perubahan pemahaman siswa kelas xi ipa sma shinwa …
TRANSCRIPT
PERUBAHAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI IPA SMA SHINWA
TENTANG GAYA GESEK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN
METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
DISUSUN OLEH :
LEAJULIANT MARSELLA RINA LATTAN
141424052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
’Karena Masa Depan Sungguh Ada, dan Harapanmu Tidak Akan Hilang’’
(Amsal 23 : 18 )
Dengan penuh syukur kupersembahkan karyaku kepada:
Tuhan, para leluhurku yang selalu menuntun setiap langkahku
Kedua orang tua tercinta Mesakh Lattan dan Yustina Antea Tefa
Mama Yulita Tefa (Almh), Kaka Randy Lattan, Kaka Rhya Lattan
Terima kasih atas doa, dukungan, dan semangat yang diberikan selama ini .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Leajuliant Marsella Rina Lattan, Perubahan Pemahaman Siswa Kelas
XI IPA SMA Shinwa Tentang Gaya Gesek Melalui Pembelajaran
Dengan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi. Program Studi
Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat pemahaman
siswa pada materi gaya gesek, (2) Ada tidaknya miskonsepsi siswa pada
pokok bahasan materi gaya gesek, (3) Perubahan pemahaman pada pokok
bahasan gaya gesek setelah dilakukan remidiasi. Sampel yang digunakan
adalah siswa kelas XI SMA Shinwa. Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 7 agustus 2018 sampai dengan 16 agustus 2018. Data dianalisis
secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk kuantitatif data diperoleh dari prestes
berupa pilihan ganda yang disertai teknik CRI dan untuk kualitatif
berdasarkan data hasil wawancara siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat pemahaman siswa
kelas XI SMA Shinwa masih sangat rendah pada pokok bahasan gaya
gesek; (2) tingkat miskonsepsi siswa tentang gaya gesek terjadi pada topik
arah gaya gesek; gaya gesek statis; penerapan gaya gesek; besar gaya berat,
gaya normal, dan gaya gesek pada benda diam; syarat benda bergerak;
makna gaya gesek statis terhadap gerak benda; dan gaya gesek kinetis, (3)
melalui pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dan metode
demonstrasi efektif meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan
gaya gesek.
Kata Kunci : Miskonsepsi, Pemahaman, Remidiasi, Perubahan
Pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Leajuliant Marsella Rina Lattan, Change In Understanding To The
Students Of XI IPA Shinwa High School About Friction Force Using
Experiment Method’s And Demonstration Method’s. Physics Education
Study Program. Department of Mathematics and Natural Sciences.
Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University.
This study aims to find out: (1) The level of students' understanding of
friction force, (2) The presence of student misconceptions on the subject
matter of friction, (3) Changes in understanding of the subject of friction
after remediation. The sample used was a class XI student at Shinwa High
School. This research was conducted on August 7, 2018 to August 16 2018.
Data were analyzed quantitatively and qualitatively. To quantitatively use
the CRI technique and for qualitative data based on student interviews.
The results showed that: (1) the level of understanding of the XI grade
students of Shinwa High School was still very low on the subject of friction;
(2) the level of student misconception about friction occurs on the topic of
the direction of friction and friction force on stationary objects, (3) through
learning using experimental methods and effective demonstration methods
increase students' understanding of the subject matter of friction.
Keywords: Misconception, Understanding, Remediation, Change of
Understanding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul ‘‘PERUBAHAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI IPA SMA
SHINWA TENTANG GAYA GESEK MELALUI PEMBELAJARAN
DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI”
guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Fisika di Universitas sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
2. Bapak Drs.Tarsius Sarkim M.Ed.,Ph.D. selaku Dosen Pembimbing yang
telah berkenan meluangkan wakti, tenaga, pikiran, dan dengan sabar
memberikan bimbingan, bantuan, pengarahan, serta saran sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Atmadi selaku dosen pembimbing akademik yang telah
mendampingi selama belajar di Program Studi Pendidikan Fisika Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
4. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika, dan segenap dosen Pendidikan Fisika Universitas
Sanata Dharma yang membimbing, mendidik, membagikan ilmu, dan
pengalaman hidup kepada penulis selama belajar di Program Studi
Pendidikan Fisika Sanata Dharma.
5. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang dengan keramahan dan
kesabarannya telah membantu dalam segala hal terkait administrasi
penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis.
7. Ibu Veronika Nuryani S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika SMA
Shinwa yang telah membantu penulis dalam proses pengambilan data
8. Peserta didik kelas XI IPA SMA Shinwa yang telah bersedia meluangkan
waktu dan pikiran sebagai subjek penelitian.
9. Teman – teman “Patner in Crime” yang telah membantu dan mendukung
dalam proses penyelesaian skripsi.
10. Teman – teman Pendidikan Fisika 2014, yang dengan caranya masing –
masing mendukung dan memberi semangat dalam proses menyelesaikan
skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN …………………………………...v
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK……..vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Batasan Masalah........................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 5
A. Konsep ......................................................................................................... 5
B. Pemahaman Konsep ..................................................................................... 6
C. Hakikat Fisika .............................................................................................. 6
D. Miskonsepsi ................................................................................................. 7
E. Penyebab Miskonsepsi ................................................................................. 8
F. Mengatasi Miskonsepsi ................................................................................ 9
G. Mendeteksi dan Mengatasi Miskonsepsi ................................................... 11
H. Miskonsepsi pada gaya gesek .................................................................... 14
I. Penelitian yang relevan .............................................................................. 16
J. Remidiasi ................................................................................................... 18
K. Metode Eksperimen ................................................................................... 21
L. Demonstrasi ............................................................................................... 24
M. Materi Gaya Gesek .................................................................................... 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 35
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 35
C. Subyek Penelitian ....................................................................................... 36
D. Desain Penelitian ........................................................................................ 36
E. Instrumen ................................................................................................... 38
F. Treatment ................................................................................................... 42
G. Validitas Instrumen .................................................................................... 44
H. Analisis Data .............................................................................................. 45
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................... 50
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 50
B. Subyek Penelitian ....................................................................................... 52
C. Pretest ......................................................................................................... 52
D. Pemilihan ketiga Siswa yang Diwawancara .............................................. 58
E. Wawancara ................................................................................................. 59
F. Pemahaman Partisipan Sebelum Treatmen ................................................ 66
G. Remidiasi ................................................................................................... 69
H. Uji-T tingkat pemahaman siswa setelah diberikan treatmen ..................... 72
I. Post-test ...................................................................................................... 75
J. Perubahan Miskonsepsi .............................................................................. 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 96
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 96
B. SARAN ...................................................................................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skala dan tingkat keyakinan CRI .................................................. 12
Tabel 2.2 Ketentuan untuk membedakan antara tahu konsep, Miskonsepsi,
dan tidak tahu konsep untuk siswa secara individu ....................................... 13
Tabel 2.3 Tabel Miskonsepsi ......................................................................... 16
Tabel 3.1 Kisi-kisi soal pilihan ganda untuk pretest dan posttest ................. 39
Tabel 3.2 Pedoman wawancara ..................................................................... 41
Tabel 3.3 Demonstrasi pertemuan I ............................................................... 42
Tabel 3.4 Eksperimen Pertemuan ke II .......................................................... 43
Tabel 3.5 Demonstrasi pertemuan ke II ......................................................... 44
Tabel 3.4 Kriteria Pengelompokkan Siswa Berdasarkan CRI ....................... 45
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Soal ................................................................... 46
Tabel. 3.6 Format analisi Data Tes Tertullis untuk Seluruh Siswa ............... 46
Tabel 3.7 Tabel klasifikasi Pemhaman Peserta didik Berdasarkan Skor ....... 48
Tabel 4.1 Tabel Persentase Paham Konsep, Tidak paham konsep dan
Miskonsepsi Untuk setiap siswa dari data pretest ......................................... 54
Tabel 4.2 Tabel Persentase Paham Konsep, Tidak paham konsep dan
Miskonsepsi Untuk tiap butir soal dari data pretest ...................................... 54
Tabel 4.3 Kategori tingkat pemahaman siswa saat pretest ............................ 58
Tabel 4.4 Daftar siswa yang mengalami persentase miskonsepsi tertinggi ... 59
Tabel 4.5 Persentase Siswa Yang Memiliki Paham Konsep, Tidak paham
konsep, Dan Miskonsepsi Pada Konsep Gaya Gesek Dari Data Pretest ..... 66
Tabel 4.6 Miskonsepsi siswa terhadap konsep-konsep gaya gesek
berdasarhaskan hasil pretest siswa ................................................................ 67
Tabel 4.7 Kegiatan Pembelajaran .................................................................. 71
Tabel 4.8 Tabel uji T untuk siswa yang paham konsep ................................. 74
Tabel 4.9 Tabel Persentase Paham Konsep, Tidak paham konsep dan
Miskonsepsi Untuk setiap siswa .................................................................... 76
Tabel 4.10 Kategori tingakat pemahamn siswa sesudah treatmen ................ 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.11 Persentase siswa yang memiliki Paham Konsep, Tidak paham
konsep dan miskosepsi dari data pretest dan posttest .................................... 78
Tabel. 4.12 Pemahaman siswa tentang konsep gaya gesek sebelum dan
sesudah pembelajaran .................................................................................... 87
Tabel 4.13 Hasil analasisi data perbandingan Paham Konsep, Tidak paham
konsep dan miskonsepsi pada pretest dan posttest siswa .............................. 90
4.14 Tabel Persentase skor pretest ketiga siswa yang diwawancara ............ 93
4.15 Tabel Persentase skor posttest ketiga siswa yang diwawancara ........... 93
4.16 Persentase Tidak paham konsep, Miskonsepsi, dan Paham Konsep
Berdasarkan Jawaban siswa yang diwawancarai pada saat pretest ............... 93
4.17 Persentase Tidak paham konsep, Miskonsepsi, dan Paham Konsep
Berdasarkan Jawaban siswa yang diwawancarai pada saat posttest .............. 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DARTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Balok Ditarik Dengan Gaya F Dan Tetap Diam. .................. 28
Gambar 2.3 Gaya-gaya Pada Benda Saat Benda Bergerak ........................ 30
Gambar 2.2 Gaya-gaya Pada Benda Sebelum Bergerak ............................ 30
Gambar 2.4 Diagram Bebas Gaya Balaok Yang Bergerak Turun ............. 32
Gambar 2.5 Diagram Bebas Gaya Balok Tepat Akan Bergerak ................ 32
Gambar 2.6 Diagram Bebas Gaya Balok Ketika Diam.............................. 33
Gambar 3.1 Desain Penelitian ................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Permohonan Ijin Penelitian ....................................... 101
Lampiran 3: Lampiran Soal Pretest Dan Posttest .................................. 103
Lampiran 4: Lembar Jawaban Siswa ...................................................... 111
Lampiran 5: Sampel Lembar Jawaban Pretest Dan Post-test Siswa ....... 116
Lampiran 6: Lembar Kerja Siswa Pada Kegiatan Pembelajaran I ........... 124
Lampiran 7: Lembar Kerja Siswa Pada Kegiatan Pembelajaran II ........ 127
Lampiran 8: Kunci Jawaban .................................................................... 130
Lampiran 9: Jawaban Lembar Kerja Siswa Pada Pembelajaran II ......... 131
Lampiran 10: Lampiran Rancangan Proses Pembelaran ........................ 136
Lampiran 11: Wawancara ........................................................................ 141
Lampiran 12 : Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ............................... 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu bidang sains yang dalam proses
pembelajarannya membutuhkan perhatian lebih dalam. Beberapa prinsip-
prinsip dasar fisika terangkum menjadi bentuk matematika yang sederhana.
Pemahaman bahasa matematika yang salah dan intuisi yang salah akan
menjadi salah satu penyebab munculnya miskonsepsi. Menurut Flower
(dalam suparno, 2005), menjelaskan dengan lebih rinci arti miskonsepsi. Ia
memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep,
penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah,
kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hirarkis konsep-
konsep yang tidak benar. Dari ini tampak jelas bahwa siswa atau bahkan
mahasiswa sebelum mengikuti proses pembelajaran secara formal disekolah
atau kampus sudah membawa konsep awal tentang fisika. konsep awal yang
mereka bawa itu kadang bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli.
Konsep awal mereka peroleh sewaktu sekolah dasar, sekolah menengah,
ataupun lewat pengalaman hidup sebelumnya. Konsep tersebut umunya
dibangun dengan akal sehat sehingga sangat sulit dirubah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Karena setiap orang membangun dengan pengalamannya. Sekali seorang
telah membangun pengetahuan, maka tidak mudah untuk mengubah
miskonsepsi itu.
Miskonsepsi juga dapat dipastikan sebagai kesalahan belajar siswa
dalam memahami konsep-konsep yang ada. Salah satu pembahasan dalam
fisika dimana siswa sering mengalami miskonsepsi adalah pada bidang
mekanika (Izza Auliyatul Muna, 2005). Pada bidang mekanika terdapat suatu
sub pembahasan yaitu dinamika yang menjelaskan tentang penyebab benda-
benda bergerak. Dalam penelitian Sitri Wuryanti, Yennita, Fakuhruddin tahun
2017, didapatkan peresentasi siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi
dinamika gerak, rata-rata miskonsepsi pada materi pokok Gaya dan Hukum-
hukum Newton adalah sebesar 57,01% miskonsepsi tertinggi terjadi pada
konsep gaya gesek dengan persentase sebesar 80%; Hukum Newton tentang
gravitasi sebesar 69,02%, materi pokok Usaha dan energi persentase sebesar
48,18%, materi Elastisitas dan hukum hooke persentase sebesar 48,24%,
materi Momentum, implus, dan tumbukan persentase sebesar 59,77%, materi
Keseimbangan dan dinamika rotasi sebesar 42,47%. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa persentase miskonsepsi tertinggi secara keseluruhan
terjadi pada konsep gaya gesek dengan persentase sebesar 80%.
Bertolak dari masalah diatas maka penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui profil miskonsepsi siswa, penyebab miskonsepsi siswa pada
materi gaya gesek dan mengatasi miskonsepsi tersebut dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
metode eksperimen dan metode demonstrasi. Penelitian ini dilakukan pada
kelas XI, karena kelas ini sudah mendapatkan materi gaya gesek.
B. Rumusan Masalah
Berdsarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan
masalah dalam penelitian ini sebgai berikut:
1. Bagaimana pemahaman konsep siswa kelas XI pada materi gaya gesek ?
2. Pada konsep apakah siswa mengalami miskonsepsi pada materi gaya
gesek?
3. Apakah remidiasi dapat meningkatkan pemahaman siswa?
C. Batasan Masalah
Supaya rumusan masalah tidak menjadi luas, maka masalah dalam
penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Peneliti hanya meneliti pemahaman awal siswa dalam materi gaya gesek.
2. Peneliti hanya melakukan remidiasi pada materi gaya gesek.
3. Upaya remidiasi untuk mengurangi miskonsepsi siswa kelas XI SMA
Sinwha pada pokok bahasan gaya gesek.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliti ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada pokok bahasan gaya
gesek
2. Untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi siswa pada pokok bahasan
gaya gesek
3. Untuk mengetahui pengaruh remidiasi terhadap peningkatan pemahaman
siswa pada materi gaya gesek.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peserta Didik:
a. Memahami konsep gaya gesek secara benar dan tepat sesuai dengan
konsep ilmiah
b. Mengubah konsep awal siswa yang salah sehingga sesuai dengan
konsep ilmiah para ahli.
2. Bagi guru:
Dapat memeberikan informasi tentang penyebab-penyebab terjadinya
miskonsepsi pada siswa.
3. Bagi Peneliti:
Dapat meningkatkan pemahaman peneliti dalam materi gaya gesek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
DASAR TEORI
A. Konsep
Kemampuan membangun konsep terjadi apabila seseorang
mempunyai kemampuan memberikan respon terhadap stimulus yang berbeda
dalam satu atau lebih dimensi fisik. Berikut adalah ciri-ciri konsep yang
dikemukakan oleh Dahar dalam (Santyasa, 2006: 10 - 11 ), antara lain:
a. Hasil konsep timbul dari pengalaman manusia yang lebih dari satu benda,
peristiwa atau fakta, konsep merupakan suatu generalisasi dari fakta-fakta
tersebut.
b. Suatu konsep dianggap kurang tepat disebabkan timbulnya fakta-fakta
baru, sehingga konsep dapat mengalami suatu perubahan (bersifat tentatif).
Menurut Ausubel (Van den Berg, 1991:8) konsep merupakan benda –
benda, kejadian – kejadian, situasi – situasi, atau ciri – ciri yang memiliki ciri
khas dan yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Sementara konsep itu juga dapat dipandang sebagai gagasan-gagasan,
kejadian-kejadian, atau benda-benda yang membantu manusia memahami
dunia sekitar (Eugen & Kaucak, 2004). Pandangan setiap orang terhadap
konsep akan berbeda-beda. Pandangan orang pada suatu konsep inilah yang
dinamakan konsepsi. Konsepsi inilah yang akan terkait dengan pengalaman
setiap orang. Sehingga hal ini memungkinkan munculnya perbedaan konsepsi
untuk suatu konsep yang sama. Jadi konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri
sesuatu yang mempermudah komunikasi manusia, dan yang memungkinkan
manusia berfikir.
B. Pemahaman Konsep
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar
dalam suatu hal (KKBI,1990). Sementara itu, menurut Anas Sudijono
(1996:50) pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti,
mengetahui atau memahami suatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih
tinggi dari ingatan atau hafalan (Sudijono,1996).
C. Hakikat Fisika
Suparno (2009:74-75) mengemukakan hakekat fisika sebagai berikut:
1. IPA, termasuk Fisika, bukan hanya berisi tentang pengetahuan,
melainkan juga proses penemuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Fisika mendasari perkembangan teknologi dan juga konsep hidup
harmonis dengan alam.
3. Beberapa alasan fisika harus diajarkan di SMA/MA, sebagai mata
pelajaran tersendiri, antara lain:
a) Fisika mampu menumbuhkan pemikiran baru yang berguna dalam
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
b) Memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang
diperlukan di perguruan tinggi, dan perkembangan ilmu serta
teknologi.
D. Miskonsepsi
Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan
yang tidak benar antar konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang
naik. Menurut Borwn (Paul Suparno, 2005) mengatakan bahwa miskonsepsi
sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang
sekarang diterima. Banyak peneliti menenemukan bahwa siswa telah
mempunyai miskonsepsi sebelum mereka memperoleh pelajaran formal.
Pembentukan konsepsi awal ini dapat dimulai ketika siswa mendapatkan
pengalaman pembelajaran di sekolah maupun dilingkungannya sendiri.
Menurut Clement (dalam suparno, 2005), jenis miskonsepsi yang
paling banyak terjadi adalah, bukan pengertian yang salah selama proses
belajar mengajar, tetapi suatu konsep awal (prakonsepsi) yang dibawa siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
ke kelas formal. Dari sini tampak bahwa pengalaman siswa dengan konsep-
konsep itu sebelum pembelajaran formal di kelas, sangat mewarnai
miskonsepsi yang dipunyai. Hal ini juga berarti, siswa sebenarnya sejak awal,
bahkan sejak kecil, sudah terus mengonstruksi konsep-konsep lewat
pengalaman hidup mereka. Semenjak kecil, siswa sudah belajar untuk
mengetahui sesuatu, bukan hanya sejak sekolah formal.
Istilah miskonsepsi digunakan dengan alasan:
1. Istilah itu sudah mempunyai makna bagi orang awam.
2. Dalam pendidikan sains, istilah itu sudah membawa pengertian-
pengertian tertentu sesuai dengan pemikiran sainstifik saat ini.
3. Istilah itu mudah dimengerti baik oleh para guru dan orang awam
(Wandersee, Mintzes, dan Novak, 1994).
E. Penyebab Miskonsepsi
Suparno (2005: 29) menerangkan bahwa: “secara garis besar,
penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu: siswa,
guru, buku teks, konteks dan metode mengajar. Penyebab miskonsepsi yang
berasal dari guru atau pengajar, yaitu: ketidakmampuan guru, kurangnya
penguasaan bahan, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru dalam
berelasi dengan siswa kurang baik. Sedangkan metode mengajar yang hanya
menekankan kebenaran dari satu segi sering memunculkan salah pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pada siswa. Miskonsepsi dalam bidang fisika paling banyak berasal dari
siswa sendiri. Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan
dalam beberapa hal, anatar lain: Prakonsepsi atau konsep awal siswa,
pemikiran asosiatif, Reasoning yang tidak lengkap/salah, intuisi yang salah,
tahap perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa dan minat belajar
siswa.
F. Mengatasi Miskonsepsi
Ada banyak cara untuk membantu siswa mengatasi miskonsepsi
dalam bidang fisika. Menurut Suparno (2005:55), secara garis besar langkah
yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi adalah:
1. Mencari atau mengungkapkan miskonsepsi yang dilakukan siswa,
2. Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut,
3. Mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi.
Beberapa sarana untuk menyelesaikan miskonsepsi tidak sesuai atau
tidak berhasil, karena pendidik tidak tahu persis penyebab miskonsepsi
tersebut, sehingga cara yang ditempuh tidak tepat. Maka sangat penting
setiap pendidik fisika, berdasarkan beberapa kiat, menemukan sendiri
penyebab miskonsepsi pada siswa dan mencari pemecahan yang lebih
sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Secara umum kiat yang tepat untuk membantu siswa mengatasi
miskonsepsi adalah mencari bentuk kesalahan yang dimiliki siswa itu,
mencari sebab-sebabnya, dan dengan pengertian itu menentukan cara yang
sesuai. Untuk dapat membantu siswa mengatasi miskonsepsi, pertama-tama
guru perlu mengerti kerangka berpikir siswa. Dengan mengetahui cara
berpikir, cara menangkap, dan bagaimana gagasan siswa kita dapat
mengetahui dengan tepat dimana letak miskonsepsi siswa, Untuk dapat
memahami gagasan siswa beberapa hal dapat dibuat (Suparno, 2005:56) :
1. Siswa dibebaskan mengungkap gagaan dan pemikirannya mengenai
bahan yang sedang dibicarakan.
2. Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang konsep yang biasanya
membuat siswa bingung dan siswa diminta menjawab secara jujur.
Pertanyaan ini dapat dilakukan secara pribadi maupun umum di kelas.
3. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang bahan tertentu yang
biasanya mengandung miskonsepsi, dan guru membiarkan siswa
berdiskusi dengan bebas.
Langkah selanjutnya adalah guru mencari penyebab atau asal dari
miskonsepsi yang dialami siswa. yang biasanya dapat digunakan untuk
menggali sebab miskonsepsi, antara lain:
1. Guru melakukan wawancara pribadi ataupun umum di kelas, bagaimana
siswa sampai mempunyai gagasan yang tidak tepat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Melalui pertanyaan tertulis yang diberikan kepada siswa, ada baiknya
disatukan dengan miskonsepsi siswa.
Langkah terakhir adalah mencari jalan, bagaimana membantu
memperbaiki miskonsepsi siswa. Pemilihan langkah terakhir ini sangat
dipengaruhi oleh penyebab dan situasi siswa sendiri. Pembenahan
miskonsepsi ini sendiri dapat dilakukan dengan encari atau memilih metode
atau strategi pembenahan miskonsepsi siswa yang lebih cocok dengan
situasi siswa yang mereka hadapi.
G. Mendeteksi dan Mengatasi Miskonsepsi
Sebelum mengatasi miskonsepsi, ada baiknya mendeteksi terlebih
dahulu penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa. Salah satu cara yang
digunakan adalah dengan cara tes multiple disertai dengan metode CRI
(Certainty of Response Index). Kemudian didalam setiap pertanyan atau soal
multiple choice akan disertai dengan CRI (Certainty of Response Index),
bertujuan untuk menganalisis pemahaman siswa secra objektif karena selain
menjawab soal pilihan ganda dan tingkatan keyakinan terhadap jawaban
pilihan ganda dapat terungkap sehingga dapat dengan mudah teridentifikasi
konsep miskonsepsi yang terjadi.
Metode Certainty of Response Index ini merupakan metode yang
diperkenalkan oleh Saleem Hasan, Diola Bagayoko, dan Ella L. Kelley
untuk mengukur suatu miskonsepsi yang terjadi. Metode CRI ini didasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pada skala dalam kesempatan menjawab soal. Skala pada CRI ini memiliki
nilai yang berbeda-beda sesuai dengan kriteria masing-masing (Mustaqim,
T.A., dkk. 2014).
Tabel 2.1 Skala dan tingkat keyakinan CRI
Skala Kategori
0 Menerka
1 Agak tahu
2 Tahu tapi tidak yakin
3 Agak yakin tahu
4 Tahu dan yakin
5 Sangat yakin tahu
Teknik CRI digunakan untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami
kesalahan dalam menjawab soal tidak sepenuhnya mengalami miskonsepsi.
Adapun fungsi metode CRI berdasarkan penelitian Saleem et,al, yaitu:
1. Alat menilai kepantasan/sesuai tidaknya penekanan suatu konsep
dibeberapa sesi.
2. Alat diagnostik yang memungkinkan guru memodifikasi cara
pengajarannya
3. Alat penilai suatu kemajuan/sejauh mana suatu pengajaran efektif
4. Alat membandingkan keefektifan suatu metode pembelajaran termasuk
teknologi, startegi pendekatan yang diintegrasikan didalamnya. Apakah
mampu meningkatkan pemahaman dan menambah kecakapan siswa
dalam memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Salah satu cara untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi,
sekaligus dapat membedakannya dengan tidak tahu konsep adalah dengan
menggunakan menggunakan metoden identifikasi Certainty of Response
Index (CRI) seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Ketentuan untuk membedakan antara tahu konsep, Miskonsepsi,
dan tidak tahu konsep untuk siswa secara individu
Kriteria Jawaban CRI Rendah (≤ 2) CRI Tinggi (>2)
Jawaban benar Jawaban benar
tetapi CRI rendah
berarti tidak tahu
konsep
Jawaban benar dan
CRI tinggi berarti
menguasai konsep
dengan baik
Jawaban salah Jawaban salah dan
CRI rendah berarti
tidak tahu konsep
Jawaban salah
tetapi CRI tinggi
berarti terjadi
miskonsepsi
Dari hasil tabulasi data setiap siswa dengan kombinasi jawaban yang benar
dan salah serta berdasarkan tinggi rendahnya nilai CRI. Jika tingkat
keyakinan atau derajat kepastiannya rendah (CRI 0-2), maka hal ini
menggambarkan bahwa persentase unsur tebakan yang dilakukan siswa
dalam menentukkan jawaban masih sangat tinggi. Tanpa melihat jawaban
dan alasan yang diberikan benar atau salah, nilai CRI yang rendah
menunjukkan adanya unsur penebakan yang mencermikan bahwa siswa
tidak tahu konsep sebagai dasar dalam menentukkan jawaban. Jika tingkat
keyakinan atau derajat kepastian tinggi (3-5), maka hal ini memungkinkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
adanya suatu kekeliruan konsepsi dalam pengetahuan tentang suatu materi
yang dimilikinya dan dapat menjadi suatu indikator terjadinya miskonsepsi.
Beberapa peneliti juga menggunakan tes wawancara untuk
mengetahui miskonsepsi. Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur.
Dalam wawancara bebas, guru atau peneliti memang bebas bertanya kepada
siswa dan siswa dapat dengan bebas menjawab. Sedangkan wawancara
terstruktur, pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya pun secara garis
besar sudah disusun. Keuntungan wawancara terstruktur adalah peneliti
dapat secara sistematis bertanya dan mengorek pemikiran siswa. Ada
baiknya bagi peneliti untuk yang belum bisa membuat wawancara, agar
mempersiapkan pertanyaan, meskipun dalam pratiknya nanti dapat lebih
bebas. Hal ini dengan maksud untuk menghindari kemacetan waktu
(Suparno,2005).
H. Miskonsepsi pada gaya gesek
Miskonsepsi banyak terjadi pada bidang fisika. Salah satu
pembahasan dalam fisika dimana siswa sering mengalami miskonsepsi
adalah pada bidang mekanika (Izza Auliyatul Muna,2005). Pada bidang
mekanika terdapat suatu sub pembahasan yaitu dinamika yang menjelaskan
tentang penyebab benda-benda bergerak. Dalam penelitian Sitri Wuryanti,
Yennita, Fakuhruddin tahun 2017, didapatkan persentase siswa yang
mengalami miskonsepsi pada materi dinamika gerak, rata-rata miskonsepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pada materi pokok Gaya dan Hukum-hukum Newton adalah sebesar 57,01%
miskonsepsi tertinggi terjadi pada konsep gaya gesek dengan persentase
sebesar 80%.
Anastasia Jawa De Ornay, 2017 dalam skripsinya yang berjudul
Pemahaman Miskonsepsi tentang Konsep gerak dan gaya pada siswa Kelas
XI IPA SMA 1 TITERENA menyatakan bahwa, pada materi gaya gesek
juga menjadi salah satu topik yang kerap kali terjadinya miskonsepsi pada
siswa. Miskonsepsi yang kerap kali terjadi pada gaya gesek dibagi dalam
dua kategori yaitu kategori konsep-matematis yang merujuk pada kesalahan
perhitungan matematis dan kategori konsep-aplikasi yang merujuk pada
kesalahan konsep yang dihubungkan dengan suatu objek. .
Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas, menyatakan bahwa gaya
gesek merupakan satu diantara topik fisika yang masih sering terjadinya
miskonsepsi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi
miskonsepsi yang terjadi khususnya gaya gesek. Namun sering kali upaya
untuk mengurangi gaya gesek tidak berjalan baik, sehingga miskonsepsi ini
masih saja terjadi terus-menerus setiap tahunnya. Bentuk miskonsepsi yang
masih dominan terjadi tersebut berupa kesalahan siswa dalam mengalisis
kasus dalam soal yang diberikan, pemahaman siswa kurang lengkap tentang
konsep gaya gesek. Sehingga, peneliti tertarik untuk kembali menggali
miskonsepsi siswa tentang konsep-aplikasi gaya gesek dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sehari-hari, dan melakukan perubahan pemahaman siswa berupa remidiasi
melalui pengajaran dengan menggunakan metode ceramah berbantuan
eksperimen untuk menyelesaikan masalah tertentu. Berikut adalah sub topik
yang kerap kali mengalami miskonsepsi (Anastasia J, 2017) :
Tabel 2.3 Tabel Miskonsepsi
No Miskonsepsi
1 Pada benda diam tidak ada gaya yang bekerja
2 Benda yang berada pada permukaan yang kasar kemudian
diberi sebuah gaya dorong tetapi benda tidak bergerak,gaya
geseknya nol
3 Jika sebuah benda digerakkan dengan gaya konstan,
sehingga benda bergerak dengan kecepatan konstan,
kemudian gayanya dihilangkan maka benda akan terhenti
seketika.
4 Saat benda bergerak arah gaya gesek searah dengan arah
gerak benda
5 Gaya gesek yang bekerja terhadap sebuah benda pada
miring mempunyai arah sama dengan gaya normal dan
gaya gravitasi
6 Sebuah gaya yang besarnya lebih kecil dari gesek statis
maksimum diberikan pada sebuah balok, besarnya gaya
gesek yang bekerja pada balok terhadap lantai sebanding
dengan gaya gesek statis maksimal
I. Penelitian yang relevan
Penelitian berjudul Perubahan Pemahaman Siswa Kelas XI IPA
SMA Shinwa Tentang Gaya Gesek Melalui Pembelajaran Dengan Metode
Eksperimen Dan Metode Demonstrasi, ini disusun dengan
mempertimbangkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya. Beberapa penelitian serupa yang mengacu pada miskonsepsi
pada siswa, diketahui bahwa siswa juga banyak mengalami miskonsepsi
pada materi gaya gesek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sitri Wuryanti, Yennita,
Fakuhruddin tahun 2017 diperoleh hasil bahwa siswa masih mengalami
miskonsepsi pada mata pelajaran fisika materi dinamika gerak, dengan
sampel penelitian adalah siswa kelas XII SMA Negeri Plus Provinsi Riau.
Penelitian yang dilakukan oleh Lanang Maulana Aminah dalam
penelitiannya yang berjudul Deskripsi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya
Gesek Dengan CRI (Certainty of Response Index) Termodifikasi.
Penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan peneliti
sebelumnya di atas adalah dengan menggunakan tes diagnosa multiple
choice. Namun berbeda dengan peneliti sebelumnya, jika penelitian
sebelumnya menggunakan metode deskriptif-eksploratoris. Dalam
penelitian ini digunakan teknik pengambilan data dengan tes pilihan ganda
beralasan yang diserta dengan CRI, penelitian ini juga menggunakan
metode deskriptif-kuantitatif. Selain itu, akan dilakukan wawancara untuk
mengkonfirmasi jawaban siswa, dan menggali informasi tentang penyebab
terjadi miskonsepsi pada materi tersebut. Kemudian untuk mengubah
prakonsepsi yang salah, peneliti akan melakukan remidiasi pada sub materi
yang dominan terjadi miskonsepsi.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan di
kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi
pada siswa dalam materi gaya gesek, dan melakukan remidiasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
bertujuan untuk mengurangi miskonsepsi yang terjadi pada siswa SMA
kelas XI jurusan IPA dalam materi konsep-aplikasi gaya gesek di Kota
Yogyakarta.
J. Remidiasi
Remidiasi merupakan suatu perlakuan yang diberikan untuk
menghilangkan miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Teori perubahan
konsep dalam sains sangatlah jelas diungkapkan oleh Kuhn. Khun
menyatakan bahwa perkembangan sains lebih ditentukan oleh paradigma
para ilmuwan. Yang dimaksud dengan paradigma adalah suatu skema
konseptual dengan mana para ilmuwan salam suatu disiplin tertentu
memandang persoalan dalam bidang mereka. Persoalan yang dapat diteliti
dan metode-metode yang digunakan untuk memecahkan persoalan dalam
bidang sains terutama ditentukan oleh paradigma para ilmuwan yang
relevan (Suparno,2005).
Menurut Posner dkk. (dalam suparno, 2005), dalam proses
pembelajaran ada dua proses yang analog dengan dua fase perubahan
konsep di atas. Dalam pembelajaran ada proses yang disebut asimilasi dan
akomodasi. Dalam asimilasi, siswa menggunakan konsep-konsep yang telah
ada untuk menghadapi gejala baru dengan suatu perubahan kecil berupa
penyesuaian. Sedangkan dalam akomodasi, siswa harus mengganti atau
mengubah konsep-konsep pokok mereka yang lama karena tidak cocok lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dengan persoalan yang baru. Hal ini biasanya terjadi bila siswa mempunyai
konsep yang tidak cocok dengan konsep ilmuwan.
Perubahan konsep dapat diaplikasikan dalam pembelajaran fisika.
Perubahan yang pertama adalah perubahan dalam arti siswa memperluas
konsep, dari konsep yang belum lengkap menjadi lengkap, dari konsep yang
belum sempurna menjadi lebih sempurna. Perubahan lain adalah mengubah
dari konsep yang salah menjadi benar atau sesuai dengan konsep para ahli
fisika. Pembelajaran fisika yang baik adalah yang memungkinkan
perubahan konsep itu secara tepat dan efisien (Suparno, 2005: 94).
Menurut Joan Davis (dalam suparno, 2005), mengajarkan perubahan
konsep menyangkut dua hal pokok:
1. Membuka konsep awal siswa. Dalam langkah ini gagasan awal siswa
diungkapkan agar lebih jelas dan eksplisit.
2. Menggunakan beberapa teknik untuk membantu kerangka berpikir awal
tersebut. Dalam langkah ini guru mencari beberapa teknik yang sesuai
untuk menantang siswa agar siswa mengubah gagasan mereka yang tidak
benar.
Untuk dapat membantu mengubah kerangka pikir awal siswa, guru
perlu mengerti ekologi konseptual siswa, yaitu: semua pengetahuan dan
kepercayaan yang dipunyai siswa. Hal ini meliputi antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1. Pengetahuan awal atau konsep yang telah ada dalam diri siswa
2. Relasi antar konsep-konsep tersebut dalam pikiran siswa
3. Pengetahuan baru tentang konsep-konsep alternatif yang dipunyai siswa
4. Keyakinan epistemologis siswa, yaitu keyakinan siswa yang membuat
siswa percaya bahawa pengetahuannya benar. Keyakinan ini sangat
penting agar guru dapat membantu siswa mengubah keyakinan.
Davis, Scott, Asoko, Driver merangkumkan beberapa strategi
pengajaran perubahan konsep sebagai berikut (Suparno,2005):
1. Strategi Berdasarkan Konflok Kognitif
Strategi pengajaran perubahan konsep yang mendasar pada konflik
kognitif dan resolusinya ada beberapa pendekatan:
a) Mengungkapkan Konsep Awal Secara Eksplisit
b) Membahas dan Mengevaluasi Konsep awal Siswa
c) Menciptakan konflik Konseptual Terhadap Konsep Awal
d) Menyemangati dan Mengarahkan Siswa untuk Merestrukturisasi
Konsep Mereka.
2. Strategi Berdasarkan Perkembangan Ide Siswa
3. Metode Pembelajaran Fisika yang Dapat Membantu Perubahan Konsep
Dalam proses pembelajaran dapat terjadi bahwa siswa bertambah
mengerti dan konsep yang diketahui bertambah, tetapi juga kadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
miskonsepsi yang dipunyai bertambah. Bila ini terjadi maka persoalannya
menjadi sulit. Agar pengajaran perubahan konsep terjadi dengan lancar,
guru perlu membangun suasana kelas yang memungkinkan siswa menjadi
percaya diri, berani mengungkapkan gagasan dan mendiskusikan gagasan
dengan bebas. Untuk itu guru fisika diharapkan (Suparno, 2005:118) :
1. Sadar akan gagasan dan pengertian siswa berkaitan dengan bahan.
2. Sadar akan jalan konseptual dari konflik.
3. Sensitif terhadap kemajuan belajar siswa.
4. Mampu mencipatkan tugas belajar yang mendorong dan memajukan
pembelajaran.
5. Yakin dengan pengertiannya sendiri sehingga dapat menghargai,
menjawab, dan menerima gagasan yang berbeda.
6. Mampu mengatur kelas sehingga semua itu dapat terjadi.
K. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu kegiatan dimana siswa melakukan
percobaan tentang sesuatu hal, menulis prosesnya serta menulis hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan di
evaluasi guru (Hosnan, 2014:34).
Eksperimen adalah proses pembelajaran dimana siswa aktif
mengalami dan membuktikan sendiri apa yang sedang dipelajarinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dengan demikian secara optimal siswa dilibatkan dalam melakukan,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri dalam percobaan.
Eksperimen tidak lain adalah usaha menguji atau mengetes melalui
penelitian sederhana (Conny, 1985 : 26)
Adapun tahap-tahap yang perlu diperhatikan siswa dalam pelaksanaan
eksperimen adalah sebagai berikut :
1. Siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau
materi percobaan harus cukup bagi siswa.
2. Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan,
maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka
menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari.
3. Siswa perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka di samping
memperoleh pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut (Putra, 2014:136)
meliputi tahap – tahap sebagai berikut:
1. Persiapan eksperimen.
Dalam kegiatan eksperimen sangat diperlukan persiapan yang matang,
agar memperoleh hasil yang diharapkan. Adapun beberapa beberapa
tahap yang harus diperhatikan saat melakukan eksperimen diantaranya
adalah: (1) menentukan tujuan eksperimen yang akan dilakukan; (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
eksperimen; (3) memberikan penjelasan kepada siswa tentang hal-hal
yang harus diperhatikan dan dilakukan, serta hal -hal yang dilarang untuk
dilakukan/berbahaya.
2. Pelaksanaan Eksperimen
Siswa mulai bereksperimen/mencoba, pada saat siswa melakukan
percobaan hendaknya guru mengamati proses percobaan agar kegiatan
eksperimen dapat berhasil. Hal yang dilakukan saat tahap pelaksanaan
eksperimen adalah; (1) membaca petunjuk eksperimen; (2) menyusun
hipotesis eksperimen; (3) mulai melakukan eksperimen/ percobaan, guru
hendaknya mengamati proses eksperimen dan membimbing; (4) mencatat
hasil yang diperoleh saat melakukan eksperimen; (5) siswa menyusun
laporan hasil eksperimen.
3. Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan akhir, semua siswa mengumpulkan
hasil laporan kepada guru, merapikan dan menyimpan alat dan bahan
eksperimen, serta mendiskusikan hambatan-hambatan serta masalah yang
dihadapi siswa selama melaksanakan eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
L. Demonstrasi
Demosntrasi berasal dari kata demonstration yang berarti pertunjukan.
Jadi demonstrasi adalah suatu model mengajar dengan pendekatan visual
agar siswa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, dan alat dalam
pembelajaran fisika dengan tujuan bahwa siswa lebih memahami materi
pembelajaran dengan menghadirkan kenyataan kenyataan yang biasa
dialami oleh siswa sehingga mudah dipahami. Model Demonstrasi juga
bersifat konstruktivis, dimana dalam proses guru tidak hanya menunjukan
saja, melainkan guru juga mengajak siswa untuk berpikir dengan
memberikan pertanyaan untuk menggugah gagasan dan ide siswa. Model
demonstrasi terdiri dari beberapa cara, salah satunya adalah demonstrasi
yang dilakukan oleh guru dan siswa secara bersama. Dimana dalam model
ini siswa secara aktif melakukan demo bersama guru, sehingga siswa benar-
benar mengalami dan melakukannya.
Trowbridge & Bybee (1996) dalam Suparno 2007 secara rinci
menekankan apa yang perlu diperhatikan selama guru melakukan
demonstrasi, yaitu:
1) Demonstrasi supaya sungguh jelas dapat dilihat peserta didik. Bila
peserta didik, terlebih yang duduk di belakang tidak melihat, mereka
diminta maju ke depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2) Bicaralah yang keras sehingga peserta didik dapat mendengar apa yang
anda katakana.
3) Libatkan peserta didik dalam proses, misalnya ikut mengamati,
mengukur, mencatat hasil dll.
4) Mulailah dengan pertanyaan awal, suruh peserta didik membuat
hipotesis, baru mulai ditunjukan jalannya demonstrasi.
5) Jelaskan apa yang anda lakukan, tujuannya, dan prosesnya.
6) Bila anda bertanya kepada peserta didik, beri waktu mereka untuk
berpikir dulu.
7) Gunakan papan tulis untuk menulis tujuan dari demo itu sehingga
peserta didik menjadi jelas dan dapat berfikir secara terfokus
8) Dalam mengambil kesimpulan, biarkan peserta didik menyiapkan
terlebih dahulu.
9) Kadang demonstrasi perlu diulang beberapa kali agar jelas bagi peserta
didik.
M. Materi Gaya Gesek
1. Gaya gesek
Buku yang diam di atas meja didorong hingga bergerak. Dalam
keadaan bergerak muncul gaya hambat yang selalu berlawanan dengan
arah gerak benda (buku). Gaya hambat yang muncul mengakibatkan
buku yang bergerak berhenti setelah menempuh jarak tertentu. gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
hambat yang muncul ini disebut gaya gesekan. Karena gaya gesek juga
bekerja pada benda diam, maka berlaku juga Hukum I newton
menyatakan bahwa „‟bila resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
sama dengan nol, gaya yang bekerja pada benda ∑F = 0, maka setiap
benda akan bergerak lurus beraturan atau berada dalam keadaan diam„‟.
Artinya, jika sebuah buku diatas meja di dorong dengan gaya tertentu
sehingga bergerak dengan kecepatan tertentu, apabila kemudian
dorongan dihilangkan dan tidak ada gaya lain yang bekerja pada buku
itu, kecuali gaya gravitasi, maka buku tersebut akan terus bergerak
dengan kelajuan konstan, tidak pernah berhenti. Namun setelah
menempuh jarak tertentu, buku tersebut berhenti.
Besarnya gaya gesek bergantung pada kasar dan licinnya
permukaan yang bersinggungan atau bersentuhan. Sifat kasar dan
lincinnya permukaan yang bersentuhan dinyatakan dengan koefisian
gesekan (µ). Perbandingan besar gesekan statik maksimum dengan
normal disebut koefisien gesekan statik antar kedua permukaan tersebut.
Sedangkan nilai perbandingan besar gaya gesekan kinetik dengan gaya
normal disebut koefisien gesekan kinetik (Halliday & Resnick,
1978:145). Nilai koefisien tersebut berkisan antara nol dan 1 (0 ≤ µ ≤ 1).
Ada dua jenis koefisien gesek, yaitu koefisien gesek statis (µs) dan
koefisien gesek kinetis (µk) dimana µk < µs (Tipler,1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Gaya gesek statis
Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu
terhadap yang lain disebut gaya gesekan statistik. Gaya gesekan statik
yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang diperlukan agar benda
tepat akan bergerak. Sekali gerak telah dimulai, gaya gesekan antara
kedua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang
lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak seragam.
Ketika kita mendorong sebuah kotak besar yang diam di atas lantai
dengan gaya tertentu dengan arah horizontal, mungkin kotak tersebut
belum bergerak sama sekali. Hal ini terjadi karena lantai melakukan gaya
horizontal yang arahnya berlawanan dengan arah gaya luar yang
dikerjakan, gaya ini dinamakan gaya gesek statis (Tippler,1991:122).
Gaya gesek yang terjadi pada keadaan diam berarti besarnya akan
memenuhi Hukum Newton I. Saat benda belum diberi gaya atau F = 0,
gaya gesekan belum bekerja atau fs = 0. Ketika besar gaya F dinaikkan
secara perlahan-lahan, benda tetap diam hingga dicapai saat dimana
benda tepat akan bergerak. Pada keadaan ini, gaya gesekan yang selalu
sama dengan gaya yang diberikan atau secara matematis dapat dituliskan
seperti persamaan dibawah ini..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.1 Balok ditarik gaya F tetap diam karena ada gaya gesek fs.
Balok ditarik gaya F, karena tetap diam berarti:
fs = F (2.1)
Gaya gesekan ini disebabkan oleh ikatan molekul-molekul kotak
dan lantai ditempat tempat terjadinya kontak yang sangat erat antara
kedua permukaan dimana nilai gaya gesekan ini nilainya berubah-ubah
mulai dari nol sampai suatu gaya maksimum yang menyebabkan kotak
tersebut tepat akan bergerak (Tippler,199:123).
Secara eksperimen gaya gesekan ini tidak bergantung pada luas
bidang kontak dan hanya sebanding dengan gaya normal yang dikerjakan
oleh salah satu permukaan pada permukaan lainnya (Tippler,1991:123).
Gaya gesek statis maksimum sapat dituliskan secara matematis yakni:
Fs,maks = µs N (2.2)
dengan µs merupakan koefisien gesekan statis yang bergantung pada sifat
permukaan kedua benda. Jika dikerjakan gaya horizontal yang lebih kecil
N
N
w
F f
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dari gaya gesek maksimum maka besar gaya gesek statisnya sama
dengan gaya horizontal tersebut. Persamaan terseut menunjukkan bahwa
selama gaya F yang diberikan pada benda lebih kecil daripada atau sama
dengan gesekan statis (F ≤ fs maks), benda tetap dalam keadaan diam.
3. Gaya gesek kinetis
Ketika dikerjakan gaya horizontal yang lebih besar dari gaya
gesekan statis maksimum maka kotak tersebut akan bergerak. Pada kasus
ini yang bekerja bukan gaya gesek statis lagi melainkan gaya gesek
kinetis. Gaya gesekan kinetik berlawanan dengan arah gerakan. Begitu
pula dengan gesekan statis, gesekan kinetis merupakan gejala yang rumit
dan belum dimengerti secara lengkap (Tippler,1991:123).
Gaya gesekan kinetik fk antara dua permukaan kering, tanpa
pelumas, memenuhi dua hukum yang sama seperti untuk gesekan statik.
(1) Gaya ini dapat dikatakan tidak bergantung kepada luas permukaan
kontak, dalam batas yang cukup lebar, dan (2) Besarnya sebanding
dengan gaya normal. Gaya gesekan kinetik juga dapat dikatakan tidak
bergantung kepada laju relatif gerak permukaan yang satu di atas
permukaan lainnya (Halliday & Resnick, 1978:145).
Jika gaya yang kita lakukan diperbesar, ternyata pada suatu harga
tertentu balok mulai bergerak. Sekali gerak dimulai, gaya yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
akan menghasilkan gerak dipercepat. Kemudian dengan memperlambat
kembali gaya tersebut, dapat menjaga agar balok bergerak tanpa
percepatan; gaya ini mungkin kecil, tetapi tidak pernah sama dengan nol.
Gaya gesekan kinetis besarnya konstan yang bergantung pada
koefisien gesekan kinetis (µk) dan gaya normal yang secara matematis
dapat dituliskan:
Fk = µk N (2.3)
4. Gaya Gesek Pada Bidang Datar
•
Pada saat kita sedang berusaha menggerakan suatu benda yang
berada dalam keadaan diam ada empat gaya yang sedang bekerja pada
benda tersebut yaitu gaya tarik/dorong F, gaya normal N, gaya
berat/gravitasi w dan gaya gesekan statis fs. Besarnya gaya gesekan statis
maksimum fsmax = µs N, di mana µs merupakan koefisien gesek statik.
A B N
F fs
w = mg
N
F fk
w = mg
Gambar 2.2. : Gaya – gaya
pada benda sebelum bergerak
Gambar 2.3 : Gaya – gaya pada
benda saat benda bergerak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Apabila benda ditarik ke arah horisontal (kanan) maka N = w, atau
gaya resultan ke arah verkikal sama dengan nol. Dengan demikian,
komponen gaya yang kita perhatikan dalam menganalisis gerak hanyalah
ke arah horisontal yaitu F dan fs. Pada saat benda itu mulai bergerak gaya
gesekan statik mencapai nilai maksimum fs max, Jadi gaya gesekan statik
bervariasi dari nol sampai mencapai nilai maksimum, dan dapat ditulis fs
≤ µs N.
5. Gaya Gesek Pada Bidang Miring
Pada benda yang diam atau meluncur di atas meja horizontal, gaya
normalnya sama dengan berat benda. Karena balok tidak mempunyai
percepatan vertikal, maka meja harus melakukan gaya pada balok yang
arahnya ke atas dan sama besar dengan tarikan bumi pada balok, yang itu
sama dengan berat balok itu sendiri (Halliday & Resnick, 1978:145).
Misalkan diasumsikan jika balok terbuat dari bahan yang kerapatannya
homogen. Diagram bebas gayanya dapat dilihat pada Gambar 2.4,
Gambar 2.5, dan Gambar 2.6
N
m
Sb y
Sb x
Fk
m.g.cos
m.gsin
m.g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 2.4 Diagram bebas gaya balok yang bergerak turun
Dengan menganggap balok m bergerak menuruni bidang miring,
maka didapatkan rumusan sebagai berikut:
x = m.a (2.4)
x = m.g.sin - fk (2.5)
y = 0 (2.6)
y = N – m.g cos (2.7)
Gambar 2.5 Diagram bebas gaya balok tepat akan bergerak
N
m
Sb y
Sb x
Fs maks
m.g.cos
m.gsin
m.g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dengan menganggap balok m tepat akan bergerak, maka
didapatkan rumusan sebagai berikut :
x = 0 (2.8)
x = m.g.sin - fs maks (2.9)
y = 0 (2.10)
y = N – m.g cos (2.11)
Gambar 2.6 Diagram bebas gaya balok ketika diam
dengan menganggap balok m diam, maka didapatkan rumusan
sebagai berikut :
x = 0 (2.12)
x = m.g.sin - fs (2.13)
N
m
Sb x
fs
m.g.cos
m.gsin
m.g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
y = 0 (2.14)
N = m.g cos (2.15)
Berdasarkan persamaan (2.8) faktor yang mempengaruhi
percepatan balok yakni koefisien gesekan dan sudut kemiringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif
kualitatif. Desain penelitian ini adalah kuantitatif yang merupakan penelitian
yang menggunakan skor atau angka, lalu menggunakan analisis yang
hasilnya dapat digeneralisasikan dan digunakan untuk menerangkan atau
mendeskripsikan keadaan subyek yang diteliti (Suparno 2010:73). Dan
desain penelitian kualitatif merupakan desain berdasarkan paradigma
fenomena, menggunakan metode kualitatif, analisis kualitatif, dan hasil
akhirnya berupa deskripsi atau penjelasan. Desain kuantitatif yang
digunakan untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi dari sampel
populasi yang ditentukan sebelumnya. Desain kulitatif akan digunakan
untuk menjelaskan data dari sampel yang diterima.
Penelitian ditunjukan untuk mengetahui tingkat pemahaman, dan
miskonsep yang terjadi pada siswa dan berdasarkan hasil kuantitatif yang
didapat akan diberikan remidiasi untuk memperbaharui prakonsepsi yang
salah.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian : 7 Agustus 2018 - 16 Agustus 2018
Tempat penelitian : SMA Shinwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Subyek Penelitian
Penelitian in dilakukan di SMA Shinwa kelas XI IPA.
D. Desain Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data awal yakni dilakukan
observasi kelas sebagai pengenalan untuk mengetahui kondisi kelas dan
subyek penelitian yang akan diteliti sehingga mudah saat melakukan
penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan pretest berupa
pilihan ganda yang disertai dengan CRI kepada peserta didik.
Tes tertulis berupa pretest dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman partisipan terhadap materi
gaya gesek. Kemudian penggunaan skala CRI bertujuan agar peneliti dapat
mengetahui apakah partisipan menjawab soal-soal karena benar-benar
Gambar 3.1 Desain penelitian
Pretest Wawancara I
Treatment I Treatment II
Posttest Wawancara II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
memahami atau hanya sekedar menerka-menerka berdasarkan opsi yang
ada.
Untuk menggali informasi lebih lanjut tentang pemahaman siswa,
peneliti melakukan wawancara I secara personal atau invidual pada 3 siswa
yang memiliki miskonsepsi tertinggi. Wawancara ini berlangsung setelah
analisis data, agar peneliti memahami terlebih dahulu, tingkat pemahaman
dan miskonsepsi yang dialami siswa kelas XI IPA di SMA Shinwa dalam
materi gaya gesek. Wawancara I antara peneliti dan partisipan akan direkam
untuk memudahkan peneliti merekap data. Kemudian berdasarkan hasil
pretest dan wawancara yang dilakukan, dapat memudahkan peneliti untuk
melakukan remidiasi.
Remidiasi dilakukan untuk mengubah pemahaman siswa yang masih
salah terhadap materi gaya gesek berdasarkan hasil pretest dengan
ketentuan CRI, dan hasil wawancara I. Remidiasi yang dilakukan berupa
treatment menggunakan metode eksperimen dan metode demosntrasi
dibantu dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa diberi pengajaran 2 kali
pertemuan.
Setelah dilakukan remidiasi melalui pengajaran kembali tentang gaya
gesek, siswa akan diberikan soal posttest yang sama dengan soal pretest,
yang bertujuan untuk melihat perubahan tingkat pemahaman siswa, apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
masih ada miskonsepsi atau tidak setelah dilakukan treatment. Setelah
dilakukan posttest kembali dilakukan wawancara II kepada 6 siswa yakni, 3
siswa yang telah diwawancarai saat pretest dan 3 siswa yang mengalami
peningkatan miskonsepsi setelah treatment. Wawancara II bertujuan untuk
mengetahui perubahan pemahaman peserta dididk dan pemahaman akhir
peserta didik.
E. Instrumen
Pengumpulan data dikumpulkan dengan dua cara, yaitu :
1. Tes Pilihan Ganda untuk pretest dan posttest
Soal tes pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda. Pretest
akan dilakukan diawal penelitian untuk mencari informasi tentang
pemahaman awal siswa dan miskonsepsi yang dialami siswa, sedangkan
posttest dilakukan setelah tahap remidiasi dengan tujuan agar peneliti
dapat mengetahui apakah metode pembelajaran yang digunakan untuk
mengubah presepsi awal siswa yang mengalami miskonsepsi berhasil
diterapkan. Soal pilihan ganda ini terdiri dari jawaban yang benar dan
jawaban pengecoh. Jika siswa benar-benar memahami materi gaya gesek
dengan baik, maka siswa dapat memilih jawaban yang benar dengan
tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Jumlah soal tes dalam penelitian ini adalah 20 butir soal. Dalam
penelitian ini soal disusun berdasarkan kisi-kisi materi dan data
miskonsepsi mengenai setiap sub materi yang sering terjadi pada siswa.
Bentuk tes tertulis ini adalah soal pilihan ganda yang disertai dengan CRI
(Certainty of Response Index). Pada CRI siswa diminta untuk
menentukkan tingkat keyakinan siswa dalam menyelesaikan soal tes
tersebut. Hal ini akan menujukkan tingkat pemahaman siswa, apakah
siswa paham konsep, Tidak paham konsep atau siswa mengalami
miskonsepsi dalam materi tersebut (Tri Ade Mustaqim, dkk. 2014).
Kisi-kisi soal yang digunakan dalam penyusunan soal peneliti
dibagi menjadi 2, yaitu soal pretest dan posttest (Andiana G, 2006). Soal
pretest dan soal posttest terdapat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Kisi – kisi soal pilihan ganda untuk pretest dan posttest
Aspek Indikator Konsep Nomor soal
Gaya gesek Arah gaya gesek 2, 15, 20
Penerapan gaya gesek 9, 13, 19
Gaya gesek statis Pengertian gaya gesek statis 12
Besar gaya berat, gaya
normal, dan gaya gesek
1, 4, 16, 17, 18
Syarat benda akan bergerak 5, 6, 7, 11
Makna gaya gesek statis
maksimal terhadap gerak
benda
3, 8, 10
Gaya gesek kinetis Pengertian gesekan kinetis 14
Dengan disertai metode CRI diketahui apakah siswa memilih opsi
yang ada berdasarkan pengetahuan mereka sendiri ataukah hanya sekedar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
menebak jawaban. Selain itu, dapat juga diketahui apakah siswa
mengalami miskonsep ataukah siswa tidak tahu tentang materi gaya
gesek.
Misalnya pada kisi-kisi pretest nomor 5 yaitu konsep gaya gesek
statis, dimana suatu benda akan tetap dalam keadaan diam. Biasanya
siswa akan sering keliru untuk menentukan syarat benda tetap pada
keadaan diam, sehingga dapat dibuat soal berikut :
Lisa mendorong sebuah lemari,dan masih tetap dalam keadaan diam.
Kemudian Lisa memberi gaya yang lebih besar,namun lemari tetap
dalam keadaan diam. Berapakah besar gaya F yang diberikan lisa ?
a. F = fges statis
b. F = gaya gravitasi
c. F = fges maksimum
d. F = fges kinetik
e. F = 0 N
Lembar Jawaban
Nama:
Kelas:
Perhatikan! Tulislah pilihan jawaban yang menurut anda
benar dengan menggunakan huruf kapital! Berilah skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
keyakinan anda dalam memilih jawaban dengan memberi
tanda silang (X) pada satu dari skala keyakinan!
1. ______
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
2. Wawancara
Berdasarkan hasil pretest tersebut dilakukan wawancara pada
beberapa siswa untuk mengetahui lebih jelas penyebab miskonsepsi yang
dialami siswa. Partisipan tersebut terdiri dari siswa yang memiliki siswa
yang memiliki pemahaman yang rendah. Wawancara dilakukan secara
langsung dengan menggunakan wawancara terstruktur kepada 7 orang
partisipan yakni, 3 siswa yang mengalami miskonsepsi tertinggi saat
pretest dan 3 siswa yang mengalami peningkatan miskonsepsi setelah
treatment. Wawancara dilakukan setelah analisis data mengenai tes
tertulis dan wawancara juga dilakukan secara individual.
Kisi-kisi yang digunakan dalam penyusunan pertanyaan wawancara
untuk penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pedoman wawancara
No. Konsep
1. Gaya gesek
2. Gaya gesek statis
3. Gaya gesek statis maksimum
4. Gaya gesek kinetis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F. Treatment
Menurut Suparno, treatment adalah perlakuan peneliti kepada apa
yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan.
Treatmen ini dirancang sebelum dilakukan uji tes pemahaman siswa yang
kemudian dimodifikasi sesuai dengan tingkat pemahaman siswa setelah
dilakukan pretestt dan Wawancara I. Perubahan desain ini bertujuan untuk
lebih menekankan pada konsep-konsep tertentu yang masih sulit dimengerti
oleh siswa. Maka digunakan metode eksperimen dan metode demonstrasi
dalam pembelajaran gaya gesek.
Desain pembelajaran dimodifikasi sesuai hasil pretest siswa tentang
pemahaman siswa terhadap materi gaya gesek tersebut. Desain
pembelajaran ini dirancang untuk 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama,
topik pembelajaran tentang gaya gesek dan arah gaya gesek. Metode yang
digunakan adalah demonstrasi:
Tabel 3.3 Demonstrasi pertemuan I
Demonstrasi Diskusi
Sebuah balok pada miring didorong
hingga bergerak.
1. Peristiwa apa yang terjadi?
2. Apa yang menyebabkan
benda yang awalnya bergerak
menjadi berhenti?
3. Kemanakah arah gaya gesek
tersebut? Gambarkan! F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Pertemuan kedua, topik pembelajaran tentang gaya gesek statis, gaya
gesek statis maksimum dan gaya gesek kinetis. Metode yang digunakan
adalah eksperimen dan demonstrasi.
Tabel 3. 4 Eksperimen Pertemuan ke II
Eksperimen Diskusi
Benda yang diam kemudian ditarik
menggunakan pegas dengan gaya
sebesar 2N ke kanan dan benda tetap
diam
Gaya gesek Statis
1) Saat diberi F 2N apakah benda
bergerak?
2) Gaya apasaja yang bekerja pada
benda?
3) Mengapa benda tetap diam?
4) Berapa besar gaya gesek benda ?
Benda yang diam kemudian ditarik
menggunakan pegas dengan gaya
sebesar 3,4N ke kanan dan benda tetap
diam
Benda yang diam kemudian ditarik
menggunakan pegas dengan gaya
sebesar F 3,6N ke kanan sampai benda
tersendat (tepat akan bergerak)
Gaya gesek statis maksimum
1) Bandingkan gaya yang diberikan
pada ketiga peristiwa tersebut !
2) Berapakah gaya gesek statis dari
setiap percobaan ?
3) Mengapa benda dapat bergerak
jika F yang diberikan 3,6 N ?
4) Dari percobaan tersebut, berikan
kesimpulan mengapa suatu benda
yang diam dapat bergerak !
Balok Pegas 2N
Balok Pegas 3,4N
Pegas 3,6N Balok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Eksperimen Diskusi
Benda yang diam kemudian ditarik
menggunakan pegas dengan gaya
sebesar F 4N ke kanan dan benda
menjadi bergerak.
Tabel 3. 5 Demonstrasi pertemuan ke II
Demonstrasi Diskusi
Apakah yang terjadi saat kereta
didorong dengan gaya tertentu?
Akankah kereta tersebut terus
bergerak? Akankah kereta
tersebut terus bergerak?
Jelaskan! Gambarkan gaya –
gaya yang bekerja pada benda.
Jika benda bergerak, gaya gesek
apakah yang bekerja pada benda?
G. Validitas Instrumen
Validitas untuk mengukur atau menentukan apakah tes sungguh –
sungguh mengukur apakah yang mau diukur yaitu apakah sesuai dengan
tujuan khususnya tentang pemahaman siswa tentang materi konsep gaya
gesek. Validitas menunjukkan pada kesesuaian, kepenuhartian, bergunanya
kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Untuk
Balok Pegas 4N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menjamin suatu instrumen valid, dilakukan validasi. Validasi instrumen
dilakukan minimal dengan dua cara, yaitu :
1. Dengan meminta penilaian para ahli, apakah memang tes ini sungguh
sesuai dengan isi yang dites.
2. Dengan menggunakan kisi-kisi yang meununjukkan bahwa instrumen itu
memang memuat semua isi yang diteskan, bukan hanya sebagian saja.
H. Analisis Data
1. Analisis Tes Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda yang dilengkapi dengan skor CRI bertujuan untuk
mengetahui miskonsepsi pada siswa. Pada instrumen dijelaskan keterangan
keyakinan partisipan dalam mengerjakan soal. Pilihan tingkat digunakan
untuk mengetahui partisipan mengerjakan berdasarkan pemahaman atau
menerka.Untuk mengetahui apakah ada miskonsepsi yang terjadi pada
konsep gaya gesek, digunakan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kriteria Pengelompokkan Siswa Berdasarkan CRI
Kriteria
Jawaban
Menerka Agak
Tahu
Tahu
tapi tidak
Yakin
Agak
yakin tahu
Tahu dan
Yakin
Sangat
yakin tahu
Benar Tidak
Paham
Tidak
Paham
Tidak
Paham
Paham Paham Paham
Salah Tidak
Paham
Tidak
Paham
Tidak
Paham
Miskonsepsi Miskonsepsi Miskonsepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes CRI, jawaban siswa
dinilai dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Soal
Bentuk Soal Nilai Keterangan
Pilihan Ganda
1 Jika Jawaban Benar
0 Jika Jawaban Salah
Berdasarkan pengkategorian diatas, maka dapat diketahui
miskonsepsi dalam setiap nomor soal pada seluruh siswa yang mengikuti
tes tertulis. Sehingga digunakan format sebagai berikut :
Tabel. 3.6 Format Analisis Data Tes Tertulis Untuk Seluruh Siswa
Dengan keterangan sebagai berikut:
J : Kriteria jawaban
R : Alasan
M : Miskonsepsi
No
soal
Kode
siswa
A
(Nama siswa)
B
(Nama siswa)
∑M ∑P
J
(Jawab
an)
CRI CRI
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
1 Benar
2 Salah
dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
P : Paham
0 : Menerka
1 : Agak tahu
2 : Tahu tapi tidak yakin
3 : Agak yakin tahu
4 : Tahu dan Yakin
5 : Sangat yakin tahu
Berdasarkan hasil analisa diatas dapat diketahui jumlah
miskonsepsi dari setiap soal maupun setiap sub topik. Untuk memperoleh
tingkatt miskonsepsi dalam persen dapat digunakan persamaan berikut:
Persentase untuk setiap soal
X = x 100 %
Persentase untuk setiap sub topik
X = x 100 %
Keterangan:
X : persentase
M : miskonsepsi
∑ : jumlah
spt : soal per topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Setelah menghitung tingkat persentase, maka ditentukan kategori
tingkat pemahaman dan miskonsepsi siswa mengenai materi yang diujikan
yakni dengan menggunakan statistika distribusi frekuensi grup (interval).
Berdasarkan data persentase tingkat pemahaman dan miskonsepsi siswa
mengenai konsep gaya gesek, maka kita akan membagi dalam lima kategori
diantaranya kategori sangat baik,baik,cukup,kurang dan sangat kurang
(Mundilarto, 2012).
Tabel 3.7 Tabel Klasifikasi Pemahaman Siswa Berdasarkan Skor
Persentase
skor
Tingkat pemahaman
87 – 100 Sangat baik
74 – 86 Baik
56 – 73 Cukup
31 – 55 Kurang
≤ 30 Sangat Kurang
2. Uji peningkatan pemahaman siswa sebelum dan sesudah treatmen
Uji yang digunkan adalah uji T untuk kelompok dependen. T-test
ini digunakan untuk mengetes satu kelompok yang dites dua kali,yaitu
pada pretest dan posttest. Uji T bertujuan untuk mengetahui apakah
metode eksperimen dan metode demonstrasi yang digunakan dalam
pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa atau tidak. Untuk
memudahkan menganalisis data uji-T, menggunakan SPSS Statistic 17.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan alasan jawaban
siswa pada tes tertulis. Data wawancara berupa rekaman suara selama
wawancara kepada seluruh partisipan. dari wawancara dibuat transkip
hasil wawancara. Transkip data diberi tanda/kode. Sedangkan pada tes
tertulis, siswa memberikan alasan pada setiap nomer soal. Dari alasan
tersebut, kemudian diberi tanda/kode seperti pada transkip wawancara.
Kemudian data-data dari kode yang sama disatukan sehingga kita tahu
pola yang sering muncul dari jawaban partisipan terhadap pertanyaan -
pertanyaan yang diajukan. Dengan coding kita dapat mengetahui
miskonsepsi seperti apa yang dialami siswa terhadap materi tersebut,
seperti apa pemahaman siswa terhadap materi tersebut, serta alasan
mengapa siswa mengalami miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2018 sampai
dengan 16 Agustus 2018 bertempat di SMA Shinwa. Sekolah ini
merupakan salah satu sekolah swasta di Yogyakarta. Jumlah siswa kelas
XI IPA tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 25 siswa. Namun jumlah
partisipan dalam penelitian ini hanya 15 siswa.
SMA Shinwa juga dilengkapi dengan laboratorium IPA, namun
alat-alat dalam laboratorium jarang digunakan dalam pembelajaran
dikelas. Ketika melakukan penelitian, di sekolah ini sedang melakukan
persiapan untuk akreditasi sekolah, sehingga penelitian dilakukan pada
siang hari setelah selesai Kegiatan Pembelajaran.
1. Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan oleh peneliti, yaitu perizinan serta instrumen untuk
melakukan penelitian. Untuk mendapatkan izin melakukan penelitian
di SMA Shinwa, peneliti terlebih dahulu membuat surat perizinan ke
sekolah. Setelah mendapat izin dari pihak sekolah, peneliti kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
bertemu dengan guru mata pelajaran Fisika mengenai tujuan dan
prosedur penelitian serta jadwal penelitian.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi di
kelas XI sekaligus membuat kesepakatan dengan siswa tentang
penelitian yang dilakukan. Peneliti telah mempersiapkan intrumen
yang akan digunakan untuk penelitian. Instrumen tersebut divalidasi
oleh seorang dosen Fisika dan 5 orang siswa SMA. Oleh karena itu,
dapat dipastikan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini valid.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 6 kali petemuan. Pada pertemuan
pertama yaitu pada tanggal 7 Agustus 2018, peneliti melakukan tes
tertulis berupa pretest pada siswa kelas XI IPA SMA Shinwa tahun
ajaran 2018/2019. Pada pertemuan kedua yaitu pada tanggal 9
Agustus 2018 dilakukan wawancara I kepada 3 siswa yang mengalami
miskonsepsi tertinggi. Pada pertemuan ketiga dan keempat yaitu pada
tanggal 11 agustus 2018 dan 13 agustus 2018, peneliti melakukan
kegaiatan belajar mengajar tentang materi gaya gesek selam 90
menit/pertemuan. Pada pertemuan kelima, yaitu pada tanggal 15
agustus 2018 peneliti melakukan tes tertulis berupa posttest pada
siswa kelas XI IPA SMA Shinwa tahun ajaran 2018/2019. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pertemuan kedua yaitu pada tanggal 16 agustus 2018 dilakukan
wawancara kepada 3 siswa yang mengalami miskonsepsi tertinggi.
B. Subyek Penelitian
Subyek yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 15 siswa.
C. Pretest
Siswa dalam penelitian ini berjumlah 15 siswa. Siswa mengerjakan
soal yang berkaitan dengan Gaya Gesek. Siswa diberikan waktu 90 menit
untuk mengerjakan 20 soal pretest berupa pilihan ganda yang disertai
skala CRI. Pretest merupakan tes tertulis sebelum dilakukannya
treatment. Tujuan dilakukannya pretest ini adalah untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa yang kemudian akan dianalisis dalam tiga
kategori yaitu, apakah siswa mengalami miskonsepsi,kurang
pengetahuan,atau memiliki konsep yang benar. Setelah pretest, analisis
data pretest akan digunakan untuk memilih 3 siswa dengan miskonsepsi
tertinggi. Dari data pretest kemudian diperoleh tingkat pemahaman siswa
pada pokok bahasan gaya gesek. Tingkat pemahaman siswa
diklasifikasikan berdasarkan analisis data pretest dan dinyatakan dalam
derajat baik dan kurang baiknya pemahaman siswa.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan terhadap jawaban dan
alasan siswa untuk setiap soal diperoleh rata-rata persentase pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
siswa kelas XII IPA adalah 21,67% dengan persentase tertinggi adalah
75% dan persentase terendah 10% (tabel 4.1). Rata-rata persentase skor
menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap pokok bahasan
Gaya Gesek masih kurang atau rendah.
Dari analisis data pretest yang dilakukan, didapatkan informasi
untuk mengklasifikasikan tingkat pemahaman, yaitu paham konsep,
Tidak paham konsep, dan miskonsepsi setiap butir soal dan setiap siswa.
Hasil perhitungan paham konsep, tidak paham konsep, dam miskonsepsi
pada setiap siswa dan tiap butir soal ditampilkan (tabel 4.1 dan tabel 4.2).
Untuk menghitung persentase paham konsep, tidak paham konsep, dan
miskonsepsi dapat dilakukan dengan cara:
Kategori pemahaman siswa per butir soal
Kategori pemahaman siswa untuk seluruh soal pada setiap
partisipan
Persentase Paham Konsep =
Persentase Tidak Paham Konsep =
Persentase Miskonsepsi =
Persentase Paham konsep =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.1 Tabel Persentase Paham Konsep, Tidak paham Konsep dan
Miskonsepsi Untuk setiap siswa dari data pretest
Kode
Siswa
Jumlah
Paham
Konsep
Persentase
Paham
Konsep
Jumlah
Tidak
Paham
Konsep
Persentase
Tidak
Paham
Konsep
Jumlah
Miskonsepsi
Persentase
Miskonsepsi
A 6 30% 9 45% 5 25%
B 2 10% 14 70% 4 20%
C 3 15% 3 15% 14 70%
D 15 75% 2 10% 3 15%
E 6 30% 3 15% 11 55%
F 2 10% 8 40% 11 55%
G 4 20% 5 25% 11 55%
H 1 5% 11 55% 8 40%
I 4 20% 8 40% 8 40%
J 3 15% 10 50% 7 35%
K 4 20% 9 45% 7 35%
L 2 10% 15 75% 3 15%
M 6 30% 0 0% 14 70%
N 3 15% 5 25% 12 60%
O 4 20% 8 40% 8 40%
Rata – rata
persentase
21,67% 36,67% 42%
Tabel 4.2 Tabel Persentase Paham Konsep, Tidak paham Konsep dan
Miskonsepsi Untuk tiap butir soal dari data pretest
No
soal
Jumlah
Paham
Konsep
Persentase
Paham
Konsep
Jumlah
Tidak
Paham
Konsep
Persentase
Tidak
Paham
Konsep
Jumlah
Miskonsepsi
Persentase
Miskonsepsi
1 0 0% 3 20% 12 80%
2 5 33,3% 3 20% 7 46,67%
3 2 13.33% 7 46,67% 6 40%
Persentase Tidak Paham konsep =
Persentase Miskonsepsi =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4 0 0% 3 20% 12 80%
5 1 6,67% 5 33,33% 9 60%
6 2 13.33% 4 26,67% 9 60%
7 2 13,33% 4 26,67% 9 60%
8 4 26,67% 10 66,67% 1 6,67%
9 5 33,3% 4 26,67% 6 40%
10 2 13,3% 8 53,33% 5 33,33%
11 10 66,67% 4 26,67% 1 6,67%
12 0 0% 8 53,33% 7 46.67%
13 9 60% 4 26,67% 2 13,33%
14 5 33,3% 4 26,67% 4 26,67%
15 4 26,67% 5 33,33% 6 40%
16 1 6,67% 7 46,67% 7 46,67%
17 4 26.67% 4 26,67% 7 46,67%
18 3 20% 7 46,67% 6 40%
19 2 13,3% 9 60% 4 26.67%
20 3 20% 7 46,67% 5 33,33%
Dari analisis data pretest dan Tabel 4.1 yakni tabel persentase
paham konsep, Tidak paham konsep dan miskonsepsi untuk setiap
peserta didik si atas dapat dilihat bahwa :
a. Persentase rata-rata paham konsep pada siswa adalah 21,67% dengan
paham konsep tertinggi adalah 75% dan paham konsep terendah
adalah 10%.
b. Untuk persentase rata-rata siswa yang Tidak paham konsep adalah
36,67% dengan persentase kurang paham tertinggi adalah 70% dan
terendah adalah 0%.
c. Dan dari 20 soal yang diberikan, persentase rata- rata miskonsepsi
yang dialami siswa adalah 42% dengan persentase miskonsepsi
tertinggi adalah 70% dan persentase terendah adalah 15%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan hasil analisis, dapat dilihat bahwa persentase siswa
yang paham konsep masih rendah yaitu hanya sebesar 21,66%.
Dikarenakan tingginya miskonsepsi yang dialami oleh siswa yaitu
hampir mencakup sebagian siswa atau sebesar 42%. Hal ini
menyebabkan tingkat pemahaman siswa masih kurang dengan persentase
rata-rata tingkat pemahaman sebesaar 36%.
Dari analisis data pretest dan Tabel 4.2 yakni tabel persentase
paham konsep, Tidak paham konsep dan miskonsepsi yang dialami siswa
per butir soal. Diketahui ada 20 soal pilhan ganda yang disertai skala CRI
yang diberikan pada siswa. Soal dengan miskonsepsi tertinggi adalah
soal nomor 1 tentang besarnya gaya gesek pada benda diam dan soal
nomor 4 tentang besarnya gaya-gaya yang bekerja pada benda diam saat
tidak ada gaya luar yang yaitu sebesar 80%. Sedangkan miskonsepsi
terendah terdapat pada nomor 8 dan nomor 11 tentang besarnya gaya
yang dibutuhkan agar benda semula diam menjadi bergerak, dengan
persentase sebesar 6,67%.
a. Untuk paham konsep persentase tertinggi, ada pada soal nomer 11
tentang penyebab suatu benda yang semulanya diam dapat bergerak.
Sedangkan persentase terendah terdapat pada nomor 1 tentang
besarnya gaya gesek pada benda diam, soal nomor 4 tentang besarnya
gaya-gaya yang berkerja pada diam saat tidak ada gaya luar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
bekerja dan nomor 12 tentang pengertian gaya statis dengan
persentase 0%.
b. Untuk kategori tidak paham tertinggi terdapat pada soal nomer 8
tentang gaya gesek statis maksimum dengan persentase 66,67%. Dan
persentase terendah terdapat pada soal nomer 1 tentang besarnya gaya
gesek pada benda diam, soal nomer 2 tentang arah gaya gesek pada
benda yang bergerak , dan soal nomor 4 tentang besarnya gaya-gaya
yang bekerja pada benda diam dan tidak ada gaya luar yang bekerja
pada tersebut, dengan persentase sebesar 20%.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 4.1 dan 4.2 diketahui
bahwa persentase paham konsep, Tidak paham konsep, dan miskonsepsi
yang dialami siswa secara umum terdapat pada soal-soal yang berkaitan
dengan gaya gesek yang pada benda diam, dan gaya-gaya yang bekerja
pada benda diam. hal ini dapat dilihat berdasarkan persentase jawaban
siswa. Sebagian besar hanya menghafalkan konsep tanpa memahami
dengan benar sehingga saat diaplikasikan, mengakibatkan siswa
menjawab dengan jawaban yang salah dan bahkan siswa juga mengalami
kesalahan konsep atau miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.3 Kategori tingkat pemahaman siswa berdasarkan penilaian skor
saat pretest
Kode Siswa
Ting Tingkat
Pemahaman
Siswa
A Kurang
B Kurang
C Sangat kurang
D Baik
E Sangat kurang
F Sangat kurang
G Sangat kurang
H Sangat kurang
I Sangat kurang
J Sangat kurang
K Sangat kurang
L Sangat kurang
M Sangat kurang
N Sangat kurang
O Sangat kurang
D. Pemilihan ketiga Siswa yang Diwawancara
Berdasarkan data yang diperolah, dapat dilihat bahwa sebagian
besar besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami pokok bahasan
Gaya Gesek. Dari tabel 4.1 dan 4.2 peneliti memilih 4 siswa dengan
perolehan miskonsepsi tertinggi, namun salah satu siswa tidak hadir
sehingga peneliti hanya mewawancara 3 siswa . Hal ini dilakukan untuk
menggali pokok permasalahan dan kesulitan siswa yang menyebabkan
siswa mengalami kesalahan konsep atau miskonsepsi. Siswa yang
diwawancarai adalah siswa dengan kode C,M, dan N (tabel 4.1). Secara
umum, ketiga siswa ini mengalami miskonsepsi lebih dari setengah soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
yang diberikan atau hampir disemua nomor soal. Nomor soal dengan
tingkat miskonsepsi tertinggi sesuai dengan skala CRI yang diberikan
adalah soal nomor 1,2,3,4,5,6,12,16 dan 17.(tabel 4.2). Berikut adalah
ketiga siswa yang diwawancarai.
Tabel 4.4 Daftar siswa yang mengalami persentase miskonsepsi tertinggi
Kode
Siswa
Daftar nomor soal
Persentase
Miskonsepsi
Tingkat
Pemahaman
Siswa Paham
Konsep
Tidak
paham
konsep
Miskonsepsi
C
11,13,20
8,4,19
1,2,3,4,5,6,7,
9,10,12,15,1
6,`7,18
70%
Sangat Kurang
M
2,8,11,1
3,14
-
1,3,4,5,6,7,9,
10,12,15,16,
17,18,19
70%
Sangat Kurang
N
7,11,13
5,8,9,15,1
7
1,2,3,4,6,10,
13,14,16,18,
19,20
60%
Sangat Kurang
E. Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tak terstruktur atau
wawancara bebas. Setiap partisipan diwawancara diberikan pertanyaan
yang berbeda sesuai dengan tingkat pemahaman pada setiap soal.
Pertanyaan yang ditujukkan mengarah pada soal-soal yang menimbulkan
miskonsepsi pada siswa. Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan
pada siswa terhadap soal-soal yang menimbulkan miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
d.1 Soal Nomor 1
Soal nomor 1 berhubungan dengan besarnya gaya gesek pada
benda diam saat ditarik dengan gaya F
Berikut adalah hasil wawancra siswa :
(pada partisipan dengan kode C )
A : Menurutmu apa yang mempengaruhi besar kecilnya nilai gaya gesek
semakin besar ?
B : permukaannya kasar atau licin.
A : maksudnya? coba jelaskan!
B : kalo kasar gaya geseknya besar sedangkan kalo licin gaya geseknya kecil.
A : Hm. Misalkan balok ini saya letakkan dimeja (diperagakan). Gaya
geseknya berapa?
B : gaya geseknya nol
A : Kalo baloknya saya tarik dengan gaya 2 N misalkan. gaya geseknya berapa
?
B : tidak diketahui.
A : mengapa ?
B : karena rumus gaya gesek µs.N. Dan µs tidak diketahui.
A : Coba kamu gambar dulu baloknya dengan arah gaya – gayanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
B : menggambar
A : kamu tahu hukum I Newton?
B : Tahu. ∑F = 0.
A : itu artinya apa ?
B : bendanya diam, karena jumlahnya gaya nol.
A : berarti kalo saya tarik balok 2N tapi baloknya tetap diam. Gaya geseknya
berapa?
B : Gaya geseknya nol.
A : Coba di hitung dulu.
B : Eh salah. gaya geseknya 2 N harusnya.
Berdasarkan hasil wawancara, siswa mengalami miskonsepsi pada
besarnya gaya gesek pada benda diam. Menurut sebagian besar siswa
beranggapan bahwa besarnya gesekan yang terjadi pada benda
disebabkan oleh kekasaran suatu permukaan yang bersentuhan. Saat
benda diam tanpa ada gaya luar yang bekerja atau sebaliknya, saat benda
diberikan gaya luar (tarik/dorong) besarnya gaya gesek yang bekerja
pada benda diam adalah tergantung pada tingkat kekasaran suatu
permukaan sentuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
d.2 Soal Nomor 2,15 dan 20
Soal nomo 2 , 15 dan 20 berhubungan dengan arah gaya gesek
pada bidar datar dan miring miring. Soal ini siswa disajikan gambar
arah gerak benda kemudian siswa diminta untuk menggambar arah
gaya geseknya.
Berikut adalah hasil wawancra siswa :
(pada partisipan dengan kode M dan N)
A : Menurutmu gaya gesek itu apa?
B : Gaya yang terjadi akibat dua buah benda bersentuhan
A : itu saja ?
B : Iya bu
A : Misalkan nih, kotak iini saya dorong (diperagakan), apa yang terjadi
dengan kotak itu ? coba jelaskan ?
B : Waktu didorong kotaknya gerak terus berhenti.
A : kenapa berhenti?
B : karena gayanya habis
A : Ingat Hukum I Newton ?
B : benda diam tetap diam, bergerak terus bergerak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
A : Lalu ? balok tadi kenapa malah berhenti ?
B : Mungkin karena gesekan meja dan balok bu.
A : Jadi mana yang benar, gayanya habis atau karena gesekan meja dan
balok?
B : Gesekan balok dan meja bu.
A : Nah, kalo gitu, baloknya kan bu dorong ke kanan, lalu arah gaya geseknya
kemana ?
B : ke kanan bu, karena baloknya gerak.
A : kalo ke kanan harusnya baloknya gerak terus?
B : Salah bu. Harusnya kiri bu
A : Jadi yang benarnya arah geseknya kemana ?
B : kiri bu, berlawanan dengan arah balok bu, sehingga balok berhenti.
Berdasarkan hasil wawancara siswa, miskonsepsi yang terjadi
adalah siswa beranggapan arah gaya gesekan dipengaruhi oleh gerak
benda. Apabila benda diberikan gaya tarik/dorong dan benda tetap diam
maka arah gaya gesek pada benda arahnya berlawanan dengan gaya
tarik/dorong yang diberikan. Dan apabila, benda diberikan gaya
tarik/dorong sehingga benda yang pada awalnya diam menjadi bergerak,
maka arah geseknya searah dengan arah gerak benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
d.4 Soal Nomor 4,5,6,16, dan 17
(Pada partisipan kode C)
A : Coba kamu jelaskan kenapa benda tetap diam?
B : Tidak ada gaya
A : Coba kamu gambar benda yang diam.
B : (siswa menggambar)
A : benda itu punya massa apa ga ?
B : punya.
A : kalo punya berarti ada gaya ga ?
B : ga ada bu.
A : lalu w itu apa? rumusnya gimana?
B : gaya berat bu. w = m.g. berarti ada bu.
A : terus?
B : berarti ada gaya normal juga bu.
A : Kalo benda diam ada gaya geseknya?
B : Ada bu.
A : kalo bendanya ditarik kekanan 2N tapi masih tetap diam. mengapa?
B : itu karena gaya geseknya lebih dari 2N bu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
A : artinya benda itu tetap diam, apabila ?
B : gaya geseknya lebih besar dari gaya tariknya.
A : Kalo gaya geseknya sama dengan gaya tariknya, benda akan diam atau
bergerak ?
B : Akan bergerak.
A : Yakin ?
B : Yakin bu.
A : mari kita buktikan, kamu tarik kekiri 2N dan ibu kekanan juga 2N,
perhatikan dengan benar , baloknya gerak atau diam? (diperagakan
menggunakan 2 neraca pegas dengan arah yang berlawanan)
B : tidak bergerak.
A : Jadi kesimpulan, benda akan tetap diam apabila ?
B : Benda akan tetap diam jika gaya geseknya lebih besar gaya tarik dan gaya
geseknya sama dengan gaya tariknya.
Berdasarkan hasil wawancara siswa, miskonsepsi yang dialami
siswa adalah kurang memahami syarat atau penyebab suatu benda tetap
dalam keadaan diam. Siswa beranggapan suatu benda yang nilai gaya
gesek lebih besar daripada gaya tarik/dorong makan benda itu akan diam.
Namun, jika nilai gaya geseknya sama dengan gaya tarik/dorong maka
benda akan bergerak karena jumlahnya adalah sama dengan nol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan wawancara siswa yang
telah dilakukan, siswa mengalami miskonsepsi pada materi gaya gesek
pada konsep berikut:
a. Siswa berpendapat bahwa, benda yang diam setelah diberikan gaya
tarik/dorong dan tetap diam besar gaya geseknya sama dengan nol.
b. Partisipan menganggap bahwa apabila benda dalam keadaan diam
maka besarnya gaya normal, gaya berat, gaya gesek adalah nol.
c. Dalam pemahaman partisipan, benda diam karena besarnya gaya yang
diberikan lebih kecil dari gaya gesek statis.
d. Siswa beranggapan bahwa saat benda bergerak arah gesek yang
bekerja pada benda searah dengan arah gerak benda.
F. Pemahaman Partisipan Sebelum Treatmen
Tabel 4.5 Persentase Siswa Yang Memiliki Paham Konsep, Tidak paham
konsep, Dan Miskonsepsi Pada Konsep Gaya Gesek Dari Data Pretest
Konsep
Gaya Gesek
Persentase Tingkat
Pemahaman
Siswa Nomor
soal
Paham
Konsep
Tidak
paham
konsep
Miskonsepsi
Arah gaya
gesek
2, 15, 20 26,67 33,33 40 Sangat
Kurang
Penerapan
gaya gesek
9, 13, 19 35,55 37,78 26,67 Kurang
Pengertian
gaya gesek
statis
12 0 53,33 46,67 Sangat
Kurang
Besar gaya
berat, gaya
normal,
dan gaya
gesek
1, 4, 16,
17, 18
10,67 30,66 58,67
Sangat
Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Syarat benda
akan
bergerak
5, 6, 7, 11 25 28,33 46,67
Sangat
Kurang
Makna gaya
gesek statis
maksimal
terhadap
gerak
benda
3, 8, 10 17,78 55,55 26,67
Sangat
Kurang
Pengertian
gaya gesek
kinetis
14 33,33 40 26,67
Kurang
Tabel 4.6 Miskonsepsi siswa terhadap konsep-konsep gaya gesek
berdasarhaskan hasil pretest siswa
Konsep gaya gesek Miskonsepsi
Arah gaya gesek a. Arah gaya gesek pada benda yang
bergerak adalah searah dengan arah gerak
benda
b. Arah gaya gesek pada benda pada bidang
miring adalah :
- Tegak lurus benda
- Sejajar bidang kebawah
Penerapan gaya gesek Apabila sebuah benda bergerak karena
diberikan gaya tertentu kemudian gayanya
dihilangkan maka benda akan langsung
berhenti.
Pengertian gaya gesek statis Gaya gesek statis adalah yang muncul karena
pengaruh gaya dorong
Besar gaya berat, gaya normal,
dan gaya gesek pada benda diam
a. Saat benda diam tidak ada gaya yang
bekerja pada benda
b. Saat benda diam, gaya berat benda adalah
nol
c. Saat benda diam, gaya normal benda
adalah nol
d. Benda diam ditarik dengan gaya yang
besarnya adalah F dan benda tetap diam,
gaya geseknya adalah nol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Syarat benda akan bergerak a. Benda diam yang diberikan gaya dorong
dan tetap diam karena gaya yang
diberikan lebih kecil dari gaya gesek
benda
b. Benda diam yang diberikan gaya dorong
dan tetap diam karena besar gaya yang
diberikan adalah nol
c. Benda yang diam didorong dan bergerak
karena gaya gesek geseknya nol
Makna gaya gesek statis
maksimal terhadap gerak benda
a. Besarnya gaya gesek statis maksimum
sama dengan gaya gesek kinetis
b. Besarnya gaya gesek statis maksimum
lebih kecil dari gaya gesek kinetis
Pengertian gaya gesek kinetis Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang
muncul saat benda cenderung akan bergerak
Analisis data pretest dan Tabel 4.6 yakni tabel persentase paham
konsep, Tidak paham konsep dan miskonsepsi untuk setiap peserta didik
di atas dapat dilihat bahwa paham konsep tertinggi materi gaya gesek
adalah pada konsep penerapan gaya gesek pada suatu peristiwa atau
kejadian sedangkan paham konsep terendah tentang pengertian gaya
gesek statis. Untuk miskonsepsi tertinggi pada materi gaya gesek adalah
menentukan gaya berat, gaya normal, dan gaya gesek pada benda diam,
sedangkan untuk miskonsepsi terrendah pada konsep penerapan gaya
gesek pada suatu peristiwa atau kejadian, makna gaya gesek statis
maksimum terhadap gerak benda, dan penegertian gaya gesek kinetis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
G. Remidiasi
Proses remidiasi dilakukan melalui pembelajaran dikelas yang
didesain berdasarkan hasil pretest dan wawancara I. Metode pembelajaran
yang digunakan dengan metode eksperimen dan metode demonstrasi. Hal
ini dikarenakan siswa terlibat secara langsung proses percobaan yang
dilakukan. Siswa diberikan panduan berupa Lembar Kerja Siswa yang
berisi prosedur atau langkah kerja serta pertanyaan pertanyaan tentang
pokok bahasan Gaya Gesek. Siswa juga diberikan kesempatan untuk
bekerja dan berdiskusi dalam kelompok sehingga memudahkan siswa
dalam memahami dan mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan materi tersebut. Siswa juga dapat berkomunikasi, bertukar
pendapat atau ide atau gagasan sehingga siswa dilatih untuk lebih berpikir
kritis untuk mnenemukan sendiri jawaban untuk memecahkan persoalan
yang ada.
Media pembelajaran yang digunakan dirancang sendiri oleh
peneliti. Media pembelajaran menggunakan alat dan bahan yang
sederhana seperti neraca pegas, papan luncur,tali dan benda/balok.
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan siswa sendiri. Sedangkan, desain
pembelajaran dirancang untuk dua kali pertemuan. Pertemuan pertama
dilakukan pada tanggal 11 agustus 2018 dengan waktu pembelajaran 30
menit. Topik pembelajaran tentang gaya gesek dan arah gaya gesek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Metode yang digunakan adalah demonstrasi I (tabel 4.6). Pertemuan
kedua dilakukan pada tanggal 13 agustus 2018 dengan waktu
pembelajaran 60 menit. Topik pembelajaran tentang gaya gesek statis,
gaya gesek statis maksimum dan gaya gesek kinetis. Metode yang
digunakan adalah eksperimen dan demonstrasi II (tabel 4.6) . Kegiatan
pembelajaran selalu diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran
kemudian pembagian siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa.
Siswa akan diberi Lembar Kerja siswa untuk menjawab pertanyaan -
pertayaan yang ada sesuai dengan hasil pengamatan siswa terhadap
eksperimen serta demonstrasi yang dilakukan. Setelah selesai siswa
diminta untuk memprensentasikan hasil diskusi.
Lembar Kerja Siswa berisi prosedur atau langkah kerja serta
pertanyaan – pertanyaan tentang pokok bahasan Gaya Gesek. Siswa juga
diberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok sehingga
memudahkan siswa dalam memahami dan mengerjakan pertanyaan -
pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut. Siswa juga dapat
berkomunikasi, bertukar pendapat atau ide atau gagasan sehingga siswa
dilatih berpikir kritis untuk menemukan sendiri jawaban memecahkan
persoalan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.7 Kegiatan Pembelajaran
Miskonsepsi
Konsep
Gaya Gesek
Kegiatan Pembelajaran
Gaya Gesek
dan Arah
Gaya Gesek
Demonstrasi I
I. Benda diam tanpa diberikan gaya luar.
Diskusi:
1. Apakah ada gesek yang bekerja?
2. Bila ada, berapa besarnya gaya gesek
pada benda tersebut?
Eksperimen
I. Benda yang diam kemudian ditarik
menggunakan neraca pegas dengan gaya
yang besarnya 1 N.
Diskusi:
1. Apakah benda tetap diam atau
bergerak?
2. Gambarkan gaya – gaya yang bekerja
pada benda tersebut?
3. Berapa besar gaya – gaya yang bekerja
pada benda tersebut?
4. Mengapa benda tetap diam ?
Gaya Gesek
Statis
Penalaran: Sebuah benda didorong pada
bidang miring, sehingga benda bergerak
ke bawah kemudian peneliti
menghilangkan gaya.
Diskusi: Apa yang terjadi pada benda tersebut?
Ceritakan peristiwanya!
Eksperimen
Percobaan I
Menarik benda dengan menggunakan
neraca pegas dengan gaya sebesar 3,6 N.
Percobaan II
Menarik benda menggunakan neraca
pegas dengan gaya sebesar 3,4 N.
Percobaan III
Menarik benda menggunakan neraca
pegas dengan gaya sebesar 4 N.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Miskonsepsi
Konsep
Gaya Gesek
Kegiatan Pembelajaran
Diskusi:
1) Berapakah gaya gesek statis dari setiap
percobaan ?
2) Mengapa benda dapat bergerak jika F
yang diberikan 3,6 N ?
3) Dari percobaan tersebut, berikan
kesimpulan mengapa suatu benda
yang diam dapat bergerak.
Gaya Gesek
Kinetis
Demonstrasi
Sebuah kereta kayu pada papan bidang miring
yang dihubungkan dengan travo kemudian
didorong hingga kerta begerak ke bawah.
Diskusi:
1) Apakah yang terjadi saat kereta
didorong dengan gaya tertentu?
2) Akankah kereta tersebut terus
bergerak? Jelaskan!
3) Gambarkan gaya – gaya yang bekerja
pada benda
4) Jika benda bergerak, gaya gesek
apakah yang bekerja pada benda?
H. Uji-T tingkat pemahaman siswa setelah diberikan treatmen
Uji-T ini digunakan untuk mengetahui apakah metode eksperimen
dan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa atau
tidak.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen dan metode demonstrasi berbantuan Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dapat menurunkan miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Dari analis Uji-
T dependen diperoleh terlihat bahwa data tersebut significat yang artinya
bahwa ada perbedaan pemahaman sebelum dan sesudah dilakukan
pembelajaran. Dari data jumlah siswa yang paham konsep didapatkan
hasil bahwa 33% siswa mengalami peningkatan pemahaman karena
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dan metode eksperimen.
Maka, remidiasi menggunakan metode eksperimen dan metode
demostrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa dan memperbaiki
kesalahan konsep atau miskonsepsi yang terjadi pada siswa terhadap
materi Gaya Gesek. Hal ini karena respon yang baik dari siswa selama
diberikan remidiasi menggunakan metode eksperimen dan metode
demonstrasi. Dari respon yang diberikan siswa, siswa terlihat antusias
dalam berdinamika dalam kelompok sehingga berdampak pada hasil
pembelajaran siswa guna memperbaharui kesalahan konsep atau
miskonsepsi pada materi Gaya Gesek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4.8 Tabel uji-T untuk siswa yang paham konsep
Berdasarkan Tabel 4.8 yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
metode eksperimen dan metode demonstrasi dapat menurunkan
miskonsepsi dan menyebabkan kenaikan pemahaman siswa pada materi
gaya gesek. Dari perhitungan dengan uji-T dependent diperoleh hasil
bahwa t = -7.725. p = .000 < α = .05, maka signifikan, yang berarti
remidiasi dengan menggunakan metode eksperimen dan metode
demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan sumbangan
pembelajaran terhadap peningkatan pemahaman siswa adalah 33%. Hal
ini disebabkan selama diberikan remidiasi menggunakan metode
eksperimen dan metode demosntrasi siswa memberikan respon yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
positif berupa antusiasime siswa dalam bertanya dan menjawab selama
diskusi.
Antusiasme siswa terhadap pembelajaran dengan metode
eksperimen dan metode demonstrasi selama pembelajaran karena siswa
mengamati dan mempratikkan secara langsung dan kelompok diskusi.
Siswa juga dapat membangun ide-ide baru atau opini baru lewat pratik
dan saling bertukar pendapat untuk menemukan dan memahami konsep -
konsep yang sulit dipahami dengan berkomunikasi satu sama lain.
I. Posttest
Setelah pretest peneliti memberikan post-test. Siswa mengerjakan
soal post-test yang berkaitan dengan pokok bahasan Gaya Gesek berupa
pilihan ganda yang disertai skala CRI. Siswa mengerjalan post-test
selama 90 menit dengan jumlah 20 soal pilihan ganda. Adapun tujuan
post-test ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa detelah
diberikan treatmen apakah terjadi perubahan atau tidak. Treatmen yang
diberikan adalah pembelajaran dengan menuggunakan metode
demonstrasi dan metode eksperimen. Hasil post-test ditunjukkan pada
tabel 4.9.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap jawaban siswa untuk
setiap soal diperoleh rata-rata persentase skor siswa kelas XI IPA adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
49,33% dengan persentase tertinggi adalah 80% dan persentase terendah
adalah 35% (tabel 4.9). Dengan demikian, melihata rata- rata persentase
diketahui bahwa tingkat pemahman siswa terhadap pokok bahasan Gaya
gesek mengalami peningkatan.
Tabel 4.9 Persentase Paham Konsep, Tidak paham konsep dan
Miskonsepsi Untuk Setiap Siswa Dari Hasil Post-test Siswa
Kode
siswa
Jumlah
Paham
Konsep
Persentase
Paham
Konsep
Jumlah
Tidak
paham
konsep
Persentase
Tidak
paham
konsep
Jumlah
Miskons
epsi
Persentase
Miskonsepsi
A 9 45% 9 45% 2 10%
B 7 35% 7 35% 6 30%
C 10 50% 9 45% 1 5%
D 16 80% 0 0% 4 20%
E 10 50% 0 0% 10 50%
F 10 50% 7 35% 3 15%
G 9 45% 3 14% 8 40%
H 12 60% 3 15% 5 25%
I 6 40% 8 30% 6 30%
J 9 45% 1 5% 10 50%
K 12 60% 3 15% 5 25%
L 10 50% 2 10% 8 40%
M 10 50% 0 0% 10 50%
N 11 55% 6 30% 3 15%
O 7 35% 8 40% 5 25%
Jumla
h
148 749% 66 319% 86 430%
Persentase rata
– rata
49,33% 21,2% 28,67%
Rata – rata Persentase =
=
= 49,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.10 Kategori tingkat pemahaman siswa berdasarkan penilaian
skor sesudah treatmen
Kode Siswa
Ting Tingkat
Pemahaman
Siswa
A Kurang
B Kurang
C Kurang
D Baik
E Kurang
F Kurang
G Kurang
H Cukup
I Sangat kurang
J Kurang
K Cukup
L Cukup
M Cukup
N Cukup
O Kurang
J. Perubahan Miskonsepsi
Setelah melakukan treatmen pada siswa dengan menggunakan
metode eksperimen dan demostrasi terjadi perubahan pemahaman yang
dialami oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.11. Dari tabel tersebut dapat
dilihat bahwa siswa mengalami peningkatan pemahaman. Hal ini
diketahui dengan membandingkan hasil jawaban pretest dan post-test
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.11 Persentase siswa yang memiliki Paham Konsep, Tidak paham
konsep dan miskosepsi dari data pretest dan posttest
Konsep
Gaya
Gesek
Persentase (%)
Paham Konsep Tidak paham
konsep
Miskonsepsi
Pretest Post-test Pretest Post-test Pretest Post-test
Arah gaya
gesek
26,67
55,55
33,33
11,12
40
33,33
Penerapan
gaya gesek
35,55
46,67
37,78
24,44
26,67
28,89
Pengertian
gaya gesek
statis
0
40
53,33
26,67
46,67
33,33
Besar
gaya berat,
gaya
normal, dan
gaya gesek
10,67
34,67
30,66
20
58,67
45,33
Syarat
benda akan
bergerak
25
64,44
28,33
76,11
46,67
11,67
Makna
gaya gesek
statis
maksimal
terhadap
gerak
benda
17,78
57,78
55,55
20
26,67
22,22
Pengertian
gaya gesek
kinetis
33,33
46,67
40
26,67
26,67
20
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar
siswa mengalami perubahan pemahaman pada konsep gaya gesek. Hal
ini terlihat dari sebagian besar siswa mengalami kenaikna pemahaman
pada Paham Konsep. Beberapa siswa masih mengalami kurang
pemahaman dan masih ada juga yang mengalami miskonsepsi. Berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
ini adalah perubahan pemahaman siswa pada berbagai konsep tentang
gaya gesek. Perubahan-perubahan pemahaman konsep siswa:
a. Gaya gesek dan Arah gaya gesek
Untuk perubahan konsep tentang arah gaya gesek peneliti
melakukan demonstrasi sederhana yaitu peneliti mendorong benda
pada benda miring sehingga buku dapat bergerak ke kanan bawah
menelusuri bidang miring kemudian peneliti menghilang gaya yang
diberikan pada buku. Berdasarkan hasil pengamatan siswa setelah
gaya dihilangkan ternyata gerakan buku melambat dan akhirnya
berhenti. Kemudian peneliti meminta siswa mengambar arah gaya dan
arah gaya gesek. Ternyata sebagian siswa menggambar arah gaya
gesek ke kiri atas sejajar bidang, namun ada 2 orang siswa yang masih
belum dapat menggambar arah gaya gesek dengan benar. Jika ditinjau
dari hasil posttest siswa masih ada 8 siswa yang mengalami
miskonsepsi pada menggambar arah gaya gesek pada bidang datar dan
pada bidang miring. Seorang siswa dengan Kode siswa J menggambar
gaya gesek pada benda yang bergerak searah dengan gerak benda.
Sedangkan 7 orang siswa dengan Kode siswa B, E, H, I, J, L, M
menggambar arah gaya gesek pada bidang miring sejajar bidang ke
bawah. Peneliti juga memberikan penjelasan tentang gaya gesek.
Namun secara keseluruhan kegiatan pembelajaran melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
demonstrasi yang digunakan efektik meningkatkan pemahaman siswa
sebesar 28.88% dan dapat mengurangi miskonsepsi sebesar 6,67%.
b. Gaya gesek statis
Pengetahuan siswa dalam memahami gaya gesek kinetis masih
kurang. Sehingga dilakukan pembelajaran yang berkaitan dengan gaya
gesek statis melalui suatu eksperimen sederhana. Alat yang digunakan
berupa necara pegas(newton), dan benda. Benda yang diam ditarik
dengan menggunakan neraca pegas yang besar gayanya 1N dan 2N,
kemudian siswa diminta mengamati apakah dengan gaya yang
diberikan benda yang diam itu dapat bergerak atau tetap diam?.
Peneliti bertanya “ apakah benda tetap atau bergerak?‟ semua siswa
menjawab “diam”, Apabila benda tetap diam, adakah gaya gesek
bekerja pada benda? sebagian siswa menjawab “Ada” pertanyaan
selanjutnya, “ Gaya gesek apakah yang bekerja pada benda?” Semua
siswa diam. peneliti bertanya “ Pernakah mendengar kata statis? Apa
arti kata statis ?” Ada siswa yang menjawab “ statis artinya tetap” Ada
juga siswa yang menjawab “ statis artinya diam”. kemuadian peneliti
memberikan penjelasan bahwa yang benar adalah satis sama dengan
diam. Jadi yang bekerja pada benda diam adalah gaya gesek statis.
Eksperimen ini sangat efektif digunakan untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang gaya gesek statis. hal ini terbukti dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
posttest siswa mengalami kenaikan sebesar 40% dan penurunan
miskonsepsi sebesar 13,34% sehingga siswa masih ada 5 siswa yang
mengalami miskonsepsi terkait materi tersebut yaitu siswa dengan
Kode D, E, G, I, L.
c. Gaya gesek statis maksimum
Untuk mengubah merubah konsep bahwa gaya gesek statis
tidaklah tetap dan akan mencapai nilai maksimum. Peneliti melakukan
beberapa percobaan untuk menunjunkkan bahwa nilai gaya gesek
statis tidak tetap. Peneliti meminta siswa melaukan eksperimen
sederhana, mencoba menarik benda dengan neraca pegas dengan gaya
sebesar 3,4N dan 3,6N sampai benda tersendat atau tepat akan
bergerak tetapi masih diam. Siswa berdiskusi tentang percobaan yang
dilakukan dan menjawab pertanyaan. peneliti juga membantu
menjelaskan pada siswa karena siswa masih sulit untuk menganalisis.
Sebagian besar siswa dapat memahami dengan benar, maka
ekperimen ini baik digunakan untuk membantu siswa memahami gaya
gsesek statis. dapat dilihat dari kenaikan pemahaman siswa meningkat
sebesar 40%. Namun eksperimen ini tidak cukup mampu untuk
mengubah persepsi awal siswa yang salah atau miskonsepsi karena
masih ada siswa yang masih mengalami miskonsepsi pada konsep ini.
Dua siswa dengan kode siswa E, G menyataka bahwa besarnya gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
gesek statis sama dengan gaya gesek kinetis sedangkan dua siswa
lainnya dengan kode siswa J, O menyatakan bahwa besar gaya gesek
statis maksimum lebih kecil dari gaya gesek kinetis. Sedangkan lima
siswa lainnya dengan kode E, G, I, J, N masih belum dapat memahami
perbedaan gaya gesek statis dan gaya gesek statis maksimum. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan waktu dan peneliti sendiri. Kurangnya
waktu pembelajaran menjadi kendala bagi peneliti, untuk bisa
menjelaskan secera lebih rinci tentang gaya gesek statis maksimum,
bagaimana hubunganya dengan gaya gesek kinetis atau makna
gesekan kinetis terhadap gerak benda.
d. Konsep gaya berat, gaya normal, dan gaya gesek statis
Dari data pretest menunjunkkan bahwa setengah dari
keseluruhan siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukkan besar
gaya berat, gaya normal dan gaya gesek pada benda diam hal ini
dikarenakan siswa tidak memahami gaya berat, gaya normal, dan
tidak dapat menetukkan arah dari gaya-gaya tersebut. Hal ini juga
berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai resultan gaya. Analisis
jawaban siswa menunjukkan bahwa siswa mengerti resultan gaya
berarti menjumlahkan gaya, tetapi siswa tidak mengetahui gaya-gaya
apa yang harus dijumlahkan. Sehingga, dalam memperhitungkan besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
gaya gesek yang menerapkan konsep resultan gaya, sebagian besar
siswa masih mengalami miskonsepsi.
Untuk memfasilitasi dalam merubah pemahaman siswa, peneliti
membuat percobaan berupa eksperimen Benda yang diam kemudian
ditarik menggunakan neraca pegas dengan gaya yang besarnya 1 N.
Siswa diminta menggambar arah gaya-gaya yang bekerja pada benda
diam maupun bergerak dan menghitung besarnya gaya-gaya tersebut.
Setelah dilakukan pembelajaran masih ada siswa yang mengalami
miskonsepsi dalam menentukkan gaya berat, gaya normal, dan gaya
gesek pada benda diam. Kemudian siswa menuliskan jawaban hasil
diskusi dipapan tulis dan menjelaskannya kepada siswa yang lain.
Eksperimen yang digunakan ini cukup membantu siswa untuk
memahami tentang resultan gaya, konsep gaya normal, gaya berat,
dan gaya gesek pada benda diam. Namun karena keterbatasan waktu
pembelajaran, setelah penjelasan atau persentase yang dilakukan
siswa, peneliti tidak melakukan penjelasan dan penekanan kembali
mengenai konsep gaya berat, gaya normal, dan juga menghitung gaya
gesek pda benda diam. Sehingga masih ada beberap siswa yang tidak
menangkap konsep yang disampaikan dengan lengkap sehingga
menarik suatu kesimpulan yang salah dan tetap terjadi miskonsepsi.
Ada sebagian besar siswa yang berpendapat bahwa pada benda diam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
gaya normalnya adalah nol. Ada 6 siswa dengan kode B, E, G, I, L, M
, dua siswa menyatakan tidak ada gaya bekerja sedangkan empat
siswa lainnya berpendapat pada benda diam resultan gayanya tidak
sama dengan nol.
e. Syarat benda diam menjadi bergerak
Berdasarkan data pretest lebih dari setengah jumlah siswa
mengalami miskonsepsi menetukan syarat benda diam menjadi
bergerak. Untuk merubah pemahaman siswa yang salah tentang
konsep syarat benda yang diam menjadi bergerak sama halnya seperti
pada percobaan gaya gesek statis dan gesek statis maksimum. Untuk
menjelaskan konsep ini siswa diminta melakukan tiga kali percobaan,
(Percobaan I) Menarik benda menggunakan neraca pegas dengan gaya
sebesar 3,4 N. (Percobaan II) Menarik benda dengan menggunakan
neraca pegas dengan gaya sebesar 3,6 N. (Percobaan III) Menarik
benda menggunakan neraca pegas dengan gaya sebesar 4 N.
Kemudian siswa diminta berdiskusi mengapa saat benda ditarik
dengan gaya yang lebih besar 3,6 N benda dapat bergerak atau
sebaliknya?. Dengan menggunakan ketiga percobaan eksperimen
mendapat respon positif dari siswa, bahkan siswa sampai mengulang
percobaan beberapa kali untuk menemukan jawaban dari persoalan
tersebut. Melihat respon dan antusiame siswa yang tinggi berdampak
besar dalam peningkatan pemahaman siswa. Hal terbukti bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
eksperimen ini kemampuan pemahaman siswa meningkat sebesar
39,44% dari jumalah pemahaman awal siswa dan dapat mengurangi
miskosepsi sebesar 35%, meskipun masih ada 7 siswa yang masih
mengalami miskonsepsi seperti siswa dengan Kode B, H, J, K, L, M,
O berpendapat bahwa benda diam yang diberikan gaya dorong dan
tetap diam karena gaya yang diberikan lebih kecil dari gaya gesek
benda.
e. Gaya gesek kinetis
Pada konsep gaya gesek kinetis siswa masih belum memahami
dengan benar konsep ini. Sehingga peneliti menggunakan demonstrasi
menggunakan kereta, ticker timer. travo, dan papan luncur. Gunanya
adalah siswa dapat melihat gerak kereta secara detail dibandingkan
menggunakan neraca pegas. Gerak kereta yang awalnya kemudian
semakin melambat dan berhenti direkam pada ticker timer. Peneliti
berharap dengan ticker timer dapat mempermudah siswa memahami
gaya kinetis namun pada prakteknya siswa menjadi sedikit lebih sulit
memahami. Sehingga peneliti memodifikasi percobaan tersebut
menjadi lebih sederhana tanpa menggunakan travo dan tivker timer.
Hasilnya demonstrasi yang digunakan cukup efekttik untuk
membangun pemhaman siswa tentang gaya gesek kinetis. Dengan
percobaan ini pemahaman benar siswa meningkat sebesar 33,34% dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
miskonsepsi siswa berkuran sebesar 6,67% karena masih ada 3 siswa
dengan kode E, G, N yang mengalami miskonsepsi pada gaya gesek
kinetis. Siswa berpendapat bahwa gaya gesek kinetis adalah gaya
gesek yang muncul saat benda cenderung akan bergerak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel. 4.12 Pemahaman siswa tentang konsep gaya gesek sebelum dan sesudah pembelajaran
Konsep Gaya Gesek Pembelajaran Dengan Metode Demonstrasi Dan Metode Eksperimen
Sebelum Sesudah
Arah gaya gesek Miskonsepsi:
a. Arah gaya gesek pada benda yang
bergerak adalah searah dengan arah gerak
benda
b. Arah gaya gesek pada benda pada bidang
miring adalah :
- Tegak lurus benda
- Sejajar bidang kebawah
Miskonsepsi (setelah treatment):
a. Arah gaya gesek pada benda yang
bergerak adalah searah dengan arah
gerak benda
b. Arah gaya gesek pada benda pada
bidang miring sejajar bidang kebawah.
Paham Konsep:
Arah gaya gesek berlawanan dengan arah
gerak benda
Penerapan gaya gesek Miskonsepsi:
Apabila sebuah benda bergerak karena
diberikan gaya tertentu kemudian gayanya
dihilangkan maka benda akan langsung
berhenti.
Miskonsepsi (setelah treatment):
Apabila sebuah benda bergerak karena
diberikan gaya tertentu kemudian gayanya
dihilangkan maka benda akan langsung
berhenti.
Paham Konsep:
Apabila sebuah benda bergerak karena
diberikan gaya tertentu kemudian gayanya
dihilangkan maka benda akan melambat dan
akhirnya berhenti.
Pengertian gaya gesek statis Miskonsepsi:
Gaya gesek statis adalah yang muncul karena
pengaruh gaya dorong
Miskonsepsi (setelah treatment): Gaya gesek statis adalah yang muncul karena
pengaruh gaya dorong
Paham Konsep:
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Konsep Gaya Gesek Pembelajaran Dengan Metode Demonstrasi Dan Metode Eksperimen
Sebelum Sesudah
muncul pada benda diam
Besar gaya berat, gaya normal, dan gaya
gesek pada benda diam Miskonsepsi:
a. Saat benda diam tidak ada gaya yang
bekerja pada benda
b. Pada benda diam aresultan gaya tidak
sama dengan nol
c. Saat benda diam, gaya berat benda adalah
nol
d. Saat benda diam, gaya normal benda
adalah nol
e. Benda diam ditarik dengan gaya yang
besarnya adalah F dan benda tetap diam,
gaya geseknya adalah nol
Miskonsepsi (setelah treatment):
a. Saat benda diam, gaya normal benda
adalah nol
b. Benda diam ditarik dengan gaya yang
besarnya adalah F dan benda tetap
diam, gaya geseknya adalah nol
c. Pada benda diam aresultan gaya tidak
sama dengan nol
Paham Konsep:
a. Benda yang diam tanpa gaya luar yang
bekerja, memiliki gaya berat, gaya
normal, dan gaya gesek pada yang
bekerja pada benda.
b. Besar gaya berat pada benda diam, w =
m . g
c. Besar gaya normal pada benda diam
adalah N = w
d. Pada benda diam berlaku Hukum
Newton I, ∑F = 0
Syarat benda akan bergerak Miskonsepsi:
a. Benda diam yang diberikan gaya dorong
dan tetap diam karena gaya yang
diberikan lebih kecil dari gaya gesek
benda
b. Benda diam yang diberikan gaya dorong
dan tetap diam karena besar gaya yang
Miskonsepsi (setelah treatment):
Benda diam yang diberikan gaya dorong dan
tetap diam karena gaya yang diberikan lebih
kecil dari gaya gesek benda
Paham Konsep:
Benda yang diam akan bergerak apbila gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Konsep Gaya Gesek Pembelajaran Dengan Metode Demonstrasi Dan Metode Eksperimen
Sebelum Sesudah
diberikan adalah nol
c. Benda yang diam didorong dan bergerak
karena gaya gesek geseknya nol
yang berikan lebih besar dari gaya gesek
statis maksimum benda
Makna gaya gesek statis maksimal
terhadap gerak benda Miskonsepsi:
a. Besarnya gaya gesek statis maksimum
sama dengan gaya gesek kinetis
b. Besarnya gaya gesek statis maksimum
lebih kecil dari gaya gesek kinetis
Miskonsepsi (setelah treatment): a. Besarnya gaya gesek statis
maksimum sama dengan gaya gesek
kinetis
b. Besarnya gaya gesek statis
maksimum lebih kecil dari gaya
gesek kineti
Paham Konsep:
Besarnya gaya gesek statis maksimum lebih
besar dari gaya gesek kinetis
Pengertian gaya gesek kinetis Miskonsepsi:
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang
muncul saat benda cenderung akan bergerak
Miskonsepsi (setelah treatment):
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang
muncul saat benda cenderung akan bergerak
Paham Konsep:
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang
muncul saat benda bergerak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
A. Perbandingan Pretest dan Post-test pada siswa
Tabel 4.13 Hasil analasis data perbandingan Paham Konsep, Tidak paham konsep dan miskonsepsi pada pretest dan post-test
siswa
Kode
Siswa
Pretest Post-test
Paham Konsep Kurang Paham Miskonsepsi Paham Konsep Kurang Paham Miskonsepsi
A 30% 45% 25% 45% (+) 45% 10%(-)
B 10% 70% 20% 35% (+) 35% (-) 30%
C 15% 15% 70% 50% (+) 45% (-) 5%(-)
D 75% 10% 15% 80% (+) 0%(-) 20%(+)
E 30% 15% 55% 50%(+) 0%(-) 50%(-)
F 10% 40% 55% 50%(+) 35%(-) 15%(-)
G 20% 25% 55% 46%(+) 14%(-) 40%(-)
H 5% 55% 40% 60%(+) 15%(-) 25%(-)
I 20% 40% 40% 40%(+) 30%(-) 30%(-)
J 15% 50% 35% 45%(+) 5%(-) 50%(+)
K 20% 45% 35% 60%(+) 15%(-) 25%(-)
L 10% 75% 15% 50%(+) 10%(-) 40%(+)
M 30% 0% 70% 50%(+) 0% 50%(-)
N 15% 25% 60% 55%(+) 30%(-) 15%(-)
O 20% 40% 40% 35%(+) 40% 25%(-)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
91
Dari tabel di atas bahwa bahwa semua siswa mengalami peningkatan
pemahaman yaitu siswa A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O.
Namun untuk siswa tertentu dengan kode siswa B, D, J, L tidak hanya
mengalami peningkatan pemhaman tetapi juga mengalami peningkatan
miskonsepsi.
Pada siswa dengan kode B persentase miskonsepsi saat pretest sebesar
20% naik menjadi 30% saat posttest. Saat pretest siswa dengan kode C
mengalami miskonsepsi pada nomor soal lima, enam, tujuh, enam belas, dan
tujuh belas. Sedangkan saat post-test siswa mengalami miskonsepsi pada
nomor soal empat, lima, enam, enam belas, delapan belas, dan dua puluh.
Miskonsepsi yang dialami siswa pada saat pretest terjadi karena pemahaman
konsep yang salah. Saat remidiasi ternyata siswa masih belum mampu
memhaminya dengan baik, sehingga saat posttest jawaban yang pilih siswa
masuk dalam kategori miskonsepsi pada soal nomor lima dan enam yaitu
besarnya gaya gesek pada benda diam sama dengan nol. Karena saat
tretmen siswa menggunakan dua pegas yang nilainya sama atau jumlah
kedua gaya sama dengan nol. Sedangkan untuk soal tujuh belas, delapan
belas dan dua puluh siswa masuk dalam kategori miskonsepsi karena siswa
tidak mampu menganlisis gambar dan arah gaya dengan benar tanpa melihat
keterangan gaya pada gambar.
Pada siswa dengan kode D persentase miskonsepsi saat pretest sebesar
15% naik menjadi 20% saat posttest. Saat pretest siswa dengan kode D
mengalami miskonsepsi pada nomor soal satu, enam, dan dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
belas. Sedangkan saat posttest siswa mengalami miskonsepsi pada
soal nomor satu, empat, dua belas, dan tiga belas. Sama seperti siswa
sebelumnya pada soal aplikasi dimana siswa tidak mampu memahami
konsep dengan serta mengaplikasikan dalam suatu peristiwa.
Siswa dengan kode J persentase miskonsepsi saat pretest sebesar 35%
naik menjadi 50% saat posttest. Saat pretest siswa dengan kode J
mengalami miskonsepsi pada nomor soal satu, dua, empat, tujuh, tujuh
belas, delapan belas, dan dua puluh. Sedangkan saat posttest siswa
mengalami miskonsepsi pada soal nomor satu, tiga, empat, tujuh, delapan,
sepuluh, lima belas, tujuh belas, delapan belas, dan dua puluh. sama seperti
siswa yang lainnya untuk soal nomor satu dan empat siswa mengamali
miskonsepsi karena terkecoh soal aplikasi dimana siswa tidak mampu
memahami konsep dengan serta mengaplikasikan dalam suatu peristiwa.
Untuk soal nomor sepuluh, lima belas, tujuh belas, delapan belas, dan dua
puluh soal siswa tidak dapat mengambarkan gaya gaya dengan benar.
Setelah dilakukan remidiasi siswa masi memilih pilihan yang salah dalam
menganalisis gambar tanpa melihat keterangan gaya.
Selanjutnya untuk siswa dengan kode L Siswa dengan kode J
persentase miskonsepsi saat pretest sebesar 15% naik menjadi 40% saat
posttest. Saat pretest siswa dengan kode L mengalami miskonsepsi pada
nomor soal empat, sembilan dan enam belas. Sedangkan saat posttest siswa
mengalami miskonsepsi pada nomor soal lima, enam, tujuh, sembilan, enam
belas, delapan belas, sembilan belas, dan dua puluh. Sama sepertinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
siswa J juga mengalami miskonsepsi pada tingkatan soal yang sama
yakin siswa tidak mampu menganalisis soal yang diaplikasikan dalam suatu
peristiwa. Siswa tidak mampu menganalisis gambar dan menggambarkan
dengan benar. Saat treatmen menggunakan pegas untuk menggambarkan
gaya-gaya namun nampaknya karena pemhaman yang masih minim siswa
masih sering terkecoh dengan pilihan jawaban yang ada.
B. Perbandingan Pretest dan Posttest pada siswa yang diwawancarai
4.14 Tabel Persentase skor pretest ketiga siswa yang diwawancara
Kode
siswa
Jumlah skor
Persentase
Tingkat
pemahaman
siswa
Tidak
paham
konsep
Miskonsep
si
Paham
Konsep
C 3 14 3 15% Sangat Kurang
M 0 14 6 30% Sangat Kurang
N 5 12 3 15% Sangat Kurang
4.15 Tabel Persentase skor posttest ketiga siswa yang diwawancara
Kode
siswa
Jumlah skor
Persentase
Tingkat
pemahaman
siswa
Kurang
Paham
Konsep
Miskonsepsi
Paham
Konsep
C 9 1 10 50% Kurang
M 0 10 10 50% Cukup
N 6 3 11 55% Cukup
4.16 Persentase Tidak paham konsep, Miskonsepsi, dan Paham Konsep
Berdasarkan Jawaban siswa yang diwawancarai pada saat pretest
Kode siswa
Tidak paham konsep Miskonsepsi Paham Konsep
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
C 3 15% 14 70% 3 15%
M 0 0% 14 70% 6 30%
N 5 25% 12 60% 3 15%
Rata - rata - 13,3% - 66,67% - 20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
4.17 Persentase Tidak paham konsep, Miskonsepsi, dan Paham Konsep
Berdasarkan Jawaban siswa yang diwawancarai pada saat post-test
Kode
siswa
Tidak paham
konsep
Miskonsepsi Paham Konsep
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
C 9 45% 1 5% 10 50%
M 0 0% 10 50% 10 50%
N 6 30% 3 15% 11 55% Rata – rata - 25% - 23,33% - 51,67%
Berdasarkan hasil pretest ketiga siswa yang diwawancari diperoleh
miskonsepsi sebesar 66,67%, sedangkan untuk miskonsepsi hasil posttest
sebsar 23,33%. Hasil ini berarti terjadi penurunan miskonsepsi siswa dari
66,67% menjadi 23,33%. Untuk Paham konsep pada saat prestest sebesar
20% sedangkan saat posttest sebesar 51,67%. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan untuk paham konsep pada tiga siswa tersebut. Untuk tidak
paham konsep hasil posttest sebesar 25% sedangkan hasil pretest sebesar
13,3%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang terjadi artinya bahwa
diantara ketiga siswa yang diwawancarai, ada siswa yang masih belum
memahami dengan baik konsep dengan baik.
Berikut hasil pretest dan posttest untuk masing-masing siswa yang
diwawancarai:
Siswa dengan kode siswa C
Siswa dengan kode siswa C untuk tingkat pemahaman mengalami
peningkatan saat pretest tingkat pemahaman siswa sangat kurang
menjadi kurang setelah dilakukan treatmen. Untuk presetasi paham
konsep terjadi peningkatan saat pretest adalah 15% menjadi 50% setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
diberikan treatmen. Untuk kategori miskonsepsi terjadi penurunan yaitu
70% menjadi 5% saat posttest. Untuk persentase tidak paham konsep
adalah sama yaitu 0% saat pretest maupun post-test.
Siswa dengan kode siswa M
Siswa dengan kode siswa M untuk tingkat pemahaman mengalami
peningkatan saat pretest tingkat pemahaman siswa sangat kurang
menjadi cukup setelah dilakukan treatmen. Untuk persentase paham
konsep terjadi peningkatan saat pretest adalah 15% menjadi 50% setelah
diberikan treatmen. Untuk kategori miskonsepsi terjadi penurunan yaitu
70% menjadi 50% saat posttest. Untuk persentase tidak paham konsep
siswa saat pretes dan posttest tetap yaitu sebesar 0%.
Siswa dengan kode siswa N
Siswa dengan kode siswa N untuk tingkat pemahaman mengalami
peningkatan saat pretest tingkat pemahaman siswa sangat kurang
menjadi cukup setelah dilakukan treatmen. Untuk persentase paham
konsep terjadi peningkatan saat pretest adalah 15% menjadi 55% setelah
diberikan treatmen. Untuk kategori miskonsepsi terjadi penurunan yaitu
60% menjadi 15% saat post-test. Untuk persentase tidak paham konsep
mengalami peningkatan yaitu saat pretest 25% menjadi 30% setelah
diberikan treatmen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Pemahaman peserta didik kelas XI IPA SMA Shinwa tentang konsep
gaya gesek masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari hasil rerata
hasil pretest yang dilakukan. Persentase rata-rata siswa terhadap
pemahaman konsep gaya gesek adalah 21,67% bahkan masih banyak
siswa yang mengalami miskonsepsi dengan persentase rerata adalah
42%.
2. Miskonsepsi yang dialami siswa terjadi pada konsep: a) Menentukkan
arah gaya gesek pada benda diam, b) menentukkan gaya berat, gaya
normal dan gaya gesek pada benda diam, c) memahami syarat suatu
benda dapat bergerak, d) Memahami makna gaya gesek statis terhadap
gerak benda, e) Memahami arti gaya gesek statis, f) memahami arti gaya
gesek kinetis, g) Penerapan gaya gesek dalam suatu kejadian.
3. Rerata hasil pretes paham konsep siswa saat pretest sebesar 21,67%
meningkat menjadi 49,33% saat posttset. Maka, remidiasi berupa
treatmen dengan menggunakan metode eksperimen dan metode
demonstrasi efektif meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gaya
gesek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
B. SARAN
1. Pengukuran pemahamanan siswa akan lebih efektif apabila dilakukan
wawancara setiap individu.
2. Untuk pembelajaran gunakan metode yang efektif dapat diterima dengan
baik siswa sehingga tidak menimbulkan miskosepsi baru bargi siswa.
3. Suasana dan kondisi kelas juga perlu diperhatikan karena dapt
mempengaruhi antusiasme belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
DAFTAR PUSTAKA
Adriana G. 2006. Inventaris Kesalahan Konsepsi Siswa Tentang Gaya
Gesekan,Yogyakarta: Skripsi Universitas Sanata Dharma.
Anastasia J.2017. Pemahaman dan Miskonsepsi Tentang Konsep Gaya Gesek
Dan Gaya Pada Siswa Kelas XI IPA SMA I TITEHENA, Yogyakarta:
Skripsi Universitas Sanata Dharma
Anas, sudijono. 1996. Pengantar Statistika Pendidikan: PT Raja Grafindo
Persada.
Balai Pustaka. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendididkan dan Kebudayaan. Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.
Berg,ed van den,dkk. 1991. Buku Sumber Fisika Eksperimentasl Untuk Sekolah
Menengah,Salatiga.
_________________. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi, Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana.
Eugene, Paul & Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajar
Konten dan Keterampilan berfikir, Jakarta: Indek.
Halliday & Resnick. 1997. Fisika diterjemahkan oleh Pantur Silaban Ph.D dan
Drs. Erwin Sucipto, Jakarta:Penerbit Erlangga.
Hasan, S., D. Bagayo,D., and Kelley, E. L. 1999. Misconseptions and the
Certainty of Response Index (CRI). The physics Education.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Abad 21, Bogor: Penerbit Graha Indonesia
Kanginan,marthen. 2010. Physics For Senior High School 1st Semester Grade XI:
Penerbit Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Mundilarto. 2012. Penilaian hasil belajar fisika.Yogayakarta: UNY Press
Mustaqim,T.A., dkk. 2014. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Dengan Menggunakan
Metode Certainty Of Response Index(CRI). EDUSAINS. Vol. IV,146-152
Suparno, paul. 2000. Teori Perubahan Konsep dan Aplikasinya Dalam
Pembelajaran Fisika, Widya Dhama,Yogyakarta: Sanata Dharma.
___________. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan
Fisika,Jakarta:Penerbit PT Grasindo Anggota Ikapi.
___________. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika, Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma
___________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika, Yogyakarta:
Universitas sanata Dharma
___________. 2011. Pengantar Statistika Untuk Pendidikan dan
Psikologi,Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Tipler A. Paul. 1998. FISIKA Untuk Sains dan Teknik, Edisi Ketiga Jilid I.
Jakarta: Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 1: Surat Permohonan Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 3: Lampiran soal pretest dan post-test
1. Sebuah benda di atas bidang kasar ditarik dengan gaya F. Jika benda masih
dalam keadaan diam, besar gaya gesekan pada saat itu dipengaruhi oleh ..
a. Berat benda
b. Gaya normal
c. Jenis permukaan
d. Massa benda
e. Gaya F
2. Pernyataan yang benar mengenai gaya gesek pada benda yang bergerak
pada bidang yang kasar, kecuali :
a. gaya gesek searah gerak benda
b. gaya gesek berlawanan arah gerak benda
c. gaya gesekan pada benda yang bergerak adalah gaya gesekan kinetik
d. gaya gesek menyebabkan terjadi perubahan kecepatan
e. gaya gesekan saat benda bergerak lebih kecil daripada gesekan pada
benda diam
3. Sebuah lemari berada di atas lantai datar dikenai gaya F yang cukup besar
supaya lemari tersebut dapat bergeser. Pada saat lemari sudah bergerak dan
untuk mempertahankan gerakannya, gaya dorong yang dibutuhkan lebih
kecil dengan gaya dorong yang diberikan pada saat permulaan sebelum
bergerak. Kejadian ini membuktikan bahwa ...
a. Gaya gesekan statis maksimum sama dengan gaya gesek kinetis
b. Gaya gesekan statis maksimum lebih kecil daripada gaya gesek kinetis
c. Gaya gesekan stastis maksimum lebih besar daripada gaya gesek
kinetis
d. Gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis sama dengan nol
e. Gaya dorong yang diberikan lebih besar dari gaya gesek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
4. Jika benda dalam keadaan diam dan tidak ada gaya luar yang bekerja
pada benda itu, maka ...
a. gaya normal sama dengan nol
b. Gaya berat sama dengan nol
c. Gaya gravitasi sama dengan nol
d. Gaya aksi dan gaya reaksi sama dengan nol
e. Gaya gesekan sama dengan nol
5. Lisa mendorong sebuah lemari,dan masih tetap dalam keadaan diam.
Kemudian Lisa memberi gaya yang lebih besar,namun lemari tetap dalam
keadaan diam. Berapakah besar gaya F yang diberikan lisa ?
f. F = fges statis
g. F = gaya gravitasi
h. F = fges maksimum
i. F = fges kinetik
j. F = 0 N
6. Seorang anak berusaha mendorong sebuah meja. Meja tersebut tidak
bergerak. bagaimana peristiwa itu bisa dijelaskan?
a. Gaya yang diberikan anak tersebut terhadap meja adalah sebesar 0 N
b. Gaya yang diberikan anak tersebut terhadap meja lebih besar dari gaya
yang diberikan meja terhadap anak
c. Gaya yang diberikan anak terhadap meja kecil dari gaya yang
diberikan meja terhadap anak
d. Gaya yang diberikan anak terhadap meja sama besar dengan gaya
yang diberikan meja terhadap anak
e. Gaya yang diberikan meja terhadap anak adalah 0 N.
7. Riano berusaha mendorong sebuah lemari yang berada pada sebidang lantai
kasar. Lemari tersebut tidak bergerak sama sekali. Pernyataan yang benar
tentang peristiwa tersebut adalah :
a. FRiano < Fgesek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
b. FRiano = 0
c. Friano > Fgesek
d. Fgesek = Friano
e. Fgesek = 0
8. Sebuah benda yang berada di atas lantas lantai mengalami gaya gesek statis
maksimum 15N, besarnya gaya yuntuk menggerakan benda tersebut adalah
a. 8 N
b. 9 N
c. 10 N
d. 15 N
e. 16 N
9. Tomi mengendarai sebuah mobil dengan kecepatan konstan. Jika tiba – tiba
tomi mengerem mobil secara mendadak, maka mobil tersebut akan ..
a. Langsung berhenti seketika
b. Tetap bergerak dengan kecepatan konstan
c. Melambat dan akhirnya berhenti
d. Melambat kemudian kembali bergerak dengan cepat
e. Tidak dapat diperkirakan
10.
Sebuah balok ditarik dengan menggunakan neraca pegas seperti
tampak pada gambar. Pegas menunjukkan skala tertentu sebelum
P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
benda benda bergerak. Skala pada pegas pada saat tepat benda sebelum
bergerak menunjukkan benda berada pada kecenderungan untuk
bergerak. Nilai skala tersebut merupakan ..
a. Nilai maksimum gaya gesekan statis
b. Nilai gaya gesekan statis
c. Nilai gaya gesekan kinetis
d. Nilai gaya aksi
e. Nilai gaya reaksi
11. Iwan mendorong sebuah kotak tapi tidak bergerak. Ia memanggil Harry
temannya untuk membantu menggerakan peti dengan mendorong peti
tersebut. Peti itu bergerak, sebab gaya yang dikerahkan Iwan dan Harry ...
a. Lebih kecil daripada gaya gesekan
b. Lebih besar daripada gaya gesekan
c. Gaya gesekan sama dengan nol
d. Sama dengan gaya gesekan
12. Harry mencoba mendorong sebuah meja yang berat di atas lantai horizontal.
Akan tetapi ia tidak bisa menggerakan meja itu. Pada meja bekerja gaya
gesekan statis (fs), yaitu
a. Gaya gesekan yang muncul karena pengaruh gaya dorong.
b. Gaya gesekan yang muncul saat benda bergerak dengan kecepatan tetap
c. Gaya gesekan yang muncul saat benda dalam keadaan cenderung untuk
bergerak
d. Gaya gesekan yang muncul pada saat benda diam
e. Gaya gesek yang melawan kecenderungan benda bergerak pada saat
benda diam
13. Tomi menarik sebuah mobil mainan dengan gaya konstan, sehingga kotak
tersebut bergerak kearah mendatar dengan kecapatan horisontal. Jika tiba –
tiba tommy menghilangkan gaya yang diberikan pada mobil tersebut, maka
mobil tersebut akan ..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
a. Langsung berhenti seketika
b. Tetap bergerak dengan kecepatan konstan
c. Melambat lalu meningkat dan akhirnya berhenti
d. Melambat dan akhirnya berhenti
e. Tidak dapat diperkirakan
14. Sebuah benda meluncur pada lantai horizontal dengan kecepatan v, Jarak
yang ditempuh benda sebelum berhenti s. Gaya gesekan yang bekerja
sebelum benda berhenti adalah gaya gesek kinetis (fk), yaitu :
a. Gaya gesekan yang muncul saat benda dalam keadaan bergerak
b. Gaya gesekan yang muncul saat benda bergerak dengan kecepatan
tetap
c. Gaya gesekan yang muncul saat benda dalam keadaan diam
d. Gaya gesekan yang muncul saat benda diam dalam keadaan
cenderung untuk bergerak
e. Gaya gesekan yang muncul karena pengaruh kecepatan awal
15. Sebuah balok ditarik dengan gaya sebesar F, bergerak dengan kecepatan v.
Penggambaran arah gaya – gaya pada benda yang benar adalah ...
a.
b.
N
w
F fk
N
F
fk
w
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
c.
d.
e.
16. Jika sebuah benda diam berada di atas lantai, maka pernyataan yang paling
tepat untuk keadaan tersebut adalah ...
a. Sama sekali tidak ada gaya yang bekerja pada benda
b. Ada gaya tarik bumi yang bekerja pada benda
c. Ada gaya yang bekerja pada benda, dimana resultan gayanya sama
dengan nol
d. gaya yang diberikan sebesar 0 N
e. Ada gaya gesek yang bekerja pada benda
F fk
N
w w
F
fk
N
w
fs
F
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
17. Sebuah benda berada di atas meja, resultan gaya tersebut ....
a. Tidak sama dengan nol dan tidak ada gaya yang bekerja pada benda
tersebut
b. Tidak sama dengan nol dan ada gaya yang bekerja pada benda tersebut
c. Sama dengan nol dan tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut
d. Sama dengan nol dan ada gaya yang bekerja pada benda
e. Lebih besar sama dengan nol dan ada gaya yang bekerja
18. Apabila sebuah benda bergerak pada bidang datar yang kasar, maka selama
gerakkannya ..
a. Gaya gesekan berubah, gaya normal tetap
b. gaya gesekan tetap, gaya normal berubah
c. gaya gesekan dan gaya normal keduanya tetap
d. gaya gesekan dan gaya normal keduanya berubah
e. gaya gesekan dan gaya normal kadang – kadang berubah dan tetap
bergantian
19. Sebuah balok kayu diletakkan pada sebuah meja, seperti gambar. Massa
balok 4 kg, percepatan gravitasi 10 m/s2, koefisien gesekan antara balok dan
meja 0,2 dan 0,4. Jika gaya tarik P = 6N. apakah yang terjadi pada balok
kayu tersebut ?
a. Balok tidak bergerak
b. Balok tepat akan begerak
c. Balok bergerak ke kanan
d. Balok akan bergerak ke kiri
e. Balok akan bergerak kemudian berhenti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
20. Sebuah balok diam di atas bidang miring, bergerak dengan kecepatan v
seperti pada gambar di atas. Kemanakah arah gaya geseknya?
a. gaya geseknya tegak lurus balok
b. gaya gesek sama dengan gaya normal
c. gaya gesek sama dengan gaya gravitasi
d. gaya gesek ke atas sejajar bidang
e. gaya gesek sejajar bidang arah ke bawah
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 4: Lembar jawaban siswa
Lembar Jawaban Siswa
Nama :
Kelas :
Tulislah pilihan jawaban yang menurut anda benar menggunakan huruf
kapital! Berikanlah skala keyakinan anda dalam memilih jawaban dengan
memberi tanda silang (X) pada salah satu dari skala keyakinan!
1. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
2. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
3. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
4. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Skala 0 1 2 3 4 5
5. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
6. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
7. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
8. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
9. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
10. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
11. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
12. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
13. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
14. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
15. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
16. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
17. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
18. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
19. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
20. Jawaban :
Ket Menerka Agak
Tahu
Tahu tapi
tidak
Yakin
Agak
yakin
tahu
Tahu
dan
Yakin
Sangat
yakin
tahu
Skala 0 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 5: Sampel Lembar Jawaban pretest dan post-test siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 6: Lembar Kerja Siswa pada Kegiatan Pembelajaran I
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Demonstrasi I
Tujuan :
1. Peserta didik dapat memahami gaya gesek
2. Peserta didik dapat memahamami arah gaya gesek pada benda diam
3. Peserta didik dapat memahami arah gaya gesek pada benda yang bergerak
Alat dan bahan
No Jenis Jumlah
1 Papan
luncur
1 buah
2 Benda/balok 1 buah
Langkah – Langkah demonstrasi
Amatilah gambar di bawah ini !
Percobaan I
sebuah balok yang diletakkan di atas bidang miring tanpa diberikan gaya
tarik/gaya dorong sehingga benda tetap diam. Apakah ada gaya yang
bekerja pada benda? Bila ada, gambarkan gaya – gaya tersebut! Apakah
ada gaya gesek yang bekerja pada benda tersebut? Bila ada dimana dan
kemana arah gaya geseknya ?
Tuliskan hipotesis awal tersebut pada kolom di bawah ini !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Percobaan II
Sebuah balok yang diam diletakkan di atas bidang miring, didorong dengan
gaya yang besar F sehingga benda bergerak turun ke bawah (Seperti pada
gambar ). Setelah benda bergerak dengan kecepatan tertentu gaya dorong
dihilangkan, sehingga benda bergerak melambat dan kemudian berhenti.
Kemanakah arah gaya benda? Mengapa ketika gaya dorong dihilangkan,
benda tersebut berhenti? Apakah ada gaya gesek pada benda? bila ada
dimana dan kemana arah gaya geseknya? Selain gaya gesek apakah ada
gaya lain yang bekerja pada benda? tunjukkan!
Tuliskan hipotesis awal tersebut pada kolom di bawah ini !
Proses Demontrasi (oleh guru)
Sebuah balok yang diam diletakkan di atas bidang miring, didorong dengan gaya
yang besar F sehingga benda bergerak turun ke bawah (Seperti pada gambar ).
Setelah benda bergerak dengan kecepatan tertentu gaya dorong dihilangkan,
sehingga benda bergerak melambat dan kemudian berhenti.
Mengapa benda yang bergerak menjadi berhenti bergerak ?
v
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Apakah ada gaya gesek yang bekerja pada benda bila ada, tunjukkan arah
gaya gesek pada benda tersebut !
Apakah ada gaya – gaya lain yang bekerja pada benda? Bila ada tunjukkan !
F
F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 7: Lembar Kerja Siswa Pada Kegiatan pembelajaran II
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Gaya Gesek
Eksperimen
Nama anggota kelompok :
1. ................................
2. ................................
3. ................................
4. ................................
Tujuan Eksperimen
1. Peserta didik dapat memahami gaya gesek statis
2. Peserta didik dapat membedakan gaya gesek statis dan gaya gesek statis
maksimum
3. Peserta didik dapat menggambar gaya – gaya yang bekerja pada benda
diam
Alat dan bahan
No Jenis Jumlah
1 Bola 1 buah
2 Neraca Pegas 1 buah
3 Tali 1 buah
Langkah – langkah Percobaan
Percobaan I (Menentukan gaya gesek statis)
1) Siapkan alat dan bahan di atas
2) Mengikat benda dengan tali kemudian kaitan dengan neraca pegas.
3) Tariklah benda tersebut dengan gaya F sebesar 1 N, 2 N dan keadaan
benda pada tabel hasil pengamatan (tabel 1).
Percobaan II (Menentukkan gaya gesek statis maksimum)
1) Siapkan alat dan bahan di atas
2) Mengikat benda dengan tali kemudian kaitan dengan neraca pegas.
3) Tariklah benda tersebut dengan gaya F sebesar 3,4 N, 3,6 N dan
catatlah keadaan benda pada tabel hasil pengamatan (tabel 2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 1. data hasil pengamatan
F Keterangan
1N ..........
2N ..........
Tabel 2. data hasil pengamatan
F Keterangan
3,4 N ..................
3,6 N ..................
4 N ...................
Pertanyaan :
Percobaan I
1. Apakah yang terjadi pada benda saat benda ditarik dengan gaya F 1N dan
2 N pada tabel 1 ?
2. Gaya – gaya apa saja yang bekerja pada benda tersebut ? Gambarkan !
3. Apa yang menyebabkan benda tersebut tetap diam ?
4. Gaya gesek apakah yang bekerja pada benda diam tersebut ?
5. Berapakah besar gaya gesek tersebut ?
Percobaan II
4) Bandingkan gaya yang diberikan pada ketiga peristiwa tersebut !
5) Berapakah gaya gesek statis dari setiap percobaan ?
6) Mengapa benda dapat bergerak jika F yang diberikan 3,6 N ?
7) Dari percobaan tersebut, berikan kesimpulan mengapa suatu benda yang
diam dapat bergerak
Demonstrasi II
Tujuan
Peserta didik dapat memahami apa itu gaya gesek kinetis
Alat dan bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
No Jenis Jumlah
1 Travo 1 buah
2 Ticker timer 1 buah
3 Kereta 1 buah
4 Papan luncur 1 buah
Langkah – langkah demonstrasi
1) Amati alat – alat yang yang ada di depan.
2) Dengarkan dengan baik dan teliti, pertanyaan/ persoalan yang disampaikan
guru : “Jika benda dalam hal ini kereta diletakkan pada bidang miring,
peristiwa apakah yang akan terjadi? Apakah kereta akan diam atau akan
bergerak? Bagaimanakah gerakkannya, apakah dipercepat atau
diperlambat? Coba jelaskan detail gerak kereta tersebut! Apakah ada gaya
gesek yang bekerja pada peristiwa tersebut? Gaya gesek apakah yang
bekerja?”Apakah gaya gesek tersebut mempengaruhi gerak benda? Coba
jelaskan! Arah gaya geseknya kemana?”.
3) Tulislah hipotesis awal tersebut pada kolom dibawah ini !
Proses Demonstrasi (oleh guru)
a) Merangkai alat seperti gambar di atas
b) Hidupkan ticker timer dan luncurkan kereta
4) Amatilah gerak kereta tersebut dan bandingkan dengan hipotesis awal
tersebut? Benarkah seperti yang dituliskan pada hipotesis awal? Coba
perhatikan hasil rekaman ticker timer. Bagaimana jarak titik-titik pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
hasil rekaman tersebut? Apakah jarak antar titik selalu konstan? Apa
artinya? Apakah keadaan kereta yang bergerak dan mengalami percepatan
tersebut, masih memungkinkan adanya gaya gesek yang bekerja? Gaya
gesek apakah itu? Kemana arahnya?”.
5) Berikan hipotesis akhir berdasarkan demostrasi yang dilakukan.
6) Tuliskan hipotesis akhir pada kolom dibawah ini !
Lampiran 8: Kunci Jawaban
1. E 6. D 11. B 16. C
2. A 7. D 12. D 17. D
3. C 8. E 13. D 18. A
4. C 9. A 14. A 19. A
5. A 10. A 15. A 20. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 9: Jawaban Lembar Kerja Siswa Pada Pembelajaran II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 10: Lampiran Rancangan Proses Pembelaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GAYA GESEK
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : XI IPA /I
Sub Materi Pokok : Gaya gesek
Alokasi Waktu : 2 kali pertemuan (1 x 30 menit, 1 x 60 menit)
A. Kompetensi Dasar
Menganalisis interaksi pada gaya serta hubungan antara gaya, massa dan gerak lurus
benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Indikator
1. Memahami gaya gesek
2. Memahami gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis
3. Mengetahui gaya – gaya yang bekerja pada benda yang diam dan benda yang
bergerak
C. Materi Pembelajaran
Gaya Gesek
Gaya gesek statis
Gaya gesek kinetis
D. Media Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Media pembelajaran yang digunakan untuk mendukung pembelajaran
dikelas adalah berupa LKS (terlampir).
E. Sumber belajar
Tipler A. Paul.1 1998. FISIKA Untuk Sains dan Teknik, Edisi Ketiga Jilid
I. Jakarta: Erlangga.
F. Metode Pembelajaran
Eksperimen dan Demonstrasi.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan Guru menyapa siswa,
menanyakan kesiapan
siswa siswa mengikut
pembelajaran
Siswa
mempersiapkan diri
mengikuti
pembelajaran di
kelas
5 menit
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
terkati materi gaya
gesek yang harus
dicapai siswa
Siswa menyimak
tujuan pembelajaran
yang disampaikan
guru
Guru memberikan
pertanyaan :
- Pernakah kalian
mendorong meja
dikelas ?
- Pernakah kalian
mendorong meja
dilapangan bakset
yang ada dihalaman
sekolah?
- Kalau iya,
begaiamana rasanya?
apakah ada perbedaan
Siswa menjawab
pertanyaan yang
diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
?
- Mengapa
berbeda?
Inti Guru
mengelompokkan
peserta didik dalam
kelompok. Masing –
masing kelompok
terdiri dari 4 - 5 orang
siswa
Siswa duduk dalam
kelompoknya masing
- masing
20 menit
Guru membagikan
LKS 1 kepada setiap
kelompok
Siswa menerima
LKS 1 yang
dibagikan
Guru meminta siswa
untuk memahami
persoalan yang ada
pada LKS 1
Siswa membaca
permasalahan ada
pada LKS 1
Guru
mendemonstrasikan
percobaan terkait
materi
Siswa
memperhatikan
percobaan yang
dilakukan
Guru membimbing
siswa menganalisis
data dengan
pertanyaan –
pertanyaan yang
mengarah pada
percobaan yang
dilakukan
Siswa menganalisis
data dan menjawab
pertanyaan yang ada
pada LKS 1
Guru memberikan
kesempatan pada
perwakilan siswa dari
setiap kelompok
untuk
memprentasikan hasil
diskusi kelompok
Perwakilan siswa
maju ke depan kelas
untuk
mempersentasekan
hasil diskusi
kelompok.
Penutup Guru mengevaluasi
dan memberikan
kesimpulan terkait
materi gaya gesek
yang dipelajari pada
pertemuan ini
Siswa mendengarkan
dan evaluasi dan
kesimpulan terkait
materi gaya gesek
yang dipelajari pada
pertemuan ini
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Guru
memberitahukan
siswa tentang materi
pada pertemuan
berikutnya
Siswa mendengarkan
pemberitahuan guru
dengan seksama
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan Guru menyapa siswa,
menanyakan kesiapan
siswa siswa mengikut
pembelajaran
Siswa mempersiapkan
diri mengikuti
pembelajaran di kelas
10 menit
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
terkati materi gaya
gesek yang harus
dicapai siswa
Siswa menyimak
tujuan pembelajaran
yang disampaikan
guru
Guru memberikan
pertanyaan :
- Pernahkah kalian
mendorong suatu
benda tapi benda itu
tetap tidak bergerak ?
Kemudian dibantu
teman kalian akhirnya
benda itu bergerak ?
- Apa
penyebabnya?
Siswa menjawab
pertanyaan yang
diberikan.
Inti Guru mengelompokkan
peserta didik dalam
kelompok. Masing –
masing kelompok
terdiri dari 4 - 5 orang
siswa
Siswa duduk dalam
kelompoknya masing -
masing
40 menit
Guru membagikan
LKS 2 kepada setiap
kelompok
Siswa menerima LKS
1 yang dibagikan
Guru meminta siswa
untuk memahami
persoalan yang ada
Siswa membaca
permasalahan ada pada
LKS 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
pada LKS 2
Guru membantu siswa
melakukan eksperimen
terkait materi
Siswa melakukan
percobaan eksperimen
Guru membantu siswa
menganalisis data
eksperimen
Siswa mengolah dan
menganalisis data serta
menuliskan pada LKS
2
Guru
mendemonstrasikan
percobaan terkait
materi
Siswa memperhatikan
percobaan yang
dilakukan
Guru membimbing
siswa menganalisis
data dengan pertanyaan
– pertanyaan yang
mengarah pada
percobaan yang
dilakukan
Siswa menganalisis
data dan menjawab
pertanyaan yang ada
pada LKS 2
Guru memberikan
kesempatan pada
perwakilan siswa dari
setiap kelompok untuk
memprentasikan hasil
diskusi kelompok
Perwakilan siswa maju
ke depan kelas untuk
mempersentasekan
hasil diskusi
kelompok.
Penutup Guru mengevaluasi dan
memberikan
kesimpulan terkait
materi gaya gesek yang
dipelajari pada
pertemuan ini
Siswa mendengarkan
dan evaluasi dan
kesimpulan terkait
materi gaya gesek
yang dipelajari pada
pertemuan ini
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 11: Wawancara
Ket: A = peneliti, B = partisipan
Kode C
A : Coba kamu jelaskan kenapa benda tetap diam?
B : Tidak ada gaya
A : Coba kamu gambar benda yang diam.
B : (siswa menggambar)
A : benda itu punya massa apa ga ?
B : punya.
A : kalo punya berarti ada gaya ga ?
B : ga ada bu.
A : lalu w itu apa? rumusnya gimana?
B : gaya berat bu. w = m.g. berarti ada bu.
A : terus?
B : berarti ada gaya normal juga bu.
A : Kalo benda diam ada gaya geseknya?
B : Ada bu.
A : kalo bendanya ditarik kekanan 2N tapi masih tetap diam. mengapa?
B : itu karena gaya geseknya lebih dari 2N bu.
A : artinya benda itu tetap diam, apabila ?
B : gaya geseknya lebih besar dari gaya tariknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
A : Kalo gaya geseknya sama dengan gaya tariknya, benda akan diam atau
bergerak ?
B : Akan bergerak.
A : Yakin ?
B : Yakin bu.
A : Mari kita buktikan, kamu tarik kekiri 2N dan ibu kekanan juga 2N,
perhatikan dengan benar , baloknya gerak atau diam? (diperagakan
menggunakan 2 neraca pegas dengan arah yang berlawanan).
B : tidak bergerak.
A : Jadi kesimpulan, benda akan tetap diam apabila ?
B : Benda akan tetap diam jika gaya geseknya lebih besar gaya tarik dan
gaya geseknya sama dengan gaya tariknya.
Kode M
A : Menurutmu apa yang mempengaruhi besar kecilnya nilai gaya gesek
semakin besar?
B : permukaannya kasar atau licin.
A : maksudnya? coba jelaskan!
B : kalo kasar gaya geseknya besar sedangkan kalo licin gaya geseknya kecil.
A : Hm. Misalkan balok ini saya letakkan dimeja (diperagakan). Gaya
geseknya berapa?
B : gaya geseknya nol.
A : Kalo baloknya saya tarik dengan gaya 2N misalkan. gaya geseknya
berapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
B : tidak diketahui.
A : mengapa?
B : karena rumus gaya gesek µs.N. Dan µs tidak diketahui.
A : Coba kamu gambar dulu baloknya dengan arah gaya – gayanya.
B : menggambar.
A : kamu tahu hukum I Newton?
B : Tahu. ∑F = 0.
A : itu artinya apa?
B : bendanya diam, karena jumlahnya gaya nol.
A : berarti kalo saya tarik balok 2N tapi baloknya tetap diam. Gaya geseknya
berapa?
B : Gaya geseknya nol.
A : Coba di hitung dulu.
B : Eh salah. gaya geseknya 2 N harusnya.
A : Menurutmu gaya gesek itu apa?
B : Gaya yang terjadi akibat dua buah benda bersentuhan
A : itu saja?
B : Iya bu
A : Misalkan nih, kotak iini saya dorong (diperagakan), apa yang terjadi
dengan kotak itu? coba jelaskan?
B : Waktu didorong kotaknya gerak terus berhenti.
A : kenapa berhenti?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
B : karena gayanya habis
A : Ingat Hukum I Newton?
B : benda diam tetap diam, bergerak terus bergerak.
A : Lalu ? balok tadi kenapa malah berhenti ?
B : Mungkin karena gesekan meja dan balok bu.
A : Jadi mana yang benar, gayanya habis atau karena gesekan meja dan
balok?
B : Gesekan balok dan meja bu.
A : Nah, kalo gitu, baloknya kan bu dorong ke kanan, lalu arah gaya
geseknya kemana?
B : ke kanan bu, karena baloknya gerak.
A : kalo ke kanan harusnya baloknya gerak terus?
B : Salah bu. Harusnya kiri bu.
A : Jadi yang benarnya arah geseknya kemana?
B : kiri bu, berlawanan dengan arah balok bu, sehingga balok berhenti.
Kode N
A : Menurutmu apa yang mempengaruhi besar kecilnya nilai gaya gesek
semakin besar?
B : permukaannya kasar atau licin.
A : maksudnya? coba jelaskan!
B : kalo kasar gaya geseknya besar sedangkan kalo licin gaya geseknya kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
A : Hm. Misalkan balok ini saya letakkan dimeja (diperagakan). Gaya
geseknya berapa?
B : gaya geseknya nol.
A : Kalo baloknya saya tarik dengan gaya 2N misalkan. gaya geseknya
berapa?
B : tidak diketahui.
A : mengapa?
B : karena rumus gaya gesek µs.N. Dan µs tidak diketahui.
A : Coba kamu gambar dulu baloknya dengan arah gaya – gayanya.
B : menggambar.
A : kamu tahu hukum I Newton?
B : Tahu. ∑F = 0.
A : itu artinya apa?
B : bendanya diam, karena jumlahnya gaya nol.
A : berarti kalo saya tarik balok 2N tapi baloknya tetap diam. Gaya geseknya
berapa?
B : Gaya geseknya nol.
A : Coba di hitung dulu.
B : Eh salah. gaya geseknya 2 N harusnya.
A : Menurutmu gaya gesek itu apa?
B : Gaya yang terjadi akibat dua buah benda bersentuhan
A : itu saja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
B : Iya bu
A : Misalkan nih, kotak iini saya dorong (diperagakan), apa yang terjadi
dengan kotak itu? coba jelaskan?
B : Waktu didorong kotaknya gerak terus berhenti.
A : kenapa berhenti?
B : karena gayanya habis
A : Ingat Hukum I Newton?
B : benda diam tetap diam, bergerak terus bergerak.
A : Lalu ? balok tadi kenapa malah berhenti ?
B : Mungkin karena gesekan meja dan balok bu.
A : Jadi mana yang benar, gayanya habis atau karena gesekan meja dan
balok?
B : Gesekan balok dan meja bu.
A : Nah, kalo gitu, baloknya kan bu dorong ke kanan, lalu arah gaya
geseknya kemana?
B : ke kanan bu, karena baloknya gerak.
A : kalo ke kanan harusnya baloknya gerak terus?
B : Salah bu. Harusnya kiri bu.
A : Jadi yang benarnya arah geseknya kemana?
B : kiri bu, berlawanan dengan arah balok bu, sehingga balok berhenti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 12 : Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Pretest dan Post-test:
Wawancara:
Remidiasi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI