persepsi dan perilaku masyarakat dalam … · keramu das bait propinsi kalimantan tengah. namun...

82
PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN EKOSISTEM SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKUNDUL (Kasus di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat) ARI NURLIA DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Upload: ngocong

Post on 07-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM

PENGELOLAAN EKOSISTEM SUB DAERAH ALIRAN

SUNGAI (DAS) CIKUNDUL

(Kasus di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten

Cianjur, Jawa Barat)

ARI NURLIA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

Page 2: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Persepsi dan

Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Ekosistem Sub Daerah Aliran

Sungai (DAS) Cikundul (Kasus di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi,

Kabupaten Cianjur, Jawa Barat) adalah hasil karya saya sendiri dan belum

pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2006

Ari Nurlia

NRP E14102006

Page 3: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

RINGKASAN

ARI NURLIA (E14102006). Persepsi dan Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Ekosistem Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikundul (Kasus di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat). Dibawah bimbingan Dr. Ir. DIDIK SUHARJITO, MS.

Air seperti halnya udara telah dianggap oleh manusia sebagai barang yang wajar, selalu ada dan tersedia setiap saat, oleh karenanya keadaan air tidak perlu dirisaukan. Pendapat tersebut pada waktu kini tidak selalu benar bahkan dapat menyesatkan. Pada saat terjadi kemarau panjang atau banjir manusia baru menyadari betapa pentingnya peranan air sehingga berusaha untuk mengendalikannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjamin keberlangsungan tata air ialah dengan melakukan pengelolaan ekosistem DAS secara benar.

Beberapa penelitian telah dilakukan berkenaan dengan DAS ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Kaswanto (2001), tentang pengelolaan elemen air yang berkelanjutan dalam lansekap pedesaan di DAS Citarum tengah Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat, penelitian oleh Chrisdian (2002), tentang pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap karakteristik hidrologi di DAS Way Besay di Lampung Barat, Propinsi Lampung, dan penelitian yang dilakukan oleh Cahyadi (2002) tentang dampak penerapan silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia terhadap karakteristik hidrologi, laju erosi dan sedimentasi di Sub DAS Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian tersebut hanya menjelaskan pengelolaan ekosistem DAS pada aspek pengelolaan lahan, pengelolaan air, dan pengelolaan vegetasi saja sehingga diperlukan suatu penelitian yang mengkaji aspek sosialnya. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai pengelolaan DAS, menjelaskan perilaku masyarakat dalam pengelolaan ekosistem DAS meliputi pola tanam, pemilihan jenis, dan teknik konservasi yang digunakan, dan menganalisis pengorganisasian masyarakat dalam sistem pengelolaan DAS. Penelitian dilakukan di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Data yang digunakan ada dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : (a) Pengamatan (observasi), (b) Wawancara terstruktur maupun bebas (kuisioner), dan (c) Data sekunder yang mendukung penelitian. Persepsi masyarakat mengenai Sub DAS Cikundul tergolong baik dimana masyarakat menyadari akan kerusakan yang terjadi di Sub DAS Cikundul dan mereka mempunyai pandangan yang positif untuk menanggulangi dan memperbaiki keadaan tersebut yaitu dengan melakukan penghijauan pada lahan-lahan yang kosong dan penanaman tanaman berkayu pada sela-sela tanaman pertaniannya. Pola tanam yang diterapkan oleh masyarakat Desa Sukaresmi adalah pola tanam tumpang sari (60%), agroforestry (36,67%), dan monokultur pangan (3,33%) dimana faktor waktu, ekonomi dan luas lahan adalah faktor utama dalam

Page 4: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

menentukan pola tanam yang akan diterapkan. Sedangkan jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman semusim dan tanaman tahunan. Teknik konservasi yang diterapkan di lahan yang diusahakan oleh masyarakat adalah teknik konservasi tanah secara mekanis untuk pengendalian erosi yaitu dengan pembuatan teras bangku. Selain itu dari observasi yang dilakukan terdapat teknik konservasi lainnya diantaranya teknik konservasi secara mekanis untuk pengendalian sedimentasi yaitu pengendali sisi jalan, pengendali tebing terjal, pengaman tebing sungai, dan Dam pengendali. Perilaku masyarakat dalam mengikuti keanggotaan suatu organisasi dan peran serta masyarakat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari masih sedikitnya masyarakat (26,67%) yang turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan dan pelatihan yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta.

Page 5: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM

PENGELOLAAN EKOSISTEM SUB DAERAH ALIRAN

SUNGAI (DAS) CIKUNDUL

(Kasus di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten

Cianjur, Jawa Barat)

ARI NURLIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kehutanan Pada Fakultas Kehutanan,

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

Page 6: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

Skripsi

Judul Penelitian : Persepsi dan Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan

Ekosistem Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikundul,

(Kasus di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi,

Kabupaten Cianjur, Jawa Barat).

Nama Mahasiswa : Ari Nurlia

Nomor Pokok : E14102006

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Didik Suharjito, MS

NIP :132 104 680

Mengetahui :

Dekan Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS

NIP : 131 430 799

Tanggal Lulus : ......................

Page 7: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 4

Januari 1984 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah

penulis bernama Muhamad Yusuf (Alm), sedangkan Ibu penulis

bernama Siti Sofiah.

Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1989 di TK Semboja Sari

Bogor, Jawa Barat. Kemudian melanjutkan sekolahnya ke SDN Empang 2 Bogor

pada tahun 1990 dan berhasil menyelesaikan studi pada tahun 1996. Pada tahun

yang sama penulis melanjutkan studi ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP) Negeri 2 Bogor. Pada tahun 1999 penulis melanjutkan studi ke Sekolah

Menengah Umum di SMUN 5 Bogor dan berhasil menyelesaikan studinya pada

tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Saringan Masuk IPB (USMI) di Program

Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Sejak SD penulis gemar dan aktif dalam kegiatan ekstra sekolah. Pada

jenjang SLTP, Penulis aktif dalam berbagai kegiatan Organisasi Intra Sekolah

(OSIS), di jenjang SMU penulis juga aktif dalam berbagai organisasi di antaranya

Organisasi Intra Sekolah (OSIS), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Kesenian

Degung, dan Koperasi Siswa.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam Forest Manajemen

Student Club (FMSC) dan menjabat sebagai Divisi Eksternal pada periode 2003-

2004, dan menjabat sebagai Sekretaris Umum pada periode 2004-2005. Selain itu

penulis juga pernah aktif di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) pada periode

2003-2004. Diluar kampus penulis pernah mengikuti kegiatan-kegiatan

kedaerahan diantaranya menjadi peserta Pelatihan Kepemimpinan Putra Sunda III

Gerakan Masyarakat Jawa Barat (GEMA JABAR) di Bandung, dan turut serta

dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung Seni

Masyarakat Sunda (Fokalismas) di Bogor.

Penulis pernah melaksanakan Praktek Pengenalan Umum Kehutanan di

Cilacap dan Baturraden, Kabupaten Banyumas serta Praktek Pengelolaan Hutan di

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur, BKPH Kebasen,

Page 8: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

Banyumas, Jawa Tengah. Selanjutnya penulis melakukan Praktek Kerja Lapang

(PKL) di HPHTI PT. Musi Hutan Persada, Propinsi Sumatera Selatan selama

kurang lebih dua bulan.

Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kehutanan di

Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor,

penulis membuat skripsi dengan judul ”Persepsi dan Perilaku Masyarakat

dalam Pengelolaan Ekosistem Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikundul.

(Kasus di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa

Barat)” di bawah bimbingan Dr. Ir. Didik Suharjito, MS.

Page 9: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul

”Persepsi dan Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Ekosistem Sub

Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikundul. (Kasus di Desa Sukaresmi,

Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)” ini dengan baik.

Dalam proses pembuatan skripsi ini, penulis sedikit banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah (Alm. Muh. Yusuf), Ibu (Siti Sofiah), Kakak (Yufi Sofianti) dan Adik

(Rizky Maulana) yang telah menjadi semangat penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

2. Bibi (Siti Sutinah) dan Om (Fajar Mulyadi) yang telah membantu penulis

dalam hal keuangan.

3. Dr. Ir. Didik Suharjito, MS, atas kesabarannya dalam membimbing dan

mengarahkan penulis selama proses penyelesaian skripsi.

4. Dr. Ir. Ahmad Budiaman, MSc dan Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA selaku penguji

dari Departemen Hasil Hutan dan Departemen Konservasi Sumber Daya

Hutan atas kritik dan sarannya untuk menyempurnakan skripsi ini.

5. Seseorang yang spesial, Sutrisna (UNSIKA’02) yang telah memberikan kasih

sayang, dukungan dan semangatnya kepada penulis.

6. Saudara Jalaludin (UNWIM’00), dan keluarga Bpk. Apad yang telah

membantu penulis dalam penelitian.

7. Teman satu bimbingan (Cempaka, Fitria K, Lenita) dan sahabat-sahabatku

(Desi, Ida, Vivie, Beny) yang telah membantu penulis baik secara moril

maupun materil.

8. Anak-anak puri naon (Dodi, Getri, Ucup, Agung, Edwin) yang telah

membantu penulis membuat presentasi, Ikhsan BDH’39 atas pinjaman

laptopnya, Rusmianto TPG’39, Harlan Lansekap’39, dan Dani (NHI),semoga

persahabatan kita dapat tetap kokoh hingga akhir nanti.

Page 10: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

9. Teman-teman MNH’39 serta pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, masukan, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis

harapkan untuk memperlancar dan memperoleh hasil penelitian yang sebaik-

baiknya. Semoga skripsi ini dapat digunakan dan bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, Agustus 2006

Ari Nurlia

Page 11: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

PENDAHULUAN

Latar Belakang ..................................................................................... 1

Perumusan Masalah ............................................................................. 2

Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Persepsi .............................................................................. 4

Persepsi Masyarakat Terhadap Lingkungan ........................................ 5

Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS) ............................................. 6

Manajemen Daerah Aliran Sungai (DAS) ........................................... 7

Organisasi ............................................................................................. 10

Penguasaan Lahan ................................................................................ 11

METODOLOGI

Kerangka Pemikiran ............................................................................. 12

Definisi Operasional ............................................................................ 13

Waktu dan Tempat ............................................................................... 14

Alat dan Bahan ..................................................................................... 14

Sasaran Penelitian ................................................................................ 14

Metode Penelitian ................................................................................ 14

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Keadaan Umum Sub DAS Cikundul

Keadaan Bio-geofisik

Letak dan Luas ............................................................................... 16

Topografi ........................................................................................ 16

Geomorfologi ................................................................................. 17

Page 12: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

Tanah .............................................................................................. 17

Iklim ............................................................................................... 17

Keadaan Sosial Ekonomi

Kependudukan ............................................................................... 18

Mata Pencaharian ........................................................................... 18

Keadaan Umum Desa Sukaresmi

Keadaan Bio-geofisik

Letak dan Luas ............................................................................... 19

Topografi dan Tipologi .................................................................. 20

Iklim ............................................................................................... 20

Keadaan Sosial Ekonomi

Kependudukan ............................................................................... 20

Mata Pencaharian ........................................................................... 24

Pemilikan Lahan ............................................................................ 24

Pendapatan Masyarakat .................................................................. 26

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persepsi Masyarakat

Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Sub DAS Cikundul ............... 28

Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Sub DAS Cikundul ................. 32

Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sub DAS Cikundul ........ 34

Persepsi Masyarakat Terhadap Peran Para Pihak dalam Pengelolaan

Sub DAS Cikundul .............................................................................. 36

Persepsi Masyarakat Terhadap Pengorganisasian Petani ..................... 38

Perilaku Masyarakat

Tindakan dalam Pengelolaan Sub DAS Cikundul ............................... 40

Tindakan Berorganisasi dalam Pengelolaan Sub DAS Cikundul ........ 51

Organisasi Masyarakat

Pengorganisasian dalam Pengelolaan Lingkungan Sub DAS

Cikundul .............................................................................................. 54

Faktor-faktor yang Melandasi Terbentuknya Organisasi ..................... 55

Page 13: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .......................................................................................... 56

Saran ..................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

LAMPIRAN .................................................................................................... 60

Page 14: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Distribusi Kelas Kemiringan Lahan Sub DAS Cikundul...................... 16

Tabel 2. Distribusi Mata Pencaharian Petani di Sub DAS Cikundul .................. 19

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ................................ 21

Tabel 4. Distribusi Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukaresmi ..................... 24

Tabel 5. Distribusi Luas Lahan yang Dimiliki Petani ........................................ 25

Tabel 6. Persepsi Masyarakat Mengenai Pengelolaan DAS ............................... 29

Tabel 7. Persepsi Masyarakat Mengenai Manfaat Sub DAS Cikundul .............. 32

Tabel 8. Persepsi Masyarakat Mengenai Kegunaan Air Sungai ......................... 33

Tabel 9. Persepsi Masyarakat Mengenai Kerugian yang Timbul Akibat

Rusaknya Sub DAS Cikundul ............................................................... 35

Tabel 10. Persepsi Masyarakat Mengenai Peran Masyarakat dan Pemerintah

dalam Mengelola Sub DAS Cikundul .................................................. 37

Tabel 11. Uji Chi-Square Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi

DAS dengan Perilaku Mengelola DAS ............................................ ...41

Tabel 12. Pola tanam yang Diterapkan Masyarakat Desa Sukaresmi ................. 42

Tabel 13. Alasan Petani Memilih Pola Tanam.................................................... 44

Tabel 14. Persepsi Masyarakat Mengenai Kegiatan yang Ditangani

Kelompok Tani dan Keterlibatan Pemerintah ..................................... 53

Page 15: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Pie Persentase Sebaran Umur Petani ............................... 21

Gambar 2. Diagram Pie Persentase Jumlah dan Komposisi Keluarga Petani.. 22

Gambar 3. Diagram Pie Persentase Tingkat Pendidikan Petani ...................... 23

Gambar 4. Diagram Pie Persentase Status Kepemilikan Lahan ...................... 26

Gambar 5. Diagram Pie Persentase Pendapatan Masyarakat ........................... 27

Gambar 6. Persepsi Masyarakat Mengenai Sub DAS Cikundul ...................... 30

Gambar 7. Persepsi Masyarakat Mengenai Keikutsertaan Pemerintah

dalam Pengelolaan Ekosistem Sub DAS Cikundul ...................... 38

Gambar 8. Persepsi Masyarakat Mengenai Anggota Organisasi yang

Bergerak di Bidang Lingkungan .................................................. 40

Page 16: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta Kecamatan Sukaresmi ........................................................... 61

Lampiran 2. Peta Desa Sukaresmi ..................................................................... 62

Lampiran 3. Transek Pada Salah Satu Dusun di Desa Sukaresmi ..................... 63

Lampiran 4. Struktur Organisasi Kelompok Tani Mekar Tani .......................... 64

Lampiran 5. Struktur Organisasi Kelompok Tani Wargi Resmi........................ 65

Lampiran 6. Foto-foto Hasil Penelitian .............................................................. 66

Page 17: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air seperti halnya udara telah dianggap oleh manusia sebagai barang yang

wajar, selalu ada dan tersedia setiap saat, oleh karenanya keadaan air tidak perlu

dirisaukan. Pendapat tersebut pada waktu kini tidak selalu benar bahkan dapat

menyesatkan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di tanah air kita menunjukkan

bahwa air dapat mempengaruhi bahkan menentukan nasib hidup manusia. Hanya

pada saat terjadi kemarau panjang atau banjir manusia baru menyadari betapa

pentingnya peranan air tersebut sehingga berusaha untuk mengendalikannya

(Manan, 1995). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjamin

keberlangsungan tata air ialah dengan melakukan pengelolaan ekosistem DAS

secara benar.

Masyarakat yang berdiam di daerah aliran sungai merupakan faktor

terpenting bagi berhasilnya suatu pengelolaan daerah aliran sungai yang baik dan

sehat karena masyarakat sebagai bagian dari ekosistem daerah aliran sungai akan

berusaha memanfaatkan semua sumberdaya alam yang terdapat di dalamnya.

Hasilnya tidak selalu positif dalam arti kata kelestarian, seringkali bersifat negatif,

yaitu pengurasan sumberdaya alam tanpa menghiraukan resiko terhadap

lingkungan. Hal ini tergantung dari bagaimana persepsi dan perilaku masyarakat

dalam pengelolaan ekosistem daerah aliran sungai.

Beberapa penelitian telah dilakukan berkenaan dengan DAS ini

diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Kaswanto (2001) tentang pengelolaan

elemen air yang berkelanjutan dalam lansekap pedesaan di DAS Citarum tengah

Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat, penelitian oleh Chrisdian (2002) tentang

pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap karakteristik hidrologi di DAS

Way Besay di Lampung Barat, Propinsi Lampung, dan penelitian yang dilakukan

oleh Cahyadi (2002) tentang dampak penerapan silvikultur Tebang Pilih Tanam

Indonesia (TPTI) terhadap karakteristik hidrologi, laju erosi dan sedimentasi di

sub DAS Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-

penelitian tersebut hanya menjelaskan pengelolaan ekosistem DAS pada aspek

pengelolaan lahan, pengelolaan air, dan pengelolaan vegetasi saja. Sedangkan

Page 18: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

2

menurut Dephut (2002) dalam Setiawan (2005) untuk mencapai tujuan akhir

pengelolaan DAS yaitu terwujudnya kondisi yang optimal dari sumberdaya tanah,

air dan vegetasi, maka kegiatan pengelolaan DAS meliputi empat upaya pokok

yaitu (a) pengelolaan lahan melalui upaya konservasi tanah dalam arti luas, (b)

pengelolaan air melalui pengembangan sumberdaya air, (c) pengendalian vegetasi

khususnya pengelolaan hutan yang memiliki fungsi perlindungan tanah dan air,

dan (d) Pembinaan kesadaran dan kemampuan manusia dalam penggunaan

sumberdaya alam secara bijaksana sehingga ikut berperan serta pada upaya

pengelolaan DAS.

Dikarenakan penelitian-penelitian sebelumnya belum cukup menjelaskan

pada aspek sosialnya maka diperlukan penelitian yang memfokuskan pada

persepsi dan perilaku masyarakat terutama masyarakat yang berdiam di sekitar

DAS karena masyarakat yang berdiam di daerah aliran sungai merupakan faktor

terpenting bagi berhasilnya suatu pengelolaan daerah aliran sungai yang baik dan

sehat

Perumusan Masalah

Pengelolaan ekosistem DAS sangat terkait dengan persepsi dan perilaku

masyarakat, karena keberlangsungan tata air yang menjadi tujuan dari pengelolaan

ekosistem DAS ditentukan oleh dukungan masyarakat. Persepsi masyarakat yang

baik akan menentukan pengelolaan ekosistem DAS yang baik pula, begitupun

sebaliknya. Oleh karena itu persepsi dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan

ekosistem DAS perlu digali untuk mengetahui sejauh mana masyarakat

mengetahui pengelolaan ekosistem DAS yang baik dan benar.

Aspek sosial yang akan dikaji dalam penelitian ini ialah mengenai persepsi

dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan ekosistem DAS meliputi jenis pohon

yang dipilih, pola tanam yang digunakan, teknik konservasi yang diterapkan, dan

mengetahui peran organisasi di dalam masyarakat yang menarik perhatian pada

pengelolaan ekosistem DAS demi terciptanya keselarasan dan kelestarian

ekosistem DAS.

Page 19: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap ekosistem DAS dan fungsinya.

2. Menjelaskan perilaku masyarakat dalam pengelolaan ekosistem DAS

meliputi pola tanam, jenis tanaman dan teknik konservasi yang digunakan.

3. Menganalisis pengorganisasian oleh masyarakat dalam sistem pengelolaan

DAS.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai penunjang pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang

berhubungan dengan aspek sosial dalam pengelolaan ekosistem DAS.

2. Sebagai sumbangan informasi dan pemikiran yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam

pemberdayaan masyarakat dan tindakan yang dapat dilakukan untuk

memberikan dorongan kepada masyarakat agar memiliki perilaku yang

sejalan dengan eksistensi dan kelestarian ekosistem DAS.

Page 20: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses menerima informasi atas stimuli dari lingkungan

dan mengubahnya ke dalam kesadaran psikologis. Menurut Leavitt (1978),

persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara

seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau

pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.

Surya (2004) mengatakan pengamatan atau perception merupakan salah

satu bentuk perilaku kognitif yaitu suatu proses mengenal lingkungan dengan

menggunakan alat indera. Proses pengamatan terjadi karena adanya rangsangan

dari lingkungan yang diterima oleh individu melalui alat indera. Rangsangan itu

kemudian diteruskan ke pusat kesadaran yaitu otak untuk diberi makna atau

tafsiran. Dengan demikian, proses pengamatan berlangsung dalam tiga tahapan

yaitu :

a. Penerimaan rangsangan oleh alat indra

b. Pengiriman informasi ke pusat kesadaran atau otak, dan

c. Pemberian tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.

Persepsi yang benar terhadap suatu objek diperlukan, sebab persepsi

merupakan dasar pembentukan sikap dan prilaku. Bahkan Harihanto (2001) secara

tegas mengatakan “tidak ada prilaku tertentu tanpa persepsi, perilaku adalah hasil

persepsi”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika diinginkan agar

seseorang berprilaku tertentu terhadap lingkungan, harus dilakukan intervensi

untuk membentuk persepsi yang benar pada diri orang tersebut, terutama jika

persepsinya belum benar. Demikian pula persepsi masyarakat terhadap air sungai.

Perbedaan persepsi antar satu orang dengan orang lainnya menurut Fauzi

(2004) disebabkan oleh lima faktor yaitu, (1) Perhatian ; rangsangan yang ada di

sekitar kita tidak kita tangkap secara sekaligus tapi kita hanya memfokuskan pada

satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara satu orang dengan yang lainnya

akan menyebabkan perbedaan persepsi. (2) Set ; adalah harapan seseorang akan

rangsangan yang akan timbul, misalnya seorang pelari siap digaris start terdapat

set akan terdengar pistol disaat dia harus berlari. (3) Kebutuhan ; kebutuhan-

Page 21: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

5

kebutuhan sesaat maupun yang menetap akan mempengaruhi persepsi orang

tersebut. (4) Sistem nilai seperti adat istiadat, kepercayaan yang berlaku dalam

suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi. (5) Ciri kepribadian,

misalnya ; watak, karakter, kebiasan, akan mempengaruhi persepsi. Sedangkan

manurut Muhadjir (1992), keragaman persepsi dipengaruhi oleh usia, rentang

perhatian orang, kebutuhan, dan juga pandangan hidup.

Persepsi Masyarakat Terhadap Lingkungan

Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu

yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan

tidak sama dengan habitat. Habitat adalah tempat dimana organisme atau

komunitas hidup. Lingkungan merupakan ruang tiga dimensi, dimana organisme

merupakan salah satu bagiannya. Lingkungan bersifat dinamis dalam arti berubah-

rubah setiap saat (Irwan, 1992).

Salah satu aspek penting dalam kebudayaan manusia yang berlaku

semenjak nenek moyang kita dahulu hingga kini adalah adanya kesadaran serta

penghayatan akan arti penting dan pengaruh alam sekeliling atas perikehidupan

manusia. R. Firth dkk (1960) dalam (Lamech & Hutomo,1995) menerangkan hal

itu sebagai berikut :

Keadaan alam sekeliling memang nyata memberikan batas-batas yang luas

bagi kemungkinan hidup manusia.

Tiap keadaan alam sekeliling yang mempunyai coraknya sendiri-sendiri,

sedikit banyak memaksa orang yang hidup di pangkuannya untuk menuruti

suatu cara hidup yang sesuai dengan keadaan.

Keadaan alam sekeliling bukan saja memberikan kemungkinan yang besar

bagi kemajuan, tetapi juga menyediakan bahan-bahan yang dapat memuaskan

kebutuhan hidup bagi manusia.

Keadaan alam sekeliling juga mempengaruhi keselarasan hidup budaya

manusia, seperti terlihat pada upacara-upacara yang berhubungan dengan

kepercayaan.

Kesadaran serta penghayatan akan arti penting lingkungan alam sekeliling

atas peri kehidupan manusia itu menempatkan manusia pada posisi aktif dan

Page 22: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

6

berperan sebagai “ a geomorphologic agent” dalam hal ini manusia menduduki

bagian dunia yang tidak pasif, tetapi sebagai faktor aktif yang dapat membuat

perubahan-perubahan. Manusia tidak tunduk begitu saja dikuasai oleh kemauan

alam lingkungannya. Dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ia

(manusia) berusaha untuk mencapai keserasian dan keselarasan hidup sesuai

dengan alam lingkungan hidupnya, baik lingkungan fisik maupun non fisik.

Manusia masa kini dengan kesadaran yang tinggi akan pentingnya

mempertahankan keseimbangan lingkungan hidupnya, berupaya untuk mengatur

pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang terdapat pada alam sekitarnya supaya

tidak menimbulkan bencana atau malapetaka. Dari pernyataan tersebut jelas

bahwa masyarakat kita mempersepsikan lingkungan bukan hanya sekedar sebagai

objek yang harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia (human

centris), melainkan ia juga harus dipelihara dan ditata demi kelestarian lingkungan

itu sendiri (eco centris) (Lamech & Hutomo,1995).

Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)

Sebuah sistem sungai yang bermula dari sumbernya (mata air) hingga

bermuara ke laut, merupakan kesatuan organik yang tidak dapat dipisahkan.

Setiap campur tangan dan tindakan manusia di bagian tertentu akan

mempengaruhi bagian sungai lainnya. Jadi sebuah DAS atau sub-DAS

(watershed, sub-watershed) dapat dipandang sebagai sebuah ekosistem, dimana

terdapat masukan berupa curah hujan dan keluaran berupa air sungai. Dalam

sebuah DAS terdapat berbagai macam penggunaan lahan misalnya hutan lindung,

hutan konservasi, hutan produksi, perkebunan, pertanian, lahan kering,

persawahan, perikanan, kolam dan tambak, areal pengembalaan, lapangan golf

dan sebagainya. Sebagai contoh ialah DAS Ciliwung yang berhulu di kawasan

Puncak, mengalir melewati kota Bogor, Depok, dan bermuara di teluk Jakarta

(Manan, 1995).

Menurut Manan (1995) Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan sebuah

kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan,

dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke sungai utama yang

bermuara ke danau atau ke lautan. Pemisah topografi ialah punggung bukit, di

Page 23: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

7

bawah tanah juga terdapat pemisah bawah tanah berupa batuan. Sebuah DAS

merupakan kumpulan dari banyak sub-DAS yang lebih kecil. Ukuran dan bentuk

DAS dengan sendirinya berbeda satu dengan lainnya. Contoh DAS antara lain :

Ciliwung, Citarum, Citanduy, Bengawan Solo, Kali Brantas, Wampu, Batang

Agam, Way Seputih, Jeneberang, Sadang, Riam Kanan dan lain-lain.

Mengacu kepada pengertian DAS dalam uraian di atas, maka di dalam

suatu DAS terdapat berbagai komponen sumberdaya, baik sumberdaya alam

(natural capital), yaitu udara (atmosphere), tanah dan batuan penyusunnya,

vegetasi, satwa, sumberdaya manusia (human kapital), pranata institusi formal

maupun informal (social capital), maupun sumberdaya buatan (man made capital)

yang satu sama lain saling berinteraksi. Komponen sumberdaya tersebut adalah

khas untuk suatu DAS sehingga menjadi karakteristik di DAS tersebut (Rusdiana

dkk, 2003).

Manajemen Daerah Aliran Sungai (DAS)

Manajemen Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan bagian dari

manajemen sumberdaya alam, yaitu pengurusan dan pengembangan dari semua

sumberdaya alam dari suatu negara dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan

masa kini dan masa depan penduduknya. Manajemen DAS ditujukan kepada

produksi dan perlindungan sumberdaya air, termasuk pengendalian erosi dan

banjir, serta pemeliharaan nilai-nilai estetika perairan (Manan, 1995).

Dalam Manan (1995) manajemen DAS (watershed management) ialah

sebuah istilah yang sering digunakan di kalangan kehutanan dan pengawetan

tanah. Secara umum, manajemen DAS berarti manajemen sumberdaya alam yang

dapat pulih (renewable), seperti air, tanah, dan vegetasi dalam DAS dengan tujuan

untuk memperbaiki, memelihara, dan melindungi keadaan DAS agar dapat

mengahasilkan hasil air (water yield) untuk kepentingan pertanian, kehutanan,

perkebunan, peternakan, perikanan, dan masyarakat yaitu air minum, industri,

irigasi, tenaga listrik, rekreasi dan sebagainya.

Pengelolaan DAS terpadu merupakan langkah nyata untuk melestarikan

sungai-sungai, dalam arti kata meningkatkan “water yield, water quality” dan

pengaturan waktu aliran (timing), sehingga perbedaan antara debit maksimum dan

Page 24: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

8

debit minimum sungai tidak mencolok fluktuasinya. Dalam Pelita 5 (1989-1994),

di Indonesia telah ditetapkan sejumlah 39 DAS yang tersebar sebagai DAS

prioritas, artinya mendapatkan penanganan dan pengelolaan yang memperhatikan

keseimbangan pemanfaatan serta diprioritaskan rehabilitasinya (Manan, 1990)

dalam Manan (1995).

Dinyatakan pula oleh Rusdiana dkk (2003), bahwa kata kunci yang

menandai pengertian pengelolaan DAS terpadu adalah :

Pengelolaan sumberdaya alam

Pemenuhan kebutuhan manusia sekarang dan yang akan datang

Kelestarian dan keserasian ekosistem

Pengendalian hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dan manusia

Penyediaan air, pengendalian erosi, banjir dan sedimentasi

Mempertimbangkan faktor-faktor sosial, politik, ekonomi, lingkungan dan

institusi (kelembagaan)

Konsepsi manajemen DAS didukung oleh perkembangan antara lain

sebagai berikut :

1. Pengetahuan manusia yang terus bertambah tentang siklus hidrologi dan

peranannya.

2. Pertambahan penduduk yang pesat hingga mengakibatkan tekanan tehadap

kebutuhan tanah dan air.

3. Meningkatnya kebutuhan air, disebabkan kemajuan teknologi dan

meningkatnya taraf hidup masyarakat.

4. Timbulnya masalah kekurangan air, banjir, erosi, pencemaran, dan lain-lain.

5. Para perencana mulai mengakui DAS sebagai unit terbaik untuk tujuan

manajemen sumberdaya alam.

Untuk tujuan pengelolaan tanah, air, dan udara, adalah tepat bila

menggunakan unit ekosistem DAS. Berdasarkan sistem tersebut kita dapat

mengidentifikasi dan memecahkan persoalan atas dasar unit DAS, misalnya dalam

pelaksanaan kegiatan program penyelamatan hutan, tanah dan air, yang lebih

dikenal dengan istilah reboisasi dan penghijauan.

Tujuan utama manajemen DAS ialah tercapainya suatu keadaan dalam

DAS yang memungkinkan terlaksananya keadaan tata air yang baik dalam hal ini

Page 25: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

9

hasil air yang optimum, dipandang dari aspek kuantitas, kualitas, dan regimen

(timing). Agar dapat mengendalikan hasil air, perlu pula pengendalian aspek-

aspek tersebut.

Dalam Manan (1995) dikatakan Manajemen DAS lebih luas daripada

manajemen suatu hutan lindung (Manan, 1977). Karena DAS juga mencakup

kawasan diluar hutan seperti perkebunan, hutan milik, padang gembalaan,

pertanian, dan daerah pemukiman pedesaan. Menurut Kittredge (1948) dalam

Manan (1995), dalam pelaksanaannya manajemen DAS meliputi empat tahapan,

yaitu pengenalan, pemulihan (rehabilitasi), perlindungan dan perbaikan. Tentu

saja pentahapan tersebut disesuaikan dengan keadaan masing-masing DAS. Pada

daerah yang sudah kritis, dengan konsentrasi tanah gundul yang luas, akan lain

tindakan manajemen yang dilakukan dibandingkan dengan DAS yang berhutan

lebat tak terganggu. Pada yang pertama, perlu dilakukan pengenalan berupa survai

telaah keterlaksanaan untuk menentukan luas, lokasi, dan derajat kekritisan daerah

yang perlu dihijaukan untuk dilakukan tindakan pengawetan tanah. Sedangkan

pada yang terakhir dilakukan tahap perbaikan, meliputi usaha-usaha

meningkatkan hasil air, misalnya dengan memperbesar infiltrasi air ke dalam

tanah dan mengurangi intersepsi dan evapotranspirasi. Tahap pengenalan dan

perlindungan tidak bertentangan dengan tujuan pemanfaatan lainnya, akan tetapi

tahap pemulihan dan perbaikan seringkali memerlukan perubahan atas praktek

kehutanan yang lazim berlaku.

Dalam Manan (1995) juga dikatakan bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS)

dengan penduduk yang padat tetapi melaksanakan usaha-usaha pengawetan tanah

dan air, akan merupakan suatu ekosistem yang lebih produktif dan mempunyai

daya dukung lingkungan tinggi, dibandingkan sebuah DAS yang luas,

berpenduduk jarang, tetapi mempraktekkan usaha perladangan berpindah di

daerah perbukitan, dan melahirkan padang alang-alang yang sangat luas dan tidak

produktif sehingga mempunyai daya dukung lingkungan yang rendah.

Page 26: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

10

Organisasi

Schein (1982) dalam Muhammad (2004) mengatakan bahwa organisasi

adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai

beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki

otoritas dan tanggung jawab. Schein (1982) dalam Muhammad (2004) juga

mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu, yaitu mempunyai

struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan

bergantung pada komunikasi manusia untuk mengkordinasikan aktivitas dalam

organisasi tersebut. Organisasi mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah

memenuhi kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung

jawab, memproduksi barang atau orang, mempengaruhi dan dipengaruhi orang

(Muhammad, 2004).

Menurut Eghter, Christina dan B Seliato (1999), organisasi masyarakat

tingkat desa ditinjau dengan pendekatan, dibedakan sebagai berikut:

a. Berdasarkan asal dibentuknya

o Dibentuk berdasarkan kekuasaan atas desa (pemerintah pusat atau

daerah).

o Dibentuk melalui swadaya masyarakat dengan proses sejarah yang

menyertainya.

o Dibentuk atas dasar rumusan atau konsensus bersama antara pemerintah

(atas desa) dan masyarakat desa.

b. Berdasarkan atas keformalannya

o Organisasi masyarakat berbentuk formal atau ada aturan tertulisnya

o Non formal atau tidak ada aturan tertulis

o Peralihan non formal ke formal

c. Hubungan pengendalian dari atasan kepada bawahan

d. Berdasarkan ukuran jumlah anggotanya

o Organisasi relatif besar, jumlah anggota ± 50 orang.

o Organisasi relatif kecil, jumlah anggota 5-12 orang.

o Berukuran sedang, jumlah anggota antara organisasi besar dan

organisasi kecil.

Page 27: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

11

Penguasaan Lahan

Ditinjau dari sudut pandang pengelolaan dan penguasaannya, bagian lahan

di Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan Public land dan sebagian lainnya

merupakan private land. Dalam kenyataanya public land tersebut merupakan

kawasan hutan lindung dan kawasan hutan produksi-konservasi yang dikuasai

oleh negara, sedangkan private land merupakan lahan usaha pertanian dan

pemukiman yag dikuasai dan dikelola oleh penduduk (Geo, 1997).

Bertambahnya jumlah penduduk, secara langsung atau tidak langsung akan

mengakibatkan meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan, dan hal ini pada

kenyataannya dapat menimbulkan berbagai masalah degradasi sumberdaya lahan

dan lingkungan hidup serta berbagai konsekuensi sosial ekonominya (Geo, 1997).

Menurut Singh (1997) munculnya masalah-masalah tersebut juga dapat

disebabkan terbatasnya pilihan sumber mata pencaharian di bagian hulu suatu

Daerah Aliran Sungai (DAS). Mustadjab (1986) menyatakan, cara-cara bertani

yang kurang baik di suatu daerah mengakibatkan besarnya tingkat erosi yang

terjadi sehingga tanah menjadi semakin miskin. Keadaan ini diperburuk dengan

sistem penguasan tanah yang sebagian besar petani penggarap di daerah itu adalah

bukan pemilik tanah.

Mustadjab (1986) mengatakan, tanah sebagai faktor produksi utama bagi

usaha-usaha pertanian, sangat menentukan tingkat hidup petani, karena

kesempatan kerja diluar pertanian masih sangat kurang. Tidak dikuasainya tanah

sebagai faktor produksi utama, dapat membawa banyak akibat negatif,

diantaranya:

• Kurangnya rasa tanggung jawab atas usaha pengawetan tanah.

• Kurang dapatnya petani menerapkan teknologi baru dalam usaha taninya.

• Rendahnya produktivitas usaha tani

Suatu hubungan kerja terbangun pada petani yang menggarap lahan bukan

miliknya, yaitu hubungan kerja antara pemilik dan penggarap tanah. Sistim

hubungan kerja akan berpengaruh pada cara penggunaan tanah, tingkat

penggunaan teknologi baru, tingkat produktivitas usaha tani, tingkat pendapatan,

tingkat efisiensi usaha tani dan sebagainya (Mustadjab, 1986).

Page 28: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

METODOLOGI

Kerangka Pemikiran

Wilayah DAS merupakan suatu kesatuan ekosistem dengan komponen

utama tanah, air, vegetasi dan manusia. Faktor ini berinteraksi dan manusia

berperan sebagai pengelola sumberdaya tanah, air, dan vegetasi. Hal ini

memperlihatkan di DAS terdapat ada dua sub-sistem, yaitu sub-sistem biofisik

dan sub-sistem sosial ekonomi. Sub-sistem bio-fisik terdiri dari iklim, tanah, air,

tumbuhan dan satwa. Pada sisi lain, manusia sebagai pengelola menbentuk sub-

sistem sosial dengan komponen-komponen antara lain populasi, teknologi, dan

struktur sosial.

Manusia dalam hal ini masyarakat yang berdiam di DAS merupakan faktor

terpenting bagi berhasilnya suatu pengelolaan DAS yang baik dan sehat karena

masyarakat sebagai bagian dari ekosistem DAS akan berusaha memanfaatkan

semua sumberdaya alam yang terdapat di dalamnya. Hasilnya tidak selalu positif

dalam arti kata kelestarian, seringkali bersifat negatif, yaitu pengurasan

sumberdaya alam tanpa menghiraukan resiko terhadap lingkungan. Hal ini

tergantung dari bagaimana persepsi dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan

ekosistem DAS.

Oleh karena itu, persepsi dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan

ekosistem DAS akan menjadi suatu hal yang sangat penting dan perlu diketahui,

karena dengan mempelajari persepsi dan perilaku masyarakat kita dapat mengukur

sejauh mana masyarakat peduli terhadap pengelolaan ekosistem DAS dan akan

menentukan keberhasilan pengelolaan ekosistem DAS selanjutnya. Tindakan

mengelola ekosistem DAS yang benar oleh masyarakat akan berpengaruh besar

pada daerah aliran sungai dalam melaksanakan fungsinya.

Berdasarkan kerangka tersebut, peneliti berfikir perlu adanya penelitian

yang mempelajari persepsi dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan ekosistem

DAS dan demi tercapainya pengelolaan ekosistem DAS yang baik dan benar.

Page 29: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

13

Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya kesalah pengertian terhadap variabel yang

akan dikaji dalam penelitian ini, variabel-variabel penelitian didefinisikan sebagai

berikut :

a. Persepsi, adalah penilaian informan terhadap pengertian, kualitas, dan

manfaat ekosistem DAS. Indikator yang di ukur adalah :

• Persepsi masyarakat terhadap kualitas Sub DAS Cikundul.

• Persepsi masyarakat terhadap fungsi Sub DAS Cikundul.

• Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan Sub DAS Cikundul.

• Persepsi masyarakat terhadap peran para pihak dalam pengelolaan Sub

DAS Cikundul.

• Persepsi masyarakat terhadap pengorganisasian petani

Pengukurannya adalah dengan mengelompokkan data yang didapat

menjadi beberapa kelompok. Persepsi bernilai baik jika bersifat positif,

dan bernilai buruk jika bersifat negatif.

b. Perilaku, adalah tindakan manusia yang didasari oleh persepsi dan faktor

lainnya. Perilaku masyarakat dapat dilihat dari tindakan yang dilakukan oleh

masyarakat berupa :

• Tindakan dalam pengelolaan Sub DAS Cikundul terutama dalam pola

tanam, penentuan jenis pohon yang ditanam, dan teknik konservasi.

• Tindakan berorganisasi dalam pengelolaan Sub DAS Cikundul.

c. Organisasi, adalah suatu sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok

yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Indikator yang diukur

adalah :

• Pengorganisasian dalam pengelolaan ekosistem Sub DAS Cikundul.

• Faktor-faktor yang melandasi terbentuknya organisasi.

d. Penguasaan lahan, adalah penguasaan oleh suatu rumah tangga atas lahan,

baik berupa hak milik, sakap dan sewa serta hak untuk menguasai sebagian

atau keseluruhan hasil yang diperoleh dari lahan tersebut. Aspek penguasaan

lahan perlu diketahui untuk menganalisis adanya hubungan penguasaan lahan

terhadap pola tanam dan penentuan jenis pohon tertentu yang ditanam.

Page 30: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

14

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2006 bertempat di Desa

Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pemilihan

tempat dilakukan secara sengaja (purposive) karena memenuhi syarat untuk

dilakukan penelitian.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner yang

telah disiapkan sebelumnya disertai alat tulis menulis untuk wawancara di

lapangan serta kamera dan kalkulator untuk dokumentasi.

Sasaran Penelitian

Sasaran atau objek penelitian adalah masyarakat yang tinggal di dalam

daerah aliran sungai yang menggarap atau mengusahakan lahan, baik lahan milik

sendiri, sewa, bagi hasil, atau pinjam.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan menggunakan

kuisioner sebagai alat pengumpul data. Informan yang dipilih berjumlah 30 orang

dan diambil secara acak. Data yang digunakan ada dua jenis, yaitu data primer dan

data sekunder.

1. Data Primer

Data primer yang dikumpulkan meliputi

a. Data karakteristik responden meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan,

pekerjaan, luas lahan, jumlah anggota keluarga, jarak tempat tinggal,

pendapatan, dan pengeluaran.

b. Data persepsi masyarakat mengenai ekosistem DAS.

c. Data kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam pengelolaan DAS.

d. Data pengorganisasian masyarakat dalam pengelolaan ekosistem DAS.

Page 31: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

15

2. Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi :

a. Data tentang kondisi umum lokasi penelitian yang terdiri dari letak dan

luas lokasi penelitian, iklim, jenis tanah, topografi, dan kondisi sosial

masyarakat.

b. Data-data lain yang berhubungan dengan penelitian untuk melengkapi data

yang sudah ada.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

a. Pengamatan (observasi), dilakukan dengan pengamatan kepada aktivitas

masyarakat dan kondisi ekosistem Sub DAS Cikundul.

b. Wawancara (kuisioner) terstruktur maupun bebas

c. Data sekunder yang mendukung penelitian.

Data hasil wawancara dan pengamatan lapang yang telah diperoleh,

disusun dan diolah serta ditransformasikan kedalam kerangka kesimpulan yang

menggambarkan kondisi lapangan. Penyajian data dilakukan dengan model

deskriptif yang dituangkan dalam bentuk teks narasi, tabel, bagan dan gambar jika

diperlukan.

Page 32: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Keadaan Umum Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikundul

Keadaan Bio-geofisik

Letak dan Luas

Sub DAS Cikundul terletak pada 6º 40 LS-6º 48 LS dan 106º 57 BT-107º

22 BT, terdapat di dua kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur dan Kabupaten

Purwakarta yang seluruhnya meliputi 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Pacet,

Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Cikalongkulon, Kecamatan Mande, dan

Kecamatan Maniis, dengan jumlah desa sebanyak 47 desa.

Berdasarkan pola RLKT DAS Citarum, maka luas Sub DAS Cikundul

adalah 26.662 ha, sedangkan yang akan disusun RTL-RLKTnya adalah seluas

26.321,94 ha.

Topografi

Keadaan topografi Sub DAS Cikundul bervariasi dari datar,

bergelombang, berbukit, dan bergunung, dengan ketinggian di atas permukaan

laut antara 220 m di genangan waduk Cirata sampai 3.019 m di puncak gunung

pangrango.

Di Sub DAS Cikundul wilayah yang mempunyai kemiringan lereng dari

15 % sampai lebih dari 45 % seluas 9.849,62 ha atau 37,42 %. Wilayah ini secara

potensial merupakan sumber bahaya erosi. Pembagian berdasarkan kelas

kelerengan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Distribusi Kelas Kemiringan Lahan Sub DAS Cikundul

No Kemiringan (%) Kelas Luas Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5.

0-8 8-15 15-25 25-45 > 45

I II III IV V

9.497,63 6.974,69 5.466,12 3.283,60 1.099,90

36,08 26,50 20,77 12,47 4,18

Jumlah 26.321,94 100.00 Sumber : BPDAS Bogor

Page 33: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

17

Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mendalami bentuk lahan yang membentuk

permukaan bumi, baik diatas maupun dibawah permukaan laut dan menekankan

pada genesis dan perkembangannya serta konteks dan lingkungannya.

Geomorfologi dalam RTL-RLKT ini merupakan salah satu unsur utama

dalam pembentukkan satuan lahan (land unit). Di Sub DAS Cikundul,

geomorfologi pembentukannya sebagian besar merupakan sistem gunung api yang

berasal dari lava dan lahar yang berasal dari Gunung Gede. Sebagian merupakan

sistem perbukitan dan sebagian kecil sistem dataran.

Tanah

Jenis tanah di Sub DAS Cikundul didominasi oleh Latosol seluas 11.888,5

ha (45,33 %) yang terbagi dalam 6 Satuan Peta Tanah (SPT), Regosol (2 SPT)

seluas 6.418,75 ha (24,47 %), Kambisol (3 SPT) seluas 4.087,5 ha (15,59 %),

Mediteran (7 SPT) seluas 2.418,45 ha (9,46 %), Andosol (1 SPT) seluas 456,25 ha

(1,74 %).

Dalam kaitannya dengan tingkat bahaya erosi yang dipergunakan

(Tolerable Soil Loss) kedalaman tanah (solum tanah) menjadi satu hal yang

dipertimbangkan. Kedalaman tanah di Sub DAS Cikundul beragam dari yang

terdangkal yaitu kurang dari 30 cm sampai yang terdalam lebih dari 90 cm.

Iklim

Sub DAS Cikundul memiliki iklim tropis yang dipengaruhi angin muson,

yang dapat dibedakan antara musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan

terjadi pada bulan November hingga April, dan musim kemarau dari bulan Mei

hingga Oktober.

Faktor iklim yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses erosi adalah

curah hujan. Semakin tinggi intensitas hujan dan semakin lama hujan jatuh maka

erosi yang terjadi akan semakin besar apabila faktor-faktor lain yang

mempengaruhi proses terjadinya erosi tidak berbeda.

Curah hujan yang dicatat selama lima tahun dari Badan Meteorologi dan

Geofisika berkisar antara 1.657 mm sampai dengan 2.766 mm, jumlah hari hujan

Page 34: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

18

di dalam satu tahun berkisar antara 104 hari hingga 180 hari. dengan rata-rata

bulan basah antara 7 hingga 10 bulan. Suhu rata-rata tahunan adalah 22º C hingga

24º C dengan tingkat kelembaban udara berkisara antara 68 % sampai dengan

83%.

Menurut pengolahan data curah hujan maka energi perusak oleh air hujan

yang dinyatakan dengan nilai erosivitas hujan di Sub DAS Cikundul berkisar

antara 1300 sampai dengan 3200. Tingginya erosivitas hujan ini menunjukkan

tingginya tingkat perusakan hujan terhadap partikel-partikel tanah sehingga erosi

air di wilayah ini semakin mudah terjadi.

Keadaan Sosial Ekonomi

Kependudukan

Menurut data statistik Kabupaten Cianjur dan Purwakarta, jumlah

penduduk di Sub DAS Cikundul pada tahun 1992 adalah 282.579 jiwa atau setara

dengan kepadatan geografis 748,29 jiwa/km2 dan kepadatan agraris 16,74

jiwa/ha. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap 1000 orang perempuan

(sex ratio) pada tahun 1992 adalah 984 sedangkan beban ketergantungan

penduduk yaitu perbandingan antara penduduk non produktif dengan penduduk

produktif mempunyai beban tanggungan 88,55 orang.

Mata Pencaharian

Penduduk Sub DAS Cikundul yang bermata pencaharian sebagai petani

pada tahun 1992 adalah sebanyak 60.767 orang atau 53,2 %. Secara terinci

distribusi mata pencaharian penduduk di Sub DAS Cikundul dapat dilihat pada

Tabel 2.

Page 35: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

19

Tabel 2. Distribusi Mata Pencaharian Petani di Sub DAS Cikundul Tahun

1992

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk %-tase

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petani

Pedagang

Pegawai Negeri/ABRI

Buruh Swasta

Pengrajin

Lain-lain

60.767

10.133

7.190

25.447

1.449

9.306

53,2

8,9

6,3

22,3

1,3

8,1

Jumlah 114.292 100,0 Sumber : BPDAS Bogor

Keadaan Umum Desa Sukaresmi

Keadaan Bio-geofisik

Letak dan Luas

Desa Sukaresmi terletak di Wilayah Selatan Kecamatan Sukaresmi dengan

luas wilayah 1338,456 ha yang terdiri dari bentangan tanah daratan untuk

pemukiman seluas 525,301 ha, tanah persawahan 134,351 ha, tanah tegalan atau

ladang 20,204 ha, tanah perkebunan 572 ha, tanah hutan 20 ha, dan tanah fasilitas

umum seluas 66,8 ha. Adapun mengenai batas-batas wilayah Desa Sukaresmi

adalah sebagai berikut ;

• Sebelah Utara : Desa Cikancana

• Sebelah Timur : Desa Padajaya

• Sebelah Selatan : Desa Kutawaringin

• Sebelah Barat : Desa Cikanyere

Dilihat dari pembagian wilayah administratifnya Desa Sukaresmi terdiri

dari empat kedusunan, sebelas Rukun Warga (RW), dan 37 Rukun Tetangga (RT).

Adapun dusun-dusun tersebut adalah Dusun Cikareo, Dusun Slagombong, Dusun

Cikujang, dan Dusun Babakan Garut. Untuk lebih jelasnya mengenai letak dusun-

dusun tersebut dapat dilihat pada peta Desa Sukaresmi yang terdapat pada

lampiran.

Page 36: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

20

Jarak Orbitasi dari desa ke Ibukota Kecamatan sejauh 3 km, ke Ibukota

Kabupaten 29 km, dan ke Ibukota Propinsi sejauh 63 km yang kesemuanya dapat

ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum.

Topografi dan Tipologi

Desa Sukaresmi memiliki bentang lahan berbukit dengan ketinggian diatas

permukaan laut antara 750-800 mdpl dan kemiringan lereng dari 15 % sampai

dengan lebih dari 45 %. Dengan demikian wilayah ini secara potensial merupakan

sumber bahaya erosi sehingga diperlukan penanganan khusus untuk mencegah

terjadinya erosi. Tipologi Desa Sukaresmi tergolong pada desa dataran tinggi, hal

ini dapat dilihat dari tingginya letak Desa Sukaresmi dari permukaan laut.

Iklim

Desa Sukaresmi mempunyai iklim tropis yang dipengaruhi angin muson

yang dapat dibedakan antara musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan

terjadi pada bulan November hingga April, dan musim kemarau terjadi pada bulan

Mei hingga Oktober. Curah hujan tahunan menurut Daftar Isian Potensi Desa

Tahun 2005 adalah 3300 mm dengan jumlah hari hujan 180 hari atau selama 6

bulan dan suhu rata-rata tahunan 24º C.

Keadaan Sosial Ekonomi

Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Sukaresmi pada tahun 2005 adalah 6.216 jiwa

yang terdiri dari laki-laki sebanyak 3.114 jiwa dan perempuan sebanyak 3.102

jiwa. Sedangkan jumlah kepala keluarga yang ada di Desa Sukaresmi adalah

1.725 Kepala Keluarga. Data penduduk Desa Sukaresmi berdasarkan kelompok

umur dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 37: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

21

< 30 tahun

30-59 tahun

> 59 tahun

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

No Kelompok Umur Jumlah Penduduk

1.

2.

3.

4.

5.

6.

0-11 bulan

1-14 tahun

15-29 tahun

30-44 tahun

45-59 tahun

> 59 tahun

142

2284

1520

751

1450

108 Sumber : Data Potensi Desa 2005

Secara keseluruhan rata-rata petani di Desa Sukaresmi berumur 52 tahun

dengan sebaran umur yang beragam dari 27 tahun sampai dengan 71 tahun.

Sebaran umur ini dibagi menjadi tiga golongan, yaitu petani berusia muda dengan

umur kurang dari 30 tahun, petani berusia sedang dengan umur 30 tahun sampai

59 tahun, dan petani berusia tua dengan umur 59 tahun ke atas.

13,33 % 6,67 %

80%

Gambar 1. Diagram Pie Persentase Sebaran Umur Petani

Pada gambar dapat dilihat bahwa petani berusia sedang memiliki

persentasi paling besar yaitu sebesar 80%, petani berusia tua 13,33 % dan petani

berusia muda sebesar 6,67 %. Kecilnya persentasi petani berusia muda

dikarenakan kebanyakan dari mereka pada umur kurang dari 30 tahun, masih

berada dibawah tanggungan keluarga dan belum menjadikan bertani sebagai mata

pencaharian pokoknya. Mereka lebih suka melakukan pekerjaan lain seperti

mengojek disamping kegiatan bertani. Pada umur 61 tahun ke atas, para petani

mulai mewariskan lahannya kepada anak-anaknya. Walaupun ada sebagian petani

berusia tua yang masih meneruskan kegiatan bertaninya pada lahan milik ataupun

Page 38: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

22

Jumlah tanggungan 20rangJumlah tanggungan 30rangJumlah tanggungan 40rangJumlah tanggungan 50rangJumlah tanggungan 60rangJumlah tanggungan 70rangJumlah tanggungan10 0rang

garapan, namun jumlahnya sedikit dan lahan yang digarapnya pun tidak seluas

pada saat berusia sedang.

Mereka yang berusia muda dan sedang adalah kelompok yang aktif dalam

melakukan pertemuan-pertemuan dalam berbagai bidang baik pertanian atau

kehutanan yang diadakan pemerintah maupun swasta, sehingga mereka adalah

kelompok yang potensial untuk menerima pengarahan-pengarahan maupun

inovasi baru.

Masing-masing petani mempunyai tanggungan yang berbeda-beda dengan

jumlah berkisar antara 0 sampai dengan 10 orang dalam satu rumah tangga. Dari

gambar diagram pie diketahui petani yang mempunyai jumlah tanggungan

keluarga berjumlah 3 orang adalah yang terbesar yaitu 33,33 %, jumlah

tanggungan keluarga sebanyak 5 orang sebesar 20 %, jumlah tanggungan keluarga

sebanyak 6 orang sebesar 16,67 %, jumlah tanggungan keluarga sebanyak 4 orang

sebesar 13,33 %, jumlah tanggungan keluarga sebanyak 2 dan 7 orang sebesar

6,67 % dan jumlah tanggungan keluarga sebanyak 10 orang sebesar 3,33 %.

3,33% 6,67% 6,67% 16,67% 33,33%

20% 13,33%

Gambar 2. Diagram Pie Persentase Jumlah dan Komposisi Keluarga Petani

Rata-rata jumlah tanggungan petani adalah sebanyak tiga orang, yaitu satu

orang istri dan satu orang anak. Sedikitnya jumlah tanggungan keluarga petani

disebabkan karena anak yang sudah menikah dan tak lagi menjadi tanggungan

orang tua, selain itu ada pula pasangan yang baru menikah yang baru memiliki

Page 39: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

23

Tidak tamat SDTamat SDTamat SMPTamat SMA

satu orang anak. Anak-anak yang menjadi tanggungan petani umumnya adalah

anak-anak yang berada pada masa pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari

biasanya istri dan anak-anak petani turut serta dalam mengelola usaha tani.

Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Sukaresmi tergolong rendah,

dikarenakan kebanyakan dari mereka hanya mengenyam pendidikan hingga

tingkat Sekolah Dasar (SD), bahkan banyak diantaranya tidak menamatkan

sekolahnya. Data hingga tahun 2005 menunjukkan sebanyak 506 jiwa belum

sekolah, 55 jiwa pernah sekolah SD tetapi tidak tamat, 400 jiwa tamat SD, 356

jiwa tamat SMP, 207 jiwa tamat SMU, 32 jiwa Perguruan Tinggi dan sisanya

tidak bersekolah.

Penelitian menunjukkan bahwa 20 % masyarakat tidak mengenyam

bangku pendidikan dasar hingga tamat, 63,3 % berpendidikan Sekolah Dasar

(SD), 6,67% berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 10 %

berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagaimana yang disajikan pada

Gambar 3.

6,67 % 10% 20%

63,33%

Gambar 3. Diagram Pie Persentase Tingkat Pendidikan Petani Dari gambar terlihat bahwa tingkat pendidikan petani di Desa Sukaresmi

termasuk dalam golongan tingkat berpendidikan rendah. Hal ini juga terlihat dari

minimnya lembaga pendidikan yang ada di daerah tersebut. Desa Sukaresmi

hanya memiliki lima buah lembaga pendidikan Sekolah Dasar dengan jumlah

guru sebanyak 20 orang dan jumlah murid sebanyak 750 orang. Untuk dapat

Page 40: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

24

melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, masyarakat harus menempuh

jarak yang lebih jauh antara 5-10 Km dari Kantor Desa dengan biaya perjalanan

yang lebih tinggi pula.

Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melanjutkan pendidikan

membuat masyarakat mengurungkan niat untuk menyekolahkan anaknya ke

tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Namun ada pula beberapa petani besar yang

dapat menyekolahkan anaknya hingga ke Perguruan Tinggi.

Mata Pencaharian Penduduk

Penduduk Desa Sukaresmi sebagian besar memiliki mata pencaharian

sebagai buruh tani yaitu sebanyak 1.833 jiwa, atau 67,12 % dan petani sebanyak

638 jiwa atau sebesar 23,36 %. Selain itu ada pula buruh tani atau petani yanng

mempunyai pekerjaan lainnya disamping kegiatan bertaninya seperti mengojek

atau beternak. Secara terperinci distribusi mata pencarian penduduk Desa

Sukaresmi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukaresmi

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk %-tase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Petani Buruh tani Buruh swasta Pegawai negeri Pengrajin Pedagang Peternak Montir Supir Ojek TNI/Polri

638 1833 35 20 20 60 35 4 15 65 6

23,36 67,12 1,28 0,73 0,73 2,20 1,28 0,15 0,55 2,38 0,22

Jumlah 2731 100.0 Sumber : Data Potensi Sumberdaya Manusia Desa Sukaresmi Tahun 2005

Pemilikan Lahan

Secara umum pemilikan lahan di Desa Sukaresmi tergolong sedang yaitu

berkisar antara 0,1 sampai 5 ha untuk lahan sawah, dan 0,1 sampai lebih dari 10

ha untuk lahan ladang atau kebun. Jarang di dalam suatu rumah tangga memiliki

Page 41: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

25

lahan melebihi luas 5 ha. Secara relatif petani di Desa Sukaresmi dapat dibedakan

kedalam tiga kategori pemilikan lahan :

a. Petani besar, kelompok minoritas dengan kepemilikan lahan yang sangat luas

yaitu > 2,0 ha.

b. Petani menengah, dengan pemilikan lahan yang sedang yaitu 1,0-2,0 ha, dan

c. Petani kecil, yaitu mereka yang hanya mempunyai sedikit lahan (< 1,0 ha) atau

mungkin sama sekali tidak mempunyai lahan namun bekerja sebagai buruh tani.

Kelompok terakhir merupakan kelompok yang paling besar jumlahnya.

Aspek luas lahan merupakan suatu hal yang perlu diketahui untuk

menganalisis hubungannya dengan pola tanam dan pemilihan jenis tanaman

tertentu pada lahan yang dikelolanya. Berdasarkan hasil pengelolaan data primer,

diketahui bahwa sebagian besar petani memiliki luas lahan antara 0,6 sampai

dengan 1 ha yaitu sebesar 33,33 % dan 0,0 ha sampai dengan 0,5 ha sebesar 26,67

%. Secara terperinsi luas lahan yang dimiliki petani di Desa Sukaresmi dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Luas Lahan yang Dimiliki Petani

No Luas lahan yang digarap Jumlah petani %-tase

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

0,0 – 0,5 ha

0,6 – 1,0 ha

1,1 – 1,5 ha

1,6 – 2,0 ha

2,1 – 2,5 ha

2,6 – 3,0 ha

> 3,0 ha

8

10

5

3

1

2

1

26,67

33,33

16,67

10

3,33

6,67

3,33

Jumlah 30 100,0 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Untuk status lahan yang dikelola, sebagian besar merupakan lahan garapan

dimana pemilik lahan berada di luar kota yang umumnya berada di Jakarta dan

Bogor. Lahan dengan status garapan ini memiliki jumlah persentase paling besar

yaitu sebesar 26,67 %. Sedangkan lainnya, lahan milik sendiri sebesar 23,33 %,

lahan sewa sebesar 16,67 %, lahan yang dikelola petani dengan sebagian milik

Page 42: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

26

Milik Sendiri

Sewa

Garapan

Milik Sendiri danSewaMilik Sendiri danGarapan

sendiri dan sebagian sewa sebesar 6,67 % dan lahan yang dikelola petani dengan

sebagian milik sendiri dan sebagian lahan garapan sebesar 26,67 %. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram pie dibawah ini.

26,67 % 23,33 %

6,67% 16,67% 26,67%

Gambar 4. Diagram Pie Persentase Status Kepemilikan Lahan

Penelitian menunjukkan hanya sebesar 3,33 % yang menyatakan pola

tanam dan jenis tanaman yang ditanam dilakukan berdasarkan perintah dari

pemilik lahan, sedangkan sisanya berdasarkan keinginan dari penggarap. Hal ini

terjadi karena pemilik lahan mempercayakan sepenuhnya lahan yang dimilikinya

kepada si penggarap. Bahkan ada beberapa pemilik lahan yang tidak mengambil

bagi hasilnya, mereka hanya menginginkan lahannya dikelola agar tidak

terbengkalai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di Desa Sukaresmi penguasaan

lahan tidak berpengaruh terhadap pola tanam dan pemilihan jenis tanaman yang

ditanam.

Pendapatan Masyarakat

Tingkat pendapatan merupakan besarnya pendapatan yang diterima

masyarakat sebelum dikurangi biaya sehari-hari. Tingkat pendapatan masyarakat

diukur berdasarkan tiga tingkatan, yaitu masyarakat berpendapatan rendah dengan

penghasilan rata-rata per bulan kurang dari Rp.500.000,00, masyarakat

berpendapatan sedang dengan jumlah penghasilan per bulan antara Rp.500.000,00

sampai dengan Rp.1.000.000,00, dan masyarakat berpenghasilan tinggi dengan

jumlah penghasilan per bulan lebih dari Rp.1000.000,00.

Page 43: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

27

Pendapatan per bulan< Rp.500.000,00

Pendapatan per bulanRp.500.000,00 -Rp.1.000.000,00Pendapatan per bulan> RP.1.000.000,00

Berdasarkan pengolahan data primer yang dilakukan diketahui bahwa

tingkat pendapatan masyarakat di Desa Sukaresmi tergolong pada masyarakat

berpendapatan rendah. Pada gambar diagram pie dapat dilihat mereka yang

berpendapatan kurang dari Rp.500.000,00 mencapai setengah dari jumlah

informan yaitu sebesar 50 %, masyarakat berpendapatan antara Rp.500.000,00

sampai dengan Rp.1.000.000,00 sebesar 33,33%, dan masyarakat yang

berpendapatan lebih dari Rp.1000.000,000 sebesar 16,67%.

16,67% 50%

33,33%

Gambar 5. Diagram Pie Persentase Pendapatan Masyarakat

Page 44: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persepsi Masyarakat

Persepsi Masyarakat Mengenai Kualitas Sub DAS Cikundul

Kriteria yang digunakan masyarakat dalam memberikan persepsinya

mengenai kualitas Sub DAS Cikundul adalah berdasarkan pengamatan dan

kenyataan yang mereka alami sehari-hari. Sebagian besar masyarakat

mempersepsikan DAS adalah sungai, berbeda dengan konsep DAS dimana DAS

merupakan kawasan yang mengalirkan air yang jatuh di atasnya ke dalam suatu

sistem aliran sungai yang mengalir dari hulu menuju danau atau lautan. Hanya

36,67 % dari masyarakat (walaupun tidak secara eksplisit) menunjukkan bahwa

DAS adalah kawasan yang berada di sekitar sungai yang dapat menyerap air dan

mengalirkannya ke sungai. Sedangkan 13,33 % masyarakat lainnya menyatakan

tidak tahu mengenai DAS. Hal ini dapat terjadi melihat rendahnya tingkat

pendidikan masyarakat di Desa Sukaresmi dimana sebagian besar masyarakat

hanya mengenyam pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar (SD), bahkan

banyak pula yang tidak menamatkan sekolahnya, sehingga rendah pula tingkat

pengetahuannya.

Masyarakat yang mengidentikkan DAS dengan sungai beralasan karena

nama Sub DAS Cikundul diambil berdasarkan nama sungainya yaitu sungai

Cikundul, sehingga mereka beranggapan bahwa Sub DAS Cikundul sama dengan

sungai Cikundul. Sedangkan masyarakat yang mengerti mengenai Daerah Aliran

Sungai sebagian besar adalah anggota kelompok tani yang aktif dalam berbagai

kegiatan yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta. Sehingga mereka

mendapatkan pengetahuan mengenai DAS dari penyuluhan dan pelatihan yang

mereka ikuti.

Page 45: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

29

Tabel 6. Persepsi Masyarakat Mengenai Pengertian DAS

No Pengertian DAS Jml Penduduk %-tase

1.

2.

3.

Sungai

Kawasan disekitar aliran

sungai

Tidak tahu

15

11

4

50

36,67

13,33

Jumlah 30 100,0 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Dilihat dari keadaan tutupan lahan, infiltrasi air, erosi, dan endapan atau

sedimentasinya, 60 % dari masyarakat menyatakan bahwa Sub DAS Cikundul

saat ini dalam keadaan rusak, sedangkan 40 % dari masyarakat beranggapan

kondisi Sub DAS Cikundul tergolong dalam keadaan agak rusak.

Sub DAS Cikundul digolongkan dalam kategori rusak karena sebagian

besar lahan sudah tidak tertutup akibat pembakaran lahan oleh masyarakat dan

tidak diolahnya lahan dikarenakan tidak jelas pemiliknya, selain itu erosi yang

terjadi mengakibatkan banyak tanah yang terbawa pada musim penghujan dan

banjir seringkali terjadi dikarenakan pendangkalan sungai dan tersumbatnya

saluran air oleh tanah maupun lumpur dan kurang terserapnya air oleh tanah.

Sedangkan masyarakat yang menggolongkan Sub DAS Cikundul dalam kategori

agak rusak beralasan bahwa walaupun banyak lahan yang terbuka, namun masih

terdapat lahan yang masih tertutup, terdapat pepohonan di dalamnya dan tanahnya

masih bisa diolah. Pada musim penghujan, pernah terjadi banjir yang diakibatkan

oleh pengendapan tanah atau lumpur, namun hal ini hanya terjadi apabila hujan

yang turun tergolong deras dan turun secara terus menerus.

Page 46: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

Baik (sae) Ada areal kosong, namun masih Tutupan lahan sedang bisa di olah Masih terdapat pepohonan Kondisi Sub DAS Agak Rusak (rada resak) (tangkal kai)

Cikundul Banyak lahan terbuka tetapi banyak pula lahan tetutup Infiltrasi air sedang Erosi sedikit Endapan (sedimentasi)

sedikit Banyak lahan tidak ditanami karena status guntai

Tutupan lahan sedang Pembukaan lahan oleh masyarakat dengan pembakaran

Rusak (resak) Infiltrasi air sedikit Air (cai) langsung turun jika hujan

Erosi besar Banyak tanah (taneuh) yang Terbawa air (cai) hujan Endapan (sedimentasi) banyak

Gambar 6. Persepsi Masyarakat Mengenai Sub DAS Cikundul

Page 47: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

31

Dari setiap pandangan yang diberikan oleh masyarakat baik masyarakat

yang menggolongkan Sub DAS Cikundul dalam kategori rusak maupun agak

rusak, seluruh pandangan berorientasi pada lahan yang terdapat di Sub DAS

Cikundul dibandingkan keadaan air yang akan dihasilkannya jika DAS mengalami

kerusakan. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat (93,33%) memiliki

mata pencaharian pokok sebagai petani. Dan dalam bertani mereka memerlukan

lahan untuk melakukan kegiatannya. Air dibutuhkan petani untuk mengairi

sawahnya dan air juga merupakan bagian dari sistem pertanian, namun lahan

adalah kebutuhan pokok dalam pertanian.

Jika Sub DAS Cikundul mengalami kerusakan seluruh masyarakat akan

merasakan kerugian. Kerugian-kerugian yang dirasakan penduduk Desa

Sukaresmi saat ini dengan semakin menurunnya kondisi Sub DAS Cikundul

diantaranya adalah turunnya lumpur pada aliran sungai di musim penghujan yang

dapat mengakibatkan banjir dan tertutupnya sawah oleh lumpur sehingga

pertumbuhan padi menjadi tidak baik, dan erosi yang terjadi pada tanah terbuka

dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor. Penduduk Desa Sukaresmi yang

memiliki ketergantungan terhadap mata air dalam kehidupan sehari-harinya juga

merasakan kerugian-kerugian dari menurunnya kondis Sub DAS Cikundul, karena

air yang dahulu berwarna bening pada saat ini mulai menjadi keruh dikarenakan

tercampur tanah yang terdegradasi. Pada musim kemarau persediaan air mulai

berkurang, hal ini ditandai dengan surutnya sungai-sungai yang ada di sekitar

Desa Sukaresmi sehingga banyak sawah yang mengalami kekeringan.

Menurunnya kondisi Sub DAS Cikundul mengakibatkan menurun pula

kualitas air yang dihasilkannya, yaitu air menjadi keruh dan berlumpur. Akibat

menurunnya kualitas air, petani di Desa Sukaresmi banyak mengalami kerugian

dalam mengelola lahannya, diantaranya adalah kerugian akibat hasil panen yang

tidak memadai, lahan pertanian yang rusak karena banjir atau terendam lumpur

dan sulitnya untuk bercocok tanam pada lahan yang telah terkena lumpur maupun

yang mengalami kekeringan karena memerlukan waktu lebih lama dalam

pengelolaannya. Selain itu, kualitas air yang tidak baik dapat menimbulkan

timbulnya berbagai penyakit pada masyarakat yang menggunakannya untuk

Page 48: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

32

kegiatan sehari-hari seperti mandi dan memasak. Penyakit yang seringkali dialami

masyarakat adalah sakit perut dan penyakit kulit.

Persepsi Masyarakat Mengenai Fungsi Sub DAS Cikundul

Sub DAS Cikundul memiliki manfaat bagi seluruh masyarakat, manfaat

terbesarnya ialah untuk lahan pertanian terutama sawah, dan manfaat lainnya yaitu

untuk pemukiman, pengairan, penghasil sumber air, kolam, pembangkit listrik,

dan untuk kehidupan sehari-hari. Salah seorang penduduk yang termasuk dalam

kelompok tani Mekar Tani di Dusun Cikujang mengatakan :

“Nya Sub DAS Cikundul ieu mah pasti seer manfaatna atuh Ai, diantarana teh kanggo pengairan, kanggo ngadamel bumi, kanggo serang, pokokna macem-macemlah manfaatna”.(Sub DAS Cikundul ini mempunyai banyak manfaat Dik, diantaranya untuk pengairan, untuk pemukiman, untuk sawah, intinya macam-macamlah manfaatnya).

Berikut merupakan manfaat dari Sub Daerah Aliran Sungai Cikundul

sebagaimana yang dinyatakan oleh penduduk Desa Sukaresmi yang disajikan

Tabel 7.

Tabel 7. Persepsi Masyarakat Mengenai Manfaat Sub DAS Cikundul

No Manfaat Frekuensi %-tase

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Untuk lahan pertanian

Untuk pemukiman

Untuk pengairan

Pembangkit listrik

Sehari-hari

Sumber air bersih

Kolam

27

5

4

1

9

4

1

52,94

9,80

7,84

1,96

17,65

7,84

1,96

Jumlah 51 100.0 Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan

Dari Tabel diketahui mayoritas penduduk Desa Sukaresmi yaitu 52,94 %

berpandangan bahwa fungsi DAS adalah untuk lahan pertanian. Hal ini

disebabkan karena sebagian besar lahan yan terdapat di Sub DAS Cikundul

Page 49: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

33

dimanfaatkan untuk areal pertanian dan sebanyak 93,33 % penduduknya memiliki

mata pencaharian pokok sebagai petani. Dengan bertani penduduk Desa

Sukaresmi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan berharap dapat

meningkatkan kesejahteraannya walaupun pada kenyataannya 50 % penduduk

Desa Sukaresmi tergolong pada masyarakat berpendapatan rendah dengan

penghasilan per bulan kurang dari Rp. 500.000,00.

Pengelolaan ekosistem DAS yang baik dan benar dapat menjamin

keberlangsungan tata air, salah satunya adalah menjamin keberlangsungan air

sungai. Desa Sukaresmi adalah desa yang kaya akan air terutama air sungai, dan

sebagian besar penduduknya memiliki kepentingan terhadap air tersebut.

Penduduk Desa Sukaresmi memanfaatkan air sungai dalam kehidupannya

diantaranya untuk mengairi sawah, persediaan air bersih, pembangkit lisrik,

bahkan ada yang memanfaatkannya untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi dan

mencuci. Namun, semakin menurunnya kondisi Sub DAS Cikundul menyebabkan

menurun pula kualitas air yang dihasilkan. Air yang dihasilkan saat ini sudah

tidak memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari seperti

mandi, mencuci dan memasak. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih,

penduduk Desa Sukaresmi melakukan penyadapan langsung ke sumbernya yaitu

mata air yang berada di atas bukit dengan menggunakan pipa yang ditanam di

dalam tanah yang langsung mengalirkan air ke rumah-rumah. Namun, tidak

semua penduduk dapat melakukan hal serupa. Karena keterbatasan ekonomi,

masih ada beberapa penduduk yang tetap menggunakan air sungai untuk

memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Tabel 8. Persepsi Masyarakat Mengenai Kegunaan Air Sungai

No Kegunaan Air Sungai Frekuensi %-tase

1.

2.

3.

4.

Sehari-hari sperti mandi, mencuci, dan memasak

Mengairi sawah

Persediaan air bersih

Listrik

21

28

2

1

40,38

53,85

3,85

1,92

Jumlah 52 100

Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan

Page 50: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

34

Persepsi Masyarakat Mengenai Pengelolaan Sub DAS Cikundul

Tujuan utama pengelolaan DAS ialah tercapainya suatu keadaan dalam

DAS yang memungkinkan terlaksananya keadaan tata air yang baik dalam hal ini

hasil air yang optimum, dipandang dari aspek kuantitas, kualitas, dan regimen

(timing). Agar dapat mengendalikan hasil air, perlu pula pengendalian aspek-

aspek tersebut (Manan, 1995).

Tidak dikelolanya DAS dengan baik akan menyebabkan DAS menjadi

rusak. Hal ini dapat menimbulkan kerugian baik pada masyarakat maupun kepada

pemerintah. Pandangan masyarakat mengenai kerugian yang akan di alaminya

jika DAS mengalami kerusakan hampir merata di setiap Dusun yang ada di Desa

Sukaresmi, karena hal ini seringkali mereka alami dalam kehidupan sehari-

harinya. Kerugian-kerugian tersebut antara lain pada musim hujan air menjadi

keruh dan berlumpur, terjadi erosi, tanah longsor, dan banjir. Lain halnya dengan

pandangan masyarakat mengenai kerugian yang dialami pemerintah. Setiap

individu memberikan pandangan yang berbeda, ada yang berpandangan positif

ada pula yang berpandangan negatif. Salah seorang penduduk mengatakan :

“Pami Daerah Aliran Sungai Rusak, Pemerintah mah moal dirugikeun atuh, da Pemerintah mah moal terang masyarakat untung atanapi rugi dina hasil pertanianna. Pemerintah mah terangna masyarakat mayar pajak weh unggal tahun. Pami masyarakat gagal panen ge moal mungkin mereun pajak dihapuskeun”. (Jika Daerah Aliran Sungai rusak, Pemerintah tidak akan dirugikan karena Pemerintah tidak tahu masyarakt untung atau rugi dari hasil pertaniannya. Pemerintah hanya tahu masyarakat membayar pajak tiap tahun. Jika masyarakat gagal panen, Pemerintah juga tidak akan mungkin mengahapuskan pajaknya (pajak yang dimaksud PBB) kan).

Seorang informan lain mengatakan :

“Pemerintah nya pasti dirugikeun atuh, siga ayeuna aya Sekolah Lapang kanggo penghijauan ti Dinas PKT jeung ESP-USAID pan eta teh butuh biaya ageung. Sabab petani mah alim ngiring pami teu aya acisna mah ngarugi-rugikeun waktos wae, jeung petani oge pan butuh biaya kanggo ngahirupan keluargana. (Pemerintah tentu akan dirugikan, seperti sekarang dimana ada program Sekolah Lapang untuk penghijauan dari Dinas PKT dan ESP-USAID itu kan butuh biaya besar. Karena petani tidak akan ikut jika tidak ada uangnya. Petani juga kan butuh biaya untuk menghidupi keluarga).

Page 51: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

35

Pandangan negatif ditujukan kepada pemerintah karena masyarakat

merasa selama ini pemerintah tidak memperhatikan keberadaan masyarakat kecil

seperti mereka. Bantuan yang selama ini diharapkan turun kepada mereka tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan, sementara kebutuhan ekonomi semakin

meningkat seiring dengan naiknya harga-harga. Distribusi mengenai pandangan

masyarakat mengenai kerugian yang dialami masyarakat dan pemerintah disajikan

pada Tabel 9.

Tabel 9. Persepsi Masyarakat Mengenai kerugian yang Timbul Akibat

Rusaknya Sub DAS Cikundul No Kerugian yang dialami Frekuensi %-tase

1. Masyarakat

• Tidak ada

• Air berlumpur

• Air menjadi keruh

• Terjadi Erosi

• Persediaan air berkurang

• Tanah longsor

• Berkurangnya kesuburan tanah

• Terjadi banjir

• Pertumbuhan tanaman jelek

• Lahan menjadi tidak tergarap

1

18

10

6

7

7

1

4

3

1

1,72

31,03

17,24

10,34

12,07

12,07

1,72

6,90

5,17

1,72

Jumlah 58 100.0

2. Pemerintah

• Tidak ada

• PBB terhambat

• Tambahan biaya rehabilitasi dan

pembangunan

• Listrik terganggu

• Tidak bisa mengembangkan

masyarakat

4

11

15

1

1

12,50

34,38

46,88

3,12

3,12

Jumlah 32 100.0

Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan

Page 52: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

36

Untuk mengatasi kerusakan Sub DAS Cikundul, masyarakat merasa perlu

diadakannya penanaman jenis tanaman berkayu seperti sengon, kayu afrika,

gmelina, atau tanaman kehutanan lainnya di lahan-lahan atau areal yang selama

ini kosong dan di sela-sela tanaman pertanian mereka sesuai dengan program

yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Hanya sebesar 3,33 % dari masyarakat

yang merasa tidak perlu melakukan apa-apa melihat kondisi Sub DAS Cikundul

saat ini dikarenakan keterbatasan dana.

Pola tanam yang diterapkan di Desa Sukaresmi adalah tumpang sari,

agroforestry dan monokultur pangan. Jenis tanaman yang dipilih hampir merata di

seluruh Dusun yang ada di Desa Sukaresmi seperti jagung, cabe rawit, cabe

merah, cabe keriting, singkong, talas, kacang-kacangan, mentimun, tomat, dan

bakung. Sedangkan untuk tanaman berkayunya jenis tanaman yang ditanam ialah

sengon, kayu afrika, dan buah-buahan seperti kedondong, rambutan, durian,

jengkol, petai, dan kopi. Setengah dari masyarakat percaya bahwa pola tanam dan

pemilihan jenis tanaman mempengaruhi kualitas Sub DAS Cikundul karena pola

tanam dan pemilihan jenis tanaman yang tepat dapat mengurangi erosi,

meningkatkan ketersediaan sumber air, mencegah terbawanya lumpur dan tanah,

dan meningkatkan bahan organik. Sedangkan 40 % masyarakat lainnya

mengatakan bahwa pola tanam dan pemilihan jenis tanaman tertentu tidak

berpengaruh terhadap kualitas Sub DAS Cikundul karena untuk mengatasi

masalah kerusakan DAS dapat menggunakan sistem tegalan. Selain itu mereka

juga mengatakan bahwa yang mempengaruhi kualitas DAS adalah iklim.

Sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu apakah pola tanam dan pemilihan jenis

tanaman yang ditanam akan berpengaruh terhadap kualitas DAS.

Persepsi Masyarakat Mengenai Peran Para Pihak dalam Pengelolaan Sub

DAS Cikundul

Dalam sebuah DAS atau Sub DAS terdapat berbagai macam penggunaan

lahan seperti persawahan, pemukiman, hutan konservasi, hutan produksi, hutan

lindung, kolam dan tambak, penggembalaan, perkebunan, perkantoran, dan lain

sebagainya. Maka, sudah sepantasnyalah pengelolaan DAS diserahkan kepada

seluruh masyarakat baik masyarakat pengguna lahan maupun pemerintah, karena

Page 53: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

37

masyarakat dan pemerintah adalah manusia yang juga bagian dari ekosistem DAS

dan telah memanfaatkan semua sumber daya alam yang terdapat didalamnya.

Tabel 10. Persepsi Masyarakat Mengenai Peran Masyarakat dan Pemerintah

dalam Mengelola Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikundul No Peran Masyarakat Peran Pemerintah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Ikut kegiatan penanaman

Memelihara lahan

Mentaati peraturan pemerintah

Pelaksana

Pengelola

Memelihara Daerah Aliran Sungai

Mendorong masyarakat

Memberi bibit

Memberi modal

Memberi dukungan dan anjuran

Penyuluhan

Diskusi dengan masyarakat

Perlindungan

Mengadakan program

Pembinaan dan Controlling Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Dari pernyataan-pernyataaan diatas, semua pernyataan menuju pada satu

titik dimana masyarakat berperan sebagai pelaksana utama yang berperan aktif

dalam melakukan pengelolaan Sub DAS Cikundul seperti menanam, memelihara

lahan dan melaksanakan program-program pemerintah, dan pemerintah berperan

sebagai fasilitator yang mengarahkan masyarakat melalui program-programnya,

memberi bantuan dana dan pengarahan serta controlling atau pengawasan kepada

masyarakat agar pengelolaan DAS dapat berjalan dengan baik.

Sementara ini pihak pemerintah seperti Dinas Kehutanan, Dinas

Perhutanan dan Konservasi Tanah (PKT), Perhutani, dan Dinas Pertanian dibantu

oleh pihak swasta seperti ESP-USAID, perguruan tinggi seperti Institut Pertanian

Bogor (IPB) dan Universitas Winaya Mukti (UNWIM) telah mengarahkan

masyarakat dalam mengelola ekosistem DAS dengan program-programnya

seperti Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) pada tahun 2003,

Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM), Sekolah Lapang (SL) mengenai

penghijauan, dan lain-lain. Namun, kurangnya pengawasan kepada masyarakat

membuat kegiatan tersebut tidak berjalan sesuai tujuan, seperti banyaknya pohon

yang mengalami kematian pada program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Page 54: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

38

(GERHAN) pada tahun 2003. Oleh karena itu, peran pemerintah sebagai

pengawas perlu lebih ditingkatkan dan dilakukan secara terus menerus tidak

hanya pada saat kegiatan dilaksanakan tetapi juga setelah kegiatan dilaksanakan,

dan masyarakat sebagai pelaksana perlu lebih diarahkan agar setiap program

dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.

Walaupun begitu masih ada sebesar 3,33 % masyarakat mengatakan

selama ini pemerintah belum pernah mengajak masyarakat melakukan

pengelolaan DAS bahkan 3,33 % lainnya tidak mengetahui keberadaan

pemerintah dalam pengelolaan ekosistem DAS.

Dinas PKT Dinas Kehutanan Ada Dinas Pertanian (93,33%) Perhutani Keikutsertaan Tidak ada Pemerintah (3,33%) Tidak tahu (3,33%) Gambar 7. Persepsi Masyarakat Mengenai Keikutsertaan Pemerintah dalam

Pengelolaaan Ekosistem Sub DAS Cikundul

Persepsi Masyarakat Mengenai Pengorganisasian Petani

Aturan yang jelas mengenai pengelolaan DAS diperlukan untuk menjamin

tercapainya tujuan pengelolaan DAS. Aturan tersebut antara lain mewajibkan

masyarakat untuk menanam jenis tanaman berkayu pada sela-sela tanaman

pertaniannya, tidak membuka lahan pada kanan kiri sungai dengan batas 100 m

dari sisi sungai, dan tidak menebang hutan baik untuk pembukaan lahan maupun

diambil kayunya. Pengetahuan mengenai pengelolaan DAS saat ini memang telah

ada, namun pengetahuan ini belum banyak diketahui oleh masyarakat melainkan

hanya kalangan terdidik saja, sehingga diperlukan kegiatan-kegiatan yang dapat

meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya DAS. Peraturan

yang ada diharapkan tidak hanya menguntungkan pemerintah dan berbentuk

Page 55: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

39

himbauan saja, melainkan berupa aturan yang jelas dan mengikat masyarakat

serta dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat.

Keberadaan organisasi yang begerak dalam pengelolaan DAS saat ini

diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya DAS.

Adapun diperlukannya organisasi tersebut menurut pandangan masyarakat adalah:

1. Untuk menyatukan suara para petani

2. Menggerakkan masyarakat dalam menjalankan suatu program

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat

4. Mengarahkan masyarakat

5. Mengatasi masalah-masalah lingkungan

6. Mendekatkan antar anggota

7. Menjalin kerjasama petani dan pemerintah, dan

8. Mencapai tujuan bersama.

Adanya organisasi yang dapat menggerakkan masyarakat untuk

melakukan pengelolaan DAS dengan baik dan benar dapat memperbaiki kondisi

DAS menuju kondisi yang lebih baik dan dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya DAS.

Lebih dari setengah masyarakat atau sebesar 66,67 % masyarakat

berpendapat bahwa yang berhak menjadi anggota organisasi tersebut hanyalah

masyarakat dalam hal ini petani, sedangkan 33,33 % lainnya menginginkan

masyarakat dan pemerintah yang menjadi anggota dari organisasi tersebut.

Walaupun terdapat perbedaan, namun maksud dari semua masyarakat hampir

serupa dimana masyarakat yang menyatakan bahwa cukup masyarakat saja yang

menjadi anggota perkumpulan menginginkan pemerintah berperan sebagai

pengawas dan pemberi bantuan baik dana maupun bantuan lainnya. Sedangkan

masyarakat lainnya menginginkan selain pengawasan serta bantuan, pemerintah

juga harus ikut memberikan teladan kepada masyarakat dengan ikut serta dalam

setiap kegiatan yang dilaksanakan masyarakat.

Page 56: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

40

Pemerintah berperan

Masyarakat sebagai pengawas

Pemerintah sebagai

pemberi bantuan

Anggota Perkumpulan

Pemerintah harus ikut serta

Masyarakat dan kegiatan masyarakat

Pemerintah Pemerintah harus

memberikan teladan

Gambar 8. Pandangan Masyarakat Mengenai Anggota Perkumpulan atau Organisasi yang Bergerak di Bidang Lingkungan.

Perilaku Masyarakat

Tindakan dalam Pengelolaan Sub DAS Cikundul

Perilaku merupakan tindakan manusia yang didasari oleh persepsi dan

faktor lainnya seperti lingkungan. Persepsi yang benar terhadap suatu objek

diperlukan karena persepsi merupakan dasar pembentukkan sikap dan perilaku.

Bahkan Harihanto (2001) secara tegas mengatakan tidak ada perilaku tertentu

tanpa persepsi, perilaku adalah hasil persepsi. Dengan demikian perilaku tertentu

terhadap lingkungan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap lingkungan tersebut.

Dari 60 % masyarakat yang menyatakan Sub DAS Cikundul dalam

kategori rusak, hanya 55,55 % yang telah turut serta dalam pengelolaan ekosistem

Sub DAS Cikundul. Sedangkan 40% masyarakat yang menyatakan Sub DAS

Cikundul dalam kategori agak rusak, 75 % diantaranya telah turut serta dalam

pengelolaan Sub DAS Cikundul. Adapun keikutsertaan mereka dalam

pengelolaan Sub DAS Cikundul dilakukan dengan cara melakukan kegiatan-

kegiatan seperti menanam tanaman berkayu, mengikuti kegiatan atau program

pemerintah seperti Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) dan

Rehabilitasi Hutan dan Lahan Partisipatif (RHLP), melakukan konservasi tanah

dengan membuat teras bangku, dan melakukan pola tanam agroforestry pada

Page 57: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

41

lahan yang diusahakannya. Sedangkan masyarakat lainnya belum turut andil

dalam pengelolaan Sub DAS Cikundul dikarenakan alasan-alasan tertentu, antara

lain :

Faktor Ekonomi

- Mereka lebih memilih menanam tanaman pertanian dibanding tanaman

kehutanan karena tanaman pertanian lebih cepat menghasilkan dibanding

tanaman kehutanan.

- Untuk melakukan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dibutuhkan

waktu dan biaya yang lebih besar dari yang biasa mereka keluarkan,

misalnya biaya untuk pembelian bibit dan waktu untuk mengikuti program

yang diadakan, sedangkan masyarakat Desa Sukaresmi tergolong dalam

masyarakat berpendapatan rendah yang memiliki keterbatasan ekonomi.

Faktor waktu

- Dalam hal pemanenan, tanaman kehutanan membutuhkan waktu yang

lebih lama dibanding tanaman pertanian. Sedangkan masyarakat

membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Ditinjau dari sisi statistik, hubungan antara persepsi masyarakat terhadap

kondisi DAS dengan perilakunya dalam mengelola DAS dengan menggunakan uji

chi-square dan diolah dalam minitab didapatkan :

Tabel 11. Uji Chi-Square Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi

DAS dengan Perilaku Mengelola DAS Perilaku

Persepsi

Mengelola DAS Tidak Mengelola

DAS

Jumlah

DAS Rusak

DAS Agak Rusak

10

9

8

3

18

12

Jumlah 19 11 30

DF = 1 P-Value = 0,279 H-tabel = 3,841

Dikarenakan P-value lebih kecil dari H-tabel, maka diketahui bahwa

persepsi masyarakat tidak berpengaruh nyata terhadap perilakunya. Hal ini

dikarenakan selain persepsi juga terdapat faktor lingkungan lainnya seperti faktor

ekonomi.

Page 58: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

42

Walaupun secara statistik persepsi masyarakat tidak berpengaruh nyata

terhadap perilakunya, namun berdasarkan tabulasi frekuensi diketahui bahwa

persepsi masyarakat sudah sesuai dengan perilakunya dimana frekuensi

kesesuaian persepsi dengan perilaku (55,5 % dan 75%) lebih besar dari frekuensi

ketidak sesuaian persepsi dengan perilaku (44,5% dan 25 %).

Pola Tanam Masyarakat

Pengambilan keputusan untuk menerapkan sistem atau bentuk pola tanam

tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor luas lahan yang

dikuasai, ketersediaan pasar akan produk yang dihasilkan, ketersediaan tenaga

kerja, dan kondisi lingkungan alam. Namun faktor keturunan juga dapat

mempengaruhi hal ini, misalnya pola tanam yang diterapkan adalah warisan dari

leluhur yang sudah diterapkan secara turun menurun. Pola tanam yang diterapkan

oleh masyarakat Desa Sukaresmi adalah monokultur pangan untuk areal

persawahannya, tumpang sari dan agroforestry untuk areal tegalan atau

perkebunannya. Penelitian ini menunjukkan bahwa 60 % dari masyarakat Desa

Sukaresmi menerapkan pola tanam tumpang sari, 36,67 % masyarakat

menerapkan pola tanam agroforestry, dan 3,33 % masyarakat menerapkan pola

tanam monokultur pangan.

Tabel 12. Pola Tanam yang Diterapkan Masyarakat Desa Sukaresmi

No Pola Tanam Jml Penduduk %-tase

1.

2.

3.

Tumpang sari

Agroforestry

Monokultur Pangan

18

11

1

60

36,67

3,33

Jumlah 30 100,0

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Tumpang Sari

Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam pada sebidang tanah atau

lahan dimana dua jenis tanaman atau lebih ditanam dalam waktu bersamaan.

Tujuan :

Page 59: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

43

1. Mengurangi kehilangan tanah olah dan tata air pada tanah-tanah pertanian

2. Menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah

3. Mempertinggi daya guna tanah sehingga pendapatan petani akan meningkat

pula

4. Penghematan tenaga kerja

5. Menghindari terjadinya pengangguran musim karena tanah bisa ditanam secara

terus-menerus

6. Pengolahan tanah tidak perlu dilakukan berulang kali

7. Mengurangi populasi hama dan penyakit tanaman

8. Memperkaya kandungan unsur hara antara lain nitrogen dan bahan organik.

Persyaratan :

1. Digunakan pada lahan yang tidak terlalu miring

2. Tanah tidak sangat kurus

3. Penduduk lingkungan padat dan membutuhkan tanah garapan.

Jenis tanaman yang digunakan pada sistem tumpang sari ini pada

umumnya adalah tanaman pokok seperti padi, gandum, kapas dengan tanaman

penutup tanah dari jenis Leguminaceae dan rumput. Kombinasi tanaman yang

biasa digunakan adalah padi dengan palawija, padi dengan Leguminaceae, dan

palawija dengan Leguminaceae.

Agroforestry

Agroforestry adalah sistem bercocok tanam pada sebidang tanah atau

lahan dimana tanaman kehutanan berkayu ditanam bersamaan dengan tanaman

pertanian dalam suatu pengaturan spasial.

Tujuan :

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

2. Menyediakan bahan baku industri

3. Memperluas lapangan kerja dan meningkatkan mutu lingkungan

4. Menekan erosi

5. Pengendalian hama dan penyakit tanaman

Page 60: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

44

Persyaratan :

1. Didominasi oleh jenis tanaman kayu-kayuan baik murni maupun campuran

2. Jenis tanaman yang dipilih adalah jenis tanaman yang sudah dikenal

masyarakat seperti sengon, jeunjing, gmelina, dan tanaman buah-buahan.

3. Pertumbuhannya cepat dan telah diketahui bagaimana cara menanam,

memelihara, dan memungut hasil

4. Tanah tidak tergenang air.

Penelitian ini menunjukkan bahwa petani dalam memilih suatu pola tanam

tertentu untuk diterapkan pada lahan yang diusahakannya memiliki berbagai

alasan dimana alasan-alasan ini tidak jauh berbeda dengan tujuan yang diharapkan

dari masing-masing pola tanam tersebut.

Tabel 13. Alasan Petani Memilih Pola Tanam

No Tumpang Sari Agroforestry Monokultur Pangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Selalu ada hasil tiap kali

panen

Menambah penghasilan

Dapat menghasilkan

ragam jenis

Lebih irit modal

Hasilnya berlipat ganda

Mengurangi risiko gagal

panen

Cepat menghasilkan

Menghemat waktu dalam

pengolahan tanah

Tidak membutuhkan

tanah yang luas

Menambah penghasilan

Mencukupi kebutuhan

sehari-hari

Setiap musim ada yang

dapat dipanen

Jika gagal satu masih ada

yang lain

Menghasilkan terus-

menerus

Hasil kayu dapat

digunakan untuk bahan

bangunan

Alami

Tidak ada modal

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Page 61: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

45

Dari Tabel diatas diketahui bahwa faktor waktu dan ekonomi merupakan

faktor utama dari pemilihan pola tanam tertentu. Petani lebih memilih untuk

menerapkan pola tanam tumpang sari dibandingkan pola tanam agroforestry

dikarenakan pada pola tanam tumpang sari akan dihasilkan tanaman musiman

lebih banyak dan lebih cepat dibanding pola tanam agroforestry sehingga diyakini

akan meningkatkan pendapatan petani. Selain itu luas lahan juga merupakan salah

satu faktor yang menjadi pertimbangan. Petani yang tergolong petani kecil dengan

luas lahan yang sempit akan lebih memilih menerapkan pola tanam tumpang sari

karena akan lebih cepat menghasilkan.

Jenis Tanaman yang Diusahakan

Jenis tanaman yang diusahakan oleh petani di Desa Sukaresmi, sebagian

besar merupakan jenis tanaman semusim yang terdiri dari padi untuk tanaman

pangannya, talas, singkong, cabe rawit, cabe keriting, cabe merah, jagung, buncis,

pisang, daun bawang, tomat, mentimun, sereh, leunca, ceisin, padi gogo dan

kacang-kacangan. Sedangkan jenis tanaman berkayu yang diusahakan antara lain

sengon, kayu afrika, jeunjing dan buah-buahan seperti rambutan, duren, limus,

kopi, sawo, kedondong, jeruk, petai, jengkol, dan tangkil.

Petani memiliki alasan-alasan tertentu dalam memilih suatu jenis tanaman

yang ditanamnya. Alasan-alasan tersebut yang utama adalah (1) Agar cepat

menghasilkan, (2) Berumur pendek dengan produktivitas tinggi, dan (3)

Menambah penghasilan. Secara umum alasan-alasan tersebut memiliki orientasi

ekonomi dimana petani mengharapkan dalam waktu sesingkat mungkin

mendapatkan hasil sebanyak mungkin. Adapula petani yang memberi alasan

bahwa jenis tanaman yang ditanamnya sudah dilakukan secara turun-menurun.

Dalam hal ini faktor resiko yang menjadi bahan pertimbangan petani dalam

menentukan jenis tanaman yang akan diusahakan, karena mereka yakin

berdasarkan pengalaman dan kebiasaan resiko mengalami kegagalan dapat

diminimalkan.

Petani yang menanam jenis tanaman berkayu pada areal pertaniannya

meyakini bahwa penanaman jenis tanaman berkayu pada saatnya akan

menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan tanaman semusim.

Page 62: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

46

Selain itu tanaman berkayu dapat mencegah terjadinya erosi tanah dan dapat

dipergunakan untuk membangun bangunan bila diperlukan. Namun ada pula

petani yang beralasan bahwa mereka menanam tanaman berkayu dikarenakan

hobi atau sekedar mengikuti anjuran pemerintah.

Pengairan dan Pengolahan Tanah

Pengairan pada areal lahan yang diusahakan memiliki dua alternatif yaitu

air hujan dan air sungai. Air sungai digunakan untuk mengairi sawah-sawah yang

diusahakan dengan cara membuat saluran yang dapat mengalirkan air dari sungai

ke sawah. Sedangkan air hujan digunakan untuk mengairi kebun atau tegalan

yang diusahakan. Oleh karena itu dalam hal ini faktor iklimlah yang berperan

penting dalam pengairan selain pengalaman masyarakat dalam memprediksi

cuaca.

Pengolahan tanah yang dilakukan masyarakat di Desa Sukaresmi

dilakukan secara manual dan kimia. Pengolahan tanah secara manual dilakukan

dengan cara mencangkul tanah yang diusahakan agar tanah menjadi gembur untuk

selanjutnya dilakukan pengolahan tanah secara kimia yaitu pemupukan. Pupuk

yang digunakan ada dua jenis yaitu pupuk alami dan pupuk buatan.

Pupuk Alami

1. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah kotoran padat dan cair dari hewan ternak, yang

tercampur dengan sisa-sisa makanan. Dibandingkan dengan pupuk buatan,

pupuk kandang mempunyai kandungan unsur yang lebih sedikit, lambat

bereaksi, dan harus mengalami berbagai perubahan terlebih dahulu sebelum

dapat dihisap oleh tanaman.

Tujuan dari penggunaan pupuk kandang ialah dapat menambah unsur

hara, mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah dan mendorong

kehidupan jasad renik sebagai persediaan unsur hara yang berangsur-angsur.

Persyaratan :

(1) Kadar bahan organik rendah

Page 63: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

47

(2) Kemudahan dalam pengolahan tanah (keras saat kering, lekat dan plastis

saat basah).

2. Kompos

Kompos adalah salah satu pupuk organik yang diperoleh dari hasil

dekomposisi sisa-sisa bahan organik atau bahan organik seutuhnya dengan

memanfaatkan aktivitas mikroorganisme pembusuk mulai dari proses

penghancuran fisik hingga penghancuran kimiawi dan proses mineralisasi.

Tujuan dari penggunaan kompos adalah sebagai upaya memperoleh pupuk

organik karena tidak tercukupi oleh pupuk kandang maupun pupuk hijau.

Untuk memperoleh kompos, bahan-bahan organik harus melalui proses

pengomposan terlebih dahulu sehingga hara yang tersedia dapat digunakan

langsung oleh tanaman.

Persyaratan :

(1) pH > 7,0

(2) Kadar bahan organik rendah

(3) Kemudahan pengolahan tanah (Keras saat kering, lengket serta plastis saat

basah)

Pupuk Buatan

Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik yang

mengandung unsur hara tertentu dan umumnya mempunyai kandungan hara yang

tinggi. Tujuan dari penggunaan pupuk buatan ini adalah untuk mendapatkan

kondisi kadar hara tertentu sesuai yang diinginkan.

Keuntungan pupuk buatan :

1. Lebih mudah menentukan jumlah pupuk yang diperlukan sesuai dengan

keperluan tanaman

2. Dapat diberikan pada saat-saat yang tepat

3. Mudah untuk penggunaannya

4. Mudah dalam pengangkutan

Page 64: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

48

Kerugian pupuk buatan :

1. Bila tidak dengan perhitungan yang benar dapat merusak lingkungan

2. Umumnya tidak atau sedikit mengandung unsur mikro dan hanya unsur

tertentu saja yang mempunyai konsentrasi tinggi

Pengelompokkan pupuk buatan berdasarkan kandungan unsur haranya :

1. Pupuk tunggal, yaitu pupuk yang mengandung satu jenis unsur hara (N, P,

atau K saja).

2. Pupuk majemuk, yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara

(gabungan N dan P, N dan K, atau gabungan N, P, dan K).

Dalam menggunakan jenis pupuk buatan, petani di Desa Sukaresmi

menggunakan pupuk buatan kelompok majemuk dimana dalam satu pupuk

terdapat lebih dari satu jenis unsur hara. Pupuk yang digunakan oleh petani adalah

pupuk gabungan N, P, dan K.

Konservasi Tanah dan Air

Erosi tanah dan air di Indonesia merupakan bentuk degradasi tanah yang

sangat dominan. Proses erosi ini sendiri sangat komplek karena menyangkut erosi

alamiah dan erosi yang dipercepat sebagai akibat adanya intervensi manusia.

Perubahan penggunaan lahan dari vegetasi permanen menjadi lahan pertanian

intensif menyebabkan tanah menjadi lebih mudah terdegradasi oleh erosi tanah.

Akibat degradasi oleh erosi dapat dirasakan dengan semakin meluasnya lahan

kritis.

Kerusakan yang disebabkan erosi tidak hanya dirasakan dihulu saja, akan

tetapi juga berpengaruh di bagian hilir dari suatu DAS akibat hasil erosi yang

terbawa aliran sungai dan diendapkan sebagai sedimen. Kerusakan di hulu

menyebabkan penurunan kesuburan tanah dan berpengaruh terhadap kemunduran

produktivitas tanah. Di bagian hilir kerusakan diakibatkan oleh sedimentasi yang

menyebabkan pendangkalan saluan-saluran air dan sungai yang berakibat

terjadinya banjir di musim penghujan. Oleh karena itu, kegiatan konservasi tanah

dan air tidak dapat dilaksanakan secara parsial namun harus dilakukan secara

Page 65: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

49

komprehensif pada seluruh sistem DAS baik hulu maupun hilir ( BP2TPDASIBB,

2002).

Dalam melaksanakan kegiatan konservasi tanah dan air untuk menjaga

dan memperbaiki kondisi Sub DAS Cikundul, penduduk Desa Sukaresmi

melakukan beberapa kegiatan konservasi yang dipilihnya berdasarkan

pengalaman maupun pengarahan-pengarahan dari berbagai kegiatan penyuluhan

yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Teknik-teknik konservasi yang

dipilih oleh penduduk Desa Sukaresmi adalah dengan menggunakan teras bangku

pada lahan pertaniannya. Teras bangku merupakan bagian dari konservasi tanah

secara mekanis. Selain itu setelah dilakukan observasi lapangan, ditemukan juga

beberapa teknik konservasi tanah dan air lainnya seperti konservasi tanah secara

mekanis untuk pengendalian sedimentasi yaitu pengendali sisi jalan, pengendali

tebing jalan, pengaman tebing sungai dan DAM pengendali, dan konservasi tanah

secara vegetatif yaitu agroforestry dan tumpang sari. Sistem agroforestry dan

tumpang sari merupakan pola tanam yang diterapkan oleh petani di Desa

Sukaresmi.

Konservasi Tanah Secara Mekanis Untuk Pengendalian Erosi

1. Teras Bangku

Teras bangku merupakan serangkaian dataran yang dibangun sepanjang

kontur pada interval yang sesuai. Bangunan ini dilengkapi dengan Saluran

Pembuangan Air (SPA) dan di tanami rumput untuk penguat teras. Jenis teras

bangku ada yang miring ke dalam dan miring keluar.

Tujuan :

1. Untuk menyerap aliran permukaan dan mengendalikan erosi

2. Sebagai bidang olah pada lahan miring

Persyaratan :

1. Sesuai untuk daerah pertanian yang berlereng dengan kedalaman tanah

yang cukup. Praktek pengendalian erosi ini diadopsi untuk memfasilitasi

sistem pertanian tertentu dengan teknis-teknis mekanis.

2. Teras yang miring keluar harus diterapkan bersama dengan hillside ditches

Page 66: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

50

Keuntungan :

1. Dapat mengurangi terjadinya erosi

2. Dapat menurunkan limpasan permukaan, dan

3. Dapat meningkatkan pendapatan

Kerugian :

1. Diperlukan biaya dan waktu dalam pembuatannya

2. Diperlukan tambahan tenaga kerja

Konservasi Tanah Secara Mekanis Untuk Pengendalian Sedimentasi

1. Pengendali Sisi Jalan

Pengendali sisi jalan adalah bangunan yang dibuat sedemikian rupa

sehingga air limpasan permukaan yang melewati tepi kiri dan kanan jalan dapat

ditampung dan dialirkan secepatnya ke tempat yang aman.

Tujuan :

1. Mengalirkan air limpasan secepatnya ke tempat yang aman

2. Mengurangi timbulnya erosi tepi jalan

2. Pengendali Tebing Jalan

Pengendali tebing jalan adalah bangunan yang dibuat sedemikian rupa

sehingga tebing jalan akan aman dari bahaya longsor atau runtuhan. Bangunan

ini dapat diterapkan pada tebing jalan maupun tebing jurang terjal.

Tujuan :

1. Mengurangi bahaya longsoran yang disebabkan oleh pemotongan lereng

untuk jalan

2. Mengurangi bahaya longsoran yang disebabkan oleh pengelupasan bagian

luar tanah urugan

3. Mengurangi kecuraman lereng pada tebing jalan.

3. Pengaman Tebing Sungai

Pengaman tebing sungai adalah bangunan yang dibuat untuk

mengamankan tebing sungai dari gerusan air sungai dan aliran di atasnya.

Page 67: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

51

Pengaman tebing sungai ini diterapkan untuk mengamankan tebing sungai

Cikundul.

Tujuan :

1. Mengurangi laju erosi yang disebabkan oleh arus sungai

2. Memantapkan tebing sungai dari gerusan air sungai

4. Dam Pengendali

Dam pengendali adalah suatu bentuk konstruksi yang dibuat pada lembah

atau alur sungai sehingga areal hulu bendung tersebut dapat menjadi waduk

yang dapat menampung air dan tempat pengendapan sedimen yang terangkut

oleh erosi dari daerah tangkapannya. Desa Sukaresmi memiliki tiga buah Dam

Pengendali yang digunakan untuk menampung air dan memenuhi kebutuhan

air pada musim hujan, yaitu Dam pengendali yang terdapat di Sirah Surupan,

Ciloa, dan Nendeut.

Tujuan :

1. Untuk mengendapkan sedimen terangkut

2. Untuk menampung air untuk pengairan

Persyaratan :

1. Tempat-tempat di bagian hulu DAS kritis

2. Di lembah bukit-bukit dengan tingkat pengikisan tanah tinggi

3. Pada alur sungai atau jurang dengan kedua sisi tebing berebentuk huruf V

yang relatif simetris

4. Lokasi harus terletak pada daerah yang stabil menurut peta geologi.

Tindakan Berorganisasi Dalam Pengelolaan Sub DAS Cikundul

Organisasi adalah suatu sistem saling pengaruh antar orang dalam

kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi yang ada

di Desa Sukaresmi bukanlah suatu organisasi yang secara khusus menangani

masalah lingkungan. Namun, permasalahan lingkungan ini merupakan salah satu

agenda dari organisasi tersebut. Organisasi ini dinamakan kelompok tani dimana

para anggotanya adalah para petani yang peduli masalah lingkungan dan

Page 68: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

52

menginginkan peningkatan pengetahuan dan perekonomian dalam kegiatan

bertaninya. Kelompok tani yang ada di Desa Sukaresmi adalah kelompok tani

Mekar Tani, Wargi Resmi, Wargi resmi II, Sinar Harapan, dan Tandang Resmi.

Walaupun seluruh petani berpandangan bahwa diperlukan adanya suatu

organisasi yang mengatasi masalah lingkungan, namun pada kenyataannya tidak

semua petani yang ada di Desa Sukaresmi ikut serta menjadi anggota dari

kelompok tani. Hanya sebesar 50 % dari petani yang termasuk anggota kelompok

tani, sedangkan 50 % lainnya bukan anggota kelompok tani. Masyarakat Desa

Sukaresmi tidak seluruhnya mengetahui keberadaan kelompok tani di desanya.

Penelitian ini menunjukkan 36,67 % dari petani menyatakan bahwa di desanya

tidak terdapat kelompok tani dan 10 % lainnya menyatakan tidak tahu. Hanya

53,33 % petani yang mengetahui keberadaan kelompok tani di desanya.

Banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan kelompok tani

dikarenakan kelompok tani yang berada di Desa Sukaresmi masih berada dalam

tahap awal pembentukkan sehingga anggota yang dimilikinya pun masih sedikit.

Kegiatan-kegiatan yang ditangani oleh kelompok tani di Desa Sukaresmi

hampir sama pada setiap kelompoknya, diantaranya mereka bergerak di bidang

pertanian dan kehutanan. Dalam bidang pertanian, diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan produktivitas hasil pertanian, sedangkan dalam

bidang kehutanan diharapkan selain dapat meningkatkan pendapatan misalnya

dengan menerapkan pola tanam agroforestry, petani juga dapat memperhatikan

keadaan lingkungannya misalnya dengan melakukan kegiatan penghijauan.

Seluruh kelompok tani yang ada di Desa Sukaresmi berada di bawah

binaan pemerintah dimana pemerintah ikut andil dalam kegiatan-kegiatan yang

diadakan oleh kelompok tani tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang ditangani

oleh setiap kelompok tani dan keikutsertaan pemerintah didalamnya dapat dilihat

pada Tabel 14.

Page 69: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

53

Tabel 14. Persepsi Masyarakat Mengenai Kegiatan yang Ditangani

Kelompok Tani dan Keterlibatan Pemerintah

No Kelompok Tani Kegiatan Keterlibatan Pemerintah

1.

2.

3.

4.

5.

Mekar Tani

Wargi Resmi

Wargi Resmi II

Sinar Harapan

Tandang Resmi

• Penghijauan dengan

program Sekolah

Lapang

• Penanaman

• Koordinasi dengan

masyarakat

• Pelatihan lebah

madu

• Pembuatan jamur

• Program peternakan

• Pertanian

• Gotong royong

dalam setiap

kegiatan

• Penghijauan

• Koordinasi dan

mengarahkan

masyarakat

• Mengatasi masalah

pertanian dan

kehutanan

• Pertanian

• Pertanian

• Pengendalian hama

• Pemberian dana,

pengawasan, dan

materi

• Pengarah

• Sumbangan alat

• Pemberi modal dan

penyuluhan

• Pemberi modal dan

penyuluhan

• Pemberi modal

• Pemberi modal

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Page 70: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

54

Peran serta masyarakat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan lingkungan masih tergolong rendah, hanya 26,67 % dari

petani yang pernah mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

lingkungan, sedangkan 73,33 % lainnya belum pernah mengikuti kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan. Adapun kegiatan-kegiatan yang

pernah diikuti adalah :

1. Penyuluhan mengenai masalah penghijauan

Kegiatan dilakukan di Dusun Cikujang pada bulan Mei 2006 dan diikuti

oleh sekitar 30 orang petani.

2. Penyuluhan mengenai Saluran air

Kegiatan dilakukan di Dusun Cikujang pada bulan Januari 2006 dan

diikuti oleh sekitar 30 orang petani.

3. Pengukuran Sub DAS Cikundul

Kegiatan pengukuran Sub DAS Cikundul dilakukan pada bulan April 2006

dengan diikuti oleh anggota dari 7 kelompok tani yang ada di Desa Sukaresmi.

4. Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN)

Kegiatan GERHAN dilaksanakan pada tahun 2003 dan diikuti oleh 6

kelompok tani yang ada di Desa Sukaresmi. Namun kegiatan ini tidak mencapai

target yang diinginkan, dikarenakan banyaknya tanaman yang mati setelah

kegiatan ini.

5. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Partisipatif (RHLP) dan Sekolah Lapang

Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama dari ESP-USAID dengan

Pemerintah dimana masyarakat diberikan pengarahan melalui program Sekolah

Lapang untuk meningkatkan perekonomian dan memperbaiki kualitas lingkungan

seperti melakukan kegiatan penghijauan.

Organisasi Masyarakat

Pengorganisasian dalam Pengelolaan Lingkungan Sub DAS Cikundul

Penelitian menunjukkan bahwa di Desa Sukaresmi masih belum terdapat

organisasi yang bergerak di bidang pengelolaan Sub DAS Cikundul. Namun,

Page 71: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

55

peran organisasi tersebut diambil alih oleh suatu perkumpulan yang bernama

kelompok tani dimana masalah lingkungan merupakan salah satu masalah yang

ditanganinya misalnya dengan adanya program penanaman dan penghijauan.

Seluruh masyarakat menyadari akan pentingnya kelompok tani karena

dengan adanya kelompok tani diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

produktivitas petani. Alasan-alasan utama perlu dibentuknya kelompok tani

berdasarkan pandangan masyarakat adalah (1) untuk menyatukan suara para

petani, (2) Untuk menjalin kerjasama petani dan pemerintah, (3) Untuk mengatasi

masalah-masalah pertanian, (4) Untuk mengatasi masalah-masalah lingkungan,

(5) Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, dan (6) Untuk

mengkoordinasikan masyarakat.

Faktor-faktor yang Melandasi Terbentuknya Organisasi

Kelompok tani dapat digolongkan menjadi salah satu organisasi yang

bergerak di bidang lingkungan karena dalam kegiatan yang dilaksanakan tidak

terlepas dari lingkungan sekitarnya. Selain itu kelompok tani juga memiliki

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan seperti penanaman.

Kelompok tani di Desa Sukaresmi pada awalnya dibentuk untuk

menjalankan program-program yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta

seperti Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) dan program

Rehabilitasi Hutan dan Lahan Partisipatif (RHLP). Faktor utama terbentuknya

kelompok tani di Desa Sukaresmi adalah faktor kesamaan kepentingan dimana

seluruh petani di Desa Sukaresmi mengharapkan adanya kenaikan kesejahteraan

yang ditandai dengan kenaikan tingkat perekonomian mereka.

Dengan adanya kelompok tani diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan akan teknik pertanian yang lebih baik yang nantinya akan

meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Dengan meningkatnya produktivitas

hasil pertanian akan meningkat pula pendapatan mereka yang akhirnya akan

membawa mereka pada tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

Page 72: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

56

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Persepsi masyarakat mengenai Sub DAS Cikundul tergolong baik dimana

masyarakat menyadari akan kerusakan yang terjadi di Sub DAS Cikundul

dan mereka mempunyai pandangan yang positif untuk menanggulangi dan

memperbaiki keadaan tersebut yaitu dengan melakukan penghijauan pada

lahan-lahan yang kosong dan penanaman tanaman berkayu pada sela-sela

tanaman pertaniannya.

2. Persepsi masyarakat yang sudah baik menentukan perilakunya, antara lain

dalam pola tanam dan teknik konservasi yang dilakukan.Pola tanam yang

diterapkan oleh masyarakat Desa Sukaresmi adalah pola tanam tumpang

sari (60%), agroforestry (36,67%), dan monokultur pangan (3,33%)

dimana faktor waktu, ekonomi dan luas lahan adalah faktor utama dalam

menentukan pola tanam yang akan diterapkan. Sedangkan jenis tanaman

yang ditanam adalah tanaman semusim dan tanaman tahunan.

3. Teknik konservasi yang diterapkan di lahan yang diusahakan oleh

masyarakat adalah teknik konservasi tanah secara mekanis untuk

pengendalian erosi yaitu dengan pembuatan teras bangku. Selain itu dari

observasi yang dilakukan terdapat teknik konservasi lainnya diantaranya

teknik konservasi secara mekanis untuk pengendalian sedimentasi yaitu

pengendali sisi jalan, pengendali tebing terjal, pengaman tebing sungai,

dan Dam pengendali.

4. Perilaku masyarakat dalam mengikuti keanggotaan suatu organisasi masih

tergolong rendah, dari penelitian menunjukkan bahwa hanya setengah dari

masyarakat Desa Sukaresmi yang menjadi anggota dari kelompok tani.

5. Peran serta masyarakat dalam kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan

masih tergolong rendah, antara lain dalam kegiatan pelatihan dan

penyuluhan.

Page 73: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

57

Saran

1. Perlu lebih digencarkan lagi kegiatan-kegiatan atau program yang dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya DAS dan

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berorganisasi.

2. Perlu diadakannya pengawasan oleh pemerintah baik dalam setiap

kegiatan maupun program yang diadakan agar mendapatkan hasil sesuai

dengan yang diinginkan (tujuan).

Page 74: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

58

DAFTAR PUSTAKA

AP Lamech, Priyoyulianto H. 1995. Kearifan Tradisional Masyarakat Pedesaan Daerah Irian Jaya di Kabupaten Jayapura dan Biak Numfor dalam Pemeliharaan Lingkungan Hidup. Jayapura: Departemen Pendidikan & Kebudayaan Propinsi Irian Jaya.

Boedianto, Soewarno, MS. 1993. Daerah Aliran Sungai Citarum Rencana Teknik

Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Sub DAS Cikundul. Bogor : BP DAS Bogor.

[BP2TPDAS IBB] Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi

Pengembangan Daerah Aliran Sungai Indonesia Bagian Barat. 2002. Pedoman Praktek Konservasi Tanah dan Air. Surakarta: Departemen Kehutanan Surakarta.

Cahyadi, Ether. 2002. Dampak Penerapan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam

Indonesia Terhadap Karakteristik Hidrologi, Laju Erosi, dan Sedimentasi di Sub DAS Keramu DAS Barito Propinsi Kalimantan Tengah. (Studi Kasus di HPH PT. Sarang Sapta Putra) [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Chrisdian, M. Inggar. 2002. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap

Karakteristik Hidrologi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besay, Lampung Barat, Propinsi Lampung [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Eghter, Christina, dan Seliato, Benard. 1999. Kebudayaan dan Pelestarian Alam,

Penelitian Interdisipliner di Pedalaman Kalimantan. Jakarta : WWF Indonesia.

Geo, Laode. 1997. Studi Investasi Konservasi, Rehabilitasi, dan Penatagunaan

Lahan Kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai Cimanuk Jawa Barat [tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Harihanto. 2001. Persepsi, Sikap dan Prilaku Masyarakat Terhadap Air Sungai:

kasus di DAS Kaligarang Jawa Tengah [desertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Irwan ZD. 1992. Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara. Leavitt, Harold J, Zarkasi Muslichah (penerjemah). 1978. Psikologi Manajemen.

Jakarta : Erlangga. Manan, Syafii. 1995. Hutan Rimbawan dan Masyarakat. Jakarta: IPB Press. Muhadjir, Noeng. 1992. Pengukuran Kepribadian. Yogyakarta : Rake Sarasin PO

BOX 1083.

Page 75: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

59

Muhammad, Arni . 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. Mustadjab, M.M. 1986. Pengaruh Status Penguasaan Tanah Garapan Terhadap

Tingkat Pengelolaan Usahatani dan Konservasi Lahan Kering di Daerah Aliran Sungai Brantas Bagian Hulu, Jawa Timur. Malang : Universitas Brawijaya.

Rusdiana, O. dkk. 2003. Hubungan Kerjasama Institusi dalam Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai Kasus DAS Ciliwung. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Setiawan, Iwan. 2005. Studi Pengelolaan Hutan Rakyat di blok Calobak Desa

Taman Sari Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor Sub DAS Ciapus DAS Cisadane [skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Soepijanto, Bambang. 2002. Pengembangan Community Forestry Berdasarkan

Sistem Pengelolaan Daerah aliran Sungai (DAS). Jurnal Hutan Rakyat IV (3):1-15.

Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani

Quraisy.

Page 76: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung
Page 77: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

Lampiran-1

Page 78: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

Lampiran 3

Sumber : PRA 2005 (check ground oleh penulis)

Page 79: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

Lampiran-4

Struktur Organisasi Kelompok Tani Mekar Tani

Penanggung Jawab

Kepala Desa Sukaresmi

Ketua

Bpk. Pandi

Wakil Ketua

Bpk. OO Suganda

Sekretaris Bendahara

Bpk. Herman Bpk. Lukman

Anggota :

1. Bpk. Hasanudin

2. Bpk. Wawan

3. Bpk. Apad

4. Dll.

Page 80: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

Lampiran-5

Struktur Organisasi Kelompok Tani Wargi Resmi

Penanggung Jawab

Kepala Desa Sukaresmi

Ketua

Bpk. Maksum

Wakil Ketua

Bpk. Hasanudin

Sekretaris Bendahara

Sdr. Asep Sukandar Bpk. Hendrayana

Kord. Lap Sie. Publikasi Sie. Danus Sie. Logistik Sie. Humas

Sdr. Jalaludin Bpk. Pudin Bpk. Endin Bpk. Endang Bpk. Yahya

Anggota :

1. Bpk. Cecep

2. Bpk. Mumuh

3. Bpk. Engkos

4. Dll.

Page 81: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

Lampiran-6

FOTO-FOTO PENELITIAN

Foto 1. Tumpang Sari Jagung-Ubi Foto 2. Tumpang Sari Jagung-Cabe

Foto 3. Pola tanam Agroforestry Foto 4. Monokultur Pangan

Foto 5. Sistem Irigasi Desa Foto 6. Teras Bangku Sukaresmi

Page 82: PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM … · Keramu DAS Bait Propinsi Kalimantan Tengah. Namun penelitian-penelitian ... dalam kegiatan Pagelaran Bersama III Forum Komunikasi Lingkung

Foto 7. Pengaman Tebing Sungai Foto 8. Pengendali Tebing Terjal

Foto 9. Check Dam di Sirah Surupan Foto 10. Check Dam di Desa Cikujang

Foto 11. Keadaan Sub DAS Cikundul Foto 12. Sungai Cikundul