pjk 2
DESCRIPTION
pjkTRANSCRIPT
UNIVERSITAS HANG TUAH
UNIVERSITAS HANG TUAH
Fakultas Kedokteran sub Penyakit Jantung dan Pembuluh darah
Kuliah semester 8 April 2007
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Dr. Liliek Murtiningsih SpJP
DEFINISI
Gangguan keseimbangan antara suply O2 dengan demand miokard akibat gangguan sirkulasi arteri koroner
ETIOLOGI : TIDAK DIKETAHUI DENGAN JELAS
Ada beberapa keadaan yang berhubungan erat dengan kelainan ini sehingga disebut sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner, biasanya ada beberapa faktor terdapat bersamaan pada seorang penderita namun sesuai besarnya pengaruh dibagi menjadi 2 yakni :
Faktor risiko major /dependent, sangat berpengaruh:
-tidak dapat dirubah
Umur, untuk laki-laki diatas 55 tahun, wanita 65tahun
Kelamin , laki-laki lebih mudah terkena
Keturunan/genetik (riwayat keluarga dekat sakit jantung koroner atau mati mendadak umur muda dibawah 50 tahun)
-dapat dikendalikan
Merokok
Hipertensi
Diabetes mellitus dan hiperinsulinemia
Dislipidemia
Obesitas
Faktor risiko minor/independent biasanya bersamaan dengan faktor major :
Kurang olah raga
Kepribadian tipe-A, mudah stress, ambisius, emosional
Hipertrigliseridemia
Faktor ras (unmodified)
Lain-lain : Homocysteine; obat kontrasepsi, alkohol, antioksidan rendah
Faktor hemostasis: Fibrinogen; faktor koagulasi
PATOFISIOLOGI :
Tidak mampunya arteri koroner memasok kebutuhan oksigen sel miokard dapat disebabkan
1. atherosklerosis yakni terjadinya plak pada dinding pembuluh darah yang berlangsung kronis dan makin lama menonjol kearah lumen sehingga menimbulkan stenosis
2. Spasme sel otot polos pada dinding pembuluh darah koroner akan mengganggu aliran darah, terjadi mendadak
3. Thrombus; terjadi bila ada desintegrasi endotel, terjadi perlukaan, timbul perdarahan yang direspon berlebihan oleh platelet dan endotel dengan terbentuk thrombus dalam waktu singkat yang mengganggu aliran darah sampai terjadi sumbatan total
MANIFESTASI KLINIS
1. Tanpa gejala, biasanya stenosis masih belum bermakna, kurang dari 60%, namun apabila struktur endotel rapuh, tidak stabil sehingga mudah terjadi trauma dan perlukaan maka akan terjadi serangan akut
2. Aritmia mulai yang ringan sampai ganas sehingga dapat berakibat fatal
3. Mati mendadak
4. Angina pektoris stabil
5. ACS Acute coronary syndrome / SKA Sindrom koroner akut
6. Payah jantung akut ( Udem paru akut/ Acute Lung Oedema-ALO/ Acute left heart failure) atau payah janrung kongestif
7. Syok kardiogenik
8. Regurgitasi mitral akut; VSD akut
PENUNJANG DIAGNOSA
1. EKG
2. Tes uji latih beban ( tes Treadmill), menentukan diagnosa dan kapasitas kerja
3. Ekokardiologi analisa segmental
4. Monitor Holter, adanya silent ischaemia akan tampak perubahan ECG
5. Radioisotop imaging, multislice CT scan
6. Angiografi koroner
MATI MENDADAK
Definisi: kematian yang terjadi mendadak tanpa adanya gejala penyakit yang jelas dalam 24 jam; 90% kasus mati mendadak akibat serangan jantung
Kematian biasanya akibat aritmia ganas berupa
fibrilasi ventrikel (ventrikel hanya bergetar tidak berkontraksi) atau
takikardi ventrikel tanpa nadi
Asystole henti listrik jantung
PEA Pulseless Electrical Activity (ada aktifitas listrik namun tidak diikuti kontraksi)
sehingga tidak terjadi kontraksi dan bila tidak ditolong akan terjadi henti jantung (cardiac arrest) yang berlanjut kematian hanya dalam beberapa menit saja
Peristiwa diatas paling sering terjadi pada awal terjadinya ACS/SKA
PENATALAKSANAAN GAWAT!!!; aktifkan Emergency Medical System Lakukan algoritme Universal pada semua orang yang jatuh tidak sadar dimulai dengan
1. cek respon; bila tidak ada respon
2. aktifkan EMS;
3. buka jalan nafas (Airway);
4. beri bantuan nafas (Breathing);
5. tentukan sirkulasi (Circulation) dengan memeriksa nadi karotis, bila tidak ada pulse lakukan Compression/pijat jantung;
6. hidupkan Defibrilator, tentukan gambaran EKG di monitor; bila VF langsung lakukan
defibrilasi dan berikan DRUG (obat) sesuai Advance Cardiovascular Life Support ACLS
ANGINA PECTORIS STABILAngina pektoris adalah keluhan khas akibat insufisiensi koroner berupa nyeri dada difus, didaerah retrosternal (90%) atau prekordial, seperti ditindih, ditekan, ditusuk, dicengkram, terbakar, menjalar ke bahu kanan / kiri, punggung, lengan-siku-ulnar-pergelangan tangan-jari ke-4&5 kiri, ke leher seperti tercekik, ke dagu-trismus dan atau seperti sakit gigi.
Tidak khas : nyeri epigastrium, mual, kembung, diare ringan
Gejala tambahan : sesak, nafas pendek (angina equivalent), pucat, keringat dingin, lemas, gelisah/takut, melayang/mbliyur/sinkop, berdebar, pusing
Pada angina pektoris yang stabil
Nyeri dada kumat-kumatan
Pencetus: aktifitas fisik, emosi
Durasi: 5-10 menit
Pengaruh obat atau istirahat dapat memperingan gejala; sifatnya tetap / stabil
Tidak perlu perawatan intensif
Patofisiologi:
Adanya plak stenosis kronis yang stabil dengan penyempitan lumen stenosis yang makin berat (70% atau lebih) akan menimbulkan gangguan suply dan demand sehingga timbul angina saat aktifitas fisik, bila stenosis makin berat maka nyerinya akan dicetuskann oleh hal yang ringan
Klasifikasi angina menurut Canadian cardiology society (CCS) dapat menggambarkan beratnya stenosis
Kelas I : angina saat aktifias berat, tidak timbul pada aktifitas rutin/ asimtomatis
Kelas II : angina timbul saat aktifitas rutin sehari-hari
Kelas III : angina timbul saat aktifitas ringan sehingga aktifitas rutin sangat terhambat
Kelas IV : angina timbul saat istirahat
ANGINA VARIAN - PRINZMETAL
Angina yang ditimbulkan oleh spasme dinding arteri tanpa lesi stenosis yang jelas
EKG dapat terjadi gambaran injury (elevasi segmen ST-T)
Diagnosa banding dari angina pektoris
Disectio Aorta sampai Ruptur aorta
Sakit muskuloskeletal
Gangguan saluran cerna : Esofageitis / Refluks , Gastritis, Pancreatitis , Kolesisistitis
Emboli paru , pleuropneumonia , pleuritis
Aorta stenosis , pericarditis , Stenosis pulmonal / mitral
Psikogenik
PENATALAKSANAAN:
Anti agregasi platelet (asam salisilat, clopidogrel)
Dilator vena/koroner
Ca. channel blocker yang mencegah spasme otot polos tunika media vaskuler
SINDROM KORONER AKUT
Terdiri dari : A. Angina tidak stabil
B. IMA dengan EKG ST elevasi ( IMA - STEMI)
C. IMA dengan EKG ST depresi- non ST elevasi (IMA - NonSTEMI)
TRIAGE:
O.I.M. (O2; IV line; Monitor EKG)
tentukan jenis SKA
EKG 12 lead
kalau perlu periksa enzim
Terapi standar pada semua ACS
ONIMAS : O2 4-6 ltr; Nitrat sublingual dilanjut IV; Morphin; Asetosal
ANGINA TIDAK STABIL
Nyeri dada lebih lama, 20 mnt atau lebih, lebih berat, lebih menderita , baru pertama kali diderita atau angina stabil yang memberat
faktor pencetusnya tidak jelas terjadi saat istirahat atau malam hari.Patofisiologi:
Adanya luka pada plak stenosis yang mungkin ringan sehingga tidak muncul gejala sebelumnya, menimbulkan perdarahan dan terbentuk trombus sehingga memperberat stenosis, dapat berlanjut terjadi oklusi total atau infark sehingga disebut preinfarction state
DIAGNOSA:
Nyeri dada iskemik
EKG tidak spesifik, berubah-ubah, bisa tampak segmen ST depresi
Enzim negatif
Diagnosa banding :
Infark miokard akut !!
Karena sebagian besar angina tidak stabil cenderung menjadi IMA maka perawatan harus disamakan dengan IMA yakni perawatan intensif.
PENATALAKSANAAN
1. ONIMAS (O2, nitrat, morfin kalau perlu, aspirin)
2. Antiangina lain (Betablocker; Ca. Channel blocker)
3. Antikoagulan pada angina unstable (heparin, low weight molecul heparin)
4. hilangkan faktor risiko yang dapat diubah
B . IMA - STEMIPenyebab : perdarahan didaerah plak stenosis akan menimbulkan trombus dan spasme yang akan menyumbat total aliran darah
PATOFISIOLOGI
Terjadinya trauma pada endotel yang labil dan rapuh yang melingkupi plak stenosis akan menimbulkan perlukaan, perdarahan, trombus dan spasme yang mengakibatkan terjadinya iskemi sel miokard.
Bila berlangsung terus dapat terjadi oklusi total, sel miokard dapat tahan 20 menit terhadap iskemi mendadak ini, diikuti metabolisme anaerob yang menghasilkan banyak asam laktat, sedikit ATP dan asidosis. Kondisi ini memudahkan terjadinya gangguan konduksi dan dysritmia. Bila sumbatan total berlangsung terus terjadilah infark yakni kematian sel disertai peningkatan ensim dan penurunan kontraktilitas.
Diagnosa WHO : 2 dari 3 kriteria diagnostik
1. Nyeri dada yang khas , gelisah , keringat dingin , lamanya lebih dari 30 menit
2. EKG menunjukkan segmen ST yang elevasi atau gelombang Q patologis
3. Enzim TROPONIN T , CK - MB , SGOT , SGPT , LDH
PENATALAKSANAAN
ONIMAS
Anti angina lain (Betabloker; Ca.chanel blocker)
Terapi fibrinolitik ( mis. Streptokinase )
Tentukan awal rasa nyeri ; bila kurang dari 4 jam kemungkinan trombus yang menyumbat a. koroner akan dapat hancur, namun bisa tetap diberikan sampai 12 jam bila masih ada nyeri dada saat penderita datang di RS
Bila infark luas dapat dilanjutkan dengan pemberian antikoagulan
ACE inhibitor setelah 6 jam atau bila sudah stabil
Obat - obat lain sesuai dengan komplikasi
Perhatikan kontraindikasi terapi fibrinolitik :
Riwayat perdarahan, tumor otak, stroke perdarahan 3 bln terakhir, resusitasi lama
C. IMA NonSTEMIPatofisiologi: adanya mikrothrombus yang menyebar ke cabang cabang arteri koroner sehingga terjadi gambaran kelainan subendokardial
DIAGNOSA a. Nyeri dada khas
b. EKG ST depresi
c. Enzim positif
PENATALAKSANAAN
terapi standar ONIMAS dan antiangina lain
Antikoagulan (Heparin; Low Molecul weight heparin)
GlycoProtein Iib/IIIa receptor inhibitor (Agravstat) terutama bila akan dilakukan angiografi - PCI
pemberian trombolitik akan lebih merugikan pada IMA NonSTEMI
Obat yang sesuai dengan komplikasi
KOMPLIKASI ACS
a. Syok Kardiogenik
b. Aritmia terutama ventrikel ( PVC , takhikardi / fibrilasiVentrikel )
c. Payah jantung kiri akut/edema paru akut
d. Insufisiensi mitral akut , VSD akut
e. Cardiac arrest
TINDAK LANJUT
Pada ACS dengan komplikasi dianjurkan untuk dilakukan Percutaneous Transluminal Intervension (PCI) untuk revaskularisasi atau pemasangan Intra Aortic Baloon Pump (IABP) dilanjutkan Coronary Artery Bypass Grafting - CABG
PENYULUHAN
- Hilangnya angina menjadi tujuan perawatan dengan memperbaiki keseimbangan suplai dan kebutuhan O2 miokard
- Mencegah pemburukan penyakit dengan menghilangkan semua faktor risiko.
- Berhenti merokok mengurangi 37% risiko, penurunan 10% kadar kholesterol menurun kan 20% risiko, penurunan tekanan diastol 6 mmHg menurunkan 10% risiko.
- Memberikan informasi pada pasien mengenai
hindari aktifitas dan kebiasaan yg menimbulkan angina misalnya makan berlebihan, merokok, olah raga berlebihan, berada di tempat dingin, strs berat
segera duduk/istirahat bila timbul angina,
gunakan pil antiangina, bisa sublingual 3X berturut-turut selang 5 menit.
Bila tidak hilang harus segera ke Unit gawat darurat
bila ada hipertensi gunakan obat yang sesuai secara teratur
jalankan program latihan secara bertahap untuk memperbaiki sirkulasi koroner dan menjaga berat badan, tekankan pentingnya penurunan berat badan bagi yang overweight
makanan porsi sedikit,beberapa kali, tinggi serat agar terhindar dari konstipasi,
menurunkan kadar kholesterol dan hipertensi.
Takar aktifitas fisik setingkat dibawah dosis ULBJ, memperbanyak porsi istirahat singkat saat bekerja, tidur sebelum larut, banyak rekreasi, kalau perlu konsultasi bagi yang mudah cemas dan gelisah, pelajari teknik relaksasi
GAGAL JANTUNG KIRI AKUT
Definisi : Payah jantung sistolik berat dengan edema paru akut (Acute Lung Oedema-ALO acute left heart failure)
Kejadian : 20% pada IMA, menimbulkan 1/3 total kematian IMA
Diagnosa :
1. Sesak nafas ( takhipneu , orthopnoe , dyspneu on effort, PND )
2. Pucat , perfusi jelek , akral dingin akibat curah jantung kurang dan vasokonstriksi perifer
3. Tekanan darah cenderung menurun
4. Suara jantung melemah, S3 dan S4
5. Ronchi basah halus di basal paru , makin berat ronchi makin jelas dan menyebar ke bagian atas paru
6. Sputa Rubra (sputrum kemerahan)
7. Foto polos dada : bendungan paru, kadang dengan pembesaran jantung, tampak lebih besar bila penderita dalam posisi baring posisi AP
8. Bising jantung, gejala kongesti dll.
Pemeriksaan Penunjang :
1. EKG : Iskemia luas , infark luas akut , infark lama yang luas
2. Ekokardiografi : fungsi sistolik & diastolik , dimensi ventrikel , fraksi ejeksi , analisa gerakan dinding ventrikel
3. Analisa gas darah ; saturasi O2 turun , asidosis metabolik
4. Pemeriksaan laboratorium darah : sakar darah , fungsi ginjal
5. kalau perlu monitor Swan Ganz untuk mengetahui tekanan wedge/kapiler paru dan tekanan akhir diastolik LV
Pengobatan
Nitroglycerine/ nitrat sublingual dilanjutkan IV 20-60-200 mcg/mnt
Diuretika intravenous ( Furosemide ) 1 mg/kgBB
Morfin 2- 5 mg IV pelan
ACE inhibitor
Koreksi keseimbangan asam-basa , elektrolit ,faktor memperberat / pencetus misalnya demam , anaemis , hipertensi dll
Adanya pemberatan penyakit ( aritmia , syok dll ) diberikan pengobatan standard yang sesuai
Dobutamin drip dosis 2-20 mcg/kgBB/mnt bila tidak ada tanda presyok
Dopamin 5-15 mcg/kgBB/mnt bila syok
RESPIRATOR bila terjadi gagal nafas
Perawatan lain sesuai dengan perawatan IMA.
Rehabilitasi dilakukan sedini mungkin.
SYOK KARDIOGENIK
Definisi : Sindroma yang berhubungan dengan menurunnya perfusi ke sistem organ vital khususnya ginjal , otak , hati , usus
Diagnosa :
1. Tekanan darah (/< 90 mmHg ( sistol )
2. Gelisah , akral dingin , oliguri / anuria , pucat , sesak nafas, keringat dingin, sianosis
3. Biasanya akibat IMA ( 10 - 20 % terjadi syok kardiogenik ) dengan
angka kematian yang tinggi , lebih dari 80 %
PEMERIKSAAN :
1. EKG : IMA , insufisiensi koroner akut , infark sub endocardial
2. Tekanan darah ( /< 90 mmHg sistol
3. Pulse / nadi = / ( 100x / mnt , kecil ; kadang pulsus alternans dan defisit, tidak teratur bila ada aritmia
4. Monitor hemodinamik menunjukkan Tekanan Wedge paru meningkat ( ( 12 mHg )
Diagnose banding :
1. Syok hipovolumik
2. Syok sepsis
Penyebab syok kardiogenik :
1. IMA
2. Emboli paru luas
3. Pasca bedah jantung terbuka
4. Tamponade akut
Pengobatan :
1. Koreksi faktor penyebab / pencetus seperti hipovolumia , febris , IMA / insufisiensi koroner ; pengosongan cairan perikard bila tamponade.
2. Loading cairan bila terjadi IMA ventrikel kanan ( monitor hemodinamik menunjukkan peningkatan tekanan ventrikel kanan dan atrium kanan dengan tekanan Wedge paru normal )
3. Dobutanium drip bila faktor kontraksi yg jelek
4. Dopamin drip dosis 5-15 mcg/kgBB
5. Noradrenalin bila syok berat
6. Intraaortic ballon - pump ( IABP )
7. Cardioversion bila aritmia
8. Digitalis
9. Respirator
DAFTAR PUSTAKA
1. Opie LH, Drug for the heart 3rd Ed Philadelphia; Saunders 1991
2. Gershlick AH, Acute management of myocardial infarction. Cardiovascular disorders. Medicine Intrtnl. 1997;40:62-67
3. Hurst JW, King III SB, Walter PF. Atherosclerotic coronary heart disease. Recocnition,Prognosis, and treadment.
4. JW Hurst The Heart.
5. AHA Textbook of Advance Cardiovascular Life Support; 2005
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Dr.Liliek Murtiningsih
21 Oktober 2002