perkembangan wisata belanja di kota solo dari …... · perkembangan wisata belanja di kota solo...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERKEMBANGAN WISATA BELANJA DI KOTA SOLO
DARI TAHUN 2005 - 2010
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Oleh :
Prema Santi Widowati
C9407051
PROGRAM STUDI DIII USAHA PERJALANAN WISATA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Laporan Tugas Akhir : PERKEMBANGAN WISATA BELANJA
DI KOTA SOLO DARI TAHUN 2005 - 2010
Nama : Prema Santi Widowati
NIM : C 9407051
MENYETUJUI
Disetujui
Pembimbing I
Drs. Tundjung . WS, M.SI
Disetujui
Pembimbing II
Tiwuk KH, SS. M.Hum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN
Judul Laporan Tugas Akhir : PERKEMBANGAN WISATA BELANJA DI
KOTA SOLO DARI TAHUN 2005-2010
Nama : PREMA SANTI WIDOWATI
NIM : C 9407051
Tanggal Ujian : 25 Januari 2011
DITERIMA DAN DISETUJUI OLEH PANITIA PENGUJI TUGAS AKHIR DIII
USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
Drs. Suharyana, M.Pd (…………………………….)
Ketua Penguji
Dra. Hj. Isnaini Wijaya W. M.Pd (…………………………….)
Sekertaris Penguji
Drs. Tundjung WS, M.SI (…….……………………....)
Pembimbing I
Tiwuk KH, SS. M.Hum (….…………………………)
Pembimbing II
Surakarta,
Dekan
Drs. Sudarno, MA
NIP. 195303141985061001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Sebuah peristiwa dapat dilihat sebagai kesalahan atau keajaiban tergantung
sudut pandang Anda melihat kehidupan
( Steven Richards )
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh
kepandaian
( penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta terima kasih atas dukungan
dan doanya.
2. Suamiku Fandi Armayasa dan Anakku Arsya
Mahesa Tirtha tercinta yang telah mendampingku
selama ini, memberiku doa, semangat, serta
membuat hidupku penuh warna.
3. Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi guna menyelesaikan Progam Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat
banyak kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mohon maaf
atas kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya. Penulis menyadari tanpa
adanya bantuan dari beberapa pihak, Tugas Akhir ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan lancar dan baik. Untuk itu penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama
kepada :
1. Bpk. Drs. Sudarno, M.Pd , Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bpk. Drs. Suharyana, M.Pd , Selaku Ketua Progam Diploma III Usaha
Perjalanan Wisata yang telah banyak memberikan petunjuk, saran –saran dan
pengarahan yang berharga sehingga memperlancar penyelesaian Tugas Akhir
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
3. Bpk. Drs. Tundjung WS, M.SI , Selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan berharga bagi penulis sehingga memperlancar
penyelesaian Tugas Akhir ini.
4. Ibu Tiwuk KH, S.S, M.Hum Selaku Pembimbing II yang selama proses
penyusunan Tugas Akhir ini telah berkenan memberikan saran dan
kritikannya.
5. Ibu. Tiwuk KH, S.S, M.Hum , Selaku Pembimbing Akademik yang selama ini
telah memberikan nasehat dan arahan yang berharga bagi penulis.
6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya.
7. Bapak Anton Herdinarto, S.Sos yang telah berkenan memberikan izin dan
membantu pelaksanaan penelitian .
8. Ayah dan Ibu yang telah memberikan doa, semangat dan dorongan kepada
penulis serta saran dan kritiknya.
9. Suami dan anakku tercinta yang telah mendapingi ku,dan memberi doa
kepada penulis serta memberikan dukungan dan motivasi selama penulis
menyelesaikan kuliah.
10. Sahabat – sahabatku ( Mike, Nimas, Ria, Okiana, Ika Setya, Irma, Riana,
Ganis,Esra dll ) terima kasih atas dukungan, bantuan, dan kenangan suka duka
selama ini.
11. Teman – teman Diploma III Usaha Perjalanan Wisata 2007 terima kasih atas
kekompakan dan motivasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut
membantu dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih belum
sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun
bagi penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Surakarta, Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRAK
Prema Santi Widowati, 2011. Perkembangan Wiasta Belanja Di Kota
Solo Dari Tahun 2005-2010. Progam Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui potensi – potensi objek
wisata belanja di Kota Solo, untuk mengetahui usaha Pemerintah Kota Surakarta
dalam mengembangkan Wisata Belanja menjadi objek wisata unggulan di Kota
Solo.
Sejalan dengan penelitian tersebut maka penelitian ini menggunakan
metode penelitian analisis diskripsi yaitu menganilisis dam memnyajikan fakta
secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Metode
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumrntasi.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disajikan secara diskriptif.
Hasil dari analisis data yaitu bahwa obyek wisata belanja di Kota Solo
mempunyai potensi wisata yang patut dikembangkan.Pengembangan telah
dilakukan pihak pengelola Pemerintah Kota Surakarta untuk mendatangkan
wisatawan dengan cara bekerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata, Travel
Agent, Hotel-hotel yang ada di Kota Solo.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa data adalah (1) Solo menjadi
salah satu contoh perkembangan demokrasi yang sehat dan dinamis di
Indonesia. Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan Dinas Pariwisata
Seni dan Budaya Kota Surakarta mulai mengembangkan obyek wisata
belanja yang ada di Kota Solo . Pengembangan ini dimaksudkan agar Solo
bisa menjadi Kota Budaya juga Kota Wisata Belanja. Dengan demikian Kota
Solo tidak salah jika menjadi salah satu obyek wisata belanja yang cukup
diminati oleh para wisatawan; (2) berbagai kendala dalam pengembangan wisata
belanja di Solo dapat teratasi dengan bantuan pihak-pihak terkait dalam pariwisata
misalnya bekerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata, Travel Agent, Hotel-hotel
yang ada di Solo. Secara umum semua program dalam pengembangan wisata
belanja tersebut untuk meningkatkan wisatawan yang datang berkunjung di Kota
Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………......... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………………………........ ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN…………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO ……………………………………………….......... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................. vi
ABSTRAK.................................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………........ 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah………………………………………………... 5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 5
D. Manfaat Penelitian……………………………………………......... 6
E. Kajian Pustaka……………………………………………………... 6
F. Metode Penelitian…………………………………………………... 12
G. Sistematika Penelitian…………………………………………......... 14
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH
KOTA SURAKARTA........ ....………............................................ 15
A. Kondisi Goegrafi Kota Solo………………………………………... 15
B. Prospek Kepariwisataan di Kota Solo................................................ 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
C. Pengenalan Obyek Wisata Belanja Di Kota Solo.............................. 20
D. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Maupun Domestik
DiObyek Wisata Kota Solo……………………………………….. 23
BAB III. PERKEMBANGAN OBYEK WISATA BELANJA DI
KOTA SOLO.............................................................................. 25
A. Kriteria Umum Perkembangan Obyek Wisata Belanja
Kota Solo........................................................................................ 25
B. Upaya Pengembangan Pasar Seni Sebagai Alternatif Destinasi
Wisata Belanja Kota Solo............................................................... 26
C. Obyek-Obyek Wisata Belanja Kota Solo....................................... 30
D. Tujuan Pengembangan Pariwisata Kota Solo................................. 41
E. Pembangunan Kepariwisataan Kota Solo ……………………….. 41
F. Usaha-usaha Dalam Mengembangkan Obyek Wisata Belanja Di
Kota Solo…………………………………………………………. 43
G. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Obyek
Wisata Belanja Di Kota Solo……………………………………… 45
H. Upaya Mengatasi Hambatan Yang Dihadapi Dalam Mengembangkan
Obyek Wisata Belanja Di Kota Solo………………………………. 46
I. Potensi Obyek Wisata Belanja Berdasarkan Analisis SWOT dan
Analisis Pendekatan 4A……………………………………………. 47
a. Analisis SWOT………………………………………………….. 47
b. Analisis Pendekatan 4A………………………………………… 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB IV. PENUTUP……………………………………………………….. 54
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 54
B. Saran ……………………………………………………………….. 55
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..... 56
LAMPIRAN………………………………………………….……………... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan di beberapa Obyek Wisata Kota
Surakarta Tahun 2006-2009……………………………………... 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Pariwisata Surakarta .......................................................... 57
Lampiran 2 . Peta Surakarta ........................................................................... 58
Lampiran 3. Gambar Banner Selamat Datang di Solo ................................... 59
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA .......................................... 60
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pariwisata Seni dan Budaya
Pemerintah Kota Surakarta ......................................................... 61
Lampiran 6. Surat Keterangan ........................................................................ 62
Lampiran 7. Data Informan ............................................................................. 63
Lampiran 8. Gambar Solo Grand Mall ........................................................... 64
Lampiran 9. Gambar Pusat Grosir Solo .......................................................... 65
Lampiran 10. Gambar Pasar Ngarsopuro ........................................................ 66
Lampiran 11. Gambar Lampu pada malam hari di Pasar Ngarsopuro ............ 67
Lampiran 12. Gambar Pasar Windujenar ........................................................ 68
Lampiran 13. Gambar Barang-barang Antik Pasar Windujenar ..................... 69
Lampiran 14. Gambar Kampung Batik Laweyan ........................................... 70
Lampiran 15. Gambar Proses Membatik di salah satu showroom di Laweyan 71
Lampiran 16. Gambar Pasar Klewer ............................................................... 72
Lampiran 17. Gambar Pasar Gedhe ................................................................ 73
Lampiran 18. Gambar Penjual Dawet dan Gambar Jajanan Pasar Gedhe ....... 74
Lampiran 19. Gambar Contoh Baju Batik ...................................................... 75
Lampiran 20. Gambar Brosur Wisata Belanja Kota Solo ............................... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata telah menjadi salah satu devisa negara terbesar . Agar
dapat bersaing dengan negara lain dan dapat menarik wisatawan untuk
datang ke negara mereka, maka setiap negara berusaha untuk
mengembangkan pariwisata mereka. Salah satu hal menarik dari segi
pariwisata yaitu berbagai obyek - obyek wisata yang menawarkan souvenir
ataupun makanan khas daerah tersebut agar bisa menjadi dayatarik
wisata. Selain itu jenis-jenis pariwisata adalah wisata alam, wisata buatan
dan wisata budaya.
Perkembangan sektor pariwisata beberapa tahun terakhir ini
memang sangat memprihatinkan, bahkan cenderung mengalami penurunan
kunjungan wisatawan yang datang di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada
kunjungan wisatawan sebelum dan sesudah krisis pada tahun 1998 silam.
Adanya beberapa faktor penyebab penurunan kunjungan wisatawan di
Indonesia adalah dampak peristiwa pemboman Word Trade Center tahun
2001, dampak pemboman Bali tahun 2002 dan 2005 bahkan akhir-akhir ini
adanya peristiwa terorisme pemboman di hotel–hotel berbintang yang sangat
mempengaruhi, serta kondisi politik Indonesia yang tidak konduksif. Selain
itu beberapa negara menetapkan Travel Warning yaitu laranagn kunjungan ke
Negara Indonesia. Hal ini secara nyata telah memberikan dampak pada
penurunan kunjungan wisatawan dari beberapa negara Sebagai sumber pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
wisatawan Indonesia, dan para wisatawan asing akan berfikir ulang untuk
berkunjung ke Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut telah dijelaskan diatas, tidak saja
jumlah kunjungan wisatawan yang menurun namun juga citra Indonesia
sebagai Daerah Tujuan Wisata juga menurun drastis di mata wisatawan
Internasional. Hal inilah yang mendorong pemerintah Indonesia untuk
melaksanakan serangkaian program penyelamatan dengan arah pada perbaikan
citra dan mendorong peningkatan kunjungan wisatawan. Hal tersebut tidaklah
menyurutkan semangat pemerintah dan masyarakat untuk terus meningkatkan
arus wisatawan yang berkunjung ke Indonesia.
Tumbuhnya pusat–pusat kegiatan wisata seperti Bali dan kawasan
lain yang belum populer menunjukan besarnya perhatian dan optimisme
pemerintah dan masyarakat terhadap permintaan pasar wisata .
Optomisme ini didukung oleh letak geografis Indonesia yang sangat
setrategis yaitu diantara dua Benua dan dua Samudera .
Upaya pemerintah dan masyarakat ditindak lanjuti dengan
pembenahan obyek – obyek wisata baik secara fisik maupun non fisik,
terbukti dengan dibangunnya fasilitas wisata beserta sarana penunjang
yang bersifat rekreatif seperti taman– taman terbuka , plza-plaza, pusat
perbelanjaan serta kebijakan program , peningkatan sumber daya manusia,
kegiatan operasional, jaringan informasi, pembangunan hotel, renovasi
obyek–obyek wisata, Transportasi, telekomunikasi dan promosi. Semuanya
itu bertujuan untuk mengembalikan citra Indonesia di mata wisatawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Internasional . Pemerintah akan menjamin bahwa kondisi Indonesia aman
sehingga wisatawan tidak perlu takut berkunjung ke Indonesia.
Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah sesuai dengan Undang–
Undang No. 22 tahun 1999, maka peranan penerintah pusat dalam
pengembangan kepariwisataan Nasional akan berkurang, dengan membagi
tugas dan kewenangannya kepada pemerintah daerah. Salah satu tugas
penting yang akan diserahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah perencanaan pemasaran pariwisata khusus masing -masing daerah
di Indonesia . Dan pelimpahan tugas ini menuntut peran aktif dan priaktif
daerah untuk menangkap berbagai peluang pasar wisata di daerahnya dan
secara profesional merancang rencana–rencana pembanguna khusus
daerahnya masimg–masing .
Surakarta yang dikenal dengan sebutan Solo , merupakan sebuah
kota yang menjadi jantung budaya Jawa. Sosok keraton yang menjadi simbol
budaya Jawa, sampai saat ini masih kokoh eksis baik secara fisik, komunitas
maupun ritualnya. Pariwisata Solo, banyak berkaitan dengan sejarah, budaya,
serta ritual keraton. Selain wisata budaya, terdapat pula beberapa tempat dan
event–event lain yang menarik untuk dinikmati. Selain itu sesuai dengan
perkembangan jaman, wisata modern yang kita kenal sebagai wisata belanja
dan kuliner tersedia lengkap di Solo .
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Jawa Tengah,
Kota Surakarta atau yang di kenal dengan Kota Solo memiliki obyek-obyek
wisata yang sangat menarik, khususnya obyek wisata belanja yang khas dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
beragam yang berpotensi untuk dijadikan komoditas unggulan pariwisata
dan menjadi perekonomian daerah, serta sebagai sektor pengembangan
wilayah bagi Kota Solo. Wisatawan dapat berkunjung dan berbelanja
cindera mata khas Solo antara lain di :
1). Pasar Klewer: Pasar Klewer adalah pasar tradisional textile dan garment
terbesar di Jawa Tengah. Pasar Klewer merupakan aset Kota Surakarta .
2). Pasar Antik Windhujenar : Pasar Windujenar merupakan “thrift market”
yang unik, dengan menjual berbagai barang-barang kuno dan memoribilia,
membawa kita kehidupan masa lalu.
3).Kampung batik Laweyan: Batik merupakan karya seni tradisional yang
banyak ditekuni oleh masyarakat Laweyan, maka kampung Laweyan
pernah dikenal sebagai kampung “Juragan Batik” . Laweyan adalah
kampung batik tertua di Indonesia.
4) Kampung batik Kauman : Kauman merupakan tempat ulama yang terdiri
dari beberapa lapisan masyarakat mulai dari penghulu tafsir anom, ketip,
modin, suronoto dan kaum. Keberadaan kaum sebagai penduduk
mayoritas di kawasan inilah yang menjadi dasar pemilihan nama
"kauman".
Berdasarkan fakta – fakta yang telah dipaparkan diatas , penulis
tertarik untuk meneliti tentang usaha Diparbud Surakarta dan
pemecahannya dalam mengembangkan wisata belanja di Kota Solo. Oleh
karena itu tugas akhir ini diberi judul “Perkembangan Wisata Belanja
di Kota Solo dari Tahun 2005- 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah – masalah yang telah dipaparkan, maka
penulis menyimpulkan permasalahan pada tugas akhir ini sebagai
berikut:
1. Usaha-usaha apakah yang dilakukan Diparbud Surakarta dalam
mengembangkan wisata belanja di Kota Solo dari tahun 2005 hingga
2010 ?
2. Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi Diparbud Surakarta
dalam mengembangkan wisata belanja di Kota Solo dari tahun 2005
hingga 2010 ?
3. Bagaimana potensi wisata belanja berdasarkan Analisis 4A dan
Analisis SWOT ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan Diparbud Surakarta
dalam mengembangkan wisata belanja di Kota Solo dari tahun 2005
hingga 2010 .
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Diparbud Surakarta
dalam mengembangkan wisata belanja di Kota Solo dari tahun 2005
hingga 2010 .
3. Mengetahui potensi wisata belanja di Kota Solo berdasarkan
Analisis 4A dan Analisis SWOT .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat antara lain :
1. Manfaat Akademis
a. Adanya penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepentingan semua
pihak yang memerlukan referensi sebagai bahan penelitian .
b. Dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan
perbandingan dengan melakukan penelitian yang sama.
c. Dikalangan akademis dapat dijadikan referensi tambahan dalam
melakukan penelitian sejenis atau penelitian dimasa yang akan
datang.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca
mengenai perkembangan wisata belanja di Kota Solo dari tahun
2005-2010.
b. Sebagai upaya pengenalan kebudayaan wisata belanja di Kota
Solo kepada masyarakat dan wisatawan yang berkunjung di Solo.
E. Kajian Pustaka
1. Pariwisata
Arti dan istilah pariwisata belum banyak diungkapkan oleh
para ahli bahasa dan ahli pariwisata di Indonesia, yang jelas kata
pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku
kata, yaitu pari dan wisata Pari yang bearti banyak, berkali-kali,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
berputar-putar, dari suatu tempat ketempat lain, sedangkan wisata
berarti perjalanan. Atas dasar kata tersebut, maka pariwisata diartikan
sebagai suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar
dari satu tempat ke tempat yang lain ( Oka A. Yoeti, 1985 : 103 )
Pariwisata adalah usaha jasa pelayanan yang melayani perjalanan
seseorang atau kelompok ke destinasi wisata ( touristm / travel
industry ) .
Menurut Undang-Undang kepariwisataan No. 10 Tahun 2009
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Wisata adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi
dalam jangka waktu sementara.
Wisatawan adalah seseorang atau kelompok orang yang melakukan
suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama
tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau Negara yang
dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau dinegara yang mereka
kunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut
pelancong.
Wisata Belanja adalah perjalanan wisatawan kesuatu destinasi
wisata yang memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhannya, uang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
untuk belanja (disposable income ) serta kemauan untuk
membelanjakannya ( Deparbudpar Repulik Indonesia ) Menurut kamus
Oxford, pariwisata adalah perusahaan yang menyediakan akomodasi
dan pelayanan untuk orang-orang yang berkunjung kesuatu tempat .
Pariwisata terdiri dari beberapa aspek. Beberapa hal yang mendukung
kegiatan pariwisata agar menjadi berhasil yaitu daya tarik wisata,
transportasi, akomodasi dan kegiatan penerjemahan atau Tour Leader .
1. Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata di dunia terbagi menjadi tiga yaitu daya
tarik wisata alami, daya tarik wisata budaya dan daya tarik wisata
buatan.
2. Transportasi
Transportasi merupakan faktor utama yang mendukung
dan mendorong perkembangan pariwisata. Setiap obyek wisata
membutuhkan transportasi untuk memberikan pelayanan kepada
wisatawan di sekitar obyek wisata tersebut . Hal ini ditujukan agar
para wisatawan dapat berkunjung ke tempat lain serta dengan
mudah menemukan obyek wisata lainnya.
3. Akomodasi
Akomodasi merupakan fasilitas-fasilitas seperti hotel, restoran
dan tempat-tempat ibadah yang disediakan untuk para wisatawan
selama di obyek wisata .
4. Tour Leader ( Tour Guide )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Tour Leader adalah seseorang yang memandu wisatawan dan
menjelaskan tentang obyek-obyek wisata yang dikunjungi.
Sehingga wisatawan dapat mengerti tentang sejarah obyek tersebut.
Pariwisata mendatangkan keuntungan di segala bidang menurut
(Oemar Hamalik; 1978 : 19)
Ada beberapa keuntungan dari pariwisata yaitu :
a. Meningkatkan pendapatan Nasional .
b. Mengembangkan nilai-nilai social, pergaulan dan pengetahuan .
c. Memotivasi perkembangan kreativitas, usaha persewaan, dan
meningkatkan pertunjukan seni dan budaya.
d. Mendukung kegiatan politik dunia.
e. Memanfaatkan serta memelihara lingkungan hidup.
f. Memperluas lapangan pekerjaan.
g. Mendukung perbaikan kesehatan serta kesempatan kerja .
Fungsi-fungsi Pariwisata adalah :
a. Menjadi alat dan cara yang efektif untuk menciptakan hubungan
erat diantara penduduk .
b. Pemelihara keamanan, social, ekonomi dan stabilitas budaya.
c. Meningkatkan pendapatan nasioinal.
d. Untuk mendorong pengembangan budaya itu sendiri.
2. Promosi
Promosi wisata adalah sutu upaya untuk memperkenalkan daya
tarik wisata dan segala sesuatu yang berhubungan dangan pariwisata,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
untuk menarik para wisatawan berkunjung menikmati obyek wisata yang
mereka kunjungi. Promosi merupakan faktor yang paling penting sebagai
pendukung pengembangan pariwisata.
Promosi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari
pendistribusian material-material seperti film, slide, iklan, brosur, brosur
pariwisata, televisi, radio, majalah, bioskop, pengiriman pos, dan lain-lain (
Yoeti, 1985 : 52 ) .
Di sisi lain promosi dalah suatu usaha yang dilakukan oleh
seseorang atau lembaga untuk memperkenalkan sesuatu. Ada dua jenis
media promosi yaitu media cetak dan media elektronik.
a. Media cetak
Salah satu cara kegiatan promosi menggunakan media seperti brosur,
leflet, majalah, koran dan lain-lain.
b. Media Elektronik
Media promosi televise, radio, iklan, dan lain-lain.
Menurut Undang-Undang kepariwisataan No. 10 Tahun 2009 Pasal 48 ayat 1:
Badan Promosi Pariwisata Indonesia mempunyai tugas :
a. Meningkatkan citra kepariwisataan Indonesia .
b. Meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan penerimaan devisa;
c. Meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan pembelanjaan;
d. Menggalang pendanaan dari sumber selain Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan material individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain. Batasan tersebut dapat diartikan bahwa keberhasilan
pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan atau suatu
instansi dalam melakukan usahanya, dengan demikian pemasan merupakan
salah satu dari kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan perusahaan atau
instansi tertentu dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan
hidup, mengembangkan dan mendapatkan keuntungan yang layak (Nur Aini,
2002 : 6 ).
Pemasaran merupakan sesuatu yang harus diutamakan dalam
menjalankan suatu usaha. Namun suatu pemasaran harus dilakukan
secara terpadu dengan menitikberatkan perhatian terhadap pelanggan dari
pada produk. Perhatian yang diberikan lebih kepada pelanggan memang
suatu keharusan bagi usaha perjalanan, karena suatu perjalanan
merupakan usaha yang bergerak dibidang jasa dimana menarik pelanggan
merupakan sasaran utama dalam memperoleh keuntungan ( Salah Wahab;
1977 : 23 ) .
Pemasaran wisata adalah penyesuaian yang sistematis dan
terkoordinasi mengenai kebijakan dari badan-badan usaha wisata maupun
kebijakan dalan sektor pariwisata pada tingkat keuntungan yang memadai
di bidang pariwisata ( Andy Raharjo, 2005 : 9 ) .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
F. Metode Penelitian
Data merupakan informasi yang tertulis ataupun lisan yang akan
didapat pada saat pelaksanaan penelitian. Sumber data yang akan
digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Data primer adalah : Data yang diperoleh langsung dari obyek
yang diteliti melalui observasi dan interview langsung.
Data sekunder : Data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
laporan-laporan dari orang diluar penelitian itu sendiri.
Metode-metode penelitian ini terdiri dari :
1. Tehnik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Mengadakan wawancara atau tanya jawab langsung untuk
mendapatkan informasi yang mendalam tentang data yang
dibituhkan dengan pihak yang berkompetensi dengan masalah yang
dikaji. Dalam hal ini penulis mewawancarai pihak yang terkait yaitu
dengan Anton Herdinarto, S.Sos( Sekretaris Dinas Pengelola Pasar
Kota Surakarta )
b. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung ke obyek penelitian
dengan melakukan pesdeskrepsian dan mencatat data yang ada di
Diparbud Surakarta tentang cara mengembangkan wisata belanja
di Kota Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c. Studi Dokumentasi
Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan
data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti.
Metode dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang
berasal dari sumber nonmanusia. Dokumen-dokumen yang
dikumpulkan akan membantu peneliti dalam memahami fenomena
yang terjadi dilokasi penelitian dan membantu interpretasi data. Selain
itu, dokumen dan data-data literer dapat membantu dalam menyusun
analisis dan melakukan validitas data. ( Afifuddin, 2009 : 141 ).
Dalam penyusunan tugas akhir ini memanfaatkan arsip yang
berupa data jumlah pengunjung tahun 2006-2009,data beberapa obyek
wisata belanja Kota Solo, sedangkan dokumentasi berupa foto-foto
bangunan obyek, foto-foto souvenir, batik, barang antik sehingga akan
memperjelas para pembaca tentang gambaran umum Wisata Belanja di
Kota Solo.
2. Tehnik Analisis Data
Setelah penulis mengumpulkan dan melihat data-data yang
terkumpul selanjutnya penulis mencoba menganalisis data dangan matode
analisis deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara
sistematik sehingga dapat lebih mudah difahami dan disimpulkan.
Analisis deskripsi ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik
dan akurat fakta dan karakteristik mengenai bidang tertentu dan
kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
semuanya selalu dapat dikembalikan pada data yang diperoleh ( Saiffudin
Azwar, 2010 : 7 ).
G. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :
BAB I . Membahas mengenai pendahuluan yang meliputi tentang
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kajian pustaka, serta metode penelitian yang berisi tehnik
pengumpulan data dan tehnik analisa data .
BAB II. Membahas mengenai gambaran umum Kota Solo, sekilas
tentang Kota Solo, Pengenalan mengenai obyek wisata belanja yang ada,
Prospek Kepariwisataan Kota Solo, serta data-data jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara maupun domestik ke Solo.
BAB III. Usaha Perkembangan Wisata Belanja di Kota Solo.
Bab ketiga menguraikan tentang hasil penelitian yang meliputi :
Sejarah singkat Kota Solo, potensi, pengembangan wisata belanja di Solo,
Kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan wisata belanja di
Solo
BAB IV . Penutup
Bab penutup meliputi kesimpulan dari pembahasan dan saran .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA SURAKARTA
A. Kondisi Geografi
Secara geografis Kota Surakarta dan sekitarnya terletak pada
posisi 110,46,49,,- 110˚ 51’30’’ Bujur Timur dan antara 7˚ 31’ 43’’-7˚
35’28’’ Lintang Selatan. Luas daerah administrasi kurang lebih 44,06
km². Terdiri dari 5 wilayah Kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, yang
terdiri dari 11 Kelurahan, Kecamatan Serengan, yang terdiri dari 7
Kelurahan, Kecamatan Jebres, yang terdiri dari 11 Kelurahan, Kecamatan
Pasar Kliwon, yang terdiri dari 9 Kelurahan, Kecamatan Banjarsari, yang
terdiri dari 13 Kelurahan. Batas-batas administrasi dari wilayah kota
Surakarta dan sekitarnya adalah sebagai berikut : Sebelah Utara:
Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, Sebelah Timur: Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo, Sebelah Selatan: Kabupaten
Sukoharjo, Sebelah Barat: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Sukoharjo (sumber: www.surakarta.go.id).
Solo merupakan salah satu tempat tujuan wisata paling menarik
di Jawa Tengah, dan didukung oleh enam Kabupaten yaitu Sragen,
Karanganyar, Wonogiri, Klaten, Sukoharjo dan Boyolali. Dari daerah
tersebut memiliki potensi pariwisata yang besar dan mempunyai ciri khas
sendiri dari setiap derah tersebut, mempunyai atraksi wisata yang dapat
menarik wisatawan dalam atau luar negeri, yang kemudian dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
mendatangkan devisa di setiap daerahnya dan mengidentikan Surakarta
sebagai salah satu pusat budaya atau lebih dikenal dengan “Kota
Budaya” .
Solo sebagai bagian dari wilayah Indonesia adalah kota yang
mempunyai sejarah sosial dan budaya yang panjang. Solo memiliki dua
kerajaan yang sangat dikagumi oleh semua warga Solo pada khususnya
dan seluruh warga Indonesia pada umumnya yaitu Keraton Kasunanan
Surakarta dan Istana Mangkunegaran atau yang lebih dikenal dengan
Puro Mangkunegaran . Masyarakat kota Solo yang bersifat Heterogen
mempunyai komunitas-komunitas etnis di setiap kampung di Solo.
Kawasan wilayah Surakarta Hadiningrat memang cukup terkenal
dengan banyak potensi yang terdapat didalamnya. Hal ini tentu saja
berpengaruh terhadap pendapatan daerah terutama dalam menghadapi
otonomi daerah sekarang ini. Selain sebagai daerah tolak ukur
berkembangnya bisnis, namun juga sebagai daerah pengembangan
pariwisata.
Berkembangnya industri pariwisata bermula dengan beragamnya
serta kentalnya budaya yang ada serta melekat erat dihati masyarakat
sekitar. Untuk menjadikan sebuah daerah perkembangan industri
pariwisata, suatu daerah haruslah mempunyai lebih dari sebuah obyek
wisata, yang tentunya menjadikan sebuah aset pemasukan bagi
daerah.(sumber:www.surakarta.go.id).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dari semua keterangan yang ada dapat disimpulkan bahwa kota
Solo sesungguhnya banyak memiliki potensi wisata, yang sangat tepat
dan sangat perlu dikembangkan sebagai salah satu kota berpotensi wisata
di provinsi Jawa Tengah pada khususnya, berhubungan dengan hal
tersebut kota Solo mempunyai berbagai obyek-obyek wisata yang layak
dijadikan aset-aset wisata.
Potensi obyek-obyek wisata di Kota Solo antara lain :
a. Obyek Wisata Alam
Obyek Wisata Taman Satwataru Jurug merupakan tempat
wisata yang diminati wisatawan di Kota Solo memiliki berbagai
macam pepohonan, di obyek wisata ini juga mempunyai koleksi
binatang – binatang langka sehingga tempat ini nyaman dan cocok
untuk wisata keluarga. Selain itu di Kota Solo juga terdapat Taman
Balekambang yang mempunyai keindahan yang tak kalah menarik
untuk dikunjungi.
b. Obyek Wisata Budaya
Kota Solo memiliki obyek wisata budaya diantaranya yang
cukup terkenal adalah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan
Puro Mangkunegaran yang mempunyai banyak peninggalan bersejarah.
Selain itu di Solo juga terdapat wisata lain seperti Museum Radya
Pustaka, Monumen Pers Nasional, Kampung Wisata Laweyan,
Kampung Batik Kauman dan Galeri Batik Kuno Danarhadi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
mempunyai berbagai macam benda-benda koleksi yang cukup menarik
untuk dikunjungi, baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
c. Obyek Wisata Belanja
Kota Solo memiliki beberapa obyek wisata belanja seperti Pasar
Antik Windujenar, Ngarsopuro, Pasar Klewer, Pasar Gedhe, PGS dan
BTC, di tempat-tempat tersebut diperjualbelikan beberapa barang-
barang khas kota Solo seperti batik, keris, wayang dan juga jajanan
khas kota Solo seperti nasi liwet, nasi teamlo, serabi dan lain-lain
dengan harga yang cukup terjangkau. (sumber: www.surakarta.go.id)
B. Prospek Kepariwisataan di Kota Solo
Prospek pengembangan kepariwisataan di Solo ke depan menjadi
sangat terbuka peluang dengan makin banyaknya akses penerbangan
domestik maupun mancanegara, misalnya akan dibuka jalur penerbangan
Solo-Bali dan juga sedang diusahakan penambahan jalur penerbangan
internasional Solo-Kualalumpur oleh Pemerintah Daerah di Bandara Adi
Sumarmo. Sebelumnya ada tiga maskapai penerbangan (Garuda, Lion Air,
Silk Air) kini ada tambahan dua maskapai yaitu Sriwijaya Air, dan Air
Asia yang sudah memasukkan Solo sebagai salah satu rute penerbangan
ke Solo.
Kota Solo juga diuntungkan dengan letak geografisnya yang
sangat strategis yang merupakan pertemuan jalur transportasi darat lintas
utara (Jakarta-Semarang-Solo-Surabaya) dan lintas selatan (Jakarta-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Yogyakarta-Solo-Surabaya) ditambah lagi dengan rencana dibangun jalan
tol Jogja-Solo, Semarang-Solo dan Kertosono-Solo.
Dalam bayangan Pemerintah Kota Surakarta dan Dinas Pariwisata,
Solo masa depan seharusnya Solo berkembang sebagai kota kental
nuansa budaya. Masih sejalan dengan tujuan itu, mereka meyakini bahwa
paradigma, pembangunan kota Solo tidak boleh hanya berorientasi pada
physical investment (pembangunan fisik) tetapi juga human investment
(pembangunan manusia) supaya ada keseimbangan antara aspek lahiriah
(Sumber : Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Surakarta).
Dengan tumbuh dilingkungan yang lebih sehat generasi muda
mendatang diharapkan bisa lebih berkualitas. Kedepan akan diusahakan
agar lebih banyak lahan yang dapat dijadikan lingkungan sehat, baik
dengan tamanisasi maupun hutan kota. Penciptaan ruang publik semacam
itu disisi lain juga membuat interaksi sosial antar warga Solo akan lebih
baik sehingga predikat kota Solo sebagai “Solo Berseri (Bersih, Sehat,
Rapi, Indah)” menjadi lebih nyata, sekaligus juga dapat meningkat dan
juga mewujudkan Sapta Pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah,
Ramah-tamah, Kenangan) (sumber: www.surakarta.go.id).
Kota Solo dari tahun ketahun semakin berkembang dapat dirasakan
lima tahun terakhir ini perkembangannya semakin pesat baik dalam
pemerintahannya maupun juga prospek kepariwisataannya, dengan adanya
pengembangan brand image kota dengan melakukan penataan kawasan
wisata, budaya dan perdagangan serta meningkatkan event-event bertaraf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
internasional sehingga menunjang pendapatan daerah kunjungan para
wisatawan ke Solo.
C. Pengenalan Obyek Wisata Belanja Kota Solo
Pusat perbelanjaan di kota Solo terkenal murah dan kualitas barang-
barangnya yang bagus,sehinggga wisatawan senang untuk berbelanja di kota
Solo. Keramah-tamahan para penjual semakin membuat para wisatawan
belanja di kota Solo.
Adapun beberapa obyek wisata belanja Kota Solo :
a. Pasar Ngarsopuro ( Night Market )
Pasar Ngarsopuro merupakan salah satu obyek wisata belanja
baru di Kota Solo. Pasar ini termasuk pasar wisata karena barang
yang dijual adalah barang kerajinan khas Kota Solo. Di pasar ini
wisatawan dapat melakukan kegiatan antara lain berbelanja kerajinan
khas Kota Solo, bersantai sambil menikmati hiburan, dan juga
sekaligus wisatawan dapat menikmati wisata kuliner yang tersedia di
pasar ini. Pasar ini mempunyai pengaruh terhadap pariwisata di Kota
Solo. Adanya pasar wisata ini wisatawan yang berkunjung di Kota
Solo semakin meningkat, sehingga mempunyai dampak positif bagi
perkembangan pariwisata di Kota Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Obyek Wisata Pasar Ngarsopuro adalah merupakan wisata belanja
yang menjual produk-produk khas Kota Solo. Pasar Ngarsopuro buka
pada malam hari khususnya pada hari Sabtu dan Minggu. Pasar
Ngarsopuro juga disebut Night Market. ( wawancara Anton Herdinarto,
S.Sos, 10 Januari 2011 ).
b. Pusat Grosir Solo ( PGS )
Pusat grosir berlantai 5 di Jawa Tengah yang terletak di jantung
kota Solo (Bundaran Gladak) dan juga sebagai salah satu Objek Wisata
Niaga, karena terletak di sebelah Utara Keraton Solo dan Pasar Klewer.
Pusat Grosir Solo (PGS) merupakan suatu pasar tradisional yang dengan
konsep bangunan modern mulai dioperasikan mulai Desember 2005.
Dengan manajemen handal yang mengutamakan keamanan dan
kenyamanan baik itu pengunjung maupun pedagang maka menjadikan
PGS sebagai salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Hal ini karena
PGS memiliki koridor yang lapang, parkir yang luas, disamping ruang
usaha yang nyaman yang didukung fasilitas-fasilitas seperti eskalator, lift
barang, tempat bongkar muat, parkir di tiap lantai, foodcourt, dll. Berbagai
macam produk tersedia di sini mulai dari batik, konveksi, textile, sepatu,
tas, aksesoris, ATK, dll. Semua dapat dibeli dengan harga yang bersaing
dan kualitas terjamin. (wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari
2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
c . Pasar Gedhe
Pasar ini dibangun pertama kali pada jaman pemerintahan kolonial
Belanda, dirancang oleh Arsitek berkebangsaan Belanda, Thomas I.
Karsten. Pernah terbakar dan dibangun kembali dengan bangunan yang
sama sebelum terbakar. Untuk itulah pasar ini dianggap oleh berbagai
kalangan mewakili semangat konservasi bangunan-bangunan bersejarah.
Pasar Gedhe Solo terletak di jantung kota Solo, berada pada satu poros
berhadapan langsung dengan Kompleks Balaikota Surakarta. Saat ini Pasar
Gedhe masih menjadi salah satu titik tujuan utama masyarakat berbelanja
kebutuhan pokok dan rumah tangga. ( wawancara Anton Herdinarto,
S.Sos, 10 Januari 2011 ).
d. Kampung Batik Laweyan
Para wisatawan yang menginginkan busana dengan ciri khas batik
Solo atau ingin memberikan oleh-oleh bagi kerabat, Kampung Batik
Laweyan merupakan salah satu obyek wisata belanja batik yang terkenal
di Kota Solo. Membeli baju, kemeja, kain batik didapatkan dengan
penawaran harga yang beragam. ( wawancara Anton Herdinarto, S.Sos,
10 Januari 2011 ).
e. Pasar Klewer
Pasar Klewer adalah pasar tradisional textile dan garment terbesar di
Jawa Tengah, Di pasar klewer terdapat berbagai macam produk textile
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dan garment dari harga yang paling murah sampai harga yang paling
mahal. Setiap harinya pasar Klewer selalu dikunjungi oleh pembeli dari
kota Solo sendiri maupun pembeli dari luar kota Solo . Pasar Klewer
merupakan aset kota Surakarta yang berdiri diatas tanah seluas
12.950 m². ( wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011
f. Solo Grand Mall (SGM)
Solo Grand Mall adalah mall pertama di kota Surakarta terletak
di lokasi yang stategis Jl. Slamet Riyadi, dengan konsep One Stop
Shopping, di mall ini tersedia berbagai macam kebutuhan konsumen.
Mulai dari kebutuhan sandang, pangan, elektronik hingga hiburan.
Uniknya barang ataupun fasilitas yang ditawarkan disini lebih murah
dari harga standart mall. ( wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10
Januari 2011 ).
D. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Maupun Domestik Di
Obyek Wisata Kota Solo
Untuk mengetahui meningkat atau menurunnya wisatawan,
perlu adanya pendataan agar pengelola pariwisata khususnya Dinas
Pariwisata dapat melakukan rencana-rencana baru agar wisatawan datang
kembali.
Data pengunjung digunakan untuk mengetahui berapa banyak
pengunjung dan uang yang masuk setiap bulan di obyek wisata belanja
maupun obyek wisata lain yang ada di Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Berikut ini akan ditunjukan tabel data pengunjung obyek wisata
di Solo pada tahun 2006-2009.
Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke ODTW Kota Surakarta,
Tahun 2006-2009
TAHUN WISATAWAN
MANCANEGARA
( WISMAN )
WISATAWAN
NUSANTARA
( WISNUS )
JUMLAH
WISMAN
& WISNUS
PROSENTASE
PROGRESS
( WISMAN &
WISNUS )
2006
2007
2008
2009
10.626
11.585
12.449
14.875
904.948
914.890
970.163
1.036.623
915.610
926.475
982.632
1.051.498
Naik 19%
Naik 1,18%
Naik 6,13%
Naik 7%
( Dok. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta 2009 )
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara dan nusantara pada tahun 2006 mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya, dan pada tahun berikutnya yaitu 2007
dan tahun 2008 juga mengalami kenaikan, dan mengalami perkembangan
lagi dan mulai naik pada tahun 2009. Dengan adanya wisata belanja
diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya bisa mengalami peningkatan
yang signifikan. (wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
PERKEMBANGAN OBYEK WISATA BELANJA DI KOTA
SOLO
A. Kriteria Umum Perkembangan Obyek Wisata Belanja Kota
Solo
Solo adalah kota wisata, di Solo terdapat pusat perbelanjaan
modern yaitu Solo Grand Mall dan Solo Square, juga terdapat pasar-pasar
tradisional. Pasar Klewer adalah urutan pertama bagi anda yang ingin
berbelanja khas Solo, yaitu batik . Terletak di alun-alun utara tepat
berseberangan dengan Masjid Agung Surakarta dan berdekatan juga dengan
Keraton Kasunanan. Pasar Klewer menyediakan batik dengan beragam
corak dan aplikasi. Selain Pasar Klewer juga terdapat Pusat Grosir Solo (
PGS) dan Beteng Square, kondisi disini jauh lebih baik daripada Pasar
Klewer karena lokasinya ber-AC dan bersih . Harga yang ditawarkan di PGS
juga bervariasi, tetapi jika berbelanja di PGS harga dapat ditawar. Pasar
Gedhe lebih beragam, sama seperti pasar-pasar tradisional daerah lain.
Barang yang dijual lebih banyak untuk kebutuhan rumah tangga. Sayur
mayur yang dijual datang dari perkebunan di kawasan Tawangmangu dan
sekitarnya. Pasar Gedhe memiliki khas tersendiri dibandingkan dengan pasar
tradisional lain, yaitu ditengah pasar terdapat penjual dawet, dan gerai ini
tidak buka cabang . Bahan dawet yang terbuat dari cendol hijau, selasih,
potongan nangka, gula merah cair, dan air santan membuat minuman ini
begitu diminati. Jika berminat belanja khusus batik, berwisata ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Kampung Batik Laweyan , disinilah sentra pembuatan batik. Wisatawan
yang berkunjung dapat melihat proses pembuatan batik dan membelinya
langsung dirumah-rumah atau showroom pembuatnya . Selain dari segi
obyek wisata Solo memang layak mewakili wajah Indonesia dalam
sebuah pameran dagang Internasional. Penduduk Solo, dikenal sangat
dinamik dan multikultural. Di kota yang menjadi jantung Jawa Tengah ini
bermukim para pedagang ulet, wirausahawan tangguh, serta pekerja keras.
Kota Solo Raya yang berpenduduk sekitar 3.500.000 orang ini,
perekonomian masyrakatnya didukung oleh sektor kerajinan, perindustrian,
pertanian dan pariwisata. Kota Solo mempunyai slogan wisata “The Spirit
of Java” yang diharapkan bisa membangun kota Solo sebagai pusat
kebudayaan dan pariwisata di pulau Jawa. Sesuai dengan slogan wisata
tersebut Solo ingin memperkenalkan beberapa obyek wisata yang menarik
dan patut di kunjungi ketika liburan dan jalan- jalan di daerah Solo dan
sekitarnya. Karakter Solo juga sangat sesuai dengan semangat
penyelenggaraan ekspo yang berniat menyatukan berbagai bangsa melalui
perdagangan yang saling menguntungkan dan membawa kemakmuran
bersama. ( Sumber : http:// Perkembangan Wisata Belanja Solo.htm ).
B. Upaya Pengembangan Pasar Seni Sebagai Alternatif Destinasi Wisata
Belanja Kota Solo .
Pendirian Pasar Seni dan pusat kerajinan dan souvevir sebagai
destinasi wisata bukanlah hal yang sederhana karena didalamnya terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
hal-hal yang saling berkaitan dan perlu penanganan yang menyeluruh
(holistik). Hal yang nampak secara jelas adalah pemilihan lahan dan
kawasan yang sudah tentu memiliki keterkaitan persoalan demografis,
sosiologis, psikologis, kultural, religi dan ekonomis . Hal yang kedua
adalah akseptabilitas baik dari political will dari kalangan eksekutif atau
legislatif maupun dari masyarakat setempat . Hal yang penting adalah
kajian atas aspek ekonomi pasar dan kemasyarakatan .
Sebagai gambaran umum, pembangunan pusat kerajinan dan
souvenir paling tidak harus berkaitan dengan kegiatan usaha pariwisata
seperti industrial show, trade show, scientivic exhibition . Demikian juga
keterkaitannya dengan MICE ( Meeting , Insentive , Conference dan
Exibition ) dalam kawasan wisata konvensi . Pemilihan kawasan di Kota
Solo yang rencana akan dijadikan pusat kerajinan dan souvenir juga harus
mengalami perkembangan menyeluruh baik dari perspektif pengembangan
kewilayahan , landscape kota yang dikembangkan dan beberapa hal teknis
pemetaan wilayah yang bersinergi dengan aspek sosial ekonomi,
transportasi, pasar, pemukiman, lingkungan alam dan budaya .
Ada beberapa hal yang dapat didaftar sehubungan dengan
rencana pengembangan pusat kerajinan dan souvenir sebagai destinasi
wisata belanja Kota Solo adalah sebagai berikut :
1. Sinergitas Lokasi Tempat Pusat Kerajinan
a. Gedung / pusat kerajinan ,konvensi, dan exhibisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Balai Kota / Town halls.
c. Pekan Raya / Trade Fairs.
d. Gedung Pameran / Exhibition Halls.
e. Balai pertemuan instansi pemerintah / gouverment function halls.
f. University Halls .
g. Hotel Function Halls .
h. KADIN
i. Community Centers.
j. City Hotels.
k. Airport, terminal bus, dan stasiun kereta api.
2. Pusat-pusat Usaha Konvensi
a. Biro Konvensi .
b. Organisasi Penyelenggara Konvensi Profesional .
c. Usaha Pengelola Asosiasi .
d. Usaha Kawasan Wisata .
e. Wisata Perjalanan / Incentive Travel Houses .
3. Pusat-pusat Usaha Pameran
a. Profesional Exhibition Organizer .
b. Usaha pameran dagang .
c. Usaha pameran ilmiah .
d. Usaha pekan raya .
e. Asosiasi Peserta Pameran Ilmiah .
f. Asosiasi Desainer dan Produser Pameran .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Usaha Jasa Angkutan
a. Perusahaan Penerbangan Komersiil .
b. Perusahaan Bus Wisata.
c. Perusahaan Sewa Mobil .
d. Perusahaan Kereta Api .
e. Perusahaan Taxi .
5. Organisasi Nasional .
6. Usaha Akomodasi dan Makan Minum / Hospitality Industries .
7. Usaha Makan dan Minum ( Food and Baverage ) .
8. Usaha Jasa Wisata / Tour and Travel Companies .
9. Perhimpunan dan Organisasi Internasional .
10. Pusat perbelanjaan / Shopping Centers
a. Usaha aneka kembang .
b. Pusat kerajinan renda dan bordir .
c. Pusat kerajinan emas dan perak .
d. Pusat seni rupa dan lukis .
e. Perancang dan peragaan busana .
f. Pusat mebel dan perabot rumah tangga .
g. Pusat keramik dan porselen .
h. Pusat penjual barang serba ada / depertement stores .
i. Pusat aksesoris dan perhiasan .
j. Pusat cinderamata dan hadiah .
k. Pusat layanan kamera dan film .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
l. Pusat peralatan olahraga .
m. Audio visual supplier dan company .
n. Galeri Busana Trendy dan Khusus .
o. Minyak wangi dan kosmetika .
p. Salon kecantikan .
q. Tukang cukur .
r. Massage Parlours .
11. Pusat Hiburan dan Rekreasi .
12. Perbankan .
Pembangunan dan pengembangan kawasan wisata dengan destinasi
minat khusus belanja dengan pusat kerajinan dan souvenir harus
memberikan dampak sosial ekonomi, sosial budaya , dan lingkungan .
Yang terpenting dapat memberikan dampak positif bagi kota Solo, yang
berkaitan dengan dampaknya terhadap penerima devisa , pendapatan
masyarakat , kesempatan kerja , harga-harga barang , distribusi manfaat /
keuntungan ,kepemilikan dan kontrol , dampak pembangunan secara
keseluruhan , dan pendapatan pemerintah . (Sumber: www.surakarta.go.id)
C. Obyek – Obyek Wisata Belanja Kota Solo
1. Pasar Ngarsopuro (Ngarsopuro Night Market)
Kawasan Ngarsapura di sepanjang Jl. Diponegoro yang
menghubungkan antara Citywalk Jl. Slamet Riyadi dengan Kompleks
Mangkunegaran diharapkan mampu menjadi salah satu kawasan wisata,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
ekonomi, dan seni bagi kota Surakarta. Kawasan ini bisa menjadi pusat
kegiatan baru bagi aktivitas sosial, ekonomi, dan seni-budaya untuk
kebutuhan masyarakat Solo.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah
panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan
untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan
lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan
dan lingkungan rencana umum dan panduan rancangan, rencana
investasi, ketentuan pengendalain r encana, dan pedoman pengendalian
pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. RTBL akan menjadi
pedoman perancangan kawasan dan arahan
Arti Penting Kawasan Ngarsopuro
Kontribusi kawasan Ngarsapura terhadap kota Surakarta
dipengaruhi oleh tata letak kawasan yang berada dalam simpul-simpul
ekonomi dan pergerakan kota, dengan dilatarbelakangi komplek Kraton
Mangkunegaran. Arti penting penyusunan RTBL Kawasan Ngarsapura
sebagai berikut :
a. Kawasan Ngarasapura terletak di pusat kota Surakarta dengan
mengemban fungsi pelayanan jasa dan perdagangan yang bersifat
sekunder (kawasan sekitar kota Surakarta).
b. Jaringan jalan di Kawasan Ngarsapura menjadi bagian yang penting
dari sistem pergerakan kota, karena berakses langsung kepada citywalk
di Jl. Slamet Riyadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c. Intensitas kegiatan ekonomi di Jalan Diponegoro sangat tinggi, dengan
keberadaan fungsi perdagangan, jasa, pendidikan, dan perumahan.
d. Komplek Keraton Mangkunegaran di sisi utara Jl. Ronggowarsito
menjadi pusat kegiatan budaya, menjadi datum dan simbol yang layak
untuk dipertahankan keberadaannya.
e. Pasar Triwindu di sisi timur Jl. Diponegoro saat ini menjadi pusat
perdagangan barang-barang antik maupun produk repro bernuansa
antik.
f. Diperlukan upaya untuk memadukan kepentingan peningkatan
kenyamanan pejalan kaki serta pemantapan citra kawasan citywalk.
g. Kawasan Ngarsapura merupakan kawasan dengan dinamika yang
tinggi, khususnya kegiatan perdagangan, jasa, pemukiman, dan
perdagangan. Masing-masing kegiatan berupaya mengambil orientasi
utama pada jalan-jalan utama di Ngarsapura. Penyusunan RTBL untuk
kawasan Ngarsapura dapat menjadikan pembangunan lebih terarah dan
terkonsep. ( Sumber : http://www.Pasar Ngarsopuro.htm ).
2. Pasar Gedhe Hardjonegoro
Pasar Gedhe Hardjonegoro yang terletak di jalan Urip Sumoharjo,
Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Surakarta ini dibangun oleh
Sinuhun Pakoe Boewono X pada tahun 1930. Pasar ini didisain oleh
arsitek Belanda bernama Thomas Karsten. Arsitektur Pasar Gedhe
merupakan perpaduan antara gaya Eropa dengan gaya tradisional. Karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
terjadi kebakaran pada tahun 2000, Pasar Gedhe mengalami renovasi
namun tanpa mengubah bentuk aslinya. Pada masa awal berdirinya, di
pasar ini sudah diberlakukan sistem jual beli dan sewa terhadap toko dan
tempat untuk berjualan. Sebuah sistem yang masih belum umum pada
masa itu. Satu hal lagi adalah bahwa Pasar Gedhe Harjonegoro menjadi
pasar bertingkat pertama di Indonesia.
Bangunan Pasar Gede terdiri dari 2 (dua) bangunan :
a. Bagian Barat (1.364 m2). Menyediakan jenis dagangan buah – buahan
dan ikan hias.
b. Bagian Timur (5.607 m2) Menyediakan dagangan kebutuhan sehari –
hari dan mempunyai spesifikasi menyediakan makanan khas Solo
(aneka kue tradisional,dawet,intip,ampyang,serabi,pecel,gethuk dsb).
Profil Pasar
Luas Tanah : 6. 971 m2
Luas Bangunan : 5.800,15m2
Spesifikasi Dagangan : Hasil Bumi
Jumlah Los : 633 Buah
Jumlah Kios : 108 Buah
Jumlah Pedagang Kios/Los tahun 2010 : 741 Orang
Jumlah Pedagang Oprokan : 240 Orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Fasilitas Pasar
1) Kantor Pasar
2) Lahan Parkir seluas 390 m2
3) Mushola
4) MCK
5) Pos Keamanan
6) Sarana pemadam kebakaran(hydrant dan APAR)
7) Sarana bongkar muat Sarana kebersihan (Container, Bin sampah,
TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara)
Pasar Gede sangat strategis letaknya. Berada di seberang timur
Gedung Balai Kota Surakarta di dekatnya mengalir Kali Pepe yang
membelah kota Solo, membuat Pasar Gede terlihat dari Gedung Balai
Kota. Lokasi ini terletak di perkampungan warga keturunan Tionghoa atau
Pecinan yang bernama Balong.Lokasi Pasar Gede berada di Kelurahan
Sudiroprajan berada di Jalan Sudirman dan Jalan Pasar Gede, bila dilihat
dari tata geografisnya, Pasar Gede masuk dalam kawasan segitiga emas
kota Solo. Bila di Jakarta ada segitiga emas Kuningan, letak Pasar Gede
Solo pun berada di segitiga emas yang meliputi Keraton Kasunanan,
Keraton Mangkunegaran dan Pasar Gede sendiri.
Pasar Gede termasuk cagar budaya kota Solo berdasarkan SK
Walikota No. 646 tahun 1997 tentang perlindungan cagar budaya di kota
Solo. Dengan potensi lahan seluas 8.560 meter persegi yang terdiri dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
127 ruko, 133 kios, 633 los pasar dan sekitar 250 lapak pedagang, potensi
pasar tersebut sangat cukup dikenal oleh orang luar Solo. Bahkan turis
domestik dan asing pun dalam kesempatan berkunjung ke Solo biasa
mampir berbelanja ke pasar ini. Selain dekatnya Pasar Gede dengan
Pecinan di Kelurahan Sudiroprajan juga mempengaruhi jenis dagangan
yang dijual. Jenis dagangan buah-buahan, juga sembako bahkan jajanan
khas Solo seperti Krasikan, Kue Wajik, Intip, Kue Mangkok dan rempah-
rempah bahan racikan jamu tradisionil dijual di Pasar Gede. Beberapa
makanan khas bisa dibeli di sini diantaranya Lenjongan, Dawet Bu Dermi
hingga Kare Bu Harini, dengan harga jajanan pasar yang sangat murah
untuk ukuran kota Solo.
Di antara penuh sesaknya parkir becak, sepeda motor, sepeda
ontel dan mobil yang memenuhi areal luar pasar, membuat lalu lintas
sedikit padat di jam sibuk kerja. Keunikan lain di dalam pasar ini adalah
hukum sliding price atau harga lunak dalam tawar menawar antara
pembeli dan penjual. Perilaku tawar menawar masih terjaga dengan baik di
sini. Umumnya pedagang menggunakan bahasa Jawa kromo inggil ketika
menyapa pembeli. Karena itu keakraban antara penjual dan pembeli yang
menjadi pelanggan tetap sangat terjaga dengan baik. . (wawancara Anton
Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3. Kampoeng Batik Laweyan
Kampung Batik Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik
yang sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M dan mencapai
kejayaan pada era 1970an. Karya seni tradisional batik terus ditekuni
masyarakat Laweyan sampai sekarang. Suasana kegiatan membatik di
Laweyan tempo dulu banyak didominasi oleh keberadaan para juragan
batik sebagai pemilik usaha batik. Jika berkunjung kesana, pengunjung
dapat melihat sendiri proses pembuatan batik, tentunya ini pengalaman
yang tidak akan didapatkan di toko atau butik di tempat lain.
Sebagai langkah strategis untuk melestarikan seni batik, kampung
Laweyan di desain sebagai sebuah perkampungan batik, bahkan secara
resmi telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Solo sebagai salah satu objek
wisata belanja yang menjadi salah satu andalan kota Solo. Kawasan
terpadu ini memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 Ha yang terdiri
dari 3 blok. Konsep pengembangan terpadu dimaksudkan untuk
memunculkan nuansa batik dominan yang secara langsung akan
mengantarkan para pengunjung pada keindahan seni batik.
Sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kota
Surakarta untuk mengembangkan kawasan batik di Solo, Pemkot melalui
Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya (Disparbud) secara rutin menggelar
Festival Batik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Diantara ratusan motif batik yang dapat ditemukan di kampung
batik Laweyan, jarik dengan motif Tirto Tejo dan Truntun merupakan ciri
khas utama batik Laweyan. Spray dan garmen dengan motif warna abstrak
adalah seni batik pendukung yang melengkapi koleksi batik Laweyan.
Kampung batik Laweyan juga dilengkapi dengan fasilitas untuk
memberikan pendidikan dan pelatihan untuk belajar membatik tanpa
batasan jumlah orang yang belajar dan masih bersifat sosial. Pengelolaan
kampung batik Laweyan diorientasikan untuk menciptakan suasana wisata
dengan konsep rumahku adalah galeriku. Artinya rumah memiliki fungsi
ganda sebagai showroom sekaligus rumah produksi. Tentu ini akan
memberikan pengalaman belanja lain dari biasanya.
Disepanjang jalan perkampungan ini dapat ditemukan sedikitnya
20 showroom/galeri batik. Beberapa galeri yang dapat ditemukan
diantaranya Batik Puspa Kencana, Morin Modiste, Nesa Noer, Cempaka,
Gunawan Design, Gres Tenan, Molino, Chusnul Khotimah, Tjahaya Baru,
Nugroho, Santika, Sidoluhur, Adityan, Merak Ati, Jjokro Sumanto,
Gentong Ayu, Putra Laweyan, Luar Biasa, Merak Manis dan Cahaya
Putra. Di perkampungan ini juga terdapat beberapa situs sejarah masa lalu
diantaranya makam Kyai Ageng Anis (tokoh yang menurunkan raja-raja
Mataram), bekas rumah Kyai Ageng Anis dan Sutowijoyo (Panembahan
Senopati), bekas pasar Laweyan, bekas Bandar Kabanaran, makam
Jayengrana (Prajurit Untung Suropati), Langgar Merdeka, Langgar
Makmoer dan rumah H. Samanhudi pendiri Serikat Dagang Islam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Keberadaan situs ini semakin menambah kekentalan nuansa sejarah
kejayaan masa lalu.
Laweyan juga terkenal dengan bentuk bangunan khususnya
arsitektur rumah para juragan batik yang dipengaruhi arsitektur tradisional
Jawa, Eropa, Cina dan Islam. Maka tak salah jika kampung Laweyan pada
masa lalu mendapatkan julukan sebagai ”Kampung Juragan Batik”.
Bangunan-bangunan tersebut dilengkapi dengan pagar tinggi atau “beteng”
yang menyebabkan terbentuknya gang-gang sempit spesifik seperti
kawasan Town Space. Kelengkapan khasanah seni dan budaya Kampung
Batik Laweyan tersebut menjadi sebab tingginya frekuensi kunjungan
wisatawan dari dinas dan institusi pendidikan, swasta, mancanegara. (
http:/www.Kampung Batik Laweyan Solo.htm)
4. Pasar Antik Triwindu
Pasar Antik Windu Jenar dulu dikenal dengan pasar antik
Triwindu berlokasi di kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta, tepatnya di depan Puro Mangkunegaran yang semula
menjadi alun-alun milik Mangkunegaran dan setiap tiga windu
diadakan perayaan peringatan yang diselenggarakan oleh
Mangkunegara VII . Saat itu banyak penjual yang berjualan ditempat
tersebut dengan membuat los terbuka yang kemudian dikelola oleh
Pemerintah Daerah menjadi pasar barang-barang antik .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tahun 2009 Pasar Triwindu direlokasi didepan sayap kanan
Pura Mangkunegaran dengan luas tanah 2.384 m² dan diresmikan
oleh Walikota Surakarta pada tanggal 25 September 2009 dengan
upacara prosesi boyongan pedagang pasar Windujenar . Aktifitas Pasar
Triwindu dimulai dari pukul 09.00 s/d 18.00 WIB .
Pembangunan Pasar Antik Triwindu dilaksanakan 2 ( dua ) tahap:
Tahap I dilaksanakan pada tahun 2008 yaitu pembangunan
pasar blok selatan dan blok utara terdiri dari 2 (dua) lantai , dengan
luas bangunan lantai 1 (satu) seluas 1.826 m² dan lantai 2 (dua) seluas
1.454 m².
Tahap II dilaksanakan pada tahun 2009 yaitu pembangunan
pasar pada blok timur terdiri dari 2 (dua) lantai dengan luas bangunan
dan lantai 1(satu) seluas 272 m² dan lantai 2 (dua) 272 m² .
Potensi Pasar :
Luas Tanah : 2.384 m²
Spesifikasi Dagangan : Barang Antik
Jumlah Kios : 266 buah
Jumlah Pedagang Tahun 2010 : 236 pedagang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Fasilitas Pasar :
Kantor Pasar
Lahan Parkir
Mushola
MCK
Pos Keamanan
Sarana pemadam kabakaran ( hydrant dan APAR )
Sarana bongkar muat
Sarana kebersihan Bin sampah. (wawancara Anton Herdinarto,
S.Sos, 10 Januari 2011).
Beberapa barang dagangan yang digelar di Pasar Antik
Triwindu memang bermacam-macam, selintas seolah datang dari kurun
waktu yang demikian lampau. Kepala-kepala Budha dalam berbagai
ukuran mulai dari setinggi 10cm hingga 1 meter, tampil dengan
kemasannya yang khas, bulukan , berkesan tua , kuno dan antik .
Berbagai macam topeng, patung, keris , selendang kuno, kebaya , taplak
meja, radio antik, setrika kuno, sandal kuno, telepon kuno , dan berbagai
barang antic yang kuno yang banyak diproduksi di tahun 50-an dan
tidak diproduksi lagi dewasa ini . Warna kusam dengan aksentuasi
tanah liat yang melekat dibeberapa bagian patung memang secara
otomatis memunculkan kesan ,bahwa seolah-olah benda itu merupakan
hasil penggalian dari suatu proyek kepurbakalaan . Begitu juga dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
jenis tulang belulang berukuran lebih besar dari keadaan normalnya .
Tulang paha gajah dan hewan lainnya dan juga tulang manusia yang
disajikan terkesan begitu kuno dan seolah-olah merupakan hasil
penggalian proyek purbakala. ( wawancara : Slamet Harjo, 11 Januari
2011 )
D. Tujuan Pengembangan Pariwisata Kota Solo
Tujuan pengembangan pariwisata di Kota Surakarta telah
dirumuskan sebagai berikut :
a) Meningkatkan kualitas, kuantitas obyek wisata dan daya tarik wisata.
b) Meningkatkan pelayanan kepada wisatawan yang berkunjung di Kota
Surakarta, baik wisatawan dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
c) Meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata. ( Buku Restrada Dinas
Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta Tahun 2005 ).
E. Pembangunan Kepariwisataan Kota Solo
Agar sasaran pembangunan kepariwisataan dapat tercapai, maka
didalam mewujudkannya berpedoman pada Visi yang telah ditetapkan
oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya yaitu : “ Sebagai Fasilitator
terdepan dan Profesional dalam upaya pengembangan dan pembinaan
Pariwisata Seni dan Budaya untuk mewujudkan Kota Surakarta sebagai
daerah tujuan wisata terkemuka di Indonesia tahun 2010 “ .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Misi untuk mewujudkan Visi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mendorong kepedulian dan kemandirian masyarakat, meningkatkan
kualitas pengembangan pariwisata daerah .
2. Melakukan kemitraan sinergis dengan pelaku pariwisata dan
StakeHolders lainnya dalam upaya optimalisasi produk industry
pariwisata dan penggalian potensi seni dan budaya .
3. Memberikan pelayanan public yang terbaik (prima), yang berorientasi
kepada pelanggan atau kepentingan masyarakat pelaku pariwisata .
4. Menyediakan informasi yang akurat dan memimpin inovasi dalam
pemasaran industri pariwisata daerah dengan penyediaan SDM yang
berkualitas .
Adapun tujuan Visi dan Misi tersebut adalah sebagai berikut :
a) Menumbuhkan inovasi dan sikap masyarakat terhadap Sadar
Wisata .
b) Mengarahkan kepariwisataan daerah yang bertumpu pada kekuatan
masyarakat .
c) Meningkatkan partisipasi pelaku pariwisata dalam memberikan
kontribusi terwujudnya daerah tujuan wisata di Kota Surakarta
d) Meningkatkan wilayah hinterland dalam optimalisasi paket-paket
wisata .
e) Meningkatkan profesionalisme perijinan .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
f) Terwujudnya mekanisme dan prosedur perijinan yang memuaskan
pelanggan.
g) Menghasilkan riset dan pengembangan informasi data sesuai
dengan perkembangan jaman .
h) Menghasilkan Manajemen pemasaran strategi dengan kompetensi
SDM yang menguasai riset pemasaran .
i) Meningkatkan kerjasama antar daerah .
( Buku Restrada Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta
Tahun 2005 ) .
F. Usaha-usaha dalam mengembangkan Obyek Wisata Belanja di Kota
Solo
Sektor Pariwisata bagi bangsa Indonesia merupakan sektor yang
menguntungkan baik yang berupa natural maupun cultural . Potensi yang
begitu besar jika dikembangkan dapat memberikan pemasukan devisa
yang cukup besar bagi negara .
Melihat potensi obyek-obyek wisata belanja yang ada di Kota Solo
begitu besar, maka perlu adanya peningkatan pengelolaan pemasaran
terhadap barang-barang yang dijual baik mengenai kualitas maupun
kuantitas . Hal ini dapat ditempuh melalui berbagai cara yaitu
bekerjasama dengan instansi-instansi yang terkait, misalnya Hotel dan
Mataya Arts and Heritages
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Potensi yang terdapat di obyek-obyek wisata belanja di Kota Solo
sangat menarik, agar dapat dinikmati wisatawan baik lokal, domestik,
maupun mancanegara, maka dilakukan langkah-langkah pemasaran . Untuk
itu maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surakarta dalam
memasarkan Pariwisata melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain,
misalnya :
1. Bekerjasama dengan industri- industri Pariwisata seperti Asita,
Hotel, Disparta, dan obyek wisata sekitar misalnya Keraton
Mangkunegaran dalam upaya mendatangkan wisatawan ke Kota
Solo pada umumnya dan Pasar Windujenar pada khususnya .
2. Membuat brosur-brosur, leaflet kepada para Buyer-buyer, baik Buyer
dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri .
3. Mempromosikan serta mengenalkan obyek-obyek wisata belanja
melalui media cetak seperti yang dimuat di Koran harian kota Solo
yaitu Solopos, Suara Merdeka dan lain-lain. Melalui media
elektronika seperti Stasiun Televisi Swasta yang ada di Kota Solo
yaitu TA tv dengan prosedur setengah jam tayang .
4. Membuat Website untuk mempermudah wisatawan domestik
maupun mancanegara untuk mencari informasi-informasi tentang
obyek-obyek wisata belanja di Kota Solo .
5. Mengadakan kerjasama dengan Mataya Arts and Heritages dalam
event Festival Seni Pasar Kumandang setiap satu tahun sekali . (
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Buku Restrada Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta
Tahun 2005 ).
G. Kendala – Kendala yang Dihadapi dalam Pengembangan Obyek
Wisata Belanja di Kota Solo
Dalam proses pengembangan Obyek Wisata Belanja di Kota Solo
sebagai daerah tujuan wisata pihak Dinas Perundistrian dan Perdagangan
Kota Surakarta menemui berbagai hambatan atau kendala, antara lain :
1. Kurang pedulinya Pemerintah Kota khususnya Dinas Pasar dan
Anggota Dewan Komisi Pembangunan Pasar – pasar Tradisional yang
sebenarnya adalah aset pemerintah yang banyak mendatangkan
wisatawan .
2. Kurangnya dana dalam mengembangkan obyek-obyek wisata belanja,
baik dari segi promosi serta pemasaran barang-barang souvenir khas
Solo .
3. Kurangnya fasilitas-fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh
wisatawan misalnya : toilet reprsentative bagi wisatawan, belum
adanya Lobby atau tempat peristirahatan sementara bagi para
wisatawan yang berkunjung . (wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10
Januari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
H. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan Yang Dihadapi Dalam
Mengembangkan Obyek Wisata Belanja di Kota Solo
Dalam upaya mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan
potensi obyek wisata belanja sebagai tujuan wisata di Kota Solo, Dinas
Perundistrian dan Perdagangan Kota Surakarta secara perlahan-lahan
melakukan usaha-usaha antara lain :
1. Dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak industri-industri
Pariwisata seperti Asita , Hotel, Dinas Pariwisata Kota Surakarta, Biro
Perjalanan Wisata, Media Cetak Harian Solopos, Suara Merdeka,
Mataya Arts and Heritages, serta para pengrajin, dan para Buyer baik
dari dalam negeri maupun luar negeri .
2. Melakukan media promosi dengan membuat brosur-brosur tentang
Obyek Wisata Belanja Kota Solo.
3. Membangun sebagian fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan para
wisatawan . (wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
I. Potensi Obyek Wisata Belanja Berdasarkan Analisis SWOT dan
Analisis Pendekatan 4A
1. Analisis SWOT
Strenght (Kekuatan) Weakneses
(Kelemahan)
Opportunity
(Peluang)
Threats
(Ancaman)
1. Barang-barang
antik yang
terdapat di Pasar
Windhujenar
memiliki seni
dan nilai jual
tinggi.
2. Ragam
komoditas yang
beragam pada
jenis sandang/
Tekstil/Batik
3. Harga barang-
barang yang
dijual di Pasar
Klewer,
PGS,Ngarsopuro
1. Kurangnya
papan penunjuk
menuju obyek
wisata ( Menuju
Pasar Klewer,
Ngarsopuro)
2. Akses jalan
kurang
bagus,masih ada
aspal yang
rusak.
3. Dinas
Pengelola Pasar
kurang
memperhatikan
kebersihan
1. Adanya Pasar
Ngarsopuro
dengan suasana
baru (Night
Market) dapat
menarik
wisatawan
untuk berbelanja
souvenir khas
Solo.
2. Menyediakan
moda
transportasi kota
yang lebih
mudah untuk
wisatawan agar
1. Banyaknya
pasar-pasar
yang sama
dengan menjual
batik,pernak-
pernik souvenir
yang ada di
Jogja yang
lebih
terkenal(Pasar
Malioboro).
2. Persaingan
harga pasaran
yang lebih
bermutu .
3. Banyaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
dapat ditawar
(harga luncur)
sesuai
permintaan
pembeli .
4. Kawasan wisata
belanja yang
berdekatan
dengan wisata
budaya ( Pasar
Ngarsopuro
berdekatan
dengan Pura
Mangkunegaran)
pasar,misalnya
Pasar Klewer
dan Pasar
Gedhe.
4. Masih banyak
barang-barang
yang dijual
belum memiliki
branding yang
terkenal .
dapat masuk ke
obyek dengan
mudah.
3. Kemudahan
aksesibilitas
dengan di
dukung adanya
Bandara
Internasional .
dibangun Mall
yang besar dan
lebih lengkap.
4. Wisata
budaya yang
berkembang .
( Observasi, 12 Januari 2011 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Analisis Pendekatan 4A
a. Atraksi
Atraksi wisata merupakan factor pendukung yang sangat
berpengaruh dalam menganalisis suatu obyek wisata agar wisatawan
tertarik untuk berkunjung ke obyek tersebut. Biasanya atraksi wisata
ini hanya dilaksanakan pada even-even atau waktu tertentu yang
khusus dilaksanakan di obyek dan daya tarik wisata belanja, dengan
harapan dapat menarik minat wisatawan. Misalnya Bengawan Travel
Mart yang diselenggarakan pada tanggal 28 – 30 april 2010. Bengawan
Travel Mart adalah even yang mempertemukan para sellers dan buyers
pariwisata untuk perdagangan ataupun pengenalan terhadap potensi
pariwisata. ( wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011).
b. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan unsur penting dalam menganalisis
suatu obyek wisata agar obyek tersebut dapat dijangkau oleh
wisatawan dari segi sarana transportasi darat, atau udara serta fasilitas
yang ada selama perjalanan menuju obyek dan daya tarik wisata.
Adapun penulis memberikan uraian-uraian mengenai segi
aksesibilitas sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
a). Akses jalan
Kondisi jalan menuju obyek wisata belanja di kota Solo sudah
cukup bagus, dari jalan utama Slamet Riyadi sampai masuk obyek
sudah beraspal dan untuk kendaraan besar seperti bus pariwisata dapat
diparkirkan di sekitar lokasi obyek. ( Observasi, 12 Januari 2011 )
b). Sarana transportasi
Dari segi sarana transportasi di sekitar obyek wisata belanja di
kota Solo terdapat sarana transportasi yang sangat mudah dan
terjangkau karena berada di pusat kota Solo dan berada di daerah jalur
besar transportasi umum. Wisatawan tidak akan kesulitan menuju
obyek wisata tersebut, karena selain kendaraan pribadi wisatawan juga
dapat menggunakan sarana transportasi umum seperti angkot, taksi dan
bus bahkan ada transportasi tradisional seperti becak dan andong. (
Observasi, 12 Januari 2011 )
c). Papan petunjuk
Untuk sarana pelengkap berupa papan penunjuk jalan menuju
ke obyek wisata belanja di kota Solo sudah ada, sehingga wisatawan
yang akan berkunjung ke obyek wisata tidak mengalami kesulitan
menuju ke obyek. ( Observasi, 12 Januari 2011 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3. Amenitas
Amenitas merupakan salah satu faktor penting dalam menganalisa
obyek wisata, karena faktor ini dinilai mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan fasilitas-fasilitas yang ada di obyek sehingga akan mempengaruhi
kemudahan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata.
Sedangkan untuk amenitas yang berada di obyek wisata belanja di kota
Solo dapat dianalisa penulis dengan kriteria-kriteria yang ada di obyek
sebagai berikut:
a). Akomodasi
Dalam hal ini obyek wisata belanja yang ada di kota Solo
mempunyai lokasi tempat penginapan yang cukup memadai dan
fasilitas hotel disekitar obyek wisata antara lain : Hotel Sahid Kusuma
Raya Solo (****Jl.Sugiyopranoto 20), Hotel Sahid Jaya Solo
(****Jl.Gajah Mada no.23), Novotel Solo (****Jl.Slamet Riyadi 272),
Best Western Premier (****Jl.Slamet Riyadi 6). ( Observasi, 12
Januari 2011 )
b). Rumah makan atau warung
Untuk jenis fasilitas berupa Rumah makan atau warung yang
berada di dalam kawasan obyek wisata belanja di kota Solo sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
banyak dengan menyediakan menu masakan khas Solo. Berbagai
aneka makanan yang disajikan dan dijual sangat bervariasi dan
beraneka macam, selain itu juga dapat dibeli untuk dijadikan oleh-oleh
dan dibawa pulang kedaerah masing-masing.( Observasi, 12 Januari
2011 )
c). Kantor Sekretariat dan Informasi
Di kota Solo terdapat kantor secretariat dan informasi
mengenai obyek wisata belanja yang terletak di Dinas Pariwisata Seni
dan Budaya Surakarta dapat ditanyakan pada bagian Tourist
Information Center (TIC). ( Observasi, 12 Januari 2011 )
d). Jasa Komunikasi
Sistem komunikasi di area wisata belanja Solo sudah memadai
seperti jaringan internet ( hot spot area ), jasa telepon dan kantor pos. (
Observasi, 12 Januari 2011).
4. Aktifitas
Metode Pendekatan dalam melakukan analisis obyek menggunakan
metode pendekatan 4A, dengan memperhatikan aktifitas atau kegiatan
wisata yang dapat dilakukan wisatawan maupun penduduk setempat.
Adapun berbentuk kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
a). Wisatawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Aktifitas yang dapat dilakukan wisatawan di obyek wisata
belanja kota Solo yaitu berbelanja kebutuhan pokok, masakan,
makanan tradisional solo dan barang-barang cinderamata khas Solo.
Selain itu wisatawan juga bisa menikmati obyek wisata budaya dan
wisata kuliner disekitar obyek wisata belanja. (Observasi, 12 Januari
2011).
b). Penduduk
Penduduk setempat merupakan faktor penting dalam
melaksanakan program industri pariwisata karena penduduk memiliki
peran utama melayani dan memperlakukan wisatawan selama di obyek
wisata. Adapun aktifitas yang dilakukan penduduk disekitar obyek
wisata dengan membuka show room-show room yang menjual barang-
barang souvenir khas Solo. Penduduk diharapkan bisa beramah-tamah
dengan wisatawan yang berkunjung agar wisatawan merasa berkesan
sehingga mereka akan kembali melakukan perjalanan wisata di kota
Solo, dan menjadikan obyek wisata belanja sebagai tempat tujuan
wisata yang utama di kota Solo. ( Observasi, 12 Januari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Solo atau Surakarta memiliki potensi pariwisata disetiap sudut
kotanya. Pada masa sekarang, semua predikat Solo luluh menjadi satu dan
berkembang menjadi satu dimensi baru yaitu Solon sebagai Daerah Wisata.
Solo memiliki obyek wisata belanja yang berpotensi, serta memiliki
peninggalan seni dan budaya yang masih dapat disaksikan seperti kraton dan
museum.
Solo juga menjadi salah satu contoh perkembangan demokrasi yang
sehat dan dinamis di Indonesia. Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama
dengan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta mulai
mengembangkan obyek wisata belanja yang ada di Kota Solo .
Pengembangan ini dimaksudkan agar Solo bisa menjadi Kota Budaya
juga Kota Wisata Belanja. Dengan demikian Kota Solo tidak salah jika
menjadi salah satu obyek wisata belanja yang cukup diminati oleh para
wisatawan.
Berbagai kendala dalam pengembangan wisata belanja di Solo dapat
teratasi dengan bantuan pihak-pihak terkait dalam pariwisata misalnya
bekerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata, Travel Agent, Hotel-hotel yang
ada di Solo. Secara umum semua program dalam pengembangan wisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
belanja tersebut untuk meningkatkan wisatawan yang datang berkunjung di
Kota Solo.
B. Saran
1. Wisata belanja di Kota Solo merupakan salah satu aset devisa daerah
khususnya bagi Kota Solo, maka perlu dikembangkan dan dipromosikan
sebagai daerah tujuan wisata .
2. Wisatawan yang setiap tahun mengalami peningkatan perlu diimbangi
dengan kuantitas dan kualitas dari para pemandu wisata yang mampu
berbahasa asing.
3. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai Biro Perjalanan Wisata, Travel
Agent atau dengan pembuatan iklan pada televise yang menginformasikan
dan mempromosikan tentang obyek wisata belanja di Kota Solo agar
wisatawan tertarik dan berkunjung.