perubahan sosial masyarakat lokal terhadap …
TRANSCRIPT
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT LOKAL TERHADAP
PERKEMBANGAN PARIWISATA DUSUN WAKKA
KABUPATEN PINRANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
IMRAN
10538328715
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2019
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a : Imran
Nim : 10538 328715
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul Skripsi : Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Terhadap Perkembangan
Pariwisata Dusun Wakka Kabupaten Pinrang
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila
pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2019
Yang membuat pernyataan
Imran
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
v
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Imran
Nim : 10538 328715
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi saya, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi saya.
4. Apa bila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2019
Yang membuat perjanjian
Imran
“MOTTO DAN PERSEMBAHAN”
Ingat ! Mimpi hanya bisa dicapai
Dengan perjuangan bukan omong
Kosong.
“Kupersembahakan Karya ini Sebagai
Suatu Kebanggaan Kepada Kedua
Orang Tua dan Saudaraku Tak Lupa Juga Kepada
Teman Yang Selama ini Telah Memberikan Doa
Dan Semangat Demi Kesuksesan
Saya Untuk Menggapai Cita-Cita”
ABSTRAK
Imran. 2019. Perubahan Sosial Masyarakat Terhadap Perkembangan Pariwisata Dusun Wakka
Kabupaten Pinrang. Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universits Muhammadiyah Makassar. Dibimbimngan Oleh Kaharuddin dan Hj. Ruliaty.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk perubahan sosial pada
masyarakat lokal, akibat interaksi yang terjadi dengan wisatawan dan untuk mengetahui faktor–factor
apa saja yang mempengarui perubahan sosial masyarakat lokal terhadap perkembangan pariwisata.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan adapun lokasi penelitian yaitu di Desa
Tadang Palie, Dusun Wakka, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang. Teknik pengambilan sampling
yaitu dengan cara menentukan karakteristik sendiri (purposive sampling) dan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini yaitu yang menjadi bentuk perubahan sosial di Dusun Wakka adalah
Perubahan secara kecil yang tidak membawa pengaruh langsung/ berarti bagi masyarakat seperti
perubahan gaya berbusana/pakaian pada masyarakatnya yang sudah mulai mengikuti trend, tapi
masih saja mempertahankan kebudayaannya. Dan yang menjadi Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan sosial diDusun Wakka yaitu dengan adanya pendidikan formal yang sudah maju pada
masyarakat membuat pola pikir masyarakat juga sudah maju, dilihat dari cara masyarakat
menyelesaikan konflik yang tidak lagi menggunakan cara main hakim sendiri, melainkan
menyelesaikan masalah/konflik dengan cara musyawarah atau dengan mediasi yang menunjuk orang
ketiga sebagai penengah
Kata kunci : Perubahan, Sosial, Masyarakat, Perkembangan Parawisata
ABSTRACT
The aim of this study is to determine how to shape of social change in
local communities, as a result of the interaction with the travelers and to indentify
the factors that influence social change at the local community as a result of
interaction with tourist.
This study used qualitative methods and about research location is in
Tadang Palie Village, Wakka Hamlet, Cempa District, Pinrang. Sampling
technique is by determining its own characteristict ( purposive sampling ) and
data collection techniques are using primary data and secondary data through
observation, interview, and documentation.
The result of this research is social change in Wakka village is small social
change which doesnot bring direct or meaningful influence for society like
fashion change which follows trend but it still defends its culture. Factors cause
social change in Dusun Wakka namely advanced of formal education in society
that advance society mindset, from public way in solving problen not use street
justice any longer, but solve problem by discussing or mediating (pointing third
parties as counsellor).
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada
Allah Swt, yang karena-Nya kita hidup dan hanya kepada-Nya kita kembali.
Dari-Nya segala sumber kekuatan dan inspirasi terindah dalam menapaki jalan
hidup ini, Dialah yang memberikan begitu banyak nikmat khususnya kesehatan
dan kesempatan sehingga skripsi yang berjudul”Perubahan Soial Masyarakat
Lokal Terhadap Perkembangan Pariwisata Dusun Wakka Kabupaten Pinrang
dapat penulis selesaikan. Shalawat dan taslim semoga tetap tercurah kepada
Nabi Muhammad Saw. yang merupakan uswatun hasanah atau suri tauladan
yang baik bagi ummat manusia sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan.
Akan tetapi, berkat pertolongan dan petunjuk dari Allah SWT. dan bantuan
dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan walaupun dalam
wujud yang sederhana. Oleh karena itu ucapan terima kasih dan penghargaan
yang teristimewa dengan segenap cinta dan hormat penulis haturkan kepada
kedua orang tuaku Ayahanda terhormat Baktiar dan Ibunda tercinta Nursia
yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan cintanya serta doa restu yang
tak henti-hentinya untuk keberhasilan penulis. Semoga apa yang beliau berikan
kepada penulis bernilai kebaikan dan dapat menjadi penerang kehidupan di
dunia dan di akhirat
ix
Terima kasih penulis ucapkan kepada beberapa pihak yang telah sangat
membantu selama penulis menyusun skripsi ini yaitu diantaranya :
1. Prof. Dr. H Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M.sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas MuhammadiyahMakassar.
3. Drs. H. Nurdin, M.Pd.sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP
Universita Muhammadiyah Makassar.
4. Kaharuddin, M.Pd., Ph.D sebagai sekretaris Jurusan Pendidikan Sosiologi
FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Kaharuddin, M.Pd., Ph.D dan Dr. Hj. Ruliaty,. M.M sebagai Pembimbing I
dan II, yang telah meluangkan waktunya membantu dan membimbing
penulis.
6. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn sebagai Penasihat Akademik atas
bimbingan dan nasihat yang sangat berharga selama penulis menuntut ilmu
di Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa yang
tak ternilai harganya kepada penulis.
8. Muhammad Tasbih, S,.STP, M. Si sebagai Kepala Camat Cempa Kab.
Enrekang.
x
9. Terkhusus kepada narasumber atas segala informasi dan kerja samanya
yang baik selama penulis melaksanakan penelitian.
10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Sosiologi angkatan 2015
terkhusus kelas D yang telah bersama-sama berjuang keras dan penuh
semangat dalam menjalani studi dalam suka dan duka. Kebersamaan ini
akan menjadi sebuah kenangan yang indah.
Hanya Allah Subuhana Wata’ala yang dapat memberikan imbalan yang
setimpal. Semoga aktivitas kita senantiasa bernilai ibadah di sisi-Nya.Sebagai
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, Penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
karyaini. Semoga saran dan kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis
untuk lebih tekun lagi belajar. Amin.
Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Makassar, September 2019
Penulis,
Imran
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 9
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
E. Defenisi Operasional ............................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Pengertian Perubahan Sosial.....................................................................12
B. Proses-proses Perubahan Sosial ............................................................... 25
C. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial………………………………………..27
D. Faktor – Factor Yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan Sosial…..28
E. Pengertian Interaksi dan Masyarakat Lokal..............................................
F. Interaksi antara Wisatawan dengan masyarakat Lokal............................
G. Konsep Pariwisata...................................................................................
H. Kerangka Pikir..........................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................................. 30
B. Lokus dan Waktu Penelitian ................................................................... 31
v
C. Informan Penelitian ................................................................................. 32
D. Fokus Penelitian ...................................................................................... 33
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 34
F. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 35
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 36
H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 37
I. Teknik Keabsahan Data .......................................................................... 39
J. Etika Penelitian ………………………………………………………… ..41
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Asal-Usul Desa …..………………………………………...................... 43
B. Letak Geografis ………………………………………………………....44
C. Kondisi Demografi ……………………………………………………...47
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………...... 52
B. Pembahasan ……………………………………………………..……. 67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ……………………………………………………… 79
B. SARAN ………………………………………………………………. 80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81
LAMPIRAN.......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Daftar Nama-Nama Informan
Lampiran 3. Persuratan
Lampiran 4. Dokumentasi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya pembangunan pariwisata adalah proses perubahan
yang terjadi secara terus menerus dan merupakan perbaikan kearah tujuan
dan kemajuan yang dicapai. Indonesia sebagai negara yang sedang
bekembang, berusaha untuk mengembangkan dirinya dari suatu keadaan
dengan sifat masyarakat tradisional menuju kearah keadaan yang
dianggap lebih baik.
Pembangunan ini harus diarahkan kepada pembangunan manusia
indonesia dalam ikatan bangsa indonesia yang mencerminkan situasi
keselarasan hubungan antara manusia dan Tuhannya, antara sesama
manusia dan antar manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam
pelaksanaan pembangunan Nasional segenap modal dan potensi sumber
daya dalam negeri perlu dimanfaatkan secara optimal guna memenuhi
kebutuhan masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan berkelanjutan
memang menjadi priolitas pemerintah yang membawah perkembangan
lebih jauh yaitu akan terjadi perubahan di masyarakat sebagaimana di
kemukakan oleh Fuad Hasan(1993;114). Masyarakat adalah masyarakat
dalam perkembangan dengan tempo yang begitu pesat. Pembangunan
social adalah bagian yang melekat langsung pada upaya pembangunan
Nasional. Dalam segenap pembangunan niscaya ada dampak social yang
tidak senantiasa bisa segera di cerna semua warga masyarakat. Setiap
upaya pembangunan social tidak mungkin dijamin bebas dari dampak
negative.
Dengan demikian dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa
dalam perkembangan masyarakat yang di ikhtiarkan secara berencana itu
tentu saja bukan hasilnya belaka yang di harapkan, akan tetapi justru
karena di rencanakan maka segala akibat dan dapat juga di perhitungkan,
termasuk usaha mencegah sejauh mungkin dampak negatif yang di
timbulkannya.
Dampak yang di timbulkan pembangunan bukan hanya positif
tetapi juga dampak yang kita tidak inginkan yaitu Negatif hal ini yang
tidak bisa kita tolak karena merupakan hal lumrah dari efek pembangunan
tersebut sebagaimana yang di kemukakan oleh Posman Simanjuntak
(2003;188) Pembangunan Nasional dilaksanakan secara berencana,
bertahap, berkelanjutan, menyeluruh dan terpadu untuk memacu
peningkatan kemampuan nasionl dalam rangka mewujudkan kehidupan
yang sejajar dengan bangsa lain yang lebih maju. Pelaksanaan
pembangunan nasional diantaranya meliputi ekonomi, hukum, sosial
budaya. Namun masyarakat belum sepunuhya siap menerima perubahan
yang dihasilkan oleh pembangunan sehingga berdampak kepada social
budaya masyarakat baik dampak yang bersifat positif maupun negatif.
Pengaruh yang nampak dari pesatnya pembangunan adalah
terjadinya perubahan social budaya yang terjadi di dalam masyarakat
tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat
yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju
pluralisme nilai dan norma social merupakan salah satu dampak yang
dirasakan sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmadi Abu (2004
;14)”perubahan social dan budaya meliputi berbagai bidang kehidupan dan
merupakan masalah bagi semua intitusi social seperti : industry, agama,
perekonimian, pemerintah, keluarga, perkumpulan-perkumpulan
pendidikan”.Pokok yang terjadi pada perubahan social dan budaya di
akibatkan dari perubahan yang berkembang pesat saat ini selain dari
pengaruh pembangunan, juga karena adanya penetrasi kebudayaan dari
luar yang masuk dengan mudah akibat proses pembangunan itu sendiri.
Diantaranya adalah proses dan perkembangannya pariwisata di suatu
daerah yang banyak dikunjungi wisatawan.
Telah disadari bahwa praktik-praktif pariwisata, yang melihat
kebudayaan (juga alam), terutama sumber komoditi, ternyata membawah
dampak yang tidak selalu positif. Dampak positif biasannya langsung dan
segera dapat dirasakan adalah dalam segi keuntungan ekonomi,
sebagaimana yang telah di gariskan Undang-Undang Tentang
kepariwisatawan No.9 Tahun 1990 yaitu salah satu tujuan
penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan pendapatan
daerah dalam rangka meningkatkan kesahjateraan dan kemakmuran
rakyat, juga memperluas dan memeratakan kesempatan dan berusaha dan
lapangan kerja serta mendorong pembangunan daerah. Untuk itu selaknya
pariwisata dapat dijadikan alternatif penggrerak perekonomian hingga
sedemikian rupa menjadi sumber pendapatan bagi setiap daerah yang
memiliki potensi untuk menyeleggarakannya, dalam upaya memperoleh
atau meningkatkan peendapat daerah. tetapi sesungguhnya keuntungan
tersebut hanya merupakan keuntungan jangka pendek. Yang dirasakan
kemudian adalah dampak buruknya, yaitu terhadap ekpresi dan eksistensi
budaya yang dijadikan sumber komoditi itu.
Jelaslah bahwa tujuan pembangunan pariwisata pada umumnya
adalah untuk mencapai kehidupan sosial yang seimbang baik jasmani
maupun rohaniah. Juga dapat meningkatkan dan mensejahterakan
kehidupan bangsa. Oleh karena itu pemerintah telah berusaha untuk
mencari dan guna untuk membiayai pembangunannya. Dan dalam
pembangunan pariwisata, dapat memperluas kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha melalui peningkatan arus kunjungan wisatawan.
Pengeluaran-pengeluaran wisatawan dapat meningkatkan pendapat
penduduk setempat. Karena pada peningkatan kualitas hidup dikalangan
penduduk akan meningkatkan hidup mereka dalam pola konsumtif itu
bisa menimbulkan rasa tidak puas terhadap gaya hidup tradisional dan
sederhana mereka selama ini dan merangsang keinginan untuk berpola
hidup seperti para wisatawan yang berkunjung kedaerahnya.
Pengembangan daerah tersebut dapat menimbulkan perubahan-
perubahan sosial dikalangan masyarakat setempat. Perencanaan yang
berhubungan aspek sosial yang ada serta berdasarkan kenyataan yang
menyangkut aspek-aspek sosial yang mungkin timbul. Masyarakat
setempat sedapat mungkin di ikuti sertakan dalam perencanaan dan
pengembangan pariwisataaan dengan memberikan motivasi bahwa
mereka mempunyai kepentingan terhadap keberhasilan daerah pariwisata
yang bersangkutan .
Disamping hal-hal yang tersebut di atas, pariwisata dapat
menimbulkan perubahan-perubahan pada pola perilaku sosial nilai-nilai
social, norma-norma sosial di dalam masyarakat setempat. Dimana dalam
kepariwisatawan kadang kala tidak sejalan dengan nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola prilaku sosial, yang ada dalam masyarakat
setempat khususnya masyarakat di Dusun Wakka Kabupaten Pinrang.
Pementasan atau tingkah laku orang-orang yang berwisata
tentunya tidak semuanya sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang
berlaku di Dusun Wakka Kabupaten Pinrang contohnya apabila
wisatawan mandi dengan hanya memakai penutup bagian tertentu saja,
sehingga dapat menimbulkan rangsangan sexsual bagi orang-orang yang
melihatnya. Hal tersebut tidak biasanya mereka lihat didalam masyarakat.
Dengan sendirinya menimbulkan pengaruh terhadap pribadi masyarakat
Dusun Wakka, efek-efek demikian ini dapat merubah pola tingkah laku
sesuai masyarakat Wakka baik secara perlahan-lahan maupun secara cepat.
Masyarakat sebagai suatu sistem senantiasa mengalami perubahan.
Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan
fenomena sosial yang wajar. Oleh karena setiap manusia mempunyai
kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak setelah
tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan
dengan tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang baru. Kehidupan
masyarakat desa, dapat dibandingkan antara sebelum dan sesudah
masyarakat dapat mengenai norma-norma, pola-pola prilaku. Organisasi
susunan dan stratifikasi masyarakat dan juga lembaga masyarakat.
Perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari
sistem sosial sebagai satu kesatuan (Sztompka, 2010: 3).
Perubahan-perubahan saat ini nampak sangat cepat, sehingga
semakin sulit untuk mengetahui bidang-bidang manakah yang akan
berubah terlebih dahulu dalam kehidupan masyarakat. Namun demikian
secara umum, perubahan-perubahan itu biasanya bersifat berantai dan
saling berhubungan antara satu unsur dengan unsur dalam suatu
kemasyarakatan yang lainnya. Perubahan-perubahan tersebut terjadi di
dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Terutama bagi masyarakat
dalam negara yang sedang membangun, seperti Negara Indonesia yang
saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan.
Pada dasarnya perubahan-perubahan dalam masyarakat Indonesia
merupakan akibat adanya pembangunan yang dilaksanakan pemerintah
bersama rakyat Indonesia sendiri. Perhatian utama pemerintah dalam
pembangunan nasional tertuju pada pembangunan pedesaan, dengan
menitik beratkan pada program pembanguan untuk kemajuan pedesaan,
karena sebagian besar penduduk masih berpenghasilan rendah bahkan
masih masyarakat Wakka yang tepatnya berada di Desa taddang palie
mengalami juga kecepatan perubahan sejalan dengan tingkat peradaban
sekarang ini, mengakibatkan adanya sebagian masyarakat Desa Taddang
palie kehilangan akan nilai-nilai tradisionalnya dan perlahan-lahan
menjadi manusia modern. Walaupun masih ada pula masyarakat Desa
Taddang Palie yang tetap memegang teguh nilai-nilai leluhur mereka
yang dianggap sebagai suatu nilai yang sangat sakral.
Perkembangan kebudayaan manusia yang cukup cepat yang terjadi
di Desa Taddang Palie terutama disebabkan oleh kemampuan sebagian
masyarakatnya untuk meminjam dan meniru unsur-unsur kebudayaan
yang berasal dari luar danm enerapkannya kedalam kebudayaannya,
ataupun dengan adanya berbagai macam pengaruh dari budaya lain yang
mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.
Perubahan yang terjadi, merupakan akumulasi kebudayaan yang
menjadi warisan sosial manusia. Pada masa lampau tidak begitu banyak
perubahan yang terjadi, sedangkan dalam zaman modern ini frekuensi
perubahan kian meningkat. Manusia agak kewelahan untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan terjadi secara bertubi-tubi, terjadinya perubahan
sosial yang cepat itu mungkin disebabkan oleh berbagai penemuan baru,
yang memungkinkan terjadinya akumulasi kebudayaan material (Soerjono
Soekanto. 1990: 342).
Dusun Wakka atau Taddang Palie merupakan wilayah yang dipilih sebagai
lokasi penelitian. Karena mempunyai keunikan tersendiri yakni adanya
lokasi wisata yang dapat menarik pengunjung dari luar daerah Pinrang.
Sejalan perkembangan teknologi yang semakin menampakkan
pengaruhnya disetiap kehidupan individu maupun masyarakat dan secara
langsung maupun tidak langsung,juga terasa jelas mempengaruhi
masyarakat Wakka. Pengaruh tersebut diindikasikan oleh adanya
perubahan-perubahan dalam tata kehidupan mereka, baik cara hidupnya,
cara kerja, barang-barang kebutuhan yang mereka beli, keadaan
sekeliling mereka, maupun nilai-nilai atau norma-norma yang mereka
anut. Tampaknya hal ini terjadi, karena ada rasa ketidakpuasan sebagaian
masyarakat Dusun Wakka yang melihat lingkungan sekeliling mereka
mengalami percepatan kemajuan, dan dilihat dari segi pemenuhan
kebutuhan primer dan sekunder mereka yang kurang terpenuhi dan kurang
memuaskan seperti masyarakat yang ada didaerah lain yang sudah
mengalami kemajuan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan-perubahan yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi seluruh kehidupan
masyarakat itu adalah dampak dari pembangunan disegala bidang yang
dilaksanakan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
setempat. Percepatan perubahan sosial itu pun terjadi dapat dimungkinkan
pula oleh kemajuan teknologi yang diperoleh warga atau kelompok yang
ada dalam masyarakat, melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas
maka rumusan masalah penelitian yang penulis dapat rumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana bentuk perubahan sosial masyarakat lokal terhadap
perkembangan pariwisata ?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perubahan sosial masyarakat
lokal terhadap perkembangan pariwisata ?
C. Tujuan Penelitian
Pada hakekatnya penelitian merupakan usaha yang dilakukan
secara sistematis. Diteliti secara mendalam untuk menganalisa serta
memecahkan masalah yang akan dirumuskan dengan cara menyimpulkan
dan mencari pengertian terhadap fenomena sosial. Adapun tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial
masyarakat lokal terhadap perkembangan pariwisata
2. Untuk mengetahui bentuk perubahan sosial masyarakat lokat terhadap
perkembangan pariwisata
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bisa memberikan
gambaran kepada masyarakat bagaimana perubahan
masyarakat lokal terhadap perkembangan pariwisata.
2. Secara praktis
a. Bagi masyarakat
Manfaatnya bagi masyarakat yakni mereka dapat
mengetahui bagaimana perubahan dalam masyarakat
terhadap dalam perkembangan pariwisata terkhusus pada segi
kehidupan masyarakat misalnya pada segi ekonominya.
b. Bagi Peneliti
Peneliti ini dapat menambah pengetahuan sebagai bekal
dalam mengaplikasikan pengetahuan teoritik terhadap
masalah praktis, sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan oleh peneliti-peniliti lain.
E. Defenisi Operasionl
1. Perubahan sosial
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai perubahan yang terjadi
di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat
perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu
berlainan.
Berbicara tentang perubahan, kita membayangkan sesuatu yang
terjadi setelah jangka waktu tertentu; kita berurusan dengan perbedaan
keadaan yang diamati antara sebelum dan sesudah jangka waktu
tertentu. Untuk dapat menyatakan perbedaannya. Konsep dasar
perubahan sosial mencakup tiga gagasan:
1. Perbedaan. 2. Pada waktu berbeda. 3. Diantara keadaan sistem
sosial yang sama. Sedang perubahan sosial menurut Hawley yaitu :
Perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari
sistem sosial sebagai satu kesatuan (Sztompka, 2010: 3).
2. Masyarakat
Kata society berasal dari bahasa latin, societas yangberarti
hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari
kata socius yang berarti teman, sehingga arti societas berhubungan
erat dengan kata sosial. Secara implist, kata society mengandung
makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan
kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Masyarakat adala sekolompok orang yang membentuk sebuah
sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar
interaksi dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar
dari kata dalam bahasa arab, musyarak.
Lebih abstraknya sebuah mansyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interpenden (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat di gunakan untuk mengacu sekolompok
orang yang hidup bersama dalam satu kemunitas yang teratur.
Sekolompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat
apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi
kemaslahatan.
1. Pariwisata
Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian
sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai
kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan,
politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain, seperti karena
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar.
Wisatawan merupakan seseorang atau kelompok orang yang
melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourit),
jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau
negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara
dikunjungi dengan kurang waktu dalam 24 jam maka mereka disebut
dengan pelancong (excursionist). Pengunjung (visitor), yaitu setiap
orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan
biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan
yang menerima upah. Pariwisata memiliki definisi yang bermacam-
macam, yang dikemukakan oleh beberapa ahli sesuai dengan tinjauan
mereka masing-masing.
Pariwisata berhubungan erat denagn pengertian perjalanan
wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara
seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan
untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan
kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat
juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga
untuk kesehatan, konvensi, keagamaan dan keperluan usaha yang
lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai perubahan yang terjadi di dalam
atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan
sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan.
Berbicara tentang perubahan, kita membayangkan sesuatu yang terjadi
setelah jangka waktu tertentu; kita berurusan dengan perbedaan keadaan yang
diamati antara sebelum dan sesudah jangka waktu tertentu. Untuk dapat
menyatakan perbedaannya. Konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga
gagasan:
1. Perbedaan. 2. Pada waktu berbeda. 3. Diantara keadaan sistem sosial
yang sama. Sedang perubahan sosial menurut Hawley yaitu :
Perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari sistem
sosial sebagai satu kesatuan (Sztompka, 2010: 3). Perubahan sosial dibedakan
menjadi beberapa jenis, tergantung pada sudut pengamatan, apakah dari sudut
aspek, fragmen atau dimensi sistem sosialnya. Ini disebabkan keadaan sistem
sosial itu tidak sederhana, tidak hanya berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai
kombinasi atau gabungan hasil dari berbagai komponen.
Perubahan statis sendiri merupakan suatu keadaan dalam diam, tidak
bergerak, tidak berubah keadaanya, tidak aktif, tetap, tidak mau menyesuaikan
hidup dengan perkembangan zaman. Pada umumnya manusia hidup tidak dalam
keadaan statis dan akan selalu dinamis. Sementara untuk kata dinamis memiliki
pengertian berlawanan dari kata statis yaitu sesuatu hal yang aktif, terus berubah,
tidak diam, berkembang dengan aktif mampu mengikuti dengan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam kehidupan.
Kata dinamis sering digunakan dalam kehidupan masyarakat seperti yang
paling sering ditemui yaitu, motor dinamis, mobil dinamis, dan masih banyak lagi.
Secara etimologi, dinamis berasal dari kata yang berasal dari bahasa prancis yaitu
dynamigue yang berarti tenaga atau kekuatan. Jika merujuk pada kamus besar
bahasa indonesia, kata dinamis diartikan sebagai suatu keadaan yang dipenuhi
semangat, kekuatan, tenaga sehingga dapat bergerak cepat dan dapat
menyesuaikan diri dengan mudah pada situasi dan kondisi. Dengan begitu, suatu
kehidupan pastinya bergerak dengan dinamis.
Pengertian dari dinamis dalam sosiologi secara umum adalah pola hidup
masyarakat yang selalu berubah dan terus berkembang. Dalam ilmu sosiologi
sendiri yang menjabarkan hubungan antar mahkluk sosial terdapat istilah yang
sering muncul yaitu dinamika sosial. Dinamika sosial ini mengkaji seluruh
perubahan yang terjadi dalam komponen mansyarakat terkait kehidupan bersosial.
Dan pengertian perubahan sosial menurut para ahli yaitu :
1. Menurut Macionis perubahan sosial itu adalah transformasi dalam
organisasi masyarakat, dalam pola berfikir dan dalam perilaku pada
waktu tertentu (Sztompka, 2010 : 5)
2. Perubahan sosial menurut Persell adalah modifikasi atau transformasi
dalam organisasi masyarakat (Sztompka, 2010: 5)
3. Sedangkan Ritzer berpendapat bahwa perubahan sosial mengacu
pada variasi hubungan antaraindividu, kelompok, organisasi, kultur dan
masyarakat pada waktu tertentu (Sztompka, 2010 : 5)
4. Menurut Farley perubahan sosial adalah perubahan pola prilaku,
hubungan sosial, lembaga, dan struktur sosial pada waktu tertentu
(Sztompka, 2010 : 5)
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar
orang, organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau
“pola nilai dan norma”serta“pran”. Dengan demikian, istilah yang lebih lengkap
mestinya adalah “perubahan sosial-kebudayaan” kerena memang antara manusia
sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu sendiri.
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan
fungsi suatu system sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya
ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota system sosial yang
bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Invensi, proses dimana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.
2. Difusi, yakni proses dimana ide-ide baru dikomunikasikan kedalam
sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam system
sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi.
Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai
akibat. Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau
produk tetapi merupakan proses. Perubahan sosial merupakan keputusan bersama
yang diambil oleh anggota masyarakat. Konsep dinamika kelompok menjadi
sebuah bahasan yang menarik untuk memahami perubahan sosial.
Ada empat tingkat perubahan perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap,
prilaku individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa
tentang kekuatannya maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan
siklus perubahan akan dapat berguna.
Peletak dasar pemikiran perubahan sosial sebagai suatu bentuk
“evolusi”antara lain Herbert Spencer dan August Comte. Keduanya memiliki
pandangan tentang perubahan yang terjadi suatu masyarakat dalam bentuk
perkembangan yang linear menuju kearah yang positif. Perubahan sosial menurut
mereka berjalan lambat namun menuju suatu bentuk kesempurnaan masyarakat.
Menurut Spencer, suatu organisme bertambah sempurna apabila
bertambah kompleks dan terjadi diferensiasi dan integrasi. Perkembangan
masyarakat pada dasarnya berarti pertambahan diferensiasi dan integrasi,
pembagian kerja dan perubahan dari keadaan homogeny menjadi heterogen.
Seperti halnya Spencer, pemikiran Comte sangat dipengaruhi oleh pemikiran
ilmu alam. Pemikiran Comte yang dikenal dengan aliran positivisme, memandang
bahwa masyarakat harus menjalani berbagai tahap evolusi yang pada masing-
masing tahap tersebut dihubungkan dengan pola pemikiran tertentu. Selanjutnya
Comte menjelaskan bahwa setiap kemunculan tahap baru akan diawali dengan
pertentangan antara pemikiran tradisional dan pemikiran yang bersifat progresif.
Sebagaimana Spencer yang menggunakan analogi perkembangan makhuk hidup,
Comte menyatakan bahwa dengan adanya pembagian kerja, masyarakat akan
menjadi semakin kompleks dan terspesialisasi.
Dan definisi lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan
yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat,
yang mempengaruhi system sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut
adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia
dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya (soekanto,
1990). Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-
unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya
perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan.
Perubahan social merupakan bagian dari perubahan budaya.
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan lainnya. Akan tetapi
perubahan tersebut mempengaruhi organisasi masyarakatnya.
Ruanglingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan
sosial. Namun demikian dalamprakteknya dilapangan kedua jenis
perubahan-perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (soekanto,
1990).
Sedangkan secara umum perubahan sosial dapat diartikan suatu
proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat,
meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya
untuk mendapatkan penghidupn yang lebih bermartabat. Perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal yang
kompleks. Tentang perubahan sosial ini beberapa
sosiolog memberikan beberapa definisi perubahan sosial, yaitu sebagai
berikut :
a. William F.Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-
perubahan social meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang
materil maupun immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar
unsure-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
b. Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-
perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masayarakat.
c. Maclver mengatakan perubahan-perubahan sosial merupakan
sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai
perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
d. JL.Gillin dan JP. Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial
sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik
karena perubahan-perubahan kondisi georafi, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi
ataupun penemuan-penemuanbaru dalam masyarakat.
e. Samuel Koenig mengatakan bahwa perubahan sosial menunjukkan
pada modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
f. Selo soemardjan mengatakan segala perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang
mempengruhi system sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai,
sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian perubahan
sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat yang
mencakup peubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat,
ataupun karena terjadinya perubahan dari factor lingkungan, karena
berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya
system sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
B. Proses – proses Perubahan Sosial
Pada dasarnya masyarakat senantiasa mengalami perubahan.
Perubahan tersebut dapat diketahui dengan membandingkan keadaan
masyarakat dalam satu waktu dengan keadaan yang lampau. Menurut
Alvin L. Bertrond, proses perubahan sosial adalah sebagai berikut :
1. Difusi, adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu
individu ke individu yang lain, dari satu golungan ke golongan yang
lain, atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain, Difusi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Difusi intra-masyarakat yaitu Difusi unsure kebudayaan antara
individu/golongan dalam satu masyarakat.
b. Difusi antarmasyarakat, yaitu difusi unsur kebudayaan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain.
Masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi
melalui:
a. Pementasan damai (penetration pacifique), yaitu masuknya unsure
kedalam masyarakat tanpa tanpa paksaan dan kekerasan. Misalnya
masuknya kebudayaan islam kemasyarakat Indonesia.
b. Perembesandengan kekerasan (penetration violente), yaitu masuknya
unsure baru kedalam masyarakat yang diwarnai dengan paksaan dan
kekerasan sehingga terkadang merusak kebudayaan setempat.
c. Simbiotik, yaitu proses masuknya unsure-unsur kebudayaan ke atau
dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan.
Simbiotik dibagi menjadi 3 macam :
1. Mutualistik yaitu simbiosis yang saling menguntungkan
2. Komensalistik yaitu satu pihak untung dan satu pihak lain tidak
untung tetapi juga tidak rugi.
3. Parasitistik yaitu satu pihak mendapatkan keuntungan dan pihak
lain menderita kerugian.
2. Akulturasi, atau kontak kebudayaan merupakan proses social yang
timbul apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa
sehingga unsur-unsur kebudayaan tersebut lambat laun diterima dan
kedalam kebudayaannya tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian
kebudayaan asal
3. Asimilasi, adalah proses social tingkat lanjut yang timbul apabila
terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang
kebudayaan berbeda saling berinteraksi dan bergaul secara langsung
dan intensif dalam waktu yang lama sehingga kebudayaan dari masing-
masing golongan tersebut berubah sifatnya dari yang khas menjadi
unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda dengan asalnya.
a. Factor-faktor pendorong asimilasi
1. Toleransi antara kebudayaan yang berbeda
2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang dibidang ekonomi
3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dimasyarakat
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6. Perkawinan campuran
7. Adanya musuh bersama dari luar.
b. Factor-faktor penghambat asimilasi
1. Terisolasinya kehidupan berkelompok
2. Kurangnya pengetahuan akan kebudayaan lain
3. Perasaan takut akan kebudayaan lain
4. Perasaan kebudayaan sendiri lebih tinggi dari kebudayaan lain
5. Perbedaan warna kulit dan cirri badaniah
6. In group feeling yang kuat
7. Golongan minoritas mendapat gangguan dari mayoritas
8. Perbedaan kepentingan
4. Akomodasi, dikenal pula dengan sebutan adaptasi. Akomodasi berarti
keadaan atau proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi menunjuk
kepada adanya keseimbangan dalam interaksi antara individu dengan
kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai social yang
berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk
kepadausaha-usaha manusia meredakan pertentangan-pertentangan atau
usaha-usaha untuk mencapai kestabilan social.
a. Tujuan akomodasi
1. Mengurangi pertentangan
2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan
3. Memungkinkan terjadinya kerjasama
4. Mengusahakan terjadinya asimilasi
b. Bentuk-bentuk akomodasi
1. Konsoliasi merupakan pengendalian konflik melalui lembaga
lembaga tertentu yang memungkinkan terjadinya difusi dan
pengambilan keputusan diantara pihak-pihak yang berlawanan
mengenai persoalan-persoalan yang mereka pertentangkan.
2. Mediasi adalah menunjuk pihak ketiga untuk memberikan
nasihat-nasihat tentang bagaimana caranya menyelesaikan
pertentangan-pertentangan diantara golongan yang bertikai.
3. Arbitrasi pengendalian konflik dengan arbitasi (perwasitan)
hampir sama dengan mediasi akan tetapi pihak yang bertikai
dengan suka rela menerima putusan yang dibuat.
4. Kompromi yaitu antara pihak yang bertikai saling mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian masalah.
5. Coercion merupakan bentuk pengendalian konflik yang dilakukan
karena adanya paksaan. Dalam hal ini salah satu pihak berada
dalam keadaan limah dari pihak lainnya.
C. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan kedalam
beberapa bentuk yaitu :
1. Perubahan lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat atau evolusi memerlukan waktu yang
lama. Perubahan ini biasanya merupakan rentetan perubahan kecil yang
saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan
sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya
berusaha menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang
ditimbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
2. Perubahan Cepat (Revolusi)
Perubahan yang berlangsung secara cepat dinamakan dengan
revolusi. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan
terlebih dahulu maupun tanpa direncanakan. Selain itu dapat dijalankan
tanpa kekerasan maupun dengan kekerasan. Ukuran kecepatan suatu
perubahan sebenarnya relative karena revolusi pun dapat memakan waktu
lama. Perubahan-perubahan tersebut dianggap cepat Karena mengubah
sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan
hubungan antara manusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung dengan
didahului suatu pemberontakan.
Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar suatu
revolusi dapat tercapai.
a. Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan
perubahan.Didalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas
terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai keadaan
yang lebih baik.
b. Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu
memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan.
c. Pemimpin harus dapat menampung keinginan atau aspirasi dari
rakyat untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu
program kerja.
d. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat
dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideology tertentu.
e. Harus ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu
saat dimana keadaan sudah tepat dan baik untuk megadakan suatu
gerakan
3. Perubahan kecil
Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur social yang tidak membawa pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat. Seperti contohnya yaitu pada zaman dahulu,
kaum perempuan di Indonesia setiap harinya mengenakan baju kebaya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan model, model
pakaian yang mereka kenakan pun mengalami perubahan. Ada yang
memakai rok panjang, rok mini, celana panjang, kaos dan lain lain.
4. Perubahan Besar
Perubahan besar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap
masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam system kerja, system
hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.
5. Perubahan yang dikehendaki
Perubahan ini adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak ini dinamakan agent of change,
yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
6. Perubahan Struktural
Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang
menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat.
7. Perubahan Proses
Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar.
Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan
sebelumnya.
D. Faktor-faktor Yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan
1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan
a. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
Kontak kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling
berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang
telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari
kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing
dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan
suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama
membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan
objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai
apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan
zaman atau tidak.
c. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong
seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan
semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
d. Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau
merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya
perubahan sosial budaya. Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar
semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
e. Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification ).
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau
horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak
lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan
sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk
dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
f. Heterogenitas Penduduk
Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang
budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan
yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian
merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam
masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
g. Orientasi ke Masa Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat
masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-
penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan
zaman.
h. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat
dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan
revolusi untuk mengubahnya.
i. Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk
Memperbaiki Hidupnya ikhtiar harus selalu dilakukan manusia
dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas.
2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan
a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Kehidupan asing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui
perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan
pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
b. Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing
dan tertutup,contohnya masyarakat pedalaman.Tapi mungkin juga
karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain
(terjajah).
c. Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat
membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman.
Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh
golongan konservatif (kolot).
d. Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas
Kebudayaan Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak
sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola
kehidupan kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat
berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada
pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
1. Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanamdengan
Kuat (Vested Interest Interest).
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan
menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang
mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan
statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya
proses perubahan.
2. Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)
Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang
pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa barat. Mereka
mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa
melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka
cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.
g. Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah,
biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideology
masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
h. Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat dan
kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal ini
merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan
kebudayaan. Misalnya, memotong padidengan mesin dapat mempercepat
proses pemanenan, namun karena adat dan kebiasaan masyarakat masih
banyak yang menggunakan sabit atau ani-ani, maka mesin pemotong
padi tidak akan digunakan.
i. Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya
Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah
pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa
adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa.
Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu pekembangan
kehidupan manusia.
E. Pengertian Interaksi dan Masyarakat Lokal
Karena interaksi social merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas social. Bentuk lain dari proses-proses sosial hanya
merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang-perorangan dengan kelompok manusia.
(soekanto, 2007: 55)
Interaksi sosial dimulai pada saat dua orang bertemu. Mereka
saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin
berkelahi. Walaupun orang-orang bertemu muka tidak saling berbicara
atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi,
karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan
perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang
bersangkutan, yang misalkan disebabkan bau keringat, minyak wangi,
suara berjalan, dan sebagainya. Semuanya itu menimbulkan kesan dalam
pikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan.
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, menyangkut
hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu
dengan kelompok. Dan dua syarat terjadinya interaksi sosial yaitu :
1. Adanya kontak sosial, yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk,
yaitu antara individu, antaraindividu dengan kelompok, antar
kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung
maupun tidak langsung.
2. Adanya komunikasi, yaitu seseorang member arti pada perilaku
orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh
orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian member reaksi
terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut
(soekanto, 2007: 62)
Dan ada juga bentuk-bentuk interaksi sosial yakni dapatberupa
kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan juga
berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
Dimana pertikaian mungkin mendapatkan penyelesaian. Mungkin
penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu,
yang dinamakan akomodasi dan ini berarti bahwa kedua belah pihak
belum tentu puas sepenuhnya.
Tiga pendapat tentang bentuk-bentuk interaksi dari tiga tokoh yaitu
:
1. Gillin dan Gillin : bentuk interaksi adalah (1) proses asosiatif
(akomodasi, asimilasi, dan akulturasi), (2) proses disosiatif
(pertentangan, persaingan). (soekanto, 2007:65)
2. Kimball Young : bentuk interaksi adalah (1) oposisi (persaingan, dan
pertentangan), (2) kerjasama yang menghasilkan akomodasi, (3)
diferensiasi (tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar
perbedaaan usia, seks, dan pekerjaan). (soekanto, 2007 : 65)
3. Tomatsu Shibutani : bentuk interaksi adalah (1) akomodasi dalam
situasi rutin, (2) ekspresi pertemuan dan anjuran, (3) interaksi
strategis dalam pertentangan, (4) pengembangan perilaku massa.
(soekanto, 2007 : 65 ).
Masyarakat menurut Selo Soemardjan yaitu adalah orang-orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya sebagai berikut.
1. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua
orang.
2. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama itu,
timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antarmanusia.
3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu
dengan yang lainnya. Masyarakat Lokal adalah kelompok
Masyarakat menjalankan tata kehidupan sehari-hari berdasarkan
kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum
tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada Sumber Daya Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil tertentu. (Pasal 1 Angka 34 UU Nomor 27 Tahun
2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil).
F. Interaksi Antara Wisatawan Dengan Masyarakat Lokal
Wisatawan yang mengunjungi suatu daerah tujuan wisata antara
didorong oleh keinginan untuk mengenal, mengetahui atau mempelajari
daerah dan kebudayaan masyarakat lokal. Dan selama berada di daerah
tujuan wisata, wisatawan pasti berinteraksi dengan masyarakat lokal, tapi
bukan saja dengan mereka yang melayani kebutuhan wisatawan
melainkan juga dengan masyarakat luas.
Hubungan antara wisatawan dengan masyarakat dicirikan
oleh beberapa hal yaitu :
1. Mereka berhubungan sementara, sehingga tidak ada hubungan
mendalam.
2. Ada kendala ruang dan waktu yang menghambat hubungan.
Wisatawan umumnya berkunjungan secara musiman dan tidak
berulang. Apalagi kenyataan bahwa fasilitas pariwisata umumnya
hanya terkonsentrasi tempat-tempat tertentu, maka wisatawan
hanya berhubungan secara intensif dengan sebagian anggota
masyarakat yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan
terhadap pariwisata, sedangkan masyarakat jauh dari fasilitas
pariwisata berhubungan dengan wisatawan secara kurang intensif.
3. Hubungan atau interaksi umumnya bersifat tidak setara.
Apapun motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata maka
bagi seorang/kelompok wisatawan,perjalanan tersebut mempunyai
berbagai manfaat dan akibat antara lain :
1. Perjalanan wisata memberikan stimulasi bagi penyegaran fisik
dan mental serta merupakan kompensasi terhadap berbagai hal
yang melelahkan sepert situasi yang sibuk, ketegangan, rutinitas
yang menjemukan, sehingga melakukan perjalanan merupakan
kompensasi terhadap masalah-masalah.
2. Pariwisata memberikan keuntungan social ekonomi pada satu
sisi, tetapi disisi lain membawa ketergantungan dan ketimpangan
social dan berbagai masalah social.
3. Pariwisata membawa berbagai peluang baru bagi masyarakat dan
mendorong berbagai bentuk perubahan social.
4. Munculnya kondisi frustasi ditengah-tengah masyarakat yang
menjadi objek tetapi tidak merasa menikmati keuntungan dari
pembangunan pariwisata.
Tetapi berbagai perubahan social yang terjadi tidak dapat
sepenuhnya dipandang sebagai dampak pariwisata semata-mata,
mengingat pariwisata memiliki sifat kegiatan multidimensional dan
terjalin erat dengan berbagai kegiatan lain yang mungkin pengaruhnya
jauh sebelum pariwisata berkembang disatu Kota/Kabupaten.
G. Konsep Pariwisata
a. Pengerian Pariwisata
Pengertian pariwisata adalah perjalan dari satu tempat ke tempat
lain bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai
usaha mencari keseimbangan dan kebagiaan dengan lingkungan hidup
dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Selanjutnya menurut
musanef mengartikan pariwisata sebagai suatu perjalan yang dilaksanakan
untuk sementara waktu, yang dilakukan di suatu tempat ke tempat lain
untuk menikmati perjalanan bertamasya dan berekreasi.
Menurut Yoeti, pariwisata harus memiliki 4 kriteria yaitu:
1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain, perjalanan
dilakukan di luar tempat kediaman di mana orang itu biasanya tinggal;
2) Tujuan perjalanan dilakukan semata-mata untuk bersenang-bersenang,
tanpa mencari nafkah di negara, kota atau DTW dikunjungi.
3) Uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawah dari negara
asalnya di mana dia bisa tinggal atau berdiam, dan bukan diperoleh
karena hasil usaha selama dalam perjalan wisata yang dilakukan; dan
4) Perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih.
Dalam pengertian kepariwisataan terdapat 4 faktor yang harus ada
dalam batasan suatu definisi pariwisata. Faktor-faktor tersebut adalah
perjalan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, perjalanan itu
harus di kaitkan dengan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata
semata-mata pengunjung tempat wisata tersebut.
b. Strategi Pengembangan Pariwisata
Strategi pada prinsipnya berkaitan dengan persoalam: Kebijakan
pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak di capai, dan penentuan cara-
cara atau metode penggunaan sarana-prasarana. Strategi selalu berkaitan
dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana, dan cara. Oleh karena itu. Srategi jiga
harus didukung oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang
ada. Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam mengembangan
pariwisata daerah, pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya
pengembangan sarana dan prasana pariwisata.
Srategi perkembangan pariwisata yang menunjang pertumbungan
ekonomi dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang berpihak pada peningkatan
mutu pelayan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan
berpihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu.
2. Pengelola pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat hal ini
merupakan hal penting karena sebagai hal pengalaman pada beberapa
daerah tujuan wisata, apabila tidak melibatkan masyarakat setempat,
akibatnya tidak ada sumbangsih ekonomi yang diperoleh masyarakat
sekitar.
3. Kegiatan promosi harus beranekaragam, selain dengan merencanakan
cara kampanye dan program VisitIndonesiaYear seperti yang sudah
dilakukan sebelumnya. Kegiatan promosi juga perlu dilakukan dengan
membentuk system informasi yang handal dan membangun kerjasama
yang baik dengan pusat informasi pada Negara-Negara lain terutama
pada negara yang berpotensi
4. Perlu menentukan daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan
dibanding dengan daerah tujuan wisata lain, terutama yang bersifat
tradisional dan alami. Karena era kekinianlah objek wisata yang alami
dan tradisional yang menjadi sasaran wisatawan asing.
Daerah ini masih banyak ditemukan didaerah luar jawa seperti daerah
pedalaman papua atau kalimantan.
5. Pemerintah pusat membangun kerjasama dengan kalangan swasta
dan pemerintah daerah setempat, dengan system terbuka, jujur dan
adil. Kerjasama penting karena melancarkan pengelolah secara
profesional dengan mutu pelayanan yang memadai.
6. Perlu di lakukan pemerataan aru swisatawan bagi semua daerah tujuan
wisata yang ada diseluruh indonesia.
7. Sarana dan prasarana yang di butuhkan perlu dipersiapkan secara baik
untuk menunjang kelancaran pariwisata. Misalnya dengan pengadaan
perbaikan jalan, telepon, internet dan pusat pembelanjaan di sekitar
lokasi daerah wisata.
Dengan memperhatikan beberapa masukan ini kiranya dapat
membantu bagi penyelenggara pariwisata yang dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi. Faktor baik internal dan eksternal, pariwisata
dapat menghasilkan pendapatan yang luar biasa bagi suatu daerah
terutama apabila di kelola dengan baik
c. Faktor Pendorong Perkembangan Pariwisata di Indonesia
Dewasa ini maupun pada masa yang akan datang, kebutuhan untuk
berwisata akan meningkatkan khususnya di indonesia seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di indonesia maupun dunia. Serta
perkembangan penduduk indonesia yang semakin membutuhkan
Refresing akibat semakin tingginya kesibukan kerja. Menurut Fandeli
(1995), faktor yang mendorong manusia untuk berwisata ialah:
1. Keinginan untuk melepas diri dari tekanan hidup sehari-hari di kota,
keinginan untuk mencari suasana baru untuk mengisi waktu lenggang.
2. Kemajuan pembangunan dalam bidang komunikasi dan tranformasi.
3. Keinginan untuk melihat dan memperoleh pengalaman baru mengenai
budaya masyarakat dan ditempat lainnya
4. Meningkatnya pendapat yang dapat memungkinkan seseorang dapat
dengan bebas melakukan perjalanan yang jauh dari tempat tinggalnya.
Faktor-faktor pendorong perkembangan pariwisata diindonesia
menurut Spilane (1987) adalah:
1. Berkurangnya peranan minyak bumi sebagai sumber devisa Negara
jika di bandingkan dengan waktu lain:
2. Merosotnya nilai ekspor pada sector non migas:
3. Adanya kecenderungan peningkatan pariwisata secara konsisten
4. Besarnya potensi yang dimiliki bangsa indonesia bagi pengembangan
pariwisata.
Ini semua memperhatikan bahwa itu kondisi sosial-ekonomi di
indonesia semakin berkurangnya lahan pertanian dan lapangan kerja serta
semakin rusaknya lingkungan akibat kegiatan industry manufaktur dan
kegiatan ekonomi lainnya yang mengeksploitasi sumber daya alam.
Pelengkapan fasilitas-fasilitas yang menunjang kenyamanan para
wisatawan perluasan kawasan merupakan kontruksi utama agar tempat
wisata lebih menarik lagi. Maka pariwisata perlu di kembangkan tidak
terkecuali di daerah-daerah seperti di Dusun Wakka, Kabupaten Pinrang
sebagai salah satu pemasukan bagi divisit Negara dan daerah menjadi
sumber industry andalan. Sektor pariwisata selain dapat meningkat
pertumbuhan ekonomi, juga dapat lingkungan bahkan sebaliknya
merangsang pelestarian lingkungan hidup. Hal ini dapat dimaklumi
karena perkembangan pariwisata tidak dapat dipisahkan dari lingkungan
hidup sebagai salah satu sarana atau objek wisata.
B. Bagan Kerangka Pikir
Bagan kerangka pikir
Berbicara mengenai Indonesia pasti tidak terlepas dari keindahan
alamnya dan tidak terlepas dari pariwisata-pariwisata yang ada, salah
satunya adalah di Dusun Wakka, Kabupaten Pinrang. Di daerah ini
menjadi salah satu tempat rekreasi para wisatawan-wisatawan baik lokal
maupun asing.
Seiring dengan perkembangan jaman, tempat ini terjadi perubahan-
perubahan atau perkembangan dari hari ke hari baik infastruktur dan
Desa Tadang Palie, Dusun Wakka,
Kecamatan Cempa, Kabupaten
Pinrang
Perubahan Sosial dan Interaksi
Perubahan Sosial
Terhadap Perkembangan
Pariwisata
Pendorong
Perubahan Sosial Pola Interaksi
Hasil/Temuan
fasilitas-fasilitas bagi para wisatawan, agar para wisatawan merasa
nyaman dan tidak merasa bosan datang kembali ke tempat ini.
Namun demikian ada dampak-dampak yang terjadi, baik itu
dampak positif maupun dampak negatif. Dengan kata lain terjadi
perubahan sosial dalam masyarakat setempat, entah itu perilaku dan gaya
hidup. Perubahan itu jika di kaji lebih dalam terjadi melalui dua cara
yaitu perubahan secara cepat dan perubahan secara lambat. Hal ini terjadi
melalui interaksi sosial antara wisatawan dengan masayarakat lokal.
Wisatawan yang menggunjungi suatu daerah tujuan wisata antara
lain di dorong oleh keinginan untuk mengenal, mengetahui atau
mempelajari daerah dan kebudayaan masyarakat lokal. Dan selama
berada di daerah tujuan wisata, wisatawan pasti interaksi dengan
masyarakat lokal, tapi bukan saja dengan mereka yang melayani
kebutuhan wisatawan melainkan juga dengan masyarakat luas.Hubungan
antara wisatawan dengan masyarakat dicirikan
oleh beberapa hal yaitu :
4. Mereka berhubungan sementara, sehingga tidak ada hubungan
mendalam.
5. Ada kendala ruang dan waktu yang menghambat hubungan.
Wisatawan umumnya berkunjungan secara musiman dan tidak
berulang. Apalagi kenyataan bahwa fasilitas pariwisata umumnya
hanya terkonsentrasi tempat-tempat tertentu, maka wisatawan
hanya berhubungan secara intensif dengan sebagian anggota
masyarakat yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan
terhadap pariwisata, sedangkan masyarakat yang jauh dari
fasilitas pariwisata berhubungan dengan wisatawan secara kurang
intensif.
6. Hubungan atau interaksi umumnya bersifat tidak setara.
Apapun motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata maka
bagi seorang/kelompok wisatawan, perjalanan tersebut mempunyai
berbagai manfaat dan akibat antara lain :
5. Perjalanan wisata memberikan stimulasi bagi penyegaran fisik
dan mental serta merupakan kompensasi terhadap berbagai hal
yang melelahkan sepert situasi yang sibuk, ketegangan, rutinitas
yang menjemukan, sehingga melakukan perjalanan merupakan
kompensasi terhadap masalah-masalah.
6. Pariwisata memberikan keuntungan social ekonomi pada satu
sisi, tetapi disisi lain membawa ketergantungan dan ketimpangan
social dan berbagai masalah social.
7. Pariwisata membawa berbagai peluang baru bagi masyarakat dan
mendorong berbagai bentuk perubahan social.
8. Munculnya kondisi frustasi ditengah-tengah masyarakat yang
menjadi objek tetapi tidak merasa menikmati keuntungan dari
pembangunan pariwisata.
Tetapi berbagai perubahan social yang terjadi tidak dapat
sepenuhnya dipandang sebagai dampak pariwisata semata-mata,
mengingat pariwisata memiliki sifat kegiatan multidimensional dan
terjalin erat dengan berbagai kegiatan lain yang mungkin pengaruhnya
jauh sebelum pariwisata berkembang disatu Kota/Kabupaten.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penilitian
deskriptif kualitatif untuk mengungkap dan menjawab pertanyaan tentang
perubahan sosial masyarakat lokal terhadap perkembangan pariwisata di
Dusun Wakka Kabupaten Pinrang.
Penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan dengarn kondisi yang alamiah(natural
setting): disebut juga sebagai metode etnografi, karena pada awalnya
metode ini lebih banyak digunakan untuk peneliti bidang antropologi
budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan
analisisnya bersifat kualitatif. Teori Perubahan Sosial
Bogdan dan Biklen(sugiyono,2008:13) menyatakan bahwa salah satu
ciri penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif, dimana data
dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, atau gambar, sehingga tidak
menekankan pada angka.
Metode penelitian kualitatif dilakukan secara intensif peneliti ikut
berpartisipasi, mencatat apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif
terhadap berbagai kejadian yang du temukan di lapangan dan membuat
laporan penelitian.
Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskritif adalah:
1. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat
penelitian dilakukan(saat sekarang) atau masalah-masalah yang
aktual.
2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah-masalah yang di
selidiki sebagaimana adanya, diiringi nasional,
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih(Dua) bulan yaitu
dimulai bulan juni sampai dengan bulan agustus 2019. Penelitian dilakukan
dengan cara terlibat dan mengamati langsung. Penelitian ini dilaksanakan
diDesa Tadang Palie, Dusun Wakka, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang.
C. Fokus Penelitian
Spradley dalam Sugiyono (2013:286) menyatakan bahwa fokus
merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi
sosial. Dengan demikian penenttuan fokus penelitian dalam proposal lebih
didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi
sosial (lapangan). Adapun menurut Spradley dalam Prastowo (2014:137)
mengemukakan bahwa ada empat alternatif untuk menetapakanfokus
penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan.
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing
domain.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk mengembangkan
iptek.
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan
teori-teori yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi fokus atau titik
perhatian dalam penelitian ini adalah perubahan sosial masyarakat lokal
terhadap perkembangan pariwisata di Dusun Wakka Kabupaten Pinrang.
D. Informan Penelitian
Moleong dalam prastowo (2014:195) informan adalah orang-orang
dalam yang di manfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi
dan kondisi (lokasi atau tempat) penelitian jadi syaratnya, ia harus banyak
mempunyai banyak pengalaman tentang lokasi penelitian. Sedangkan
kewajibannya adalah secara sukarela menjadi anggota tim dengan
kebaikannya dan kesukarelaannya, iya dapat memberikan pandangan dari
segi orang-orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses, dan
kebudayaan yang menjadi latarbelakang (lokasi) penelitian tersebut.
Guba dalam Prastowo (2014:196) menerangkan bahwa kegunaan
informanbagi peneliti kita adalah sebagai berikut :
1. Membantu agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat
membenamkan diri dalam konteks setempat,terutama bagi peneliti
yang belum mengalami latihan etnografi.
2. Agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang
terkumpul sebagai sampling internal karena informan
dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar fikiran atau
membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek
lainnya dapat dilakukan. Jadi dalam penelitian ini yang menjadi
informan penelitian pada saat mengumpulkan data adalah para
wisatawan, masyarakat setempat, Tokoh masyarakat, Toko agama
dan pemerintah setempat.
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang akan digunakan adalah data primer yang
diperoleh langsung dilokasi peneliti melalui wawancara langsung kepada
narasumber serta data sekunder yang di peroleh secara tidak langsung
melalui penelitian kepustakaan baik dengan teknik pengumpulan dan
inventarisasi, buku-buku, karya-karya, artikel-artikel dan dari internet
secara dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang
akan dibahas dalam tulisan ini.
F. Instrumen Penelitian
Afrizal (214: 134) Instrumen penelitian adalah alat-alat yang di
perlukan di pergunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian
kualitatif, alat atau instrumen utama pengumpulan data adalah manusia
yaitu, peneliti sendiri atau orang lain yang membantu peniliti. Karena
peneliti sendiri yang mengumpulkan data dengan cara bertanya, meminta,
mendengar dan mengambil. Peneliti dapat meminta bantuan orang lain
untuk mengumpulkan data, disebut pewancara. Dalam hal ini, seorang
pewawancara sendiri yang langsung mengumpulkan data dengan cara
bertanya, meminta, mendengar, dan mengambil. Berbeda dengan
penelitian kuantitatif , dalam peneliti kuantitatif alat dalam pengumpulan
data mengacu kepada hal yang diperlukan oleh peniliti untuk
mengumpulkan data biasanyadipakai untuk menyebut kusioner.
Pada peneliti ini, penulis sendiri yang bertindak sebagai intrument(human
intstrumen). Hal ini didasari oleh adanya potensi manusia yang memiliki
sifat dinamis dan kemampuan untuk mengamati, menilai, memutuskan dan
menyimpulkan secara obyektif.
Untuk memperoleh hasil penelitian yang cermat dan valid serta
memudahkan penelitian maka perlu menggunakan alat bantu berupa
pedoman wawancara (daftar pertanyaan), pedoman observasi,
pensil/pulpen dan cacatan peneliti yang berfungsi sebagai alat
pengumpulan data serta alat pemotret.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif para ilmuwan hanya dapat bekerja dengan
menggunakan data, fakta dari dunia kenyataan yang diperoleh melalui
penelitian. Data adalah penunjang yang sangat penting dalam sebuah
penelitian. Semakin banyak data yang diperoleh maka semakin bagus pula
hasilakhir dari suatu penelitian. Dalam penelitan ini, penelitian
menggunakan tiga teknik-teknik tersebut. Dengan mempertimbangkan
persoalan tersebut , akan dijelaskan apa dan bagaimana cara penggunaan
teknik tersebut secara singkat dan jelas sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung
mengenai fenomena-fenomena yang diteliti. Observasi
memungkinknan melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat
perilaku dan kejadian sebagaimana keadaan yang sebenarnya.
Observasi ini dilakukan dengan cara, peneliti mendatangi lokasi
penelitian, selanjutnya melakukan pengamatan dan pencatatan tentang
fenomena-fenomena yang diteliti di lokasi penelitian, yaitu di Dusun
Wakka Kabupaten Pinrang yang dilakukan sesaat atau berulang-ulang
secara informal sehingga mampu menggerakan peneliti untuk
sebanyak mungkin mendapatkan informasi yang berkaitan dengan
masalah penelitian. Adapun objek penelitian yang akan di observasi
menurut Spradley(Sugiyono 2013:229) dinamakan situasi activities
(aktivitas) yang memberikan informasi dan pandangan yang benar-
benar berguna dan sesuain dengan masalah penelitian.
2. Wawancara
Sugiyono (2013:231), wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.
Dalam penelitian digunakan teknik wawancara mendalam
(indegih interview) yaitu dengan pengumpulan sejumlah data dari
informan dengan menggunakan daptar pertanyaan dengan merajuk
pada pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis agar
data yang ingin diperoleh lebih lengkap dan valid. Wawancara
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan dan langsung (
bertatap muka) dengan informan yang ditunjang oeleh pedoman
wawancara
Antara observasi dengan wawancara bisa dilakukan secara
bersamaan artinya sambil melakukan observasi juga bisa melakukan
wawancara terhadap informan penelitian untuk mendapatkan data
yang lebih mendalam sehingga apa yang terjadi lapangan sesuai
dengan apa yang diperoleh sebagai hasil penelitian.
3. Dokumentasi
Sugiyono (2013:240) Dokumentasi yaitu proses pengambilan data
dengan melihat dokumen-dokumen, Dokumen bias berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental. Dokumentasi
merupakan pelengkap dari observasi dan wawancara, karena
dokumentasi dilakukan pada saat melaukan observasi dan
wawancara terhadap informan penelitian berlangsung dilapangan.
H. Teknik Analisis Data
Bogdan dalam sugiyono ( 2013:334) Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analis data
dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaksi fyang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013: 337-345)
mencangkup tiga kegiatan, yaitu.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema
dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang akan lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Proses ini
berlangsung selama penelitian dilakukan dari awal sampai akhir
penelitian
2. Penyajian Data (Data Display)
Adalah sekumpulan informasi yang tersusun memberi
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan
tindakan selanjutnya. Bentuk penyajiannya antara lain berupa
ateksnaratif, matrik, grafik, network ( jejaring kerja) dan bagan.
3. Menarik Kesimpulan/verifikasi
Tindakan yang dilakukan setelah pengumpulan data berakhir
adalah penarikan kesimpulan dengan verifikasinya berdasarkan
semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data.
Berdasarkan uraian diatas, langkah analisis data ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar.1.II: Teknik Analisis Data dalam Model Analisis
Interaktif oleh Miles dan Huberman
I. Teknik Keabsahan Data
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan
Kesimpulan/verifik
asi
Dalam penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan valid apabila tidak
ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
Menurut Sugiyono (2013:368-375) untuk menguji kredibilitas sesuatu
peneliti kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1. Perpanjangan keikutsertaan, maksudnya peneliti akan memungkinkan
untuk meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, serta
dapat menguju kebenaran informasi, baik yang berasal dari diri sendiri
maupun dari responden dan membangun kepercayaan informan.
2. Ketekunan pengamat, maksudnya memberi ciri-ciri dan unsure dalam
situasi yang sangat relevan dengan permasalahan atau isu yang sedang
diteliti, dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
3. Triangulasi, maksudnya peneliti melakukan perbandingan dan mengecek
hasil ulang suatu data yang dihasilkan dari wawancara. Dengan demikian
data yang diperoleh akan menjadi data yang objektif. Arti Triangulasi
sendiri adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
suatau yang lain diluar itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.
4. Analisis kasus negatif : yaitu kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan
hasil peneliti hingga pada saat tertentu. Disini peneliti mencari data yang
berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan,
maka data tersebut susdah dapat dipercaya.
5. Menggunakan bahan referensi: yaitu adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh penliti. Misalnya data hasil
wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data
tentang interaksi manusia atau suatu keadaan perli didukung oleh fofto-
foto.
6. Mengadakan membercheck: Yaitu proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi
data, maka data tersebut dapat dikatankan valid, sehingga semakin
kredibel data tersebut dan begitupun sebaiknya.
J. Etika Peneletian
Etika peneletian adalah hal yang sangat penting dalam peneletian.
Oleh karena itu maka segi etika harus diperhatikan. Masalah etika yang
harus diperhatikan antara lain:
1. Infomed Consent(Surat Persetujuan)
Infomed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian
informed consent ini bertujuan untuk untuk menjadi responden. Pemberian
informed consent ini bertujuan agar sybjek mengerti maksud dan tujuan
peneletian serta mengerti dampaknya. Jika subjek bersedia maka harus
mendatangangani lembar persetujuan.
2. Confidentiality(Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah di kumpulkan maupun masalah-
masalah lainnya dijamin kerahasiaannya oleh peneleti, hanya data tertentu
yang akan dlaporkan pada hasil penelitian.
3. Anonymity(tanpa nama)
Masalah etika pendidikan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam pengguna subjek penelitian dengan cara tidak memberikan
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil peneletian
yang disajikan.
4. Jujur
Jujur yaitu dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,
pelaksanaan metode, dan prosedur peneletian, publikasi hasil. Jujur pada
kekurangan atau kegagalan metode dilakukan.
5. Obyektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan dalam rancangan percobaan,
analisis dan interpertasi data, penilaian, ahli/rekan peneliti, keputusan
pribadi pengaruh pemberi dana/sponsor peneliti.
6. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian, lakukan penelitian dengan cara yang
tulus. Upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
7. Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil ide, alat, dan sumber daya
penelitian terbuka terhadap kritik ide-ide baru.
Daftar Pustaka
Ayati, 2013. Potensi Pengembangan Strategi Pengembangan Ekowisata Kupu-
Kupu Sayap Burung Di Cagar Alam Pegunungan Arfak.
Adam Nugraha Wiradhana H. 2012. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi
Strategi Pemasaran http://tulisan-adam.blogspot.com /2012/01/analisis-
swot-sebagai-alat-formulasi.html
Ani Rahmawati.2009. Studi Pengelolaan Kawasan Pesisir Untuk Kegiatan Wisata
Pantai (Kasus Pantai Teleng Ria, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur). Bogor:
Institut Pertanian Bogor (IPB)
Apridar et al. 2011. Ekonomi Kelautan dan Pesisir. Yogyakarta: Graha Ilmu
Brahmantyo, dkk. 2001. Potensi Dan Peluang Usaha Dalam Pengembangan
Pariwisata. Jakarta : Tri Sakti Jurnal Ilmiah.
Depdikbud, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar . 2008. Strategi Pengembangan
Pariwisata.
Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta
Gitosudarmo, H. Indriyo. 2008. Manajemen Strategis. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta
Fandeli, Chafid, 1997. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Liberty.
Yogyakarta.
Sofian, Amri. Khoiru, Iif, Ahmadi. (2011). Mengembangkan Pembelajaran IPS
Terpadu. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya
Soekanto, Soerjono. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Spillance,J.1987.Pariwisata Indonesia,Yogyakarta.Kanisw
51
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pembahasan pada BAB IV ini didasarakan pada seluruh data yang berhasil
dihimpun pada saat penulis melaukan penelitian dilapangan Desa Tadang Palie
Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang, Data yang dimaksud dalam hal ini
merupakan data primer yang bersumber dari jawaban informan dengan
menggunakan pedoman wawancara atau wawancara secara langsung sebagai
media pengumpulan data yang dipakai untuk keperluan penelitian.
A. Asal-usul Desa
Desa TadangPalie secara georafis berada dalam wilayah kecamatan
Cempa Kabupaten Pinrang. Desa Tadang Palie pada mulanya hanyalah sebuah
lingkungan yang bernama Wakka, yang terbagi dalam beberapa kampung
antara lain, Kampung Wakka dan Kampung Salipolo yang diperintahkan oleh
seorang “Matoa” dengan nama Matoa Wakka yang berada dalam wilayah Distrik
Paria.
Sekitar tahun 1960an Distrik Paria berobah Nama menjadi Desa Paria.
Dan pada tahun 1978 Desa Paria Dimakarkan menjadi 2 Desa yaitu Desa Paria
Induk dan Desa Tadang Palie.
Desa Tadang Palie merupakan Desa yang kaya akan sumber daya alam
dan terkenal kaya akan hasil pertanian dan Tambak (perikanan).
52
A. Letak Geografis Desa Tadang Palie,
Dusun Wakka Wakka merupakan salah satu dari 2 Dusun yang ada
di Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang, Desa Tadang Palie
secara tipologi merupakan desa pantai/pesisir dengan luas wilayah 1.574,82 Ha
yang digunakan sebagai tanah pemukiman. Desa yang memiliki keunggulan
wisata laut bahari ini, dari ibu kota Kabupaten jarak tempuh sekitar 25 Km atau
kurang lebih lama tempuh satu jam perjalanan, atau sekitar 15 Km dari ibu kota
Kecamatan Cempa. Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang
berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Salipolo Kec. Cempa
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mattiro Tasi Kec.Cempa
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mattunru-Tunru Kec.Cempa
Desa yang berada di sebelah barat kota Pinrang ini memiliki banyak
potensi dan sumber daya.
C. Kondisi Demografi
Secara demografi, Desa Tadang Palie memiliki jumlah penduduk ± 3.118
jiwa sampai akhir oktober 2019, yang tersebar di Dua Dusun, yaitu :
1. Kependudukan
Tabel I. 1 Keadaan Penduduk Desa Tadang Palie 2019
53
No
Uraian
Jumlah (Jiwa)
1 Laki-Laki 1.464
2 Perempuan 1.654
3 KK 845
Jumlah 3.118
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
2. Kesejahteraan Sosial
a. Jumlah KK Prasejahtera : 109
b. Jumlah KK Sejahtera : 236
c. Jumlah KK kaya : 152
d. Jumlah KK Sedang : 194
e. Jumlah KK Miskin : 154
3. Pendidikan
Memasuki abad ke-21dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh.
Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional
tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan
pendidikan diIndonesia. Perasai disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
Salah satunya adalah memasuki abad ke-21 gelombang globalisasi
dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi
memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia
berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas
membandingkan kehidupan dengan Negara lain.
54
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu
pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh
setelah kitamembandingkannya dengan Negara lain. Pendidikan memang telah
menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk
pembangunan bangsa. Oleh karana itu, kita seharusnya dapat meningkatkan
sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di Negara-negara lain.
Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam
peningkatan mutu pendidikan diIndonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal
itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat
penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahliann keterampilanuntuk
memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Ada banyak penyebab mengapa mutu pendidikan di Indonesia, baik
pendidikan formal maupun informal, dinilai rendah. Salah satu penyebab
rendahnya mutu pendidikan adalah tingkat pendidikan yang rendah dapat dilihat
dari table dibawah ini.
Tabel II.2.Tingkat Pendidikan di Desa Tadang Palie 2019
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
55
1.
2.
3.
4.
5.
Perguruan Tinggi
SMU atau sederajat
SMP atau sederajat
SD atau sederajat
Belum /Tidak pernah
sekolah
75
217
308
520
1.998
J U M L A H
3.118
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
4. Pemerintahan
Dalam Lembaga pemerintahan di Desa Tadang Palie terdapat 7 aparat
pemerintahan desa yaitu:
1. Kepala Desa Tadang Palie
2. SekertarisDesa
3. Kepalaurusan pemerintahan
4. Kepalaurusan pembangunan
5. Kepalaurusan Umum
6. Kepala Dusun Wakka
56
7. Kepala Dusun Baru-Baru
Dan terdapat pula Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang terdiri :
1. Ketua BPD
2. WakilKetua
3. Sekertaris
5. Sosial
Sumber daya alam yang ada di Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa
Kabupaten Pinrang sebagai berikut :
a. Pertanian
Tanaman pangan yang biasa di tanam oleh penduduk yaitu jagung
sedangkan untuk komoditas buah-buahan biasanya penduduk
membudidayakan pisang.
b. Perkebunan
Tanaman perkebunan yang ditanam untuk penduduk berupa kelapa,
cokelat, dan pisang.
c. Peternakan
Umumnya penduduk Desa Tadang PalieKecamatan Cempa Kabupaten
Pinrang memelihara ternak sapi, ternak ayam, bebek, kambing.
d. Perikanan
57
Untuk perikanan desa Tadang Palie Kecamatan Cempa kabupaten
Pinrang memelihara jenis dan produksi budidaya ikan dan air tawar yang
umumnya penduduk memilhara udang, ikan mas, dan ikan bandeng.
e. Wisata
Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang berdasarkan
tipologinya merupakan desa pesisir atau pantai, wisata yang
dikembangkan yaitu Wisata Bahari yang ada di Gusun Pare dan Gusun
Indah, Dusun Wakka.
6. Prasarana dan Sarana Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten
Pinrang.
a. Prasarana peribadahan
Tabel.1.3 Prasarana peribadatan Desa Tadang Palie 2019
No
Prasarana dan Sarana Desa
Jumlah
1
Masjid
3
2
Gedung TPA
2
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
58
b. Prasarana Kesehatan
Tabel.1.4 Prasarana Kesehatan Desa Tdang Palie 2019
No
Prasarana dan Sarana Desa
Jumlah
1
Posyandu
3
2
Polindes
2
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
c. Prasarana Pendidikan
Tabel.1.5 Prasarana pendidikan Desa tadang palie 2019
No
Prasarana dan Sarana Desa
Jumlah
1
Kantor Desa
1
2
SD
3
3
Gedung TK 1 Atap
1
4
Gedung SMP/MTS
1
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
59
d. Prasarana Ekonomi
Tabel.1.6. Prasarana Ekonomi Desa tadang Palie 2019
No
Prasarana dan Sarana Desa
Jumlah
1
Pasar Desa
1
2
Pabrik Padi
3
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
Jika kita melihat tabel secara umum prasarana dan sarana
yang ada di Desa Wakka Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang
belum bisa menunjang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jumlah pengunjung dari tahun 2018-2019 April
No Jenis Obyek
Wisata
Tahun Jumlah
Pengunjung
1 Pantai Wakka 2017 13.000 orang
2 Pantai Wakka 2018 2.000 orang
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
60
8. Kondisi Ekonomi / Mata Pencaharian
Tabel.1.8.Kondisi Ekonomi/Mata Pencaharian Desa Tadang Palie 2019
No Uraian Jumlah (orang)
1 Petani
796
2 Peternak
26
3 Pedagang
20
4 Tukang Kayu
15
5 Tukang Batu
7
6 Penjahit
10
7 PNS
21
8 Pensiunan
5
9 Perangkat Desa
7
10
Nelayan
75
Jumlah
981
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
61
Keterangan : Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani, hal ini
disebabkan karena sudah turun temurun, sejak dulu bahwa masyarakat
adalah petani dan juga minimalnya tingkatpendidikan yang menyebabkan
masyarakat tidak mempunyai keahlian dan akhirnya tidak mempunyai
pilihan lain selain menjadi petani, selain itu disusul nelayan setelah petani
62
61
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Bentuk Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Terhadap
Perkembanagan Pariwisata
a. Perubahan Pola Budaya Masyarakat Lokal.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh
suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra
yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya
62
seperti "individualisme kasar" di Amerika "keselarasan individu dengan alam" di
Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-
anggotanyadengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia
makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.
Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan. Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak mempunyai
kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa mayarakat sebagai wadah
dan pendukungnya. Budaya atau adat istiadat merupakan kebiasaan-kebiasaan
yang berlangsung dan menjadi norma dalam masyarakat atau pola-pola perilaku
tertentu dari warga masyarakat.
Masyarakat wakka dahulunya sangat mempertahankan kebiasaannya
seperti saling tolong-menolong, gotong royong sesama masyarakat, seperti
masyarakat tradisional pada umumnya dan kebiasaan masih terjaga disana seperti
kebiasaan mappano’ tallo buat nelayan dan kebiasaan bakar–bakar dupa di malam
jumat, yang dipercaya masyarakat Wakka, yaitu ika membakar dupa pada malam
jumat maka tidak akan ada makhluk halus masuk kedalam rumahnya.
Berdasarkan penjelasan di atas Informan HL (31 Tahun) mengatakan :
63
“iya nak, masih dilakukan kebiasaan seperti kalau ada tetangga yang buat
acara kerumahnya ki bantu-bantu, sama kebiasaan ma’pano tallo untuk
nelayan supaya banyak ikan didapat” (Wawancara:5 -8-2019 ).
Dari wawancara informan diatas yang bekerja sebagai penjual ikan bakar
menunjukkan kalau di Dusun Wakka belum mengalami perubahan dari segi adat
atau kebiasaan masyarakatnya.
Menurut Informan AN (34 Tahun) mengatakan bahwa :
“Abbiasang situlung-tulung tau’e lao padatta rupa tau ko angka acarata
yaa ibantu I, tosi abbiasang mattunu dupa ko wenni juma’i angka mopa
makkoro angka to de’na kibuai, tapi ko iya lo pigau mopi mattunu dupa e
(Wawancara: 7-8-2019)
(Kebiasaan saling membantu kesesama manusia kalau ada hajatan/acara
yaa dibantu I, terus kalau kebiasaan membakar dupa kalau malam jumat
masih ada yang melakukan, ada juga yang tidak, tapi kalau saya yaa
masih membakar dupa kalau malam jumat)
Dari penuturan Informan AN (34 Tahun) hampir sama dengan penuturan
Informan MP (42 Tahun) yang mengatakan :
“kita masih melakukan kebiasaan membakar dupa kalau malam jum’at,,
kalau kerjasama atau bantu-bantu tetangga kalau ada acaranya ialah nak,
karna siapa lagi kalau bukan padatta situlung-tulun” (Wawancara: 8-8-
2019)
Berdasarkan uraian diatas, Informan HL, Informan AN dan Informan MP
hampir sama. dan dapat disimpulkan bahwa adat istiadat atau kebiasaan
masyarakat di Dusun Wakka masih terjaga dan belum berubah. Hal ini terjadi
disebabkan masyarakat di Dusun Wakka masih percaya adanya manfaat yang
mereka peroleh dari kebiasaan-kebiasaannya tersebut.
64
2. Perubahan Gaya Hidup Masyarakat Lokal.
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas,
minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan
status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai
sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola
perilaku tertentu. pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam
masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan
pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya
membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya
hidup atau life style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki
karakteristik, kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat
tertentu. Gaya hidup dalam hal ini dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik
seseorang secara kasatmata, yang menandai sistem nilai, serta sekap terhadap diri
sendiri dan lingkungannya. Menurut Piliang (1998: 208), Gaya hidup merupakan
kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang
mendukungnya, dalam pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem
kepercayaan tertentu.
Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi menyebabkan
manusia mau tidak mau harus mengikuti perkembangan tersebut supaya tidak
dibilang ketinggalan zaman. Hal inilah yang mendasari terbentuknya gaya hidup
baru yaitu gaya hidup modern. Dengan bertambahnya zaman dan semakin
canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya
hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti misalnya gaya
65
berpakaiaan anak zaman sekarang. Yang dahulu masyarakat tidak terlalu
mementingkan urusan penampilan dan gaya hidup. Mereka lebih mementingkan
masalah kebutuhan pokok dari pada masalah penampilan, tetapi sekarang berbeda
keadaannya, karena kini urusan penampilan dan gaya hidup mulai menjadi
perhatian serius. Masyarakat Sekarang terlihat lebih lugu, dahulu kepolosan
mereka terkadang membuat mereka mempunyai kesan kuno dan tertinggal dari
wilayah lain. Masyarakat Sekarang yang dahulu identik dengan masyarakat yang
tradisional, lugu, dan sederhana. Kesan modern jauh dari citra mereka sebagai
penduduk asli sekarang.
Perkembangan disegala bidang terjadi sekarang ini baik secara langsung
maupun tidak langsung menuntut masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan
berbagai bentuk perubahan dan pebaharuan. Sekarang ini penduduk mengalami
berbagai perubahan Setelah adanya wisatawan dari luar daerah. Gaya hidup
mereka menjadi lebih modern dari sebelumnyamereka mempunyai pengetahuan-
pengetahuan tentang dunia modern. Kedatangan wisatawan mempunyai peranan
besar terhadap kehidupan penduduk lokal. Realitanya, kini penduduk lokal
mempunyai gaya hidup yang mengikuti gaya hidup para wisatawan. Wisatawan
mempunyai latarbelakang yang beragam dari berbagai daerah membawa banyak
pengaruh baik maupun buruk terhadap penduduk. Sehingga terkadang kebiasaan
atau gaya hidup yang berlebihan akan mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Gaya hidup wisatawan yang sebagian anak muda yang jati dirinya adalah
memiliki citra yang modern dalam bergaul dan berpenampilan dalam
kehidupannya. Mereka mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang terkesan bebas
66
dalam gaya hidupnya. Seharusnya masyarakat tidak lantas menerima dan
terpengaruh oleh kebiasaan-kebiasaan yang dibawa oleh parawisatawan, tetapi
harus memilah-milahnya terlebih dahulu. Agar mereka tidak lantas benar-benar
terpengaruh oleh keadaan yang dibawa oleh para wisatawan.
Hal ini senada dengan hasil wawancara dengan Informan HL (34 Tahun)
yang mengatakan :
“Kalau tentang cara berbicaranya anak-anak disini ya, masih sama ji
yang dulu. Terus tentang adakah yang berubah yaa, tentang penggunaan
alat komunikasinya sekarang sudah ada mi yang pakai kayak Hape,
Laptop, tidak seperti kita dulu tidak pakai yang begitu, apalagi itu laptop
tidak di tau” (Wawancara: 5-8-2019)
Sesuai dari hasil wawancara dengan informan HL, hal yang tidak jauh
beda dikemukakan pula oleh informan AN yaitu tentang bagaimana gaya hidup
anak-anak di Dusun Wakka yang dlihat dari cara berpakaian dan cara
berbicaranya. Berikut informan AN (34 Tahun) menyatakan bahwa :
“beh.. magaya mananni mappake anana’sekaraang e, melo manattoni ma
hape makanja” (Wawancara: 7-8-2019)
(yaa bergaya semua kalau berpakaianki, sudah mau juga pake hape yang
bagus/ Trend)
Dari penuturan beberapa informan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya
berpakaiaan anak sekarang lebih mengikuti cara berpakaian wisatawan yang
datang. Seperti misalkan dahulunya masyarakat tidak terlalu mementingkan
urusan penampilan dan gaya hidup. Mereka lebih mementingkan masalah
kebutuhan pokok dari pada masalah penampilan, tetapi sekarang berbeda
keadaannya, karena kini urusan penampilan dan gaya hidup mulai menjadi
perhatian serius.
67
Dan penuturan dari Informan MP (42 Tahun) juga mengatakan bahwa :
“Cara berpakaiannya sudah tidak malu pakai celana pendek, baju
ketiak/kensi, pakai hape juga harus yang mahal, karena malu sama
temannya, terus kalau naliat lagi orang pakai baju bagus-bagus mau lagi
”(Wawancara: 8-8-2019 )
Dari penuturan Informan MP (42 Tahun) hampir sama dengan penuturan
Informan NN (23 Tahun) yang mengatakan:
“Kalau cara berpakaiannya ia pastime sekarang berubah, karena
kebanyakan yang bergaul atau sekolah di kota sama banyak wisatawan
yang datang dari luar daerah pinrang” (Wawancara: 8-8-2019)
Dalam abad gaya hidup, penampilan adalah segalanya. Perhatian terhadap
urusan penampilan sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam sejarah. Urusan
penampilan atau presentasi-diri ini sudah lama menjadi perbincangan sosiolog dan
kritikus budaya. Erving Goffman, misalnya dalam The Presentation of Self in
Everyday Life (1959), mengemukakan bahwa kehidupan sosial terutama terdiri
dari penampilan teatrikal yang diritualkan, yang kemudian lebih dikenal dengan
pendekatan dramaturgi (dramaturgical approach). Yang dia maksudkan adalah
bahwa kita bertindak seolah-seolah di atas sebuah panggung. Bagi Goffman,
berbagai penggunaan ruang, barang-barang, bahasa tubuh, ritual interaksi sosial
tampil untuk memfasilitasi kehidupan sosial sehari-hari. (Chaney,2003).
Dan ketika wawancara kepada informan TM, ia menyatakan penuturan
yang tidak jauh beda dengan Informan MP dan NN yakni :
“Dari cara berpakaiaannya, kalau saya lihat anak-anak remaja disini
mengikuti cara berpakaian pengunjung, baru, cara berbahasanya juga
yang dulunya pakai bahasa bugis sekarang lebih berusaha ki
menggunakan bahasa Indonesia kalau bicara sama kita”(Wawancara: 9-
8-2019).
68
Sedangkan dari penuturan Informan WH (41 Tahun) mengatakan bahwa :
“Perubahan yang saliat dari gaya berpakaian anak-anak yang tinggal di
kawasan wisata ini mulai modern, karena mereka mulai juga mengikuti
trend berbusana masa kini” (Wawancara: 10-8-2019).
Berdasarkan Wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi
perubahan kecil karena seiring perkembangan zaman dan perubahan model,
model pakaian yang mereka kenakan mengalami perubahan semisalkan anak-anak
sekarang yang tinggal di Dusun Wakka yang cara berpakaiannya sudah mulai
mengikuti trend atau gaya berbusana pengunjung yang datang dari luar daerah
pinrang. Dan dalam kesehariannya, masyarakat Sekarang justru mengikuti gaya
hidup para pegunjung dibanding menjaga atau mempertahankan gaya hidup
mereka yang terdahulu, sebelum Wakka dijadikan tempat Wisata. Mereka
terbawa oleh kebiasaan-kebiasaan yang ditimbulkan dari adanya para Wisatawan,
baik dalam sikap maupun perilakunya. Sekarang ini para penduduk Sekarang
bergaya layaknya masyarakat kota yang serba modern, bukan tradisional seperti
dahulu. Dan juga perubahan terjadi karena masuknya teknologi ke Daerah itu
B. Pembahasan
1. Bentuk Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Terhadap
Perkembanagan Pariwisata
Seperti yang dketahui secara umum Kebudayaan, kesenian, adat istiadat
dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai
anggota suatu masyarakat. Misalnya: dari alat-alat yang paling sederhana seperti
asesoris perhiasan tangan, leher dan telinga, alat rumah tangga,pakaian, system
computer, non materil adalah unsur-unsur yang dimaksudkan dalam konsep
69
norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan keyakinan serta bahasa. Para kebudayaan
sering mengartikan norma sebagai tingkah laku rata-rata, tingkah laku khusus
atau yang selalu dilakukan berulang–ulang. Kehidupan manusia sellau ditandai
oleh norma sebagai aturan sosial untuk mematok perilaku manusia yang berkaitan
dengan kebaikan bertingkah laku, tingkah laku rata-rata atau tingkah laku yang
diabstaksikan. Oleh karena itu dalam setiap kebudayaan dikenal norma-norma
yang ideal dan norma-norma yang kurang ideal atau norma rata-rata. Norma ideal
sangat penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku tertentu manusia,
dan ide tentang norma-norma tersebut sangat mempengaruhi sebagian besar
perilaku sosial termasuk perilaku komunikasi manusia. Serta teknologi dan gaya
hidup yang semakin susah dipisahkan dari masyarakat seperti perbedaan gaya
hidup remaja pedesaan pada masa dahulu selalu diidentikkan dengan gaya hidup
yang dipengaruhi oleh nilai agama dan budaya setempat, misalnya saja dalam hal
berpakaian terkesan sederhana dan tidak mengikuti mode karena belum terlalu
berkembangnya media massa di pedesaan. Dalam pilihan hiburan, mereka
umumnya menyukai musik atau lagu tradisional dari daerahnya, serta menyukai
film dalam negeri.
Dalam setiap kebudayaan di kenal norma-norma yang ideal dan norma-
norma yang kurang ideal atau norma atau norma rata-rata. Norma ideal sangat
penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku tertentu manusia, dan ide
tentang norma-norma tersebut sangat mempengaruhi sebagaian besar perilaku
sosial termasuk perilaku komunikasi manusia. Serta teknologi dan gaya hidup
yang semakin susah dipisahkan dari masyarakat seperti perbedaan gaya hidup
70
remaja pedesaan. Gaya hidup yang di pengaruhi oleh nilai agama dan budaya
setempat, misalnya saja dalam hal berpakaian sederhana dan tidak mengikuti
mode karena belum terlalu berkembangnya media massa di pedesaan. Dalam
pilihan hiburan, mereka umumnya menyukai musik atau lagu trasdisional dari
daerahnya, serta menyukai film dalam negeri.
Pergaulan remaja pria dan perempuan pun tidak sebebas sekarang, tidak
boleh berpegangan tangan di tempat umum, remaja pria tidak bebas berkunjung
ke rumah remaja perempuan, pergaulan remaja pria dan perempuan masih sangat
tabu. Peranan keluarga dan orang tua sangat penting dalam pembentukan
kepribadian. Namun, seiring perkembangan media, keunikan gaya hidup tadi
semakin memudar. Bahkan kini sulit untuk membedakan identitas remaja desa
dan kota bila hanya sekedar melihat gaya hidupnya saja.
a. Perubahan Pola Budaya Masyarakat Lokal Persfentif Teori
Etnografi.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
71
itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh
suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra
yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya
seperti "individualisme kasar" di Amerika "keselarasan individu dengan alam" di
Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-
anggotanyadengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia
makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.
Etnografi merupakan suatu pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan
yang bertujuan untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang
penduduk asli seperti yang di kemukakan oleh Malinowski. Etnografi ini bukan
hanya mempelajari masyarakat, namun etnografi juga berarti belajar dari
masyarakat. Inti dari etnografi itu sendiri yaitu sebuah upaya dalam
memperhatikan makna suatu tindakan dari kejadian yang dialami oleh orang ingin
72
dipahami yang terekspresikan baik secara langsung maupun tidak melalui bahasa,
kata, perbuatan.
Seorang etnografer tidak hanya mengamati tingkah laku manusia
masyatrakat, namun juga menyelidiki makna dari tingkah laku itu. Antropologi
budaya, etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan.
Tujuan dari aktivitas ini adalah memahami suatu pandangan dari sudut pandang
penduduk asli, oleh karena itu penelitian etnografi melibatkan pandangan
mengenai dunia yang orang telah belajar melihat, mendengar, berfikir dan
bertindak dengan cara berbeda-beda. Etnografi berarti belajar dari masyarakat.
Dan etnografi sendiri tidak lepas dari ikatan kebudayaan.
b. Perubahan Gaya Hidup Masyarakat Lokal
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas,
minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan
status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai
sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola
perilaku tertentu. pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam
masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan
pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya
membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya
hidup atau life style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki
karakteristik, kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat
tertentu. Gaya hidup dalam hal ini dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik
seseorang secara kasatmata, yang menandai sistem nilai, serta sekap terhadap diri
73
sendiri dan lingkungannya. Menurut Piliang (1998: 208), Gaya hidup merupakan
kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang
mendukungnya, dalam pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem
kepercayaan tertentu.
Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi menyebabkan
manusia mau tidak mau harus mengikuti perkembangan tersebut supaya tidak
dibilang ketinggalan zaman. Hal inilah yang mendasari terbentuknya gaya hidup
baru yaitu gaya hidup modern. Dengan bertambahnya zaman dan semakin
canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya
hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti misalnya gaya
berpakaiaan anak zaman sekarang. Yang dahulu masyarakat tidak terlalu
mementingkan urusan penampilan dan gaya hidup. Mereka lebih mementingkan
masalah kebutuhan pokok dari pada masalah penampilan, tetapi sekarang berbeda
keadaannya, karena kini urusan penampilan dan gaya hidup mulai menjadi
perhatian serius. Masyarakat Sekarang terlihat lebih lugu, dahulu kepolosan
mereka terkadang membuat mereka mempunyai kesan kuno dan tertinggal dari
wilayah lain. Masyarakat Sekarang yang dahulu identik dengan masyarakat yang
tradisional, lugu, dan sederhana. Kesan modern jauh dari citra mereka sebagai
penduduk asli sekarang.
Teori Perubahan Sosial, dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari
gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual
sampai yang lebih kompeleks. Perubahan sosial dapat dilihat dari segi
terganggunya kesinambungan di antara kesatuan sosial walaupun keadaanya
74
relatif kecil. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata dan
semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antar manusia, organisasi atau
komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.
Adanya pengenalan teknologi, cara mencari nafkah, migrasi, pengenalan
ide baru, dan munculnya nilai-nilai sosial baru untuk melengkapi ataupun
menggantikan nilai-nilai sosial yang lama merupakan beberapa contoh perubahan
dalam aspek kehidupan. Dengan kata lain, perubahan sosial merupakan suatu
perubahan menuju keadaan baru yang berbeda dari keadaan sebelumnya.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Masyarakat
Terhadap Perkembangan Pariwisata .
a. Pola Pikir Masyarakat yang sudah Maju
Secara sosial kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang
tenteram, damai, selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik.
Oleh karena itu, desa dianggap sebagai tempat yang cocok untuk menenangkan
pikiran atau melepaskan lelah dari kehidupan kota. Akan tetapi, sebaliknya,
adapula kesan yang menganggap masyarakat desa adalah bodoh, lambat dalam
berpikir dan bertindak, sulit menerima pembaharuan, mudah ditipu dan
sebagainya. Kesan semacam ini timbul karena masyarakat kota hanya mengamati
kehidupan desa secara sepintas dan kurang mengetahui tentang kehidupan mereka
sebenarnya.
Pola pikir masyarakat sekarang berbeda dengan pola pikir masyarakat
dahulu, yang berupa perubahan pola pikir adalah bergesernya pola pikir
tradisional pada masyarakat kearah pola pikir yang bersifat modern, dan sekarang
75
etos kerja masyarakat juga semakin tinggi dan mereka juga lebih menghargai
makna pendidikan dalam kehidupan.
Dalam hal ini seperti wawancara dengan informan HL (31 Tahun)
mengatakan :
ya, pernah terjadi pengunjung berkelahi dengan sesamenya pengunjung,
tapi cepat ji selesai karna langsung dipisahkan”(Wawancara: 8-8-2019)
Ketika mewawancarai seorang informan yang bernama AN (34 Tahun), ia
mengutarakan bahwa :
“Deppa nangka lu runtui angka tau mallaga okkoe, yanna angka mallaga
iye mitu padanna pengunjunge, ko angka mallaga ya langsungngi ilapor
okko pa’lingkungan” (Wawancara:8-8-2019).
(belum pernah ada yang saya dapatkan berkelahi, tapi kalau ada yaa
mungkin sesamanya ji pengunjung, terus kalau ada yang berkelahi kita
melapor ke pa’lingkungan)
Dari hasil wawancara diatas informan HL (31 Tahun) dan informan AN(34
Tahun), dapat disimpulkan bahwa jika terjadi konflik disekitar kawasan pantai
atau wisata masyarakat bertindak secara cepat untuk menyelesaikan masalah itu.
Dan perkataan seorang informan TM (31 Tahun) tidak jauh bedan dengan
informan HL yang mengatakan bahwa :
“Pernah, pengunjung dengan pengunjung kalau mabuk biasa berkelahi,
yaa kalau berkelahii begitu biasa di leraai to/dipisahkan ki” (10-8-2019)
Dan ketika wawancara kepada informan WH (41 Tahun), ternyata hampir
sama dengan apa yang dikatakan oleh informan-informan sebelumnya bahwa :
“yaa, kalau ada berkelahi pengunjung dengan masyrakat biasanya salah
paham ji, tapi yang sering itu pengunjung dengan pengunjung ji, kalau
76
ada begitu langsung dilapor dulu sama pa’lingkungan Wakka, baru diami
yang kasih damai” (Wawancara: 10-8-2019)
Dari hasil wawancara diatas tentang pola pikir masyarakat sudah maju
dapat disimpulkan bahwa masyarakat sekarang di Dusun Wakka itu jika terjadi
konflik atau perkelahian diantara pengunjung dengan masyarakat setempat atau
pengunjung dengan pengunjung mencoba untuk melerainya, dan kasus yang
banyak terjadi yaitu perkelahian antara pengunjung dengan pengunjung dan jika
terjadi konflik ia mencoba untuk melerainya tapi jika konflik yang terjadi serius
maka ia melaporkannya/menyerahkannya kepihak yang berwajib atau kepolisian
untuk menanganinya.
b. Pengembangan Lokasi Wisata
Di kawasan yang terbilang masih asri ini, masih memerlukan
pembenahan. Setidaknya, fasilitas pendukung bagi wisatawan yang berkunjung
ke objek wisata ini. Area sekitar pantai Dusun Wakka yang luas dan terancam
penyempitan karna banyaknya warga yang akan membangun pemukiman di
sekitar pantai Jalur kendaraan dalam kawasan pantai Dusun Wakka juga kurang
terawat dan kurang ditata dengan baik. Tampak dari sepanjang jalan masuk
kawasan pantai Dusun Wakka masih banyak terdapat lubang-lubang di tengah
jalan, selain itu di samping kiri dan kanan jalan masih banyak terdapat tumbuhan
rerumputan yang tidak tertata degan baik.
Menurut seorang yang berdomisili di Dusun Wakka yaitu informan HL (31
Tahun) mengatakan :
77
“ada yang berubah, sekarang keuntunganku bertambah karena selama
jadi tempat wisata ini banyak mi yang datang, diperbaikijalan
juga”(Wawancara:10-8-2019)
Dari penuturan Informan HL (31 Tahun) hampir sama dengan penuturan
Informan NN (23 Tahun) yang mengatakan:
“Ada, sekarang jalannya sudah bagus tidak lubang-lubang lagi, kalau
untuk pemerintah yaa kalau bias fasilitasnya ditambah lagi sama bantuan
baskom, peti gabus kalau bias ditambah”(Wawancara:11-8-2019)
Ketika mewawancarai Informan MP (42 Tahun) penuturannya hampir
sama dengan informan HL (31 Tahun) dan NN (23 Tahun) yaitu :
“ada, perbedaannya dulu disini alla-alla ji, jarang rumah, sekarang sudah
banyak rumah pengunjung juga bertambah jadi keuntungan bertambah
juga, kalau buat pemerintah ya kalau bisa fasilitas umum seperti jalan,
mushallah diperbaiki lagi.”(Wawancara:10-8-2019)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dulunya di Dusun
Wakka pembangunannya tidak terlalu bagus, dibanding sekarang yang
pembangunannya sudah mulai meningkat.
Ketika wawancara dengan informan TM (31 Tahun), ia juga
menambahkan bahwa :
“perbedaannya dulu dengan sekarang disini dari fasilitasnya seperti
mushollahnya dulu tidak ada, pondokan untuk makan juga sedikit,
sekarang ya alhamdullillah sudah ada mushollah biarpun kecil,
pondokannya juga bertambah, terus buat pemerintah kalau bias
WCnya/tempat mandi wisatawan di tambah” (Wawancara: 10-9-2019)
Dari penuturan Informan TM (31 Tahun) tidak beda jauh dengan
penuturan Informan WH (41 Tahun) yang mengatakan :
“sekarang Wakka ini sudah beda dengan dulu, sudah banyak yang
berubah dari pembangunannya, sepert jalannya, sudah ada mushollah,
78
pondoknya bertambah, tapi yang kurang kamar mandinya” (Wawancara
: 10-9-2019).
Setelah melihat hasil wawancara para informan diatas dapat disimpulkan
bahwa sekarang tempat wisata di Dusun Wakka sudah mengalami banyak
perubahan dari segi pembangunannya, yang dulunya tempat wisata ini dilihat dari
sepanjang jalan masuk kawasan pantai Dusun Wakka masih banyak terdapat
lubang-lubang di tengah jalan, selain itu di samping kiri dan kanan jalan masih
banyak terdapat tumbuhan rerumputan yang tidak tertata degan baik. Tetapi
sekarang di Dusun Wakka sudah menjadi objek wisata pantai yang menjadi
popular di mata masyarakat pinrang. Masyarakat Pinrang khususnya Sulawesi
Selatan (Sulsel) umumnya terktarik dengan keindahan pemandangan pantai di
kawasan tersebut. Bukan hanya itu, kawasan pantai ini juga biasa di tempati
wisatawan bakar-bakar ikan karena ikan mudah didapatkan, bisa dari nelayan
bisa pula dari empang karena selain kawasan pantai banyak pula area
pertambakan yang ada di sekitar kawasan tersebut di sekitar area tersebut biasa
juga di gunakan sebagai tempat bermain, berolah-raga dan balapan. pantai Dusun
Wakka di jadikan sebagai tempat permandian dan memancing. Selain itu, tempat
ini juga biasa di jadikan sirkuit balapan cross, dan dengan bertambahnya
pembangunan seperti mushollah yang dulunya tidak ada sekarang ada, tempat
mandi pengunjung/WC, dan pondokkan buat pengunjung tempati makan ikan juga
sudah bertambah.
Bertambahnya pengunjung yang datang juga sangatm berpengaruh
buat masyarakat setempat yang tinggal di kawasan Dusun Wakka ini.
79
Seperti banyaknya pengunjung mengakibatkan keuntungan atau pemasukan
masyarakat bertambah juga.
Pembahasan
1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Masyarakat
Terhadap Perkembangan Pariwisata .
Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam
hidupnya dapat dipastikan akan mengalami yang dinamakan dengan perubahan-
perubahan. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui
bila kita melakukan suatu perbandingan dengan melihat suatu masyarakat pada
masa tertentu yang kemudian dibandingkan dengan keadaan masyarakat pada
masa lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, pada intinya
merupakan suatu proses yang terjadi terus menerus, ini artinya bahwa masyarakat
pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang
terjadi pada suatu masyarakat dengan masyarakat yang lain tidaklah sama.
Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki
kebutuhan yang tidak terbatas. Kita akan dapat melihat perubahan itu setelah
membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang.
Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan
perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian,
sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan dan pola perilaku masyarakat tersebut.
Pola pikir masyarakat yang sudah maju bahwa masyarakat sekarang dusun
wakkka itu jika ada terjadi konflik atau perkelahian diantara pengunjung dengan
80
masyarakat setempat atau pengunjung dengan pengunjung mencoba untuk
melerainya, dan kasus yang banyak terjadi yaitu perkelahian antara pengunjung
dengan pengunjung dan jika terjadi konflik ia mencoba untuk melerainya tapi jika
konflik yang terjadi serius maka ia melaporkan/menyerahkan kepihak yang
berwajib atau kepolisian untuk menanganinya.
Serta perkembangan lokasi wisata di Dusun Wakka sudah mengalami
banyak perubahan dari segi pembangunnya, yang dulunya tempat wisata ini
dilihat dari sepanjang jalan masuk kawasan pantai Dusun Wakka masih banyak
terdapat lubang-lubang di tengah jalan, selain itu disamping kiri dan kanan jalan
masih banyak terdapat rerumputan yang tidak tertata dengan baik. Tetapi sekarang
di Dusun Wakka sudah menjadi objek wisata pantai menjadi popular di mata
masyarakat pinrang. Masyarakat Pinrang khususnya Sulawesi Selatan (SulSel)
umumnya tertarik dengan keindahan pemandangan pantai di kawasan tersebut.
Bukan hanya itu, kawasan pantai ini juga biasa di tempati wisatawan bakar-bakar
ikan karena ikan mudah didapatkan, bisa dari nelayan bisa pula dari empang
karena selain kawasan pantai banyak pula area pertambakan yang ada di sekitar
kawasan tersebut di area tersebut biasa di gunakan sebagai tempat bermain,berola-
raga dan balapan. Pantai Dusun Wakka di jadikan sebagai tempat permandian dan
memancing.
Dan dengan bertambahnya pembangunan seperti mushollah yang dulunya
tidak ada sekarang ada, tempat mandi pengunjung/WC, dan pondokkan buat
pengunjung tempati makan ikan juga sudah bertambah.
81
Bertambahnya pengunjung yang datang juga sangat berpengaruh buat
masyarakat setempat yang tinggal di kawasan Dusun Wakka ini. Seperti
banyaknya pengunjung mengakibatkan keutungan atau pemasukan masyarakat
bertambah.
a. Pola Pikir Masyarakat yang sudah Maju prespektif Teori Perubahan
Sosial
Secara sosial kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang
tenteram, damai, selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik.
Oleh karena itu, desa dianggap sebagai tempat yang cocok untuk menenangkan
pikiran atau melepaskan lelah dari kehidupan kota. Akan tetapi, sebaliknya,
adapula kesan yang menganggap masyarakat desa adalah bodoh, lambat dalam
berpikir dan bertindak, sulit menerima pembaharuan, mudah ditipu dan
sebagainya. Kesan semacam ini timbul karena masyarakat kota hanya mengamati
kehidupan desa secara sepintas dan kurang mengetahui tentang kehidupan mereka
sebenarnya.
Teori Perubahan Sosial, dalam kehidupan masyarakat terjadi adanya
masyarakat tersebut menginginkan perubahan. Perubahan juga dapat terjadi
karena adanya dorongan dari luar sehingga masyarakat secara sadar maupun tidak
akan mengikuti perubahan. Perubahan yang menyangkut kehidupan manusia atau
terkait dengan lingkungan fisik, alam dan sosial di sebut perubahan sosial.
Perubahan sosial cepat atau lambat senantiasa terjadi dan tidak dapat dihindari
oleh siapapun.
82
Suatu perubahan bergantung dan ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.
Perubahan dapat berarti suatu perkembangan yang sesuai dengan tujuan atau
dapat juga tidak sesuai dengan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, orang perlu
mengetahui mengapa perubahan dapat terjadi dan mengapa masyarakat perlu
menanggapi atau menyesuaikan dengan perubahan.
b. Pengembangan Lokasi Wisata Perspektif Teori Perubahan Sosial
Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam
hidupnya dapat dipastikan akan mengalami yang dinamakan dengan perubahan-
perubahan. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui
bila kita melakukan suatu perbandingan dengan melihat suatu masyarakat pada
masa tertentu yang kemudian dibandingkan dengan keadaan masyarakat pada
masa lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, pada intinya
merupakan suatu proses yang terjadi terus menerus, ini artinya bahwa masyarakat
pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang
terjadi pada suatu masyarakat dengan masyarakat yang lain tidaklah sama.
Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki
kebutuhan yang tidak terbatas. Kita akan dapat melihat perubahan itu setelah
membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang.
Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan
perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian,
sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan dan pola perilaku masyarakat tersebut.
Teori Perubahan Sosial dapat dijelaskan terkait perubahan yang terjadi di
masyarakat bisa berupa perubahan nilai-nilai, sosial, norma-norma yang berlaku
83
di masyarakat, pola-pola perilaku individu dan organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan atau kelas-kelas dalam masyarakat, kekuasaan
wewenang, interaksi sosial, dan masih banyak lagi. Dengan kata lain, Perubahan
sosial meliputi perubahan organisasi sosial, status, lembaga, dan sruktur sosial
dalam masyarakat.
Perubahan pada bidang-bidang kehidupan tertentu tidak hanya semata-
mata berarti suatu kemajuan, namun dapat pula berarti kemunduran. Dengan kata
lain, Perubahan sosial merupakan ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling
berbeda yang ada dimasyarakat sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang fungsinya tidak serasi yang keadaanya lebih buruk dari sebelumnya. Semua
objek wisata harus mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang
berdampak positif bagi pariwisata .
84
Kesesuaian Teori Dengan Hasil Penelitian
1. Teori Etnografi
Etnografi merupakan salah satu dari sekian pendekatan. Dalam istilah
Yunani, ethnos, berarti masyarakat, ras atau sebuah kelompok kebudayaan, dan
etnografi menjelaskan cara hidup manusia. Etnografi juga diartikan sebagai
sebuah pendekatan untuk mempelajari tentang kehidupan sosial dan budaya
sebuah masyarakat, lembaga dan setting lain secara ilmiah.
Etnografi, Kebudayaan dan Masyarakat Secara umum etnografi disebut
sebagai menuliskan tentang kelompok masyarakat. Secara khusus hal tersebut
juga berarti menuliskan tentang kebudayaan sebuah kelompok masyarakat.
Disebutkan bahwa seluruh manusia menciptakan, mentransmisikan, membagi
merubah, menolak, dan menciptakan budaya kembali di dalam sebuah kelompok
masyarakat. Kebudayaan bukan sebuah sifat individual. Meskipun demikian
seorang individu bisa disebut sebagai menciptakan pola-pola budaya dengan
menemukannya dan mengkomunikasikannya dengan lainnya. Kebudayaan terdiri
dari pola-pola perilaku dan kepercayaan kelompok yang berlangsung secara terus
menerus,karenanya sebuah kelompok bahkan kelompok kecil sekalipun harus
mengadopsi perilaku atau kepercayaan dan mempraktekannya secara terus
menerus jika hal tersebut akan didefinisikan sebagai sifat budaya daripada sebagai
pribadi atau individual. Kebudayaan juga bisa diperlakukan sebagai sebuah
fenomena mental, sebagai segala sesuatu yang ada dalam pengetahuan,
kepercayaan, yang dipikirkan, dipahami, dirasakan.
85
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dibagi ( di antara
orang-orang dalam sebuah kelompok masyarakat),kita tidak bisa menyatakan
bahwa setiap orang dalam kelompok sosial dan budaya mempercayai hal yang
sama, atau berperilaku dengan cara yang sama. Didalam setiap kelompok dan
segala ranah kebudayaan yang bisa kita bayangkan, variasi substansial akan
muncul. Sebagai contoh, sikap, kepercayaan dan perilaku masyarakat akan
bervariasi tergantung pada etnis, identitas rasial, gender, status dan kelas sosial,
tingkat pendidikan, umur, tempat tinggal dan faktor lain yang relevan di dalam
permasalahan sosial kehidupan. Etnografi tidak bisa dilepaskan dari permasalahan
kebudayaan, Entografi itu sendiri juga menjadi sebuah cara untuk
memperbincangkan teori-teori kebudayaan melalui fenomen yang di teliti di
lapangan. Entografi membangun teori kebudayaan atau penjelasan tentang
bagaimana orang berfikir, percaya, dan berperilaku yang disituasikan dalam ruang
dan waktu setempat.
Etnografi terapan adalah yang lebih bertujuan pada identifikasi dan
pemecahan masalah yang terjadi dalam masyarakat atau kelompok LeCompte dan
Schensul (1999) mengatakan bahwa entografi terapan selalu berfusat pada 2
tujuan yaitu:1) memahami permasalahan sosiokultural di dalam masyarakat dan 2)
Memecahkan permasalahan atau membantu menemukan perubahan positif di
dalam masyarakat. Etnografi terapan sebagai sebuah pendekatan untuk
mempelajari kehidupan masyarakat, etnografi seakan di hadapkan pada dua
pilihan kegunaan yaitu, untuk berteori tentang kebudayaan dan perubahan
86
berkenaan dengan fenomena masyarakat. Dan memecahkan permasalahan di
dalam masyarakat.
74
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan berupa hasil dari pembahasan
data dan informasi yang telah diperoleh di lokasi penelitian, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Adat istiadat dan kebiasaan yang begitu kuat sehingga sulit untuk
diubah seperti masyarakat Dusun Wakka yang masih menjaga adat-
istiadat kebiasaan lamanya seperti membakar dupa di malam jum’at
dan sikap saling membantu masyarakat lain jika membuat kegiatan
hajatan, acara adat atau terkena musibah tanpa disampaikan
kerumahnya pun ia langsung datang kerumah tetangga yang terkena
musibah itu untuk membantu mengurangi beban tetangga. Dengan
adanya saling berinteraksi dengan masyarakat lain mengakibatkan
terjadi perubahan secara kecil yang tidak membawa pengaruh langsung
atau berarti bagi masyarakat seperti perubahan gaya
berbusana/berpakaian pada anak-anak di Dusun Wakka yang sudah
mulai mengikuti trend tapi masih saja mempertahankan
kebudayaannya.
2. Dengan adanya pendidikan formal yang sudah maju pada masyarakat
membuat pola pikir masyarakat juga sudah maju, dilihat dari cara
masyarakat menyelesaikan konflik yang tidak lagi menggunakan cara
main hakim sendiri, melainkan menyelesaikan masalah/konflik dengan
75
cara musyawarah atau dengan mediasi yang menunjuk orang ketiga
sebagai penengah. Pembangunan lokasi wisata di Dusun Wakka sudah
mulai terlaksana, keuntungan yang diperoleh masyarakat sudah mulai
bertambah dengan dilakukannya pembangunan yang mengakibatkan
bertambahnya pengunjung.
B. SARAN
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini mengenai perubahan sosial pada
masyarakat lokal di Dusun Wakka, Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa,
Kabupaten Pinrang maka di sarankan sebagai berikut :
1. Kepada masyarakat lokal di Dusun Wakka Desa Tadang Palie Kecamatan
Cempa Kabupaten Pinrang agar tidak terlalu mengikuti atau meniru apa
yang dilakukan wisatawan atau pengunjung yang datang selama berada di
lokasi wisata dan tetap menjaga kebudayaan adat istiadat masyarakat,
karena hal tersebut yang menjadi daya tarik. Agar masyarakat di Dusun
Wakka Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang dan
wisatawan atau pengunjung saling berinteraksi dengan baik, agar tidak
terjadi kesalah pahaman diantara mereka. Karena diketahui dalam
masyarakat yang heterogen kita mempunyai latar belakang budaya, ras
yang berbeda dan akan mudah terjadi pertentangan.
76
2. Buat wisatawan atau pengunjung agar menjaga kebersihan didaerah
kawasan pantai Wakka. Kepada aparat pemerintahan khususnya Dinas
Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pinrang agar lebih
memperhatikan perkembangan lokasi wisata di Dusun wakka Desa
Tadang Palie Kecamatan cempa Kabupaten Pinrang dan mengetahui apa-
apa saja yang dibutuhkan untuk menigkatkan kesejahteraan yang lebih
baik. Kepada aparat pemerintahan di Kecamatan Cempa dan Dinas Sosial
Kabupaten Pinrang agar memberikan pembinaan/pelatihan membuat
souvenir kepada masyarakat Wakka dalam upaya memenuhi
kehidupannya selain menjual/membakar ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dari Buku:
Arifin,Zainal ,2011, Penelitian Pendidikan Metode dan Paragdigma baru.
Bandung PT. Remaja Rosda karya
Arikunto. 1988. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta PT.
Renekan Cipta.
Azhar Arsyad, 2000, Media Pengajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Bungin, Burhan, 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Chalid, Fandeli, 1995. Analisis Masalah Dampak Lingkungan, Jogjakarta : UGM
Press,
Martono, Nanang.2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Pendit, Nyoman S. 1981. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:
Pradyana Paramita.
Pitana, I Gede, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Ritzer, George, 2003. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Spilane, James J. 1987. Pariwisata Indonesia. Jogjakarta: Kanisius.
Stompka Piotr. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Pernada.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta; Rajawali.
Strauss, Anseln dan Juliet Corbin. 2007. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soekanto, Soerjono. 2007 . Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Djondronegoro Sediono, M. P, 1999. Keping-Keping Sosiologi Pedesaan. Bogor:
Pustaka Pelajar
Sunarto Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Tim Penyusun Fkip Unismuh, 2013, Pedoman Panduan Skripsi. Makassar:
Panrita Press
Usman, Sayoto, 2010. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Pustaka
Pelajar. Masyarakat: Yogyakarta Pustaka Pelajar
Yoeti, Oka A, 1987. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa.
Dari Skripsi :
Zaldy Putra Al,Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Akibat Perkembangan
Pariwisata kelurahan sumpang Binange Kabupaten barru Pengembangan
Potensi Objek wisata di Pulau Barang Lompo, Makassar:Unismuh
(Jurusan sosiologi fkip)
Dari Internet :
Http://Subadra ./Wordprees.com/20070826/BaliTourismwatch/PERAN
MASYARAKAT-LOKAL-DALAM-PEMBANGUNAN-PARIWISATA
Http://www.g-excess.com/id/pages/perubahan%11sosial.html Perubahan sosial
dan Perubahan Kebudayaan. (20-06-2016)
Http://syair 79.wordpress.com/2009/04/17/makalah-perubahan-sosial/Makalah
perubahan sosial. (22 -06-2016)
DAFTAR INFORMAN
1. Informan “HL”(Perempuan)
Informan HL berumur 31 tahun, beragama Islam dan berstatus sebagai kepala
keluarga, janda 4 orang anak, pendidikan informan hanya sampai sekolah menengah atas
(SMA), informan HL lahir Di Maros dan bertempat tinggal di Dusun Wakka serta sudah
menggeluti pekerjaan sebagai penjual ikan bakar selama 7 tahun. Informan HL menggunakan
penghasilnya untuk menyekolahkan 4 orang anaknya. Ibu HL dibantu oleh anak pertamanya
menjual ikan bakar.
2. Informan “AN” (Perempuan)
Informan AN ini selain menjadi ibu rumah tangga ia juga sebagai penjual ikan bakar
di Dusun Wakka yang suaminya bekerja sebagai nelayan , ia berusia 34 tahun yang memiliki
3 orang anak, datang ke Dusun Wakka ± 9 tahun yang lalu, pendidikan terakhir yaitu
SMA, dan Alhamdulillah sudah mampu menyekolahkan anaknya hingga tingkat universitas.
3. Informan “MP” (Perempuan)
Informan MP berumur 42 tahun beragama Islam, ia sudah lama berdomisili di Dusun
Wakka serta informan MP juga berstatus sebagai Ibu kepala keluarga dengan 5 orang anak
dan pendidikan terakhir informan MP hanya sampai pada sekolah menengah pertama (SMP),
selama 9 tahun informan MP menekuni pekerjaan sebagaipenjual ikan bakar di Desa Tadang
Palie tepatnya di Dusun Wakka.
4. Informan “NN”(Laki-Laki)
Informan NN ini berumur 23 tahun beragama islam, informan NN adalah seorang
mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Pinrang, Wakka adalah tempat favorit informan
yang satu ini.
5. Informan “TM” (Perempuan)
Informan ini berumur 31 tahun, ia seorang ibu rumah tangga, yang sering
menjadikan tempat wisata Dusun Wakka ini sebagai tempat arisannya bersama dengan
teman-temannya.
6. Informan “WH” (Laki-laki)
Informan ini bekerja sebagai pegawai negeri swasta di salah satu perkantoran di Pinrang,
berumur 41 tahun dan beragama islam.
RIWAYAT HIDUP
Imran, lahir pada tanggal 11 November 1996 Kabere
Kabupaten Enrekang. Anak Keempat dari empat bersaudara
buah cinta dan kasih sayang dari pasangan Nursia dan Baktiar.
Memasuki dunia pendidikan tingkat dasar pada tahun 2002 di
SD 19 Kabere dan tamat pada tahun 2008. Kemudian Penulis melanjutkan
pendidikan tingkat menengah pertama di SMP Negeri 5 Enrekang 2008-2011.
Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMa Negeri
1 Cendana Kabupaten Enrekang selama 3 tahun dan berhasil menamatkan
studinya di sekolah tersebut pada tahun 2014.
Pada tahun 2015 penulis melanjutkan studinya kejenjang yang lebih tinggi
melalui jalur seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), dan diterima di
jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar Program Studi Stara 1.