perkembangan peserta didik tino.docx
TRANSCRIPT
D. Pentingnya mempelajari Perkembangan Peserta Didik bagi Calon Guru SDBagi calon guru, manfaat yang dapat diambil dari mempelajari perkembangan peserta didik, antara lain :
1. Dengan mempelajari perkembangan peserta didik, kita dapat memahami ciri khas perkembangan dari peserta didik.
2. Dengan mempelajari perkembangan peserta didik, kita mulai mengerti tahap-tahap perkembangan dari peserta didik.
3. Dengan mempelajari perkembangan peserta didik sebagai calon guru akan mampu untuk memahami perilaku peserta didiknya.
4. Kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik, misalnya akan diketahui pada umur berapa peserta didik mulai mampu berpikir abstrak atau akan diketahui pula pada umur berapa peserta didik tertentu akan memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus.
5. Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari peserta didik. Bila peserta didik selalu ingin merebut mainan temannya apakah dibiarkan saja? Pemahaman kita tentang perkembangan peserta didik akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan sumber-sumber jawaban serta pola-pola peserta didik mengenai pikiran, perasaan dan perilakunya.
6. Pemahaman tentang perkembangan peserta didik akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan peserta didik yang tidak normal.
7. Dengan mempelajari perkembangan peserta didik akan membantu memahami diri sendiri untuk dapat lebih memaahami seberapa jauh kesiapan kita menjadi pendidik.
C. Manfaat Mempelajari Perkembangan Peserta Didik
Bagi Pendidik
Mempelajari perkembangan peserta didik kita akan
memperoleh beberapa keuntungan. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang
peserta didik, misalnya akan diketahui pada umur berapa
peserta didik mulai berbicara dan mulai mampu berpikir
abstrak atau akan diketahui pula pada umur berapa peserta
didik tertentu akan memperoleh keterampilan perilaku dan
emosi khusus.
2. Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan
membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya
pada perilaku tertentu dari peserta didik.
3. Pemahaman tentang perkembangan peserta didik akan
membantu mengenali berbagai penyimpangan dari
perkembangan yang normal.
Pertama, kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik, misalnya akan
diketahui pada umur berapa peserta didik mulai berbicara dan mulai mampu berpikiran abstrak
atau akan diketahui pula pada umur berapa peserta didik tertentu akan memperoleh keterampilan
perilaku dan emosi khusus.
Kedua, pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan membantu kita untuk
merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari peserta didik. Bila seorang peserta
didik dari Taman Kanak-Kanak tidak mau sekolah lagi karena diganggu temannya, apa yang
harus dilakukan oleh guru dan orangtuanya? Bila peserta didik selalu ingin merebut mainan
temannya apakah dibiarkan saja? Pemahaman kita tentang perkembangan peserta didik akan
membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan sumber-sumber jawaban serta
pola-pola peserta didik mengenai pikiran, perasaan dan perilakunya.
Ketiga, pemahaman tentang perkembangan peserta didik akan membantu mengenali
berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Bila peserta didik umur dua tahun
belum berceloteh (banyak bicara) apakah dokter dan guru harus mengkhawatirkannya?
Bagaimana bila hal itu terjadi pada peserta didik umur tiga atau empat tahun? Apa yang pertu
dilakukan bila remaja umur lima betas tahun tidak mau lagi sekolah karena keinginannya yang
berlebihan yaitu ingin melakukan sesuatu yang menunjukkan sikap "jagoan" ? Jawaban akan
lebih mudah diperoleh apabila kita mengetahui apa yang biasanya terjadi pada peserta didik atau
remaja.
Keempat, dengan mempelajari perkembangan peserta didik akan membantu memahami
diri sendiri. Dengan kata lain pengetahuan ini akan membantu kita memahami apa yang kita
alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita lebih awal atau lebih lambat dibandingkan
dengan teman-teman lain
G. Manfaat memahami peserta didik bagi seorang guru mata pelajaran
Peserta didik yang memahami mata pelajaran yang diajarkan oleh guru mata
pelajaran selain bermanfaat untuk peserta didik juga bermanfaat bagi guru mata
palajaran itu sendiri. Bagi peserta didik pemahaman yang dimiliki bias membuat
peserta didik lebih mudah memahami mata pelajaran yang diajarkan. Sedangkan
bagi guru mata pelajaran,peserta didik yang memahami materi yang diajarkan bias
mempermudah guru mata pelajaran dalam menyampaikan materinya karena
dengan pemahaman peserta didik guru mata pelajaran tidak perlu menjelaskan
dengan panjang lebar. Selain itu tak jarang peserta didik malah lebih mempunyai
wawasan yang luas daripada guru mata pelajaran itu sendiri sehingga antara
keduanya bias saling bertukar pikiran. Hal ini dapat dijadikan bahan referensi bagi
guru mata pelajaran dalam menyampaikan materinya.
Peserta didik
a. Pengertian Peserta didik
Mengacu pada konsep pendidikan sepanjang masa atau seumur hidup, maka dalam arti luas
yang disebut dengan peserta didik adalah siapa saja yang berusaha untuk melibatkan diri sebagai
peserta didik dalam kegiatan pendidikan sehingga tumbuh dan berkembang potensinya, baik
yang berstatus sebagai anak yang belum dewasa maupun orang yang sudah dewasa.dalam UU
sisdiknas 2003 pasal 1, dijelaskan bahwa yang di sebut peserta didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.[4]
Peserta didik merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang
lain (pendidik) untuk membantu mengembangkan potensi yang dimilikinya serta membimbing
menuju kedewasaan. Potensi merupakan suatu kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik,
dan tidak akan tumbuh atau berkembang secara optimal tanpa bimbingan pendidik.[5]
Dalam istilah tasawuf peserta didik seringkali disebut dengan murid atau thalib. Secara etimologi murid berarti orang yang menghendaki sedangkan menurut arti terminologi murid adalah pencari hakikat di bawah bimbingan dan arahan seorang pembimbing spiritual (mursyid), sedangkan thalib secara bahasa berarti orang yang mencari sedang menurut istilah tasawuf adalah penempuh jalan spriritual dimana ia berusaha keras menempuh dirinya untuk mencapai derajat sufi[6] Siswa[sunting | sunting sumber]
Siswa/siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama dan menengah
atas. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam
proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan,
antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
Mahasiswa[sunting | sunting sumber]
Mahasiswa/mahasiswi istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi yaitu
perguruan tinggi ataupun sekolah tinggi.
Taruna[sunting | sunting sumber]
Banyak digunakan Sekolah Militer atau yang menganut sistem militer, menurut KBBI berarti “pelajar
(siswa) sekolah calon perwira”, beberapa Perguruan Tinggi Kedinasan juga menggunakan kata
Taruna untuk menyebut Peserta Didik, diantaranya STPN Yogyakarta, STIP Jakarta, dan STP.
Warga belajar[sunting | sunting sumber]
Warga belajar istilah bagi peserta didik yang mengikuti jalur pendidikan nonformal. Misalnya seperti
warga belajar pendidikan keaksaraan fungsional
Pelajar[sunting | sunting sumber]
Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal
tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah.
Murid[sunting | sunting sumber]
Murid istilah lain peserta didik tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar.
Santri[sunting | sunting sumber]
Santri adalah istilah bagi peserta didik suatu pesantren atau sekolah-sekolah salafiyah yang sangat
mempunyai potensi.
Perkembangan manusia dititik beratkan pada usia dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial yang terjadi sepanjang rentang kehidupan. Perkembangan kognitif secara spesifik difokuskan pada perubahan dalam cara berfikir, memecahkan masalah, memori, dan intelegensi. Kognisi berkembang melalui peningkatan-peningkatan pola-pola yang teratur sejak bayi hingga masa dewasa, dan beberapa kemampuan kognitif akan menurun pada masa tua dikarenakan proses pematangan atau kemunduran neurologis dan fisik individu yang berbaur dengan lingkungannya.
Jean Piaget yang merintis penelitian perkembangan koginisi sepanjang masa kehidupan individu,. Ada bebrapa istilah dalam teori ini:
a. Organisasi mengacu pada sifat dasar struktur mental untuk mengeksplorasi dan memahami dunia. Piaget mempersepsikan pikiran bersifat terstruktur atauterorganisasi yang kompleksitasnya terintegrasi.
b. Skema adalah tingkatan berpikir yang paling sederhana. Skema merujuk kepada potensi yang ada dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Contohnya, sewaktu dilahirkan, bayi telah diberi beberapa gerakan pantulan yang dikenali sebagai skema seperti gerakan memegang. Gerakan memegang, kandungan skemanya adalah memegang benda yang tidak menyakitkan. Bayi akan cenderung memegang benda-benda yang tidak menyakitkan sepertijari ibu. Skema bayi tersebut akan menentukan bagaimana bayi bertindak terhadap sekitarnya sebagai strategi kognitifnya.
c. Adaptasi merupakan satu keadaan di mana wujud keseimbangan di antara akomodasi dan asimilasi untuk disesuaikan dengan sekitarnya. Asimilasi proses memanipulasi dunia luar dengan cara membuatnya menjadi serupa dengan diri organisme tersebut; Dengan cara mengambil sesuatu dari dunia luar & mencocokkannya ke dalam struktur yang sudah ada.
d. Akomodasi suatu adaptasi dengan cara memodifikasi diri organisme tersebut sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya. Ketika seseorang mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan eksternal.
Perkembangan social
Pengertian perkembangan sosial adalah sebuah proses interaksi yang dibangun oleh
seseorang dengan orang lain. Perkembangan sosial ini berupa jalinan interaksi anak dengan orang
lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara luas. Perkembangan
sosial adalah proses belajar mengenal normal dan peraturan dalam sebuah komunitas. Manusia
akan selalu hidup dalam kelompok, sehingga perkembangan sosial adalah mutlak bagi setiap orang
untuk di pelajari, beradaptasi dan menyesuaikan diri.
Perkembangan emosional adalah luapan perasaan ketiak anak berinteraksi dengan orang
lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa perkembangan sosial emosional tidak dapat
dipisahkan. Dengan kata lain membahas perkembangan sosial harus melibatkan emosional.
arakteristik Perkembangan Emosi
Masa remaja merupakan masa yang penuh badai dan tekanan. Ketegangan emosi
meninggi akibat perubahan fisik dan juga kelenjar. Rata-rata emosi para remaja menjadi
tinggi karena mereka sedang berada dibawah tekanan social dan juga mereka sedang
menghadapi kondisi baru, sedangkan selama anak-anak mereka kurang mempersiapkan
diri. Tetapi tidak semua remaja mengalami tekanan dan badai dalam hidupnya.
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi
yang secara normal dialami adalah: cinta/kasih saying, gembira, amarah, takut dan cemas,
cemburu sedih, dan lain-lain. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan
yang membangkitkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu
terhadap ungkapan emosi mereka. Berikut ini akan dibahas beberapa kondisi emosional.
1. Cinta/Kasih sayang
Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain
dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima
cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya.
Walaupun para remaja sudah banyak yang bergerak ke dalam dunia bebas, tetapi dalam
dirinya masih terdapat sifat kanak-kanaknya. Remaja membutuhkan kasih sayang dari
orang tua di rumah yang sama banyaknya dengan apa yang mereka alami pada tahun-
tahun sebelumnya.
Kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta menjadi sangat penting, walaupan
kebutuhan-kebutuhan akan perasaan itu disembunyikan secara rapi. Para remaja yang
berontak secara terang-terangan, nakal, dan mempunyai sikap permusuhan yang besar
kemungkinannya disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari.
Motoric
Perkembangan motorik anak merupakan salah satu aspek penting untuk kehidupannya
karena hakekatnya manusia hidup dengan terus bergerak.Oleh karena itu, perkembangan motorik
harus mendapatkan perhatian khusus, disamping karena gerak merupakan kebutuhan manusia
tetapi juga sebagai acuan untuk pembinaan manusia yang berkualitas di masa depan. Saputra
(2010:1.17) menyatakan bahwa “Perkembangan motorik merupakan suatu proses yang terjadi
sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan gerakan pada individu
yang meningkat dari keadaan yang sederhana, tidak terorganisasi dan tidak terampil ke arah
performa gerak yang lebih kompleks dan terorganisasi dengan baik”. Sejalan dengan
bertambahnya usia maka perkembangan motorik anak pun akan berkembang.Tetapi banyak
faktor yang bisa mempengaruhi terhambatnya perkembangan motorik anak, salah satunya adalah
lingkungan.Lingkungan keluarga, sekolah dan tempat bermain anak akan mempengaruhi
perkembangan motorik anak, seperti dikatakan oleh Heywood (1993:304) bahwa “People and
situations continue to influence individuals in their choice of activities throughout life” .
Pernyataan ini memperkuat bahwa peran lingkungan berpengaruh pada pilihan anak untuk
beraktifitas sepanjang hidupnya.
Lingkungan tempat tinggal anak berbeda satu sama lainnya, di daerah perkotaan yang
memiliki lahan yang sedikit untuk melakukan aktivitas gerak dan budaya hidup yang serba
praktis akan menghambat perkembangan anak, sedangkan di lingkungan pedesaan yang
cenderung memberikan kesempatan yang banyak bagi anak untuk bergerak secara aktif karena
lahannya yang tersedia secara luas dan budaya hidup sehat yang selalu berjalan kaki. Heywood
(1993:309) mengatakan bahwa “A child who lacks an adecuate play space has a diminished
opportunity to get involved in activity and practice skills”. Artinya, seorang anak yang bermain
di lingkungan yang sempit akan memiliki kesempatan yang sedikit dalam aktivitas fisiknya dan
berlatih keterampilan, oleh karena itu perkembangan motorik anak yang berada di kota
cenderung lebih rendah apabila dibandingkan dengan anak yang ada di desa.
Motoric
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik
terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan
boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan. 2. Melalui
keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan
pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu
tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan
menunjang perkembangan rasa percaya diri. 3. Melalui perkembangan motorik, anak
dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia
kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis,
dan baris-berbaris. 4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak
dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan
terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwinC. Perkembangan PsikomotorikPerilaku psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif).Loree menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal harus di kuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension). Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan bekerja (working).Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah (1) bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dan (2) dari yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).(1) Berjalan dan Memegang BendaKeterampilan berjalan diawali dengan gerakan-gerakan psikomotor dasar (locomotion) yang harus dikuasainya selama tahun pertama dari kehidupannya. Keterampilan memegang benda, sampai dengan enam bulan pertama dari kelahirannya barulah merupakan gerakan meraih benda-benda yang ditarik ke dekat badannya dengan seluruh lengannya. Masa enam bulan kedua dari kelahirannya, jari-jemarinya dapat berangsur digunakan memungut dan memegang erat-erat benda, seraya memasukkan ke
mulutnya. Setelah keterampilan berjalan bebas dikuasai, keterampilan memegang secara bebas dapat dicapai.(2) Bermain dan BekerjaMulai usia empat sampai lima tahun bermain konstruksi yang fantastik seperti menyusun alat-alat mainan tertentu, dapat beralih kepada berbagai betuk gerakan bermain yang ritmis dan dinamis, tetapi belum terikat dengan aturan-aturan tertentu yang ketat. Pada usia anak sekolah, permainan fantastik berkembang ke permainan yang realistik yang melibatkan gerakan yang lebih kompleks disertai aturan tertentu yang ketat. Pada usia remaja, kegiatan motorik sudah tertuju pada persiapan kerja, keterampilan menulis, mengetik, menjahit, dan sebagainya.(3) Proses Perkembangan MotorikFaktor-faktor lingkungan alamiah, sosial, kultural, nutrisi dan gizi serta kesempatan dan latihan adalah hal-hala yang sangat berpengaruh terhadap proses dan produk perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik.
Morall
. PERKEMBANGAN MORAL PADA PESERTA DIDIK Pengertian Moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara dalam kehidupan, adat-istiadat atau kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapibentuk formalnya berbeda.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian moral yaitu[2] Widjaja (1985: 154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan
kelakuan (akhlak). Al-Ghazali (1994: 31) mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral, sebagai
perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perludipikirkan dan direncanakan sebelumnya.
Wila Huky, sebagaimana dikutip oleh Bambang Daroeso (1986: 22) merumuskan pengertian moral secara lebih komprehensip rumusan formalnya sebagai berikut :
1. Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan warna dasartertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam lingkungan tertentu.2. Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidupatau agama tertentu.3. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran,
bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik , sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya
Shaffer, moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam prilaku yang harus dipatuhi
Rogers, moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur prilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Moral merupakan standar baik-buruk
yang ditentukan bagi individu oleh nilai-nilai sosial budaya dimana individu oleh nilai-nilai sosial budaya dimana individu sebagai anggota sosial
Moralitas merupakan aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil, dan seimbang. Prilaku moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan, ketertiban, dan keharmonisan.
Moral
Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain ( Santrock,1995). Anak-anak ketika dlahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalan dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan.
Teori Psikoanalisa tentang Perkembangan Moral
Dalam menggambarkan perkembangan moral, teori psikoanalisa dengan pembagian struktur kepribadian manusia atas tiga, yaitu :
1) Id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional dan tidak disadari.2) Ego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek psikologis, yaitu subsistem ego yang
rasional dan disadari, namun tidak memiliki moralitas.3) Superego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek sosial yang berisikan sistem niali
dan moral, yang benar-benar memperhitungkan “benar’atau “salahnya” sesuatu.
Menurut teori psikoanalisa klasik Freud, semua orang mengalami konflik oedipus. Konflik ini akan menghasilkan pembentukan struktur kepribadian yang dinamakan Freudsebagai superego. Ketika anak mengatasi konflik oedipus ini, maka perkembangan moral mulai. Salah satu alasan mengapa anak mengatasi konflik oedipus adalah perasaan khawatir akan kehilangan kasih sayang orangtua dan ketakutan akan dihukum karena keinginan seksual mereka yang tidak dapat diterima terhadap orangtua yang berbeda jenis kelamin. Struktur superego mempunyai dua komponen, yaitu ego ideal kata hati (conscience). Kata hati menggambarkan bagian dalam atau kehidupan mental seseorang, peraturan-peraturan masyarakat, hukum, kode, etika, dan moral.