pkm-k abu bakar

8
1 A. Judul Program “ABU BAKAR” Bakso Burger Bakar Sebagai Alternatif Makanan Khas Kota Malang. B. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu makanan populer Indonesia yang banyak dikonsumsi oleh segala lapisan masyarakat mulai dari kelas bawah hingga presiden. Secara khusus, bakso Malang telah banyak dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia karena dinilai memiliki keunikan rasa dan kekhasan cara penyajian sehingga sangat memanjakan lidah konsumennya. Karena popularitasnya tersebut, salah satu pengusaha muda melalui system waralabanya telah memiliki ratusan outlet bakso Malang yang tidak hanya tersebar di kota-kota besar di Indonesia melainkan hingga ke negeri jiran seperti Malaysia dan Singapura. Tentu saja popularitas bakso Malang telah menginspirasi banyak orang untuk menjadi pengusaha bakso baru di berbagai daerah khususnya di Kota Malang. Sayangnya bisnis yang mereka usahakan memiliki kesamaan produk yakni berupa bakso, maka persaingan harga tidak bisa dihindari yang pada akhirnya bakso dengan harga yang lebih murah yang lebih laku di pasaran. Di sisi lain, semakin membaiknya tingkat pendapatan berkorelasi dengan perubahan gaya hidup (life style) dan perubahan pola konsumsi masyarakatnya yang semula mengkonsumsi makanan-makanan tradisional menjadi penyuka hidangan siap saji. Burger merupakan salah satu jenis hidangan siap saji western food yang identik di kalangan masyarakat menengah ke atas dan memiliki nilai jual yang tinggi. Perkembangan bisnis burger juga sudah mulai booming di Indonesia yang ditandai dengan maraknya outlet-outlet burger di pinggir jalan. Berdasarkan pemikiran diatas, disusunlah ide untuk membuat varian bakso yang unik dan kreatif sehingga memiliki nilai tambah (added value) namun masih tetap ramah di kantong. Konsep unik dan kreatif yang diusulkan yakni memadukan bakso dan burger menjadi varian baru produk bakso-burger bakar atau disingkat “Abu Bakar” yang memiliki komponen antara lain bakso sebagai bahan dasar burger, sayuran, dan bahan-bahan lainnya yang tersaji dalam suatu paket hidangan cepat saji. Pemilihan bisnis usaha bakso-burger “Abu Bakar” di Kota Malang sebagai topic usulan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) kali ini didasarkan pada keunggulan keunikan dan kreativitas konsep dan inovasi yang ditawarkan. Adapun pemilihan Kota Malang untuk merintis bisnis usaha bakso- burger “Abu Bakar” didasarkan pada beberapa pertimbangan nilai plus antara lain: pertama, citra Kota Malang sebagai salah satu barometer pendidikan di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi calon mahasiswa dari seluruh pelosok negeri untuk berduyun-duyun datang kuliah ke Kota Malang. Tentu saja hal ini menjadi peluang pasar yang sangat bagus untuk digarap. Kedua, kondisi geografis Kota Malang yang dikelilingi oleh perbukitan dan suhunya yang relative lebih sejuk menjadi nilai plus untuk membuka bisnis bakso yang disajikan dalam keadaan hangat. Ketiga, Kota Malang dan sekitarnya memberikan jaminan ketersediaan bahan baku local untuk membuat bakso-burger bakar yang sangat mudah dijangkau. Keempat, hal lain yang sangat potensial adalah Kota Malang

Upload: fithri-wulandhani

Post on 24-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 1

    A. Judul Program

    ABU BAKAR Bakso Burger Bakar Sebagai Alternatif Makanan Khas Kota Malang.

    B. Latar Belakang

    Bakso merupakan salah satu makanan populer Indonesia yang banyak dikonsumsi oleh segala lapisan masyarakat mulai dari kelas bawah hingga presiden. Secara khusus, bakso Malang telah banyak dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia karena dinilai memiliki keunikan rasa dan kekhasan cara penyajian sehingga sangat memanjakan lidah konsumennya. Karena popularitasnya tersebut, salah satu pengusaha muda melalui system waralabanya telah memiliki ratusan outlet bakso Malang yang tidak hanya tersebar di kota-kota besar di Indonesia melainkan hingga ke negeri jiran seperti Malaysia dan Singapura. Tentu saja popularitas bakso Malang telah menginspirasi banyak orang untuk menjadi pengusaha bakso baru di berbagai daerah khususnya di Kota Malang. Sayangnya bisnis yang mereka usahakan memiliki kesamaan produk yakni berupa bakso, maka persaingan harga tidak bisa dihindari yang pada akhirnya bakso dengan harga yang lebih murah yang lebih laku di pasaran. Di sisi lain, semakin membaiknya tingkat pendapatan berkorelasi dengan perubahan gaya hidup (life style) dan perubahan pola konsumsi masyarakatnya yang semula mengkonsumsi makanan-makanan tradisional menjadi penyuka hidangan siap saji. Burger merupakan salah satu jenis hidangan siap saji western food yang identik di kalangan masyarakat menengah ke atas dan memiliki nilai jual yang tinggi. Perkembangan bisnis burger juga sudah mulai booming di Indonesia yang ditandai dengan maraknya outlet-outlet burger di pinggir jalan.

    Berdasarkan pemikiran diatas, disusunlah ide untuk membuat varian bakso yang unik dan kreatif sehingga memiliki nilai tambah (added value) namun masih tetap ramah di kantong. Konsep unik dan kreatif yang diusulkan yakni memadukan bakso dan burger menjadi varian baru produk bakso-burger bakar atau disingkat Abu Bakar yang memiliki komponen antara lain bakso sebagai bahan dasar burger, sayuran, dan bahan-bahan lainnya yang tersaji dalam suatu paket hidangan cepat saji.

    Pemilihan bisnis usaha bakso-burger Abu Bakar di Kota Malang sebagai topic usulan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) kali ini didasarkan pada keunggulan keunikan dan kreativitas konsep dan inovasi yang ditawarkan. Adapun pemilihan Kota Malang untuk merintis bisnis usaha bakso-burger Abu Bakar didasarkan pada beberapa pertimbangan nilai plus antara lain: pertama, citra Kota Malang sebagai salah satu barometer pendidikan di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi calon mahasiswa dari seluruh pelosok negeri untuk berduyun-duyun datang kuliah ke Kota Malang. Tentu saja hal ini menjadi peluang pasar yang sangat bagus untuk digarap. Kedua, kondisi geografis Kota Malang yang dikelilingi oleh perbukitan dan suhunya yang relative lebih sejuk menjadi nilai plus untuk membuka bisnis bakso yang disajikan dalam keadaan hangat. Ketiga, Kota Malang dan sekitarnya memberikan jaminan ketersediaan bahan baku local untuk membuat bakso-burger bakar yang sangat mudah dijangkau. Keempat, hal lain yang sangat potensial adalah Kota Malang

  • 2

    merupakan salah satu obyek wisata Propinsi Jawa Timur yang terkenal dan menjadi destinasi banyak wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Sebagai tambahan informasi, Kota Malang juga menjadi tujuan wisata akhir pekan bagi wisatawan dari Propinsi Jawa Timur sendiri terutama penduduk Surabaya. Wisatawan tersebut tidak jarang memasukkan bakso sebagai salah satu alasan tujuannya datang ke Kota Malang. Oleh karena itu, mengingat besarnya peluang usaha yang telah teridentifikasi diatas maka Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) yang mengambil topik ABU BAKAR Bakso Burger Bakar Sebagai Alternatif Makanan Khas Kota Malang ini sangat menarik untuk dikerjakan.

    C. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian singkat mengenai peluang usaha bakso-burger bakar diatas, masalah yang ingin dibahas adalah:

    1. Bagaimana proses pengolahan bahan-bahan dasar bakso dan burger sehingga dapat dipadukan menjadi suatu sajian bakso-burger bakar yang unik, yaitu Abu Bakar?

    2. Bagaimana peluang usaha bakso-burger bakar Abu Bakar di Kota Malang?

    3. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan pada Abu Bakar agar dapat diterima masyarakat dan bisa menjadi alternatif makanan khas Kota Malang?

    D. Tujuan

    Program kreativitas mahasiswa kewirausahaan (PKM-K) ini secara umum bertujuan ingin membuktikan bahwa usaha bakso-burger bakar memang memiliki prospek pasar yang bagus untuk dikembangkan. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui PKM-K ini adalah :

    1. Mengetahui cara pengolahan bahan dasar bakso dan burger sehingga dapat dipadukan menjadi sajian bakso yang unik, yaitu Abu Bakar.

    2. Mengetahui peluang usaha bakso-burger bakar Abu Bakar di Kota Malang.

    3. Mengetahui strategi pemasaran yang paling cocok untuk diterapkan pada bisnis Abu Bakar agar dapat diterima masyarakat dan bisa menjadi alternatif makanan khas Kota Malang.

    E. Luaran yang Diharapkan

    Luaran yang diharapkan dari usaha ini yaitu terciptanya produk makanan bersifat komersial berupa suatu sajian bakso-burger bakar Abu Bakar cepat saji yang sehat dan ramah di kantong.

  • 3

    F. Kegunaan Program

    Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dengan keberadaan usaha Abu Bakar ini antara lain: satu, membuka peluang usaha sekaligus praktek wirausaha secara langsung bagi mahasiswa yang ingin menjadi entrepreneur; dua, sebagai alternatif makanan khas Kota Malang; tiga, sumber inspirasi bagi masyarakat Kota Malang untuk semakin memunculkan inovasi-inovasi baru dalam bisnis bakso; empat, memunculkan peluang untuk menjalin kerja sama atau network dengan beberapa pihak terkait terutama di bidang peternakan, pertanian, dan pariwisata.

    G. Gambaran Umum Rencana Usaha

    Rencana usaha bakso-burger bakar ABU BAKAR diawali dengan proses edukasi bagi calon konsumennya. Proses edukasi yang dimaksud adalah menjelaskan kepada konsumen tentang produk ABU BAKAR meliputi karakteristik produk, keistimewaan dan harganya. Hal ini penting dilakukan karena ABU BAKAR merupakan suatu inovasi baru yang memadukan konsep bakso dengan burger. Adapun pelaksanaan proses edukasi tersebut bisa dilakukan bersamaan dengan program promosi melalui keikutsertaan pada bazar-bazar atau pameran yang sering diselenggarakan baik di dalam maupun di luar kampus Universitas Brawijaya, misalnya bazar PKM yang diadakan oleh Universitas Brawijaya setiap tahun. Diharapkan konsumen yang sudah membeli produk Abu Bakar bisa menceritakan kepada orang lain seperti kolega, saudara, teman. Sehingga efek word of mouth atau dari mulut ke mulut ini bisa langsung dirasakan.

    Pada tahap awal, bisnis ABU BAKAR membidik kalangan mahasiswa dengan berbagai pertimbangan antara lain: cukup mudah dijangkau dan mahasiswa biasanya mudah menerima inovasi baru yang belum dikenal di masyarakat luas. Jika direct promotion ini sukses dilaksanakan, promosi selanjutnya bertujuan untuk memperluas calon konsumen dengan cara pemasangan iklan melalui media cetak, berupa brosur atau pamflet dan juga melalui media elektronik, yakni internet.

    H. Metode Pelaksanaan Program

    Adapun Metode Pelaksanaan Program Abu Bakar akan dilakukan sebagai berikut :

    Konsultasi dengan pembimbing mengenai proposal PKMK. Riset Menu. Riset Pemasaran. Membuat rancangan desain produk. Menyiapkan tempat, peralatan, dan perlengkapan. Melakukan kegiatan produksi. Promosi dan Merintis jaringan pemasaran. Evaluasi program, membuat, dan menyusun rencana tindak lanjut. Membuat laporan dan menyusun rencana ke depan.

  • 4

    I. Jadwal Kegiatan

    No

    Jenis Kegiatan

    Bln Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V

    Mgg 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1. Survey Pasar

    2. Persiapan

    3. Pelaksanaan usaha

    4. Laporan sementara

    5. Penyusunan Laporan Akhir

    J. Rancangan Biaya

    1. Perkiraan Biaya Produksi Abu Bakar

    Biaya variabel (Variable Cost) untuk memproduksi 250 Porsi Abu Bakar dengan asumsi sekali produksi akan habis dalam 1 Minggu

    Bahan baku 16 x @Rp 1.005.000,00 Rp 16.080.000,00 Perlengkapan produksi 16 x @Rp 80.000,00 Rp 1.280.000,00 Sewa Tempat Rp 2.000.000,00 Beban transportasi Rp 140.000,00 Beban pemasaran Rp 400.000,00 Beban listrik,air, dan telepon Rp 200.000,00 Jumlah biaya variabel Rp 18.100.000,00

    Biaya tetap (Fixed Cost) untuk 4 bulan produksi Biaya penyusutan peralatan 16 x @ Rp 43.229,17 Rp 691.666,72

    Biaya total (Total Cost) Rp 20.791.666,72

    2. Biaya Rata-rata per Buah (Average Cost)

    Untuk biaya produksi sebesar Rp 20.791.666,72 diperkirakan dapat menghasilkan produksi Abu Bakar sebanyak 4000 Porsi. Jadi, untuk biaya rata-rata per buah produk adalah sebagai berikut:

    Biaya rata-rata per buah (AC) = Biaya Total (Total Cost) Banyak Porsi = Rp 20.791.666,72 4000 = Rp 5.197,9

    Keterangan :

  • 5

    Diasumsikan peralatan pendukung memiliki umur ekonomis selama satu tahun dengan menggunakan metode garis lurus dan diperkirakan nilai residu peralatan atau nilai sisanya adalah Rp 1.000.000,00. Maka :

    Penyusutan tiap minggu = Peralatan nilai residu Umur ekonomi = 3.075.000 1.000.000 48

    = Rp 43.229,17

    3. Perkiraan Penjualan

    Bulan ke- I II III IV Produksi (kemasan) 1000 1000 1000 1000 Modal kerja untuk 4 bulan pertama Rp 20.781.666,72 Penjualan (kemasan) 880 900 925 955 Penjualan selama 4 bulan pertama 3660 x @ Rp 7.000,00 Rp 25.620.000,00 Harga pokok penjualan 3660 x @ Rp 5.197,9 Rp 19.024.314,00 Laba usaha selama 4 bulan pertama Rp 6.595.686,00

    Keterangan : a. Harga jual Abu Bakar adalah Rp 7.000,00 per Porsi. b. Perkiraan penjualan pada bulan pertama 88% dan selanjutnya meningkat

    untuk produksi tiap bulan berikutnya. c. Pada produksi Abu Bakar untuk 7 bulan berikutnya, diperkirakan akan

    memperoleh keuntungan yang lebih, karena sudah ada target pasar (konsumen tetap) dan tidak ada pengeluaran untuk biaya pembelian peralatan.

    4. Break Event Point (BEP)

    Break Event Point (BEP) merupakan suatu keadaan di mana penjualan sama dengan total biaya yang dikeluarkan, berarti perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami kerugian (mencapai titik impas). BEP dapat dihitung dengan cara berikut ini :

    =

    penjualanhasilJumlahiabelbiayaJumlah

    tetapbiayaJumlahBEPvar1

    =

    00,25.620.00000,19.024.3141

    691.666,72

    RpRpRpBEP

    = Rp 2.660.256,62

    5. Proyeksi Cash In Flow

    Bulan ke I

  • 6

    Minggu ke I II III IV Kas awal Cost Bahan Baku Perkiraan Pendapatan per-Minggu Peralatan Perlengkapan Sewa Tempat Beban peny. Peralatan Beban transportasi Beban pemasaran Beban listrik, air, dan telepon

    7.000 (1005) 1470 (80)

    (2310) (125)

    (43,229) (8,75) (25)

    (12,5)

    4860,521 (1005) 1505 (80)

    -

    (125) (43,229) (8,75)

    (25) (12,5)

    5066,042 (1005) 1540 (80)

    -

    (125) (43,229)

    (8,75) (25)

    (12,5)

    5306,563 (1005) 1645 (80)

    -

    (125) (43,229) (8,75)

    (25) (12,5)

    Saldo kas 4860,521 5066,042 5306,563 5652,084

    Bulan ke II Minggu ke I II III IV

    Kas awal Cost Bahan Baku Perkiraan Pendapatan per-Minggu Peralatan Perlengkapan Sewa Tempat Beban peny. Peralatan Beban transportasi Beban pemasaran Beban listrik, air, dan telepon

    5652,084 (1005) 1575 (80)

    -

    (125) (43,229)

    (8,75) (25)

    (12,5)

    5927,605 (1005) 1575 (80)

    -

    (125) (43,229) (8,75)

    (25) (12,5)

    6203,126 (1005) 1575 (80)

    -

    (125) (43,229)

    (8,75) (25)

    (12,5)

    6478.647 (1005) 1575 (80)

    -

    (125) (43,229) (8,75)

    (25) (12,5)

    Saldo kas 5927,605 6203,126 6478,647 6754,168

    Bulan ke III Minggu ke I II III IV

    Kas awal Cost Bahan Baku Perkiraan Pendapatan per-Minggu Peralatan Perlengkapan Sewa Tempat Beban peny. Peralatan Beban transportasi Beban pemasaran Beban listrik, air, dan telepon

    6754,168 (1005) 1610 (80)

    -

    (125) (43,229)

    (8,75) (25)

    (12,5)

    7064,689 (1005) 1610 (80)

    -

    (125) (43,229) (8,75)

    (25) (12,5)

    7375,21 (1005) 1610 (80)

    -

    (125) (43,229)

    (8,75) (25)

    (12,5)

    7685,731 (1005) 1645 (80)

    -

    (125) (43,229) (8,75)

    (25) (12,5)

    Saldo kas 7064,689 7375,21 7685,731 8031,252

    Bulan ke IV Minggu ke I II III IV

    Kas awal Cost Bahan Baku Perkiraan Pendapatan per-Minggu Peralatan Perlengkapan Sewa Tempat Beban peny. Peralatan Beban transportasi Beban pemasaran Beban listrik, air, dan telepon

    8031,252 (1005) 1645 (80)

    -

    (125) (43,229)

    (8,75) (25)

    (12,5)

    8376,773 (1005) 1680 (80)

    -

    (125) (43,229) (8,75)

    (25) (12,5)

    8757,294 (1005) 1680 (80)

    -

    (125) (43,229)

    (8,75) (25)

    (12,5)

    9137,815 (1005) 1680 (80)

    -

    (125) (43,229) (8,75)

    (25) (12,5)

    Saldo kas 8376,773 8757,294 9137,815 9518,336

    Keterangan :

  • 7

    # Pada bulan ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4 saldo kas terus mengalami kenaikan dengan selisih yang semakin meningkat tiap bulannya.

    6. Biaya Perkiraan Produksi

    1. Bahan untuk Produksi 250 buah Abu Bakar dalam 1 Minggu Daging 10 kg x @Rp 60.000,00 Rp 600.000,00 Kanji 2 kg x @Rp 5.000,00 Rp 10.000,00 Telur 12 kg x @Rp 13.000,00 Rp 156.000,00 Tomat 5 kg x @Rp 4.400,00 Rp 22.000,00 Selada 2 kg x @Rp 7.500,00 Rp 15.000,00 Bawang Bombay 5 kg x @Rp 12.000,00 Rp 60.000,00 Saus Tomat 5 botol x @Rp 8.000,00 Rp 40.000,00 Saus Sambel 5 botol x @Rp 8.000,00 Rp 40.000,00 Garam 2 bungkus x @Rp 1.000,00 Rp 2.000,00 Mayonaise 5 botol x @10.000,00 Rp 50.000,00 Total biaya bahan habis pakai Rp 1.005.000,00

    2. Peralatan Penunjang PKM d. Perlengkapan

    Plastik 200 x @Rp 100,00 Rp 20.000,00 Kertas Kemasan 200 x @300,00 Rp 60.000,00 Total Biaya Perlengkapan Rp 80.000,00

    e. Peralatan Pisau dapur 2 x @ Rp 10.500,00,00 Rp 21.000,00 Piring 3 lusin x @Rp 108.000,00 Rp 324.000,00 Garpu 3 lusin x @Rp 18.000,00 Rp 54.000,00 Pisau makan 3 lusin x @Rp 32.000,00 Rp 96.000,00 Baskom 5 x @Rp 15.000,00 Rp 75.000,00 Panci 2 x @Rp 60.000,00 Rp 120.000,00 Wajan 1 x @Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 Irus 1 x @Rp 20.000,00 Rp 20.000,00 Pemanggang 1 x @Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 Arang 1 karung x @Rp 65.000,00 Rp 65.000,00 Gerobag Rp 1.000.000,00 Etalase Rp 400.000,00 Kompor gas Rp 250.000,00 Tabung Gas ukuran 3kg 1 x @Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 Total Biaya Peralatan Rp 3.075.000,00

    3. Perjalanan Beban transport Rp 140.000,00 Total Biaya Perjalanan Rp 140.000,00

    4. Biaya Lain-lain Sewa Tempat Rp 2.000.000,00

  • 8

    Beban pemasaran Rp 400.000,00 Beban listrik, air dan telpon Rp 200.000,00 Total Biaya Lain-lain Rp 3.350.000,00

    Rincian Bahan baku Rp 1.005.000,00 Peralatan penunjang PKM Rp 3.255.000,00 Beban transportasi Rp 140.000,00 Sewa Tempat Rp 2.000.000,00 Beban pemasaran Rp 400.000,00 Beban listrik, air dan telpon Rp 200.000,00 Total modal awal Rp 7.000.000,00