pj tahun 2018 -...

5
KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK ANGKUTAN TRANSPORTASI TERNAK NOMOR : PJ Tahun 2018 NOMOR : 09/MOU/HK.220/12/2018 Pada hari ini Rabu tanggal Sembilan Belas bulan Desember tahun Dua Ribu Delapan Belas (19 - 12 - 2018), bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini: 1. BUDI KARYA SUMADI Menteri Perhubungan Republik Indonesia, yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83/P Tahun 2016 tentang Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 8, Gambir, Jakarta Pusat, selanjutnya disebut PIHAK KESATU. 2. AMRAN SULAIMAN Menteri Pertanian Republik Indonesia, yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pertanian Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan Harsono RM Nomor 3, Ragunan, Jakarta Selatan, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Upload: trinhhanh

Post on 29-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PJ Tahun 2018 - jdih.dephub.go.idjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/mou/2018/KESEPAKATAN_BERSAMA_ANTARA... · 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara

KESEPAKATAN BERSAMA

ANTARA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

DAN

KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

TENTANG

PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK ANGKUTAN TRANSPORTASI TERNAK

NOMOR : PJ Tahun 2018 NOMOR : 09/MOU/HK.220/12/2018

Pada hari ini Rabu tanggal Sembilan Belas bulan Desember tahun Dua Ribu DelapanBelas (19 - 12 - 2018), bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:

1. BUDI KARYA SUMADI Menteri Perhubungan Republik Indonesia, yangdiangkat berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83/P Tahun 2016 tentang Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 8, Gambir, Jakarta Pusat, selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2. AMRAN SULAIMAN Menteri Pertanian Republik Indonesia, yangdiangkat berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pertanian Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan Harsono RM Nomor 3, Ragunan, Jakarta Selatan, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Page 2: PJ Tahun 2018 - jdih.dephub.go.idjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/mou/2018/KESEPAKATAN_BERSAMA_ANTARA... · 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama untuk selanjutnya disebutPARA PIHAK dan secara sendiri-sendiri disebut PIHAK, terlebih dahulu menerangkanhal-hal sebagai berikut:

a. bahwa PIHAK KESATU merupakan instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi; dan

b. bahwa PIHAK KEDUA merupakan instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian.

PARA PIHAK bermaksud melakukan kerja sama yang sinergis guna pemberianpelayanan kepada masyarakat dalam penyediaan angkutan transportasi ternak.

Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan

Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482);

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5619);

7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);

2

Page 3: PJ Tahun 2018 - jdih.dephub.go.idjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/mou/2018/KESEPAKATAN_BERSAMA_ANTARA... · 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4002);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 214, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5356);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Peternak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5391);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2017 tentang Otoritas Veteriner (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6019);

15. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang Dari dan Ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 165).

PARA PIHAK sepakat mengadakan Kesepakatan Bersama dengan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Maksud Kesepakatan Bersama ini sebagai pedoman penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan ternak menggunakan moda transportasi darat, laut, udara, dan kereta api.

(2) Tujuan Kesepakatan Bersama ini untuk meningkatkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan sinergi PARA PIHAK dalam rangka penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik angkutan ternak menggunakan moda transportasi darat, laut, udara, dan kereta api.

3

Page 4: PJ Tahun 2018 - jdih.dephub.go.idjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/mou/2018/KESEPAKATAN_BERSAMA_ANTARA... · 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara

Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi:

1. penyediaan dan pengoperasian angkutan ternak dari daerah produsen ke daerah konsumen;

2. penyediaan ternak di daerah produsen;3. pertukaran data dan/atau informasi;4. pengendalian, pengawasan, dan evaluasi terhadap kegiatan angkutan ternak; dan5. pemanfaatan ruang muat angkutan transportasi untuk optimalisasi muatan.

PASAL 3TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

(1) PIHAK KESATU mempunyai tugas dan tanggung jawab:a. menyelenggarakan pelayanan publik di bidang transportasi, menetapkan trayek

dan tarif serta mengoordinasikan transportasi untuk muatan;b. melakukan pengendalian, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan transportasi

angkutan ternak; danc. menyediakan dan menyiapkan data dan informasi transportasi.

(2) PIHAK KEDUA mempunyai tugas dan tanggung jawab:a. menyediakan dan menyiapkan ternak yang akan diangkut dari daerah produsen

ke daerah konsumen dan/atau sesuai permintaan;b. melakukan pengendalian, pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan angkutan

ternak; danc. menyediakan dan menyiapkan data dan informasi ternak.

PASAL 4 PELAKSANAAN

(1) Pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini akan diatur lebih lanjut dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama sesuai kebutuhan PARA PIHAK yang dalam hal ini diwakili oleh masing-masing Pimpinan Unit Kerja Eselon I sesuai dengan bidang tugas dan fungsi.

(2) Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berlaku melebihi jangka waktu berlakunya Kesepakatan Bersama.

PASAL 5 BIAYA

Biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini dibebankan pada anggaran PARA PIHAK sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

PASAL 2RUANG LINGKUP

4

Page 5: PJ Tahun 2018 - jdih.dephub.go.idjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/mou/2018/KESEPAKATAN_BERSAMA_ANTARA... · 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara

PASAL 6JANGKA WAKTU

(1) Kesepakatan Bersama ini berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK, dan dapat diubah atau diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.

(2) Apabila diperlukan perubahan atau perpanjangan, maka pihak yang akan mengubah atau memperpanjang menyampaikan secara tertulis kepada pihak lainnya, paling lambat dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Kesepakatan Bersama ini.

(3) Kesepakatan Bersama ini dapat diakhiri sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.

(1) Hal-hal yang belum cukup diatur dan/atau belum tercakup dalam Kesepakatan Bersama ini, akan diatur lebih lanjut berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dalam bentuk Adendum.

(2) Adendum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Kesepakatan Bersama ini.

Demikian Kesepakatan Bersama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam rangkap 2 (dua) asli, diatas kertas materai cukup, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama masing - masing untuk PARA PIHAK.

PASAL 7 ADENDUM

5