permen pu no 45 (bab 5 -7) (1)
DESCRIPTION
Permen PU No 45 (BAB 5 -7)TRANSCRIPT
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
A. Penyelengaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Instansi Tanggung jawabPengguna Anggaran
- Kementrian- BUMN
1. menyusun program dan kebutuhan biaya pembangunan yang diperlukan
2. melaksanakan pembangunan3. mengendalikan pembangunan4. memanfaatkan5. memlihara, dan6. merawat bangunan
Pembina Teknis
- Menteri pekerjaan umum (UU no 28 tahun 2002, PP no 36 tahun 2005)
1. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung Negara termasuk pengaturan, pemberdayaan, pengawasan agar dapat berlangsung dengan tertib, efektif dan efisien.
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
B. Organisasi dan Tata Laksana1. Pengelola KegiatanOrganisasai dan Fungsi Pengelola Kegiatan
Organisasi Deskripsi Fungsi1 Kepala satuan kerja Pejabat yang ditetapkan oleh
pengguna anggaranMenyelenggarakan seluruh tugas stuan kerja
Pejaban pembuat komitmen
Melakukan tindakan yang mengakibatkan anggaran belanja
2 Bendahara Pengelola keuangan Mengelola keuanganPejabat verifikasi Menguji surat permintaan pembayaran
(SPP) dan menyetujui surat perintah membayar (SPM)
3 Pengelola administrasi kegiatan
Staff satuan kerja Mengelola adminsitrasi kegiatan
4 Pengelola teknis kegiatan Tenagan bantuan dari instansi setempat
Mengelola kegiatan administratif
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
B. Organisasi dan Tata Laksana1. Pengelola KegiatanTugas Pengelola Kegiatan
Tahap Tugas1 Persiapan dan perencanaan
konstruksi1. Menyiapkan dan menetapkan organisasi kegiatan2. Menyiakan bahan, menetapkan waktu, dan strategi penyelesaian kegiatan3. Melakuksan penyiapan pengadaan penyedia jasa manajemen konstruksi
termasuk menyusun kerangka acuan kerja (KAK)4. Melakukan penyiapan pengadaan penyedia jasa perencanaan termasuk
menyusun KAK5. Menyusun surat penetapan penyedia barang dan jasa (SPPBJ), surat
perjanjian kerja, surat perintah mulai kerja (SPMK)6. Mengendalikan kegiatan manajemen konstruksi dan kegiatan
perencanaan7. Mentusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran dan berita acara lainnya yang berkaitan dengan kegiatan manajemen konstruksi dan kegiatan perencanaan
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
B. Organisasi dan Tata Laksana1. Pengelola KegiatanTugas Pengelola Kegiatan
Tahap Tugas2 Pelaksanaan konstruksi 1. melakukan penyiapan pengadaan penyedia jasa pengawasan termasuk
menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK);2. melakukan penyiapan pengadaan penyedia jasa pelaksana konstruksi;
menyusun Surat Penetapan Penyedia Barang dan Jasa (SPPBJ), Surat Perjanjian Kerja, dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
3. mengendalikan kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi;4. mengendalikan kegiatan pelaksanaan konstruksi dan penilaian atas
kemajuan tahap pelaksanaan5. konstruksi;6. menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran dan berita7. acara lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi;8. menyusun berita acara serah terima dan menerima bangunan yang telah
selesai dari pelaksana konstruksi.
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
B. Organisasi dan Tata Laksana1. Pengelola KegiatanTugas Pengelola Kegiatan
Tahap Tugas3 Pasca konstruksi 1. Menyiapkan dokumen pembangunan
2. Menyiapkan dokumen pendaftaraan bangunan gedung Negara3. Menyerahkan bangunan gedung Negara yang telah selesai dari pengelola
kegiatan kepada pengguna anggaran melalui kuasa pengguna anggran/eselon I
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
B. Organisasi dan Tata Laksana2. Penyedia Jasa Konstruksi
Penyedia jasa Organisasi Tanggung jawab1 manajemen
konstruksi- Penanggung Jawab kegiatan;- Penanggung Jawab Lapangan;- Tenaga Ahli Penyusun dan Pengendali
Program;- Tenaga Ahli Estimasi Biaya;- Tenaga Ahli Arsitektur/Struktur/M&E;- Pengawas Lapangan.
Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam pembangunan bangunan gedung negara, mulai dari tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan.
2 Perencanaan Konstruksi
- Penanggung Jawab kegiatan;- Tenaga Ahli Arsitektur;- Tenaga Ahli Struktur;- Tenaga Ahli Utilitas (M&E);- Tenaga Ahli Estimasi Biaya;
melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan, dokumen lelang, dokumen untuk pelaksanaan konstruksi, memberikan penjelasan pekerjaan padawaktu pelelangan, dan memberikan penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi;
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
B. Organisasi dan Tata Laksana2. Penyedia Jasa Konstruksi
Penyedia jasa Organisasi Tanggung jawab3 Pengawasan
Konstruksi- Penanggung Jawab kegiatan;- Penanggung Jawab Lapangan;- Pengawas Pekerjaan Arsitektur;- Pengawas Pekerjaan Struktur;- Pengawas Pekerjaan Mekanikal-elektrikal
(M&E);- Tenaga Ahli lainnya.
melaksanakan tugas-tugas konsultansi dalam bidang jasa pengawasan konstruksi
4 Pelaksanaan Konstruksi
- Penanggung Jawab Kegiatan;- Penanggung Jawab di Lapangan;- Tenaga Ahli Arsitektur/Struktur/M&E;- Tenaga Ahli Estimasi Biaya;- Tenaga Ahli K3;- Tenaga Ahli lainnya;- Pelaksana lapangan.
melakukan tugas pelaksanaan konstruksi fisik pembangunan gedung;
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
B. Organisasi dan Tata Laksana3. Hubungan Kerja Penyedia Jasa Konstruksi dengan Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen.
Hubungan kerja antara penyedia jasa konstruksi dengan Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen sebagai pengguna jasa konstruksi adalah hubungan kerjasama yang mempunyai kedudukan sama dan berasaskan kemitraan, yang diwujudkan dalam bentuk kontrak kerja konstruksi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
C. Penyelenggaraan Pembangunan Tertentu1. Pelaksanaan Pembangunan Lebih Dari Satu Tahun Anggaran
Tahunke
Bangunan2 Lantai 3 Lantai 6 – 8 Lantai
1 penyusunan seluruh dokumen perencanaan, pelaksanaan pondasi dan struktur bangunan s.d. lantai 2;
penyusunan seluruh dokumen perencanaan, pelaksanaan pondasi dan struktur bangunan s.d. lantai 2;
penyusunan seluruh dokumen perencanaan, pelaksanaan pondasi dan struktur bangunan s.d. lantai 1;
2 pelaksanaan sisa pekerjaan.
pelaksanaan sisa pekerjaan.
pelaksanaan struktur lantai 2 sampai dengan lantai 8, sebagian finishing lantai 1, 2 dan 3, sebagian pekerjaan mekanikal dan elektrikal
3 - - pelaksanaan sisa pekerjaan.
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
C. Penyelenggaraan Pembangunan Tertentu2. Pelaksanaan Pembangunan Dengan Disain Berulang
• Desain berulang: penggunaan secara berulang terhadap produk disain yang sudah ada yang dibuat oleh penyedia jasa perencanaan yang sama, dan telah ditetapkan sebelumnya dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
• • Desain berulang total: penggunaan secara berulang terhadap seluruh produk disain yang sudah ada
yang dibuat oleh penyedia jasa perencanaan yang sama untuk pekerjaan lain pada tapak yang sama atau pada lokasi lain;
• • Desain berulang parsial: penggunaan secara berulang terhadap sebagaian produk disain yang sudah ada
yang dibuat oleh penyedia jasa perencanaan yang sama untuk pekerjaan lain pada tapak yang sama atau pada lokasi lain;
• • Biaya perencanaan untuk desain bangunan berulang• Pengulangan pertama : 75%• Pengulangan kedua : 65%• Pengelanga ketiga dan seterusnya : 50%
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
C. Penyelenggaraan Pembangunan Tertentu3. Pelaksanaan Pembangunan Dengan Desain Prototipe
• Adalah penggunaan disain yang telah ditetapkan/dibakukan oleh pemerintah. bangunan rumah Negara tipe 36, 50, 70, gedung kantor, gedung SD/SLTP/SMA/SMK yang telah ada desain prototipenya dibangun berdasarkan dokumen desain prototype.
• Bila terdapat ketidak sesuaian dapat dilakukan penyedia jasa dengan biaya 50% dari biaya perencanaan
• Tidak ada biaya tambahan untuk penggunaan desain prototype yang berulang
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
D. Pemeliharaan/Perawatan Bangunan Gedung Negara1. Umur Bangunan dan Penyusutan• Umur desain bangunan direncanakan : 50 tahun• Penyusutan nilai bangunan adalah 2%/tahun dan nilai sisa sebesar 20%• Penyusutan nilai bangunan 4%/tahun untuk bangunan semipermanen,
10%/tahun untuk konstruksi daruat, dengan nilai sisa 20% 2. Kerusakan Bangunan• Kerusakan akibat tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan
akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi berlebih, kebakaran, gempa bumi dll.
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
D. Pemeliharaan/Perawatan Bangunan Gedung Negara 2. Kerusakan Bangunan
Intensitas Kerusakan Deskripsi1 Ringan kerusakan terutama pada komponen non-struktural, seperti
penutup atap, langitlangit, penutup lantai dan dinding pengisi.2 Sedang kerusakan pada sebagian komponen non struktural, dan atau
komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dll.3 Berat kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik
struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
D. Pemeliharaan/Perawatan Bangunan Gedung Negara 3. Perawatan Bangunan
usaha memperbaiki kerusakan yang terjadi agar bangunan dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya
Intensitas Kerusakan Biaya perawatan1 Ringan biaya maksimum adalah sebesar 30% dari harga satuan tertinggi
pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama
2 Sedang biaya maksimum adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama
3 Berat biaya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama
BAB 5 TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
D. Pemeliharaan/Perawatan Bangunan Gedung Negara 4. Pemeliharaan Bangunan
• usaha mempertahankan kondisi bangunan agar tetap memenuhi persyaratan laik fungsi atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan, serta menjaga terhadap pengaruh yang merusak. Dapat juga merupakan upaya untuk menghindari kerusakan komponen/elemen bangunan akibat keusangan sebelum umurnya berakhir.
• Biaya pemeliharaan per tahun adalah 2% dari harga standar per m2 tertinggi yang berlaku
BAB 6 PENDAFTARAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
A. Tujuan Pendaftaran Bangunan Gedung Negara
• Terwujudnya tertib pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara;• Mengetahui status kepemilikan dan penggunaan gedung dan rumah
negara;• Mengetahui secara tepat dan rinci jumlah aset negara yang berupa
gedung dan rumah negara;• Menyusun program kebutuhan pembangunan, pemeliharaan, dan
perawatan bangunan gedung dan rumah negara;• Menyusun perhitungan kebutuhan biaya pemeliharaan danperawatan;• Mengetahui besarnya pemasukan keuangan kepada negara dari hasil
sewa, penjualan, dan penghapusan gedung dan rumah negara.
BAB 6 PENDAFTARAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
B. Sasaran dan Metode Pendaftaran Bangunan Gedung Negara
• Sasaran Pendaftaransemua bangunan gedung yang dikelola oleh setiap Kementerian/Lembaga yang diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari APBN, BUMN dan/atau APBD, BUMD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah (bantuan luar negeri, tukar menukar atau hibah) yang menjadi aset negara. • Metode Pendaftarandiselenggarakan dengan cara pendaftaran oleh Kementerian/Lembaga c.q. kepala kantor/satuan kerja kepada Departemen Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
BAB 6 PENDAFTARAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
C. Pelaksanaan Pendaftaran Bangunan Gedung Negara
Setiap Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga wajib mendaftarkan bangunan gedung termasuk rumah negara yang telah selesai dibangun kepada Menteri Pekerjaan Umum cq Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, kecuali untuk bangunan gedung dan rumah negara yang terletak di luar DKI Jakarta pendaftarannya dilakukan melalui Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggungjawab dalam pembinaan bangunan gedung;
BAB 6 PENDAFTARAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
C. Pelaksanaan Pendaftaran Bangunan Gedung NegaraDokumen kelengkapan bangunan gedung Negara:• Surat permohonan pendaftaran bangunan gedung dan rumah negara;• Daftar inventaris bangunan gedung dan rumah negara;• Kartu legger bangunan gedung dan rumah negara;• Gambar legger dan situasi;• Photo bangunan (tampak depan, samping, belakang, dan persfektif);• Lampiran:
– Fotokopi Dokumen Pembiayaan/DIPA (otorisasi pembiayaan);– Fotokopi sertifikat atau bukti kepemilikan/a katas tanah;– Kontrak atau Perjanjian Pemborongan;– Berita Acara Serah Terima I dan II;– As built drawings (gambar sesuai yang dilaksanakan);– Fotokopi Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
BAB 6 PENDAFTARAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
D. Produk Pendaftaran Bangunan Gedung Negara
• Surat Keterangan Bukti Pendaftaran Bangunan Gedung Negara (SKBPBGN) dengan penetapan Huruf Daftar Nomor (HDNo);
• SKBPBGN dan HDNo digunakan sebagai dasar perencanaan anggaran pemeliharaan dan perawatan.
BAB 6 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS
• Pelaksana: Departemen Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Penata Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
• Pedoman Teknis: Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman/petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Mentri Pekerjaan Umum