perspektif keperawatan gerontik
TRANSCRIPT
Nama : LISCA CANDRA LURITANim : 130915012
PERSPEKTIF KEPERAWATANGERONTIK
Perspektif adalah cara pandang dengan menggunakan 3 dimensi atau cara
pandang seseorang yang melihat suatu objek, fenomena dari berbagai sisi/ cara
pandang sehingga muncul gambaran 3 dimensi.
Gerontik : gerontologi + geriatrik
Gerontologi berasal dari Geros = lansia dan logos = ilmu
Geriatrik berasal dari kata Geros dan Eatriea. Geros = lansia, Eatriea =
kesehatan.
Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses
penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang
yang berusia lanjut.
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secar umum dengan
menggunakan ilmu dan seni untuk memberikan kesejahteraan manusia dalam proses
penuaan dan lanjut usia baik bio, psiko, social, cultural, dan spiritual secara
komprehensif.
Menurut Nugroho ( 2000 ) lansia dapat dikelompokan dalam beberapa tipe yang
tergantung kepada karakter, pengalaman hidup, lingkungan dan kondisi fisik, mental,
social dan ekonominya. Dalam pembagian ini dibedakan menjadi 4 tipe :
1. Tipe optimis, santai dan riang ( the rocking chairman/women =tipe kursi
goyang )
2. Tipe militan dan serius ( the armoured man)
3. Tipe marah-frustasi ( the angry man )
4. Tipe putus asa, benci pada diri sendiri dan ingin mati saja (the selfhating
man/women)
DEPKES RI membagi Lansia sebagai berikut:
1. kelompok menjelang usia lanjut (45 – 54 th) sebagai masa VIRILITAS
2. kelompok usia lanjut (55 – 64 th) sebagai masa PRESENIUM
3. kelompok usia lanjut (65 th > ) sebagai masa SENIUM
Sedangkan WHO membagi lansia menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Usia lanjut : 60 – 74 tahun
2. Usia Tua : 75 – 89 tahun
3. Usia sangat lanjut : > 90 tahun
UU no.13 tahun 1998 → tentang kesejahteraan lansia :
Lansia pada seseorang berusia 60 tahun ke atas. Usia digolongkan atas 3 :
Usia biologis, usia yang menunjuk pada jangka waktu seseorang sejak
lahirnya berada dalam keadaan hidup.
Usia psikologis, menunjukkan pada kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuaian pada situasi yang dihadapinya.
Usia sosial, usia yang menunjuk pada peran-peran yang diharapkan/diberikan
masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya
Keperawatan lansia biasa dilakukan secara lansia dan individu, lansia dan
keluarga, lansia sebagai suatu kelompok community dan lansia yang berada di
masyarakat dengan menggunakan upaya promotif, preventif, restorative dan
rehabilitatif.
Paradigma kesehatan tetap memandang bahwa tercapainya kualitas hidup yang
setinggi-tingginya. Sedangkan paradigma keperawatan sebagai suatu ilmu terdapat 4
konsep utama yaitu :
1. Manusia lansia
2. Lingkungan
3. Kesehatan
4. Keperawatan
Manusia ( lansia ) adalah suatu tahapan manusia dalam hidup secara
normal, sebagai tahap terakhir yang mempunyai banyak permasalahan kesehatan.
Secara geologis, proses penuaan akan menimbulkan penurunan berbagai
oragan dan system tubuh yang didukung oleh 3 faktor utama penyebab
penuaan yaitu :
1. Teori biological, proses penuaan biologis yang dialami lansia
relatif tidak akan menimbulkan perubahan buruk saat diperlukan
penurunan tingkat ketergantungan fisik yang tinggi. Berikut ini
teori biologis tentang penuaan :
1) Perubahan biologi yang berasal dari dalam(intrinsik)/ Teori Genetika
a) Teori jam biologi (Biological clock theory), Proses menua
dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan dari dalam. Umur seseorang seolah-olah
distel seperti jam.
b) Teori menua yang terprogram (program aging theory), sel tubuh
manusia hanya dapat membagi diri sebanyak 50 kali.
c) Teori Mutasi (somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
d) The Error Theory, “Pemakaian dan rusak” kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).
2) Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik (Teori Non
Genetika).
a) Teori radikal bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas
sebagai akibat pencemaran lingkungan akan menimbulkan perubahan pada
kromosom pigmen dan jaringan kolagen.
b) Teori imunologi, perubahan jaringan getah bening
akanmengakivbatkan ketidakseimbangan sel T dan terjadi penurunan fungsi sel-sel
kekebalan tubuh, akibatnya usia lanjut mudah terkena infeksi infeksi, penyakit
autoimun, dan kanker..
2. Teori Psikologik, diantaranya :
1) Maslow Hierareky Human Needs Theory
Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang meliputi 5 hal
(kebutuhan biologik, keamanan dan kenyamanan , kasih sayang, harga diri,
aktualisasi diri dan aktualisasi diri.
2) Jung’s Theory of invidualsm
Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960) mengungkapkan
perkembangan personality dari anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan
hingga dewasa tua (lansia) yang dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal.
3) Course of Human Life Theory
Chorlotte Buhler juga merupakan penganut teori psikologik dengungkapkan
bawa teori perkembangan dasar manusia yang difokuskan pada identifikasi
pencapaian tujuan hidup seseorang dalam melalui fase-fase perkembangan.
4) Eight Stages of Life Theory
Teori “Eight Stages of Life” yang dikemukakan Erikson (1950) adalah suatu
teori perkembangan psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang mempunyai tugas dan
peran yang perlu diselesaikan dengan baik :
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Tahap V
Tahap VI
Tahap VII
Tahap VIII
Masa bayi à timbul kepercayaan dasar (basic trust)
Tahap penguasaan diri (autonomi)
Tahap inisiatip
Timbulnya kemauan untuk berkarya (Industriousness)
Mencari identitas diri (Identy)
Timbulnya keintiman (Intimacy)
Mencapai kedewasaan (generativity)
Memasuki usia lanjut akan mencapai kematangan
kepribadian (ego Integrity), dia merupakan orang yang
memiliki integritas dalam kepribadian sehingga mampu
berbuat untuk kepentingan umum. Kegagalan pada tahap ini
akan menyebabkan cepat putus asa.
3.Teori Developmental , yang dikemukakan Havighurst (1972) bahwa
masing-masing individu melalui tahap-tahap perkembangan secara spesifik dan
terjadi variasi/perbedaan antara individu satu dengan lainnya. Tahap perkembangan
ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan merasakan kebahagiaan dan
kesuksesan dalam hidup.
1. MENUA SEHAT
Tujuan hidup manusia itu ialah menjadi tua tetapi tetap sehat (Healty Aging). Healty
Aging artinya menjadi tua dalam keadaan sehat. Healty Aging dipengaruhi oleh
beberapa factor sbb:
1. Endogenic aging, yang dimulai dengan cellular aging, lewat tissue dan
anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh. Proses ini seperti jam
yang terus berputar.
2. Exogenic factor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment)
dimana seseorang hidup dan factor sosio budaya yang paling tepat disebut
gaya hidup (life style). Factor exogenic aging sekarang lebih dikenal dengan
sebutan factor resiko.
Lingkungan, konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan
pada lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan
spiritual.
Kesehatan, keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU no
23/1992 tentang kesehatan )
Secara psikologikal, proses penuaan akan menimbulkan kehilangan
kemampuan berpikir kritis dan kemundurankemampuan daya pengingat
sehingga untuk hubungan interpersonal sangat dipengaruhi kemampuan
emosional, sisa logika dan spiritual serta juga mood ( perasaan) yang sedang
di hadapi lansia.
Secara social, lansia sudah mulai tidak mampu untuk bias mengimbangi
kerjasama yang produktif sesame manusia sehingga jarang keluar rumah
dan ada diskriminasi social lingkungan juga kesalahan perilaku lingkungan
terhadap lansia yang mengakibatkan hubungan social semakin buruk secara
umum.
Secara spiritual, lansia lebih mengutamakan pendekatan diri kepada Yang
Kuasa sampai mencapai criteria gold age ( usia emas).
Secara cultural, lansia dianggap sebagai warna senioritas yang mampu
memberikan bimbingan, arahan dan ceramah pengalaman kepada juniornya
yang lebih dikenal dengan istilah “ PEKUNDEN”. Maka ada suatu anecdote
bahwa “wong tuo malati” bahwa lansia sebgai penentu ritual adapt di dalam
krisis ritus culture.
Secara ekonomi, lansia sebgai beban ekonomi keluarga, masyarakat dan
Negara. Hal ini lebih disebabkan karena produktifitasnya sudah menurun
( pensiun) dengan ditambah kondisi fisik, biologinya yang sering
mengindap banyak penyakit (multiple diaseas) yang membutuhkan biaya
cukup banyak yang bersifat menahun( kronis) karena disebabkan oleh
panyakit degeneratif.
Secara pendidikan, dari sisi pendidikan lansia lebih memberikan suatu
pengalaman tetapi karena factor kepikunan secara umum sudah sulit
dimintai pertanggungjawaban secara ilmiah.
Secara keamanan, karena kondisi fisik psikososial yang sudah mengalami
penurunan maka lansia membutuhkan keamanan yang khusus dibanding
warga lain.
Karakteristik Penyakit Pada Lansia
Saling berhubungan satu sama lain : Penyakit sering multiple
Penyakit bersifat degeneratif
Berkembang secara perlahanGejala sering tidak jelas
Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial
Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut
Sering terjadi penyakit iatrogenik (penyakit yang disebabkan oleh konsumsi
obat yang tidak sesuai dengan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan adalah :
Herditas
Nutrisi
Status kesehatan
Pangalaman hidup
Lingkungan
Stress
PROSES KEPERAWATAN
GERONTIK
Proses keperawatan dalah suatu bentuk konsekuensi kemandirian profesi dan
sebagai acountability ( pertanggung gugatan ) profesi atas delik aduan kliennya atau
masyarakat.
Proses keperawatan adalah kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang
digunakan agar proses pertolongan yang diberikan kepada keluarga menjadi
sistematis. Termasuk dalam proses keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang
dipilih secara matang dalam usah memperbaiki status kesehatan keluarga/pasien serta
menambah kemampuan mereka dalam mengatasi masalah kesehatan.
Gerontologi adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah
yang mungkin terjadi pada lanjut usia. Geriatri nursing adalah spesialis keperawatan
lanjut usia yang dapat menjalankan perannya pada tiap peranan pelayanan dengan
menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatkan
fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif. Karena itu, perawatan lansia yang
menderita penyakit dan dirawat di RS merupakan bagian dari gerontic nursing.
Tahap-Tahap Asuhan Keperawatan Lansia
A. Pengkajian : meliputi biodata, sejarah pasien, kebiasaan, keluhan kemudian
dikembangkan dalam ;
P : Promokasi ( misalnya : yang menimbulkan rasa nyeri )
Q : Quantity ( kualitas/kuantitas seberapa parah )
R : Ragion ( area )
S : Skeals trity ( skala keparahan )
T : Time
Pengkajian dasar meliputi : Temperatur, nadi, pernafasan, tekanan darah, berat
badan, tingkat orientasi, memori, pola tidur, penyesuaian psikososial.
Sistem tubuh meliputi : Sistem persyarafan, kardiovaskuler, gastrointestinal,
genitovrinarius, sistem kulit, sistem musculoskeletal
Proses pengumpulan data untuk mengidentifikasi masalah keperawatan meliputi
aspek :
a) Fisik : 1. Wawancara
Pandangan tentang kesehatan
Kegiatan yang mampu dilakukan lansia
Kebiasaan lansia merawat diri sendiri
Kekuatan fisik : otot, sendi, penglihatan dan pendengaran
Kebiasaan makan, minum, istirahat,buang air besar atau kecil
Kebiasaan gerak / olahraga
Perubahan : fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan
dalam minum obat
Masalah seksual yang dirasakan
2. Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi,
palpasi, perkusi dan Auskultasi untuk mengetahui perubahan system
tubuh.
b) Psikologis
Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
Apakah dirinya mersa dibutuhkan atau tidak
Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan
Bagaimana mengatasi stres yang dialami
Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
c) Sosial ekonomi
Dari mana sumber keuanagn lansia
Apa saja kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang
Dengan siapa dia tinggal
Kegiatan organisasi soaial apa yang diikuti lansia
Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya
d) Spiritual
Apakah secara teratur melakukan abadah sesuai dengan keyakinan agamanya.
Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah apakah dengan lancar
Apakah lansia terlihat sabar dan tawakal
Informasi dapat di peroleh secara subjektif dan objektif. Informasi secara
subjektif di bagi menjadi 2 yaitu :
a.Aloanamase yaitu berasal dari orang lain.
b.Autoanamase yaitu berasal dari diri sendiri atau pasien.
Dan informasi secara objektif dibagi menjadi :
1. Observasi : mengamati
2. Auskultasi : didengarkan
3. Perkusi : tepukan
4. Inspeksi : penglihatan
5. Palpasi : perabaan
.
Pendekatan teori keperawatan lansia menurut Carol Amiler yaitu pendekatan
Functional Counsequensi Theory yang membagi menjadi 2 yaitu :
a.Negative Functional Consequensi ( karena faktor usia, resiko yang di
dapat )
b.Positive Funcional Consequensi
Pendekatan Perawatan Lanjut Usia
A. Pendekatan fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain.
Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami
kelumpuhan atau sakit.
B. Pendekatan psikis
Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan
edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter
terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai
sahabat yang akrab.
C. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan
dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama
klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.
D. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien dalam
keadaan sakit atau mendekati kematian.
B. Diagnosis
Rumusan Diagnosis diantaranya yaitu :
P : Problem
E : Etiologi ( penyebab masalah kebutuhan dasar manusia )
S : Symptom and Sign ( gejala dan tanda )
a) Fisik / Biologis
Gangguan nutrisi kurang / berlebihan dari kebutuhan tubuh s/d pemasukan
yang tidak adekuat
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat dalam
merawat diri.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri atau kecemasan.
Perubahan pola eliminasio sehubungan pola makan yang tidak efektif
Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kekakuan sendi
b) Psikososial
Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga
Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan persaan tidak mampu
Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan di tolak
Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas
c.) Spiritual
Reaksi bergabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasanagn
Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan
menghadapi kematian
Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidak mampuan melakukan
ibadah secara tepat.
C. Perencanaan / Intervensi
Untuk menentukan apa yang dapat dilakukan perawat terhadap pasien dan
pemilihan intervensi keperawatan yang tepat. Rencana tindakan dengan membuat
tujuan terlebih dahulu dengan :
S : Spesifik ( khusus hanya satu masalah saja )
M : Miseribel ( dapat diukur )
A : Acievebel (dapat dicapai )
R : Rasional ( real atau masuk akal )
T : Time
Pada tahap intervensi atau perencanaan ada 4 hal yang terpenting yaitu
diantaranya :
1. Observasi
2. Edukasi
3. Tindakan
4. Evaluasi
Tujuan tindakan keperawatan lansia diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan
dasar antara lain :
1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Peningkatan keamanan dan keselamatan
3. Memelihara kebersihan diri
4. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur
5. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi afektif
D. Pelaksanaan / Implementasi
Tahap dimana perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi /
perencanaan yang telah ditentukan dan berdasarkan kebutuhan keperawatan klien.
E. Evaluasi
Penilaian terhadap tindakan keperawatan yang diberikan / dilakukan dan mengetahui
apakah tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai yang telah ditetapkan.
1. Peningkatan kemampuan dan kemandirian klien
2. Kemampuan adaptasi terhadap perubahan fisik dan lingkungan eksternal
3. Keamanan klien terpelihara ( klien bebas dari trauma fisik )
4. Klien merasa puas
Proses Penuaan
Penuaan Primer : perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang mempunyai inti
DNA/RNA pada proses penuaan DNA tidak mampu membuat protein dan
RNA tidak lagi mampu mengambil oksigen, sehingga membran sel menjadi
kisut dan akibat kurang mampunya membuat protein maka akan terjadi
penurunan imunologi dan mudah terjadi infeksi.
Penuaan Skunder : proses penuaan akibat dari faktor lingkungan, fisik, psikis
dan sosial .
Stress fisik, psikis, gaya hidup dan diit dapat mempercepat proses menjadi tua.
Contoh diet ; suka memakan oksidator, yaitu makanan yang hampir expired.
Gairah hidup yang dapat mempercepat proses menjadi tua dikaitkan dengan
kepribadian seseorang, misal: pada kepribadian tipe A yang tidak pernah puas dengan
apa yang diperolehnya.
Secara umum perubahan proses fisiologis proses menua adalah:
1. Perubahan terjadi dalam sel seperti Mikro
Berkurangnya cairan dalam sel
Berkurangnya besarnya sel
Berurangnya jumlah sel
yang jelas terlihat seperti Perubahan Makro
Mengecilnya mandibula
Menipisnya discus intervertebralis
Erosi permukaan sendi-sendi
Osteoporosis
Atropi otot (otot semakin mengecil, bila besar berarti ditutupi oleh lemak
tetapi kemampuannya menurun)
Emphysema Pulmonum
Presbyopi
Arterosklerosis
Manopause pada wanita
Demintia senilis
Kulit tidak elastis
Rambut memutih
Lingkup Peran Dan Tanggungjawab
Fenomena yang menjadi bidang garap keperawatan gerontik adalah tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (KDM) lanjut usia sebagai akibat proses
penuaan.
Lingkup askep gerontik meliputi:
1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan
2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses
penuaan.
3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat
proses penuaan
Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan fungsinya sebagai
berikut:
1. Sebagai Care Giver /pemberi asuhan langsung
2. Sebagai Pendidik klien lansia
3. Sebagai Motivator
4. Sebagai Advokasi
5. Sebagai Konselor
Tanggung jawab Perawat Gerontik
1. Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal
2. Membantu klien lansia untuk memelihara kesehatannya
3. Membantu klien lansia menerima kondisinya
4. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukan secara manusiawi
sampai dengan meninggal.
Sifat Pelayanan Gerontik
1. Independent (layanan tidak tergantung pada profesi lain/mandiri)
2. Interdependent
3. Humanistik (secara manusiawi)
4. Holistik (secara keseluruhan)
Peran Perawat Pada Klien Sesuai Proses Penuaan
Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang
membutuhkan suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga diperlukan
suatu upaya penciptaan suatu keterpaduan antara berbagai proses yang dapat
terjadi pada lansia.
Untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal, konsep dan strategi pelayanan
kesehatan bagi para lansia memegang peranan yang sangat penting dalam hal
ini tidak lepas dari peran perawat sebagai unsur pelaksana.
Dalam proses tersebut, peran perawat yang dapat dikembangkan untuk
merawat lansia, berdasarkan proses penuaan yang terjadi, yaitu :
1. Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Biologik (Fisik).
Perawatan dengan perubahan fisik adalah perawatan yang memperhatikan
kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yagn dialami oleh lansia semasa
hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa
dicapai dan dikembangkan, serta penyakit yang dapat dicegah atau ditekan
progresivitasnya.
Perawatan fisik ini tebagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Perawatan bagi usila yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhannya sehari-hari bisa
dipenuhi sendiri.
2. Perawatan bagi usila yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan
fisiknya mengalami kelumpuhan atau kesakitan sehingga memerlukan
bantuan orang lain untuk melakukan kebutuhannya sendiri. Disinilah peran
perawat teroptimalkan, terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan
kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya, dan untuk itu
perawat harus mengetahui dasar perawatan bagi pasien lansia.
Peran perawat dalam membantu kebersihan perorangan sangat penting
dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat
timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian. Selain itu kemunduran kondisi
fisik akibat proses ketuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan
infeksi dari luar. Untuk para lansia yang masih aktif, peran perawat sebagai
pembimbing mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan,
kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidir, hal makanan,
cara mengkonsumsi obat, dan cara pindah dari kursi ke tempat tidur atau sebaliknya.
Kegiatan yang dilakukan secara rutin akan sangat penting dipertahankan pada lansia
dengan melihat. Kemampuan yang ada, karena adanya potensi kelemahan atropi otot
dan penurunan fungsi.
2 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Sosial.
Dalam perannya ini, perawat perlu melakukan pendekatan sosial sebagai
salat satu upayanya adalah memberikan kesempatan berkumpul dengan sesama usila.
Mereka dapat bertukar cerita atau bertukar pikiran dan memberikan kebahagiaan
karena masih ada orang lain yang mau bertukar pikiran serta menghidupkan semangat
sosialisasi. Hfasil kunjungan ini dapat dijadikan pegangan bahwa para lansia tersebut
adalah makluk sosial juga, yang membutuhkan kehadiran orang lain.
3 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Psikologi.
Pada lansia, terutama yang melakukan kegiatan pribadi, memerlukan
bantuan orang lain, memerlukan sebagai suporter, interprester terhadap segala sesuatu
yang asing, penampung rahsia pribadi, dan sahabat yang akrab. Peran perawat disini
melakukan suatu pendekatan psikis, dimana membutuhkan seorang perawat yang
memiliki kesabaran, ketelitian dan waktu yang cukup banyak untuk menerima
berbagai keluhan agar para usila merasa puas.
Pada dasarnya pasien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih
lingkungannya, termasuk perawat sehingga perawat harus menciptakan suasana
aman, tenang dan membiarkan klien lansia melakukan atau kegiatan lain yang
disenangi sebatas kemampuannya.
Peran perawat disini juga sebagai motivator atau membangkitkan kreasi
pasien yang dirawatnya untuk mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa terbatas
akibat ketidak mampuannya. Hal ini perlu dilakukan karena bersamaan dengan makin
lanjutnya usia, terjadi perubahan psikis yang antara lain menurunnya daya ingat akan
peristiwa yang baru saja terjadi, perubahan pola tidur dengan kecenderungan untuk
tiduran di siang hari dan pengeseran libido. Mengubah tingkah laku dan pandangan
terhadap kesehatan lansia tidak dapat dilakukan seketika. Seorang perawat harus
melakukannya secara perlahan-lahan dan bertahap serta mendukung mental mereka
kearah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilalui tidak menambah
beban tetapi justru tetap memberikan rasa puas dan bahagia.
Teknik dalam berkomunikasi
a. Menggunakan bahasa yang bias dimengerti oleh klien lansia
b. Gunakan verbal yang jelas dan tepat
c. Gunakan dengan body language
d. Mimik wajah harus memancarkan penuh kesabaran
e. Menghadap secara tepat