perspektif keperawatan gerontik

20
Nama : LISCA CANDRA LURITA Nim : 130915012 PERSPEKTIF KEPERAWATAN GERONTIK Perspektif adalah cara pandang dengan menggunakan 3 dimensi atau cara pandang seseorang yang melihat suatu objek, fenomena dari berbagai sisi/ cara pandang sehingga muncul gambaran 3 dimensi. Gerontik : gerontologi + geriatrik Gerontologi berasal dari Geros = lansia dan logos = ilmu Geriatrik berasal dari kata Geros dan Eatriea. Geros = lansia, Eatriea = kesehatan. Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut. Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut. Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secar umum dengan menggunakan ilmu dan seni untuk memberikan kesejahteraan manusia dalam proses penuaan dan lanjut usia baik bio, psiko, social, cultural, dan spiritual secara komprehensif. Menurut Nugroho ( 2000 ) lansia dapat dikelompokan dalam beberapa tipe yang tergantung kepada karakter, pengalaman hidup, lingkungan dan kondisi fisik, mental, social dan ekonominya. Dalam pembagian ini dibedakan menjadi 4 tipe : 1. Tipe optimis, santai dan riang ( the rocking chairman/women =tipe kursi goyang ) 2. Tipe militan dan serius ( the armoured man) 3. Tipe marah-frustasi ( the angry man )

Upload: randy-yusuf-p

Post on 03-Aug-2015

747 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: perspektif keperawatan gerontik

Nama : LISCA CANDRA LURITANim : 130915012

PERSPEKTIF KEPERAWATANGERONTIK

Perspektif adalah cara pandang dengan menggunakan 3 dimensi atau cara

pandang seseorang yang melihat suatu objek, fenomena dari berbagai sisi/ cara

pandang sehingga muncul gambaran 3 dimensi.

Gerontik : gerontologi + geriatrik

Gerontologi berasal dari Geros = lansia dan logos = ilmu

Geriatrik berasal dari kata Geros dan Eatriea. Geros = lansia, Eatriea =

kesehatan.

Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses

penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.

Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang

yang berusia lanjut.

Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secar umum dengan

menggunakan ilmu dan seni untuk memberikan kesejahteraan manusia dalam proses

penuaan dan lanjut usia baik bio, psiko, social, cultural, dan spiritual secara

komprehensif.

Menurut Nugroho ( 2000 ) lansia dapat dikelompokan dalam beberapa tipe yang

tergantung kepada karakter, pengalaman hidup, lingkungan dan kondisi fisik, mental,

social dan ekonominya. Dalam pembagian ini dibedakan menjadi 4 tipe :

1. Tipe optimis, santai dan riang ( the rocking chairman/women =tipe kursi

goyang )

2. Tipe militan dan serius ( the armoured man)

3. Tipe marah-frustasi ( the angry man )

4. Tipe putus asa, benci pada diri sendiri dan ingin mati saja (the selfhating

man/women)

DEPKES RI membagi Lansia sebagai berikut:

1. kelompok menjelang usia lanjut (45 – 54 th) sebagai masa VIRILITAS

2. kelompok usia lanjut (55 – 64 th) sebagai masa PRESENIUM

3. kelompok usia lanjut (65 th > ) sebagai masa SENIUM

Sedangkan WHO membagi lansia menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Usia lanjut : 60 – 74 tahun

2. Usia Tua : 75 – 89 tahun

3. Usia sangat lanjut : > 90 tahun

Page 2: perspektif keperawatan gerontik

UU no.13 tahun 1998 → tentang kesejahteraan lansia :

Lansia pada seseorang berusia 60 tahun ke atas. Usia digolongkan atas 3 :

Usia biologis, usia yang menunjuk pada jangka waktu seseorang sejak

lahirnya berada dalam keadaan hidup.

Usia psikologis, menunjukkan pada kemampuan seseorang untuk mengadakan

penyesuaian-penyesuaian pada situasi yang dihadapinya.

Usia sosial, usia yang menunjuk pada peran-peran yang diharapkan/diberikan

masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya

Keperawatan lansia biasa dilakukan secara lansia dan individu, lansia dan

keluarga, lansia sebagai suatu kelompok community dan lansia yang berada di

masyarakat dengan menggunakan upaya promotif, preventif, restorative dan

rehabilitatif.

Paradigma kesehatan tetap memandang bahwa tercapainya kualitas hidup yang

setinggi-tingginya. Sedangkan paradigma keperawatan sebagai suatu ilmu terdapat 4

konsep utama yaitu :

1. Manusia lansia

2. Lingkungan

3. Kesehatan

4. Keperawatan

Manusia ( lansia ) adalah suatu tahapan manusia dalam hidup secara

normal, sebagai tahap terakhir yang mempunyai banyak permasalahan kesehatan.

Secara geologis, proses penuaan akan menimbulkan penurunan berbagai

oragan dan system tubuh yang didukung oleh 3 faktor utama penyebab

penuaan yaitu :

1. Teori biological, proses penuaan biologis yang dialami lansia

relatif tidak akan menimbulkan perubahan buruk saat diperlukan

penurunan tingkat ketergantungan fisik yang tinggi. Berikut ini

teori biologis tentang penuaan :

1)      Perubahan biologi yang berasal dari dalam(intrinsik)/ Teori Genetika

a) Teori jam biologi (Biological clock theory), Proses menua

dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan dari dalam. Umur seseorang seolah-olah

distel seperti jam.

b) Teori menua yang terprogram (program aging theory), sel tubuh

manusia hanya dapat membagi diri sebanyak 50 kali.

Page 3: perspektif keperawatan gerontik

c)  Teori Mutasi (somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya akan

mengalami mutasi.

d) The Error Theory, “Pemakaian dan rusak” kelebihan usaha dan stres

menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).

2) Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik (Teori Non

Genetika).

a) Teori radikal bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas

sebagai akibat  pencemaran lingkungan akan menimbulkan perubahan pada

kromosom pigmen dan jaringan kolagen.

b) Teori imunologi, perubahan jaringan getah bening

akanmengakivbatkan ketidakseimbangan sel T dan terjadi penurunan fungsi sel-sel

kekebalan tubuh, akibatnya usia lanjut mudah terkena infeksi infeksi, penyakit

autoimun, dan kanker..

2. Teori Psikologik, diantaranya :

1)      Maslow Hierareky Human Needs Theory

Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang meliputi 5 hal

(kebutuhan biologik, keamanan dan kenyamanan , kasih sayang, harga diri,

aktualisasi diri dan aktualisasi diri.

2)      Jung’s Theory of invidualsm

Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960) mengungkapkan

perkembangan personality dari anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan

hingga dewasa tua (lansia) yang dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal.

3)      Course of Human Life Theory

Chorlotte Buhler juga merupakan penganut teori psikologik dengungkapkan

bawa teori perkembangan dasar manusia yang difokuskan pada identifikasi

pencapaian tujuan hidup seseorang dalam melalui fase-fase perkembangan.

4)      Eight Stages of Life Theory

Teori “Eight Stages of Life” yang dikemukakan Erikson (1950) adalah suatu

teori perkembangan psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang mempunyai tugas dan

peran yang perlu diselesaikan dengan baik :

Page 4: perspektif keperawatan gerontik

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Tahap VI

Tahap VII

Tahap VIII

Masa bayi à timbul kepercayaan dasar (basic trust)

Tahap penguasaan diri (autonomi)

Tahap inisiatip

Timbulnya kemauan untuk berkarya (Industriousness)

Mencari identitas diri (Identy)

Timbulnya keintiman (Intimacy)

Mencapai kedewasaan (generativity)

Memasuki usia lanjut akan mencapai kematangan

kepribadian (ego Integrity), dia merupakan orang yang

memiliki integritas dalam kepribadian sehingga mampu

berbuat untuk kepentingan umum. Kegagalan pada tahap ini

akan menyebabkan cepat putus asa.

3.Teori Developmental , yang dikemukakan Havighurst (1972) bahwa

masing-masing individu melalui tahap-tahap perkembangan secara spesifik dan

terjadi variasi/perbedaan antara individu satu dengan lainnya. Tahap perkembangan

ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan merasakan kebahagiaan dan

kesuksesan dalam hidup.

1. MENUA SEHAT

Tujuan hidup manusia itu ialah menjadi tua tetapi tetap sehat (Healty Aging). Healty

Aging artinya menjadi tua dalam keadaan sehat. Healty Aging dipengaruhi oleh

beberapa factor sbb:

1. Endogenic aging, yang dimulai dengan cellular aging, lewat tissue dan

anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh. Proses ini seperti jam

yang terus berputar.

2. Exogenic factor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment)

dimana seseorang hidup dan factor sosio budaya yang paling tepat disebut

gaya hidup (life style). Factor exogenic aging sekarang lebih dikenal dengan

sebutan factor resiko.

Lingkungan, konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan

pada lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan

spiritual.

Kesehatan, keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU no

23/1992 tentang kesehatan )

Page 5: perspektif keperawatan gerontik

Secara psikologikal, proses penuaan akan menimbulkan kehilangan

kemampuan berpikir kritis dan kemundurankemampuan daya pengingat

sehingga untuk hubungan interpersonal sangat dipengaruhi kemampuan

emosional, sisa logika dan spiritual serta juga mood ( perasaan) yang sedang

di hadapi lansia.

Secara social, lansia sudah mulai tidak mampu untuk bias mengimbangi

kerjasama yang produktif sesame manusia sehingga jarang keluar rumah

dan ada diskriminasi social lingkungan juga kesalahan perilaku lingkungan

terhadap lansia yang mengakibatkan hubungan social semakin buruk secara

umum.

Secara spiritual, lansia lebih mengutamakan pendekatan diri kepada Yang

Kuasa sampai mencapai criteria gold age ( usia emas).

Secara cultural, lansia dianggap sebagai warna senioritas yang mampu

memberikan bimbingan, arahan dan ceramah pengalaman kepada juniornya

yang lebih dikenal dengan istilah “ PEKUNDEN”. Maka ada suatu anecdote

bahwa “wong tuo malati” bahwa lansia sebgai penentu ritual adapt di dalam

krisis ritus culture.

Secara ekonomi, lansia sebgai beban ekonomi keluarga, masyarakat dan

Negara. Hal ini lebih disebabkan karena produktifitasnya sudah menurun

( pensiun) dengan ditambah kondisi fisik, biologinya yang sering

mengindap banyak penyakit (multiple diaseas) yang membutuhkan biaya

cukup banyak yang bersifat menahun( kronis) karena disebabkan oleh

panyakit degeneratif.

Secara pendidikan, dari sisi pendidikan lansia lebih memberikan suatu

pengalaman tetapi karena factor kepikunan secara umum sudah sulit

dimintai pertanggungjawaban secara ilmiah.

Secara keamanan, karena kondisi fisik psikososial yang sudah mengalami

penurunan maka lansia membutuhkan keamanan yang khusus dibanding

warga lain.

Karakteristik Penyakit Pada Lansia

Saling berhubungan satu sama lain : Penyakit sering multiple

Penyakit bersifat degeneratif

Berkembang secara perlahanGejala sering tidak jelas

Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial

Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut

Sering terjadi penyakit iatrogenik (penyakit yang disebabkan oleh konsumsi

obat yang tidak sesuai dengan

Page 6: perspektif keperawatan gerontik

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan adalah :

Herditas

Nutrisi

Status kesehatan

Pangalaman hidup

Lingkungan

Stress

Page 7: perspektif keperawatan gerontik

PROSES KEPERAWATAN

GERONTIK

Proses keperawatan dalah suatu bentuk konsekuensi kemandirian profesi dan

sebagai acountability ( pertanggung gugatan ) profesi atas delik aduan kliennya atau

masyarakat.

Proses keperawatan adalah kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang

digunakan agar proses pertolongan yang diberikan kepada keluarga menjadi

sistematis. Termasuk dalam proses keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang

dipilih secara matang dalam usah memperbaiki status kesehatan keluarga/pasien serta

menambah kemampuan mereka dalam mengatasi masalah kesehatan.

Gerontologi adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah

yang mungkin terjadi pada lanjut usia. Geriatri nursing adalah spesialis keperawatan

lanjut usia yang dapat menjalankan perannya pada tiap peranan pelayanan dengan

menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatkan

fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif. Karena itu, perawatan lansia yang

menderita penyakit dan dirawat di RS merupakan bagian dari gerontic nursing.

Tahap-Tahap Asuhan Keperawatan Lansia

A. Pengkajian : meliputi biodata, sejarah pasien, kebiasaan, keluhan kemudian

dikembangkan dalam ;

P : Promokasi ( misalnya : yang menimbulkan rasa nyeri )

Q : Quantity ( kualitas/kuantitas seberapa parah )

R : Ragion ( area )

S : Skeals trity ( skala keparahan )

T : Time

Pengkajian dasar meliputi : Temperatur, nadi, pernafasan, tekanan darah, berat

badan, tingkat orientasi, memori, pola tidur, penyesuaian psikososial.

Sistem tubuh meliputi : Sistem persyarafan, kardiovaskuler, gastrointestinal,

genitovrinarius, sistem kulit, sistem musculoskeletal

Proses pengumpulan data untuk mengidentifikasi masalah keperawatan meliputi

aspek :

a) Fisik : 1. Wawancara

Pandangan tentang kesehatan

Kegiatan yang mampu dilakukan lansia

Kebiasaan lansia merawat diri sendiri

Kekuatan fisik : otot, sendi, penglihatan dan pendengaran

Kebiasaan makan, minum, istirahat,buang air besar atau kecil

Kebiasaan gerak / olahraga

Perubahan : fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan

Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan

dalam minum obat

Page 8: perspektif keperawatan gerontik

Masalah seksual yang dirasakan

2. Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi,

palpasi, perkusi dan Auskultasi untuk mengetahui perubahan system

tubuh.

b) Psikologis

Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan

Apakah dirinya mersa dibutuhkan atau tidak

Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan

Bagaimana mengatasi stres yang dialami

Apakah mudah dalam menyesuaikan diri

c) Sosial ekonomi

Dari mana sumber keuanagn lansia

Apa saja kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang

Dengan siapa dia tinggal

Kegiatan organisasi soaial apa yang diikuti lansia

Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya

d) Spiritual

Apakah secara teratur melakukan abadah sesuai dengan keyakinan agamanya.

Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah apakah dengan lancar

Apakah lansia terlihat sabar dan tawakal

Informasi dapat di peroleh secara subjektif dan objektif. Informasi secara

subjektif di bagi menjadi 2 yaitu :

a.Aloanamase yaitu berasal dari orang lain.

b.Autoanamase yaitu berasal dari diri sendiri atau pasien.

Dan informasi secara objektif dibagi menjadi :

1. Observasi : mengamati

2. Auskultasi : didengarkan

3. Perkusi : tepukan

4. Inspeksi : penglihatan

5. Palpasi : perabaan

.

Pendekatan teori keperawatan lansia menurut Carol Amiler yaitu pendekatan

Functional Counsequensi Theory yang membagi menjadi 2 yaitu :

a.Negative Functional Consequensi ( karena faktor usia, resiko yang di

dapat )

b.Positive Funcional Consequensi

Page 9: perspektif keperawatan gerontik

Pendekatan Perawatan Lanjut Usia

A. Pendekatan fisik

Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :

Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa

bantuan orang lain.

Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami

kelumpuhan atau sakit.

B. Pendekatan psikis

Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan

edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter

terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai

sahabat yang akrab.

C. Pendekatan sosial

Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan

dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama

klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.

D. Pendekatan spiritual

Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam

hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien dalam

keadaan sakit atau mendekati kematian.

B. Diagnosis

Rumusan Diagnosis diantaranya yaitu :

P : Problem

E : Etiologi ( penyebab masalah kebutuhan dasar manusia )

S : Symptom and Sign ( gejala dan tanda )

a) Fisik / Biologis

Gangguan nutrisi kurang / berlebihan dari kebutuhan tubuh s/d pemasukan

yang tidak adekuat

Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat dalam

merawat diri.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri atau kecemasan.

Perubahan pola eliminasio sehubungan pola makan yang tidak efektif

Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kekakuan sendi

b) Psikososial

Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga

Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan persaan tidak mampu

Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan di tolak

Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas

Page 10: perspektif keperawatan gerontik

c.) Spiritual

Reaksi bergabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasanagn

Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan

menghadapi kematian

Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidak mampuan melakukan

ibadah secara tepat.

C. Perencanaan / Intervensi

Untuk menentukan apa yang dapat dilakukan perawat terhadap pasien dan

pemilihan intervensi keperawatan yang tepat. Rencana tindakan dengan membuat

tujuan terlebih dahulu dengan :

S : Spesifik ( khusus hanya satu masalah saja )

M : Miseribel ( dapat diukur )

A : Acievebel (dapat dicapai )

R : Rasional ( real atau masuk akal )

T : Time

Pada tahap intervensi atau perencanaan ada 4 hal yang terpenting yaitu

diantaranya :

1. Observasi

2. Edukasi

3. Tindakan

4. Evaluasi

Tujuan tindakan keperawatan lansia diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan

dasar antara lain :

1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi

2. Peningkatan keamanan dan keselamatan

3. Memelihara kebersihan diri

4. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur

5. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi afektif

D. Pelaksanaan / Implementasi

Tahap dimana perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi /

perencanaan yang telah ditentukan dan berdasarkan kebutuhan keperawatan klien.

E. Evaluasi

Penilaian terhadap tindakan keperawatan yang diberikan / dilakukan dan mengetahui

apakah tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai yang telah ditetapkan.

1. Peningkatan kemampuan dan kemandirian klien

2. Kemampuan adaptasi terhadap perubahan fisik dan lingkungan eksternal

3. Keamanan klien terpelihara ( klien bebas dari trauma fisik )

Page 11: perspektif keperawatan gerontik

4. Klien merasa puas

Proses Penuaan

Penuaan Primer : perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang mempunyai inti

DNA/RNA pada proses penuaan DNA tidak mampu membuat protein dan

RNA tidak lagi mampu mengambil oksigen, sehingga membran sel menjadi

kisut dan akibat kurang mampunya membuat protein maka akan terjadi

penurunan imunologi dan mudah terjadi infeksi.

Penuaan Skunder : proses penuaan akibat dari faktor lingkungan, fisik, psikis

dan sosial .

Stress fisik, psikis, gaya hidup dan diit dapat mempercepat proses menjadi tua.

Contoh diet ; suka memakan oksidator, yaitu makanan yang hampir expired.

Gairah hidup yang dapat mempercepat proses menjadi tua dikaitkan dengan

kepribadian seseorang, misal: pada kepribadian tipe A yang tidak pernah puas dengan

apa yang diperolehnya.

Secara umum perubahan proses fisiologis proses menua adalah:

1. Perubahan terjadi dalam sel seperti Mikro

Berkurangnya cairan dalam sel

Berkurangnya besarnya sel

Berurangnya jumlah sel

yang jelas terlihat seperti Perubahan Makro

Mengecilnya mandibula

Menipisnya discus intervertebralis

Erosi permukaan sendi-sendi

Osteoporosis

Atropi otot (otot semakin mengecil, bila besar berarti ditutupi oleh lemak

tetapi kemampuannya menurun)

Emphysema Pulmonum

Presbyopi

Arterosklerosis

Manopause pada wanita

Demintia senilis

Kulit tidak elastis

Rambut memutih

Page 12: perspektif keperawatan gerontik

Lingkup Peran Dan Tanggungjawab

Fenomena yang menjadi bidang garap keperawatan gerontik adalah tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (KDM) lanjut usia sebagai akibat proses

penuaan.

Lingkup askep gerontik meliputi:

1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan

2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses

penuaan.

3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat

proses penuaan

Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan fungsinya sebagai

berikut:

1. Sebagai Care Giver /pemberi asuhan langsung

2. Sebagai Pendidik klien lansia

3. Sebagai Motivator

4. Sebagai Advokasi

5. Sebagai Konselor

Tanggung jawab Perawat Gerontik

1. Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal

2. Membantu klien lansia untuk memelihara kesehatannya

3. Membantu klien lansia menerima kondisinya

4. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukan secara manusiawi

sampai dengan meninggal.

Sifat Pelayanan Gerontik

1. Independent (layanan tidak tergantung pada profesi lain/mandiri)

2. Interdependent

3. Humanistik (secara manusiawi)

4. Holistik (secara keseluruhan)

Peran Perawat Pada Klien Sesuai Proses Penuaan

Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang

membutuhkan suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga diperlukan

suatu upaya penciptaan suatu keterpaduan antara berbagai proses yang dapat

terjadi pada lansia.

Untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal, konsep dan strategi pelayanan

kesehatan bagi para lansia memegang peranan yang sangat penting dalam hal

ini tidak lepas dari peran perawat sebagai unsur pelaksana.

Dalam proses tersebut, peran perawat yang dapat dikembangkan untuk

merawat lansia, berdasarkan proses penuaan yang terjadi, yaitu :

Page 13: perspektif keperawatan gerontik

1. Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Biologik (Fisik).

Perawatan dengan perubahan fisik adalah perawatan yang memperhatikan

kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yagn dialami oleh lansia semasa

hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa

dicapai dan dikembangkan, serta penyakit yang dapat dicegah atau ditekan

progresivitasnya.

Perawatan fisik ini tebagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Perawatan bagi usila yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu

bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhannya sehari-hari bisa

dipenuhi sendiri.

2. Perawatan bagi usila yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan

fisiknya mengalami kelumpuhan atau kesakitan sehingga memerlukan

bantuan orang lain untuk melakukan kebutuhannya sendiri. Disinilah peran

perawat teroptimalkan, terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan

kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya, dan untuk itu

perawat harus mengetahui dasar perawatan bagi pasien lansia.

Peran perawat dalam membantu kebersihan perorangan sangat penting

dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat

timbul bila kebersihan kurang mendapat  perhatian. Selain itu kemunduran kondisi

fisik akibat proses ketuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan

infeksi dari luar. Untuk para lansia yang masih aktif, peran perawat sebagai

pembimbing mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan,

kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidir, hal makanan,

cara mengkonsumsi obat, dan cara pindah dari kursi ke tempat tidur atau sebaliknya.

Kegiatan yang dilakukan secara rutin akan sangat penting dipertahankan pada lansia

dengan melihat. Kemampuan yang ada, karena adanya potensi kelemahan atropi otot

dan penurunan fungsi.

2 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Sosial.

Dalam perannya ini, perawat perlu melakukan pendekatan sosial sebagai

salat satu upayanya adalah memberikan kesempatan berkumpul dengan sesama usila.

Mereka dapat bertukar cerita atau bertukar pikiran dan memberikan kebahagiaan

karena masih ada orang lain yang mau bertukar pikiran serta menghidupkan semangat

sosialisasi. Hfasil kunjungan ini dapat dijadikan pegangan bahwa para lansia tersebut

adalah makluk sosial juga, yang membutuhkan kehadiran orang lain.

Page 14: perspektif keperawatan gerontik

3 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Psikologi.

Pada lansia, terutama yang melakukan kegiatan pribadi, memerlukan

bantuan orang lain, memerlukan sebagai suporter, interprester terhadap segala sesuatu

yang asing, penampung rahsia pribadi, dan sahabat yang akrab. Peran perawat disini

melakukan suatu pendekatan psikis, dimana membutuhkan seorang perawat yang

memiliki kesabaran, ketelitian dan waktu yang cukup banyak untuk menerima

berbagai keluhan agar para usila merasa puas.

Pada dasarnya pasien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih

lingkungannya, termasuk perawat sehingga perawat harus menciptakan suasana

aman, tenang dan membiarkan klien lansia melakukan atau kegiatan lain yang

disenangi sebatas kemampuannya.

Peran perawat disini juga sebagai motivator atau membangkitkan kreasi

pasien yang dirawatnya untuk mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa terbatas

akibat ketidak mampuannya. Hal ini perlu dilakukan karena bersamaan dengan makin

lanjutnya usia, terjadi perubahan psikis yang antara lain menurunnya daya ingat akan

peristiwa yang baru saja terjadi, perubahan pola tidur dengan kecenderungan untuk

tiduran di siang hari dan pengeseran libido. Mengubah tingkah laku dan pandangan

terhadap kesehatan lansia tidak dapat dilakukan seketika. Seorang perawat harus

melakukannya secara perlahan-lahan dan bertahap serta mendukung mental mereka

kearah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilalui tidak menambah

beban tetapi justru tetap memberikan rasa puas dan bahagia.

Teknik dalam berkomunikasi

a. Menggunakan bahasa yang bias dimengerti oleh klien lansia

b. Gunakan verbal yang jelas dan tepat

c. Gunakan dengan body language

d. Mimik wajah harus memancarkan penuh kesabaran

e. Menghadap secara tepat