pkmp 13 umj rido uji sensitiitas bakteri
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
1/17
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
UJI SENSITIVITAS BAKTERI METHICILLIN-RESISTANT
Staphylococcus aureus (MRSA) TERHADAP PROPOLIS
BIDANG KEGIATAN :
PKM-P
Ketua Kelompok : Rido Maulana (2009730158) (2009)
Anggota Kelompok : Riyan Sopiyan (2009730041) (2009)
Yuli Triretno (2010730118) (2010)
Khonsa Hartsu S. (2011730051) (2011)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JAKARTA2012
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
2/17
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiata :Uji Sensitivitas Bakteri Methicilin-Resistant
Staphylococcus aureus (MRSA) Terhadap Propolis.
2. Bidang Kegiatan : () PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKMKC
( ) PKM-T ( ) PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Rido Maulana
b. NIM :2009730158
c. Jurusan : Program Studi Pendidikan Dokter
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah Jakarta
e. Alamat Rumah dan No Tel./ HP : FK UMJ,Cirendeu/08788-233-9175
f. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr.Jekti T. Rochani, MS.Sp.MK
b. NIDN : 19490228 198103 2 001
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 0812-802-5050
6. Biaya Kegiatan Total
a. DIKTI :Rp.9.006.000,-
b. Sumber Lain : Rp.-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 2 Bulan
Jakarta, 25 Oktober 2012
Menyetujui,
Ketua Program Studi FKK UMJ Ketua Pelaksana
dr. Syafri Guricci, M.Sc, DAN Rido MaulanaNIP.20482 NIM.2009730158
Wakil Rektor Dosen Pendamping
Bidang Kemahasiswaan
Ir.Sularno,M.Si Dr. Jekti T.Rochani,MS. Sp.MK
NID. 20.314 NIDN. 19490228 198103 2 001
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
3/17
iii
ABSTRAK
Methicilin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang masih menjadi polemik dimasyarakat hingga saat
ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rajiv tahun 2011 menyebutkan
bahwa prevalensi MRSA terjadi peningkatan pada rentang waktu bulan Oktober
2007 sampai bulan Juni 2010. Selain itu, Insiden CA-MRSA tahun 2001-2002mencapai 18-25 kasus per 100.000 penduduk. Data terbaru (2005) dari pusat
kontrol penyakit dan pencegahan menunjukkan bahwa 59,5% dari infeksi terkait
Staphylococcus aureus di pusat-pusat kesehatan disebabkan oleh MRSA. Data
dari pusat program surveilan antimikroba juga menunjukkan peningkatan MRSA
di antara Staphylococcus aureusyang diisolasikan dari pasien di intensive care
unit (ICU) di seluruh dunia. Menurut studi terbaru, propolis dapat digunakan
sebagai antimikroba dan antiinflamasi. Propolis sendiri adalah bahan campuran
heterogen dari beberapa zat yang dikumpulkan, ditansformasikan dan digunakan
oleh lebah untuk menutup lubang di sarang, sebagai jalan keluar dari dalam
sarang dan melindungi terhadap serangan dari luar. Untuk mengaktifkan potensi
antimikroba yang terkandung dalam propolis dibutuhkan suatu kombinasi antara
flavonoids, hydroxyacidsdan sesquiterpene. Berdasarkan latar belakang inilah,
maka penulis ingin membuktikkan potensi ekstrak propolis sebagai agen
antimikroba untuk diterapkan pada kultur kuman MRSA.
Kata Kunci: Propolis, MRSA
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
4/17
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
ASBTRAK ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
A. Judul Program ...................................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
C. Perumusan Masalah .............................................................................. 2
D. Tujuan .................................................................................................. 2
E. Luaran yang Diharapkan ...................................................................... 2
F. Kegunaan .............................................................................................. 2
G. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 2
H. Metode Pelaksanaan ............................................................................. 5
I. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 7
J. Rancangan Biaya .................................................................................. 8
K. Daftar Pustaka ...................................................................................... 8
L. Lampiran ............................................................................................... 9
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
5/17
1
A. Judul Program
Uji Sensitivitas Bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus
(MRSA) terhadap Propolis
B.
Latar Belakang Masalah
Methicilin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang masih menjadi polemik dimasyarakat
hingga saat ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rajiv tahun 2011
menyebutkan bahwa prevalensi MRSA terus meningkat pada rentang waktu
antara bulan Oktober 2007 sampai bulan Juni 2010 (Rajiv, 2011). Selain itu,
Insiden CA-MRSA tahun 2001-2002 mencapai 18-25 kasus per 100.000
penduduk. Data terbaru pada tahun 2005 yang diambil dari pusat kontrol
penyakit dan pencegahan menunjukkan bahwa 59,5% dari infeksi terkait
Staphylococcus aureus di pusat-pusat kesehatan disebabkan oleh MRSA.
Dalam suatu penelitiansurveillan yang dilakukan di seluruh dunia mengenai
infeksi dalam aliran darah, peneliti melaporkan bahwa Staphylococcus aureus
merupakan organisme kedua yang paling sering menyebabkan infeksi aliran
darah. Selain itu, prevalensi isolasi MRSA meningkat dari 22% pada tahun
1995 menjadi 57% pada tahun 2001. Data dari pusat program surveillan
antimikroba juga menunjukkan peningkatan MRSA di antara Staphylococcus
aureus yang diisolasikan dari pasien di intensive care unit (ICU) di seluruh
dunia.
Menurut studi terbaru, propolis dapat digunakan sebagai antimikroba
dan antiinflamasi. Propolis sendiri adalah bahan campuran heterogen dari
beberapa zat yang dikumpulkan, ditansformasikan dan digunakan oleh lebah
untuk menutup lubang di sarang, sebagai jalan keluar dari dalam sarang, danmelindungi terhadap serangan dari luar. Untuk mengaktifkan potensi
antimikroba yang terkandung dalam propolis dibutuhkan suatu kombinasi
antara flavonoids, hydroxyacids, dan sesquiterpene. Berdasarkan latar
belakang inilah, maka penulis ingin membuktikkan potensi ekstrak propolis
sebagai agen antimikroba untuk diterapkan pada kultur kuman MRSA.
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
6/17
2
C. Perumusan Masalah
Propolis merupakan obat yang banyak beredar di pasaran dan terbukti
memiliki efek antimikroba. Masalahnya adalah apakah propolis memiliki efek
antimikroba terhadap MRSA yang menjadi masalah dunia kesehatan saat ini.
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas penggunaan propolis terhadap
penderitaMethicilin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
2. Untuk mengetahui seberapa jauh penghambatan propolis terhadap bakteri
Methicilin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) pada kultur.
E. Luaran yang Diharapkan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat direkomendasikan menjadi
terapi infeksi MRSA yang efektif dalam mengatasi permasalahan infeksi
MRSA di Indonesia sehingga kualitas hidup manusia Indonesia menjadi lebih
baik.
F. Kegunaan
1. Bagi Mahasiswa penelitian ini akan memberikan contoh nyata peran
mahasiswa dalam pengembangan ilmu pengetahuan sehingga diharapkan
dapat memicu mahasiswa lainnya untuk berperan serta dalam
pengembangan ilmu pengetahuan di berbagai cabang ilmu.
2.
Bagi khasanah ilmu pengetahuan penelitian ini akan menjadi dasar
pengembangan ilmu lain yang berkaitan dan tentunya akan menambah
perbendaharaan ilmu yang ada.
3.
Bagi masyarakat penelitian ini akan memberi solusi permasalahan infeksi
MRSA pada masyarakat luas.
4.
Bagi pemerintah dan lembaga kesehatan penelitian ini mampu dijadikansebagai rekomendasi drug of choiceinfeksi MRSA.
G. Tinjauan Pustaka
MRSA telah menjadi permasalahan yang serius didunia kedokteran. Hal
ini menyebabkan kematian dan kesakitan yang terus meningkat (Green, 2012).
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah jenis bakteri
Staphylococcus aureusyang resisten terhadap antibiotik golongan beta-laktam
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
7/17
3
(metisillin dan antibiotik yang lebih umum lainnya seperti oksasilin, penisilin,
dan amoksisilin) (Gorwitz, 2008).
MRSA telah resisten terhadap antibiotik -laktam, yang meliputi
penisilin (methicillin, dicloxacillin, nafcillin, oksasillin) dan sefalosforin.
Proses resisten tersebut dimediasi oleh gen mecA yang merupakan bagian dari
Staphyococcal Chromosonal Cassette (SCCnec). Gen mecA dapat merubah
Penicillin Binding Protein (PBP2a). Fungsi -laktam sendiri yaitu
bertanggung jawab terhadap sintesis sel dinding bakteri dengan transpeptida.
Jika PBP mengubah -laktam, antibiotik tidak dapat menghambat dinding sel
bakteri sehingga dapat menjadi resisten.
Ada 4 macam SCCnec, setiap tipe tersebut dapat menyebabkan resiten.
SCCnec II dan III ditemukan di nosocomial MRSA. Tipe ini resisten terhadap
aminoglycosides tetracyclines, erythomycin dan cindamycin. CA-MRSA
merupakan SCCnec tipe IV yang membawa gen mecA.
Propolis berasal dari bahasa Yunani dari kata pro yang artinya di
depan dan polisyang artinya kota. Sehingga propolis dapat diartikan sebagai
suatu mekanisme biologis untuk mempertahankan sarang dari serangan atau
ancaman dari luar. Propolis sendiri sudah digunakan sejak 300 tahun SM
sebagai pengobatan di seluruh dunia.
Propolis atau lem lebah adalah nama generik untuk zat resin yang
diperoleh dari sarang lebah yang digunakan secara tradisional sebagai
antimikroba. Propolis ini merupakan bahan campuran heterogen dari
beberapa zat yang dikumpulkan, ditansformasikan dan digunakan oleh lebah
untuk menutup lubang di sarang, sebagai jalan keluar dari dalam sarang dan
melindungi terhadap serangan dari luar.Zat kimia yang ditemukan di propolis adalah lilin 30%, resin 50%,
balsam, serbuk sari 5%, minyak esensial 10% dan bahan organik lainnya 5% (
flavonoid dan asam fenolat, umumnya disebut sebagai fraksi polifenol).
Propolis juga mengandung mineral seperti magnesium, kalsium, iodin,
potasium, sodium, copper, zinc, mangan dan besi, serta vitamin B1, B2, B6
dan E (Lotfy 2006).
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
8/17
4
Bahan-bahan mentah dari propolis harus diolah terlebih dahulu sebelum
digunakan. Bahan-bahan mentah propolis harus dimurnikan dengan cara
ekstraksi dengan pelarut untuk menghapus materi yang diinginkan.
Salah satu fungsi propolis adalah sebagai bahan untuk melawan mikroba.
Zat yang berperan dalam melawan mikroba adalah flavonoid dan phenolic
acids ester (Kedzia at al, 1990). Untuk mengaktifkan potensi antimikroba
yang terkandung dalam propolis dibutuhkan suatu kombinasi antara
flavonoids, hydroxyacids dan sesquiterpene. Menurut sebuah penelitian
terbaru, mengatakan bahwa fraksi propolis lebih aktif daripada ekstrak
propolis sebagai antimikroba (Santos et al., 2002), hal ini dikarenakan adanya
efek sinergis dari beberapa komponen.
Selain itu, penelitian lain membandingkan aktifitas antimikroba dari
berbagai jenis propolis (Kujumgiev et al, 1999). Penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan aktifitas dari propolis. (Santos et al., 2002) juga
mengatakan bahwa mekanisme dari propolis sendiri sangat kompleks dan
tidak bisa disamakan dengan mekanisme antibiotik yag sederhana. Saat ini,
tidak ada komponen propolis tunggal telah terbukti memiliki aktivitas
antibakteri lebih tinggi dari ekstrak total (kujumgiev at al. 1999; Bonhevi et al.
1994). Karena itu kuantifikasi senyawa-senyawa aktif dalam kelompok-
kelompok yang memiliki struktur kimia yang sama atau dekat berkorelasi
lebih baik dengan aktivitas biologis dan lebih informatif daripada kuantifikasi
komponen individu (Popova et al. 2004). Flavonoid aglycones, phenolics
(terutamapinobanksin,pinobanksin-3-acetate, benzyl-p-coumaratedan caffeic
acid asters, pinocembrindan campuran caffeatemerupakan komponen yang
ada di propolis sebagai antimikroba (Metzner et al. 1979).Flavonoid sendiri memiliki beberapa enzim spesifik seperti butein,
isoliquirtigenin, 2,2 ', 4'-trihydroxychalcone dan fisetin. Enzim-enzim ini
dapat menghambat mycolic asam yang memproduksi fatty acid synthase II
(FAS-II) padaMycobacteriumsmegmatissecara in vitro. Dengan pendekatan
bioinformatic, Rv0636 dapat digunakan sebagai dehidrat mikobakteri
khususnya padaMycobacterium bovisBCG yang menunjukkan penghambatan
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
9/17
5
pertumbuhan. Tetapi Rv0636 kurang efektif untuk menghambat pertumbuhan
Mycobcteriumsmegmatis secara in vitro.
Komponen aktif propolis yang lain adalah adalah caffeic acid
phenylethyl ester (CAPE) yang merupakan sebuah bahan aktif yang bersifat
sebagaipotent inhibitordari aktivasi Nf-KB. Transkripsi faktor Nf-KB sendiri
adalah sebuah mediator inflamasi yang esensial dan berperan dalam
menginduksi gen dan sitokin inflamasi. Salah satu sitokin tersebut adalah
tumor necrosis factor (TNF-alfa), TNF-alfa adalah sebuah sitokin inflamasi
yang muncul ketika ada infeksi, yang dalam hal ini berperan dalam respon
terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb). Maka dari itu,
penghambatan Nf-KB dapat mengurangi infeksi dan mediator inflamasi yang
terlibat pada patogenesis tuberkulosis.
Salah satu penelitian mengumpulkan bahan mentah propolis yang
diambil dari Kayseri in Turkey yang disimpan di tempat yang gelap sampai
proses berikutnya. Metanol ekstrak digunakan untuk mengekstrasi propolis.
Propolis terlebih dahulu disimpan dan di bekukan -200C. Propolis di ekstrak
tiga kali dengan MeOH di suhu ruangan selama 6 jam. Kemudian difiltrasi
melalui filter kertas, kemudian filtrat digabungkan dan pelarut diuapkan di
vakum. Ekstrak MeOh yang kering dilarutkan di DMSO dan dapat digunakan
sebagai antimikroba.
Dengan dasar teori ini propolis dinilai sangat potensial sebagai agen anti
MRSA sehingga mampu digunakan dalam mengatasi permasalahan infeksi
MRSA di Indonesia.
H. Metode Pelaksanaan
1.
Ruang Lingkup Penelitian
Tempat : Rumah Sakit Persahabatan
Waktu : Oktober 2012November 2012
Disiplin ilmu yang terkait : Mikrobiologi
2. Jenis penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif untuk
mengetahui sensitivitasstrainMRSA terhadap ekstrak propolis.
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
10/17
6
3. Alat dan Bahan
Alat :
1. Cawan petri steril
2.
Sudip steril
3. Tabung reaksi
4. Pinset steril
5.
Sengkelit steril
6. Vortex
7. Bunsen
Bahan :
1. Ekstrak propolis
2.
Media agar BHI (Brain Heart
Infusion)
3. Larutan 0,5Mc Farland
4.
Staphylococcus aureus atcc
29213
5. Wild StrainMRSA
4.
Rancangan (desain) Penelitian
Rancangan penelitian ini berbasis studi eksperimental
menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dikarenakan
dalam penelitian ini hanya memberikan satu perlakuan dan berlangsung
di dalam laboratorium sehingga dianggap homogen. Penelitian dilakukan
pada bakteriMethicilin-Resistant Staphyloccocus aureus(MRSA) dengan
menggunakan ekstrak propolis. Pengukuran MIC (Minimum Inhibitory
Concentration) dilakukan dengan metode tes dilusi dari setiap konsentrasi
ekstrak.
2. Cara Kerja
1. Membuat standar McFarlanddengan komposisi 0,05 mL Barium
cloride dihydrate (BaCl2.2H2O) 1% dan 9,95 ml H2SO4 1%.
Kekeruhan larutan diatur hingga bernilai 0,08 hingga 0,10
(NCCLS,2003). Larutan standar ini harus dikocok terlebih dahulu
menggunakan vortexsebelum digunakan (NCCLS,2003).2. Membuat standar inokulum MRSA pada NaCl 0,9% steril.
Membuat suspensi MRSA pada NaCl 0,9% steril sesuai
McFarland 0,5. Untuk mengetahui lamanya hidup MRSA pada
NaCl 0,9% dilakukan penanaman MRSA pada kaldu BHI 1 cc
pada menit ke 0, 20, 40, 60 kemudian disimpan didalam inkubator
37oC selama 18-24 jam. Dilihat batas waktu biakan masih hidup
(keruh).
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
11/17
7
3. Melakukan uji kepekaan MRSA terhadap ekstrak propolis.
Membuat pengenceran propolis two fold.
Memasukkan kuman MRSA yang sudah diuji terhadap
NaCl 0,9% steril 1 cc. Kuman tersebut kemudian dieram
pada suhu 37oC selama 18-24 jam untuk kemudian dilihat
hasilnya untuk mengetahui nilai MIC.
3. Subjek Penelitian
Bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) yang
dibiakkan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Persahabatan (S.
aureus atcc 29213) dan ditemukan pada pasien di Rumah Sakit
Persahabatan (wild MRSA).
4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi adalah bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus (MRSA).
Kriteria eksklusi adalah bakteri selain Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus (MRSA).
I. Jadwal Kegiatan
KEGIATAN
BULAN
BULAN KE-1 BULAN KE-2
KE
-1
KE
-2
KE
-3
KE
-4
KE
-1
KE
-2
KE
-3
KE
-4
Perancangan
tema
Penyusunan
proposal
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
12/17
8
Permohonan
izin
Pelaksanaanpenelitian
Pengolahan
data
Pembuatan
laporan hasil
penelitian
J. Rancangan Biaya
Propolis (50 Botol Propolis) 50 x 100.000 : Rp. 5.000.000,-
Proses Analisa Propolis : Rp. 2.000.000,-
Kesekretariatan (Print Proposal, Print Surat Izin) : Rp.100.000,-
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus : Rp. 350.000,-(MRSA)
Transportasi
Antar Jakarta dan Jakarta-IPB, Bogor : Rp.1.000.000,-
Biaya Penelitian Rumah Sakit Persahabatan : Rp.550.000,-
BiayaName TagPeneliti @Rp.2.000 x 4 : Rp.6.000,-
Jumlah = Rp.9.006.000,-
K. Daftar Pustaka
Bonvehi JS, Coll FV, Jord RE. The composition, active components and
bacteriostatic activity of propolis in dietetics. Journal of American Oil
Chemists Society, 1994; 71(5): 529-532.
Gorwitz RJ Et Al., 2008. Journal Of Infectious Diseases.:197:1226-34
Green,Bart N et al., 2012. Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus: An
Overview For Manual Therapists. J Chiropr Med. March; 11(1): 6476)
Kujumgiev A, Tsvetkova I, Serkedjieva Yu, Bankova V, ChristovR, Popov S
(1999).Antibacterial, antifungal, and antiviral activity ofpropolis of different
geographic origin. J. Ethnopharmacol. 64: 235-240.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?cmd=search&db=PubMed&term=%20Green%2BBN%5bauth%5dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?cmd=search&db=PubMed&term=%20Green%2BBN%5bauth%5d -
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
13/17
9
Lotfy M. 2006.Review: Biological activity of bee propolis in health and disease.
Asian Pacific Journal of Cancer Prevention 7:22-31.
POPOVA, M; BANKOVA, V; BUTOVSKA, D; PETKOV, V;NIKOLOVA-
DAMYANOVA, B; SABATINI, A G; MARCAZZAN,G L; BOGDANOV S(2004) Validated methods for the quantifycationof biologically active
constituents of poplar-type propolis.Phytochem Analysis 15(4):235-40.
Rajiv Jain, at all. 2011. Veterans Affairs Initiative to Prevent Methicillin-Resistant
Staphylococcus Aureus Infections. English Journal.
Santos F.A.,Bastos E.M., Uzeda M., Carvalho M.A., Farias L.M., Moreira E.S.,
Braga F.C (2002).Antibacterial activity of Brazilian propolis and fractions
against oral anaerobic bacteria. J.Ethnopharmacol.,80:1-7.
Schneidewind, E.M., A. Buge, H. Kala, J. Metzner and A.Zschunke, 1979.Identification of an antimicrobially active constituent isolated from propolis.
Pharmazie, 34: 103-106.
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
14/17
10
L.Lampiran
BIODATA PELAKSANA1.
Ketua Pelaksana Kegiatan
a.Nama Lengkap : Rido Maulana
b.
NIM : 2009730158
c. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Oktober 1990
d. Alamat : Jl. Kemuning V No.I6 Perumahan Harapan
Kita, Tangerang.
e.
No. Telp/Hp : 08788-233-9175
f. Alamat Email : [email protected]
2.
Anggota Kelompok 1
a.Nama Lengkap : Riyan Sopiyan
b.NIM : 2009730041
c. Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 21 April 1990
d. Alamat : Kp.Babakan RT 013/006 Desa Sukasari
Kecamatan Serang Baru Kabupaten, Bekasi, Jawa Barat
e.
No. Telp/Hp : 0857-8133-8852
f. Alamat Email : [email protected]
3.
Anggota Kelompok 2a.Nama : Yuli Triretno
b.NIM : 2010730118
c. Tempat/Tanggal Lahir : Sumedang, 13 Juli 1991
d. Alamat : Desa/Dusun Kebonkalapa 02/03
Cisarua,Sumedang.
e.No. Telp/Hp : 0813-2181-5847
f.
Alamat Email : [email protected]
4.
Anggota Kelompok 3g.Nama : Khonsa Hartsu Syuhada
h.
NIM : 2011730051
i. Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 11 April 1994
j.
Alamat : Jl.Raya Sukaraja No.200 Sukabumi
k.
No. Telp/Hp : 0821-1310-9684
l. Alamat Email : [email protected]
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
15/17
11
Ketua Pelaksana,
(Rido Maulana)
NIM.2009730158
Anggota 1,
(Riyan Sopiyan)
NIM.2009730041
Anggota 2,
(Yuli Triretno)
NIM.2010730118
BIODATA DOSEN PENDAMPING
DATA PRIBADI
1.NAMA : Dr. Hj. Jekti Teguh Rochani, MS, SpMK
2.Tempat / tanggal lahir : Yogyakarta, 28 Februari 1949
3.Alamat : jl. Bambu Mas Selatan 4/P-3. Pondok Bambu.
Jakarta Timur
4.NIDN : 19490228 198103 2 001
5.Pendidikan :
Sekolah Rakyat (1961), SMP (1964) , SMA (1967), Yayasan
Perguruan Cikini, Jakarta
DokterFK Universitas YARSI, Jakarta (1978)
Magister SainsUniversitas Indonesia, Jakarta (1985)
Spesialis Mikrobiologi Klinik Kolegium Perhimpunan Ahli
Mikrobiologi Klinik Indonesia (2001)
6.Pekerjaan :
1978 2008 Dosen PNS dipekerjakan di FK Universitas
YARSI
2008 sekarang Dosen PNS dipekerjakan di FKK UniversitasMuhammadiyah Jakarta
1985 sekarang Dosen Luar Biasa PolTeKes KemenKes III
Keperawatan Jakarta
Anggota 3,
(Khonsa Hartsu Syuhada)
NIM.2011730051
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
16/17
12
1983 sekarang Dosen Luar Biasa Program D-3 Keperawatan
FKK-UMJ
7.Organisasi Profesi:
Anggota IDI Cabang Jakarta Timur1980 - sekarang
Pengurus IDI Cabang Jakarta Timur 1983 sekarang; 2008-
20011 (KaBid Pendidikan & Pengabdian Masyarakat dan Ketua
Team P2KB); 2012-2015 (Ketua Team P2KB)
Pengurus IDI Wilayah DKI Jakarta 2006 2011 (AnggotaTeam P2KB), 2012-2015 (anggota Bidang Pelayanan Profesi)
Pengurus PB-IDI 2010 sekarang (Anggota BP2KB Divisi
Pelayanan Primer)
Anggota Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (PERMI) 1985 -sekarang
Anggota Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia
(PAMKI)2000 - sekarang
Pengurus PAMKI Cabang Jakarta2006 sekarang
Pengurus Pusat ASKLIN (Asosiasi Klinik Indonesia) 2012
2017 (Kabid LitBang)
8.Penelitian:
Gruping Streptococcus beta hemolitycus dengan metode
koaglutinasi (1983) Pengaruh tripsin pada gruping Streptococcus beta hemolitycus
(1985)
Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap Jumlah Kuman di Dalam
UrineJurnal Kedokteran YARSI 1993
Pemanfaatan Darah Manusia yang Kadaluwarsa sebagai penggantidarah domba dalam Pembuatan Agar Darah Plat (ADP) Jurnal
Kedokteran YARSI Vol 16 No 2, Mei-Agustus 2008
Isolasi dan Identifikasi berbagai jenis kuman yang mencemari
beberapa jenis makanan jajanan di warung makan Jurnal
Kedokteran YARSI
Populasi bakteri pada Feses Neonatus: penelitian pendahuluan Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16 No 2, Mei-Agustus 2008
Polymorphisms of promoter and coding regions of the arylamine
N-acetyltransferase 2 (NAT2) gene in the Indonesian population:
proposal for new nomenclatureJ Hum Gene (2008) 53: 201-209
No Evidence for association between the interferon regulatory
factor 1 (IRF1)gene and clinical tuberculosis Tuberculosis 89
(2009) 71-76. Journal homepage:
http://intl.elsevierhealth.com/journals/tube
Pengelompokan Genotip, Serologi dan Supertipe Gene HLA Kelas
I pada Suku Jawa, Indonesia (Genotype, Serology and Supertype
-
7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri
17/17
13
Classification of HLA Clas I in the Javanese, Indonesia)Jurnal
Kedokteran YARSI 18 (2): 086-093 (2010)
Jakarta, 25 Oktober 2012
Dr. Jekti T. Rochani, MS. Sp.MK
NIDN. 19490228 198103 2 001