permasalahan dalam pembuatan peraturan direkri tentang
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis telah dapat menyelesaikan tulisan yang berjudul “Laporan Singkat Bimbingan Teknis
Permaslahan Dalam Pembuatan Peraturan Direksi Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
Dilingkungan BUMN/BUMD”
Tulisan ini berisi uraian singkat Permaslahan Dalam Pembuatan Peraturan Direksi Tentang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan BUMN/BUMD.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Muh. MUHIDIN, ST, MM selaku direktur PD PAL Kota Banjarmasin.
2. LEMINDO lembaga management Indonesia selaku penyelenggara.
3. Bapak Drs Jarod Hidayatullah Selaku Nara Sumber.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan.
Penulis menyadari tulisan ini tentunya jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan yang akan datang.
Banjarmasin April 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
LAPORAN BIMBING TEKNIS PERMASLAHAN DALAM PEMBUATAN PERATURAN
DIREKSI TENTANG PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA DILINGKUNGAN
BUMN/BUMD
1.1 Latar Belakang
Badai yang senantiasa terjadi, arah yang tidak jelas, lingkungan yang kejam, serta kurangnya
mata air merupakan hal-hal yang tergambar apabila mendengar kata “padang pasir.” Kurangnya
petunjuk arah serta jalur yang seringkali berubah menjadi salah satu musuh utama dari mereka yang
melintasinya.
Kondisi pengadaan barang/jasa saat ini bagaikan padang pasir. Arah yang tidak jelas dan
banyak diliputi dengan fatamorgana. Bayangan kekayaan yang tertera disana begitu menggiurkan,
sehingga membuat banyak pelintas sampai menabrak rambu-rambu untuk mencapainya. Namun apa
boleh buat, sampai disana, hanya dahaga yang sudah menanti. Sayangnya, aturan yang ada, karena
diliputi dengan debu justru penuh dengan keraguan dan ketidakjelasan, sehingga menjadi perangkap
hukum yang menanti orang-orang yang terjebak di dalamnya. Siapa yang terjebak, bahkan hanya
karena ketidaktahuan dapat menjadi mangsa burung nazar nan kejam serta makhluk pemangsa
lainnya.
Sebanyak 70% kasus korupsi yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
merupakan korupsi yang terkait anggaran pengadaan barang dan jasa pemerintah. proses pengadaan
barang dan jasa pemerintah merupakan celah terjadinya korupsi pegawai negara yang paling sering
terjadi. seperti yang tontonan yang selalu disajikan oleh berita-berita TV seperti kasus wisma A Atlit,
kasus Sport Center Hambalang. Tidak sedikit Politikus, Pejabat Negara, Kepala Daerah yang terseret
kasus korupsi akibat kong kalikong proses pengadaan Barang/jasa.
Kejadian tersebut bukanlah merupakan prestasi KPK yang dapat menangkap dan
mengungkap kasus-kasus tersebu. tetapi hal tersebut merupakan kegagalan dalam melaksanakan
amanah undang-undang dan mental yang sudah rusak yang di miliki. itu kalau kita lihat kasus-kasus
yang besar.
Melihat kenyataan ini dan didukung dengan semangat untuk berbagi, akhirnya di adakan
bimbing teknis permaslahan dalam pembuatan peraturan direksi tentang pedoman pengadaan
barang/jasa dinilai agar dapat menciptakan oasis ditengah-tengah kenyataan tersebut.
1.2 Nama Kegiatan
Bimbing Teknis ini yang diberi judul : “Bimbingan Teknis Permaslahan Dalam Pembuatan
Peraturan Direksi Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan BUMN/BUMD”
1.3 Tempat dan Waktu Kegiatan
1. Tempat : Hotel Gino Feruci Bandung Jl. Braga Bandung
2. Waktu : Hari Rabu 3 April 2014-Kamis 4 April 2014
3. Pukul : 09.00 – 13.00 WIB
1.4 Panitia Bimbingan Teknis
Dalam pelaksanaan Bimbingan Teknis Permaslahan Dalam Pembuatan Peraturan Direksi
Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan BUMN/BUMD dilaksanakan Oleh
Lembaga Management Indonesia LEMINDO
1.5 Pembicara
Drs Jarod Hidayatullah (Pemprop Jawa Barat )
1.6 Materi Bimbingan Teknis
GAMBARAN UMUM KONDISI PENGADAAN BARANG/JASA SAAT INI & KASUS-
KASUS KORUPSI DI BIDANG PENGADAAN BARANG/JASA YANG MUNCUL
KEPERMUKAAN
SEKILAS PENDAPAT TENTANG PERMEN BUMN NO.PER-05/MBU/2008 DAN
PERMEN BUMN NO. PER-15/MBU/2012 DI BIDANG PENGADAAN BARANG/JASA
YANG MUNCUL KEPERMUKAAN
EVALUASI DAN PENILIAAN ATAS PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA DI
BEBERAPA INSTANSI BUMN/BUMD.
SARAN DALAM PEMBUATAN PERATURAN DIREKSI TENTANG PROSEDUR DAN
TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BUMN/BUMD
OVERVIEW TENTANG ASPEK HUKUM DI BIDANG PENGADAAN BARANG/JASA
DI LINGKUNGAN BUMN/BUMD
PENGADAAN INTERNASIONAL (ICB) SUMBER DANA PINJAMAN/HIBAH LUAR
NEGERI (PHLN) DAN SUMBER DANA APBN/APBD
PENGEDAAN PEKERJAAN SECARA TERINTEGRASI EPC (ENGINEERING
PROCUREMENT AND CONTRUCTION ) DAN KERJA SAMA INVESTASI
PEMERINTAH DENGAN PIHAK SWASTA DALAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR.
BAB IIMATERI BIMBINGAN TEKNIS
2. 1 GAMBARAN UMUM KONDISI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
SAAT INI
A. Gambaran Umum Kondisi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Saat Ini
- KKN Dimana2
- Lemahnya pengawasan & reinforcement
- Peraturan PBJ (pengadaan barang dan jasa) yang carut-marut
- Lemahnya SDM/kesadaran hukum
- Kualitas hasil pek.buruk, masyarakat dirugikan
- Lemahnya moral & penegak
- Hukum yang kebablasan
- Adanya intervensi atasan
B. Produk Yang Perlu Diwujudkan
- Laporan monitoring evaluasi atas pelaksanaan pengawasan dan T3 penerapan sanksi
pelanggaran.
- Modul-modul PBJ & laporan sosialisasi
- Laporan monitoring evaluasi kepatuhan atas pelaksanaan PBJ
- Hasil pekerjaan yang berkualitas
- Bantuan teknis atas penyelesaian masalah PBJ.
C. Kondisi Yang Diingnkan
- Menghapuskan KKN, mengurangi kerugian negara/PMH
- Tidak adanya peraturan yang keliru.
- Kemampuan SDM & profesionalisme meningkat
- Hasil pekerjaan yang bermanfaat bagi masyarakat/perusahaan.
2.2 Latar Belakang Permasalahan
1. Peraturan tidak jelas, banyak ketentuan yang belum diatur, Banyak ketentuan yang mengadung
interpretasi berbeda-beda, ketentuan yang membingungkan dan beberapa ketentuan yang sulit
untuk dilaksanakan.
2. Pemahaman SDM/para stake holder pengadaan lemah
3. Pengaduan asal2an (sering dilakukan karena tidak menjadi pemenang dalam proses
pengadaan),
4. Penegak hukum yang sering kebablasan,
5. Adanya intervensi / perintah ngatur lelang dari Atasan
Akibatnya
1. Banyak yang tidak mau jadi PPK / Panitia pengadaan
2. Pembangunan infrastruktur menjadi terlambat
2.3 Apa Yang Perlu Segera Dilakukan
1. Perlu memberikan perlindungan hukum kepada PPK / Panitia
Menindaklanjuti MOU Kejaksaan, Polri, dan BPKP.
Mendorong keberanian untuk menjadi PPK / Panitia
2. Perlu pemahaman yang sama dan lebih mendalam bagi PPK/Panitia pengadaan dengan para
penegak hukum, tentang :
Pengertian ketentuan-ketentuanpengadaan barang /jasa
Pengertian penyimpangan administrasi dan pengertian perbuatan melawan hukum
Dalam mengantipasi krisis keuangan global perlu kecepatan dan ketepatan proses
pengadaan tanpa adanya perbuatan melawan hukum
2.4 Kebijakan Pemerintah Di Bidang Pengadaan Barang / Jasa
1. Melakukan upaya-upaya mencegah kkn dibidang pengadaan barang/jasa dan memberikan
sanksi tegas kepada pns yang melakukan KKN.
misalkan : ULP dapat dilaporkan dan diberikan sanksi.
2. menyederhanakan proses dan mempercepat proses pengadaan, misalkan : jawaban sanggahan
banding dapat diwakili pejabat eselon 1 atau eselon 2
3. keharusan melakukan pengadaan dengan cara e-procurement
4. meningkatkan profesionalisme sdm dan daya saing, misalkan : melakukan sertifikasi ahli
pengadaan
5. responsibilitas dan akuntabilitas keuangan negara
misalkan : memberikan sanksi ganti rugi, sita jaminan, dll.
6. meningkatkan produksi dalam negeri dan UKM
7. Kejelasan tugas dan wewenang ULP/pejabat pengadaan, PPK dan PA
8. Mengumumkan secara terbuka paket – paket proyek setiap awal Tahun Anggaran.
9. Menandatangani pakta integritas.
10. Keharusan melakukan pascakualifikasi.
11. Panitia/instansi pemerintah dilarang memungut biaya apapun.
12. Memperketat penunjukan langsung
13. Pembatalan lelang dalam hal terjadi indikasi kuat KKN (Contoh : Kasus Bili – Bili)
14. Membuka seluas – luasnya pengaduan oleh masyarakat
Misalkan : K/L/D/I menyelenggarakan Whistle blower
MATRIKS PERBANDINGAN
PERPRES No. 54/2010 No. 70/2012 & PERMEN BUMN No. 5/2008; No. 15/2012
Tentang PENGADAAN BARANG/JASA
2.5 Saran Dalam Pembuatan Peraturan Direksi Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
Di Lingkungan BUMN/BUMD
a. Inventarisasikan peraturan perundang – undangan sektor dan peraturan – peraturan lain terkait
yang akan diambil sebagai dasar pembuatan pedoman.
b. Tidak merubah struktur/sistimatika penyajian pedoman pengadaan yang sudah ada/yang saat
inidiberlakukan dilingkungan perusahaan, tetapi cukup dengan :
1. Memperbaiki pengertian ketentuan yang keliru
2. Menguraikan ketentuan yang tidak jelas dan mengandung interpretasi berbeda-beda
3. Merubah penggunaan istilah yang keliru
4. Menambah ketentuan yang penting/substansial
c. Buat pedoman pengadaan barang/jasa yang luwes yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan,
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku/telah
ditetapkan.
d. Dapat membuat peraturan direksi dengan benar, secara cerdik dan cerdas, tidak hanya
berdasarkan theori saja. ( dengan tetap mengacu kepada prinsip – prinsip dasar pengadaan /
barang/jasa )
e. Dapat memecahkan masalah tanpa melanggar peraturan Per–UU-an/perbuatan melawan hukum,
karena :
1. Dalam pelaksanaan pengadaannya pasti akan timbul masalah-masalah yang belum diatur
dalam Peraturan Direksi.
2. Proses pengadaan harus tetap berjalan
f. Masukan dalam pedoman direksi ketentuan–ketentuan yang baik/masih sesuai yang ditetapkan
dalam perpres no.54 tahun 2010 dan perubahannya perpres no. 70 tahun 2012
BAB IIIPENUTUP
3.1 kesimpulan
Dari pelaksanaan Bimbingan Teknis Permaslahan Dalam Pembuatan Peraturan Direksi
Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan BUMN/BUMD” dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu :
Bimbingan Teknis merupakan pertemuan berbentuk pelatihan untuk memberi atau menambah
pengetahuan tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan BUMN/BUMD dan
membahas, mencari pemecahan masalah yang resonable, dihadiri oleh para pakar dalam bidangnya
masing-masing, mereka bertukar fikiran, berdiskusi, berdebat mencari pemecahan yang paling
baik/benar/mungkin dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
Pelaksanaan Bimbingan Teknis Permaslahan Dalam Pembuatan Peraturan Direksi Tentang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan BUMN/BUMD dilakukan dengan memberikan
kesempatan pada tiap peserta untuk bertanya tentang masalah yang dihadahi di lingkungan
bumd/bumn mereka bekerja dan dilakukan diskusi. Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam
memberikan peserta pola fikir dalam pemecahan masalah.
3.2 Saran
Dalam pelaksanaan Bimbingan Teknis Permaslahan Dalam Pembuatan Peraturan Direksi
Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan BUMN/BUMD”ada beberapa saran yang
bisa disampaikan, yaitu :
Untuk Bimbingan Teknis Permaslahan Dalam Pembuatan Peraturan Direksi Tentang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan BUMN/ BUMD diharapkan jika ada acara
semacam ini hendaknya durasi acara lebih panjang karena waktu dua hari terasa tidak cukup.
Untuk panitia seminar hendaknya meningkatkan komunikasi dan koordinasi dalam
melaksanakan kegiatan agar hasil yang dicapai dapat lebih optimal
Foto kegiataan