pertusis

14
Penyaji : Putri Pratiwi Ramadhianti

Upload: putripratiwiramadhianti

Post on 03-Dec-2015

582 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

tugas anak

TRANSCRIPT

Page 1: PERTUSIS

Penyaji : Putri Pratiwi Ramadhianti

Page 2: PERTUSIS

Latar BelakangPertusis atau “batuk rejan” atau “batuk 100 hari” merupakan salah satu penyakit menular saluran pernapasan yang sudah diketahui adanya sejak tahun 1500-an.

Penyebab tersering dari pertusis adalah bakteri gram (-) Bordetella pertussis

Page 3: PERTUSIS

insidensi pertussis

Page 4: PERTUSIS

Untuk mengetahui definisi, prevalensi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, pencegahan, komplikasi dan prognosis pertussis.

Page 5: PERTUSIS
Page 6: PERTUSIS
Page 7: PERTUSIS
Page 8: PERTUSIS

Bordetella pertusis atau Haemoephilus pertusisadenovirus tipe 1, 2, 3, dan 5 ditemukan dalam traktus respiratorius, traktus

gastrointestinalis dan traktus urinariusmengakibatkan suatu bronchitis akut,

khususnya pada bayi dan anak–anak kecil yang ditandai dengan batuk paroksismal berulang dan stridor inspiratori memanjang ” batuk rejan”.

Bordetellah pertusis suatu cocobasilus gram negatif aerob minotil kecil dan tidak membentuk spora dengan pertumbuhan yang sangat rumit dan tidak bergerak.

Page 9: PERTUSIS

Bordetellah pertusis suatu cocobasilus gram negatif aerob minotil kecil dan tidak membentuk spora dengan pertumbuhan yang sangat rumit dan tidak bergerak

Bisa didapatkan dengan swab pada daerah nasofaring penderita pertusis dan kemudian ditanam pada agar media Bordet – Gengou

Page 10: PERTUSIS

Ada enam spesies dari BordetellaB. parapertussis, B. bronchiseptica,

B.avium, B. hinzii, B. holmesii, dan B. trematum. B.pertusis dan B. parapertussis adalah dua patogen yang paling umum ditemukan pada manusia

Hanya Bordetella Pertusis yang mengeluarkan toksin pertusis (TP), protein virulen yang utama

Page 11: PERTUSIS

B.pertussis menghasilkan beberapa bahan aktif secara biologis, banyak sarinya dimaksudkan untuk memainkan peran dalam penyakit dan imunitas.

Pasca penambahan aerosol, agglutinin filamentosa (HAF), beberapa aglutinogen (terutama FIM2 dan FIM3), dan protein permukaan nonfimbria 69-kd yang disebut pertaktin (PRN) penting untuk perlekatan terhadap sel sel epitel bersilia saluran pernapasan

Page 12: PERTUSIS

Sitotoksin trachea, adenilat siklase, dan TP tampak menghambat pembersihan organisme.

Sitotoksin trakea, faktor dermonekrotik, dan adenilat siklase diterima secara dominan menyebabkan cedera epitel lokal yang menghasilkan gejala pernafasan dan mempermudah penyerapan TP

Page 13: PERTUSIS
Page 14: PERTUSIS