plagiat merupakan tindakan tidak … patah tulang (euphorbiatirucalli) terhadap mortalitas ulat...
TRANSCRIPT
PENGARUH EKSTRAK TANAMAN PATAH TULANG (Euphorbia tirucalli)
TERHADAP MORTALITAS ULAT GRAYAK (Spodoptera litura)
PADA TANAMAN CABAI (Capsicum frutescens)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :Fransiska ApriliaNIM : 131434072
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH EKSTRAK TANAMAN PATAH TULANG (Euphorbia
tirucalli)TERHADAP MORTALITAS ULAT GRAYAK (Spodoptera litura)
PADA TANAMAN CABAI (Capsicum frutescens)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :Fransiska ApriliaNIM : 131434072
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ia membuat segala sesuatu Indah pada Waktunya bahkan ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak
dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai
akhir.
(Pengkhotbah 3:11)
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang selalu memberikan kebahagiaan
Kedua orang tuaku tersayang, Paulus Untoro dan Lusia Rus Wati
Kakak dan adekku tersayang, Agnes Septianingsih dan Laurent Yohana Devi
Sahabat-sahabatku yang selalu membeerikan dukungan
Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2013
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK TANAMAN PATAH TULANG (Euphorbia tirucalli)
TERHADAP MORTALITAS ULAT GRAYAK (Spodoptera litura)
PADA TANAMAN CABAI (Capsicum frutescens)
Fransiska Aprilia131434072
Universitas Sanata Dharma
Tanaman patah tulang dikenal sebagai salah satu tanaman yang biasa digunakansebagai obat tradisional. Tanaman patah tulang juga dapat digunakan sebagai alternatifpengganti pestisida sintetik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstraktanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli) terhadap mortalitas ulat grayak (Spodopteralitura). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan perhitungan LC50. Padapengujian ini menggunakan konsentrasi larutan ekstrak yaitu konsentrasi 0%, 30%, 40%, 50%,dan 60%. Hasil dari pengamatan mortalitas pada 24 jam setelah aplikasi pada konsentrasi 0%tidak terjadi kematian, pada konsentrasi 30% terjadi mortalitas sebesar 18%, pada konsentrasi40% terjadi mortalitas sebesar 22%, pada konsentrasi 50% terjadi mortalitas sebesar 48% dankonsentrasi 60% terjadi mortalitas sebesar 60 %. Ekstrak tanaman patah tulang berpengaruhterhadap mortalitas ulat grayak. Hal ini disebabkan oleh pestisida yang dapat membunuh ulatgrayak bersifat racun lambung. Tanaman patah tulang berpotensi sebagai bioinsektisida.Ekstrak tanaman patah tulang mampu menjadi alternatif pengendali hama (ulat grayak).
Kata kunci: bioinsektisida, tanaman patah tulang, ulat grayak, dan LC50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
EFFECT OF Euphorbia tirucalli EXTRACT ON MORTALITY OF Spodoptera litura ONPLANT Capsicum frutescens
Fransiska Aprilia131434072
Sanata Dharma University
Euphorbia tirucalli is known as one of the plants commonly used as a traditionalmedicine. Euphorbia tirucalli can also be used as an alternative to synthetic pesticides. Thepurpose of this research is to know the effect of Euphorbia tirucalli extract on mortality ofSpodoptera litura. The method used in this research is with the calculation of LC50. In thistest using concentration of extract solution that is concentration 0%, 30%, 40%, 50%, and60%. Results from observation of mortality at 42 hours after application at 0% concentrationdid not occur, at concentration 30% occurred mortality of 18%, at concentration 40%happened mortality of 22%, at concentration 50% happened 48% mortality and concentration60% 60% mortality occurred. Extracts of Euphorbia tirucalli affect the mortality ofSpodotera litura.This is caused by pesticides that can kill Spodotera litura are stomachpoison. Plants fractures potentially as bioinsektisida. Extracts of Euphorbia tirucalli can bean alternative to pest control Spodotera litura.
Keywords: bioinsecticide, Euphorbia tirucalli, Spodotera litura, and LC50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya, penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Tanaman Patah Tulang
(Euphorbia tirucalli) Terhadap Mortalitas Ulat Grayak( Spodoptera litura) Pada Tanaman
Cabai (Capsicum frutescens)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada program studi Pendidikan Biologi.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Rohandi, Pd.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
2. Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi dan selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dengan
penuh kesabaran, memberikan masukan, pengarahan, serta perbaikan dalam
penyusunan karya ilmiah ini
3. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang dengan penuh dedikasi
mendidik, mengarahkan, membimbing, membagikan ilmu pengetahuan, dan bantuan
kepada penulis dari awal perkuliahan sampai selesai
4. Kedua orang tuaku Paulus Untoro dan Lusia Rus Wati yang telah memberikan
semangat, kasih sayang, dukungan serta doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik
5. Kakak dan adekku Agnes Septianingsih dan Laurent Yohana Devi yang selalu
memberikan semangat dan doa.
6. Keluarga besarku, terima kasih atas doa dan motivasi
7. Sahabat-sahabatku Annisa Nur Fadhila, Amelia Riyani, Silvia Gokok, Desi, Theresia
Emy, Komarudin, Bernardus Yogi Pranata, dan Katarina Arum yang telah
membantu, memberikan semangat, doa serta kebersamaannya
8. Teman-teman Kost Mustika, atas motivasi dan kebersamaan selama ini
9. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2013 yang menjadi teman seperjuangan
penulis dalam melaksanakan studi di Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................... Error! Bookmark not defined.
HALAM PENGESAHAN ....................................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................................... v
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................ v
ABSTRAK................................................................................................................................ vi
ABSTRACT........................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ix
DAFTAR ISI..............................................................................................................................x
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 7
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................. 7
1. Hama................................................................................................................................7
2. Ulat Grayak......................................................................................................................... 8
2.1 Klasifikasi ulat grayak menurut Kalsoven (1981) adalah sebagai berikut:................... 8
2.2 Deskripsi Ulat Grayak................................................................................................... 9
1.3 Biopestisida..................................................................................................................... 11
4.Tanaman Patah Tulang.......................................................................................................16
4.1 Klasifikasi tanaman patah tulang.................................................................................16
4.2 Deskripsi tanaman patah tulang..................................................................................16
4.3 Fitokimia tanaman patah tulang................................................................................. 17
5 Letal Concentration 50 (LC50)........................................................................................ 20
5.1 Deskripsi LC50............................................................................................................. 20
5.2 Perhitungan nilai probit............................................................................................. 21
B. Hasil penelitian yang relevan........................................................................................ 22
C. Kerangka berfikir............................................................................................................25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. Hipotesa......................................................................................................................... 26
BAB III.....................................................................................................................................27
METODE PENELITIAN.......................................................................................................27
A. Jenis Penelitian...............................................................................................................27
B. Batasan Penelitian/ Definisi Operasional.......................................................................28
C. Alat dan Bahan...............................................................................................................28
D. Cara Kerja...................................................................................................................... 29
E. Metode Analisis Data.....................................................................................................33
F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran.................................... 34
BAB IV.....................................................................................................................................35
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................... 35
A. Hasil............................................................................................................................... 35
1. Kandungan Senyawa Flavonoid dan Alkaloid pada Ekstrak Tanaman Patah Tulang35
2. Data pengamatan Mortalitas Ulat Grayak.................................................................36
B. Pembahasan....................................................................................................................40
1. Mortalitas Ulat Grayak...............................................................................................40
2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Mortalitas Spodoptera litura............................... 41
3. Hambatan dan Keterbatasan.......................................................................................43
BAB V...................................................................................................................................... 44
APLIKASI HASIL PENELITIAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN........................44
1. Kompetensi Inti..............................................................................................................45
BAB VI.....................................................................................................................................47
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................... 47
A. Kesimpulan.................................................................................................................... 47
B. Saran.............................................................................................................................. 47
Daftar Pustaka........................................................................................................................ 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Pengaruh pemberian ekstrak tanaman patah tulang terhadap mortalitas ulat
grayak ...........................................................................................................................
.......32
Tabel 4.1 :Senyawa Flavonoid dan Alkaloid Pada Ekstrak Tanaman Patah
Tulang.......................................................................................................................35
Tabel 4.2 : Data Hasil Pengamatan Mortalitas Ulat Grayak 24 Jam SetelahAplikasi.....................................................................................................................37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Spodoptera litura .............................................................................................9
Bagan 2.1 : Peta Literatur ..................................................................................................24
Bagan 2.2 : Kerangka Berfikir ..........................................................................................26
Gambar 4.1 : Grafik Hubungan Antara Konsentrasi dan Presentase Kematian Ulat Grayak
pada 24 Jam Setelah Aplikasi.............................................................................38
Gambar 4.2 : Mortalitas Ulat Grayak Setelah Perlakuan .....................................................42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Perhitungan Statistika...................................................................................51
Lampiran 2 : Silabus ............................................................................................................56
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..............................................................61
Lampiran 4 : Lembar Diskuasi Siswa ..................................................................................68
Lampiran 5 : Lembar Pengamatan Penilaian .......................................................................71
Lampiran 6 : Hasil Uji Ekstrak Tanaman Patah Tulang ......................................................82
Lampiran 7 : Dokumentasi Penelitian .................................................................................83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanaman cabai (Capsicum frutescens) merupakan tanaman budidaya
yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Cabai kecil (Capsicum frutescens)
sering dijuluki sebagai cabai rawit atau lombok jempling. Tanaman cabai
tergolong tanaman semusim atau berumur pendek yang mampu tumbuh pada
iklim tropis seperti Indonesia sehingga dapat dibudidaya sepanjang tahun.
Buah cabai menjadi buah sayuran yang sangat penting sebagai bahan masakan
karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.
Permasalahan yang sering terjadi pada saat budidaya cabai adalah hama.
Hama merupakan organisme pengganggu atau perusak pada tanaman. Secara
umum organisme tersebut adalah mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa, dan
jamur), gulma, dan binatang. Hama serangga dianggap sering muncul pada
budidaya. Serangga hama adalah populasi serangga hama yang terlalu besar
sehingga menibulkan kerugian. Keberadaan hama dalam budidaya cabai
menjadi sebuah masalah yang berbahaya dan mempengaruhi hasil panen. Salah
satu hama yang mempengaruhi pertumbuhan dan sangat berbahaya bagi
tanaman cabai adalah ulat grayak. Ulat grayak merupakan hama yang
merugikan karena dapat memakan semua jenis daun dalam waktu yang cepat.
Ulat grayak sering mengakibatkan penurunan produktivitas bahkan kegagalan
panen pada suatu tanaman karena menyebabkan daun terpotong-potong. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
membuat khawatir para petani karena jumlah panenan cabai menurun dan
mengalami kerugian materi yang cukup besar.
Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan hama perusak daun yang
bersifat polifag (memakan semua jenis daun). Ulat grayak termasuk hewan
yang aktif pada malam hari, pada siang hari biasanya bersembunyi di bawah
daun atau di rongga-rongga tanah yang terlindung dari sinar matahari. Ulat
grayak menyerang daun sehingga yang tertinggal bagian tulang-tulang daun
dan bahkan merusak tulang daun maka tampak lubang-lubang bekas gigitan
pada daun. Pada serangan berat dapat menyebabkan gundulnya daun. Serangan
ulat grayak ini dalam jumlah yang sangat besar atau bergerombol (Prabowo, T.
2002).
Hama dapat dikendalikan dengan menggunakan pestisida. Pestisida yang
sering digunakan adalah pestisida sintetik atau kimia. Penggunaan pestisida
sintetik ini sangat mampu mengendalikan atau mematikan hama dengan cepat
dan pestisida mudah didapat. Namun dari penggunaan pestisida sintetik in
dapat menimbulkan dampak yang mencemari bagi lingkungan maka perlu
mencari alternatif lain yang lebih aman bagi lingkungan sehingga tidak
menimbulkan dampak bahaya bagi lingkungan terkait pengendalian hama.
Penggunaan insektisida nabati atau bioinsektisida merupakan salah satu
alternatif dalam pengendalian hama tanaman yang lebih aman dan ramah
lingkungan sehingga tidak menimbulkan masalah baru terhadap lingkungan.
Bioinsektisida merupakan salah satu pengendalian hama menggunakan
mikroorganisme dan makroorganisme yang akan menekan dampak negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
terhadap lingkungan, manusia, maupun hewan yang berada di sekitar (Sjam,
dkk., 2011). Dalam hal ini belum banyak petani yang menggunakan
bioinsektisida sebagai pengendali hama pada tanaman. Penggunaan
bioinsektisida lebih aman digunakan untuk tanaman dibandingkan dengan
pestisida sintetik.
Pemanfataan tanaman lokal sebagai pengganti pestisida sintetik menjadi
alternatif dalam mengendalikan hama yang lebih aman bagi lingkungan. Jenis-
jenis tanaman yang berpotensi sebagai insektisida nabati karena mengandung
senyawa bioaktif antara lain saponin, tanin, alkaloid, flavanoid, dan terpenoid.
Beberapa tanaman diketahui dapat menyebabkan efek mortalitas pada serangga
sehingga tanaman tersebut dapat digunakan sebagai insektisida nabati.
Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli) merupakan salah satu
tanaman yang tergolong dalam famili Euphorbiaceae. Tanaman patah tulang
merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis, tanaman ini cocok hidup di
tempat terbuka dan terkena banyak sinar matahari langsung sehingga tanaman
patah tulang tumbuh subur di Indonesia. Di Indonesia tanaman patah tulang
dikenal sebagai salah satu tanaman yang biasa digunakan oleh masyarakat
sebagai obat tradisional. Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada ranting
tanaman patah tulang adalah senyawa metabolit sekunder, seperti alkaloid,
flavonoid, steroid/triterpenoid, tanin, glikosida, dan hidroquinon (Toana dan
Nasir, 2010). Senyawa steroid/triterpenoid menunjukkan berbagai aktivitas
fisiologi digunakan untuk antifungi, insektisida, antibakteri atau antivirus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tanaman patah tulang dilaporkan berpotensi sebagai salah satu
bioinsektisida. Dahan dan ranting tanaman patah tulang mengandung getah
yang bersifat toksik bagi serangga hama (Arneti, 2016). Kandungan kimia yang
terdapat dalam getah tumbuhan tersebut berupa getah asam (latex acid) yang
mengandung euphorbone, taraksasterol, lakterol, euphol, senyawa damar,
kutschuk (zat karet), asam ellaf (Supriyanto dan Luviana 2010), alkaloid, tanin,
flavanoid, steroid, triterpenoid, dan hidroquinon (Toana dan Nasir, 2010).
Tanaman patah tulang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pestisida
sintetik yang ramah bagi lingkungan serta menekan angka kerugian yang
dialami petani akibat serangga hama terutama pada tanaman pangan.
Dalam penelitian ini akan menggunakan tanaman patah tulang sebagai
bioinsektisida dari tanaman patah tulang. Berdasarkan hal tersebut maka akan
diadakan penelitian lebih lanjut menguji bioinsektisida dari ekstrak tanaman
patah tulang terhadap mortalitas ulat grayak. . Pengamatan dilakukan selama
24 jam kemudian data yang dioeroleh dihitung menggunakan Letal
Concentration 50 atau LC50. Arti dari Letal Concentration 50 adalah pada
konsentrasi berapa ekstrak tanaman patah tulang dapat mematikan 50 % dari
ulat grayak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang
mendasari penelitian ini adalah:
1. Apakah ekstrak dari daun tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli)
dapat mempengaruhi mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura)?
2. Berapakah nilai LC50 untuk mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura)
pada 24 jam setelah aplikasi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan tersebut tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui pengaruh ekstrak tanaman patah tulang (Euphorbia
tirucalli) terhadap mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura)
2. Mengetahui nilai LC50 untuk mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura)
pada 24 jam setelah aplikasi
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang tersebut manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan tentang bioinsektisida tanaman patah
tulang (Euphorbia tirucalli) sebagai pengganti pestisida sintetik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi Masyarakat
Sebagai masukan informasi kepada masyarakat dalam membuat
bioinsektisida tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli)
3. Bagi Pendidikan
Sebagai pengetahuan serta dapat dijadikan bahan referensi mata
pelajaran Sekolah Menengah Atas pada bab Ruang Lingkup Biologi
sub bab Metode Ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKAA. Dasar Teori
1. HamaPengertian hama secara luas adalah : organisme penganggu pada tanaman.
Secara umum organisme tersebut adalah : mikroorganisme (virus, bakteri,
jamur, protozoa), gulma, dan binatang (filum Nemathelminthes, mollusca,
Arthropoda dan Chordata) (Nurdiansyah, 2011).
Hama adalah semua binatang yang mengganggu dan merugikan tanaman
yang diusahakan manusia. Apabila asalnya bukan dari binatang gangguan itu
akan disebut penyakit, misalnya gangguan dari virus, bakteri, cendawan,
tumbuh-tumbuhan yang bertingkat rendah atau yang sedikit lebih tinggi,
kekurangan unsur-unsur makanan dan lain-lainnya. Jumlah jenis-jenis (spesies)
dari binatang ada lebih kurang 916.000. Phylum Chordata berjumlah lebih
kurang 60.000 jenis, phylum Arthropoda lebih kurang 713.000 jenis(terbanyak)
phylum Annelida lebih kurang 8.000 jenis, phylum Mollusca lebih kurang
80.000 jenis selai phylum yang disebut masih ada lebih kurang 12 phylum
lainnya. Phylum Arthropoda merupakan salah satu phylum yang penting untuk
diketahui. Phylum ini terdiri dari 6 kelas, diantaranya kelas serangga (hexapoda)
yang terdiri dari kurang lebih 640.000 jenis, ada yang berguna bagi manusia
dan ada yang merugikan manusia (Pracaya 1991).
Hama tanaman adalah makhluk hidup pengganggu berupa hewan yang
umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang. Sebagian besar hama tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
adalah serangga. Hewan lain yang sering menjadi hama adalah tungau
(acarinae), binatang lunak (mollusca) seperti siput dan vertebrataseperti
monyet, tikus, burung, dan babi hutan. Hama merusak tanaman dengan
berbagai cara misalnya memakan daun tanaman, membuat korok-korok pada
daun, melubangi dan membuat korok-korok pada batang, menggerek umbi
menghisap cairan tanaman, memakan bunga dan bagian-bagian bunga dan
sebagainya (Djojosumarto, 2008).
Serangan hama pada tanaman cabai sangat beragam. Setiap hama
memberikan kerugian, baik pada tahap pertumbuhan vegetatif maupun pada
saat memasuki tahap pembuahan. Bahkan, saat tanaman cabai mencapai
puncak kematangan atau siap dipanen, hama bisa menghancurkan produksi.
Oleh karena itu, dilakukan pencegahan terhadap serangan hama sedini
mungkin agar hasil produksi tidak mengalami kemerosotan (Harpenas 2010).
2. Ulat Grayak
2.1 Klasifikasi ulat grayak menurut Kalsoven (1981) adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Divisi : Arthropoda
Kelas : Insekta
Bangsa : Lepidoptera
Suku : Noctuidae
Marga : Spodoptera
Jenis : Spodoptera litura F.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2.1: Spodoptera litura
Sumber : Foto Langsung
2.2 Deskripsi Ulat Grayak
Serangga betina meletakkan telurnya secara berkelompok di atas daun.
Jumlah telur tiap betina antara 25-500 butir (Harpenas, 2010). Telur akan
menetas sesudah 3-5 hari. Pada umur kurang lebih 2 minggu panjang ulat
kurang lebih 5 cm. Biasanya dalam jumlah yang besar ulat bersama-sama
pindah dari tanaman yang telah habis duannya menuju tanaman lain. Warna
ulat bermacam-macam dan mempunyai ciri khas yaitu pada ruas perut yang
keempat dan kesepuluh terdapat bentuk bulan sbit berwarna hitam, dibatasi
garis kuning pada samping dan punggungnya. Setelah cukup dewasa, kuran
lebih berumur 2 minggu ulat mulai berkepompong di dalam tanah. Pupanya
dibungkus dengan tanah. Ngengat pada malam hari bisa terbang sampai
sejauh 5 Km (Pracaya 1991). Setelah 9-10 hari kepompong akan berubag
menjadi ngengat dewasa (Balitbang, 2006).
Ulat yang tidak berbulu ini biasa disebut oleh masyarakat dengan sebutan
ulat tentara atau ulat grayak. Ulat ini juga dikenal sebagai hama yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
merusak pada tanaman. Ulat grayak merupakan salah satu hama yang
menyerang tanaman cabai. Serangan hama ini merupakan salah satu faktor
yang dapat menurunkan produksi tanaman. Hama ini sering mengakibatkan
penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen karena menyebabkan daun
dan buah sayuran menjadi sobek, terpotong-potong dan berlubang. Bila tidak
segera diatasi maka daun atau buah tanaman di areal pertanian akan habis
(Pracaya 2007).
Ulat grayak muda menyerang daun sehingga bagian daun yang tertinggal
hanya epidermis atas dan tulang-tulangnya saja. Ulat tua juga merusak tuang-
tulang daun sehingga tampak lubang-lubang bekas gigitan pada daun. Di
samping memakan daun, ulat juga memakan polong muda. Ulat grayak
memiliki kemampuan makan besar, selama periode ulat instar VI yang
berlangsung selama 2,5 hari, ulat dengan kemampuan makan besar yang
mampu menghasbiska satu tanaman (Arifin 1991).
Gajala serangan pada daun rusak tidak beraturan, bahkan kadang-kadang
hama ini juga memakan tunas dan bunga. Pada serangan berat menyebabkan
gundulnya daun. Serangan berat umumnya terjadi pada musim kemarau.
Salah satu jenis hama terpenting yang menyerang tanaman palawija dan
sayuran di Indonesia (Prabowo, T 2002). Menurut Marwoto dan Suharsono
(2011) Spodoptera litura menyerang beberapa jenis tanaman antara lain :
cabai, tebu, kedelai, kacang-kacangan (kacang tanah, kedelai), kubis, jagung,
tomat, buncis, terung, kangkung, bayam, pisang, dan tanaman hias.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Sesuai dengan kebiasaan ulat grayak yang aktif pada malam hari, pada
siang hari biasanya bersembunyi di bawah rerumputan di bawah daun bahkan
di bawah mulsa atau di rongga-rongga tanah yang terlindung dari sinar
matahari. Lebih efektifnya pengendalian dilakukan saat hari mulai gelap atau
malam hari. Pada saat ini pengendalian hama Spodoptera litura sangat sulit
dilakukan karena penyebab penyebarannya sangat luas (Soekarna 1985).
1.3 Biopestisida
Biopestisida terdiri dari tiga suku kata yaitu bio, pest, dan sida. Bio
artinya hidup, pest berarti hama atau organisme pengganggu yang dapat
menyebabkan penyakit dan bahkan menyebabkan kematian, sida artinya
pembunuh. Jadi biopestisida adalah semua bahan hayati baik tanaman, hewan,
mikroba, ataau protozoa yang dapat digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan hama dan penyebab penyakit pada hewan dan tanaman. Sama
seperti dengan jenis pestisida kimia, biopestisida memiliki beberapa jenis
yang sesuai dengan target sasaran organisme pengganggu dan penyebab
penyakit. Menurut Suwahyono (2013) jenis-jenis biopestisida berdasarkan
sasaran target organisme pengganggu dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Bioinsektisida
Bioinsektisida adalah semua organisme hidup (baik bakteri, virus, jamur
atau kapang protozoa, tanaman, maupun hewan) yang dapat digunakan untuk
mengendalikan serangga hama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Biofungisida
Biofungisida adalah semua organisme hidup yang dapat digunakan untuk
mengendalikan jamur yang berperan sebagai hama atau penyakit pada
tanaman, hewan, maupun manusia.
c. Bioherbisida
Bioherbisida digunakan untuk mengendalikan gulma atau tanaman
pengganggu. Gangguan-gangguan tersebut pada umumnya karena faktor pada
kondisi lingkungan kritis dan cepat berkembang pada habitat yang subur.
Dapat terjadi kompetisi karena kebutuan nutrisi atau cahaya terbatas. Selain
itu, gulma dapat menghasilkan cairan tertentu yang dapat menyebabkan
kematian pad tanaman lain atau tanaman yang dibudidaya.
Menurut Nurhidayati, dkk (2008) bahan-bahan alami disekitar banyak
yang dapat digunakan sebagai pestisida untuk mengendalikan serangga hama
dan penyakit pada tanaman. Namun hal tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan. Beberapa kelebihan dan kekurangan biopestisida tersebut sebagai
berikut:
Kelebihan dari penggunaan biopestisida adalah sebagai berikut:
a. Adanya degradasi atau penguraian yang cepat oleh sinar matahari
b. Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu makkan
serangga
c. Umumnya toksisitasnya rendah terhadap hewan dan relatif lebih aman
bagi manusia dan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Memiliki spektrum pengendali yang luas (racun lambung dan syaraf)
dan bersifat selektif
e. Dapat digunakan untuk mengatasi OPT (Organisme Penganggu
Tanaman) yang kebal pestisida kimia
f. Memiliki fitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak
tanaman
g. Murah dan mudah dibuat oleh petani
Kelemahan dari penggunaan pestisida alami adalah sebagai berikut:
a. Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasiya
harus lebih sering.
b. Daya racunnya (tidak langsung mematikan serangga)
c. Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena
keterbatasan bahan baku
d. Kurang praktis
e. Tidak tahan disimpan
Menurut Djunaedy (2009), berdasarkan alasannya, bioinsektisida dapat
dibedakan menjadi dua yaitu pestisida nabati dan pestisida hayati. Adapun
perbedaan antara pestisida nabati dan pestida hayati adalah sebagai berikut:
a. Pestisida nabati
Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi dari bagian tertentu tanaman
baik dari daun, buah, biji atau akar yang senyawa atau metabolit sekunder dan
memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Pemakaian ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bahan alami secara teru-menerus juga diyakini tak menimbulkan resisten pada
hama, seperti yang terjadi pada pestisida sintetik.
b. Pestisida hayati
Pestisida hayati merupakan formulasi yang mengandung mikroba
tertentu baik berupa jamur, bakteri, maupun virus yang bersifat antagonis
terhadap mikroba lain (penyebab penyakit tanaman) atau menghasilkan
senyawa tertentu yang bersifat racun baik bagi serangga (hama) maupun
nematoda (penyakit tanaman).
Pestisida merupakan suatu zat yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan hama. Hama adalah tumbuhan, hewan, jamur, bakteri yang
dapat mengganggu pertumbuhan atau perkembangan tumbuhan. Menurut
Djojosumarto (2008) penggolongan pestisida berdasarkan sifat dan cara kerja
racun pestisida adalah sebagai berikut:
a. Racun Kontak
Pestisida jenis ini bekerja dengan masuk ke dalam tubuh serangga
melalui kulit (kutikula) dan kemudian ditransportasikan ke bagian tubuh
serangga tempat pestisida aktif bekerja
b. Racun Pernapasan (fumigan)
Pestisida jenis ini dapat membunuh serangga dengan bekerja lewat
saluran penapasan.
c. Racun Lambung
Pestisida jenis ini membunuh serangga sasaran jika termakan oleh
serangga tersebut serta masuk ke dalam organ pencernaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d. Racun Sistemik
Cara kerja seperti ini dapat dimiliki oleh insektisida, fungisida dan
herbisida. Setelah disemprotkan atau dicelupkan pada bagian tanaman aka
terserap ke dalam jaringan tanaman melalui akar atau daun, sehingga dapat
membunuh hama yang berada di dalam jaringan tanaman seperti jamur dan
bakteri. Pada insektisida sistemik, serangga akan mati setelah memakan atau
menghisap cairan tanaman yang telah disemprot atau dicelupkan.
e. Racun Metabolisme
Pestisida ini membunuh serangga sasaran dengan mengintervensi
proses metabolismenya.
f. Racun Protoplasma
Racun ini akan mengganggu fungsi sel karena protoplasma sel menjadi
rusak.
Pada umumnya petani menggunakan insektisida kimia untuk
mengendalikan hama dengan frekuensi dan dosis yang tinggi. Hal ini
menyebabkan timbulnya dampak negatif seperti mencemari lingkungan dan
gangguan kesehatan. Bioinsektisida nabati dapat dibuat dari bahan tumbuhan
yang mengandung bahan aktif insektisida. Insektisida nabati relatif mudah
terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan aman bagu manusia
dan ternak karena residunya mudah hilang. Bioinsektisida nabati dapat
dijadikan alternatif pengganti insektisida sintetik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
4.Tanaman Patah Tulang
4.1 Klasifikasi tanaman patah tulangmenurut Setiawati, dkk, (2008) adalah
sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Malpighiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Euphorbia
Jenis : Euphorbia tirucalli
4.2 Deskripsi tanaman patah tulang
Patah tulang yang memiliki nama lain atau nama daerah kayu urip dalam
bahasa Jawa, kayu tabar dalam bahasa Madura, dan susuru dalam bahasa
Sunda.Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) mempunyai ranting yang bulat
silindris berbentuk pensil, beralur halus membujur, dan berwarna hijau.
Rantingnya setelah tumbuh sekitar satu jengkal akan segera bercabang dua
yang letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak seperti
percabangan yang terpatah-patah. Daunnya jarang, terdapat pada ujung
ranting yang masih muda, kecil-kecil, bentuknya lanset, panjang 7-25 mm,
dan cepat rontok. Bunga majemuk, tersusun seperti mangkuk, warnanya
kuning kehijauan seperti ranting. Ciri khas tumbuhan patah tulang (Euphorbia
Gambar 2.2 Euphorbia tirucalli
Sumber : Foto Langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tirucalli L.) adalah tidak memiliki daun dan hanya tersusun atas batang-
batang yang mirip tulang belulang(Nuryati, 2011).
4.3 Fitokimia tanaman patah tulang
Tanaman menghasilkan berbagai macam senyawa aktif yang
memberikan efek farmakologi. Pada umumnya, senyawa aktif tersebut tidak
berperan penting dalam metabolisme tanaman, sehingga sering disebut
sebagai metabolit sekunder.
Getah tanaman patah tulang yang bersifat asam mengandung senyawa
tambahan, seperti senyawa damar, zat karet dan zat pahit. Ranting tanaman
patah tulang yang dilarutkan menggunakan aseton memiliki kandungan
senyawa metabolit sekunder. Senyawa metabolit yang terdapat pada patah
tulang adalah alkaloida, steroida, flavonoida, triperpenoida, saponin, dan
hidroquinon (Toana dan Nasir 2010).
Berikut ini beberapa senyawa fitokimia yang terdapat pada ranting patah
tulang:
1. Alkaloida
Alkaloida merupakan senyawa yang memiliki aktivitas fisiologi yang
menonjol dan digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloida
adalah senyawa yang mengandung satu atau lebih lebih atom nitrogen yang
biasa berbentuk gabungan sebagai bagian dari sistem siklik, bersifat basa dan
memiliki aktivitas farmakologis. Alkaloida merupakan senyawa padat
berbentuk kristal, tidak berwarna, dan rasanya pahit. Alkaloida adalah
senyawa yang mengandung nitrogen (Robinson 1995). Menurut Tobing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(1989) senyawa alkaloid terdapat pada akar, biji, kayu, dan daun dari
tumbuhan. Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari sintesis
protein pada tumbuh-tumbuhan.
2. Flavonoida
Flavonoida merupakan salah satu senyawa fenolik yang terdapat pada
jaringan tumbuhan dan berpesan sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid
berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan atom hidrogennya
(Abdi, 2010). Flavonoida umumnya terdapat dalam tumbuhan terikat pada
gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoida. Hal ini menyebabkan
banyaknya bentuk kombinasi yang terjadi di dalam tumbuhan sehingga jarang
sekali flavonoida ditemukan dalam keadaan tunggal. Pada tumbuhan,
flavonoid terdapat baik dalam bagian vegetatif maupun dalam bunga. Sebagai
pigmen bunga flavonoid berperan dalam menarik burung dan serangga
penyerbuk bunga (Robinson 1995). Menurut Harborne (1987) senyawa
isoflavon merupakan salah satu kelompok flavonoid yang dimanfaatkan
sebagai bioinsektisida.
3. Glikosida
Glikosida merupakan senyawa yang berbentuk dari kondensasi antara
gugus hidroksil pada karbon anomerik monosakarida atau residu
monosakarida dengan senyawa kedua yang dpt bukan monosakarida lain
(aglikon). Semua glikosida alam dapat terhidrolisis menjadi gula dan bukan
gula dengan cara mendidihkannya bersama asam mineral. Biasanya, glikosida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
juga dapat terhidrolisis dengan mudah oleh enzim yang terdapat dalam
jaringan tumbuhan yang sama (Robinson 1995).
4. Steroida/Triterpenoida
Steroida dalam tumbuhan dinamakan dengan sterol, karena praktis semua
steroida tumbuhan berupa alkohol. Triterpenoida adalah senyawa yang
kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis
diturunkan dari hidrokarbon. Kebanyakan getah tanaman patah tulang
mengandung banyak triterpenoida, sedangkan ranting patah tulang
mengandung banyak steroida (Robinson 1995). Steroid dan triterpenoid
merupakan senyawa yang dapat terekstraksi dengan pelarut non polar atau
semi polar (Harborne, 1987).
5. Saponin
Saponin merupakan senyawa yang memiliki aktivitas mengikat sterol
bebas dalam sistem pencernaan, sehingga dengan menurunnya jumlah sterol
bebas akan mempengaruhi proses pergantian kulit pada serangga. Saponin
terdapat pada seluruh bagian tanaman seperti akar, daun, batang, dan bunga
(Mulyana, 2002). Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan
menimbulkan busa jika dikocok dengan air. Beberapa saponin berfungsi
sebagai antimikrobia. Sifat antimikrobia berasal dari aglikan saponin, yaitu
sapogenin, misalnya steroid dan triterpenoid (Robinson 1995). Saponin
merupakan senyawa aktif permukaan yang mudah terdeteksi melalui
kemampuannya dalam membentuk busa. Komponen ikatan glikosida yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
terdapat di dalam saponin menyebabkan senyawa ini cenderung bersifat polar
(Harborne, 1987).
6. Tanin
Tanin merupakan salah satu senyawa yang termasuk ke dalam golongan
polifenol yng terdapat dalam tanaman patah tulang. Menurut Haborne (1987),
senyawa kompleks yang dihasilkan dari interaksi dengan protein tersebut
bersifat racun atau toksik yang dapat berperan dalam menghambat
pertumbuhan dan mengurangi nafsu makan serangga melalui penghambatan
aktivitas enzim pencernaan. Tanin mempunyai rasa yang pahit. Pada
umumnya tanaman yang mengandung tanin dhindari oleh hewan pemakan
tanaman karena rasanya yang pahit. Salah satu fungsi tanin dalam tumbuhan
adalah sebagi penolak hewan herbivor dan sebagai pertahanan diri bagi
tanaman itu sendiri.
Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang
memiliki berat molekul cukup tinggi dan dapat membentuk kompleks dengan
protein. Tanin merupakan senyawa yang tidak dapat dikristalkan dan
membentuk senyawa tidak larut yang berwarna biru gelap atau hitam
kehijauan dengan garam besi (Robinson 1995).
5 Letal Concentration 50 (LC50)
5.1 Deskripsi LC50
Letal concentration 50 atau LC50 adalah suatuperhitungan untuk
menentukan keaktifan dari suatu ekstrak atau senyawa. Makna dari
LC50adalah pada konsentrasi berapa ekstrak dapat mematika 50% dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
organisme uji. Penentuan LC50 biasaya digunakan dalam uji toksisitas
(Fadhil, 2013).
5.2 Perhitungan nilai probit
a. Menuliskan jumlah serangga uji yang mati sesuai dengan konsentrasinya
b. Menghitung % mortalitas dengan cara :( jumlahyang mati / jumlah total
larva) x 100%)
c. Jika terdapat serangga uji yang mati maka hitung mortalitas terkoreksi,
sesuai ulangan:
��‴㔳⸴㔰吠൭⸴㔰㸸 �‴㔳⸴‴㔳‴⸴㸸൭
��th吠㔰h�h‴㔳⸴㔰吠൭⸴㔰㸸 �‴㔳吠㔰⸴t㔰� −�h‴㔳⸴㔰൭⸴㔰㸸 ⸴‴�⸴㔳‴吠 t吠㔰��㔰� �㔰�� 㸸㔰h㔰
� − �th吠㔰hh㔰⸴൭ �㔰h㔰 ⸴‴�⸴㔳‴吠
d. Setelah % mortalitas terkoreksi didapatkan untuk setiap ulangan maka rata-
ratakan dengan membagi total mortalitas dengan jumlah ulangan yang
dilakukan. Masukkan hasil rata-rata tersebut ke kolom rata-rata %
mortalitas terkoreksi
e. Mencari nilai probit untuk mortalitas terkoreksi yang didapatkan dan
memasukkan ke kolom nilai probit. Mencari nilai probit dengan
mencocokkan dengan tabel probit (lampiran 1) dengan rata-rata mortalitas
terkoreksi
f. Jika nilai probit sudah ada maka selanjutnya membuat grafik hubungan
antara nilai probit mortalitas dengan log10 konsentrasi. Melalui Ms.
Word/Exel dengan memasukkan nilai probit di sumbu y dan nilai log
konsentrasi di sumbu x lalu memilih menu Insert kemudian pilih Chart
dan pilih model XY scatter. Setelah grafik muncul klik kanan pada salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
satu titik kemudian pilih add trendline klik bagian Display Equation on
chart dan Display R_squared velue on chart.
g. jika persamaan sudah ada, selanjutnya mencari nilai LC50. Dengan
memasukkan LC 50 adala 5 karena 50% nilai probit atau 50% kematian
ulat. Mencari nilai x dengan memasukkan nilai 5 ke persamaan yang
didapatkan. Kemudian tentukan LC50 dengan antilog (x) atau 10x.
B. Hasil penelitian yang relevan
Berikut adalah beberapa penelitian yang digunakan sebagai acuan
dalam penelitian ini :
Penelitian yang dilakukan oleh Toana dan Nasir (2010), mengenai
“Studi Bioaktivitas dan Isolasi Senyawa Bioaktif Tumbuhan Euphorbia
tirucalli L. (Euphorbiaceae) sebagai Insektisida Botani Alternatif”. Hasil
ekstraksi Euphorbia tirucalli L menunjukkan bahwa ekstraksi dengan pelarut
etanol menghasilkan rendemen ekstrak lebih banyak yaitu sebesar 6,60%
dengan berat ekstrak 23,11g dibandingkan dengan hasil ekstraksi
menggunakan pelarut aseton sebesar 1.74% dengan berat ekstrak 6.08g
sedangkan hasil ekstraksi menggunakan pelarut heksan hanya menghasilkan
rendemen ekstrak 0.50% dengan berat ekstrak 1.74g. Daun tanaman
Euphorbia tirucalli yang diekstrak dengan pelarut aseton memiliki toksisitas
lebih kuat karena dengan konsentrasi 2% sudah dapat menyebabkan
mortalitas 50% dibandingkan pelarut etanol pada konsentrasi 3%.
Penelitian yang dilakukan oleh Arneti pada tahun 2016 mengenai
“Aktivitas Ekstrak Heksan Tumbuhan Patah Tulang Euphorbia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
tirucalli(Euphorbiaceae) Terhadap Telur Crocidolomia pavonana
(Lepidoptera crambidae)”. Penggunaan tanaman patah tulang Euphorbia
tirucalli sebagai insektisida nabati merupakan salah satu teknik pengendalian
Crocidolomia pavonana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
aplikasi ekstrak tanaman patah tulang terhadap penekanan terhadap penetasan
telur Crocidolomia pavonana pada usia berbeda. Ekstrak heksan tanaman
patah tulang diaplikasikan dengan metode celup pada konsentrasi 0.23%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak heksan tanaman patah tulang
pada konsentrasi 0.23% mampu menekan penetasan telur Crocidolomia
pavonana umur I hingga 3 hari dengan presentase penetasan telur berturut-
turut 12,72%, 36,50%, dan 44,00% serta presentase aktivitas ovisidal
berturut-turut 87,15%, 63,32%, dan 55,42%. Ekstrak heksan tanaman patah
tulang tidak mempegaruhi lama perkembangan telur Crocidolomia pavonana.
Penelitian yang dilakukan oleh Oratmangun, dan kawan-kawan pada
tahun 2014 mengenai “Uji Toksisita Ekstrak Tanaman Patah Tulang
(Euphorbia tirucalli L.) Terhadap Artemia salina dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test (BSLT) Sebagai Studi Pendahuluan Potensi Anti
Kanker”. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan ada tidaknya potensi anti
kanker dari ekstrak metanol dan kloroform tanaman patah tulang dan
dilanjutkan dengan skrining senyawa fitokimia. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan kloroform tanaman patah tulang
bersifat toksik, hal ini ditandai dengan nilai LC50< 1000 µg/mL dan senyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
fitokimia yang diduga bersifat toksik terhadap Artemia salina L. Adalah
alkaloid, flavanoid, dan tanin.
Bagan 2.1 : Peta Literatur
- Studi bioaktivitasisolaso senyawa bioaktiftumbuhan Euphorbiaturucallli sebagiinsektisida
- Hasil ekstraksiEuphorbia tirucallimenunjukkan bahwaetanol menghasilkanrendemen ekstrak lebihbanyak dari aseton.
- Pelarut aseton memilikitoksisitas lebih kuatdibandingkan pelatutetanol
(Toana dan Nasir, 2010)
- Aktivitas ekstrakTanaman patah tulangsebagai insektisida nabatiterhadap telurCrocidolomia pavonana
- Tanaman patah tulangterhadap penekananpenekanan telurCrocidolomia pavonana
- Tanaman patah tulangpada konsentrasi 0,23%mampu menekanpenetasan telurCracidolomia pavonana
(Arneti, 2016)
- Uji toksisitas tanamanpatah tulang terhadapArtemia salina denganmetode BSLT
- Hasil penelitianmenunjukkan bahwaekstrak metanol dankloroform tanamanpatah tulang bersifattoksik
- Nilai LC50<1000µg/mL dan senyawafitokimia bersifattoksik terhadapArtemia salina L.
(Oratmangun 2014)
- Pengaruh ekstrak tanaman patahtulang terhadap mortaitas ulat grayakpada tanaman cabai
- Ekstrak tanaman patah tulangmenyebabkan mortalitas ulat grayak
- Tanaman patah tulang berpotensisebagi biinsektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. Kerangka berfikir
Berikut adalah kerangka berfikir dalam penelitian yang telah dilakukan:
Tanaman cabai merupakan salah satu sayuran buah yang memiliki
peluang bisnis baik. Namun, sering terjadi permasalahan yaitu hama (ulat
grayak).Ulat grayak adalah hama yang terdapat pada tanaman cabai. ulat
grayak dapat dikendalikan dengan memanfaatkan bioinsektisida.
Tanaman patah tulang memiliki kandungan senyawa kimia yang
terdapat di dalam ekstrak patah tulang adalah senyawa metabolit sekunder,
seperti alkaloid, flavonoid, steroid/triterpenoid, tanin, glikosida, dan
antrakuinon. Senyawa steroid/triterpenoid menunjukkan berbagai aktivitas
fisiologi digunakan untuk antifungi, insektisida, antibakteri atau antivirus.
Hal ini menunjukkan tanaman patah tulang dapat mengendalikan ulat grayak
pada tanaman cabai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Bagan 2.2 : Kerangka Berfikir
D. Hipotesa
a. Tanaman patah tulang (Euphorbia tirualli) dapat mempengaruhi
mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura)
b. Nilai LC50 atau nilai pada konsentrasi berapa ekstrak tanaman patah
tulang dapat mematikan 50% dari ulat grayak (Spodoptera
litura )pada 24 jam setelah aplikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yaitu penelitian
yang dilakukan adalah percobaan sebenarnya. Penelitian dilakukan dengan
menguji bahan pestisida organik dari tanaman patah tulang. Penelitian ini
bersifat deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif merupakan penelitian
yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan
angka-angka untuk mencandarkan karakteristik individu atau kelompok
(Syamsudin & Damiyanti 2011). Pengaruh pemberian ekstrak tanaman patah
tulang sebagai bioinsektisida akan dilihat berdasarkan mortalitas ulat grayak
dan jumlah daun yang diserang. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel
terikat, variabel bebas, dan variabel kontrol.
a. Variabel terikat : Mortalitas Ulat Grayak
b. Variabel bebas : Konsentrasi Ekstrak Tanaman Patah Tulang
c. Variabel kontrol : Daun dan Batang Cabai dan Volume Pencelupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
B. Batasan Penelitian/ Definisi Operasional
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini adalah daun muda tanaman cabai (Capsicum
frutescens)
2. Penelitian ini menggunakan tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli)
yang digunakan adalah bagian batang dan daun sebagai bioinsektisida
3. Penelitian menggunakan ekstrak dari tanaman patah tulang (Euphorbia
tirucalli)
4. Penelitian menggunakan ulat grayak (Spodoptera litura) yang memiliki
berat 0,20 g sampai 0,60 g sebagai serangga uji
5. Mortalitas merupakan tingkat kematian pada suatu populasi tertentu
6. Pengamatan mortalitas dilakukan hingga 4 hari
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gelas ukur 1000 ml
2. Gelas ukur 150 ml
3. Gelas ukur 50 ml
4. Timbangan digital
5. Spatula atau batang pengaduk
6. Blender
7. Corong
8. Oven
9. Hand sprayer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
10. Alumunium foil
11. Toples plastik
12. Saringan/ayakan
13. Kertas saring
14. Alat tulis
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Daun dan batang tanaman patah tulang 1.500 gram
2. Etanol 96%
3. Daun tanaman cabai
4. Ulat grayak
5. Air
D. Cara Kerja
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2017 bertempat di
Laboratorium Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Kost
Putri Mustika dan Laboratorim Chem-Mix Pratama terletak di Kretek,
Jambidan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Penyediaan bahan tanaman sumber ekstrak
Tanaman patah tulang diperoleh dari Desa Katekan Kecamatan
Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah. Daun dan batang tanaman patah
tulang dipotong-potong dengan ukuran 0,5 cm. Kemudian potongan
tersebut dikeringanginkan selama beberapa hari. Setelah kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tanaman tersebut dihancurkan dengan menggunakan blender sehingga
diperoleh serbuk. Selanjutnya serbuk tanaman patah tulang diayak.
Ekstraksi tanaman patah tulang
Ekstraksi sampel menggunakan pelarut etanol. Pembuatan ekstrak
menggunakan metode maserasi. Menurut Baud, Grace, S. dkk. (2014).,
serbuk patah tulang yang diperoleh dimasukkan ke dalam 2 beaker
glass masing-masing diisi sebanyak 100 g kemudian direndam dengan
500 mL etanol 96% dan ditutup dengan alumunium foil selama 2x24
jam sambil sesekali dikocok. Setelah 2 hari, disaring menggunakan
kertas saring, residu direndam kembali dengan etanol 96% sebanyak
250 mL ditutup dengan alumunium foil lalu dikocok dan disimpan
selama 24 jam kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh pada maserasi
pertama dan kedua dianginkan dengan kipas angin sekitar 2-3 hari
untuk diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang telah diperoleh
untuk uji toksisitas.
Pengadaan serangga uji
Serangga uji atau ulat grayak diperoleh dari perkebunan cabai
merah dan tomat yang terletak di Kragilan, Gantiwarno, Klaten, Jawa
Tengah. Ulat grayak diambil secara acak pada toples. Ulat grayak
dipilih, dipisahkan pada wadah yang lain kemudian ditimbang. Ulat
grayak yang digunakan untuk penelitian yang memiliki berat 0,2 g -
0,6 g.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pembuatan Konsentrasi Sampel Uji
Pada pengujian ini menggunakan ulat grayak sebagai serangga uji.
Prosedur berdasarkan Moh hibban Toana dan Burhannuddin Nasir
(2010). Pada metode perlakuan ini daun tanaman cabai dicelupkan pada
wadah yang telah berisi ektrak dan air dengan konsentrasi larutan
ekstrak yaitu konsentrasi 0%, 3%, 4%, 5%, dan 6%. Untuk memperoleh
ekstrak sesuai perlakuan maka dilakukan pengenceran sebagai berikut:
P0 = Konsentrasi 0% ( 0 g ekstrak + 10 ml air)
P1 = Konsentrasi 30% ( 3 g ekstrak + 10 ml air)
P2 = Konsentrasi 40% ( 4 g ekstrak + 10 ml air)
P3 = Konsentrasi 50% ( 5 g ekstrak + 10 ml air)
P4 = Konsentrasi 60% ( 6 g ekstrak + 10 ml air)
Uji toksisitas terhadap ulat grayak
Uji toksisitas pada masing-masing ekstrak sampel. Setiap perlakuan
digunakan 10 ekor serangga uji dan diulang sebanyak 5 kali.
Pengamatan dilakukan selama 4 hari terhadap kematian ulat grayak
dimana setiap konsentrasi dilakukan lima kali pengulangan dan
dibandingkan dengan kontrol.
Penelitian yang telah dilakukan selama 24 jam dengan jumlah ulat
grayak 250 ekor. Daun dan batang tanaman cabai digunakan sebagai
makanan ulat grayak. Daun dan batang tanaman cabai ditimbang setiap
perlakuan diberi 5 g kemudian dicelupkan pada larutan ekstrak tanaman
patah tulang pada pagi hari sebelum diberikan pada hewan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Konsentrasi yang telah ditentukan yaitu konsentrasi 0% atau kontrol,
konsentrasi 30%, konsentrasi 40%, konsentrasi 50%, dan kosentrasi
60%. Larutan ekstrak tanaman patah tulang dibuat dengan ditambahkan
air sebagai pelarut. Pembuatan konsentrasi 30% dengan 3 gram ekstrak
tanaman patah tulang ditambah air sebanyak 10 ml, konsentrasi 40%
dengan 4 gram ekstrak tanaman patah tulang ditambahkan air 10 ml,
konsentrasi 50% dengan 5 gram ekstrak tanaman patah tulang
ditambahkan 10 ml air, dan konsentrasi 60% dengan 6 gram ekstrak
tanaman patah tulang ditambahkan 10 ml air. Setiap konsentrasi
dilakukan lima kali pengulangan. Pengambilan data atau menghitung
jumlah ulat grayak dilakukan 24 jam setalah aplikasi atau perlakuan.
Tabel 3.1 Pengaruh pemberian ekstrak tanaman patah tulang (Euphorbia
tirucalli) terhadap mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura)
Jam ke- 24 Konsentrasi (%)
0% 30% 40% 50% 60%
1
2
3
4
Total
% Mortalitas
LC50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian yang digunakan adalah dengan
perhitungan LC50. Letal Concentratoin 50 atau biasa disebut LC50 adalah
suatu perhitungan untuk menentukan keaktifan dari suatu ekstrak atau
senyawa. LC50 adalah pada konsentrasi berapa ekstrak dapat mematikan 50
dari organisme uji.
Cara perhitungan LC50:
d. Menuliskan jumlah serangga uji yang mati sesuai dengan konsentrasinya
e. Menghitung % mortalitas dengan cara :( jumlahyang mati / jumlah total
larva) x 100%).
f. Jika terdapat serangga uji yang mati maka hitung mortalitas terkoreksi,
sesuai ulangan:
��‴㔳⸴㔰吠൭⸴㔰㸸 �‴㔳⸴‴㔳‴⸴㸸൭
��th吠㔰h�h‴㔳⸴㔰吠൭⸴㔰㸸 �‴㔳吠㔰⸴t㔰� −�h‴㔳⸴㔰൭⸴㔰㸸 ⸴‴�⸴㔳‴吠 t吠㔰��㔰� �㔰�� 㸸㔰h㔰
� − �th吠㔰hh㔰⸴൭ �㔰h㔰 ⸴‴�⸴㔳‴吠
g. Setelah % mortalitas terkoreksi didapatkan untuk setiap ulangan maka
rata-ratakan dengan membagi total mortalitas dengan jumlah ulangan yang
dilakukan.
5. Mencari nilai probit untuk mortalitas terkoreksi yang didapatkan dan
memasukkan ke kolom nilai probit. Mencari nilai probit dengan
mencocokkan dengan tabel probit (lampiran 1) dengan rata-rata mortalitas
terkoreksi
6. Jika nilai robit sudah ada maka selanjutnya membuat grafik hubungan
antara nilai probit mortalitas dengan log10 konsentrasi. Melalui Ms.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Word/Exel dengan memasukkan nilai probit di sumbu y dan nilai log
konsentrasi di sumbu x lalu memilih menu Insert kemudian pilih Chart
dan pilih model XY scatter. Setelah grafik muncul klik kanan pada salah
satu titik kemudian pilih add trendline klik bagian Display Equation on
chart dan Display R_squared velue on chart.
7. jika persamaan sudah ada, selanjutnya mencari nilai LC50. Dengan
memasukkan LC50 adalah 5 karena 50% nilai probit atau 50% kematian
ulat. Mencari nilai x dengan memasukkan nilai 5 ke persamaan yang
didapatkan. Kemudian tentukan LC50 dengan antilog (x) atau 10x.
F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah
Menengah Atas kelas X semester ganjil pada bab Ruang Lingkup Biologi sub
bab Metode Ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Kandungan Senyawa Flavonoid dan Alkaloid pada Ekstrak Tanaman
Patah Tulang
Senyawa flavonoid dan alkaloid pada ekstrak tanaman patah tulang
telah diuji di Laboratorium Chem-Mix Pratama. Sampel ekstrak tanaman
patah tulang yang digunakan untuk diuji sebanyak 3,3 gram. metode yang
digunakan uji spektrofotometri. Berikut adalah hasil uji senyawa alkaloid
dan flavonoid:
Tabel 4.1 Senyawa Flavonoid dan Alkaloid Pada Ekstrak Tanaman PatahTulang
No KoseSample
Analisa Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata
1 EkstrakTanamanPatahTulang
Flavonoid 0,7827 % 0,7837 % 0,7832 %
Alkaloid 0,0748 % 0,0712 % 0,073 %
Berdasarkan hasil analisa tersebut bisa diketahui bahwa ekstrak
tanaman patah tulang rata-rata mengandung senyawa flavonoid sebanyak
0,07832% sedangkan rata-rata kandungan senyawa alkaoid sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
0,073%. Senyawa yang memberikan efek toksik yaitu favonoid, dimana
pada kadar tertentu memiliki potensi toksisitas akut yang menyebabkan
pecahnya membran sel sehingga terjadi kematian sel (Scheuer, 1994).
Senyawa alkaloid dalam patah tulang dapat menghambat daya makan
(antifedant). Hal ini yang mengakibatkan gagal mendapatkan stimulus rasa,
sehingga tidak mampu mengenali makanannya jadi ulat akan mengalami
mati kelaparan (Cahyadi, 2009).
2. Data pengamatan Mortalitas Ulat Grayak
Dari hasilpengamatan yang telah dilakukan pengaruh ekstrak
tanaman patah tulang terhadap mortalitas ulat grayak dilakukan selama 4
hari. Pada penelitian ini daun dan batang tanaman cabai dicelupkan pada
larutan ekstrak dilakukan satu kali sehari. Daun dan batang yang
digunakan sebanyak 5 g untuk masing-masing toples, tiap toples ada 10
ekor ulat grayak. Ulat grayak yang digunakan memiliki berat 0,2 g – 0,6 g
dan diletakkan pada tiap toples secara acak. Sedangkan untuk pengambilan
data dilakukan selama 24 jam. Mortalitas ulat grayak pada pengamatan 24
jam setelah aplikasi adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 4.2: Data Hasil Pengamatan Mortalitas Ulat Grayak 24 Jam SetelahAplikasi
Konsentrasi
(%)
Log 10
Konsentrasi
Rata-rata %MortalitasTerkoreksi
Nilai Probit Nilai Lc 50
(%)
0 - - -
5,3��
3 0,48 18 4,08
4 0,60 22 4,23
5 0,70 48 4,95
6 0,77 60 5,25
Keterangan:
Rumus % Mortalitas Terkoreksi:
%Mortalitas Terkoreksi = jumlah �mortalitas perlakuan−�mortalitas kontrol ulangan yang sama�−jumlah ulat yang mati pada kontrol
Pengamatan 24 jam setelah aplikasi pada konsentrasi 0% atau kontrol
rata-rata presentase mortalitas terkoreksi ulat grayak sebesar 0%. Sedangkan
pada konsentrasi 30% sebesar 18%, konsentrasi 40% sebesar 22%,
konsentrasi 50% sebesar 48%, dan konsentrasi 60% sebesar 60%. Dari data
tersebut pada konsentrasi 0% atau kontrol dan konsentrasi 30% sampai 60%
mengalami peningkatan mortalitas ulat grayak. Hal ini disebabkan pada
konsentrasi tinggi terdapat kandungan senyawa aktif yang tinggi pula.
Adanya kandungan senyawa aktif pada konsentrasi 30% sampai 60% larutan
bioinsentisida sedangkan pada konsentrasi 0% atau kontrol tidak terdapat
senyawa aktif sehingga pada konsentrasi kontrol tidak terjadi mortalitas. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pengamatan, mortalitas ulat yang paling tinggi terdapat pada konsentrasi 60%.
Pada tabel diatas terdapat nilai probit, nilai probit diperoleh dari tabel
(lampiran 1). Untuk memperoleh nilai probit ini memasukkan nilai rata-rata
% mortalitas terkoreksi kemudian dicocokkan dengan nilai probit pada
presentase. Nilai probit pada konsentrasi 0% sebesar 0%, konsentrasi 30%
sebesar 4,08%, konsentrasi 40% sebesar 4,95%, konsentrasi 50% sebesar
4,95%, dan konsentrasi 60% sebesar 5,25%.
Hasil yang telah diperoleh dibuat grafik yang menunjukkan hubungan
antara konsentrasi ekstrak tanaman patah tulang dengan presentase kematian
ulat grayak.
Gambar 4.1: Grafik Hubungan Antara Konsentrasi dan Presentase Kematian
Ulat Grayak pada 24 Jam Setelah Aplikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Dari grafik hubungan antara log10 konsentrasi (sumbu x) dengan nilai
probit (sumbu y). Pada grafik 4.1 didapatkan persamaan y = 4,274x + 1,902
dan R2 = 0,917. Grafik pada gambar diatas digunakan untuk mencari nilai
LC50 dengan mensubtitusikan angka 50% sebagai y (lihat lampiran 1).
Sehingga didapat nilai LC50 = 5,31%. Nilai LC50 berarti mortalitas pada ulat
grayak mencapai 50% pada saat konsentrasi ekstrak tanaman patah tulang
mencapai 5,31%.
Nilai R2 merupakan koefiseien determinasi. Menurut Ghozali Imam
(2009) Koefisien Determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan sebuah model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai pada grafik 4.1 R2 = 0,917yang artinya bahwa variabel konsetrasi
ekstrak tanaman patah tulang terhadap mortalitas ulat grayak. Besarnya angka
koefisein determinasi R2 = 0,917 sama dengan 91,7%. Angka tersebut berarti
bahwa konsentrasi ekstrak tanaman patah tulang terhadap mortalitas ulat
grayak. Sedangkan sisanya (100% - 91,7% = 2,9%) dipengaruhi oleh variabel
lain. Besarnya pengaruh variabel lain ini disebut sebagai error (e).
Pada tabel 4.2. Pada pengamatan yang telah dilakukan konsentrasi 0%
atau kontrol tidak terjadi mortalitas pada ulat terlihat bahwa ekstrak tanaman
patah tulang (Euphorbia tirucalli) pada 24 jam setelah aplikasi presentase
mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura) berkisar 18% - 60%. Dari data
tersebut terlihat bahwa perlakuan yang telah dilakukan mengalami
peningkatan mortalitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Pembahasan
1. Mortalitas Ulat Grayak
Pada pengamatan yang telah dilakukan konsentrasi 0% atau kontrol
tidak terjadi mortalitas pada ulat grayak karena pada konsentrasi 0% tidak
mengandung senyawa aktif yang menyebabkan mortalitas ulat grayak
melainkan hanya mengandung air saja. Sedangkan pada konsentrasi 30%
sampai konsentrasi 60% terjadi mortalitas yang bervariasi. Pada konsentrasi
tersebut mengandung senyawa aktif yang dapat menyebabkan mortalitas pada
ulat grayak. Pada konsentrasi 60% terjadi mortalitas paling tinggi dari
konsentrasi 30%, 40%, 50%. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi tinggi
dari ekstrak tanaman patah tulang lebih meningkatkan mortalitas ulat grayak
hingga 60%. Pada konsentrasi 50% terjadi mortalitas tinggi hingga 48%. Pada
kosentrasi 40% terjadi mortalitas cukup tinggi menyebabkan 22% mortalitas
ulat grayak. Pada konsentrasi 30% terjadi mortalitas menyebabkan 18%
mortalitas ulat grayak.Pada konsentrasi 30%, 40%, 50%, dan 60% tingkat
mortalitas pada ulat grayak ditunjukkan bervariasi. Jika dibandingkan, antara
konsentrasi 30% sampai 60% maka dapat diketahui bahwa pada konsetrasi
60% yang lebih cepat mempengaruhi mortalitas ulat grayak dibandingkan
dengan konsentrasi 30%, 40%, dan 50%.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa ekstrak tanaman patah tulang
dapat menyebabkan mortalitas ulat grayak. Senyawa yang dapat
menyebabkan mortalitas ulat grayak adalah flavonoid dan alkaloid. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tanada dan Kaya (1993) ulat yang stres akan meningkatkan kerentanan
terhadap serangan penyakit. Kemungkinan stres itu berasal dari makanan
yang telah dicelupkan pada larutan ekstrak tanaman patah tulang.
2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Mortalitas Spodoptera litura
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan mortalitas ulat
grayak sebagai berikut:
a. Kandungan senyawa aktif ekstrak tanaman patah tulang
Berdasarkan pengamatan selama 24 jam ulat grayak mengalami
mortalitas. Ulat grayak yang mati ditandai dengan tubuh berubah menjadi
hitam pekat, tubuh mengalami kerusakan sehingga mengeluarkan cairan
berwarna coklat kehitaman bahkan ada yang mati hingga tidak berbentuk ulat
lagi (lihat gambar 4.1). Hal ini disebabkan oleh pestisida yang dapat
membunuh ulat grayak bersifat racun lambung. Menurut Djojosumarto (2008)
racun lambung ialah jenis pestisida yang membunuh hama serangga jika
termakan oleh serangga tersebut serta masuk ke dalam organ pencernaannya.
Mortalitas yang terjadi pada ulat grayak karena terdapat senyawa aktif
pada ekstrak tanaman patah tulang. Senyawa aktif yang terdapat pada ekstrak
tanaman patah tulang terdapat flavonoid dan alkoloid. Menurut Oratmangun,
(2014) bahwa senyawa yang memberikan efek toksik yaitu flavonoid dimana
pada kadar tertentu memiliki potensi toksisitas akut ditandai pecahnya
membran sel yang menyebabkan kematian sel. Senyawa alkaloid dalam
ekstrak tanaman patah tulang dapat menghambat daya makan. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Cahyadi (2009) cara kerja senyawa tersebut adalah dengan bertindak sebagai
stomach poisoning atau racun perut. Oleh karena itu, bila senyawa-senyawa
ini masuk dalam tubuh ulat grayak alat pencernaannya akan terganggu. Selain
itu, senyawa ini menghambat reseptor perasa pada daerah mulut. Hal ini yang
menyebabkan ulat gagal mendapatkan stimulus rasa, tidak mampu mengenali
makanannya sehingga ulat grayak mati kelaparan.
Gambar 4.2. Mortalitas ulat grayak setelah perlakuan
b. Aktivitas makan ulat grayak
Mortalitas pada ulat grayak juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas
makan ulat. Pada konsentrasi rendah aktivitas makan cenderung meningkat.
Hal ini disebabkan senyawa yang terkandung pada konsentrasi rendah
sehingga aktivitas makan ulat grayak meningkat. Dari hal tersebut dengan
adanya aktovitas makan meningkat maka tingkat mortalitas pada ulat sedikit.
Sedangkan pada konsentrasi tinggi aktivitas makan ulat grayak menurun
sehingga menyebabkan mortalitas pada ulat grayak tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3. Hambatan dan Keterbatasan
Hambatan yang dialami adalah keseragaman bobot ulat. Ulat grayak
yang diperoleh dari perkebunan tidak sama. Menurut Hidayati (2013), ulat
dipelihara dan diberi makanan sehingga memasuki instar dua,ulat yang
digunakan dalam penelitian memasuk instar dua. Namun, jika ulat bobot
ulat tidak sama maka ulat yang akan digunakan ditimbang sebelum
perlakuan.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penggunaan bahan untuk
bioinsektisida. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini hanya tanaman
patah tulang kering, sehingga untuk mengoptimalkan perbandingan maka
digunakan bahan dari tanaman patah tulang kering dan basah dalam
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB V
APLIKASI HASIL PENELITIAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN
Dari hasil penelitian tentang menguji ekstrak tanaman patah tulang sebagai
bahan bioinsektisida dapat menambah pengetahuan siswa dalam dunia
pendidikan. Melalui proses belajar mengajar siswa diajarkan untuk memanfaatkan
tanaman di sekitar untuk dijakan bahan belajar siswa. Dari pembelajaran tersebut
diharapkan siswa dapat membantu masyarakat yang masih minim pengetahuan
untuk mengetahui manfaat dari tanaman patah tulang berpotensi sebagai pestisida
organik atau bioinsektisida.
Selain itu, siswa dapat meningkatkan sikap ilmiah dan keterampilan
berproses secara ilmiah menggunakan metode ilmiah. Dengan percobaan
(eksperimen) membuat siswa terlibat secara aktif sebagai upaya meningkatkan
sikap ilmiah. Melalui eksperimen siswa menjadi lebih aktif, melatih dan
membiasakan siswa untuk terampil menggunakan alat, terampil merangkai
percobaan dan mengambil kesimpulan dalam melakukan metode ilmiah dan sikap
ilmiah siswa. Bahan belajar yang dapat mendukung kegiatan belajar tersebut
terdapat pada materi SMA kelas X semester I yaitu Ruang Lingkup Biologi sub
bab metode ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan Permendikbud No 24 Tahun 2016
kurikulum 2013.
1. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayari dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif, dan pro-
aktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkugan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
KD 3.1 : Menjelaskan ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek
biologi dan tingkat organisasi kehidupan), melalui penerapan metode ilmiah dan
prinsip keselamatan kerja
Indikator : 3.1.1 Menjelaskan permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan
tingkat organisasi kehidupan
3.1.2 Menganalisis permasalahan biologi berdasarkan langkah-langkah metode
ilmiah dalam penelitian
3.1.3 Menjelaskan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dan
percobaan
KD 4.1: Menyajikan data hasil penerapan metode ilmiah tentang permasalahan
pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan
Indikator 4.1.1 Menyusun rancangan penelitian dengan metode ilmiah
4.1.2 Membuat laporan hasil penelitian dari guru dengan metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pemberian ekstrak tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli) dapat
mempengaruhi mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura)
2. Nilai LC50 ekstrak tanaman patah tulang terhadap mortalitas ulat
grayak pada 24 jam setelah aplikasi sebesar 5,31%
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Perlu diperhatikan pada proses pembuatan esktrak tanaman patah
tulang lebih baik dioven untuk mempercepat pengeringan
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membuat perbedaan waktu
pencelupan larutan ekstrak tanaman patah tulang pada pagi atau sore
yang paling efektif untuk mempercepat mortalitas ulat grayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Daftar Pustaka
Abdi, R, 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya dalamSistem Biologis, Jurnal Belian, Vol.9, No.2, 196-202, Politeknik NegeriPontianak, Pontianak.
Arifin, M, 1991. Bioekologi, serangan dan pengendalian hama pemakan daunkedelai. Lokakarya Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kedelai.Malang, 8-11 Agustus 1991.
Arneti, Khairul U, dan Kamala N P, 2016. Review Article: Aktivitas ekstrakheksan tumbuhan patah tulang Euphorbia tirucalli (Euphorbiaceace)terhadap telur Crocidolomia pavonana (Lepidoptera Crambidae)
A.R, Syamsuddin, & Damaianti, S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Badan Litbang Pertanian, 2006. Laporan Hasil Penelitian dan PengembanganPertanian. Kementerian Pertanian.
Cahyadi, R, 2009. Uji toksisitas akut ekstrak buah pare terhadap lara Artemiasalina L dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) UniversitasDiponegoro Repository.5: 1-8
Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia. Jakarta: Departemen KesehatanRepublik Indonesia.
Djojosumarto, P, 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius:Yogyakarta
Djunaedy A, 2009. Biopestisida sebagai Pengendali Organisme PenggangguTanaman (OPT) yang Ramah Lingkungan, EMBRYO 6 (1): 88-95
Fadhil, 2013. Perhitungan LC50 dari BSLT. Net.id
Grace S, Baud., Meiske S., dan Harry S.J., 2014. Analisis senyawa metanolitsekunder dan uji toksisitas ekstrak etanol batang tanaman patah tulang(Euphorbia turucalli) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test(BSLT). Program studi kimia FMIPA UNSRAT Manado
Ghozali, Imam, 2009. Ekonometrika – Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS17. Badan Penerbit Diponegoro: Semarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Harbone, JB, 1987. Metode Fitokimia. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah;Niksolihin S, editor. Bandung: Penerbit ITB. Terjemahan dariPhytochemical methode
Harpenas, A dan Dermawan, 2010. Budi daya cabai unggul. Jakarta: PenebarSwadaya
Hidayati, Nurul N., Yuliani., dan Kuswanti, Nur, 2013, Pengaruh ekstrak daunsuren dan mahoni terhadap mortalitas dan aktivitas makan ulatpada kubis,Jurnal LenteraBio, 2 (1), 95-99
Istirochah ,Nurhidayati, P, Anis S, Djuhari dan A. Basit, 2008. Pertanian Organik,Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang, Malang.
Kalsoven, L.G.E, (1981) The Pets of Crops In Indonesia. Revised And Translatedby P.A. Van der Laan. PT. Ictiar Baru. Van Hoeve. Jakarta.
Marwoto dan Suharsono, 2011.Strategi dan komponen teknologi pengendalianulat grayak (Spodoptera lituraFabricius) pada tanaman kedelai. JurnalLitbang Pertanian. 27 (4) : 131-136.
Mulyana, 2002. Ekstraksi Senyawa Aktif Alkaloid, Kuinone, dan Saponin daritumbuhan kecubung sebagai larvasida dan insektisida terhadap nyamukAedes aegypti Skripsi. Departemen Kimia, Fakulta Matematika dan IlmuPengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor
Nurdiansyah, F, 2011. Dasar perlindungan tanaman (hama). Universitas Jambi
Nuryati Dian, 2011. Tanaman Obat. Ilmu Pengetahuan Teknologi
Prabowo, T, 2002. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Jakarta: BumiAksara
Pracaya, 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya
Rabbani, S, 2015. Efikasi Tanaman sebagai Lavasida pada Larva Aedes aegypti.Penelitian ilmiah dalam efikasi ekstrak tanaman Diakses 21 April 2016
Robinson, T, 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung:ITB
Sandriani, Oratmangun, A, Fatimawali, dan Widhhi B, 2014. Uji toksisitas ekstraktanaman patah tulang (Euphobia tirucalli L.) terhadap Artemia salinadengan metode brine shrimp lethality test sebagai studi pendahuluanpotensi anti bakteri. Program studi Farmasi UNSRAT Manado
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Scheuer, J. S, 1994. Produk Alami Lautan. Cetakan pertma. IKIP Semarang Press.Semarang
Setiawati, Wiwin., Rini, Murtiningsih., Neni, Gunaeni., Tati, Rubiati, 2008.Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya UntukPengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Balai PenelitianTanaman Sayuran: Bandung.
Sjam S, Surapati U, Rosmana A, dan Thamrin S, 2011. Review Article: TeknologiPengendalian Hama dalam Sistem Budidaya Sayuran Organik. J.Fitomedika 7(3): 142-144.
Soekarna, D, 1985. Ulat grayak dan pengendaliannya. Pertanian 4: 65-70
Supriyanto dan Luviana I, 2010. Pengruh pemberian getah patah tulang secaratopikal terhadap gambaran histopatologis dan ketebalan lapisan keratinkulit. Prosiding seminar Biologi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Suwahyono, U, 2013. Membuat Biopestisida. Penebar Swadaya: Jakarta
Tanada, Y. And H, Kaya, 1993. Insect Pathology. Academy Press Inc. Tokyo.Toronto. P:366
Toana MH dan Nasir B, 2010. Studi bioaktif dan isolasi senyawa bioaktiftumbuhan Euphorbia tirucalli L. (Euphorbiaceae) sebagai insektisidabotani alternatif. J Agroland 17(1): 47-55
Tobing, R, 1989. Kimia Bahan Alam. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan LembagaPendidikan tenaga Kependidikan. Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lampiran 1: Perhitungan Statistika
Tabel 1 : Tabel Probit
Persentase(%)
Probit
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 - 2,67 2,95 3,12 3,25 3,36 3,45 3,52 3,59 3,66
10 3,72 3,77 3,82 3,87 3,92 3,96 4,01 4,05 4,08 4,12
20 4,16 4,19 4,23 4,26 4,29 4,33 4,36 4,39 4,42 4,45
30 4,48 4,50 4,53 4,56 4,59 4,61 4,64 4,67 4,69 4,72
40 4,75 4,77 4,80 4,82 4,85 4,87 4,90 4,92 4,95 4,97
50 5,00 5,03 5,05 5,08 5,10 5,13 5,15 5,18 5,20 5,23
60 5,25 5,28 5,31 5,33 5,36 5,39 5,41 5,44 5,47 5,50
70 5,52 5,55 5,58 5,61 5,64 5,67 5,71 5,74 5,77 5,81
80 5,84 5,88 5,92 5,95 5,99 6,04 6,08 6,13 6,18 6,23
90 6,28 6,34 6,41 6,48 6,55 6,64 6,75 6,88 7,05 7,33
99 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
7.33 7,37 7,41 7,46 7,51 7,58 7,65 7,75 7,88 8,09
Tabel 2: Data Hasil Pengamatan Mortalitas Ulat Grayak Setelah 24 Jam Setelah Aplikasi
Konsentrasi
(%)
Log 10
Konsentrasi
Ulangan Total
Ulat
Jumlah
Ulat mati
%Mortalitas
% Mortalitas
Terkoreksi
Rata-rata %MortalitasTerkoreksi
NilaiProbit
Nilai Lc50
(%)
0 - 1
2
3
4
5
10
10
10
10
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- - -
3 0,48 1
2
3
4
5
10
10
10
10
10
4
1
1
2
1
40
10
10
20
10
40
10
10
20
10
18 4,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4 0,60 1
2
3
4
5
10
10
10
10
10
3
2
3
1
2
30
20
30
10
20
30
20
30
10
20
22 4,23
5 0,70 1
2
3
4
5
10
10
10
10
10
4
5
5
6
4
40
50
50
60
40
40
50
50
60
40
48 4,95
6 0,77 1
2
3
4
5
10
10
10
10
10
6
6
5
7
6
60
60
50
70
60
60
60
50
70
60
60 5,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Keterangan:
Rumus % Mortalitas Terkoreksi:
% Mortalitas Terkoreksi = jumlah �mortalitas perlakuan−�mortalitas kontrol ulangan yang sama�−jumlah ulat yang mati pada kontrol
Dari grafik hubungan antara log10 konsentrasi (sumbu x) dengan nilai probit (sumbu y) didapatkan persamaan y = 4,274x + 1,902 dan
R2 = 0,917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Penentuan LC50 (konsentrasi yang menyebabkan kematian sebesar 50%)
50% nilai probit (y) = 5 (dilihat dari tabel probit), x = log konsentrasi.
Perhitungan LC50 dari persamaan regresi y = 4,274x + 1,902 dan R2 = 0,917 adalah sebagai berikut:
5 � 4,274x + �,92
x �5 − �,924,274
x � ,7248479�7
Antilog dari x � ,7248479�7
LC5 � 5,3�%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 2
SILABUS
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Kelas : X
Semester : Ganjil
Kompetensi Inti:
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian AlokasiWaktu
Media, Alatdan Bahan
1.1 Mengagumi,menjaga,melestarikanketeraturan dan
kompleksitas ciptaanTuhan tentang ruanglingkup, objek danpermasalahan Biologimenurut agama yang
Ruang LingkupBiologi:
Permasalahanbiologi padaberbagai objekbiologi dantingkatorganisasikehidupan
Mengamati :
Mengmati kehidupan di lingkungansekitar yang berkaitan dengan ilmubiologi
Menanya :
Apakah biologi, apa yang dipelajari, apametode ilmiah dan keselaatan kerja?
Observasi :
Sikap ilmiahsaatpengamatan,melaporkansecara lisan,dan saatdiskusi untuklembar
4 x 45menit
Laboratoriumdan sarana(peralatanpraktikum)
Bukupanduanpraktikum
Buku biologidan internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dianutnya Cabang-cabang ilmudalam biolgidan kaitannyadenganpengembangan karir di masadepan
Manfaatmempelajaribagi dirisendiri danlingkunganserta masadepanperadabanbangsa
Metode ilmiah Kesehatan,keselamatankerja
Menalar :
Melakukan pengamatan terhadappermasalahan biologi pada objekbiologi dan tingkat organisasikehidupan di alam
Melakukan studi literatur tentangcabang-cabang biologi, obyekbiologi, permasalahan biologi,metode ilmiah dan kesehatankeselamatan kerja
Diskusi tentang penelitian biologidengan menggunakan metodeilmiah
Mengamati contoh jurnalpenelitian biologi tentang formatdan mengamati komponen danmengaitkannya dengan ruanglingkup biologi
Mencoba:
Mendiskusikan hasil pengamatan dankegiatan tentang ruang lingkup bi0logi,cabang-cabang ilmu biologi, metodeilmiah, dan kesehatan keselamatan kerjauntuk menguatkan pemahaman tentangruang lingkup biologi
pengamatan
Portofolio:
Membuatlaporan,kesesuaianformat, isi, dankomunikatifdalamberbahasa
Tes:
Pilihan gandadan uraian
Jurnal atauartikelpenelitianbiologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Menyimpulkan :
Menyimpulkan pelajarn yang telahdipelajari dan mengomunikasikan secaralisan ruang lingkup biologi
2.1 Berperilaku ilmiah(jujur,disiplin,tanggungjawab, peduli, santun,ramah lingkungan,gotong royong,kerjasama, cinta damai,responsif dan proaktifdalam melakukanpercobaan dan diskusidi dalam kelas
maupun di luar kelas
3.1 Menjelaskan ruanglingkup biologi(permasalahan padaberbagai obyek biologidan tingkat organisasikehidupan), melaluipenerapan metodeilmiah dan prinsipkeselamatan kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
4.1 Menyajikan datahasil penerapan metodeilmiah tentangpermasalahan padaberbagai obyek biologidan tingkat organisasikehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X / I (satu)
Materi Pokok : Ruang Lingkup Biologi
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Menjelaskan ruang lingkup
biologi (permasalahan pada berbagai
obyek biologi dan tingkat organisasi
kehidupan), melalui penerapan
metode ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
3.1.1 Menjelaskan permasalahan
pada berbagai obyek Biologi dan
tingkat organisasi kehidupan
3.1.2 Menganalisis permasalahan
biologi berdasarkan langkah-
langkah metode ilmiah dalam
penelitian
3.1.3 Menjelaskan prinsip
keselamatan kerja berdasarkan
pengamatan dan percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
44.1 4.1 Menyajikan data hasil penerapan
metode ilmiah tentang permasalahan
pada berbagai obyek biologi dan
tingkat organisasi kehidupan
4.1.1 Menyusun rancangan
penelitian dengan metode ilmiah
4.1.2 Membuat laporan hasil
penelitian yang diberikan guru
dengan metode ilmiah
B. Tujuan Pembelajaran
3.1 Melalui diskusi siswa dapat menganalisis permasalahan pada berbagai
obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan dengan benar
3.2 Melalui diskusi siswa dapat mengurutkan langkah-langkah metode ilmiah
dalam penelitian dengan benar
3.3 Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan prinsip keselamatan kerja
berdasarkan pengamatan dan percobaan dengan benar
4.1 Melalui diskusi siswa dapat menyusun rancangan penelitian dengan
metode ilmiah dengan benar
4.2 Melalui diskusi siswa dapat membuat laporan hasil penelitian dari guru
dengan metode ilmiah dengan benar
C. Materi Pelajaran
Metode Ilmiah :
1. Tujuan dilakukannya metode ilmiah
2. Langkah-langkah menyusun metode ilmiah
3. Kriteria metode penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Saintifik
2. Model pembelajaran :Problem-Based Learning
3. Metode pembelajaran :Diskusi, presentasi, dan tanya-jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan AlokasiWaktu
Pertemuan I
1
Orientasi
Apersepsi
Motivasi
Pendahuluan- Guru membuka pelajaran
dengan memberikan salam padasiswa
- Guru memeriksa kesiapan siswa- Guru memeriksa kehadiran
siswa dengan melakukanpresensi siswa
- Menggali pengetahuan siswadengan bertanya: Apa yangdimaksud dengan metodeilmiah?
- Menunjukkan contoh-contohhasil penemuan para ahli dibidang biologi : Mengapa parailmuwan dapat menemukan ataumenghasilkan produk sains?
- Guru menyampaikankompetensi yang akan dicapaidan materi belajar
- Siswa membentuk kelompokmasing-masing kelompok terdiridari 4 orang siswa
10 Menit
2
Mengamati
Menanya
Menalar
Mencoba
Inti - Guru membagikan jurnal penelitianbiologi dan lembar kerja siswa
- Guru mengajukan pertanyaann:Sebelum melakukan penelitianapa yang harus dilakukan olehpeneliti?Sebutkan tahapan yang terdapatpada penulisan ilmiah?
- Siswa mengamati permasalahanyang terdapat pada jurnal yangtelah dibagikan
- Siswa diminta berdiskusimengenai tujuan, hasil, dankesimpulan yang terdapat padalembar diskusi siswa
- Kelompok diminta untuk
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Menyimpulkan
mempresentasikan hasilpekerjaannya
- Siswa yang lain diberikankesempatan untuk bertanya danguru memberi konfirmasi
3
Merangkum
Evaluasi
Refleksi
Tindak Lanjut
Penutup- Siswa mengumpulkan hasil
pekerjaannya- Guru mengarahkan siswa untuk
membuat kesimpulan pelajaran hariini
- Guru mengajukan pertanyaan apasaja mengenai metode ilmiah
- Siswa diminta mengungkapkanmanfaat yang diperoleh pada hari ini
- Guru memberikan tugas membacajurnal penelitian biologi
- Guru menutup pelajaran denganmengucapkan salam
15 Menit
Pertemuan II
1
Orientasi
Apersepsi
Motivasi
Pendahuluan- Guru membuka pelajaran
dengan memberikan salampada siswa
- Guru memeriksa kesiapansiswa
- Guru memeriksa kehadiransiswa dengan melakukanpresensi siswa
- Guru mengajukan pertanyaan:Apa yang harus dilakukan jikaingin melakukan penelitian?
- Guru menunjukkan hasilpenelitian dari ilmuwanmaupun peneliti danmengajukan pertanyaan:Mengapa peneliti perlumempublikasikan hasilpenemuannya?
- Guru menyampaikankompetensi yang akan dicapaidan materi belajar
7 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2
Mengamati
Menanya
Menalar
Mencoba
Menyimpulkan
Inti- Guru memberikan sebuah
permasalahan lingkungan disekitar- Siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan: Mengapa hasilpenelitian dapat dipublikasikan?
- Siswa mengamati permasalahanyang diberikan oleh guru mengenai“Pengaruh Ekstrak Tanaman PatahTulang (Euphorbia tirucalli)Terhadap Mortalitas Ulat Grayak(Spodoptera litura) Pada TanamanCabai (Capsicum frutescens)”
- Siswa diminta untuk menyusunrancangan penelitian berdasarkanmasalah yang telah ditentukan olehguru
- Salah satu siswa diminta untukmempresentasikan hasilpekerjaannya
73 Menit
3
Merangkum
Evaluasi
Refleksi
Tindak lanjut
Penutup- Semua siswa mengumpulkan hasil
pekerjaan serta PR yang diberikanpada pertemuan sebelumnya
- Guru mengarahkan siswa untukmenyimpulkan pembelajaran hariini
- Guru mengajukan pertanyaansecara lisan mengenai metodeilmiah
- Siswa diminta mengungkapkanmanfaat pembelajaran hari ini
- Guru memberikan tugas untukmembuat laporan sesuai denganmetode ilmiah dengan permasalahnyang telah diberikan
- Guru mengakhiri kegiatan belajardengan memberikan pesan untuktetap belajar dan memberi samapenutup
10 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
F. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Media : Power point, white board
2. Alat/bahan : Laptop, viewer, dan Lembar Diskusi Siswa
3. Sumber Belajar :- Priadi,Arif. 2014. BIOLOGI. Bogor: Yudhistira
- Septianing, Rasti. dkk. 2013. Biologi. Jakarta:
Yudhistira
- Internet (jurnal penelitian)
G. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Kognitif : Tes tertulis (uraian)
b. Afektif : Lembar Observasi
c. Psikomotorik : Kinerja
Portofolio
2. Bentuk Instrumen
a. Lembar Diskusi Siswa (LDS)
b. Rublik penilaian
c. Pedoman skoring
H. Lampiran
1. Lembar Diskusi Siswa (LDS)
2. Instrumen Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 4 : Lembar Diskusi Siswa
Lembar Diskusi Siswa
Pertemuan I
A. Tujuan
Melalui diskusi kelompok serta mengkaji pustaka, siswa dapat:
1. Menganalisis permasalahan pada berbagai obyek biologi
2. Mengurutkan langkah-langkah metode ilmiah dalam penelitian
3. Menyimpulkan hasil penelitian bilogi yang telah dilakukan peneliti
B. Prosedur
Bacalah jurnal penelitian biologi dengan teliti
Catatlah judul, tujuandan hasil dari data penelitian
Buatlah kesimpulan dari data penelitian yang kalian peroleh
Buatlah tabel hasil diskusi kalian, seperti tabel dibawah
C. Tabel hasil diskusi:
No Judul Tujuan Hasil Kesimpulan
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lembar Diskusi Siswa
Pertemuan II
A. Tujuan
Melalui diskusi kelompok serta mengkaji pustaka, siswa dapat:
1. Melaksanakan rancangan percobaan berdasarkan penulisan ilmiah
B. Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Lembar Diskusi Siswa
C. Prosedur
1. Bergabunglah dalam kelompok yang telah ditentukan
2. Diskusikan dengan teman kelompok mengenai permasalah di sekitar
lingkungan sekolah
3. Buatlah rancangan penelitian dengan ketentuan:
a. Judul
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
d. Hipotesis
e. Alat dan Bahan
f. Langkah-
langkah/prosedur
kerja4. Presentasikan hasil rancangan penelitian ke depan kelas
5. Lakukan penelitian sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
disusun selam 2 minggu. Hasil percobaan dianalisis dan dibuat dalam
bentuk laporan tertulis secara berkelompok menggunakan format
penulisan ilmiah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
a. Acara (judul, hari,
tanggal, waktu, dan
tempat pelaksanaan)
b. Judul
c. Dasar teori
d. Alat, bahan, dan cara
kerja
e. Hasil
f. Pembahasan
g. Kesimpulan
h. Daftar pustaka
i. Lampiran
(dokumentasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 5: Lembar Pengamatan penilaian
Instrumen Tes Tertulis
Kisi-kisi Soal
Inkator C1 C2 C3 C4 NoSoal
KunciJawab
BentukSoal
Menjelaskanpermasalahan padaberbagai obyek Biologidan tingkat organisasikehidupan
√ 1 A PG
√ 3 B PG
√ 1 Terlampir
Essay
Menganalisispermasalahan biologiberdasarkan langkah-langkah metode ilmiahdalam penelitian
√ 4 D PG
√ 5 C PG
√ 2 Terlampir
Essay
Menjelaskan prinsipkeselamatan kerjaberdasarkan pengamatandan percobaan
√ 2 D PG
Membuat rancanganpenelitian dengan metodeilmiah
√ 3 Terlampir
Essay
Keterangan :
C1: Menginat
C2 : Memahami
C3 : Menerapkan
C4 : Menganalisis
C5 : Mengevaluasi
C6 : menciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Soal Tes
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
1. Langkah pertama yang dilakukan dalam metode ilmiah adalah...
a. Merumuskan masalah
b. Mengajukan hipotesis
c. Mengumpulkan data
d. Menarik kesimpulan
e. Melakukan percobaan
2. Berikut merupakan kondisi yang tidak aman, sehingga terjadi kecelakaan
kerja, kecuali...
a. Peralatan pelindung yang tidak memadai
b. Prosedur yang berbahaya di sekitar peralatan
c. Membuang bahan-bahan berbahaya
d. Menggunakan peralatan secara prosedur yang digunakan
e. Gudang terlalu penuh
3. Untuk membuktikan hipotesis perlu dilakukan...
a. Perkiraan
b. Percobaan
c. Penafsiran
d. Perencanaan
e. Pemikiran
4. Variabel bebas dari pernyataan “ Tinggi tanaman pepaya tergantung
jumlah air yang disiramkan pada tanaman tersebut adalah..
a. Lama penyiraman
b. Tinggi tanaman
c. Tanaman pepaya
d. Jumlah air
e. Waktu penyiraman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
5. Metode ilmiah mempunyai manfaat bagi kesejahteraan manusia antara
lain..
a. Menghasilkan uji coba
b. Bekerja tidak putus asa
c. Membuka jalan untuk
memecahkan masalah
d. Mengadakan percobaan
yang berguna
e. Penemuan yang kebetulan
B. Essay
Jawablah pertanyaan dengan benar!
1. Sebutkan dan jelaskan tahapan dalam metode ilmiah?
2. “Pengaruh pemberian pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman tomat”
dari pernyataan tersebut tentukan varibelnya?
3. “Pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman
jagung”. Dari judul penelitian tersebut tentukan:
a. Rumusan masalah
b. Tujuan penelitian
c. Manfaat penelitian
Kunci Jawaban
B. Essay
1. Tahapan dalam metode ilmiah adalah:
a. Memilih dan merumuskan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang
akan dipecahkan atau diangkat ke dalam sebuah penelitian
b. Merumuskan hipotesis
Hipotesa adalah kesimpulan sementara tentang hubungan antar
variabel atau fenomena-fenomena dalam penelitian.
c. Melaksanakan percobaan
Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk
keperluan penelitian.
d. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa, data terserbut perlu
dikumpulkan.
e. Mengolah dan menganalisa data
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk diolah.
Penyusunan data dapat berbentuk tabel ataupun grafik. Setelah diolah
data perlu analisa sesuai tinjaun pustaka.
f. Menarik kesimpulan
Kesimpulan dibuat untuk menjawab hipotesa.
2. Variabel bebas : kadar pupuk urea
Variabel terikat : pertumbuhan tanaman tomat
Variabel kontrol : tanah dan air
3. a. Rumusan masalah: Apakah ada pengaruh pemberian pupuk kandang
terhadap pertumbuhan tanaman jagung?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
b. Tujuan penelitian : Mengetahui konsentrasi pupuk kandang yang paling
optimal bagi pertumbuhan tanaman jagung
c. Manfaat :
- Bagi petani: mengetahui konsentrasi pupuk kandang paling optimal
terhadap pertumbuhan tanaman jagung sehingga petani mendapatkan hasil
maksimal
- Bagi siswa : dapat dijadikan sebagai sumber referensi utuk melakukan
penelitian
- Bagi masyarakat umum: dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk
menambah wawasan
Rubrik Penilaian Tes Tertulis
Nosoal
BentukSoal
Skor Rubrik
1 PilihanGanda
5 Menjawab benar
0 Menjawab tidak benar atau tidak menjawab samasekali
2 PilihanGanda
5 Menjawab benar
0 Menjawab tidak benar atau tidak menjawab samasekali
3 PilihanGanda
5 Menjawab benar
0 Menjawab tidak benar atau tidak menjawab samasekali
4 PilihanGanda
5 Menjawab benar
0 Menjawab tidak benar atau tidak menjawab samasekali
5 Pilihan 5 Menjawab benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Ganda 0 Menjawab tidak benar atau tidak menjawab samasekali
1 Essay 15 Menjawab benar dan urutan langkahnya lengkap
9-14 Menjawab benar tapi urutannya kurang lengkap
8-1 Menjawab kurang tepat dan susunannya kuranglengkap
0 Tidak menjawab sama sekali
2 Essay 15 Menjawab benar dan lengkap
9-14 Menjawab benar tapi kurang lengkap
8-1 Menjawab kurang tepat dan susunannya kuranglengkap
0 Tidak menjawab sama sekali
3 Essay 45 Menjawab benar dan lengkap
16-44 Menjawab benar tapi kurang lengkap
1-15 Menjawab kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
Rubrik Penilaian Laporan Hasil Penelitian
No Aspek Skor Rubrik
1 Acara 5 Menuliskan lengkap acara kegiatan
1-4 Menuliskan acara kegiatan kurang lengkap
0 Tidak menuliskan sama sekali
2 Judul 5 Menarik, kratif, dan sesuai dengan permasalahan dilingkungan sekitar
1-4 Menarik tetapi kurang sesuai dengan permasalahandi lingkungan sekitar
0 Tidak menuliskan sama sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3 Dasar teori 10-15 Sesuai dengan judul yanag dikemukakan danmengambil teori dari sumber yang dapat dipercaya
1-9 Sesuai dengan judul yang dikemukakan tetapi teoriyng digunakan berasal dari sumber yang tidak dapatdipercaya
0 Tidak menuliskan sama sekali
4 Alat,Bahan, danCara Kerja
5 Menuliskan benar dan lengkap
1-4 Menuliskan benar tetapi kurang lengkap
0 Tidak menuliskan sama sekali
\5 Hasil 10 Menuliskan benar dan lengkap
1-9 Menuliskan benar tetapi kurang lengkap
0 Tidak menuliskan sama sekali
6 Pembahasan 31-40 Menuliskan benar dan lengkap sesuai denganpermasalahan
16-30 Menuliskan benar tetapi kurang sesuai denganpermasalahan yang dibahas
1-15 Menuliskan pembahasan kurang sesuai denganpermasalahan yang ditulis
0 Tidak menuliskan sama sekali
7 Kesimpulan 10 Menyimpulkan dengan tepat dan sesuai dengantujuan penelitian
1-9 Menuliskan benar tetapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
8 DaftarPustaka
5 Menuliskan daftar pustaka sesuai dengan tata carapenulisan dan sesuai dengan catatan kaki pada dasarteori
1-4 Menuliskan daftar pustaka sesuai dengan tata carapenulisan tetapi kurang tepat dengan yang ada padacatatan kaki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
0 Tidak menuliskan sama sekali
9 Lampiran 5 Melampirkan gambar atau proses pengolahan data
1-4 Melampirkan gambar tetapi kurang lengkap
0 Tidak melampirkan sama sekali
Penilaian Tes Tertulis
No Nama
Siswa
Butir Soal Jumlah
Skor
NilaiSiswa
Pilihan Ganda Essay
1 2 3 4 5 1 2 3
Skor
1
2
3
dst.
Nilai � jumlah skor yang didapatskor maksimal
x 100
Instrumen Penilaian Observasi
Pengamatan Afektif
No Nama Siswa Aspek yang Dinilai Total
Kerjasama Disiplin Percaya Diri
1
2
dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Kategori :
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Nilai � jumlah skor yang didapatskor maksimal
x 100
Rubrik Penilaian Afektif
No Aspek Skor Rubrik
1 Kerja Sama 3 Mampu menghargai pendapat orang lain, ikut sertamengerjakan tugas dan mampu berdinamikadengan baik dalam kelompok
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terliha
2 Disiplin 3 Melakukan sesuai dengan aturan/panduan kegiatan,ketepatan waktu dalam mengikuti pebelajaran danmengumpulkan tugas tepat waktu
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
3 PercayaDiri
3 Mampu mempresentasikan hasil diskusi di depankelas, menyampaikan pendapat dengan tepatberdasarkan teori dan berpendapat atau melakukankegiatan tanpa ragu-ragu
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Penilaian Psikomotorik
Lembar Pengamatan Kinerja dalam presentasi
No Aspek 3 2 1 Catatan
1 Presentasi
2 Mempertanggungjawabkanpendapat
3 Menjawab pertanyaanyang diajukan
Keterangan: 3=Baik, 2=Cukup, 1=Kurang
Rubrik Penilaian Kinerja
No Aspek Skor Rubrik
1 Presetasi 3 Materi yang dibawakan sesuai, materimenggunakan bahasa yang mudahdipahami oleh kelompok maupunkelompok lain dan mempresentasikanhasil diskusi dengan penuh percayadiri
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
2 Mempertanggungjawabkanpendapat
3 Menyampaikan pendapat secara logis,mengemukakan pendapat dengan tepatdan sesuai dari sumber terpercaya sertamenjawab pertanyaan tanpa ragu-ragu
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terihat
3 Menjawab pertanyaanyang diajukan
3 Mampu menjawab pertanyaan denganbenar, menggunakan bahasa sendiridengan tepat tanpa melihat sumber danberdiskusi dengan teman kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 6 : Hasil Uji Ekstrak Tanaman Patah Tulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 7: Dokumentasi Penelitian
Proses pembuatan ekstrak
Tanaman patah tulang Setelah proses pengeringan Patah tulang diblender
Diayak Ditambah etanol 96% Ekstrak patah tulang
Mortalitas ulat grayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI