petunjuk pembuatan pupuk jamur tiram
DESCRIPTION
Proses pembuatan pupuk organik dengan baan dasar media jamur tiram tentunya akan bermanfaat sekali untuk tanaman saat ini .TRANSCRIPT
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
1/33
Sultan
2
012
PETUNJUKP
EMBUATAN
PUPUK
AMUR
TIRAM
Petunjukn dan panduan memanfaatkan baglog jamur tiram afkir
sebagai kompos dan memanfaatkan kembali sebagai baglog media
tumbuh jamur tiram.
FB: cendawanmas
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
2/33
BAB I
LIMBAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM, PERMASALAHAN DAN SOLUSI
1.1.Latar Belakang
Limbah baglog merupakan konsekwensi dari adanya usahabudidaya jamur tiram.Tidak
bisa dihindari setiap usaha jamur pasti menghasilkan limbah, entah itu limbah baglog
gagal, atau pun limbah baglog buangan sebagai hasil akhir dari budidaya jamur.
Kesulitan dalam mendapatkan lahan tempat pembuangan akhir baglog-baglog kerap
memusingkan para pembudidaya jamur di seluruh indonesia bahkan dunia. Limbah
baglog semakin menggunung seiring perputaran waktu, belum lagi masalah baglog lama
terselesaikan , limbah baglog baru bermunculan
Hasil samping budidaya jamur tiram ini seringkali menimbulkan permasalahan
lingkungan, memicu protes masyarakat karena pencemaran dan limbah yang dapat
menimbulkan penyakit yang berbahaya. Maka dalam hal ini harus ada penanganan secara
signifikan dengan mendaur ulang limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis. sayang
sekali banyaknya perusahaan industri jamur yang masih belum memperhatikan
lingkungan dengan memberlakukan pengolahan limbah , salah satunya penanganan
Limbah baglog. Sehingga hal ini berdampak negatif terhadap lingkungan. Pembudidaya
jamur besar seringkali kebingungan dalam pengolahan limbah baglog dalam skala besar
yang mencapai puluhan ribu bahkan ratusan ribu baglog berserakan. Beda halnya dengan
pembudidaya kecil yang hanya menghasilkan sedikit limbah baglog dari satu dua
kumbung. Maka dari itu harus ada penelitian tentang pengembangan pengolahan limbah
yang dibuat untuk mendukung usaha budidaya jamur sehingga limbah bisa
termanfaatkan kembali dan mendatangkan keuntungan. Metoda yang akan dilakukan
adalah implementasi pengolahan limbah baglog menjadi pupuk organik padat (Kompos)
jamur tiram.
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
3/33
1.2.Pengertian dan Karakteristik Limbah Baglog Jamur Tiram
Limbah baglog jamur tiram adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha pemeliharaan
jamur. Limbah budidaya jamur tiram meliputi semua buangan yang dihasilkan dari suatu
kegiatan usaha pertanian jamur tiram baik berupa limbah organik maupun anorganik.
Limbah atau sampah jamur tiram dapat di bedakan menjadi 2
1.Limbah organik
Limbah organik adalah limbah yang berasal dari mahluk hidup yang mencakup bahan
baku media tanam jamur tiram, seperti serbuk kayu, dedak, biji-bijian dll. Limbah
seperti ini dapat terurai kembali secara alami. Pada umumnya limbah berupa baglog
yang di bungkus plastik pp. Limbah baglog ada 2 macam, Yaitu Baglog yang gagal
inkubasi dan baglog habis masa panen. Baglog gagal inkubasi walau berstatus gagal
didalamnya masih mengandung nutrisi yang utuh.Baglog ini lah yang nantinya di olah
menjadi pupuk kompos jamur tiram.
Sedang kan baglog habis masa panen walaupun nutrisinya telah habis, tapi masih kaya
sisa-sisa missellium jamur yang kaya selulosa, hemiselulosa, lignin dan pentosan yang
baik untuk jamur merang
2.
Limbah baglog anorganik
Limbah yang dimaksud adalah bahan yang terbentuk dari bahan kimia sintesis,terdiri
atas Plastik, kapas, karet, cincin paralon dll. Merupakan sampah yang tak mengalami
pembusukan secara alami,
1.3.Dampak Limbah Baglog Jamur Tiram Bagi Lingkungan sekitar
Semakin berkembangnya usaha budidaya jamur tiram, limbah yang dihasilkan semakin
meningkat. Total limbah yang dihasilkan budidaya jamur tiram tergantung dari besar
usaha dan tipe usaha. Limbah yang terdiri dari serbuk kayu dan bahan lain merupakan
limbah budidaya jamur tiram yang banyak dihasilkan, sebagian besar berupa baglog
habis panen dan sisanya baglog-baglog yang gagal. Limbah tersebut umumnya
menghasilkan pencemaran berupa kantong plastik tahan panas, kapas, karet gelang,
kertas, cincin plastik dan serbuk kayu. Selain itu akibat adanya pembuangaan limbah
menimbulkan pencemaran Biotik yang berupa hewan-hewan kecil, jamur liar yang
menyebar ke lingkungan sekitar.sehingga dikhawatirkan menjadi sarang hama dan bibit
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
4/33
penyakit yang sewaktu-waktu menyerang tanaman pertanian, ternak dan manusia.
Gangguan lain dari limbah adalah terganggunya pemandangan atau estetika lingkungan.
Setiap pengusaha jamur harus mulai sadar untuk mengelola limbah budidaya jamurnya
masing-masing sebab bisa mengganggu kesehatan lingkungan dan mengganggu
ketentraman orang lain yang tinggal diksekitar lokasi budidaya
1.4.Dampak Limbah Baglog Jamur Tiram Bagi Budidaya Jamur
Limbah budidaya jamur tiram selain berdampak lingkungan , berdampak pula bagi
budidaya jamur itu sendiri. Jamur liar yang Seringkali tumbuh di gundukan limbah
baglog berperan sebagai sumber kontaminan menyebabkan kegagalan budidaya jamur
tiram. Jamur-jamur tersebut menghasilkan milyaran spora, Jika terbawa angin atau
melalui pakaian dan anggota tubuh pekerja, siap menyeber keseluruh penjuru ruang
termasuk kedalam ruang inokulas jamur. Satu Baglog gagal inkubasi pada hakekatnya
adalah tempat tinggal bagi jutaan mikroba kontaminan (penyebab kontaminasi),
diantaranya adalah bakteri penyakit,misellium dan spora jamur liar.
Ada beberapa cara perpindahan mikroba penyebab kontaminasi dari pembuangan baglog
jamur ke area budidaya
1. Melalui pakaian dan anggota tubuh manusia
Para pekerja yang bekerja ditempat penampungan limbah ikut andil dalam penyebaran
mikroba penyebab kontaminasi, sadar atau tanpa disadari anggota tubuh dan pakaian
yang tercemar mikroba menjadi kendaraan yang epektif bagi penyebaran kontaminan
ke kumbung jamur
2.
melalui perantara /agen
Tempat penampungan limbah baglog merupakan habitat tempat tumbuh kembangnya
berbagai hewan-hewan kecil seperti serangga, siput, cacing rambut, kecoa, tikus dll.
hewan-hewan ini disamping menjadi hama perusak jamur juga menjadi agen
pembawa bibit penyakit jamur
3. Melalui hembusan Angin
Sedikit saja hembusan Angin mampu menerbangkan spora jamur yang berukuranmikron ke udara dalam jumlah besar sehingga membentuk awan spora yang tidak
kelihatan oleh mata. Tanpa disadari udara menghantarkan spora jamur ke baglog-
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
5/33
baglog yang hendak kita tanami bibit. Akibatnya bukan jamur tiram yang tumbuh,
baglog berubah warna yang ada, hitam, hijau ,kuning dll.Usaha kita Gagal total. itulah
kenapa waktu kita menanam jamur tak boleh di ruang terbuka, tetapi harus diruang
tertutup terhindar dari angin dan lalu lalang orang
1.5.Manfaat Pupuk Kompos
Kompos mempunyai manfaat yaitu memperbaiki struktur media tanam jamur, dengan
meningkatkan kandungan bahan organik media tanam jamur serta akan meningkatkan
kemampuan untuk mempertahankan kandungan air media tanam jamur.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
- Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.
- Mengurangi volume/ukuran limbah.
- Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.
Aspek Lingkungan :
-
Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metanadari kotoran akibat bakteri metanogen.
- Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.
Aspek bagi media tanam jamur
- Meningkatkan kesuburan media tanam jamur.
- Memperbaiki struktur dan struktur media tanam jamur..
-
Meningkatkan kapasitas penyerapan air- Meningkatkan aktivitas mikroba media tanam jamur..
- Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen).
- Menyediakan hormon dan vitamin bagi Jamur
- Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam media tanam jamur
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
6/33
BAB II.
MEMBUAT PUPUK KOMPOS JAMUR TIRAM DARI LIMBAH BUDIDAYA
JAMUR TIRAM
2.1. Pengelolaan Limbah Baglog jamur Tiram
Limbah budidaya jamur tiram dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, salahsatunya dapat diperbaharui (renewable) selama masa produksi masih berlangsung.
Limbah budidaya jamur tiram sebetulnya masih mengandung nutrisi atau zat padat
potensial yang dapat dimanfaatkan untuk bahan Nutrisi budidaya jamur tiram, khususnya
pada pembuatan pupuk organik padat (Kompos) jamur tiram. Pupuk organik (kompos
digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara sehingga mencukupi kebutuhan
nutrient (Makanan) yang akan dikonsumsi jamur tiram. Hal ini dilihat dari nutrient(zat
makanan) yang terkandung pada limbah seperti Selulosa, hemiselulosa, lignin, protein,
lemak, vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain (unidentified
subtances). Selain itu, limbah juga bisa dimanfaatkan sebagai energi dan media berbagai
tujuan. Tujuan pengomposan adalah untuk Mengetahui efektifitas pengolahan limbah
baglog menjadi pupuk kompos jamur tiram
2.2.
Pengertian Pupuk Kompos dan Pengomposan2.2.1. Pupuk Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan
organik yang dapat dipercepat secara artifisialoleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau
anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).
2.2.2. Pengomposan
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara
biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik
sebagai sumber energi. Proses pengomposan melibatkan berbagai mikroorganisme
dan mikro fauna termasuk bakteri, jamur,protozoa, aktinomisetes, nematoda,
cacing, dan serangga. Populasi dari semua organisme ini berfluktuasi, tergantungdari proses pengomposan. Ada dua mekanisme proses pengomposan, yakni
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
7/33
pengomposan secara aerobik dan anaerobik. Kedua proses pengomposan ini
dibedakan berdasarkan ketersediaan oksigen bebas, diantaranya:
Pengomposan secara Aerobik
Pada proses pengomposan secara aerobik, oksigen mutlak dibutuhkan.
Mikroorganisme yang terlibat dalam proses pengomposan membutuhkan
oksigen dan air untuk merombak bahan organik dan mengasimilasikan sejumlah
karbon, nitrogen, fosfor, belerang, dan unsur lainnya untuk sintesis protoplasma
sel tubuhnya. Karbon diasimilasikan lebih banyak daripada nitrogen dan
digunakan sebagai sumber energi serta membentuk protoplasma. Sekitar dua
pertiga bagian dari karbon dikeluarkan dalam bentuk karbondioksida (CO2)
sedangkan sisanya akan berkombinasi dengan nitrogen dalam sel.
Proses perombakan bahan organik secara aerobik akan menghasilkan humus,
karbondioksida, air, dan energi. Beberapa bagian energinya digunakan untuk
pertumbuhan mikroorganisme, dan sisanya dikeluarkan dalam bentuk panas.
Secara keseluruhan, reaksinya akan berlangsung sebagai berikut.
Mikroba aerob
Bahan Organik CO2+H2O+hara+humus+energi
N, P, K
Pengomposan Anaerobik
Proses pengomposan anaerobik berjalan tanpa adanya oksigen. Biasanya,
prosesnya dilakukan dalam wadah tertutup sehingga tidak ada udara yang
masuk (hampa udara). Proses pengomposan ini melibatkan mikroorganisme
anaerob untuk membantu mendekomposisi bahan yang dikomposkan. Bahan
baku yang dikomposkan secara anaerob biasanya berupa bahan organik yang
berkadar air tinggi.
Pengomposan anaerobik akan menghasilkan gas metan (CH4), karbondioksida
(CO2), dan asam organik yang memiliki bobot molekul rendah seperti asam
asetat, asam propionat, asam butirat, asam laktat, dan asam suksinat. Gas
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
8/33
metan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif (biogas). Sisanya
berupa lumpur yang mengandung bagian padatan dan cairan. Bagian padatan ini
yang disebut kompos. Namun, kadar airnya masih tinggi sehingga sebelum
digunakan harus dikeringanginkan.
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Pengomposan
Proses pengomposan merupakan proses biokimia sehingga setiap faktor yang
mempengaruhi mikroorganisme media tanam jamur akan mempengaruhi laju
dekomposisi tersebut. Laju dekomposisi bahan organik (bahan baku kompos) menjadi
kompos yang matang tergantung dari beberapa faktor diantaranya:
2.3.1.Imbangan C/N
Imbangan C/N bahan organik (bahan baku kompos) merupakan faktor terpenting
dalam laju pengomposan. Proses pengomposan akan berjalan baik jika imbangan
C/N bahan organik yang dikomposkan sekitar 25-35. Imbangan C/N yang terlalu
tinggi akan menyebabkan proses pengomposan berlangsung lambat. Keadaan ini
disebabkan mikroorganisme yang terlibat dalam proses pengomposan kekurangan
nitrogen (N). Sementara itu, imbangan yang terlalu rendah akan menyebabkan
kehilangan nitrogen dalam bentuk ammoniayang selanjutnya akan teroksidasi.Setiap bahan organik memiliki imbangan C/N yang berbeda. Imbangan C/N
limbah budidaya jamur tiram umumnya lebih rendah dibandingkan dengan C/N
dari tanaman. Karena itu, penggunaan sebagai bahan baku kompos harus dicampur
dengan bahan organik yang memiliki imbangan C/N tinggi sehingga dapat
menghasilkan imbangan C/N yang optimal.
Tabel 3. Imbangan C/N dari berbagai sumber bahan organik
No. Jenis Bahan Organik Imbangan C/N
1. Urine Budidaya jamur
tiram0,8
2. Kotoran Ayam 5,6
3. Kotoran Sapi 15,8
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
9/33
4. Kotoran Babi 11,4
5. Kotoran Manusia (tinja) 6-10
6. Darah 3
7. Tepung Tulang 8
8. Urine Manusia 0,8
9. Eceng Gondok 17,6
10. Jerami Gandum 80-130
11. Jerami Padi 80-130
12. Ampas Tebu 110-120
13. Jerami Jagung 50-60
14. Sesbania sp 17,9
15. Serbuk Gergaji 500
16. Sisa Sayuran 11-27
Sumber: Gaur A.C., 1983
Kecepatan dekomposisi bahan organik ditunjukkan oleh perubahan imbangan C/N.
Selama proses mineralisasi, imbangan C/N bahan-bahan yang banyak mengandung
N akan berkurang menurut waktu. Kecepatan kehilangan C lebih besar daripada N
sehingga diperoleh imbangan C/N yang lebih rendah (10-20). Apabila imbangan
C/N sudah mencapai angka tersebut, artinya proses dekomposisi sudah mencapai
sudah mencapai tingkat akhir atau kompos sudah matang.
2.3.2.Suhu Pengomposan
Salah satu faktor kritis bagi pertumbuhan mikroorganisme yang terlibat dalam
proses pengomposan adalah tingkat keasaman (pH). Karena itu, pengaturan pH
selama proses pengomposan perlu dilakukan. Pada awal pengomposan, reaksi
cenderung agak asam karena bahan organik yang dirombak menghasilkan asam-
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
10/33
asam organik sederhana. Namun, akan mulai naik sejalan dengan waktu
pengomposan dan akhirnya akan stabil pada pH sekitar netral.
Jika bahan yang dikomposkan terlalu asam, pH dapat dinaikkan dengan cara
menambahkan kapur. Sebaliknya, jika nilai pH tinggi (basa) bisa diturunkan
dengan menambahkan bahan yang bereaksi asam (mengandung nitrogen) sepertiurea atau kotoran hewan.
2.3.3.Jenis Mikroorganisme yang Terlibat
Berdasarkan suhu yang sesuai untuk metabolisme dan pertumbuhannya,
mikroorganisme diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitupsiklorofil,
mesofil, dantermofil. Mikroorganismepsiklorofilhidup pada suhu kurang dari 20
C. Mikroorganisme mesofildapat hidup pada suhu 25-40 C, sedangkan
mikroorganisme termofilhidup pada suhu di atas 65 C. Namun, yang terlibat
dalam proses pengomposan adalah mikroorganisme mesofildan termofil.
Pada awal dekomposisi, mikroorganisme yang terlibat dalam proses pengomposan
adalah jenis mesofil (suhu pengomposan masih di bawah 45 C). Beberapa hari
setelah terfermentasi, suhu pengomposan meningkat sehingga peran
mikroorganismemesofil digantikan oleh mikroorganisme termofil. Setelah suhu
pengomposan turun lagi, mikroorganisme mesofilakan aktif kembali.
Proses pengomposan bisa dipercepat dengan menambahkan starter atau aktivator
yang kandungan bahannya berupa mikroorganisme (kultur bakteri), enzim,
dan asam humat. Mikroorganisme yang ada dalam aktivator ini akan merangsang
aktivitas mikroorganisme yang ada dalam bahan kompos sehingga cepat
berkembang. Akibatnya, mikroorganisme yang terlibat dalam pengomposan
semakin banyak dan proses dekomposisi akan semakin cepat.
2.3.4.Aerasi
Aerasi yang baik sangat dibutuhkan agar proses dekomposisi (pengomposan)
bahan organik berjalan lancer.Aerasi(pengaturan udara) yang baik ke semua
bagian tumpukan bahan kompos sangat penting untuk menyediakan oksigen bagi
mikroorganisme dan membebaskan CO2 yang dihasilkan. Karbondioksida yang
dihasilkan harus dibuang agar tidak menimbulkan zat beracun yang merugikan
mikroorganisme sehingga bisa menghambat aktivitasnya.
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
11/33
Dalam praktiknya, pengaturan aerasidilakukan dengan cara membalikan
tumpukan bahan kompos secara teratur. Selain itu, bisa juga dengan pergerakan
udara secara alami ke dalam tumpukan kompos melalui saluran-
saluran aerasi yang dibuat dari batang bambu.
2.3.5.
Kelembapan (PH)Kelembapan berperan penting dalam proses dekomposisi bahan baku kompos
karena berhubungan dengan aktivitas mikroorganisme. Kelembapan optimum
untuk proses pengomposan aerobik sekitar 50-60 % setelah bahan organik
dicampur. Kelembapan campuran bahan kompos yang rendah (kekurangan air)
akan menghambat proses pengomposan dan akan menguapkan nitrogen ke udara.
Namun, jika kelembapan tinggi (kelebihan air) proses pertukaran udara dalam
campuran bahan kompos akan terganggu. Pori-pori udara yang ada dalam
tumpukan bahan kompos akan di isi air dan cenderung menimbulkan kondisi
anaerobik. Penambahan air yang berlebihan ke campuran bahan bahan baku
kompos bisa diatasi dengan cara menambahkan media tanam jamur sebanyak 5-
10%. Selain itu, bisa juga menambahkan bahan kering hingga mencapai
kelembapan yang optimum. Selama proses pengomposan berlangsung,
kelembapan dalam tumpukan bahan kompos harus terus dikontrol. Kelembapan
dalam tumpukan bahan kompos bisa diketahui dengan cara menancapkan tongkat
bambu ke dalamnya, lalu angkat lagi. Jika tongkat kering, berarti kelembapan
rendah sehingga perlu ditambahkan air.
2.3.6.Struktur Bahan Baku
Laju dekomposisi bahan organik juga tergantung dari sifat bahan yang akan
dikomposkan. Sifat bahan tanaman tersebut di antaranya jenis tanaman, umur, dan
komposisi kimia tanaman. Semakin muda umur tanaman, proses dekomposisi akan
berlangsung lebih cepat. Hal ini disebabkan kadar airnya masih tinggi, kadar
nitrogen tinggi, imbangan C/N yang sempit, serta kandungan ligninyang rendah.
2.3.7.Ukuran Bahan Baku
Ukuran bahan baku kompos akan mempengaruhi kecepatan proses pengomposan.
Semakin kecil ukuran bahan (5-10 cm), proses pengomposan (dekomposisi)
berlangsung semakin cepat. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan luas
permukaan bahan untuk diserang mikroorganisme.
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
12/33
Ukuran bahan baku yang kurang dari 5 cm akan mengurangi pergerakan udara
yang masuk ke dalam timbunan dan pergerakan CO2 yang keluar. Sebaliknya,
ukuran bahan yang terlalu besar menyebabkan luas permukaan yang diserang
akan menurun sehingga proses dekomposisi berlangsung lambat, bahkan bisa
terhenti sama sekali.2.3.8.Pengadukan (Homogenisasi)
Faktor lain yang berpengruh terhadap proses pengomposan adalah pengadukan.
Bahan baku kompos terdiri dari campuran berbagai bahan organik yang memiliki
sifat terdekomposisi berbeda (ada yang mudah dan sukar terdekomposisi). Apabila
campuran bahan ini tidak diaduk, maka proses dekomposisi tidak berjalan secara
merata. Akibatnya, kompos yang dihasilkan kurang bagus.
Karena itu, sebelum dan selama proses pengomposan, campuran bahan baku
kompos harus diaduk sehingga mikroba perombak bahan organik bisa menyebar
secara merata. Dengan demikian, kinerja mikroba perombak bahan organik bisa
lebih efektif. Pengadukan sebaiknya dilakukan seminggu sekali.
2.3.9.Suhu Pengomposan
Salah satu faktor kritis bagi pertumbuhan mikroorganisme yang terlibat dalam
proses pengomposan adalah tingkat keasaman (pH). Karena itu, pengaturan pH
selama proses pengomposan perlu dilakukan. Pada awal pengomposan, reaksi
cenderung agak asam karena bahan organik yang dirombak menghasilkan asam-
asam organik sederhana. Namun, akan mulai naik sejalan dengan waktu
pengomposan dan akhirnya akan stabil pada pH sekitar netral.
Jika bahan yang dikomposkan terlalu asam, pH dapat dinaikkan dengan caramenambahkan kapur. Sebaliknya, jika nilai pH tinggi (basa) bisa diturunkan
dengan menambahkan bahan yang bereaksi asam (mengandung nitrogen) seperti
urea atau kotoran hewan.
2.4. Proses Pengomposan
Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur.
Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif
dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
13/33
yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu
tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan
peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 40o- 75
oC. Suhu akan
tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah
mikrobaTermofilik
, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadidekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif.
Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan
bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah
terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi
pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama
proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan.
Pengurangan ini dapat mencapai 3040% dari volume/bobot awal bahan.
Tabel 2. Organisme yang terlibat dalam proses pengomposan
Kelompok
Organisme
Organisme Jumlah/gr
kompos
Mikroflora Bakteri; Aktinomicetes;
Kapang
109- 109;
10510
8;
104- 10
6
Mikrofanuna Protozoa 10 - 10
Makroflora Jamur tingkat tinggi
Makrofauna Cacing media tanam
jamur, rayap, semut,
kutu, dll
Proses pengomposan tergantung pada :
2.4.1.Karakteristik bahan yang dikomposkan
Karena dalam proses dekomposisi semakin kecil partikel bahan baku semakin
cepat pula kematangan kompos.
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
14/33
2.4.2.Aktivator pengomposan yang dipergunakan
Aktivator dipengaruhi oleh jenis yang digunakan, apabila aktivator yang
digunakan dari jenis aerob maka dalam proses pembuatan harus diperhatikan
ketercukupan udara pada timbunan kompos, karena mikrba aerob membutuhkan
udara. Sehingga aerasi dalam timbunan kompos harus di jaga dengan baik. Apabila
tidak terjaga maka mikroba akan mati dan kompos tidak akan berhasil dibuat.
2.4.3.Metode pengomposan yang dilakukan
Keberhasilan dalam proses dekomposisi dipengaruhi oleh tatalaksana pembuatan
yang dilakukan. Apabila proses produksi tidak sesuai dengan prosedur yang ada,
maka akibatnya akan terjadi kegagalan.
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
15/33
BAB III.
PROSES PEMBUATAN PUPUK KOMPOS JAMUR TIRAM
3.1. Prosedur Pembuatan Pupuk Kompos jamur tiram
Pembuatan pupuk kompos memiliki beberapa persiapan dan tahapan yang harus
dilakukan. Hal tersebut antara lain:
3.1.1.Mempersiapkan Bahan Baku
Bahan utama pembuatan Pupuk Kompos adalah limbah organik, dalam hal in
limbah budidaya jamur tiram (baglog), dicampur dengan beberapa bahan
pembantu yang merupakan bahan baku organik. Penggunaan limbah budidaya
jamur tiram khususnya serbuk kayu yang dipilih dalam pembuatan pupuk organik
padat(kompos), karena bahan ini selain menjadi konsumsi utama jamur juga
ketersediaannya sangat melimpah dan memiliki kandungan Selulosa, hemiselulosa,
lignin,pottassium dan materi serat yang tinggi, tidak ada masalah polusi logam
berat dan antibiotik. Sementara kandungan Nitrogen yang rendah bisa disuplai dari
bahan lain. Bahan tersebut merupakan bahan pembantu berupa dedak halus, abu
dari sisa pembakaran bahan organik , tongkol jamur atau irisan jamur yang
dibuang dan kalsium karbonat (kapur). Sementara untuk mempercepat proses
dekomposisi, sekaligus untuk meningkatkan kualitas hasil yang dipakai, digunakan
starter khusus yang dikenal dengan nama Stardec, starter ini berfungsi sebagai
aktivator dekomposer yang mengurai bahan baku menjadi kompos. Stardec sendiri
adalah starter yang dikembangkan oleh PT Lembah Hijau Multifarm Research
Station. Kandungan didalamnya terdapat beberapa mikroba pengurai limbah, yaitu
mikroba lignolitik, mikrobaselulotik, mikrobaproteolitik, mikroba lipolitik,
mikroba aminolitik, dan mikroba fiksasi nitrogen non-simbiotik.Stardec yang
digunakan sebesar 0.22 % dari jumlah keseluruhan bahan. Penggunaan stardec
karena memiliki kegunaan dalam mempercepat proses dekomposisi.
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
16/33
3.1.2. Peralatan
Peralatan yang diperlukan dalam pengomposan secara aerobik terdiri dari
peralatan untuk penanganan bahan dan peralatan perlindungan keselamatan dan
kesehatan bagi pekerja. Berikut ini adalah peralatan yang digunakan untuk proses
pembuatan kompos:
Sekop
- Digunakan sebagai alat untuk proses pembalikan, pengayakan atau tugas-
tugas lainnya.
Saringan/ayakan
- Digunakan untuk mengayak kompos yang sudah matang agar diperoleh ukuran
yang sesuai.
- Ukuran lubang saringan disesuaikan dengan ukuran kompos yang diinginkan.
- Saringan bisa berbentuk papan saring yang dimiringkan atau saringan putar.
Termometer
- Digunakan untuk mengukur suhu tumpukan.
- Pada bagian ujungnya dipasang tali untuk mengulur termometer ke bagian
dalam tumpukan dan menariknya kembali dengan cepat.
Timbangan
- Digunakan untuk menimbang bahan baku yang akan dibuat kompos.
- Jenis timbangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penimbangan .
Sepatu boot
- Digunakan untuk melindungi kaki dari panas berlebih yang dihasilkan
selama proses pembuatan kompos.
Sarung tangan
- Digunakan oleh pekerja untuk melindungi tangan selama melakukan proses
pembuatan kompos.
Masker
- Digunakan oleh pekerja untuk melindungi pernafasan dari debu dan gas bahan
terbang lainnya
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
17/33
3.1.3.Pelaksanaan Pembuatan Pupuk Kompos
Menurut Sutanto., 2002. Pembuatan kompos dapat dibagi menjadi tiga tahap. Pada
tahap awal atau dekomposisiintensifberlangsung, dihasilkan suhu yang cukup
tinggi dalam waktu yang relatif pendek dan bahan organik yang mudah
terdekomposisi diubah menjadi senyawa lain. Pada tahap pematangan utama dan
pasca pematangan, bahan yang sukar akan terdekomposisi akan terurai dan
membentuk ikatan kompleks lempung humus.
Adapun tahap-tahap pengomposan secara rinci di bawah ini:
Pemilahan Bahan Baku Kompos
-
Pada tahap ini dilakukan pemisahan bahan baku dari bahan anorganik(plastik ,kapas , karet dan barang berbahaya). Pemilahan harus dilakukan
dengan teliti karena akan menentukan keberhasilan proses dan mutu
kompos yang dihasilkan.
Penimbangan
- Bahan yang sudah disiapkan ditimbang terlebih dahulu untuk menyesuaikan
dengan standar formulasi yang sudah ditentukan. Persentase penggunaanbahan tambahan disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku Limbah baglog
agar dalam proses dekomposisi sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pengecilan Ukuran atau penghalusan bahan
- Pengecilan ukuran bahan dilakukan untuk memperluas permukaan bahan
baku, sehingga bahan baku dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi
menjadi kompos. Karena pada umumnya limbah baglog masih berupa
bongkahan yang harus dihancurkan dihaluskan terlebih dulu.
Pencampuran bahan kompos
Bahan baku kompos yang telah melewati tahap pemilahan dan penghalusan ,
kemudian melalui proses pencampuran .Semua bahan seperti: baglog halus, sisa
jamur, dedak, NPK ,kapur dan air dicampur merata. Takaran campuran bahan
kompos mengikuti formula berikut
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
18/33
1. Limbah baglog halus 100 bagian
2. dedak halus 5 bagian
3. kapur 2 bagian
4. air secukupnya
5.
STARDEX sesuai aturan di labelFormula ini masih bisa ditambah bahan lain misalnya cacahan jamur, sisa sayuran
yang telah dihaluskan, NPK, kotoran ayam, tetapi jumlahnya tidak boleh lebih dari
1 bagian saja
Penyusunan Tumpukan
- Setelah semua bahan tercampur rata. kemudian disusun menjadi
tumpukan/gunungan.
- Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah
desain melingkar membentuk kerucut dengan keliling 1.7 meter dan tinggi
1-1.5 m.
Pemeraman/fermentasi
Setelah terbentuk gunungan, media kompos ditutup dengan terpal/plastik lebar,
dan dibiarkan selama 10 hari. Penutupan dengan plastik dimaksudkan agar
terjadi penaikan suhu sehingga didapat suhu ideal untuk pertumbuhan mikroba
Pembalikan
- Pembalikan dilakukan 2-3 hari sekali. Bahan kompos diaduk-aduk kembali
Dimaksudkan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan udara
segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan di setiap
bagian tumpukan, meratakan pemberian air (60 % kadar air bahan), serta
untuk menghaluskan bahan kompos yang masih berbentuk butiran kasar.
Penyiraman
- Setelah beberapa hari melalui proses pengomposan , media kompos akan
mengalami kehilangan air (dehidrasi) besar-besaran sebagai akibat panas.
Oleh karena itu di butuhkan penambahan air. Penyiraman dilakukan
terhadap bahan baku dan tumpukan yang terlalu kering (kelembapan kurang
dari 50%).
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
19/33
- Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras
segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.
- Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air, maka
tumpukan bahan baku harus ditambahkan air. sedangkan jika sebelum
diperas sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu perludilakukan pembalikan.
Pendinginan
- Setelah pengomposan berjalan 7-10 hari, suhu tumpukan akan semakin
menurun hingga mendekati suhu ruangan.
- Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman.
- Pengomposan berakhir setelah 10 hari
Pengemasan dan Penyimpanan
- Pengomposan berakhir setelah 10 hari. Proses selanjutnya pengemasan
dalam kantung sesuai dengan kebutuhan
- Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan
terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari oleh
bakteri dan benih lain yang tidak diinginkan yang mungkin terbawa oleh
angin.
3.2.Kontrol Proses Produksi Kompos
Perkembangan proses dekomposisi yang kurang baik pada umumnya disebabkan oleh
kandungan bahan yang tidak sesuai dan atau campuran bahan yang kurang sesuai.
Selama proses dekomposisi berlangsung harus dilakukan monitoring terhadap
kelembapan dan suhu dengan tujuan mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan pada
tahap awal dekomposisi. Alasan dilakukannya monitoring diantaranya adalah
3.2.1.Proses pengomposan membutuhkan pengendalian agar memperoleh hasil yang
baik.
3.2.2.Kondisi ideal bagi proses pengomposan berupa keadaan lingkungan atau habitat
dimana jasad renik (mikroorganisme) dapat hidup dan berkembang biak dengan
optimal.
http://id.wikipedia.org/wiki/Anginhttp://id.wikipedia.org/wiki/Angin -
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
20/33
3.2.3.Jasad renik membutuhkan air, udara (O2), dan makanan berupa bahan organik
dari sampah untuk menghasilkan energi dan tumbuh.
Pada Tabel 4. disajikan daftar permasalahan yang mungkin timbul selama proses
pengomposan, identifikasi penyebab, dan cara memperbaikinya.
Tabel 4. Diagnosis permasalahan, penyebab, dan cara menanggulanginya
No. Permasalahan PenyebabCara
Menanggulangi
1. Bahan baku
terlalu kering,
proses
dekomposisi
berhenti
Kelembapan turun di bawah
batas ambang yang dibutuhkan
mikroba karena suhu meningkat
Bahan dasar kompos terlalu
kering
Kompos
dibalik secara
berkala
Menambah
bahan kompos
segar
Menutupi
timbunan
kompos untuk
mengurangi
penguapan
2. Bahan baku
terlalu basah,
warna
kehitaman,
kekurangan
oksigen
kandungan air terlalu tinggi
Bahan campuran mengandungair tinggi, namun kandungan
nitrogen rendah
Kompos
dibalik secara
berkala, -
Menambah
media serbuk
kayu atau
limbah media
tanam jamur,
atau kapur
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
21/33
3. Dekomposisi
berjalan
lambat
Prosentase kandunganligninterla
lu tinggi sehingga rasio C/N
tinggi
Terlalu kering
Kompos
dibalik secara
berkala
Menambah
bahan yang
kaya nitrogen
(kotoran ayam,
dedak , biji
sereal)
4. Bau busuk kadar air terlalu tingi
hinggaTergenang
Kekurangan oksigen
Prosentase bahan yang
mengandung nitrogen terlalu
tinggi
Bahan memadat
Kompos
dibalik secara
berkala
menambah
bahan
5. Kompos
mengandung
benih gulma
Selama proses dekomposisi suhu
terlalu rendah
Kelembapan
dan aerasidiatur
Bahan yangmengandung
biji gulma
diletakkan di
bagian tengah
timbunan agar
mencapai
peningkatan
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
22/33
Sumber: Diolah dari sutanto (2002)
3.3. Standar Kualitas Kompos
3.3.1. Menentukan Kematangan Kompos
Kompos dikatakan bagus dan siap diaplikasikan jika tingkat kematangannya
sempurna. Kompos yang matang bisa dikenali dengan memperhatikan keadaan
bentuk fisiknya, sebagai berikut.
- Jika diraba, suhu tumpukan bahan yang dikomposkan sudah dingin,
mendekati suhu ruang.
- Tidak mengeluarkan bau lagi.
- Bentuk fisiknya sudah menyerupai tanah yang berwarna hitam.
- Jika dilarutkan ke dalam air, kompos yang sudah matang tidak akan larut.
-
Strukturnya remah, tidak menggumpal.
3.3.2.Kualitas Kompos
Kualitas kompos biasanya diidentikan dengan kandungan unsur hara yang ada di
dalamnya (pada tabel 5). Kualitas kompos sangat, tergantung dari bahan baku atau
proses pengomposan. Unsur hara dalam kompos terbilang lengkap (mengandung
unsur hara makro dan mikro), tetapi kadarnya kecil sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan jamur. Karena itu, kualitas kompos akan lebih baik jika
mutunya ditingkatkan, terutama kandungan unsur hara makro.
suhu yang tinggi
6. Kompos
diserang kecoa
Tersisa makanan dan hewan di
sekitar timbunan dan tidak cukup
Menempatkan
bahan limbah
dapur di bagian
tengah
timbunan
kemudian
ditutup.
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
23/33
Tabe 5. Kandungan unsur hara dalam kompos
No. Unsur Hara Jumlah
1. Nitrogen (N) 1,33 %
2. Fosfor (P2O5) 0,85 %
3. Kalium (K2O) 0,36 %
4. Kalsium (Ca) 5,61 %
5. Zat Besi (Fe) 2,1 %
6. Seng (Zn) 285 ppm
7. Timah (Sn) 575 ppm
8. Tembaga (Cu) 65 ppm
9. Kadmium (Cd) 5 ppm
10. Humus 53,7 %
11. pH 7,2
Sumber: Nan Djuarni, Kristian dan Budi, 2005
Sampai saat ini, di Indonesia belum ada standar kualitas kompos yang dikeluarkan
secara resmi (Standar Nasional Indonesia; SNI). Akibatnya, tidak ada pedoman
yang dipakai secara seragam. Berikut standar kualitas kompos yang bisa dipakai
acuan (tabel 6,) sebagai berikut.
Tabel 6. Standar kualitas kompos di Jepang
No. Parameter Jumlah
1. Bahan Organik > 70 %
2. N-total > 1,2 %
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
24/33
Sumber: Harada et.al., 1993
3.3.3.Meningkatkan Unsur Hara dalam Kompos
Meningkatkan kualitas kompos relatif mudah dilakukan, yaitu dengan cara
menambahkan bahan peningkat kualitas dengan komposisi tertentu. Jenis bahan
peningkat kualitas yang akan ditambahkan disesuaikan dengan unsur hara yang
kadarnya ingin dinaikkan atau atas kebutuhan.
Bahan yang bisa digunakan untuk meningkatkan kulitas kompos adalah NPK.
NPK digunakan untuk meningkatkan unsur nitrogen (N), Pospat (P) dan Kalium
(K) dalam kompos. Jumlah yang bisa ditambahkan ke dalam kompos adalah 1 %.
Artinya, untuk 100 kg kompos dibutuhkan NPK sebanyak 1 kg. Mencampurkan
NPK dengan kompos bisa dilakukan secara manual (jumlah kecil), yaitu
melarutkannya dengsn air dan mencampurnya menggunakan cangkul atau sekophingga semua bahan tercampur rata.
Sementara itu, Kalsium karbonat CaCO3 digunakan untuk meningkatkan unsur
hara kalsium (Ca)). Kapur dapat ditambahkan ke dalam kompos sebanyak 2-3 %
atau 2-3 kg untuk setiap 100 kg kompos. Meningkatkan unsur hara kalsium
dalam kompos bisa juga diperoleh dari tepung tulang. Tepung tulang
ditambahkan sebanyak 1 % atau 1 kg untuk setiap 100 kg kompos. Jika jumlah
komposnya sedikit, pencampuran tepung tulang bisa dilakukan secara manual.
3. C/N rasio < 35 %
4. P2O5 > 0,5 %
5. K2O > 0,3 %
6. pH 5,5-7,5
7. KTK > 70 meq/100 g
8. Kelembapan 60 %
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
25/33
Namun, jika jumlahnya banyak perlu menggunakan mesin pencampur (mollen)
agar lebih efisien.
Menurut Suharto 2009., Fungsi kapur ini dalam proses dekomposisi bahan
organik adalah untuk membufferpH sehingga proses dekomposisi dapat berjalan
dengan cepat. Penggunaan kapur pada pembuatan kompos sebesar 2.62 % darijumlah keseluruhan bahan baku.
Kandungan kalium (K) dalam kompos juga bisa ditingkatkan mutunya dengan
cara menambahkan abu dapur hasil pembakaran sekam padi atau serbuk gergaji
sebanyak 3 % atau 3 kg per 100 kg kompos. Pencampurannya bisa dilakukan
secara manual (jumlah kecil) dan menggunakan mesin (jumlah besar).
Abu organik berasal dari hasil pembakaran sekam padi (pada gambar 5). Menurut
Suharto 2009., Fungsi abu dalam proses dekomposisi adalah sebagai pensuplai
unsur Kalium (K), sebagai bufferpH selama proses dekomposisi, serta
memperbaiki aerasi. Bahan yang dugunakan sebanyak 2.62 % dari jumlah
keseluruhan bahan baku
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
26/33
BAB V
APLIKASI PUPUK ORGANIK PADAT ATAU KOMPOS
PADA BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Pupuk yang dihasilkan bisa langsung di Aplikasikan dalam proses budidaya jamur, kadaryang direkomendasikan adalah 30% dari total bahan baku pembuatan baglog.Artinya 30%
pupuk organik ini harus ditambahkan kedalam campuran baglog baru sebanyak 70%
Misalnya jika anda ingin membuat media baglog sebanyak 100 kg, maka anda harus
menimbang pupuk kompos sebanyak 30 Kg dan 70 kg media baglog baru, kemudian
keduanya di campur rata. Proses selanjutnya seperti pembuatan baglog biasa
Cara Kerja Pembuatan media tumbuh jamur dengan penambahan kompos 30kg kompos
Siapkan bahan-bahan di bawah ini
Serbuk gergajian kayu 70 kg atau setara dengan 4 karung (yang digunakan
karung pakan ayam)
Dedak halus 12 kg
Kapur 3,2 kg
NPK 0,7 Kg
Air 60 liter
3.3.4.
Jika anda menginginkan pencampuran serbuk kayu dengan pupuk kompos tanpamenambahkan dedak , NPK dan kapur disini maka bahan-bahan ini harus
disertakan seluruhnya pada proses pembuatan pupuk kompos
Bahan pendukung
Kantong plastic ukuran 18-35-03 (tergantung Keinginan) 5 ones
Karet gelang (disarankan karet pentil) 1ons limbah kapas/majun/busa atau kain kaos secukupnya (bahan untuk sumbat
bag log)
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
27/33
Alkohol 0,25 l (untuk sterilisasi ruangan)
Pengoplosan bisa dilakukan di tempat teduh beratap, walau tak berdinding.
sebaiknya landasan untuk pengoplosan terbuat dari lantai semen . klo tidak ada bisa
menggunakan terpal atau lembaran plastic lebar dan tebal
Langkah-langkah Pengoplosan media jamur tiram
Siapkan semua bahan,dan di timbang sesuai formula yang kita tentuan
jumlahnya,
Serbuk kayu boleh diayak boleh tidak
NPK dilarutkan ke dalam air
semua bahan kecuali larutan NPK di campur rata ,serbuk kayu,dedak dan kapur .
Jika semua bahan tercampur, tambahkan air dan larutan NPK ,aduk-aduk hingga
merata
Media jamur tiram di uji kadar airnya dengan cara; ambil segenggam, genggam
kuat-kuat, campuran dirasa cukup kadar airnya jika tidak meneteskan air saat
digenggam dan tidak pecah jika genggaman di buka
Jika kadar airnya kurang, tambahkan air secukupnya, kemudian media di aduk
kembali dengan cangkul atau sekop. Uji lagi kadar airnya seperti tadi
Jika sudah cukup media dibuat gundukan menyerupai gunungan, tutup dengan
plastic agar media tetap lembab dan suhunya meningkat , peram semalam saja.
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
28/33
Dihari kedua suhu media akan naik, Pada saat pembalikan akan keluar asap
mengepul dan media terasa sangat panas.
panas yang timbul adalah efek dari aktifnya mikroba pengurai. suhu bisa
mencapai 85C hal ini bisa mematikan mikroba merugikan dan mikroba
menguntungkan . sehingga pemeraman juga berfungsi untuk mensterilisasimedia
Setelah media di balik lakukan Pengoplosan ke 2 dengan 30 kg pupuk kompos.
Pengoplosan selesai, media baglog siap di kemas
Proses selanjutnya seperti biasa
5.1Pembuatan baglog jamur tiram
Ini langkah membuat baglog jamur tiram Setelah melalui masa pegoplosan,Semua bahan campuran /kompos bahan baku
di masukan kedalam kantong plastic bening ukuran 18-35 dan di padatkan
Untuk ukuran polibag silakan menggunakan ukuran lebih besar atau lebih
kecil lagi lagi .
Gb. mengisi baglog
Campuran bahan baku yang telah di masukan kedalam kantung diikat
ujungnya dengan tali rapia, jangan ter lalu erat agar tersedia celah keluar
masuk uap. Pada saat pemanasan, uap panas akan terbentuk didalam
baglog, memaksa keluar dan memecahkan baglog jika tidak ada celah.
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
29/33
Gb. Baglog di ikat tali plastic/rapia
Tali pengikat juga jangan menggunakan karet gelang, karena ikatan karet
gelang terlalu kuat, tidak menyediakan celah keluar masuk udara.
baglog siap di kukus /dipasteurisasi
5.2. Pasteurisasi/sterilisasi
Sterilisasi adalah cara untuk membebaskan kehadiran kontaminan dari dalam
subtract tanam, serta merupakan keharusan dan mutlak wajib dilaksanakan sebelum
bibit jamur diletakan ke subtract .
Baglog-baglog yang telah di ikat ujungnya di kukus/difasteurisasi dalam tong atau
drum bersama karet gelang dan kapas atau kain perca selama 8 jam pada suhu 80-
90C. jika memiliki autoklap bisa dilakukan sterilisasi selama 4 jam pada suhu
lebihb dari 90C
Gb. Pasteurisasi bisa menggunakan drum yang dimodifikasi
Kapas berpungsi sebagai sumbat yang mampu menyaring udara agar partikel debu
dan spora jamur liar dari udara bebas tidak masuk. Kapas akan di pasang nanti
Tali rapia
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
30/33
setelah peletakan bibit. Karet gelang berpungsi untuk mengikat sumbat kapas agar
tidak terlepas dari baglog . Pada saat pasteurisasi Perhatikan suhu pengukusan
harus di pertahankan pada suhu 90C selama 8 jam, jika kurang maka di pastikan
gagal. Media yang tidak steril Nantinya akan ditumbuhi jamur liar , akibatnya
jamur tiram tidak mau tumbuh, pada akhirnya akan matiUntuk mempertahankan suhu 90C diusahakan uap tidak banyak keluar dan
besarnya api harus konstan. Sumber api bisa berupa kayu bakar bisa juga
menggunakan kapas. Setelah 8 jam, esoknyabaglog diangkat dan didinginkan
selama 24 jam, agar media dingin dan siap di inokulasi bibit
5.3. Penanaman/Inokulasi bibit Jamur tiram
Pembibitan dilakukan dalam ruangan tertutup, terpisah dari kumbung. Prosesnya
harus seaseptik mungkin
Prosedur penanaman bibit jamur tiram baglog:
Sebelum masuk pastikan semua yang kita butuhkan ada didalam ruangan:
Baglog jamur tiram steril dan peralatan berupa lampu spirtus ,sendok, pemantik
api, sprayer yang berisi alqohol dan bibit f2 jamur tiram
Karena semuanya harus suci hama, Mandilah sebersih mungkin dengan
berkeramas, pakailah Pakaian bersih, rambut memekai penutup.Perlu diketahui
bahwa seluruh tubuh kita dipenuhi bakteri dan jamur.
Ruangan tempat pembibitan harus disterilisasi agar terbebas dari debu dan
mikroba caranya:Semprotlah ruangan dengan alqohol 70%. Sebelum masuk
ruangan biarlah kabut alqohol mengendap dahulu, selama 15 menit, sambil
menyalakan lampu bunsen/spirtus( kalau gak ada lampu bunsen cukup
menggunakan lilin) Jika ruangan anda dilengkap lampu UV sterilisasi ruangan
dilakukan dengan cara: Sejam sebelum masuk ruangan lampu UV di nyalakan
dan dimatikanSebelum masuk ruangan,Jangan masuk ruangan pada waktu uv
menyala, sebab dapat membahayakan kesehatan. Sinar Ultra violet mampu
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
31/33
membunuh bakteri dan spora jamur didalam ruangan dan radiasinya berpotensi
merusak jaringan kulit manusia.
Bukalah pintu secara perlahan, masuklah dan duduklah menghadapa ke
peralatan. Semua alat ditata sedemikian rupa di atas meja diseksi, Bunsen di
tengah pas dihadapan kita.sendok, pemantik api,baglog jamur tiram steril,sprayer ada di sebelah kanan depan , bibit F2(bibit siap tanam) disebelah kiri
kita
Tangan disemprot dengan alqohol 70%, sebaiknya gunakan sarung tangan lalu
semprot dengan alkohol. Bakarlah ujung sendok diatas bunsen sampai
memerah, dinginkan.
Gb. sendok sebelum digunakan dibakar dulu
Ambilah baglog steril, bukalah ikatannya,letakan di kiri kita. Ambil bibit f2
dengan tangan kiri, semprot seluruh permukaannya dengan alqohol , buka tutup
kapasnya.
Dengan menggunakan sendok Keruklah dan masukan kedalam media baglog
jamur tiram, ratakan, sumbat mulut baglog dengan kapas dan ikat dengan karet.
Inokulasi selesai
Baglog jamur tiram di inkubasikan dalam kumbung pada suhu 26-30C selama
1-3 minggu
-
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
32/33
5.4. inkubasi
Inkubasi adalah proses memelihara kultur jamur dalamsuhutertentu selama jangka
waktu tertentu untuk memantau pertumbuhan jamur .
Jamur tiram, Diinkubasikan pad suhu 26-30C selama 1-3 minggu,
Bag Log yang sudah ditanami bibit jamur tiram harus disimpan di tempat yangmenunjang pertumbuhan miselium.
Masa penyimpanan log setelah ditanami bibit ini dinamakan masa inkubasi. Bag
Log disusun di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur
sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari satu log tidak bertumpang
tindih dengan tubuh buah yang lain. Rangka bangunan rak dapat dibuat dari besi,
kayu atau bambu. Pada masa ini suhu yang diperlukan adalah suhu yang lebih
hangat yakni sekitar 26-30C dan kelembaban 80-85 %. Suhu dan kelembaban
selama inkubasi harus dijaga agar tetap stabil. Untuk menunjang kondisi ini
diperlukan ruangan khusus yang kedap udara dan mampu mempertahankan suhu
dan kelembaban secara stabil. Maka kumbung ditutup plastic secara rapat dan
bagian luar plastic dilapisi stiropoam. Di ruang inkubasi Pada saat-sat dingin
lapisan luar kumbung yang terbuat dari stiroporm sangat bermanfaat, yaitu
mempertahankan suhu didalam kumbung agar tetap hangat stabil dan tidak
terpengaruh naik turunnya suhu udara luar
Lamanya masa inkubasi tergantung besar kecilnya baglog , makin besar ukuran
baglog makin lama masa inkubasinya. Sebagai gambaran, untuk media ukuran 18-
35 lamanya inkubasi adalah 28 hari.
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Suhuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Suhuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Suhu -
5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram
33/33
BAB VI
KESIMPULAN
Aplikasi pupuk organik padat (Kompos) berbahan baku limbah baglog sangat bermanfaat
antara lain:
1. memanfaatkan kembali bahan buangan
2. Menekan Pengeluaran akibat kegagalan produksi
3. Menghindari pencemaran
4. Meningkatkan produktifitas jamur
5. Mengurangi biaya penanganan limbah
6.
Menyulap kerugian jadi keuntungan