pertumbuhan ekonomi - solow

36
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA DIPLOMA IV AKUNTANSI 9D REGULER 2014 SEMINAR KEUANGAN PUBLIK TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI KELOMPOK III SKP : 1. AKHMAD KHOERURIZAL (3) 2. AMELA ERLIANA CRHISTINE (5) 3. IWAN YUSTIADIANTO (11) 4. MONIKA YULANDO PUTRI (14) 5. RIKKI OKTO SAPUTRA (23) 6. RUTH JELITA SILABAN (25)

Upload: adin-dian-ratnawati

Post on 26-Dec-2015

131 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pertumbuhan ekonomi menurut teori solow seminar keuangan publik

TRANSCRIPT

Page 1: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

DIPLOMA IV AKUNTANSI

9D REGULER

2014

SEMINAR KEUANGAN PUBLIK

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI

KELOMPOK III SKP :

1. AKHMAD KHOERURIZAL (3) 2. AMELA ERLIANA CRHISTINE (5) 3. IWAN YUSTIADIANTO (11) 4. MONIKA YULANDO PUTRI (14) 5. RIKKI OKTO SAPUTRA (23) 6. RUTH JELITA SILABAN (25)

Page 2: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

PERTUMBUHAN EKONOMI

A. PENDAHULUAN

Seiring dengan peningkatan pendapatan, maka taraf hidup masyarakat juga akan

mengalami kenaikan. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa

yang lebih banyak dan beragam. Untuk memenuhi kenaikan permintaan atas barang dan

jasa, produsen akan meningkatkan volume produksinya sehingga barang dan jasa yang

beredar di masyarakat akan bertambah. Kondisi inilah yang disebut sebagai pertumbuhan

ekonomi.

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai perubahan kondisi

perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik

selama periode tertentu yang ditunjukkan dengan peningkatan kapasitas produksi. Berikut

ini beberapa definisi pertumbuhan ekonomi menurut para ahli ekonomi:

Prof. Simon Kuznets

Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan jangka panjang dalam kemampuan

suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi

kepada penduduknya.

Sadono Sukirno

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian

yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksi dalam masyarakat

bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat

Lincolin Arsyad

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan Produk Domestik Bruto/ Pendapatan

Nasional Bruto tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau

lebih kecil dari tingkat pertumbuhan pendudukatau apakah perubahan struktur

ekonomi terjadi atau tidak.

Boediono

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus

dalam jangka panjang.

Asfia Murni

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu kondisi dimana terjadinya perkembangan

GNP yang mencerminkan adanya pertumbuhan output per kapita dan meningkatnya

standar hidup masyarakat

Page 3: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Terdapat beberapa teori yang mengungkapkan tentang konsep pertumbuhan ekonomi,

secara umum teori tersebut sebagai berikut:

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis

Berbeda dengan mahzab klasik, mahzab historis cenderung mengkaji pertumbuhan

ekonomi dari sisi sejarahnya. Para penganut aliran historis menganggap

pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap.

1) Frederich List

Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut Frederich List adalah tingkat-tingkat

yang dikenal dengan sebutan Stuffen theorien (teori tangga). Friedrich List

membagi tahap-tahap pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dari segi

perkembangan teknik produksi. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum memenuhi

kebutuhan hidupnya dan sangat mengantungkan diri pada pemberian alam

dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri

Masa berternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir

untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam

Masa Bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap

sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar

usaha sampingan.

Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan bukan

sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke

pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri

besar.

2) Bruno Hildebrand

Bruno mengkritik List bahwa perkembangan ekonomi bukan didasarkan pada

cara produksi/ cara konsumsi tetapi lebih kepada cara distribusi yang digunakan.

Bruno membagi pertumbuhan ekonomi menjadi tiga tahap, yaitu:

Masa tukar-menukar secara barter. Pada masa ini, masyarakat melakukan

transaksi dengan tukar-menukar barang. Transaksi yang terjadi biasanya

bersifat kekeluargaan dan dalam lingkup yang sempit.

Masa tukar-menukar dengan uang. Pada masa ini, uang telah dijadikan

sebagai alat tukar. Dibandingkan dengan perekonomian barter, perekonomian

uang jauh lebih efisien.

Masa tukar-menukar dengan kredit. Pada masa ini, perjanjian kredit telah

umum terjadi. Penyerahan barang atau jasa tidak bersamaan dengan

Page 4: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

pembayaran. Pembayaran biasanya dilakukan dalam waktu yang telah

disepakati kedua pihak.

3) Karl Bucher

Karl Bucher menggabungkan teori-teori yang dikemukakan List dan Hildebrand.

Ia membagi tahap-tahap pertumbuhan ekonomi baik dari segi produksi maupun

distribusi. Tahap-tahap tersebut adalah:

Perekonomian domestik. Pada tahap ini kegiatan produksi dilakukan hanya

sebatas untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Perekonomian kota. Pemenuhan kebutuhan tidak lagi sebatas dengan hasil

produksi sendiri, kegiatan perdagangan telah mulai dilakukan walaupun

masih dalam skala kecil.

Perekonomian nasional. Kegiatan produksi sudah berorientasi ke pasar

(market oriented) yaitu barang diproduksi untuk dijual ke pasar. Dengan

demikian peranan pedagang semakin penting.

4) W.W. Rostow

Menurut Rostow pembangunan ekonomi merupakan suaru proses yang dapat

menyebabkan perubahan orientasi sosial, politik dan ekonomi; perubahan

pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga; perubahan

kegiatan investasi; serta perubahan sikap hidup dan adat istiadat.

Rostow membedakan pembangunan ekonomi kedalam 5 tahap, yaitu:

Tahap masyarakat tradisional

Sistem ekonomi yang mendominasi masyarakat tradisional adalah pertanian,

dengan cara-cara bertani yang tradisional. Produktivitas kerja manusia lebih

rendah bila dibandingkan dengan tahapan pertumbuhan berikutnya.

Masyarakat ini dicirikan oleh struktur hirarkis sehingga mobilitas sosial dan

vertikal rendah.

Tahap prasyarat tinggal landas

Selama tahapan ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi dan hal itu memulai

sebuah pembangunan yang dinamis. Model perkembangan ini merupakan

hasil revolusi industri. Konsekuensi perubahan ini, yang mencakup juga pada

perkembangan pertanian, yaitu tekanan kerja pada sektor-sektor primer

berlebihan. Sebuah prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas adalah revolusi

industri yang berlangsung dalam satu abad terakhir.

Tahap tinggal landas

Tahapan ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis.

Karakteristik utama dari pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan dari

Page 5: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

dalam yang berkelanjutan yang tidak membutuhkan dorongan dari luar.

Seperti, industri tekstil di Inggris, beberapa industri dapat mendukung

pembangunan. Secara umum “tinggal landas” terjadi dalam dua atau tiga

dekade terakhir. Misalnya, di Inggris telah berlangsung sejak pertengahan

abad ke-17 atau di Jerman pada akhir abad ke-17.

Tahap menuju kedewasaan

Kedewasaan pembangunan ditandai oleh investasi yang terus-menerus

antara 40 hingga 60 persen. Dalam tahap ini mulai bermunculan industri

dengan teknologi baru, misalnya industri kimia atau industri listrik. Ini

merupakan konsekuensi dari kemakmuran ekonomi dan sosial. Pada

umumnya, tahapan ini dimulai sekitar 60 tahun setelah tinggal landas. Di

Eropa, tahapan ini berlangsung sejak tahun 1900

Tahap konsumsi tinggi

Ini merupakan tahapan terakhir dari lima tahap model pembangunan Rostow.

Pada tahap ini, sebagian besar masyarakat hidup makmur. Orang-orang yang

hidup di masyarakat itu mendapat kemakmuran dan keserbaragaman

sekaligus. Menurut Rostow, saat ini masyarakat yang sedang berada dalam

tahapan ini adalah masyarakat Barat atau Utara.

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal,

luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori

pertumbuhan klasik, diasumsikan bahwa luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap

jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Teori ini dipelopori oleh

Adam Smith dan David Ricardo.

1) Adam Smith

Teori Pertumbuhan ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor yang saling

berkaitan, yaitu:

Pertumbuhan penduduk

Jumlah penduduk akan meningkatkan tingkat upah yang berlaku lebih tinggi

dari tingkat upah subsistem yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup.

jika tingkat upah di atas tingkat subsistem, maka orang-orang akan kawin

pada umur muda, tingkat kematian menurun, jumlah kelahiran meningkat.

Laju permintaan akan tenaga kerja akan ditentukan oleh laju pertumbuhan

stok modal dan laju pertumbuhan output.

Pertumbuhan output total

Page 6: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Unsur pokok dari sistem produksi suatu negarra menurut Smith ada tiga yaitu

; SDA, SDM, barang modal yang ada. Semakin besar stok modal, menurut

Smith, semakin besar kemungkinan dilakukannya Spesialisasi dan

Pembagian kerja yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas per

kapita.

2) David Ricardo

Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk akan besar hingga

menjadi dua kali lipat dan suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja

melimpah sementara faktor produksi lain (SDA dan tanah) tidak bertambah.

Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut

hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga

perekonomian akan mengalami kemandegan (stationary state)

c. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis

Berbeda dengan mahzab klasik, mahzab historis cenderung mengkaji pertumbuhan

ekonomi dari sisi sejarahnya. Para penganut aliran historis menganggap

pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap.

1) Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod.

Menurut Harrod-Domar, pertumbuhan ekonomi yang seimbang tidak dapat terjadi

secara alami. Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh tabungan (saving)

dan investasi. Oleh karena itu, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung

dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin

banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat

perekonomian itu akan tumbuh.

2) Robert Solow

Model petumbuhan Solow menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan

modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam

suatu perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya terhadap output total barang

dan jasa suatu negara

B. MODEL PERTUMBUHAN MASLOW

1. Akumulasi Modal

Pertumbuhan persediaan modal memegang peranan dalam pertumbuhan ekonomi.

Penambahan modal akan mendorong peningkatan output barang dan jasa yang dihasilkan.

Untuk memahami seberapa besar pengaruh akumulasi modal terhadap pertumbuhan

ekonomi, kita asumsikan tidak ada perubahan pada angkatan kerja dan teknologi.

Berdasarkan asumsi tersebut akan kita kaji pengaruh penawaran dan permintaan barang

terhadap akumulasi modal.

Page 7: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

a. Penawaran Barang dan Fungsi Produksi

Model Solow menggunakan fungsi produksi yang telah umum digunakan di mana

output produksi (Y) bergantung pada persediaan modal (K) dan angkatan kerja (L).

Solow mengasumsikan bahwa fungsi produksi memiliki skala pengembalian konstan

sehingga dapat dirumuskan:

zY = F(zK, zL)

dengan z bernilai positif. Maka dari itu, apabila kita mencari nilai output per pekerja,

kita dapat menggunakan nilai z= 1/L. Jika kita menyatakan nilai output per pekerja

adalah y dan modal per pekerja adalah k maka kita dapat menurunkan rumus

sebagai berikut:

Y/L – F(K/L, 1)

Apabila digambarkan dalam bentuk grafik, maka fungsi produksi yang diperoleh

adalah sebagai berikut:

Kemiringan fungsi produksi menunjukkan nilai Produk Marjinal Modal (MPK), yaitu

jumlah output tambahan yang dihasilkan seorang pekerja ketika memperoleh satu

unit tambahan modal. Ketika jumlah modal meningkat, kurva fungsi produksi menjadi

lebih datar. Hal ini mencerminkan produk marjinal modal yang kian menurun.

b. Permintaan Barang dan Fungsi Konsumsi

Dalam model Solow, permintaan terhadap barang berasal dari konsumsi dan

investasi. Dengan kata lain, output per pekerja (y) merupakan konsumsi per pekerja

(c) dan investasi per pekerja (i).

y = c + i

Dalam persamaan ini kita menghilangkan belanja pemerintah dan ekspor neto.

Solow mengasumsikan bahwa setiap tahun seseorang menabung sebagian dari

pendapatan mereka sebesar s, serta mengkonsumsi sisanya (1-s). Secara

sederhana fungsi tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut:

y = f(k)

Page 8: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

c = (1 – s) y

s merupakan tingkat tabungan dengan nilai antara nol dan satu. Pada

kenyataannya, kebijakan pemerintah secara potensial dapat mempengaruhi tingkat

tabungan nasional. Namun, untuk keperluan perhitungan, saat ini kita

mengasumsikan bahwa tingkat bunga s telah baku.

Berdasarkan fungsi-fungsi sebelumnya kita dapat mengsubtitusi nilai konsumsi (c)

dengan (1 – s)y, sehingga kita peroleh rumus:

y = (1 – s)y + i

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa investasi sama dengan tabungan, tingkat

tabungan (s) merupakan bagian dari output (y) yang menunjukkan investasi (i). Jika

digambarkan, fungsi tersebut akan membentuk grafik berikut:

Model tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap nilai k, jumlah output ditentukan

oleh fungsi produksi f(k), dan alokasi output di antara konsumsi dan tabungan di

tentukan oleh tingkat tabungan s.

c. Pertumbuhan Persediaan Modal dan Kondisi Mapan

Persediaan modal sangat dipengaruhi oleh investasi dan depresiasi. Investasi

mengacu pada pengeluaran untuk perluasan usaha dan peralatan baru, dalam hal ini

menyebabkan persediaan modal bertambah. Sementara depresiasi mengacu pada

penggunaan modal yang menyebabkan persediaan modal berkurang.

Pada bagian sebelumnya telah kita ketahui bahwa investasi per pekerja merupakan

fungsi dari persediaan modal per pekerja. Untuk memasukkan fungsi depresiasi ke

model, perlu diasumsikan bahwa sebagian tertentu dari persediaangan modal

menyusut setiap tahunnya dengan tingkat depresiasi sebesar δ. Jumlah modal yang

terdepresiasi adalah sebesar δk. Kita dapat menyatakan dampak investasi dan

depresiasi terhadap persediaan modal dengan persamaan:

Perubahan Persediaan = Investasi -

Δk = i - δk

Karena investasi i sama dengan sf(k), kita dapat menuliskan rumusnya menjadi:

i =sy atau i = sf(k)

Page 9: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Δk = sf(k) – δk

Solow menggambarkan bahwa akan ada suatu masa ketika jumlah investasi sama

dengan jumlah depresiasi. Jika perekonomian telah sampai pada tingkat tersebut,

maka persediaan modal tidak akan berubah karena investasi dan depresiasi beraksi

secara seimbang. Kondisi ini disebut sebagai kondisi mapan (steady-state level of

capital).

Kondisi mapan signifikan karena dua penyebab. Pertama, perekonomian yang

mencapai kondisi mapan akan tetap stabil. Kedua, perekonomian yang tidak beradap

pada kondisi mapan akan berusaha menuju ke sana. Tanpa memperhatikan tingkat

modal pada awal perekonomian, perekonomian akan berakhir dengan tingkat modal

dengan kondisi mapan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa, kondisi mapan

menunjukkan ekuilbrium perekonomian jangka panjang. Fenomena ini dapat

digambarkan pada grafik berikut:

k* berada pada kondisi mapan di mana investasi sama dengan depresiasi dan

tingkat modal tidak akan berubah sepanjang waktu (Δk=0). Apabila perekonomian

diawali dengan tingkat modal k1,tingkat investasi lebih besar dari tingkat depresiasi

sehingga modal akan naik terus hingga mencapai kondisi mapan. Sementara itu, jika

perekonomian diawali dengan tingkat modal k2,tingkat investasi lebih kecil dari

tingkat investasi sehingga modal lebih cepat habis, persediaan modal akan turun

mendekati kondisi mapan. Ketika mencapai kondisi mapan, tidak ada tekanan

terhadap persediaan modal untuk naik atau turun.

d. Bagaimana Tabungan Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Model Solow menunjukkan bahwa tingkat tabungan adalah determinan penting dari

persediaan modal pada kondisi mapan. Jika tingkat tabungan tinggi, perekonomian

akan mempunyai persediaan modal yang besar dan tingkat output yang tinggi.

Sebaliknya, jika tingkat tabungan rendah, perekonomian akan memiliki persediaan

modal yang kecil dan tingkat output yang rendah.

Page 10: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Grafik di bawah ini menggambarkan apa yang terjadi pada perekonomian ketika

tingkat tabungannya meningkat:

Perekonomian diasumsikan dimulai pada kondisi mapan dengan tingkat tabungan s1

dan persediaan modal k1*. Ketika tingkat tabungan meningkat dari s1 ke s2, kurva

sf(k) akan bergeser ke atas. Setelah tingkat tabungan meningkat, secara otomatis

investasi menjadi lebih tinggi, tetapi persediaan modal dan depresiasi tidak berubah.

Karena itu, investasi melebihi depresiasi dan membuat persediaan moda, akan

berangsur-angsur naik sampai perekonomian mencapai kondisi mapan yang baru

k2*di mana persediaan modal dan tingkat outputnya lebih tinggi dari kondisi mapan

sebelumnya.

Dalam model Solow, tabungan yang lebih tinggi mengarah pada pertumbuhan yang

lebih cepat, tapi hanya sementara. Keniakan tingkat tabungan hanya akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi sampai perekonomian mencapai kondisi

mapan baru. Jika perekonomian mempertahankan tingkat tabungan yang tinggi,

maka hal itu akan mempertahankan persediaan modal yang besar dan tingkat output

yang tinggi, tapi tidak mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi untuk

selamanya.

Kebijakan yang mengubah tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita pada kondisi

mapan disebut sebagai Efek Pertumbuhan. Sebaliknya, tingkat tabungan yang lebih

tinggi dikatakan memiliki efek tingkat, karena hanya tingkatan pendapatan perkapita

saja yang dipengaruhi oleh tingkat tabungan pada kondisi mapan.

C. TINGKAT MODAL KAIDAH EMAS

Sejauh ini, kita telah menggunakan model Solow untuk mengkaji bagaimana tingkat

tabungan dan invetasi dalam perekonomian menentukan tingkat modal serta pendapatan

pada kondisi mapan. Analisis ini mungkin membuat kita berpikir bahwa tabungan yang lebih

tinggi selalu baik, selama mengarah pada pendapatan yang lebih tinggi. Tetapi, anggaplah

Page 11: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

suatu negara memiliki tingkat tabungan 100 persen. Hal itu memungkinkan persediaan

modal dan pendapatan menjadi yang terbesar. Namun seluruh pendapatan ditabung dan

tidak pernah dikonsumsi, apakah hal ini baik?

Bagian ini menggunakan model Solow untuk membahas apakah jumlah akumulasi

modal adalah optimal dari sudut pandang kesejahteraan ekonomi. Pada bagian berikutnya

akan dibahas bagaimana kebijakan pemerintah mempengaruhi tingkat tabungan suatu

negara. Namun, pertama-tama pada bagian ini, kita akan menyajikan teori yang melandasi

pengambilan keputusan dalam kebijakan tersebut.

Menbandingkan Kondisi Mapan

Untuk menyederhanakan analisis kita, asumsikanlah bahwa pembuat kebijakan bisa

menetapkan besarnya tingkat tabungan perekonomian. Dengan menetapkan tingkat

tabungan ini, pembuat kebijakan menentukan kondisi mapan perekonomian. Kondisi mapan

mana yang seharusnya dipilih oleh pembuat kebijakan?

Ketika memilih kondisi mapan, tujuan pembuat kebijakan adalah memaksimalkan

kesejahteraan individu yang membentuk masyarakat. Individu itu sendiri tidak peduli pada

jumlah modal dalam perekonomian, atau bahkan jumlah output. Mereka hanya peduli pada

jumlah barang dan jasa yang dapat mereka konsumsi. Jadi seorang pembuat kebijakan

yang jeli akan memilih kondisi mapan dengan tingkat konsumsi tertinggi. Nilai kondisi mapan

k yang memaksimalkan konsumsi disebut tingkat modal Kaidah Emas (Golden Rule level

of capital) dan dinyatakan dengan k*emas.

Bagaimana kita bisa menyatakan bahwa suatu perekonomian berada pada tingkat

Kaidah Emas? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama kita harus menentukan konsumsi

per pekerja pada kondisi mapan. Lalu kita bisa menentukan kondisi mapan mana yang

memberikan konsumsi paling besar.

Untuk mencari konsumsi per pekerja pada kondisi mapan, kita mulai dengan

identitas perhitungan pendapatan nasional

y = c + i

dan mengubahnya menjadi

c = y – i

Konsumsi adalah output dikurangi dengan investasi. Karena kita ingin mencari

konsumsi pada kondisi mapan, maka kita ganti nilai kondisi mapan untuk output dan

investasi. Output per pekerja pada kondisi mapan adalah f(k*), di mana k* adalah

persediaan modal per pekerja pada kondisi mapan. Selanjutnya, karena persediaan modal

tidak berubah dalam kondisi mapan, maka investasi sama dengan penyusutan δk*. Dengan

mengganti f(k*) untuk y dan δk* untuk i. Kita bisa menulis konsumsi per pekerja pada kondsi

mapan sebagai berikut.

c* = f(k*) - δk*

Page 12: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Menurut persamaan ini, konsumsi kondisi mapan adalah sisa dari output kondisi

mapan setelah dikurangi depresiasi pada kondisi mapan. Persamaan ini menunjukkan

bahwa kenaikan modal pada kondisi mapan memiliki dua dampak yang berlawanan

terhadap konsumsi pada kondisi mapan. Di satu sisi lebih banyak modal berarti lebih banyak

output. Di sisi lain, lebih banyak modal juga berarti lebih banyak output yang harus

digunakan untuk mengganti modal yang habis dipakai.

Gambar di atas menunjukkan output pada kondisi mapan dan depresiasi pada

kondisi mapan sebagai fungsi dari persediaan modal kondisi mapan. Konsumsi kondisi

mapan adalah perbedaan antara output dan depresiasi. Gambar ini menunjukkan bahwa

ada suatu tingkat persediaan modal – tingkat kaidah emas k* - yang memaksimalkan

konsumsi.

Ketika membandingkan kondisi mapan, kita harus ingat bahwa tingkat modal yang

lebih tinggi mempengaruhi output dan depresiasi. Jika tingkat modal berada di bawah tingkat

Kaidah Emas, maka kenaikan persediaan modal akan meningkatkan output lebih banyak

ketimbang depresiasi. Sehingga konsumsi meningkat. Dalam hal ini fungsi produksi lebih

curam daripada garis δk*, sehingga perbedaan di antara kedua kurva ini – yang sama

dengan konsumsi – tumbuh ketika k* naik. Sebaliknya, jika persediaan modal di atas tingkat

Kaidah Emas, maka kenaikan persediaan modal mengurangi konsumsi, karena kenaikan

output lebih kecil ketimbang kenaikan depresiasi. Dalam hal ini fungsi produksi lebih datar

ketimbang garis δk*, sehingga perbedaan diantara kurva – konsumsi – mengecil ketika k*

naik. Pada tingkat modal kaidah emas, fungsi produksi dan garis δk* memiliki kemiringan

(slope) yang sama, dan konsumsi berada tingkat terbesarnya.

Sekarang kita bisa mencirikan kondisi sederhana yang mencirikan tingkat modal

Kaidah Emas. Ingatlah bahwa kemiringan fungsi produksi adalah produk marjinal modal

Page 13: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

MPK. Kemiringan garis δk* adalah δ. Karena kedua kemiringan ini sama pada k*emas, maka

Kaidah Emas dijelaskan dengan persamaan

MPK = δ

Pada tingkat kaidah emas, produk marjinal modal sama dengan tingkat depresiasi.

Sebagai contoh lain, anggaplah bahwa perekonomian dimulai dengan beberapa

persediaan modal pada kondisi mapan k* dan pembuat kebijakan sedang

mempertimbangkan untuk meningkatkan persediaan modal menjadi k* + 1. Jumlah output

tambahan dari kenaikan modal ini akan menjadi f(k*+1) – f(k*), yang merupakan produk

marjinal modal MPK. Jumlah depresiasi tambahan dari memiliki 1 unit modal tambahan

adalah tingkat depresiasi δ.

Jadi pengaruh netto dari unit modal tambahan terhadap konsumsi adalah MPK - δ.

Jika MPK - δ > 0, maka kenaikan modal akan meningkatkan konsumsi, sehingga k* ada di

bawah tingkat Kaidah Emas. Jika MPK - δ < 0, maka kenaikan modal akan mengurangi

konsumsi, sehingga k* pasti berada di atas tingkat Kaidah Emas. Karena itu, kondisi berikut

ini menjelaskan Kaidah Emas:

MPK - δ = 0

Pada tingkat modal kaidah emas, produk marjinal modal setelah depresiasi (MPK -

δ) sama dengan nol. Sebagaimana yang akan kita lihat, pembuat kebijakan bisa

menggunakan kondisi ini untuk mencari persediaan modal Kaidah Emas dalam

perekonomian.

Ingatlah bahwa perekonomian tidak secara otomatis terdorong ke arah kondisi

mapan Kaidah Emas. Jika kita menginginkan persediaan modal pada kondisi mapan

tertentu, sebagaimana Kaidah Emas, kita membutuhkan tingkat tabungan tertentu untuk

mendukungnya.

Transisi Menuju Kondisi Mapan Kaidah Emas

Marilah kita buat masalah pembuat kebijakan di atas lebih realistis. Sejauh ini, kita

telah mengasumsikan bahwa pembuat kebijakan dapat dengan mudah memilih kondisi

mapan perekonomian dan langsung melompat ke sana. Dalam kasus ini, pembuat kebijakan

akan memilih kondisi mapan dengan konsumsi tertinggi – kondisi mapan Kaidah Emas.

Namun, anggaplah bahwa perekonomian telah mencapai kondisi mapan lain. Apa yang

terjadi dengan konsumsi, investasi, dan modal etika perekonomian melakukan transisi

diantara kedua kondisi mapan? Mungkinkah pengaruh dari transisi ini menyurutkan langkah

si pembuat kebijakan untuk mencapai Kaidah Emas?

Kita harus memperhatikan dua kasus perekonomian mungkin dimulai dengan lebih

banyak modal ketimbang dalam kondisi mapan Kaidah Emas, atau dengan lebih sedikit

modal. Akan kita lihat bahwa kedua kasus itu memberikan masalah yang sangat berbeda

bagi para pembuat kebijakan.

Page 14: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Memulai dengan Terlalu Banyak Modal

Pertama-tama mari kita telaah kasus dimana perekonomian dimulai pada kondisi

mapan dengan lebih banyak modal ketimbang yang harus dimilikinya dalam kondisi mapan

Kaidah Emas. Dalam kasus ini, pembuat kebijakan harus mengeluarkan kebijakan yang

bertujuan mengurangi tingkat tabungan untuk menurunkan persediaan modal. Anggaplah

kebijakan ini berhasil dan pada suatu titik – sebut saja waktu t0 – tingkat tabungan turun ke

tingkat yang secara berangsur-angsur menuju kondisi mapan Kaidah Emas.

Gambar di atas menunjukkan apa yang terjadi dengan output, konsumsi, dan

investasi ketika tingkat tabungan turun. Penurunan tingkat tabungan ini akan meningkatkan

konsumsi dan menurunkan investasi. Karena investasi dan depresiasi adalah sama dalam

kondisi mapan awal, maka investasi menjadi lebih kecil daripada depresiasi, yang berarti

perekonomian tidak lagi berada dalam kondisi mapan. Secara berangsur-angsur,

persediaan modal turun, yang menyebabkan penurunan output, konsumsi, dan investasi.

Variabel-variabel ini terus turun sampai perekonomian mencapai kondisi mapan yang baru.

Karena kita mengasumsikan bahwa kondisi mapan yang baru adalah kondisi mapan Kaidah

Emas, maka konsumsi harus lebih tinggi dari pada sebelum terjadi perubahan tingkat

tabungan, meskipun output dan investasi lebh rendah.

Ingatlah bahwa, dibandingkan dengan kondisi mapan yang baru, konsumsi lebih

tinggi tidak hanya dalam kondisi mapan yang baru tetapi juga di sepanjang jalur menuju

kondisi mapan itu. Ketika persediaan modal melebihi tingkat Kaidah Emas, mengurangi

tabungan jelas merupakan kebijakan hang baik, karena meningkatkan konsumsi di setiap

titik waktu.

Memulai dengan Terlalu Sedikit Modal

Ketika perekonomian dimulai dengan modal yang lebih kecil dari pada dalam kondisi

mapan Kaidah Emas, pembuat kebijakan harus menaikkan tingkat tabungan untuk

mencapai Kaidah Emas.

Page 15: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Gambar di atas menunjukkan apa yang terjadi. Kenaikan tingkat tabungan pada

waktu t0 menyebabkan penurunan konsumsi dan kenaikan investasi. Memang, selamanya

investasi yang tinggi akan menyebabkan persediaan modal naik. Ketika modal terakumulasi,

output, konsumsi, dan investasi secara bertahap naik, dan akhirnya mendekati tingkat

kondisi mapan yang baru. Karena kondisi mapan semula berada di bawah Kaidah Emas,

maka kenaikan tabungan akhirnya menyebabkan tingkat konsumsi yang lebih tinggi

ketimbang yang telah dicapai sebelumnya.

Apakah kenaikan tabungan yang mengarah ke kondisi mapan Kaidah Emas

meningkatkan kesejahteraan ekonomi? Hal itu pada akhirnya memang terjadi, karena

tingkat konsumsi pada kondisi mapan memang lebih tinggi. Tetapi untuk mencapai kondisi

mapan yang baru itu membutuhkan periode awal dimana konsumsi harus dikurangi. Ingatlah

kebalikan dari kasus ketika perekonomian dimulai di atas Kaidah Emas. Ketika

perekonomian dimulai di atas Kaidah Emas, mencapai Kaidah Emas menghasilkan

konsumsi yang lebih tinggi pada seluruh titik waktu. Ketika perekonomian dimulai di bawah

Kaidah Emas, mencapai Kaidah Emas perlu menurunkan konsumsi lebih dahulu untuk

meningkatkan konsumsi di masa depan.

Ketika menurunkan apakah akan berupaya mencapai kondisi mapan Kaidah Emas,

para pembuat kebijakan harus memperhitungkan bahwa konsumen sekarang dan

konsumen masa depan tidak selalu orang yang sama. Mencapai Kaidah Emas berarti

mencapai tingkat konsumsi pada kondisi mapan tertinggi dan sekaligus menguntungkan

generasi mendatang. Tetapi apabila perekonomian pada awalnya berada di bawah Kaidah

Emas, mencapai Kaidah Emas perlu meningkatkan investasi dan dengan demikian

mengurangi konsumsi dari generasi sekarang. Jadi ketika memilih apakah akan

meningkatkan akumulasi modal, para pembuat kebijakan menghadapi dilema (trade off) di

antara kesejahteraan generasi yang brbeda. Pembuat kebijakan yang lebih peduli pada

Page 16: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

generasi sekarang ketimbang generasi mendatang mungkin tidak akan memutuskan untuk

mencapai kondisi mapan Kaidah Emas. Sebaliknya, pembuat kebijakan yang peduli

terhadap seluruh generasi akan memilih mencapai Kaidah Emas. Meskipun generasi

sekarang akan mengkonsumsi lebih sedikit, namun jumlah generasi mendatang yang tidak

terbatas akan mendapatkan manfaat dengan bergerak menuju Kaidah Emas.

Jadi, akumulasi modal yang optimal sangat bergantung pada bagaimana kit

memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Kaidah Emas ini

menyatakan, “berbuatlah untuk orang lain sebagaimana Anda ingin orang lain melakukan

hal yang sam auntuk Anda,” Jika kita memegang teguh nasehat ini, kita akan memberikan

perhatian yang sama pada seluruh generasi. Dalam hal ini, adalah optimal untuk mencapai

tingkat modal Kaidah Emas – itulah mengapa kaidah ini disebut “Kaidah Emas”.

D. POPULATION GROWTH

Model dasar teori Solow menunjukkan bahwa akumulasi capital tidak dapat menjelaskan

tentang pertumbuhan ekonomi yang terus menerus. Suku bunga yang tinggi memang akan

mendorong tumbuhnya ekonomi, tapi itu hanya untuk sementara, karena ekonomi akan

kembali ke kondisi mapannya dimana capital dan outputnya adalah konstan. Untuk

menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang terjadi kita perlu memperluas model Solow dengan

memasukkan dua sumber pertumbuhan ekonomi lainnya yaitu pertumbuhan populasi dan

perkembangan teknologi. Pada bagian ini kami akan menambahkan faktor pertumbuhan

ekonomi ke dalam model Solow.

1. Kondisi mapan dengan pertumbuhan populasi

Bagaimana pertumbuhan populasi mempengaruhi kondisi mapan? Untuk menjawab

pertanyaan ini, harus diperhatikan bagaimana pertumbuhan populasi, bersama dengan

investasi dan depresiasi, mempengaruhi akumulasi dari capital per pekerja. Seperti

dijelaskan sebelumnya, investasi akan meningkatkan capital, sedangkan depresiasi akan

menurunkannya. Tapi sekarang akan diterangkan mengenai faktor ketiga yang

mempengaruhi yaitu pertumbuhan dari jumlah pekerja.

Perubahan capital stock per pekerja dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut:

∆k = i – (δ + n)k

Persamaan di atas menunjukkan bagaimana investasi, depresiasi dan populasi

mempengaruhi capital stock per pekerja. Investasi meningkatkan k, sedangkan depresiasi

dan pertumbuhan populasi akan menurunkan nilai k.

Page 17: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Persamaan (δ + n)k dapat disebut juga sebagai break-even investment, yaitu jumlah

investasi yang diperlukan untuk menjaga capital stock per pekerja tetap konstan.

Persamaan itu juga menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi mengurangi akumulasi dari

capital per pekerja sama seperti depresiasi. Jika depresiasi mengurangi k dengan memakai

capital stock, pertumbuhan populasi mengurangi k dengan membagi capital stock menjadi

lebih kecil diantara populasi pekerja yang lebih banyak

2. Dampak pertumbuhan populasi

Pertumbuhan populasi mempengaruhi model dasar solow pada tiga hal.

1. Pertumbuhan populasi membawa kita semakin dekat kepada pertumbuhan ekonomi

yang berkelanjutan. Pada kondisi mapan dengan pertumbuhan populasi, capital per

pekerja dan output per pekerja adalah konstan. Karena jumlah pekerja tumbuh pada

n rate, maka total capital dan total output juga harus bertambah sebesar n rate.

Walaupun pertumbuhan populasi tidak bisa menjelaskan pertumbuhan berkelanjutan

pada hidup yang standar (karena output per pekerja adalah konstan dalam kondisi

mapan), tapi ini bisa membantu menjelaskan pertumbuhan berkelanjutan dari total

output.

2. Pertumbuhan populasi memberikan kita penjelasan lain, kenapa suatu negara kaya

dan negara lain miskin. Dengan mempertimbangkan efek dari peningkatan

pertumbuhan populasi. Grafik dibawah menunjukkan bagaimana peningkatan

pertumbuhan populasi mempengaruhi capital per worker.

Page 18: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Dari grafik diatas dapat kita lihat, bahwapeningkatan jumlah populasi akan

berdampak pada penurunan capital per pekerja dari k1 menjadi k2. Solow model

memprediksikan bahwa negara dengan pertumbuhan populasi lebih tinggi akan

memiliki tingkat level GDP per orang lebih rendah.

3. Pertumbuhan populasi mempengaruhi kriteria dalam menentukan tingkat golden

rule dari capital. Untuk melihat bagaimana kriteria ini berubah, perhatikan persamaan

dibawah

C = y – i

Karena output keadaan mapan adalah f(k*) dan investasi pada keadaan mapan

adalah (δ + n)k*, maka tingkat konsumsi pada keadaan mapan dapat ditulis sebagai

berikut

C* = f(k*) - (δ + n)k*

Menggunakan argumen sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat k* yang

akan memaksimalkan konsumsi adalah

MPK = δ + n

Dalam Golden Rule keadaan mapan, the marginal produk of capital net dari

depresiasi setara dengan tingkat pertumbuhan populasi.

3. Perspektif alternatif dalam pertumbuhan populasi

Model pertumbuhan Solow menitikberatkan pada interaksi antara pertumbuhan populasi

dengan akumulasi kapital. Pertumbuhan populasi yang tinggi mengurangi output per pekerja

karena pertumbuhan pekerja yang cepat memaksa capital stock tersebar lebih kecil,

Page 19: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

sehingga setiap pekerja mendapat capital yang lebih sedikit. Berikut merupakan dua model

lain yang membahas mengenai pertumbuhan populasi.

a. The Malthusian Model

Dalam bukunya, An Essay on the Principle of Population as It Affects the Future

Improvement of Society, seorang ekonom bernama Thomas Robert Malthus, membuat

suatu prediksi yang mengerikan tentang pertumbuhan populasi. Malthus mengungkapkan

bahwa setiap peningkatan populasi akan secara berkelanjutan membatasi kemampuan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia memprediksikan bahwa umat

manusia akan selamanya hidup dalam kemiskinan.

Thomas Roberts Malthus menyimpulkan bahwa kekuatan dari suatu populasi itu jauh lebih

besar dibandingkan kemampuan bumi untuk memproduksi kebutuhan manusia. Model

Malthusianmungkin saja menggambarkan dunia saat dia hidup. Tapi prediksinya bahwa

manusia akan selamanya hidup dalam kesengsaraan telah terbukti salah. Saat ini populasi

dunia telah meningkat hampir 6 kali lipat dari 2 abad yang lalu, tapi standar hidup rata-rata

masyarakat sekarang jauh lebih tinggi. Selain itu dengan pertumbuhan ekonomi, tingkat

kelaparan, gizi buruk jauh lebih rendah dibanding zaman Malthus hidup. Malthus gagal

memprediksi bahwa meningkatnya kecerdasan manusia akan mengalahkan efek dari

semakin bertambahnya populasi.

b. Kremerian Model

Berbeda dengan maltus, yang memandang pertumbuhan populasi sebagai ancaman

untuk meningkatkan standar hidup, ekonom Michael Kemer telah mengajukan teori bahwa

pertumbuhan populasi adalah kunci penggerak dalam meningkatnya kemakmuran ekonomi.

Kremer berpendapat, dengan semakin banyaknya orang, maka akan semakin banyak pula

munculnya scientists, inventors, dan engineers untuk berkontribusi pada kemajuan inovasi

dan teknologi.

Sebagai bukti dari hipotesisnya, Kremer mengambil contoh tingkat pertumbuhan dunia

telah meningkat seiring dengan meningkatnya populasi dunia. Fakta ini konsisten dengan

hipotesis bahwa, semakin banyak orang, maka akan semakin maju teknologinya.

E. KEMAJUAN TEKONOLOGI DALAM MODEL SOLOW

Kemajuan Teknologi merupakan variabel eksogen yang meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk berproduksi sepanjang waktu.

Efisiensi Tenaga Kerja

Page 20: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Untuk mengetahui pengaruh teknologi dalam fungsi produksi, fungsi produksi harus

dikaitkan juga dengan modal total K dan tenaga kerja total L dengan output total Y. Jadi

fungsi produksinya adalah:

Y = F(K,L)

Dengan adanya kemajuan teknologi, fungsi tersebut menjadi:

Y = F(K, L x E)

E adalah variabel yang disebut variabel efisiensi tenaga kerja. Efisiensi tenaga kerja

mencerminkan pengetahuan masyarakat tentang metode-metode produksi, yaitu ketika

teknologi mengalami kemajuan, efisiensi tenaga kerja meningkat. Sebagai contoh, efisiensi

tenaga kerja meningkat ketika produksi lini perakitan mentransformasi sistem manufaktur

pada awal abad kedua puluh, dan meningkat lagi ketika komputerisasi diperkenalkan paa

abad kedua puluh. Efisiensi tenaga kerja juga meningkat ketika ada pengembangan dalam

bidang kesehatan, pendidikan, atau keahlian tenaga kerja.

L x E mengukur jumlah para pekerja efektif. Perkalian ini memperhitungkan n yaitu jumlah

tenaga kerja dan E yaitu efisiensi masing-masing pekerja. Dari perkalian tersebut dapat

dikatakan bahwa fungsi produksi Y bergantung pada modal total K dan jumlah pekerja

efektif L x E .

Inti dari pendekatan terhadap mode kemajuan teknologi ini adalah bahwa peningkatan

efisiensi tenaa kerja E sejalan dengan peningkatan angkatan kerja L. sebagai contoh,

anggaplah bahwa kemajuan teknologi telah melipatgandakan efisiensi tenaga kerja E antara

tahun 1980 dan 2010. Hal ini berarti bahwa dua orang pekerja di tahun 1980, sama

produktifnya dengan satu orang di tahun 2010. Artinya, meskipun jumlah pekerja actual (L)

antara tahun 1980 dan 2010 adalah sama, jumlah pekerja efektif (L x E) meningkat dua kali

lipat dan perekonomian mendapat keuntungan dari peningkatan produksi barang dan jasa.

Asumsi yang paling sederhana tentang kemajuan teknologi adalah bahwa kemajuan

teknologi menyebabkan efisiensi tenaga kerja E tumbuh pada tingkat konstan g. Misalkan

g=0,02, maka setiap unit tenaga kerja menjadi lebih efisien 2% setiap tahunnya, output

meningkat jika angkatan kerja meningkat sampai 2% tambahan tersebut (tambahan

efisiensi).

Bentuk kemajuan teknologi ini disebut pengoptimalan tenaga kerja, dan g disebut tingkat

kemajuan teknologi yang mengoptimalkan tenaga kerja (labor-augmenting technological

Page 21: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

progress). Karena angkatan kerja L tumbuh pada tingkat n, dan efisiensi dari tiap unit tenaga

kerja E tumbuh pada tingkat g, maka jumlah pekerja efektif L x E tumbuh pada tingkat n + g.

Kondisi Mapan dengan Kemajuan Teknologi

Karena kemajuan teknologi pada model Solow menambah efisiensi tenaga kerja E, maka

hal ini memiliki pengaruh yang sama terhadap populasi. Meskipun jumlah pekerja tidak

meningkat akibat kemajuan teknologi ini. Namun sebenarnya, setiap pekerja mampu

menghasilkan unit yang lebih banyak sepanjang waktu sehingga kemajuan teknologi

menyebabkan jumlah pekerja efektif meningkat. Pengertian pekerja dikatakan efektif disini

adalah:

Menurut Richard M. Steers (1980 : 1), efektivitas yang berasal dari kata efektif, yaitu suatu

pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat menghasilkan satu unit keluaran

(output). Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat

pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, seperti yang dikemukakan oleh

Richard M. Steers (1980:9), yaitu:

1. Karakteristik Organisasi

Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan tehnologi organisasi yang dapat

mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas dengan berbagai cara.

2. Karakteristik Lingkungan

Karakteristik ini menyangkut bagaimana pandangan organisasi terhadap lingkungannya

sehingga lingkungan mampu mendukung proses produksinya.

3. Karakteristik Pekerja

Karakteristik ini merupakan sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan

semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Pekerja merupakan modal utama di dalam organisasi yang akan berpengaruh besar

terhadap efektivitas, karena walaupun tehnologi yang digunakan merupakan teknologi yang

canggih dan didukung oleh adanya struktur yang baik, namun tanpa adanya pekerja maka

semua itu tidak ada gunanya.

4. Karakteristik Kebijaksanaan dan Praktek Manajemen

Page 22: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Dengan makin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya lingkungan maka peranan

manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin

sulit. Hal ini disebabkan karena manajer harus secara continue melatih para pekerja untuk

beradaptasi dengan mesin-mesin baru dan sistem yang baru juga.

Jika sebelumnya kita menganalisis perekonomian dalam kuantitas per pekerja, sekarang

kita menganalisis perekonomian dalam hal kuantitas pekerja yang efektif.

k= K/ (L+E) , k= modal per pekerja yang efektif

y=Y/ (L+E), y= output per pekerja yang efektif

y= f(k)

k mengalami evolusi menjadi:

∆k =sf(k) –( δ +n +g)k

Perubahan persediaan modal ∆k sama dengan investasi sf(k) dikurangi investasi pulang-

pokok (ẟ+n +g)k. Namun demikian, karena k= K/ (L x E), maka investasi pulang pokok

memiliki tiga kaidah, yaitu: untuk mejaga k tetap konstan:

ẟk dibutuhkan untuk mengganti modal yang terdepresiasi

nk dibutuhkan untuk memberi modal kepada para pekerja baru

gk dibutuhkan untuk memberi modal bagi “para pekerja efektif” baru yang diciptakan

kemajuan teknologi

Penjelasan tentang kemajuan teknologi tidak secara mencolok membedakan analisis kita

tentang kondisi mapan. Ada satu tingkat k yang dinyatakan dengan k*, dimana modal

pekerja efektif dan output per pekerja adalah efektif adalah konstan. Seperti sebelumnya,

kondisi mapan ini menunjuka=kan ekuilibrum perekonomian jangka-panjang. Hal ini

ditunjukkan pada grafik di bawah ini:

Page 23: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Gambar: Kemajuan teknologi dan Model Perutmbuhan Solow

Kemajuan teknologi yang mengoptimalkan tenaga kerja pada tingkat g mempengaruhi

model pertumnuhan Solow dalam cara yang sama dengan pertumbuhan populasi n. Dengan

k didefinisikan sebagai jumlah modal per pekerja efektif, yang meningkatkan jumlah pekerja

efektif karena kemajuan teknologi cenderung mengurangi k. Dalam kondisi mapan, investasi

sf(k) secara tepat mengimbangi penurunan k yang terkait dengan depresiasi, pertumbuhan

populasi, dan kemajuan teknologi.

Dampak Kemajuan Teknologi

Dampak kemajuan teknologi dapat ditunjukkan dengan kinerja empat variabel kunci dalam

kondisi mapan dengan kamjuan teknologi. Hal ini ditunjukkan lewat tabel di bawah ini:

Variabel Simbol Tingkat Pertumbuhan

Kondisi Mapan

Modal per pekerja efektif k=K/(L x E) 0

Output per pekerja efektif y= Y/(L x E)= f(k) 0

Output per pekerja Y/L= y x E g

Page 24: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Output total Y=y x (L x E) n+g

Modal per pekerja fektif k adalah konstan dalam kondisi mapan. Karena y=f(k), maka outpu

per pekerja efektif juga konstan. Variabel inilah yang menunjukkan kuantitas per pekerja

efektif yang stabil pada kondisi mapan.

Berdasarkan informasi tersebut, kita dapat menduga apa yang terjadi dengan variabel

lainnya yang tidak dinyatakan per pekerja efektif. Sebagai contoh, perhatikan output per

pekerja actual Y/L =y x E. Karena y konstan pada keadaan stabil dan E tumbuh sebesar g,

output per pekerja juga harus tumbuh sebesar g pada keadaan yang stabil. Demikian pula

total output perekonomian adalah . Demikian pula total output perekonomian adalah Y=y x

(L x E). Karena y adalah konstan pada keadaan stabil, E tumbuh pada tingkat g, dan L

tumbuh pada tingkat n, maka output total tumbuh sebesar n + g pada keadaan stabil.

Dengan adanya kemajuan teknologi, model akhirnya bisa menjelaskan kenaikan yang

berkelanjutan dalam stanar kehidupan yang kita amati. Yaitu, menunjukkan bahwa

kemajuan teknologi bisa mengarah pada pertumbuhan yang berkelanjutan dalam output per

pekerja. Sebaliknya, tingkat tabungan yang tinggi mengarah ke tingkat pertumbuhan yang

tinggi hanya jika kondisi mapa terapai. Sekali perekonomian berada apda kondisi mapan,

tingkat pertumbuhan output per pekerja hanya bergantung pada tingkat kemajuan teknologi.

Mengacu pada Model Solow, hanya kemajuan teknologi yang bisa menjelaskan peningkatan

standar kehidupan yang berkelanjutan.

Kemajuan teknologi ini dibedakan menjadi empat, yaitu:

Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological

progress), seperti penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik

berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenios

mesin serta peralatan modern lainnya

Kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological progress),

semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di negara-

negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat

modal.

Kemajaun teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting

technological progress) terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu

meningkatkan mutu atau ketrampilan angkatan kerja secara umum.

Page 25: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Kemajuan teknologi yang meningkatkan modal (capital-augmenting

technological progress), jenis kemajuan ini terjadi jika penggunaan teknologi

tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara lebih

produktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu dengan bajak baja dalam produksi

pertanian.

Kemajuan teknologi juga memodifikasi kriteria untuk Kaidah Emas. Tingkat modal Kaidah

Emas kini didefinisikan sebagai kondisi mapan yang memaksimalkan konsumsi per pekerja

efektif. Dengan mengikuti argument yang sama yang kita gunakan sebelumnya, kita bisa

menunjukkan bahwa konsumsi per pekerja efektif pada kondisi mapan adalah:

c* = f(k*)-( δ + n + g)*

konsumsi pada kondisi mapan dimaksimalkan jika:

MPK = δ + n + g

Atau

MPK - δ = n + g

Pada tingkat modal kaidah Emas, produk marginal modal neto, MPK - δ sama dengan

tingkat pertumbuhan output total, n + g. Karena perekonomian actual mengalami

pertumbuhan n populasi dan kemajuan teknologi, maka kita harus menggunakan kriteria ini

untuk mengevaluasi apakah hal itu memiliki modal yang lebih besar atau lebih kecil daro

kondisi mapan Kaidah Emas.

Data Empiris Pertumbuhan Ekonomi

1. Pertumbuhan yang Seimbang

Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai banyak variabel untuk naik

bersama-sama pada kondisi mapan. Sifat ini disebut pertumbuhan berimbang (balanced

growth).

Pada kondisi mapan, output per pekerja, Y/L, dan persediaan modal per pekerja, K/L,

keduanya tumbuh pada tingkat g, yang adalah tingkat kemajuan teknologi. Ini konsisten

dengan data AS di mana g bernilai sekitar 2 persen secara konsisten sejak 50 tahun lalu.

Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga-harga faktor. Pertumbuhan upah riil pada

tingkat kemajuan teknologi, tapi harga sewa modal riil tetap konstan setiap saat. Lagi,

Page 26: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

selama 50 tahun terakhir, upah riil telah meningkat 2 persen dan telah meningkat hampir

sama dengan GDP riil. Namun, harga sewa modal riil (pendapatan modal riil dibagi

persediaan modal) telah sekitar sama.

2. Konvergensi

Konvergensi pertumbuhan ekonomi adalah sebuah konsep yang menjelaskan bahwa suatu

saat tingkat pendapatan negara-negara kaya dan miskin akan bertemu pada satu titik.

Artinya negara-negara miskin akan berkembang lebih cepat dibanding negara yang sudah

mapan. Jika tidak ada konvergensi, maka negara yang miskin tidak akan mampu mengejar

negara kaya dan akan selamanya miskin.

Model Solow meramalkan kapan convergence terjadi. Menurut model tersebut kapan

pertemuan (convergence) perekenomian terjadi bergantung pada perbedaan saat mereka

memulai. Di satu sisi, jika dua perekonomian dengan kondisi mapan yang sama seperti yang

ditentukan oleh tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, dan efisiensi tenaga kerja,

karena kesalahan sejarah memulai dengan tingkat persediaan modal yang berbeda. Contoh

adalah negara Jepang dan Jerman setelah PD II. Negara dengan tingkat persediaan modal

yang lebih kecil diharapkan secara alami akan tumbuh lebih cepat untuk menyusul negara

yang sudah kaya.

Dalam contoh perekonomian dengan budaya dan kebijakan yang sama, studi yang

dilakukan membuktikan bahwa perekonomian negara kaya dengan negara miskin akan

berkonvergensi sebesar 2% tiap tahun. Angka ini salah satunya terbukti di AS. Setelah

perang sipil tahun 1860-an, tingkat pendapatan antara negara bagian mempunyai variasi

yang cukup besar. Namun, dengan berlalunya waktu tingkat perbedaan pendapatan ini

semakin berkurang.

Pada tingkat internasional, keadaannya lebih rumit. Ketika kita hanya melihat tingkat

pendapatan perkapita, kita kurang mendapatkan bukti mengenai terjadinya konvergensi.

Negara-negara miskin tidak berkembang lebih cepat daripada negara kaya. Penemuan ini

mengindikasikan bahwa negara yang berbeda mempunyai kondisi mapan yang berbeda

pula. Namun, jika teknik statistik digunakan untuk mengendalikan beberapa kondisi

determinan seperti tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, dan tingkat pendidikan,

maka data menunjukkan tingkat konvergensi sebesar 2% pertahun. Dengan kata lain,

perekonomian internasional memperlihatkan konvergensi kondisonal. Perekonomian itu

akan berkonvergen dengan kondisi mapannya sendiri-sendiri, yang akhirnya ditentukan oleh

tabungan, pertumbuhan populasi, dan pendidikan.

Page 27: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

3. Akumulasi Faktor Produksi versus Efisiensi Produksi

Dilihat dari sisi akuntansi, perbedaan tingkat pendapatan antar negara bisa disebabkan oleh

dua hal, yaitu perbedaan faktor produksi seperti kuantitas modal fisik dan modal manusia,

serta perbedaan efisiensi dalam penggunaan faktor produksi. Suatu negara miskin bisa

disebabkan karena memang kekurangan faktor produksi seperti SDA dan SDM atau karena

SDA dan SDM tadi tidak digunakan secara optimal.

Banyak penelitian telah dilakukan untuk memperkirakan kepentingan relatif dari dua sumber

perbedaan pendapatan. Jawabannya bervariasi dari satu studi ke studi lainnya, tetapi

keduanya bak faktor akumulasi maupun efisiensi produksi tampak penting.

Sebuah penemuan menyatakan bahwa kedua hal tadi berkorelasi positif. Negara yang

mempunyai tingkat modal fisik dan sumber daya manusia yang besar cenderung

menggunakan faktor produksi secara efisien. Ada tiga hipotesis yang berusaha menjelaskan

fenomena tersebut.

Hipotesis pertama adalah bahwa perekonomian yang efisien dapat mendorong akumulasi

modal. Sebagai contoh, seseorang dalam perekonomian yang berfungsi dengan baik

mungkin mempunyai sumber daya dan insentif untuk tetap bersekolah serta mengakumulasi

modal manusia yang lebih besar.

Hipotesis kedua adalah sebaliknya, bahwa akumulasi modal dapat mendorong efisiensi

yang lebih baik. Jika ada eksternalitas yang positif terhadap modal fisik dan modal manusia,

maka negara yang menabung dan menginvestasikan lebih banyak tampaknya mempunyai

faktor produksi lebih baik.

Hipetesis terakhir adalah bahwa faktor akumulasi dan efisiensi produksi digerakkan oleh

variabel ketiga. Variabel ketiga ini dapat berupa kualitas institusi suatu negara, termasuk

pembuatan kebijakan pemerintah. Misalnya pemerintah yang korup akan membuat

perekonomian mengakumulasi modal lebih sedikit dan gagal menggunakan modal tersebut

dengan efisien.

4. Pengaruh Perdagangan Bebas terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Adam Smith menjelaskan dalam bukunya bahwa penjahit tidak akan membuat sepatunya

sendiri dan tukang sepatu tidak akan membuat pakaiannya sendiri. Keduanya harus

berdagang untuk mencapai efisiensi. Hal ini karena bagi tukang sepatu, lebih murah

membeli pakaian daripada menjahitnya sendiri, begitu juga sebaliknya.

Page 28: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Pandangan Adam Smith tadi diperkuat oleh pendapat David Ricardo dalam teori keunggulan

komparatifnya dan teori perdagangan internasional lainnya yang lebih modern. Menurut teori

keunggulan komparatif, sebuah negara yang membuka diri untuk melakukan perdagangan

akan memperoleh tingkat efisiensi produksi dan standar hidup yang lebih tinggi dengan

melakukan spesialisasi pada barang-barang di mana negara tersebut memiliki keunggulan

komparatif.

Dat riil menegaskan teori di atas. Ekonom Andrew Warner dan Jeffrey Sachs meneliti

selama periode 1970-1989. Hasil penelitian menunjukkan, pada negara maju, negara yang

perekonomiannya terbuka tumbuh sebesar 2,3% pertahun. Sedangkan negara yang

perekonomiannya tertutup hanya tumbuh 0,7% pertahun. Sedangkan pada level negara

berkembang, negara terbuka tumbuh 4,5% pertahun dan negara tertutup hanya tumbuh

0,7% pertahun.

Penelitian juga dilakukan untuk meneliti apa yang terjadi jika perekonomian tertutup

membuka hambatan perdagangan. Sekali lagi, hipotesis Adam Smith benar. Berdasarkan

sejarah, negara yang membuka perekonomiannya, biasanya akan mengalami peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Contohnya adalah Jepang pada tahun 1850-an, Korsel tahun 1960-

an dan Vietnam tahun 1990-an. Namun, korelasi bukan berarti penyebab. Perdagangan

bebas biasanya disertai degnan reformasi lainnya, sehingga kita kesulitan membedakan

dampak dari perdagangan atau dampak dari reformasi lainnya.

Frankel dan Romer melakukan penelitian mengenai dampak dari perdagangan pada

pertumbuhan dan dilakukan dengan melihat dampak dari wilayah. Perbedaan wilayah harus

diperhitungkan. Misalnya, negara Selandia Baru ketika memulai melakukan perdagangan

bebas tentu efeknya berbeda dengan negara Belgia yang berada di tengah-tengah negara

berpenduduk padat.

Setelah menganalisis data yang diperoleh, Frankel dan Romer menyimplkan: kenaikan

persentase sebesar satu poin pada rasio perdagangan terhadap GDP meningkatkan

pendapatan perkapita sekurang-kurangnya dalam persentase 1,5 poin. Perdagangan

meningkatkan pendapatan dan memacu akumulasi modal manusia dan modal fisik serta

dengan meningkatkan output untuk setiap tingkatan modal.

F. KEBIJAKAN UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN

Setelah menggunakan model Sollow untuk menyingkap hubungan di antara sumber-

sumber pertumbuhan ekonomi yang berbeda, maka bisa digunakan teori tersebut untuk

membantu menuntun pemikiran tentang kebijakan ekonomi. Kebijakan ekonomi pemerintah

untuk mendorong pertumbuhan yaitu:

Page 29: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

1. Mengevaluasi Tingkat Tabungan

Mengacu pada model Sollow, seberapa banyak Negara menabung dan berinvestasi

adalah determinan penting dari standar kehidupan penduduknya. Tingkat tabungan

menentukan tingkat modal dan output pada kondisi mapan (steady state). Satu tingkat

tabungan tertentu menghasilkan kondisi mapan Kaidah Emas, yang akan memaksimalkan

konsumsi per pekerja sekaligus kesejahteraan ekonomi. Kaidah Emas memberikan tolok

ukur yang bisa dibandingkan dengan perekonomian AS.

Untuk memutuskan apakah perekonomian AS berada pada, diatas, atau di bawah

Kaidah Emas, maka perlu dibandingkan produk marjinal modal setelah depresiasi (MPK - δ)

dengan tingkat pertumbuhan output total (n + g). Pada Kaidah Emas, MPK - δ = n + g. Jika

perekonomian beroperasi dengan modal lebih kecil dari Kaidah Emas, maka produk marjinal

yang kian menurun menyatakan bahwa MPK - δ > n + g. Dalam hal ini, kenaikan tingkat

bunga secara bertahap akan mengarah ke kondisi mapan dengan konsumsi yang lebih

tinggi. Di sisi lain, jika perekonomiana beroperasi dengan terlalu banyak modal, maka MPK -

δ < n + g, dan tingkat tabungan harus dikurangi.

Misal terdapat tiga fakta berikut di Amerika Serikat :

a. Persediaan modal kira-kira 2,5 kali GDP satu tahun

b. Depresiasi modal kira-kira 10 persen GDP

c. Pendapatan modal kira-kira 30 persen dari GDP

Sehingga dapat ditulis :

a. K = 2,5y

b. δk = 0,1 y

c. MPK x k = 0,3 y

Maka akan didapatkan δk/k = (0,1y)/(2,5y) dan δ = 0,04

Adapun MPK didapatkan dari :

(MPK x k)/k = (0,3y)/(2,5y) sehingga MPK = 0,12

Jadi, kira-kira 4 persen dari persediaan modal terdepresiasi setiap tahun dan produk

marjinal modal kira-kira 12 persen per tahun. Adapun produk marjinal modal neto, MPK-

δ, kira-kira 8 persen per tahun. (Pengembalian modal MPK-δ = 8 persen per tahun)

melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata perekonomian (n + g = 3 persen per tahun).

Fakta tersebut mengindikasikan bahwa persediaan modal dalam perekonomian AS

berada di bawah Kaidah Emas. Dengan kata lain, jika Amerika Serikat menabung dan

menginvestasikan bagian yang lebih besar dari pendapatannya, maka perekonomian akan

tumbuh jauh lebih cepat dan akhirnya mencapai kondisi mapan dengan konsumsi yang lebih

tinggi. Penemuan ini menyatakan bahwa para pembuat kebijakan sebenarnya ingin

menaikkan tingkat tabungan dan investasi. Dalam kenyataannya, selama bertahun-tahun,

peningkatan formasi modal menjadi prioritas tinggi dari kebijakan ekonomi.

Page 30: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

2. Mengubah Tingkat Tabungan

Cara yang paling tepat yang bisa dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi tabungan

nasional adalah melalui tabungan masyarakat, perbedaan antara jumlah penerimaan pajak

pemerintah dan pengeluarannya. Apabila pengeluaran pemerintah melebihi penerimaannya,

maka pemerintah dikatakan mengalami defisit anggaran, yang menunjukkan tabungan

masyarakat negatif. Defisit anggaran meningkatkan tingkat bunga dan menyusutkan

(crowding out) investasi. Penurunan persediaan modal yang diakibatkannya adalah bagian

dari beban utang nasional pada generasi mendatang. Sebaliknya, jika pengeluaran

pemerintah lebih kecil penerimaannya, dikatakan telah terjadi surplus anggaran. Pemerintah

bisa membayar sebagian utang nasional dan mendorong investasi.

Pemerintah juga mempengaruhi tabungan nasional dengan mempengaruhi tabungan

swasta, tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan. Sebaliknya, berapa

banyak orang yang menabung tergantung pada insentif yang mereka terima, dan insentif ini

dibedakan oleh berbagai kebijakan publik. Banyak ekonom berpendapat bahwa tarif pajak

atas modal yang tinggi termasuk pajak pendapatan perusahaan, pajak pendapatan federal,

dan berbagai jenis pajak pendapatan Negara bagian yang menghambat tabungan swasta

dengan mengurangi tingkat pengembalian yang diterima oleh para penabung.

3. Mengalokasikan Investasi Perekonomian

Model Solow menyederhanakan asumsi bahwa hanya ada satu jenis modal. Di dunia,

tentu saja ada banyak jenis modal. Perusahaan-perusahaan swasta melakukan investasi

dalam jenis-jenis modal tradisional, seperti pabrik buldoser dan baja, serta jenis-jenis modal

baru, seperti computer dan robot. Pemerintah melakukan investasi dalam berbagai bentuk

modal masyarakat, yang disebut infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan sistem

pembuangan air.

Meskipun model dasar Solow hanya mencakup modal fisik dan tidak berusaha

menjelaskan efisiensi tenaga kerja, dalam banyak hal modal manusia analog dengan modal

fisik. Seperti modal fisik, modal manusia meningkatkan kemampuan untuk memproduksi

barang dan jasa. Menaikkan tingkat modal manusia membutuhkan investasi dalam bentuk

para pengajar, perpustakaan, dan waktu belajar.

Para pembuat kebijakan yang berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi harus

menghadapi isu tentang jenis-jenis modal apa yang paling dibutuhkan perekonomian. Para

pembuat kebijakan bisa mengandalkan pasar untuk mengalokasikan tabungan ke jenis-jenis

investasi alternatif. Industri-industri dengan produk marjinal modal tertinggi secara alami

akan bersedia meminjam pada tingkat bunga pasar untuk mendanai investasi baru.

Sebagian besar ekonom bersikap skeptis terhadap kebijakan industri, karena dua alasan.

Pertama, mengukur eksternalitas dari sektor-sektor yang berbeda begitu sulit seperti

menggantang asap. Jika kebijakan didasarkan pada pengukuran buruk, maka pengaruhnya

Page 31: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

akan mendekati acak dan dengan demikian, lebih buruk ketimbang tidak ada kebijakan

sama sekali. Kedua, proses politis adalah jauh dari sempurna. Sekali pemerintah terlibat

dalam bisnis yang memfasilitasi industri-industri tertentu dengan subsidi dan pengahapusan

pajak, hal itu cenderung didasarkan pada kepentingan politis sebagai besaran eksternalitas.

Salah satu jenis modal yang perlu melibatkan pemerintah adalah modal masyarakat.

Pemerintah daerah, Negara bagian, dan federal selalu memutuskan apakah akan meminjam

untuk mendanai jalan raya, jembatan, dan sistem transit baru.

4. Membangun Institusi yang Tepat

Salah satu alasan mengapa setiap negara memiliki tingkat efisiensi produksi yang

berbeda-beda adalah karena mereka memiliki institusi yang berbeda dalam memberikan

petunjuk tentang pengalokasian sumber daya langka yang tersedia di negara tersebut.

Menciptakan institusi yang tepat penting untuk memastikan sumber daya yang tersedia

dialokasikan sebaik-baiknya. Tradisi hukum dari suatu negara merupakan salah satu contoh

dari institusi tersebut.

Perbedaan institusi penting lainnya yang terjadi antar negara adalah kualitas dari

pemerintahan negara itu sendiri. Suatu pemerintahan yang ideal harus berperilaku sebagai

“tangan yang menolong” (helping hand) pada sistem pasar, perlindungan hak milik,

pelaksanaan perjanjian yang telah disetujui, promosi kompetensi, penindakan pelaku

kejahatan dan lain sebagainya.

5. Mendorong Kemajuan Teknologi

Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan dalam pendapatan

per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi. Namun, model Solow menganggap

kemajuan teknologi sebagai variable eksogen, model Solow tidak dijelaskannya.

Sayangnya, determinan kemajuan teknologi tidak dipahami dengan baik.

Di samping pemahaman yang terbatas ini, banyak kebijakan publik dirancang untuk

mendorong kemajuan teknologi. Sebagian besar dari kebijakan ini mendorong sektor swasta

untuk menyalurkan sumber daya ke inovasi teknologi. Misalnya, sistem paten memberikan

monopoli sementara kepada investor produk-produk baur, prinsip perpajakan menawarkan

penghapusan pajak untuk perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penelitian dan

pengembangan serta kantor-kantor pemerintah secara langsung mensubsidi penelitian

dasar di universitas. Selain itu, sebagaimana telah dibahas, kebijakan industri juga

menyarankan bahwa pemerintah seharusnya mengambil peran yang lebih aktif dalam

mempromosikan industri-industri tertentu yang merupakan kunci bagi kemajuan teknologi

yang pesat.

Page 32: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

G. DI LUAR MODEL SOLOW: TEORI PERTUMBUHAN ENDOGEN

Umumnya para ekonom menggunakan asumsi untuk menyederhanakan dan kadang-

kadang terlalu menyederhanakan masalah yang mereka hadapi. Hal ini terbukti ketka

mengevaluasi teori pertumbuhan ekonomi. Salah satu tujuan dari teori pertumbuhan adalah

menjelaskan kenaikan yang berkelanjutan dalan standar kehidupan yang kita amati di

sebagian besar wilayah di dunia. Model pertumbuhan Solow menunjukkan bahwa

pertumbuhan berkelanjutan itu harus berasal dari kemajuan teknologi. Hal ini tentunya

merupakan asumsi dari Solow sendir.

Untuk memahami sepenuhnya proses pertumbuhan ekonomi, kita perlu keluar dari model

Solow dan mengembangkan model-model yang menjelaskan kemajuan teknologi yang

berasal dari luar Solow. Model-model ini sering disebut teori pertumbuhan endogen

(endogenous growth theory) karena menolak asumsi model Solow tentang perubahan

teknologi yang berasal dari luar (eksogen). Meskipun bidang teori pertumbuhan endogen

sangat luas dan kadang-kadang kompleks. Berikut riset modern di luar model Solow:

Model Dasar

Dalam gagasan teori endogen, fungsi produksi adalah:

Y=AK

Dimana Y adalah output, K adalah persediaam modal, dan A adalah konstanta yang

mengukur jumlah output yang diproduksi untuk setiap unit modal. Fungsi produksi ini tidak

menunjukkan muatan dari pengembalian modal yang kian menurun. Satu unit modal

tambahan memproduksi unit output tambahan sebesar A, tanpa memperhitngkan berapa

banyak modal yang ada, Ketiadaan pengembalian modal yang kian menurun ini merupakan

perbedaan penting antara model pertumbuhan endogen dengan Model Solow.

Asumsikan semua pendapatan ditabung atau diinvestasikan, sehingga akumulasi modal

dijelaskan dengan persamaan berikut:

∆K = sY - ẟK

Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan persediaan modal (∆K) sama dengan

investasi (sY) dikurangi depresiasi (ẟK). Dengan menggabungkan persamaan ini dengan

fungsi produksi Y = AK, maka persamaan menjadi:

∆Y/Y = ∆K/K = sA - ẟ

Page 33: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Persamaan ini menunjukkan apa yang menentukan tingkat pertumbuhan output ∆Y/Y.

Selama sA > ẟ, pendapatan perekonomian tumbuh selamanya, meskipun tanpa asumsi

kemajuan teknologi eksogen.

Jadi, perubahan sederhana dalam fungsi produksi bisa mengubah secara dramatis prediksi

tentang pertumbuhan ekonomi. Pada model Solow, tabungan akan mendorong

pertumbuhan untuk sementara, tetapi pengembalian modal yang kian menurun pada

akhirnya akan mendorong perekonomian mencapai kondisi mapan dimana pertumbuhan

hanya bergantung pada kemajuan teknologi eksogen. Sebaliknya, dalam model

pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong pertumbuhan yang

berkesinambungan.

Teori endogen tidak serta merta menolak teori pengembalian modal yang kian menurun,

tergantung pada bagaimana kita mengimpretasikan variabel K dalam fungsi produksi Y =

AK. Jika kita gunakan pandangan lama bahwa K hanya mencakup persediaan pabrik dan

peralatan perekonomian, maka wajar untuk mengasumsikan pengembalian yang kian

menurun.

Namun, pengamat teori pertumbuhan endogen berpendapat bahwa asumsi pengembalian

modal konstan (bukan kian menurun) lebih bermanfaat jika K diasumsikan secara lebih luas.

Kasus terbaik untuk odel endogen adalah memandang ilmu pengetahuan sebagai sejenis

modal. Ilmu Pengetahuan adalah input penting dalam produksi perekonomian, baik produksi

barang maupun produksi jasa bahkan produksi ilmu pengetahuan terbaru. Jika dibandingkan

dengan jenis modal lain, kurang wajar untuk mengasumsikan bahwa ilmu pengetahuan

memiliki muatan pengembalian yang kian menurun. (bahkan inovasi ilmu pengetahuan dan

teknologi yang terus meningkat selama beberapa abad terakhir membuat sebagian ekonom

erpendapat bahwa ada pengembalian ilmu yang meningkat. Jik kita menerima pandangan

bahwa ilmu pengetahuan adalah sejenis modal, maka model pertumbuhan endogen dengan

asumsi pengembalian modal konstan menjadi deskripsi yang lebih mengesankan tentang

pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Model Dua-Sektor

Perekonomian memiiki dua sektor yang bisa kita sebut perusahaan manufaktur dan

unversitas riset. Perusahaan memproduksi barang dan jasa, yang digunakan untuk

konsumsi serta investasi dalam modal fisik. Universitas memproduksi factor-faktor produksi

yang disebut ilmu pengetahuan yang kemudian digunakan secar bebas oleh kedua sektor.

Perekonomian dijelaskan oleh fungsi produksi untuk perusahaan, fungsi produksi untuk

universitas, dan persamaan akumulasi-modal.

Page 34: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Y = F[K, (1-u)LE] (fungsi produksi dalam perusahaan manufaktur)

∆E = g(u)E (fungsi produksi dalam universitas riset)

∆K = sY - ẟK (akumulasi modal)

Dimana u adalah bagian dari angkatan kerja di universitas ( 1 – u adalah bagian dalam

perusahaan manufaktur). E adalah persediaan ilmu pengetahuan (yang pada gilirannya

menentukan efisiensi tenaga kerja), dan g adalah fungsi yang menunjukkan bagaimana

pertumbuhan ilmu pengetahuan bergantung pada bagian angkatan kerja yang ebrada di

universitas. Seluruh notasi ini bersifat standar. Fungsi produksi untuk perusahaan

manufaktur diasumsikan memiliki skala pengembalian konstan yaitu jika kita

melipatgandakan kedua modal fisik (K) dan jumlah pekerja efektif dalam perusahaan

manufaktur [(1-u)LE], maka kita melipatgandakan output barang dan jasa (Y).

Model ini adalah sepupu model Y=AK. Yang terpenting, perekonomian model ini memiliki

pengembalian yang konstan (bukan kian menurun), selama modal secara luas didefinisikan

meliputi ilmu pengetahuan. Biasanya, jika kita melipatgandakan modal fisik K dan ilmu

pengetahuan E, maka kita melipatgandakan output kedua sektor dalam perekonomian.

Akibatnya, seperti model Y=AK, model ini mampu menghasilkan pertumbuhan yang

berkelanjutan tanpa pergeseran eksogen alam fungsi produksi. Disini pertumbuhan yang

berkelanjutan itu meningkat secara endogen karena penciptaan ilmu pengetahuan di

universitas tidak pernah surut.

Pada saat yang bersamaan model ini juga menrupakan sepupu model Solow. Jika u bagian

dari angkatan kerja yang berada di universitas dinyatakan konstan, maka efisiensi tenaga

kerja E tumbuh pada tingkan konstan g(u). hasil pertumbuhan konstan dalam efisiensi

tenaga kerja pada tingkat g ini adalah sama dengan asumsi yang idbuat dalam model Solow

dengan kemajuan teknologi. Keseluruhan model – fungsi produksi perusahaan manufaktur

dan persamaan akumulasi modal—juga merakit kembali seluruh model Solow. Akibatnya,

untuk setiap niai tertentu dari u, model pertumbuhan endogen bekerja seperti model Solow.

Ada dua variabel keputusan penting dalam model ini. Seperti dalam model Solow, bagian

output yang digunakan untuk tabungan dan investasi, s, menentukan persediaan modal fisik

paa kondisi mapan. Bagian tenaga kerja u pada universitas menentukan pertumbuhan ilmu

pengetahuan. s dan u mempengaruhi tingkat pertumbuhan pendapatan dalam kondisi

mapan.

Mikroekonomi dari Penelitian dan Pengembangan

Page 35: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Berbicara tenang proses penelitian dan pengembangan, terdapat tiga fakta yang muncul,

yaitu:

Meskipun ilmu pengetahuan merupakan barang public, namun banyak penelitian

yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencapai profit.

Penelitian menjadi menguntungkan karena inovasi yang memberikan kekuatan

kepada perusahaan monopoli temporer, hal ini karena paten dan keunggulan yang

dimiliki perusahaan tersebut untuk produk terbaru.

Ketika perusahaan berinovasi, perusahaan lain secara alamiah akan ikut

mengembangkan inovasi tersebut dan menciptakan produk yang lebih unggul.

Model endogen memberikan penjelasan yang lebih lengkap tentang inovasi teknologi.

Terdapat beberapa pandangan bagaimana pengaruh inovasi teknologi (penelitian dan

pengembangan) dapat memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan-perusahaan. Ketika

satu perusahaan menciptakan suatu inovasi baru terhadap produknya, maka hal ini akan

menjadi dasar penelitian dan pengembangan inovasi bagi perusahaan lain yang sejenis

untuk menciptakan produk yang bahkan lebih baik dari sebelumnya.

Teori ini keliahatan seperti mendua terhadap pengoptimalan penelitian dan pengembangan,

naun hasil empiris di bidang ini biasanya lebih sedikit. Banyak studi yang menyatakan

eksternalitas “berdiri di atas bahu” adalah penting, dan akibatnya imbalan atau pengembaian

atas penelitian dan pengembangan cukup besar (lebih dari 40% per tahun).

Page 36: Pertumbuhan Ekonomi - Solow

Daftar Pustaka

Badan, Awax. Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Para Ahli.

http://mbegedut.blogspot.com/2010/11/teori-pertumbuhan-ekonomi-menurut-para.html (diakses

pada 17 Mei 2014)

Firmansyah, Herlan. Pertumbuhan ekonomi. http://erlan-

abuhanifa.blogspot.com/2009/04/bahan-kuliah-pertumbuhan-ekonomi.html (diakses pada 17

Mei 2014)

Mankiw, Gregory. 2007. Makroekonomi. Erlangga: Jakarta.

Priboemi, Putra. Pertumbuhan Ekonomi. http://poetrapriboemiindonesia.blogspot.com/ (diakses

pada 17 Mei 2014)

Putra, Yogi Syah. Teori Pertumbuhan Ekonomi : Mahzab Historis

http://speunand.blogspot.com/2012/03/teori-pertumbuhan-ekonomi-mahzab.html (diakses pada

17 Mei 2014)

Rustiono, Deddy. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah.

http://eprints.undip.ac.id/16937/1/Deddy_Rustiono.pdf (diunduh pada 17 Mei 2014)

Sukirno, Sadono, 2000. Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Untsa, Naima. Teori Lima Tahapan Pembangunan - W.W Rostow.

http://naimashare.blogspot.com/2013/01/teori-lima-tahapan-pembangunan-ww-rostow.html

(diakses pada 17 Mei 2014)