pkp ok
TRANSCRIPT
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA SEQIP PADA TOPIK
KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS DI KELAS VI SD INPRES
SUKUR
OLEH:
BOSVELD CERLETTY SUPIT
NIP. 131 741 702
SD INPRES SUKUR
MINAHASA UTARA
2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD / MI merupakan
standar minimum yang secara nasional baru dicapai oleh siswa (peserta didik) dan menjadi
acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap satuan pendidikan.
Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk
membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
Pengembangan kurikulm IPA disesuaikan dengan perkembangan informasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta tuntutan masyarakat, oleh karena itu pembelajaran IPA di
SD / MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah.
Sains didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data
dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang
sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam sains yaitu : (1)
Kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa
yang belum diamati dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, (3)
dikembangkannya sikap ilmiah, pustaka Yustisia (2007:284).
Kegiatan pembelajaran di SD sebaiknya menggunakan ketrampilan proses yaitu :
mengamati, menggolongkan (mengklasifikasikan), menerapkan, merencanakan, dan
mengkomunikasikan. Melalui ketrampilan proses ini terjadi suatu interpenetrasi antar ranah-
ranah afektif, kognitif, dan psikomotor yang menghasilkan kreativitas anak didik.
Guru dapat menggunakan berbagai sumber belajar untuk meningkatkan pemahaman
peserta didik tentang pelajaran IPA, guru dapat membimbing peserta didik untuk
merencanakan sendiri melalui latihan yang berkualitas dan terencana. Anak didik akan
dengan mudah memahami konsep-konsep yang abstrak dan rumit jika disertai contoh-contoh
konkrit atau nyata.
Namun masih banyak guru yang tidak menyadari perannya tersebut. Lemahnya
proses pembelajaran karena guru belum memanfaatkan kemampuannya secara maksimal,
cara guru mengajar masih menggunakan cara konvensional yakni guru sebagai pemberi ilmu,
siswa bersifat pasif, dan kurang mendorong kreativitas siswa. Cara guru mengajar seperti itu,
menimbulkan kejenuhan pada siswa di kelas, minat mereka untuk belajar menurun, sehingga
hasil belajar siswapun menjadi rendah.
Pembelajaran IPA di SD, sebenarnya merupakan suatu kegiatan yang disukai,
menantang dan bermakna bagi peserta didik. Karena melibatkan berbagai komponen seperti
guru, peserta didik, bahan ajar, alat peraga dan sarana lainnya. Seperti yang dikatakan oleh
Lubis dalam Kunandar (2004) bahwa “Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan
interaksi antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa serta antara siswa dengan
sumber belajar lainnya dalam satu kesatuan waktu dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan”.
Sumber belajar memegang peranan penting untuk tercapainya hasil belajar yang
optimal, seperti yang dikatakan Iskandar dan Mustaji dalam Zainal Aqib (1989) bahwa dalam
usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran kita tidak boleh
melupakan satu hal yang sudah pasti kebenarannya yaitu, bahwa pelajar harus banyak
berinteraksi dengan sumber belajar tanpa sumber belajar yang memadai sulit diharapkan
dapat diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang
optimal.
Alat peraga merupakan salah satu bagian dari sumber belajar yang dapat merangsang
kegiatan belajar siswa, membangkitkan minat dan perhatian siswa dan menghindari
terjadinya verbalisme, karena siswa dapat pengalaman langsung dengan objek yang hendak
dipelajari. Sebagaimana yang digambarkan Edgard Dale dalam buku (Wina Sanjaya : 163),
sebuah kerucut yang dinamakan kerucut pengalaman (Cone of Experience) yang memberikan
gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik dapat melalui proses
perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari sehingga semakin benyak pengalaman
yang diperoleh peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang hendak di rumuskan sebagai
berikut :
“ Bagaimana penggunaan alat peraga SEQIP untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tentang konduktor dan isolator panas di kelas VI SD Inpres Sukur ? “
C. Tujuan Penelitian
- Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
aktivitas siswa dengan menggunakan alat peraga SEQIP (Science Education Quality
Improvement Project) pada topik konduktor dan isolator panas pada mata pelajaran
IPA di kelas VI SD Inpres Sukur.
- Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara guru
menggunakan alat peraga SEQIP yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
kelas VI SD Inpres Sukur.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru
- Penelitian ini dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Guru
merasa puas karena telah melakukan sesuatu untuk peningkatan kualitas
pembelajaran IPA di kelas VI.
- Mempermudah guru untuk mengajar pada murid-murid.
- Guru dapat berkembang secara profesional dan dapat meningkatkan
kreativitasnya dalam proses belajar mengajar.
b. Bagi Siswa
- Membangkitkan minat siswa untuk bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran.
- Dapat meningkatkan gairah untuk belajar, sehingga dapat mencapai hasil
belajar yang diharapkan.
c. Bagi Sekolah
Sekolah dapat lebih berkualitas dan berkembang pesat dan menghasilkan lulusan
yang benar-benar bermutu.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian dan pembelajaran IPA
Menurut Nash (1963), menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk
mengamati alam. Nash menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia bersifat analitis,
lengkap, cermat serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lain sehingga
keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya itu.
Ahli filsafat IPA, Rom Harre mengemukakan IPA adalah kumpulan teori yang telah
diuji kebenarannya dan menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam. Adapun
karakteristik IPA adalah IPA sebagai produk, proses, dan IPA sebagai pengubah sikap.
Ruang lingkup bahan kajian IPA SD/MI meliputi aspek-aspek berikut :
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaan meliputi : Cair, padat, dan gas.
3. Energi dan perubahannya meliputi : Gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan
pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.
Mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1. Memahami alam sekitarnya yang meliputi benda-benda alam dan buatan manusia
serta konsep-konsep IPA yang terkandung didalamnya.
2. Memiliki ketrampilan untuk mendapatkan ilmu melalui ketrampilan proses atau
metode ilmiah sederhana.
3. Memiliki sikap ilmiah didalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah
yang dihadapinya serrta menyadari kebesaran penciptanya.
4. Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
B. Hakekat alat peraga SEQIP
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti “tengah”,
perantara atau pengantar. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan ketrampilan dan sikap.
AECT (Association of Education and Communication Technology 1971),
mengemukakan bahwa media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
penyampaian pesan dan informasi. Fleming dalam Azhar Arshad (1987:234), media
(mediator) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamaikannya. Menurut Gagne dan Briggs dalam Azhar Arshad (1987) mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan
isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, video dan lain-lain.
Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, kata media pembelajaran sering digunakan istilah
seperti alat pandang dengar, bahan pengajaran, alat peraga, dan media penjelas.
Alat peraga SEQIP terdiri dari seperangkat alat peraga dalam kotak yang disebut KIT
(Kotak Instrumen Terpadu) murid. Yang digunakan dalam pembelajaran IPA dan terdiri dari
komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Alat ini digunakan pada
percobaan yang akan dilaksanakan oleh siswa secara berkelompok (4-5 Orang), pada topik
konduktor dan isolator panas. Alat ini berfungsi untuk membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, membangkitkan keinginan dan minat baru juga keaktifan siswa.
Sesuai dengan pendapat Hamalik dalam Azhar Arshad (1987) bahwa pemakaian media
pembelajaran atau alat peraga dalam PBM dapat membangkitkan keinginan dan minat siswa
serta motivasi dan rangsangan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk penelitian tindakan
kelas (PTK), dan menggunakan model spiral dari Kemmis & Taggart 1988 (dalam Zainal
Aqib) yang menggunakan empat komponen yaitu : Perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dengan sistem spiral yang terkait antara
siklus I, dan II. Seperti pada siklus dibawah ini.
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Refleksi
IdentifikasiMasalah
ObservasiPerencanaan
Ulang
Spiral Tindakan Kelas (Adaptasi Hopkins 1993)
Adapun pelaksanaan penelitian ini, peneliti memakai siklus-siklus yang saling
berhubungan agar dapat mencapai tujuan belajar yang di harapkan dengan menggunakan alat
peraga SEQIP. Pelaksanaan di lakukan oleh peneliti dan siswa.
Langkah-langkah yang akan di lakukan adalah sebagai berikut :
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi permasalahan dengan mengamati situasi kelas
dimana peneliti mengajar, ditemukan salah satu penyebab mengapa siswa kelas VI sulit
memahami pembelajaran IPA, sehingga berpengaruh pada rendahnya hasil belajar mereka.
Hal ini disebabkan karena pembelajaran IPA tidak menggunakan alat peraga.
Dari sinilah dirancang kegiatan yang dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya mengenai konduktor dan isolator panas dengan menggunakan alat
peraga SEQIP.
Untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, maka peneliti
bekerjasama dengan guru kelas sebagai pengamat yang akan mengamati kegiatan
pembelajaran IPA pada topik konduktor dan isolator panas di kelas VI.
Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, persiapan bahan ajar, LKS,
lembar evaluasi, alat peraga SEQIP (yang telah diuji terlebih dahulu) dan lembar observasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran IPA berpedoman pada struktur pembelajaran IPA dengan
menggunakan alat peraga SEQIP. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :
1. Pada kegiatan awal, didahului dengan salam pembuka, persiapan kelas, selanjutnya
untuk memotivasi siswa dan merangsang pembelajaran, guru memanggil seorang
Tindakan
siswa di depan kelas dan menyuruh memegang paku ± 2 inch, dan didekatkan pada
lilin yang sedang menyala. Sedangkan siswa lainnya mengamati apa yang akan
terjadi.
2. Setelah merumuskan permasalahan tentang topik pelajaran (konduktor dan isolator
panas) maka selanjutnya peneliti menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan dan
mendemonstrasikan penggunaan alat peraga SEQIP yang akan dilakukan dalam
kelompok.
3. Peneliti membagi siswa dalam 7 kelompok, membagikan alat peraga SEQIP dan
lembar kerja siswa.
4. Siswa melaksanakan percobaan sesuai petunjuk peneliti dan melakukan pengamatan
tentang apa yang dilakukan (mengamati cepat rambatnya hantaran panas pada batang
tembaga, batang besi, dan batang kaca dengan menempelkan bola-bola plastisin pada
batang-batang tersebut dengan jarak yang sama dan dipanaskan di atas pembakar
spiritus).
5. Siswa menulis hasil pengamatan dan melaporkan hasil pengamatan tersebut, dan
bersama-sama dengan peneliti merumuskan kesimpulan tentang percobaan itu.
6. Peneliti memberikan penjelasan tambahan sebagai penguatan agar siswa lebih
mengerti tentang percobaan yang telah mereka lakukan.
7. Pada kegiatan akhir peneliti memberikan soal / pertanyaan untuk menilai kemampuan
siswa dalam penguasaan materi pelajaran konduktor dan isolator panas.
c. Tahap Observasi / pengamatan
Observasi dilaksanakan dengan menggunakan format pengamatan pembelajaran IPA.
Aspek yang diamati adalah :
- Guru memperhatikan aturan pembelajaran IPA
- Penggunaan peralatan IPA
- Interaksi selama pembelajaran
- Jawaban siswa
- Pengetahuan IPA guru
- Tingkah laku guru
Pengamat juga mengamati secara khusus kegiatan siswa dalam kelompok dengan
menggunakan alat peraga SEQIP. (aktivitas, kerjasama, perhatian, dan presentasi).
Kriteria yang digunakan pada pengamatan pembelajaran IPA adalah baik, sedang dan
kurang. Sedangkan capaian yang diharapkan pada tahap ini adalah 85 %
d. Tahap Refleksi
Setelah selesai kegiatan belajar mengajar tentang konduktor dan isolator panas,
peneliti dan pengamat mempelajari bersama hasil observasi, hasil evaluasi siswa, dan
menganalisis hasil pembelajaran. Apabila masih terjadi kesalahan-kesalahan dan hasil
evaluasi siswa masih rendah, belum tercapai sesuai dengan kriteria yang diharapkan maka
peneliti akan memperbaiki untuk tahap berikutnya. Bersama dengan pengamat
mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya untuk dilaksanakan pada tahap berikutnya.
Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada putaran kedua ini kegiatan sebagai tindak lanjut dari Siklus I yaitu untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga SEQIP dan
mendeskripsikan cara guru menggunakan alat peraga SEQIP yang dikaitkan dengan
penggunaan konduktor dan isolator panas dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah pembelajarannya sama dengan Siklus I yaitu : membuat rencana
pembelajaran, persiapan bahan ajar, LKS, lembar evaluasi, alat peraga SEQIP (yang telah
diuji dahulu), serta lembar observasi. Juga dibantu oleh guru kelas yang akan bertindak
sebagai pengamat dalam proses belajar mengajar tersebut.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tahap ini sama dengan Siklus I dengan berpedoman pada struktur
pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga SEQIP.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :
1. Kegiatan diawali dengan salam pembuka, persiapan kelas,
dan untuk memotivasi siswa serta merangsang pembelajaran, peneliti memperlihatkan
sebuah benda / alat rumah tangga (setrika listrik) pada siswa, dan siswa disuruh
mengamati benda tersebut dan mengomentarinya.
2. Langkah berikutnya, peneliti merumuskan masalah tentang
penggunaan benda konduktor dan isolator panas, keudian menyampaikan hal-hal yang
akan dilakukan dalam kelompok dan mendemonstrasikan cara penggunaan alat peraga
SEQIP yang akan dilaksanakan oleh siswa dalam kelompok.
3. Peneliti membagi siswa dalam 7 kelompok, membagikan
alat peraga dan LKS.
4. Siswa melaksanakan percobaan dengan bimbingan guru,
melakukan pengamatan dalam percobaan tersebut (mengamati bola-bola plastisin
yang ditempelkan pada paku, kawat, sedotan plastik, pensil, dengan jarak yang sama
yang dimasukan dalam gelas kimia berisi air ± 50 cc, dan dipanaskan diatas pembakar
spiritus).
5. Siswa menulis hasil pengamatan, dan melaporkannya.
Selanjutnya bersama peneliti merumuskan kesimpulan dari hasil percobaan tersebut.
6. Pada kegiatan akhir peneliti melakukan pemantapan dengan
menunjukkan alat rumah tangga yang lain (panci, sodet, wonderpan) dan siswa
menunjukkan bagian mana yang termasuk konduktor panas dan bagian mana yang
termasuk isolator panas serta fungsinya masing-masing.
7. Peneliti memberikan soal / pertanyaan untuk mengukur
keberhasilan siswa pada pembelajaran yang baru dilakukan.
c. Tahap Observasi / Pengamatan
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan format pengamatan pembelajaran IPA.
Aspek yang diamati meliputi :
- Guru memperhatikan aturan pembelajaran IPA
- Penggunaan peralatan IPA
- Interaksi selama pembelajaran
- Jawaban siswa
- Pengetahuan IPA guru
- Tingkah laku guru
Pengamat juga mengamati secara khusus kegiatan siswa dalam kelompok dengan
menggunakan alat peraga SEQIP. (aktivitas, kerjasama, perhatian, dan presentasi).
Kriteria yang digunakan pada pengamatan pembelajaran IPA adalah baik, sedang dan
kurang. Sedangkan capaian yang diharapkan pada tahap ini adalah 90%
d. Tahap Refleksi
Dalam kegiatan ini peneliti dan pengamat mengadakan diskusi tentang hasil
pengamatan dan tindakan yang dilakukan baik pada lembar observasi, evaluasi belajar siswa,
serta analisis hasil pembelajaran. Jika tindakan yang dilaksanakan hasilnya telah mencapai
apa yang diharapkan maka penelitian ini tidak dilanjutkan lagi, karena siswa telah mencapai
keberhasilan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan tindakan berhenti pada
tahap ini.
B. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VI SD Inpres Sukur, dengan
jumlah siswa 35 orang dengan komposisi 19 Perempuan dan 16 Laki-laki.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, dilakukan beberapa
teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Data penelitian di lakukan dengan pengamatan selama proses belajar berlangsung
menggunakan format pengamatan pembelajaran IPA. Fungsinya untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan peneliti serta proses belajar mengajar
dengan menggunakan alat peraga SEQIP. Juga menggunakan lembar observasi untuk
mengukur tingkat aktivitas siswa dalam kelompok pada PBM.
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi siswa kelas VI melalui
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, sikap guru
dalam mengajar dan pendapat siswa sebelum pembelajaran menggunakan alat peraga
SEQIP, dan sesudah menggunakan alat peraga SEQIP.
3. Tes
Digunakan tes tertulis untuk menilai kemampuan siswa dengan menggunakan
butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa.
Hasil evaluasi berupa evaluasi proses yakni penilaian yang berlangsung dalam
kegiatan belajar mengajar dan penilaian produk yaitu penilaian yang di lakukan
sesudah pelajaran berlangsung.
D. Teknik Analisis Data
Data di analisis secara kuantitatif dengan perhitungan persentase dan rata-rata hasil
belajar setiap tahapan/siklus PTK yang di laksanakan di dalam kelas, untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar dengan menganalisis
nilai rata-rata ulangan harian yang dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah.
Aktivitas siswa dalam PBM dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa perkelompok dalam
PBM tersebut dan dikategorikan sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Untuk hasil
kemampuan guru dalam mengajar dinyatakan berhasil bila mencapai 90% dengan
menggunakan format pengamatan pembelajaran IPA. Keberhasilan siswa nilai maksimal 8
dan minimal 6,5 dengan hasil belajar yang diperoleh siswa pada setiap siklus, dengan
menggunakan rumus :
Nilai rata-rata = Jumlah benar x 100 % Jumlah siswa
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Azhar, 2004. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Aqib Zainal, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Yrama Widya.
BSNP, 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI, Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal MENDIKDASMEN Direktorat
Pembinaan TK dan SD.
Kunandar, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Mardalis, 2007. Metode Penelitian. Jakarta : Pt. Bumi Aksara.
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan (SNP). Bandung
: Citra Umbara.
Sanjaya Wina, 2006. Strategi Pembelajaran BerorientasiStandar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Pranata Media Group.
Tim Konsultan, 2006. Pelatihan Pemandu Bidang Studi (PBS) dan Guru IPA (SEQIP).
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Tim SEQIP, 2003. Buku IPA Guru Kelas VI. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen, Bandung : Citra
Umbara.
Winataputra Udin, 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : UT.
Yustisia Pustaka, 2007. Panduan Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Yogyakarta.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Hari / Tanggal : 10 November 2008
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VI / I
Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x Pertemuan )
Standar Kompetensi
- Memahami saling hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda.
Kompetensi Dasar
- Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda.
Indikator
- Membandingkan cepat rambatnya hantaran panas pada bahan benda padat.
- Menyebutkan beberapa contoh peralatan yang menggunakan bahan konduktor dan
isolator panas.
1. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat membandingkan cepat rambat hantaran panas pada benda padat melalui
percobaan.
- Siswa dapat memberikan contoh peralatan yang menggunakan bahan konduktor dan
isolator panas.
2. Materi Pokok
- Penggunaan benda konduktor dan isolator panas
3. Metode Pembelajaran
- Ceramah, diskusi, demonstrasi / eksperimen, penugasan.
4. Langkah – langkah pembelajaran
Kegiatan awal :
- Persiapan kelas (mengucapkan salam, apersepsi).
- Memperlihatkan sebuah alat rumah tangga (setrika listrik) dan menanyakan pada
siswa tentang alat tersebut, bagian mana yang termasuk konduktor dan bagian mana
yang termasuk isolator.
- Siswa menjawab pertanyaan
- Menentukan topik pembelajaran penggunaan benda konduktor dan isolator panas
(ditulis di papan tulis).
Kegiatan inti :
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
- Menjelaskan kembali tentang konduktor dan isolator.
- Membagi kelompok dan membagi LKS serta alat peraga.
- Menjelaskan hal – hal yang akan dilakukan dalam percobaan.
- Siswa melakukan percobaan dan mengisi LKS sesuai hasil pengamatan.
- Membimbing siswa dalam melakukan kegiatan percobaan.
- Melaporkan hasil diskusi / percobaan kelompok.
- Menarik kesimpulan
Kegiatan akhir :
- Peneliti memperlihatkan beberapa alat dapur yang terdiri dari konduktor dan isolator
(panci, sodet, wonderpan, dll.) kemudian menanyakan pada siswa bagian mana yang
termasuk konduktor dan bagian mana yang termasuk isolator panas serta menjelaskan
fungsinya masing-masing.
- Melakukan tes evaluasi belajar
5. Sumber belajar :
- Buku IPA SD kelas VI penerbit Aneka Ilmu.
- Alat Peraga : Pembakar spritus, gelas kimia, standar, spritus, paku, korek api, plastisin,
jam atau stopwatch, air, pensil, sedotan plastik, kawat, setrika listrik,
sodet, panci, wonderpan.
6. Penilaian / Evaluasi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Tulislah bagian mana dari setrika listrik yang termasuk konduktor dan
bagian mana yang termasuk isolator !
2. Mengapa tutup panci dibuat dari bahan plastik ?
3. Mengapa panci dibuat dari bahan alumunium ? Jelaskan !
4. Tulislah 2 macam bahan yang terbuat dari konduktor !
5. Tulislah 5 macam alat-alat rumah tangga yang digunakan sehari-hari yang
terdiri dari konduktor dan isolator !
Kunci Jawaban :
1. Bagian alas setrika adalah konduktor. Bagian pegangan setrika adalah isolator.
2. Karena plastik tidak dapat menghantar panas dengan baik, sehingga kita tidak merasa
panas ketika memegangnya.
3. Panci dibuat dari bahan almunium agar dapat digunakan untuk memasak, karena
almunium bersifat menghantarkan panas sehingga masakan cepat masak.
4. Paku dan gunting.
5. Panci, sodet, setrika listrik, wonderpan, penggorengan
Mengetahui,Kepala Sekolah, Peneliti,
Magdalena Wantania Bosveld C. SupitNIP. 130397002 NIP. 131741702
LEMBAR KERJA SISWA ( KELOMPOK ) SIKLUS I
Nama Kelompok :
- Tempelkan bola – bola plastisin pada batang besi, tembaga, dan kaca dengan jarak
yang sama. Panaskan di atas pembakar spritus.
- Amatilah bola – bola (plastisin) yang ditaruh pada ketiga batang (batang besi,
tembaga, kaca). Manakah yang labih dahulu jatuh ? Mengapa ?
- Catatlah pada tabel dibawah ini waktu yang diperlukan pada bola 1, 2, 3 yang jatuh
dari logam tersebut.
Tabel : Pengamatan batang besi, batang tembaga, dan batang kaca.
No Jenis benda Waktu (menit yang digunakan untuk meleleh dan jatuh)Bola plastisin 1 Bola plastisin 2 Bola plastisin 3
1. Batang Tembaga2. Batang Besi3. Batang Kaca
- Pada benda manakah bola plastisin jatuh paling cepat ? dan pada benda manakah
benda plastisin jatuh paling lambat ?
- Manakah yang lebih cepat panas merambat dari ketiga logam tersebut ?
- Tulislah kesimpulan dari hasil percobaan itu !
LEMBAR KERJA SISWA ( KELOMPOK ) SIKLUS II
Nama Kelompok :
1. Tempelkan bola – bola plastisin pada paku, kawat, sedotan plastik, pensil pada jarak
yang sama. Kemudian masukan dalam gelas kimia yang berisi air ± 50 cc. Taruhlah gelas
kimia diatas standar kemudian panaskan. Amatilah apa yang terjadi. Catatlah hasil
pengamatanmu pada tabel dibawah ini.
No Nama benda Waktu (menit yang digunakan untuk meleleh dan jatuh)Bola plastisin Bola plastisin Bola plastisin Bola plastisin
1. Paku2. Kawat3. Sedotan plastik4. Pensil
- Berapakah waktu yang diperlukan untuk bola – bola plastisin itu jatuh pada masing –
masing benda di atas ?
- Manakah yang lebih cepat panas merambat dari keempat benda tersebut ?
- Tulislah kesimpulan dari hasil percobaan itu !
2. Isilah tabel dibawah ini !
Daftar Bahan Konduktor dan Isolator Panas pada Alat-alat Rumah Tangga
No Nama Alat Bagian yang berfungsi sebagaiKonduktor Isolator
1. Setrika Alas Pegangan2.3.4.5.6.