permodelan oseanografi
DESCRIPTION
Permodelan Oseanografi ITB_E LearningTRANSCRIPT
-
TUGAS 4
E_LEARNING PERMODELAN OSEANOGRAFI ITB
KOORDINAT DAN GRID
Disusun Oleh:
Mamik Melani
115080601111033
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
-
1. Persamaan gelombang :
+
= 0 dan
+
= 0
h : merupakan amplitudo gelombang
kedua variable tersebut fungsi dari x dan t
u : merupakan kecepatan gelombang
a. Turunkan dari deret Taylor penyelesaian numerik kedua persamaan tersebut dengan
menggunakan pendekatan beda maju. Berapa kesalahan pemutusan deret Taylornya?
+
= 0
+
+
(+) ()
= 0
+
= 0
(+) ()
+
(+)
= 0
b. Turunkan dari deret Taylor penyelesaian numerik kedua persamaan tersebut dengan
menggunakan pendekatan beda maju orde kedua. Berapa kesalahan pemutusan deret
Taylornya?
+
= 0
2
2+
2
2= 0
+2 2 + +
2+ 0 (2)
(+2)2 (+)+()
20 (2) = 0
+
= 0
2
2+
2
2= 0
+2 2 + +
2+ 0 (2)
(+2)2(+)+()
20 (2) = 0
c. Penjelasan :
Diketahui persamaan gelombang dengan h merupakan amplitudo dan u
merupakan kecepatan gelombang, dimana dari kedua variabel tersebut merupakan
-
fungsi dari x dan t. Pada proses penurunan deret Taylor dengan menggunakan
pendekatan beda maju (soal a) didapatkan penyelesaian numerik yang mempunyai
kesalahan pemutusannya (0 (2)) bernilai 1. Sedangkan proses penurunan deret
Taylor dengan menggunakan pendekatan beda maju orde kedua (soal b) didapatkan
penyelesaian numerik yang mempunyai kesalahan pemutusannya (0 (2)) pada
bernilai 2.
2. a. Penjelasan model box
Peningkatan ketertarikan pada periode rumah kaca di masa lalu berasal dari
proses berlangsungnya pemanasan global. Periode pemanasan global tersebut telah
menjadi sejarah bumi, hal itu terkait untuk meningkatkan konsentrasi atmosfer dari
gas karbon dioksida. Adanya sedimen laut, memainkan peranan utama dalam jangka
panjang untuk menghapus tingginya CO2 dari ocean-atmosphere system, terutama
sebagai bahan organik dan mineral karbonat. Pada gambar diatas menjelaskan tentang
sistem model bumi (Earth system model) yang menyediakan instument untuk
mengungkap kompleksitas pada sistem iklim dan untuk menguji dampak yang
ditimbuklkan dari tingginya CO2 pada fungsi siklus karbon dan iklim global selama
periode yang berbeda pada sejarah bumi.
-
Sistem model bumi Earth system model GEOCLIM menggunakan sirkulasi
model secara umum untuk mensimulasikan karbon dunia dan siklus alkalinitas pada
geologi dimasa lampau. Seiring berjalannya waktu, model GEOCLIM ini berhasil
menerapkan hubungan timbal balik antara continental weathering dan evolusi pada
Mesozoik, Paleozoik. Model GEOCLIM menggunakan rekonstruksi iklim untuk
memperkirakan spatially-resolved pada kontinental fluks yang akan menuju lautan,
dengan demikian dapat berdampak pada siklus global biogeokimia.
Pada model kotak yang tergabung akan digantikan oleh pemecahan secara
vertikal pada model difusi-adveksi yang berasal dari laut global, yang kemudian
digabungkan untuk sebuah model biogeokimia pelagis dan merumuskan model
diagenetik. Untuk model GEOCLIM seperti gambar diatas terdiri dari banyak bagian
diantaranya adalah atmosfer, fluks continental, lautan, dan sediment. Berikut
merupakan penjelasan singkatnya :
2.1 Atmosfer
Model atmosfer terhubung dengan percampuran lapisan atau disebut
dengan mixed-layer, yang mana dipengaruhi oleh parameter transport panas
melalui difusi. Hal tersebut diasumsikan bahwa orbit bumi sekitar matahari
adalah circular (eccentricity = 0) dan kemiringan bumi adalah 23.50. Pada
perhitungan konsentrasi atmosfer untuk oksigen (02) dan karbondioksida (CO2)
diasumsikan bahwa masukan pada gas nitrogen tidak pernah terbatas. Konsentrasi
atmosfer (02) ditentukan oleh jumlah pemakaian oksigen pada daerah kontinental
dan pertukaran dengan lapisan permukaan dilautan.
2.2 Fluks Kontinental
Pengertian Continental weathering fluxes (Fweathering) mengkuti pendekatan
oleh model COMBINE, yang diperpanjang oleh pengertian pengiriman nitrogen
ke laut. Kontinental pada granitic (Fsilw) dan basaltic lithogies (Fbasw) bergantung
pada run-off dari daerah daratan. Pada Continental weathering fluxes, fosfat
dikeluarkan oleh disolusi batuan silikat. Nitrogen yang telah sampai dilautan
melalui Continental weathering sebanding dengan total produksi karbondioksida,
dengan nitrogen pada rasio 00.3 dan batuan silikat pada rasio 0.001.
2.3 Ocean
Didalamnya terdapat gabungan sirkulasi laut secara global dengan
perumusan pada proses transformasi biogeokimia. Adanya perubahan fluks
melalui air dan udara serta sedimen pada kolom interface. Model ini didesain
-
0).(),( 3
rdut
tr
Vo
untuk numerik yang efisien dan menjelaskan keutamaan dari sirkulasi laut secara
global dengan keterbatasan angka pada parameter bebas yaitu redoks dan
dinamika asam-basa acid-base dynamics.
2.4 Sediment
Sedimen pada lapisan interface, kondisi boundary (konsentrasi)
digunakan untuk spesies yang terlarut (dissolved species) dan kondisi boundary
(fluks) digunakan untuk pengendapan POC (Particulate Organic Carbon) dan PIC
(Particulate Inorganic Carbon). Siklus biogeokimia sangat berhubungan dengan
sedimen termasuk proses redoks baik secara primer maupun sekunder, proses
absorbsi, disolusi karbonat serta reaksi presipitasi pada besi sulfide. Pada
sedimen, proses perumusan untuk kontribusi relative pada perbedaan sistem
metabolic pada degradasi bahan organik, reaksi redoks secara sekunder serta
disolusi karbonat.
b. Dengan menggunakan prinsip kekekalan massa, tuliskan persamaan model perubahan
kekekalan massa-nya terhadap waktu.
Prinsip kekekalan massa :
Q = S
input = output
Sehingga persamaan model perubahan terhadap waktu adalah :
ds = dt
jumlah sumber masuk (sources) = jumlah sumber keluar (sink)
Pada persamaan dasar dinamika fluida terdiri dari hokum kekekalan massa,
hokum kekekalan momentum dan hokum kekekalan energi. Massa fluida tidak dapat
diciptakan dan dan tidak dapt dimusnahkan. Jumlah massa yang keluar persatuan
waktu dari luasan permukaan S yang volumenya adalah sama dengan berkurangnya
masa fluida yang berada didalam. Sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut :
dANtrutrrdtrt
Vo S
).,(),(),( 3
-
0).(),(
u
t
tr
Referensi :
Arndt, S. et al. 2011. GEOCLIM reloaded (v 1.0): a new coupled earth system model for
past climate change. Utrecht University. Netherlands.
http://rtmlab.net/botframe.php?page=proje&pro=eg. Diakses pada 1 Oktober 2014 pada
pukul 20.35 WIB.