pkmp 2008 (aktivtas pemotongan dna)
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
1/124
Program Kreativitas Mahasiswa
Judul Program:
Aktivitas Pemotongan DNA Superkoil Untai Ganda Getah Patah Tulang
(Euphorbia tirucalli, L.) terhadap Plasmid pUC 19
Bidang Kegiatan :
PKM Penelitain
Diusulkan oleh :
Nurul Isnaini K 100 060 181
Kendri Sri Yuliati K 100 060 193
Fairus Zabadi K 100 070 134
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Surakarta
2008
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
2/124
1
a. Judul ProgramAktivitas Pemotongan DNA Superkoil Untai Ganda Getah Patah Tulang
(Euphorbia tirucalli, L.) terhadap Plasmid pUC 19
b. Latar Belakang MasalahIndonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan hayati
terbesar kedua setelah Brazil. Hutan hujan tropis Indonesia memiliki
sekitar 3000 spesies tumbuhan berbunga (Zuhud dan Haryono, 1994).
Banyak sekali tumbuhan berkhasiat obat di sekitar masyarakat. Ada yang
berupa bumbu dapur, tanaman hias, tanaman sayuran dan tanaman buah.
Selain itu ada pula yang berupa tanaman liar tumbuh di sembarang tempat
tanpa ada yang memperhatikan (Muhlisah, 2003). Keanekaragaman ini
merupakan modal potensial untuk pengembangan obat baru.
Dewasa ini pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai
tumbuhan berkhasiat semakin berkembang. Masyarakat mulai memahami
bahwa penggunaan tumbuhan untuk obat sebenarnya bisa sejajar dan
saling mengisi dengan pengobatan modern (Kusuma, 2005). Oleh karena
itu sekarang banyak dilakukan penelitian terhadap bahan-bahan alam dan
pengembangan senyawa kimia baru yang ditelusuri dari bahan alam yang
secara empiris digunakan oleh masyarakat dan terbukti memberi khasiat
obat, namun belum diketahui secara pasti kandungan zat aktifnya
(Wijayakusuma, 1993).
Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbesar
di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa setiap
tahun penyakit kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang dan dalam tahun
2010 mendatang diperkirakan 9 juta orang meninggal akibat kanker. Di
Indonesia setiap tahunnya terdapat 100 penderita kanker baru dari setiap
100.000 penduduk. Penyakit kanker saat ini menduduki urutan ke-3
penyebab kematian sesudah penyakit jantung dan paru-paru (Sofyan,
2000).
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
3/124
2
Pengobatan terhadap kanker dapat dilakukan dengan cara
pembedahan, kemoterapi (termasuk imunoterapi dan pemberian hormon),
radioterapi, atau alternatif lain melalui ramuan tradisional dari tanaman
(Sukardiman et al., 2003). Tanaman obat yang berkhasiat mengatasi
beberapa penyakit sudah banyak dibuktikan walaupun baru pada tahap
empiris. Agar peranan obat tradisional dapat lebih ditingkatkan perlu
didorong upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan
khasiat serta keamanan suatu tumbuhan obat, sehingga keberadaannya
dapat dikenal di kalangan medis (Wijayakusuma, et al., 1995). Obat
tradisional dikatakan rasional, jika terbukti secara ilmiah memberikan
manfaat klinik dalam pencegahan atau pengobatan penyakit dan tidak
menyebabkan efek samping serius dalam arti aman pada manusia
(Dalimartha, 2000)
Tanaman obat telah banyak digunakan untuk pengobatan
penyakit kanker, baik sebagai pencegahan maupun pengobatan. Berbeda
dengan pengobatan kanker menggunakan obat sintetik yang dapat
diberikan sebagai obat utama atau sebagai terapi adjuvant, pengobatan
dengan obat berasal dari tumbuhan dapat pula digunakan untuk
pencegahan. Dalam prakteknya, pengobatan selalu menggunakan terapi
kombinasi dari bermacam-macam tumbuhan obat dengan memperhatikan
efek samping yang mungkin terjadi (Kurnia, 2006). Antikanker diharapkan
dapat memiliki toksisitas selektif artinya menghancurkan sel kanker tanpa
merusak sel jaringan normal (Ganiswara, 2003). Suatu tanaman dapat
dikembangkan sebagai alternatif antikanker dengan mengetahui
keberadaanRibosom Inactivating Proteintanaman tersebut (Sismindari et
al., 2002).
Ribosom Inacivating Proteins (RIPs) merupakan sekelompok
protein toksik dalam tanaman yang mempunyai aktivitas RNA N-
glikosidase (Sismindari et al., 2002). RIP mempunyai kemampuan
memotong DNA superkoil untai ganda, RNA N-glikosidase,
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
4/124
3
immunosupresive,sitotoksik, abortifacient, antiviral dan anti HIV (Stripe
et al., 1992)
Tanaman Euphorbia tirucalli L. telah secara empiris digunakan
untuk gastritis, tukak rongga hidung, rematik, tulang terasa sakit dan
sifilis. Sedangkan batang kayunya digunakan untuk sakit kulit kusta,
mengeluarkan duri, pecahan kaca, tulang ikan dan benda tajam lainnya
dari kulit tertusuk duri serta kutil (Dalimartha, 2003).
Tanaman patah tulang getahnya mengandung sifat asam (acid
latex), mengandung senyawa euphorbia taraksaterol, -laktucerol, euphol,
senyawa dammar yang menyebabkan rasa tajam ataupun kerusakan pada
selaput lendir, kautschuk (zat karet) dan zat pahit. Sedangkan herba patah
tulang mengandung glikosid, sapogenin, dan asam ellaf (Dalimartha,
2003).
Getah patah tulang bisa digunakan sebagai obat tradisional di
antaranya obat kulit, namun belum pernah dilakukan penelitian yang dapat
membuktikan khasiat getah tanaman ini secara ilmiah. Menurut Morales;
Forero; Roldan (2002) yang telah melakukan penelitian terhadap beberapa
tanaman keluarga Euphorbiaceae, salah satu di antaranya adalah aktivitas
antiviral daunEuphorbia tirucalli, L. terhadap virus herpes simplek type 2
(HSV-2) dengan metode MTT dan EPTT. Dari penelitian ini diketahui
bahwa ekstrak metanol air dari daun patah tulang dapat menghambat
pertumbuhan virus herpes simplek type 2 (HSV-2) dengan sangat
bermakna.
Menurut Ernawati et al.,(2007), membuktikan bahwa getah patah
tulang dapat memberikan aktivitas terhadap virus ND yang diinokulasikan
pada telur ayam berembrio dengan IC50 sebesar 0,05%. Semakin besar
konsentrasi getah patah tulang yang diinokulasikan, semakin besar titer
virus yang disebabkan sifat getah patah tulang yang iritatif.
Ribosom Inavtivating Proteins (RIPs) merupakan suatu protein.
Ekstraksi terhadap protein dari tanamanEuphorbia tirucalli, L. diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas pemotongan DNA superkoil untai ganda.
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
5/124
4
Hal ini dilakukan sejalan dengan pengembangan RIPs sebagai salah satu
bahan obat yang dapat dimanfaatkan untuk antikanker. Untuk itu perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas getah Euphorbia
tirucalli, L. dalam memotong DNA superkoil untai ganda.
c. Perumusan MasalahDengan dasar dan pertimbangan di atas maka dapat dirumuskan
suatu permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah getah Euphorbia tirucalli L. mempunyai aktivitas pemotonganDNA plasmid pUC 19 dan berpotensi sebagai Ribosom Inactivating
Protein?
2. Berapa konsentrasi getah Euphorbia tirucalli, L. yang dapatmemberikan aktivitas pemotongan DNA terhadap plasmid pUC 19?
d. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui aktivitas pemotongan DNA getah patah tulang (Euphorbiatirucalli L) terhadap plasmid pUC 19.
2. Mengetahui besarnya konsentrasi minimal getah patah tulang(Euphorbia tirucalli, L.) yang dapat memberikan aktivitas pemotongan
DNA.
e. Luaran Yang DiharapkanLuaran yang diharapkan dengan adanya program Kreativitas
Mahasiswa Penelitian (PKMP) adalah ditemukannya aktivitas pemotongan
DNA oleh getah patah tulang untuk menguji adanya kandungan RIP dalam
tanaman yang dapat berpotensi sebagai antikanker dan dapat menghasilkan
sebuah karya/artikel paten.
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
6/124
5
f. Kegunaan ProgramApabila terbukti bahwa getah Euphorbia tirucalli, L. mempunyai
aktivitas pemotongan DNA terhadap Plasmid pUC 19 maka tanaman
tersebut dapat diteliti lebih lanjut menjadi salah satu obat antikanker.
g. Tinjauan Pustaka1. Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli, L)
a. Uraian TanamanPatah tulang berasal dari Afrika tropis. Di Indonesia, ditanam
sebagai tanaman pagar, tanaman hias, di pot, tanaman obat, atau
tumbuhan liar. Patah tulang dapat ditemukan dari dataran rendah
sampai ketinggian 600 m di bawah permukaan laut. Tanaman ini
menyukai tempat terbuka yang terkena cahaya matahari langsung
(Dalimartha, 2003).
Perdu yang tumbuh tegak ini mempunyai tinggi 2-6 m dengan
pangkal berkayu, bercabang banyak dan bergetah seperti susu yang
beracun. Patah tulang mempunyai ranting yang bulat silindris
berbentuk pensil, beralur halus membujur, dan berwarna hijau.
Rantingnya setelah tumbuh sekitar 1 jengkal akan segera bercabang
dua yang letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak
seperti percabangan yang terpatah-patah daunnya jarang, terdapat
pada ujung ranting yang masih muda kecil-kecil berbentuk ionset,
panjang 7-25 mm, dan cepat rontok, bunga majemuk, tersusun
seperti mangkuk, warnanya kuning kehijauan, keluar dari ujung
ranting. Jika masak buahnya akan pecah dan melemparkan biji-
bijinya (Dalimartha, 2003).
Jika dibakar, ranting patah tulang yang telah kering dapat
mengusir nyamuk. Getahnya untuk meracuni ikan sehingga mudah
ditangkap. Namun, jika getah patah tulang mengenai mata, bisa
menyebabkan buta. Di Jawa, tanaman ini jarang berbunga.
Perbanyakan dilakukan dengan stek batang (Dalimartha, 2003).
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
7/124
6
Patah tulang dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga
kelembaban tanahnya dan dipupuk dengan pupuk dasar (Hariana A.
2007)
b. Sistematika dan Klasifikasi TanamanEuphorbia tirucalli, L.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermayophyta
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Species :Euphorbia tirucalli, L.
c. Kandungan KimiaTanaman Euphorbia tirucalli L. getahnya mengandung sifat
asam (acid latex), mengandung senyawa euphorbia taraksaterol, -
laktucerol, euphol, senyawa dammar yang menyebabkan rasa tajam
ataupun kerusakan pada selaput lendir, kautschuk (zat karet) dan zat
pahit. Herba patah tulang mengandung glikosid, sapogenin, dan asam
ellaf (Dalimartha, 2003).
Patah tulang mempunyai rasa tawar, tetapi semakin lama
menimbulkan rasa tebal di lidah, berbau lemah, dan getahnya
beracun. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam getah patah
tulang diantaranya senyawa euphorbone, taraksasterol, -laktucerol,
euphol, senyawa dammar. Hingga saat ini efek farmakologis patah
tulang belum banyak diketahui (Hariana, 2007).
d. Nama Daerah, Nama Asing, Nama SimplisiaTanaman patah tulang di Indonesia memiliki beberapa nama
daerah seperti patah tulang (Sumatra); susuru (Sunda); kayu urip,
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
8/124
7
pancing tawa, tikel balung (Jawa), kayu potong (Jawa Timur)
(Hariana, 2007). Kayu jaliso, kayu leso, kayu longtolangan, kayu
tabar (Madura); Lu san hu (Cina); milk bush, finger tree, fotbad plant
tirucalli (Inggris). Nama simplisia Tirucalli Herba (Dalimartha,
2003).
e. Manfaat TanamanTanaman patah tulang secara tradisional digunakan sebagai
obat. Bagian akar dan ranting digunakan untuk pengobatan
gastritis/nyeri lambung, tukak rongga hidung, rematik, tulang terasa
sakit, nyeri saraf, wasir dan siphilis (Dalimartha, 2003).
Bagian batang kayu digunakan untuk sakit kulit, kusta (Marbus
Hansen) dan kaki dan tangan baal. Herbanya dapat digunakan untuk
mengobati bisul, kurap, terkilir, tulang patah, rematik, tahi lalat
membesar dan gatal, cacar ular (Herpes zoster), borok/ulkus karena
frambusia, sakit gigi, radang telinga, dan tertusuk duri atau tulang
ikan, atau dapat juga dicampur dengan susu untuk mengobati
penyakit kulit, seperti gatal-gatal, kurap, tumor, kutil dan hafalan
(alavus) (Dalimartha, 2003). Gilingan halus kulit luar dahan patah
tulang, hasil gilingan ditempelkan pada kulit di atas tulang yang
patah dapat mengobati tulang patah (Hariana, 2007).
2.Ribosom Inactivating Protein(RIP)a. Definisi
Ribosom inactivating Protein (RIP), merupakan sekelompok
protein toksik dalam tanaman yang mempunyai aktivitas RNA N-
glikosidase yang mampu menghambat sintesis protein pada mamalia
(Sismindari, 2004). Aktivitas RNA N-glikosidase yang dapat
mendepurinasi rRNA mamalia dan 28S ribosom bakteri. Sisi
depurinasi terletak pada A4324 dalam mamalia dan 28S ribosom
RNA eukariot atau A2660 dalam 26S rRNA prokariot sehingga
menyebabkan ketidakmampuan untuk mengikat faktor elongasi
2(EF2), akibatnya sel tidak dapat melaksanakan perpanjangan asam
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
9/124
8
amino pada sintesis protein (Barbieri et al., 1993 cit Sulistyani,
2003).
b. Distribusi RIPs pada tanamanRIPs dapat dibagi dalam dua grup yaitu RIPs tipe I (Holo RIPs)
dan RIPs tipe II (Chimero RIPs). Secara luas RIP terdistribusi pada
tanaman tingkat tinggi (Ling et al., 1994) dan kebanyakan spesies
yang mengandung RIPs dari klas Angiospermae, baik monokotil
maupun dikotil. RIPs dapat dijumpai di berbagai organ dan jaringan
tumbuhan meliputi biji, buah segar, akar, daun, getah, dan batang
(Hartley et al., 1994). Banyak tanaman lain yang menunjukkan
aktivitas menyerupai RIPs hanya saja belum terkarakterisasi
sempurna. RIPs dengan struktur yang mirip dan fungsi yang sama
dapat ditemukan dalam tanaman yang secara taksonomi tidak
membuat ini, meskipun hanya beberapa bagian dari tanaman yang
digunakan memiliki hubungan kekerabatan (Stripe et al., 1992).
Daftar RIPs tipe II tertera secara historis beberapa protein ini
sudah dikenal sebelum diketemukannya. RIPs tipe I, ricin dan abrin
dikenal pada akhir abad ini, meskipun hanya beberapa bagian dari
tanaman yang digunakan untuk pemurnian (Stripe et al., 1992).
c. Aktivitas enzimatikEndonuklease dan co-workers menunjukkan bahwa RIPs
merupakan suatu enzim. Di mana ricin mengenali daerah 28s dari
rRNA membentuk ikatan N-C glikosidik spesifik antara adenin dan
nukleotida. RNA setelah adenin dipindahkan, sisi adenin menjadi
tidak stabil karena reaksi eliminasi setelah digabung dengan asam
anilin. Pemindahan 1 basa adenin mengakibatkan subunit 60s dari
ribosom eukariot tidak mampu berikatan dengan faktor elongasi 2
(EF2) sebagai konsekuensinya sintesis protein terhenti (Stripe et al.,
1992).
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
10/124
9
d. Aktivitas BiologiAda beberapa aktivitas biologi yang dimiliki oleh RIPs seperti
sitotoksisitas pada mamalia, immunosuppresive, abortifacient,
antiviral, antifungi, antimikroba, pemotongan DNA superkoil untai
ganada serta menghambat replikasi HIV.
1) Aktivitas sitotoksitas pada sel mamaliaEfek secara langsung RIPs tipe I dan II terhadap fungsi dan
struktur sel adalah merusak ribosom secara irreversible lebih
tepat lagi subunit 28s ribosom gagal mengikat faktor elongasi 2,
akibat sintesis protein menjadi terhambat pada sel mamalia RIPs
tipe II mempunyai aktivitas yang lebih tinggi daripada RIPs tipe I
dalam menghambat sintesin protein. Tetapi toksisitas tinggi bila
dikonjugasi pada suatu pembawa sehingga membantu masuknya
rantai A ke dalam sel, rantai A bersifat katalitik. Pembawanya
dapat berupa antibody monoclonal, lektin, hormon atau dengan
menaikkan permiabilitas membran sel sehingga rantai A mudah
masuk ke dalam sel.
Ketoksikan RIPs tipe I lebih rendah daripada RIPs tipe II
karena tidak mempunyai subunit disebabkan konsekuensinya
kemampuan penghalang dan masuk ke dalam sel lebih rendah.
Rantai lektin pada RIPs tipe II dapatmengikat gula dengan
konformasi D-galaktose dan pada ujung resptor galaktosil yang
terdapat pada kebanyakan sel mamlia sehingga sel teraglutinasi
secara in vitro dan toksin dapat memasuki sel tetapi juga
menfasilitasi masuknya rantai A dengan mekanisme yang belum
diketahui terjadi pemasukan melalui perantara resptor endositosis
sehingga RIPs mampu mencapai golgi apparatus dimana ikatan
disulfida di antara kedua sisinya dapat diputus oleh disulfida
oksidoreduktase.
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
11/124
10
2) Aktivitas immunosupressiveAktivitas RIPs sebagai immunosupressive ditunjukkan bila
RIPs tersebut dikonjugasikan ke molekul sebagai carrier yang
dapat membawa ke populasi sel target spesifik. Antibodi
monoklonal merupakan pilihan terbaik sebagai carrier untuk
membawa konjugat (immunotoksin), tatapi hormon faktor
pertumbuhan dan lektin dapat juga digunakan sebagai carrier.
Ligan toksin dan imunotoksin telah banyak digunakan
untuk memindahkan secara selektif fibroblast yang
terkontaminasi dari kultur sel darah pankreas. Imunotoksin telah
digunakan untuk membasahi sel T secara ex vivo dari tulang
belakang sebelum dilakukan transplantasi prophylaxis dari graft
mico host disease secara in vivo. Penggunaan imunotoksin
memberi harapan terbesar terhadap hasil perawatan pada
pengcangkokan tumor. Imunotoksin telah sukses digunakan
untuk mengobati resisten steroid graft, melawan host penyakit
dengan suatu imunotoksin yang anti T limphosit. Aplikasi lain
dari imunotoksin meliputi perawatan autoimmune, penyakit
thyreopathy, myasthenia gravis dan membunuh parasit.
Imunotoksin dapat ditambahkan secara tidak langsung
dengan menggunakan antibiotik melawan sel antigen senjutnya
ditambahkan ke dalam preparasi imunotoksin dengan antibodi
melawan imunoglobulin G. Mekanisme lain dari perjalanan
toksin ke sel target spesifik menggunakan campuran antibodi
atau fragmen F (antibodi) yang salah satu sisinya berikatan
dengan sel target dan lainnya dengan toksin. Selain ricin
beberapa RIPs tipe I lain yang digunakan sebagai imunotoksin
diantaranya gelonin, PAP, saponin, momordin, bryodin, dan
barley (Stripe et al., 1992).
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
12/124
11
3) AktivitasAbortifacientTelah ditemukan dalam suatu protein yaitu trikosantin
protein ini memicu aborsi pada mencit, kelinci, dan kera tetapi
tidak pada tikus. Diduga mekanisme abortifacient sebagai
berikut:
a) Menyebabkan nekrosis selektif pada bagian nLi plasenta,b) Terjadi formasi pembekuan pada sirkulasi lokal yang
menginuksi infra pada daerah yang luas,
c) Perubahan yang disertai perusakan aktivitas fungsionaldengan penurunan drastis kadar HCG dan hormon steroid
perubahan metabolisme serta meningkatkan sintesis
prostaglandin yang kemudian menginduksi terjadinya aborsi
(Barbieri et al., 1993).
e. Aktivitas antiviralSemua RIPs tipe I telah terbukti beraktivitas sebaga antivirus
kecuali RIPs tipe II (Kumar dkk, 1993) pada beberapa RIPs yang
telah diketemukan diantaranya diketahui mempunyai aktivitas
antiviral baik pada virus tanaman maupun hewan, antara lain PAP
(Pokeweed Antiviral Protein) dan diantaranya merupakan suatu RIPs
yang mampu menghambat infeksi Tobacco Mozaic Viruspada daun
Nucotiana tobacum (Stripe et al, 1981 cit Barbieri et al, 1993).
Mekanisme antivirus berdasarkan pada
1) RIPs masuk lewat sitosol masuk lewat sitosol sel yang terinfeksikarena lebih permiabel kemudian menghancurkan mesin sintesis
protein sehingga virus tak bisa bereplikasi dan sel yang terinfeksi
saling berdekatan
2) RIPs bertindak secara tidak langsung melalui pengaktivan sistempertahanan tanaman (Willey et al, 2001)
f. Aktivitas pemotongan DNA superkoil untai ganda secara in vivoBeberapa RIPs seperti Ricini (mengandung rantai A) seperti
ditemukan pada : Luffin, cinnamomi dan champhoril yang mampu
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
13/124
12
mengekpresikan aktivitas enzim untuk memotong DNA superkoil
untai ganda dan khususnya sarcin yaitu suatu RIPs dengan aktivitas
ribonuklease, RIPs dapat memotong DNA superkoil untai ganda
menjadi nick circular pada kadar tinggi, tetapi hal itu tidak berefek
pada DNA linier walaupun RIPs tipe II utuh tidak mengekpresikan
aktivitas RNA N-glikosidase tapi terbukti dapat memotong DNA
superkoil (Ling et al, 1994)
Rantai A cinnamomi dilaporkan dapat membelah DNA
superkoil untai ganda ke linier (Ling et al, 1994) pemecahan molekul
dari DNA superkoil ke linier dengan deadenilasi rantai A cinnamomi
terjadi secara spontan pada ikatan fosfodiester setelah pemindahan
adenin sebagai bagian aktif dari RNA N-Glikosidase kerusakan di
dalam DNA superkoil terletak pada daerah yang kaya akan pasangan
basa AT yang mengarah pada aksi rantai A cinnamomi ikatan
fosfodiester pada daerah superkoil akan menjadi rapuh dan mudah
rusak karena tarikan dari dalam DNA superkoil. Pemecahan satu sisi
purin dalam satu untai dari deadenilasi DNA superkoil akan
menghasilkan bentuk nick dan linier (Ling,1995) menyatakan bahwa
aktivitas dari RIPs ini seperti enzim endonuklease pada 3D sebelah
deoksinukleotida meninggalkan sisi 5fosfat akhir dari DNA
superkoil.
3. PlasmidPlasmid adalah molekul untai ganda ekstra kromosomal dengan
ukuran bervariasi antara 1 kb sampai lebih dari 200 kb ditemukan pada
berbagai spesies bakteri yang dipakai sebagai unit gen untuk melakukan
replikasi (Sambrook et al., 1989). Plasmid membawa tipe gen yang
sangat bervariasi fungsi seperti resisten terhadap antibodi, resisten
terhadap logam berat, sensitif terhadap mutagen, sensitif atau resisten
terhadap bakteriophage kemampuan untuk membentuk membentuk
hubungan simbiosis dan transfer DNA antar kingdom (Feinbaum, 1998)
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
14/124
13
Berdasarkan atas sifat umum yang yang dikode oleh gen dalam
plasmid dapat diklasifikasikan menjadi 5 jenis utama:
a. F membawa gen fertilitas dan tidak memiliki sifat lain kecualikemampuan untuk melakukan transfer plasmid dengan cara
konjugasi
b. R membawa gen yang menyebabkan resisten bakteri tuan rumahterhadap satu atau lebih gen antibiotik seperti ampisilin
c. Plasmid kolisigenik dapat mengkode kolisin suatu protein yang dapatmembunuh bakteri lain
d. Plasmid degradatif memungkinkan bakteri untuk mengadakanmetabolisme molekul yang tidak biasa
e. Plasmid virulensi dapat menyebabkan patogenesis pada bakteri tuanrumah (Brown, 1991)
Semua plasmid memiliki paling sedikit satu urutan
rangkaian DNA yang dapat bertindak sebagai asal replika sehingga
plasmid itu mampu memperbanyak diri dalam sel tanpa tergantung pada
kromosom bakteri. Plasmid mempunyai gen yang mengkode enzim yang
spesifik untuk replikasi plasmid itu sendiri, tetapi juga menggunakan
enzim replikasi dari sel host (Brown, 1991)
Sedikitnya ada tiga keuntungan dengan memanfaatkan plasmid
a. Mudah ditangani karena tahan terhadap kerusakanb. Bersifat multiple copy di dalam sel inangnya sehingga lebih efektif
digunakan untuk kloning DNA
c. Jarang memiliki sisi perpotongan dari enzim endonuklease yangsama sehingga temapt penyisipan gen menjadi spesifik (Mulando,
2002). Jumlah kopi plasmid yaitu jumlah molekul plasmid dalam
tiap sel bakteri dibawah kondisi pertumbuhan, dibagi menjadi 2
yakni: plasmid high copy dengan jumlah kopi lebih besar dari 20
kopi per sel bakteri dan number low copy number dengan jumlah
kopi lebih kecil dari 20 kopi per sel (Feinbaum, 1998).
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
15/124
14
4.Escherichia coliEscherichia coli merupakan gram negatif, fakultatif aerob,
tumbuh baik pada media sederhana, berbentuk batang pendek, kadang
berderet seperti rantai biasanya hidup di dalam saluran usus manusia,
hewan sebagai flora normal dan intertin. Escherichia coli dapat
melakukan fermentasi laktosa dan glukosa, serta menghasilkan gas
(Endang, 2003). JenisE. coliDH5 mempunyai aktivitas serupa dengan
JM 103 dan JM 109 yakni -galaktosidase -complementation, yaitu bila
ditumbuhkan dalam medium yang berisi IPTG dan X-GAL jenis ini
mempunyai kemampuan recA1, yakni kemampuan penggabungan ulang
rekombinan, menyusun kembali struktur koloni DNA denagn cara
memasukkan atau menyisipkan (Davis et a.l, 1994).
h. Metode Penelitian1.Definisi Operasional Penelitian
Variabel bebas : konsentrasi getah daun patah tulang
Variabel tergantung : aktivitas pemotongan terhadap DNA superkoil
dari getah patah tulang
2.Bahan dan AlatBahan-bahan yang digunakan :
a. Bahan utama : getah segar dari tanamanEuphorbia tirucalli, L.b. Bahan pelarut untuk getah : aquadestc. Daun pukul empat (Mirabillis jalapaL) jenis bunga warna merahd. E. colligalur DH 5e. Medium Luria Bertani (LB) (Sambrook et al., 1989)
1) LB cair terdiri dari tripton 1% (b/v), ekstrak yeast 0,5 % (b/v),NaCl 1% (b/v), aquabides sampai volume yang dikehendaki,
ampicilin 50 g/ml.
2) Medium LB padat dapat dibuat dengan penambahan agar oxoid1,5% (b/v)pada LB cair.
f. DNA plasmid pUC 19
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
16/124
15
g. Bahan isolasi pUC 19 antara lain (Sambrook et al., 1989)1) Larutan lisis I : glukosa 50 mM, Tris Cl 25 mM pH 8,0 dan etilen
diamin tetraasetat 10 mM pH 8,0, aquadest
2) Larutan lisis II : NaOH 0,2 N dan Na dodesil sulfat 1% pH 7,03) Larutan lisis III : kalium asetat 5 mM pH 4,8 60 ml, asam asetat
1,5 ml, aquabidest
4) Larutan TE pH 7,4; tris klorida 10 mM pH 7,4 dan etilendiamintetraasetat 1 mM
5) Larutan pengekstraksi : fenol, kloroform, 0,01 mM triskloridapH 7,5
6) Larutan pengendap dan pencuci : Na asetat, etanol 96%, etanol70 %
h. Larutan CaCl 0,1 Mi. Bahan elektroforesis gel agarose antara lain (Sambrook et al.,1989)
1) Agarose 0,8% (b/v)2) Dapar TBE (1X) : tris borat 0,889 mM dan etilen diamin
tetraasetat (EDTA) 0,2 mM pH 8,0
3) Larutan pewarna : etidium bromide 0,25 g/ml4) Dapar pemuat (loading buffer), silen sianol 0,25%, biru brom
fenol 0,25%, dan gliserol 30%
j. Dapar untuk ekstraksi protein : dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2(NaH2PO4 dan Na2HPO4) yang mengandung NaCl 0,14 M
k. Dapar untuk uji aktivitas pemotongan DNA superkoil, dapar TMN :tris Cl 50 mM pH 8,0, MgCl2 10 mM dan NaCl 100 mM.
Alat-alat yang digunakan :
Alat-alat gelas, autoklaf (Hiclave H-25), penangas air, sentrifus,
bejana elektroforesis, alat elektroforesis, lampu UV (UV
transiluminator), timbangan analitik, pH meter, vortex, spektrofotometer,
kuvet, mikropipet, tip kuning, tip biru, tip putih, eppendorf, tabung
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
17/124
16
conical, pembakar bunsen, ose, lemari pendingin, incubator orbital
shaker, foto digital.
3.Rencana Penelitiana. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman dilakukan dengan mencocokkan keadaan
morfologi tanaman berdasarkan kunci-kunci determinasi
menggunakan literatur untuk memastikan identitas tanaman dan
menghindari kesalahan dalam pengambilan tanaman.
b. Sterilisasi alatAlat-alat yang akan dipergunakan terlebih dahulu dicuci
dengan sabun sampai bersih kemudian dikeringkan menggunakan
serbet bersih. Setelah kering, disterilkan dengan autoklaf selama 20
menit pada 121C.
c. Preparasi Getah Patah TulangGetah patah tulang langsung ditampung dan dibuat seri
konsentrasi. Dibuat beberapa seri konsentrasi yaitu 0.5%; 0,25%;
0,125%; 0,625%; 0,3125%, dengan melarutkan getah dalam
aquadest.
d. Pembuatan Media Luria BertaniMedia Luria Bertani (LB) ditimbang dan dilarutkan dalam
aquadest dengan bantuan pemanasan. Media LB padat dibuat dengan
penambahan agar Oxoid 1,5%, kedua bahan disterilkan dalam
autoklaf pada suhu 121 C selama 20 menit. Antibiotik ampisillin
ditambahkan terakhir secara aseptik dengan konsentrasi akhir
100g/ml.
e. Pengukuran kadar protein ekstrak gubal dengan metodespektrofotometri UV
Kadar protein dalam sampel ekstrak gubal diukur serapannya
dalam dapar Na fosfat 5 mM dengan spektrofotometer UV pada
280 nm dan 260 nm, menggunakan blangko dapar natrium fosfat 5
mM. Kadar protein dihitung dengan rumus :
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
18/124
17
Kadar protein (mg/ml) = A280x faktor koreksi x faktor pengenceran
(Layne, 1957)
f. Preparasi DNA pUC 191) Pembuatan sel kompetanE. coli
Suspensi E.coli DH 5 sebanyak 100 l ditumbuhkan
dalam 5 ml medium LB cair. Kemudian diinkubasi dalam
incubatororbital shaker24 jam pada suhu 37C. Selanjutnya 1
ml kultur tersebut disubkulturkan kembali dalam 50 ml medium
LB cair dan dinkubasi pada suhu 37C selama 3-4 jam, yaitu saat
mencapai pertengahan fase eksponensial (kepadatan 5 x 106 2 x
107 sel/ml LOD600= 0,6). Kultur yang didapat disentrifus dengan
kecepatan 4000 ribu rpm pada suhu 4C selama 5 menit, lalu
supernatan dibuang, pellet disuspensikan dalam 0,1 M CaCl2
yang telah didinginkan dalam es sebanyak 0,2 x volume kultur
awal. Kemudian diletakkan di atas es selama 5 menit dan segera
disentrifuse 4000 rpm selama 10 menit. Supernatan dibuang
dengan hati-hati. Pellet yang diperoleh dicuci dengan 0,1 M
CaCl2yang telah didinginkan dalam es sebanyak 0,04 x volume
kultur awal dan didiamkan dalam es selama 30 menit (Sambrook
et al.,1989).
2) Transformasi DNA plasmid pUC 19 padaE. coliDH5.Suspensi E. coli kompeten sebanyak 200l dimasukkan
dalam tabung ependorf steril. Selanjutnya diletakkan dalam es
selama 5 menit, lalu ditambahkan DNA plasmid pUC 19
(sejumlah 50 ng dalam volume 10l) pada masing-masing
tabung. Kemudian dicampur isinya dengan menggoyang tabung
secara perlahan-lahan. Selanjutnya didiamkan dalam es selama
30 menit. Setelah itu dilakukan kejutan panas (heat shock)pada
suhu 42C selama 90 detik, tabung tidak digoyang dan segera
dimasukkan kembali ke dalam es selama 1-2 menit, kemudian
ditambahkan 800l medium LB cair. Lalu dicampur perlahan-
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
19/124
18
lahan dengan membolak-balik tabung 5-10 kali dan diinkubasi
pada 37C selama 45 menit. Suspensi sebanyak 100l ditebarkan
pada medium LB padat yang mengandung antibiotik ampisilin.
Cairan diratakan agar memenuhi seluruh permukaan media,
kemudian diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam (Sambrook
et al., 1989).
3) Isolasi DNA plasmid pUC 19.Koloni E. coli yang mengandung plasmid pUC 19
ditumbuhkan dalam 50ml medium LB cair-ampisilin pada suhu
37C 24 jam dalam incubator orbital shaker. Kultur tersebut
dituang ke dalam ependorf steril lalu disentrifuse dengan
kecepatan 12.000 rpm pada suhu 37C selama 10 menit,
kemudian supernatan dibuang. Pelet disuspensikan dalam 100l
buffer lisis I dingin divortek dan dibiarkan di dalam es selama 5
menit. Selanjutnya ditambahkan 200l larutan lisis II dan
dicampur dengan membolak-balikkan tabung 5 kali, lalu
dibiarkan dalam es selama 5 menit. Setelah itu ditambahkan
150l larutan netralisasi (lisis III), divortek dan dibiarkan dalam
es selama 5 menit. Suspensi disentrifugasi 12.000rpm selama 10
menit. Supernatan diambil dengan mikropipet, dipindahkan
dalam tabung ependorf baru yang steril, selanjutnya supernatan
diekstraksi dengan fenol kloroform sama banyak, divortek dan
disentrifugasi 12.000rpm selama 10 menit. Fase paling atas
dipisahkan dalam tabung ependorf baru dan steril kamudian
ditambahkan natrium asetat 3M sepersepuluh kali volume dan
alkohol absolut dua kali volume, selanjutnya disimpan pada suhu
-20C selama 1 jam. Tahapan dilanjutkan dengan sentrifugasi
pada kecepetan 12.000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang
diperoleh dibuang kemudian dicuci dengan 1 ml etanol 70% dan
disentrifugasi 12.000 rpm selama 15 menit. Supernatan yang
diperoleh dibuang, pelet dikeringkan pada 37C, kemudian
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
20/124
19
dilarutkan dalam 20l buffer TE 1 kali dan disimpan pada suhu
4C semalam (Sambrook et al.,1989).
g. Uji aktivitas pemotongan DNA superkoil oleh ekstrak gubal.Tiga mikroliter DNA plasmid pUC 19 dicampur dengan 1l
buffer TMN dan diinkubasi dengan ekstrak gubal daun bunga pukul
empat dan getah patah tulang dalam satu seri kadar protein yang
meningkat hingga volume akhir 10l. Kemudian diinkubasi pada
temperatur kamar (30C) selama 1 jam. Pada akhir reaksi
ditambahkan 2l buffer pemuat, kemudian dielektroforesis pada gel
agarosa yang sudah mengandung pewarna etidium bromid,
menggunakan buffer TBE. Elektroforesis dilakukan pada 50 volt
hingga kurang lebih tiga perempat panjang gel. Identifikasi
dilakukan dengan sinar ultraviolet.
Jalannya Penelitian
Gambar 1. Skema Jalannya Penelitian
Pengumpulan getah
patah tulang
Determinasi tanaman
Dibuat seri
konsentrasi
DNA plasmid pUC 19
TransfomasiE.coli
DH 5
Isolasi DNA pIC 19
Uji aktivitas pemotongan
DNA
Elektroforesis DNA
Pengamatan UV
Analisis hasil
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
21/124
20
i. Teknis AnalisisData-data yang diperoleh dari hasil uji aktiivitas ekstrak getah
dianalisis secara kualititatif yakni:
Aktivitas pemotongan DNA superkoil ditentukan dengan mengamati 3
kriteria yakni: penipisan DNA superkoil, penebalan DNA nick sirkuler,
dan pembentukan DNA linier pada pita DNA hasil elektroforesis di bawah
lampu UV. Uji dikatakan positif apabila pada hasil digesti ekstrak terjadi
pola penipisan DNA superkoil dan penebalan nick sirkuler pada kadar
rendah, sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan muncul pita DNA
linier yang makin menebal.
j. Jadwal KegiatanBulan ke
Kegiatan1 2 3 4 5 6
1. Persiapan
2.Pelaksanaana. Determinasi tanaman
b.Penyiapan alat dan bahanc. Preparasi getahd.Transformasi DNAe. Isolasi DNAf. Uji Aktivitas Pemotongan
DNA
3. Analisis data
4. Penyusunan Laporan
k. Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok1. Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap : Nurul Isnaini
NIM : K 100 060 181
Fakultas/Program Studi : Farmasi/Farmasi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Waktu untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
22/124
21
2. Anggota PelaksanaNama Lengkap : Kendri Sri Yuliati
NIM : K 100 060 193
Fakultas/Program Studi : Farmasi/Farmasi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Waktu untuk Kegiatan PKM : 4 jam/minggu
Nama Lengkap : Fairus Zabadi
NIM : K 100 070 134
Fakultas/Program Studi : Farmasi/Farmasi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Waktu untuk Kegiatan PKM : 4 jam/minggu
l. Nama dan Biodata Dosen Pendamping1. Nama lengkap dan gelar : Peni Indrayudha, S.F., Apt
2. Golongan Pangkat dan NIP : Penata Muda / IIIa, 132313376
3. Jabatan Fungsional : Lektor
4. Jabatan Struktural : -
5. Fakultas / Program Studi : Farmasi / Farmasi
6. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
7. Bidang Keahlian : Bioteknologi Farmasi
8. Waktu untuk Kegitan PKM : 4 jam/minggu
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
23/124
22
m. Biaya1. Bahan Untuk Preparasi GetahEuphorbia tirucalli, L.
No Jenis Bahan Banyak HargaSatuan
Jumlah
1 TanamanEuphorbia tirucalli 1 35.000 35.000
2 Determinasi Tanaman 50.000 50.000
3 Aqudest 10 L 2.500 25.000
4 Blue Tips 150 500 75.000
5 Yellow Tips 150 500 75.000
6 Speader Glass 1 15.000 15.000
7 Aluminium Foil 1 15.000 15.000
Total 290.000
2. Bahan Untuk Medium Luria BertaniNo Jenis Bahan Banyak Harga Satuan Jumlah
1 Tripton 1% 1 75.000 75.000
2 Ekstrak Yeast 0,5% 1 75.000 75.000
3 NaCl 1% 100 1800 180.000
4 Ampicilin 1 100.000 100.000
5 Aqubides 1L 100 100.000
6 Agar oxoid 1,5% 1 50.000 50.000
7 Cawan Petri 10 20.000 200.000
Total 780.000
3. Bahan untuk Transformasi dan IsolasiNo Jenis Bahan Banyak Harga Satuan Jumlah
1. BakteriE. coli 1 150.000 150.0002. Plasmid pUC 19 50 5.000 250.000
3. Tris Cl 25 mM pH 8,0 100 2.000 200.000
4 Larutan NaOH 100 500 50.000
5 Na dodesil sulfat pH 7,0 100 1.500 150.000
6 Kalium asetat 5 mM pH 4,8 100 2.000 200.000
27 Asam asetat 100 1.000 100.000
8 Larutan TE pH 7,4 100 2.500 250.000
9 EDTA 1mM 200 600 120.00010 Na asetat 100 2.600 260.000
11 Etanol 96 % 1 L 40.000 40.000
12 Etanol 70% 1 L 35.000 35.000
13 Larutan CaCl2 0,2 M 100 1.000 100.000
14 Agarose gel 100 1.200 120.000
15 Gloves 1 pak 40.000 40.000
16 Masker 5 3.000 15.000
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
24/124
23
17 Dapar TBE 100 2.000 200.000
18 Etidium bromide 100 1.300 130.000
19 Tabung Reaksi 15 5.000 75.000
20 Cawan Petri 15 20.000 300.00021 Ependorf 1 pak 175.000 175.000
22 Erlenmeyer 10 20.000 200.000
Total 3.220.000
4. Biaya Untuk Uji Pemotongan DNANo Jenis Bahan Banyak Harga
Satuan
Jumlah
1. Tris Cl 50 mM 100 1.800 180.0002. MgCl2 10 mM 100 2.000 200.0003.
NaCl 100mM 100 1.800 180.0004. Loading Buffer 1 80.000 80.000
Total 640.000
5. Biaya Penunjang PenelitianNo Jenis Bahan Biaya
1. Biaya Sewa Laboratorium UMS 300.000
2. Pencarian Data 50.000
Total 350.000
6.
Biaya Pembutan LaporanNo Jenis Bahan Jumlah
Satuan
Harga
Satuan
Jumlah
1 Penggandaan 6 10.000 60.000
2 Fotocopy 6 7.500 45.000
3 Penjilidan Soft Cover 6 5.000 30.000
4 Kertas HVS 1 rim 35.000 35.000
5 Catride Refill 1 150.000 150.000
6 CD Blank 1 5.000 5.000
7 Flash Disk 1 Gb 1 90.000 90.000
8 Dokumentasi Hasil 5 56.000 280.000
9 Rental Pangetikan 10 2.500 / jam 25.000Total 720.000
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
25/124
24
Rekapitulasi Rincian Biaya
1 Bahan Untuk Preparasi GetahEuphorbia tirucalli, L. Rp. 290.0002 Bahan Untuk Medium Luria Bertani Rp. 780.0003 Bahan untuk Transformasi dan Isolasi Rp. 3.220.0004 Biaya Untuk Uji Pemotongan DNA Rp. 640.0005 Biaya Penunjang Penelitian Rp. 350.0006 Biaya Pembutan Laporan Rp. 720.000
Total Rp. 6.000.000
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
26/124
25
DAFTAR PUSTAKA
Barbieri, L., Batteli, M. G., Stripe, F., 1993, Ribosom-inactivating Protein fromPlants, BiochemBiophy Acta,1154, 681-694.
Brown, T. A., 2003, Pengantar Kloning Gen, diterjemahkan oleh Prasena, 11-15,
Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta.
Dalimartha, S., 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 3. Puspa Swara,
Jakarta, Hal. 89-92.
Davis, L. G., Kuehl, W. M., and Battey, J. F., Basic Methods in Molecular
Biology,Second edition, Applenton and Lange Norwalk, Connecticut.
Feinbaum, R., 1998, Current Protocols in Molecular Biology, John Wiley andSons inc, 1.5.1-1.5.17, cit: Dewi Ngolady, 2000, Identifikasi Ribosome
Inactivating Protein dari Ekstrak Gubal Daun Cangkringan (Erythrina
fusca Lour), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Ganiswara, 2003,Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 636-701, Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran, Jakarta.
Hartley, M. R., Chaddoch, A., Bonness, M., S., 1996, The Structure and Function
of Ribosome Inactivating Protein, Trends Plant SCL, Vol.1, No.8, 254-
260.
Kurnia, A., Pertamawati., Rifatul W., Hendig, W., 2005, Efek Penghambat
Pertumbuhan Cell-line Secara In-Vitro dari Ekstrak Etanol Buah
Mahkota Dewa(Phaleria macrocarpa Scheff.).,Artocarpus, Vol 5 (2),
89.
Kusuma, Fauzi, R., Zaky, M., 2005, Tanaman Liar Berkhasiat Obat, Hal. 6,
Andromedia Pustaka, Jakarta.
Ling, J., Liu, W., Wang, T. P., 1994, Cleavage of Supercoil Double Stranded
DNA by Several RIPs in vitro,Febs Letters, Vol. 345, 143-146.
Mulando, 2002, Seputar TeknologiRekayasa Genetika, Pustaka Wira Usaha
Mandiri, Jakarta.
Sambrook, Fritish, E. F., Maniatis, T., 1989, Molecular Cloning : a laboratory
Manual, Edisi 1, Hal 1.1.2-1.1.3, Cold Spring Harber Laboratory
Press, USA.
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
27/124
26
Sismindari, Sudjadi, Sulistyani, N., 2002, Aktivitas Pemotongan DNA Superkoil
oleh Fraksi Protein Daun Morinda citrifolia, Majalah Farmasi
Indonesia, 13 (4), 174-179.
Stripe, F., Bateli, M. G., Soria, M., Lappi, D. A., 1992, Ribosom-Inactivating
Proteins from Plants Present Status and Future Prospect, Bio
Technology,Vol 10.
Sukardiman, Puspitasari, H.p., Widyawaryanti., 2003, Uji Aktivitas Ekstrak
Metanol Herba Ageratum congzides L pada Kultur Sel Myeloma
Mencit,Majalah Farmasi Airlangga, Vol.3, 93.
Sulistyani, N., 2003, Perbandingan Aktivitas Pemotongan DNA Superkoil antara
Ekstrak Gubal Umbi dan Daun Bawang Putih (Allium sativum L),
Pharmacon,4 (1), 1-5.
Wijayakusma, H. M.,1993, Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Cetakan
Pertama, Jilid II, Pustaka Kartini, Jakarta.
Zuhud, E. A dan Haryanto, 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman
Tanaman Obat Hutan Tropika, Jurusan Konversi Sumber Daya Hutan
Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia,
Bogor, Hal. 229-230.
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
28/124
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
29/124
28
n. LampiranDaftar Riwayat Hidup
1.Nama : Nurul Isnaini2. Tempat / tgl lahir : Pekalongan, 9 Maret 19883. Jenis Kelamin : Perempuan4. Pekerjaan : Mahasiswi5. Alamat Rumah : Jl. KH.Samanhudi No.60 RT:03/06 Kelurahan
Pasirsari Pekalongan
6.No. HP : 085647185178
7. Riwayat Pendidikan 1992 - 1993 : TK Masyithoh IX Kergon Pekalongan 1993 1994 : SDN Sapuro IV Pekalongan 1994 1999 : SDN Tirto 0I Pekalongan 1999 2002 : SMPN 2 Pekalongan 2002 2005 : SMUN 3 Pekalongan 2006 Sekarang : Pend. S1 Fakultas Farmasi UMS
8. Riwayat Organisasi 2002 2003 : Pramuka Jabatan : Anggota 2003 2004 : Pramuka Jabatan : Bendahara Bantara 2006 2007 : LPM Natural Jabatan : Anggota Bidang Redaksi 2007 2008 : LPM Natural Jabatan : Sekretaris Umum 2006 Sekarang : RMC Jabatan : Anggota Bidang PPSDM
9. Mottto Hidup : Jangan pernah menyerah untuk meraih mimpidan jalani hidup ini untuk meraih ridho Illahi
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
30/124
29
Daftar Riwayat Hidup
1. Nama : Kendri Sri Yuliati2. Tempat / tgl lahir : Wonosobo, 20 Juli 19883. Jenis Kelamin : Perempuan4. Pekerjaan : Mahasiswi5. Alamat Rumah : Karasan Jetis Rt:2 RW:6 Juwiring Klaten6. No. HP : 085647105720
7. Riwayat Pendidikan 1992 - 1994 : TK Pertiwi Kenaiban 1994 1997 : SDN Jetis I Juwiring 1997 2000 : SDN (UNGGULAN) Tanjung II Juwiring 2000 2003 : SMPN 19 Surakarta 2003 - 2006 : SMAN 4 Surakarta 2006 Sekarang : Pend. S1 Fakultas Farmasi UMS
8. Riwayat Organisasi 2002 2003 : PMR Jabatan : Anggota 2003 2004 : PMR Jabatan : Sie Logistik 2006 Sekarang : RMC Jabatan : Anggota Bidang PPSDM
9. Mottto Hidup : Jadikan hidup sebagai hal yang terindah
Daftar Riwayat Hidup
1. Nama : Fairus Zabadi2. Tempat / tgl lahir : Pasuruan, 2 Juli 19883. Jenis Kelamin : Laki-laki4. Pekerjaan : Mahasiswa5. Alamat Rumah : Pegalangan No 35, Maron Probolinggo6. No. HP : 0852369833827. Riwayat Pendidikan
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
31/124
30
1995 2000 : MI Raudlatul Ulum 2000 2003 : SMPN 1 Gending 2003 2007 : SMF Jember 2007 Sekarang : Pend. S1 Fakultas Farmasi UMS
8. Riwayat Organisasi 2005 : Pramuka Jabatan : Anggota 2007 sekarang : SPC Jabatan : Anggota 2007 sekarang : RMC Jabatan : Anggota
9. Mottto Hidup: Berlarilah untuk mengejar mimpi
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
32/124
Program Kreativitas Mahasiswa
Judul Program:
Aktivitas Pemotongan DNA Superkoil Untai Ganda Getah Patah Tulang
(Euphorbia tirucalli, L.) terhadap Plasmid pUC 19
Bidang Kegiatan :
PKM Penelitain
Diusulkan oleh :
Nurul Isnaini K 100 060 181
Kendri Sri Yuliati K 100 060 193
Fairus Zabadi K 100 070 134
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Surakarta
2008
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
33/124
1
a. Judul ProgramAktivitas Pemotongan DNA Superkoil Untai Ganda Getah Patah Tulang
(Euphorbia tirucalli, L.) terhadap Plasmid pUC 19
b. Latar Belakang MasalahIndonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan hayati
terbesar kedua setelah Brazil. Hutan hujan tropis Indonesia memiliki
sekitar 3000 spesies tumbuhan berbunga (Zuhud dan Haryono, 1994).
Banyak sekali tumbuhan berkhasiat obat di sekitar masyarakat. Ada yang
berupa bumbu dapur, tanaman hias, tanaman sayuran dan tanaman buah.
Selain itu ada pula yang berupa tanaman liar tumbuh di sembarang tempat
tanpa ada yang memperhatikan (Muhlisah, 2003). Keanekaragaman ini
merupakan modal potensial untuk pengembangan obat baru.
Dewasa ini pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai
tumbuhan berkhasiat semakin berkembang. Masyarakat mulai memahami
bahwa penggunaan tumbuhan untuk obat sebenarnya bisa sejajar dan
saling mengisi dengan pengobatan modern (Kusuma, 2005). Oleh karena
itu sekarang banyak dilakukan penelitian terhadap bahan-bahan alam dan
pengembangan senyawa kimia baru yang ditelusuri dari bahan alam yang
secara empiris digunakan oleh masyarakat dan terbukti memberi khasiat
obat, namun belum diketahui secara pasti kandungan zat aktifnya
(Wijayakusuma, 1993).
Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbesar
di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa setiap
tahun penyakit kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang dan dalam tahun
2010 mendatang diperkirakan 9 juta orang meninggal akibat kanker. Di
Indonesia setiap tahunnya terdapat 100 penderita kanker baru dari setiap
100.000 penduduk. Penyakit kanker saat ini menduduki urutan ke-3
penyebab kematian sesudah penyakit jantung dan paru-paru (Sofyan,
2000).
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
34/124
2
Pengobatan terhadap kanker dapat dilakukan dengan cara
pembedahan, kemoterapi (termasuk imunoterapi dan pemberian hormon),
radioterapi, atau alternatif lain melalui ramuan tradisional dari tanaman
(Sukardiman et al., 2003). Tanaman obat yang berkhasiat mengatasi
beberapa penyakit sudah banyak dibuktikan walaupun baru pada tahap
empiris. Agar peranan obat tradisional dapat lebih ditingkatkan perlu
didorong upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan
khasiat serta keamanan suatu tumbuhan obat, sehingga keberadaannya
dapat dikenal di kalangan medis (Wijayakusuma, et al., 1995). Obat
tradisional dikatakan rasional, jika terbukti secara ilmiah memberikan
manfaat klinik dalam pencegahan atau pengobatan penyakit dan tidak
menyebabkan efek samping serius dalam arti aman pada manusia
(Dalimartha, 2000)
Tanaman obat telah banyak digunakan untuk pengobatan
penyakit kanker, baik sebagai pencegahan maupun pengobatan. Berbeda
dengan pengobatan kanker menggunakan obat sintetik yang dapat
diberikan sebagai obat utama atau sebagai terapi adjuvant, pengobatan
dengan obat berasal dari tumbuhan dapat pula digunakan untuk
pencegahan. Dalam prakteknya, pengobatan selalu menggunakan terapi
kombinasi dari bermacam-macam tumbuhan obat dengan memperhatikan
efek samping yang mungkin terjadi (Kurnia, 2006). Antikanker diharapkan
dapat memiliki toksisitas selektif artinya menghancurkan sel kanker tanpa
merusak sel jaringan normal (Ganiswara, 2003). Suatu tanaman dapat
dikembangkan sebagai alternatif antikanker dengan mengetahui
keberadaanRibosom Inactivating Proteintanaman tersebut (Sismindari et
al., 2002).
Ribosom Inacivating Proteins (RIPs) merupakan sekelompok
protein toksik dalam tanaman yang mempunyai aktivitas RNA N-
glikosidase (Sismindari et al., 2002). RIP mempunyai kemampuan
memotong DNA superkoil untai ganda, RNA N-glikosidase,
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
35/124
3
immunosupresive,sitotoksik, abortifacient, antiviral dan anti HIV (Stripe
et al., 1992)
Tanaman Euphorbia tirucalli L. telah secara empiris digunakan
untuk gastritis, tukak rongga hidung, rematik, tulang terasa sakit dan
sifilis. Sedangkan batang kayunya digunakan untuk sakit kulit kusta,
mengeluarkan duri, pecahan kaca, tulang ikan dan benda tajam lainnya
dari kulit tertusuk duri serta kutil (Dalimartha, 2003).
Tanaman patah tulang getahnya mengandung sifat asam (acid
latex), mengandung senyawa euphorbia taraksaterol, -laktucerol, euphol,
senyawa dammar yang menyebabkan rasa tajam ataupun kerusakan pada
selaput lendir, kautschuk (zat karet) dan zat pahit. Sedangkan herba patah
tulang mengandung glikosid, sapogenin, dan asam ellaf (Dalimartha,
2003).
Getah patah tulang bisa digunakan sebagai obat tradisional di
antaranya obat kulit, namun belum pernah dilakukan penelitian yang dapat
membuktikan khasiat getah tanaman ini secara ilmiah. Menurut Morales;
Forero; Roldan (2002) yang telah melakukan penelitian terhadap beberapa
tanaman keluarga Euphorbiaceae, salah satu di antaranya adalah aktivitas
antiviral daunEuphorbia tirucalli, L. terhadap virus herpes simplek type 2
(HSV-2) dengan metode MTT dan EPTT. Dari penelitian ini diketahui
bahwa ekstrak metanol air dari daun patah tulang dapat menghambat
pertumbuhan virus herpes simplek type 2 (HSV-2) dengan sangat
bermakna.
Menurut Ernawati et al.,(2007), membuktikan bahwa getah patah
tulang dapat memberikan aktivitas terhadap virus ND yang diinokulasikan
pada telur ayam berembrio dengan IC50 sebesar 0,05%. Semakin besar
konsentrasi getah patah tulang yang diinokulasikan, semakin besar titer
virus yang disebabkan sifat getah patah tulang yang iritatif.
Ribosom Inavtivating Proteins (RIPs) merupakan suatu protein.
Ekstraksi terhadap protein dari tanamanEuphorbia tirucalli, L. diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas pemotongan DNA superkoil untai ganda.
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
36/124
4
Hal ini dilakukan sejalan dengan pengembangan RIPs sebagai salah satu
bahan obat yang dapat dimanfaatkan untuk antikanker. Untuk itu perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas getah Euphorbia
tirucalli, L. dalam memotong DNA superkoil untai ganda.
c. Perumusan MasalahDengan dasar dan pertimbangan di atas maka dapat dirumuskan
suatu permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah getah Euphorbia tirucalli L. mempunyai aktivitas pemotonganDNA plasmid pUC 19 dan berpotensi sebagai Ribosom Inactivating
Protein?
2. Berapa konsentrasi getah Euphorbia tirucalli, L. yang dapatmemberikan aktivitas pemotongan DNA terhadap plasmid pUC 19?
d. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui aktivitas pemotongan DNA getah patah tulang (Euphorbiatirucalli L) terhadap plasmid pUC 19.
2. Mengetahui besarnya konsentrasi minimal getah patah tulang(Euphorbia tirucalli, L.) yang dapat memberikan aktivitas pemotongan
DNA.
e. Luaran Yang DiharapkanLuaran yang diharapkan dengan adanya program Kreativitas
Mahasiswa Penelitian (PKMP) adalah ditemukannya aktivitas pemotongan
DNA oleh getah patah tulang untuk menguji adanya kandungan RIP dalam
tanaman yang dapat berpotensi sebagai antikanker dan dapat menghasilkan
sebuah karya/artikel paten.
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
37/124
5
f. Kegunaan ProgramApabila terbukti bahwa getah Euphorbia tirucalli, L. mempunyai
aktivitas pemotongan DNA terhadap Plasmid pUC 19 maka tanaman
tersebut dapat diteliti lebih lanjut menjadi salah satu obat antikanker.
g. Tinjauan Pustaka1. Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli, L)
a. Uraian TanamanPatah tulang berasal dari Afrika tropis. Di Indonesia, ditanam
sebagai tanaman pagar, tanaman hias, di pot, tanaman obat, atau
tumbuhan liar. Patah tulang dapat ditemukan dari dataran rendah
sampai ketinggian 600 m di bawah permukaan laut. Tanaman ini
menyukai tempat terbuka yang terkena cahaya matahari langsung
(Dalimartha, 2003).
Perdu yang tumbuh tegak ini mempunyai tinggi 2-6 m dengan
pangkal berkayu, bercabang banyak dan bergetah seperti susu yang
beracun. Patah tulang mempunyai ranting yang bulat silindris
berbentuk pensil, beralur halus membujur, dan berwarna hijau.
Rantingnya setelah tumbuh sekitar 1 jengkal akan segera bercabang
dua yang letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak
seperti percabangan yang terpatah-patah daunnya jarang, terdapat
pada ujung ranting yang masih muda kecil-kecil berbentuk ionset,
panjang 7-25 mm, dan cepat rontok, bunga majemuk, tersusun
seperti mangkuk, warnanya kuning kehijauan, keluar dari ujung
ranting. Jika masak buahnya akan pecah dan melemparkan biji-
bijinya (Dalimartha, 2003).
Jika dibakar, ranting patah tulang yang telah kering dapat
mengusir nyamuk. Getahnya untuk meracuni ikan sehingga mudah
ditangkap. Namun, jika getah patah tulang mengenai mata, bisa
menyebabkan buta. Di Jawa, tanaman ini jarang berbunga.
Perbanyakan dilakukan dengan stek batang (Dalimartha, 2003).
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
38/124
6
Patah tulang dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga
kelembaban tanahnya dan dipupuk dengan pupuk dasar (Hariana A.
2007)
b. Sistematika dan Klasifikasi TanamanEuphorbia tirucalli, L.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermayophyta
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Species :Euphorbia tirucalli, L.
c. Kandungan KimiaTanaman Euphorbia tirucalli L. getahnya mengandung sifat
asam (acid latex), mengandung senyawa euphorbia taraksaterol, -
laktucerol, euphol, senyawa dammar yang menyebabkan rasa tajam
ataupun kerusakan pada selaput lendir, kautschuk (zat karet) dan zat
pahit. Herba patah tulang mengandung glikosid, sapogenin, dan asam
ellaf (Dalimartha, 2003).
Patah tulang mempunyai rasa tawar, tetapi semakin lama
menimbulkan rasa tebal di lidah, berbau lemah, dan getahnya
beracun. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam getah patah
tulang diantaranya senyawa euphorbone, taraksasterol, -laktucerol,
euphol, senyawa dammar. Hingga saat ini efek farmakologis patah
tulang belum banyak diketahui (Hariana, 2007).
d. Nama Daerah, Nama Asing, Nama SimplisiaTanaman patah tulang di Indonesia memiliki beberapa nama
daerah seperti patah tulang (Sumatra); susuru (Sunda); kayu urip,
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
39/124
7
pancing tawa, tikel balung (Jawa), kayu potong (Jawa Timur)
(Hariana, 2007). Kayu jaliso, kayu leso, kayu longtolangan, kayu
tabar (Madura); Lu san hu (Cina); milk bush, finger tree, fotbad plant
tirucalli (Inggris). Nama simplisia Tirucalli Herba (Dalimartha,
2003).
e. Manfaat TanamanTanaman patah tulang secara tradisional digunakan sebagai
obat. Bagian akar dan ranting digunakan untuk pengobatan
gastritis/nyeri lambung, tukak rongga hidung, rematik, tulang terasa
sakit, nyeri saraf, wasir dan siphilis (Dalimartha, 2003).
Bagian batang kayu digunakan untuk sakit kulit, kusta (Marbus
Hansen) dan kaki dan tangan baal. Herbanya dapat digunakan untuk
mengobati bisul, kurap, terkilir, tulang patah, rematik, tahi lalat
membesar dan gatal, cacar ular (Herpes zoster), borok/ulkus karena
frambusia, sakit gigi, radang telinga, dan tertusuk duri atau tulang
ikan, atau dapat juga dicampur dengan susu untuk mengobati
penyakit kulit, seperti gatal-gatal, kurap, tumor, kutil dan hafalan
(alavus) (Dalimartha, 2003). Gilingan halus kulit luar dahan patah
tulang, hasil gilingan ditempelkan pada kulit di atas tulang yang
patah dapat mengobati tulang patah (Hariana, 2007).
2.Ribosom Inactivating Protein(RIP)a. Definisi
Ribosom inactivating Protein (RIP), merupakan sekelompok
protein toksik dalam tanaman yang mempunyai aktivitas RNA N-
glikosidase yang mampu menghambat sintesis protein pada mamalia
(Sismindari, 2004). Aktivitas RNA N-glikosidase yang dapat
mendepurinasi rRNA mamalia dan 28S ribosom bakteri. Sisi
depurinasi terletak pada A4324 dalam mamalia dan 28S ribosom
RNA eukariot atau A2660 dalam 26S rRNA prokariot sehingga
menyebabkan ketidakmampuan untuk mengikat faktor elongasi
2(EF2), akibatnya sel tidak dapat melaksanakan perpanjangan asam
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
40/124
8
amino pada sintesis protein (Barbieri et al., 1993 cit Sulistyani,
2003).
b. Distribusi RIPs pada tanamanRIPs dapat dibagi dalam dua grup yaitu RIPs tipe I (Holo RIPs)
dan RIPs tipe II (Chimero RIPs). Secara luas RIP terdistribusi pada
tanaman tingkat tinggi (Ling et al., 1994) dan kebanyakan spesies
yang mengandung RIPs dari klas Angiospermae, baik monokotil
maupun dikotil. RIPs dapat dijumpai di berbagai organ dan jaringan
tumbuhan meliputi biji, buah segar, akar, daun, getah, dan batang
(Hartley et al., 1994). Banyak tanaman lain yang menunjukkan
aktivitas menyerupai RIPs hanya saja belum terkarakterisasi
sempurna. RIPs dengan struktur yang mirip dan fungsi yang sama
dapat ditemukan dalam tanaman yang secara taksonomi tidak
membuat ini, meskipun hanya beberapa bagian dari tanaman yang
digunakan memiliki hubungan kekerabatan (Stripe et al., 1992).
Daftar RIPs tipe II tertera secara historis beberapa protein ini
sudah dikenal sebelum diketemukannya. RIPs tipe I, ricin dan abrin
dikenal pada akhir abad ini, meskipun hanya beberapa bagian dari
tanaman yang digunakan untuk pemurnian (Stripe et al., 1992).
c. Aktivitas enzimatikEndonuklease dan co-workers menunjukkan bahwa RIPs
merupakan suatu enzim. Di mana ricin mengenali daerah 28s dari
rRNA membentuk ikatan N-C glikosidik spesifik antara adenin dan
nukleotida. RNA setelah adenin dipindahkan, sisi adenin menjadi
tidak stabil karena reaksi eliminasi setelah digabung dengan asam
anilin. Pemindahan 1 basa adenin mengakibatkan subunit 60s dari
ribosom eukariot tidak mampu berikatan dengan faktor elongasi 2
(EF2) sebagai konsekuensinya sintesis protein terhenti (Stripe et al.,
1992).
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
41/124
9
d. Aktivitas BiologiAda beberapa aktivitas biologi yang dimiliki oleh RIPs seperti
sitotoksisitas pada mamalia, immunosuppresive, abortifacient,
antiviral, antifungi, antimikroba, pemotongan DNA superkoil untai
ganada serta menghambat replikasi HIV.
1) Aktivitas sitotoksitas pada sel mamaliaEfek secara langsung RIPs tipe I dan II terhadap fungsi dan
struktur sel adalah merusak ribosom secara irreversible lebih
tepat lagi subunit 28s ribosom gagal mengikat faktor elongasi 2,
akibat sintesis protein menjadi terhambat pada sel mamalia RIPs
tipe II mempunyai aktivitas yang lebih tinggi daripada RIPs tipe I
dalam menghambat sintesin protein. Tetapi toksisitas tinggi bila
dikonjugasi pada suatu pembawa sehingga membantu masuknya
rantai A ke dalam sel, rantai A bersifat katalitik. Pembawanya
dapat berupa antibody monoclonal, lektin, hormon atau dengan
menaikkan permiabilitas membran sel sehingga rantai A mudah
masuk ke dalam sel.
Ketoksikan RIPs tipe I lebih rendah daripada RIPs tipe II
karena tidak mempunyai subunit disebabkan konsekuensinya
kemampuan penghalang dan masuk ke dalam sel lebih rendah.
Rantai lektin pada RIPs tipe II dapatmengikat gula dengan
konformasi D-galaktose dan pada ujung resptor galaktosil yang
terdapat pada kebanyakan sel mamlia sehingga sel teraglutinasi
secara in vitro dan toksin dapat memasuki sel tetapi juga
menfasilitasi masuknya rantai A dengan mekanisme yang belum
diketahui terjadi pemasukan melalui perantara resptor endositosis
sehingga RIPs mampu mencapai golgi apparatus dimana ikatan
disulfida di antara kedua sisinya dapat diputus oleh disulfida
oksidoreduktase.
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
42/124
10
2) Aktivitas immunosupressiveAktivitas RIPs sebagai immunosupressive ditunjukkan bila
RIPs tersebut dikonjugasikan ke molekul sebagai carrier yang
dapat membawa ke populasi sel target spesifik. Antibodi
monoklonal merupakan pilihan terbaik sebagai carrier untuk
membawa konjugat (immunotoksin), tatapi hormon faktor
pertumbuhan dan lektin dapat juga digunakan sebagai carrier.
Ligan toksin dan imunotoksin telah banyak digunakan
untuk memindahkan secara selektif fibroblast yang
terkontaminasi dari kultur sel darah pankreas. Imunotoksin telah
digunakan untuk membasahi sel T secara ex vivo dari tulang
belakang sebelum dilakukan transplantasi prophylaxis dari graft
mico host disease secara in vivo. Penggunaan imunotoksin
memberi harapan terbesar terhadap hasil perawatan pada
pengcangkokan tumor. Imunotoksin telah sukses digunakan
untuk mengobati resisten steroid graft, melawan host penyakit
dengan suatu imunotoksin yang anti T limphosit. Aplikasi lain
dari imunotoksin meliputi perawatan autoimmune, penyakit
thyreopathy, myasthenia gravis dan membunuh parasit.
Imunotoksin dapat ditambahkan secara tidak langsung
dengan menggunakan antibiotik melawan sel antigen senjutnya
ditambahkan ke dalam preparasi imunotoksin dengan antibodi
melawan imunoglobulin G. Mekanisme lain dari perjalanan
toksin ke sel target spesifik menggunakan campuran antibodi
atau fragmen F (antibodi) yang salah satu sisinya berikatan
dengan sel target dan lainnya dengan toksin. Selain ricin
beberapa RIPs tipe I lain yang digunakan sebagai imunotoksin
diantaranya gelonin, PAP, saponin, momordin, bryodin, dan
barley (Stripe et al., 1992).
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
43/124
11
3) AktivitasAbortifacientTelah ditemukan dalam suatu protein yaitu trikosantin
protein ini memicu aborsi pada mencit, kelinci, dan kera tetapi
tidak pada tikus. Diduga mekanisme abortifacient sebagai
berikut:
a) Menyebabkan nekrosis selektif pada bagian nLi plasenta,b) Terjadi formasi pembekuan pada sirkulasi lokal yang
menginuksi infra pada daerah yang luas,
c) Perubahan yang disertai perusakan aktivitas fungsionaldengan penurunan drastis kadar HCG dan hormon steroid
perubahan metabolisme serta meningkatkan sintesis
prostaglandin yang kemudian menginduksi terjadinya aborsi
(Barbieri et al., 1993).
e. Aktivitas antiviralSemua RIPs tipe I telah terbukti beraktivitas sebaga antivirus
kecuali RIPs tipe II (Kumar dkk, 1993) pada beberapa RIPs yang
telah diketemukan diantaranya diketahui mempunyai aktivitas
antiviral baik pada virus tanaman maupun hewan, antara lain PAP
(Pokeweed Antiviral Protein) dan diantaranya merupakan suatu RIPs
yang mampu menghambat infeksi Tobacco Mozaic Viruspada daun
Nucotiana tobacum (Stripe et al, 1981 cit Barbieri et al, 1993).
Mekanisme antivirus berdasarkan pada
1) RIPs masuk lewat sitosol masuk lewat sitosol sel yang terinfeksikarena lebih permiabel kemudian menghancurkan mesin sintesis
protein sehingga virus tak bisa bereplikasi dan sel yang terinfeksi
saling berdekatan
2) RIPs bertindak secara tidak langsung melalui pengaktivan sistempertahanan tanaman (Willey et al, 2001)
f. Aktivitas pemotongan DNA superkoil untai ganda secara in vivoBeberapa RIPs seperti Ricini (mengandung rantai A) seperti
ditemukan pada : Luffin, cinnamomi dan champhoril yang mampu
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
44/124
12
mengekpresikan aktivitas enzim untuk memotong DNA superkoil
untai ganda dan khususnya sarcin yaitu suatu RIPs dengan aktivitas
ribonuklease, RIPs dapat memotong DNA superkoil untai ganda
menjadi nick circular pada kadar tinggi, tetapi hal itu tidak berefek
pada DNA linier walaupun RIPs tipe II utuh tidak mengekpresikan
aktivitas RNA N-glikosidase tapi terbukti dapat memotong DNA
superkoil (Ling et al, 1994)
Rantai A cinnamomi dilaporkan dapat membelah DNA
superkoil untai ganda ke linier (Ling et al, 1994) pemecahan molekul
dari DNA superkoil ke linier dengan deadenilasi rantai A cinnamomi
terjadi secara spontan pada ikatan fosfodiester setelah pemindahan
adenin sebagai bagian aktif dari RNA N-Glikosidase kerusakan di
dalam DNA superkoil terletak pada daerah yang kaya akan pasangan
basa AT yang mengarah pada aksi rantai A cinnamomi ikatan
fosfodiester pada daerah superkoil akan menjadi rapuh dan mudah
rusak karena tarikan dari dalam DNA superkoil. Pemecahan satu sisi
purin dalam satu untai dari deadenilasi DNA superkoil akan
menghasilkan bentuk nick dan linier (Ling,1995) menyatakan bahwa
aktivitas dari RIPs ini seperti enzim endonuklease pada 3D sebelah
deoksinukleotida meninggalkan sisi 5fosfat akhir dari DNA
superkoil.
3. PlasmidPlasmid adalah molekul untai ganda ekstra kromosomal dengan
ukuran bervariasi antara 1 kb sampai lebih dari 200 kb ditemukan pada
berbagai spesies bakteri yang dipakai sebagai unit gen untuk melakukan
replikasi (Sambrook et al., 1989). Plasmid membawa tipe gen yang
sangat bervariasi fungsi seperti resisten terhadap antibodi, resisten
terhadap logam berat, sensitif terhadap mutagen, sensitif atau resisten
terhadap bakteriophage kemampuan untuk membentuk membentuk
hubungan simbiosis dan transfer DNA antar kingdom (Feinbaum, 1998)
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
45/124
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
46/124
14
4.Escherichia coliEscherichia coli merupakan gram negatif, fakultatif aerob,
tumbuh baik pada media sederhana, berbentuk batang pendek, kadang
berderet seperti rantai biasanya hidup di dalam saluran usus manusia,
hewan sebagai flora normal dan intertin. Escherichia coli dapat
melakukan fermentasi laktosa dan glukosa, serta menghasilkan gas
(Endang, 2003). JenisE. coliDH5 mempunyai aktivitas serupa dengan
JM 103 dan JM 109 yakni -galaktosidase -complementation, yaitu bila
ditumbuhkan dalam medium yang berisi IPTG dan X-GAL jenis ini
mempunyai kemampuan recA1, yakni kemampuan penggabungan ulang
rekombinan, menyusun kembali struktur koloni DNA denagn cara
memasukkan atau menyisipkan (Davis et a.l, 1994).
h. Metode Penelitian1.Definisi Operasional Penelitian
Variabel bebas : konsentrasi getah daun patah tulang
Variabel tergantung : aktivitas pemotongan terhadap DNA superkoil
dari getah patah tulang
2.Bahan dan AlatBahan-bahan yang digunakan :
a. Bahan utama : getah segar dari tanamanEuphorbia tirucalli, L.b. Bahan pelarut untuk getah : aquadestc. Daun pukul empat (Mirabillis jalapaL) jenis bunga warna merahd. E. colligalur DH 5e. Medium Luria Bertani (LB) (Sambrook et al., 1989)
1) LB cair terdiri dari tripton 1% (b/v), ekstrak yeast 0,5 % (b/v),NaCl 1% (b/v), aquabides sampai volume yang dikehendaki,
ampicilin 50 g/ml.
2) Medium LB padat dapat dibuat dengan penambahan agar oxoid1,5% (b/v)pada LB cair.
f. DNA plasmid pUC 19
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
47/124
15
g. Bahan isolasi pUC 19 antara lain (Sambrook et al., 1989)1) Larutan lisis I : glukosa 50 mM, Tris Cl 25 mM pH 8,0 dan etilen
diamin tetraasetat 10 mM pH 8,0, aquadest
2) Larutan lisis II : NaOH 0,2 N dan Na dodesil sulfat 1% pH 7,03) Larutan lisis III : kalium asetat 5 mM pH 4,8 60 ml, asam asetat
1,5 ml, aquabidest
4) Larutan TE pH 7,4; tris klorida 10 mM pH 7,4 dan etilendiamintetraasetat 1 mM
5) Larutan pengekstraksi : fenol, kloroform, 0,01 mM triskloridapH 7,5
6) Larutan pengendap dan pencuci : Na asetat, etanol 96%, etanol70 %
h. Larutan CaCl 0,1 Mi. Bahan elektroforesis gel agarose antara lain (Sambrook et al.,1989)
1) Agarose 0,8% (b/v)2) Dapar TBE (1X) : tris borat 0,889 mM dan etilen diamin
tetraasetat (EDTA) 0,2 mM pH 8,0
3) Larutan pewarna : etidium bromide 0,25 g/ml4) Dapar pemuat (loading buffer), silen sianol 0,25%, biru brom
fenol 0,25%, dan gliserol 30%
j. Dapar untuk ekstraksi protein : dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2(NaH2PO4 dan Na2HPO4) yang mengandung NaCl 0,14 M
k. Dapar untuk uji aktivitas pemotongan DNA superkoil, dapar TMN :tris Cl 50 mM pH 8,0, MgCl2 10 mM dan NaCl 100 mM.
Alat-alat yang digunakan :
Alat-alat gelas, autoklaf (Hiclave H-25), penangas air, sentrifus,
bejana elektroforesis, alat elektroforesis, lampu UV (UV
transiluminator), timbangan analitik, pH meter, vortex, spektrofotometer,
kuvet, mikropipet, tip kuning, tip biru, tip putih, eppendorf, tabung
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
48/124
16
conical, pembakar bunsen, ose, lemari pendingin, incubator orbital
shaker, foto digital.
3.Rencana Penelitiana. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman dilakukan dengan mencocokkan keadaan
morfologi tanaman berdasarkan kunci-kunci determinasi
menggunakan literatur untuk memastikan identitas tanaman dan
menghindari kesalahan dalam pengambilan tanaman.
b. Sterilisasi alatAlat-alat yang akan dipergunakan terlebih dahulu dicuci
dengan sabun sampai bersih kemudian dikeringkan menggunakan
serbet bersih. Setelah kering, disterilkan dengan autoklaf selama 20
menit pada 121C.
c. Preparasi Getah Patah TulangGetah patah tulang langsung ditampung dan dibuat seri
konsentrasi. Dibuat beberapa seri konsentrasi yaitu 0.5%; 0,25%;
0,125%; 0,625%; 0,3125%, dengan melarutkan getah dalam
aquadest.
d. Pembuatan Media Luria BertaniMedia Luria Bertani (LB) ditimbang dan dilarutkan dalam
aquadest dengan bantuan pemanasan. Media LB padat dibuat dengan
penambahan agar Oxoid 1,5%, kedua bahan disterilkan dalam
autoklaf pada suhu 121 C selama 20 menit. Antibiotik ampisillin
ditambahkan terakhir secara aseptik dengan konsentrasi akhir
100g/ml.
e. Pengukuran kadar protein ekstrak gubal dengan metodespektrofotometri UV
Kadar protein dalam sampel ekstrak gubal diukur serapannya
dalam dapar Na fosfat 5 mM dengan spektrofotometer UV pada
280 nm dan 260 nm, menggunakan blangko dapar natrium fosfat 5
mM. Kadar protein dihitung dengan rumus :
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
49/124
17
Kadar protein (mg/ml) = A280x faktor koreksi x faktor pengenceran
(Layne, 1957)
f. Preparasi DNA pUC 191) Pembuatan sel kompetanE. coli
Suspensi E.coli DH 5 sebanyak 100 l ditumbuhkan
dalam 5 ml medium LB cair. Kemudian diinkubasi dalam
incubatororbital shaker24 jam pada suhu 37C. Selanjutnya 1
ml kultur tersebut disubkulturkan kembali dalam 50 ml medium
LB cair dan dinkubasi pada suhu 37C selama 3-4 jam, yaitu saat
mencapai pertengahan fase eksponensial (kepadatan 5 x 106 2 x
107 sel/ml LOD600= 0,6). Kultur yang didapat disentrifus dengan
kecepatan 4000 ribu rpm pada suhu 4C selama 5 menit, lalu
supernatan dibuang, pellet disuspensikan dalam 0,1 M CaCl2
yang telah didinginkan dalam es sebanyak 0,2 x volume kultur
awal. Kemudian diletakkan di atas es selama 5 menit dan segera
disentrifuse 4000 rpm selama 10 menit. Supernatan dibuang
dengan hati-hati. Pellet yang diperoleh dicuci dengan 0,1 M
CaCl2yang telah didinginkan dalam es sebanyak 0,04 x volume
kultur awal dan didiamkan dalam es selama 30 menit (Sambrook
et al.,1989).
2) Transformasi DNA plasmid pUC 19 padaE. coliDH5.Suspensi E. coli kompeten sebanyak 200l dimasukkan
dalam tabung ependorf steril. Selanjutnya diletakkan dalam es
selama 5 menit, lalu ditambahkan DNA plasmid pUC 19
(sejumlah 50 ng dalam volume 10l) pada masing-masing
tabung. Kemudian dicampur isinya dengan menggoyang tabung
secara perlahan-lahan. Selanjutnya didiamkan dalam es selama
30 menit. Setelah itu dilakukan kejutan panas (heat shock)pada
suhu 42C selama 90 detik, tabung tidak digoyang dan segera
dimasukkan kembali ke dalam es selama 1-2 menit, kemudian
ditambahkan 800l medium LB cair. Lalu dicampur perlahan-
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
50/124
18
lahan dengan membolak-balik tabung 5-10 kali dan diinkubasi
pada 37C selama 45 menit. Suspensi sebanyak 100l ditebarkan
pada medium LB padat yang mengandung antibiotik ampisilin.
Cairan diratakan agar memenuhi seluruh permukaan media,
kemudian diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam (Sambrook
et al., 1989).
3) Isolasi DNA plasmid pUC 19.Koloni E. coli yang mengandung plasmid pUC 19
ditumbuhkan dalam 50ml medium LB cair-ampisilin pada suhu
37C 24 jam dalam incubator orbital shaker. Kultur tersebut
dituang ke dalam ependorf steril lalu disentrifuse dengan
kecepatan 12.000 rpm pada suhu 37C selama 10 menit,
kemudian supernatan dibuang. Pelet disuspensikan dalam 100l
buffer lisis I dingin divortek dan dibiarkan di dalam es selama 5
menit. Selanjutnya ditambahkan 200l larutan lisis II dan
dicampur dengan membolak-balikkan tabung 5 kali, lalu
dibiarkan dalam es selama 5 menit. Setelah itu ditambahkan
150l larutan netralisasi (lisis III), divortek dan dibiarkan dalam
es selama 5 menit. Suspensi disentrifugasi 12.000rpm selama 10
menit. Supernatan diambil dengan mikropipet, dipindahkan
dalam tabung ependorf baru yang steril, selanjutnya supernatan
diekstraksi dengan fenol kloroform sama banyak, divortek dan
disentrifugasi 12.000rpm selama 10 menit. Fase paling atas
dipisahkan dalam tabung ependorf baru dan steril kamudian
ditambahkan natrium asetat 3M sepersepuluh kali volume dan
alkohol absolut dua kali volume, selanjutnya disimpan pada suhu
-20C selama 1 jam. Tahapan dilanjutkan dengan sentrifugasi
pada kecepetan 12.000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang
diperoleh dibuang kemudian dicuci dengan 1 ml etanol 70% dan
disentrifugasi 12.000 rpm selama 15 menit. Supernatan yang
diperoleh dibuang, pelet dikeringkan pada 37C, kemudian
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
51/124
19
dilarutkan dalam 20l buffer TE 1 kali dan disimpan pada suhu
4C semalam (Sambrook et al.,1989).
g. Uji aktivitas pemotongan DNA superkoil oleh ekstrak gubal.Tiga mikroliter DNA plasmid pUC 19 dicampur dengan 1l
buffer TMN dan diinkubasi dengan ekstrak gubal daun bunga pukul
empat dan getah patah tulang dalam satu seri kadar protein yang
meningkat hingga volume akhir 10l. Kemudian diinkubasi pada
temperatur kamar (30C) selama 1 jam. Pada akhir reaksi
ditambahkan 2l buffer pemuat, kemudian dielektroforesis pada gel
agarosa yang sudah mengandung pewarna etidium bromid,
menggunakan buffer TBE. Elektroforesis dilakukan pada 50 volt
hingga kurang lebih tiga perempat panjang gel. Identifikasi
dilakukan dengan sinar ultraviolet.
Jalannya Penelitian
Gambar 1. Skema Jalannya Penelitian
Pengumpulan getah
patah tulang
Determinasi tanaman
Dibuat seri
konsentrasi
DNA plasmid pUC 19
TransfomasiE.coli
DH 5
Isolasi DNA pIC 19
Uji aktivitas pemotongan
DNA
Elektroforesis DNA
Pengamatan UV
Analisis hasil
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
52/124
20
i. Teknis AnalisisData-data yang diperoleh dari hasil uji aktiivitas ekstrak getah
dianalisis secara kualititatif yakni:
Aktivitas pemotongan DNA superkoil ditentukan dengan mengamati 3
kriteria yakni: penipisan DNA superkoil, penebalan DNA nick sirkuler,
dan pembentukan DNA linier pada pita DNA hasil elektroforesis di bawah
lampu UV. Uji dikatakan positif apabila pada hasil digesti ekstrak terjadi
pola penipisan DNA superkoil dan penebalan nick sirkuler pada kadar
rendah, sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan muncul pita DNA
linier yang makin menebal.
j. Jadwal KegiatanBulan ke
Kegiatan1 2 3 4 5 6
1. Persiapan
2.Pelaksanaana. Determinasi tanaman
b.Penyiapan alat dan bahanc. Preparasi getahd.Transformasi DNAe. Isolasi DNAf. Uji Aktivitas Pemotongan
DNA
3. Analisis data
4. Penyusunan Laporan
k. Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok1. Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap : Nurul Isnaini
NIM : K 100 060 181
Fakultas/Program Studi : Farmasi/Farmasi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Waktu untuk Kegiatan PKM : 6 jam/minggu
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
53/124
21
2. Anggota PelaksanaNama Lengkap : Kendri Sri Yuliati
NIM : K 100 060 193
Fakultas/Program Studi : Farmasi/Farmasi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Waktu untuk Kegiatan PKM : 4 jam/minggu
Nama Lengkap : Fairus Zabadi
NIM : K 100 070 134
Fakultas/Program Studi : Farmasi/Farmasi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Waktu untuk Kegiatan PKM : 4 jam/minggu
l. Nama dan Biodata Dosen Pendamping1. Nama lengkap dan gelar : Peni Indrayudha, S.F., Apt
2. Golongan Pangkat dan NIP : Penata Muda / IIIa, 132313376
3. Jabatan Fungsional : Lektor
4. Jabatan Struktural : -
5. Fakultas / Program Studi : Farmasi / Farmasi
6. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
7. Bidang Keahlian : Bioteknologi Farmasi
8. Waktu untuk Kegitan PKM : 4 jam/minggu
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
54/124
22
m. Biaya1. Bahan Untuk Preparasi GetahEuphorbia tirucalli, L.
No Jenis Bahan Banyak HargaSatuan
Jumlah
1 TanamanEuphorbia tirucalli 1 35.000 35.000
2 Determinasi Tanaman 50.000 50.000
3 Aqudest 10 L 2.500 25.000
4 Blue Tips 150 500 75.000
5 Yellow Tips 150 500 75.000
6 Speader Glass 1 15.000 15.000
7 Aluminium Foil 1 15.000 15.000
Total 290.000
2. Bahan Untuk Medium Luria BertaniNo Jenis Bahan Banyak Harga Satuan Jumlah
1 Tripton 1% 1 75.000 75.000
2 Ekstrak Yeast 0,5% 1 75.000 75.000
3 NaCl 1% 100 1800 180.000
4 Ampicilin 1 100.000 100.000
5 Aqubides 1L 100 100.000
6 Agar oxoid 1,5% 1 50.000 50.000
7 Cawan Petri 10 20.000 200.000
Total 780.000
3. Bahan untuk Transformasi dan IsolasiNo Jenis Bahan Banyak Harga Satuan Jumlah
1. BakteriE. coli 1 150.000 150.0002. Plasmid pUC 19 50 5.000 250.000
3. Tris Cl 25 mM pH 8,0 100 2.000 200.000
4 Larutan NaOH 100 500 50.000
5 Na dodesil sulfat pH 7,0 100 1.500 150.000
6 Kalium asetat 5 mM pH 4,8 100 2.000 200.000
27 Asam asetat 100 1.000 100.000
8 Larutan TE pH 7,4 100 2.500 250.000
9 EDTA 1mM 200 600 120.00010 Na asetat 100 2.600 260.000
11 Etanol 96 % 1 L 40.000 40.000
12 Etanol 70% 1 L 35.000 35.000
13 Larutan CaCl2 0,2 M 100 1.000 100.000
14 Agarose gel 100 1.200 120.000
15 Gloves 1 pak 40.000 40.000
16 Masker 5 3.000 15.000
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
55/124
23
17 Dapar TBE 100 2.000 200.000
18 Etidium bromide 100 1.300 130.000
19 Tabung Reaksi 15 5.000 75.000
20 Cawan Petri 15 20.000 300.00021 Ependorf 1 pak 175.000 175.000
22 Erlenmeyer 10 20.000 200.000
Total 3.220.000
4. Biaya Untuk Uji Pemotongan DNANo Jenis Bahan Banyak Harga
Satuan
Jumlah
1. Tris Cl 50 mM 100 1.800 180.0002. MgCl2 10 mM 100 2.000 200.0003.
NaCl 100mM 100 1.800 180.0004. Loading Buffer 1 80.000 80.000
Total 640.000
5. Biaya Penunjang PenelitianNo Jenis Bahan Biaya
1. Biaya Sewa Laboratorium UMS 300.000
2. Pencarian Data 50.000
Total 350.000
6.
Biaya Pembutan LaporanNo Jenis Bahan Jumlah
Satuan
Harga
Satuan
Jumlah
1 Penggandaan 6 10.000 60.000
2 Fotocopy 6 7.500 45.000
3 Penjilidan Soft Cover 6 5.000 30.000
4 Kertas HVS 1 rim 35.000 35.000
5 Catride Refill 1 150.000 150.000
6 CD Blank 1 5.000 5.000
7 Flash Disk 1 Gb 1 90.000 90.000
8 Dokumentasi Hasil 5 56.000 280.000
9 Rental Pangetikan 10 2.500 / jam 25.000Total 720.000
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
56/124
24
Rekapitulasi Rincian Biaya
1 Bahan Untuk Preparasi GetahEuphorbia tirucalli, L. Rp. 290.0002 Bahan Untuk Medium Luria Bertani Rp. 780.0003 Bahan untuk Transformasi dan Isolasi Rp. 3.220.0004 Biaya Untuk Uji Pemotongan DNA Rp. 640.0005 Biaya Penunjang Penelitian Rp. 350.0006 Biaya Pembutan Laporan Rp. 720.000
Total Rp. 6.000.000
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
57/124
25
DAFTAR PUSTAKA
Barbieri, L., Batteli, M. G., Stripe, F., 1993, Ribosom-inactivating Protein fromPlants, BiochemBiophy Acta,1154, 681-694.
Brown, T. A., 2003, Pengantar Kloning Gen, diterjemahkan oleh Prasena, 11-15,
Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta.
Dalimartha, S., 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 3. Puspa Swara,
Jakarta, Hal. 89-92.
Davis, L. G., Kuehl, W. M., and Battey, J. F., Basic Methods in Molecular
Biology,Second edition, Applenton and Lange Norwalk, Connecticut.
Feinbaum, R., 1998, Current Protocols in Molecular Biology, John Wiley andSons inc, 1.5.1-1.5.17, cit: Dewi Ngolady, 2000, Identifikasi Ribosome
Inactivating Protein dari Ekstrak Gubal Daun Cangkringan (Erythrina
fusca Lour), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Ganiswara, 2003,Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 636-701, Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran, Jakarta.
Hartley, M. R., Chaddoch, A., Bonness, M., S., 1996, The Structure and Function
of Ribosome Inactivating Protein, Trends Plant SCL, Vol.1, No.8, 254-
260.
Kurnia, A., Pertamawati., Rifatul W., Hendig, W., 2005, Efek Penghambat
Pertumbuhan Cell-line Secara In-Vitro dari Ekstrak Etanol Buah
Mahkota Dewa(Phaleria macrocarpa Scheff.).,Artocarpus, Vol 5 (2),
89.
Kusuma, Fauzi, R., Zaky, M., 2005, Tanaman Liar Berkhasiat Obat, Hal. 6,
Andromedia Pustaka, Jakarta.
Ling, J., Liu, W., Wang, T. P., 1994, Cleavage of Supercoil Double Stranded
DNA by Several RIPs in vitro,Febs Letters, Vol. 345, 143-146.
Mulando, 2002, Seputar TeknologiRekayasa Genetika, Pustaka Wira Usaha
Mandiri, Jakarta.
Sambrook, Fritish, E. F., Maniatis, T., 1989, Molecular Cloning : a laboratory
Manual, Edisi 1, Hal 1.1.2-1.1.3, Cold Spring Harber Laboratory
Press, USA.
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
58/124
26
Sismindari, Sudjadi, Sulistyani, N., 2002, Aktivitas Pemotongan DNA Superkoil
oleh Fraksi Protein Daun Morinda citrifolia, Majalah Farmasi
Indonesia, 13 (4), 174-179.
Stripe, F., Bateli, M. G., Soria, M., Lappi, D. A., 1992, Ribosom-Inactivating
Proteins from Plants Present Status and Future Prospect, Bio
Technology,Vol 10.
Sukardiman, Puspitasari, H.p., Widyawaryanti., 2003, Uji Aktivitas Ekstrak
Metanol Herba Ageratum congzides L pada Kultur Sel Myeloma
Mencit,Majalah Farmasi Airlangga, Vol.3, 93.
Sulistyani, N., 2003, Perbandingan Aktivitas Pemotongan DNA Superkoil antara
Ekstrak Gubal Umbi dan Daun Bawang Putih (Allium sativum L),
Pharmacon,4 (1), 1-5.
Wijayakusma, H. M.,1993, Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Cetakan
Pertama, Jilid II, Pustaka Kartini, Jakarta.
Zuhud, E. A dan Haryanto, 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman
Tanaman Obat Hutan Tropika, Jurusan Konversi Sumber Daya Hutan
Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia,
Bogor, Hal. 229-230.
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
59/124
27
Lampiran
Gambar 2. TanamanEuphorbia tirucalli, L.
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
60/124
28
n. LampiranDaftar Riwayat Hidup
1.Nama : Nurul Isnaini2. Tempat / tgl lahir : Pekalongan, 9 Maret 19883. Jenis Kelamin : Perempuan4. Pekerjaan : Mahasiswi5. Alamat Rumah : Jl. KH.Samanhudi No.60 RT:03/06 Kelurahan
Pasirsari Pekalongan
6.No. HP : 085647185178
7. Riwayat Pendidikan 1992 - 1993 : TK Masyithoh IX Kergon Pekalongan 1993 1994 : SDN Sapuro IV Pekalongan 1994 1999 : SDN Tirto 0I Pekalongan 1999 2002 : SMPN 2 Pekalongan 2002 2005 : SMUN 3 Pekalongan 2006 Sekarang : Pend. S1 Fakultas Farmasi UMS
8. Riwayat Organisasi 2002 2003 : Pramuka Jabatan : Anggota 2003 2004 : Pramuka Jabatan : Bendahara Bantara 2006 2007 : LPM Natural Jabatan : Anggota Bidang Redaksi 2007 2008 : LPM Natural Jabatan : Sekretaris Umum 2006 Sekarang : RMC Jabatan : Anggota Bidang PPSDM
9. Mottto Hidup : Jangan pernah menyerah untuk meraih mimpidan jalani hidup ini untuk meraih ridho Illahi
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
61/124
-
7/22/2019 PKMP 2008 (Aktivtas Pemotongan DNA)
62/124
30
1995 2000 : MI Raudlatul Ulum 2000 2003 :