perpustakaan - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/53/1/anggit...
TRANSCRIPT
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM DETEKSI DINI TUMBUH
KEMBANG ANAK BALITA DENGAN METODE KUESIONER
PRA-SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)
DI PUSKESMAS MANTRIJERON
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES A. Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
ANGGIT PRAKASIWI
3208138
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2012
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
INTISARI
Latar Belakang : Anak memiliki suatu ciri khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang dimulai dari proses konsepsi sampai berakhirnya masa tua atau
lansia. Mempelajari tumbuh kembang mempunyai tujuan mengetahui dan
memahami proses pertumbuhan dan perkembangan sejak konsepsi sampai dewasa
agar dapat mendeteksi kelainan yang terjadi pada proses pertumbuhan dan
perkembangan dan segera dapat mengatasi permasalahannya. Pelayanan SDIDTK
(Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) dilakukan sebagai
deteksi dini pada pertumbuhan (status gizi normal, kurang-buruk, makrocephali
dan mikrocephali), perkembangan (kelambatan perkembangan, gangguan daya
lihat dan daya dengar), gangguan mental emosional, autisme, hiperaktivitas dan
gangguan pemusatan perhatian. Pelayanan SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang) menjadi sangat penting karena kelainan
tumbuh kembang yang dideteksi secara dini akan mendapatkan intervensi yang
sesuai. Kelainan tumbuh kembang yang terlambat dideteksi dan diintervensi dapat
mengakibatkan kemunduran perkembangan anak dan berkurangnya efektivitas
terapi.
Tujuan Penelitian : Diketahuinya pelaksanaan program SDIDTK anak balita
dengan metode Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) di Puskesmas
Mantrijeron Yogyakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non analitik
dan menggunakan metode Kuantitatif dengan cross sectional . Jumlah sampel
yang digunakan adalah 3 responden yang merupakan bidan di Puskesmas
Mantrijeron Yogyakarta. Analisis data yang digunakan univariant menggunakan
rumus prosentase.
Hasil Penelitian : 1) Seluruh bidan Puskesmas Mantrijeron telah melaksanakan
program deteksi dini tumbuh kembang anak balita dengan metode Kuesioner Pra
Skrinning Perkembangan dengan baik yaitu sebanyak 3 orang (100%). 2)
Insidensi bayi dan balita yang tingkat tumbuh kembangnya sesuai adalah
sebanyak 2077 balita (88%), tumbuh kembang meragukan adalah sebanyak 236
balita (10%) dan tumbuh kembang penyimpangan adalah sebanyak 47 balita (2%).
3) Hambatan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas Mantrijeron dalam
program deteksi dini tumbuh kembang anak adalah perilaku kesehatan
masyarakat kurang baik, serta kurangnya tenaga kesehatan dalam pelaksanaan
program deteksi dini tumbuh kembang anak khususnya bidan.
Kesimpulan dan saran : Seluruh bidan di Puskesmas Mantrijeron telah
melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita dengan Metode KPSP dengan
baik yang telah terbukti secara statistik dan di dukung dengan data kualitatif.
Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel dalam penelitiannya
karena penelitian ini hanya gambaran pelaksanaan programnya saja tanpa meneliti
sebab atau akibatnya terhadap masyarakat luas jika pelaksanaan program tersebut
kurang memenuhi standar dari Dinas Kesehatan.
Kata kunci : tumbuh kembang balita, deteksi dini tumbuh kembang anak
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
ABSTRACT
Background: Children have a special characteristic that is always growing and
evolving process starting from conception until the expiration of the old or
elderly. Study of the growth and development has the objective for knowing and
understanding the growth and development‟s process from the conception to adult
in order to detect abnormalities that occur in the growth and development‟s
process and to overcome the problem immediately. SDIDTK service) is done as
an early detection of growth (normal nutritional status, malnutrition, and
mikrocephali and makrocephali), development (growth retardation, impaired
vision and hearing abability), emotional and including mental disorders, autism,
hyperactivity and attention deficit disorder. SDIDTK service becomes very
important because growth disorders that is early detected will be managed the
appropriate intervention. Abnormalities of growth and development that too late
to be detected and to decreasing of child development and reduced effectiveness
of therapy.
Research objectives: lead to identified implementation of the SDIDTK program
of children under five years with Pre-Screening Questionnaire method
development (KPSP) in Yogyakarta Mantrijeron health center.
Research Methods: The type of research is descriptive non analytic study using
quantitative methods with a cross sectional approach. This research including 3
respondent who are midwife at the health center of Yogyakarta Mantrijeron.
Analysis of the data that used was univariant with the percentage formula.
Research results: 1) Midwife of Mantrijeron health center have implemented a
SDIDTK program of children under five by the method of questionnaire
development Pre Screening well as many as 3 people (100%). 2) The incidence of
infant and toddler growth rate according to the total 2077 children (88%),
development of the doubt is as much as 236 infants (10%) and development of the
deviation is as much as 47 infants (2%). 3) barriers and problems faced
Mantrijeron health center in the implementation is in appropiated health
behaviours of the community, of SDIDTK and the limitation number of health
provider especially midwifes.
Conclusions and suggestions: All Mantrijeron midwife at the health center were
implemented early detection of growth and development of infants using KPSP
method has and been statistically proven and supported by qualitative data. The
next researchers are expected to add further variables in the study because this
research is only describing the SDIDTK program without examining causes or
consequences for the wider community if the implementation‟s program does not
match the Public Health Service‟s standards.
Key words: toddler„s growth and development, early detection of child
development
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Juli 2012
Anggit Prakasiwi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang Berjudul “Gambaran
Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dengan
Metode Kuesioner Pra-Skrinning Perkembangan (KPSP) di Puskesmas
Mantrijeron Yogyakarta”.
Penyusunan Skripsi ini kiranya tidak mungkin terselesaikan tanpa ada
bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, pengarahan, maupun pemberian
kemudahan dalam pengumpulan data serta dukungan moril. Oleh karena itu
penulis sampaikan rasa terima kasih kepada :
1. tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi
2. Bapak dr. Edy Purwoko, SpB selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
3. Ibu Dwi Susanti, S.Kep, Ns selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan Stikes
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
4. Ibu Ida Nursanti S.Kep.,Ns.,MPH selaku Pembimbing I dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Retno Sumiarini, S.Kep, Ns selaku Pembimbing II dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Atik Badi‟ah S.Kp., S.Pd., M.kes selaku penguji skripsi ini.
7. Kedua orang tua, saudara dan teman-teman yang telah mendukung
terselesaikannya skripsi.
8. Seluruh teman-teman penulis yang telah memberikan dorongan dan
semangat.
Penulis menyadari asih terdapat banyak kekurangan pada penyusunan
Skripsi ini sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, Agustus 2012
Penyusun
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
INTISARI ....................................................................................................... iii
ABSTRACT ..................................................................................................... iv
PERNYATAAN ............................................................................................. v
HALAMAN MOTTO. ................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN. ................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tumbuh Kembang Anak ....................................................... 7
B. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita .................................. 9
C. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) .................... 13
D. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Balita ...................................................................................... 17
E. Peran Perawat dalam Upaya DDTK Anak ............................. 20
F. Landasan Teori ....................................................................... 21
G. Kerangka Teori....................................................................... 23
H. Kerangka Konsep ................................................................... 24
I. Hipotesis ................................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ............................................................. 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 25
C. Populasi dan Sampel .............................................................. 25
D. Variabel Penelitian ................................................................. 26
E. Definisi Operasional............................................................... 26
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ..................................... 27
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 29
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................. 31
I. Etika Penelitian ...................................................................... 33
J. Jalannya Penelitian ................................................................. 33
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 35
B. Pembahasan ............................................................................ 41
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 46
B. Saran ....................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pelaksana dan Alat yang digunakan pada Deteksi Dini Penyimpangan
Pertumbuhan.................................................................................. 10
Tabel 2.2 Jadwal Pelaksanaan Deteksi Dini .................................................. 12
Tabel 2.3 Fasilitas Pendukung Pelaksanaan Deteksi Dini ............................ 13
Tabel 3.1 Definisi Operasional ...................................................................... 26
Tabel 3.2 Duming Tabel Pelaksanaan Skrinning Tumbang dengan KPSP ... 31
Tabel 3.3 Karakteristik Responden Penelitian .............................................. 31
Tabel 4.1 Data Kuantitatif ............................................................................. 36
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori .................................................................... 23
Gambar 2.2. Kerangka Konsep ................................................................ 24
Gambar 4.1 Alur pelayanan kesehatan di puskesmas mantrijeron........... 38
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Pedoman Wawancara untuk Petugas Kesehatan (Bidan)
Lampiran 3 Pedoman Wawancara untuk Orang tua pasien
Lampiran 4 Lembar Observasi
Lampiran 5 Transkip hasil wawancara dengan bidan
Lampiran 6 Transkip hasil wawancara dengan orang tua
Lampiran 7 Surat Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 8 Jadwal Penelitian
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas
Lampiran 10 Hasil Penelitian
Lampiran 11 Formulir KPSP Sesuai Umur
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian dan Uji Validitas dari Biro Administrasi
Pembangunan Gubernur DIY
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian dan Uji Validitas dari Dinas Perizinan
Pemerintah Kota Yogyakarta
Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian dan Uji Validitas dari Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta
Lampiran 15 Surat Ijin Uji Validitas dari Puskesmas Wirobrajan
Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian dari Puskesmas Mantrijeron
Lampiran 17 Kegiatan Bimbingan Skripsi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gambaran status gizi balita dengan indikator berat badan/umur
berdasarkan hasil Riskesdes tahun 2010 menunjukkan bahwa propinsi dengan
prevalensi balita gizi buruk tertinggi adalah Gorontalo sebesar 11,2% diikuti oleh
Nusa Tenggara Barat sebesar 10,6% dan Kalimantan Barat sebesar 9,5%,
sedangkan prevalensi balita gizi buruk terendah terdapat di propinsi DI
Yogyakarta sebesar 1,4% diikuti oleh Bali sebesar 1,7%dan DKI Jakarta sebesar
2,6% (Depkes 2010).
Berbagai upaya dilaksanakan untuk meningkatkan potensi anak salah
satunya melalui kegiatan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak. Tahun
1987 Departemen Kesehatan bersama dengan profesi dan pihak terkait kesehatan
anak menyusun pedoman tumbuh kembang anak. Pedoman ini mengalami
beberapa kali perubahan, hingga di tahun 2005 dihasilkan buku Pedoman dan
Instrument Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar yang telah diterapkan di
33 provinsi di Indonesia. Pelayanan SDIDTK dilakukan sebagai program untuk
mendeteksi secara dini pada pertumbuhan yang meliputi (status gizi normal,
kurang-buruk, terdapatnya makrocephali dan mikrocephali), perkembangan
(kelambatan perkembangan, gangguan daya lihat dan daya dengar), gangguan
mental emosional, autisme, hiperaktivitas dan gangguan pemusatan perhatian.
Pelayanan SDIDTK menjadi sangat penting karena kelainan tumbuh kembang
yang dideteksi secara dini akan mendapatkan intervensi yang sesuai. Kelainan
tumbuh kembang yang terlambat dideteksi dan diintervensi dapat mengakibatkan
kemunduran perkembangan anak dan berkurangnya efektivitas terapi (Depkes
2010). Upaya ini dilakukan di Posyandu sebagai kegiatan yang dilakukan secara
rutin untuk membantu anak balita mencapai tumbuh kembang secara optimal
(Depkes RI, 2001).
Penelitian yang dilakukan oleh Soccoro dan King (2006) di Philipina
membuktikan bahwa terjadi peningkatan perkembangan psikososial sebesar 6 –
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
11% pada anak usia 0-4 tahun yang dilakukan stimulasi selama 2 tahun terhadap 7
domain yang diukur dengan instrument Revised Early Childhood Development
Checklist (REC), yaitu : Gross motor, fine motor, self help, receptive language,
expressive language, cognitive, social emotional.
Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Pelayanan Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) untuk 500 anak usia 0 – 6 tahun
dari 5 wilayah di Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 13 – 14 Juli 2010, dilanjutkan
Seminar SDIDTK Anak Mengoptimalkan Potensi Anak dalam rangkaian
peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Jakarta tanggal 15 Juli 2010 (Depkes,
2010). Untuk memantau pertumbuhan (aspek fisik-biologis) juga telah sejak lama
dilakukan melalui kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) tahun 1975,
dengan terbentuknya pos diare, pos timbang, pos KB dan lain-lain. Kemudian
dilanjutkan menjadi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang kegiatannya
dilakukan setiap bulan melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). Pertumbuhan anak
telah diikuti dan dipantau sejak awal, sehingga tanda-tanda yang mengarah kepada
gangguan pertumbuhan dapat segera diketahui dan dicegah agar tidak menjadi
lebih buruk (Depkes RI, 2001).
Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak
prasekolah dilakukan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak yang menyeluruh dan terkoordinasi salah satunya dengan
menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Tujuan skrining
atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra-Skrining
Perkembangan (KPSP) adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau
adanya penyimpangan. Skrining dilakukan saat anak berusia 3-72 bulan.
Tindakan deteksi dilakukan untuk mencegah masalah agar tidak semakin berat
dan apabila anak perlu dirujuk, maka rujukannya harus dilakukan sedini mungkin
sesuai dengan pedoman yang berlaku (Dewi, 2010).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
Studi pendahuluan yang dilakukan terhadap bidan di Puskesmas
Mantrijeron yang bertanggung jawab atas kegiatan deteksi dini tumbuh kembang
anak balita yang dilakukan dengan wawancara, dapat diketahui bahwa
pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang anak balita di Puskesmas Mantrijeron
sudah dilaksanakan dengan menggunakan format KPSP. Tenaga kesehatan yang
bertanggungjawab atas program deteksi dini dengan KPSP adalah bidan yang
hanya berjumlah 3 orang. Tehnik pelaksanaan selain mendeteksi di Puskesmas
juga dilakukan di TK yang berjumlah 19 TK dan Posyandu yang berjumlah 57
yang terletak di seluruh wilayah Mantrijeron. Jumlah balita pada tahun 2011
sebanyak 2.592 balita, sedangkan jumlah balita yang terdeteksi tumbuh
kembangnya sebanyak 2.592 balita (91,05%).
Berdasarkan uraian di atas untuk melihat pencapaian pelaksanaan program
deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang pada anak perlu dilakukan penelitian
tentang “Gambaran Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
dengan Metode Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) di Puskesmas
Mantrijeron Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pelaksanaan program deteksi dini
anak balita dengan metode Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) di
Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta?”
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan pelaksanaan program stimulasi deteksi dini tumbuh
kembang anak balita dengan metode Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan
(KPSP) di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Diketahuinya pelaksanaan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang di
Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta.
b. Diketahuinya insidensi penyimpangan tumbuh kembang anak balita
dengan metode Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) di
Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta.
c. Diketahuinya permasalahan dan hambatan pelaksanaan program deteksi
dini tumbuh kembang anak balita dengan metode Kuesioner Pra-Skrining
Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta.
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan tentang
pelaksanaan program deteksi dini anak.
2. Bagi Pengguna
a. Bagi Puskesmas Mantrijeron
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai suatu
motivasi Puskesmas Mantrijeron untuk melakukan pelaksanaan program
deteksi dini tumbuh kembang anak sesuai dengan standar yang diberikan
oleh pemerintah agar seluruh anak di Puskesmas Mantrijeron yang
mengalami keterlambatan tumbuh kembang dapat terdeteksi sedini
mungkin dan dapat memberikan intervensi kesehatan yang tepat.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
b. Bagi Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
Hasil penelitian in diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi
mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta dalam melaksanakan pemeriksaan tumbuh kembang di lahan
praktek dan di dunia kerja nantinya.
c. Bagi STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa
program studi Sarjana Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
E. Keaslian Penelitian
1. Sari (2008) melakukan penelitian tentang “evaluasi pelaksanaan kegiatan balai
kesehatan ibu dan anak khususnya tumbuh kembang anak sebagai bagian
program rumah sakit sayang ibu dan bayi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang” Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pengamatan
observasional melalui wawancara mendalam. Persamaannya terletak pada
jenis penelitian, yaitu penelitian deskriptif untuk menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan perbedaannya terletak
pada metode pengambilan data, yaitu menggunakan kuesioner yang dibagikan
kepada responden, yaitu petugas kesehatan di Puskesmas Mantrijeron.
2. Martalita (2009) melakukan penelitian tentang “Analisis Pelaksanaan Program
Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita
Dan Anak Pra Sekolah Di Puskesmas Kota Semarang Tahun 2009”
Merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif eksploratif.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam pada 7
penanggung jawab program SDIDTK di Puskesmas sebagai informan utama, 7
orang kader kesehatan di Puskesmas tersebut dan 1 orang Staf Seksi Anak dan
Remaja DKK Semarang sebagai informan triangulasi. Persamaannya Jenis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
penelitian ini, yaitu penelitian Kuantitatif yang menggunakan analisis statistic
sedangkan Perbedaannya menggunakan metode pengumpulan data yang
menggunakan kuesioner yang dibagikan pada responden.
3. Siahaan (2005) melakukan penelitian tentang “Pelaksanaan Program Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa
Baru Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2005” Merupakan penelitian yang
bersifat deskriptif dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui
pelaksanaan kegiatan deteksi dini tumbuh kembang balita. Populasi dalam
penelitian ini adalah posyandu yang ada di kelurahan sentosa baru yang
berjumlah 6 posyandu. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh posyandu
yang ada di kelurahan Sentosa Baru. Responden adalah kader posyandu atau
petugas kesehatan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Persamaannya penelitian ini bersifat deskriptif dengan
rancangan cross sectional untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan deteksi dini
tumbuh kembang balita dan menggunakan data primer serta sekunder dalam
pengumpulan data. Perbedaannya cara pengumpulan data primer yaitu dengan
menggunakan kuesioner.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta
pada tanggal 11-16 Juni 2012 didapat responden yang merupakan koordinator
program deteksi dini tumbuh kembang balita dengan metode KPSP berjumlah
3 orang yang berprofesi sebagai bidan di Puskesmas Mantrijeron. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program deteksi dini
tumbuh kembang balita dengan metode KPSP di Puskesmas Mantrijeron.
Hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut :
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Mantrijeron terletak di jalan D.I. Panjaitan No. 82
Yogyakarta Kelurahan Suryodiningratan, Kecamatan Mantrijeron,
Yogyakarta. Jumlah penduduk di wilayah Mantrijeron sebanyak 37.589
jiwa yang sebagian besar penduduknya berpendidikan SMA. Batas-batas
wilayah Kecamatan Mantrijeron adalah : sebelah barat berbatasan dengan
kecamatan Wirobrajan, sebelah utara berbatasan dengan kecamatan
Keraton, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Mergangsan dan
sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sewon dan Kasihan Bantul
Puskesmas Mantrijeron dipimpin oleh Drg. Wahyu Sediarsih yang
membawahi berbagai kelompok jabatan fungsional, antara lain : BP.
Umum, BP. Gigi, KIA/KB, Gizi, Laboratorium, Farmasi, PKM dan
Kesehatan Lingkungan. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
Mantrijeron sebanyak 43 tenaga kesehatan (Dinkes, 2012).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
36
2. Analisa Data Kuantitatif
Analisa data kuantitatif pada penelitian Gambaran Pelaksanaan
Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dengan Metode
KPSP disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Data Kuantitatif
No Data Jumlah Prosentase (%)
A
Petugas Kesehatan
1. Umur
a. < 30 tahun
b. 30 – 40 tahun
c. > 40 tahun 2. Pendidikan
a. SPK
b. Diploma
c. Sarjana 3. Masa kerja
a. < 5 tahun
b. 5 – 10 tahun
c. > 10 tahun
1
0
2
0
3
0
0
2
1
33,33
00,00
66,67
00,00
100
00,00
00,00
66,67
33,33
B Pelaksanaan Pemeriksaan Tumbuh
Kembang Dengan KPSP
1. Baik 3 100
2. Cukup 0 0,00
3. Kurang 0 0,00
TOTAL 3 100
C Tumbuh Kembang Balita
1. Sesuai 2.077 88,00
2. Meragukan 236 10,00
3. Penyimpangan 47 2,00
TOTAL
2.360 100
Sumber : Data Primer (2012)
Responden dalam penelitian ini yang berusia > 40 tahun
sebesar 66,67%, responden yang berusia < 30 tahun sebesar 33,33%
dan tidak ada responden yang berusia 30-40 tahun, seluruh responden
dalam penelitian ini berlatarbelakang pendidikan Diploma 3 yaitu
sebesar 100% dan mempunyai masa kerja 5 – 10 tahun 66,67%, masa
kerja > 10 tahun sebesar 33,33%.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
37
Jumlah balita di wilayah Mantrijeron yang mengalami
penyimpangan tumbuh kembang sebanyak 47 balita (2%), tumbuh
kembang meragukan sebanyak 236 balita (10%) dan balita yang
tumbuh kembangnya sesuai sebanyak 2077 balita (88%). Seluruh
bidan melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dengan
metode KPSP dengan baik sejumlah 3 orang (100%).
3. Analisa Data Kualitatif
a. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dengan Metode
Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) di Puskesmas
Mantrijeron
Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dengan
Metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) di Puskesmas
Mantrijeron mulai dilaksanakan pada tahun 2006 yang bertujuan untuk
mengetahui tumbuh kembang anak secara lengkap dari aspek motorik
halus, motorik kasar, bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Program deteksi dini dilakukan di 3 tempat, yaitu di Puskesmas
Mantrijeron, Posyandu wilayah Mantrijeron yang berjumlah 57 serta
TK di wilayah Mantrijeron yang berjumlah 19. Bidan, kader Posyandu
serta guru TK saling bekerjasama dalam melaksanakan program
DDTK yang telah memperoleh pelatihan tentang pelaksanaan DDTK
secara baik dan benar. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara
dengan bidan sebagai koordinator program berikut ini :
”Program deteksi dini sudah lama dilakukan, bertahun-tahun... deteksi dini
dengan KPSP itu dilakukan sekitar tahun 2006”
”Kegiatan DDTK juga dilakukan di Posyandu serta TK. Kader serta guru
TK sudah dilatih melaksanakan DDTK sehingga sudah bisa melakukan
pemeriksaan. Jumlah posyandu di wilayah Mantrijeron adalah 57
posyandu, sedangkan jumlah TK di wilayah Mantrijeron adalah 19 TK...”
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
38
Pelayanan deteksi dini balita dengan metode KPSP dilakukan
di Puskesmas setiap hari selasa, yang langsung dilayani oleh bidan
yang sedang bertugas di Poliklinik KIA. Pelaksanaan di TK setiap hari
Jumat dan sabtu yang dilakukan oleh Guru TK, sedangkan di Posyandu
setiap 1 bulan sekali yang dilakukan oleh kader. Hasil pemeriksaan
dilaporkan kepada Puskesmas setiap bulan. Alat yang digunakan untuk
pemeriksaan tumbuh kembang adalah timbangan, midline, towa serta
APE (Alat Pemeriksaan Edukatif) untuk menilai perkembangan dengan
KPSP seperti bola, puzzle, lilin mainan, buku/majalah, balok, dan lain-
lain yang telah tersedia di seluruh tempat pelayanan deteksi dini
tumbuh kembang dengan KPSP. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
wawancara dengan bidan sebagai koordinator program berikut ini :
”Alat yang digunakan saat pemeriksaan itu APE, APE itu alat permainan
edukatif seperti bola, puzzle, lilin mainan, buku/majalah, balok, midline,
towa, serta timbangan. Di TK dan posyandu juga lengkap seperti di
Puskesmas, kalau untuk di TK APE nya lebih lengkap”
Berikut ini adalah alur pelayanan kesehatan di Puskesmas
Mantrijeron :
Gambar 4.1 Alur Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mantrijeronn
Sumber : Data Primer (2012)
Pendaftaran
Pembayaran
Poli Tujuan
Tindakan
Farmasi
Selesai
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
39
b. Hasil pemeriksaan tumbuh kembang terhadap balita di Puskesmas
Mantrijeron
Jumlah balita di Puskesmas Mantrijeron Tahun 2011 adalah
2.592 balita. Balita yang tercakup dalam program deteksi dini tumbuh
kembang dengan KPSP adalah sebesar 91,05% yaitu 2.360 balita.
Hasil pemeriksaan terhadap balita adalah 2% balita mengalami
penyimpangan tumbuh kembang, 10% balita mengalami tumbuh
kembang meragukan dan 88% balita dengan tumbuh kembang sesuai
kelompok umur. Hasil tersebut menunjukkan sebagian besar balita di
Puskesmas Mantrijeron mempunyai tumbuh kembang yang sesuai
dengan kelompok umur. Balita yang mengalami penyimpangan
tumbuh kembang dan tumbuh kembang meragukan akan dirujuk ke
RPG (Ruang Pemulihan Gizi) untuk mendapatkan penanganan yang
lebih lanjut oleh bidan, perawat dan spesialis anak seperti pemberian
makan tambahan untuk meningkatkan status gizi bayi serta stimulasi
perkembangan, tetapi untuk kasus yang tidak tertangani akan dirujuk
ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap yaitu di RS Kota
Jogja.
Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara dengan bidan
sebagai koordinator program berikut ini :
”Sebagian besar tumbuh kembangnya normal ya, kalau penyimpangan
sekitar 2%, yang meragukan sekitar 10%”
”Jika ada kasus gizi kurang akan dilakukan rujukan internal di RPG,
Ruang Pemulihan Gizi untuk seluruh bayi dan balita yang mengalami
keterlambatan tumbuh kembang yang ditangani oleh Bidan, Perawat dan
dokter spesialis anak, tetapi jika setelah dilakukan pemantauan tidak ada
perkembangan maka akan di rujuk ke Rumah Sakit Jogja”
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
c. Hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program deteksi dini
tumbuh kembang balita dengan metode Kuesioner Pra Skrinning
Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron
Program deteksi dini tumbuh kembang dengan KPSP yang
dilakukan oleh Puskesmas Mantrijeron cakupannya telah mencapai
91,05 pada tahun 2011 yang memenuhi standar cakupan yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan yaitu sebesar 90%, namun masih ada
hambatan dan permasalahan yang dihadapi bidan dalam pelaksanaan
program deteksi dini tumbuh kembang dengan KPSP. Hambatan dan
permasalahaanya terletak pada perilaku masyarakat di wilayah
Mantrijeron cenderung hanya memelihara kesehatannya, tetapi tidak
meningkatkan kualitas kesehatannya. Mereka melakukan tindakan
yang tidak sadar merugikan kesehatannya. Hal ini dapat dilihat dari
petikan wawancara dengan orang tua pasien di bawah ini :
“Kalau suami yang penting anaknya sehat gitu aja. Kalau periksa ya waktu
anaknya sakit batuk, pilek atau sakit apa gitu..”
Puskesmas Mantrijeron juga kekurangan tenaga kesehatan
dalam pelaksanaan program DDTK khususnya bidan. Puskesmas
hanya mempunyai 3 orang bidan yang bertanggungjawab atas 2.360
balita di wilayah Mantrijeron. Mereka sering kerepotan saat
pelaksanaan kunjungan di TK serta Posyandu, padahal strategi
Puskesmas Mantrijeron untuk mencapai cakupan program adalah
memperbanyak kunjungan di tempat pelayanan kesehatan di luar
Puskesmas.
Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara yang dilakukan
kepada bidan sebagai koordinator program berikut ini :
”Permasalahannya itu bayinya banyak, tapi tenaganya kurang. Jadi susah
pelaksanaannya. Sedangkan untuk pelaksanaan programnya kita harus
memperbanyak kunjungan”
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dengan
Metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) di Puskesmas
Mantrijeron
Pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak balita
dengan metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) telah
berjalan dengan baik. Pelaksanaan yang baik ditunjang oleh usia tenaga
kesehatan yang terlibat di dalam nya merupakan usia > 40 tahun yang dari
segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari
orang yang belum tinggi kedewasaannya, hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan kematangan jiwa. Seluruh bidan mempunyai latar
belakang pendidikan Diploma III. Semakin kecerdasan meningkat
(pendidikan) maka kinerja seseorang juga akan meningkat, oleh karena itu
berdasarkan kriteria Departemen Kesehatan tenaga kesehatan yang
dianggap professional seharusnya berpendidikan minimal Diploma III
(Depkes, 2011). Pendidikan seorang tenaga kesehatan diperlukan untuk
memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat yang menunjang
kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup (Wawan dan Dewi, 2011).
Masa kerja responden sebagian besar adalah 5 – 10 tahun, sehingga
petugas kesehatan sudah dapat dikatakan mempunyai banyak pengalaman
kerja yang merupakan faktor penentu keberhasilan sebuah program
(Ginting 2002).
Aspek yang dipantau dalam deteksi dini tumbuh kembang dengan
KPSP di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta adalah motorik halus,
motorik kasar, sosialisasi dan kemandirian serta bicara dan bahasa.
Puskesmas Mantrijeron juga menggunakan Denver dan MTBS untuk
memeriksa berbagai masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi
dan balita. Pemeriksaan dilakukan di Puskesmas Mantrijeron, Posyandu di
wilayah Mantrijeron yang berjumlah 57 posyandu serta TK yang berada di
wilayah Mantrijeron yang berjumlah 19 TK. Petugas kesehatan juga
bekerjasama dengan kader posyandu serta guru TK dalam pelaksanaan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
pemeriksaan, sehingga kader juga guru TK dapat memberikan stimulasi
lebih lanjut terhadap perkembangan anak. Alat yang digunakan dalam
pemeriksaan antara lain : timbangan, midline, towa serta APE (alat
permainan edukatif) seperti bola, puzzle, buku/majalah, lilin mainan dan
lain sebagainya (Data Primer, 2012).
Pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dengan
metode KPSP selalu di evaluasi tiap 3 bulan sekali dengan materi evaluasi
tentang cakupan program serta prosentase anak yang tingkat
perkembangannya sesuai (S), meragukan (M) dan penyimpangan (P) yang
dilakukan oleh pihak puskesmas bersama dengan lintas sektoral serta
lintas program dari dinas kesehatan setempat, sehingga Puskesmas
Mantrijeron dapat meningkatkan kualitas programnya (Data Primer, 2012).
Hal ini telah sesuai dengan ketetapan dari dinas kesehatan tentang
pelaksanaan evaluasi program DDTK yang dilakukan 4 kali dalam satu
tahun (Depkes, 2001)
Puskesmas Mantrijeron mempunyai tim medis dalam menerima
rujukan terhadap penyimpangan tumbuh kembang yang terdiri dari bidan,
ahli gizi, dokter serta psikolog. Anak yang mengalami penyimpangan
pertumbuhan akan dirawat di Ruang Pemulihan Gizi (RPG) sampai
tumbuh kembang anak sesuai dengan usia dengan berbagai asupan gizi
dan stimulasi yang diberikan oleh petugas. Anak yang tumbuh
kembangnya tidak dapat berkembang setelah di stimulasi, akan dilakukan
rujukan primer di RS Kota Jogja yang merupakan tempat rujukan primer
sehingga anak dapat tertangani dengan lebih baik di fasilitas kesehatan
yang lebih menunjang (Data Primer, 2012).
2. Hasil Pemeriksaan Tumbuh Kembang terhadap balita di Puskesmas
Mantrijeron
Jumlah balita di Puskesmas Mantrijeron Tahun 2011 adalah 2.592
balita. Balita yang tercakup dalam program deteksi dini tumbuh kembang
dengan KPSP adalah 2.360 balita (91,05%), dari hasil pemeriksaan
didapatkan insidensi bayi dan balita yang tingkat tumbuh kembangnya
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
sesuai (S) adalah sebanyak 2.077 balita (88%), balita yang tingkat tumbuh
kembangnya meragukan (M) adalah sebanyak 236 balita (10%) dan balita
yang tumbuh kembangnya penyimpangan (P) adalah sebanyak 47 balita
(2%), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar balita di wilayah
Puskesmas Mantrijeron tingkat tumbuh kembangnya sesuai (S) dengan
kelompok umur.
Hasil penelitian yang meneliti tentang program deteksi dini tumbuh
kembang balita yang dilakukan Martalita pada tahun 2009 adalah :
program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak
secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi
dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada anak yang
berusia 1-6 tahun. Program ini tertuang dalam rencana strategi DKK
Semarang tahun 2005-2010 dimana target cakupan untuk tahun tersebut
secara berurut adalah 50%, 59%, 68%, 77%, 86% dan 95%. Dinas
Kesehatan Kota (DKK) Semarang telah melakukan berbagai upaya dalam
mengembangkan pelaksanaan kegiatan SDIDTK di Puskesmas, antara lain
:1). Pengadaan buku Kesehatan Ibu dan Anak dan buku Pedoman
SDIDTK di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2). Pengadaan formulir
laporan kesehatan dan formulir rekapitulasi laporan kesehatan balita dan
anak pra sekolah. 3). Pelatihan SDIDTK bagi tenaga kesehatan di
Puskesmas DKK Semarang. 4). Monitoring dan evaluasi tahunan
pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas DKK Semarang.9 Saat ini
Dinas Kesehatan Kota Semarang memiliki 4 fasilitator dan 108 orang tim
SDIDTK terlatih cukup banyak di antara Kota/Kabupaten lain di Jawa
Tengah, dengan upaya-upaya tersebut diharapkan dapat mendukung
pelaksanaan kegiata SDIDTK di Puskesmas Kota Semarang, sehingga
seluruh balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas DKK
Semarang dapat terjangkau oleh pelayanan SDIDTK dan diharapkan
tumbuh kembang anak menjadi optimal sesuai dengan potensi genetik
yang dimilikinya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
3. Hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program deteksi dini
tumbuh kembang balita dengan metode Kuesioner Pra Skrinning
Perkembangan (KPSP) di Puskesmas Mantrijeron
Hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program deteksi
dini tumbuh kembang dengan KPSP muncul dari dua aspek, yaitu dari
institusi serta dari masyarakat. Hambatan dan permasalahan yang timbul
dari instituti adalah kurangnya tenaga kesehatan di Puskesmas Mantrijeron
khususnya bidan mengakibatkan pelaksanaan program yang kurang efektif
dan efisien, sedangkan secara mekanis Puskesmas Mantrijeron selalu
memperbanyak kunjungan tiap tahun agar cakupan pelayanan program
deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mengalami peningkatan.
Tenaga kesehatan yang melaksanakan program deteksi dini tumbuh
kembang di KPSP hanya 3 orang bidan, mereka bertanggungjawab atas
pelaksanaan program yang berjalan di Puskesmas, Posyandu serta TK.
Hambatan dan permasalahan yang timbul dari masyarakat adalah
kesadaran masyarakat yang kurang terhadap perilaku hidup sehat.
Masyarakat cenderung memelihara kesehatannya, tetapi tidak
meningkatkan kesehatannya dan mempunyai perilaku tidak sadar yang
merugikan kesehatan. Ibu hanya memantau tumbuh kembang anaknya di
rumah sendiri sesuai dengan pengalaman dari dirinya sendiri atau orang
lain tentang merawat anak. Keluarga ataupun suami juga tidak mengetahui
tentang pentingnya deteksi dini tumbuh kembang. Hal yang terpenting
bagi mereka adalah anaknya sehat dan tidak mempunyai penyakit. Mereka
tidak mempunyai kesadaran untuk melakukan pencegahan terhadap suatu
penyakit, melainkan melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan jika
anaknya sakit (Data Primer, 2012).
Depkes (2001) aspek yang mempengaruhi keberhasilan program
deteksi dini tumbuh kembang balita antara lain : a. Ketersediaan sarana
dan prasarana seperti buku pedoman deteksi dini, kartu data tumbuh
kembang, KMS balita, Leaflet, petugas kesehatan dan kader serta alat ukur
lingkar kepala; b. Pelaksanaan kegiatan program yang terintegrasi dengan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
posyandu; c. Pelaksanaan rujukan penyimpangan tumbuh kembang; d.
Pencatatan dan pelaporan; e. Evaluasi.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :
1. Keterbatasan waktu yang penelitian yang dimiliki, sehingga pelaksanaan
program deteksi dini tumbuh kembang dengan metode KPSP di Posyandu serta
TK tidak sempat diteliti secara mendalam.
2. Sulitnya menggali informasi dari responden (ibu dari bayi dan balita) tentang
pengetahuan ibu tentang pemeriksaan tumbuh kembang bayi dan balita karena
mereka fokus dengan anaknya yang rewel.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan seluruh bidan
Puskesmas Mantrijeron telah melaksanakan program deteksi dini tumbuh kembang anak balita
dengan metode Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan dengan baik yaitu sebanyak 3 orang
(100%).
B. Saran
Saran yang dapat diberikan setelah penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Bidan di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta
Tenaga kesehatan khususnya bidan di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta diharapkan
memberikan pengetahuan kepada ibu yang memiliki bayi dan balita tentang pentingnya
pemeriksaan tumbuh kembang anak, agar tumbuh kembang anak dapat di stimulasi serta di
deteksi oleh tenaga kesehatan yang sesuai dengan umur anak serta melakukan tindakan
promotif kepada seluruh masyarakat tentang program deteksi dini tumbuh kembang anak
balita sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan tumbuhk
kembang anaknya serta dapat meningkatkan derajat kesehatan anak Indonesia khususnya di
wilayah Mantrijeron, Yogyakarta.
2. Bagi Ibu Bayi dan Balita di khususnya di wilayah Mantrijeron Yogyakarta
Sebagai seorang ibu yang hidup di zaman modern, diharapkan dapat mengerti akan
pentingnya deteksi dini tumbuh kembang anak karena seorang anak akan selalu tumbuh dan
berkembang yang merupakan proses kematangan fungsi organ tubuh dan fungsi sistem organ
tubuh, serta memerlukan stimulasi yang tepat sesuai dengan kelompok umur.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel dalam penelitiannya karena penelitian
ini hanya gambaran pelaksanaan programnya saja tanpa meneliti sebab atau akibatnya
terhadap masyarakat luas jika pelaksanaan program tersebut kurang memenuhi standar dari
Dinas Kesehatan. Sehingga peneliti yang akan datang hendaknya menambahkan variabel lain
tingkat perilaku hidup sehat masyarakat atau tingkat pendidikan masyarakat.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta. PT. Asdi Mahasatya.
Budiarto, S. (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Depkes. (2011). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes. (2011). Pelayanan stimulasi deteksi dini intervensi dini tumbuh kembang anak.
Available at www.depkes.go.id download at 12-04-2011.
Depkes. (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Available at www.depkes.go.id download at
12-04-2011.
Dewi, V. (2010). Asuhan neonatus bayi dan anak balita. Jakarta. Salemba Medika.
Dinkes (2012). Profil Kesehatan Puskesmas Mantrijeron Tahun 2011). Yogyakarta : Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta.
Ginting, Eka Danta Jaya. (2002). Hubungan Persepsi terhadap Program Pengembangan Karir
dengan Kompetisi Kerja. Tesis. Program Study Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara.
Ismail, D. (2011). Deteksi dini tumbuh kembang anak. Yogyakarta. Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Unuversitas Gadjah Mada,Yogyakarta
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. (2011). Buku Panduan Penulisan
Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta. STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Martalita, D. (2009). Analisis pelaksanaan program stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang (SDIDTK) balita dan anak pra sekolah di puskesmas kota semarang tahun
2009. Tesis available at www.undip.ac.id download at 11-25-2011.
Narendra, MB, dkk. (2002). Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta. Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2005). Metode penelitian kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
Nursalam, Susilaningrum dan Utami. (2005). Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat
dan bidan). Jakarta. Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan pedoman
skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
Sari, R. (2008). Evaluasi pelaksanaan kegiatan balai kesehatan ibu dan anak khususnya tumbuh
kembang anak sebagai bagian program rumah sakit sayang ibu dan bayi di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang. Tesis available at www.undip.ac.id download at 11-25-
2011.
Siahaan, Romauli. (2005), Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Tahun
2005. Skripsi available at www.usu.ac.id download at 11-25-2011
Soccoro A Gultiano, Elizabeth M King. (2006). A Better Start in Life : Evaluation Results from
an Early Childhood Development Program. Philippine Journal of Development. Vol.33,
101.
Wawan, dan Dewi. (2010). Teori & Pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia.
Yogyakarta. Nuha Medika.