pkmp 13 umj rido uji sensitiitas bakteri

Upload: rido-maulana

Post on 14-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    1/17

    USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    UJI SENSITIVITAS BAKTERI METHICILLIN-RESISTANT

    Staphylococcus aureus (MRSA) TERHADAP PROPOLIS

    BIDANG KEGIATAN :

    PKM-P

    Ketua Kelompok : Rido Maulana (2009730158) (2009)

    Anggota Kelompok : Riyan Sopiyan (2009730041) (2009)

    Yuli Triretno (2010730118) (2010)

    Khonsa Hartsu S. (2011730051) (2011)

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

    JAKARTA2012

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    2/17

    ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    1. Judul Kegiata :Uji Sensitivitas Bakteri Methicilin-Resistant

    Staphylococcus aureus (MRSA) Terhadap Propolis.

    2. Bidang Kegiatan : () PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKMKC

    ( ) PKM-T ( ) PKM-M

    3. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama Lengkap : Rido Maulana

    b. NIM :2009730158

    c. Jurusan : Program Studi Pendidikan Dokter

    d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah Jakarta

    e. Alamat Rumah dan No Tel./ HP : FK UMJ,Cirendeu/08788-233-9175

    f. Alamat email : [email protected]

    4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang

    5. Dosen Pendamping

    a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr.Jekti T. Rochani, MS.Sp.MK

    b. NIDN : 19490228 198103 2 001

    c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 0812-802-5050

    6. Biaya Kegiatan Total

    a. DIKTI :Rp.9.006.000,-

    b. Sumber Lain : Rp.-

    7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 2 Bulan

    Jakarta, 25 Oktober 2012

    Menyetujui,

    Ketua Program Studi FKK UMJ Ketua Pelaksana

    dr. Syafri Guricci, M.Sc, DAN Rido MaulanaNIP.20482 NIM.2009730158

    Wakil Rektor Dosen Pendamping

    Bidang Kemahasiswaan

    Ir.Sularno,M.Si Dr. Jekti T.Rochani,MS. Sp.MK

    NID. 20.314 NIDN. 19490228 198103 2 001

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    3/17

    iii

    ABSTRAK

    Methicilin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan masalah

    kesehatan masyarakat yang masih menjadi polemik dimasyarakat hingga saat

    ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rajiv tahun 2011 menyebutkan

    bahwa prevalensi MRSA terjadi peningkatan pada rentang waktu bulan Oktober

    2007 sampai bulan Juni 2010. Selain itu, Insiden CA-MRSA tahun 2001-2002mencapai 18-25 kasus per 100.000 penduduk. Data terbaru (2005) dari pusat

    kontrol penyakit dan pencegahan menunjukkan bahwa 59,5% dari infeksi terkait

    Staphylococcus aureus di pusat-pusat kesehatan disebabkan oleh MRSA. Data

    dari pusat program surveilan antimikroba juga menunjukkan peningkatan MRSA

    di antara Staphylococcus aureusyang diisolasikan dari pasien di intensive care

    unit (ICU) di seluruh dunia. Menurut studi terbaru, propolis dapat digunakan

    sebagai antimikroba dan antiinflamasi. Propolis sendiri adalah bahan campuran

    heterogen dari beberapa zat yang dikumpulkan, ditansformasikan dan digunakan

    oleh lebah untuk menutup lubang di sarang, sebagai jalan keluar dari dalam

    sarang dan melindungi terhadap serangan dari luar. Untuk mengaktifkan potensi

    antimikroba yang terkandung dalam propolis dibutuhkan suatu kombinasi antara

    flavonoids, hydroxyacidsdan sesquiterpene. Berdasarkan latar belakang inilah,

    maka penulis ingin membuktikkan potensi ekstrak propolis sebagai agen

    antimikroba untuk diterapkan pada kultur kuman MRSA.

    Kata Kunci: Propolis, MRSA

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    4/17

    iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

    ASBTRAK ....................................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

    A. Judul Program ...................................................................................... 1

    B. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    C. Perumusan Masalah .............................................................................. 2

    D. Tujuan .................................................................................................. 2

    E. Luaran yang Diharapkan ...................................................................... 2

    F. Kegunaan .............................................................................................. 2

    G. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 2

    H. Metode Pelaksanaan ............................................................................. 5

    I. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 7

    J. Rancangan Biaya .................................................................................. 8

    K. Daftar Pustaka ...................................................................................... 8

    L. Lampiran ............................................................................................... 9

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    5/17

    1

    A. Judul Program

    Uji Sensitivitas Bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus

    (MRSA) terhadap Propolis

    B.

    Latar Belakang Masalah

    Methicilin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan

    masalah kesehatan masyarakat yang masih menjadi polemik dimasyarakat

    hingga saat ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rajiv tahun 2011

    menyebutkan bahwa prevalensi MRSA terus meningkat pada rentang waktu

    antara bulan Oktober 2007 sampai bulan Juni 2010 (Rajiv, 2011). Selain itu,

    Insiden CA-MRSA tahun 2001-2002 mencapai 18-25 kasus per 100.000

    penduduk. Data terbaru pada tahun 2005 yang diambil dari pusat kontrol

    penyakit dan pencegahan menunjukkan bahwa 59,5% dari infeksi terkait

    Staphylococcus aureus di pusat-pusat kesehatan disebabkan oleh MRSA.

    Dalam suatu penelitiansurveillan yang dilakukan di seluruh dunia mengenai

    infeksi dalam aliran darah, peneliti melaporkan bahwa Staphylococcus aureus

    merupakan organisme kedua yang paling sering menyebabkan infeksi aliran

    darah. Selain itu, prevalensi isolasi MRSA meningkat dari 22% pada tahun

    1995 menjadi 57% pada tahun 2001. Data dari pusat program surveillan

    antimikroba juga menunjukkan peningkatan MRSA di antara Staphylococcus

    aureus yang diisolasikan dari pasien di intensive care unit (ICU) di seluruh

    dunia.

    Menurut studi terbaru, propolis dapat digunakan sebagai antimikroba

    dan antiinflamasi. Propolis sendiri adalah bahan campuran heterogen dari

    beberapa zat yang dikumpulkan, ditansformasikan dan digunakan oleh lebah

    untuk menutup lubang di sarang, sebagai jalan keluar dari dalam sarang, danmelindungi terhadap serangan dari luar. Untuk mengaktifkan potensi

    antimikroba yang terkandung dalam propolis dibutuhkan suatu kombinasi

    antara flavonoids, hydroxyacids, dan sesquiterpene. Berdasarkan latar

    belakang inilah, maka penulis ingin membuktikkan potensi ekstrak propolis

    sebagai agen antimikroba untuk diterapkan pada kultur kuman MRSA.

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    6/17

    2

    C. Perumusan Masalah

    Propolis merupakan obat yang banyak beredar di pasaran dan terbukti

    memiliki efek antimikroba. Masalahnya adalah apakah propolis memiliki efek

    antimikroba terhadap MRSA yang menjadi masalah dunia kesehatan saat ini.

    D. Tujuan

    1. Untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas penggunaan propolis terhadap

    penderitaMethicilin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

    2. Untuk mengetahui seberapa jauh penghambatan propolis terhadap bakteri

    Methicilin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) pada kultur.

    E. Luaran yang Diharapkan

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat direkomendasikan menjadi

    terapi infeksi MRSA yang efektif dalam mengatasi permasalahan infeksi

    MRSA di Indonesia sehingga kualitas hidup manusia Indonesia menjadi lebih

    baik.

    F. Kegunaan

    1. Bagi Mahasiswa penelitian ini akan memberikan contoh nyata peran

    mahasiswa dalam pengembangan ilmu pengetahuan sehingga diharapkan

    dapat memicu mahasiswa lainnya untuk berperan serta dalam

    pengembangan ilmu pengetahuan di berbagai cabang ilmu.

    2.

    Bagi khasanah ilmu pengetahuan penelitian ini akan menjadi dasar

    pengembangan ilmu lain yang berkaitan dan tentunya akan menambah

    perbendaharaan ilmu yang ada.

    3.

    Bagi masyarakat penelitian ini akan memberi solusi permasalahan infeksi

    MRSA pada masyarakat luas.

    4.

    Bagi pemerintah dan lembaga kesehatan penelitian ini mampu dijadikansebagai rekomendasi drug of choiceinfeksi MRSA.

    G. Tinjauan Pustaka

    MRSA telah menjadi permasalahan yang serius didunia kedokteran. Hal

    ini menyebabkan kematian dan kesakitan yang terus meningkat (Green, 2012).

    Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah jenis bakteri

    Staphylococcus aureusyang resisten terhadap antibiotik golongan beta-laktam

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    7/17

    3

    (metisillin dan antibiotik yang lebih umum lainnya seperti oksasilin, penisilin,

    dan amoksisilin) (Gorwitz, 2008).

    MRSA telah resisten terhadap antibiotik -laktam, yang meliputi

    penisilin (methicillin, dicloxacillin, nafcillin, oksasillin) dan sefalosforin.

    Proses resisten tersebut dimediasi oleh gen mecA yang merupakan bagian dari

    Staphyococcal Chromosonal Cassette (SCCnec). Gen mecA dapat merubah

    Penicillin Binding Protein (PBP2a). Fungsi -laktam sendiri yaitu

    bertanggung jawab terhadap sintesis sel dinding bakteri dengan transpeptida.

    Jika PBP mengubah -laktam, antibiotik tidak dapat menghambat dinding sel

    bakteri sehingga dapat menjadi resisten.

    Ada 4 macam SCCnec, setiap tipe tersebut dapat menyebabkan resiten.

    SCCnec II dan III ditemukan di nosocomial MRSA. Tipe ini resisten terhadap

    aminoglycosides tetracyclines, erythomycin dan cindamycin. CA-MRSA

    merupakan SCCnec tipe IV yang membawa gen mecA.

    Propolis berasal dari bahasa Yunani dari kata pro yang artinya di

    depan dan polisyang artinya kota. Sehingga propolis dapat diartikan sebagai

    suatu mekanisme biologis untuk mempertahankan sarang dari serangan atau

    ancaman dari luar. Propolis sendiri sudah digunakan sejak 300 tahun SM

    sebagai pengobatan di seluruh dunia.

    Propolis atau lem lebah adalah nama generik untuk zat resin yang

    diperoleh dari sarang lebah yang digunakan secara tradisional sebagai

    antimikroba. Propolis ini merupakan bahan campuran heterogen dari

    beberapa zat yang dikumpulkan, ditansformasikan dan digunakan oleh lebah

    untuk menutup lubang di sarang, sebagai jalan keluar dari dalam sarang dan

    melindungi terhadap serangan dari luar.Zat kimia yang ditemukan di propolis adalah lilin 30%, resin 50%,

    balsam, serbuk sari 5%, minyak esensial 10% dan bahan organik lainnya 5% (

    flavonoid dan asam fenolat, umumnya disebut sebagai fraksi polifenol).

    Propolis juga mengandung mineral seperti magnesium, kalsium, iodin,

    potasium, sodium, copper, zinc, mangan dan besi, serta vitamin B1, B2, B6

    dan E (Lotfy 2006).

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    8/17

    4

    Bahan-bahan mentah dari propolis harus diolah terlebih dahulu sebelum

    digunakan. Bahan-bahan mentah propolis harus dimurnikan dengan cara

    ekstraksi dengan pelarut untuk menghapus materi yang diinginkan.

    Salah satu fungsi propolis adalah sebagai bahan untuk melawan mikroba.

    Zat yang berperan dalam melawan mikroba adalah flavonoid dan phenolic

    acids ester (Kedzia at al, 1990). Untuk mengaktifkan potensi antimikroba

    yang terkandung dalam propolis dibutuhkan suatu kombinasi antara

    flavonoids, hydroxyacids dan sesquiterpene. Menurut sebuah penelitian

    terbaru, mengatakan bahwa fraksi propolis lebih aktif daripada ekstrak

    propolis sebagai antimikroba (Santos et al., 2002), hal ini dikarenakan adanya

    efek sinergis dari beberapa komponen.

    Selain itu, penelitian lain membandingkan aktifitas antimikroba dari

    berbagai jenis propolis (Kujumgiev et al, 1999). Penelitian ini menunjukkan

    bahwa terdapat perbedaan aktifitas dari propolis. (Santos et al., 2002) juga

    mengatakan bahwa mekanisme dari propolis sendiri sangat kompleks dan

    tidak bisa disamakan dengan mekanisme antibiotik yag sederhana. Saat ini,

    tidak ada komponen propolis tunggal telah terbukti memiliki aktivitas

    antibakteri lebih tinggi dari ekstrak total (kujumgiev at al. 1999; Bonhevi et al.

    1994). Karena itu kuantifikasi senyawa-senyawa aktif dalam kelompok-

    kelompok yang memiliki struktur kimia yang sama atau dekat berkorelasi

    lebih baik dengan aktivitas biologis dan lebih informatif daripada kuantifikasi

    komponen individu (Popova et al. 2004). Flavonoid aglycones, phenolics

    (terutamapinobanksin,pinobanksin-3-acetate, benzyl-p-coumaratedan caffeic

    acid asters, pinocembrindan campuran caffeatemerupakan komponen yang

    ada di propolis sebagai antimikroba (Metzner et al. 1979).Flavonoid sendiri memiliki beberapa enzim spesifik seperti butein,

    isoliquirtigenin, 2,2 ', 4'-trihydroxychalcone dan fisetin. Enzim-enzim ini

    dapat menghambat mycolic asam yang memproduksi fatty acid synthase II

    (FAS-II) padaMycobacteriumsmegmatissecara in vitro. Dengan pendekatan

    bioinformatic, Rv0636 dapat digunakan sebagai dehidrat mikobakteri

    khususnya padaMycobacterium bovisBCG yang menunjukkan penghambatan

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    9/17

    5

    pertumbuhan. Tetapi Rv0636 kurang efektif untuk menghambat pertumbuhan

    Mycobcteriumsmegmatis secara in vitro.

    Komponen aktif propolis yang lain adalah adalah caffeic acid

    phenylethyl ester (CAPE) yang merupakan sebuah bahan aktif yang bersifat

    sebagaipotent inhibitordari aktivasi Nf-KB. Transkripsi faktor Nf-KB sendiri

    adalah sebuah mediator inflamasi yang esensial dan berperan dalam

    menginduksi gen dan sitokin inflamasi. Salah satu sitokin tersebut adalah

    tumor necrosis factor (TNF-alfa), TNF-alfa adalah sebuah sitokin inflamasi

    yang muncul ketika ada infeksi, yang dalam hal ini berperan dalam respon

    terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb). Maka dari itu,

    penghambatan Nf-KB dapat mengurangi infeksi dan mediator inflamasi yang

    terlibat pada patogenesis tuberkulosis.

    Salah satu penelitian mengumpulkan bahan mentah propolis yang

    diambil dari Kayseri in Turkey yang disimpan di tempat yang gelap sampai

    proses berikutnya. Metanol ekstrak digunakan untuk mengekstrasi propolis.

    Propolis terlebih dahulu disimpan dan di bekukan -200C. Propolis di ekstrak

    tiga kali dengan MeOH di suhu ruangan selama 6 jam. Kemudian difiltrasi

    melalui filter kertas, kemudian filtrat digabungkan dan pelarut diuapkan di

    vakum. Ekstrak MeOh yang kering dilarutkan di DMSO dan dapat digunakan

    sebagai antimikroba.

    Dengan dasar teori ini propolis dinilai sangat potensial sebagai agen anti

    MRSA sehingga mampu digunakan dalam mengatasi permasalahan infeksi

    MRSA di Indonesia.

    H. Metode Pelaksanaan

    1.

    Ruang Lingkup Penelitian

    Tempat : Rumah Sakit Persahabatan

    Waktu : Oktober 2012November 2012

    Disiplin ilmu yang terkait : Mikrobiologi

    2. Jenis penelitian

    Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif untuk

    mengetahui sensitivitasstrainMRSA terhadap ekstrak propolis.

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    10/17

    6

    3. Alat dan Bahan

    Alat :

    1. Cawan petri steril

    2.

    Sudip steril

    3. Tabung reaksi

    4. Pinset steril

    5.

    Sengkelit steril

    6. Vortex

    7. Bunsen

    Bahan :

    1. Ekstrak propolis

    2.

    Media agar BHI (Brain Heart

    Infusion)

    3. Larutan 0,5Mc Farland

    4.

    Staphylococcus aureus atcc

    29213

    5. Wild StrainMRSA

    4.

    Rancangan (desain) Penelitian

    Rancangan penelitian ini berbasis studi eksperimental

    menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dikarenakan

    dalam penelitian ini hanya memberikan satu perlakuan dan berlangsung

    di dalam laboratorium sehingga dianggap homogen. Penelitian dilakukan

    pada bakteriMethicilin-Resistant Staphyloccocus aureus(MRSA) dengan

    menggunakan ekstrak propolis. Pengukuran MIC (Minimum Inhibitory

    Concentration) dilakukan dengan metode tes dilusi dari setiap konsentrasi

    ekstrak.

    2. Cara Kerja

    1. Membuat standar McFarlanddengan komposisi 0,05 mL Barium

    cloride dihydrate (BaCl2.2H2O) 1% dan 9,95 ml H2SO4 1%.

    Kekeruhan larutan diatur hingga bernilai 0,08 hingga 0,10

    (NCCLS,2003). Larutan standar ini harus dikocok terlebih dahulu

    menggunakan vortexsebelum digunakan (NCCLS,2003).2. Membuat standar inokulum MRSA pada NaCl 0,9% steril.

    Membuat suspensi MRSA pada NaCl 0,9% steril sesuai

    McFarland 0,5. Untuk mengetahui lamanya hidup MRSA pada

    NaCl 0,9% dilakukan penanaman MRSA pada kaldu BHI 1 cc

    pada menit ke 0, 20, 40, 60 kemudian disimpan didalam inkubator

    37oC selama 18-24 jam. Dilihat batas waktu biakan masih hidup

    (keruh).

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    11/17

    7

    3. Melakukan uji kepekaan MRSA terhadap ekstrak propolis.

    Membuat pengenceran propolis two fold.

    Memasukkan kuman MRSA yang sudah diuji terhadap

    NaCl 0,9% steril 1 cc. Kuman tersebut kemudian dieram

    pada suhu 37oC selama 18-24 jam untuk kemudian dilihat

    hasilnya untuk mengetahui nilai MIC.

    3. Subjek Penelitian

    Bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) yang

    dibiakkan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Persahabatan (S.

    aureus atcc 29213) dan ditemukan pada pasien di Rumah Sakit

    Persahabatan (wild MRSA).

    4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

    Kriteria inklusi adalah bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus

    aureus (MRSA).

    Kriteria eksklusi adalah bakteri selain Methicillin-Resistant

    Staphylococcus aureus (MRSA).

    I. Jadwal Kegiatan

    KEGIATAN

    BULAN

    BULAN KE-1 BULAN KE-2

    KE

    -1

    KE

    -2

    KE

    -3

    KE

    -4

    KE

    -1

    KE

    -2

    KE

    -3

    KE

    -4

    Perancangan

    tema

    Penyusunan

    proposal

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    12/17

    8

    Permohonan

    izin

    Pelaksanaanpenelitian

    Pengolahan

    data

    Pembuatan

    laporan hasil

    penelitian

    J. Rancangan Biaya

    Propolis (50 Botol Propolis) 50 x 100.000 : Rp. 5.000.000,-

    Proses Analisa Propolis : Rp. 2.000.000,-

    Kesekretariatan (Print Proposal, Print Surat Izin) : Rp.100.000,-

    Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus : Rp. 350.000,-(MRSA)

    Transportasi

    Antar Jakarta dan Jakarta-IPB, Bogor : Rp.1.000.000,-

    Biaya Penelitian Rumah Sakit Persahabatan : Rp.550.000,-

    BiayaName TagPeneliti @Rp.2.000 x 4 : Rp.6.000,-

    Jumlah = Rp.9.006.000,-

    K. Daftar Pustaka

    Bonvehi JS, Coll FV, Jord RE. The composition, active components and

    bacteriostatic activity of propolis in dietetics. Journal of American Oil

    Chemists Society, 1994; 71(5): 529-532.

    Gorwitz RJ Et Al., 2008. Journal Of Infectious Diseases.:197:1226-34

    Green,Bart N et al., 2012. Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus: An

    Overview For Manual Therapists. J Chiropr Med. March; 11(1): 6476)

    Kujumgiev A, Tsvetkova I, Serkedjieva Yu, Bankova V, ChristovR, Popov S

    (1999).Antibacterial, antifungal, and antiviral activity ofpropolis of different

    geographic origin. J. Ethnopharmacol. 64: 235-240.

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?cmd=search&db=PubMed&term=%20Green%2BBN%5bauth%5dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?cmd=search&db=PubMed&term=%20Green%2BBN%5bauth%5d
  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    13/17

    9

    Lotfy M. 2006.Review: Biological activity of bee propolis in health and disease.

    Asian Pacific Journal of Cancer Prevention 7:22-31.

    POPOVA, M; BANKOVA, V; BUTOVSKA, D; PETKOV, V;NIKOLOVA-

    DAMYANOVA, B; SABATINI, A G; MARCAZZAN,G L; BOGDANOV S(2004) Validated methods for the quantifycationof biologically active

    constituents of poplar-type propolis.Phytochem Analysis 15(4):235-40.

    Rajiv Jain, at all. 2011. Veterans Affairs Initiative to Prevent Methicillin-Resistant

    Staphylococcus Aureus Infections. English Journal.

    Santos F.A.,Bastos E.M., Uzeda M., Carvalho M.A., Farias L.M., Moreira E.S.,

    Braga F.C (2002).Antibacterial activity of Brazilian propolis and fractions

    against oral anaerobic bacteria. J.Ethnopharmacol.,80:1-7.

    Schneidewind, E.M., A. Buge, H. Kala, J. Metzner and A.Zschunke, 1979.Identification of an antimicrobially active constituent isolated from propolis.

    Pharmazie, 34: 103-106.

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    14/17

    10

    L.Lampiran

    BIODATA PELAKSANA1.

    Ketua Pelaksana Kegiatan

    a.Nama Lengkap : Rido Maulana

    b.

    NIM : 2009730158

    c. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Oktober 1990

    d. Alamat : Jl. Kemuning V No.I6 Perumahan Harapan

    Kita, Tangerang.

    e.

    No. Telp/Hp : 08788-233-9175

    f. Alamat Email : [email protected]

    2.

    Anggota Kelompok 1

    a.Nama Lengkap : Riyan Sopiyan

    b.NIM : 2009730041

    c. Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 21 April 1990

    d. Alamat : Kp.Babakan RT 013/006 Desa Sukasari

    Kecamatan Serang Baru Kabupaten, Bekasi, Jawa Barat

    e.

    No. Telp/Hp : 0857-8133-8852

    f. Alamat Email : [email protected]

    3.

    Anggota Kelompok 2a.Nama : Yuli Triretno

    b.NIM : 2010730118

    c. Tempat/Tanggal Lahir : Sumedang, 13 Juli 1991

    d. Alamat : Desa/Dusun Kebonkalapa 02/03

    Cisarua,Sumedang.

    e.No. Telp/Hp : 0813-2181-5847

    f.

    Alamat Email : [email protected]

    4.

    Anggota Kelompok 3g.Nama : Khonsa Hartsu Syuhada

    h.

    NIM : 2011730051

    i. Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 11 April 1994

    j.

    Alamat : Jl.Raya Sukaraja No.200 Sukabumi

    k.

    No. Telp/Hp : 0821-1310-9684

    l. Alamat Email : [email protected]

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    15/17

    11

    Ketua Pelaksana,

    (Rido Maulana)

    NIM.2009730158

    Anggota 1,

    (Riyan Sopiyan)

    NIM.2009730041

    Anggota 2,

    (Yuli Triretno)

    NIM.2010730118

    BIODATA DOSEN PENDAMPING

    DATA PRIBADI

    1.NAMA : Dr. Hj. Jekti Teguh Rochani, MS, SpMK

    2.Tempat / tanggal lahir : Yogyakarta, 28 Februari 1949

    3.Alamat : jl. Bambu Mas Selatan 4/P-3. Pondok Bambu.

    Jakarta Timur

    4.NIDN : 19490228 198103 2 001

    5.Pendidikan :

    Sekolah Rakyat (1961), SMP (1964) , SMA (1967), Yayasan

    Perguruan Cikini, Jakarta

    DokterFK Universitas YARSI, Jakarta (1978)

    Magister SainsUniversitas Indonesia, Jakarta (1985)

    Spesialis Mikrobiologi Klinik Kolegium Perhimpunan Ahli

    Mikrobiologi Klinik Indonesia (2001)

    6.Pekerjaan :

    1978 2008 Dosen PNS dipekerjakan di FK Universitas

    YARSI

    2008 sekarang Dosen PNS dipekerjakan di FKK UniversitasMuhammadiyah Jakarta

    1985 sekarang Dosen Luar Biasa PolTeKes KemenKes III

    Keperawatan Jakarta

    Anggota 3,

    (Khonsa Hartsu Syuhada)

    NIM.2011730051

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    16/17

    12

    1983 sekarang Dosen Luar Biasa Program D-3 Keperawatan

    FKK-UMJ

    7.Organisasi Profesi:

    Anggota IDI Cabang Jakarta Timur1980 - sekarang

    Pengurus IDI Cabang Jakarta Timur 1983 sekarang; 2008-

    20011 (KaBid Pendidikan & Pengabdian Masyarakat dan Ketua

    Team P2KB); 2012-2015 (Ketua Team P2KB)

    Pengurus IDI Wilayah DKI Jakarta 2006 2011 (AnggotaTeam P2KB), 2012-2015 (anggota Bidang Pelayanan Profesi)

    Pengurus PB-IDI 2010 sekarang (Anggota BP2KB Divisi

    Pelayanan Primer)

    Anggota Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (PERMI) 1985 -sekarang

    Anggota Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia

    (PAMKI)2000 - sekarang

    Pengurus PAMKI Cabang Jakarta2006 sekarang

    Pengurus Pusat ASKLIN (Asosiasi Klinik Indonesia) 2012

    2017 (Kabid LitBang)

    8.Penelitian:

    Gruping Streptococcus beta hemolitycus dengan metode

    koaglutinasi (1983) Pengaruh tripsin pada gruping Streptococcus beta hemolitycus

    (1985)

    Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap Jumlah Kuman di Dalam

    UrineJurnal Kedokteran YARSI 1993

    Pemanfaatan Darah Manusia yang Kadaluwarsa sebagai penggantidarah domba dalam Pembuatan Agar Darah Plat (ADP) Jurnal

    Kedokteran YARSI Vol 16 No 2, Mei-Agustus 2008

    Isolasi dan Identifikasi berbagai jenis kuman yang mencemari

    beberapa jenis makanan jajanan di warung makan Jurnal

    Kedokteran YARSI

    Populasi bakteri pada Feses Neonatus: penelitian pendahuluan Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16 No 2, Mei-Agustus 2008

    Polymorphisms of promoter and coding regions of the arylamine

    N-acetyltransferase 2 (NAT2) gene in the Indonesian population:

    proposal for new nomenclatureJ Hum Gene (2008) 53: 201-209

    No Evidence for association between the interferon regulatory

    factor 1 (IRF1)gene and clinical tuberculosis Tuberculosis 89

    (2009) 71-76. Journal homepage:

    http://intl.elsevierhealth.com/journals/tube

    Pengelompokan Genotip, Serologi dan Supertipe Gene HLA Kelas

    I pada Suku Jawa, Indonesia (Genotype, Serology and Supertype

  • 7/23/2019 PKMP 13 UMJ Rido Uji Sensitiitas Bakteri

    17/17

    13

    Classification of HLA Clas I in the Javanese, Indonesia)Jurnal

    Kedokteran YARSI 18 (2): 086-093 (2010)

    Jakarta, 25 Oktober 2012

    Dr. Jekti T. Rochani, MS. Sp.MK

    NIDN. 19490228 198103 2 001