persepsi siswa tentang kompetensi...
TRANSCRIPT
-
PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK
(Studi Kasus di MTs Nurul Islam
Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006)
S K R I P S I
Disusun untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Saijana Pendidikan Islam (S. Pd. I.)
NIM : 111 01 065
JURUSAN TARBIYAHPROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A
2006
-
DEPARTEMEN AGAMASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
D E K L A R A SI
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosyah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, Maret 2006
Peneliti
SRI WIGATINIM. 111 01 065
http://www.stainsalatiga.ac.idmailto:[email protected]
-
Dra. Djolio Sulopo
Dosen STAIN Snln t iga
NOTA N M lilM lilNC
Lamp. : J eksemplar
i la l : Naskah Skripsi Kepada Yth
Sdr. Sri Wigati Ketua STAIN Salatiga
d i -
SALATIGA
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan
seperlunya, maka skripsi Saudari :
Nama : SRI WIGATI
NIM : 111 01 065
Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus di MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006)
Telah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.
Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana
mestinya.
Wassalamu 'aluikum Wr. Wb.
Salatiga, Maret 2006
Pembimbing
-
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGAJl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706
PENGESAHAN
Skripsi Saudari : Sri Wigati dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 065 yang
berjudul PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus di
MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006) telah
dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 15 Maret 2006 yang bertepatan
dengan tanggal 15 Shafar 1427 H. Dan telah diterima sebagai bagian dan syarat-
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga,15 Maret 2006 M
15 Shafar 1427 H
Panitia Ujian
IV
-
MOTTO
“Jfrwafitah semua pekerjaanmu dengan mem6aca 6asmafah dan
ahhirrfah dengan mem6aca Ham6aCafi.
(Berusaha, 6erdo ’a dan 6ersa6ar”.
-
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi yang sederhana ini kepada :
1. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan serta do’a restunya.
2. Kakakku dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan dorongan dan
semangat.
3. Suamiku tersayang yang telah memberikan semangat dan dorongan
4. Sahabat-sahabatku senasib dan seperjuangan.
VI
-
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayahnya kepada umat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan
kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan sumbangsih dari
beberapa pihak, sehingga dapat diselesaikan dengan baik, walaupun masih banyak
kekurangan; Dengan demikian penulis menyampaikan terima kasih yang tidak
terhingga, terutama kepada:
1. Drs. Badwan, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga
2. Drs. Djoko Sutopo, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
petunjuk bimbingan dan dorongan sehingga terwujud karya ini.
3. Segenap dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuannya
sehingga dapat mengantarkan penulis menyelesaikan studi di STAIN Salatiga.
4. Segenap civitas akademika STAIN Salatiga.
5. Bapak Soeparmo selaku ketua MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk yang
telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
6. Bapak Imron Hartomo, selaku wakil kepala MTs Nurul Islam Musuk yang
telah memberikan kesempatan dan telah membantu dalam pelaksanaan
pengambilan data penelitian.
7. Ayah dan-ibu tercinta yang telah membimbing dan memberikan motivasi
moral maupun material dengan penuh keikhlasan.
8. Suamiku yang telah memberikan dukungan dan semangat.
vii
-
9. Kakakku dan adik-adikku yang telah memberikan motivasi.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal baik tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis
yakin dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran
sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Yang terakhir, semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca yang budiman.
Salatiga, Maret 2006
Penulis
S R I W I G A T I NIM. 111 01 065
viii
v
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
DEKLARASI ................................................................................................ ii
NOTA PEMBIMBING................................................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
MOTTO......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 3
D. Hipotesis................................................................................. 4
E. Metodologi Penelitian ........................................................... 4
F Sistematika Penulisan Skripsi.............................................. 10s
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kompetensi Profesional Guru ............................................. 12
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru........................ 12
2. Persyaratan Menjadi Guru............................................... 17
IX
-
3. Fungsi dan Peran Guru..................................................... 18
4. Manfaat Kompetensi ....................................................... 20
B. Motivasi Belajar Siswa di Sekolah......................................... 21
1. Pengertian Motivasi Belajar............................................ 21
2. Macam-macam Motivasi Belajar..................................... 22
3. Komponen dan Fungsi Motivasi ..................................... 24
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar....... 25
C. Pengaruh Kompetensi Profesional guru terhadap Motivasi
Belajar Aqidah Akhlak........................................................... 27
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Islam Ringin Larik 29
1. Sejarah Berdirinya............................................................ 29
2. Visi dan Misi.................................................................... 32
3. Letak Geografis............................................................... 33
4. Struktur Organisasi........................................................... 33
5. Sarana dan Prasarana........................................................ 37
B. Penyajian Data Hasil Angket................................................. 40
1. Data Jawaban Angket Tentang Kompetensi Profesional
Guru................................................................................. 41
2. Hasil Angket Tentang Motivasi Belajar Aqidah Akhlak .. 42
-
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisa Pertama..................................................................... 46
B. Analisa Kedua........................................................................ 50
C. Analisa Ketiga.......... ............................................................ 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 58
B. Saran...................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
TABEL I IDENTITAS MADRASAH TSANAWIYAH NURUL'
ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI..................... 31
TABEL II STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN PENDIDIKAN
NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI...... 34
TABEL III STRUKTR ORGANISASI MADRASAH TSANAWIYAH
NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI...... 35
TABEL IV STRUKTUR ORGANISASI KOMITE MADRASAH
\ TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK
BOYOLALI............................................................................. 36
TABEL V DAFTAR GURU DAN KARYAWAN MADRASAH
TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK
BOYOLALI............................................................................. 36
TABEL VI DAFTAR SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NURUL
ISLAM RINGINLARIK BOYOLALI.................................... 37
TABEL VII DAFTAR NAMA RESPONDEN KELAS II MTS NURUL
ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN
2006......................................................................................... 39
TABEL VIII HASIL ANGKET TENTANG KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU......................................................... 40
-
TABEL IX HASIL ANGKET TENTANG MOTIVASI BELAJAR
’ AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS II MTs NURUL
ISLAM 2006............................................................................ 42
TABEL X FREKUENSI PROSENTASE KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU.......................................................... 46
TABEL XI FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN DAN
PROSENTASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU ..... 47
TABEL XII MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA
KELAS II MTs NURUL ISLAM RINGINLARIK................. 50
TABEL XIII FREKUENSI PROSENTASI MOTIVASI BELAJAR
AQIDAH AKHLAK................................................................ 51
TABEL IV PENGARUH KOMEPTENSI PROFESIONAL GURU
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK... 54
xiii
-
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar,
ia mempunyai peranan penting dalam kegiatan tersebut. Seorang guru
mempunyi peranan penting dalam arti mempunyai tugas untuk melaksanakan
proses pembelajaran dan secara sadar bertanggung jawab terhadap anak
didiknya dalam mencapai kedewasaan.
Sebagai pengajar guru disyaratkan mempunyai kemampuan dalam
merencanakan dan melaksanakan tugas proses belajar mengajar. Kemampuan
ini akan menjadi bekal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Dalam hal ini Oemar Hamalik mengemukakan "Guru akan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya apabila dia memiliki kompetensi yang
diperlukan untuk itu."1
Mengenai kompetensi seorang guru, Samana mengatakan sesorang
yang dinyatakan dalam bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai
• kecakapan kerja atau keahlian yang selaras dengan tuntutan dibidang kerja
1 Oemar Hamalik, "Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Maju Mundur, Bandung, 1991, him. 43.
1
-
2
atau keahlian yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai
wewenang dalam pelajaran sosial di masyarakatnya.2
Kompetensi profesional guru meliputi antara lain menguasai bahan
yang akan diajarkannya. Karena kalau terjadi kekurangmampuan seorang guru
dalam memahami bahan yang akan diajarakannya, maka berakibat tidak
mampu membimbing anak dalam memberikan informasi.
Mengajar pada hakikatnya membantu anak didik untuk berkembang
dan menyesuaikan diri pada lingkungannya. Guru sebagai salah satu faktor
pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan. Proses belajar mengajar, sehingga kompetensi dan profesional
harus diperhatikan keberhasilan siswa dalam belajar banyak dipengaruhi oleh
oendidiknya. Oleh karena itu dalam pendidikan dan pengajaran perlu adanya
guru yang profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Kemampuan guru dan kemampuan siswa sama-sama memegang
peranan penting. Kalau guru tidak memiliki kemampuan dan ketrampilan
maka akan mempengaruhi terhadap tinggi rendahnya prestasi seorang siswa,
maka seorang guru haruslah memperhatikan hal tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka untuk mengetahui seberapa
besarnya, kompetensi profesional guru dalam mempengaruhi motivasi belajar
siswa kiranya tepat apabila penulis mengkaji jauh dengan mengadakan
penelitian dengan judul "PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA
2 Samana, Profesionalisme Keguruan, Kanisus, Yogyakarta, 1994, him. 44.
-
3
KELAS II MTs NURUL ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI
TAHUN 2006".
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas pokok permasalahan yang penulis ajukan dalam
skripsi ini adalah:
1. Bagaimana kompetensi profesional guru Aqidah Akhlak di MTs Nurul
Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006, menurut penilaian
siswa?.
2. Seberapa besar motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs Nurul
Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006?
3. Adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar
Aqidah Akhlak bagi siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk
Boyolali Tahun 2006?
C. Tujuan Penelitian
Secara ringkas tujuan penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui variasi kompetensi profesional guru Aqidah Akhlak di ^
MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006 menurut
penilaian siswa.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs
^ Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006.
-
4
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap
motivasi belajar aqidah akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin
Larik Musuk Boyolali Tahun 2006.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul/
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: "Ada
pengaruh positif antara kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar
siswa kelas II MTs Ringin Larik", semakin baik kompetensi profesional guru
yang dimilikinya, maka akan semakin baik pula motivasi belajar siswa kelas II
MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006.
E. Methodologi Penelitian
Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
dan untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas dari proses penelitian ini,
maka penulis kemukakan dahulu subjek yang hendak digunakan.
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitan.3 4 Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta, 1991, him. 62.
4 Ibid, him. 102.
-
5
MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun
2006.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti.5 Menurut
Suharsini Arikunto mengatakan bahwa : "Untuk mengambil sampel
yang apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua dan
apabila subjeknya lebih besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-
25%".6
Karena penelitian ini berkaitan dengan proses belajar mengajar,
maka yang akan dijadikan sample dalam penelitian ini adalah siswa
kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik dengan alasan bahwa, kelas I
belum banyak mengalami proses belajar mengajar, sehingga data yang
diperoleh dari kelas I kurang valid. Mengenai kelas III, hal ini
menyangkut teknisd dari lembaga itu sendiri dengan alasan bahwa
kelas III merupakan masa-masa persiapan untuk menghadapi
Evaluasai Belajar Tahap Akhir (EBTA). Sehingga tidak diperkenankan
melakukan hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar
pada kelas III.
2. Variabel Penelitian
Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu kompetensi profesional
guru Aqidah Akhlak sebagai variabel pertama (x) dan motivasi belajar
Aqidah Akhlak siswa sebagai variabel kedua (y).
5 Ibid, him. 104.6 Ibid, him. 107.
-
3. Definisi Operasional
Agar mendapatkan pengertian yang jelas mengenai penelitian ini,
maka perlu penulis jelaskan beberapa pengertian dan maksud dari masing-
masing variabel yang ada pada judul penelitian ini, yaitu:
a. Kompetensi profesional guru
Kompetensi adalah kemampuan dasar.7 Yang dimaksud
dengan kompetensi disini adalah kemampuan guru dalam menguasai
bahan dalam mengajar, kemampuan mengevaluasi, kemampuan
memberi motivasi dan kemampuan merencanakan.
Profesional berasal dari kata profesi yang berarti "bidang
perkerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran
dan sebagainya) tertentu".8
Sedangkan guru berarti "orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya, profesinya) mengajar".9
Dari pengertian di atas maka yang dimaksud dengan
kompetensi profesional guru adalah tingkat kemampuan guru dengan
kependidikan khusus untuk menentukan atau menjalankan profesinya
(mengajar) yang dilandasi dengan pendidikan keahlian.
Adapun indiktor dari kompetensi profesional guru adalah:
1) Kemampuan menguasai bahan ajar
2) Kemampuan mengelola kelas
7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1991,him. 17.
8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, him. 516.9 Ibid, him. 330.
-
3) Kemampuan membimbing
4) Kemampuan menilai
5) Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar
b. Motivasi belajar Aqidah Akhlak
Motivasi adalah "dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu".10 Sedangkan W.S. Winkel mengemukakan motivasi belajar
adalah "keseluruhan daya penggerak psikis diii siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan belajar dam
memberi arah kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan".11
V'
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar
Aqidah Akhlak adalah dorongan yang timbul pada diri siswa untuk
lebih giat dan semangat dalam mempelajari Aqidah Akhlak.
Adapun yang menjadi indikator dari motivasi belajar Aqidah
Akhlak adalah:
1) Menunjukkan minat terhadap pelajaran Aqidah Akhlak
2) Tekun menghadapi tugas dari guru pelajaran Aqidah Akhlak
3) Ulet dalam menghadapi kesulitan Aqidah Akhlak
4) Senang mencari dan memecahkan soal-soal Aqidah Akhlak
4. Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang objektif dan autentik serta valid,
penelitian menggunakan teknik sebagai berikut:
10 Depdikbud, Op.Cit, him. 666.11 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, PT. Gramedia, Jakarta, 1987, him. 92.
-
8
a. Metode Angket
Angket adalah "suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data
berupa jawaban dari para responden (orang yang menjawab)".12
Sedangkan menurut Margono "angket yaitu suatu alat untuk
mengumpulkan data informasi dengan cara menyampaikan sejumlah
pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden
yang diteliti".13
b. Metode Observasi
Observasi ialah pengamatan langsung dan pencatatan secara
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.14 Metode observasi ini
digunakan untuk mendapatkan data tentang lokasi sekolah, kondisi
fisik maupun kegiatan-kegiatannya terutama pengamatan terhadap
jalannya pengajaran Aqidah Akhlak.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.15 Metode ini
digunakan sebagai pelengkap dalam pengumpulan data baik mengenai
data siswa, guru yang berkaitan dengan penelitian ini.
12 Koencoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Jakarta, 1994, him. 173.
13 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rieneke Cipta, Jakarta, 1997, him. 167.14 Sutrisno Hadi, Methodologi Research 2, Andi Offset, Yogyakarta, 1982, him. 136.15 Suharsini Arikunto, Op.Cit, him. 188.
-
9
5. Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data.
Dalam menganalisis data penulis melakukan 3 langkah analisis yaitu :
a. Analisis Pertama
Analisa pertama ini penulis lakukan untuk mengetahui
kompetensi profesional guru. Teknik analisanya menggunakan rumus : ̂ .
P = — x 100%N
Keterangan:
P : presentasi
F : frekuensi
N : jumlah responden
b. Analisa Kedua
Analisa kedua penulis lakukan untuk mengetahui motivasi
belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik
Musuk Boyolali Tahun 2006.
c. Analisa Ketiga
Dalam analisa ini penulis bermaksud mengetahui hubungan
kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar Aqidah Akhlak
siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun
2006. Teknik analisis yang penulis gunakan adalah teknik " Korelasi
Product Moment " dengan rumus.16
16 Sutrisno Hadi, Op. Cit, him. 294.
-
10
x y
Z xy- g*)(Sy)N
Keterangan :
r xy : koefisien korelasi antara variabel x dan y
N : jumlah subjek
x : skor item kompetensi profesional guru
y : skor item motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II
Ix 2 : jumlah kuadrat skor item
Zy2 : jumlah kuadrat skor total
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik dapat
dilihat di bawah in i:
BAB I : Pendahuluan
Pada bab pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, tujuan hasil penelitian, hipotesis,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
A. Kompetensi profesional guru meliputi : pengertian kompetensi
profesional guru, fungsi dan peran guru, serta pentingnya
kompetensi profesional guru.
-
11
B. Motivasi belajar meliputi : pengertian motivasi belajar, faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, pentingnya
motivasi belajar.
BAB III : Laporan Penelitian
Pada bab ini dilaporkan tentang keadaan responden, lokasi, sejarah
berdirinya dan keadaan siswa dalam proses belajar mengajar.
BAB IV : Analisis Data
Pada bab ini penulis membahas tentang analisa data. Dalam
menganalisa data menggunakan analisa pertama, analisa kedua dan
analisa ketiga.
BAB V : Kesimpulan dan Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan lampiran-
lampiran.
-
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kompetensi Profesional Guru
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Salah satu konsep tentang pendidikan yang banyak diajarkan di
lembaga pendidikan guru adalah yang menggambarkan pendidikan
sebagai bantuan pendidikan untuk membuat subjek didik menjadi dewasa.
Untuk menjadi tenaga pendidik, seseorang harus benar-benar
mempunyai kualitas keilmuan pendidikan dan keguruan yang memadai
guna menunjang tugas profesinya. Disamping itu guru harulah mempunyai
kepribadian dan intelektual anak didik. Contoh figur yang demikian telah
ada pada diri Rasulullah saw. sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam
firmanNya surat Al Ahzab ayat 21 :
“Sesungguhnya pada diri Rasul Allah (Muhammad) ada ikutan yang haik bag im u1
Sebagai seorang pendidik, guru berinteraksi langsung dengan siswa
maka ia harus mempunyai kecakapan dan kemampuan yang sesuai dengan
profesinya karena hal ini sangat mempengaruhi suksesnya proses
pembelajaran. Seorang guru dipandang sebagai sosok yang patut digugu
dan ditiru baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat
'Mahmud Yunus, Tarjamah A l Qur’an A l Karim, Al Ma’arif, Bandung, 1989, him. 379
12
-
13
dimana ia berada haruslah benar-benar orang yang profesional dan
kompeten agar nantinya mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang kompetensi profesional guru
akan dipaparkan beberapa pernyataan para ahli sebagai berikut:
Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan
atau memutuskan sesuatu.I 2
Sedangan W. Robert Houstan menyatakan seorang yang
dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seorang yang menguasai
kecakapanketja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang keija yang
bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai tuntutan wewenang
dalam pelayanan sosial masyarakatnya. Kecakapan kerja tersebut
diejawantahkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan
memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh
kelompok profesinya dan atau warga masyarakat yang dilayaninya secara
selektif efisien. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjuk
kuantitas keija tetapi menunjuk kualitas kerja.3
Dari pengertian kompetensi tersebut dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakan profesinya sebagai guru (pendidik maupun pengajar).
I 2WJS. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986,I him. 965H 3Samana, Profesionalisme Keguruan, Kanisius, Yogyakarta, 1994, him. 44
-
14
Sedangkan kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti
pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti keahlian seperti guru,
dokter, hakim dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka
yang khusus mempersiapkan untuk itu bukan pekerjaan yang dilakukan
oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.4
Maka dengan demikian kompetensi profesional guru adalah
kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki seorang guru untuk
melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal karena memiliki
pengalaman yang kaya dihidangnya yang ditandai oleh kompetensi yang
menjadi persyaratan, maka pendidikan sulit berhasil. Keahlian yang
dimiliki oleh tenaga kepdndidikan, tidak dimiliki warga masyarakat pada
umumnya melainkan han>|a dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah
mengalami pendidikan guru secara berencana dan sistematik.5
Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa untuk merealisasikan
tujuan pendidikan dibutuhkan seorang tenaga ahli yang memiliki
kemampuan profesional atau dengan kata lain seorang yang memang
benar-benar ahli dalam bidangnya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw.
N N N
4 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, him. 145 Oemar Hamalih, Pendidikan Guru dan Konsep Strategi, Mandar Maju, Bandung,
1991, him. 6
-
15
Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata : telah bersabda Rasulullah saw. apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran6
Dalam pengertian di atas telah terkandung suatu konsep bahwa
guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah
harus memiliki kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya.
Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang guru dinilai
kompeten secara profesional apabila :
a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan
sebaik-baiknya.
b. Guru tersebut mampu melaksanakan peran-perannya secara berhasil.
c. GufU tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan sekolah.
d. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses
mengajar dan belajar dalam kelas.
Untuk bisa dikatakan sebagai profesi Wallmer dan Mills
mengemukakan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas
maksudnya:
1) Memiliki pengetahuan yang luas
2) Memiliki keahlian khusus yang mendalam
6 Bukhori bin Bardah Al Mughiroh, Shohih Bukhari, Juz 1- 2, Toha Putra, Semarang,him. 21
-
b. Merupakan karier yang dibina secara organisatoris, maksudnya:
1) Ada keterikatan dalam suatu organisasi profesional
2) Memiliki otonomi jabatan
3) Memiliki kode etik jabatan merupakan karya bhakti seumur hidup
c. Diakui masyarakat sebagai pekeijaan yang mempunyai status
profesional, maksudnya:
1) Memperoleh dukungan masyarakat
2) Mendapat pengesahan dan perlindungan hukum
3) Memiliki persyaratan kerja yang sehat
4) Memiliki jaminan hidup yang layak.7
Dalam uraian di atas telah dijelaskan bahwa jabatan guru adalah
jabatan profesi yang dimaksud guru di sini adalah guru yang melakukan
fungsinya di sekolah atau lembar formal.
Dalam dunianya yang selalu berubah dan berkembang seorang
pendidik yang profesional tidak akan statis tetapi selalu mengikuti
perkembangan zaman mengemban dan bertanggung jawab atas misinya.
Hal ini membutuhkan ketekunan yang tiada henti-hentinya. Di sisi lain
guru hendaknya mengetahui hal-hal baru yang berkaitan dengan
profesinya dan tanggap terhadap ide-ide pembaharuan pendidikan dan
pengajaran maka hendaknya profesi guru dilihat dalam hubungan yang
lebih luas.
16
7 Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar, Rajawali Pers., Jakarta, 1994, him. 131-132
-
17
Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan
secara menyeluruh yang bertujuan membentuk manusia sesuai dengan
cita-cita bangsa. Pembangunan ini tidak mungkin berhasil jika tidak
melibatkan manusia sebagai pelaku dan sekaligus sebagai tujuan
pembangunan. Untuk mensukseskan pembangunan perlu ditata suatu
sistem pendidikan yang relevan. Sistem pendidikan ini dirancang dan
dilaksanakan oleh orang-orang ahli dihidangnya. Tanpa keahlian yang
me m r dai.
Adapun sepuluh kompetensi dasar guru yang telah dikembangkan
melalui kurikulum IPTK. Kesepuluh kompetensi itu kemudian dijabarkan
melalui berbagi pengalaman belajar, kesepuluh kompetensi dasar itu yaitu:
menguasai bahan, mengelola program belajar, mengajar, menilai prestasi
siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan program
layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan
administrasi sekolah serta memahami prinsip dan hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran.8 Kesepuluh dasar haruslah dimiliki
seorang yang bertugas sebagai pendidik.
2. Persyaratan Menjadi Guru
Guru sebagai jabatan profesional memerlukan keahlian khusus.
Karena profesi guru harus memiliki syarat profesional antara lain fisik,
psikis, mental, moral dan intelektual. Untuk lebih jelasnya Oemar Hamalik
mengungkapkan :
8Samana, op. cit, him. 61-68
-
18
a. Persyaratan fisik yaitu kesehatan jasmani yang nantinya seorang guru
harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular.
b. Persyaratan psychis, yaitu sehat rohani yang artinya tidak mengalami
gangguan jiwa ataupun kelainan.
c. Persyaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap
kependidikan, mencintai dan mengabdi serta memiliki dedikasi yang
tinggi pada tugas dan jabatannya.
d. Persyaratan moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan
memiliki sikap susila yang tinggi.
e. Persyaratan intelektual, yaitu memiliki pengetahuan dan ketrampilan
yang diperoleh dari lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang
memberi bekal guru menunaikan tugas dan kewajiban sebagai
’• Qpendidik.
Maka jelaslah dari uraian di atas bahwa semua orang dapat menjadi
guru, akan tetapi harus memenuhi syarat yang dapat melaksanakan tugas
sebagai guru, karena tanpa terpenuhinya syarat tersebut maka kecil
kemungkinan dapat tercapai tujuan pendidikan.
3. Fungsi dan Peran Guru
Guru sebagai jabatan profesional mempunyai fungsi ganda yaitu,
sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”.9 10 Sebagai pengajar
karena guru memang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada muridnya.
9 Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, him. 25-30
10 Sardinian A.M., op. c it, him. 141
-
19
Mendidik berarti mentransfer nilai-nilai kepada siswanya mendidik adalah
mengantarkan anak didik agar menemukan dirinya, menemukan
kemanusiaannya. Mendidik adalah memanusiakan manusia.11
Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun
anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan arah yang
sesuai dengan tujuan pendidikan.12
Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut maka guru sebagai tenaga
pendidik, mengajar dan pembimbing merupakan serangkaian kegiatan
yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara fungsi yang satu dengan yang
lain.
Dilihat dari fungsinya guru mempunyai peran yang tidak sedikit
antara lain:
a. Sebagai fasilitator, ialah menyediakan situasi, kondisi yang dibutuhkan
oleh individu yang belajar.
b. Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan siswa dalam
interaksi belajar agar siswa mampu belajar dengan lancar dan berhasil
secara efektif dan efisien.
c. Sebagai motivator, ialah pemberi dorongan semangat agar siswa mau
giat belajar.
d. Sebagai organisator, ialah mengorganisasikan kegiatan belajar
mengajar, siswa maupun guru.
11 Ibid. Mm. 136n Ibid, him. 138
-
20
e. Sebagai manusia sumber, dimana guru dapat memberikan informasi
apa yang dibutuhkan oleh siswa, baik pengetahuan, ketrampilan
maupun sikap.13
4. Manfaat Kompetensi
Manfaat kompetensi profesional guru antara lain :
a. Kompetensi guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan dan
hasil belajar siswa. Proses pembelajaran siswa bukan saja ditentukan
oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulum, akan tetapi sebagian
besar ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengajar dan
membimbing.
b. Kepribadian guru yang baik akan menentukan diri menjadi pendidik
dan pembina yang baik bagi anak didiknya.
c. Dalam hubungannya dengan masyarakat kompetensi profesional guru
sangat penting. Hubungan baik guru dengan masyarakat dalam
meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran.
d. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya secara profesional
sehingga dia mampu membimbing anak didiknya dan menjadi figur
bagi anak didiknya.
13 Chalijah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Al Ikhlas, Surabaya, 1994, him. 65-67
-
21
B. Motivasi Belajar Siswa di Sekolah
1. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut bahasa, motivasi adaiah dorongan yang timbul pada diri
seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu.14 Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang dalam
kehidupan sehari-hari di dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan
dorongan supaya memperoleh hasil yang memuaskan.
Kata ‘motif diartikan sebagai daya upaya yangmendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. 15
Menurut Me. Donald, motivasi adalah kondisi perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar agar tujuan yang hendak dicapai diri siswa
dapat terwujud.
Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa
motivasi yang bersama, menggerakkan siswa untuk belajar. Motif
merupakan suatu pendorong dalam melakukan aktivitas guna mencapai
suatu tujuan sebagaimana seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan.16
l4Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1991, him. 73
15 Sardiman, op. cit, him. 7316Sumadi Suryabrata, op. cit, him. 70
-
22
Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya
melakukan yang mempengaruhi serta perubahan tingkah laku.
. 2. Macam-macam motivasi belajar
Pada dasarnya motivasi belajar dapat dilihat dari beberapa sudut
pandang, antara lain:
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
1) Motivasi oleh bawaan yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir.
Jadi tanpa dipelajari, seperti dorongan untuk makan,
v. minum, bekerja, dorongan seksual, dorongan bergerak dan
beristirahat. Motif-motif ini sering juga disebut motif-motif yang
diisyaratkan secara biologis, artinya dalam warisan biologis
manusia.
2) Motivasi yang dipelajari yaitu motivasi yang timbulnya karena
dielajari, contohnya dorongan belajar dan mengajar suatu cabang
ilmu pengetahuan.
b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Wood Wort dan Margius
1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum,
makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat.
2) Motif darurat, yang termasuk dari jenis motif ini antara lain
dorognan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas,
berusaha dan memburu.
-
23
3) Motif-motif objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh
minat, motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat
menghadapi dunia secara efektif.
c. Motivasi jamaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, instink
otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi ruhaniah yaitu
keimanan.
d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik
1) Motivasf intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan. Contoh :
seorang yang sedang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau
mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
2) Motivasi ekstrinsik
Yang dimaksud motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsinya karena ada perangsangan dari luar. Contoh:
seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan
harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji temannya atau
pacarnya.17
17Sardiman, op. cif., him. 85-90
-
24
3. Komponen dan fungsi motivasi
Motivasi memiliki dua komponen yaitu :
a. Inner component (komponen dalam) ialah perubahan dalam diri
seseorang. Keadaanya merasa tidak puas dan teijadi ketegangan
psikologi.
b. Outer component (komponen luar) ialah apa yang diingikan seseorang,
1Ktujuan yang menjadi arah kelakuannya.
Dalam uraian di atas jelaslah motivasi mendorong timbulnya
kelakuan dan mempengaruhi serta merubah tingkah laku. Motivasi
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Motivasi ini mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif
itu berfungsi sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan)
kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
b. Motivasi menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu
tujuan atau cita-cita.
c. Motivasi berfungsi menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan
mana perbuatan yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai
tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan itu.19
'8Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987,him. 70
19 Ibid., him. 8
-
25
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Muhibbin Syah mengelompokkan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar sebagai berikut:
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.20
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua
aspek, yaitu : 1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), 2) aspek
psikologis (yang bersfiat rohaniah).21 Seperti faktor internal siswa faktor
eksternal siswa juga terdiri atas dua macam yakni, faktor lingkungan sosial
dan faktor lingkungan non sosial.22
Menurut Sumadi Suryabrata faktor fisiologis masihd apat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a) tonus jasmani pada umumnya
dan b) keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.23
Keadaan umum jasmani dan tonus (ketegangan otot) dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas belajar siswa misalnya
20 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, him. 132
21 Ibid, him. 13222Ibid, hlrn. 13723Sumadi Suryabrata, op. cit., him. 255
-
26
melemahnya organ tubuh lebih-lebih disertai oleh pusing kepala dan hal
ini dapat mempengaruhi ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang
dipelajari kurang berfungsi.
Pada aspek psikologis banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas pembelajaran siswa. Tetapi ada faktor yang
dipandang lebih esensial seperti: 1) Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa,
2) sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi siswa.24
Menurut Arden N. Franden hal-hal yang termasuk faktor
psikologis yang dapat mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai
berikut:
a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada diri manusia dan keinginan
ur.tuk selalu maju.
c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua guru dan
teman-teman.
d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetensi.
e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran.
f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.25
24Muhibbin Syah, op. cit, him. 13325Sumadi Suryabrata, op. cit., him. 257
-
27
C. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi Belajar
Aqidah Akhlak
Tinggi rendahnya pengakuan profesi guru salah satu diantaranya
diukur dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya dalam mempersiapkan
jembatan tersebut. Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan
khususnya dalam proses belajar mengajar, sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak didiknya. Misalnya dalam penyajian materi pelajaran bila
guru kurang menguasai materi akibatnya guru tidak akan mampu memberikan
bimbingan dengan baik. Dan jika guru mampu menguasai materi dengan baik
maka dia akan mampu memberikan bimbingan dnegan baik dan dengan begitu
anak juga akan termotivasi belajarnya.
Profesional guru secara umum dapat dicirikan sebagai berikut:
1. Guru harus menguasai bahan yang akan diajarkan
2. Guru harus mampu mengelola kelasnya
3. Guru harus mampu/menguasai media/sumber
4. Guru harus menguasai landasan kependidikan
5. Guru harus mampu mengelola interaksi belajar mengajar
6. Guru harus mampu menilai prestasi belajar siswa
7. Guru harus mampu mengelola program belajar mengajar
8. Guru harus mengenal dan mampu menyelenggarakan administrasi sekolah
9. Guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan
penyuluhan.
-
28
lO.Guru harus memahami prinsip-prinsip dan mampu menafsirkan hasil
penelitian guna keperluan pengajaran.
Sedangkan motivasi adalah semangat dalam di n seseorang yang
mendorong untuk melakukan seusatu aktivitas. Dalam proses belajar mengajar
guru juga mempunyai tugas/membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau
belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul
akibat pengaruh dari luar dirinya.
Untuk membangkitkan motivasi/semangat belajar siswa, guru
hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini cara-cara
membangkitkan dan menumbuhkan motivasi siswa baik intrinsik (dari diri
sendiri) maupun ekstrinsik (dari luar):
a. Kompetisi (persaingan) antar siswa untuk meningkatkan prestasi
b. Membuat tujuan sementara misalnya TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
c. Merumuskan tujuan yang jelas
d. Mengadakan evaluasi atau penilaian-6
Oleh karena itu guru sebagai seorang pendidik harus peduli dengan
masalah motivasi ini. Seorang guru harus mau dan mampu memotivasi siswa
yang rendah motivasi belajarnya Kepedulian guru terhadap motivasi belajar
siswa bukanlah hal yang mengada-ada. melainkan sebagai tugas yang melekat
dalam diri guru. Sekali guru dapat membangun motivasi siswa terhadap
pelajaran yang diajarkannya, diharapkan seterusnya siswa akan selalu
menikmati mata pelajaran tersebut
26 Uzer Usman, o p .c ithim 25
-
29
Motivasi belajar siswa akan meningkat apabila kompetensi profesional
guru baik dan motivasi akan menurun apabila kompetensi profesional
guru menurun. Oleh karena itu guru yang profesional sangat diperlukan
dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan motivasi anak dalam
belajar.
-
BAB inLAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran llmum Madrasah Tsanawiyah Islam Ringin Larik
1. Sejarah Berdirinya
Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk
Kabupaten Boyolali berdiri pada tahun 1978. Berdirinya Madrasah
Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik tersebut bermula dari adanya ide para
alumnus Pendidikan Guru Agama (PAI) Boyolali yang berdomisili di
wilayah kecamatan Musuk untuk mendirikan sebuah lembaga akademik
yang bernafaskan Islam. Dengan mendapat dukungan daripada tokoh
masyarakat di wilayah kecamatan Musuk pada umumnya dan Desa
Ringinlarik pada khususnya, maka berdirilah sebuah sekolah Madrasah
Tsanawiyah.
Gagasan untuk mendirikan sekolah tersebut muncul karena di
wilayah kecamatan musuk pada umumnya dan Desa Ringinlarik pada
khususnya masih banyak terdapat para siswa yang putus sekolah. Sehingga
dengan berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nunil Islam Ringinlarik tersebut
diharapkan anak-anak yang putus sekolah mau melanjutkan studinya ke
tingkat SLTP/ Sekolah Menengah Tingkat Pertama.
Sejak berdirinya sekolah tersebut pada tahun 1978 sampai tahun
1987 masih menempati sebuah gedung milik Madrasah Ibtidaiyah (MI)
yang beralokasi di Dukuh Kebonluwak Desa Ringinlarik.
30
-
31
Kemudian setelah tahun 1987, Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam
Ringinlarik menempati gedung yang baru yang dibangun secara swadaya
masyarakat Desa Ringinlarik di atas tanah Kas desa seluas 1.500 M2.
Madrasah Tsanawiyah tersebut diresmikan oleh Bupati Kepala Daerah
Tingkat II Boyolali Bapak M. Hasbi yang menambahkan nama Madrasah
tersebut menjadi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam.
Selanjutnya oleh Pengurus Yayasan Madrasah Tsanawiyah
ditunjuklah pimpinan sekolah yang sampai saat ini telah mengalami
pergantian kepala sekolah.
Untuk pertama kali sejak berdirinya Madrasah Tsanawiyah
tersebut, kepala sekolah dijabat Bapak Abdul Wahab dari Departemen
Agama Boyolali yang berdomisili di Ringinlarik. Beliau menjabat kepala
sekolah, selama lima (5) tahun. Kemudian dipindah tugaskan dari
Departemen Agama tidak lama kemudian setelah Bapak Soepardi
memasuki masa pensiun, maka kepala sekolah dijabat oleh Bapak Drs.
Aminoto dari Boyolali.
Selama kurang labih dua (2) tahun Bapak Drs. Aminoto menjabat
sebagai kepala sekolah dan beli u tugaskan ke Karanggede, maka
ditunjukkan Bapak Sugeng Widodo, BA sebagai Kepala Sekolah hingga
tahun 2001 setelah itu kepala sekolah dijabat oleh Bapak Supamo, S. Pd
hingga saat ini.
-
32
Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Sampai saat ini telah meluluskan alumni-alumni sebanyak
919 siswa.
Selanjutnya pengelolaan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam
Ringinlarik tersebut bekerja sama antara Pimpinan sekolah dibantu para
stafnya dengan pengurus Yayasan Tsanawiyah. Sedangkan untuk ketua
yayasan saat ini dipegang oleh Bapak H. Suwandi Hadi Sutamo.
Identitas Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik
Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali adalah seperti yang tertera pada
tabel.
TABEL I
IDENTITAS MADRASAH TSANAWIYAH NURUL ISLAM
RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
1 Nama Sekolah Madrasah Tsanawiyah
Nurul Islam
2 SK Pendirian No
3 Surat ijin/ persetujuan dari Kanwil No WR-SC-PP-005-1390
4 Status Akreditasi Diakui
5 Piagam Madrasah
6 Nomor Data Sekolah (NDS) 2R/3:0-280/877MTS/l 980
7 Nomor Statistik Sekolah (NSS) 213733090401
8 Berdiri Tahun 1978
9 Tempat Belajar
10 Waktu Belajar Masuk Pagi Hari
-
33
Demikianlah sekilas mengenai sejarah berdirinya Madrasah
Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik, Kecamatan Musuk Kabupaten
Boyolali.
2. Visi dan Misi
Visi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik adalah sebagai
berikut:
a. Unggul dalam pencapaian nilai selisih (gain score achievement) NEM
b. Unggul dalam lomba karya ilmiah remaja
c. Unggul dalam lomba kreatifitas
d. Unggul dalam lomba kesenian
e. Unggul dalam lomba olah raga
f. Unggul dalam disiplin
g. Unggul dalam aktivitas keagamaan dan
h. Unggul dalam kepedulian sosial
Sedangkan Misi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik
adalah :
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga
setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi
yang dimiliki
b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga sekolah
c. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
dirinya sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal.
-
34
d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan
juga budaya bangsa, sehingga sumber kearifan dalam bertindak.
e. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dan komite sekolah.
3. Letak Geografis
Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk
Kabupaten Boyolali terletak di Desa Ringinlarik dengan luas area lebih
kurang 1.500 M2.
Untuk lebih jelasnya, Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam
Ringinlarik dibatasi oleh beberapa Desa dan dukuh, yaitu :
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Dukuh Tugurejo, Desa Sukorejo
Kecamatan Musuk
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ciuntang
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Dukuh Dijidan Desa Sruni
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Dukuh Turunan, Desa Ringinlarik
Kecamatan Musuk
e. Dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik tepatnya di Dukuh
Ringinlarik Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali
Untuk lebih jelasnya Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam
Ringinlarik terletak dijalan Raya Boyolali-Drajinan Km. 9
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam
Ringinlarik terdiri dari 3 (tiga) struktur yaitu :
-
35
a. Struktur organisasi yayasan pendidikan Madrasah Tsanawiyah Nurul
Islam.
TABEL II
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN PENDIDIKAN NURUL
ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
No Jabatan Nama
I Penasehat 1. Hj. Sri Sadarmi
2. H. Umaruddin S
3. Syamsuddin
II Ketua L H. Suwandi Hadi Sutamo
2. Bibit Mulyono
III Sekretaris 1. Drs. Umar Ma’ruf
2. Maksum, S. Ag
IV Bendahara L Dimyanti Shaleh
2. Abdullah Ma’ruf
V Anggota 1. SugengWidodo
2. Abdul Wahab
3. Jumadi
4. Sukismo
5. M Basho’ir
6. Amri, S. Ag
b. Struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam.
TABEL III
STRUKTR ORGANISASI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL
ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
No Jabatan Namaiiisiili
1. Suparmo, S. Pd Kepala Madrasah
2. Imron Hartomo, S. Ag Wakamad Kurikulum dan Sarana-
Prasarana
-
36
No Jabatan Nama
3. Sumardi Wakamad Humas Dan Kesiswaan
4. M. Khaeroni, S. Ag Bimbingan dan Konseling
5. Abdullah MaTuf Bendahara sekolah
6. Sutrisno Kepala Tata Usaha
BAGAN
STRUKTUR ORGANISASAI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL
ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
-
37
c. Struktur Organisasi Komite Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam.
TABEL IV
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE MADRASAH TSANAWIYAH
NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
No Nama Jabatan Keterangan
1 Jumadi Ketua Wali Murid
2 Imron Hartono, S. Ag Sekretaris Guru
3 Drs. Umar Ma’ruf Bendahara Guru
4 M. Basho’ir Anggota Wali Murid
5 Hj. Sri Sadari Anggota Sesepuh masyarakat
6 Mulyadi Anggota BPD
7 Suyanto Anggota Alumni
8 Untung Anggota OSIS
9 H. Umaruddin S Anggota Pengusaha
TABEL V
DAFTAR GURU DAN KARYAWAN MADRASAH TSANAWIYAH
NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
No Jabatan Nama
1. Suparmo, S. Pd Kepala Madrasah
2. Imron Hartomo, S. Ag Wakamad Kurikulum dan Sarana-
Prasarana
3. Sumardi Wakamad Huma Dan Kesiswaan
4. M. Khaeroni, S. Ag Bimbingan dan Konseling
5. Abdullah Ma’ruf Bendahara sekolah
6. Sutrisno Kepala Tata Usaha
7 Jiyono Guru
8 Siti Aminah Guru
-
38
No Jabatan Nama
9 Sumami, BA Guru
10 Dra. Yuni Astuti Guru
11 Dra. Masduki Drs. Guru
12 Drs. Masduki Guru
13 Drs. Umar Ma’ruf Guru
14 Sugeng, S. Ag Kepala Tata Usaha
15 Jumali Karyawan
TABEL VI
DAFTAR SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NURUL ISLAM
RINGINLARIK BOYOLALI
No Kelas L P Jumlah
1 I 16 21 37
2 II 23 17 40
3 III 23 22 45
4 IV 62 60 122
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah sesuatu yang sangat penting dalam
pendidikan atau proses belajar mengajar karena sarana dan prasarana
banyak membantu memperlancar jalannya pendidikan yang bersangkutan
jika digunakan sesuai dengan keadaan dan situasi sekolah yang
bersangkutan.
Sarana dan prasarana yang dimiliki dalam konteks ini adalah segala
yang tersedia sebagai perlengkapan aktifitas pendidikan di MTS Nurul
-
39
Islam Ringin Larik. Adapun sebagai perincian dari sarana dan prasarana
MTS Nurul Islam adalah sebagai berikut:
a. Tanah
Adapun tanah terdiri dari : 1500 M2
Status kepemilikan : Hak pakai
b. Gedung
-Ruang balajar
- Kantor
- Perpustakaan
- Ruang UKS
- Kantin
c. Peralatan
- Meja siswa
- Kursi siswa
- Meja kepala sekolah
- Kursi kepala sekolah
- Meja guru dan karyawan
- Kursi guru dan karyawan
- Papan tulis
d. Peralatan lain-lain
Peralatan olah raga
- Bola volly
- Bola kasti
Gedung belajar
dua ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
122 buah
144 buah
1 buah
1 buah
16 buah
16 buah
4 buah
1 buah
2 buah
-
40
Bola takraw : 2 buah
Lempar lembing : 10 buah
Tolak peluru : 3 buah
Cakram : 8 buah
TABEL VII
DAFTAR NAMA RESPONDEN KELAS II MTS NURUL ISLAM
RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN 2006
No. Nama Responden No. Nama Responden
1 AS 21 PS
2 A W 22 R K
3 AM 23 RS
4 BP 24 R N H
5 BP 25 RR
6 Dr 26 R S
7 D A 27 Slyt
8 DP 28 Syh
9 D A P 29 Srt
10 Dry 30 Sy.
11 Drs 31 Smr
12 D ES 32 S W
13 I S o •“>JJ W
14 S W 34 W A
15 Kds.
35 Yd
16 LA 36 A P
u ’7L S
_ ................ .j l F A
18 Mrt 38 E W
M A H 39 WnriL20 Pri 40 A H
-
41
B. Penyajian Data Hasil Angket
1. Data Jawaban Angket Tentang Kompetensi Profesional Guru
Dari angket yang diberikan kepada responden dapat diperoleh
jawaban sebagai berikut:
TABEL VIII
HASIL ANGKET TENTANG KOMPETENSI PROFESIONALGURU
NoFrekuensi Nilai Jumlah
NilaiNominasi
A B C 3 2 1
1 5 5 ^ 0 15 , 10‘0 25 B
2 7 3 0 21 6 0 27 A
3 8 2 0 24 4 0 28 A
4 8, 2 0 24 4 0 28' A
5 7 3 0 21 6 0 27 A
6 8 2 0 24 4 0 28 A
7 7 3 0 21 6 0 27 A
8 7 3 0 21 6 0 27 A
9 8 2 0 24 4 0 28 A
10 7 3 0 21 6 0 27 A
11 8 2 0 24 4 0 28 A
12 8 1 1 24 2 1 27 A
13 6 4 0 18 8 0 26 A
14 6 3 1 18 6 1 25 B
15 5 5 0 15 10 0 25 B
16 8 2 0 24 4 0 28 A
17 6 3 1 18 6 1 25 B
18 8 2 0 24 4 0 28 A
19 8 2 0 24 4 0 28 A
20 3 7 0 9 14 0 23 B
21 6 4 0 18 8 0 26 A
-
42
NoFrekuensi Nilai Jumlah
NilaiNominasi
A B C 3 2 1
22 6 4 0 18 8 0 26 A
23 7 3 0 21 6 0 27 A
24 7 3 0 21 6 0 27 A
25 8 2 0 24 4 0 28 A
26 7 3 0 21 6 0 27 A
27 8 2 0 24 4 0 28 A
28 7 3 0 21 6 0 27 A
29 8 2 0 24 4 0 28 A
30 8 2 0 24 4 0 28 A
31 3 4 3 9 8 3 20 C
32 8 2 0 24 4 0 28 A
33 8 2 0 24 4 0 28 A
34 8 2 0 24 4 0 28 A
35 8 2 0 24 4 0 28 A
36 7 3 0 21 6 0 27 A
37 8 2 0 24 4 0 28 A
38 7 3 0 21 6 0 27 A
39 8 2 0 24 4 0 28 A
40 8 2 0 24 4 0—
28 A
Dari data di atas tersebut, dapat diketahui bahwa kompetensi
profesionalguru, dari 10 pertanyaan dapat diperolehnilai tertinggi 28 dan
nilai terendah 20, maka untuk mendapatkan nilai interval digunakan rumus
sebagai berikut:
Jadi untuk mengetahui kompetensi profesional guru dapat
diperoleh/ dikategorikan sebagai berikut:
-
43
a. Kategori tinggi : 26 - 28 (A/Baik sekali)
b. Kategori sedang : 23 - 25 (B/Baik)
c. Kategori rendah : 20 - 22 (C/Cukup)
2. Hasil Angket Tentang Motivasi Belajar Aqidah Akhlak
TABEL IX
HASIL ANGKET TENTANG MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK
SISWA KELAS II MTs NURUL ISLAM 2006
Frekuensi Nilai Junilah NominasiNo 1 NilaiA B C 3 2
1 7 1 2 21 2 2 25 B
2 6 2 2 18 4 2 24 B
3 6 4 0 18 8 0 26 A
4 7 3 0 21 6 0 27 A
5 6 4 0 18 8 0 26 A
6 5 5 0 15 10 0 25 B
7 7 3 0 21 6 0 27 A
8 6 4 0 18 8 0 26 A
9 7 1 2 21 2 2 25 B
10 7 3 0 21 6 0 27 A
11 6 4 0 18 8 0 26 A
12 7 3 0 21 6 0 27 A
13 7 3 0 21 6 0 27 A
14 8 2 0 24 4 0 28 > A
15 4 4 2 12 8 2 22 C
16 7 3 0 21 6 0 27 A
17 3 6 1 9 12 1 22 C
18 6 2 2 18 4 2 24 B
19 4 4 2 12 8 2 22 C
20 8 2 0 24 4 0 28 A
21 7 3 0 21 6 0 27 A
-
44
No
3 I u lEiiii», Nilai JumlahNilaiA B C 3 2 i
22 7 2 1 21 4 1 26 A
23 7 3 0 21 6 0 27 A
24 8 2 0 24 4 0 28 A
25 8 2 0 24 4 0 28 A
26 3 4 3 9 8 3 20 C
27 7 3 0 21 6 0 27 A
28 8 2 0 24 4 0 28 A
29 7 3 0 21 6 0 27 A
30 6 4 0 18 8 0 26 A
31 , '• 3 4 3 9 8 3 20 C
32 7 3 0 21 6 0 27 A
33 8 2 0 24 4 0 28 A
34 8 2 0 24 4 0 28 A
35 6 4 0 18 8 0 26 A
36 5 5 0 15 10 0 25 B
37 7 3 0 21 6 0 27 A
38 8 2 0 24 4 0 28 A
39 8 2 0 24 4 0 28 A
40 5 5 0 15 10 0 25 B
Dari data di atas yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa
motivasi belajar aqidah akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin
Larik Musuk Kabupaten Boyolali tahun 2006, dari 10 pertanyaan dengan 3
item jawaban dapat diperoleh nilai tertinggi 28 dan terendah 20, maka
untuk mengetahui ataumendapatkan nilai interval penulis menggunakan
rumus sebagai berikut:
-
45
Ki
Keterangan:
Xt = nilai tertinggi
Xr = nilai terendah
Ki = kolom interval
Jadi untuk mengetahui motivasi belajar aqidah akhlak siswa MTs
Nurul Islam dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Kategori tinggi : 26 - 28 (A)
b. Kategori sedang : 23 - 25 (B)
c. Kategori rendah : 20 - 22 (C)
-
BABIY
ANALISA DATA
Seluruh data sudah terkumpul lengkap maka langkah selanjutnya adalah
mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proporsinya masing-masing yang
mengacu pada tujuan penelitian.
1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa.
2. Untuk mengetahui bagaimana variasi motivasi belajar aqidah akhlak siswa.
3. Untuk mengetahui hubungan kompetensi profesional guru terhadap motivasi
belajar aqidah akhlak siswa kelas II.
Berdasarkan ketiga tujuan tersebut di atas, maka untuk menganalisa tujuan
pertama dan kedua penulis menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
P = — xl00%N
Keterangan :
P : prosentase
F : Frekuensi jawaban responden
N : Jumlah responden
Sedangkan untuk mengetahui tujuan ketiga, penulis menggunakan rumus
product moment, yaitu :
46
-
47
luX Y -pxypY)
N
(xxyN
IY2- ( l Y f [ N J
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X : kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa
Y : motivasi belajar siswa
XY : perkalian antara variabel X dan Y
N : jumlah sample
A. Analisis Pertama
Pada analisa pertama penulis tabel untuk mengetahui kompetensi
profesional guru menurut penilaian siswa pada taraf tinggi, sedang dan rendah
berdasarkan penggolongannya pada BAB III.
TABEL X
FREKUENSI PROSENTASE KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 2 6 -2 8 34 85%
2 Sedang 23-25 5 12,5%
3 Rendah 2 0 -2 2 1 2,5%
Jumlah 40 100%
Dari data di atas dapat diketahui bahwa kompetensi profesional guru
menurut penilaian siswa kategori tinggi 85% sedang 12,5% dan rendah 2,5%.
-
48
Selanjutnya untuk mengetahui kompetensi profesional guru menurut
penilaian siswa maka penulis akan menyajikan tabel frekuensi per item soal
dan prosentase kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa.
TABEL XI
FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN
DAN PROSENTASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
NoFrekuensi Prosentase
v. item pertanyaanA B C A B C
1 Apakah dalam proses belajar mengajar
guru aqidah akhlak selalu memulai
dengan pre tes ?
16 22 2 40% 55% 5%
2 Dalam menyampaikan materi pelajaran
apakah guru aqidah akhlak
menggunakan media ?
36 4 0 90% 10% 0%
3 Bagaimanakah guru aqidah akhlak anda
dalam menerangkan materi pelajaran ?
29 10 1 72.5% 25% 2.5%
4 Bagaimanakah suasana kegiatan belajar
mengajar aqidah akhlak yang anda
rasakan ?
21 17 2 52.5% 42.5% 5%
5 Dalam menerangkan materi pelajaran,
metode apa yang digunakan oleh guru
aqidah akhlak
28 12 0 70% 30% 0%
6 Dalam setiap menyampaikan materi
pelajaran apakah guru aqidah akhlak
anda dapat menjawab pertanyaan yang
muncul dari siswa ?
27 13 0 67.5% 32.5% 0%
7 Bagaimanakah tanggapan guru bila ada
siswa yang mampu menjawab
pertanyaan dengan benar ?
36 4 0 90% 10% 0%
-
49
No Item Pertanyaan Fr ekuensi_iA B C A B c
8 Apabila ada siswa yang belum paham
tentang materi pelajaran apakah guru
aqidah akhlak anda bersedia
menerangkan kembali ?
34 6 0 85% 15% 0%
9 Bagaimanakah cara guru aqidah akhlak
anda meneliti pekerjaan anda ?
33 6 1 82.5% 15% 2.5%
10 Apakah setiap akhir pertemuan guru
aqidah akhlak anda selalu mengadakan
tes ?
27 13 0 67.5% 32.5% 0%
Keterangan
1. Apakah dalam pioses belajar mengajar guru aqidah akhlak selalu memulai
dengan pre tes ?
Yang menjawab selalu dan pasti 40% kadang-kadang 55% tidak pernah
5%,
2. Dalam menyampaikan materi pelajaran apakah guru aqidah akhlak
menggunakan media ?
Yang menjawab selalu dan pasti 90%kadang-kadang 10% tidak pernah 0%
3. Bagaimanakah guru aqidah akhlak anda dalam menerangkan materi
pelajaran ?
Yang menjawab menerangkan dengan membaca buku dan
banyakmemberikan contoh 72,5% menerangkan dengan cenderung
membaca buku 25% menerangkan sekilas dan mencatat 2,5%
-
50
4. Bagaimanakah suasana kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak yang anda
rasakan ?
Yang menjawab menyenangkan sebab penjelasan guru mudah dipahami
52,5% menyenangkan karena penuh humor 42,5% menjemukan karena
pelajarannya monoton 5%.
5. Dalam menerangkan materi pelajaran, metode apa yang digunakan oleh
guru aqidah akhlak
Yang mnejawab ceramah tanya jawb dan pemberian tugas 70% ceramah
dan hafalan 30% mencatat melulu 0%.
6. Dalam setiap menyampaikan materi pelajaran apakah guru aqidah akhlak
anda dapat menjawab pertanyaan yang muncul dari siswa ?
Yang menjawab selalu dapat menjawab 67,5% kadang-kadang 32,5%
tidak pernah dapat menjawab 0%.
7. Bagaimanakah tanggapan guru bila ada siswa yang mampu menjawab
pertanyaan dengan benar ?
Yang menjawab diberi pujian 90% diberi pertanyaan kembali 10% diam
saja 0%.
8. Apabila ada siswa yang belum paham tentarg materi pelajaran apakah
guru aqidah akhlak anda bersedia menerangkan kembali ?
Yang menjawab ya bersedia 85% kadang-kadang 15% tidak mau
menerangkan kembali 0%
9. Bagaimanakah cara guru aqidah akhlak anda meneliti pekerjaan anda ?
-
51
Yang menjawab diteliti dan dibahas semua didepan kelas 82,5% dibahas
yang sukar saja 15% tidak dibahas 2,5%.
10. Apakah setiap akhir pertemuan guru aqidah akhlak anda selalu
mengadakan tes ?
Yang menjawab selalud an pasti mengadakan 67,5% kadang-kadang
32,5% tidak pernah 0%.y’
B. Analisa Kedua
Analisa kedua ini dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar aqidah
akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Musuk Kabupaten Boyolali tahun
2006 dengan volume tinggi, sedang dan rendah. Analisa ini dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
TABEL XII
MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS II
MTs NURUL ISLAM RINGINLARIK
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 26 -28 28 70%
2 Sedang 23-25 7 18%
3 Rendah 20-22 5 13%
Jumlah 40 100%
Dari data di atas dapat diketahui bahwa tingkat variasi motivasi
belajar aqidah akhlak siswa kelas 11 dengan taraf tinggi 70% sedang 18% dan
rendah 13%. Selanjutnya penulis akan sajikan variasi jawabna dari 10
pertanyaan tentang motivasi belajar aqidah akhlak sehingg dapat diketahui
prosentasi dari jawaban 40 responden sebagai berikut:
-
52
TABEL XIII
FREKUENSI PROSENTASI MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK
No Item Pertanyaan Frekuensi ProsentaseA B C A B C
1 Apakah anda sering membaca/belajar
buku aqidah akhlak selain buku paket ?
16 23 1 40% 57.5% 2.5%
2 . Walaupun tidak ada tugas dari guru
aqidah akhlak. Apakah anda merasa
wajib untuk belajar ?
33 6 1 82.5% 15% 2.5%
3 Bila mendapat tugas individu atau
kelompok dalam pelajaran aqidah
akhlak anda berusaha mengerjakan
sebaik mungkin agar mendapat nilai
baik ?
33 6 1 82.5% 15% 2.5%
4 Apakah anda merasa bahwa kegiatan
belajar aqidah akhlak di dalam kelas
adalah membosankan ?
19 17 4 47.5% 42.5% 10%
5 Jika anda mendapat nilai ulangan yang
baik dalam pelajaran aqidah akhlak.
Apakah anda berusaha lebih giat belajar
aqidah akhlak ?
23 15 2 57.5% 37.5% 5%
6 Apakah anda senang melakukan
kegiatan praktek aqidah akhlak ?
25 14 1 62.5% 35% 2.5%
7 Apa yang anda lakukan ketika kesulitan
belajar aqidah akhlak ?
32 6 2 80% 15% 5%
8 Apakah anda merasa diperhatikan oleh
guru aqidah akhlak anda setiap kali
mendapatkan kesulitan belajar aqidah
akhlak ?
28 11 1 70% 27.5% 2.5%
-
53
No Item Pertanyaan FrekuensiP rose n tas e
A B C A B C9 Apakah setiap kali diberi tugas oleh
guru lidah akhlak anda berusaha
menyelesaikan tepat waktu
26 11 3 65% 27.5% 7.5%
10 Jika buku aqidah akhlak anda tidak
mencukupi apakah anda berusaha
mencari buku di perpustakaan yang
dapat dipergunakan untuk
menyelesaikannya ?
21 16 3 53% 40% 7.5%
Keterangan
1. Apakah anda sering membaca^elajar buku aqidah akhlak selain buku
paket ?
Yang menjawab ya, sering 40% kadang-kadang 57.5% tidak pernah 2.5%
2. Walaupun tidak ada tugas dari guru aqidah akhlak. Apakah anda meraa
wajib untuk belajar ?
Yang menjawab ya, sering 82.5% kadang-kadang 15% tidak pernah
2.5%
3. Bila mendapat tugas individu atau kelompok dalam pelajaran aqidah
akhlak anda berusaha mengerjakan sebaik mungkin agar mendapat nilai
baik ?
Yang menjawab ya, sering 82.5% kadang-kadang 15% tidak pernah 2.5%
4. Apakah anda merasa bahwa kegiatan belajar aqidah akhlak di dalam kelas
adalah membosankan ?
Yang menjawab tidak pernah 47.5% kadang-kadang 42.5% ya, sering 10%
-
54
5. Jika anda mendapat nilai ulangan yang baik dalam pelajaran aqidah
akhlak. Apakah anda berusaha lebih giat belajar aqidah akhlak ?
Yang menjawab ya, giat 57.5% kadang-kadang giat 37.5% tidak pernah
giat 5%
6. Apakah anda senang melakukan kegiatan praktek aqidah akhlak ?
Yang menjawab ya, sering 62.5% kadang-kadang 35% tidak pemah2.5%
7. Apa yang anda lakukan ketika kesulitan belajar aqidah akhlak ?
Yang menjawab berusaha memecahkan sendiri 80% bertanya pada guru
atau teman 15% meninggalkan begitu saja 5%
8. Apakah anda merasa diperhatikan oleh guru aqidah akhlak anda setiap kalir
mendapatkan kesulitan belajar aqidah akhlak ?
Yang menjawab ya, sering 70% kadang-kadang 27.5% tidak pernah 2.5%
9. Apakah setiap kali diberi tugas oleh guru aqidah akhlak anda berusaha
menyelesaikan tepat waktu ?
Yang menjawab ya, sering 65% kadang-kadang 27.5% tidak pernah 7.5%
10. Jika buku aqidah akhlak anda tidak mencukupi apakah anda berusaha
mencari buku di perpustakaan yang dapat dipergunakan untuk
menyelesaikannya ?
Yang menjawab berusaha 53% kadang-kadang 40% tidak pernah 7.5%
-
55
C. Analisis Ketiga
Analisis kegiatan ini untuk mengetahui sejauh mana hubungan
komeptensi profesional guru terhadap motivasi belajar aqidah akhlak siswa
kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali tahun
2006.
Adapun analisa yang digunakan adalah korelasi product moment.
Adapun langkah-langkah operasional penggunaan rumus tersebut adalah :
TABEL IV
PENGARUH KOMEPTENSI PROFESIONAL GURU
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
No X Y X2 Y2 XY
1 25 25 625 625 625
2 27 24 729 576 648
3 28 26 784 676 728
4 28 27 784 729 756
5 27 26 729 676 702
6 28 25 784 625 700
7 27 27 729 729 729
8 27 26 729 676 702
9 28 25 784 625 700 ‘
10 . 27 27 729 729 729
11 28 26 784 676 728
12 27 27 729 729 729
13 26 27 676 729 702
14 25 28 625 784 700
15 25 22 625 484 550
16 28 27 784 729 756
17 25 22 625 484 550
18 28 24 784 576 672
-
56
No X Y X2 Y2 XY
19 28 22 784 484 616
20 23 28 529 784 644
21 26 27 676 729 702
22 26 26 676 676 676
23 27 27 729 729 729
24 27 28 729 784 756
25 28 28 784 784 784
26 27 20 729 400 540
27 28 27 784 729 756
28 27 28 729 784 756
29 28 27 784 729 756
30 28 26 784 676 728
31 20 20 400 400 400
32 28 27 784 729 756
33 28 28 784 784 784
34 28 28 784 784 784
35 28 26 784 676 728
36 27 25 729 625 675
37 28 27 784 729 756
38 27 28 729 784 756
* 39 28 28 784 784 784
40 28 25 784 625 700
1077 1037 29101 27065 27972
Dari tabel di atas dapat diperoleh
LT : 1077 EY2 :29101
: 1037 £Y2 :27065
LAY : 27972
-
57
Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukkan dalam rumus
koefisien korelasi product moment sebagai berikut:
IATN
IA' -2 (2AQ2N
I Y2-2 V Y )2N
27972-
rv =
(1077X1037)40
29101-(12ZZ)llf27065. 0 0 ^ 40 J [ 40
279721116849
*y29101 -
1159929j |
40
40
27065-1075369
40
rv =27972-27921,23
7(29101 - 28998,2)(27065 - 26884,23)
50,78** — _* 7(102,775)(180,775)
50,78
** 718579,15063
50,78
* " 136,305
= 0,373
Langkah selanjutnya adalah pembuktian hipotesis dengan cara
berkonsultasi pada tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan jumlah db 40
yaitu r tabel = 0,312.
-
58
Dengan demikian r^ = 0,373 > r tabel = 0,312. Menurut Sutrisno Hadi,
bila nilai r yang kita peroleh dalam penelitian sama atau lebih besar dari nilai r
product moment berarti signifikan.
Jdi dari perhitungan dengan rumus korelasi product moment dan
setelahmelihat nilai r tabel taraf signifikan 5% dapat diketahui bahwa nilai rxy
lebih besar dari nilai r tabel 5%. Ternyata antara variabel X (Kompetensi
profesional guru) dengan variabel Y (motivasi belajar aqidah akhlak) ada
hubungan yang positif, yang berarti telah terbukti adanya korelasi antara
variabel kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar aqidah akhlak.
Dengan demikian hipotesa yang penulis kemukakan pada bab I yang
berbunyi : “Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi
profesional guru terhadap motivasi belajar aqidah akhlak” dapat diterima
kebenarannya.
-
BABY
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisa data pada bab IV diperoleh kesimpulan
di ‘mana kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari tujuan penelitian yangh
ada Bab I. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa yaitu :
- Kategori tinggi 85 %
- Kategori sedang 12,5 %
- Kategori rendah 2,5 %
2. Variasi motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II yaitu :
- Kategori tinggi 70 %
- Kategori sedang 18 %
- Kategori rendah 13 %
Dari data tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar Aqidah
Akhlak siswa kelas II MTS Nurul Islam Ringin Larik ada hubungan.
3. Berdasarkan pada analisa ketiga yaitu dengan rumus korelasi product
moment diperoleh hasil r^ = 0,373 yang lebih besar dari r tabel pada taraf
signifikansi 5% (0,312). Dengan demikian hipotesa yang menyatakan
bahwa ada hubungan yang signifikansi antara kompetensi profesional guru
terhadap minat belajar diterima, terbukti karena r hitung lebih besar dari r
tabel.
59
-
60
B. Saran-Saran
1. Untuk Peserta Didik
a. Untuk menambah pengetahuan tentang pendidikan Aqidah Akhlak.
Maka perlu bagi siswa untuk meningkatkan intensitasnya dalam
belajar terutama pelajaran Aqidah Akhlak. Karena Aqidah Akhlak
adalah bagian dari pelajaran pendidikan Agama Islam.
b. Siswa hendaknya meningkatkan lagi semangatnya dalam balajar
Aqidah Akhlak. Karena Aqidah Akhlak akan sangat bermanfaat bagi
siswa di dunia dan di akhirat kelak.
2. Untuk Pendidik
a. Pihak guru perlu meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya
dalam menyampaikan materi pelajaran Aqidah Akhlak, sehingga
peserta didik akan lebih mudah menerima pelajaran dan lebih
semangat mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak
b. Guru Aqidah Akhlak seyogyanya mampu menjadi suri tauladan bagi
para peserta didiknya, agar peserta didik terdorong juga untuk
mengamalkan apa yang telah dipelajari.
3. Untuk Orang Tua
a. Orang tua perlu terus mendorong dan membimbing putra-putrinya
dalam belajar.
b. Orang tua hendaknya memberikan waktu, sarana dan prasarana yang
dibutuhkannya dalam belajar. Dengan demikian anak akan lebih
semangat atau termotivasi belajarnya.
-
DAFTAR ANGKET
PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK
SISWA KELAS III MTs NURUL ISLAM
RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
TAHUN 2006
Biodata Responden
Nama : ___________________________
Jenis Kelamin :___________________________
s
A. Petunjuk Pengisian
• 1. Sebelum mengerjakan angka isilah biodata anda dahulu !
2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang
tepat menurut anda !
3. jawaban anda tidak mempengaruhi nilai raport!
4. Atas partisipasi anda dalam pengisian angket ini penulis ucapkan terima kasih
- f
B. Pertanyaan tentang kompetensi profesional guru Aqidah akhlak
1. Apakah dalam proses belajar mengajar guru aqidah akhlak selalu memulai
dengan pre tes ?
a. selalu dan pasti
b. kadang - kadang
c. tidak pernah
2. Dalam menyampaikan mater pelajaran apakah guru Aqidah akhlak anda
menggunakan media ?
a. selalu dan pasti
b. kadang - kadang
c. tidak pernah
-
3. Bagaimanakah guru Aqidah akhlak anda dalam menerangkan materi ?
a. menerangkan dengan cenderung membaca buku
b. menerangkan dengan membaca buku dan banyak memberikan contoh
c. menerangkan sekilas dan mencatat
4. Bagaimanakah suasana kegiatan belajar mengajar Aqidah akhlak yang ada
rasakan ?
a. Menyenangkan sebab penjelasan guru mudah dipahami
b. Menyenangkan karena penuh humor
c. Menjemukan karena pelajarannya menonton
5. Dalam menerangkan materi pelajaran metode apa yang digunakan oleh guru
Aqidah Akhlak ?
a. Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas
b. Ceramah dan hafalan
c. Mencatat melulu
6. dalam setiap menyampaikan materi pelajaran apakah guru Aqidah akhlak
anda dapat menjawab yang muncul dari siswa ?
a. selalu dapat menjawab
b. kadang - kadang
c. tidak pernah dapat menjawab
7. Bagaimanakah tanggapan guru bila ada siswa yang mampu menjawab^
pertanyaan dengan benar ?
a. Diberi pujian
b. Diberi pertanyaan kembali
c. Diam saja
8. Apabila ada siswa yang belum paham tentang materi pelajaran apakah guru >
Aqidah akhlak anda bersedia menerangkan kembali ?
a. ya bersedia
b. kadang-kadang
c. tidak mau menerangkan kembali
-
9. Bagaimana cara guru aqidah akhlak ada meneliti pekerjaan anda ?
a. diteliti dan dibahas semua didepan kelas
b. dibahas yang sukar saja
c. tidak dibahas
10. Apakah setiap akhir pertemuan guru aqidah akhlak anda selalu mengadakan
tes ?
a. selalu dan pasti
b. kadang - kadang
c. tidak pernah
C. Pertanyaan tentang motivasi belajar Aqidah akhlak
1. Apakah anda sering membaca / belajar buku aqidah akhlak selain buku
paket ?
a. ya sering
b. kadang - kadang
c. tidak pernah
2. Walaupun tidak ada tugas dari guru aqidah akhklak apakah anda merasa wajib
• untuk belajar ?
a. ya sering
b. kadang - kadang
c. tidak pernah
3. bila mendapat tugas individu atau kelompok dalam pelajaran Aqidah akhlak
anda berusaha mengerjakan sebaik mungkin agar mendapat nilai baik ?
a. ya sering
b. kadang - kadang
c. tidak pernah
4. Apakah anda merasa bahwa kegiatan belajar Aqidah akhlak di dalam kelas
adalah membosankan ?
a. tidak pernah
• b. ya sering
-
c. kadang - kadang
5. Jika anda mendapat nilai ulangan yang baik / jelek dalam pelajaran Aqidah
akhlak apakah anda berusaha lebih giat belajar Aqidah ?
a. ya giat
b. kadang - kadang
c. tidak pernah
6. Apakah anda senang melakukan kegiatan praktek Aqidah akhlak ?
a. ya sering
b. kadang - kadang
c. tidak pemah
7. Apa yang anda lakukan ketika kesulitan belajar Aqidah Akhlak ?
a. Berusaha memecahkan sendiri
b. Bertanya pada guru atau teman
c. Meninggalkan begitu saja
8. Apakah anda merasa diperhatikan oleh guru Aqidah akhlak anda setiap kali
mendapat kesulitan belajar Aqidah akhlak ?
a. ya sering
b. kadang - kadang
c. tidak pemah
9. Apakah setiap kali diberi tugas oleh guru Aqidah Akhlak anda berusaha
menyelesaikan tepat waktu ? ^
a. ya sering
b. kadang - kadang
c. tidak pemah
10. Jika buku Aqidah Akhlak anda tidak mencukupi apakah anda berusaha
mencari buku diperpustakaan yang dapat dipergunakan untuk
menyelesaikannya
a. ya sering
b. kadang - kadang
c. tidak pemah
-
DAFTAR PUSTAKA
Al Mughiroh, Bukhori bin Bardah, Shohih Bukhari, Juz 1- 2, Toha Putra, Semarang.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta, 1991.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Hadi, Sutrisno, Methodologi Research 2, Andi Offset, Yogyakarta, 1982.
Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru dan Konsep Strategi, Mandar Maju, Bandung, 1991.
Hasan, Chalijah, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Al Ikhlas, Surabaya,
Koencoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Jakarta,
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rieneke Cipta, Jakarta, 1997.
Poerwadarminto, WJS., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987.
Samana, Profesionalisme Keguruan, Kanisus, Yogyakarta, 1994.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar, Rajawali Pers., Jakarta, 1994.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung,
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995.
•* ;Tim Penyusun Kamus besar bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Depdikbud, Jakarta, 1991.
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung.
1994.
1994.
1986.
1991.
-
Wijaya, Cece dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991.
Wingkel, WS., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1983.
Yunus, Mahmud, Tarjamah Al Qur'an Al Karim, Al Ma’arif, Bandung, 1989.
-
Yang bertanda tangan di bawah in i:
DAFTAR RIW AYAT HIDUP
Nama : Sri Wigati
Tempat/Tanggal Lahir : Boyolali, 14 November 1982
Alamat : Sukorejo RT 07/RW V, Musuk Boyolali
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : - SD Sukorejo I (lulus tahun 1995)
- MTs Nurul Islam Ringinlarik (lulus tahun 1998)
- MAN 1 Boyolali (lulus tahun 2001)
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
♦
Salatiga, Maret 2006
Penulis
Sri Wigati
-
DKPAKTKMKN ACJAMASLKOLAII MNCiCil A(iAMA ISLAM NKOKRI (STAIN) SALATKJA
Jl. Tonlnni Poliui» 02 Tolp.(020K) 323700.32.V133 Iux323l33 Snlnli»i» 30721 V'ob.sito : www,sli»inijuliitjgii,uo,imnil : iidmiiiiHlrnHiOr/>.HtuitiHiil
-
DEPARTEMEN AGAMASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiaa.ac.id E-m ail: [email protected]
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI-)
Nama :.. .........................................NIM :.!! (.9.! .9. £ ?.Program Studi : P/J/PBA/TPBI/AHS**)Judul Skripsi :............................................................................................
Pembimbing :. .P.rf;. Pj?)?P.Soio^o.Pembimbing :. .P.rf;. Pj?)?P.Soiopo.Asisten Pembimbing :..........................................
Salatiga,........
Asisten Pembimbing Pembimbing
NIP. 150 NIP. 150
http://www.stainsalatiaa.ac.idmailto:[email protected]
-
SURAT KETERANGANNomor:
Hal : Hasil Penelitian
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Madrasah Ts