perkembangan motorik

8
Taofiq Septiawan Sabtu, 26 September 2009 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN KONSEP DASAR PERKEMBANGAN Istilah “perkembangan” dalam ilmu Psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan sangat kompleks. Dalam konsep perkembangan terdapat beberapa istilah yang harus di mengerti agar dapat memahami arti dari konsep perkembangan yang sebenarnya. Di antara istilah yang harus di pahami adalah Pertumbuhan, Kematangan dan Belajar atau Latihan. Oleh karena itu, untuk dapat memahami tentang semua konsep itu kami akan memaparkan beberapa pendapat atau definisi yang di kemukakan oleh para ahli tentang konnsep-konsep tersebut, dan kemudian kami akan coba untuk menarik kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut. Pengertian Pertumbuhan A.E. Sinolungan (1997), mengatakan bahwa pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat di ukur dan dapat di hitung, seperti panjang dan berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thontowi (1993), mendefinisikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran sebagai akibat adanya perbanyakan sel-sel. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai prubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik (Lefrancois, 1975:180) atau menunjukan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu, baik fisik maupun psikis (termaksuk pola-pola perilaku dan sifat-sifat kepribadian), dalam arti yang luas (Witherington,1952:87-88, & Hurlock, 1956). Dari definisi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa arti pertumbuhan dalam perkembangan lebih kepada perubahan alami pada fisik atau jasmani yang terjadi secara kuantitatif, yaitu peningkatan dalam struktur dan ukuran. Pengertian Kematangan Kematangan dalam konsep perkembangan mempunyai makna yang tak jauh berbeda dengan makna kematangan atau keranuman yang terjadi pada buah- buahan. Chaplin (2002), mengartikan kematangan sebagai: (1) perkembangan, proses mencapai kemasakan atau usia masak, (2) proses perkembangan yang di anggap berasal dari keturunan atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, umpun). Berbeda dengan Chaplin, Davidoff (1988) menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk kepada munculnya pola perilaku tertentu yang tergantung

Upload: lezaafridranestia

Post on 25-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Taofiq SeptiawanSabtu, 26 September 2009PSIKOLOGI PERKEMBANGAN KONSEP DASAR PERKEMBANGANIstilah perkembangan dalam ilmu Psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan sangat kompleks. Dalam konsep perkembangan terdapat beberapa istilah yang harus di mengerti agar dapat memahami arti dari konsep perkembangan yang sebenarnya. Di antara istilah yang harus di pahami adalah Pertumbuhan, Kematangan dan Belajar atau Latihan. Oleh karena itu, untuk dapat memahami tentang semua konsep itu kami akan memaparkan beberapa pendapat atau definisi yang di kemukakan oleh para ahli tentang konnsep-konsep tersebut, dan kemudian kami akan coba untuk menarik kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut.

Pengertian PertumbuhanA.E. Sinolungan (1997), mengatakan bahwa pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat di ukur dan dapat di hitung, seperti panjang dan berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thontowi (1993), mendefinisikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran sebagai akibat adanya perbanyakan sel-sel. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai prubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik (Lefrancois, 1975:180) atau menunjukan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu, baik fisik maupun psikis (termaksuk pola-pola perilaku dan sifat-sifat kepribadian), dalam arti yang luas (Witherington,1952:87-88, & Hurlock, 1956).Dari definisi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa arti pertumbuhan dalam perkembangan lebih kepada perubahan alami pada fisik atau jasmani yang terjadi secara kuantitatif, yaitu peningkatan dalam struktur dan ukuran.

Pengertian KematanganKematangan dalam konsep perkembangan mempunyai makna yang tak jauh berbeda dengan makna kematangan atau keranuman yang terjadi pada buah-buahan. Chaplin (2002), mengartikan kematangan sebagai: (1) perkembangan, proses mencapai kemasakan atau usia masak, (2) proses perkembangan yang di anggap berasal dari keturunan atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, umpun).Berbeda dengan Chaplin, Davidoff (1988) menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk kepada munculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan saraf. Kematangan atau masa peka menurut Witherington (1952:88) menunjukan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu frase pertumbuhan sebagi titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya (Hurlock, 1956).

Pengertian Belajar atau LatihanBelajar atau pendidikan dan latihan, menunjukan kepada perubahan dalam pola-pola sambutan atau perilaku dan apek-apek kepribadian tertentu sebagi hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan.

Pengertian PerkembanganChaplin (2002), mengartikan perkembangan sebagai: (a) Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati. (b) Pertumbuhan (c) Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional.(d) Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak di pelajari. Reni Akbar Hawadi (2001) mengatakan bahwa: "perkembangan secara luas menunjuk kepada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang di miliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang di awali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian."Jadi perkembangan dapat di artikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya (maturity) yang berlangsung secara sistematik, progresif dan bersinambungan, baik mengenai fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)-nya.Perkembangan di katakan Sistematik karena memang perkembangan selalu terjadi dengan teratur dan rapih, mengikuti tahapan-tahapan yang telah di tentukan. Progresif memiliki makna bahwa perkembangan itu tidak pernah berhenti ia terus bergerak selama masa rentang kehidupan (Life Spen) manusia. Dan bersinambungan karena perkembangan selalu saling berkaitan antara satu tahapan dengan tahapan berikutnya, ia selalu saling menyambung dan tak akan pernah terputus antara satu tahapan denga tahapan lainnya.

Jenis-jenis Perkembangan Individu:1. Perkembangan Motorik, adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang di sengaja, otomatis, cepat dan akurat. Prinsip yang mendasari perkembangan motorik adalah: Prinsip Cephalocaudal (dari kepala ke ekor), prinsip ini menyatakan bahwa urutan perkembangan di awali dari bagian atas badan dan kemudian terus berjalan sampai kepada bagian bawah badan. Bayi terlebih dahulu belajar menggelengkan kepala dan setelah itu baru belajar menggerakkan kaki. Prinsip Proximodistal (dari dekat ke jauh), mnenyatakan bahwa bagian tengah badan lebih dulu terampil daripada bagian-bagian di sekelilingnya. Bayi terlenih dahulu bias melambaikan seluruh tangannya sebelum bisa menggerakkan jarinya.2. Perkembangan Sensor (alat indra), meliputi: penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penciuman.3. Perkembangan Kognitif, salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologi yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.4. Perkembangan persepsi, yaitu perkembangan dalam diri individu untuk memahami informasi yang terdapat dalam dunia atau lingkungan sekitarnya.5. Perkembangan bahasa, yaitu kemampuan untuk mencatat, menyimpan, mentansformasiakan dan mengolah serta mengkomunikasikan berbagai macam informasi.

METODE PENELITIAN PERKEMBANGAN INDIVIDUPendekatan Cross-SectionalPendekatan Kross-sectional adalah suatu pendekatan muntuk melakukan penelitian terhadap beberapapa kelompok individu dalam jangka waktu yang relatif singkat. Misalnya sekelompok anak berusia 6 tahun, 9 tahun, 12 tahun dan 15 tahun, kemudian setelah di lakukan pengelompokan di adakan perbandingan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya dalam hal IQ, hubungan antar teman ataupun hubungan dengan orang tua.

Pendekatan LongitudinalSecara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mengartikan pendekatan longitudinal sebagai, A study of same subjectover a relativity long period, often month or year. Dengan penjelasan tersebut kita dapat memahami bahwa pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian dengan menyelidiki individu dalam jangka waktu yang lama, misalnya mengikuti perkembangan anak dari usia 7 tahun sampai dengan ia berusia 21 tahun.

Perbandingan antara pendekatan kros-seksional dengan pendekatan longitudinal

Pendekatan Sekuensial

Merupakan kombinasi antara pendekatan kros-seksional dengan pendekatan longitudinal. Pendekartan ini di mulai dengan melakukan pendekatan kros-seksional, yaitu dengan mengumpulkan individu dengan berbagai macam usia. Berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pemelitiam pertama, sekelompok individu tersebut akan kembali di teliti.

Contoh Pemelitian dengan Pendekatan Sekuensial:

Tes KreativitasTes I26 April 1988 Tes II26 April 1990 Tes III26 April 1992 Tes IV26 April 1994Group A Usia 10 tahun Usia 12 tahun Usia 14 tahun Usia 16 tahunGroup B Usia 12 tahun Usia 14 tahun Usia 16 tahun Usia 18 tahunGroup C Usia 14 tahun Usia 16 tahun Usia 18 tahun Usia 20 tahunGroup D Usia 16 tahun Usia 18 tahun Usia 20 tahun Usia 20 tahun

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PERKEMBANGAN INDIVIDUJauh sebelum di lakukan penelitian ilmiah tentang perkembangan anak, seorang filosof Yunani, Plato (427-346 SM), mengemukakan bahwa terjadinya perbedan antar individu adalah karena factor genetis. Artinya, sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat yang dapat di lakukan melalui pendidikan. Menurutnya anak adalah miniatur orang dewasa, pendidikan hanyalah berfungsiuntuk menarik potensi itu keluar, namun tidak menambahkan sesuattu yang baru. Perkembangan hanya di anggap suatu pertumbuhan semata, yaitu hanya proses pertumbuhan kuantitatif saja, tidak kualitatif.Pada akhir abad ke-17, seorang filosof Inggris, John Locke (1632-1704), menyatakan bahwa pengalaman dan pendidikan adalah factor yang sangat menentukan dalam proses perkembangan individu. Ia mengungkapkan tentang teori Tabula Rasa, ia menganggap bahwa ketika anak di lahirkan, anak sama sekali tidak memiliki potensi apapun. Meskipun Locke tidak mengakui teori perkembangan yang menyatakan bahwa factor keturunan yang paling mempengaruhi dalam proses perkembangan individu, tapi ia juga beranggapan bahwa anak-anak hanya berbeda secara kuantitatif saja dengan orang dewasa.Pandangan Locke ini di tentang oleh Jean Jacques Rousseau (1712-1778), seorang filosof Perancis di abad ke-18. Ia berpandangan bahwa anak berebda secara kualitatif dengan orang dewasa. Ia menolak anggapan bahwa bayi itu pasif, sebaliknya ia mangatakan bahwa bayi itu adalah makhluk aktif dan sanmgat suka bereksplorasi. Tugas pendidikan dalam hal ini adalah menciptakan kondisi yang sedemikian rupa, sehingga perkembangan yang telah di atur oleh alam dapat berjalan dengan spontan, tanpa di rintangi moleh campur tangan orang dewasa.Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa factor dominan yang mempengaruhi individu adalah Heredity (pembawaan sejak lahir) yang bersifat nature dan Environtment (lingkungan) yang bersifat nurture. Selain kedua factor tersebut ada satu factor lagi yang mempenagruhi perkembangan individu, yaitu Time (waktu) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation).Sehingga perilaku individu atau perkembangan individu dapat di rumuskan dengan P = f (H. E. T). Rumus ini dapat menjelaskan seberapa besar kontribusi dari H (Heridity), E (Environtment) dan T (Time) terhadap perilaku (P) individu.

Beberapa Model Pertahapan (Stages) Perkembangan Perilaku dan Pribadi

Aristoteles (384-233 SM)Ia membagi masa perkembangan individu sampai menginjak dewasa dalam tiga septima berdasarkan perubahan ciri fisik tertentu.

Nama Tahapan Waktu Indikator(1) Masa kanak-kanak 0;0 7;0 Pergantian gigi.(2) Masa anak sekolah 7;0 14;0 Gejala pubertas.(3) Masa remaja 14;0 21;0 (ciri-ciri primer dan sekunder ).

Hurlock (1952)Ia membagi fase-fase perkembangan individu secara lengkap sebagai berikut:

Nama Tahapan WaktuPrenatal Conception 280 daysInfancy 0 10 to 14 dayBabyhood 2 weeks 2 yearsChildhood 2 years - adolevcenceAdolescence 13 (girls) 21 years14 (boys) 21 yearsAdulthood 21 25 yearsMiddle age 25 30 yearsOld age 30 years - deathIndikatorPerubahan-perubahanPsikofisis.

Piaget (1961)Dengan mengobservasi aspek perkembangan intelektual, Piaget mengembangkan model tahapan perkembangan individual sebagai berikut:

Stage Age(1) Sensorimotor 0 2 years(2) Preoprational(a) Preconceptual(b) Intuitive 2 7 years2 4 years4 7 years(3) Concrete operations 7 11 years(4) Formal Operations 11 15 years

Erikson (1963)Ia mengamati beberapa segi perkembangan kepribadian dan mengembangkan model pertahapan perkembangan tanpa menunjukan batas umur yang jelas atau tegas, namun menunjukan komponen yang menonjol pada setiap frase perkembangan.

Developmental Stages Basic ComponentsI Infancy Trust us mistrustII Early cildhood Autonomy us shame, doubtIII Preschool age Iniative us guiltIV School age Industry us inferiorityV Adolescence Identity us identity confusionVI Young adulthood Intimacy us isolationVII Adulthood Generativity us stagnationVII Senescence Ego integrity us despair

Whitherington (1952)Mengobservasi penonjolan aspek perkembangan psikofisik yang selaras dengan jenjang praktik pendidikan, ia membagi tahap yang lamanya masing-masing tiga tahun perkembangan individu sampai menjelang dewasa.

Stage Indicator(1) 0;0 3;0 Perkembangan fisik yang pesat.(2) 3;0 6;0 Perkembangan mental yang pesat.(3) 6;0 9;0 Perkembangan social yang pesat.(4) 9;0 12;0 Perkembangan sikap individualis ( II ).(5) 12;0 15;0 Awal penyesuaian sosial .(6) 15;0 18;0 Awal pilihan kecenderungan pola hidup yang akan diikuti sampai dewasa.

Beberapa Hukum Perkembangan serta Implikasinya bagi Pendidikan

Hukum Implikasia. Perkembangan dipengaruhi oleh factor-faktor pembawaan, lingkungan, dan kematangan.[P = f ( H, E, T ) atauP = a + b H + b E + b T + E].a. Pengembangan (penyusunan, pemilihan, penggunaan) materi, strategi, metodologi, sumber, evaluasi, belajar- mengajar hendaknya memperhatikan ketiga factor tersebut.b. Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap ( progresif, sistematik, bersinambungan ) . b. Program (kurikulum) belajar mengajar disusun secara bertahap dan berjenjang:(1) dari sederhana menuju kompleks(2) dari mudah menuju sukar(3) system belajar-mengajar diorganisasikan agar terlaksananya prinsip:(a) mastery learning (belajar tuntas)(b) continuous progress (maju berkelanjutan).c. Bagian-bagian dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis perkembangan dan tingkat kematangan masing-masing. Meskipun demikian, sebagai kesatuan organis dalam prosesnya terdapat korelasi dan bahkan kompensatoris antara yang satu dengan yang lainnya. c. Sampai batas tertentu, program dan strategi belajar-mengajar seyogianya dalam bentuk:(1) correlated curriculum, atau(2) broadfields, atau(3) subject matter oriented,(sampai batas tertentu pula).d. Terdapat variasi dalam tempo irama perkembangan antar-individu dan kelompok tertentu (menurut latar belakang jenis, geografis, dan cultural). d. Program dan strategi belajar-mengajar, sampai batas tertentu, seyogianya diorganisasikan agar memungkunkan belajar secara individual disamping secara kelompok (misalnya dengan system pengajaran modul atau SPM).e. Proses perkembangan itu pada taraf awalnya lebih bersifat diferensiasi dan pada akhirnya lebih bersifat integrasi antar bagian dan fungsi organisme. e. Program dan strategi belajar-mengajar seyogianya diorganisasikan agar memungkinkan proses yang bersifat :(1) deduktif induktif(2) analisis sintesis(3) global spesifik - globalf. Dalam batas-batas masa peka, perkembangan dapat dipercepat atau diperlambat oleh kondisi lingkungan. f. Program dan strategi belajar-mengajar seyogianya dikembangkan dan diorganisasikan perlakuan (intervensi) yang dapat merangsang, mempercepat, dan menghindari ekses memperlambat laju perkembangan anak didik.g. Laju perkembangan anak berlangsung lebih pesat pada periode kanak-kanak dari periode-periode berikutnya. g. Lingkungan hidup dan pendidikan anak-anak (TK) amat penting untuk memperkaya pengalaman dan mempercepat laju perkembangannya.Diposkan olehTaofiq Septiawandi23.29