peta ancaman dan analisis kebijakan perlindungan ou · 2009-01-26 · dari 6.650 (sumatera)....
TRANSCRIPT
Arbi Valentinus
Forest Policy Specialist/OCSP
22 Januari 2009
Peta Ancaman dan Analisis Kebijakan
Perlindungan Orangutan
Status perlindungan OU
Mispersepsi perlindungan TSL (OU)
Peta ancaman OU & Regulasinya
Relasi isu dgn Forest Crime - Climate Change
Agenda Kebijakan
Keterkaitan dgn lapangan (Sumbagut)
“Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat,
dan atau di air, dan atau di udara yang masih
mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas
maupun yang dipelihara oleh manusia” [UU 5/90]
Jenis-jenis satwa liar yang tergolong dilindungi
sebagaimana tertuang dalam lampiran PP 7/99,
beberapa diputuskan lewat SK Menteri.
Orangutan terdaftar sebagai
Orang utan, MawasPongo pygmaeus55
Orangutan hanya dapat ditemui di Borneo dan Sumatera.
Dibedakan atas 2 spesies: Sumatera dan
Kalimantan/Borneo.
Populasi 50.000 individu di alam (Borneo), & tidak lebih
dari 6.650 (Sumatera). [Setengah dari populasi 20 tahun
yl; Jika ancaman terus berlangsung, diperkirakan punah
50 tahun ke depan atau bahkan lebih cepat]
Keduanya tercantum dalam Appendix I CITES. Spesies
Sumatera terancam kritis berdasarkan Daftar Merah
Mamalia IUCN (IUCN Red List of Mammals).
.
MISPERSEPSI
Habitat satwa liar yang dilindungi hanya berada di dalam
kawasan yang dilindungi � SALAH
Satwa liar yang dilindungi, termasuk orangutan, hanya
hidup di dalam kawasan yang dilindungi � SALAH
Lebih dari 70% satwa liar dilindungi, seperti orangutan, hidup
di luar kawasan yang dilindungi.
MISPERSEPSI
� SALAHSatwa liar, seperti orangutan, hanya dilindungi satwanya
dan tidak habitatnya
Satwa liar, seperti orangutan, hanya dilindungi di dalam
kawasan konservasi � SALAH
Habitat satwa liar yang dilindungi hanya berada di dalam
kawasan yang dilindungi � SALAH
Satwa liar yang dilindungi, termasuk orangutan, hanya
hidup di dalam kawasan yang dilindungi � SALAH
MISPERSEPSI
� SALAHSatwa liar, seperti orangutan, hanya dilindungi satwanya
dan tidak habitatnya
Satwa liar, seperti orangutan, hanya dilindungi di dalam
kawasan konservasi � SALAH
“Pengawetan adalah upaya untuk menjaga agar
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya baik di dalam maupun di luar
habitatnya tidak punah” (Psl 1 PP 7/99)
�
�
MISPERSEPSI
� SALAHSatwa liar, seperti orangutan, hanya dilindungi satwanya
dan tidak habitatnya
Satwa liar, seperti orangutan, hanya dilindungi di dalam
kawasan konservasi � SALAH
Habitat satwa liar yang dilindungi hanya berada di dalam
kawasan yang dilindungi � SALAH
Satwa liar yang dilindungi, termasuk orangutan, hanya
hidup di dalam kawasan yang dilindungi � SALAH
Habitat
Orangutan
Kawasan dilindungi
Perkebunan
Konsesi hutan
Konversi
Lahan/Hutan
Illegal Logging
(termasuk konversi
ilegal)
Pengambilan /
Perburuan Ilegal
Pemanfaatan
Species Tidak
Terkendali
Kerusakan /
Kehilangan
Habitat
Pemeliharaan /
Penangkaran / Kepemilikan ilegal
Kebakaran
Lahan/Hutan[C]
Konflik Manusia-
Satwa
UU 5/90 UU 41/99
P.48/08
Perdagangan ilegal
Penyelundupan
UU 10/95
Kepunahan
PP 8/99
UU 5/90
PP 45/04PP 13/94
ANCAMAN
LANGSUNG
ANCAMAN
TERBESAR
Perubahan Tata Guna Lahan
UU 26/07
PP 6/07
UU 23/97
Regulasi utamaUU 5/90 tentang Konservasi SDAHE
PP 7/99 tentang Pengawetan Jenis TS
PP 8/99 tentang Pemanfaatan Jenis TSL- Instruksi Dirjen PHKA 762/01 tentang Penertiban dan Penegakan
Hukum terhadap Penguasaan dan atau Perdagangan Orangutan dan SL yang dilindungi UU beserta habitatnya
PP 13/94 tentang Perburuan Satwa Buru
UU 10/95 tentang Kepabeanan
UU 41/99 tentang KehutananPP 45/04 tentang Perlindungan Hutan
PP 6/07 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan
P.48/08 tentang Pedoman Penanggulangan Konflik antara Manusia dan Satwa Liar
UU 26/07 tentang Penataan Ruang
Regulasi lainnya
UU 5/94 tentang Pengesahan UN-CBD
UU 23/97 tentang Pengelolaan LH
UU 20/01 & 31/99 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
UU 25/03 & 15/02 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
PP 68/98 tentang Kaw. Suaka Alam (KSA) dan Kaw.
Pelestarian Alam (KPA)
Keppres 43/78 tentang CITESKeppres 48/91 tentang Pengesahan Convention On
Wetlands Of International Importance Especially As
Waterfowl Habitat (Ramsar)
Persoalan Regulasi
• PP 7/99 perlu penyempurnaan khususnya lampiran spesies yang dilindungi.
• UU 5/90 belum sepenuhnya sesuai dengankebutuhan. Kebijakan pokok konservasi perlu dikuatkan/direvisi terutama dalam penguatan perlindungan habitat, kewenangan penegakan hukum (dalam penyelidikan dan penyidikan) serta pengaturan sanksi pidana, perlindungan/jaminan atas hak masyakarat atas hutan/tanah adat, peran dan mekanisme masyarakat serta pihak swasta.
Persoalan Regulasi
• Reklasifikasi status hutan dalam penyusunan RTRW yang belum sepenuhnya mengintegrasikan kepentingan ekologi (termasuk perlindungan habitat) dan kepentingan sosial (termasuk hutan/tanah adat).
• Lemahnya penegakan hukum. Kurang/belum menjangkau oknum aparat/pejabat yang terlibat (pembiaran), kurang/belum menyentuh pelanggaran yang terjadi di sektor perkebunan (konversi ilegal) serta aktivitas lainnya yang merusak habitat satwa liar dilindungi, dan kurang diintegrasikan pidana terkait (konservasi, kehutanan, LH, korupsi, pencucian uang)
Wildlife Crime
Konflik
Manusia-Satwa
Perburuan
Perdagangan
Illegal Logging
Wildlife Crime
Wildlife Cr.
FOREST CRIME
Kepunahan orangutan
Perubahan
Iklim
Konversi Hutan
Primer dan Sekunder
serta Lahan Gambut
Kerusakan / Kehilangan
Habitat
Korupsi Pencucian UangUU 20/01 UU 25/03
80% emisi GRK dari rusaknya
habitat OU
1,87 juta hektar hilang
per tahun
Diantaranya karena perluasan sektor
perkebunan di yang menghancurkan
hutan alam
Penyempurnaan
penyusunan
RTRW
ANCAMAN
TERBESAR
Keseriusan Gakkum
Masyarakat dan
orangutan tidak punya tempat (tidak
ada suara)?
Apakah reklasifikasi
status hutanmemenuhi kriteria
hukum dan adil?
Bgmn bisa
perusahaan dapat
mengacuhkan hukum (kebal
hukum)?
Kalaupun
ditangkap dan
diperiksa,
akhirnya lolos juga?
STOPKonversi Hutan
Primer danSekunder serta Lahan Gambut
UU 41/99
UU 5/90
PP 45/04
UU 26/07
Revisi
UU 5/90
Dilindungi tapi
tidak dilindungi!
Habitat hilang/rusak!
PP 6/07
UU 23/97
1,87 juta hektar hilang
per tahun
Diantaranya karena perluasan sektor
perkebunan di yang menghancurkan
hutan alam
Penyempurnaan
penyusunan
RTRW
ANCAMAN
TERBESAR
Keseriusan Gakkum
Memastikan sejalan
dengan kriteria hukum dan adil
Integrasi perlindungan
habitat dlm kriteria reklasifikasi status
hutan
Penyidikan dan
peradilan dgn integrasi dgn
korupsi, pencucian
uang
STOPKonversi Hutan
Primer danSekunder serta Lahan Gambut
UU 41/99
UU 5/90
PP 45/04
UU 26/07
Revisi
UU 5/90
Penguatan
perlindungan
habitat
Pelibatan
pihak swasta
(BMP /kelola
HCFV)
Prinsip dan
mekanisme peran
serta masyarakat
(seperti MCV)
PP 6/07
UU 23/97
Orangutan Borneo di
pasar dapat mencapai > 500 per tahun
Untuk menangkap bayi orangutan para
pemburu harus membunuh
Induk orangutan
Keseriusan Gakkum
ANCAMAN
LANGSUNG
Kenapa mereka
bebas saja
melanggar hukum?
STOPPenangkapan Pemeliharaan Perdagangan
UU 5/90
PP 8/99 UU 10/95
Penyempurnaan
PP 7/99
PP 13/94
Spesies Sumatera
sangat kritis!
Orangutan Borneo di
pasar dapat mencapai > 500 per tahun
Untuk menangkap bayi orangutan para
pemburu harus membunuh
Induk orangutan
Keseriusan Gakkum
ANCAMAN
LANGSUNG
Tindak lanjut
dengan penyidikan
dan peradilan
STOPPenangkapan Pemeliharaan Perdagangan
UU 5/90
PP 8/99 UU 10/95
Penyempurnaan
PP 7/99
PP 13/94
Memasukkan spesies
Sumatera
Polhut/PPNSKepolisian
KejaksaanPengadilan
Keseriusan Gakkum
LIPIDephut (KKH)
Penyempurnaan PP 7/99
ANCAMAN LANGSUNG
Polhut/PPNSKepolisianKejaksaan
Pengadilan
Keseriusan Gakkum
DepPUDephut (Baplan)Badan Koordinasi TR Daerah/BKTRD
Penyusunan RTRW
Dephut (PHKA)DPR
Revisi UU 5/90
ANCAMAN TERBESAR
Konversi
Lahan/Hutan
Illegal Logging
(termasuk konversi
ilegal)
Pengambilan /
Perburuan Ilegal
Pemanfaatan
Species Tidak
Terkendali
Kerusakan /
Kehilangan
Habitat
Pemeliharaan /
Penangkaran / Kepemilikan ilegal
Kebakaran
Lahan/Hutan[C]
Konflik Manusia-
Satwa
Perdagangan ilegal
Penyelundupan
Kepunahan
ANCAMAN
LANGSUNG
ANCAMAN
TERBESAR
Perubahan Tata Guna Lahan
Tripa B. Toru
Tripa
Sawit
Pakpak
Dairi
Langkat
Nila/Gambir
B. Toru
Dairi
Langkat
Pertambangan
Pakpak
Sawmill
Terima Kasih
Gedung Ratu Plaza, Lt. 17
Jl. Jend. Sudirman No. 9 Jakarta 10270. Tel 021 725.1093
Gedung Manggala Wanabhakti, Blok 7 Lt. 6
Jl. Gatot Subroto Jakarta Pusat 10270
Awasi proses hukum setiap kasus perusakan hutan sebagai
habitat orangutan
Dukung perubahan kebijakan yang berpihak pada
konservasi orangutan dan habitatnya
Pemanfaatan Tidak Terkendali
[A]
UU 5/90: pasal 21 (2)
jo 40 (2) dan (4)
Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan,
menyimpan atau memiliki telur dan/atau sarang satwa dilindungi.
UU 5/90: pasal 21 (2)
jo 40 (2) dan (4)
Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan
memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati;
UU 5/90: pasal 21 (2)
jo 40 (2) dan (4)
Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki,
memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang
dilindungi dalam keadaan hidup
UU 5/90: pasal 21 (1)
huruf a jis Pasal 22
dan Pasal 40 (2) dan
(4)
Mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan,
memelihara, mengangkut, dan memperniagakan tumbuhan yang
dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup atau mati
(kecuali untuk keperluan penelitian)
PEMANFAATAN ILEGAL *
* ditambah dengan ketentuan PP 8/99
[A]
UU 10/95: Pasal 102
Barangsiapa mengekspor atau mencoba mengekspor barang tanpa
mengindahkan ketentuan undang-undang ini dipidana karena
melakukan penyelundupan.
UU 5/90: pasal 21 (2)
jo 40 (2) dan (4)
Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit tubuh atau
bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang
dibuat dari bagian-bagian satwa tersebut atau mengeluarkannya dari
suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar
Indonesia
UU 5/90: Pasal 21 (2)
jo 40 (2) dan (4)
Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia
ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia
UU 5/90: pasal 21 (1)
jo Pasal 40 (2) dan (4)
Mengeluarkan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya
dalam keadaan hidup atau mati di Indonesia ke tempat lain di dalam
atau di luar Indonesia
+ PENYELUNDUPAN
Kerusakan /Kehilangan Habitat
[B]
PP 45/04: Pasal 12 jis
Pasal 42 , Pasal 48.
UU 41/99: Pasal 78
(7)
Pemanfaatan, pengangkutan dan penguasaan hasil hutan tanpa
dokumen yang sah
UU 41/99: Pasal 50
(3) huruf h jo Pasal 78
(7)
Mengangkut, menguasai,atau memiliki hasil hutan yang tidak
dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangan sah nya hasil
hutan.
UU 41/99: Pasal 50
(3) huruf f jo Pasal 78
(5)
Menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima
titipan, menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau
patut diduga berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut
secara tidak sah
UU 41/99: Pasal 50
(3) huruf e jo Pasal 78
(5)
Menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di
dalam hutan tanpa memiliki hak atau ijin dari pejabat yang
berwenang.
ILLEGAL LOGGING /KONVERSI LAHAN ILEGAL*
* ditambah dengan ketentuan PP 6/07
UU 5/90: Pasal 33 (3)
jo Pasal 40 (2) dan (4)
Melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona
pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya
dan taman wisata alam.
UU 41/99: Pasal 50
(3) huruf k jo Pasal 78
(10)
Membawa alat-alat yang lajim digunakan untuk menebang,
memotong atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa
ijin pejabat yang berwenang,
UU 41/99: Pasal 50
(3) huruf j jo Pasal 78
(9)
Membawa alat-alat berat atau alat-alat lainnya yang lazim atau
patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di
dalam kawasan hutan tanpa ijin pejabat yang berwenang
PP 45/04: Pasal 14 jis
Pasal 42, Pasal 43
UU 41/99: Pasal 78
(2) UU
Pemanfaatan hasil hutan atas dasar izin dari pejabat yang
berwenang.
PP 45/04; Pasal 13 Jo
Pasal 42.
Tindakan perlindungan terhadap hasil hutan untuk menghindari
penguasaan berlebihan dan ilegal
ILLEGAL LOGGING /KONVERSI LAHAN ILEGAL
[B]
UU 5/90: Pasal 33 (1)
jo Pasal 40 (1) dan (3)
Melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan
terhadap keutuhan zona inti taman nasional.
UU 5/90: Pasal 19 (1)
jo Pasal 40 (1) dan
(3).
Melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan
terhadap keutuhan kawasan suaka alam.
UU 23/97: Pasal 1
angka 14 jis Pasal 41
dan 42.
Menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap
sifat fisik dan/ atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan
hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan
berkelanjutan (perusakan lingkungan hidup)
+ KEBAKARAN + AKTIVITAS TIDAK RAMAH
LINGKUNGAN
[B]
25/03: Pasal 3
Jis Pasal 6 dan
Pasal 9
Perbuatan yang dengan sengaja menempatkan,
mentransfer,membayarkan, membelanjakan, menghibahkan atau
menjual, menitipkan, membawa keluar negeri, menukarkan dengan
maksud menyembunyikan harta kekayaan yang dihasilkan dari tindak
pidana.
25/03:
Pasal 2 jis Pasal
6 dan Pasal 9
Tindak pidana kehutanan yang masuk dalam perolehan hasil kekayaan
dari tindak pidana
PENCUCIAN UANG
20/01: Pasal 5 jo
Pasal 12
Pegawai negeri maupun penyelenggara negara yang menggunakan
kewenangannya dan memanfaatkan jabatan yang melekat atas dirinya
utnuk membantu tindak pidana.
KORUPSI
Pidana Korupsi dan Pencucian Uang