permanganometri (prak.ka2).docx
TRANSCRIPT
Analisa volumetri merupakan salah satu cara pemeriksaan kadar zat kimia yang
banyak digunakan. Analisis dengan metode ini menguntungkan karena pelaksanaannya
mudah dan cepat dengan ketelitian dan ketepatan yang tinggi.
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang didasarkan pada
reaksi oksidasi- reduksi, dimana Kalium permanganat digunakan sebagai titran sekaligus
sebagai indikator sehingga disebut sebagai autoindikator. Hal ini merupakan salah satu
keuntungan metode permanganometri sedangkan kekurangannya adalah Kalium permanganat
mudah dipengaruhi oleh cahaya dan reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya
selalu bergantung pada pH karena Kalium permanganat mempunyai beberapa tingkat
reduksi.
Dalam bidang farmasi, permanganometri digunakan untuk menentukan kadar dari
beberapa senyawa yang bersifat reduktor yang dapat dilakukan dengan cara langsung dan
tidak langsung untuk reaksi yang berjalan lambat.
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari
seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat
dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa
ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti:
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah
endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam
oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat
dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci,
dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+
dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan
menitrasinya dengan KMnO4.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan
pentiter KMnO4¬ pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan
KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir
titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna
merah rosa.Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian
KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+¬. MnO4- + 3Mn2+
+ 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+ Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti
H2C2O4Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena
membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2↑
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang
pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada:
1.Larutan pentiter KMnO4 pada buret
Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang
terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh
pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.
2.Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4
dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+.
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+
3.Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4
Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan
H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk
peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2↑
H2O2 H2O + O2↑
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang
pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena alasan
ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang
ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih
lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan
mendiamkannya diatas penangas uap selama satu /dua jam lalu menyaring larutan itu dalam
suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus
saring dari kaca maser.
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini,
namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk
mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi permanganat berjalan
lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam penggunaan reagen ini
sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur pengoksida, yang cukup kuat untuk
mengoksida Mn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup untuk
mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 .
Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganat.
Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan permanganate. Jejak-jejak dari MnO2
yang semula ada dalam permanganat. Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat
dengan jejak-jejak dari agen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi.
Tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan
substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas yang disinter
untuk menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi dan jika disimpan
dalam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa
bulan. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis.
ASAM OKSALAT
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis
asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus
HOOC-COOH.
Merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat.
Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen pereduktor.
Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik
adalah kalsium oksalat(CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering
ditemukan.
Asam oksalat adalah asam dikarboksilat yang hanya terdiri dari dua atom C pada masing-
masing molekul, sehingga dua gugus karboksilat berada berdampingan. Karena letak gugus
karboksilat yang berdekatan, asam oksalat mempunyai konstanta dissosiasi yang lebih besar
daripada asam-asam organik lain. Besarnya konstanta disosiasi (K1) = 6,24.10¬¬¬¬-2 dan
K2 = 6,1.10-5). Dengan keadaan yang demikian dapat dikatakan asam oksalat lebih kuat
daripada senyawa homolognya dengan rantai atom karbon lebih panjang. Namun demikian
dalam medium asam kuat (pH <2) proporsi asam oksalat yang terionisasi menurun.
Sifat-sifat umum Asam Oksalat
Asam oksalat dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, larut dalam air (8% pada 10o C)
dan larut dalam alkohol. Asam oksalat membentuk garam netral dengan logam alkali (NaK),
yang larut dalam air (5-25 %), sementara itu dengan logam dari alkali tanah, termasuk Mg
atau dengan logam berat, mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam air. Jadi kalsium
oksalat secara praktis tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut asam oksalat digunakan
untuk menentukan jumlah kalsium. Asam oksalat ini terionisasi dalam media asam kuat.
Bahan Makanan yang Mengandung Asam Oksalat
Asam oksalat dapat ditemukan dalam bentuk bebas ataupun dalam bentuk garam. Bentuk
yang lebih banyak ditemukan adalah bentuk garam. Kedua bentuk asam oksalat tersebut
terdapat baik dalam bahan nabati maupun hewani. Jumlah asam oksalat dalam tanaman lebih
besar daripada hewan. Diantara tanaman yang digunakan untuk nutrisi manusia dan hewan,
atau tanaman yang ditemukan dalam makanan hewan; yang paling banyak mengandung
oksalat adalah spesies Spinacia, Beta, Atriplex, Rheum, Rumex, Portulaca, Tetragonia,
Amarantus, Musa parasisiaca. Daun teh, daun kelembak dan kakao juga mengandung oksalat
cukup banyak. Demikian juga beberapa spesies mushrooms dan jamur (Asperegillus niger,
Baletus sulfurous, Mucor, Sclerotinia dan sebagainya.) menghasilkan asam oksalat dalam
jumlah banyak (lebih dari 4-5 gram untuk setiap 100 gram berat kering), baik dalam bentuk
penanaman terisolasi dan dalam bahan makanan atau makanan ternak dimana jamur tersebut
tumbuh.
Distribusi asam oksalat pada bagian-bagian tanaman tidak merata.Bagian daun umumnya
lebih banyak mengandung asam oksalat dibandingkan dengan tangkai, sedangkan dalam
Poligonaceae, kandungan asam oksalat pada petiole hamper dua kali lebih besar daripada
tangkai. Umumnya daun muda mengandung asam oksalat lebih sedikit dibandingkan dengan
daun tua. Misalnya pada daun Chenopodiaceae, proporsi asam oksalat dapat bertambah dua
kali lipat selama proses penuaan.
Bahan makanan yang mengandung oksalat dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok,
yaitu;
a. Produk-produk dimana miliequivalen asam oksalat yang terkandung jumlahnya 2-7 kali
lebih besar daripada kalsium, seperti bayam, orach, daun beet dan akar beet, sorrel, sorrel
kebun, kelembak dan bubuk kakao. Bahan makanan ini tidak hanya menyebabkan kalsium
yang terkandung di dalamnya tak dapat dimanfaatkan tetapi dengan besarnya asam oksalat
yang terkandung dapat mengendapkan kalsium yang ditambahkan dari produk-produk lain,
atau jika tidak ada kalsium yang ditambahkan, dapat berpengaruh toksis.
b. Pada produk-produk seperti kentang, amaranth, gooseberries, dan currants, asam oksalat
dan kalsium terdapat dalam jumlah yang hampir setara (1±0,2), dengan demikian diantara
keduanya saling menetralkan/menghapuskan, olah karena itu tidak memberikan kalsium yang
tersedia bagi tubuh. Tetapi mereka tidak merngganggu penggunaan kalsium yang diberikan
oleh produk lain dan oleh karena itu tidak menimbulkan pengaruh anti mineralisasi seperti
pada produk kelompok pertama.
c. Bahan makanan yang meskipun mengandung asam oksalat dalam jumlah yang cukup
banyak, tapi karena pada bahan tersebut kaya akan kalsium, maka bahan makanan tersebut
merupakan sumber kalsium. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah selada, dandelion,
cress, kobis, bunga kol (terutama brokoli), kacang hijau, dan terutam green peas, koherabbi,
block raddish, green turnip, dan dalam jumlah sedikit pada semua sayuran dan buah-buahan.
Pengaruh Asam Oksalat terhadap tubuh manusia.
Asam oksalat bersama-sama dengan kalsium dalam tubuh manusia membentuk senyawa yang
tak larut dan tak dapat diserap tubuh, hal ini tak hanya mencegah penggunaan kalsium yang
juga terdapat dalam produk-produk yang mengandung oksalat, tetapi menurunkan CDU dari
kalsium yang diberikan oleh bahan pangan lain. Hal tersebut menekan mineralisasi kerangka
dan mengurangi pertambahan berat badan.
Asam oksalat dan garamnya yang larut air dapat membahayakan, karena senyawa tersebut
bersifat toksis. Pada dosis 4-5 gram asam oksalat atau kalium oksalat dapat menyebabkan
kematian pada orang dewasa, tetapi biasanya jumlah yang menyebabkan pengaruh fatal
adalah antara 10 dan 15 gram. Gejala pada pencernaan (pyrosis, abdominal kram, dan
muntah-muntah) dengan cepat diikuti kegagalan peredaran darah dan pecahnya pembuluh
darah inilah yang dapat menyebabkan kematian.
Bayam yang memiliki nama ilmiah Amaranthus sp (dalam bahasa Yunani, amaranth berarti
abadi), pada mulanya dikenal sebagai tanaman hias. Namun, setelah diketahui mengandung
berbagai macam zat gizi, tanaman ini lalu dipromosikan sebagai sumber pangan. Sangat jelas
bahwa bayam disukai banyak orang. Biasanya sayur bayam dimasak sayur bening
pasangannya sambal terasi, tempe goreng atau ayam goreng. Tetapi, sayur bayam paling baik
dikomsumsi sebagai lalapan.
Kandungan gizi yang baik bagi tubuh yang terkandung dalam bayam antara lain vitamin A,
vitamin B, asam folat dan magnesium. Salah satu zat gizi yang baik pada bayam yaitu
glutathione, yang berfungsi sebagai pembentuk enzim- enzim dan membantu sistem
kekebalan tubuh. Bayam sesungguhnya mengandung racun, jika kita salah mengolahnya.
Tetapi racun tersebut tidak akan muncul apabila kita cermat dan tahu cara mengolahnya.
Berdasarkan penelitian Dr. Seno Sastroamidjojo, dalam 100 gram bayam terkandung tenaga
sebesar 21,0 Kcal, air 92,9 gr, protein 2,1 gr, lemak 0,2 gr, karbohidrat 2,7 gr, serabut 0,7 gr,
abu 1,4 gr, kalsium 90,0 mg, fosfor 29,0 mg, besi 3,8 mg, natrium 131,0 mg, kalium 385,0
mg, betakaroten 4080,0 mg, vitamin B1 0,08 mg, vitamin B2 0,15 mg, niacin 0,7 mg, dan
vitamin C 76,7 mg.
Karena kandungan nutrisinya yang tinggi inilah, bayam sering disebut sebagai ‘King of
Vegetables’. Kandungan asam folat dan asam oksalat membuat bayam bisa dipakai untuk
mengatasi berbagai macam masalah kesehatan. Misalnya menurunkan kadar kolesterol,
mencegah sakit gusi, mengobati eksim, asma, untuk perawatan kulit muka, kulit kepala,
rambut, mengobati rasa lesu, kurang darah, mencegah hilangnya penglihatan saat tua dan
kanker.
Sebaiknya bayam dimasak segera setelah dipetik. Bayam mengandung zat besi yang berupa
Fe2+ (ferro). Jika bayam terlalu lama kontak dengan udara atau O2 (oksigen), Fe2+ akan
teroksidasi menjadi Fe3+ (ferri). Ferro jika terlalu banyak terdapat dalam tubuh juga tidak
baik, karena tubuh tidak bisa mendispersi feroo. Tubuh juga dapat teracuni apabila
kandungan zat besinya sangat tinggi. Kondisi ini disebut haemochromatosis, yang dapat
mengakibatkan gangguan liver, penimbunan cairan dalam paru- paru, dehidrasi, tekanan
darah rendah, dan gangguan saraf. Ferri bersifat toxid(racun) pada bayam. Jadi, jika bayam
dipanasi, akan berlaku oksidasi tersebut. Bayam juga mengandung zat Nitrat (NO3). Kalau
teroksidasi oleh udara, maka akan menjadi NO2 (nitrit). Nitrit adalah senyawa yang tidak
berwarna, tidak berbau, dan bersifat racun bagi tubuh manusia.
Menurut John S Wishnok, bayam segar yang baru dicabut dari persemaiannya telah
mengandung senyawa nitrit kira-kira sebanyak 5 mg/kg. Bila bayam disimpan di lemari es
selama 2 minggu, kadar nitrit akan meningkat sampai 300 mg/kg. Dengan kata lain, dalam 1
hari penyimpanan, senyawa nitrit akan meningkat 21 mg/kg (7%). Efek toksik (meracuni
tubuh) yang ditimbulkan oleh Nitrit bermula dari reaksi oksidasi Nitrit dengan zat besi dalam
sel darah merah, tepatnya di dalam Hemoglobin (Hb).
Salah satu tugas hemoglobin adalah mengikat oksigen untuk disalurkan ke seluruh organ
tubuh. Ikatan nitrit dengan hemoglobin, disebut Methehemoglobin, mengakibatkan
hemoglobin tidak mampu mengikat oksigen. Jika jumlah methemoglobin mencapai lebih dari
15% dari total hemoglobin, maka akan terjadi keadaan yang disebut Sianosis. Yaitu suatu
keadaan dimana seluruh jaringan tubuh manusia kekurangan oksigen. Jika hal ini terjadi pada
bayi dikenal dengan nama Blue Baby.
Blue Baby Syndrome adalah kondisi keracunan nitrat (methehemoglobinemia) yang dipicu
oleh terjadinya proses perubahan nitrat yang masuk ke dalam tubuh menjadi nitrit (NO2).
Nitrit ini menyebabkan hemoglobin (protein sel darah merah) tidak dapat mengangkut dan
melepaskan oksigen seperti seharusnya.
http://marthen09.blogspot.com/2011/01/laporan-kimia-analisis.html
http://www.nutrisijiwa.com/kandungan-gizi-yang-terdapat-dalam-bayam/