pisikologi pendidikan
DESCRIPTION
psikologi pendidikaTRANSCRIPT
Tugas Psikologi Pendidikan
“Perkembangan Anak Usia Dini dan Pra Sekolah”
Oleh : SYUKRING2G1 14 045
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya
hakikat manusia yang bermartabat dan berkualitas. Perkembangan memiliki sifat
yang kompleks yakni terdiri dari berbagai aspek baik fisik (jasmani) maupun
psikis (psikologis), yang terjadi dalam beberapa tahap (berkesinambungan).
Perkembangan individu memiliki beberapa prinsip yang diantaranya yaitu
never ending process (perkembangan yang berkelanjutan), semua aspek
perkembangan saling bersinergi baik pada aspek emosional, aspek agama, aspek
sosial, dan aspek-aspek lainnya. Perkembangan juga mengikuti pola atau arah
tertentu kerena dalam perkembangan individu dapat terjadi perubahan prilaku.
Perkembangan adalah proses yang tidak akan berhenti dan setiap
perkembangan memiliki tahapan-tahapan umum seperti tahap dikenangkan, tahap
kandungan, tahap bayi, tahap anak-anak, tahap remaja, tahap dewasa, serta tahap
lansia. Sesuai dengan prinsipnya, Perkembangan berlangsung secara
berkesinambungan sejak saat pembuahan hingga kematian, tetapi ia terjadi dalam
berbagai kecepatan, terkadang cepat dan kadang-kadang secara perlahan.
Piechowski telah menekankan bahwa,” perkembangan tidak terjadi dengan
kecepatan yang sama” Dalam pembahasan psikologi perkembangan ini. Dengan
bahasan yang sangat sederhana ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kita
serta dapat mengenal pembelajaran psikologi perkembangan lebih mendalam.
Anak, memiliki dunia yang holistic dan komperhensif, sehigga dalam
memahami perkembangaan anak, harusnya dilihat dari berbagai sisi, diantaranya :
sosial, psikoseksual, psikososial, kognitif, dan moral anak. Baiknya orang tua
atau pendidik anak memahami hal-hal tersebut secara tepat.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah perkembangan anak usia dini dan pra sekolah (Perkembangan
Fisik, motorik, intelektual, emosi, sosial, dan moral anak)?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah dapat mengetahui
perkembangan anak usia dini dan pra sekolah dalam aspek fisik, motoril,
intelektual, emosi, sosial dan moral anak.
D. Manfaat.
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah ini yaitu agar para
pembaca dapat mengetahui perkembangan anak usia dini dan pra sekolah
sehingga para pembaca mampu mengarahkan anak-anak dalam usia dini dan pra
sekolah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Usia Dini
Anak Usia dini adalah seorang anak yang usianya belum memasuki suatu
lembaga pendidikan formal seperti sekolah dasar (SD) dan biasanya mereka tetap
tinggal di rumah atau mengikuti kegiatan dalam benntuk berbagai lembaga
pendidikan pra-sekolah,seperti kelompok berfmain, taman kanak-kanak, atau
taman penitipan anak. Anak usia dini adalah anak yang berusia 0- 8 tahun.
Sedangkan pada hakekatnya anak usi dini (Augusta, 2012) adalah individu yang
unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek
fisik,kognitif,sosial emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus
yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.
Masa anak usi dini sering disebut dengan “golden age” atau masa emas,
masa ini dialami pada usia masa Usia Pra Sekolah (2 - 4 tahun) dan play group
atau TK (4 – 5,6 tahun). Pada masa ini hampir seluruh potensi anak mengalami
masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara tepat dan hebat.Perkembangan
setiap anak tidak sama karena setiap individu memiliki perkembangan yang
berbeda. Makanan yang bergizi seimbang serta stimulasi yang intensif sangat
dibutuhkan anak untyuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.Apabila anak
diberikan stimulasi atau gizi yang baik maka proses pertumbukan dan
perkembangan anak akan terjadi secara baik.
B. Perkembangan kanak Usia dini
1. Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.
Kebanyakan anak mengalami sekurang-kurangnya tiga tahap dalam
perkembangan gender (Shepherd-Look, 1982). Pertama, anak mengembangkan
kepercayaan tentang identitas gender, yaitu rasa laki-laki atau perempuan. Kedua,
anak mengembangkan keistimewaan gender, sikap tentang jenis kelamin mana
yang mereka kehendaki. Ketiga, mereka memperoleh ketetapan gender, suatu
kepercayaan bahwa jenis kelamin seseorang ditentukan secara biologis, permanen,
dan tak berubah-ubah. Pengetahuan tentang ketiga aspek gender tersebut
dinamakan sebagai peran jenis kelamin, atau stereotip gender.
Pada umumnya, anak mencapai ketetapan gender pada usia 7-9 tahun. Jadi,
dalam perkembangan psikososial ini anak akan belajar untuk mengembangkan
kepercayaan identitas gender, dan sesuai dengan tugas dari perkembangan itu
sendiri, yakni menbedakan jenis kelamin. Dalam tahap ini juga, anak akan bisa
mengarahkan dirinya pada sikap jenis kelamin mana yang mereka kehendaki,
yang pada akhirnya mereka akan memperoleh ketetapan gender.
2. Kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang lain.
Hubungan dengan orang tua merupakan dasar bagi terbentuknya
perkembangan emosional dan sosial anak. Salah satu hal yang penting dalam
hubungan antara orang tua dan anak adalah gaya pengasuhan yang diterapkan
orang tua. Menurut Diana Baumrind (1972) dalam Lerner, dan Hultsch (1983)
dalam Psikologi Perkembangan merekomendasikan tiga tipe pengasuhan yang
dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam tingkah laku sosial anak, yaitu
otoritatif, otoriter, dan permisif :
1) Pengasuhan Otoritatif ; gaya pengasuhan yang ketat, tapi juga bersikap
responsif, menghargai perasaan dan pemikiran anak, serta mengikut
sertakan anak dalam mengambil keputusan. Disamping itu pengasuhan
model ini membuat anak lebih percaya diri, pengawasan sendiri, dan
mampu bergaul dengan baik.
2) Pengasuhan Otoriter ; Pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak
untuk mengikuti perintah orang tua.
3) Pengasuhan Permisif ; dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
(a) Permisif-Indulgent ; orang tua ikut terlibat dalam kehidupan anak,
tapi menetapkan sedikit batas pada anak. Pada model ini orang tua
cenderung membiarkan anak melakukan apapun yang diinginkan,
dan pada model ini, anak akan mengalami kurangnya pengendalian
diri.
(b) Permisif-Indifferent ; orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak,
dan efeknya pada anak adalah membuat kurang percaya diri,
pengendalian diri yang buruk, dan rasa harga diri yang rendah.
3. Pembentukan pengertian sederhana, meliputi realitas fisik dan realitas
sosial.
Berhasil atau tidaknya seorang anak menjalin hubungan dengan orang lain
tergantung pada pengalaman-pengalaman pergaulan yang didapatnya di rumah.
Pada kenyataannya, anak yang mendapat aturan-aturan yang demokratis
dirumahnya, bisa mengadakan penyesuaian yang lebih baik, dari pada anak yang
di didik secara otoriter oleh orang tuanya. Serta tempat anak dalam keluarga juga
mempengaruhi penyesuaian-penyesuaian sosialnya. Jadi, hubungan anak dengan
orang tua juga mempengaruhi perkembangan psikologi anak, termasuk juga
didalamnya metode pendidikan yang diterapkan orang tua pada anak nya, serta
tempat anak dalam keluarga juga mempengaruhi perkembangannya. Melalui
interaksi dengan orang lain, ia segera menangkap apa yang diharapkan dalam
situasi sosial, dan anak akan sampai pada perkembangan sejumlah pemahaman
sosial. Jadi, melalui interaksi anak akan belajar memahami apa yang diinginkan
orang lain, dan hal seperti ini juga membantu anak untuk mencapai puncak dari
perkembangan sosial itu sendiri.
C. Ciri khas anak usia pra sekolah
1. Perkembangan Fisik
Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat di
bandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik
yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni
kira-kira 2 tahun menjelang anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik
kembali berkembang pesat.
a. Tinggi dan berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan
berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 Kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun,
tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 Kg. Pada usia 5 tahun, tinggi
anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 Kg (Mussen, dkk, 1984).
b. Perkembangan otak
Di antara perkembangan fisik yang sangat penting selama masa anak-anak
awal ialah perkembangan otak dan sistem saraf yang berkelanjutan. Meskipun
otak terus bertumbuh pada masa awal anak- anak, namun pertumbuhannya tidak
sepesat pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya
rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya telah
mencapai sekitar 90% otak orang dewasa.
Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan
jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara daerah-daerah
otak. Ujung-ujung urat saraf itu terus bertumbuh setidak-tidaknya hingga masa
remaja. Beberapa pertambahan ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan
myelination, yaitu suatu proses dimana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat
dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Proses ini berdampak terhadap peningkatan
kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem urat saraf. ( Desmita, 2012 :
127-128)
2. Perkembangan Motorik
Dengan bertambah matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem
syaraf-otot (neuromuskuler) memungkinkan anak-anak usia ini lebih lincah dan
aktif bergerak. Dengan meningkatnya usia nampak perubahan dari gerakan kasar
mengarah kearah gerakan yang lebih halus yang memerlukan kecermatan dan
kontrol otot-otot yang lebih halus serta koordinasi. Keterampilan dan koordinasi
gerakan harus dilatih dalam hal kecepatannya dan keluwesannya.
Beberapa permainan dan alat bermain yang sederhana seperti kertas koran,
kubus-kubus, bola, balok titian, tongkat dapat digunakan untuk membantu
memperkembangakan aspek motorik ini. Beberapa keterampilan motorik yang
perlu dilatih dalam hal keluwesan, kecepatan dan ketepatannya antara lain ialah:
keterampilan koordinasi anggota gerak seperti tubuh untuk berjalan, berlari,
melompat, keterampilan tangan, jari-jemari dalam hal makan, mandi, berpakaian,
melempar, menangkap, merangkai dan lain-lain, keterampilan kaki misalnya
meniti, berjingkat, menari, menendang dan lain-lain. ( Gunarsa, 2008 : 11).
3. Perkembangan Intelektual (kognitif)
Secara garis besar dalam teorinya, piaget mengelompokan tahap-tahap
perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap: tahap sensorimotor,
tahap praoperasi, tahap opera konkret, dan tahap operasi formal. Tahap
sensorimotor lebih ditandai dengan pemikiran anak berdasarkan tindakan
indrawinya.Tahap praoperasi diwarnai dengan mulai digunakannya simbol-simbol
untuk menghadirkan suatu benda atau pemikiran, khususnya penggunaan bahasa.
Tahap operasi konkret di tandai dengan penggunaan aturan logis yang jelas.
Tahap operasi formal dicirikan dengan pemikiran abstrak, hipotesis, deduktif,
serta induktif.
Tahap-tahap diatas saling berkaitan. Urutan tahap-tahap tidak dapat ditukar
atau dibalik, karena tahap sesudahnya mengandaikan terbentuknya tahap
sebelumnya. Tetapi, tahun terbentuknya tahap tersebut dapat berubah-ubah
menurut situasi seseorang. Seseorang dapat mulai tahap operasi formal pada umur
11 tahun, sedangkan orang lain baru mulai tahap yang sama pada umur 15 tahun.
Perbedaan antara tahap sangat besar karena ada perbedaan kualitas pemikiran
yang lain. Meskipun demikian, unsur dari perkembangan sebelumnya tetap tidak
dibuang. Jadi, ada kesinambungan dari tahap ke tahap, walaupun ada juga
perbedaan yang sangat mencolok.
Tabel I, skema empat tahap perkembangan kognitif piaget
Tahap Umur Ciri pokok perkembangan
Sensorimotor 0-2 tahun Berdasarkan tindakan
Langkah demilangkah
Praoperasi 2-7 tahun Penggunaan simbol/bahasa tanda
Konsep intutif
Operasi
konkret8-11 tahun
Pakai aturan jelas/logis
Reversibel dan kekekalan
Operasi formal 11 tahun ke atas
Hipotetis
Abstrak
Deduktif dan induktif
Logis dan probabilitas
4. Perkembangan Emosi
Pada usia prasekolah ini, anak mulai menyadari bahwa dirinya berbeda
dengan orang lain.Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa ini , yaitu
rasa takut,marah , cemburu, kegembiraan,kasih sayang, ingin tahu,dan sebagainya.
Perkembangan emosi yang sehat sangat membantu dalam perkembangan
bagi keberhasilan anak belajar. Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan
emosi anak yang sehat, guru-guru di taman kanak- kanak di anjurkan memberikan
bimbingan kepada mereka.
5. Perkembangan Sosial
Disamping perkembangan fisik dan kognitif sebagaimana telah di bicarakan di
atas, masa awal anak-anak juga ditandai dengan perkembangan psikososial yang
cukup pesat. Perkembangan psikososial yang terjadi pada masa awal anak-anak,
diantaranya hubungan dengan orang lain (orang tua & teman sebaya), bermain
dan perkembangan moral.
a. Hubungan dengan orang tua
Sejumlah ahli mempercayai bahwa kasih sayang orang tua atau pengasuhnya
selama beberapa tahun pertama kehidupan merupakan kunci utama perkembangan
sosial anak, meningkatkan kemungkinan anak memiliki kompetensi secara sosial
dan penyesuaian diri yang baik pada tahun-tahun prasekolah dan sesudahnya.
Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah gaya
pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua. Studi klasik tentang hubungan orang
tua dan anak yang dilakukan oleh Diana Baumrind, 1972 ( dalam Lerner &
Hultsch, 1983) merekomendasikan tiga tipe pengasuhan yang dikaitkan dengan
aspek-aspek yang berbeda dalam tingkah laku sosial anak, yaitu otoritatif, otoriter
dan permisif. (Desmita, 2012: 144).
b. Hubungan dengan teman sebaya
Salah satu fungsi terpenting teman sebaya adalah sebagai sumber informasi
dan bahan pembanding di luar lingkungan keluarga.Melalui teman anak
memperoleh umpan balik tentang kemampuan yang dimilikinya.
c. Bermain
Bermain merupakan hal yang essensial bagi kesehatan anak. Adapun manfaat
bermain adalah :
1) Meningkatkan kerjasama, tanggung jawab.
2) Menghilangkan ketegangan
3) Meningkatkan perkembangan kognitif
4) Meningkatkan eksplorasi
5) Memperluas kesempatan bagi anak untuk mengobrol dan
berinteraksi dengan teman sebaya.
6. Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah berkaitan dengan aturan atau konvensi tentang
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang
lain. Seseorang ketika dilahirkan tidak memiliki moral, tetapi dalam dirinya
terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui
pengalamannya berinteraksi dengan orang lain, individu belajar memahami
tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana
yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.
Teori belajar sosial melihat tingkah laku moral sebagai respon atas stimulus.
Dalam hal ini, proses-proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakan
untuk menjelaskan perilaku moral.Perkembangan moral pada anak dapat
berlangsung melalui beberapa cara yaitu, Pendidikan langsung, baik oleh orang
tua, guru atau orang dewasa lainnya. Identifikasi, dengan cara meniru tingkah laku
moral seseorang yang menjadi idolanya. Proses coba-coba (trial dan error), yaitu
mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam pembahasan makalah ini yaitu anak usia dini dan pra sekolah adalah masa dimana anak mengalami masa yang sedang berkembang, dimana dalam masa ini anak menyerap pembelajaran dari apa yang dirasakan oleh indranya, hal inilah yang disebut masa golden ege.
Pada perkembangannya anak dapat dilihat dari aspek sebagai berikut:
1. Perkembangan Fisik
2. Perkembangan Motorik
3. Perkembangan Intelektual (kognitif)
4. Perkembangan Emosi
5. Perkembangan Sosial
6. Perkembangan Moral
B. Saran
Pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang mungkin sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menyarankan agar para pembaca dapat melengkapi pengetahuannya dengan mengunjungi situs internet yang bersangkutan dengan judul ini atau bisa juga mencari buku di toko buku terdekat terutama buku-buku tentang teori perkembangan anak.
Daftar Pustaka
Augusta. 2012. Pengertian Anak Usia Dini. Diambil dari http://infoini.com/pengertian anak usia dini. diakses tanggal 25 Maret 2015.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Lerner, Richard M dan Hultseh. 1983. Human Development, A Life-Span Perrspective. New York. Mc Graww-Hill. Book Company.
Mussen, Paul Henry dkk. 1984. Perkembangan dan Kepribadian Anak edisi keenam jilid satu. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
Shepherd-Look, D.L. 1982. Sex Defferentiation And The Development Of Sex Roles. In B. B Wolman (Ed). Hand-Book Of Defelpmental Psychology. Englewood Chiffs. NJ: Prentive-Hall.
Singgih D. Gunarsa. 2008. Psikologi Perawatan. Jakarta: Gunung Mulia.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil alamin wasalatu wassalamuaalai’asysyrofil anbiya wal
mursalina sayyidina Muhammad wa’ala alihi washobihi ajmain.
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa penyusun
haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya.
Pembahasan tugas kali ini, penulis mencoba membahas tentang
perkembangan anak usia dini dan pra sekolah untuk memenuhi tugas yang
diberikan dosen mata kuliah psikologi pendidikan. Penulis menyadari bahwa
dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna
untuk itu tanggapan, teguran, dan kritikan serta saran yang bersifat membangun
senantiasa kami harapkan dari teman-teman. Penulis juga berharap tugas ini
bermanfaat dan dapat dipergunakan untuk mahasiswa sekalian.
Kendari, 27 Maret 2015
Penulis,
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan ....................................................................................
C. Latar Belakang Masalah .........................................................................
D. Rumusan Masalah ...................................................................................
E. Tujuan......................................................................................................
F. Manfaat ....................................................................................................
Bab II Pembahasan .......................................................................................
A. Perkembangan kanak-kanak awal .......................................................
B. Ciri khas anak usia pra sekolah ..........................................................
1. Perkembangan Fisik ....................................................................
2. Perkembangan Motorik.................................................................
3. Perkembangan Intelektual ............................................................
4. Perkembangan Emosi ...................................................................
5. Perkembangan Sosial ...................................................................
6. Perkembangan Moral ..................................................................
Bab III Penutup ...........................................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
Daftar Pustaka
Tugas Psikologi Pendidikan
“Perkembangan Anak Usia Dini dan Pra Sekolah”
Oleh :
SYUKRING2G1 14 045
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS A
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015