia ke Negeri Belanda yang

semula memerlukan tiga bulan mengelilingi benua Afrika menjadi hanya lima

minggu lewat Terusan Suez. Terusan tersebut seakan mungkin mendekatkan

Hindia Belanda dengan Eropa atau Negeri Belanda. Hindia Belanda pun mulai

hanyut dalam sistem perhubungan.

Sistem teknologi pengairan sawah masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta.

Dari sudut pandang sejarah, pusat kebudayaan Jawa terdapat di Mataram sebelum

pecah menjadi Yogyakarta dan Surakarta pada tahun 1755. Daerah tersebut

dinamakan daerah Negara Gung yang kemudian secara lingkaran luar adalah

daerah Manca Negara, Bagelen, pesisir utara bagian barat, pesisir utara bagian

tengah, pesisir utara bagian timur, Jawa Timur, Blambagan, Tengger, Semin, dan

Banyumas. Perbedaan dari masing-masing daerah kebudayaan ini pada

hakikatnya terletak pada perbedaan dialek bahasa. Secara umum orang Jawa

membagi bahasa dalam bahasa kromo dan ngako, kromo terbagi dalam kromo

inggil dan kromo madya. Sementara bahasa ngako adalah bahasa dari daerah-

daerah kebudayaan yang ada dan sangat berbeda-beda, bahkan acapkali tidak

saling mengerti satu sama lain. Pertanian sebagai mata pencarian utama dimiliki

orang-orang dari daerah Nagara Gung, dan sistem pertanian yang dipakai telah

berusia berabad-abad.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI