petunjuk teknis royalti -...
TRANSCRIPT
PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI
ROYALTI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2014
PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI
ROYALTI
Penyusun:
Istriningsih
Sularno
Toto Sutater
Erizal Jamal
Tata Letak dan Sampul:
Siti Leicha Firgiani
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2014
i
KATA PENGANTAR
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah melaksanakan kegiatan
alih teknologi dengan baik sesuai amanat PP No. 20/2005 tentang Alih
Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh
Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Sampai awal
tahun 2014 sebanyak 91 teknologi yang dilindungi HKI telah dialihkan kepada
dunia usaha dan sebagian kerjasama alih teknologi telah menghasilkan royalti
dan telah disetorkan ke kas negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP). Penggunaan PNBP untuk kegiatan balitbangtan telah diatur berdasar
Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 426 tahun 2013. Sebagai
implementasi KMK No. 426 tahun 2013 tersebut perlu disusun Petunjuk Teknis
(Juknis) Penggunaan PNBP yang Bersumber dari Royalti. Juknis ini disusun
untuk digunakan sebagai pedoman operasional bagi UK/UPT yang memperoleh
royalti yang telah disetorkan sebagai PNBP guna meningkatkan kapasitas dan
kegiatan penelitian dan pengembangan, memperkuat sumber daya iptek, serta
pengelolaan alih teknologi.
Penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih disampaikan kepada
pihak-pihak yang berkontribusi dalam penyusunan Juknis Penggunaan PNBP
yang Bersumber dari Royalti ini. Dengan terbitnya Juknis Penggunaan PNBP
yang Bersumber dari Royalti ini diharapkan menjadi acuan bagi UK/UPT lingkup
Badan Litbang Pertanian dalam menggunakan PNBP yang bersumber dari
royalti.
Kepala Badan,
Dr. Ir. Haryono, MSc
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar…………………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………………….. ii
I. Pendahuluan ……………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………….. 3
II. Prosedur Penggunaan 4
2.1 Penentuan UK/UPT yang Mendapat Alokasi PNBP yang
Bersumber dari Royalti…………………………………………………
4
2.2 Prosedur Pengusulan dan Mekanisme Pencairannya ………. 6
2.3 Pelaporan ………………………………………………………………….. 8
III. Lampiran
3.1 Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2012 Tentang Jenis dan
Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku di
Kementerian Pertanian…………………………………
9
3.2 Peraturan Menteri Pertanian No. 99/Permentan/OT.140/10/2013
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 06/Permentan/OT.140/2/2012 Tentang Pedoman
Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Pertanian………..
22
3.3 Keputusan Menteri Keuangan No. 426/KMK.02/2013 Tentang
Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara
Bukan Pajak pada Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian……………………………………..
29
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengacu pada Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014,
berbagai inovasi teknologi telah dihasilkan dalam melaksanakan
penerapan sistem pertanian industrial berbasis sumber daya lokal.
Hingga tahun 2013 Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan
berbagai teknologi yang meliputi varietas tanaman, pupuk, pengolahan
hasil, peternakan, bioteknologi, pestisida, vaksin, alat dan mesin, yang
sebagian telah dimanfaatkan oleh pengguna khususnya dunia usaha.
Penggunaan invensi oleh dunia usaha atau industri mengacu pada
PP No. 20/2005 dimana lembaga litbang wajib mengusahakan alih
teknologi kekayaan intelektual (KI) khususnya yang dilindungi HKI.
Hingga tahun 2013 jumlah perjanjian alih teknologi yang dilakukan
melalui kegiatan lisensi sebanyak 91 perjanjian, dimana pada tahun
2014 sebanyak 20 perjanjian lisensi telah menghasilkan royalti dan telah
disetorkan ke kas Negara sebagai PNBP Balai PATP sesuai Permentan
No. 99/2013.
Besaran tarif royalti tersebut ditetapkan berdasar PP No. 48/2012
dan telah dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 99/2013.
Setiap awal tahun BPATP melakukan verifikasi terhadap kegiatan alih
teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi untuk memverifikasi
laporan mitra kerja sama terutama perhitungan jumlah royalti yang
harus disetorkan. Selanjutnya royalti yang diperoleh tersebut disetorkan
2
ke kas Negara sebagai PNBP melalui rekening Bendahara Penerimaan
Balai PATP.
Berdasar Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 426/2013
tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lingkup Badan Litbang Pertanian, PNBP
termasuk yang bersumber dari royalti dapat digunakan paling tinggi
sebesar 94,02%. Dana PNBP tersebut dapat digunakan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan sebagai berikut: penelitian dan pengujian
laboratorium, pemeliharaan laboratorium, pembelian/pengadaan bahan
kimia dan bahan penunjang, pengadaan saprodi dan alat pertanian,
pemeliharaan peralatan, gedung dan sarana penunjang kegiatan
penelitian, dan pengembangan pertanian, pengadaan sarana kerja, dan
peningkatan sumber daya manusia. Penggunaan PNBP dari royalti
tersebut dilakukan melalui mekanisme Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) sesuai ketentuan yang berlaku. Berdasar ketentuan
tersebut di atas maka royalti yang diterima sebagai PNBP belum dapat
digunakan untuk membayar apresiasi inventor, dimana dalam Permentan
No. 99/2013 ditetapkan inventor memperoleh 40%, UK/UPT pelaksana
memperoleh 40% dan Unit Pengelola Alih Teknologi 20% dari nilai
royalti. Oleh karena itu, Petunjuk Teknis (Juknis) Penarikan dan
Pemanfaatan Royalti yang sesuai dengan KMK No. 426/2013 perlu
disusun. Apabila ketentuan mengenai apresiasi untuk inventor sudah
terbit, maka Juknis tersebut akan direvisi.
3
1.2 Tujuan
Penyusunan Juknis ini bertujuan untuk:
(1) Menyusun petunjuk penggunaan PNBP yang bersumber dari
royalti sesuai KMK No. 426/2013;
(2) Menyusun prosedur pengusulan penggunaan PNBP yang
bersumber dari royalti oleh UK/UPT penemu teknologi yang
menghasilkan royalti;
(3) Menyusun prosedur pertanggungjawaban penggunaan PNBP
yang bersumber dari royalti.
4
II. PROSEDUR PENGGUNAAN
2.1 Penentuan UK/UPT yang Mendapat Alokasi PNBP yang
Bersumber Dari Royalti
Ketentuan tentang UK/UPT yang akan memperoleh alokasi
anggaran PNBP yang bersumber dari royalti adalah:
(1) UK/UPT yang telah melisensikan teknologi;
(2) Pelaksanaan kerja sama lisensi telah diverifikasi oleh Balai
PATP dan khususnya besarnya royalti yang harus disetorkan
oleh mitra kerja sama lisensi;
(3) Mitra kerja sama lisensi telah menyetorkan royalti melalui
rekening Bendahara Penerimaan Balai Pengelola Alih
Teknologi Pertanian pada nomor rekening BRI
0012.01.001890.30.8.
(4) Alokasi dana PNBP untuk UK/UPT sesuai butir 1 adalah 80%
dari nilai royalti yang telah disetorkan sebagai PNBP.
Atas dasar hal tersebut, Balai PATP akan menghitung jumlah
royalti yang diterima pada tahun berjalan, kemudian melakukan evaluasi
setoran royalti masing-masing perjanjian lisensi dan selanjutnya
membuat tabulasi data royalti berdasar judul teknologi dari UK/UPT
seperti contoh pada Tabel 1.
5
Tabel 1. Data royalti per judul lisensi pada UK/UPT pemilik teknologi
(contoh)
No. UK/UPT
Pemilik
Teknologi
Judul
Invensi*)
Nilai
Royalti
(Rp.)
Izin
maksimum
penggunaan
Alokasi
dana
royalti
(1) (2) (3) (4) (5)
1 UK/UPT A 1. X
2. Y
3. Z
Jumlah x+y+z 94,02% x
(4)
80% x (5)
2 UK/UPT B Dst Sda Sda Sda
. Sda Sda Sda
. Sda Sda Sda
n UK/UPT n Sda Sda Sda
Total 1 s/d n ∑ (4) 94,02% x ∑
(4)
80% x ∑
(5) *) Judul invensi masing-masing UK/UPT
Berdasar data Tabel 1 di atas, akan ditentukan UK/UPT yang akan
menerima alokasi dana PNBP yang bersumber dari royalti dan nilainya,
kemudian Balai PATP akan memberitahukan secara tertulis kepada
UK/UPT yang mendapat alokasi dana PNBP dengan nilai 80% dari nilai
royalti yang disetorkan sebagai PNBP. Namun demikian model
pembagian dana PNBP sesuai Tabel 1 tidak serta merta dapat
dilaksanakan karena:
(1) nilai PNBP dalam DIPA merupakan nilai yang direncanakan,
bukan yang aktual diterima sehingga realisasi perolehan PNBP
bisa lebih tinggi;
(2) apabila realisasi PNBP melebihi DIPA, maka dana yang
tersedia dalam DIPA harus diserap terlebih dahulu sedangkan
6
penggunaan kelebihannya dapat dilakukan melalui
mekanisme revisi DIPA.
Pembayaran alokasi PNBP yang bersumber dari royalti akan
dilakukan berdasar kontrak melalui Surat Perintah Kerja (SPK). Atas
dasar nilai kepantasan dalam pengelolaan administrasi keuangan, maka
nilai SPK ditetapkan minimal Rp. 20.000.000,- (Dua puluh juta rupiah).
Sedangkan untuk PNBP dari royalti yang diterima UK/UPT yang nilainya
< Rp. 20.000.000,- (setelah dikalikan dengan 94,02%) akan dilakukan
secara swakelola oleh BPATP.
2.2 Prosedur Pengusulan Dan Mekanisme Pencairannya
UK/UPT yang memperoleh alokasi dana PNBP yang bersumber
dari royalti akan memperoleh surat pemberitahuan dari BPATP tentang
jumlah dana yang dapat digunakan untuk membiayai 7 (tujuh) kegiatan
sesuai KMK No. 426/2013 yaitu:
(1) Penelitian dan pengujian laboratorium;
(2) Pemeliharaan laboratorium;
(3) Pembelian/pengadaan bahan kimia dan bahan penunjang;
(4) Pengadaan saprodi dan alat pertanian;
(5) Pemeliharaan peralatan, gedung dan sarana penunjang
kegiatan penelitian, dan pengembangan pertanian;
(6) Pengadaan sarana kerja, dan
(7) Peningkatan sumber daya manusia.
UK/UPT penerima alokasi dana PNBP yang nilainya ≥ Rp.
20.000.000,- harus menyampaikan proposal kepada Balai PATP dengan
format sesuai Permentan No. 44/2011 sbb : (1) Pendahuluan, (2) Tujuan
7
dan keluaran, (3) Tinjauan pustaka, (4) Metodologi, (5) Analisa resiko,
(6) Perkiraan manfaat dan dampak, (7) Jadwal kerja, (8) Pembiayaan,
dan (9) Personalia.
UK/UPT penerima alokasi dana PNBP yang nilainya ≤
Rp.20.000.000,- harus menyampaikan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
yang berisi rencana kegiatan sesuai KMK No. 426/2013 yang akan
dibiayai, jadwal pelaksanaannya dan perincian biayanya.
Pencairan dana kegiatan yang melalui sistem kontrak akan
dilakukan minimal 2 tahap, yang akan dituangkan dalam perjanjian
antara Balai PATP dengan UK/UPT penerima dana, dimana pembayaran
pertama dilakukan setelah proposal diserahkan dan pembayaran terakhir
setelah laporan akhir diserahkan. Besaran nilai pembayaran per tahap
akan dituangkan dalam surat perjanjian.
UK/UPT yang menggunakan PNBP yang bersumber dari royalti
wajib:
(1) Membuat pertanggungjawaban dana yang berasal dari DIPA
sesuai ketentuan yang berlaku;
(2) Membukukan semua pengeluaran secara tertib;
(3) Membuat laporan keuangan sesuai ketentuan yang berlaku.
8
2.3 Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pekerjaan dengan sistem kontrak:
(1) Laporan persiapan pada saat mengajukan permintaan
pencairan anggaran Tahap I;
(2) Laporan Kemajuan pada saat mengajukan pencairan
anggaran Tahap II (apabila ketentuan pencairan
dilakukan lebih dari 2 tahap);
(3) Laporan Akhir pada saat mengajukan pencairan dana
tahap akhir.
b. Sistem Swakelola: berdasar mekanisme yang ditentukan oleh
Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian, dimana pencairan
pertama akan dilakukan setelah RAB diserahkan, dan sisanya
akan dibayarkan setelah laporan akhir diserahkan.
c. Pelaporan Keuangan: Laporan keuangan diserahkan paling
lambat tanggal 31 Desember tahun berjalan.
9
III. LAMPIRAN
3.1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2012 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementerian Pertanian
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48
TAHUN 2012
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG
BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERTANIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 49
Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Pertanian
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 49 Tahun 2002 tentang Tarif atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Departemen Pertanian sudah tidak sesuai dengan kondisi
saat ini sehingga perlu menetapkan kembali jenis dan
tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
berlaku pada Kementerian Pertanian;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu menetapkan Peraturan
10
Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Pertanian;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);
3. Peraturan . . .
- 11
-
11
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis
dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis
dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3760);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG JENIS DAN TARIF
ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG
BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERTANIAN.
Pasal 1
(1) Jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian, meliputi penerimaan dari:
a. perolehan dari hasil pertanian; b. jasa perpustakaan, pengolahan data, dan
reproduksi peta;
c. jasa pengembangan diseminasi dan teknologi; d. jasa pemberian hak dan perizinan; e. jasa tindakan karantina hewan dan tumbuhan; f. jasa layanan pengujian, analisis, dan
pengembangan pertanian; g. jasa penelitian, alih teknologi hasil penelitian,
dan pengembangan pertanian yang berasal dari
kerjasama dengan pihak lain;
- 12
-
12
h. jasa . . .
- 13
-
13
h. jasa penggunaan sarana dan prasarana.
(2) Jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
sampai dengan huruf f dan huruf h sebagaimana
ditetapkan dalam lampiran Peraturan Pemerintah ini. (3) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g sebesar
nilai nominal yang tercantum dalam kontrak
kerjasama.
Pasal 2
(1) Dalam hal alih teknologi hasil penelitian dan
pengembangan pertanian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 ayat (1) huruf g telah dilindungi
sebagai Hak atas Kekayaan Intelektual, terhadap
pengguna alih teknologi yang mengembangkan secara
komersial dikenakan royalti. (2) Besaran royalti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan atas dasar persentase dari harga pokok
penjualan selama jangka waktu kontrak kerjasama. (3) Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) paling banyak 10% (sepuluh persen). (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan
besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) diatur dengan Peraturan Menteri Pertanian.
- 14
-
14
Pasal 3
(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
pada karantina hewan dan tumbuhan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e dikenakan
atas tindakan dan jenis media pembawa hama dan
penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu
tumbuhan karantina.
(2) Dalam . . .
- 15
-
15
(2) Dalam hal dilakukan penolakan atau pemusnahan
terhadap media pembawa hama dan penyakit
hewan atau media pembawa organisme
pengganggu tumbuhan, pemilik media pembawa
tidak dikenakan kewajiban membayar jasa
tindakan karantina hewan atau tumbuhan.
(3) Pelaksanaan penolakan atau pemusnahan media
pembawa sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
menjadi tanggung jawab pemilik media pembawa
sesuai peraturan perundang-undangan di bidang
karantina hewan atau tumbuhan.
Pasal 4
(1) Tarif atas jasa tindakan Karantina Hewan Antar
Area berupa pemeriksaan fisik dikenakan di tempat
pengeluaran dan di tempat pemasukan.
(2) Tarif atas jasa tindakan Karantina Hewan Antar
Area berupa pemeriksaan fisik di tempat
pemasukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenakan sebesar Rp0,00 (nol rupiah).
(3) Tarif atas jasa tindakan karantina selain
pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikenakan ditempat pengeluaran dan /
atau pemasukan sesuai dengan penggunaan
sarana dan/atau tindakan yang dilakukan.
Pasal 5
(1) Tarif atas jasa tindakan karantina hewan dan
tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (1) huruf e untuk bantuan sosial dikenakan
sebesar Rp0,00 (nol rupiah).
(2) Untuk bantuan social sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus dibuktikan dengan surat pernyataan
yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang
berwenang.
- 16
-
16
Pasal 6 . . .
- 17
-
17
Pasal 6
(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
huruf f dan huruf g tidak termasuk biaya
akomodasi, konsumsi, dan transportasi dalam hal
pelaksanaannya di luar laboratorium.
(2) Biaya akomodasi, konsumsi, dan transportasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan
kepada Wajib Bayar.
Pasal 7
Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku
pada Kementerian Pertanian wajib disetor langsung
secepatnya ke Kas Negara.
Pasal 8
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2002 tentang
Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
berlaku pada Departemen Pertanian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4224)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 49 Tahun 2002 tentang Tarif atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku
pada Departemen Pertanian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 3624,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4362),dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
- 18
-
18
Pasal 9
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar . . .
- 19
-
19
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 April 2012 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 12 April 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 94 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Perekonomian, SETIO SAPTO NUGROHO
20
PENJELASAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG
BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERTANIAN
I. UMUM
Dalam rangka mengoptimalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak guna menunjang pembangunan nasional, Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Kementerian Pertanian sebagai salah satu sumber penerimaan Negara perlu menetapkan jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Kementerian Pertanian. Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu ditetapkan jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian dengan Peraturan Pemerintah.
II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1
Cukup jelas. Pasal 2
Cukup jelas. Pasal 3
Cukup jelas. Pasal 4
Ayat (1) Yang dimaksud dengan “pemeriksaan fisik” adalah pemeriksaan klinis untuk media pembawa berupa hewan dan pemeriksaan organolotik.
Ayat (2) . . .
21
- 2 -
Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan “tindakan yang dilakukan” adalah tindakan karantina dan/atau penerbitan dokumen karantina. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5307
22
3.2 Peraturan Menteri Pertanian No.
99/Permentan/OT.140/10/2013 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor
06/Permentan/OT.140/2/2012 Tentang Pedoman
Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
23
24
25
26
27
28
29
3.3 Keputusan Menteri Keuangan No. 426/KMK.02/2013
Tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana
Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 426/KMK.02/2013
TENTANG
PERSETUJUAN PENGGUNAAN SEBAGIAN DANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN
PAJAK PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, KEMENTERIAN PERTANIAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber dari Kegiatan Tertentu, Instansi yang mempunyai Penerimaan Negara Bukan Pajak dapat menggunakan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang bersangkutan untuk kegiatan tertentu setelah memperoleh persetujuan Menteri Keuangan;
b. bahwa setelah dilakukan penelitian terhadap permohonan Menteri Pertanian melalui Surat Nomor: 2500/KU.230/A/08/2012 tanggal 31 Agustus 2012, perlu menetapkan kembali persetujuan penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian yang sebelumnya ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 69/KMK.02/2009;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian;
30
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3760);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber dari Kegiatan Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3871);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata Cara Penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4353);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2005 tentang Pemeriksaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4500);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5307);
9. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010;
31
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERSETUJUAN PENGGUNAAN SEBAGIAN DANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, KEMENTERIAN PERTANIAN. PERTAMA : Menyetujui penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Pertanian, paling tinggi sebesar 94,02% (sembilan puluh empat koma nol dua persen). KEDUA : Penggunaan sebagian dana sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang meliputi:
1. Penelitian dan pengujian laboratorium; 2. Pemeliharaan laboratorium; 3. Pembelian/pengadaan bahan kimia dan bahan penunjang; 4. Pengadaan saprodi dan alat pertanian; 5. Pemeliharaan peralatan, gedung dan sarana penunjang kegiatan
penelitian dan pengembangan pertanian; 6. Pengadaan sarana kerja; dan 7. Peningkatan sumber daya manusia.
KETIGA : Sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang telah disetujui sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA disediakan dalam Daftar isian Pelaksanaan Anggaran.
32
KEEMPAT : Dalam pelaksanaan penyetoran dan penarikan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, lnstansi pengguna berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. KELIMA : Instansi pengguna yang telah mendapatkan persetujuan penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, menyampaikan laporan setiap triwulan mengenai seluruh penerimaan dan penggunaan dana Penerimaan Negara Bukan Pajak kepada Direktur Jenderal Anggaran c.q Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak. KEENAM : Penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali oleh Menteri Keuangan. KETUJUH : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 69/KMK.02/2009 tentang Persetujuan Penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KEDELAPAN : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada :
1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 4. Sekretaris Jenderal, Kementerian Keuangan;
33
5. Sekretaris Jenderal, Kementerian Pertanian; 6. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan; 7. Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan; 8. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian
Pertanian; 9. Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak, Direktorat Jenderal
Anggaran, Kementerian Keuangan; 10. Kepala Biro Hukum, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 November 2013 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ttd. MUHAMAD CHATIB BASRI