pkm gt edited 5 maret 2011 16.41

25
PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan semakin tinggi. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya keterkaitan dan ketergantungan Indonesia dengan negara-negara lain melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi lain yang secara tidak langsung menyebabkan batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Keterkaitan dan ketergantungan harus diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam bersaing. Kemampuan ini diperlukan untuk mempertahankan eksistensi masyarakat Indonesia agar tidak tergerus oleh masyarakat negara lain. Pendidikan merupakan salah satu alat saing yang harus dimiliki guna menjadi katalisator tinggi atau rendahnya kualitas masyarakat. Namun saat ini kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia ditilik dari segi pendidikan masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kualitas SDM negara lain. Laporan dari Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada bulan November tahun 2007, menunjukkan bahwa peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 di antara 130 negara di dunia. Education Development Index (EDI) Indonesia adalah 0,935, di bawah Malaysia (0,945) dan Brunei Darussalam (0,965). Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah juga ditunjukkan dari data Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) pada tahun 2003 bahwa dari 146.052 Sekolah Dasar di Indonesia hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). (http://himdikafkipuntan.blogspot.com/2008/05/upaya- peningkatan-mutu-pendidikan.html ). Rendahnya kualitas SDM di Indonesia disebabkan salah satunya oleh kurang berfungsinya sektor pendidikan secara optimal dalam 1

Upload: rahayudamayanti

Post on 15-Feb-2016

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

program kreatifitas mahasiswa

TRANSCRIPT

Page 1: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan semakin tinggi. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya keterkaitan dan ketergantungan Indonesia dengan negara-negara lain melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi lain yang secara tidak langsung menyebabkan batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Keterkaitan dan ketergantungan harus diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam bersaing. Kemampuan ini diperlukan untuk mempertahankan eksistensi masyarakat Indonesia agar tidak tergerus oleh masyarakat negara lain. Pendidikan merupakan salah satu alat saing yang harus dimiliki guna menjadi katalisator tinggi atau rendahnya kualitas masyarakat. Namun saat ini kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia ditilik dari segi pendidikan masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kualitas SDM negara lain. Laporan dari Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada bulan November tahun 2007, menunjukkan bahwa peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 di antara 130 negara di dunia. Education Development Index (EDI) Indonesia adalah 0,935, di bawah Malaysia (0,945) dan Brunei Darussalam (0,965). Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah juga ditunjukkan dari data Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) pada tahun 2003 bahwa dari 146.052 Sekolah Dasar di Indonesia hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). (http://himdikafkipuntan.blogspot.com/2008/05/upaya-peningkatan-mutu-pendidikan.html). Rendahnya kualitas SDM di Indonesia disebabkan salah satunya oleh kurang berfungsinya sektor pendidikan secara optimal dalam rangka memberdayakan masyarakat secara keseluruhan. Rendahnya kualitas SDM berakibat pada rendahnya daya saing bangsa Indonesia di tengah-tengah percaturan global dalam berbagai aspek kehidupan.

Kemajuan bangsa Indonesia hanya bisa dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Salah satunya dapat dilakukan dengan menata pendidikan formal paling dasar yaitu Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar merupakan tingkat pendidikan yang diyakini mampu membentuk karakteristik dan minat siswa dalam membaca, menulis dan berkarya seni sederhana sehingga mampu melanjutkan dan mengembangkan kemampuannya dengan lebih signifikan ke tingkat pendidikan selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengembangkan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa, guna mengoptimalkan daya imajinasi, nalar, dan kreativitasnya dalam memahami dan mengingat materi pelajaran, yang dirasa lebih efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran yang bersifat monoton yang hanya menekankan menggunakan metode hapalan. Menurut Erik Erikson, seorang psikolog anak, mengatakan bahwa usia awal sekolah merupakan usia dimana perhatian anak sangat besar pada kerajinannya sendiri, atau kemampuan untuk melakukan segala sesuatu dengan baik. Anak-anak yang percaya diri dan yakin

1

Page 2: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

akan kemampuannya, mengembangkan rasa percaya diri dan konsep diri yang positif. Sedangkan anak yang kurang rajin dan enggan mengembangkan dirinya akan mengalami rendah diri dan memiliki perasaan kurang mampu. Pada tahap ini anak-anak memiliki tingkat motivasi yang tinggi apabila mampu diasah dengan optimal oleh pembimbingnya baik orang tua atupun guru. (http://www.fedus.org/artikel/bijakpendampingan.html). Dalam penyampaian materi, para guru juga cenderung menggunakan proporsi waktu yang lebih banyak hanya untuk meminta siswanya membaca sendiri atau ia yang menjelaskan materi dengan sarana pembantu seperti gambar dan objek yang jumlahnya sangat minim, yang menyebabkan daya imajinasi dan nalar anak tidak berkembang. Hal ini bertentangan dengan Jean Pieget, seorang profesor di bidang psikologi dari Universitas Geneva, Swiss,  yang berpendapat bahwa usia anak sekolah SD (7-11 tahun) masuk dalam tahap perkembangan kognitif konkret-operasional, yaitu masa dimana aktivitas mental dan pembelajaran anak terfokus pada gambar dan objek-objek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang telah atau pernah dialami. (http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/ciri-kecenderungan-belajar-dan-cara-belajar-anak-sd-dan-mi/).

Banyak sekolah yang kini mengaplikasikan metode pembelajaran yang bersifat monoton. Seperti halnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang kini pelaksanaannya membuat siswa merasa bosan, serta mengalami kesulitan untuk memahaminya. Para guru cenderung hanya meminta siswa membaca buku tanpa adanya gambar atau objek nyata, kemudian dilanjutkan dengan memberi penjelasan, dan terakhir meminta siswa untuk menjawab soal-soal pemahaman yang tertera di buku, dikumpulkan lalu diberi nilai. Apabila diminta untuk menjelaskan atau menceritakan kembali, siswa kerap mengalami kesulitan. Buku-buku yang disediakan di sekolah untuk pelajaran teori lebih banyak menyajikan teks panjang, yang hanya menampilkan gambar dengan jumlah yang sangat minim. Untuk buku yang bersifat menghitung, cenderung hanya menampilkan angka dan rumus. Sangat sedikit gambar-gambar yang disajikan seperti gambar bangun ruang berupa kubus, balok, dan lain sebagainya. Objek nyata yang disediakan sekolah pun jumlahnya sangat minim. Selain itu, objek nyata tersebut sangat jarang bisa dimiliki oleh siswa, agar dapat dipelajari dirumah. Selain karena harganya yang cukup mahal, para orang tua juga berpikiran bahwa objek tersebut hanya digunakan untuk sementara. Meskipun nantinya ada siswa yang mampu membeli, paling tidak siswa yang bersangkutan hanya membeli objek dengan jumlah yang tidak banyak. Pemahaman yang kurang pada materi pelajaran, dapat diperbaiki saat siswa berada di rumah dan dibimbing oleh orang tua. Namun terkadang orang tua cenderung menyerahkan masalah metode pembelajaran kepada pihak sekolah. Kini juga terdapat banyak hal yang mampu mengalihkan motivasi belajar siswa. Pada saat memiliki waktu senggang, siswa cenderung lebih memilih menonton televisi, bermain, membaca komik, bahkan tidak jarang ada yang sibuk menggunakan handphone. Keadaan yang seperti ini, semakin mempersulit siswa untuk melaksanakan proses pemahaman pelajaran yang didapat di sekolah.

Peran guru, orang tua, dan metode serta sarana pembelajaran yang tepat sangat diperlukan dalam membantu memecahkan permasalahan ini. Sarana berupa Lembar Kerja Siswa Rangkai Gambar (LKS Rangga) dan Lembar Kerja Siswa Amati Langsung (LKS Milan) merupakan salah satu alternatif yang mampu

2

Page 3: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran. Selain itu LKS ini juga mampu meningkatkan daya imajinasi, nalar, kreativitas, dan membuat siswa mampu lebih lama mengingat materi pelajaran. Disamping itu, skill siswa dalam menulis bisa lebih terasah. Dan dengan bantuan dua LKS ini, diharapkan dapat berkontribusi positif bagi perkembangan pendidikan Indonesia kedepannya.

Tujuan dan Manfaat

Karya tulis ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat, baik bagi penulis masyarakat, maupun pemerintah. Tujuan Penulisan 1. Untuk memberikan alternatif solusi melalui Lembar Kerja Siswa Rangkai

Gambar dan Lembar Kerja Siswa Amati Langsung yang dapat membantu mengatasi kesulitan siswa dalam memahami dan mengingat materi pelajaran di Sekolah Dasar.

Manfaat bagi Penulis

1. Dapat menambah pengetahuan serta meningkatkan keterampilan dalam menyampaikan gagasan tertulis secara kreatif yang nantinya diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.

2. Dapat meningkatkan daya nalar dalam memahami dan menjelaskan berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar.

3. Dapat meningkatkan kemampuan meneliti dan menganalisa penulis sebagai salah satu bagian dari masyarakat ilmiah.

Manfaat bagi Masyarakat

1. Dapat melatih masyarakat menjadi masyarakat yang lebih kritis dalam menghadapi fenomena yang terjadi di sekitarnya.

2. Dapat memberikan alternatif solusi bagi guru dan sekolah untuk dapat membantu siswa dalam memahami dan mengingat materi pelajaran di Sekolah Dasar.

Manfaat bagi Pemerintah

1. Dapat membantu pemerintah untuk menciptakan generasi muda yang kreatif, imajinatif dan mandiri.

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

3

Page 4: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

Dewasa ini, tingkat pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting. Tingkat pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur kualitas seseorang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Bab II Pasal 3 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Siswa sebagai subjek belajar, memiliki potensi dan karakteristik unik, yang sangat menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Kemampuan dan kesungguhan siswa merespon pengetahuan, nilai dan ketrampilan mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak hal yang sangat kompleks, yaitu siswa, sekolah, metode pembelajaran, keluarga dan lingkungan masyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang berkualitas dan berprestasi, perlu adanya optimalisasi seluruh unsur tersebut.

Metode pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran yang diberikan di sekolah. Materi pelajaran yang monoton cenderung hanya menuntut siswa membaca buku dengan teks panjang, tanpa memberikan sarana yang mampu membantu visualisasi siswa seperti gambar dan objek langsung. Metode seperti itu tidak hanya diaplikasikan di Sekolah Dasar negeri, namun juga di Sekolah Dasar swasta. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi perkembangan siswa. Secara tidak langsung, siswa hanya diberikan sedikit waktu untuk turut berpartisipasi di kelas. Siswa juga sangat sulit mengekspresikan dirinya. Hal ini mengindikasikan bahwa andil siswa di kelas sangatlah minim, dan hanya guru yang banyak berperan dan berpartisipasi.

Pihak sekolah dan para guru terkesan acuh tak acuh dengan permasalahan ini. Metode ini juga menyebabkan siswa menjadi kehilangan motivasi belajar, karena mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran, yang tentu akan berdampak buruk bagi kelangsungan minat belajar siswa yang bersangkutan kedepannya. Ketertarikan siswa juga akan semakin berkurang, karena hanya dituntut membaca, tidak ada gambar, ataupun objek yang menarik yang bisa diamati. Menurut Howard Gardner psikolog dari Amerika, dalam bukunya yang berjudul Self Smart, ada berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan dari seorang anak. Kecerdasan tersebut adalah word smart atau kecerdasan dalam berbahasa, music smart atau kecerdasan dalam bermusik, body smart atau kecerdasan dalam menggerakkan tubuh, picture smart atau kecerdasan dengan menggunakan gambar atau objek dengan sangat detail, self smart atau kecerdasan untuk mengenali diri sendiri, people smart atau kecerdasan untuk berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain, serta logic smart atau kecerdasan berpikir logis dalam menghubungkan masalah satu dengan yang lain (4). Picture smart merupakan salah satu kecerdasan anak yang mampu digali melalui bantuan berupa gambar. Namun hal ini bertolak belakang dengan keadaan buku bergambar yang mampu disediakan Sekolah Dasar di Indonesia. Buku-buku yang disediakan baik untuk mata pelajaran teori ataupun berhitung masih menampilkan gambar dengan jumlah yang minim. Selain itu, objek nyata yang disediakan pun masih kurang. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak menggunakan daya imajinasinya dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang terjadi pada SD No.

4

Page 5: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

4 Sumerta yang berada di wilayah Denpasar Timur. Di sekolah tersebut, hanya terdapat 6 objek atau bangunan persegi, 2 persegi panjang, 4 kubus, 2 lingkaran, 4 balok, dan 3 prisma segitiga. Jumlah ini tentu dirasa sangat kurang apabila digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dari kelas 2 hingga kelas 6. Kurangnya ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran menyebabkan mereka lebih memilih untuk mengobrol dengan temannya atau melakukan aktivitas lain yang bertolak belakang dengan proses pembelajaran.

Pada umumnya para guru lebih terorientasi terhadap nilai dari anak didiknya. Tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswanya adalah nilai, padahal nilai yang diperoleh siswa belum sepenuhnya didapatkan dengan cara yang murni, dan tidak menjamin bahwa dengan nilai yang bagus seorang siswa sudah memahami pelajaran di sekolahnya dengan baik. Tidak menutup kemungkinan nilai tersebut didapatkan dengan cara mencontek. Untuk meminimalisasi ketidakpahaman siswa terhadap materi pelajaran serta menciptakan siswa yang mandiri dan memiliki daya saing diperlukan adanya metode pembelajaran yang efektif, menarik, dan lebih menekankan kepada tingkat partisipasi siswa. Metode tersebut juga harus dilengkapi dengan sarana yang mendukung.

Solusi yang Pernah di Tawarkan Sebelumnya

Beberapa Sekolah Dasar telah mencari alternatif guna menyelesaikan permasalahan sulitnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran. Salah satunya adalah dengan mengadakan les tambahan yang diadakan diluar jam efektif sekolah. Les ini pada umumnya dilaksanakan sore hari, setelah siswa pulang dan beristirahat siang. Hal ini bertujuan agar siswa merasa lebih fresh dalam mengikuti kegiatan les tersebut. Namun alternatif ini terkadang menimbulkan beberapa permasalahan bagi siswa ataupun guru. Ditinjau dari pihak siswa, mereka cenderung akan merasa terbebani dengan les tambahan ini. Terlebih lagi umur siswa saat Sekolah Dasar, masih sering dikategorikan kedalam usia belajar dan bermain. Tingkat belajar yang diberikan sebaiknya seimbang dengan tingkat bermain, dan beristirahat yang harus dilakukan oleh siswa. Apabila tidak, siswa akan merasa terbebani, dan pelajaran yang diberikan pada saat les tambahan tidak mampu diresapinya dengan baik. Les tambahan yang diberikan pun, tidak hanya berasal dari sekolah yang bersangkutan, namun bisa juga berasal dari bimbingan belajar yang diadakan oleh lembaga tertentu. Selain itu, kerap kali orang tua meminta anaknya untuk mengikuti les tambahan lain, diluar akademis guna menunjang prestasi non akademis siswa seperti les menggambar, menari, dan lain sebagainya. Hal ini bertolak belakang dengan buku Smart Kids yang dikarang oleh Murtisari seorang ahli pendidikan, bahwa dengan memperpadat kegiatan anak justru dapat membawa hasil yang bertolak belakang dengan harapan orang tua semula, yaitu prestasi yang tinggi. Jumlah waktu belajar mandiri (di luar jam belajar sekolah) dalam 1 hari yang baik untuk dilakukan oleh anak berusia 7 hingga 12 tahun adalah cukup 1 hingga 2 jam setiap hari, selama 5 hari dalam satu minggunya dan dilakukan secara konsisten. Hal ini tentunya dilakukan agar anak tidak mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun rohani. Kelelahan jasmani

5

Page 6: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

terlihat dengan lemah lunglainya tubuh, sedangkan kelelahan rohani ditandai dengan adanya kelesuan, kebosanan dan sulit berkonsentrasi.

Dalam pelaksanaan les tambahan ini, para guru yang mengajar akan diberikan insentif oleh sekolah. Insentif yang diberikan dihitung dari setiap pertemuan yang mampu diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Dengan pemberian insentif ini, para guru diharapkan mampu termotivasi untuk mengajar les dengan baik. Namun kendala yang dialami guru justru bukan dari segi insentif, melainkan para guru yang memberikan materi tambahan kerap mengalami gangguan fisik seperti keletihan. Hal ini disebabkan karena guru tersebut telah mengajar siswa dari pagi kemudian dilanjutkan hingga sore saat pemberian les tambahan. Keletihan seperti ini akan membuat konsentrasi guru untuk memberikan materi semakin berkurang, sehingga materi yang diberikan pun menjadi tidak optimal.

Pihak guru terkadang lebih banyak memberikan pekerjaan rumah dengan tujuan agar siswanya melanjutkan pemahaman materi pelajarannya di rumah. Namun tidak semua siswa dapat melakukan hal seperti itu. Terkadang pekerjaan rumah yang diberikan dikerjakan justru oleh pihak kelurga dari siswa yang bersangkutan baik itu orang tua, ataupun pihak keluarga lainnya. Hal ini tentu dapat menimbulkan ketidakmandirian pada siswa. Perlu adanya kerjasama yang baik yang dilakukan antara pihak guru dan orang tua, agar tercipta suasana belajar anak yang kondusif.

LKS Rangkai Gambar dan LKS Amati Langsung Sarana Metode Pembelajaran yang Kreatif dan Imajinatif untuk Siswa Sekolah Dasar

Kurikulum yang diterapkan di Indonesia saat ini masih cenderung bersifat text book, meskipun pemerintah berusaha menerapkan kurikulum yang lebih terpusat pada siswa namun kenyataan di lapangan, peran guru dalam kegiatan belajar mengajar masih lebih dominan. Hal ini akan menyebabkan siswa lebih bergantung kepada guru dan buku pelajaran sehingga tidak dapat mengandalkan daya nalar sendiri untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan mudah untuk terus diingat. Oleh sebab itu LKS Rangga (Lembar Kerja Siswa Rangkai Gambar) dan LKS Milan (Lembar Kerja Siswa Amati Langsung) dapat digunakan untuk membantu siswa agar menggunakan daya nalarnya sendiri dalam mendiskripsikan isi bab dalam suatu materi pelajaran yang akan dibahas.

LKS Rangga adalah suatu lembar kerja siswa yang hanya berisikan gambar-gambar imajinatif dan menarik yang mengilustrasikan isi dari bab yang akan dibahas. LKS ini hanya berisikan gambar dan tidak mencantumkan tulisan. Sebelum membahas suatu bab, guru menugaskan para siswa untuk merangkai suatu cerita secara tertulis berdasarkan gambar-gambar yang tercantum dalam LKS Rangga. Siswa dapat merangkai cerita sebebas mungkin berdasarkan daya imajinasi dengan bahasa mereka masing-masing. Kemudian guru akan menunjuk dua atau tiga siswa untuk membacakan cerita yang telah mereka susun. Setelah mendengar cerita siswa-siswa tersebut guru mulai menjelaskan mengenai materi bab tersebut dan mulai memberikan pemahaman yang benar mengenai maksud dari gambar tersebut dan hubungannya dengan materi bab yang sedang dibahas. Misalkan dalam bab yang membahas Pesawat Sederhana gambar yang

6

Page 7: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

ditampilkan adalah suatu gambar bercerita yang berisikan aplikasi dari pesawat sederhana itu sendiri seperti jungkat-jungkit, katrol sumur, gunting dan lain sebagainya. Pada awalnya para siswa tidak mengetahui hubungan gambar-gambar tersebut dengan bab yang akan dibahas. Mereka diminta untuk menuliskan imajinasi mereka berdasarkan gambar yang mereka lihat. Setelah guru menjelaskan mengenai isi bab dan memberikan pemahaman bahwa gambar yang tercantum tersebut merupakan aplikasi dari pesawat sederhana siswa akan secara mudah menangkap definisi dari pesawat sederhana dan contoh-contohnya dalam dunia nyata. Dalam proses pembelajaran ini, cerita yang telah disusun para siswa tidak ada yang salah atau pun benar. Karena semua berdasarkan daya imajinasi masing-masing, LKS ini terlebih dahulu mengajak siswa berpikir mandiri untuk mampu mendekripsikan bab yang akan dibahas dengan gambar-gambar yang imajinatif yang tentunya akan membuat siswa lebih antusias dan membantu siswa agar lebih cepat memahami dan menangkap materi bab yang sedang dibahas, hal ini disebabkan karena sebelumnya mereka telah membuat definisi sendiri dengan cara mendeskripsikan gambar-gambar yang sudah ada. LKS ini juga akan memudahkan siswa untuk mengingat materi bab lebih lama, karena sesuatu yang diawali dengan gambar-gambar yang menarik dan mengajak untuk menggunakan daya imajinasi dari masing-masing siswa akan lebih mudah dan lama diingat oleh para siswa.

Tidak setiap pelajaran dapat dideskripsikan dengan gambar. Terkadang dibutuhkan objeknya secara langsung guna membantu siswa untuk memahami dan mengingat materi yang sedang dibahas. Contohnya adalah bab yang membahas mengenai bangun ruang. Untuk memudahkan siswa mengingat dan memahami yang mana disebut rusuk, sisi, atau berapa jumlah rusuk yang terdapat pada kubus, siswa harus dapat melihat, mengamati dan menghitung jumlah rusuk kubus secara langsung. Sehingga ini akan memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami materi mengenai bangun ruang. LKS Milan adalah sebuah lembar kerja yang berisi objek-objek pelajaran tertentu yang ditampilkan secara 3D. LKS Milan memiliki konsep yang sama dengan buku cerita anak-anak 3D yakni suatu objek akan muncul dari tengah-tengah halaman jika halaman tersebut dibuka sehingga akan tampak lebih nyata.

Pertama-tama sebelum memulai membahas suatu bab, siswa ditunjukan suatu objek yang terdapat dalam LKS Milan tersebut. Kemudian siswa diminta untuk mengamati dan menuliskan apa pun yang dapat mereka amati mengenai benda tersebut. Pada tahap ini siswa diberikan kebebasan untuk mengamati objek tersebut dari segi apa saja dan menuliskannya dengan bahasa masing-masing. Setelah itu, guru mulai menjelaskan materi bab tersebut dan mulai memberikan definisi dan deskripsi secara terperinci dari objek yang terdapat dalam LKS Milan, serta memberikan pemahaman yang benar tentang keterkaitan objek dengan materi bab yang sedang dibahas. Hal tersebut membuat siswa yang sebelumnya telah menuliskan hasil observasinya sendiri bisa menangkap dengan baik materi yang sedang dibahas. Dengan LKS Milan ini siswa akan secara langsung dapat mengobservasi objek yang sedang dibahas sehingga akan lebih mudah untuk memahami materi pelajaran. LKS Milan ini juga membantu siswa mengingat lebih lama materi yang diajarkan karena mereka secara langsung menyentuh dan mengamati objek tersebut. Contoh lain pengaplikasian LKS ini yakni dapat membantu siswa untuk menghapal urutan planet-planet yang terdapat

7

Page 8: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

dalam galaksi bima sakti, karena setiap karakteristik planet dapat dapat ditampilkan secara nyata maka siswa akan mudah untuk mengenali setiap planet dan menghapal urutan planet tersebut.

LKS Rangga dan LKS Milan memberikan suatu metode pemahaman materi pelajaran melalui gambar dan objek secara langsung. Di usia Sekolah Dasar siswa lebih menyukai penjelasan dengan gambar dibandingkan hanya dengan tulisan. Dengan bantuan gambar siswa dapat secara langsung mengamati dan mengimajinasikan materi yang sedang dibahas, sehingga siswa akan dengan mudah menangkap dan mengingat materi yang sedang dibahas.

Keunggulan dari metode pembelajaran ini adalah pertama dapat meningkatkan peran siswa dalam proses belajar mengajar. Sebelum memulai membahas suatu bab, siswa akan diajak mengimajinasikan dan mendesripsikan isi bab tersebut berdasarkan gambar dan objek yang dilihat. Kemudian siswa diajak untuk menuliskan imajinasi mereka mengenai gambar-gambar yang tercantum ataupun objek yang muncul. Sehingga peran siswa disini adalah membuat definisi dan deskripsi sendiri mengenai materi bab yang dibahas berdasarkan imajinasi mereka masing-masing. Meskipun apa yang mereka imajinasikan, ataupun apa yang mereka tulis menyimpang dari pokok bahasan bab yang akan dibahas bukanlah suatu masalah, karena nantinya guru ketika menjelaskan bab tersebut akan memberikan pemahaman yang benar mengenai keterkaitan gambar-gambar dalam LKS tersebut dengan materi yang sedang dibahas, sehingga siswa yang pada awalnya mengimajinasikan gambar tersebut menyimpang dari pokok bahasan bab akan pelan-pelan pemahamannya mengarah pada materi yang sedang dibahas. Dengan gambar-gambar tersebut guru akan mudah mendefinisikan, menjelaskan dan memberi contoh pengaplikasian materi dalam dunia nyata sehingga jika telah diberikan gambar-gambar terutama gambar yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa akan mudah memahami penjelasan yang diberikan. Dengan memahami suatu materi bab akan memudahkan siswa untuk mengingat dalam jangka waktu yang lama dibandingkan menghapal materi tersebut. LKS Rangga memberikan solusi pemecahan dari masalah siswa untuk mengingat materi yang sudah pernah diajarkan. Media gambar yang ditampilkan dalam LKS ini tidak hanya memudahkan siswa dalam memahami isi bab tersebut, namun juga memudahkan siswa untuk mengingat materi dari bab tersebut. Selain itu dengan LKS Rangga, siswa sebelumnya telah diminta menuliskan cerita dengan imajinasi masing-masing berdasarkan gambar-gambar yang ada. Ini memudahkan siswa untuk mengingat lebih lama materi yang sudah pernah diajarkan. Secara tidak langsung para siswa telah menanamkan pemahaman materi bab dalam imajinasi mereka masing-masing. Metode ini lebih memudahkan siswa mengingat materi yang sudah dibahas dibandingkan siswa yang mengingat materi pelajaran yang sudah dibahas dengan cara menghapal.

Kenggulan LKS Milan yakni membantu siswa memahami objek-objek dalam materi bab yang susah dibayangkan, sehingga membutuhkan objeknya secara langsung. LKS Milan akan membantu meningkatkan daya observasi siswa. Ketika halaman LKS Milan dibuka akan secara langsung muncul objek yang sedang dibahas. Misalkan kubus, sebelum dijelaskan apa itu kubus, berapa jumlah rusuk kubus dan sebagainya, siswa diminta untuk mendesripsikan sendiri objek yang sedang mereka lihat kemudian menuangkannya kedalam tulisan, sehingga cara ini akan melatih daya obeservasi siswa dan memberikan penanaman

8

Page 9: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

mendalam mengenai bentuk atau karekteristik dari objek tersebut. Kemudian siswa akan lebih mudah memahami materi yang sedang dibahas, karena objek yang sedang dibahas langsung dapat mereka lihat dan mereka amati dan objek tersebut telah mereka deskripsikan ke dalam imajinasi mereka masing-masing. Kemudian LKS Milan ini juga membantu daya ingat siswa, siswa akan lebih mudah mengingat jika diberikan kesempatan melihat objek tersebut secara langsung dibandingkan hanya diberi catatan dan hapalan. Ingatan ini akan dapat bertahan lama karena mereka telah mengamati objek secara langsung.

Manfaat Gagasan

LKS Rangga dan LKS Milan ini dapat menjadi alternatif solusi dalam membantu siswa Sekolah Dasar untuk meningkatkan daya imajinasi, kreativitas dan daya observasi serta membantu siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran. Berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa, guru dan sekolah, beserta pemerintah akan menjawab seberapa jauh gagasan LKS Rangga dan LKS Milan ini dapat membantu meningkatkan daya pemahaman dan daya ingat siswa terhadap materi plejaran di Sekolah Dasar. Adapun manfaat yang diberikan, yaitu :

Manfaat Bagi Siswa

1. Membantu Meningkatkan Daya Imajinasi dan Daya Observasi Siswa

LKS Rangga merupakan LKS yang berisi gambar-gambar tanpa teks yang berkaitan dengan bab yang akan dibahas. Siswa diminta untuk membuat cerita mengenai gambar-gambar tersebut berdasarkan daya imajinasi masing-masing. Dengan demikian jika dibiasakan untuk mendeskripsikan gambar-gambar sebelum memulai membahas suatu materi akan terus meningkatkankan daya imajinasi dan kreativitas siswa. Jika yang diimajinasikan siswa menyimpang dari materi bab yang sedang dibahas bukanlah suatu masalah, karena nanti akan diberikan pemahaman yang benar oleh guru ketika mulai membahas materi bab tersebut. Sedangkan LKS Milan meningkatkan daya observasi siswa dalam mengamati suatu objek yang akan dibahas dalam materi suatu bab. Karena sebelum diberi penjelasan siswa diminta menuliskan hasil observasi benda yang muncul dalam LKS Milan

2. Membantu Meningkatkan Daya Pemahaman Siswa

Sebelum memulai membahas suatu materi bab, siswa diminta untuk menuliskan imajinasi mereka berdasarkan gambar-gambar atau menuliskan hasil observasi mereka berdasarkan objek yang mereka lihat. Ini akan membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi yang akan dibahas, karena tanpa disadari mereka telah membuat suatu deskripsi mengenai materi yang akan dibahas kedalam imajinasi masing-masing. Ketika guru mulai menjelaskan, siswa akan mudah menangkap penjelasan tersebut. Gambar dan objek yang langsung dilihat akan memudahkan siswa untuk menangkap penjelasan dari guru. Hal ini

9

Page 10: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

dikarenakan gambar-gambar yang ditampilkan adalah gambar yang menarik dan merupakan gambar pengaplikasian materi yang sedang dibahas dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini akan memudahkan siswa memahami suatu materi dibandingkan hanya membaca tulisan yang terkadang tidak semua siswa dapat memahami dan mengerti kalimat perkalimat dengan baik.

3. Membantu Meningkatkan Daya Ingat Siswa

Siswa akan lebih mudah mengingat sesuatu yang sering mereka jumpai sehari-hari atau sesuatu yang langsung mereka lihat dan langsung mereka amati. LKS Rangga yang merupakan LKS bergambar namun tanpa teks akan membantu siswa dalam mengingat materi yang sedang dibahas. Seperti proses yang sudah dijelaskan, siswa diminta terlebih dahlu menceritakan gambar yang mereka lihat berdasarkan daya imajinasi masing-masing, karena dengan mendeskripsikan sendiri siswa akan lebih mudah untuk mengingat materi yang sedang dibahas. Di tengah pelajaran nanti guru akan menjelaskan materi dan memberikan pemahaman keterkaitan gambar dengan materi yang sedang dibahas hal ini akan lebih mudah diingat siswa dibandingkan siswa dituntut untuk membaca banyak tulisan dan dituntut untuk menghapal. Dengan metode menghapal materi pelajaran, akan susah untuk diingat oleh para siswa. Gambar atau objek langsung akan membuat daya ingat siswa lebih lama. Manfaat Bagi Guru dan Pihak Sekolah

1. Memudahkan Guru dalam Menjelaskan Suatu Materi Pelajaran

Dengan bantuan meode pembelajaran menggunakan LKS Rangga dan LKS Milan akan memudahkan guru dalam memberikan penjelasan ataupun pemahaman mengenai bab yang sedang dibahas. LKS Rangga membantu guru untuk mendeskripsikan dan menjelaskan materi dalam bab yang sedang dibahas dengan gambar-gambar yang menarik dan merupakan pengaplikasian materi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ini, akan memudahkan guru dalam mengambil contoh dan menjelaskannya kepada siswa. Dengan bantuan gambar atau objek, daya imajinasi siswa akan bekerja untuk memudahkan memahami dan mengingat materi bab yang sedang dibahas.

2. Meningkatkan Citra Sekolah

Setiap sekolah mengharapkan dapat mencetak lulusan yang unggul dan berdaya saing, sehingga siswanya dapat melanjutkan ke sekolah favorit di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan menerapkan metode pembelajaran menggunakan LKS Rangga dan LKS Milan, membantu siswa untuk dapat memahami dan mengingat materi pelajaran di bangku Sekolah Dasar dengan baik, sehingga memiliki bekal yang cukup ketika melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Jika dapat menciptakan lulusan yang unggul dan berdaya saing serta mayoritas lulusannya diterima di sekolah menengah pertama favorit maka akan dapat meningkatkan citra dari sekolah tersebut.

10

Page 11: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

Manfaat Bagi Pemerintah

1. Membantu Pemerintah Menerapkan Metode Pembelajaran Student Center Learning

Saat ini pemerintah sedang menggalakan penerapan metode pembelajaran Student Center Learning. Metode ini mengharapkan siswa memiliki peran yang lebih besar dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dibandindingkan dengan guru. Metode ini cocok dilaksanakan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni jenjang SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Namun dengan bantuan LKS Rangga dan LKS Milan akan meningkatkan peran siswa Sekolah Dasar didalam kegiatan belajar mengajar. Karena sebelum membahas satu bab, siswa terlebih dahulu di ajak untuk mendeskripsikan materi yang akan dibahas dengan merangkai cerita dari gambar-gambar atau dengan mengamati objek secara langsung melalui media LKS Milan. Hal ini akan membuat siswa terlebih dahulu berusaha untuk berpikir secara mandiri sebelum mendapatkan pemahaman yang benar dari guru. Jika siswa terus dibiasakan dengan metode ini siswa akan siap untuk menggunakan metode Student Center Learning di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Terlebih lagi, seperti yang kita ketahui bahwa metode Student Center Learning belum dapat diterapkan dengan baik di sekolah-sekolah atau di perguruan tinggi Indonesia.

2. Menciptakan Generasi Muda yang Kreatif, Imajinatif dan Mandiri

Dibiasakannya siswa untuk berimajinasi dalam menceritakan gambar atau mengobservasi objek yang ada akan menciptakan suatu budaya berpikir kreatif dan original karena siswa menulis berdasarkan dari daya nalar dan imajinasi mereka masing-masing. Dengan begitu budaya untuk berpikir kreatif dan imajinatif akan tumbuh di jiwa siswa. Siswa akan diajak lebih mandiri karena sebelum memulai suatu pokok bahasan mereka akan membuat suatu cerita atau definisi dari gambar atau objek yang mereka lihat dengan imajinasi mereka sendiri. Dalam proses ini mereka tidak dibantu oleh teman, guru, ataupun otangtua namun pada proses selanjutnya guru akan memberikan pemahaman yang benar mengenai gambar-gambar atau objek-obek tersebut. Dengan membiasakan siswa menggunakan metode pembelajaran menggunakan LKS Rangga dan LKS Milan akan menciptakan generasi yang tidak hanya bergantung kepada orang lain yakni guru ataupun generasi yang hanya mengandalkan text book dan dengan cara menghapal bukan memahami pelajaran yang diberikan. LKS Rangga dan LKS Milan membantu meningkatkan daya kreatifitas, imajinasi dan observasi siswa. Sehingga siswa memiliki bekal dalam kehidupan sehari-hari untuk berpikir kreatif dan dapat mengobservasi suatu masalah untuk memecahkan masalah secara mandiri.

Pihak-Pihak Pembantu Pengimplementasian Gagasan

11

Page 12: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan gagasan LKS Rangga dan LKS Milan ini adalah Pemerintah, Guru dan Sekolah serta Keluarga Siswa dan Masyarakat Luas. Peran pemerintah adalah sebagai penyedia LKS Rangga dan LKS Milan kemudian pemerintah sebagai pihak yang membantu menyosialisasikan metode ini kepada seluruh Sekolah Dasar di Indonesia. Sebelum metode ini dilaksanakan pemerintah harus memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru Sekolah Dasar agar metode ini dapat dilaksanakan dengan baik. Kemudian pemerintah juga membuatkan peraturan tertulis, dan tata cara pelaksanaan metode ini sehingga setiap sekolah dapat melaksanakannya dengan baik dan yang terakhir pemerintah mengawasi dan memastikan metode ini dapat berjalan dengan baik di setiap Sekolah Dasar.

Guru dan pihak sekolah memiliki peran yang besar dalam pengimplementasian gagasan ini, karena mereka adalah pihak yang langsung berinteraksi dengan siswa. Peran pihak sekolah adalah menyosialisasikan metode pembelajaran ini secara bertahap kepada siswa dan orangtua siswa. Sekolah juga berperan untuk menjaga agar metode ini dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan harapan yang diinginkan, oleh karena itu pihak sekolah wajib melaksanakan metode ini seperti yang telah ditentukan oleh pemerintah dan mengirim guru untuk mengikuti pelatihan. Pihak guru yang akan menggunakan metode ini berperan sebagai fasilitator di dalam kelas. Secara perlahan guru harus menjelaskan langkah-langkah metode ini kepada siswa, guru juga harus konsisten dalam menggunakan metode LKS Rangga dan LKS Milan ini. Ketika ada siswa yang menyimpang dalam mendeskripsikan pokok bahasan yang sedang dibahas, di tengah pembahasan materi bab guru memberikan pemahaman yang tepat mengenai keterkaitan gambar-gambar tesebut dengan isi materi bab yang sedang dibahas. Jadi guru harus mengerti betul keterkaitan setiap gambar atau objek dengan materi yang sedang dibahas.

Pihak terakhir yang berperan adalah keluarga siswa yang juga harus memotivasi dan mengingatkan agar siswa berlatih menuliskan cerita atau mendeskripsikan objek di dalam LKS Rangga dan LKS Milan. Keluarga di rumah tidak diperkenankan untuk membantu siswa dalam membuat suatu cerita. Namun keluarga harus memberikan siswa waktu khusus guna melatih siswa menggunakan metode ini. Jika dibiasakan siswa akan terbiasa untuk menuliskan yang diimajinasikan atau hasil observasi dan terbiasa untuk berpikir kreatif secara mandiri. Peran masyarakat adalah mengawasi dan mengevaluasi metode ini sehingga dapat dijalankan dengan baik di setiap sekolah dan dapat tercapainya tujuan dari metode pembelajaran menggunakan LKS Rangga dan LKS Milan ini yakni untuk meningkatkan kreatifitas, daya nalar dan imajinasi siswa, meningkatkan daya tangkap dan pemahaman siswa kepada suatu materi dan membantu siswa untuk mengingat lebih lama materi yang telah dibahas.

Langkah Pengimplementasian Gagasan

Guna melaksanakan gagasan yang diajukan perlu dilakukannya beberapa hal. Langkah strategis yang akan dilakukan dibagi dalam beberapa tahap. Pertama yaitu menyediakan LKS Rangga dan LKS Milan secara bertahap. Pemerintah harus menyiapkan LKS yang dalam pelaksanaanya dapat mengajak

12

Page 13: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

pihak swasta. Kemudian pemerintah menunjuk beberapa sekolah untuk menjadi pilot project metode LKS Rangga dan LKS Milan ini. Cara ini dipilih karena sebelum diterapkan ke seluruh Indonesia pemerintah dapat mengevaluasi dan memperbaiki metode LKS Rangga dan LKS Milan ini sehingga nantinya metode ini akan lebih baik dan siap dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.

Tahap kedua adalah dengan melakukan langkah sosialisasi kepada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Pemerintah harus dapat menyosialisasikan metode LKS Rangga dan LKS Milan dengan baik agar sekolah siap dalam mengaplikasikan metode LKS Rangga dan LKS Milan. Pemerintah juga harus memberikan pelatihan kepada guru yang akan mengajar dengan menggunakan metode LKS Rangga dan LKS Milan, sehingga guru dapat lebih mudah memberikan penjelasan dan memandu siswa tentang cara menggunakan LKS ini. Guru juga harus paham betul dengan metode ini sehingga dalam proses belajar mengajar guru dapat dengan baik dan konsisten menerapkan metode LKS Rangga dan LKS Milan ini. Mereka juga harus sadar memiliki tugas yakni untuk memberikan pemahaman yang tepat mengenai keterkaitan gambar-gambar dan objek yang terdapat dalam LKS dengan materi yang ada. Guru juga harus memotivasi siswanya untuk berlatih lebih giat, serta mampu memberikan pemahaman bahwa imajinasi atau hasil observasi yang ditulis bukan merupakan imajinasi atau hasil observasi dari temannya atau bantuan dari orangtuanya. Kemudian guru harus lebih fleksibel dalam mengajar sehingga siswa semakin tertarik untuk menggunakan metode LKS Rangga dan LKS Milan ini.

Cara ketiga adalah diberikannya kebebasan masing-masing sekolah untuk mengembangkan metode LKS Rangga dan LKS Milan ini sesuai dengan lingkungan sekolah yang bersangkutan. Cara ini akan membantu guru dan siswa agar lebih cepat beradaptasi dan metode ini lebih cepat dapat diterima dan dapat diaplikasikan di sekolah tersebut dengan baik, namun harus tetap sesuai dengan konsep dasar dari pemerintah mengenai metode LKS Rangga dan LKS Milan ini.

Cara yang terakhir adalah pihak sekolah memberikan pemahaman secara bertahap kepada setiap siswa mengenai metode LKS Rangga dan LKS Milan ini. Sehingga siswa tidak kaget atau merasa terbebani dengan metode ini. Jika siswa secara bertahap dikenalkan dengan metode ini dan konsisten dilakukan di setiap mata pelajaran maka siswa akan terbiasa dan senang menggunakan metode LKS Rangga dan LKS Milan ini. Sehingga tujuan untuk menumbuhkan kreatifitas dan imajinasi, meningkatkan daya pemahaman dan daya tangkap siswa serta membantu siswa mengingat materi yang dibahas akan dapat terwujud. Pihak sekolah juga harus menyosialisasikan metode ini kepada orang tua siswa, sehingga di rumah orang tua dapat membantu melatih siswa dalam menggunakan metode pembelajaran ini. Hendaknya siswa diberikan waktu khusus dan teratur untu berlatih menggunakan metode ini di rumah. Sehingga budaya menulis dan berpikir imajinatif dan kreatif secara mandiri akan terbentuk. Orangtua juga dilarang untuk membantu membuat cerita atau mendeskripsikan objek yang terdapat dalam LKS, namun orangtua dapat meberikan petunjuk-petunjuk sehinga imajinasi dari siswa dapat muncul. Jika pemerintah, sekolah, guru, siswa dan orangtua siswa siap maka metode LKS Rangga dan LKS Milan ini akan dapat diimplementasikan dengan baik dan akan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

SIMPULAN

13

Page 14: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

Gagasan yang Diajukan

Gagasan yang diajukan untuk meningkatkan daya imajinasi dan kreatifitas siswa, meningkatkan daya tangkap dan pemahaman siswa dan membantu siswa untuk mengingat lebih lama materi pelajaran yang sudah dibahas adalah dengan menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan LKS Rangga dan LKS Milan. Metode pembelajaran dengan menggunakan LKS Rangga dan LKS Milan adalah metode pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran melalui media gambar dan objek yang terdapat dalam LKS Rangga dan LKS Milan, LKS Rangga meruapakan LKS yang berisi gambar-gambar menarik namun tidak berisi teks. Gambar-gambar tersebut merupakan deskripsi isi dan contoh pengaplikasian dari materi bab yang sedang dibahas yang mudah ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum memulai pelajaran, siswa diminta untuk merangkai suatu cerita berdasarkan gambar yang mereka lihat dengan daya imajinasi masing-masing. Cerita tersebut mereka tuliskan dengan bahasa sendiri. Setelah itu guru akan meminta 2 atau 3 siswa untuk membacakan cerita yang sudah mereka buat. Selanjutnya guru akan mulai membahas materi bab tersebut, dan dalam penjelasannya guru juga memberikan pemahaman yang tepat tentang keterkaitan gambar-gambar tersebut dengan materi bab yang sedang dibahas.

LKS Milan adalah adalah sebuah lembar kerja yang berisi objek-objek pelajaran tertentu yang ditampilkan secara 3D. LKS Milan memiliki konsep yang sama dengan buku cerita anak-anak 3D yakni suatu objek akan muncul dari tengah-tengah halaman jika halaman tersebut dibuka sehingga akan tampak lebih nyata. Pertama-tama sebelum memulai membahas suatu bab, siswa ditunjukan suatu objek yang terdapat dalam LKS Milan tersebut. Kemudian siswa diminta untuk mengamati dan menuliskan apa pun yang dapat mereka amati mengenai benda tersebut. Selanjutnya guru mulai menjelaskan materi bab tersebut dan mulai memberikan definisi dan deskripsi secara terperinci dari objek yang terdapat dalam LKS Milan. Kemudian tidak lupa juga guru memberikan pemahaman yang benar tentang keterkaitan objek dengan materi bab yang sedang dibahas. Sehingga siswa yang tadi menuliskan hasil observasinya sendiri bisa menangkap dengan benar materi yang sedang dibahas.

Teknik Implementasi Gagasan

Teknik Implementasi yang akan dilakukan untuk melaksanakan gagasasan ini adalah Tahap pertama yaitu melakukan metode pembelajaran LKS Rangga dan LKS Milan ini secara bertahap. Pemerintah pertama harus menyiapkan LKS ini, dalam menyiapkan LKS ini pemerintah dapat mengajak pihak swasta. Kemudian pemerintah menunjuk beberapa sekolah untuk menjadi pilot project metode LKS Rangga dan LKS Milan ini.

Tahap kedua adalah dengan melakukan langkah sosialisasi pemerintah kepada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Pemerintah juga harus memberikan pelatihan kepada guru yang akan mengajar menggunakan metode LKS Rangga

14

Page 15: PKM GT Edited 5 Maret 2011 16.41

dan LKS Milan. Sehingga guru akan mudah memberikan penjelasan dan memandu siswa cara menggunakan LKS ini.

Cara ketiga adalah diberikannya kebebasan masing-masing sekolah untuk mengembangkan metode LKS Rangga dan LKS Milan ini sesuai dengan lingkungan sekolah yang bersangkutan. Cara ini akan membantu guru dan siswa agar lebih cepat beradaptasi dan metode ini lebih cepat dapat diterima dan dapat diaplikasikan di sekolah tersebut dengan baik. Namun harus tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah dan konsep dasar dari metode LKS Rangga dan LKS Milan ini.

Cara yang terakhir adalah pihak sekolah memberikan pemahaman secara bertahap kepada setiap siswa mengenai metode LKS Rangga dan LKS Milan ini, sehingga siswa tidak kaget atau merasa terbebani dengan metode ini. Pihak sekolah juga harus menyosialisasikan metode ini kepada orang tua siswa, sehingga di rumah orang tua dapat membantu melatih siswa dalam menggunakan metode pembelajaran ini. Setiap tahapan cara pengimplementasian harus dilakanakan secara perlahan namun pasti sehingga metode pembelajaran dengan menggunakan LKS Rangga dan LKS Milan dapat dilaksankan dengan baik di setiap sekolah demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

Manfaat dan Dampak Gagasan

Hasil yang akan diperoleh jika nantinya gagasan ini diterapkan adalah dapat memberikan alternatif metode pembelajaran baru, agar siswa Sekolah Dasar dapat memahami dan mengingat materi pelajaran yang diberikan dengan baik. Manfaat lainnya adalah membantu meningkatkan pemahaman, daya tangkap, dan daya ingat siswa terhadap materi bab yang sedang dibahas. Selain itu, LKS ini mampu meningkatkan daya kreatifitas, imajinasi dan observasi siswa, sehingga siswa memiliki bekal lebih untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Manfaat yang dapat dirasakan oleh guru dan sekolah yaitu memudahkan guru dalam menjelaskan suatu materi pelajaran dan membantu sekolah untuk menciptakan lulusan yang unggul dan berdaya saing serta dapat menguasai materi pelajaran Sekolah Dasar dengan baik sehingga memiliki bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan citra sekolah. LKS Rangga dan LKS Milan juga membantu pemerintah menerapkan metode pembelajaran Student Center Learning. Metode tersebut mengharapkan siswa memiliki peran yang besar dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas dibandingkan dengan guru. Jika siswa dibiasakan menggunakan LKS ini, pelaksanaan Student Center Learning di jenjang pendidikan yang lebih tinggi diharapkan akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Metode LKS Rangga dan LKS Milan ini juga membantu untuk menciptkan generasi muda yang kreatif, imajinatif dan mandiri. Sehingga dapat meningkatkan daya saing bangsa di dunia Internasional.

15