persalinan preterm
TRANSCRIPT
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 1/16
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan preterm merupakan jenis persalinan dengan terjadinya kontraksi
uterus serta proses pengembangan dan dilatasi serviks pada usia gestasi antara 20 –
37 minggu. Frekuensi persalinan preterm mencapai 12% dari keseluruhan persalinan
yang ada dan menimbulkan sekitar 70% permasalahan morbiditas dan mortalitas pada
neonatus di Amerika Serikat. Di Indonesia, kasus persalinan preterm mencapai 18,5%
dari total persalinan yang ada dan menimbulkan sekitar 65-75% mortalitas dan
morbiditas neonatus.
Pencegahan yang adekuat baik dalam proses pengenalan kasus persalinan
preterm seperti faktor psikologis, etiologi, dan patofisiologi dari persalinan preterm
dapat membantu dalam mengurangi kasus mortalitas dan morbiditas neonatus yang
ada. Penyebab pasti dari persalinan preterm masih belum diketahui dengan pasti.
Namun secara umum dapat disebabkan dari berbagai faktor baik dari ibu ataupun dari
janin itu sendiri.
Manajemen utama dalam penanganan persalinan pematur seharusnya
berhubungan dengan identifikasi faktor risiko, diagnosis waktu perkiraan persalinan,
etiologi dari persalinan preterm, evaluasi adanya fetal distress, pemberian terapi
farmakologi yang bersifat profilaksis dan menurunkan terjadinya gejala distress
respirasi dan infeksi intra amnion, pemberian terapi tokolitik bila ada indikasi yang
menyertai dan persiapan penangan yang adekuat pada neonatus yang akan dilahirkan.
Bayi-bayi yang lahir dengan kondisi preterm akan mengalami permasalahan baik dalam sistem pernafasan, persarafan ataupun sirkulasi. Bayi preterm juga akan
mengalami kondisi BBLR yang akan memperburuk keadaan dengan segala
komplikasinya.
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 2/16
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 DEFENISI PERSALINAN PRETERM
Persalinan preterm adalah persalinan pada kehamilan antara 20-37 minggu
dengan angka kejadian mencapai 10-15 % kehamilan yang ada.
2.2 EPIDEMOLOGI PERSALINAN PRETERM
Persalinan preterm dan kehamilan merupakan bagian yang paling berat dalam
dunia Obstetrik dan Ginekologi. Di Amerika Serikat, persalinan preterm memiliki
insidensi kasus yang cukup tinggi dimana hampir selalu ada untuk 1 dari 10
persalinan, dan menyebabkan sedikitnya 75% kematian neonatus, termasuk dengan
kasus malformasi kongenital. Di negara berkembang insidennya sekitar 7% dari
seluruh persalinan. Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena
potensial meningkatkan kematian perinatal sebesar 65%-75%, umumnya berkaitan
dengan berat lahir rendah. Berat lahir rendah dapat disebabkan oleh kelahiran preterm
dan pertumbuhan janin yang terhambat.
2.3 ETIOLOGI PERSALINAN PRETERM
Etiologi yang paling sering menyebakan terjadinya persalinan preterm adalah:
1. Komplikasi medis dan obstetrik
Sebanyak 28% persalinan preterm kehamilan tunggal disebabkan oleh
beberapa hal (seperti pre eklampsia (50%), gawat janin (25%), akibat IUGR,
solution plasenta atau kematian janin), dan sebanyak 72% persalinan preterm
dengan atau tanpa disertai ketuban pecah dini.
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 3/16
2. Abortus imminens
Perdarahan pervaginam pada awal kehamilan seringkali berkaitan dengan
meningkatnya perubahan pada akhir kehamilan. Weiss dkk (2002)
melaporkan adanya kaitan antara perdarahan per vaginam pada kehamilan 6-
13 minggu, dengan kejadian meningkatnya persalinan sebelum kehamilan 24
minggu, persalinan preterm dan solusio plasenta.
3. Gaya Hidup
Merokok, kenaikan BB selama kehamilan yang tidak memadai serta
penggunaan obat-obatan tertentu memiliki peranan penting dalam angka
kejadian persalinan dan outcome BBLR. Cassaenuva 2005 menyimpulkan
bahwa faktor maternal lain yang berkaitan dengan persalinan preterm adalah
kehamilan remaja atau usia tua, tubuh pendek, kemiskinan, defisiensi vit C,
dan faktor pekerjaan.
4. Faktor Genetik
Perkiraan bahwa terdapat hubungan antara faktor genetic dengan persalina
preterm adalah sifat persalinan yang berulang, menurun dalam keluarga dan
banyak pada ras tertentu.
5. Chorio Amnionitis
Infeksi selaput ketuban dan cairan amnion yang disebabkan oleh berbagai
jenis mikroorganisme dapat menjelaskan peristiwa ketuban pecah dini atau
persalinan preterm. Diduga karena endotoksin sebagai produk dari bakteriyang dapat merangsang monosit desidua untuk menghasilkan cytokine yang
selanjutnya dapat merangsang asam arachidonat dan produksi prostaglandin.
Prostaglandin E2 dan F2α bekerja dengan modus parakrin untuk merangsang
terjadinya kontraksi miometrium.
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 4/16
2.4 FAKTOR RISIKO PERSALINAN PRETERM
Mekanisme pasti dari persalinan preterm sampai saat ini masih belum
diketahui dengan pasti, namun diduga akibat perdarahan desidual, (seperti abrusi,
faktor mekanik seperti overdistensi uterus dengan keadaan gestasi yang multiple atau
polyhidroamnion), inkompetensi serviks (seperti trauma), distorsi uterus (seperti
fibrous uteruss, inflamasi serviks (seperti infeksi bacterial vaginosis), inflamasi
maternal/ demam (seperti infeksi saluran urinaria), perubahan hormon, dan
insufisiensi uteroplasenta (seperti hipertensi, alkohol, penyalahgunaan obat,
merokok).
Walaupun terkadang prediksi waktu kelahiran pada persalinan preterm tidak
tepat, berbagai metode maternal lain dan sifat kehamilan dapat menjadi salah satu
bahan perbandingan. Yang terpenting, kondisi dari janin yang dilahirkan menjadi
bagian penting dalam persalinan, dimana kondisi janin akan menmpengaruhi keadaan
lingkungan uterus dan sekaligus mengaktivasi jalur pasenta dan janin.
Beberapa faktor risiko yang sering menimbulkan persalinan preterm termasuk
kondisi demografi (seperti ras kulit hitam, usia ibu (< 17 tahun atau > 35 tahun),
sosial ekonomi yang rendah, dan berat badan ibu yang kurang sebelum kehamilan)
budaya dan prilaku, riwayat persalinan permatur sebelumnya. Persalinan preterm juga
berhubungan dengan kondisi psikologis ibu (seperti kematian anggota keluarga
terdekat, hubungan yang tdak harmonis dengan keluarga, tetangga, ataupun
lingkungan pekerjaan).
Bila disingkat, faktor risiko persalinan preterm terbagi atas dua kriteria, yaitu:
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 5/16
1. Faktor risiko mayor
a. Kehamilan multiple,
b. Hidramnion,
c. Anomali uterus,
d. Serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu,
e. Serviks mendatar/ memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32
minggu,
f. Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali,
g. Riwayat persalinan preterm sebelumnya,
h. Operasi abdominal pada kehamilan preterm,
i. Riwayat operasi konisasi,
j. Iritabilitas uterus.
2. Faktor risiko minor
a. Penyakit yang disertai demam,
b. Perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12 minggu,
c. Riwayat pielonefritis,
d. Merokok lebih dari 10 batang perhari,
e. Riwayat abortus pada trimester II,
f. Riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 6/16
Pasien tergolong risiko tinggi bila dijumpai satu atau lebih faktor risiko mayor; atau
dua atau lebih faktor risiko minor atau keduanya.
Sedangkan dari kelainan obstetrik, sejumlah kelainan obstetrik, medis dan
anatomis berkaitan dengan angka kejadian persalinan preterm seperti:
No Risk Factor Problem
1 Obstetrik complication In previous or current pregnancy (severehypertensive state of pregnancy, anatomic
disorders of the placenta such as abrutio
placenta, placenta previa, circumvalallate
placenta), placental insufficiency, preterm
rupture of the membrane, polyhydramnion or
oligohydroamnion), previous preterm or low birthweight infant, low socioeconomic status, maternal
age < 18 years or > 40 years, low prepragnancy
weight, non-caucasian race, multiple pregnancy,
short interval between pregnancy (3 months),inadequate or excessive weight gain during
pregnancy, previous abortion, previous laceration
of cervix uterus.
2 Medical Complication Pulmonary systemic, hypertension Renal disease,
Heart disease, infection (pyelonephritis, acute
systemic infection, genital infection such as
gonorrhea, herpes simplex, mycoplasmosis),
fetotoxic infection (cytomegalovirus infection,
toxoplasmosis, listerioisis), maternal systemicinfection (pneumonia, influenza, malaria),maternal intraabdominal sepsis (appendicitis,
cholecystitis, diverticulitis), heavy cigarette
smoking, alcoholism or drug addiction, severe
anemia, malnutrition or obesity, leaking benign
cystic teratoma, perforated gastric or duodenal
ulcer, adnexal torsion, maternal trauma or burns.
3 Surgical complication Any intra abdominal procedure, conization
cervix, previous incision in uterus or cervix (like
sectio caesaria)
4 Genital-tract anomalie Bicomunate, subseptate unicomutate uterus,
congenital cervical incompetency
Metode untuk menilai kemungkinan terjadinya persalinan preterm adalah
dengan memonitor aktivitas uterus (home uterine activity monitoring:HUAM),
menilai estriol saliva, fetal fibronectin (FFN), dan pengukuran panjang serviks.
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 7/16
Pemeriksaan HUAM (home uterine activity monitoring ) sudah tidak lagi
dilakukan karena telah ditemukannya pemeriksaan dengan tokodinamometri dalam
menilai kontraksi uterus pada persalinan preterm. Untuk pemeriksaan persalinan
preterm dengan menggunakan pengukuran saliva estriol didasarkan pada produksi
kelenjar adrenal yang menghasilkan dehydroepiandrosterone akan meningkat pada
kehamilan sehingga menjadi standar pengukuran maternal estriol. Namun, maternal
estriol dipengaruhi dengan kondisi diurnal tubuh yang berubah, dapat ditekan apabila
mengkonsumsi bethametasone, sehingga dapat mempengaruhi penilaian maternal
estriol yang diinginkan.
Pengukuran FFN didasarkan pada membran protein dari sel desidual plasenta,
dimana ketika FFN meningkat maka kemungkina telah terjadinya kondisi yang
mengarah ke persalinan preterm. Untuk pemeriksaan lain yang dapat dilakukan
adalah dengan mengukur panjang dari serviks. Umumnya pertumbuhan serviks yang
masih pendek pada awal atau akhir trimester kedua akan mempengaruhi terjadinya
persalinan preterm.
2.4.1 Evaluasi Pre-konsepsi
Ketika risiko persalinan pretem pada pasien multipara menjadi sulit untuk
diatasi, adanya riwayat persalinan sebelumnya dan kemampuan psikologis ibu
menjadi salah satu bagian terpenting untuk proses kehamilan berikutnya. Melakukan
proses identifikasi sebelumnya pada proses pre-konsepsi akan dapat membantu dalam
menentukan kearah perjalanan berikutnya. Telah diketahui bahwa sekitar 30%
seorang ibu akan dapat mengalami kehamilan kembali pada rentang 2 tahun setelah
persalinannya, dan ini menjadi salah satu standar intervensi tindakan berikutnya.
2.4.2 Trauma Serviks
Penyebab tersering terjadinya persalinan preterm adalah perlukaan pada
daerah serviks, yang bisa diakibatkan karena tindakan operatif pada proses dysplasia
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 8/16
uterus, atau akibat persalinan. Komplikasi yang tersering akibat proses aborsi bahwa
pada masa 10 minggu kehamilan adalah terjadinya persalinan preterm akibat serviks
yang telah mengalami dilatasi sampai 10 mm. Namun, dapat juga ditemukan bahwa
persalinan preterm dapat muncul pada terminasi elektif trimester kedua atau lebih.
Dilatasi serviks dengan diperantarai oleh laminaria atau kontraksilitas serviks seperti
penggunaan misoprostol akan dapat melukai serviks daripada tindakan mekanikal
dilatasi manual biasa.
Displasia serviks harus dapat ditangani dengan tepat ketika diagnosa telah
ditegakkan. Namun, tindakan dalam penanganan diplasia serviks akan meningkatkan
kecenderungan persalinan preterm sebanyak 200-300%. Risiko akan diperberat
apabila tindakan operatif yang melukai permukaan serviks telah dilakukan.
Trauma pada persalinan akan mempermudah terjadinya kesulitan pada kala III
atau mempermudah persalinan preterm. Ketika seorang ibu memiliki riwayat laserasi
serviks, umumnya mereka tidak menyadari bahwa kecenderungan terjadinya laserasi
pada serviks menjadi lebih tinggi. Defek sekitar 50% pada serviks akan
meningkatkan terjadinya persalinan preterm pada trimester kedua. Akurasi pengukuran gelombang ultrasonic transvaginal akan dapat membantu dalam
mendiagnosa kemungkinan terjadinya persalinan preterm terlebih dahulu.
. 2.4.3 Infeksi Saluran Genital
Ketika seorang terdiagnosa mengalami infeksi baik gonorrhea, clamydia atau
trichomoniasis, kecenderungan mudah mengalami infeksi berulang ada sekitar 25%
pada rentang 12 bulan, namun bagaimana hubungannya mengakibatkan persalinan
preterm masih membingungkan. Bakterial vaginalis merupakan sindrom penyakit
vaginal yang ada hubungan dengan flora normal vagina. Diagnosis bacterial vaginalis
haruslah didasarkan pada hasil bakteri gram positif sebanyak 3-4 dengan
menggunakan pemeriksaan sederhana dan diagnostik standar (yaitu discharge putih
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 9/16
keabuan yang homogen, adanya clue cell > 20% pada pemeriksaan saline, dan pH
vagina > 4,50).
2.4.4 Riwayat Persalinan Sebelumnya
Riwayat persalinan preterm merupakan salah satu kategori faktor risiko dalam
persalinan. Riwayat persalinan preterm sebelumnya menjadi salah satu penyebab
kemungkinan terjadinya persalinan preterm pada persalinan berikutnya. Dengan
acuan sebanyak 10-12% risiko yang ada, risiko persalinan preterm akan meningkat
sebanyak 15%, 30%, dan 45% apad persalinan berikutnya. Konseling ore-konsepsi
akan membantu ibu untuk menentukan tindakan apa yang dilakukan pada
kehamilannya. Waktu yang baik adalah pada minggu ke-4 atau ke-6 setelah
persalinan preterm yang dialami oleh ibu.
Lyke dan kawan-kawan menemukan bahwa persalinan preterm spontan, pre
eklampsia, atau deviasi pertumbuhan fetal pada kehamilan awal meningkatkan
kecenderungan yang sama untuk kehamilan berikutnya, terlebih bila disertai dengan
komplikasi. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan metode Kohort didapatkan
sebanyak 536.419 wanita Inggris, dengan rentang kehamilan antara 32-36 minggu,
akan meningkatkan risiko terjadinya persalinan preterm. Pada kehamilan berikutnya
dari 2,7% menjadi 14,7% (dengan odds ratio (OR) 6,12; dan Confidence interval (CI)
95% 5,84-6,42) dan meningkat pada kehamilan dengan pre-eklampsia dari 1,1%
menjadi 1,8% (OR 1,60; 95% CI, 1,41-1,81). Pada kehamilan pertama rentang usia
sebelum 28 minggu akan meningkat pada kehamilan berikutnya sebanyak 26,0% (OR
13,1; 95% CI, 10,8-15,9) dan meningkat dengan keadaan pre-eklampsia yang
menyertai yaitu 3,2% (OR 2,96; 95% CI, 1,80-4,88).
Risiko pre-eklampsia pada kehamilan pertama dengan rentang kehamilan
antara 32 dan 36 minggu meningkat di kehamilan kedua yaitu dari 14,1% menjadi
25,3% (OR 2,08; 95% CI, 1,87-2,31) dan meningkatkan risiko kecenderungan berat
badan janin rendah yaitu dari 3,1% menjadi 9,6% (OR 2,82; 95% CI, 2,38-3,35).
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 10/16
Deviasi pertumbuhan janin pada pre-eklampsia di kehamilan pertama akan
meningkatkan risiko ke kehamilan berikutnya yaitu dari 1,1% menjadi 1,85 (OR 1,62;
95% CI, 1,34-1,96).
2.4.5 Keguguran Pada Trimester Kedua
Keguguran pada trimester kedua dapat disebabkan oleh berbagai penyebab
(seperti sifilis), sindrom antifosfolipid, diabetes, gangguan genetic, kelainan multiple
congenital, trauma serviks, atau inkompetensinya serviks. Dengan pendataan rekam
medic yang tepat akan membantu dalam menilai kemungkinan penyebab pasti dari
keguguran pada trimester kedua.
2.5 MANAJEMEN PENEGAKAN PERSALINAN PRETERM
2.5.1 Prinsip Dasar Penegakan Persalinan Preterm
Manajemen penegakan persalinan preterm harusnya berhubungan dengan
riwayat kehamilan dan persalinan pasien sebelumnya, adanya infeksi yang menyertai,
dan abnormalnya kondisi serviks dan uterus. Apabila penilaian terhadap gejala
antifosfolipid , pemberian antikardiolipin dan antibody antikoagulan lupus harusnya
telah diberikan dari awal.
Kondisi kehamilan sekarang harus disertakan baik dalam bentuk laporanmedis atau laporan autopsy. Penanganan terhadap kondisi sosial, dukungan dari
keluarga, kondisi finansial yang menyertai, penggunaan obat-obatan, atau kematian
orang terdekat haruslah disadari dari awal.
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 11/16
Penilaian lain yang diperlukan adalah mengukur panjangnya serviks dan ada
tidaknya trauma di sekitar serviks haruslah diperiksa dengan menggunakan speculum
atau pemeriksaan komputer seperti USG. Adanya infeksi seperti bakterial vaginalis,
bakteri asimptomatik harus sudah ditangani terlebih dahulu.
Pengukuran penjangnya serviks selama perawatan prenatal, yang dilakukan
pada usia kehamilan 24-28 minggu lebih sensitif dalam memprediksi persalinan
preterm pada wanita dengan risiko tinggi. Sedangkan untuk menilai wanita dengan
risiko sedang, pemeriksaan lain yang dapat membantu adalah dengan menggunakan
tranvaginal ultrasound pada usia kehamilan 24 minggu. Panjangnya serviks yang
berhubungan dengan persalinan preterm adalah < 25 mm (dengan tranvaginal
ultrasound ukurannya 6,2) untuk usia kehamilan 24 minggu, ≤ 25 mm (dengan
tranvaginal ultrasound ukurannya 9,6) untuk usia kehamilan 28 minggu
Pemeriksaan lain yang dapat digunakan adalah menilai panjangnya porsio
serviks dengan menggunakan teknik Cerivlenz, yaitu suatu pengukuran intravagina.
Pemeriksaan manual ini lebih bersifat akurat, bermanfaat dan murah dalam menilai
panjangnya serviks.
2.5.2 Riwayat Persalinan Preterm
Tabel berikut ini memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara riwayat
persalinan preterm dengan kejadian persalinan preterm berikutnya
Table of Recurrent Spontaneous Preterm Births According to Prior Outcome in
15.863 Women Delivering Their First and Subsequent Pregancies at Parkaland
Hospital. Adiopted from Bicom and associates 2001
Birth Outcome Second Birth ≤ 34 weeks (%)
First birth ≥ 35 weeks 5
First birth ≤ 34 weeks 16
First and second birth ≤ 34 weeks 41
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 12/16
Meskipun pasien hamil dengan riwayat persalinan preterm jelas memiliki
risiko tinggi mengalami persalinan preterm ulangan, peristiwa ini hanya 10% dari
keseluruhan persalinan preterm. Dengan kata lain 90% kejadian persalinan preterm
tidak dapat diramalkan berdasarkan riwayat persalinan preterm.
2.5.3 Riwayat keguguran pada Trimester Kedua
Penentuan penyebab dari kejadian keguguran sebelumnya dapat diambil dari
riwayat rekam medik sebelumnya atau bahkan bila perlu dapat dilakukan
pemeriksaan autopsy. Pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaaan reagen
rapid plasma, skreening infeksi gonorrhoe atau clamidya, test asam vagina, antibody
antikardiolipin, antibody antikoagulan lupus, aktivasi waktu protombin parsial, dan
pemeriksaan gula darah per 1 jam dapat membantu dalam mendiagnosis penyebab
yang ada. Sebagai tambahan sebaiknya pasien juga perlu difikirkan pernah
mengalami TORCH (toxoplasmosis, infeksi lain, rubella, infeksi cytomegalovirus,
herpes simplex), immunoglobulin G, dan immunoglobulin M pada proses skreening.
Hysterosalpingogram pre-konsepsi akan bermanfaat pada kasus keguguran
lebih dari 2 kali pada trimester kedua.
2.5.4 Marker Persalinan Preterm
Sejumlah penelitian telah mencoba untuk mengidentifikasikan sejumlah
marker persalinan preterm secara biomekanikal dan klinis serta menghubungkannya
dengan sejumlah kasus yang ada. Hasil yang diharapkan adalah munculnya fetal
fibronektin dalam secret serviks vaginal, yang bila berarti positif (dengan hasil >
50ng per ml) setelah kehamilan 20 minggu, mengidentifikasikan disrupsi sel desidual.
Pada tahun 1995, Badan Administrasi Obat-obatan Dan Makanan Amerika Serikat
men-sahkan immnunoassay enzimatik fibronektin dapat digunakan untuk skreening
persalinan preterm. Pada pasien yang simptomatik, fetal fibronektin, memiliki hasi
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 13/16
sensitiviitas yang tinggi (69-93%) dan hasil prediktif negative senilai 99,7% (hal ini
berarti hanya ada 1 hasil negatif dari 333 kemungkinan persalinan yang terjadi). Hasil
yang positif menandakan bahwa ada kemungkinan sekitar 83% pasien dengan
keadaan yang simptomatik.
Tabel 2. Hasil Marker Biomekanikal Prediksi Persalinan Preterm
Marker Test Sensitivity
(%)
Specifity
(%)
PPV NPV
Fibronectin Cervical or
vaginal 14-17
69 to 93 72 to 86 13 to 83 81 to 99
Cytokine
(Interleukin-
6)
Serum5,16 50 73 to 85 47 to 57 67 to 86
Estradiol-
17ß
Serum6 52 100 100 79
Estriol Salivary7 12 71 to 76 12 to 14 --
Progesteron
e
Serum6 71 77 27 77
PPV = Positive Predictive Value; NPV = Negative Predictive Value
*-- Values are a summary of ranges noted in the cited articles
Information from refferences 5, 6, and 7, and 14 through 17
2.5 PENANGANAN PERSALINAN PRETERM
Persalinan preterm sulit untuk didiagnosa dan potensial utama dalam
penanganannya adalah dengan mengatasi iritabilitas dari uterus. Penggunaan tokolitik
menjadi salah satu terapi yang dianggap aman memiliki kemungkinan untuk menjadi
salah satu faktor risiko dalam persalinan preterm. Morbiditas dan mortalitas neonatus
ditentukan berdasarkan usia kehamilan terlebih pada usia kehamilan dibawah 28
minggu. Penggunaan tokolitik sebaiknya diberikan pada kasus dengan kondisi
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 14/16
neonatus yang viable karena efek penggunaannya yang jangka panjang, dan neonatus
justru lebih sulit untuk bertahan hidup pada usia persalinan dibawah 32 minggu,
dengan kondisi yang rentan untuk mengalami infeksi seperti infeksi intra amnion.
Selain itu, risiko mortalitas dan morbiditas neonatus akan lebih rendah pada
usia kehamilan lebih dari 32 minggu., dimana walaupun tokolitik telah digunakan,
namun efek penggunaannya pada usia 32 minggu kehamilan tidak terlalu
mempengaruhi kondisi janin. Dalam rentang usia kehamilan antara 24-33 minggu,
penggunaan tokolitik masih dianggap diperbolehkan dengan segala pengawasan yang
tepat. Tabel berikut menjelaskan mengenai kondisi kemampuan tubuh untuk
bertahan, morbiditas utama jangka pendek, dan efek jangka panjang berdasarkan usia
kehamilan.
Tabel: Morbiditas dan Mortalitas Neonatus Berdasarkan Usia Kehamilan
Gestational
Age, wk
Survival Respiratory
Distress
Syndrome
Intraventricular
Hemorrhage
Sepsis Necrotizing
Enterocolitis
Intact
24 40% 70% 25% 25% 8% 5%
25 70% 90% 30% 29% 17% 50%
26 75% 93% 30% 30% 11% 60%
27 80% 84% 16% 36% 10% 70%
28 90% 65% 4% 25% 25% 80%
29 92% 53% 3% 25% 14% 85%
30 93% 55% 2% 11% 15% 90%
31 94% 37% 2% 14% 8% 93%
32 95% 28% 1% 3% 6% 95%
33 96% 34% 0% 5% 2% 96%
34 97% 14% 0% 4% 3% 97%
Penggunaan tokolitik masih dianggap tidak terlalu membantu dalam mengatasi
persalinan preterm. Prinsip utama yang diinginkan dalam pengguanaan tokolitik
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 15/16
adalah penggunaannya yang lebih dari 48 jam untuk mencapai manfaat maksimal
penggunaan glukokortikoid dalam menurunkan terjadinya insidensi RDS. Ketika
tokolitik dianggap telah berhasil dalam waktu 48 jam dengan membrane yang telah
intak, beberapa penelitian menyarankan sebaiknya tokolitik diberikan dalam kondisi
yang memang memerlukan istirahat total atau dalam keadaan hidrasi.
Ibu hamil yang diidentifikasi memiliki risiko persalinan preterm akibat amnionitis dan yang mengalami gejala
persalinan preterm membakat harus ditangani seksama untuk
meningkatkan keluaran neonatal.
Pada kasus-kasus amnionitis yang tidak mungkin ditangani
ekspektatif, harus dilakukan intervensi, yaitu dengan:1) Akselerasi pematangan fungsi paru
·Terapi glukokortikoid, misalnya dengan betamethasone 12
mg im. 2 x selang 24 jam. Atau dexamethasone 5 mg tiap
12 jam (im) sampai 4 dosis.1,5,9
·Thyrotropin releasing hormone 400 ug iv, akanmeningkatkan kadar tri-iodothyronine yang dapat
meningkatkan produksi surfaktan.
1·Suplemen inositol, karena inositol merupakan komponen
membran fosfolipid yang berperan dalam pembentukan
surfaktan.1
2) Pemberian antibiotika
Mercer dan Arheart (1995) menunjukkan bahwa pemberian antibiotika yang tepat dapat menurunkan angka
kejadian korioamnionitis dan sepsis neonatorum. Diberikan 2
gram ampicillin (iv) tiap 6 jam sampai persalinan selesai
(ACOG).Peneliti lain memberikan antibiotika kombinasi untuk
kuman aerob maupun anaerob. Yang terbaik bila sesuai dengan
kultur dan tes sensitivitas1,5,7
Setelah itu dilakukan deteksi dan penanganan terhadap
faktor risiko persalinan preterm, bila tidak ada kontra indikasi,
5/7/2018 Persalinan Preterm - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/persalinan-preterm-559abb3a999d8 16/16
diberi tokolitik.
3) Pemberian tokolitik
a. Nifedipin 10 mg diulang tiap 30 menit, maksimum 40mg/6 jam. Umumnya hanya diperlukan 20 mg dan dosis
perawatan 3 x 10 mg.
5 b. Golongan beta-mimetik
- Salbutamol
Per infus: 20-50
µg/menitPer oral : 4 mg, 2-4 kali/hari (maintenance) atau
- TerbutalinPer infus: 10-15
µg/menitSubkutan: 250
µg setiap 6 jam
Per oral : 5-7.5 mg setiap 8 jam (maintenance) - Efek samping :
Hiperglikemia, hipokalemia, hipotensi, takikardia, iskemi
miokardial, edema paruc. Magnesium sulfat
- Parenteral
:4-6 gr/iv pemberian bolus selama 20-30 menitinfus 2-4gr/jam (maintenance)
- Efek samping :
Edema paru, letargi, nyeri dada, depresi pernafasan (padaibu dan bayi