pertemuan iii landasan dan azas peraturan perundangan
TRANSCRIPT
LANDASAN DAN AZAS PERATURAN PERUNDANGAN
Dosen pengajar:
RENDRA SETYADIHARJA, M.I.P
(MK TEKNIK PENYUSUNAN UU)
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) RAJA HAJI Tanjungpinang
PERTEMUAN KE-3
DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANGAN
• Dasar filsafat yang berasal dari jati diri bangsa atau pedoman hidup bangsa
FILOSOFIS
• Ketentuan Hukum yang menjadi sumber hukum/dasar hukum dalam pembuatan peraturan perundangan
YURIDIS
• Landasan yang terdiri atas fakta-fakta yang merupakan kebutuhan masyrakat
SOSIOLOGIS
LANDASAN FILOSOFIS PERATURAN PERUNDANGAN N
ILA
I-N
ILA
I PA
NC
AS
ILA
Nilai Religiusitas
Nilai Kemanusiaan
Nilai Persatuan
Nilai Pemusyawarat
an Nilai Keadilan
Sosial
LANDASAN SOSIOLOGIS PERATURAN PERUNDANGAN
Soekanto dan Purbacaraka (Handoyo, 2014) mengatakan bahwa ada dua landasan teoritis sebagai dasar sosiologis berlakunya suatu kaidah hukum,yaitu
TEORI KEKUASAAN (MACHTTHEORIE) secara sosiologis kaidah hukum berlaku karena paksaan penguasa, terlepas diterima atau tidak diterima oleh masyrakat
TEORI PENGAKUAN (ANNERKENNUGSTHEORIE). Kaidah hukum berlaku berdasarkan penerimaan dari masyarakat tempat hukum itu berlaku
LANDASAN SOSIOLOGIS PERATURAN PERUNDANGAN
Mahfud MD (Handoyo, 2014) bahwa ada dua landasan sosiologis bagi suatu peraturan perundangan
Produk Hukum RESPONSIF. Produk hukum yang mencerminkan rasa keadilan dan memenuhi harapan masyarakat.
Produk Hukum KONSERVATIF. Produk hukum yang isinya lebih mencerminkan visi sosial elit politik, lebih menekankan kepentingan pemerintah dan menjadi alat pelaksana ideologi dan program negara
LANDASAN YURIDIS PERATURAN PERUNDANGAN (Persyaratan Yuridis)
Dibuat oleh organ yang berwenang
Adanya kesesuian bentuk/isi peraturan perundangan dengan materi muatan yang akan diatur
Adanya prosedur dan tata cara pembentukan yang telah ditentukan
Tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi tingkatannya sesuai dengan padangan stafenbau theory
ASAS UMUM PERATURAN PERUNDANGAN
Purbacarakan dan Soekanto (Handoyo,2014) 1. Undang-Undang tidak berlaku
surut
2. Undang-Undang yang dibuat penguasa lebih tinggi mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula
3. Undang-undang bersifat khusus menyampingkan undang yang bersifat umum (Lex specialis degorat lex generalis)
4. Undang-undang yang berlaku belakangan membatalkan undang-undang yang berlaku terdahulu (Lex posteriore degorat lex priori)
5. Undang-Undang tidak dapat diganggu gugat
6. Undang sebagai saranan untuk semaksimal mungkin dapat mencapai kesejahteraan spiritual dan materiil bagi masyarakat maupun individu
Syarief (Handoyo, 2014)
1. Azas tingkatan hirarkis
2. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat
3. Undang-undang bersifat khusus menyampingkan undang yang bersifat umum (Lex specialis degorat lex generalis)
4. Undang-Undang tidak berlaku surut
5. Undang-undang yang baru menyampingkan undang-undang yang lebih lama (Lex posteriore degorat lex priori)
Azas Peraturan Perundangan dalam UU No.12/11 Pa
sal5
U
U.1
2/1
1
Kejelasan Tujuan
Kelembagaan atau Pejabat Pembentuk
yang tepat
Kesesuaian antara jenis, hierarkis dan
materi muatan
Dapat dilaksanakan
Kedayagunaan
Kejelasan Rumusan
Keterbukaan
Azas Materi Muatan Peraturan Perundangan dalam UU No.12/11
Pengayoman
Kemanusiaan
Kebangsaan Kekeluargaan
Kenusantaraan
Azas Materi Muatan Peraturan Perundangan dalam UU No.12/11 (Cont.)
Bhinneka Tunggal Ika
Keadilan
Kesamaan kedudukan
dalam hukum dan
pemerintahan
Ketertiban dan Kepastian Hukum
Keseimbangan, Keserasian
dan Keselerasan
TUGAS KELOMPOK
RANGKUMLAH MATERI YANG TELAH DIBERIKAN KEPADA ANDA
BUAT RANGKUMANNYA DALAM SEBUAH MAKALAH
BUAT POWER POINT UNTUK DIPRESENTASIKAN SECARA KELOMPOK DIHADAPAN KELAS ANDA