perspektif

29
Perspektif psikodinamika menguraikan dinamika ketidaksadaran seseorang, seperti dorongan dalam diri. konflik, dan energi Insting. Perspektif ini berasal dari teoripsikoanalisis Freud, namun kini dilengkapi tambahan dari teori-teori psikodinamika lainnya. Para psikolog psikodinamika mencoba menggali hingga dasar permukaan perilaku seseorang untuk menemukan sumber-sumber yang tidak disadari. Mereka menganggap diri mereka arkeolog pikiran. Jika diibaratkan sebagai tangan, perspektif psikodinamika adalah jempol, yang terkait dengan jari-jari lainnya, namun juga terpisah, karena secara radikal berbeda dari pendekatan- pendekatan lain, baik dalam bahasa yang digunakan, metode, maupun standar penentuan keabsaluui ilmiahnya. Meskipun beberapa ilmuwan psikologi melakukan studi empiris terhadap konsep-konsep psikodinamika, banyak ilmuwan lainnya berpendapat bahwa pendekatan psikodinamika seharusnya digolongkan ke dalam filsafat atau sastra, dan bukan ke dalam psikologi akademik. Agaknya Anda tidak akan banyak menjumpai psikoanalisis dalam sebagian besar jurnal ilmiah psikologi (Robins. Gosling dan Craik. 1999). Meskipun demikian, di luar psikologi empiris, banyak psikoterapi, novelis, maupun orang awam yang tertarik pada pendekatan psikodinamika, yang berfokus pada masalah-masalah psikologis besar seperti hubungan antara dua jenis kelamin, kekuatan seksualitas, dan ketakutan universal terhadap kemalian. Selanjutnya, dalam buku ini kita akan membahas banyak hal yang kontroversial sccara terus terang mengenai berbagai masalah psikodinamika. BLOG PSIKOLOGI psikodinamika masalah kesehatan jiwa

Upload: rochmawati-dwi-s

Post on 29-Nov-2015

152 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perspektif

   Perspektif psikodinamika menguraikan dinamika ketidaksadaran seseorang, seperti dorongan dalam diri. konflik, dan energi Insting. Perspektif ini berasal dari teoripsikoanalisis Freud, namun kini dilengkapi tambahan dari teori-teori psikodinamika lainnya. Para psikolog psikodinamika mencoba menggali hingga dasar permukaan perilaku seseorang untuk menemukan sumber-sumber yang tidak disadari. Mereka menganggap diri mereka arkeolog pikiran.Jika diibaratkan sebagai tangan, perspektif psikodinamika adalah jempol, yang terkait dengan jari-jari lainnya, namun juga terpisah, karena secara radikal berbeda dari pendekatan-pendekatan lain, baik dalam bahasa yang digunakan, metode, maupun standar penentuan keabsaluui ilmiahnya. Meskipun beberapa ilmuwan psikologi melakukan studi empiris terhadap konsep-konsep psikodinamika, banyak ilmuwan lainnya berpendapat bahwa pendekatan psikodinamika seharusnya digolongkan ke dalam filsafat atau sastra, dan bukan ke dalam psikologi akademik. Agaknya Anda tidak akan banyak menjumpai psikoanalisis dalam sebagian besar jurnal ilmiah psikologi (Robins. Gosling dan Craik. 1999). Meskipun demikian, di luar psikologi empiris, banyak psikoterapi, novelis, maupun orang awam yang tertarik pada pendekatan psikodinamika, yang berfokus pada masalah-masalah psikologis besar seperti hubungan antara dua jenis kelamin, kekuatan seksualitas, dan ketakutan universal terhadap kemalian. Selanjutnya, dalam buku in i  kita akan membahas banyak hal yang kontroversial sccara terus terang mengenai berbagai masalah psikodinamika.

BLOG PSIKOLOGI

psikodinamika masalah kesehatan jiwa

psikodinamika masalah keperawatan jiwa

BAB IPendahuluanA. Teori psikodinamikaTeori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini.Pemahanan freud tentang kepribadian manusia didasarkan pada pengalaman-pengalaman dengan pasiennya, analisis tentang mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang beragam literature ilmu

Page 2: Perspektif

pengetahuan dan kemanusiaan. Pengalaman-pengalaman ini menyediakan data yang mendasar bagi evolusi teorinya. Baginya, teori mengikuti megikuti observasi, dan konsepnya tentang kepribadian terus mengalami revisi selama 50 tahun terakhir hidupnya.Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar. Pertama, manusia adalah bagian dari dunia binatang. Kedua, manusia adalah bagian dari sistem enerji. Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma psikodinamika adalah mengenali semua sumber terjadinya perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari.Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Dia memberi nama aliran psikologi yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis. Banyak pakar yang kemudia ikut memakai paradigma psikoanalisis untuk mengembangkan teori kepribadiannya, seperti : Carl Gustav Jung, Alfred Adler, serta tokoh-tokoh lain seperti Anna Freud, Karen Horney, Eric Fromm, dan Harry Stack Sullivan. Teori psikodinamika berkembang cepat dan luas karena masyarakat luas terbiasa memandang gangguan tingkah laku sebagai penyakit (Alwisol, 2005 : 3-4).Ada beberapa teori kepribadian yang termasuk teori psikodinamika, yaitu : psikoanalisis, psikologi individual, psikologi analitis, dan neo freudianisme. Berikut ini dikemukakan pokok-pokok dari teori psikoanalisis, psikologi individual, dan psikologi analitis.

BAB IIA. Dinamika Id, Ego, dan Superego dalam Studi psikodinamikaPsikodinamika mencerminkan dinamika-dinamika psikis yang menghasilkan gangguan jiwa atau penyakit jiwa. Dinamika psikis terjadi melalui sinergi dan interaksi-interaksi elemen psikis setiap individu. Seksualitas Freud sebagai sebuah dinamika, menangkap ada bermacam-macam potensi psikopatologi dalam setiap peta id, ego, dan superego.Ketiga elemen psikis ini mempunyai kekhasan masing-masing, sebab mereka menggambarkan tiap-tiap ide yang saling paradoks. Hanya saja, mereka tidak akan membuat manusia sepenuhnya nyaman, karena manusia tetap saja orang yang sakit.Sebagaimana tubuh fisik yang mempunyai struktur: kepala, kaki, lengan dan batang tubuh, Sigmund Frued, berkeyakinan bahwa jiwa manusia juga mempunyai struktur, meski tentu tidak terdiri dari bagian-bagian dalam ruang. Struktur jiwa tersebut meliputi tiga instansi atau sistem yang berbeda. Masing-masing sistem tersebut memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri. Keharmonisan dan keselarasan kerja sama di antara ketiganya sangat menentukan kesehatan jiwa seseorang. Ketiga sistem ini meliputi: Id, Ego, dan Superego. Sebagaimana akan dijelaskan sebagai berikut:1. IdSigmund Frued mengumpamakan kehidupan psikis seseorang bak gunung es yang terapung-apung di laut. Hanya puncaknya saja yang tampak di permukaan laut, sedangkan bagian terbesar dari gunung tersebut tidak tampak, karena terendam di dalam laut. Kehidupan psikis seseorang sebagian besar juga tidak tampak ( bagi diri mereka sendiri ), dalam arti tidak disadari oleh yang bersangkutan. Meski demikian, hal ini tetap perlu mendapat perhatian atau diperhitungkan, karena mempunyai pengaruh terhadap keutuhan pribadi ( integrated personality ) seseorang.Dalam pandangan Frued, apa yang dilakukan manusia khususnya yang diinginkan, dicita-citakan, dikehendaki- untuk sebagian besar tidak disadari oleh yang bersangkutan. Hal ini dinamakan “ketaksadaran dinamis”, ketaksadaran yang mengerjakan sesuatu. Dengan pandangan seperti itu, Frued telah melakukan sebuah revolusi terhadap pandangan tentang manusia. Karena,

Page 3: Perspektif

psikologi sebelumnya hanya menyelidiki hal-hal yang disadari saja. Segala perilaku yang di luar kesadaran manusia dianggap bukan wilayah kajian psikologi.Frued menggunakan istilah Id untuk menunjukkan wilayah ketaksadaran tersebut. Id merupakan lapisan paling dasar dalam struktur psikis seorang manusia. Id meliputi segala sesuatu yang bersifat impersonal atau anonim, tidak disengaja atau tidak disadari, dalam daya-daya mendasar yang menguasai kehidupan psikis manusia. Oleh karena itu, Frued memilih istilah “id” ( atau bahsa aslinya “Es” ) yang merupakan kata ganti orang neutrum atau netral.Pada permulaan hidup manusia, kehidupan psikisnya hanyalah terdiri dari Id saja. Pada janin dalam kandungan dan bayi yang baru lahir, hidup psikisnya seratus persen sama identik dengan Id. Id tersebut nyaris tanpa struktur apa pun dan secara menyeluruh dalam keadaan kacau balau. Namun demikian, Id itulah yang menjadi bahan baku bagi perkembangan psikis lebih lanjut.Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan biologis manusia – pusat insting (hawa nafsu, istilah dalam agama ). Ada dua insting dominan, yakni : ( 1 ) Libido – instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif; ( 2 ) Thanatos – instink destruktif dan agresif. Yang pertama disebut juga instink kehidupan ( eros ), yang dalam konsep Frued bukan hanya meliputi dorongan seksual, tetapi juga segala hal yang mendatangkan kenikmatan termasuk kasih ibu, pemujaan kepada Tuhan, cinta diri ( narcisisme ). Bila yang pertama adalah instink kehidupan, yang kedua merupakan instink kematian. Semua motif manusia adalah gabungan antara eros dan thanatos. Id bergerak berdasarkan kesenangan ( pleasure principle ), ingin segera memenuhi kebutuhannya. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani manusia. ( Jalaluddin Rakhmat M.sc, Psikologi Komunikasi, 1986 ).Pada mulanya, Id sama sekali berada di luar kontrol individu. Id hanya melakukan apa yang disukai. Ia dikendalikan oleh “prinsip kesenangan” ( the pleasure principle ). Pada Id tidak dikenal urutan waktu ( timeless ). Hukum-hukum logika dan etika sosial tidak berlaku untuknya. Dalam mimpi seringkali kita melihat hal-hal yang sama sekali tidak logis. Atau pada anak kecil, kita bisa melihat bahwa perilaku mereka sangat dikuasai berbagai keinginan. Untuk memuaskan keinginan tersebut, mereka tak mau ambil pusing tentang masuk akal-tidaknya keinginan tersebut. Selain itu, juga tidak peduli apakah pemenuhan keinginan itu akan berbenturan dengan norma-norma yang berlaku. Yang penting baginya adalah keinginannya terpenuhi dan ia memperoleh kepuasan. Demikianlah gambaran selintas tentang Id. Bagaimana pun keadaannya Id tetap menjadi bahan baku kehidupan psikis seseorang.Id merupakan reservoar energi psikis yang menggerakkan Ego dan Superego. Energi psikis dalam Id dapat meningkat karena adanya rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar individu. Apabila energi psikis ini meningkat, akan menimbulkan pengalaman tidak enak (tidak menyenangkan). Id tidak bisa membiarkan perasaan ini berlangsung lama. Karena itu, segeralah id mereduksikan energi tersebut untuk menghilangkan rasa tidak enak yang dialaminya. Jadi, yang menjadi pedoman dalam berfungsinya Id adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan.Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai keenakan ini, id mempunyai dua cara, yang pertama adalah: refleks dan reaksi-reaksi otomatis, seperti misalnya bersin, berkedip karena sinar, dan sebagainya, dan yang ke dua adalah proses primer, seperti misalnya ketika orang lapar biasanya segera terbayang akan makanan; orang yang haus terbayang berbagai minuman. Bayangan-bayangan seperti itu adalah upaya-upaya yang dilakukan id untuk mereduksi ketegangan akibat meningkatnya energi psikis dalam dirinya.Cara-cara tersebut sudah tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan. Orang lapar tentu tidak akan

Page 4: Perspektif

menjadi kenyang dengan membayangkan makanan. Orang haus tidak hilang hausnya dengan membayangkan es campur. Karena itu maka perlu (merupakan keharusan kodrat) adanya sistem lain yang menghubungkan pribadi dengan dunia objektif. Sistem yang demikian itu ialah Ego.2. EgoMeski id mampu melahirkan keinginan, namun ia tidak mampu memuaskannya. Subsistem yang kedua – ego – berfungsi menjembatani tuntutan id dengan realitas di dunia luar. Ego merupakan mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego-lah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewani manusia dan hidup sebagai wujud yang rasional ( pada pribadi yang normal ). Ketika id mendesak Anda untuk menampar orang yang telah menyakiti Anda, ego segera mengingatkan jika itu Anda lakukan, Anda akan diseret ke kantor polisi karena telah main hakim sendiri. Jika Anda menuruti desakan id, Anda akan konyol.Jadi, ego adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena kebutuhan manusia untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Orang lapar tentu perlu makan untuk menghilangkan ketegangan yang ada di dalam dirinya. Ini berarti bahwa individu harus dapat membedakan antara khayalan dengan kenyataan tentang makanan. Di sinilah letak perbedaan pokok antara id dan ego. Id hanya mengenal dunia subjektif (dunia batin), sementara ego dapat membedakan sesuatu yang hanya ada di dalam batin dan sesuatu yang ada di dunia luar (dunia objektif, dunia kenyataan). Lain dengan id, ego berpegang pada prinsip kenyataan ( reality principle ) dan berhubungan dengan proses sekunder. Tujuan prinsip realitas adalah mencari objek yang tepat sesuai dengan kenyataan untuk mereduksi ketegangan yang timbul di dalam diri. Proses sekunder ini adalah proses berpikir realistik. Dengan mempergunakan proses sekunder, Ego merumuskan sesuatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan mengujinya dengan suatu tindakan untuk mengetahui apakah rencananya itu berhasil atau tidak.Aktivitas Ego ini bisa sadar, pra sadar atau tak disadari. Namun untuk sebagian besar adalah disadari. Contoh aktivitas Ego yang disadari antara lain : persepsi lahiriah ( saya melihat teman saya tertawa di ruang itu ); persepsi batiniah ( saya merasa sedih ) dan berbagai ragam proses intelektual. Aktivitas pra sadar dapat dicontohkan fungsi ingatan ( saya mengingat kembali nama teman yang tadinya telah saya lupakan ). Sedangkan aktivitas tak sadar muncul dalam bentuk mekanisme pertahanan diri ( defence mechanisme ), misalnya orang yang selalu menampilkan perangai temperamental untuk menutupi ketidakpercayaan-dirinya; ketidakmampuannya atau untuk menutupi berbagai kesalahannya.Aktivitas Ego ini tampak dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang objektif, yang sesuai dengan dunia nyata dan mengungkapkan diri melalui bahasa. Di sini, the pleasure principle dari Id diganti dengan the reality principle. Sebagai misal, ketika seseorang merasa lapar. Rasa lapar ini bersumber dari dorongan Id untuk fungsi menjaga kelangsungan hidup. Id tidak peduli apakah makanan yang dibutuhkan nyata atau sekadar angan-angan. Baginya, ia butuh makanan untuk memuaskan diri dari dorongan rasa lapar tersebut. Pada saat yang bersangkutan hendak memuaskan diri dengan mencari makanan, Ego mengambil peran. Ego berpendapat bahwa angan-angan tentang makanan tidak bisa memuaskan kebutuhan akan makanan. Harus dicari makanan yang benar-benar nyata. Selanjutnya, Ego mencari cara untuk mendapatkan makanan tersebut.Menurut Frued, tugas pokok Ego adalah menjaga integritas pribadi dan menjamin penyesuaian dengan alam realitas. Selain itu, juga berperan memecahkan konflik-konflik dengan realitas dan konflik-konflik dengan keinginan-keinginan yang tidak cocok satu sama lain. Ego juga mengontrol apa yang akan masuk ke dalam kesadaran dan apa yang akan dilakukan. Jadi, Fungsi

Page 5: Perspektif

Ego adalah menjaga integritas kepribadian dengan mengadakan sintesis psikis.3. SuperegoSuperego adalah sistem kepribadian terakhir yang ditemukan oleh Sigmund Frued. Sistem kepribadian ini seolah-olah berkedudukan di atas Ego, karena itu dinamakan Superego. Fungsinya adalah mengkontrol ego. Ia selalu bersikap kritis terhadap aktivitas ego, bahkan tak jarang menghantam dan menyerang ego. Superego ini termasuk ego, dan seperti ego ia mempunyai susunan psikologis lebih kompleks, tetapi ia juga memiliki perkaitan sangat erat dengan id. Superego dapat menempatkan diri di hadapan Ego serta memperlakukannya sebagai objek dan caranya kerapkali sangat keras. Bagi Ego sama penting mempunyai hubungan baik dengan Superego sebagaimana halnya dengan Id. Ketidakcocokan antara ego dan superego mempunyai konsekuensi besar bagi psikis.Seperti dikemukakan di atas, Superego merupakan sistem kepribadian yang melepaskan diri dari Ego. Aktivitas Superego dapat berupa self observation, kritik diri, larangan dan berbagai tindakan refleksif lainnya. Superego terbentuk melalui internalisasi (proses memasukkan ke dalam diri) berbagai nilai dan norma yang represif yang dialami seseorang sepanjang perkembangan kontak sosialnya dengan dunia luar, terutama di masa kanak-kanak. Nilai dan norma yang semula “asing” bagi seseorang, lambat laun diterima dan dianggapnya sebagai sesuatu yang berasal dari dalam dirinya. Larangan, perintah, anjuran, cita-cita, dan sebagainya yang berasal dari luar ( misalnya orangtua dan guru ) diterima sepenuhnya oleh seseorang, yang lambat laun dihayati sebagai miliknya. Larangan “Engkau tidak boleh berbohong“ Engkau harus menghormati orang yang lebih tua” dari orangtuanya menjadi “Aku tidak boleh berbohong “Aku harus menghormati orang yang lebih tua”. Dengan demikian, Superego berdasarkan nilai dan norma-norma yang berlaku di dunia eksternal, kemudian melalui proses internalisasi, nilai dan norma-norma tersebut menjadi acuan bagi perilaku yang bersangkutan.Superego merupakan dasar moral dari hati nurani. Aktivitas superego terlihat dari konflik yang terjadi dengan ego, yang dapat dilihat dari emosi-emosi, seperti rasa bersalah, rasa menyesal, juga seperti sikap observasi diri, dan kritik kepada diri sendiri.Konflik antara ego dan superego, dalam kadar yang tidak sehat, berakibat timbulnya emosi-emosi seperti rasa bersalah, menyesal, rasa malu dan seterusnya. Dalam batas yang wajar, perasaan demikian normal adanya. Namun, pada beberapa orang hidupnya sangat disiksa oleh superegonya, sehingga tidak mungkin lagi untuk hidup normal.B. Asumsi Dasar Tentang Manusia dalam PsikodinamikaDikatakan psikodinamika, karena teori ini didasarkan pada asumsi bahwa perilaku berasal dari gerakan dan interaksi dalam pikiran manusia, kemudian pikiran merangsang perilaku dan keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.Perkembangan teori psikodinamika dalam lingkungan teori-teori pekerjaan sosial masih diterapkan secara generalis, hal ini dimungkinkan karena penerapannya masih berpatokan pada ajaran Freud tadi dengan mengarah kepada pengembangan psikoanalisis.Pendekatan psikodinamika terhadap psikologi berpusat pada proses-proses bawah sadar yang mempengaruhi prilaku. Teori psikodinamika yang paling terkenal adalah teori dari Freud, yaitu teori ”struktur” kepribadian, pertahanan ego, perkembangan psikoseksual, dan teori mimpi.Asumsi-asumsi penting psikologi psikodinamika adalah:1. Perilaku dan perasaan orang dewasa (termasuk masalah-masalah psikologis) berasal dari pengalaman masa kecil.2. Hubungan antar manusia (terutama hubungan orangtua-anak) sangat penting dalam menentukan perasaan dan perilaku manusia.

Page 6: Perspektif

3. Perilaku dan perasaan sangat dipengaruhi oleh makna kejadian-kejadian dalam pikiran bawah sadar dan motif-motif bawah sadar.4. Berlawanan dengan cabang-cabang lain dalam psikologi yang sangat menekankan penelitian sistematis dan ilmiah, psikologi psikodinamika mencari informasi melalui mimpi, gejala, tingkah laku yang tidak masuk akal, dan semua ucapan pasien selama terapi.C. Penyebab umum psikodinamika gangguan jiwaManusia bereaksi secara keseluruhan,secara holistic,atau dapat dikatakan secara somato-psiko-sosial.dalam mencari penyebab gangguan jiwa .maka ketiga unsur ini diperhatikan.gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala – gejala yang patologik dari unsure psike.hal ini tidak berarti bahwa unsure yang lain tidak terganggu.sekali lagi yang sakit dan menderita adalah manusia seutuhnya dan bukan hanya badanya,jiwanya dan lingkunganya.Hal –hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia konstitusi,umur dan sex,keadan badan,keadan psikologi,keluarga,adat istiadat,kebudayaan ,kepercayaan,pekerjaan kehamilan,dan perkawinan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar manusia, dan sebagainya.Perkiraan jumlah penderita beberapa jenis gangguan jiwa yang ada dalam satu tahun di Indonesia.Psikosa fungsional 520.000Sindroma otak organik akut 65.000Sindroma otak organik menahun 130.000Retradasi mental 2.600.000Nerosa 6.500.000Psikosomatik 6.500.000Gangguan kepribadian 1.300.000Ketergantungan obat 1.000Biarpun gejala umum atau gejala yang menonjol itu terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di fisik (somatogenik), dilingkungan sosial (sosiogenik) ataupun di psikis (psikogenik). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan fisik ataupun jiwa. Umpamanya seorang dengan depresi, karena kurang makan dan tidur daya tahan fisiknya mengalami penurunan sehingga mengalami penyakit fisik.Sebaliknya seorang dengan penyakit fisik misalkan kanker yang melemahkan, maka secara psikologisnya juga akan menurun sehingga kemungkinan mengalami depresi. Penyakit pada otak sering mengakibatkan gangguan jiwa. Contoh lain adalah seorang anak yang mengalami gangguan otak (karena kelahiran, peradangan dan sebagainya) kemudian menjadi hiperkinetik dan sukar diasuh. Ia mempengaruhi lingkungannya, terutama orang tua dan anggota lain serumah. Mereka ini bereaksi terhadapnya dan mereka saling mempengaruhi. Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)a. Neuroanatomib. Neurofisiologic. neurokimiad. tingkat kematangan dan perkembangan organike. faktor-faktor pre dan peri - natal2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :

Page 7: Perspektif

a. Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan)b. Peranan ayahc. Persaingan antara saudara kandungd. inteligensie. hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakatf. kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salahg. Konsep diri : pengertian identitas diri sendiri versus peran yang tidak menentuh. Keterampilan, bakat dan kreativitasi. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahayaj. Tingkat perkembangan emosi3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)a. Kestabilan keluargab. Pola mengasuh anakc. Tingkat ekonomid. Perumahan : perkotaan lawan pedesaane. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadaif. Pengaruh rasial dan keagamaang. Nilai-nilaiD. Proses Intervensi dalam Psikodinamika1. Fokus/ akar masalah klien.2. Tujuan pemecahan masalah klien berikut indikator-indikator keberhasilan.3. Sistem dasar praktek, yang meliputi:a) Sistem klienb) Sistem sasaranc) Sistem pelaksana perubahand) Sistem kegiatan4. Pokok-pokok program kegiatan pemecahan masalah5. Metode-metode pertolongan yang digunakan untuk memberikan pertolongan kepada klien6. Tahap pelaksanaan intervensi (pemecahan masalah klien)E. Teknik-teknik dalam Model Intervensi Psikodinamika1. Pendekatan problem solvinga) Orang yang terlibat dalam prosesb) Masalah yang ditanganic) Lokasi prakteknyad) Proses praktek2. Pendekatan transaksional analisisa) Strukturalb) Transaksionalc) Permainand) Skrip analisis3. Pendekatan terapi lingkunganTerapi lingkungan sebagi aplikasi pada kepedulian lingkungan sekitar.F. Kekuatan dan Kelemahan Model Intervensi Psikodinamika1. Kekuatan

Page 8: Perspektif

a) Mengenalkan pentingnya pikiran bawah sadarb) Mengenalkan pentingnya pengalaman masa kecil dan hubungan dengan orang lain.c) Menerangkan masalah-masalah yang sulit dan penting.d) Pendekatan yang berguna dalam memahami kesehatan mental, kendati tidak lengkap.e) Seperangkat terapi dan teknik terapeutik yang sangat berguna bagi mereka yang sedang mengalami derita psikologis.f) Sebagai orang pertama yang menyentuh konsep-konsep psikologi seperti peran ketidaksadaran (unconsciousness), anxiety, motivasi, pendekatan teori perkembangan untuk menjelaskan struktur kepribadian.g) Posisinya yang kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus menunjukkan hukum-hukum perilaku, artinya perilaku manusia dapat diramalkan.h) Freud juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata psikoanalisa, seperti puisi, drama, lukisan, dan lain-lain. Oleh karenanya ia memberi sumbangan juga pada analisis karya seni.2. Kelemahan a) Teori-teorinya diperoleh dari studi-studi kasus.b) Konsep-konsepnya menarik, tetapi tidak jelas dan tidak dapat diuji.c) Reduksionisme psikodinamiad) Kesulitan berkomunikasi dan pola prilaku yang berulang-ulang – sebagai akibat pola asuhan yang buruk.e) Tidak berpihak pada gender.f) Lebih diasumsikan pada model-model yang berhubungan dengan bidang kesehatan dan lain sebagainya.g) Metode studinya dianggap kurang reliabel, sulit diuji secara sistematis dan sangat subyektif.h) Konstruk-konstruk teorinya juga sulit diuji secara ilmiah sehingga diragukan keilmiahannya. Beberapa konsepnya bahkan dianggap fiksi, seperti Oedipus complex.i) Bagi aliran behaviorist, yang dilakukan Freud adalah mempelajari intervening variable.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanTeori psikodinamika dicetuskan oleh Sigmund Freud. Dia berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh komponen dasar yang bersifat sosio-efektif, yakni ketegangan yang ada di dalam diri seseorang itu ikut menentukan dinamikanya ditengah-tengah lingkungannya. Sehingga freud membagi struktur kepribadian atau jiwa seseorang menjadi tiga yaitu:1. Id (das es) bisa dikaitkan dalam islam dengan nafsu.2. Ego (das ich) bisa disebut juga dengan akal.3. Superego (das ueber es) bisa disebut dengan hati nurani.Setelah membagi struktur jiwa manusia kedalam tiga struktur, freud membagi tahapan-tahan perkembangan manusia menjadi lima. Yaitu, fase oral, fase anal, fase phallic, fase laten, dan fase kemaluan. Fase-fase inilah yang menjadi dasar perkembangan manusia bagi teori psikodinamika. Dalam aplikasi teori, ada lima teori yang bisa menjadi pengelolaan pendidikan yaitu, Pertama, konsep kunci bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan. Kedua, konsep teori tentang kecemasan yang dimiliki seseorang. Ketiga, konsep teori psikoanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Keempat, teori freud tentang tahapan perkembangan kepribadian individu. Kelima, konsep freud tentang

Page 9: Perspektif

ketidaksadaran.

Daftar PustakaAlwisol. (2005) Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas Muhammadyah Malang.Boeree, CG. (1997) .Personality Theories :Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. (Alih bahasa: Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta : Primasophie.http://terselubung.cz.cc/ .htmlhttp://imron46.blogspot.com/2009_02_01_archive.htmlhttp://www.mentalwirarakema.com/page26.phphttp://dryuliskandar.wordpress.com/2009/01/05/psikiatri-kusumanto-yul-iskandar-8/http://fkunhas.com/l/pengertian+psikodinamika.htmlKoeswara, E. (1991) Teori-teori Kepribadian. Bandung Eresco.Semiun, Yustinus. (2006) Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius. Sumadi Suryabrata. (2005) Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali.

Model-model Psikodinamika pada awalnya dikembangkan oleh Sigmund Freud (1974) dan pengikut-pengikutnya. Dikatakan psikodinamik, karena teori ini didasarkan pada asumsi bahwa perilaku berasal dari gerakan dan interaksi dalam pikiran manusia, kemudian pikiran merangsang perilaku dan keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.

Perkembangan teori psikodinamik dalam lingkungan teori-teori pekerjaan social masih diterapkan secara generalis, hal ini dimungkinkan karena penerapannya masih berpatokan pada ajaran Freud tadi dengan mengarah kepada pengembangan psikoanalisis. Oleh sebab itu, dikembangkan teori psikoanalisis yang lebih modern (Lowenstein, 1985) dengan konsentrasi pada bagaimana individu dapat berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Dan hal ini lebih mengarah kepada hubungan sosialnya dari pada hubungan secara biologis, yang kemudian berkembang pada pemikiran tentang pengaruh Ego Psikologi (E. Goldstein, 1984).

Peran psikoanalisis dalam pekerjaan social menunjukan adanya tingkatan pengembangan dan pemikiran ini berbeda antara satu negara dan negara lainnya. Misalnya di Amerika lebih kuat pengaruh Ego Psikologi dari pada negara yang lain seperti Inggris. Dinegara ini psikoanalisis dimungkinkan untuk diarahkan pada aliran-aliran Marxisme contohnya dimana sebuah struktur symbol dalam masyarakat seperti bahasa sangat ditentukan oleh budaya dimasyarakat. Disamping itu, aliran-aliran Marxisme ini yang bisa dikatakan radikal juga bisa dilihat dalam idiologi-idiologi seperti feminisme dan psikologi individu terutama yang berhubungan dengan intelektual.

Beberapa Ide Dasar PsikoanalisisTeori psikoanalisis ini dibagi dalam 3 (tiga) bagian, yakni :perkembangan manusia, kepribadian dan psikologi abnormal dan pengobatan (treatmen).Ada 2 (dua) ide dasar yang penting dari teori ini, yakni : Determinisme Psikis yaitu prinsip bahwa tindakan atau perilaku berasal dari proses pemikiran orang dan ketidaksadaran adalah ide

Page 10: Perspektif

bahwa suatu pemikiran dan kegiatan mental tersembunyi dari pengetahuan kita. Kedua hal ini diterima luas dimana Yelloly menguatkannya lewat beberapa pemahaman tentang resistensi yang mengarah kepada upaya perlawanan terhadap pemikiran dan perasaan yang bertentangan dengan kepercayaan yang kita pegang teguh. Dan semua itu akan mengarah kepada upaya represi dan agresi.

Dalam teori perkembangan mental pada psikoanalisis, juga dipahami adanya libido pada anak-anak yang berakar dari insting anak akibat lapar dan haus. Dia akan puas bila telah menyusu (sucking), namun pada perkembangannya dimasa dewasa, sucking juga akan terasa memuaskan bila objeknya berbeda (seperti merokok dan sebagainya).

(jangan asal copy paste donk) cantumin http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya pada daftar pustakanya

Kemudian dari masa anak-anak akan berkembang dari beberapa tingkatan yang dimulai dengan oral, anal, falik, oedipal, latensi dan genital. Tentu saja lingkungan social dan budaya akan sangat mempengaruhi perkembangannya.

Menurut teori personality dalam psikoanalisis ada 3 (tiga) hal penting dalam perkembangan kepribadian manusia yakni : Id, Ego dan Superego. Satu ciri penting kepribadian yang menonjol disini adalah bagaimana Ego mengelola konflik dan bagaimana kebutuhan Ego dan Superego untuk mengontrol Id sebagai bentuk tanggung jawab sosial .Ada juga 3 (tiga) hal penting menyangkut perkembangan kepribadian ini yaitu :a. Proyeksi : yaitu ide ide yang tidak diinginkan yang berkaitan dengan sesuatu yang diinginkan ego untuk dilindungi dikenakan pada orang lain.b. Sublimasi : yaitu energi yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang lebih dapat diterima.c. Rasionalisasi: yaitu alasan-alasan yang dapat diterima untuk kegiatan-kegiatan aktivitas meski sebenarnya tidak dapat diterima.

Freud dalam berpraktek berpatokan pada Ego dan hubungan antar objek. Hal ini terus dikembangkan dan sangat berpengaruh pada pendekatan psikoanalisis hingga saat ini. Dalam pekerjaan social, banyak bentuk teori psikoanalisis modern yang digunakan dan sangat kuat dipengaruhi oleh teori-teori system dan teori crisis intervention.

Teori-teori ini khususnya menyangkut Ego psikologi dan objek relation terus diperdalam, mengingat penekanannya pada perkembangan kepribadian manusia, dimulai dari masa anak-anak dimana mereka akan berhubungan dengan dunia luar (hubungan antar objek) dari usia dini. Tumbuh berkembang dan akan belajar dari berbagai pengalaman dengan menggunakan pemikiran, persepsi dan ingatan. Kemudian mereka akan mengalami suatu hal yang dinamakan kehilangan (loss), hal ini akan menjadi penghambat dalam perkembangan kepribadian mereka.

Disamping itu, Teori Treatment juga menjadi suatu bagian penting didalam pendekatan ini, dimana pemahamannya lebih menekankan pada cara orangtua dalam memerlakukan dan membentuk kepribadian anak yang diibaratkan sebagai ‘blank screens’.

Page 11: Perspektif

Psikoanalisis dan Pekerjaan SosialSecara garis besar teori-teori dalam pekerjaan social dipengaruhi teori psikoanalisis, terutama dalam prakteknya. Akan tetapi, teori-teori tentang perkembangan, kepribadian dan terapi, secara eksplisit tidak dipraktekkan. Beberapa hal yang menggambarkan pengaruhnya antara lain : Pengaruh pikiran Freud pada budaya Barat, adanya aspek-aspek berbeda dalam prakteknya, serta setuju dan tidaknya terhadap teori yang dikembangkan Frued dan sebagainya.

(jangan asal copy paste donk) cantumin http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya pada daftar pustakanya

Disamping itu, psikodinamik pekerjaan social ini juga mengundang kritikan antara lain ; tidak mudah diuji dengan cara-cara keilmuan yang lasim, tidak berpihak pada gender, lebih diasumsikan pada model-model yang berhubungan dengan bidang kesehatan dan lain sebagainya.

Semakin dominannya pendekatan psikoanalisis ini dalam pekerjaan social merujuk kepada semakin banyaknya (deluge) teori-teori tentang pendekatan dimaksud seperti Pearson dan ahli-ahli lainnya.

Hollis dan Woods : Terapi PsikososialMereka berdua mengembangkan psikodinamik casework. Ada 2 (dua) elemen penting dari pendekatan ini adalah ide dari person in situation dan classification of casework treatment. Yang pertama merujuk kepada orang-orang, lingkungan dan hubungan mereka didalamnya sedangkan yang kedua merujuk kepada model-model dan metode-metode apa yang cocok dalam proses penyembuhan dan hal ini dilakukan dalam beberapa prosedur.

Perumusan Psikodinamik Alternative dari Pekerjaan SocialSalah satu teori yang dibicarakan disini adalah teori fungsional yang merujuk kepada proses penyembuhan, serta pengembangan interaksi individu dengan lingkungannya.Ada 5 (lima) prinsip dasar dalam teori ini yaitu : melibatkan klien dalam praktek, menggunakan tiga fase (awal, pertengahan dan akhir), menggunakan instrument, menjelaskan proses yang akan dilakukan dan menggunakan hubungan antara klien dengan lingkungan sekitar.

Sementara itu, Perlman mengembangkan pendekatan problem solving, dimana ada 4 (empat) poin penting dalam pendekatan ini, yakni : orang yang terlibat dalam proses, masalah yang ditangani, lokasi prakteknya dan proses (prakteknya).Pendekatan ini juga mengembangkan Ego Psikologi dan Ego Casework dengan berpegang pada 3 (tiga) aspek yaitu ; asessmen, intervensi dan hubungan antara social worker dan klien.

Disamping itu, dikembangkan pula pendekatan Transaksional Analisis yang berpatokan pada 4 (empat) elemen penting yaitu ; structural, transaksional, permainan dan skrip analisis.Selain itu dikembangkan pula Terapi Lingkungan sebagai aplikasi pada kepedulian lingkungan sekitar. Pendekatan ini dikembangkan oleh Righton dengan menunjukan hubungan antara : terapi perencanaan lingkungan, terapi lingkungan pergaulan dan terapi komunitas.

Page 12: Perspektif

TEORI GENDER

TEORI GENDERKata Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (John M. echols danHassan Sadhily, 1983: 256). Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampakantara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women StudiesEnsiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuatperbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosionalantara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.Dalam buku Sex and Gender yang ditulis oleh Hilary M. Lips mengartikan Gender sebagaiharapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Misalnya; perempuan dikenaldengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat,rasional, jantan dan perkasa. Ciri-ciri dari sifat itu merupakan sifat yang dapat dipertukarkan,misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa.Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ketempat yang lain (Mansour Fakih 1999: 8-9).Heddy Shri Ahimsha Putra (2000) menegasakan bahwa istilah Gender dapat dibedakan kedalam beberapa pengertian berikut ini: Gender sebagai suatu istilah asing dengan maknatertentu, Gender sebagai suatu fenomena sosial budaya, Gender sebagai suatu kesadaransosial, Gender sebagai suatu persoalan sosial budaya, Gender sebagai sebuah konsep untukanalisis, Gender sebagai sebuah perspektif untuk memandang kenyataan.Epistimologi penelitian Gender secara garis besar bertitik tolak pada paradigma feminismeyang mengikuti dua teori yaitu; fungsionalisme struktural dan konflik. Aliran fungsionalismestruktural tersebut berangkat dari asumsi bahwa suatu masyarakat terdiri atas berbagai bagianyang saling mempengaruhi. Teori tersebut mencari unsur-unsur mendasar yang berpengaruh didalam masyarakat. Teori fungsionalis dan sosiologi secara inhern bersifat konservatif dapatdihubungkan dengan karya-karya August Comte (1798-1857), Herbart Spincer (1820-1930),dan masih banyak para ilmuwan yang lain.Teori fungsionalis kontemporer memusatkan pada isu-isu mengenai stabilitas sosial danharmonis. Perubahan sosial dilukiskan sebagai evolusi alamiah yang merupakan responterhadap ketidakseimbangan antar fungsi sosial dengan struktur peran-peran sosial. Perubahansosial secara cepat dianggap perubahan disfungsional.Hilary M. Lips dan S. A. Shield membedakan teori strukturalis dan teori fungsionalis. Teoristrukturalis condong ke sosiologi, sedangkan teori fungsionalis lebih condong ke psikologisnamun keduanya mempunyai kesimpulan yang sama. Dalam teori itu, hubungan antara laki-lakidan perempuan lebih merupakan kelestarian, keharmonisan daripada bentuk persaingan(Talcott Parson dan Robert Bales). System nilai senantiasa bekerja dan berfungsi untukmenciptakan keseimbangan dalam masyarakat, misalnya laki-laki sebagi pemburu danperempuan sebagai peramu. Perempuan dengan fungsi reproduksinya menuntut untuk beradapada peran domestik. Sedangkan laki-laki pemegang peran publik. Dalam masyarakat sepertiitu, stratifikasi peran gender ditentukan oleh jenis kelamin (sex).Kritik terhadap aliran tersebut bahwa struktur keluarga kecil yang menjadi ciri khas keluargamodern menyebabkan perubahan dalam masyarakat. Jika dulu tugas dan tanggung jawab1 / 5Pengantar GenderSunday, 19 July 2009 15:24 - Last Updated Tuesday, 25 August 2009 14:04

Page 13: Perspektif

keluarga besar dipikul bersama-sama, dewasa ini fungsi tersebut tidak selalu dapat dilakukan.Sedangkan teori konflik diidentikkan dengan teori marxis karena bersumber pada tulisan danpikiran Karl Marx. Menurut teori itu, perubahan sosial, terjadi melalui proses dialektika. Teori ituberasumsi bahwa dalam susunan masyarakat terdapat beberapa kelas yang salingmemperebutkan pengaruh dan kekuasaan.Friedrich Engels, melengkapi pendapat Marx bahwa perbedaan dan ketimpangan Gender tidakdisebabkan oleh perbedaan jenis kelamin (biologis), akan tetapi merupakan divine creation.Engels memandang masyarakat primitiv lebih bersikap egaliter karena ketika itu belum dikenaladanya surplus penghasilan. Mereka hidup secara nomaden sehingga belum dikenal adanyapemilikan secara pribadi. Rumah tangga dibangun atas peran komunitas. Perempuan memilikiperan dan kontribusi yang sama dengan laki-laki.Menurut Marxisme, penindasan perempuan dalam dunia kapitalis karena mendatangkankeuntungan. Pertama, eksploitasi wanita dalam rumah tangga akan meningkatkanmeningkatkan produksi kerja laki-laki di pabrik-pabrik. Kedua, perempuan yang terlibat peranproduksi menjadi buruh murah, memungkinkan dapat menekan biaya produksi, sehinggaperusahaan lebih diuntungkan. Ketiga, masuknya perempuan sebagai buruh murah danmengkondisikan buruh-buruh cadangan akan memperkuat posisi tawar pihak kapitalis,mengancam solidaritas kaum buruh. Ketiga, hal tersebut dapat mempercepat akumulasi kapitalbagi kapitalis (Mansour Fakih, 1996: 87-88).Sedangkan Dahrendarf dan Randall Collins tidak sepenuhnya sependapat dengan Marx danEngels. Menurutnya konflik tidak hanya terjadi pada perjuangan pekerja kepada pemilik modal,tetapi juga disebabkan oleh faktor kesenjangan antara anak dan orang tua, istri dengan suami,yunior dengan senior dan sebagainya.Dari teori-teori diatas, berkembang dan melahirkan aliran-aliran Feminisme berikut ini:Feminisme Liberal, Feminisme Marxis, Feminisme Radikal, Feminisme Sosialis, FeminismeTeologis.GENDERPandangan para ahli psikologi mengenai gender adalah menyangkut karakteristik kepribadianyang dimiliki oleh individu, yaitu maskulin, feminine, androgini dan tak terbedakan.Masing-masing karakteristik kepribadian gender tersebut memiliki karakteristik tersendiri, yangmempengaruhi perilaku seseorang.1. Konsep umum gender.The Oxford Encyclopedia Of The Modern World (Esposito, 1995 gender adalahpengelompokkan individu dalam tata bahasa yang digunakan untuk menunjukkan ada tidaknyakepemilikan terhadap satu ciri jenis kelamin tertentu.Gender menurut Illich (1998) merupakan satu diantara tiga jenis kata sandang dalam tatabahasa, yang kurang lebih berkaitan dengan pembedaan jenis kelamin, yangmembeda-bedakan kata benda menurut sifat penyesuaian dan diperlukan ketika kata benda itudipakai dalam sebuah kalimat. Kata-kata benda dalam bahasa Inggris biasanyadigolong-golongkan menurut gender maskulin, feminin dan netral.Secara terminologis, gender digunakan untuk menandai segala sesuatu yang ada di dalammasyarakat “vernacular”[bahasa, tingkah laku, pikiran, makanan, ruang, waktu, harta milik,tabu, alat-alat produksi dan sebagainya]. Secara konseptual gender berguna untukmengadakan kajian terhadap pola hubungan sosial laki-laki dan perempuan dalam berbagaimasyarakat yang berbeda (Fakih, 1997).

Page 14: Perspektif

Istilah gender berbeda dengan istilah sex atau jenis kelamin menunjuk pada perbedaan2 / 5Pengantar GenderSunday, 19 July 2009 15:24 - Last Updated Tuesday, 25 August 2009 14:04laki-laki dan perempuan secara biologis (kodrat), gender lebih mendekati arti jenis kelamin darisudut pandang sosial (interpensi sosial kultural), seperangkat peran seperti apa yangseharusnya dan apa yang seharusnya dilakukan laki-laki dan perempuan (Mansur Fakih, 1996).Lips (1988), Abbott (1992), Mosse (1996), membedakan kata sex sebagai(ciri- ciri biologis, fisiktertentu jenis kelamin biologis) Sex merupakan pembagian 2 jenis kelamin manusia yangditentukan secara biologis (kodrat), individu dilahirkan sebagai seorang laki-laki atau seorangperempuan. dan gender lebih mendekati arti jenis kelamin dari sudut pandang sosial. Gendermerupakan jenis interpretasi sosio-kultural, seperangkat peran yang dikontruksi olehmasyarakat bagaimana menjadi laki-laki (kuat, tegas, perkasa, kasar, dst) atau perempuan(taat, penurut, lemah, keibuan, penuh kasih sayang). Perangkat perilaku khusus ini mencakuppenampilan, pakaian, sikap, kepribadian, seksualitas, tanggung jawab keluarga dansebagainya.2. Konsep Psikologi mengenai GenderGender [para psikolog] di definisikan sebagai suatu gambaran sifat, sikap dan perilaku laki-lakidan perempuan (Sahrah, 1996). Suatu kepribadian dan perilaku yang dibedakan atas tipemaskulin dan feminin (Whitley dan Bernard dalam Kuwato, 1992), seperangkat peran gendertentang seperti apa seharusnya dan bagaimana seharusnya dilakukan, dirasakan dan dipikirkanoleh individu sebagai maskulin dan feminin (Santrock, 1998., Berry, dkk., 1999). MenurutSandra Bem (1981a), tokoh sentral psikologi gender, gender merupakan karakteristikkepribadian, seseorang yang dipengaruhi oleh peran gender yang dimilikinya. Bem (1981a)mengelompokkannya menjadi 4 klasifikasi yaitu maskulin, feminin, androgini dan takterbedakan. Masing-masing klasifikasi tersebut memiliki karakteristik tersendiri, yangmempengaruhi perilaku seorang individu, individu dengan peran gender feminin misalnyaberbeda perilaku prososialnya dengan realitas kehidupan sosial bila dibandingkan denganperan gender maskulin, hal ini disebabkan karena individu dengan peran gender femininmemiliki karakteristik seperti: hangat dalan hubungan interpersonal, suka berafiliasi,kompromistik, sensitif terhadap keberadaan orang (Pendhazur dan Teenbaum, 1979), sukamerasa kasihan, senang pada kehidupan kelompok (Sahrah, 1996), sebaliknya maskulin, yaitukurang hangat dan kurang dapat mengekspresikan kehangatan, kurang responsif terhadaphal-hal yang berhubungan dengan emosi (Bakan dalam Sahrah, 1996). Individu yang memilikiperan gender androgini memiliki tingkat kemandirian lebih tinggi dibandingkan dengan perangender lainnya (Nuryoto, 1992).Setiap kebudayaan menurut Santrock (1998), dan Berry (1999) mendefinisikan peran genderdari berbagai tugas, aktivitas, sifat kepribadian yang dianggapnya pantas bagi seorang individu(laki-laki dan perempuan). Sebelum pertengahan tahun 70-an gender diartikan sebagai suatugambaran dari tingkah laku dan sikap-sikap yang secara umum telah disetujui seseorangsebagai suatu yang maskulin atau feminine saja. Laki-laki diharapkan selalu mempunyai sifatmaskulin sedang perempuan mempunyai sifat feminin. Sedangkan Bem Sex Role Inventory(BSRI) mengenalkan peran gender androgini.3. Teori Pembentukan Peran Gendera. Teori Biologis. Perbedaan peran gender ada hubungannya dengan aspek biologis, bahkantidak lepas dari pengaruh perbedaan biologis (sex) laki-laki dan perempuan. Perbedaan biologis

Page 15: Perspektif

laki-laki dan perempuan adalah alami (nature), begitu pula sifat peran gender (maskulin danfeminin) yang dibentuknya. Perbedaan biologis menyebabkan terjadinya perbedaan peranantara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, sifat stereotype peran gender antaara lakki-lakidan perempuan sulit untuk dirubah. Perbedaan fisik antara laki-lakidan perempuan memberikan3 / 5Pengantar GenderSunday, 19 July 2009 15:24 - Last Updated Tuesday, 25 August 2009 14:04implikasi yang signifikan pada kehidupan publik perempuan, sehingga perempuan lebih sedikitperannya dibanding laki-laki (Megawangi, 2001)b. Teori Kultural. embentukan peran gender bukan disebabkan oleh adanya perbedaan biologisantara laki-laki dan perempuan, melainkan karena adanya sosialisasi atau kulturalisasi. Teori initidak mengakui adanya sifat alami peran gender (nature), tetapi yang ada adalah sifat perangender yang dikonstruksi oleh sosial budaya melalui proses sosialisasi. Teori ini membedakanantara jenis kelamin (sex) konsep nature, dan gender konsep nurture. Sesuatu yang naturetidak dapat berubah, sedangkan peran gender dapat diubah baik melalui budaya maupundengan teknologi. Pandangan teori ini dianut oleh sebagian besar feminis yang menginginkantransformasi sosial, sehingga perbedaan atau dikotomi peran gender laki-laki dan perempuandapat ditiadakan (Megawangi, 2001)c. Teori Freudian. Menurut teori ini, anak belajar tentang peran gender dari lingkungansekitarnya, karena anak mengidentifikasikan perlakuan orang tuanya. Anak laki-lakimengidentifikasi perlakuan ayahnya sehingga bagaimana perilaku seorang laki-laki. Demikianhalnya anak perempuan yang belajar dari ibunya. Proses pengidentifikasian ini ditemukan anakdari perbedaan genital jenis kelamin.d. Teori Belajar Sosial. Teori belajar sosial meletakkan sumber sex typing pada latihanmembedakan jenis kelamin dalam komunitas masyarakat, keutamaan dari teori ini adalahmengimplikasikan perkembangan psikologi laki-laki dan perempuan mempunyai prinsip umumsama dengan proses belajar pada umumnya. Jadi, jenis kelamin (seks) tidak dipertimbangkanistimewa; tidak ada mekanisme atau proses psikologis khusus yang harus dipostulasikan dalammenjelaskan bagaimana anak-anak menjadi sex typed. Karena telah termasuk penjelasanbagaimana anak-anak belajar perilaku sosial yang lain. Teori ini memperlakukan anak sebagaiagen aktif yang berusaha mengorganisasikan & memahami dunia sosialnya.e. Teori Perkembangan Kognitif. Individu sebagai organisme aktif, dinamis serta memilikikemauan berpikir. Individu mampu dan berhak membuat pertimbangan dan keputusan sesuaidengan kemauan dan kemampuannya sendiri. Sex typing mengikuti prinsip natural dan tidakdapat dihindari dari perkembangan kognisi. Individu bekerja aktif memahami dunia sosialmereka, dan akan melakukan kategorisasi terhadap dirinya sendiri (self-categorization) sebagailaki-laki dan prempuan. Dasar kategorisasi diri ini yang menentukan penilaian dasar. Seoranglaki-laki misalnya akan stabil mengidentifikasikan dirinya sendiri sebagai laki-laki, kemudian iaakan menilai objek-objek yang berkenaan dengan jenis kelaminnya secara positif dan bertindaksecara konsisten dengan identitas jenis kelaminnya.f. Teori Skema Gender. Teori ini(Bem, 1974), merupakan kombinasi dari teori belajar sosialdan teori perkembangan kognitif. Pengaruh lingkungan sosial dan peran individu keduanyadipadukan dalam pembentukan peran gender melalui skema gender. Teori skema genderberasumsi bahwa sex typing adalah fenomena yang dipelajari, oleh karena itu dapat dihindariatau dimodifikasi.Dengan demikian skema gender merupakan sejumlah persepsi (kognisi) dan proses belajar

Page 16: Perspektif

individu terhadap atribut-atribut dan perilaku yang sesuai jenis kelaminnya atau menurut labelyang diberikan komunitas sosial atau kebudayaan kepadanya (Bem, 1981b). Dengan teori inidapat pula diketahui bahwa jenis kelamin tidak selalu berhubungan dengan peran gendernya.Kebudayaanlah yang membuat gender yang menjadi kognisi penting di antara berbagaikategori sosial yang ada (ras, etnik, dan religiusitas). Mayoritas kebudayaan mengajarkanperkembangan individu yaitu: pertama, mengajarkan jaringan subtansi dari asosiasi-asosiasiyang dapat dilayani sebagai skema kognisi; kedua, mengajarkan dikotomi tertentu tentang4 / 5Pengantar GenderSunday, 19 July 2009 15:24 - Last Updated Tuesday, 25 August 2009 14:04laki-laki dan perempuan secara intensif dan ekstensif dalam setiap daerah pengalamanmanusia. Manusia menunjukkan pentingnya fungsi perbedaan gender sebagai dasarperbedaan adanya norma, tabu dan susunan kelembagaan (Bem,1981a).5 / 5

Fenomena yang Berhubungan dengan Teori Psikologi

Berbagai aspek Psikologi Sosial dapat diperiksa di dalam konsep luas kecerdasan, jenis kelamin, iklan, konsumen budaya, stres dan masalah psikologis yang mendefinisikan masyarakat. Menimbang perilaku konsumen, psikologi sosial menggunakan teori-teori untuk menjelaskan konsumsi meyakinkan adiktif, pengaruh iklan dan fenomena pembelian. Periklanan dipandang sebagai manipulasi psikologis halus seperti menciptakan keinginan dan kecemasan dalam konsumen potensial (Papers4you.com, 2006). Iklan dapat memiliki kedua aspek psikologis dan komersial termasuk misattribution, bias, sugesti, dan dapat dipelajari dari perspektif global atau lokal. Konsumsi organisasi dipandang sebagai berbeda dari konsumsi individu generik meskipun teori-teori psikologi motivasi manusia seperti yang Maslow dan Freud bisa menjelaskan perilaku konsumen. Namun perilaku konsumen juga dapat dipelajari dalam hal pengertian kualitas dan hubungannya dengan kepuasan pelanggan (Silva et al, 2005). Langkah-langkah objektif dari kebutuhan pelanggan, harga dan ekspektasi dari pelanggan mungkin harus dianalisis dalam model Service Quality atau Harapan. Hogg dan Garrow (2003) disorot pada aspek-aspek psikologis gender dan pengaruh pada konsumsi iklan. Iklan telah ditemukan untuk diproses dan ditafsirkan secara berbeda menurut gender dan persepsi skema. Hal ini pada gilirannya akan berhubungan dengan teori-teori psikologi gender seperti teori determinisme biologis, Teori Freudian pengembangan kepribadian teori, kognitif-perkembangan, dan teori-teori feminis. Menjembatani kesenjangan antara studi gender dan perbedaan gender dalam konsumsi dapat memberikan kita wawasan baru pada aspek sosial dan psikologis dari perilaku konsumen. Orth (2005) menunjukkan bahwa perilaku konsumen sangat tergantung pada kepribadian konsumen dan kerentanan terhadap interpersonal, pengaruh disposisi situasional konsumen seperti mengambil risiko dan rasa ingin tahu, perilaku pembelian dan frekuensi pembelian dan variabel-variabel demografis seperti usia dan jenis kelamin.

Page 17: Perspektif

  Perkembangan Gender 03.48 Santi Rizka MayaGender adalah salah satu permasalahan yang tidak pernah habis untuk dibicarakan.Gender sendiri adalah sifat-sifat yang melekat yang dimiliki seseorang, baik secara psikologismaupun sosiokultural, sebagai pembeda antara laki-laki dan perempuan. Berbeda dengan jeniskelamin, gender dapat dipertukarkan dan dapat diubah.Identitas gender atau perasaan sebagai laki-laki atau perempuan biasanya dicapai ketikaanak menginjak usia 3 tahun. Sedangkan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat socialdimana menggambarkan dan menegaskan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan bertindak, berfikir dan merasa disebut sebagai peran gender.Terdapat 2 teori psikologi yang menjelaskan tentang gender, yaitu teori psikoanalisa danteori kognitif social.Teori psikoanalisa menyatakan bahwa anak dalam usia prasekolah cenderung mengalamiketertarikan pada orang tua yang berbeda jenis kelamin dengannya. Namun pada usia 5-6 tahun,anak tidak lagi tertarik pada orang tua yang berlawanan, sebaliknya ia akan mengidentifaksikandirinya dengan orang tua yang berjenis kelamin sama. Sehingga secara tidak sadar, ia akanmemilki perilaku gender yang sama dengan orang tua yang berjenis kelamin sama tersebut.Sedangkan teori kognitif social menjelaskan bahwa perkembangan gender didapatkananak dari hasil observasi dan imitasi dari perilagu gender yang dilihatnya. Namun, peran rewarddan punishment tidak boleh lepas dari perkembangan gender anak, sehingga anak dapat mengertidan menentukan mana perilaku gender yang pantas untuk jenis kelaminnya.Gender sendiri terbagi menjadi 3 klasifikasi yaitu maskulin, feminin dan androgini.Maskulin adalah klasifikasi yang identik dengan laki-laki. Feminin adalah klasifikasi yangidentik dengan perempuan. Sedangkan androgini adalah klasifikasi yang memiliki karakteristik maskulin dan feminin. Anak yang memiliki peran gender baik adalah anak yang memilikikarakteristik androgini, dimana anak lebih fleksibel, sehat mental dan lebih kompeten daripadaanak yang maskulin atau feminin.Perkembangan gender juga tidak lepas dari pola asuh orang tua. Orang tua harus mampumenentukan permainan dan aktivitas apa yang cocok untuk gender anak-anaknya. Biasanya,anak laki-laki diberikan permainan dan aktivitas yang berhubungan dengan fisik yang agresif,sehingga nantinya anak bisa menjadi anak yang memiliki lebih banyak sifat maskulin.Sedangkan anak perempuan deberikan permainan dan aktivitas yang berkaitan dengan emosi dan perasaan, sehingga nantinya anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki lebih banyak sifatfeminin.