pigp juniska
DESCRIPTION
jubusTRANSCRIPT
PIGP (Program Induksi Guru Pemula)
Senin, 07 Mei 2012
A. Pengertian PIGP (Program Induksi Guru Pemula)
Program induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesi
Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru Pemula dapat juga
dilaksanakan sebagai Program Induksi Guru Pemula Berbasis Sekolah, karena itu
pelaksanaan yang baik haruslah sistematis dan terencana berdasarkan konsep
kerjasama dan kemitraan diantara para guru dalam pendekatan pembelajaran
profesional.
Induksi merupakan proses pembelajaran professional yang berlangsung paling tidak
selama satu tahun dimana guru pemula belajar menyesuaikan diri dari pendidikan guru
di sekolah atau dari tempat kerja lain untuk menjadi guru baik sebagai guru tetap, guru
kontrak atau guru paruh waktu di sekolah. Induksi adalah proses pembelajaran untuk
menjadi guru dan pembelajaran tentang profesi guru serta merupakan proses
perkembangan kepribadian.
PIGP adalahkegiatan orientasi pelatihan di tempat kerja, pengembangan dan praktik
pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pemebelajaran/bimbingan dan
konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah ditempat tugasnya.
B. Prinsip Program Induksi
Penyelenggaraan program induksi bagi guru pemula didasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Profesional; penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi,
sesuai bidang tugas;
2. Kemitraan; menempatkan guru pemula dan pembimbing sebagai mitra sejajar;
3. Kesejawatan; penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;
4. Mandiri; bekerja tanpa bergantung pada pihak lain;
5. Demokratis; menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan kelompok;
6. Terbuka; proses dan hasil kerja diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan;
7. Fleksibel; menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan yang ada;
8. Partisipasif; melibatkan banyak pihak dalam pengambilan keputusan;
9. Akuntabel; penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik;
10.Responsibel; penyelenggaraan bekerja sesuai dengan tupoksinya;
11.Sistemik, dilaksanakan secara teratur dan runut;
12.Berkelanjutan, dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan
perbaikan atas hasil sebelumnya;
Program induksi dilaksanakan dalam rangka menyiapkan guru pemula agar
menjadi guru profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan demikian
program induksi senantiasa dipantau dan dievaluasi agar dapat diperbaiki di masa
depan. Pemantaun dan evaluasi sebagai salah satu bagian proses penjaminan mutu
pendidikan terutama dalam pemenuhan standar kompetensi guru sesuai dengan
ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Selain itu,
melalui program induksi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga dapat menunjang usaha
peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan sekaligus memecahkan permasalahan
yang dihadapi dan dialami oleh guru pemula dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, kondisi sekolah, dan
lingkungannya.
C. Dasar Hukum PIGP
1. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen , bagian V : tentang
Pembinaan dan Pengembangan, pada Pasal 32 dan 33.
2. Permenpaan No.16 Tahun 2009 tentang Jabatan fungsional Guru dan Angka kredirnya,
bagiaqn V tentang Pembinaan dan Pengembangan, pada pasal 30.
3. Permen Diknas No. 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru Pemula.
D. Tujuan PIGP
1. Beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah
2. Melaksanakanpekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah
Program Induksi Guru Pemula didasarkan pada pemahaman bahwa:
1. Pembelajaran di tempat kerja merupakan unsur utama bagi perkembangan dan
pembelajaran professional guru pemula, Tahap ini juga berperan penting dalam
Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PPB).
2. Pembelajaran professional melibatkan guru dan kelompok guru yang mengembangkan
praktek dan pemahaman baru tentang pekerjaan mereka.
3. Kerjasama dan dialog professional di sekolah dapat mendukung pembelajaran
professional, mengembangkan praktek reflektif dan memperkuat pendekatan
kolegalitas untuk perkembangan sekolah.
4. Pembelajaran professional guru merupakan landasan bagi perkembangan sekolah dan
peningkatan hasil belajar siswa serta peningkatan status profesi.
PIGP yang efektif adakah program yang:
1. Mengembangkan kompetensi professional guru pemula dalam mengajar
2. Menuntut peran kepala sekolah dan mentor untuk menciptakan hubungan yang kuat,
professional, dan positif dengan guru pemula serta pegawai sekolah lain
3. Didasarkan pada semangat kemitraan di sekolah dan PPB.
4. Mengintegrasikan refleksi dan evaluasi diri untuk guru pemula, mentor dan kepala
sekolah
5. Bersifat fleksibel dan mengalami peerubahan dalam perjalanan waktu untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan yang muncul dari guru pemula
6. Menghubungkan guru pemula, mentor dan kepala sekolah dengan jaringan seprofesi di
sekolah lain
Yang akan membimbing Guru Pemula:
1. Guru pembimbing yang telah mendapatkan SK dari Kepala sekolah
2. Kepala Sekolah
3. Pengawas Sekolah
E. Tata Cara Pelaksanaan Guru Pemula
Bulan 1 : Praobservasi,Observasi dan Pascaobservasi
Bulan 2-9 : Penilaian oleh Pembimbing
Bulan 10-11: Penenilaian Oleh Kepala Sekolah
Bulan 12 : Laporan PIGP Kategori Baik atau tidak Baik
Aturan Nilai:
91-100: Amat Baik
76-90: Baik
61-75: cukup
51-60: sedang
< 50: Kurang
Nilai diatas 76 maka akan diterbitkan Sertifikat Guru Induksi Guru Pemula oleh Dinas
Pendidik. Jika Kurang nilai 76 maka akan diperpanjang 1 Tahun lagi. Program PIGP
dilaksanakan di sekolah selama 1 tahun.
F. Garis Besar PIGP
Tiap titik poin dalam kotak PIGPBS menunjukkan modul untuk pembelajaran
professional bagi guru pemula, kepala sekolah dan mentor. Program PIGP merupakan
kelanjutan dari proses pembelajaran di universitas (pendidikan guru pre-service) dan
Pendidikan Profesi Guru (PPG). Kepala sekolah harus melakukan analisis kebutuhan
terhadap guru pemula dan sekolah. Program induksiguru pemula berbasis sekolah
hendaknya dapat memenuhi kebutuhan individual guru pemula dengan memperhatikan
aspek-aspek unik dan khas dari sekolah. Proses assessmen bagi guru pemula meliputi
observasi mengajar dan pekerjaan lain yang terkait dengan pengajaran. Tahap 1
dilaksanakan dari bulan 2-9 pada tahun pertama mengajar. Assessmen tahap 1
merupakan penilaian untuk pengembangan- difokuskan pada penilaian untuk
pembelajaran. Assessmen tahap 2 – penilaian untuk pembelajaran. Penilaian tahap 2
(bulan 10-12) dapat dilaksanakan setelah dilaksanakannya PIGP dan assessmen
tahap-1. Pada assessmen tahap 2, kinerja guru dinilai berdasarkan elemen kompetensi
yang tercantum dalam Standar Guru (Regulasi menteri 16/2007). Kepala sekolah harus
membuat keputusan tentang kompetensi professional guru pemula setelah
dilaksanakan proses penilaian Tahap 2. Proses ini meliputi pembuatan laporan tertulis
secara formal tentang guru yang ditandatangai oleh guru pemula dan kepala sekolah.
Pengawas sekolah akan mengesahkan laporan tersebut setelah malakukan wawancara
dan observasi terhadap guru pemula pada waktu yang telah ditentukan (bulan 10-12).
Tugas dan Tanggungjawab Ditjen PMPTK
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen
PMPTK) sebagai pembina guru memiliki tugas dan tanggungjawab untuk membangun
sistem regulasi program induksi. Selain itu juga memberikan pendampingan bagi
daerah yang masih belum memiliki sumber daya manusia yang kompeten untuk
melaksanakan program induksi.
Tugas dan Tanggungjawab Dinas Pendidikan
Bagi guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) maka dinas pendidikan kabupaten/ kota/
provinsi sesuai dengan lingkup tugasnya memberikan informasi kepada sekolah
tentang guru pemula yang ditempatkan pada sebuah sekolah. Selain informasi maka
dinas pendidikan juga memberikan surat tugas kepada guru pemula yang bersangkutan
untuk bertugas di sekolah tertentu. Bagi guru bukan PNS maka pihak sekolah swasta
melaporkan kepada pihak dinas pendidikan tentang adanya guru pemula di sekolahnya.
Dalam kaitannya dengan program induksi maka dinas pendidikan harus menegaskan
kepada kepala sekolah agar melaksanakan program induksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Tugas dan Tanggungjawab Sekolah
Hari- hari dan minggu pertama guru pemula di sekolah merupakan waktu yang
sangat penting. Pada periode itu guru pemula memerlukan dukungan penuh dan juga
perasaan nyaman. Kepala sekolah dan mentor harus memahami isi modul program
induksi agar siap melaksanakan program orientasi sekolah yang memberikan dukungan
penuh kepada guru pemula. Pada program penganalan sekolah ini diharapkan kepala
sekolah dan mentor akan mengetahui informasi penting tentang sekolah dan dukungan
bagi guru pemula dan juga guru pemula akan mengetahui panduan kerja pada hari-hari
dan minggu pertama di sekolah. Sebelum seorang guru pemula mengawali tugasnya,
sekolah dapat menyiapkan buku pedoman yang berisi tentang kebijakan sekolah,
prosedur sekolah, format-format administratif dan informasi lain yang dapat membantu
guru pemula berlajar menyesuaikan diri dengan rutinitas sekolah dengan cepat. Buku
pedoman dapat digunakan sebagai petunjuk bagi guru pemula pada awal-awal memulai
tugas di sekolah. Buku pedoman tersebut dapat membantu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang terkait dengan prosedur, rutinitas sekolah, serta membantu
menunjukkan sumber-sumber yang mendukung tugas guru pemula termasuk
menunjukkan orang-orang yang dapat menjawab atas berbagai pertanyaan yang
dimilikinya. Komponen yang disarankan dimuat dalam buku pedoman induksi meliputi :
(1) Informasi tentang rutinitas yang terkait dengan tugas-tugas harian, memeriksa
kehadiran murid, rapat-rapat sekolah, kegiatan ekstra-kurikuler; dan upacara-upacara;
(2) Prosedur yang terkait dengan evakuasi keadaan darurat, penanganan siswa yang
sakit, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), komunikasi dengan orang tua/wali
murid, ketidakhadiran guru mendadak karena sakit atau alasan lain, cara mendapatkan
dan menggunakan sumber-sumber daya; (3) Informasi umum tentang direktori staf
yang berisi nama-nama guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan pegawai
sekolah beserta dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, Jadwal Pelajaran
Sekolah, peta dan rencana sekolah, nomor-nomor telepon penting, profile masyarakat
dan sekolah, norma-norma profesi guru, dan rencana sekolah. Buku pedoman induksi
dapat dalam bentuk kompilasi loose leaf sehingga memudahkan pembaruan informasi.
Bila buku-buku atau sumber-sumber tertentu tidak boleh difotokopi atau dibawa oleh
guru pemula/baru, maka buku-buku dan sumber-sumber tersebut hendaknya
ditempatkan di ruang tertentu di sekolah yang dapat diakses oleh guru pemula/baru
tersebut.
Tugas dan Tanggungjawab Pengawas Sekolah
Sebagai pelaksana evaluasi maka pengawas sekolah memiliki tugas dan wewenang
sebagai berikut:
1. Mempelajari modul program induksi bagi guru pemula.
2. Menyiapkan instrumen evaluasi program induksi.
3. Melakukan evaluasi program induksi.
4. Mengolah data hasil evaluasi program induksi.
5. Menyusun laporan hasil evaluasi program induksi.
6. Memberikan rekomendasi atas hasil program induksi.
7. Merencanakan tindak-lanjut program induksi.
Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Sebagai penanggungjawab sekolah dan penanggungjawab program induksi di
sekolah maka kepala sekolah memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Menyambut guru baru/guru pemula.
2. Memperkenalkan guru pemula kepada guru/staf sekolah yang penting.
3. Menghubungkan guru pemula dengan guru mentor atau staf yang dapat membantu
pada awal-awal masa tugas.
4. Secara berkala menemui/menyapa guru baru untuk menunjukkan perhatian
5. Secara berkala mengunjungi ruang kelas guru baru untuk memberikan rasa nyaman
dan dukungan.
6. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi guru baru.
7. Bersikap mendukung.
8. Melakukan evaluasi terhadap kemajuan pelaksanaan program indyuksi.
9. Menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan program induksi.
10. Memberikan rekomendasi atas hasil program induksi.
11. Merencanakan tindak-lanjut program induksi.
Tugas dan Tanggung jawab Mentor
Seorang mentor sangat penting artinya untuk mendukung keberhasilan program
induksi. Tugas dan tanggung jawab seorang mentor meliputi tugas minggu pertama,
tugas harian, dan kegiatan pendukung.
Tugas Minggu Pertama :
1. Penyambutan guru baru
2. Memperkenalkan guru pemula/baru kepada guru/staf sekolah yang penting
3. Pengenalan lingkungan sekolah
4. Menghubungkan guru pemula/baru dengan guru mentor atau staff yang dapat
membantu pada awal-awal masa tugas
5. Memberikan daftar siswa yang diajar guru pemula/baru
6. Menunjukkan ruang kelas tempat mengajar guru baru beserta perlengkapan
pendukungnya.
Tugas Harian :
1. Mengenalkan guru baru dengan tugas-tugas administratif sehari-hari yang harus
dilakukan semua guru .
2. Menemui/menyapa guru baru untuk menunjukkan perhatian
3. Mengunjungi ruang kelas guru baru untuk memberikan rasa nyaman dan dukungan :
Kegiatan pendukung :
1. Bertemu dengan guru baru/pemula tiap pagi sebelum pelajaran dimulai
2. Berbicara pada guru pemula/baru pada akhir waktu pelajaran setiap hari dan
membicarakan kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami guru dan mencari jalan
keluarnya.
3. Siap untuk mendengarkan
4. Bersikap positif dan konstruktif
5. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi guru baru
6. Menjelaskan hal-hal yang diharapan
7. Bersikap mendukung
Mentor tentu memiliki pengetahuan tentang lingkungan sekolah yang perlu diberikan
kepada guru pemula, yaitu pengetahuan tentang siswa, tempat asal mereka serta apa
yang sedang terjadi di dalamnya. Setelah guru pemula terbiasa dengan kegiatan
rutinnya, maka mentor sebaiknya meluangkan waktu untuk berbicara dengan guru baru
tersebut tentang persoalan atau pertanyaan yang mungkin muncul.
Tugas dan Tanggung jawab Guru Pemula
Tugas dan tanggungjawab guru pemula dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
kegiatan minggu pertama, kegiatan awal, dan kegiatan pengelolaan kelas.
Kegiatan Minggu Pertama
1. Guru pemula/ baru melapor kepada kepala sekolah, tetapi apabila guru pemula/baru
tersebut belum dapat bertemu dengan kepala sekolah, maka harus melapor ke petugas
administrasi atau kantor kepala sekolah dan melengkapi dokumen-dokumen yang
diperlukan sekolah.
2. Menemui mentor yang telah ditunjuk
3. Memastikan bahwa telah mengetahui jadwal sekolah dan waktu kerja.
4. Mendapatkan daftar siswa yang diajar.
5. Menyiapkan ruang kelas.
6. Memastikan siswa memiliki tempat duduk yang cukup
7. Mengatur tempat duduk siswa.
8. Mengumpulkan sumber-sumber yang diperlukan untuk pengajaran (buku-buku, kertas,
alat-alat tulis).
9. Menyiapkan tata tertib kelas termasuk tata cara masuk dan keluar kelas.
10. Memahami kebijakan sekolah terkait dengan kesejahteraan dan pendisiplinan siswa.
11. Meminta tolong pada staff/pegawai sekolah bila diperlukan.
12. Mengatur dan menyiapkan pelajaran sebelum hari mengajar dan menyiapkan aktivitas
tambahan yang mungkin diperlukan.
13. Bersikap fleksibel dan siap untuk melakukan perubahan.
Kegiatan pengelolaan kelas yang harus dilakukan adalah:
a. Memeriksa daftar siswa sesuai kehadrian.
b. Menjelaskan materi yang harus dimiliki siswa dan menanyakan ketentuan sekolah
tentang materi tersebut kepada kepala sekolah atau mentor sebelumnya.
c. Menjelaskan tata tertib kelas kepada siswa, beberapa sekolah menggunakan tata tertib
yang dibuat oleh guru bersama dengan murid. Pada tahap ini sebaiknya guru pemula
menanyakan prosedur-prosedur yang berlaku di sekolah dan meminta saran kepada
mentor atau kepala sekolah.
d. Membuat siswa selalu aktif belajar, kumpulkan dan periksala pekerjaan siswa seawal
mungkin, jangan lupa memberikan masukan atas pekerjaan tersebut, dengan cara
demikian akan ingat nama-nama siswa.
Bila guru pemula/baru mulai bertugas dan menggantikan guru di sekolah sementara
kegiatan belajar semester itu telah berjalan maka guru pemula/baru tersebut harus
mengikuti jadwal sekolah yang telah ada. Dalam hal ini guru pemula/baru tidak memiliki
banyak waktu untuk menyesuaikan diri dan memahami berbagai prosedur sekolah
tersebut. Oleh karena itu sebaiknya selalu minta saran dari mentor dan guru yang telah
berpengalaman setiap kali Anda mendapat kesulitan.
Kegiatan Minggu ke 2 dan Minggu berikutnya
Bila guru pemula/baru tersebut adalah orang baru di masyarakat sekitar sekolah, maka
sebaiknya memahami secara umum tentang masyarakat itu serta tempat tinggal siswa.
Kehidupan anak di rumah memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap pembelajaran
mereka. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa di rumah akan
sangat membantu guru pemula/baru dalam mengajar di sekolah. Sebaiknya guru
pemula/baru juga membicarakan dengan kepala sekolah dan mentor tentang masyarat
lokal dan harapan guru pemula/baru tersebut terhadap siswa di kelas. Karena guru
pemula/baru merupakan pendatang baru di sekolah, siswa terkadang “menguji” guru
pemula/baru di kelas dengan menanyakan/melakukan hal-hal tertentu baik terkait
dengan pelajaran maupun tidak, maka sebaiknya guru pemula/baru melakukan
tindakan sebagai berikut:
a. menjelaskan harapan dan standard kerja siswa serta perilaku mereka, tuliskan dan
pajanglah peraturan yang telah disepakati bersama.
b. menjelaskan apa yang Anda harapkan dari siswa tentang kegiatan dan tugas-tugas
belajar siswa termasuk kegiatan membaca dan menulis.
c. menyiapkan sebaik-baiknya pelajaran yang diampu dan yang perlu diingat adalah
persiapan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran.
d. memastikan tahu nama semua siswa yang diajar.
e. memperhatikan bahwa manajemen siswa didasarkan pada konsep sekolah sebagai
tempat belajar.
f. menegakkan disiplin siswa tetapi dengan cara-cara yang ramah. Selalu ingat akan
posisi Anda sebagai guru.
g. menggunakan respon/feedback positif kepada para siswa karena lebih efektif dalam
hal manajemen perilaku dibanding hukuman dan respon yang negatif.
h. meminta saran dari mentor dan kepala sekolah.
i. mengenali siswa sebaik mungkin.
Pemantauan dan Evaluasi
Keberadaan program induksi memiliki tujuan dalam rangka menyiapkan guru pemula
agar menjadi guru profesional dalam mengelola pembelajaran di kelasnya. Dengan
demikian program induksi perlu senantiasa dipantau dan dievaluasi agar dapat
diperbaiki di masa depan sebagai salah satu bagian proses penjaminan mutu
pendidikan agar terpenuhi ketentuan sebagaimana telah ditentukan dalam
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. Selain itu, melalui program induksi diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga
dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan sekaligus
memecahkan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru pemula dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswau,
kondisi sekolah, dan lingkungannya.
Pelaporan
Laporan ditulis oleh guru pemula, mentor, kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Masing-masing laporan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Laporan yang ditulis oleh guru pemula berisi tentang kemajuan pekerjaannya
sehubungan dengan modul yang telah ditentukan untuk dipelajari dan dilaksanakan.
2. Laporan yang ditulis oleh mentor berisi tentang kemajuan hasil bimbingan yang
dilakukkannya terhadap guru pemula.
3. Laporan yang ditulis oleh kepala sekolah berisi tentang hasil evaluasi terhadap guru
pemula.
4. Laporan yang ditulis oleh pengawas sekolah berisi tentang hasil evaluasi terhadap
guru pemula
Penanganan Permasalahan
Hasil pemantauan dan evaluasi yang dituangkan dalam laporan dapat berisi hal-hal
yang positif maupun hal yang negatif tentang keberhasilan program induksi yang
dilakukan oleh guru pemula. Dengan demikian terdapat potensi adanya permasalahan
yang ditemui dalam sebagai hasil pemantauan dan evaluasi. Untuk menangani
permasalahan tersebut maka dapat diuraikan
1. Mentor, menangani masalah teknis yang berhubungan dengan kemajuan program
induksi yang dilaksakan oleh guru pemula, termasuk penyediaan fasilitas penduikung
bagi guru pemula dalam melaksanakan tugas awalnya.
2. Kepala Sekolah, menangani masalah pada level sekolah atau masalah teknis yang
tidak dapat ditangani oleh mentor, termasuk perijinan, pelaksanaan evalluasi dan
pelaporan.
3. Pengawas Sekolah, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil evaluasi
program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, termasuk perbaikan
pelaksanaan tugas apabila ditemukan terjadinya kekurangan dalam mencapai indikatoir
keberhasilan program induksi.
4. Dinas nPendidikan, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil evaluasi
program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, termasuk menangani keluhan
atas pelaksanaan program induksi di sebuah sekolah.
5. Badan Kepegawaian Daerah, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil
evaluasi program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, yang mana atas
hasil evaluasi dan rekomendasi ditemukan bahwa seorang guru pemula dinilai gagal
melaksanakan program induksi.
6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
menangani masalah yang berhubungan dengan sosialisasi, regulasi, dan implementasi
program induksi termasuk penyediaan program pendampingan bagi daerah yang belum
mampu melaksanakan program induksi sepenuhnya sesuai ketentuan yang berlaku.
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA
Program Induksi dapat dilaksanakan dalam beberapa model, dan pihak sekolah
menggunakan Panduan Kerja yang disediakan Direktorat Jenderal untuk memandu
guru pemula dalam melaksanakan program induksi. Berikut ini diberikan penjelasan
tentang kriteria pembimbing serta tanggungjawab pembimbing, kepala sekolah dan
pengawas serta model pelaksanaan Program Induksi.
A. Kriteria dan Tanggungjawab Pihak Yang Terlibat
Kriteria Pembimbing:
Pembimbing harus memiliki:
kompetensi sebagai guru profesional;
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan memiliki jabatan
sebagai Guru Muda, diprioritaskan yang memiliki pengalaman mengajar atau
mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata pelajaran yang sama
dengan guru pemula
kemampuan bekerja sama dengan baik;
kemampuan komunikasi yang baik
kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap
proses pembelajaran/bimbingan dan konseling;
Tanggungjawab Pembimbing:
menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, terbuka
dengan guru pemula;
memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling
melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah/madrasah;
memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan keprofesian
guru pemula;
memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain;
melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada kepala sekolah/
madrasah;
memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap kedua.
Tanggungjawab Kepala Sekolah:
melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan Program Induksi;
menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak
terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing.
mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan
terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak dapat
menjadi pembimbing.
memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran
perbaikan;
melakukan penilaian kinerja
menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala
Dinas Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan dari saran dari
pembimbing dan pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan
laporan tersebut kepada guru pemula.
Tanggung jawab Pengawas :
memberikan penjelasan kepada kepala sekolah/madrasah dan pembimbing dan
guru pemula tentang pelaksanaan program induksi termasuk proses penilaian;
melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan
pembimbingan dan penilaian dalam program induksi;
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program induksi di satuan pendidikan
yang menjadi tanggungjawabnya;
melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran
perbaikan;
memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.
B. Persiapan
Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan program induksi bagi guru pemula perlu
mempersiapkan hal-hal berikut:
1. Melakukan Analisis Kebutuhan dengan mempertimbangkan ciri khas
sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru pemula,
ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan Buku Pedoman,
keberadaan organisasi profesi yang terkait, dan faktor-faktor pendukung lainnya.
2. Menyelenggarakan pelatihan tentang pelaksanaan program induksi bagi guru
pemula yang diikuti oleh kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing
dengan pelatih seorang pengawas yang telah mengikuti program pelatihan bagi
pelatih program induksi.
3. Menyiapkan Buku Pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan
sekolah/madrasah, prosedur kegiatan sekolah/madrasah, format administrasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling, dan informasi lain yang dapat
membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekolah/madrasah.
4. Menunjuk seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki kriteria sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
C. Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya
Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama
setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah tempat guru pemula
bertugas. Pada bulan pertama ini, dilakukan hal-hal berikut:
1. pembimbing memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru
pemula;
2. pembimbing memperkenalkan guru pemula kepada siswa;
3. pembimbing melakukan bimbingan dalam menyusunan perencanaan dan
pelaksanaan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling dan tugas terkait lainnya;
4. guru pemula mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk
melakukan observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi;
5. guru pemula mempelajari Buku Pedoman dan Panduan Kerja bagi guru pemula,
data-data sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru;
6. guru pemula mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar
di sekolah/madrasah;
7. guru pemula mempelajari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
D. Pelaksanaan dan Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling
Bimbingan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan
cara:
memberi motivasi tentang pentingnya tugas guru;
memberi arahan tentang perencanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling,
pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling, serta penilaian hasil
belajar/bimbingan siswa;
memberi kesempatan untuk melakukan observasi pembelajaran/bimbingan dan
konseling dengan menggunakan Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan
dan Konseling;
Bimbingan pelaksanaan tugas tambahan dilakukan dengan cara:
melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di sekolah;
memberi arahan dalam menyusun rencana dan pelaksanaan program pada
kegiatan yang menjadi tugas tambahan
Pembimbingan dilaksanakan melalui dua tahap:
Pembimbingan Tahap Pertama
Tahap ini dilaksanakan pada bulan ke dua sampai dengan bulan ke sembilan, dengan
diobservasi minimal satu kali dalam sebulan.
Pembimbingan Tahap Kedua
Tahap ini dilaksanakan pada bulan ke sepuluh dan sebelas, dengan diobservasi oleh
kepala sekolah minimal tiga kali dan diobservasi oleh pengawas sekolah minimal dua
kali.
1. Pembimbingan Tahap Pertama
Pembimbingan tahap pertama dilaksanakan pada bulan ke-2 sampai dengan ke-9
melalui observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling diikuti ulasan dan masukan
oleh guru pembimbing. Pembimbingan tahap 1 merupakan pembimbingan dalam
melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling yang meliputi menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling, melaksanakan
pembelajaran/bimbingan dan konseling, menilai hasil pembelajaran/bimbingan dan
konseling, dan melaksanakan tugas tambahan.
Pembimbingan tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling dan observasi kegiatan yang menjadi beban
kerja guru pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam setiap bulan selama
masa pembimbingan tahap 1. Tujuan pembimbingan tahap pertama ini adalah untuk
mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik
secara reguler dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara
terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu
untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar
oleh guru lain.
Proses observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling memiliki tahapan sebagai
berikut:
1. Pra Observasi
Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan dan menyepakati fokus
observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling. Fokus observasi meliputi elemen
kompetensi (maksimal 5) dari keempat kompetensi inti sebagaimana yang tertulis
dalam Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling bagi pembimbing
dan Lembar Refleksi bagi Guru Pemula.
2. Pelaksanaan Observasi
Pada saat pelaksanaan observasi, pembimbing mengisi Lembar Observasi
Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling sesuai dengan hasil observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling oleh guru pemula.
3. Pasca Observasi
Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah:
Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling setelah
selesai mengajar/membimbing.
1. Pembimbing dan guru pemula melakukan refleksi untuk mendiskusikan proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling.
2. Pembimbing memberikan salinan Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan
dan Konseling kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru pemula,
pembimbing dan kepala sekolah/madrasah untuk diarsipkan sebagai dokumen
Portofolio.
Pembimbingan tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok
proses pembelajaran/bimbingan dan konseling serta tugas lain yang relevan. Selama
berlangsungnya pembimbingan tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau
pelaksanaan bimbingan terhadap guru pemula. Dalam pembimbingan tahap pertama ini
pengawas melakukan pemantauan, pembinaan, dan pemberian dukungan dalam
pelaksanaan bimbingan guru pemula.
3. Pembimbingan Tahap Kedua
Pembimbingan tahap ke dua dilaksanakan pada bulan ke sepuluh sampai dengan
bulan ke sebelas, berupa observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling diikuti
dengan ulasan dan masukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas, yang
mengarah pada peningkatan kompetensi dalam pembelajaran/bimbingan dan
konseling.
Observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling pada pembimbingan tahap ke dua
dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali, sedangkan
oleh pengawas sekurang-kurangnya 2 (dua) kali. Observasi pembelajaran/bimbingan
dan konseling dalam pembimbingan tahap ke dua yang dilakukan oleh kepala
sekolah/madrsah dan pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan
dengan pertimbangan agar tidak menggangu proses pembelajaran/bimbingan dan
konseling. Apabila kepala sekolah/madrasah dan pengawas menemukan adanya
kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran/ bimbingan dan konseling oleh
guru pemula maka kepala sekolah/madrasah dan atau pengawas wajib memberikan
umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula. Langkah observasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas
dalam tahan ke dua adalah sebagai berikut:
1. Pra Observasi
Kepala sekolah atau pengawas bersama guru pemula menentukan fokus observasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling. Fokus observasi maksimal lima elemen
kompetensi dari setiap kompetensi inti pada setiap observasi mengajar. Fokus
observasi ditandai dalam Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling
dan Lembar Refleksi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling sebelum
dilaksanakannya observasi.
2. Pelaksanaan Observasi
Pada saat pelaksanaan observasi, kepala sekolah/madrasah atau pengawas
mengamati kegiatan pembelajaran/bimbingan dan konseling guru pemula dan mengisi
Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling sesuai dengan fokus
elemen kompetensi yang telah disepakati.
3. Pasca Observasi
Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah:
a. Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling
setelah pembelajaran/bimbingan dan konseling dilaksakan.
b. Kepala sekolah/madrasah atau pengawas dan guru pemula membahas hasil
pembimbingan pada setiap tahap dan memberikan masukan kepada guru pemula
setelah observasi selesai.
c. Guru Pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas menandatangani
Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling. Kepala sekolah
memberikan salinan Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling
kepada guru pemula.
E. Penilaian
Penilaian kinerja terhadap guru pemula dilakukan sebagaimana penilaian kinerja yang
diterapkan terhadap guru lain (senior) pada setiap tahun. Hasil penilaian kinerja pada
akhir program induksi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala
sekolah/madrasah dan pengawas dengan mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil,
terbuka, akuntabel dan demokratis. Peserta Program Induksi dinyatakan Berhasil, jika
semua elemen kompetensi pada penilaian tahap ke dua paling kurang memiliki kriteria
nilai dengan kategori Baik.
Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja berdasarkan elemen kompetensi
guru: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dinilai melalui observasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling serta observasi pelaksanaan tugas lain yang
relevan.
F. Pelaporan
Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan ke-11 setelah pembimbingan tahap ke
dua dan penilaian kinerja selesai dilakukan, dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pembuatan Draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala
sekolah/madrasah yang didiskusikan dengan pembimbing dan pengawas.
2. Penentuan Keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan
mempertimbangkan hasil observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling serta
pelaksanaan tugas lain yang relevan, yang selanjutnya guru pemula dinyatakan
memiliki Nilai Kinerja dengan Kategori Amat Baik, Baik, Cukup, Sedang dan Kurang.
3. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala
sekolah/madrasah.
4. Pengajuan penerbitan Sertifikat oleh kepala sekolah/madrasah kepada Kepala
Dinas Pendidikan atau Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota bagi guru
pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai
minimal berkategori Baik. Sertifikat menyatakan bahwa peserta program Induksi telah
Berhasil menyelesaikan Program Induksi dengan baik
Diposkan oleh indritjitrawangsa di 06.12 1 komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest Lokasi: Indonesia Beranda Langganan: Entri (Atom)
Arsip Blog
▼ 2012 (1) o ▼ Mei (1)
<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false fa...
Mengenai Saya
indritjitrawangsa anything as far as I go, whatever I'm flying high, but my resolve is I should be able to stand up and flying high with all the dreams, ideals, and expectations :) :*
Lihat profil lengkapku Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.