plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · b. identifikasi masalah ... bab ii landasan teori ......
TRANSCRIPT
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI
SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Luky Erningtyas
NIM : 121134045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI
SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Luky Erningtyas
NIM : 121134045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:
Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus
Bunda Maria, Bunda Penolong Abadi
Orangtuaku tercinta Bapak Ignatius Sugiyanta
dan Ibu Emiliana Supartinah
Adikku tercinta Chatarina Sintha Widyaningrum
Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya
(Pengkothbah 3:11)
Satu-satunya sumber pengetahuan adalah
pengalaman
(Albert Einstein)
Pekerjaan hebat tidak dihasilkan dari kekuatan,
melainkan oleh ketekunan
(Samuel Johnson)
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam doa
(Roma 12:12)
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati
dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan
berikutnya tanpa kehilangan semangat
(Winston Churchill)
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini
adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling
setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang
teguh
(Andrew Jackson)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI
SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN
Luky Erningtyas
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep IPA
fisika pada siswa kelas V yang mengakibatkan terjadinya miskonsepsi. Penyebab
miskonsepsi salah satunya adalah kemampuan siswa yang dilihat dari perbedaan
jenis kelamin karena antara siswa laki-laki dan perempuan memiliki tingkat
inteligensi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsi
miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Moyudan (2) mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Moyudan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif survei yang dilaksanakan di 12
SD Negeri se-Kecamatan Moyudan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes
tertulis, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Moyudan Kabupaten Sleman tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 236 siswa.
Sampel penelitian ini dihitung menggunakan tabel Krejcie dan Morgan dengan
taraf kepercayaan 95% terhadap populasi dan kesalahan 5% dengan jumlah 132
siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random
sampling. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif berupa data
miskonsepsi dari jawaban siswa dan data tentang jenis kelamin siswa. Analisis
untuk melihat perbedaan miskonsepsi siswa kelas V SD dilihat dari jenis kelamin
siswa yang dilakukan dengan menggunakan Two Independent Samples Test
dengan uji Mann Whitney pada SPSS versi 20.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi miskonsepsi IPA fisika pada
siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Moyudan. Siswa mengalami miskonsepsi
pada konsep tentang gaya, pesawat sederhana, cahaya, cermin, batuan, pelapukan,
dan struktur bumi. Jika dilihat dari jenis kelamin siswa, tidak ada perbedaan
miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Moyudan.
Kata kunci: miskonsepsi, IPA fisika, jenis kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE FIFTH GRADE STUDENTS’ PHYSICS MISCONCEPTION IN
SEMESTER 2 OF ELEMENTARY SCHOOLS IN MOYUDAN SUBDISTICT
SLEMAN REGENCY
Luky Erningtyas
Sanata Dharma University
2016
The background of this research was that the low level of concept
understanding of Science on the fifth grade students that causes misconception.
One of the misconception causes is that the students’ ability seen from gender, in
which between male and female students, they have different intelligences. This
research aims to: (1) describe the fifth grade students’ physics misconception in
semester 2 of Elementary Schools in Moyudan Subdistrict, Sleman Regency, (2)
find out the physics misconception differences seen from gender of the fifth grade
students of Elementary Schools in Moyudan Subdistrict. This research was quantitative survey research that was conducted in 12
Elementary Schools in Moyudan Subdistrict. The data collection was done by
written test, interview, and documentation. The test instrument was a multiple
choice. The participants were all the fifth grade students of Elementary Schools in
Moyudan Subdistrict, Sleman Regency in the year of 2014/2015 with amount 236
students. This research samples were counted using Krejcie and Morgan table
with 95% validity on the population and 5% mistake with amount of 132 students.
The sampling technique was done by simple random sampling. The data analysis
technique in this research used descriptive analysis that was misconception data
from the students’ answer and students’ gender data. The analysis to find out the
fifth grade students’ misconception differences seen from the gender was done by
using Two Independent Samples Test with Mann Whitney test on SPSS version 20.
The result of this research showed that there was physics misconception
on fifth grade students of Elementary schools in Moyudan Subdistrict. The
students had misconception about gaya, pesawat sederhana, cahaya, cermin,
batuan, pelapukan, and struktur bumi. Seen from the students’ gender, there was
no differences on physics misconception on fifth grade students of Elementary
Schools in Moyudan Subdistrict.
Keyword: misconception, physics, gender
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, kasih,
dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi dengan judul “Miskonsepsi
IPA Fisika Kelas V Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Moyudan Kabupaten
Sleman” ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelas sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari
banyak pihak yang telah memberikan bantuan moril, material, dukungan,
bimbingan, kerjasama, dan doa. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang
telah bersedia dalam memberikan bimbingan, petunjuk, saran, dan arahan
selama proses penelitian hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.
5. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia dalam memberikan bimbingan, petunjuk, saran, dan arahan selama
penyelesaian penulisan skripsi ini.
6. Romo Prof. Paul Suparno, SJ., M.ST., Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si.,
Ibu Ari Trisnawati, S.Pd., dan Bapak Agustinus Tarmadi, S.Pd. selaku
validator yang telah mengoreksi, mengevaluasi, dan memberikan saran untuk
memperbaiki instrumen penelitian yang telah dibuat.
7. Seluruh dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan seluruh staf karyawan
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pelayanan
selama penulis menjadi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Moyudan atas bantuan dan
kerjasamanya.
9. Seluruh Kepala SD Negeri se-Kecamatan Moyudan yang telah memberikan
izin tempat untuk melakukan penelitian.
10. Seluruh Guru kelas V SD Negeri se-Kecamatan Moyudan yang telah
membantu penulis dalam melakukan proses penelitian guna menyelesaikan
skripsi ini.
11. Seluruh Siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Moyudan yang telah
bersedia bekerjasama dan membantu penulis selama proses penelitian.
12. Kedua Orang tuaku tersayang, Bapak Ignatius Sugiyanta dan Ibu Emiliana
Supartinah yang sungguh hebat dan tidak pernah lelah menguatkan,
memberikan dukungan, motivasi, cinta, kasih sayang, perhatian, semangat,
serta doa yang tidak pernah putus kepada penulis.
13. Adikku Chatarina Sintha Widyaningrum dan kakak sepupuku Ratna
Wulandari yang selalu ada, menguatkan, memberi semangat, dan perhatian.
14. Sahabat-sahabatku tersayang Intan Utami, Lidwina Kasih Radita, Ratna Sari,
Yohana Puji Asri, Aldika Sabdarey, Natalia Shara Dewanti, Puspa
Wulandari, terimakasih untuk kebersamaan, kasih sayang, semangat,
motivasi, dan dukungan selama ini.
15. Teman-teman PPL 2015 SD BOPKRI Gondolayu tercinta Dea Fradistya R.,
Martinus Bayu W., Martinus Cahyo W. S., Setyo Adi Nugroho, terimakasih
untuk kebersamaan, motivasi, dan dukungan selama ini.
16. Seluruh teman-teman payung yang selama ini telah berjuang bersama,
memberi saran, motivasi, semangat, dan doa kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
17. Teman-teman Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2012 atas
kebersamaannya selama ini yang selalu mengajarkan penulis banyak hal
mulai dari ilmu pengetahuan, belajar bersama-sama dan lain-lain.
18. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu,
mendukung, membimbing, dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................... vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................... 4
D. Rumusan Masalah ............................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................... 6
G. Definisi Operasional ......................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................. 8
A. Kajian Pustaka .................................................................. 8
1. Konsep ...................................................................... 8
a. Pengertian Konsep ............................................. 8
b. Ciri-ciri Konsep ................................................. 9
c. Jenis-Jenis Konsep ............................................. 9
2. Konsepsi .................................................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Miskonsepsi .............................................................. 11
a. Pengertian Miskonsepsi ..................................... 11
b. Penyebab Miskonsepsi ....................................... 11
c. Mendeteksi Miskonsepsi .................................... 16
d. Kiat Mengatasi Miskonsepsi .............................. 18
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) .................................. 19
a. Pengertian IPA ................................................... 19
b. Hakikat Pembelajaran IPA ................................. 20
c. Pengaruh Belajar IPA ........................................ 21
d. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ...... 21
5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 ........... 22
6. Jenis Kelamin ............................................................ 42
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................... 43
C. Kerangka Berpikir ............................................................ 50
D. Hipotesisi Penelitian ........................................................ 51
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 52
A. Jenis Penelitian ................................................................. 52
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 52
1. Tempat Penelitian ..................................................... 52
2. Waktu Penelitian ....................................................... 53
C. Populasi dan Sampel ........................................................ 53
1. Populasi ..................................................................... 53
2. Sampel ....................................................................... 54
D. Variabel Penelitian ........................................................... 57
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 57
1. Tes Tertulis ............................................................... 58
2. Wawancara ................................................................ 58
3. Dokumentasi ............................................................. 58
F. Instrumen Penelitian ......................................................... 59
1. Instrumen Tes ............................................................ 59
2. Pedoman Wawancara ................................................ 61
3. Daftar Cek .................................................................. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
G. Teknik Pengujian Instrumen ............................................ 63
1. Uji Validitas .............................................................. 63
2. Uji Reliabilitas .......................................................... 70
H. Teknik Analisis Data ........................................................ 71
1. Analisis Deskriptif .................................................... 72
2. Merumuskan Null Hypothesis ................................... 72
3. Mengorganisasi Data ................................................. 72
4. Menentukan Taraf Signifikansi ................................. 73
5. Menguji Normalitas Skor Tes ................................... 73
6. Menguji Homogenitas Skor Tes ............................... 74
7. Menguji Hipotesis ..................................................... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 76
A. Hasil Penelitian ................................................................ 76
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .............................. 76
2. Deskripsi Responden Penelitian ................................ 79
3. Deskripsi Data Miskonsepsi IPA Fisika Siswa
Kelas V SD Negeri se-Kecamatan Moyudan ............ 79
4. Uji Prasyarat Analisis untuk Melihat Perbedaan
Miskonsepsi Siswa Kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Moyudan ............................................ 107
5. Uji Hipotesis Penelitian ............................................ 109
B. Pembahasan ...................................................................... 110
BAB V PENUTUP .............................................................................. 114
A. Kesimpulan ...................................................................... 114
B. Keterbatasan Penelitian .................................................... 114
C. Saran ................................................................................. 114
DAFTAR REFERENSI ........................................................................... 116
LAMPIRAN .............................................................................................. 120
CURRICULUM VITAE ............................................................................ 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis Batuan Beku, Ciri-ciri, Manfaat, dan Proses
Terbentuknya ...................................................................... 36
Tabel 2.2 Jenis Batuan Endapan, Ciri-ciri, Manfaat, dan Proses
Terbentuknya ...................................................................... 38
Tabel 2.3 Jenis Batuan Malihan, Ciri-ciri, Manfaat, dan Proses
Terbentuknya ...................................................................... 39
Tabel 3.1 Populasi Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 54
Tabel 3.2 Tabel Krejcie dan Morgan .................................................. 54
Tabel 3.3 Perhitungan Sampel setiap SD Negeri di Kecamatan
Moyudan ............................................................................. 56
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Berupa Soal Pilihan Ganda
Sebelum Validasi ................................................................ 59
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Guru ................................................ 61
Tabel 3.6 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen .......................... 65
Tabel 3.7 Hasil Validitas Muka Soal Pilihan Ganda .......................... 66
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Konstruk Soal Pilihan Ganda .............. 68
Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas ......................................................... 71
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda .......................... 71
Tabel 4.1 Daftar Pelaksanaan Tes ...................................................... 78
Tabel 4.2 Data Mengenai Jenis Kelamin Siswa ................................. 79
Tabel 4.3 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.1 ........................................ 80
Tabel 4.4 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.2 ........................................ 83
Tabel 4.5 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.1 ........................................ 90
Tabel 4.6 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.2 ........................................ 96
Tabel 4.7 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.1 ........................................ 98
Tabel 4.8 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.3 ........................................ 105
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ........................................................... 107
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas ....................................................... 109
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 109
Tabel 4.12 Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Soal
Pilihan Ganda ..................................................................... 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan I ............................ 25
Gambar 2.2 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan II .......................... 26
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan III ......................... 26
Gambar 2.4 Contoh Penggunaan Katrol Tetap .................................. 27
Gambar 2.5 Katrol Bebas .................................................................. 27
Gambar 2.6 Katrol Majemuk ............................................................. 28
Gambar 2.7 Pemantulan Cahaya ....................................................... 30
Gambar 2.8 Cermin Datar ................................................................. 31
Gambar 2.9 Cermin Cembung ........................................................... 32
Gambar 2.10 Cermin Cekung dan Contoh Cermin Cekung ................ 32
Gambar 2.11 Literature Map ............................................................... 49
Gambar 3.1 Rumus Product Moment Pearson .................................. 68
Gambar 3.2 Rumus Cronbach Alpha ................................................ 70
Gambar 4.1 Histogram Jenis Kelamin Siswa .................................... 108
Gambar 4.2 Histogram Nilai Siswa ................................................... 108
Gambar 4.3 Grafik Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada
Soal Pilihan Ganda ........................................................ 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ....................................................... 121
Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ........................ 122
Lampiran 3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement
Soal Pilihan Ganda ......................................................... 123
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda ......................... 132
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ...................... 133
Lampiran 6 Instrumen Soal ............................................................... 134
Lampiran 7 Kunci Jawaban ............................................................... 141
Lampiran 8 Hasil Jawaban Siswa ...................................................... 142
Lampiran 9 Hasil Wawancara Guru .................................................. 146
Lampiran 10 Tabulasi Hasil Soal Pilihan Ganda ................................ 147
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas ...................................................... 155
Lampiran 12 Hasil Uji Homogenitas .................................................. 156
Lampiran 13 Hasil Uji Hipotesis ......................................................... 157
Lampiran 14 Dokumentasi .................................................................. 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I dalam penelitian ini memberikan gambaran kepada pembaca
mengenai penelitian ini. Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang
masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Dahama dan Bhatnagar (dalam Ahmadi, 2014:35) mengungkapkan
bahwa pendidikan adalah proses pemerolehan pengetahuan dan kebiasaan-
kebiasaan melalui pembelajaran dan studi. Melalui pengertian tersebut jelas
pendidikan merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran. Pada
proses pembelajaran ini, ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan kepada
siswa. Salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan dalam kegiatan belajar
mengajar di Sekolah Dasar (SD) adalah sains atau yang sering disebut Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memegang peranan penting karena
kehidupan sangat bergantung dari alam, zat yang terkandung di alam, dan
segala jenis gejala yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari (KTSP, 2006:161).
IPA merupakan rumpun ilmu, yang memiliki karakteristik khusus
yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau
kejadian dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota
rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika,
dan Geologi. Belajar IPA berarti belajar kelima objek atau bidang kajian
tersebut (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014:22). Agar mewujudkan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pembelajaran IPA yang ideal maka seorang pendidik perlu mempersiapkan
pembelajaran dengan sebaik mungkin.
Kenyataan yang terjadi, pembelajaran IPA belum dikuasai oleh siswa
terlihat bahwa Indonesia terus mendapat prestasi yang rendah dalam uji
berstandar internasional dan masih jauh tertinggal dengan negara-negara
lainnya. Hasil prestasi matematika dan sains siswa di seluruh dunia dapat
diketahui dari studi internasional yang dipercaya sebagai instrumen untuk
menguji kompetensi global, yaitu TIMSS dan PISA. TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study) adalah studi internasional
untuk kelas IV dan VIII dalam bidang matematika dan sains. Hasil TIMSS
pada tahun 2011 menempatkan Indonesia pada posisi 40 di bidang sains dari
42 negara dengan nilai rata-rata 406 (sumber: surat kabar Kompas, tanggal 14
Desember 2012).
Rendahnya kemampuan siswa-siswi Indonesia dalam mata pelajaran
IPA juga terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA. PISA
(Programme for International Student Asessment) adalah studi internasional
yang bertujuan untuk meneliti secara berkala tentang kemampuan siswa usia
15 tahun (kelas III SMP dan kelas I SMA) dalam membaca (reading
literacy), matematika (mathematics literacy), dan sains (scientific literacy).
Berdasarkan hasil PISA pada tahun 2012 menempatkan Indonesia pada posisi
64 dari 65 negara dengan skor 382 (OCED, 2014:19).
Hasil belajar IPA yang dicapai oleh peserta didik di Indonesia
tergolong rendah karena peserta didik yang mempelajari IPA relatif belum
mampu menggunakan pengetahuan IPA yang mereka peroleh untuk
menghadapi tantangan kehidupan nyata. Dalam pembelajaran IPA,
pemahaman terhadap konsep merupakan hal yang sangat penting. Konsep
IPA merupakan suatu konsep yang memerlukan penalaran. Tanpa mengetahui
konsep, semua pembelajaran akan menjadi pembelajaran hafalan dan bukan
lagi pembelajaran yang bermakna.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Rosalia D. Murdijanie,
S.Pd. SD guru kelas V di SD Negeri Ngijon I pada tanggal 8 Mei 2015. Ibu
Rosalia mengungkapkan banyak siswa kelas V yang mengalami kesulitan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kendala pada pembelajaran IPA fisika karena rendahnya pemahaman konsep
siswa pada suatu materi yang menyebabkan siswa masih mendapat nilai di
bawah KKM yang ditentukan. Beliau juga mengungkapkan bahwa para siswa
sering mengalami kesalahan dalam menjawab beberapa soal IPA fisika pada
materi gaya dan cahaya karena siswa hanya menghafalkan rumus tanpa
memperdulikan konsep yang ada di dalamnya. Kekeliruan atau kesalahan
konsep yang dialami siswa disebut juga dengan istilah miskonsepsi.
Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang
tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para
pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005:4). Miskonsepsi disebabkan oleh
bermacam-macam hal. Secara umum dapat disebabkan oleh siswa sendiri,
guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara mengajar, dan buku teks
(Suparno, 2005:29). Dari segi siswa itu sendiri, miskonsepsi dapat disebabkan
oleh prakonsepsi, intuisi yang salah, tahap perkembangan siswa, kemampuan
siswa, dan minat belajar siswa (Suparno, 2005: 34-42). Mengingat pentingnya
penguasaan dan pemahaman konsep yang telah diberikan, maka setiap siswa
harus memahami konsep tersebut, agar tidak terjadi miskonsepsi.
Penyebab miskonsepsi dari segi siswa itu sendiri salah satunya adalah
kemampuan siswa. Suparno (2005:40) mengungkapkan bahwa siswa yang
inteligensi matematis-logis kurang tinggi, akan mengalami kesulitan dalam
menangkap konsep fisika, terlebih abstrak. Sedangkan antara siswa laki-laki
dan perempuan dapat dikatakan berbeda secara biologis dan psikologis.
Secara biologis laki-laki dan perempuan berbeda terlihat jelas dari alat
reproduksi. Secara psikologis antara laki-laki dan perempuan memiliki
tingkat inteligensi yang berbeda. Hamalik (2007:91) mengungkapkan banyak
anak laki-laki yang lemah dalam inteligensi dibandingkan anak perempuan.
Namun perbedaan jenis kelamin siswa tersebut tidak menjamin adanya
perbedaan miskonsepsi dikarenakan masih terdapat berbagai faktor lain yang
menjadi penyebab miskonsepsi.
Miskonsepsi merupakan sebuah kondisi yang perlu ditangani agar
tidak menghambat siswa dalam mempelajari pembelajaran IPA. Usaha yang
dapat dilakukan untuk mengatasi miskonsepsi tersebut yaitu mencari atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengungkapkan miskonsepsi yang dilakukan siswa. Selain itu, mencoba
menemukan penyebab miskonsepsi tersebut dengan mencari bentuk
kesalahan yang dimiliki siswa dan mencari sebab-sebabnya.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik dan bermaksud untuk
mengadakan sebuah penelitian mengenai “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa
Kelas V Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti
mengidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu:
1. Rendahnya hasil prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran IPA
fisika pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan
Kabupaten Sleman.
2. Rendahnya penguasaan konsep IPA fisika pada siswa kelas V semester 2
SD Negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang sudah diuraikan dalam latar belakang
dan identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada miskonsepsi IPA
fisika. Peneliti hanya meneliti siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. Adapun SD Negeri yang akan
digunakan peneliti memilih SD Negeri yang menerapkan kurikulum 2006
atau KTSP. Perbedaan miskonsepsi IPA fisika yang dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten
Sleman.
Peneliti juga membatasi materi IPA fisika yang digunakan untuk
penelitian dengan menggunakan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) sebagai berikut:
Standar Kompetensi (SK)
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau
model.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber.
Kompetensi Dasar (KD)
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih
mudah dan lebih cepat.
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya,
6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan
sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
D. Rumusan Masalah
Latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan
di atas melandasi rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V semester 2 SD
Negeri se-Kecamatan Moyudan?
2. Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas maka peneliti mempunyai tujuan yang
diharapkan:
1. Mendeskripsikan miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V semester 2 SD
Negeri se-Kecamatan Moyudan.
2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Moyudan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, seperti diuraikan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi atau masukan dalam bidang pendidikan sekolah dasar terutama
tentang miskonsepsi pada pemahaman belajar siswa dalam bidang studi
IPA fisika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru untuk menjadi
sumber pengetahuan dan informasi mengenai miskonsepsi IPA
fisika. Selain itu, penelitian ini dapat membantu guru untuk
mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa.
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah
untuk menambah kualitas proses belajar mengajar dengan
mengetahui miskonsepsi yang sering terjadi dalam pembelajaran IPA
fisika.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sebagai tambahan
pengalaman dan wawasan baru untuk melaksanakan tugas di masa
yang akan datang. Selain itu, peneliti juga memperoleh inspirasi
mengenai permasalahan miskonsepsi pada mata pelajaran IPA fisika.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional berisi istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini,
antara lain:
1. Miskonsepsi adalah penggunaan konsep yang salah karena tidak sesuai
dengan acuan atau konsep yang ditetapkan oleh para ahli. Siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mengalami miskonsepsi dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah dan
menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu yakin benar.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah membahas tentang gejala-gejala
alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
3. Miskonsepsi IPA adalah kesalahan konsep yang terdapat dalam semua
bidang sains seperti biologi, kimia, fisika, dan astronomi.
4. Miskonsepsi IPA fisika adalah kesalahan konsep yang terjadi pada
pelajaran IPA khususnya pada materi fisika.
5. Siswa kelas V SD adalah siswa sekolah dasar dengan rentang usia sekitar
10 tahun sampai 12 tahun.
6. Kecamatan Moyudan adalah sebuah kecamatan berada di sebelah barat
daya dari Ibukota Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan dua kabupaten
lainnya, yaitu Kulon Progo dan Bantul. Di sebelah utara kecamatan ini
adalah Kecamatan Minggir, sedangkan di sebelah timur berdampingan
dengan Kecamatan Godean dan Gamping.
7. Jenis Kelamin adalah perbedaan antara perempuan dan laki-laki secara
biologis sejak seseorang lahir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II pada penelitian ini membahas mengenai kajian pustaka, hasil
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
A. Kajian Pustaka
1. Konsep
a. Pengertian Konsep
Konsep merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili
satu kelas stimulus (Dahar 2011:63). Hal senada juga diungkapkan
oleh Hamalik (2005:162) konsep adalah suatu kelas atau kategori
stimuli atau objek-objek yang memiliki ciri-ciri umum.
Rosser (dalam Dahar 2011:63) mengungkapkan bahwa
konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek,
kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang
sama. Karena orang mengalami stimulus berbeda-beda, orang
membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus dengan
cara tertentu. Karena konsep itu adalah abstraksi-abstraksi yang
berdasarkan pengalaman dan tidak ada dua orang yang mempunyai
pengalaman yang persis sama, konsep yang dibentuk orang mungkin
berbeda juga.
Djamarah (2011:30) mengungkapkan bahwa konsep atau
pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang
mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep
mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi,
sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Konsep sendiri
pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).
Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang
harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang
menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Konsep ini
mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi, mobil, dan sebagainya.
Konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam
lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan. Misalnya,
saudara sepupu, dan sebagainya, adalah kata-kata yang tidak dapat
dilihat dengan mata biasa, bahkan dengan mikroskop sekalipun
(Djamarah, 2011: 31).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
konsep merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas
stimulus atau objek-objek yang memiliki ciri-ciri umum, kejadian,
kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama.
b. Ciri-ciri Konsep
Ciri-ciri konsep menurut Hamalik (2005:162-163) dapat
digolongkan menjadi empat kategori yang terdiri dari:
1) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara
konsep satu dengan konsep lainnya. Misalnya konsep
laboratorium memiliki dua atribut, yakni warna dan bentuk.
2) Atribut nilai-nilai, adanya variasi-variasi yang terdapat pada
suatu atribut. Misalnya atribut warna punya macam-macam nilai
merah, putih, biru, dll.
3) Jumlah atribut juga bermacam-macam antara satu konsep
dengan konsep lainnya. Misalnya tanah lapangan punya dua
atribut yakni warna dan bentuk.
4) Kedominanan atribut menunjuk pada kenyataan bahwa beberapa
atribut lebih dominan (obvious) daripada yang lainnya. Misalnya
lokasi alam lebih dominan dari atribut warna dan bentuk konsep
lapangan hijau lebih dominan daripada warna hijau.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri konsep dibagi dalam empat bagian yaitu atribut konsep, atribut
nilai-nilai, jumlah atribut, dan kedominanan atribut.
c. Jenis-jenis Konsep
Hamalik (2005:163-164) mengungkapkan bahwa atribut-
atribut berkombinasi dengan tiga cara untuk menghasilkan tiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
jenis/tipe konsep, yaitu conjuctive concepts, disjunctive concepts,
dan relational concepts
1) Konsep konjungtif, nilai-nilai tertentu (yang penting) dari
berbagai atribut disajikan bersama-sama. Nilai-nilai dan atribut
ditambahkan bersama untuk menghasilkan suatu konsep
konjungtif. Dengan cara itu, kita dengan mudah membedakan
antara anjing, kucing, dan kuda misalnya.
2) Konsep disjungtif, sesuatu yang dapat dirumuskan dalam
sejumlah cara yang berbeda-beda. Antara atribut-atribut dan
nilai-nilai dapat disubstitusikan antara yang satu dengan yang
lainnya. Misalnya dua figur yang masing-masing memiliki
atribut bentuk dan nomor, sedangkan nilai nomor antara
keduanya sama, sehingga nilai bentuk dapat berubah.
3) Konsep relasional atau hubungan, yakni suatu konsep yang
mempunyai hubungan-hubungan khusus antar atribut. Misalnya
konsep jarak dan konsep arah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-
jenis konsep dapat dibagi menjadi tiga jenis antara lain konsep
konjungtif, konsep disjungtif, dan konsep relasional atau hubungan.
2. Konsepsi
Konsepsi berasal dari kata to conceive yang artinya cara
menerima (Rustaman, 2012:2-6). Saptono (dalam Norika, 2014:8)
mendefinisikan konsepsi sebagai kemampuan memahami konsep, baik
yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan maupun konsep
yang diperoleh dari pendidikan formal. Berg (dalam Norika, 2014:8)
mengungkapkan bahwa konsepsi adalah tafsiran perorangan atau
individu terhadap suatu konsep. Contohnya konsep gaya, gaya dapat
ditafsirkan oleh seorang anak sebagai suatu dorongan atau tarikan yang
harus dikerjakan oleh kegiatan otot.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsepsi
adalah cara menerima atau kemampuan memahami setiap perorangan
atau individu terhadap suatu konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. Miskonsepsi
a. Pengertian Miskonsepsi
Miskonsepsi merupakan suatu konsep yang salah atau tidak
sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh
para pakar pada bidangnya (Suparno, 2005:4). Salah konsep atau
misconception terjadi karena adanya penambahan atau penghilangan
dari apa yang ada pada konsep tersebut. Salah konsep
(misconception) seringkali muncul ketika konsep awal (prakonsepsi)
yang diterima oleh siswa melalui pengalaman yang mereka alami
belum matang. Menurut Suparno (2005:2) miskonsepsi adalah
konsep awal yang tidak sesuai atau bertentangan dengan konsep
ilmiah yang diterima para ahli.
Fowler (dalam Suparno, 2005:5) menjelaskan dengan lebih
rinci arti miskonsepsi. Ia memandang miskonsepsi sebagai
pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang
salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-
konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang
tidak benar. Misalnya tentang konsep binatang. Banyak siswa yang
mengartikan binatang terbatas pada vertebrata, khususnya binatang
mamalia yang ditemukan di rumah, kebun, dan kebun binatang. Bila
ditanya “apa binatang itu?” Banyak siswa yang menjawab “binatang
adalah makhluk hidup, yang mempunyai kaki, bergerak, mempunyai
bulu, dan hidup di luar rumah atau di hutan”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa miskonsepsi merupakan penggunaan konsep yang salah
karena tidak sesuai dengan acuan atau konsep dasar yang ditetapkan
oleh para ahli.
b. Penyebab Miskonsepsi
Suparno (2005:29) menjelaskan bahwa secara garis besar,
penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu:
siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1) Siswa
Suparno (2005:34-42) mengungkapkan bahwa
miskonsepsi yang banyak terjadi berasal dari diri siswa itu
sendiri. Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat
dikelompokkan dalam beberapa hal, antara lain:
a) Prakonsepsi atau konsep awal siswa, banyak siswa sudah
mempunyai konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu
bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal di bawah
bimbingan guru. Konsep awal ini sering kali mengandung
miskonsepsi. Prakonsepsi ini biasanya diperoleh dari
orangtua, teman, sekolah awal, dan pengalaman di
lingkungan siswa.
b) Pemikiran asosiatif siswa, asosiasi siswa terhadap istilah-
istilah sehari-hari kadang-kadang juga membuat
miskonsepsi.
c) Pemikiran humanistik, siswa kerap kali memandang semua
benda dari pandangan manusiawi.
d) Reasoning yang tidak lengkap/salah, miskonsepsi juga
dapat disebabkan oleh reasoning atau penalaran siswa yang
tidak lengkap atau salah. Alasan yang tidak lengkap dapat
disebabkan karena informasi yang diperoleh atau data yang
didapatkan tidak lengkap. Akibatnya, siswa menarik
kesimpulan secara salah dan ini menyebabkan timbulnya
miskonsepsi siswa.
e) Intuisi yang salah, intuisi adalah suatu perasaan dalam diri
seseorang, yang secara spontan mengungkapkan sikap atau
gagasannya tentang sesuatu sebelum secara obyektif dan
rasional diteliti. Pemikiran intuitif ini sering membuat siswa
tidak kritis dan mengakibatkan miskonsepsi.
f) Tahap perkembangan kognitif siswa, perkembangan
kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti
dapat menjadi penyebab adanya miskonsepsi siswa. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
umum, siswa yang masih dalam tahap operational concrete
bila mempelajari suatu bahan yang abstrak sulit menangkap
dan sering salah mengerti tentang konsep bahan tersebut.
g) Kemampuan siswa, juga mempunyai pengaruh pada
miskonsepsi siswa. Siswa yang kurang berbakat atau kurang
mampu dalam mempelajari materi, sering mengalami
kesulitan menangkap konsep yang benar dalam proses
belajar.
h) Minat belajar siswa, siswa yang berminat belajar cenderung
rendah mengalami miskonsepsi dari pada yang tidak minat
dalam belajar.
2) Guru atau pengajar
Suparno (2005:42-44) mengungkapkan bahwa
miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang
dibawa oleh guru. Beberapa penyebab siswa mendapatkan
miskonsepsi karena guru yang tidak menguasi bahan atau
mengerti bahan secara tidak benar, guru tidak kompeten dalam
bidangnya, beberapa guru bukan lulusan dari bidang ilmu, guru
jarang membuat eksperimen, guru jarang mendiskusikan bahan
dengan siswa, guru jarang menyuruh siswa mengungkapkan
konsep mereka, guru jarang memberikan contoh dari
pengalaman sehari-hari yang menantang, beberapa guru
memberikan contoh yang keliru, guru tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan atau
pandangan mereka, dan terkadang guru menjelaskan tidak
lengkap atau menghilangkan sebagian unsur yang penting.
3) Buku
Suparno (2005: 44-47) menjabarkan sebagai berikut :
a) Buku teks
Suparno (2005:44-46) mengungkapkan bahwa buku
teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Penyebab
miskonsepsi karena beberapa hal yang pertama beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
buku mempunyai kesalahan sehingga menjadi salah satu
sebab adanya miskonsepsi siswa, kedua buku teks yang
terlalu sulit bagi level siswa yang sedang belajar sehingga
menumbuhkan miskonsepsi karena siswa sulit menangkap
isinya, ketiga siswa tidak tahu cara membaca dan belajar
buku teks sehingga banyak siswa yang hanya membaca
dengan cepat dan tidak mengerti konsep-konsep baru secara
baik.
b) Buku Fiksi Sains (Science Fiction)
Seringkali pengarang membuat gagasan fisika
kurang berdasarkan kaidah ilmu yang sesungguhnya.
Misalnya gerak-gerakan tokoh fiksi di udara bebas yang
kadang-kadang tidak mengindahkan hukum fisika.
Akibatnya, dalam diri anak tertanam nilai dan pengertian
yang tidak benar. Comins (dalam Suparno, 2005:46)
mengungkapkan bahwa buku fiksi sains sangat baik, tetapi
dalam banyak hal dapat juga menyesatkan dan
memunculkan miskonsepsi pada diri siswa.
c) Kartun (Cartoon)
Gambar-gambar kartun dalam majalah sains sering
kali dapat memunculkan dan menyebabkan miskonsepsi
pada siswa bila tidak mengindahkan hukum dan teori fisika
yang berlaku.
4) Konteks
Suparno (2005:47-50) mengelompokkan konteks
penyebab miskonsepsi menjadi empat kelompok, yaitu:
a) Pengalaman
Pengalaman siswa dapat menyebabkan miskonsepsi
karena pengalaman yang di dapat siswa dalam kehidupan
sehari-hari seringkali tidak sesuai dengan konsep dari para
ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b) Bahasa sehari-hari
Beberapa miskonsepsi datang dari bahasa sehari-hari
yang mempunyai arti lain atau bahasa seringkali memiliki
makna ganda yang membuat siswa bingung. Misalnya,
dalam bahasa sehari-hari siswa mengerti dan menggunakan
istilah berat dengan unit kg. Tetapi dalam fisika, berat
adalah suatu gaya, dan unitnya adalah Newton.
c) Teman lain
Setiap siswa pastilah senang belajar dalam
kelompok bersama teman-teman kelompoknya dengan
mengerjakan PR, mengerjakan soal ataupun melakukan
praktikum, dan belajar bersama. Siswa dengan mudah
terpikat pada yang diungkapkan, dipikirkan, dan dibuat oleh
teman-teman satu kelompoknya. Banyak siswa tidak kritis
terhadap kesalahan teman, terlebih bila teman itu
dianggapnya dekat, pandai atau berpengaruh. Hal inilah
yang seringkali menimbulkan miskonsepsi.
d) Keyakinan dan ajaran agama
Keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini
secara kurang tepat sering membuat siswa tidak dapat
menerima penjelasan ilmu pengetahuan. Kadang-kadang
siswa mempunyai dualisme gagasan; gagasan menurut ilmu
dan gagasan menurut agama, inilah yang membuat
terjadinya miskonsepsi.
5) Metode mengajar
Suparno (2005:50) mengungkapkan bahwa beberapa
metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang
menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti,
meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering
mempunyai dampak jelek yaitu memunculkan miskonsepsi
siswa. Misalnya, metode yang sering digunakan oleh guru yaitu
metode ceramah. Metode ceramah, tanpa memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kesemapatan siswa untuk bertanya dan juga untuk
mengungkapkan gagasan, sering kali meneruskan dan memupuk
miskonsepsi, terlebih pada siswa yang kurang mampu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penyebab miskonsepsi diantaranya adalah diri siswa itu sendiri
karena kurang memahami konsep yang sesuai dengan konsep para
ahli dan juga dipengaruhi oleh guru yang mengajar, konteks
pembelajaran, cara mengajar, dan buku teks.
c. Mendeteksi Miskonsepsi
Suparno (2005:121-128) mengungkapkan ada beberapa cara
untuk mendeteksi miskonsepsi siswa. Beberapa cara yang bisa
digunakan peneliti dan guru antara lain:
1) Peta Konsep
Peta kosep dapat digunakan untuk mendeteksi
miskonsepsi siswa. Untuk dapat melihat adanya miskonsepsi
pada siswa, ada baiknya peta konsep itu digabungkan dengan
wawancara. Dalam wawancara itu siswa diminta
mengungkapkan lebih mendalam gagasan-gagasannya. Peta
konsep adalah alat yang baik untuk mengidentifikasi, baik
kerangka alternatif atau miskonsepsi siswa.
2) Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka
Tes pilihan ganda dengan pertanyaan terbuka di mana
siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai
jawaban seperti itu. Dari alasan siswa itulah dapat diketahui
miskonsepsi yang dialami oleh siswa tersebut.
3) Tes Esai Tertulis
Guru dapat mempersiapkan suatu tes esai yang memuat
beberapa konsep yang memang hendak diajarkan atau yang
sudah diajarkan. Tes tersebut dapat mengetahui miskonsepsi
yang dibawa siswa dan bidang studi yang diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4) Wawancara Diagnosis
Wawancara berdasarkan beberapa konsep tertentu dapat
dilakukan untuk melihat konsep alternatif atau miskonsepsi pada
siswa. Guru memilih beberapa konsep yang diperkirakan sulit
dimengerti siswa atau beberapa konsep yang pokok dari bahan
yang hendak diajarkan. Wawancara dapat berbentuk bebas, guru
bebas bertanya kepada siswa dan siswa dapat dengan bebas
menjawab. Wawancara juga bisa dilakukan dengan terstruktur,
dengan menyiapkan pertanyaan dan urutannya secara garis besar
sudah disusun.
5) Diskusi dalam Kelas
Dalam kelas siswa diminta untuk mengungkapkan
gagasan mereka tentang konsep yang sudah diajarkan atau yang
hendak diajarkan. Dari diskusi di kelas itu dapat dideteksi juga
bahwa gagasan mereka itu tepat atau tidak. Dalam hal ini yang
perlu diperhatikan oleh guru adalah membantu agar setiap siswa
berani bicara untuk mengungkapkan pikiran mereka tentang
persoalan yang dibahas.
6) Praktikum dengan Tanya Jawab
Praktikum yang disertai tanya jawab antara guru dengan
siswa yang melakukan praktikum juga dapat digunakan untuk
mendeteksi bahwa siswa mempunyai miskonsepsi tentang
konsep pada praktikum itu atau tidak. Selama praktikum, guru
selalu bertanya bagaimana konsep siswa dan bagaimana siswa
menjelaskan persoalan dalam praktikum tersebut.
Pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara
mendeteksi miskonsepsi siswa dapat dilakukan dengan enam cara.
Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi antara
lain peta konsep, tes pilihan ganda dengan alasan, tes esai,
wawancara, diskusi di kelas, dan praktikum dengan tanya jawab.
Beberapa peneliti menggunakan beberapa cara itu bersama-sama
untuk melengkapi, seperti tes esai dengan wawancara. Perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ditekankan bahwa siswa diberi kesempatan mengungkapkan gagasan
mereka sehingga dapat dimengerti miskonsepsi yang dipunyai.
d. Kiat Mengatasi Miskonsepsi
Suparno (2005:55) mengungkapkan bahwa secara garis besar
langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi
adalah:
1) Mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa
2) Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut
3) Mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi
Secara umum kiat yang tepat untuk membantu siswa
mengatasi miskonsepsi adalah mencari bentuk kesalahan yang
dimiliki siswa itu, mencari sebab-sebabnya, dan dengan pengertian
itu menentukan cara yang sesuai. Membantu siswa mengatasi
miskonsepsi, pertama-tama guru perlu mengerti kerangka berpikir
siswa. Dengan mengetahui cara berpikir, cara menangkap, dan
bagaimana gagasan siswa, guru dapat mengetahui dengan tepat letak
miskonsepsi siswa sehingga dapat membantunya. Beberapa hal yang
dapat dibuat untuk dapat memahami gagasan siswa:
1) Siswa dibebaskan mengungkapkan gagasan dan pemikirannya
mengenai bahan yang sedang dibicarakan. Hal ini dapat
dilakukan secara lisan atau tertulis.
2) Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang konsep yang
biasanya membuat siswa bingung dan siswa diminta menjawab
secara jujur. Pertanyaan ini dapat dilakukan secara pribadi
maupun umum di kelas. Dari jawaban yang jujur itu dapat
dilihat apakah gagasan siswa benar atau tidak.
3) Guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang bahan tertentu
yang biasanya mengandung miskonsepsi dan guru membiarkan
siswa berdiskusi dengan bebas. Guru memantau dari jalannya
diskusi konsep-konsep yang salah.
Berdasarkan penjelasan tentang kiat mengatasi miskonsepsi
di atas, bahwa ada banyak cara untuk membantu siswa mengatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
miskonsepsi. Tetapi tidak setiap cara itu sesuai dengan siswa yang
mengalami miskonsepsi, karena kesalahan siswa yang beraneka
ragam. Maka penting bahwa guru pertama-tama mengerti letak
miskonsepsi siswa dan apa penyebabnya. Setelah itu barulah
mencoba beberapa cara yang sesuai dengan keadaan siswa.
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian IPA
Samatowa (2011:3) berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
alam merupakan terjemahan dari kata bahasa inggris yaitu natural
science, artinya ilmu pengetahuan alam. IPA ini membahas tentang
gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan
pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Sukarno (dalam Wisudawati dan Sulistyowati 2014:23)
mengungkapkan bahwa IPA diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di
alam ini.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari (KTSP, 2006:161). Carin dan Sund
(dalam Wisudawati dan Sulistyowati 2014:23) mendefinisikan IPA
sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur,
berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi
dan eksperimen.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-
kejadian yang ada di alam yang disusun secara sistematis dan teratur,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan berupa kumpulan data hasil
observasi dan eksperimen.
b. Hakikat Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA dapat digambarkan sebagai suatu sistem,
yaitu sistem pembelajaran IPA. Sistem pembelajaran IPA,
sebagaimana sistem-sistem lainnya terdiri atas komponen masukan
pembelajaran, proses pembelajaran, dan keluaran pembelajaran.
Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen
pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Proses
pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil
pembelajaran (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014:26).
Hakikat pembelajaran IPA yang didefinisikan sebagai ilmu
tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu
pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap (Susanto,
2013:167)
1) Ilmu pengetahuan alam sebagai produk yaitu kumpulan hasil
penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk
konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan
analitis. Bentuk IPA sebagai produk antara lain: fakta-fakta,
prinsip, hukum, dan teori-teori IPA.
2) Ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali
dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA
merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA
membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang
akan digeneralisasi oleh ilmuwan. Adapun proses dalam
memahami IPA disebut dengan keterampilan proses sains adalah
keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan seperti
mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3) Ilmu pengetahuan alam sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus
dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan
sikap yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan dalam
melakukan penelitian dan mengomunikasikan hasil
penelitiannya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan hakikat IPA
dapat dipahami bahwa pembelajaran sains merupakan pembelajaran
berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat
menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA.
c. Pengaruh Belajar IPA
Purnomo (2008: 269) mengungkapkan bahwa pengalaman
belajar dalam kurikulum IPA membantu siswa untuk:
1) menjalani kehidupan sehari-hari secara efektif,
2) memahami dunianya dan hal-hal yang mempengaruhinya,
3) memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir kreatif, fleksibel, dan inofatif,
4) mengembangkan pengertian tentang konsep-konsep IPA,
5) menilai dan menggunakan produk teknologi IPA,
6) memahami bahwa karier dalam IPA dan teknologi sangat cocok
bagi pria dan wanita,
7) membuat penilaian tentang isu-isu yang berkenaan dengan
lingkungan alam dan buatan,
8) bertanggung jawab terhadap perbaikan kualitas lingkungan,
9) memberikan pemecahan pada dilema moral sehubungan dengan
isu-isu IPA dan teknologi, dan
10) menyiapkan diri untuk studi pada tingkatan yang lebih lanjut.
d. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Konsep IPA di sekolah
dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum
dipisahkan secara tersendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam
Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP dalam Susanto
2013:171) dimaksudkan untuk:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2
Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta
fungsinya.
Kompetensi Dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
Indikator
5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya.
5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Materi
Macam-macam gaya
Azmiyawati (2008:82-93) menyatakan beberapa macam gaya
berdasarkan sumbernya antara lain:
a. Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi adalah kekuatan atau tarikan yang dimiliki
oleh benda yang memiliki massa. Faktor-faktor yang mempengaruhi
gaya gravitasi yaitu:
1) Gaya gravitasi dapat menimbulkan energi gerak.
2) Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda tegantung pada
jarak benda dari pusat. Semakin jauh jarak benda dari bumi,
gaya gravitasi yang mempengaruhinya semakin kecil.
3) Benda yang lebih luas permukaannya akan lebih lambat jatuh ke
bawah.
4) Arah gaya gravitasi berlawanan dengan gaya gesek. Gaya gesek
bersifat menahan gerak benda sehingga gerak jatuhnya benda
lebih lambat. Arah gaya gesek berlawanan dengan gaya yang
ditahannya.
b. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang dihasilkan oleh permukaan
kasar untuk melawan gaya yang menggerakkan suatu benda. Faktor-
faktor yang mempengaruhi gaya gesek yaitu:
1) Pada permukaan licin, gaya gesekan yang terjadi juga kecil.
Akibatnya, benda itu semakin mudah bergerak pada permukaan
tersebut.
2) Memperhalus permukaan benda yang bergesekan dapat
memperkecil gaya gesek.
3) Benda yang lebih halus akan menimbulkan gaya gesek yang
lebih kecil.
4) Semakin kecil luas permukaan benda yang bersentuhan, gaya
geseknya semakin kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Gaya Magnet
Gaya magnet adalah gaya yang disebabkan oleh magnet.
Magnet adalah sejenis logam yang dapat menarik atau menempel
pada logam besi atau baja. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
magnet yaitu:
1) Magnet hanya menarik benda-benda tertentu, yaitu benda yang
terbuat dari logam.
2) Apabila magnet didekatkan pada benda yang terbuat dari logam,
akan timbul gaya gerak sehingga benda tersebut tertarik menuju
magnet atau tertolak menjauhi magnet.
3) Apabila antara benda logam dengan magnet terdapat
penghalang, pengaruh gaya magnet dipengaruhi oleh ketebalan
penghalang, jarak antara benda logam dengan magnet, dan jenis
benda penghalang.
Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta
fungsinya.
Kompetensi Dasar
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan
lebih mudah dan lebih cepat.
Indikator
5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana.
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama
5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
5.2.4 Menjelaskan perbedaan golongan pengungkit.
5.2.5 Menjelaskan fungsi bidang miring.
Materi
Jenis-jenis pesawat sederhana dan kegunaannya
Pesawat adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan
manusia. Pesawat dapat memperkecil gaya yang kamu keluarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pesawat ada yang rumit dan ada yang sederhana. Pesawat rumit tersusun
atas pesawat-pesawat sederhana. Pesawat sederhana adalah alat-alat
bantu sederhana yang membantu meringankan pekerjaan manusia.
Pada prinsipnya, pesawat sederhana terbagi menjadi empat
macam, yaitu pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos.
Fungsi pesawat sederhana adalah untuk mengubah energi, mengubah
arah gaya, memindahkan energi, menghemat energi, menghemat waktu,
serta memudahkan pekerjaan manusia (Hermana, 2009:122-126).
a. Tuas atau Pengungkit
Tuas disebut juga pengungkit. Pada pengungkit terdapat
kuasa, beban, dan titik tumpu. Kuasa adalah gaya yang bekerja pada
pengungkit. Beban adalah berat benda. Titik tumpu adalah tempat
beban bertumpu.
1) Pengungkit Golongan Pertama
Prinsip kerja pengungkit golongan pertama dapat dilihat
pada gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan I
Sumber: Azmiyawati (2008:99)
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa pada pengungkit golongan I,
letak titik tumpu berada di antara beban dan kuasa. Contoh
pengungkit jenis pertama adalah jungkat-jungkit, pompa air
tangan, gunting, linggis pencabut paku, pemotong kuku, dan
tang.
2) Pengungkit Golongan Kedua
Prinsip kerja pengungkit golongan kedua dapat dilihat
pada gambar 2.2 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2.2 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan II
Sumber: Azmiyawati (2008:99)
Gambar 2.2 menunjukkan bahwa pada pengungkit golongan II,
kedudukan beban berada di antara titik tumpu dan titik kuasa.
Contoh pengungkit jenis kedua adalah alat pembuka tutup botol,
gerobak dorong, pemecah biji-bijian, pemotong kertas, dan
pembuka kaleng.
3) Pengungkit Golongan Ketiga
Prinsip kerja pengungkit golongan ketiga dapat dilihat
pada gambar 2.3 berikut ini.
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan III
Sumber: Azmiyawati (2008:100)
Gambar 2.3 menunjukkan bahwa pada pengungkit golongan III,
letak titik kuasa berada di antara titik tumpu dan titik beban.
Contoh pengungkit jenis ketiga antara lain sekop, pinset, sapu,
gagang pancing, pemukul bola, dan stapler.
b. Katrol
Katrol adalah roda yang berputar pada porosnya. Pada tepi
roda dikaitkan tali. Katrol digunakan untuk mengangkat atau
menarik benda. Ada tiga macam katrol yang biasa digunakan, yaitu
katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1) Katrol Tetap
Katrol tetap adalah katrol yang tidak berubah posisinya
ketika digunakan untuk memindahkan benda. Katrol
ditambatkan pada tempat tertentu dan posisi katrol tidak
berubah. Tali atau rantai dililitkan pada lingkaran berlekuk.
Pada ujung tali ditarik kuasa ke bawah. Penggunaan katrol tetap
dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut ini.
Gambar 2.4 Contoh penggunaan katrol tetap (a) katrol pada
tiang bendera, (b) katrol pada sumur timba
Sumber: Sulistyanto (2008:117)
Gambar 2.4 menunjukkan bahwa contoh katrol tetap adalah
kerekan pada tiang bendera dan sumur timba atau katrol
pengangkat barang.
2) Katrol Bebas
Katrol bebas adalah katrol yang berubah posisinya ketika
digunakan untuk memindahkan benda. Bentuk katrol bebas
dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini.
Gambar 2.5 Katrol Bebas
Sumber: Sulistyanto (2008:118)
a b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.5 menunjukkan bahwa pada katrol bebas, beban
digantungkan di tengah-tengah katrol. Salah satu ujung talinya
terikat, sedangkan pada ujung tali lainnya dapat ditarik ke atas.
Katrol jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti
kemas di pelabuhan.
3) Katrol Majemuk
Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap
dan katrol bebas. Bentuk katrol majemuk dapat dilihat pada
gambar 2.6 berikut ini.
Gambar 2.6 Katrol Majemuk
Sumber: Sulistyanto (2008:118)
Gambar 2.6 menunjukkan bahwa kedua katrol dihubungkan
dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol
bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol
tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka beban akan
terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas.
c. Bidang Miring
Bidang miring digunakan untuk memudahkan memindahkan
benda. Dengan bantuan bidang miring gaya yang dikeluarkan untuk
mendorong benda menjadi lebih kecil daripada diangkat, walaupun
lintasan yang ditempuh menjadi lebih panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Prinsip kerja bidang miring juga dapat ditemukan pada
beberapa perkakas, contohnya kampak, pisau, pahat, obeng, sekrup,
paku ulir, baut, dan mata gergaji.
d. Roda Berporos
Roda berporos adalah roda berbentuk silinder yang
dihubungkan dengan sebuah poros. Roda dan poros berputar
bersama-sama. Contoh penggunaan roda berporos terdapat pada roda
sepeda, roda gerobak, setir mobil, setir kapal, dan gerinda.
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya
atau model.
Kompetensi Dasar
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Indikator
6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya.
6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin.
Materi
Sifat-sifat cahaya
Cahaya berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat
memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya
adalah matahari, lampu, senter, dan bintang. Cahaya memiliki sifat
merambat lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan, dan dapat
dibiaskan (Azmiyawati 2008:110-116).
a. Cahaya merambat lurus
Jika posisi matahari berada di sebelah timur atau di sebelah
barat, sering tampak seberkas cahaya matahari menerobos celah-
celah dedaunan. Berkas cahaya matahari akan tampak terlihat
merambat lurus. Begitu pula jika melihat permainan sinar laser, akan
tampak sinar lurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
b. Cahaya dapat menembus benda bening
Benda yang disimpan di dalam kotak kaca dapat dilihat
dengan jelas. Akan tetapi, benda yang disimpan di dalam kotak kayu
atau besi tidak dapat dilihat. Alasannya bahan kaca dapat dilalui
cahaya, sedangkan bahan kayu atau besi tidak dapat dilalui cahaya.
Ini menunjukkan bahwa cahaya dapat menembus benda bening.
c. Cahaya dapat dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur
(pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi
apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata.
Sementara itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai
permukaan yang rata, licin, dan mengilap. Permukaan yang
mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Arah sinar pantul pada
pemantulan baur dan pemantulan teratur dapat dilihat pada gambar
2.7 berikut ini.
Gambar 2.7 Pemantulan cahaya (a) pemantulan baur (difusi),
(b) pemantula teratur
Sumber: Azmiyawati (2008:112)
Gambar 2.7 menunjukkan bahwa pada pemantulan baur, sinar pantul
arahnya tidak beraturan. Sedangkan, pemantulan teratur sinar pantul
memiliki arah yang teratur.
Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan
cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan
cermin lengkung. Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin
cembung dan cermin cekung.
a b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1) Cermin Datar
Permukaan bidang pantul pada cermin datar dapat dilihat
pada gambar 2.8 berikut ini.
Gambar 2.8 Cermin Datar
Sumber: Azmiyawati (2008:112)
Gambar 2.8 menunjukkan bahwa cermin datar merupakan
cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak
melengkung. Cermin datar biasa digunakan untuk bercermin.
Bayangan pada cermin datar mempunyai sifat-sifat
berikut.
a) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran
benda.
b) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke
cermin.
c) Kenampakan bayangan berlawanan dengan benda.
Misalnya tangan kirimu akan menjadi tangan kanan
bayanganmu.
d) Bayangan tegak seperti bendanya.
e) Bayangan bersifat semu atau maya. Artinya, bayangan
dapat dilihat dalam cermin, tetapi tidak dapat ditangkap
oleh layar.
2) Cermin Cembung
Permukaan bidang pantul pada cermin cembung dapat
dilihat pada gambar 2.9 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 2.9 Cermin Cembung
Sumber: Azmiyawati (2008:113)
Gambar 2.9 menunjukkan bahwa cermin cembung merupakan
cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah
luar. Cermin cembung biasa digunakan untuk spion pada
kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat
maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang
sesungguhnya.
3) Cermin Cekung
Permukaan bidang pantul pada cermin cekung dan
kegunaan cermin cekung dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut
ini.
Gambar 2.10 (a) Cermin cekung, (b) contoh cermin cekung yang
digunakan pada reflektor lampu senter
Sumber: Azmiyawati (2008:114)
Gambar 2.10 menunjukkan bahwa cermin cekung merupakan
cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam.
a b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor atau
pemantulan cahaya pada lampu mobil dan lampu senter.
Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung
sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin.
a) Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda
bersifat tegak, lebih besar, dan semu (maya).
b) Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda
bersifat nyata (sejati) dan terbalik.
d. Cahaya dapat dibiaskan
Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati
medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan. Apabila cahaya
merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya
akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat
dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang
lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya
atau model.
Kompetensi Dasar
6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan
sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
Indikator
6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat
karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya.
Materi
Pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana
Sulistyanto (2008:139-141) menyatakan beberapa pemanfaat
sifat-sifat cahaya yang dapat dibuat suatu karya atau model menggunakan
peralatan yang sederhana antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a. Periskop
1) Kegunaan atau fungsi
Periskop adalah sejenis teropong yang biasanya terdapat
pada kapal selam untuk mengamati keadaan di permukaan laut.
Periskop dapat digunakan untuk melihat benda yang berada di
atas batas pandang.
2) Alat dan bahan
a) 2 Kotak pasta gigi e) Pensil
b) Lem f) Penggaris
c) Selotip g) 2 Cermin datar
d) Cutter ukuran 3 cm × 3 cm
3) Rancangan alat
Dengan menggunakan peralatan yang sederhana dapat
dibuat sebuah periskop. Bahan yang digunakan yaitu 2 buah
kotak pasta gigi sebagai tabungnya. Di dalam kotak tersebut
akan disimpan dua buah cermin datar.
Periskop yang akan dibuat berbentuk balok seperti huruf
S. Bentuk periskop ini akan disesuaikan dengan kreativitas
masing-masing siswa. Siswa boleh membuat bentuk yang lain
asalkan periskop dapat digunakan.
4) Cara Membuat
a) Buatlah persegi pada bagian depan atas kotak dengan
ukuran 3 cm × 3 cm.
b) Lubangi bagian persegi tersebut dengan menggunakan
cutter.
c) Letakkan cermin pada bagian atas tersebut dengan posisi
miring dan bagian depan cermin menghadap ke bawah dan
rekatkan dengan selotip.
d) Buatlah persegi pada bagian bawah belakang kotak dengan
ukuran 3 cm × 3 cm.
e) Lubangi bagian persegi tersebut dengan menggunakan
cutter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
f) Letakkan cermin pada bagian bawah tersebut dengan posisi
miring dan bagian depan cermin menghadap ke atas dan
rekatkan dengan selotip.
g) Potong kotak pasta gigi lainnya menjadi tiga bagian yang
sama panjang dengan alas dan tutup yang terbuka.
h) Tutup kedua lubang yang ada pada bagian depan dan
belakang periskop dengan potongan kotak yang telah
disiapkan. Rekatkan dengan menggunakan lem atau selotip.
b. Kaca pembesar sederhana
1) Kegunaan atau fungsi
Kaca pembesar atau lebih dikenal dengan lup merupakan alat
yang digunakan untuk melihat benda-benda atau tulisan yang
berukuran kecil. Alat ini biasanya digunakan oleh tukang
arloji/jam untuk memperbaiki arloji/ jam tersebut.
2) Alat dan Bahan yang diperlukan
a) Bola lampu yang tidak terpakai d) Karet Balon
b) Air jernih e) Tang
c) Obeng f) Karet gelang
3) Rancangan alat
Kaca pembesar sederhana ini terbuat dari bola lampu yang tidak
terpakai. Jika ke dalam bola tersebut dimasukkan air maka dapat
digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar terlihat lebih
jelas.
4) Cara mambuat
a) Lubangi bagian belakang bola lampu dengan menggunakan
obeng dan tang.
b) Bersihkan bagian dalamnya hingga bersih.
c) Masukkan air bening ke dalam bola lampu, tutup bagian
belakangnya dengan menggunakan karet bekas balon
mainan dan ikatlah karet tersebut dengan menggunakan
karet gelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber.
Kompetensi Dasar
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
Indikator
7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan.
7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
Materi
Jenis-jenis batuan
Azmiyawati (2008:125-128) menyatakan bahwa berdasarkan
proses terbentuknya, terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan
kerak bumi. Tiga jenis batuan tersebut yaitu batuan beku (batuan magma
atau vulkanik), batuan endapan (batuan sedimen), dan batuan malihan
(batuan metamorf).
a. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang
membeku. Magma merupakan benda cair yang sangat panas dan
terdapat di perut bumi. Magma yang mencapai permukaan bumi
disebut lava. Berbagai macam batuan beku dapat diamati dalam tabel
2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1 Jenis batuan beku, ciri-ciri, manfaat, dan proses
terbentuknya
No Nama Batuan Ciri-ciri dan
Manfaat
Proses
Terbentuknya
1 Batu Oksidan
Disebut juga batu
kaca. Berwarna hitam
atau cokelat tua,
permukaannya halus,
dan mengilap.
Digunakan untuk alat
pemotong dan mata
tombak.
Berasal dari magma
yang membeku
dengan cepat di
permukaan bumi.
2 Batu granit
Tersusun atas butiran
yang kasar. Ada yang
Berasal dari magma
yang membeku di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
No Nama Batuan Ciri-ciri dan
Manfaat
Proses
Terbentuknya
berwarna putih dan
ada yang berwarna
keabu-abuan.
Dimanfaatkan untuk
bahan bangunan.
dalam kerak bumi.
Proses pembekuan
ini berlangsung
secara perlahan.
Jadi, batu ini
termasuk batuan
beku dalam.
3 Batu basal
Disebut juga batu
lava. Berwarna hijau
keabu-abuan dan
terdiri dari butiran
yang sangat kecil.
Dimanfaatkan untuk
bahan bangunan.
Berasal dari magma
yang membeku di
bawah lapisan kerak
bumi, tercampur
dengan gas sehingga
beronggarongga
kecil.
4 Batu andesit
Berwarna putih keabu
abuan dan butirannya
kecil seperti pada batu
basal. Dimanfaatkan
untuk membuat arca
dan bangunan candi.
Berasal dari magma
yang membeku
sangat cepat di
bawah kerak bumi.
5 Batu apung
Berwarna cokelat
bercampur abu-abu
muda dan
beronggarongga.
Digunakan untuk
mengampelas kayu
dan sebagai bahan
penggosok.
Berasal dari magma
yang membeku di
permukaan bumi.
Sumber: Azmiyawati (2008:126)
Pada tabel 2.1 menunjukkan bahwa terdapat lima jenis batuan
beku yaitu batu obsidian, batu granit, batu basal, batu andesit, dan
batu apung. Masing-masing jenis batuan beku tersebut memiliki ciri-
ciri, manfaat, dan proses terbentuknya yang berbeda-beda antara
batu yang satu dengan yang lainnya.
b. Batuan Endapan (Batuan Sedimen)
Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan
hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan
yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Berbagai macam contoh batuan endapan disajikan dalam tabel 2.2
sebagai berikut.
Tabel 2.2 Jenis batuan endapan, ciri-ciri, manfaat, dan proses
terbentuknya
No Nama Batuan Ciri-ciri dan
Manfaat
Proses
Terbentuknya
1 Batu
konglomerat
Terdiri atas kerikil-
kerikil yang
permukaannya
tumpul. Batuan
ini banyak digunakan
sebagai
bahan bangunan.
Berasal dari endapan
hasil pelapukan
batuan beku.
2 Batu breksi
Terdiri atas kerikil-
kerikil yang
permukaannya tajam.
Batuan ini
banyak dimanfaatkan
sebagai
bahan bangunan.
Berasal dari endapan
hasil pelapukan
batuan beku.
3 Batu pasir
Terdiri atas butiran-
butiran pasir,
berwarna abu-abu,
merah,
kuning, atau putih.
Batuan ini
banyak dimanfaatkan
sebagai
bahan bangunan.
Berasal dari endapan
hasil
pelapukan batuan
beku yang
butirannya kecil-
kecil.
4 Batu serpih
Terdiri dari butiran-
butiran batu lempung
atau tanah liat,
berwarna abu-abu
kehijauan, merah, atau
kuning. Dimanfaatkan
sebagai bahan
bangunan.
Berasal dari endapan
hasil pelapukan
batuan tanah liat.
5 Batu kapur
Terdiri dari butiran-
butiran kapur halus,
berwarna putih agak
keabu-abuan, sebagai
bahan campuran
pembuat semen.
Beraral dari endapan
hasil pelapukan
tulang dan cangkang
hewan hewan laut.
Sumber: Azmiyawati (2008:127)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pada tabel 2.2 menunjukkan bahwa terdapat lima jenis batuan
endapan yaitu batu konglomerat, batu breksi, batu pasir, batu serpih,
dan batu kapur. Masing-masing jenis batuan endapan tersebut
memiliki ciri-ciri, manfaat, dan proses terbentuknya yang berbeda-
beda antara batu yang satu dengan yang lainnya.
c. Batu Malihan (Metamorf)
Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang
mengalami perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen ini
mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan dari
dalam Bumi. Jika mendapat panas terus-menerus, batuan ini akan
berubah menjadi batuan malihan. Contoh batuan malihan dapat
dilihat dari tabel 2.3 sebagai berikut.
Tabel 2.3 Jenis batuan malihan, ciri-ciri, manfaat, dan proses
terbentuknya
No Nama Batuan Ciri-ciri dan
Manfaat
Proses
Terbentuknya
1 Batu genes
(gneiss)
Berwarna putih
keabu-abuan dan
keras. Batu genes
dimanfaatkan untuk
membuat barang
kerajinan seperti
asbak, jambangan
bunga, dan patung.
Berasal dari batuan
pluto granit yang
mengalami
metamorfosis karena
panas dan tekanan.
2 Batu marmer
Berwarna putih dan
ada yang hitam, keras,
dan permukaannya
halus. Marmer biasa
digunakan untuk
membuat meja, papan
nama, batu nisan, dan
pelapis dinding
bangunan atau lantai.
Berasal dari batuan
kapur yang
mengalami
metamorfosis
karena panas dan
tekanan.
3 Batu sabak
Berwarna abu-abu tua,
mudah terbelah tipis-
tipis, dan
permukaannya kasar.
Sebelum ada kertas,
Berasal dari batuan
serpih yang
mengalami
metamorfosis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
No Nama Batuan Ciri-ciri dan
Manfaat
Proses
Terbentuknya
batu sabak
dimanfaatkan sebagai
papan untuk menulis.
Sumber: Azmiyawati (2008:127)
Pada tabel 2.3 menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis batuan
malihan yaitu batu genes, batu marmer, dan batu sabak. Masing-
masing jenis batuan malihan tersebut memiliki ciri-ciri, manfaat, dan
proses terbentuknya yang berbeda-beda antara batu yang satu dengan
yang lainnya.
Proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan
Tanah terbentuk akibat adanya pelapukan batuan. Ada tiga jenis
pelapukan, yaitu pelapukan mekanik atau pelapukan fisika, pelapukan
kimia, dan pelapukan biologi (Hermana, 2009:163-165).
a. Pelapukan Fisika
Pelapukan fisika disebabkan oleh iklim atau cuaca, suhu,
angin, dan air. Perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan
malam menyebabkan batuan mudah melapuk. Udara pada siang hari
sangat panas, pada malam hari sangat dingin. Kejadian semacam ini
biasanya terjadi di daerah gurun pasir.
Pelapukan fisika juga dapat disebabkan oleh angin dan air.
Deburan ombak laut di pantai dapat menghancurkan batuan. Proses
hancurnya batuan di tepi pantai akibat hantaman ombak laut disebut
abrasi. Sedangkan batuan yang melapuk karena terpaan angin dan
gesekan air disebut erosi.
b. Pelapukan Kimia
Pelapukan batuan juga dapat terjadi karena proses kimia. Air
dapat melarutkan berbagai zat termasuk batuan. Ada batuan yang
mengandung besi, sehingga batuan tersebut akan cepat berkarat dan
mudah melapuk. Unsur besi mudah bereaksi dengan oksigen dan air.
Air hujan kadang-kadang juga mengandung zat asam. Air
hujan yang bercampur dengan gas-gas sisa buangan industri atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pabrik dapat mengakibatkan hujam asam. Hujan asam ini
mengakibatkan kerusakan pada batuan.
c. Pelapukan Biologi
Pelapukan biologi dapat terjadi karena adanya aktivitas
tumbuhan-tumbuhan, hewan, dan manusia. Biasanya lumut kerak
menempel pada batu-batuan yang basah dan lembab. Lumut kerak
ini akan mengeluarkan zat asam yang sedikit demi sedikit dapat
menghancurkan batuan yang ditempelinya. Akibatnya permukaan
batuan menjadi hancur, kemudian melapuk seperti tanah.
Akar dari suatu tumbuh-tumbuhan, dapat pula
menghancurkan batuan yang kemudian menjadi tanah. Jadi, tanah
adalah hasil campuran pelapukan batuan, pembusukan sisa-sisa
makhluk hidup, udara, dan air.
Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber.
Kompetensi Dasar
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
Indikator
7.3.1 Mendeskripsikan struktur permukaan bumi.
Materi
Struktur lapisan kulit bumi
Menurut para ahli geologi, struktur bumi dari luar sampai dalam
adalah atmosfer, kerak bumi (athosfer), selubung (mantel) bumi, inti
bumi luar, dan inti bumi dalam (Hermana, 2009:158-159).
a. Atmosfer
Permukaan bumi diselimuti oleh lapisan atmosfer. Atmosfer
sebagai pelindung dari pancaran sinar dan panas matahari. Atmosfer
terdiri dari beberapa lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer,
termosfer, dan eksosfer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Lithosfer
Lithosfer disebut juga kulit bumi atau kerak bumi. Lithosfer
ini kira-kira memiliki ketebalan 8-40 km. Pada ketebalan 16 km
terdiri dari batuan. Pada bagian atas kerak bumi, batuan mengalami
pelapukan dan membentuk tanah.
c. Lapisan selubung (mantel) bumi
Mantel bumi memiliki ketebalan sekitar 2.900 km. Mantel ini
terdiri dari bahan batuan yang padat. Lapisan ini mengandung bahan
mineral dan silikat.
d. Lapisan inti bumi luar
Lapisan ini memanjang setebal 2.250 km. Di inti bumi luar,
terdapat lava pijar yang super-panas. Jadi lapisan ini berupa zat cair.
Suhunya kurang lebih 2.200 C. Lava ini diyakini terdiri dari unsur
besi dan nikel.
e. Lapisan inti bumi dalam
Inti bumi bagian dalam memiliki ketebalan sampai pusat
bumi setebal 1300 km. Diyakini inti bumi dalam ini berupa bola
pejal yang terbuat dari bahan yang sangat padat tersusun dari unsur
besi dan nikel.
6. Jenis Kelamin
Jenis kelamin ada dua macam yaitu laki-laki dan perempuan.
Sundari (dalam Purwoko 2012:22) menjelaskan bahwa jenis kelamin
(seks) merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia
yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin
tertentu, seks merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga bersifat
permanen dan universal.
Selain faktor biologis, secara psikologis antara laki-laki dan
perempuan memiliki tingkat inteligensi yang berbeda. Hamalik (2007:91)
mengungkapkan banyak anak laki-laki yang lemah dalam inteligensi
dibandingkan anak perempuan. Rata-rata laki-laki melebihi perempuan
dalam hal berpikir umum, berpikir aritmetik, kemampuan dalam meneliti
kesamaan-kesamaan, aspek-aspek tertentu tentang informasi umum,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kecepatan, koordinasi gerakan-gerakan, pengamatan ruang, dan bakat
mekanis. Sedangkan anak perempuan cenderung lebih unggul dalam
ingatan, penggunaan bahasa, perhitungan angka, dan kecepatan
perseptual.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis
kelamin dapat dibedakan secara biologis dan psikologis yang dilihat
berdasarkan tingkat inteligensi. Perbedaan antara perempuan dan laki-
laki secara biologis sejak seseorang lahir. Secara psikologis laki-laki
maupun perempuan mempunyai tingkat kecerdasan tersendiri yang
bersifat dominan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan beberapa penelitian relevan atau mempunyai
keterkaitan dengan judul penelitian. Terdapat lima penelitian relevan dengan
penelitian ini antara lain :
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Pujayanto (2006) dengan
judul “Miskonsepsi IPA (Fisika) pada Guru SD”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA (Fisika) guru kelas 5 SD di
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar, mendiskripsikan profil
miskonsepsi IPA (Fisika) pada guru kelas 5 SD di Kecamatan Tasikmadu
Kabupaten Karanganyar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian expose facto dengan teknik pengambilan data yang
digunakan berupa tes diagnostik miskonsepsi pada pokok bahasan Gaya dan
Cahaya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru mengalami
miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Adapun
profil miskonsepsi yang dimiliki guru (lebih dari 30%) dan besar persentase
miskonsepsinya sebagai berikut adalah sebagai berikut: 1). Gaya dapat
berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selalu berupa tarikan (45%); 2).
Gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan (40%); 3). Massa
benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda di bumi
sama dengan berat benda di bulan (60%); 4). Setiap dua benda bersentuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
muncul gaya gesekan (60%); 5). Pesawat sederhana meringankan kerja
manusia, berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana
gaya (kuasa) dan “energi” yang digunakan menjadi lebih kecil (100%); 6).
Cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat dipantulkan oleh
permukaan tembok tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium (85%); 7).
Benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada
cahaya dari mata yang sampai ke benda (50%); 8). Cahaya lampu neon
dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon
adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari (55%).
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti karena membahas mengenai miskonsepsi. Persamaan dengan
penelitian ini adalah materi IPA fisika untuk kelas V. Perbedaanya terletak
pada subjek penelitian yaitu guru kelas V, sedangkan penelitian ini untuk
siswa kelas V.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Abdi dan Adi (2012) dengan
judul “Miskonsepsi Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang
Gaya Gravitasi dan Pembelajaran Remediasinya”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi miskonsepsi materi gaya gravitasi sampai dapat
dibedakan siswa-siswa yang mengalami miskonsepsi, tidak tahu konsep dan
menguasai konsep dengan baik; memberikan perbaikan (remidiasi kepada
siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi gaya gravitasi. Penelitian
ini dilakukan di kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 04, Kelurahan Sidorejo
Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi
experiment) dengan Design One Group Pretest-Posttest dengan instrumen
tes dan pedoman wawancara untuk pengumpulan data. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat miskonsepsi yang dialami siswa pada masing-
masing sub konsep, yaitu: sub konsep 1 tentang konsep gaya, siswa yang
mengalami miskonsepsi rata-rata sebesar 38%; sub konsep 2 tentang gaya
dapat mengubah bentuk dan ukuran benda, siswa yang mengalami
miskonsepsi rata-rata sebesar 64%; sub konsep 3 tentang gaya dapat
mengubah gerak benda, siswa yang mengalami miskonsepsi rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sebesar 72%; sub konsep 4 tentang konsepsi gaya gravitasi, siswa yang
mengalami miskonsepsi rata-rata sebesar 52%; sub konsep 5 tentang arah
gaya gravitasi menuju pusat bumi, siswa yang mengalami miskonsepsi rata-
rata sebesar 70%, dan sub konsep 6 tentang gaya gravitasi menyebabkan
benda di bumi mempunyai berat, siswa yang mengalami miskonsepsi rata-
rata sebesar 100%. Keseluruhan miskonsepsi pada sub konsep, rata-rata
siswa mengalami miskonsepsi sebesar 61,41%.
Peneliti mengambil penelitian ini sebagai salah satu penelitian yang
relevan karena membahas mengenai miskonsepsi. Penelitian ini memiliki
kesamaan dalam meneliti miskonsepsi tentang materi gaya gravitasi pada
mata pelajaran IPA fisika kelas V SD, subjek penelitian, dan instrumen yang
digunakan dalam pengambilan data. Perbedaan dengan penelitian ini
terletak pada jenis penelitiannya.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Clara, Stepanus, dan Haratua
(2013) dengan judul “Miskonsepsi Siswa Kelas Rangkap SDN 47 Sekadau
pada Materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda”. Penelitian ini bertujuan
untuk memaparkan miskonsepsi siswa kelas III dan IV (Kelas Rangkap) SD
Negeri 47 Sekadau pada materi sifat dan perubahan wujud benda. Metode
yang digunakan deskriptif dengan alat pengumpulan data menggunakan tes
pilihan ganda dan wawancara untuk menggali alasan siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rekapitulasi miskonsepsi
siswa kelas III yang terlihat bahwa dari 14 siswa kelas III menunjukkan
rata-rata 52,38%. Siswa mengalami miskonsepsi pada materi sifat dan
perubahan wujud benda. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 6 konsep. Ternyata konsep mengenai sifat-sifat benda cair dan
contohnya paling banyak mengalami miskonsepsi yaitu dengan rata-rata
persentase miskonsepsi sebesar 78,57%, sedangkan untuk konsep mengenai
sifat-sifat benda padat dan contohnya paling sedikit mengalami miskonsepsi
yaitu dengan rata-rata persentase miskonsepsi sebesar 21,43%.
Hasil rekapitulasi miskonsepsi siswa kelas IV terlihat bahwa dari 15
siswa kelas IV, 54,67% siswa mengalami miskonsepsi pada materi sifat dan
perubahan wujud benda. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sebanyak 10 konsep. Ternyata konsep mengenai sifat-sifat benda cair dan
contohnya paling banyak mengalami miskonsepsi yaitu dengan rata-rata
persentase miskonsepsi sebesar 80%, sedangkan untuk konsep mengenai
peristiwa mencair serta contohnya dan perubahan wujud tetap serta
contohnya paling sedikit mengalami miskonsepsi yaitu dengan rata-rata
persentase miskonsepsi sebesar 26,67%.
Peneliti mengambil penelitian ini sebagai salah satu penelitian yang
relevan karena penelitian ini juga membahas mengenai miskonsepsi.
Persamaan dengan penelitian ini adalah metode, instrumen yang digunakan,
dan membahas mengenai mata pelajaran IPA. Perbedaannya terletak pada
subjek dan materi yang digunakan. Jika penelitian tersebut meneliti
miskonsepsi IPA pada materi kelas III dan IV tentang sifat dan perubahan
wujud benda, sedangkan peneliti ini tentang miskonsepsi IPA fisika pada
materi kelas V semester 2.
Penelitian yang keempat dilakukan oleh Azizatur (2013) dengan
judul “Identifikasi Miskonsepsi IPA/Fisika Berdasarkan Jenjang Pendidikan
(SD, SMP, SMA) Menggunakan Tes Three-tier pada Pokok Bahasan Gerak
dan Gaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil miskonsepsi
pada setiap jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA), serta persentase siswa
yang mengalami miskonsepsi pada tiap jenjang pendidikan. Penelitian ini
dilakukan pada seluruh kelas VI SD, IX SMP, dan XI SMA yang ada di
Kecamatan Gerokgak, Singaraja, Bali.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik
pengumpulan data berupa tes. Hasil penelitian ini diperoleh 12 miskonsepsi
siswa pada pokok bahasan gerak dan 17 miskonsepsi pada pokok bahasan
gaya. Persentase rata-rata mikonsepsi terbesar pada materi gerak jatuh bebas
mengenai percepatan gravitasi di SD (53,57%), SMP (49,16%), dan SMA
(44,55%) adalah benda dengan massa yang lebih besar akan mencapai tanah
lebih dahulu. Sedangkan persentase rata-rata miskonsepsi terkecil pada
materi gerak jatuh bebas di SD (0,50%) adalah benda yang lebih padat akan
mencapai tanah lebih dahulu, persentase rata-rata miskonsepsi terkecil pada
materi gerak jatuh bebas di SMP (0,56%) adalah benda dengan permukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang lebih keras akan mencapai tanah dahulu, persentase rata-rata
miskonsepsi terkecil pada materi gerak jatuh bebas di SMA (0,45%) adalah
benda dengan permukaan yang lebih kecil akan mencapai tanah lebih
dahulu.
Persentase rata-rata miskonsepsi terbesar pada pokok bahasan gaya
di SD (47,30%), SMP (48,60%), SMA (30,91%) adalah mengenai aksi
reaksi pada benda yang diam di atas meja maka tidak ada gaya apapun yang
bekerja pada meja. Sedangkan persentase rata-rata miskonsepsi terkecil
pada pokok bahasan gaya di SD (0,68%) adalah miskonsepsi mengenai
diperlukan gaya yang lebih besar untuk mengangkat benda dengan massa
yang lebih kecil, persentase rata-rata miskonsepsi terkecil siswa SMP
(0,28%) adalah miskonsepsi mengenai gaya sinonim dengan tekanan, dan
persentase rata-rata miskonsepsi terkecil di SMA (0,91%) adalah
miskonsepsi mengenai diperlukan gaya yang lebih besar untuk mengangkat
benda dengan massa yang lebih kecil.
Peneliti mengambil penelitian ini sebagai salah satu penelitian yang
relevan karena membahas mengenai miskonsepsi. Persamaannya terletak
pada mata pelajaran IPA fisika yang juga dibahas dalam penelitian ini,
sedangkan perbedaannya terletak pada pokok bahasan dan subjek penelitian.
Pada penelitian tersebut membahas pokok bahasan gerak dan gaya serta
meneliti siswa kelas VI SD, IX SMP, dan XI SMA, sedangkan penelitian ini
tidak membahas mengenai pokok bahasan gerak dan subjek yang digunakan
siswa kelas V SD.
Penelitian yang kelima dilakukan oleh Purwoko (2012) dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Sekolah Dasar Ditinjau Dari Perbedaan Jenis Kelamin Pada Siswa
Kelas IV SD Pangudi Luhur Ambarawa Semester II Tahun Ajaran
2011/2012”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode
mind mapping terhadap hasil belajar siswa yang ditinjau dari perbedaan
jenis kelamin. Jenis kelamin digunakan untuk mengetahui metode mind
mapping lebih berpengaruh untuk siswa dengan jenis kelamin laki-laki atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes
untuk mengetahui hasil belajar pada mata pelajaran IPA.
Hasil penelitian kelas kontrol mempunyai rata-rata 74.269 dan kelas
eksperimen 82,87. Nilai signifikansi yang diperoleh dari penghitungan
anova 2 jalan 0,000 dengan tingkat kesalahan 5%, hasil tersebut
menunjukkan bahwa metode mind mapping berpengaruh terhadap hasil
belajar. Sedangkan penghitungan dalam perbedaan jenis kelamin
menunjukkan nilai 0,003 yang menunjukkan bahwa jenis kelamin
berpengaruh terhadap metode yang digunakan. Dari hasil perhitungan
menggunakan perbandingan gain yang dibandingkan dari hasil pretest dan
nilai postest terdapat selisih 10,449, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode mind mapping lebih berpengaruh terhadap siswa dengan
jenis kelamin laki- laki.
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti karena membahas perbedaan jenis kelamin. Persamaannya terletak
pada mata pelajaran IPA yang juga dibahas dalam penelitian ini.
Perbedaannya yaitu jika penelitian tersebut meneliti pengaruh metode mind
mapping terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD, sedangkan penelitian ini
meneliti miskonsepsi pada siswa kelas V SD.
Penelitian relevan yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada
literature map yang tampak pada gambar 2.11 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 2.11 Literature Map
Gambar 2.11 menunjukkan literature map yang memperlihatkan
hubungan antara penelitian-penelitian relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti.
Pujayanto (2006)
“Miskonsepsi IPA (Fisika) pada Guru
SD”
Adi (2012)
“Miskonsepsi Siswa Kelas V SDN
Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang
Gaya Gravitasi dan Pembelajaran
Remediasinya”
Clara, Stepanus, dan Haratua (2013)
“Miskonsepsi Siswa Kelas Rangkap
SDN 47 Sekadau pada Materi Sifat
dan Perubahan Wujud Benda”
Azizatur (2013)
“Identifikasi Miskonsepsi IPA/Fisika
Berdasarkan Jenjang Pendidikan (SD,
SMP, SMA) Menggunakan Tes
Three-tier pada Pokok Bahasan
Gerak dan Gaya”.
Purwoko (2012)
“Pengaruh Penggunaan Metode
Mind Mapping Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar
Ditinjau Dari Perbedaan Jenis
Kelamin Pada Siswa Kelas IV SD
Pangudi Luhur Ambarawa Semester
II Tahun Ajaran 2011/2012”
Penelitian ini:
Miskonsepsi IPA
Fisika Siswa Kelas
V Semester 2 SD
Negeri se-
Kecamatan
Moyudan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (KTSP,
2006:161). Berdasarkan pengertian tersebut jelas bahwa pembelajaran IPA di
sekolah sangat penting bagi para siswa. Agar kegiatan pembelajaran IPA
dapat berjalan dengan baik, maka para siswa juga harus memahami konsep
IPA secara benar pula.
Pemahaman terhadap konsep merupakan hal yang sangat penting
karena tanpa mengetahui konsep, semua pembelajaran akan menjadi
pembelajaran hafalan dan bukan lagi pembelajaran yang bermakna.
Kenyataan yang ditemui masih banyak siswa yang tidak memperdulikan
konsep yang ada di dalam mata pelajaran yang sedang dipelajari. Kekeliruan
atau kesalahan konsep yang dialami siswa disebut juga dengan istilah
miskonsepsi.
Miskonsepsi merupakan penggunaan konsep yang salah karena tidak
sesuai dengan acuan atau konsep dasar yang ditetapkan oleh para ahli.
Miskonsepsi disebabkan oleh bermacam-macam hal bisa disebabkan oleh
siswa sendiri, guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara mengajar, dan
buku teks. Siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis kurang tinggi,
akan mengalami kesulitan dalam menangkap konsep fisika, terlebih abstrak
(Suparno, 2005:40).
Berdasarkan penyebab miskonsepsi yang dilihat berdasarkan
kemampuan siswa terdapat perbedaan antara siswa laki-laki dan siswa
perempuan. Hamalik (2007:91) mengungkapkan antara anak laki-laki dan
perempuan memiliki tingkat inteligensi yang berbeda, karena banyak anak
laki-laki yang lemah dalam inteligensi dibandingkan anak perempuan.
Mengingat pentingnya penguasaan dan pemahaman konsep yang telah
diberikan, maka setiap siswa harus memahami konsep tersebut, agar tidak
terjadi miskonsepsi. Miskonsepsi juga merupakan sebuah kondisi yang perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
ditangani agar tidak menghambat siswa dalam mempelajari pembelajaran
IPA.
Dengan demikian, perlu sekali untuk mengetahui miskonsepsi yang
terjadi pada para siswa kelas V SD mengenai mata pelajaran IPA fisika
terkait materi gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses
terbentuknya tanah, proses pembentuan tanah karena pelapukan batuan, dan
susunan bumi. Penelitian ini tidak hanya mengetahui miskonsepsi IPA fisika
kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan saja, namun juga
meneliti ada tidaknya perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian yang relevan dan
kerangka berpikir di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Miskonsepsi IPA Fisika masih banyak terjadi pada siswa kelas V SD
Negeri semester 2 se-Kecamatan Moyudan pada konsep tentang gaya,
pesawat sederhana, cahaya, cermin, batuan, pelapukan, dan struktur
bumi.
2. Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Moyudan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III akan membahas mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif survei. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian yang berorientasi pada data-data empiris
berupa angka atau suatu fakta yang bisa dihitung (Mahdi dan Mujahidin,
2014:104). Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif karena data berupa
angka dan dihitung menggunakan SPSS versi 20.
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok (Effendi dan Tukiran, 2012:3). Penelitian ini termasuk penelitian
survei karena mengambil sampel dari satu populasi yaitu siswa kelas V se-
Kecamatan Moyudan. Selain itu, pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner berupa soal pilihan ganda pada materi
IPA fisika semester 2.
Penelitian kuantitatif survei dimaksudkan untuk 1) mengungkapkan
sesuatu yang terjadi berkaitan dengan masalah miskonsepsi di SD Negeri se-
Kecamatan Moyudan terutama pada siswa kelas V yang berkaitan dengan
materi IPA fisika semester 2; 2) mengetahui ada tidaknya perbedaan
miskonsepsi IPA fisika di kelas V dilihat dari jenis kelamin siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 12 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan
Kabupaten Sleman dengan melihat miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V
semester 2. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut:
a. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Seluruh SD Negeri se-Kecamatan Moyudan memiliki permasalahan
yang sama dan sesuai dengan permasalahan miskonsepsi yang ada.
c. Penelitian mengenai miskonsepsi belum pernah dilakukan kepada
siswa.
Hal ini peneliti dapatkan berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan kepada guru kelas V yang menyatakan bahwa terdapat
miskonsepsi pada pembelajaran IPA fisika semester 2, sehingga peneliti
ingin melakukan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Moyudan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini secara keseluruhan dilakukan selama 11 bulan dari
bulan Maret 2015 sampai Januari 2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu penyusunan proposal
dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Pada bulan April 2015 mengurus
perizinan dan penyusunan instrumen penelitian. Validasi instrumen dan
revisi instrumen penelitian dilaksanakan pada awal Mei 2015 dan
pertengahan Mei 2015 dilaksanakan uji coba instrumen. Proses
pengambilan data berlangsung dari akhir Mei 2015 sampai awal Juni
2015. Pengolahan data berlangsung dari bulan Juli 2015 sampai Agustus
2015. Penyusunan laporan berlangsung dari bulan September 2015
sampai Desember 2015. Pada bulan Januari 2016 dilaksanakan ujian
skripsi dan revisi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2015:117). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Moyudan
Kabupaten Sleman tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 236 siswa.
Populasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.1 Populasi Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Nama Sekolah Dasar Jumlah Siswa
Total Laki-laki Perempuan
SD Negeri Ngijon 1 10 11 21
SD Negeri Ngijon 2 15 12 27
SD Negeri Ngijon 3 8 5 13
SD Negeri Malangan 14 9 23
SD Negeri Sumberagung 8 11 19
SD Negeri Kaliduren 17 14 31
SD Negeri Nglahar 6 3 9
SD Negeri Sejati 9 4 13
SD Negeri Moyudan 8 13 21
SD Negeri Sumberrahayu 7 8 15
SD Negeri Pendulan 12 23 35
SD Negeri Ngringin 6 3 9
Jumlah 120 116 236
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa terdapat 12 SD Negeri se-
Kecamatan Moyudan dengan jumlah populasi seluruh siswa kelas V di
SD Negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman sebesar 236
siswa. Terdiri dari siswa laki-laki yang berjumlah 120 siswa dan siswa
perempuan berjumlah 116 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
orang populasi tersebut (Sugiyono, 2012:118). Mahdi dan Mujahidin
(2014:111) mengungkapkan bahwa sampel dapat diartikan sebagai duta
atau wakil populasi. Sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan
tabel Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95% terhadap
populasi dan kesalahan 5%. Tabel Krejcie dan Morgan selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2. Tabel Krejcie dan Morgan
Populasi
(N)
Sampel
(n)
Populasi
(N)
Sampel
(n)
Populasi
(N)
Sampel
(n)
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Populasi
(N)
Sampel
(n)
Populasi
(N)
Sampel
(n)
Populasi
(N)
Sampel
(n)
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 377
160 113 800 260 20000 379
170 118 850 265 30000 380
180 123 900 269 40000 381
190 127 950 274 50000 382
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Sumber: Sekaran (2006:159)
Berdasarkan jumlah populasi penelitian seluruh siswa kelas V SD
Negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman sebesar 236 siswa,
maka sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 132 siswa.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini sebesar 132 siswa karena
populasi siswa SD Negeri se-Kecamatan Moyudan mendekati populasi
200 yang sudah ditetapkan pada tabel Krejcie dan Morgan. Agar
persentase pembagian sampel setiap sekolah seimbang, maka sampel
ditentukan sebanding dengan banyaknya subyek dalam tiap sekolah,
yaitu dengan cara :
Sampel Sekolah = Jumlah siswa kelas V x Jumlah Sampel (132)
Populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Perhitungan sampel setiap SD Negeri yang ada di Kecamatan
Moyudan dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Perhitungan Sampel setiap SD Negeri di Kecamatan Moyudan
No Nama SD Populasi Hitungan Hasil Pembulatan
1 SD Negeri
Ngijon 1 21
11,74 12
2 SD Negeri
Ngijon 2 27
15,10 15
3 SD Negeri
Ngijon 3 13
7,27 7
4 SD Negeri
Malangan 23
12,86 13
5 SD Negeri
Sumberagung 19
10,62 11
6 SD Negeri
Kaliduren 31
17,33 17
7 SD Negeri
Nglahar 9
5,03 5
8 SD Negeri Sejati 13
7,27 7
9 SD Negeri
Moyudan 21
11,74 12
10 SD Negeri
Sumberrahayu 15
8,38 8
11 SD Negeri
Pendulan 35
19,57 20
12 SD Negeri
Ngringin 9
5,03 5
Jumlah 236 131,94 132
Setelah mengetahui besarnya sampel masing-masing SD Negeri se-
Kecamatan Moyudan. Peneliti melakukan pengambilan sampel dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dengan cara simple random sampling. Simple random sampling adalah
cara pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu
secara random atau semua mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel dan jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi (Kountur,
2003:139). Pemilihan sampel dilakukan dengan cara diundi melalui
kertas. Kertas tersebut bertuliskan nomor absen siswa. Nomor absensi
siswa hasil undian yang terpilih itulah yang menjadi subjek penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2015:61). Variabel yang ada pada penelitian akan berpengaruh pada hasil
penelitian itu sendiri.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. Sugiyono (2015:61) menyatakan bahwa variabel
independen disebut juga variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Variabel dependen disebut juga variabel terikat
yang merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas.
Berdasarkan penjelasan kedua variabel tersebut saling berhubungan
karena ada yang mempengaruhi dan ada yang dipengaruhi. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah jenis kelamin. Variabel dependen
dalam penelitian ini berupa miskonsepsi IPA fisika.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2015:193) berpendapat bahwa teknik pengumpulan data
adalah ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Cara
yang dapat digunakan oleh seorang peneliti untuk mendapatkan informasi
mengenai variabel yang diteliti adalah: observasi, wawancara, angket dan
studi dokumenter (Sukmadinata, 2009: 216). Penelitian ini menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
teknik pengumpulan data tes dan non tes yang berupa wawancara dan
dokumentasi.
1. Tes Tertulis
Arikunto (2013:67) menjelaskan bahwa tes adalah alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Tes tertulis yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara
tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaanya dari jawaban
yang diberikan secara tertulis pula (Margono, 2010:170). Tes tertulis
diberikan kepada siswa kelas V dengan tujuan untuk mengetahui
miskonsepsi IPA fisika se-Kecamatan Moyudan.
Widoyoko (2009:49) mengungkapkan bahwa terdapat dua bentuk
tes yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif adalah bentuk tes
yang mengandung kemungkinan jawaban atau respons yang harus dipilih
oleh peserta tes. Penelitian ini menggunakan tes objektif berupa soal tipe
pilihan ganda (multiple choice).
2. Wawancara
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya kecil (Sugiyono, 2015:194). Peneliti melakukan
wawancara kepada guru kelas V untuk mendapatkan data awal berupa
informasi yang menyatakan bahwa para siswa mengalami kesulitan,
kendala, dan miskonsepsi yang terjadi dalam pembelajaran IPA.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis, gambar
maupun elektronik (Sukmadinata, 2009:221). Aspek-aspek dokumen
tertulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar nama SD
Negeri se-Kecamatan Moyudan, nama siswa kelas V, nomor absensi
siswa kelas V, dan jenis kelamin. Dokumen gambar yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dalam penelitian ini adalah foto-foto kegiatan selama penelitian
berlangsung.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2015:148). Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes,
pedoman wawancara, dan daftar cek.
1. Instrumen Tes
Penelitian ini menggunakan instrumen tes untuk mengetahui
miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V SD se-Kecamatan Moyudan. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda. Arifi
(2009:138) mengungkapkan bahwa soal tes bentuk pilihan ganda dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan
berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
Soal instrumen tes dalam penelitian ini yang diujikan adalah
materi IPA kelas V pada semester 2. Dalam pembuatan tes ini terdapat
kisi-kisi instrumen tes sebelum validasi yang mencakup kompetensi yang
harus dikuasi siswa. Kisi-kisi dalam penyusunan soal pilihan ganda
terdapat pada tabel 3.4 sebagai berikut.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Berupa Soal Pilihan Ganda Sebelum
Validasi
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Jumlah
Item
Nomor
Soal
5.
Memahami
hubungan
antara gaya,
gerak, dan
energi, serta
fungsinya
5.1
Mendeskripsikan
hubungan antara
gaya, gerak dan
energi melalui
percobaan (gaya
gravitasi, gaya
gesek, gaya
magnet)
5.1.1
Menyebutkan
macam-macam
gaya melalui
percobaan
3 1, 2, 3
5.1.2
Mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
3 4, 5, 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Jumlah
Item
Nomor
Soal
gaya
5.2 Menjelaskan
pesawat
sederhana yang
dapat membuat
pekerjaan lebih
mudah dan lebih
cepat
5.2.1
Mengidentifikasi
ciri-ciri pesawat
sederhana
6
7, 8, 9,
10, 11,
12
5.2.2
Menyebutkan
contoh jenis tuas
atau pengungkit
jenis pertama
3 13, 14,
15
5.2.3
Menyebutkan
penerapan
pesawat
sederhana dalam
kehidupan
sehari-hari
3 16, 17,
18
6.
Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu karya
atau model
6.1
Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
6.1.1
Menyebutkan
sifat-sifat cahaya
5
19, 20,
21, 22,
23
6.1.2
Menjelaskan
sifat bayangan
pada cermin
5
24, 25,
26, 27,
28
6.2
Membuat suatu
karya/model,
misalnya
periskop atau
lensa dari bahan
sederhana
dengan
menerapkan
sifat-sifat
cahaya
6.2.1
Mengetahui alat
dan bahan yang
digunakan untuk
membuat
karya/model
yang
menerapkan
sifat-sifat cahaya
3 29, 30,
31
7.
Memahami
perubahan
yang terjadi
di alam dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber
7.1
Mendeskripsikan
proses
pembentukan
tanah karena
pelapukan
7.1.1
Menggolongkan
jenis-jenis
batuan
4 32, 33,
34, 35
7.1.2
Menjelaskan
proses
pembentukan
tanah karena
pelapukan
3 36, 37,
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Jumlah
Item
Nomor
Soal
7.2
Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah
7.2.1
Mengetahui
jenis-jenis tanah
10
39, 40,
41, 42,
43, 44,
45, 46,
47, 48
7.3
Mendeskripsikan
struktur bumi
7.3.1
Mendeskripsi-
kan struktur
permukaan bumi
2 49, 50
Total 50
Tabel 3.4 menunjukkan kisi-kisi instrumen tes berupa soal pilihan
ganda yang terdiri dari 3 standar kompetensi, 7 kompetensi dasar, dan 12
indikator. Instrumen tes dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda
sebanyak 50 soal.
2. Pedoman Wawancara
Herdiansyah (2013:80) mengungkapkan bahwa pedoman
wawancara disusun oleh peneliti supaya pertanyaan yang akan dibuat
peneliti dapat lebih operasional atau spesifik untuk dapat mencapai
tujuan penelitian tersebut. Pedoman wawancara ini dibuat untuk lebih
memudahkan peneliti dalam mengetahui miskonsepsi pada pelajaran IPA
fisika yang terjadi pada siswa.
Peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur dengan tujuan
untuk memperoleh jawaban atas dugaan-dugaan sementara yang dibuat
oleh peneliti. Pedoman wawancara yang digunakan untuk mewawancarai
guru terdapat pada tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Guru
Responden Pertanyaan
Guru 1. Apakah guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa
kelas V pada materi IPA fisika di semester 2 ?
2. Bagaimana hasil pekerjaan siswa kelas V pada
materi IPA fisika di semester 2?
3. Bagaimana guru menyikapi hasil pekerjaan
siswa kelas V yang belum menguasi atau belum
mencapai nilai sesuai KKM yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Responden Pertanyaan
ditentukan untuk mata pelajaran IPA fisika?
4. Apa saja yang dipersiapkan oleh guru agar
siswa kelas V mudah dalam memahami konsep
materi IPA fisika di semester 2?
5. Apa saja metode yang dipakai guru agar siswa
kelas V dapat memahami materi IPA fisika di
semester 2?
6. Bagaimana guru menyusun soal-soal IPA fisika
untuk kelas V semester 2?
7. Apakah guru membuat soal sesuai dengan
kemampuan siswa-siswa di kelas?
8. Apa saja teknik yang dipakai guru agar siswa
kelas V dapat mengerjakan soal-soal materi IPA
fisika dengan baik?
Tabel 3.5 menunjukkan pedoman wawancara yang terdiri dari 8
pertanyaan yang digunakan untuk mewawancarai guru. Pedoman
wawancara digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi terkait
masalah miskonsepsi yang dialami siswa kelas V pada materi IPA fisika
semester 2.
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa tidak semua
materi IPA yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Hal
tersebut dapat terjadi karena cara mengajar guru yang lebih
menggunakan metode ceramah. Namun, guru juga sudah mulai
menggunakan metode selain ceramah dan kira-kira cocok untuk
mengajarkan suatu materi IPA fisika misalnya melakukan praktik secara
langsung. Selain metode, guru juga memperhatikan pembuatan soal yang
harus sesuai dengan kemampuan siswa dan berdasarkan kriteria
pembuatan soal. Guru juga selalu mengoreksi hasil pekerjaan siswa
untuk melihat seberapa jauh pemahaman siswa pada materi IPA fisika
yang telah diajarkan. Namun, terkadang masih ada siswa yang nilainya di
bawah KKM dan guru harus mengadakan remedial untuk memperbaiki
nilai siswa tersebut. Hasil wawancara dapat dilihat lebih jelas pada
lampiran 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3. Daftar Cek
Daftar cek ini merupakan instrumen non tes berupa tabel untuk
membantu peneliti dalam mengorganisasi data jenis kelamin. Sangadji
(2010:154) mengungkapkan bahwa daftar cek (check list) adalah daftar
variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini, peneliti hanya
memberikan tanda centang setiap pemunculan gejala yang dimaksud
melalui rekap atau pendataan data dari daftar sekolah.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang akan digunakan harus menggunakan alat
ukur yang baik. Alat ukur yang baik untuk memenuhi dua syarat yaitu
validitas dan reabilitas. Penelitian ini menggunakan dua syarat tersebut untuk
mengetahui kelayakan instrumen. Validitas dalam penelitian ini meliputi tiga
hal yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Ketiga validitas
dan reliabilitas akan dikenakan pada instrumen tes. Sementara instrumen
daftar cek dan pedoman wawancara tidak melalui validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian instrumen penelitian, agar
peneliti mengetahui tingkat ketepatan instrumen yang telah dibuat yang
nantinya juga digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Validitas
merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono,
2012:267). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan
sebagai berikut:
a. Validitas Isi
Validitas isi adalah instrumen yang berbentuk tes yang sering
digunakan untuk mengukur prestasi dan mengukur efektivitas
pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen
prestasi belajar yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus
disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan
(Sugiyono, 2015:176). Arifin (2009:248) menjelaskan bahwa
validitas isi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dengan mencocokkan materi tes dengan silabus dan kisi-kisi,
melakukan diskusi dengan para ahli dalam hal ini guru dan dosen,
atau mencermati kembali substansi dari konsep-konsep yang akan
diukur.
Uji validitas isi perangkat pembelajaran berupa 50 soal
pilihan ganda diujikan menggunakan cara yang sering disebut
dengan expert judgment. Validitas isi diberikan oleh para ahli yang
memiliki bidang keahlian berhubungan dengan penelitian ini.
Terdapat empat ahli yang dipilih untuk melakukan validitas isi yaitu
2 dosen dari Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata
Dharma dan 2 guru kelas V SD.
Para ahli memberikan nilai pada lembar penilaian yang telah
diberikan. Skala skor dalam lembar penilaian instrumen
menggunakan skala Likert. Siregar (2010:138) berpendapat bahwa
skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau
fenomena tertentu. Skala Likert memiliki dua bentuk pernyataan,
yaitu : pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif diberi skor
5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pernyataan negatif diberi skor 1,
2, 3, 4, dan 5. Penelitian ini menggunakan tingkatan skor positif
yaitu 5, 4, 3, 2, 1. Skor 5 berarti sangat sesuai, skor 4 berarti sesuai,
skor 3 ragu-ragu, skor 2 kurang sesuai, dan skor 1 tidak sesuai.
Pengukuran menggunakan skala Likert, sering mengalami
kecenderungan para ahli memilih kategori skor ragu-ragu. Mengatasi
hal tersebut, maka dalam penelitian ini terdapat penghilangan
kategori skor ragu-ragu agar skor yang didapatkan jelas. Skor yang
digunakan dalam penelitian ini menjadi sebagai berikut : skor 1 tidak
sesuai, skor 2 kurang sesuai, skor 3 sesuai, dan skor 4 sangat sesuai.
Lembar penilaian dibuat berdasarkan indikator-indikator dan
hasil akhirnya akan diakumulasi kemudian dikategorikan
menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Ketentuan pelaksanaan
revisi terhadap istrumen terdapat dalam tabel 3.6 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 3.6 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen
Penilaian
Kuantitatif
Penilaian
Kualitatif Keputusan
>3 Positif Tidak Revisi
>3 Negatif Revisi pada bagian
tertentu
<3 Positif Revisi
<3 Negatif Revisi
Tabel 3.6 menunjukkan ketentuan dalam pelaksanaan revisi
instrumen yang terdiri dari penilaian kuantitatif lebih dari 3 dengan
penilaian kualitatif positif maka istrumen tidak direvisi, sedangkan
penilaian kuantitatif lebih dari 3 dengan penilaian kualitatif negatif
maka instrumen direvisi pada bagian tertentu. Jika penilaian
kuantitatif kurang dari 3 dengan penilaian kualitatif positif dan
negatif, maka istrumen harus direvisi.
Penelitian ini menunjuk beberapa ahli untuk menjadi
validator. Ahli pertama yaitu Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.ST.
Beliau ditunjuk menjadi validator karena ahli dalam bidangnya yaitu
sebagai dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata
Dharma. Selain itu, ahli dalam bidang miskonsepsi karena beliau
juga penulis buku miskonsepsi. Beliau menilai tepat atau tidaknya
soal yang digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi pada
siswa.
Ahli kedua yang dipilih untuk menjadi validator adalah Ir. Sri
Agustini Sulandari, M.Si. Beliau menilai bagian isi soal, yaitu
menilai tepat atau tidaknya soal yang dibuat dengan kunci jawaban.
Beliau ditunjuk menjadi validator bagian isi soal karena beliau ahli
dalam bidangnya yaitu sebagai dosen Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Sanata Dharma.
Ahli yang ketiga adalah guru kelas V SD Denggung
Kabupaten Sleman bernama Ibu Ari Trisnawati, S.Pd dan ahli yang
keempat adalah guru kelas V SD di Kabupaten Magelang bernama
Bapak Agustinus Tarmadi, S.Pd. Keduanya ditunjuk sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
validator karena mereka merupakan guru kelas V SD yang setiap
harinya mengajar para siswa kelas V, sehingga mereka lebih paham
dalam membuat soal khususnya soal mata pelajaran IPA. Kedua
guru kelas V tersebut sebagai validator hanya untuk menilai bahasa
yang digunakan dalam soal yang telah dibuat agar mudah dipahami
oleh siswa.
b. Validitas Muka
Validitas muka adalah validitas yang menggunakan kriteria
sangat sederhana, karena hanya melihat dari sisi muka atau tampang
dari instrumen itu sendiri (Arifin, 2009:248). Validitas muka
dilakukan untuk mengetahui bahwa soal tes yang dibuat mudah
dipahami oleh siswa.
Validitas muka pada instrumen tes berupa soal yang telah
divalidasi oleh para ahli terdiri dari 38 soal pilihan ganda. Validitas
muka pada instrumen tes dilakukan kepada siswa kelas V SD Negeri
Candiroto 1, Temanggung. Siswa kelas V yang mengerjakan soal
untuk validasi muka sebanyak 5 siswa. Siswa kelas V SD Negeri
Candiroto 1 dipilih karena setara dengan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V dan para siswa juga sudah
mempelajari materi mata pelajaran IPA semester 2 yang sesuai
dengan penelitian ini. Validitas muka dilakukan dengan teknik
wawancara. Wawancara dilakukan saat siswa sedang mengerjakan
soal. Berdasarkan soal yang telah dikerjakan oleh siswa ternyata
masih ditemukan beberapa soal pilihan ganda yang membingungkan
siswa. Berikut ini hasil validitas muka soal pilihan ganda yang
terdapat dalam tabel 3.7.
Tabel 3.7 Hasil Validitas Muka Soal Pilihan Ganda
No Item Masukan dari siswa
18 Pilihan ganda susah dipahami
20 Pilihan ganda membingungkan
24 Pilihan ganda membingungkan
34 Kata-kata pada pilihan b dan d susah dipahami
35 Tidak paham arti fisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 3.7 merupakan hasil validitas muka yang menunjukkan
bahwa terdapat beberapa item soal pilihan ganda yang masih
membingungkan siswa. Item soal yang membingungkan siswa
tersebut selanjutnya akan direvisi.
c. Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan salah satu uji instrumen yang
dilakukan dalam sebuah penelitian. Pengujian validitas konstruk
dapat digunakan pendapat dari ahli (expert judgment) dan diteruskan
uji coba instrumen (Sugiyono,2015:177). Arikunto (2013:83)
mengungkapkan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas
konstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut
mengukur setiap aspek berpikir. Soal yang diuji validitas konstruksi
merupakan soal yang telah lolos uji validitas isi.
Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan pada 40
siswa kelas V SD yang tidak digunakan sebagai sampel penelitian.
Siswa yang digunakan untuk validitas konstruk tersebut berasal dari
5 SD Negeri yang ada di Kecamatan Moyudan yaitu SD Negeri
Ngijon 1 sebanyak 8 siswa, SD Negeri Ngijon 3 sebanyak 4 siswa,
SD Negeri Malangan sebanyak 9 siswa, SD Negeri Sumberagung
sebanyak 6 siswa dan SD Negeri Kaliduren sebanyak 13 siswa.
Validitas konstruk dilakukan kepada siswa yang pernah
mendapatkan materi IPA semester 2 yaitu gaya, pesawat sederhana,
sifat-sifat cahaya, periskop, proses terbentuknya tanah, proses
pembentukan tanah karena pelapukan batuan, dan susunan bumi.
Soal yang telah diujikan dihitung validitasnya dengan
menggunakan teknik product moment yang dikemukakan oleh
Pearson (Arikunto, 2010:213). Rumus product moment dapat dilihat
pada gambar 3.1 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 3.1 Rumus Product Moment Pearson
Keterangan:
rxy= koefisien korelasi setiap pernyataan
X= nilai dari setiap pernyataan
Y = nilai total dari semua pernyataan
n= banyakknya sampel atau responden
Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan
Microsoft Excel dan dihitung menggunakan program SPSS versi 20.
Soal yang dinyatakan valid ditandai dengan adanya tanda bintang
satu (*) dan bintang dua (**) pada nomor soal. Tanda bintang satu
berarti soal tersebut valid, sedangkan tanda bintang dua berarti soal
tersebut sangat valid. Selain itu, kriteria yang digunakan untuk
menarik kesimpulan jika harga Sig (2-tailed) < 0,05, maka soal
tersebut dinyatakan valid. Jika harga Sig (2-tailed) > 0,05, maka soal
tersebut dinyatakan tidak valid (Priyatno, 2012:101). Hasil uji
validitas konstruk soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Konstruk Soal Pilihan Ganda
No.
Butir
Soal
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
Hasil
Validasi Keputusan
No. Soal
Setelah
Validasi
1 0,327 * 0,021 Valid Ambil 1
2 0,027 0,852 Tidak valid Buang -
3 0,165 0,251 Tidak valid Buang -
4 0,272 0,056 Tidak valid Revisi 2
5 0,247 0,084 Tidak valid Revisi 3
6 -0,061 0,675 Tidak valid Buang -
7 0,372 ** 0,008 Valid Buang -
8 0,483 ** 0,000 Valid Ambil 4
9 0,476 ** 0,000 Valid Ambil 5
10 0,379 ** 0,007 Valid Buang -
2222 )( YYnXXn
YXXYnrxy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
No.
Butir
Soal
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
Hasil
Validasi Keputusan
No. Soal
Setelah
Validasi
11 0,124 0,393 Tidak valid Buang -
12 0,370 ** 0,008 Valid Ambil 6
13 0,382 ** 0,006 Valid Ambil 7
14 0,224 0,117 Tidak valid Buang -
15 0,152 0,292 Tidak valid Buang -
16 0,061 0,672 Tidak valid Buang -
17 0,258 0,071 Tidak valid Revisi 8
18 0,121 0,403 Tidak valid Buang -
19 0,063 0,663 Tidak valid Buang -
20 0,482 ** 0,000 Valid Ambil 9
21 0,407 ** 0,003 Valid Ambil 10
22 0,480 ** 0,000 Valid Ambil 11
23 0,611 ** 0,000 Valid Ambil 12
24 0,329 * 0,020 Valid Ambil 13
25 0,330 * 0,019 Valid Buang -
26 0,445 ** 0,001 Valid Buang -
27 0,364 ** 0,009 Valid Ambil 14
28 0,500 ** 0,000 Valid Ambil 15
29 0,143 0,322 Tidak valid Buang -
30 0,179 0,213 Tidak valid Buang -
31 0,339 * 0,016 Valid Ambil 16
32 0,290 * 0,041 Valid Ambil 17
33 -0,024 0,868 Tidak valid Buang -
34 0,264 0,064 Tidak valid Buang -
35 0,533 ** 0,000 Valid Ambil 18
36 0,374 ** 0,008 Valid Ambil 19
37 0,555 ** 0,000 Valid Ambil 20
38 0,074 0,609 Tidak valid Buang -
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa hasil uji validitas konstruk
soal pilihan ganda diperoleh 21 item soal pilihan ganda yang
dinyatakan valid yaitu soal nomor 1, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27, 28, 31, 32, 35, 36, dan 37. Item soal pilihan ganda
yang dinyatakan tidak valid ada 17 yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 11,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 29, 30, 33, 34, dan 38. Dari 21 soal yang
dinyatakan valid, akan diambil 20 soal untuk penelitian dan masing-
masing indikator yang telah dibuat harus mewakili minimal satu
soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Berdasarkan hasil uji validitas konstruk soal pilihan ganda
terdapat 2 indikator yang semua soalnya tidak valid, maka dari itu
ada soal yang harus direvisi agar dapat mewakili 2 indikator tersebut.
Soal yang harus direvisi ada 3 item soal yaitu soal nomor 4, 5, dan
17. Selain itu, ada beberapa soal yang valid namun harus dibuang
atau tidak digunakan yaitu soal nomor 7, 10, 25, 26, dan soal yang
tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Arikunto (2013:74) mengungkapkan bahwa kata reliabilitas
dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa
Inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Uji
reliabilitas ini digunakan untuk mengukur ketepatan suatu instrumen
penelitian. Instrumen penelitian dikatakan dapat dipercaya jika
memberikan hasil yang tetap apabila dilakukan tes berkali-kali.
Reliabilitas diukur dari 3 kriteria yaitu: keajegan tes dalam
mengukur gejala yang sama dengan waktu yang berbeda (stability),
kemantapan seberapa jauh tes dapat diandalkan (dependability), dan
kemampuan tes meramalkan hasil pengukuran selanjutnya
(predictability). Reliabilitas diuji menggunakan cronbach alpha dan
pengujian dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20. Pengujian reliabilitas
butir soal pilihan ganda yang telah dinyatakan valid dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus cronbach alpha (Arikunto, 2010:239).
Rumus cronbach alpha dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini.
Gambar 3.2 Rumus Cronbach Alpha
Keterangan:
= reliabel instrumen yang dicari
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ = jumlah varians butir
= varians total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Nunnally (dalam Ghozali, 2009:46) menjelaskan bahwa suatu
konstruk dikatakan reliabel jika harga cronbach alpha > 0,60. Hasil
perhitungan reliablitas instrumen-instrumen ini dicocokkan dengan tabel
koefisien reliabilitas menurut (Masidjo, 2010: 243) yang dapat dilihat
pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas
Interval Koefisien Reliabilitas Kategori Reliabilitas
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
Tabel 3.9 merupakan koefisiensi reliabilitas untuk melihat
kategori reliabilitas soal pilihan ganda yang sebelumnya sudah
divaliditas. Berikut hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda dapat dilihat
pada tabel 3.10.
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Cronbach Alpha Jumlah Item Kategori Keterangan
0,791 21 Tinggi Reliabel
Tabel 3.10 merupakan hasil uji reliabilitas yang menunjukkan
bahwa soal pilihan ganda yang sudah valid memiliki nilai cronbach
alpha yaitu sebesar 0,791. Kesimpulannya soal pilihan ganda yang sudah
valid termasuk dalam kategori tinggi dan dinyatakan reliabel.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
analisis deskriptif, merumuskan null hypothesis, mengorganisasi data,
menentukan taraf signifikansi, menguji normalitas skor tes, menguji
homogenitas skor tes, dan menguji hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1. Analisis Deskriptif
Hasan (2004:185) mengungkapkan bahwa analisis deskriptif
merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi
hasil penelitian yang didasarkan atas satu sampel. Analisis deskriptif ini
menggunakan satu variabel atau lebih tetapi bersifat mandiri, oleh karena
itu analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau hubungan. Analisis
deskriptif berfungsi untuk menganalisis data miskonsepsi dari jawaban
siswa. Analisis data miskonsepsi dilakukan untuk setiap kompetensi
dasar.
Data dikelompokkan berdasarkan jenis respon yang diberikan.
Setiap respon yang diberikan dimasukkan ke dalam tabel distribusi.
Semua data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif berdasarkan
frekuensi dan persentase setiap kelompok respon yang diberikan siswa.
2. Merumuskan Null Hypothesis
Mahdiyah (2014:14) mengungkapkan bahwa hipotesis nol tidak
ada hubungan atau tidak ada perbedaan antara satu variabel dengan
variabel yang lain sehingga dikatakan sebagai pernyataan netral.
Hipotesis statistik dalam penelitian ini dibuat berdasarkan pada rumusan
masalah yang kedua. Rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini
adalah “apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se Kecamatan Moyudan”.
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Moyudan. (µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2)
H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Moyudan. (µ1- µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2)
3. Mengorganisasi Data
Analisis data langkah ketiga dalam penelitian ini adalah data
manajemen. Data manajemen meliputi empat langkah yaitu coding, data
editing, data entry, dan data cleaning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
a. Coding
Hasan (2004:24) mengungkapkan bahwa coding adalah
isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang
memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data
yang akan dianalisis. Tahap dalam peneliti ini memberi kode pada
data yang akan dianalisis yaitu jenis kelamin siswa.
b. Data Editing
Hasan (2004: 24) mengungkapkan bahwa editing adalah
pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan karena
kemungkinan data yang masuk atau data yang terkumpul tidak logis
dan meragukan. Pada tahap editing peneliti memeriksa kelengkapan
identitas responden meliputi data jenis kelamin siswa untuk
menghindari kurangnya data yang terkumpul.
c. Data Entry
Ahmed (dalam Cholifah 2014:65) mengungkapkan bahwa
data entry adalah tahap memasukan data ke dalam program
Microsoft Exel (Ms.Exel) sebagai pengolahan untuk diuji lebih lanjut
menggunakan Statistical Product and Service (SPSS) versi 20.
d. Data Cleaning
Ahmed (dalam Cholifah 2014:66) mengungkapkan bahwa
data cleaning dilakukan untuk “membersihkan” atau “merapikan”
data-data hasil penelitian. Data cleaning pada penelitan ini seperti
menghapus data-data yang tidak diperlukan.
4. Menentukan Taraf Signifikansi
Sumanto (2014:109) mengungkapkan signifikansi adalah nilai
probabilitas menolak hipotesis nol apabila hipotesis nol tersebut adalah
benar.
5. Menguji Normalitas Skor Tes
Uji normalitas skor dimaksudkan untuk mengetahui data yang
tersebar sesuai dengan kurva normal atau tidak. Uji normalitas skor
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji
Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan deviasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
terbesar (Ghozali, 2002:36). Pengujian normalitas dalam penelitian ini
dibantu dengan program SPSS versi 20. Hipotesis statistik dalam
penelitian ini adalah
H0 = Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data
tidak normal.
H1 = Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data normal.
Kriteria normalitas suatu data menurut Priyatno (2013:38) adalah
a. Jika harga sig (2-tailed) > 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima, artinya
sebaran data tes sesuai dengan kurva normal atau data normal.
b. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak, artinya
sebaran data tes tidak sesuai dengan kurva normal atau data tidak
normal.
6. Menguji Homogenitas Skor Tes
Uji homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan uji F
(Fisher) atau dengan Lavene’s test dengan membandingkan varians data
terbesar dengan varians data terkecil (Sugiyono, 2007:167). Uji
homogenitas pada penelitian ini dibantu dengan program SPSS versi 20.
Jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka varians data yang
dianalisis homogen. Sebaliknya jika nilai signifikansinya kurang dari
0,05 maka varians data yang dianalisis tidak homogen.
7. Menguji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bergantung pada hasil uji
normalitas data. Priyatno (2012:137) mengungkapkan bahwa jika data
normal maka menggunakan statistik parametik yaitu uji Independent
Samples T-Test. Sedangkan jika data tidak normal maka harus
menggunakan metode statistik non parametik yaitu Two Independent
Samples Test dengan uji Mann Whitney. Taraf signifikansi yang
digunakan adalah 5% dengan uji dua pihak atau kelompok data yakni
jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Pengujian hipotesis
penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis adalah
H0 = tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Moyudan. (µ1= µ2)
H1 = ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari
jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Moyudan. (µ1≠ µ2)
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah
a. Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 diterima atau H1 ditolak, artinya
tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan.
b. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 ditolak atau H1 diterima, artinya
ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan
berupa deskripsi data dan analisis data serta pembahasan mengenai hasil
penelitian yang didapatkan.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di seluruh SD Negeri wilayah UPT
Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman yang menerapkan kurikulum
2006. Terdapat 12 SD Negeri yang ada di Kecamatan Moyudan dan
alasan pemilihan lokasi ini karena terdapat masalah yang sesuai dengan
topik penelitian mengenai miskonsepsi. Proses penentuan subjek
penelitian ini sesuai dengan materi yang telah ditentukan, materi IPA
fisika yang terdapat di kelas V semester 2. Maka dari itu, objek yang
digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas V.
Sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan tabel Krejcie
dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95% terhadap populasi dan
kesalahan 5 %. Populasi seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Moyudan Kabupaten Sleman semester genap tahun pelajaran 2014/2015
yang berjumlah 236 siswa. Berdasarkan populasi yang ada, maka diambil
sampel sebesar 132 siswa karena populasi siswa SD Negeri se-
Kecamatan Moyudan mendekati populasi 200 yang sudah ditetapkan
pada tabel Krejcie dan Morgan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
tes dan non tes. Instrumen tes dalam penelitian ini berupa soal pilihan
ganda. Instrumen tes yag telah dibuat harus memenuhi dua syarat yaitu
validitas dan reabilitas untuk mengetahui kelayakan instrumen. Validitas
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas isi, validitas muka,
dan validitas konstruk.
Uji validitas isi perangkat pembelajaran berupa 50 soal pilihan
ganda diujikan menggunakan cara yang sering disebut dengan expert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
judgment. Terdapat empat ahli yang dipilih untuk melakukan validitas isi
yaitu 2 dosen dari Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata
Dharma dan 2 guru kelas V SD. Uji validitas muka berupa soal yang
telah divalidasi oleh para ahli terdiri dari 38 soal pilihan ganda. Validitas
muka pada instrumen tes dilakukan kepada 5 siswa kelas V SD Negeri
Candiroto 1, Temanggung. Uji validitas konstruk berupa soal yang telah
lolos uji validitas isi. Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan
pada 40 siswa kelas V SD yang tidak digunakan sebagai sampel
penelitian. Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan
Microsoft Excel dan dihitung menggunakan program SPSS versi 20.
Berdasarkan hasil perhitungan terdapat 21 item soal pilihan ganda yang
dinyatakan valid.
Selain uji validitas juga dilakukan uji reliabilitas menggunakan
cronbach alpha dan pengujian dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, soal pilihan ganda yang sudah valid
dinyatakan reliabel. Dengan kooefisien reliabilitas yang diperoleh soal
pilihan ganda sebesar 0,791. Setelah uji validitas dan reliabilitas peneliti
harus memilih soal yang sudah dinyatakan valid dan harus melakukan
revisi untuk beberapa soal yang tidak valid karena terdapat indikator
yang semua soalnya tidak valid. Revisi dilakukan agar masing-masing
indikator dapat mewakili minimal satu soal.
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa
daftar cek dan pedoman wawancara. Daftar cek yang digunakan dalam
penelitian ini hanya dengan memberikan tanda centang setiap
pemunculan gejala yang dimaksud melalui rekap atau pendataan data dari
daftar sekolah. Pedoman wawancara digunakan untuk memudahkan
peneliti dalam mewawancarai guru kelas V. Wawancara dilakukan
kepada Ibu Rosalia D. Murdijanie, S.Pd. SD guru kelas V di SD Negeri
Ngijon I pada tanggal 8 Mei 2015. Berdasarkan hasil wawancara peneliti
mendapatkan informasi bahwa para siswa mengalami kesulitan dan
kendala dalam mempelajari materi IPA fisika, sehingga masih banyak
siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Selain itu, kesulitan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
kendala dalam pembelajaran IPA siswa kelas V karena rendahnya
penguasaan konsep IPA pada materi IPA fisika yang diajarkan pada
semester genap.
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 25
Mei 2015 sampai 30 Mei 2015. Soal yang diujikan berjumlah 20 soal
pilihan ganda. Sebelum mengerjakan soal siswa harus mengisi identitas
siswa dan identitas orang tua. Selanjutnya, siswa bisa memulai untuk
mengerjakan soal dengat waktu pengerjaan soal 90 menit. Dalam
mengerjakan soal pilihan ganda siswa harus memilih jawaban dengan
memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar. Selanjutnya, siswa harus melingkari poin yakin benar (jika siswa
yakin dengan jawaban yang telah dipilihnya) atau tidak yakin benar (jika
siswa tidak yakin dengan jawaban yang telah dipilihnya) dari setiap soal
pilihan ganda. Pelaksanaan tes lebih rinci dijelaskan pada tabel 4.1
sebagai berikut.
Tabel 4.1 Daftar Pelaksanaan Tes
No Hari/ Tanggal Waktu Lokasi
1 Senin, 25 Mei 2015 07.30 – 09.00 SD Negeri Ngijon 3
09.30 – 11.00 SD Negeri Malangan
11.30 – 13.00 SD Negeri Nglahar
2 Selasa, 26 Mei 2015 11.30 – 13.00 SD Negeri Kaliduren
3 Rabu, 27 Mei 2015 09.30 – 11.00 SD Negeri Sumberagung
11.30 – 13.00 SD Negeri Sejati
4 Kamis, 28 Mei 2015 07.30 – 09.00 SD Negeri Ngijon 2
09.30 – 11.00 SD Negeri Ngringin
5 Jumat, 29 Mei 2015 07.30 – 09.00 SD Negeri Ngijon 1
09.30 – 11.00 SD Negeri Pendulan
6 Sabtu, 30 Mei 2015 07.30 – 09.00 SD Negeri Moyudan
09.30 – 11.00 SD Negeri Sumberrahayu
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini
dilaksanakan di 12 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten
Sleman. Waktu yang digunakan untuk pengambilan data membutuhkan
waktu selama 1 minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Dekripsi Reponden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Moyudan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak
hanya berupa hasil tes atau jawaban siswa, melainkan juga data mengenai
jenis kelamin siswa. Data ini digunakan untuk mengetahui adanya
perbedaan miskonsepsi jika dilihat dari jenis kelamin siswa. Data
mengenai jenis kelamin siswa dapat diihat lebih jelas dalam tabel 4.2
sebagai berikut.
Tabel 4.2 Data Mengenai Jenis Kelamin Siswa
No Nama SD
Jumlah
Sampel
Penelitian
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 SD Negeri Ngijon 1 12 5 7
2 SD Negeri Ngijon 2 15 7 8
3 SD Negeri Ngijon 3 7 2 5
4 SD Negeri Malangan 13 9 4
5 SD Negeri
Sumberagung 11 3 8
6 SD Negeri Kaliduren 17 9 8
7 SD Negeri Nglahar 5 3 2
8 SD Negeri Sejati 7 4 3
9 SD Negeri Moyudan 12 6 6
10 SD Negeri
Sumberrahayu 8 3 5
11 SD Negeri Pendulan 20 9 11
12 SD Negeri Ngringin 5 2 3
Jumlah 132 62 70
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini ada 132 siswa. Berdasarkan data yang
telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat 62 siswa dengan jenis
kelamin laki-laki dan 70 siswa dengan jenis kelamin perempuan.
3. Deskripsi Data Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD se-
Kecamatan Moyudan
Deskripsi data dalam penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan miskonsepsi yang dialami siswa kelas V SD se-
Kecamatan Moyudan dalam menyelesaikan soal IPA fisika semester 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda.
Deskripsi data untuk soal pilihan ganda disajikan dan dianalisis
berdasarkan Kompetensi Dasarnya. Terdapat 6 KD (Kompetensi Dasar)
yang akan dibahas, yaitu KD 5.1 , 5.2, 6.1, 6.2, 7.1, dan 7.3.
a. KD 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan
energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya
magnet)
Siswa diuji dengan memberikan 3 soal yang mewakili 2
indikator untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 5.1. Jawaban
yang didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam
tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.1
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
1 5.1.1
Menyebut-
kan
macam-
macam
gaya
melalui
percobaan.
1 B A. gravitasi 0 0%
Yakin Benar 0 0%
Tidak Yakin
Benar 0 0%
B. magnet 129 97,7%
Yakin Benar 129 97,7%
Tidak Yakin
Benar 0 0%
C. gesek 2 1,5%
Yakin Benar 2 1,5% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 0 0%
D. pegas 1 0,8%
Yakin Benar 1 0,8% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 0 0%
2 5.1.2
Mengiden-
tifikasi
faktor-
faktor
yang
mempe-
ngaruhi
gaya.
2 B A. benda
memiliki
berat
9 6,8%
Yakin Benar 7 5,3% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 2 1,5%
B. benda
cepat
mengala-
65 49,2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
mi pelapu-
kan
Yakin Benar 55 41,7%
Tidak Yakin
Benar 10 7,6%
C. benda
jatuh ke
bawah
20 15,2%
Yakin Benar 17 12,9% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 3 2,3%
D. permuka-
an air
selalu
datar
38 28,8%
Yakin Benar 29 22,0% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 9 6,8%
3 D A. 1 25 18,9%
Yakin Benar 18 13,6% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 7 5,3%
B. 2 20 15,2%
Yakin Benar 15 11,4% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 5 3,8%
C. 3 30 22,7%
Yakin Benar 23 17,4% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 7 5,3%
D. 4 57 43,2%
Yakin Benar 51 38,6%
Tidak Yakin
Benar 6 4,5%
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa indikator 5.1.1 tentang
macam-macam gaya melalui percobaan diwakili oleh satu soal.
Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan
Moyudan dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah dan
menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu yakin benar.
Pada soal nomor 1, sebanyak 129 siswa dengan persentase yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
tinggi yaitu 97,7% mempunyai konsep yang benar dengan memilih
jawaban B dan yakin benar, bahwa percobaan paku-paku kecil dapat
menempel pada paku besar karena adanya gaya magnet. Siswa yang
mengalami miskonsepsi pada soal nomor 1 sebanyak 3 siswa dengan
persentase yang cukup rendah yaitu 2,3%, ada 2 siswa atau 1,5%
yang menjawab pilihan C (gesek) dengan yakin benar, dan 1 siswa
atau 0,8% menjawab D (pegas) dengan yakin benar. Jawaban salah
yang paling banyak adalah jawaban C, artinya lebih banyak siswa
yang mengalami miskonsepsi dengan memiliki konsep bahwa
percobaan paku-paku kecil dapat menempel pada paku besar karena
adanya gaya gesek.
Indikator 5.1.2 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
gaya terdiri dari dua soal. Pada soal nomor 2 tentang yang bukan
termasuk gaya gravitasi terhadap benda, sebanyak 55 siswa dengan
persentase 41,7% mempunyai konsep yang benar dengan memilih
jawaban benar dan yakin benar yaitu B (benda cepat mengalami
pelapukan). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 2,
sebayak 53 siswa dengan persentase 40,2% menjawab salah, ada 7
siswa atau 5,3% yang menjawab A (benda memiliki berat) dengan
yakin benar, 17 siswa atau 12,9% menjawab C (benda jatuh ke
bawah) dengan yakin benar, dan 29 siswa atau 22,0% menjawab D
(permukaan air selalu datar) dengan yakin benar. Jawaban salah
yang paling banyak adalah jawaban D, artinya lebih banyak siswa
yang mengalami miskonsepsi dengan memiliki konsep bahwa yang
bukan termasuk gaya gravitasi terhadap benda adalah permukaan air
selalu datar.
Soal nomor 3 tentang yang bukan termasuk cara untuk
memperbesar gaya gesek, sebanyak 51 siswa dengan persentase
38,6% menjawab benar dan yakin benar yaitu D (memperhalus
permukaan benda). Pada soal nomor 3 sebanyak 56 siswa dengan
persentase 42,4% mengalami miskonsepsi, ada 18 siswa atau 13,6%
yang menjawab A (melapisi permukaan benda dengan karet) dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
yakin benar, 15 siswa atau 11,4% menjawab B (memperluas bidang
permukaan) dengan yakin benar, dan 23 siswa atau 17,4% menjawab
C (memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola) dengan
yakin benar. Jawaban salah yang paling banyak adalah jawaban C,
artinya lebih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dengan
memiliki konsep bahwa yang bukan termasuk cara untuk
memperbesar gaya gesek adalah memberi pul atau paku-paku pada
sepatu sepak bola.
b. KD 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 5.2, siswa diuji
dengan memberikan 5 soal yang mewakili 3 indikator. Jawaban yang
didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel
4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Data Miskonsepsi Siswa KD 5.2
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
1 5.2.1
Mengiden-
tifikasi
ciri-ciri
pesawat
sederhana.
4 B A. Pengung-
kit yang
bebannya
terletak di
antara
titik
tumpu dan
kuasa
30 22,7%
Yakin Benar 14 10,6% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 16 12,1%
B. Pengung-
kit yang
titik
tumpunya
terletak di
antara
beban dan
kuasa
68 51,5%
Yakin Benar 59 44,7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
Tidak Yakin
Benar 9 6,8%
C. Pengung-
kit yang
kuasanya
terletak di
antara
titik
tumpu dan
beban
19 14,4%
Yakin Benar 12 9,1% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 7 5,3%
D. Pengung-
kit yang
bebannya
terletak di
antara
kuasa dan
titik
tumpu
15 11,4%
Yakin Benar 8 6,1% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 7 5,3%
5 A A. beban
berada di
antara
titik
tumpu dan
kuasa
71 53,8%
Yakin Benar 62 47,0%
Tidak Yakin
Benar 9 6,8%
B. titik
tumpu
berada di
antara
beban dan
kuasa
29 22,0%
Yakin Benar 20 15,2% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 9 6,8%
C. kuasa
berada di
antara
22 16,7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
titik
tumpu dan
beban
Yakin Benar 15 11,4% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 7 5,3%
D. titik
tumpu,
beban, dan
kuasa
berada
pada suatu
tempat
10 7,6%
Yakin Benar 6 4,5% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 4 3,0%
6 A A. katrol
yang
dipasang
pada
tempat
tertentu
dengan
posisi
tetap
113 85,6%
Yakin Benar 105 79,5%
Tidak Yakin
Benar 8 6,1%
B. katrol
yang dapat
bergerak
bebas dan
dapat
dipindah-
pindah
10 7,6%
Yakin Benar 6 4,5% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 4 3,0%
C. gabungan
antara
katrol
tetap dan
katrol
lepas
4 3,0%
Yakin Benar 1 0,8% Miskonsepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
Tidak Yakin
Benar 3 2,3%
D. beberapa
roda
katrol
yang
disusun
secara
berdampi-
ngan
dalam satu
poros
5 3,8%
Yakin Benar 4 3,0% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 1 0,8%
2 5.2.2
Menyebut-
kan
contoh
jenis tuas
atau
pengung-
kit jenis
pertama.
7 A A. gunting 88 66.7%
Yakin Benar 78 59,1%
Tidak Yakin
Benar 10 7,6%
B. gerobak
pasir 13 9,8%
Yakin Benar 6 4,5% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 7 5,3%
C. sekop 18 13,6%
Yakin Benar 12 9,1% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 6 4,5%
D. pemecah
biji 13 9,8%
Yakin Benar 10 7,6% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 3 2,3%
3 5.2.3
Menyebu-
kan
penerapan
pesawat
sederhana
dalam
kehidupan
sehari-
hari.
8 C A. roda
berporos 2 1,5%
Yakin Benar 2 1,5% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 0 0%
B. katrol 1 0,8%
Yakin Benar 1 0,8% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 0 0%
C. bidang
miring 128 97,0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
Yakin Benar 127 96,2%
Tidak Yakin
Benar 1 0,8%
D. pengung-
kit 1 0,8%
Yakin Benar 1 0,8% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 0 0%
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa indikator 5.2.1 tentang ciri-
ciri pesawat sederhana diwakili oleh tiga soal yaitu soal nomor 4, 5,
dan 6. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan
Moyudan dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah dan
menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu yakin benar.
Soal nomor 4 membahas tentang pengungkit jenis pertama, sebanyak
59 siswa atau 44,7% mempunyai konsep yang benar dengan memilih
jawaban B dan menjawab dengan yakin benar yaitu gunting
merupakan jenis pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara
beban dan kuasa. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal
nomor 4 sebanyak 34 siswa atau 25,8% yang menjawab salah,
terdapat 14 siswa atau 10,6% yang menjawab A (gunting termasuk
pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa)
dengan yakin benar, 12 siswa atau 9,1% menjawab C (gunting
termasuk pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu
dan beban) dengan yakin benar, dan 8 siswa atau 6,1% menjawab D
(gunting termasuk pengungkit yang bebannya terletak di antara
kuasa dan titik tumpu) dengan yakin benar. Jawaban salah yang
paling banyak adalah jawaban A, artinya lebih banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi dengan memiliki konsep bahwa gunting
merupakan jenis pengungkit yang bebannya terletak di antara titik
tumpu dan kuasa.
Pada soal nomor 5 membahas tentang pengungkit jenis
kedua, sebanyak 62 atau 47,0% mempunyai konsep yang benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dengan memilih jawaban A dan menjawab dengan yakin benar
bahwa gerobak dorong termasuk jenis pengungkit dengan posisi
beban berada di antara titik tumpu dan kuasa. Siswa yang mengalami
miskonsepsi pada soal nomor 5 sebanyak 41 siswa atau 31,1% yang
menjawab salah, terdapat 20 siswa atau 15,2% yang menjawab B
(gerobak dorong termasuk jenis pengungkit dengan posisi titik
tumpu berada di antara beban dan kuasa) dengan yakin benar, 15
siswa atau 11,4% yang menjawab C (gerobak dorong termasuk jenis
pengungkit dengan posisi kuasa berada di antara titik tumpu dan
beban) dengan yakin benar, dan 6 siswa atau 4,5% yang menjawab D
(gerobak dorong termasuk jenis pengungkit dengan posisi titik
tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat) dengan yakin
benar. Jawaban salah yang paling banyak adalah jawaban B, artinya
lebih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dengan memiliki
konsep bahwa gerobak dorong termasuk jenis pengungkit dengan
posisi titik tumpu berada di antara beban dan kuasa.
Soal nomor 6 menjelaskan tentang katrol, terdapat 105 siswa
dengan persentase yang cukup tinggi yaitu 79,5% mempunyai
konsep yang benar dengan memilih jawaban A dan menjawab
dengan yakin benar bahwa ciri-ciri katrol tetap adalah katrol yang
dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap. Pada soal nomor
6 ini terdapat 11 siswa dengan persentase yang rendah yaitu 8,3%
yang mengalami miskonsepsi, ada 6 siswa atau 4,5% yang menjawab
B (katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindah-pindahkan)
dengan yakin benar, ada 1 siswa atau 0,8% menjawab C (gabungan
antara katrol tetap dan katrol lepas) dengan yakin benar, dan 4 siswa
atau 3,0% yang menjawab D (beberapa roda katrol yang disusun
secara berdampingan dalam satu poros) dengan yakin benar.
Jawaban salah yang paling banyak adalah jawaban B, artinya lebih
banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dengan memiliki konsep
bahwa ciri-ciri katrol tetap adalah katrol yang dapat bergerak bebas
dan dapat dipindah-pindahkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Pada indikator 5.2.2 tentang contoh jenis tuas atau
pengungkit jenis pertama hanya diwakili oleh satu soal. Soal nomor
7 membahas tentang contoh tuas jenis pertama dengan jawaban
benar A (gunting), ada 78 siswa dengan persentase 59,1% yang
memiliki konsep benar dan menjawab dengan yakin benar. Sebanyak
28 siswa dengan persentase 21,2% yang mengalami miskonsepsi,
terdapat 6 siswa atau 4,5% menjawab B (gerobak pasir) dengan
yakin benar, 12 siswa atau 9,1% menjawab C (sekop) dengan yakin
benar, dan 10 siswa atau 7,6% menjawab D (pemecah biji) dengan
yakin benar. Jawaban salah yang paling banyak adalah jawaban C,
artinya lebih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dengan
memiliki konsep bahwa contoh tuas jenis pertama adalah sekop.
Indikator 5.2.3 tentang penerapan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari juga diwakili oleh satu soal. Pada soal nomor
8, sebanyak 127 dengan persentase yang tinggi yaitu 96,2%. Dari
96,2% tersebut siswa memiliki konsep yang benar dan memilih
jawaban C dengan yakin benar bahwa jalan di pegunungan dibuat
berkelok-kelok merupakan prinsip penerapan bidang miring. Soal
nomor 8 ini hanya 4 siswa dengan persentase cukup rendah yaitu
3,1% mengalami miskonsepsi, ada 2 siswa atau 1,5% yang
menjawab A (roda berporos) dengan yakin benar, 1 siswa atau 0,8%
yang menjawab B (katrol) dan menjawab D (pengungkit) dengan
yakin benar. Jawaban salah yang paling banyak adalah jawaban A,
artinya lebih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dengan
memiliki konsep bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok
merupakan prinsip penerapan roda berporos.
c. KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Siswa diuji dengan memberikan 5 soal yang mewakili 2
indikator untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 6.1. Jawaban
yang didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam
tabel 4.5 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 4.5 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.1
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
1 6.1.1
Menyebut-
kan sifat-
sifat
cahaya.
9 C A. Pantulan
sinar
kendaraan
bermotor
pada
malam
hari
25 18,9%
Yakin Benar 19 14,4% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 6 4,5%
B. Rambatan
cahaya
matahari
yang
menembus
genting
kaca
47 35,6%
Yakin Benar 39 29,5% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 8 6,1%
C. Terben-
tuknya
pelangi
setelah
hujan
45 34,1%
Yakin Benar 39 29,5%
Tidak Yakin
Benar 6 4,5%
D. sorot
lampu
senter
ketika
sedang
mati
lampu
15 11,4%
Yakin Benar 9 6,8% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 6 4,5%
10 A A. peristiwa
pengurai-
an cahaya
putih
menjadi
62 47,0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
berbagai
cahaya
berwarna
Yakin Benar 49 37,1%
Tidak Yakin
Benar 13 9,8%
B. peristiwa
terpantul-
nya
cahaya
matahari
terhadap
bulir-bulir
air hujan
19 14,4%
Yakin Benar 15 11,4% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 4 3,0%
C. peristiwa
terbiasnya
cahaya
putih oleh
air hujan
25 18,9%
Yakin Benar 18 13,6% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 7 5,3%
D. peristiwa
terpantul-
nya
cahaya
putih
menjadi
berbagai
cahaya
berwarna
26 19,7%
Yakin Benar 14 10,6% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 12 9,1%
2 6.1.2
Menjelas-
kan sifat
bayangan
pada
cermin.
11 B A. lebih jauh 10 7,6%
Yakin Benar 7 5,3% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 3 2,3%
B. sama 97 73,5%
Yakin Benar
90 68,2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
Tidak Yakin
Benar 7 5,3%
C. dekat 20 15,2%
Yakin Benar 15 11,4% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar
5
3,8%
D. sangat
dekat 5 3,8%
Yakin Benar 4 3,0% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 1 0,8%
12 D A. bayangan
yang
arahnya
terbalik
terhadap
bendanya
53 40,2%
Yakin Benar 32 24,2% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 21 15,9%
B. bayangan
yang
letaknya di
depan
cermin
atau di
belakang
lensa
7 5,3%
Yakin Benar 4 3,0% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 3 2,3%
C. bayangan
yang
terbentuk
oleh sinar-
sinar
pantul
19 14,4%
Yakin Benar 8 6,1% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 11 8,3%
D. bayangan
yang dapat
kita lihat
dalam
53 40,2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
cermin,
tetapi di
tempat
bayangan
tersebut
tidak
terdapat
cahaya
pantul
Yakin Benar 33 25,0%
Tidak Yakin
Benar 20 15,2%
13 A A. semu,
tegak, dan
diperkecil
53 40,2%
Yakin Benar 47 35,6%
Tidak Yakin
Benar 6 4,5%
B. semu,
tegak, dan
diperbesar
16 12,1%
Yakin Benar 15 11,4% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 1 0,8%
C. nyata dan
terbalik 6 4,5%
Yakin Benar 5 3,8% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 1 0,8%
D. nyata,
tegak, dan
diperkecil
56 42,4%
Yakin Benar 49 37,1% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 7 5,3%
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa soal nomor 9 dan 10 mewakili
indikator 6.1.1 tentang sifat-sifat cahaya. Terjadinya miskonsepsi
pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Moyudan dapat dilihat dari
pilihan jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya bahwa
jawaban yang dipilih itu yakin benar. Pada soal nomor 9 membahas
tentang sifat cahaya yang merambat lurus, ternyata dari jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
siswa masih banyak yang salah konsep. Hal tersebut terbukti dari
132 siswa, sebanyak 39 siswa dengan persentase 29,5% yang
memiliki konsep benar dengan memilih jawaban C dan menjawab
dengan yakin benar yaitu terbentuknya pelangi setelah hujan.
Sementara itu, siswa yang mengalami miskonsepsi ada 67 siswa
dengan persentase 50,7%. Siswa yang menjawab A (pantulan sinar
kendaraan) dengan yakin benar ada 19 siswa atau 14,4%, siswa yang
menjawab B (rambatan cahaya matahari yang menembus genting
kaca) dengan yakin benar ada 39 siswa dengan persentase yang
cukup tinggi yaitu 29,5%, dan yang menjawab D (sorotan lampu
senter ketika sedang mati lampu) dengan yakin benar ada 9 siswa
atau 6,8%. Jawaban salah yang paling banyak adalah jawaban B,
artinya lebih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dengan
memiliki konsep bahwa peristiwa yang tidak menunjukkan cahaya
merambat lurus adalah rambatan cahaya matahari yang menembus
genting kaca.
Soal nomor 10, sebanyak 49 siswa atau 37,1% memiliki
konsep yang benar dan memilih jawaban A dengan yakin benar
bahwa dispersi cahaya adalah peristiwa penguraian cahaya putih
menjadi berbagai cahaya berwarna. Sebanyak 47 siswa atau 35,6%
mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab B (peristiwa
terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan) dengan
yakin benar ada 15 siswa atau 11,4%, menjawab C (peristiwa
terbiasnya cahaya putih oleh air hujan) dengan yakin benar ada 18
siswa atau 13,6%, dan yang menjawab D (peristiwa terpantulnya
cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna) dengan yakin benar
ada 14 siswa atau 10,6%. Jawaban salah yang paling banyak adalah
jawaban C, artinya lebih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi
dengan memiliki konsep bahwa dispersi cahaya adalah peristiwa
terbiasnya cahaya putih oleh air hujan.
Soal nomor 11, 12, dan 13 mewakili indikator 6.1.2 tentang
sifat bayangan pada cermin. Pada soal nomor 11 tentang konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
cermin datar jawaban benar yaitu ketika seseorang sedang bercermin
pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin sama dengan
jarak bayangan dengan cermin (B). Berdasarkan hasil jawaban siswa
pada soal nomor 11 terdapat 90 siswa yang memiliki konsep benar
dan menjawab dengan yakin benar yaitu 68,2%. Sementara itu, ada
26 siswa dengan persentase 19,7% yang mengalami miskonsepsi.
Siswa yang menjawab A (lebih jauh) dengan yakin benar ada 7 siswa
atau 5,3%, menjawab C (dekat) dengan yakin benar ada 15 siswa
atau 11,4%, dan menjawab D (sangat dekat) dengan yakin benar ada
4 siswa atau 3,0%. Jawaban salah yang paling banyak adalah
jawaban C, artinya lebih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi
dengan memiliki konsep bahwa ketika seseorang sedang bercermin
pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin dekat dengan
jarak bayangan dengan cermin.
Sebanyak 33 siswa atau 25,0% memiliki konsep yang benar
pada soal nomor 12 tentang konsep bayangan maya. Siswa yang
memiliki konsep benar akan memilih jawaban D dan menjawab
dengan yakin benar bahwa yang dimaksud dengan bayangan maya
adalah bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat
bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul. Pada soal nomor 12
ini terdapat 44 siswa atau 33,3% mengalami miskonsepsi, ada 32
siswa atau 24,2% menjawab A (bayangan yang arahnya terbalik
terhadap bendanya) dengan yakin benar, ada 4 siswa atau 3,0%
menjawab B (bayangan yang letaknya di depan cermin atau di
belakang lensa) dengan yakin benar, dan ada 8 atau 6,1% yang
menjawab C (bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul)
dengan yakin benar. Jawaban salah yang paling banyak adalah
jawaban A, artinya lebih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi
dengan memiliki konsep bahwa yang dimaksud dengan bayangan
maya adalah bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya.
Soal nomor 13 yang menjelaskan sifat bayangan yang
dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor, terdapat 47 siswa atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
35,6% yang mempunyai konsep yang benar dengan memilih
jawaban A (semu, tegak, dan diperkecil) dan yakin benar. Sebanyak
69 siswa dengan persentase cukup tinggi yaitu 52,3% yang
mengalami miskonsepsi, terdapat 15 siswa atau 11,4% menjawab B
(semu, tegak, dan diperbesar) dengan yakin benar, 5 siswa atau 3,8%
menjawab C (nyata dan terbalik) dengan yakin benar, dan 49 siswa
atau 37,1% menjawab D (nyata, tegak, dan diperkecil) dengan yakin
benar. Jawaban salah yang paling banyak adalah jawaban D, artinya
lebih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dengan memiliki
konsep bahwa sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada
mobil/motor adalah nyata, tegak, dan diperkecil.
d. KD 6.2 membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau
lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat
cahaya
Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 6.2, siswa diuji
dengan memberikan 2 soal yang mewakili 1 indikator. Jawaban yang
didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel
4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.6 Data Miskonsepsi Siswa KD 6.2
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
1 6.2.1
Mengeta-
hui alat
dan bahan
yang
digunakan
untuk
membuat
karya/
model
yang
menerap-
kan sifat-
sifat
14 B A. Lup 24 18,2%
Yakin Benar 18 13,6% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 6 4,5%
B. periskop 71 53,8%
Yakin Benar 54 40,9%
Tidak Yakin
Benar 17 12,9%
C. kaca mata 16 12,1%
Yakin Benar 12 9,1% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 4 3,0%
D. mikroskop 21 15,9%
Yakin Benar 16 12,1% Miskonsepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
cahaya. Tidak Yakin
Benar 5 3,8%
15 C A. gunting
dan lem 7 5,3%
Yakin Benar 4 3,0% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 3 2,3%
B. karton dan
isolasi 19 14,4%
Yakin Benar 14 10,6% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 5 3,8%
C. kotak pasta
gigi dan
cermin
57 43,2%
Yakin Benar 49 37,1%
Tidak Yakin
Benar 8 6,1%
D. cermin dan
lem 49 37,1%
Yakin Benar 42 31,8% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 7 5,3%
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa indikator 6.2.1 tentang alat
dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang
menerapkan sifat-sifat cahaya diwakili oleh dua soal yaitu soal
nomor 14 dan 15. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-
Kecamatan Moyudan dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang
salah dan menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu
yakin benar. Jawaban benar pada soal nomor 14 yaitu alat yang arah
pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat
tidak harus berada di depan mata disebut periskop (B). Berdasarkan
hasil jawaban terdapat 54 siswa dengan persentase 40,9% yang
mempunyai konsep yang benar dan menjawab dengan yakin benar.
Sementara itu, terdapat 46 siswa atau 34,8% siswa yang mengalami
miskonsepsi, ada 18 siswa atau 13,6% memilih jawaban A (lup)
dengan yakin benar, 12 siswa atau 9,1% memilih jawaban C (kaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
mata) dengan yakin benar, dan 16 siswa atau 12,1% memilih
jawaban D (mikroskop) dengan yakin benar. Jawaban salah yang
paling banyak adalah jawaban A, artinya lebih banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi dengan memiliki konsep bahwa alat yang
arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang
dilihat tidak harus berada di depan mata disebut lup.
Soal nomor 15 ini membahas tentang bahan utama yang
digunakan untuk membuat model periskop adalah kotak pasta gigi
dan cermin (C). Sebanyak 49 siswa atau 37,1% memiliki konsep
benar dan menjawab dengan yakin benar, sedangkan 60 siswa atau
45,4% mengalami miskonsepsi. Terdapat 4 siswa atau 3,0% yang
memilih jawaban A (guntuing dan lem) dengan yakin benar, 14
siswa atau 10,6% memilih jawaban B (karton dan isolasi) dengan
yakin benar, dan 42 siswa atau 31,8% memilih jawaban D (cermin
dan lem). Jawaban salah yang paling banyak adalah jawaban D,
artinya lebih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dengan
memiliki konsep bahwa bahan utama yang digunakan untuk
membuat model periskop adalah cermin dan lem.
e. KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena
pelapukan
Siswa diuji dengan memberikan 4 soal yang mewakili 2
indikator untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 7.1. Jawaban
yang didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam
tabel 4.7 sebagai berikut.
Tabel 4.7 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.1
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
1 7.1.1
Menggo-
longkan
jenis-jenis
batuan.
16 A A. 1, 2, dan
3 39 29,5%
Yakin Benar 30 22,7%
Tidak Yakin
Benar 9 6,8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
B. 1, 2, dan
4 39 29,5%
Yakin Benar 21 15,9% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 18 13,6%
C. 2, 3, dan
4 30 22,7%
Yakin Benar 18 13,6% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 12 9,1%
D. 1, 3, dan
4 24 18,2%
Yakin Benar 16 12,1% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 8 6,1%
17 D A. batuan
yang
terben-
tuk dari
magma
yang
membe-
ku
46 34,8%
Yakin Benar 28 21,2% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 18 13,6%
B. batuan
yang
terben-
tuk dari
proses
pengen-
dapan
magma
29 22,0%
Yakin Benar 22 16,7% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 7 5,3%
C. batuan
yang
terben-
tuk
karena
menga-
lami
pening-
41 31,1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
katan
tekanan
atau
suhu
Yakin Benar 30 22,7% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 11 8,3%
D. batuan
yang
terben-
tuk dari
proses
pengen-
dapan
lumpur
dan
mineral
dalam
air
sungai
16 12,1%
Yakin Benar 8 6,1%
Tidak Yakin
Benar 8 6,1%
2 7.1.2
Menjelas-
kan proses
pembentuk
an tanah
karena
pelapukan.
18 A A. proses
pelapu-
kan
batuan
karena
penga-
ruh
suhu,
hujan,
dan
angin
73 55,3%
Yakin Benar 57 43,2%
Tidak Yakin
Benar 16 12,1%
B. pelapu-
kan
yang
terjadi
karena
peran
makhluk
hidup
31 23,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
Yakin Benar 22 16,7% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 9 6,8%
C. pelapu-
kan
yang
mengha-
silkan
peruba-
han zat
mineral
pemben-
tuk
batuan
20 15,2%
Yakin Benar 11 8,3% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 9 6,8%
D. proses
pelapu-
kan
batuan
karena
hujan
deras
dan arus
air
8 6,1%
Yakin Benar 4 3,0% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 4 3,0%
19 D A. lumut,
lumut
kerak,
akar
tanaman
dan
batuan
49 37,1%
Yakin Benar 41 31,1% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 8 6,1%
B. lumut,
angin,
lumut
kerak,
dan akar
tanaman
13 9,8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
Yakin Benar 5 3,8% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 8 6,1%
C. akar
tanaman
humus
dari
daun,
batuan,
dan
lumut
22 16,7%
Yakin Benar 13 9,8% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 9 6,8%
D. lumut
kerak,
lumut,
humus
dari
daun,
dan akar
tanaman
48 36,4%
Yakin Benar 38 28,8%
Tidak Yakin
Benar 10 7,6%
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa indikator 7.1.1 tentang jenis-
jenis batuan yang diwakili oleh dua soal yaitu soal nomor 16 dan 17.
Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan
Moyudan dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah dan
menurut keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu yakin benar.
Pada soal nomor 16, sebanyak 30 siswa dengan persentase 22,7%
mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban A dan
yakin benar bahwa ciri-ciri batuan granit adalah terbentuknya dari
lava yang membeku dengan sangat lama, dapat digunakan untuk
pelapis dinding atau ubin, dan tidak mengandung banyak gas. Siswa
yang mengalami miskonsepsi ada 55 dengan persentase 41,6%. Dari
41,6% yang memilih jawaban salah ada 21 siswa atau 15,9%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
menjawab B (terbentuknya dari lava yang membeku dengan sangat
lama, dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin, dan
terbentuknya dari endapan air sungai) dengan yakin benar, 18 siswa
atau 13,6% menjawab C (dapat digunakan untuk pelapis dinding
atau ubin, tidak mengandung banyak gas, dan terbentuknya dari
endapan air sungai) dengan yakin benar, dan 16 atau 12,1%
menjawab D (terbentuknya dari lava yang membeku dengan sangat
lama, tidak mengandung banyak gas, dan terbentuknya dari endapan
air sungai) dengan yakin benar. Jawaban salah yang paling banyak
adalah jawaban B, artinya lebih banyak siswa yang mengalami
miskonsepsi dengan memiliki konsep bahwa ciri-ciri batuan granit
adalah terbentuknya dari lava yang membeku dengan sangat lama,
dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin, dan terbentuknya
dari endapan air sungai.
Pada soal nomor 17 membahas tentang pengertian batuan
sedimen, ternyata dari jawaban siswa masih banyak yang salah
konsep. Hal tersebut terbukti hanya 8 siswa dengan persentase yang
sangat rendah yaitu 6,1% memiliki konsep benar dengan memilih
jawaban D dan yakin benar yaitu batuan yang terbentuk dari proses
pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai. Sementara itu,
siswa yang mengalami miskonsepsi ada 80 siswa atau 60,6%.
Terdapat 28 siswa atau 21,2% yang memilih jawaban A (batuan
yang terbentuk dari magma yang membeku) dengan yakin benar, 22
siswa atau 16,7% memilih jawaban B (batuan yang terbentuk dari
proses pengendapan magma) dengan yakin benar, dan 30 siswa atau
22,7% memilih jawaban C (batuan yang terbentuk karena mengalami
peningkatan tekanan atau suhu) dengan yakin benar. Jawaban salah
yang paling banyak adalah jawaban C, artinya lebih banyak siswa
yang mengalami miskonsepsi dengan memiliki konsep bahwa batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk karena mengalami
peningkatan tekanan atau suhu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Pada soal nomor 18 dan 19 mewakili indikator 7.1.2 tentang
proses pembentukan tanah karena pelapukan. Soal nomor 18 tentang
pengertian pelapukan fisis terdapat 57 siswa dengan persentase
43,2% yang memiliki konsep benar. Dari 43,2% tersebut, siswa
memilih jawaban benar A dan menjawab dengan yakin benar yaitu
proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin.
Sementara itu, terdapat 37 siswa dengan persentase 28% yang
mengalami miskonsepsi pada konsep pelapukan fisis. Siswa yang
menjawab B (pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup)
dengan yakin benar ada 22 siswa atau 16,7%, menjawab C
(pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk
batuan) dengan yakin benar ada 11 siswa atau 8,3%, dan menjawab
D (proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air) dengan
yakin benar ada 4 siswa atau 3,0%. Jawaban salah yang paling
banyak adalah jawaban B, artinya lebih banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi dengan memiliki konsep bahwa pelapukan
fisis adalah pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup.
Pemahaman siswa tentang penyebab pelapukan biologi pada
soal nomor 19 masih banyak yang salah konsep. Terbukti hanya 38
siswa atau 28,8% yang menjawab benar dengan memilih jawaban D
dan menjawab dengan yakin benar yaitu lumut kerak, lumut, humus
dari daun dan akar tanaman. Sebanyak 59 siswa dengan persentase
44,7% mengalami miskonsepsi pada konsep pelapukan biologi, ada
41 siswa atau 31,1% menjawab A (lumut, lumut kerak, akar
tanaman, dan batuan) dengan yakin benar, 5 siswa atau 3,8%
menjawab B (lumut, angin, lumut kerak, dan akar tanaman) dengan
yakin benar, dan 13 siswa atau 9,8% menjawab C (akar tanaman,
humus dari daun, batuan, dan lumut) dengan yakin benar. Jawaban
salah yang paling banyak adalah jawaban A, artinya lebih banyak
siswa yang mengalami miskonsepsi dengan memiliki konsep bahwa
penyebab pelapukan biologi adalah (lumut, lumut kerak, akar
tanaman, dan batuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
f. KD 7.3 mendeskripsikan struktur bumi
Untuk mengetahui konsep siswa tentang KD 7.3, siswa diuji
dengan memberikan 1 soal yang mewakili 1 indikator. Jawaban yang
didapatkan untuk jenis soal tertulis pilihan ganda tersaji dalam tabel
4.8 sebagai berikut.
Tabel 4.8 Data Miskonsepsi Siswa KD 7.3
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
1 7.3.1
Mendes-
kripsikan
struktur
permu-
kaan
bumi.
20 D A. inti dalam
bumi,
kerak
bumi,
mantel
bumi, inti
luar bumi
42 31,8%
Yakin Benar 32 24,2% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 10 7,6%
B. kerak
bumi,
mantel
bumi, inti
dalam
bumi, inti
luar bumi
24 18,2%
Yakin Benar 21 15,9% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 3 2,3%
C. inti dalam
bumi, inti
luar bumi,
kerak
bumi,
mantel
bumi
18 13,6%
Yakin Benar 17 12,9% Miskonsepsi
Tidak Yakin
Benar 1 0,8%
D. inti dalam
bumi, inti
luar bumi,
mantel
48 36,4%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No Indikator
Nomor
Butir
Soal
Kunci
Jawaban
Jawaban
Siswa Jumlah Persentase Keterangan
bumi,
kerak
bumi
Yakin Benar 38 28,8%
Tidak Yakin
Benar 10 7,6%
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa indikator 7.3.1 tentang
struktur permukaan bumi terdiri dari satu soal. Terjadinya
miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Moyudan dapat
dilihat dari pilihan jawaban siswa yang salah dan menurut
keyakinannya bahwa jawaban yang dipilih itu yakin benar. Konsep
pada soal nomor 20 ini tentang lapisan penyusun bumi yang
diurutkan dari yang paling dalam. Dari 132 siswa hanya terdapat 38
dengan persentase yang sangat rendah yaitu 28,8% yang menjawab
benar dan memilih jawaban dengan yakin benar yaitu inti dalam
bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi (D). Sementara itu,
terdapat 70 siswa dengan persentase 53% mengalami miskonsepsi
pada konsep penyusun bumi. Dari 53% yang memilih jawaban A
(inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi) dengan
yakin benar ada 32 siswa atau 24,2%, siswa yang menjawab B
(kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi) dengan
yakin benar ada 21 siswa atau 15,9%, dan siswa yang menjawab C
(inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi) dengan
yakin benar ada 17 siswa atau 12,9%. Jawaban salah yang paling
banyak adalah jawaban A, artinya lebih banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi dengan memiliki konsep bahwa urutan
lapisan penyusun bumi yang paling dalam adalah inti dalam bumi,
kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
4. Uji Prasyarat Analisis untuk Melihat Perbedaan Miskonsepsi Siswa
Kelas V SD Dilihat dari Jenis Kelamin Siswa
a. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui sebaran datanya
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang dibantu program SPSS
versi 20. Data yang digunakan adalah data miskonsepsi IPA fisika
siswa kelas V SD se-Kecamatan Moyudan. Taraf signifikansi yang
digunakan adalah 0,05. Untuk hasil perhitungan uji normalitas dapat
dilihat lebih lanjut pada tabel 4.9 sebagai berikut.
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
No Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Jenis Kelamin 0,000 Tidak normal
2 Nilai 0,097 Normal
Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji normalitas yang menyatakan
bahwa nilai signifikansi untuk variabel jenis kelamin siswa
signifikansinya adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa data
variabel jenis kelamin tidak berdistribusi normal karena nilai
signifikansinya lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05. Untuk
variabel nilai siswa sebesar 0,097. Hal ini menunjukkan bahwa data
variabel nilai siswa berdistribusi normal karena nilai signifikansinya
lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05.
Data berdistribusi normal atau tidak juga dapat dilihat pada
gambar histogram tentang jenis kelamin dan nilai siswa. Gambar
histogram tentang jenis kelamin siswa dapat dilihat pada gambar 4.1
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Gambar 4.1 Histogram Jenis Kelamin Siswa
Gambar 4.1 menunjukkan histogram jenis kelamin siswa
yang menyatakan bahwa data berdistribusi tidak normal karena
kecondongan kiri dan kanan tidak seimbang dengan nilai skewnees
tidak mendekati 0. Sedangkan, data tentang nilai siswa dapat dilihat
pada gambar 4.2 sebagai berikut.
Gambar 4.2 Histogram Nilai Siswa
Gambar 4.2 menunjukkan histogram nilai siswa yang
menyatakan bahwa data berdistribusi normal karena kecondongan
seimbang dengan nilai skewnees mendekati 0.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui adanya
kesamaan variansi populasi atau data variabel homogen atau tidak.
Jika nilai disignifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
varian dari dua atau lebih dari kelompok data adalah sama. Uji
homogenitas didasarkan pada uji Levene Statistic dilakukan dengan
menggunakan program SPSS versi 20. Hasil perhitungan uji
homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas
Levene Statistic Sig. (2-tailed) Keterangan
0,267 0,606 Variansi homogen
Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji homogenitas yang
menyatakan bahwa nilai Levene Statistic adalah 0,267 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,606. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
signifikansinya lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dua kelompok data yaitu laki-
laki dan perempuan memiliki variansi yang sama atau variansi data
homogen.
5. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis merupakan langkah selanjutnya yang harus
ditempuh dari penelitian ini. Hipotesis dalam penelitian ini merupakan
jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya secara empirik. Uji
hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode statistik non parametik
karena data tidak berdistribusi normal. Maka dari itu, uji yang digunakan
adalah Two Independent Samples Test dengan uji Mann Whitney
(Priyatno, 2012:137).
Hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan Two Independent
Samples Test dengan uji Mann Whitney pada SPSS versi 20 dapat dilihat
pada tabel 4.11 sebagai berikut.
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis
Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan
Two Independent Samples Test
dengan uji Mann Whitney 0,607 Tidak ada perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel 4.11 menunjukkan hasil hipotesis menggunakan uji Mann
Whitney yang menyatakan bahwa harga sig (2-tailed) adalah 0,607. Hal
ini menunjukkan bahwa harga signifikansinya lebih besar dari 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak,
artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika dilihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan.
B. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V di SD Negeri se-
Kecamatan Moyudan bertujuan untuk mendeskripsikan adanya miskonsepsi
yang dialami siswa kelas V pada pelajaran IPA fisika semester 2 dan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin
siswa kelas V. Data analisis tersebut diperoleh dari hasil tes tertulis berupa
soal pilihan ganda. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk
mendapatkan deskripsi mengenai miskonsepsi yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal IPA fisika. Berdasarkan jawaban yang telah ditulis oleh
siswa terlihat bahwa siswa masih mengalami miskonsepsi pada beberapa
indikator atau konsep yang ditanyakan. Miskonsepsi menurut Suparno
(2005:8) adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui
oleh para ahli. Siswa yang dikatakan mengalami miskonsepsi dapat dilihat
dari pilihan jawaban siswa yang salah namun, menurut keyakinannya bahwa
jawaban yang dipilih itu yakin benar.
Rincian jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal pilihan
ganda dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut.
Tabel 4.12 Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Soal Pilihan Ganda
No Soal Jumlah Siswa yang Mengalami
Miskonsepsi Persentase
1 3 2,3%
2 53 40,2%
3 56 42,4%
4 34 25,8%
5 41 31,1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
No Soal Jumlah Siswa yang Mengalami
Miskonsepsi Persentase
6 11 8,3%
7 28 21,2%
8 4 3,1%
9 67 50,7%
10 47 35,6%
11 26 19,7%
12 44 33,3%
13 69 52,3%
14 46 34,8%
15 60 45,4%
16 55 41,6%
17 80 60,6%
18 37 28%
19 59 44,7%
20 70 53%
Apabila hasil miskonsepsi siswa yang terjadi pada soal pilihan ganda
disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut.
Gambar 4.3 Grafik Siswa yang Mengalami Miskonsepsi
pada Soal Pilihan Ganda
Berdasarkan tabel dan gambar grafik dapat dilihat bahwa seluruh nomor soal
pilihan ganda terjadi miskonsepsi. Miskonsepsi paling banyak terjadi pada
soal nomor 17, yaitu sebanyak 80 siswa. Selanjutnya, miskonsepsi juga
banyak terjadi pada soal nomor 2, 3, 5, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 19, dan 20.
2,3
40,2 42,4
25,8 31,1
8,3
21,2
3,1
50,7
35,6
19,7
33,3
52,3
34,8
45,4 41,6
60,6
28
44,7
53
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pe
rse
nta
se (
%)
No Soal
Grafik Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Soal PG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Sementara itu, miskonsepsi paling sedikit terjadi pada soal nomor 1 sebanyak
3 siswa dan soal nomor 8 sebanyak 4 siswa. Berdasarkan nomor soal tersebut,
siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep tentang gaya, pesawat
sederhana, cahaya, cermin, batuan, pelapukan, dan struktur bumi. Berikut
adalah deskripsi konsep yang mengalami miskonsepsi:
1. Miskonsepsi pada konsep gaya terlihat pada soal nomor 2 dan 3
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi gaya. Hal yang ditanyakan
pada soal nomor 2 yaitu yang bukan pengaruh gaya gravitasi terhadap
benda. Selain itu, pada soal nomor 3 tentang yang bukan termasuk cara
untuk memperbesar gaya gesek.
2. Miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana terlihat pada soal nomor 5
mengenai ciri-ciri pesawat sederhana. Hal yang dinyatakan pada soal
nomor 5 yaitu tentang posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada gerobak
pasik.
3. Miskonsepsi tentang cahaya terlihat pada soal nomor 9 dan 10 mengenai
sifat-sifat cahaya. Hal yang dinyatakan pada soal nomor 9 yaitu tentang
peristiwa yang tidak menunjukkan cahaya merambat lurus. Pada soal
nomor 10 menyatakan tentang pengertian dispersi cahaya. Selain itu,
pada soal nomor 14 dan 15 mengenai karya/ model yang menerapkan
sifat-sifat cahaya. Pada soal nomor 14 menyatakan tentang alat yang arah
pandangnya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak
harus berada di depan mata. Soal nomor 15 menyatakan bahan utama
yang digunakan untuk model periskop.
4. Miskonsepsi tentang konsep cermin terlihat pada soal nomor 12 dan 13
mengenai sifat bayangan pada cermin. Hal yang dinyatakan pada soal
nomor 12 yaitu tentang yang dimaksud dengan bayangan maya. Selain
itu, soal nomor 13 tentang sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion
pada mobil atau motor.
5. Miskonsepsi tentang konsep batuan terlihat pada soal nomor 16 dan 17
tentang jenis-jenis batuan. Hal yang dinyatakan pada soal nomor 16 yaitu
tentang ciri-ciri batuan granit, sedangkan soal nomor 17 tentang batuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
sedimen. Pada soal nomor 17 ini merupakan soal yang paling banyak
mengalami miskonsepsi.
6. Miskonsepsi tentang pelapukan terlihat pada soal nomor 19 mengenai
proses pembentukan tanah karena pelapukan. Hal yang dinyatakan pada
soal nomor 19 yaitu tentang penyebab pelapukan biologi.
7. Miskonsepsi tentang struktur bumi terlihat pada soal nomor 20. Hal yang
dinyatakan pada soal nomor 20 yaitu tentang urutan lapisan penyusun
bumi dari paling dalam.
Hasil analisis statistik serta uji hipotesis menggunakan Two
Independent Samples Test dengan uji Mann Whitney menunjukkan harga sig
(2-tailed) yang diperoleh adalah 0,607. Hal ini menunjukkan bahwa harga
signifikansinya lebih besar dari 0,05 yang menyatakan bahwa H0 diterima.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA
fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Moyudan.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka pertanyaan peneliti terkait
letak miskonsepsi dan ada tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA fisika
semester 2 dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Moyudan telah terjawab. Dari hasil pembahasan juga diketahui bahwa
pelajaran IPA fisika pada semester 2 tidaklah mudah. Selain itu, ada banyak
penyebab terjadinya miskonsepsi.
Secara umum miskonsepsi dapat disebabkan oleh siswa sendiri, guru
yang mengajar, konteks pembelajaran, cara mengajar, dan buku teks
(Suparno, 2005:29). Dari segi siswa itu sendiri, miskonsepsi dapat disebabkan
oleh prakonsepsi, intuisi yang salah, tahap perkembangan siswa, kemampuan
siswa, dan minat belajar siswa (Suparno, 2005: 34-42). Jadi belum tentu
kemampuan siswa yang dilihat berdasarkan perbedaan antara jenis kelamin
laki-laki dan perempuan menjadi penyebab adanya perbedaan miskonsepsi.
Hal itu dikarenakan banyak faktor yang lain yang menjadi penyebab
miskonsepsi misalnya tahap perkembangan siswa, minat belajar siswa, guru
yang mengajar, buku teks, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil analisis
data penelitian terkait miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V SD Negeri se-
Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman maka dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Moyudan mengalami
miskonsepsi hampir diseluruh materi IPA fisika yang diajarkan pada
semester 2 yaitu pada konsep tentang gaya, pesawat sederhana, cahaya,
cermin, batuan, pelapukan, dan struktur bumi.
2. Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA fisika yang dapat terlihat dari jenis
kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan.
B. Keterbatasan Penelitian
Berikut ini adalah keterbatasan yang dialami selama melakukan
penelitian:
1. Pemilihan jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian tidak
mendekati dengan jumlah populasi yang sudah ditetapkan pada tabel
Krejcie dan Morgan.
2. Penyusunan tes pilihan ganda tidak meminta siswa untuk menyertakan
alasan memilih salah satu jawaban pilihan ganda, sehingga peneliti hanya
bisa mendeteksi kesalahan pilihan jawaban siswa berdasarkan pilihan
jawaban yakin benar dan tidak yakin benar yang ada di instrumen tes
pada soal pilihan ganda.
C. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti
menyampaikan beberapa saran untuk mengatasi permasalahan tentang
miskonsepsi yang dialami siswa. Diantaranya adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
1. Bagi penelitian selanjutnya dalam menentukan jumlah sampel hendaknya
menggunakan tabel Krejcie dan Morgan yang disesuaikan dengan jumlah
yang paling mendekati dengan jumlah populasi yang sudah ditetapkan
pada tabel Krejcie dan Morgan.
2. Bagi penelitian selanjutnya terutama penelitian mengenai miskonsepsi
sebaiknya dalam penyusunan instrumen tes berupa soal pilihan ganda
disertai alasan siswa memilih salah satu jawaban pilihan ganda. Hal ini
nantinya dapat mempermudah peneliti dalam menganalisis jawaban
siswa dan mendeteksi kesalahan yang dialami oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
DAFTAR REFERENSI
Ahmadi, Rulam. (2014). Pengantar pendidikan asas & filsafat pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi pembelajaran prinsip, teknik, prosedur.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Bandung: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati. (2008).
IPA salingtemas untuk kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Cholifah, Siti. (2014). Perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat
peraga matematika berbasis metode montessori. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori belajar & pembelajaran. Jakarta:
Erlangga.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi, Sofian dan Tukiran. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES.
Ghozali, Imam. (2002). Statistika non-parametrik. Semarang: Undip.
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi multivariate dengan program SPSS. Semarang:
Badan penerbit Universitas Diponegoro.
Hamalik, Oemar. (2005). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan
sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2007). Psikologi belajar & mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Herdiansyah, Haris. (2013). Wawancara, observasi, & focus group sebagai
instrumen penggalian data kualitatif. Jakarta: Grafindo Persada.
Hermana, Dodo. (2009). Ayo belajar alam IPA kelas 5 SD. Yogyakarta: Kanisius.
Kountur, Ronny. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi & tesis.
Jakarta: PPM.
Mahdi, Adnan dan Mujahidin. (2014). Panduan penelitiam praktis untuk
menyusun skripsi, tesis, & disertasi. Bandung: Alfabeta.
Mahdiyah. (2014). Statistik pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margono , S. (2010). Metode penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Masidjo. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius
Nata, Clara, Stepanus, Sahala dan Haratua, TMS. (2013). Miskonsepsi siswa kelas
rangkap SDN 47 sekadau pada materi sifat & perubahan wujud benda.
Jurnal pendidikan & pembelajaran, 2(10): 1-10.
Napitupulu, Ester Lince. (2012). Prestasi sains & matematika Indonesia menurun.
Kompas 14 Desember 2012.
Norika, Martina Tania. (2014). Pemahaman & miskonsepsi konsep gaya pada
siswa di empat sekolah menengah atas swasta di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
OECD. (2014). PISA 2012 results: what students know and can do – student
performance in mathematics, reading & science volume I. PISA: OECD
Publishing.
Priyatno, Duwi. (2012). Belajar praktis analisis parametrik & non parametrik
dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Priyatno, Duwi. (2013). Mandiri belajar analisis data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Pujayanto. (2006). Miskonsepsi IPA (fisika) pada guru SD. Jurnal materi &
pembelajaran fisika,1 (1): 22-24.
Purwoko, Daniel Hendra. (2012). Pengaruh penggunaan metode mind mapping
terhadap hasil belajar IPA siswa Sekolah Dasar ditinjau dari perbedaan
jenis kelamin pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Ambarawa semester
II tahun ajaran 2011/2012. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
Rahmi, Azizatur. (2013). Identifikasi miskonsepsi IPA/fisika berdasarkan jenjang
pendidikan (SD, SMP, SMA) menggunakan tes three-tier pada pokok
bahasan gerak & gaya. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga.
Rochman, Abdi dan, Adi, Winanto. (2012). Miskonsepsi siswa kelas V SDN
Sidorejo Lor 04 Salatiga tentang gaya gravitasi & pembelajaran
remediasinya, 2 (10): 376-381.
Samatowa, Usman. (2011). Pemelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: PT
Indeks.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah, MM. (2010). Metodologi penelitian
pendekatan praktis dalam penelitian. Yogyakarta: Andi.
Sekaran, Uma. (2006). Metodologi penelitian untuk bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
Siregar, Syofian. (2010). Statistika deskriptif untuk penelitian. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Soehendro, Bambang. (2006). Standar isi, standar kompetensi dan kompetensi
dasar SD/MI. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode penelitian pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sulistyanto, Heri dan Edy Wiyono. (2008). Ilmu pengetahuan alam 5 untuk SD &
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suparno, Paul. (2005). Miskonsepsi & perubahan konsep dalam pendidikan fisika.
Jakarta: Grasindo.
Suparno, Paul. (2010). Metode penelitian pendidikan fisika. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori belajar & pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wisudawati, Widi Asih dan Eka, Sulistyowati. (2014). Metodologi pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
LAMPIRAN 3 HASIL REKAP NILAI EXPERT JUDGEMENT
SOAL PILIHAN GANDA
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
1 3 4 3 2 3
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat
menyebutkan macam-macam gaya
Validator 4
Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro
magnet, dan gosok.
2 3 4 2 2 2.75
Validator 1
Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh
subjek, dan mengganti alternatif pegasnya
Validator 2
Percobaan diganti dengan peristiwa
Validator 3
Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang
digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena
Validator 4
Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan
“percobaan”, karena itu ada dalam kehidupan sehari-
hari.
3 2 4 2 4 3
Validator 1
Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat
miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang
salah.
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa
dapat mengelompokan salah satu jenis gaya
Validator 4
-
4 3 4 4 3 3.5
Validator 1
Kalimat soalnya tidak baik
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
5 2 4 4 3 3.25
Validator 1
Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena
mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
6 1 4 1 4 2.5
Validator 1
Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapaat
membuat siswa pandai bingung.
Validator 2
-
Validator 3
Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak
yang di dorong bergerak karena apa….
Validator 4
-
7 1 4 4 3 3
Validator 1
Perlu ada gambar dan membingungkan
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa
dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Validator 4
-
8 3 4 4 2 3.25
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
9 4 4 4 2 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung
kata yang sama nomer 8 dan 9. Soal diganti menjadi:
Gambar disamping adalah pengungkit jenis 2 cirinya
adalah
10 3 4 4 4 3.75
Validator 1
Soal penting atau tidak diberikan.
Validator 2
-
Validator 3
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 4
-
11 3 4 4 1 3
Validator 1
Gambar tidak jelas
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat
mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Validator 4
Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring?
Kasat mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban
ditambahi, menjadi:
a. I & IV
b. II & I
c. III & II
d. IV & III
12 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
13 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
14 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
15 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
16 3 4 4 3 3.5
Validator 1
Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti
apa
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
17 1 4 4 2 2.75
Validator 1
Salah dalam menulis kunci jawaban
Validator 2
Kunci jawaban diganti C bukan B
Validator 3
-
Validator 4
Apa iya jawabannya B?
18 2 4 3 - 2.5
Validator 1
Gambar tidak jelas
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat
menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari
Gambar kurang jelas
Validator 4
Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada
2 prinsip bidang miring & pengungkit.
19 1 - 4 3 3
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
Kunci jawaban diganti B bukan A
Validator 3
-
Validator 4
-
20 2 4 4 4 3.5
Validator 1
Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah
jawab karena kalimatnya.
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
21 1 - 4 1 0.5
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 3
-
Validator 4
Soal sama dengan no. 19
22 1 - 4 1 0.5
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Soal sama dengan no. 19
23 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
24 3 4 4 3 3.5
Validator 1
Kalimat harus diperbaiki
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
25 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
26 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
27 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 4
-
28 1 - 4 4 3.25
Validator 1
Membingungkan
Validator 2
Kunci jawaban A bukan C
Validator 3
-
Validator 4
-
29 4 4 3 2 3.25
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang
apakah terlalu kecil atau terlalu jauh
Validator 4
Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti
menjadi: “untuk melihat benda angkasa ….
30 1 4 4 2 2.75
Validator 1
Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa
mereka membuatnya.
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
31 3 4 4 3 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
32 4 4 4 2 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
33 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
-
Validator 4
-
34 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
35 4 4 3 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
36 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
37 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
Diganti hurufnya
Validator 3
-
Validator 4
-
38 3 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
39 1 4 4 4 3.25
Validator 1
Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan
lagi.
Validator 2
-
Validator 3
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 4
-
40 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
41 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
42 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
43 3 4 3 4 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat
sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang
baik disebut tanah
Validator 4
-
44 3 4 4 4 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
45 4 4 4 4 4
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
No.
Soal
Validator Rata-
rata Komentar, Saran, Perbaikan
1 2 3 4
Validator 4
-
46 3 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
-
47 3 4 4 3 3.5
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk
membuat kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan
di soal no. 43
48 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
-
Validator 4
Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng
merapi identic dengan fungsi sebagai bahan bangunan
49 4 4 4 3 3.75
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa
dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi
Validator 4
“Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun
bumi” dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan
penyusun bumi dari yang paling dalam sesuai gambar
di atas adalah”.
50 4 4 4 4 3
Validator 1
-
Validator 2
-
Validator 3
Bagian indikator sidajikan gambar bagan gunung
siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi
Validator 4
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
LAMPIRAN 4 HASIL UJI VALIDITAS SOAL PILIHAN GANDA
/VARIABLES=Total Aitem1 Aitem2 Aitem3 Aitem4 Aitem5 Aitem6 Aitem7 Aitem8 Aitem9 Aitem10 Aitem11 Aitem12 Aitem13 Aitem14 Aitem15 Aitem16
Aitem17 Aitem18 Aitem19 Aitem20 Aitem21 Aitem22 Aitem23 Aitem24 Aitem25 Aitem26 Aitem27 Aitem28 Aitem29 Aitem30 Aitem31 Aitem32 Aitem33
Aitem34 Aitem35 Aitem36 Aitem37 Aitem38
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Total Aitem1 Aitem2 Aitem3 Aitem4 Aitem5 Aitem6 Aitem7 Aitem8 Aitem9
Total
Pearson Correlation 1 ,327* ,027 ,165 ,272 ,247 -,061 ,372
** ,483
** ,476
**
Sig. (2-tailed) ,021 ,852 ,251 ,056 ,084 ,675 ,008 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Aitem10 Aitem11 Aitem12 Aitem13 Aitem14 Aitem15 Aitem16 Aitem17 Aitem18 Aitem19
Total
Pearson Correlation ,379 ,124* ,370 ,382 ,224 ,152 ,061 ,258
** ,121
** ,063
**
Sig. (2-tailed) ,007 ,393 ,008 ,006 ,117 ,292 ,672 ,071 ,403 ,663
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Aitem20 Aitem21 Aitem22 Aitem23 Aitem24 Aitem25 Aitem26 Aitem27 Aitem28 Aitem29
Total
Pearson Correlation ,482 ,407* ,480 ,611 ,329 ,330 ,445 ,364
** ,500
** ,143
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,000 ,020 ,019 ,001 ,009 ,000 ,322
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Aitem30 Aitem31 Aitem32 Aitem33 Aitem34 Aitem35 Aitem36 Aitem37 Aitem38
Total
Pearson Correlation ,179 ,339* ,290 -,024 ,264 ,533 ,374 ,555
** ,074
**
Sig. (2-tailed) ,213 ,016 ,041 ,868 ,064 ,000 ,008 ,000 ,609
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
LAMPIRAN 5 HASIL UJI RELIABILITAS SOAL PILIHAN GANDA
RELIABILITY
/VARIABLES=Aitem1 Aitem7 Aitem8 Aitem9 Aitem10 Aitem12 Aitem13
Aitem20 Aitem21 Aitem22 Aitem23 Aitem24 Aitem25 Aitem26 Aitem27
Aitem28 Aitem31 Aitem32 Aitem35 Aitem36 Aitem37
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 50 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 50 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,791 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
LAMPIRAN 6 INSTRUMEN SOAL
Isilah identitas di bawah ini dengan lengkap!
Identitas Siswa
Nama : .....................................................................
Umur : ......................................................................
Jenis kelamin : ......................................................................
Nama Sekolah : ......................................................................
Identitas Orang tua
Nama Orang tua : ......................................................................
Pekerjaan Orang tua : ......................................................................
Pendidikan terakhir Orang tua : ......................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Prosedur Pengerjaan Soal
1. Siswa yang mengerjakan soal harus sesuai dengan nama siswa yang terpilih
dalam undian.
2. Guru dimohon untuk mengawasi siswa dalam mengerjakan soal.
3. Guru tidak boleh membantu siswa dalam mengerjakan soal.
4. Guru dimohon untuk menyampaikan prosedur pengerjaan soal kepada
siswa.
5. Soal tidak boleh dibawa pulang
6. Lembar soal dan lembar jawab yang telah dikerjakan siswa harus
dimasukkan kedalam amplop.
7. Waktu pengerjaan soal: 90 menit
8. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh membuka buku paket atau
catatan sejenisnya.
9. Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh melihat pekerjaan teman
(mencontek).
10. Siswa mengerjakan soal harus menggunakan bolpoin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Nama :......................................
Kelas :......................................
No Absen :......................................
Sekolah :......................................
I. Berilah tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d pada
jawaban yang benar.
II. Lingkarilah point yakin atau
tidak yakin di bawah jawaban!
Yakin Benar : (jika
kamu yakin dengan jawaban
yang kamu pilih)
Tidak Yakin Benar : (jika
kamu tidak yakin dengan
jawaban yang kamu pilih)
1. Perhatikan gambar berikut!
Percobaan di atas menunjukkan
bahwa paku-paku kecil dapat
menempel pada paku besar karena
adanya gaya .…
a. gravitasi
b. Magnet
c. Gesek
d. pegas
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
2. Yang bukan termasuk pengaruh
gaya gravitasi terhadap benda
adalah ....
a. benda memiliki berat
b. benda cepat mengalami
pelapukan
c. benda jatuh ke bawah
d. permukaan air selalu datar
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
3. Perhatikan pernyataan di bawah
ini!
1. Melapisi permukaan benda
dengan karet
2. Memperluas bidang
permukaan
3. Memberi pul atau paku-paku
pada sepatu sepak bola
4. Memperhalus permukaan
benda
Yang bukan termasuk cara untuk
memperbesar gaya gesek adalah ....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
4. Pengungkit dibedakan menjadi 3
jenis berdasarkan kedudukan titik
tumpu, beban, dan kuasanya.
Gunting termasuk ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
a. pengungkit yang bebannya
terletak di antara titik tumpu
dan kuasa
b. pengungkit yang titik
tumpunya terletak di antara
beban dan kuasa
c. pengungkit yang kuasanya
terletak di antara titik tumpu
dan beban
d. pengungkit yang bebannya
terletak di antara kuasa dan
titik tumpu
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
5. Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan
kuasa pada alat di atas yaitu ....
a. beban berada di antara titik
tumpu dan kuasa
b. titik tumpu berada di antara
beban dan kuasa
c. kuasa berada di antara titik
tumpu dan beban
d. titik tumpu, beban, dan kuasa
berada pada satu tempat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
6. Berikut ini salah satu ciri-ciri
katrol tetap adalah ....
a. katrol yang dipasang pada
tempat tertentu dengan posisi
tetap
b. katrol yang dapat bergerak
bebas dan dapat dipindah-
pindahkan
c. gabungan antara katrol tetap
dan katrol lepas
d. beberapa roda katrol yang
disusun secara berdampingan
dalam satu poros
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
7. Berikut yang termasuk tuas jenis
pertama adalah ….
a. gunting
b. gerobak pasir
c. sekop
d. pemecah biji
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
8. Jalan di pegunungan dibuat dengan
lintasan berkelok-kelok,
merupakan jenis penerapan ….
a. roda berporos
b. katrol
c. bidang miring
d. pengungkit
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
9. Salah satu sifat cahaya yaitu
merambat lurus. Peristiwa di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
bawah ini yang tidak menunjukkan
cahaya merambat lurus adalah ....
a. pantulan sinar kendaraan
bermotor pada malam hari
b. rambatan cahaya matahari
yang menembus genting kaca
c. terbentuknya pelangi setelah
hujan
d. sorotan lampu senter ketika
sedang mati lampu
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
10. Peristiwa terbentuknya pelangi
setelah hujan menunjukkan adanya
dispersi cahaya. Dispersi cahaya
adalah ....
a. peristiwa penguraian cahaya
putih menjadi berbagai cahaya
berwarna
b. peristiwa terpantulnya cahaya
matahari terhadap bulir-bulir
air hujan
c. peristiwa terbiasnya cahaya
putih oleh air hujan
d. peristiwa terpantulnya cahaya
putih menjadi berbagai cahaya
berwarna
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
11. Ketika seseorang sedang
bercermin pada cermin datar, maka
jarak benda dengan cermin ….
dengan jarak bayangan dengan
cermin.
a. lebih jauh
b. sama
c. dekat
d. sangat dekat
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
12. Yang dimaksud dengan bayangan
maya adalah ....
a. bayangan yang arahnya
terbalik terhadap bendanya
b. bayangan yang letaknya di
depan cermin atau di belakang
lensa
c. bayangan yang terbentuk oleh
sinar-sinar pantul
d. bayangan yang dapat kita lihat
dalam cermin, tetapi di tempat
bayangan tersebut tidak
terdapat cahaya pantul
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
13. Sifat bayangan yang dibentuk oleh
kaca spion pada mobil/motor
adalah .…
a. semu, tegak, dan diperkecil
b. semu, tegak, dan diperbesar
c. nyata dan terbalik
d. nyata, tegak, dan diperkecil
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
14. Alat yang arah pandangannya
dapat dibelokkan sehingga
benda/objek yang dilihat tidak
harus berada di depan mata disebut
….
a. lup
b. periskop
c. kacamata
d. mikroskop
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
15. Bahan utama yang digunakan
untuk membuat model periskop
adalah ….
a. gunting dan lem
b. karton dan isolasi
c. kotak pasta gigi dan cermin
d. cermin dan lem
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
16. Perhatikan ciri-ciri batuan berikut !
1. Terbentuk dari lava yang
membeku dengan sangat lama
2. Dapat digunakan untuk
pelapis dinding atau ubin
3. Tidak mengandung banyak
gas
4. Terbentuk dari endapan air
sungai.
Ciri dari batuan granit ditunjukkan
oleh nomor ....
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1, 3, dan 4
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
17. Batuan sedimen adalah ....
a. batuan yang terbentuk dari
magma yang membeku
b. batuan yang terbentuk dari
proses pengendapan magma
c. batuan yang terbentuk karena
mengalami peningkatan
tekanan atau suhu
d. batuan yang terbentuk dari
proses pengendapan lumpur
dan mineral dalam air sungai
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
18. Pelapukan fisis adalah ....
a. proses pelapukan batuan
karena pengaruh suhu, hujan,
dan angin
b. pelapukan yang terjadi karena
peran makhluk hidup
c. pelapukan yang menghasilkan
perubahan zat mineral
pembentuk batuan
d. proses pelapukan batuan
karena hujan deras dan arus
air
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
19. Beberapa penyebab pelapukan
biologi adalah ....
a. lumut, lumut kerak, akar
tanaman dan batuan
b. lumut, angin, lumut kerak dan
akar tanaman
c. akar tanaman, humus dari
daun, batuan dan lumut
d. lumut kerak, lumut, humus
dari daun dan akar tanaman
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
20. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan
lapisan penyusun bumi. Urutan
lapisan penyusun bumi dari yang
paling dalam adalah ....
a. inti dalam bumi, kerak bumi,
mantel bumi, inti luar bumi
b. kerak bumi, mantel bumi, inti
dalam bumi, inti luar bumi
c. inti dalam bumi, inti luar
bumi, kerak bumi, mantel
bumi
d. inti dalam bumi, inti luar
bumi, mantel bumi, kerak
bumi
Yakin Benar
Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
LAMPIRAN 7 KUNCI JAWABAN
Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda
1. B 11. B
2. B 12. D
3. D 13. A
4. B 14. B
5. A 15. C
6. A 16. A
7. A 17. D
8. C 18. A
9. C 19. D
10. A 20. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
LAMPIRAN 8 HASIL JAWABAN SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
LAMPIRAN 9 HASIL WAWANCARA GURU
Pertanyaan Jawaban Responden
Apakah guru mengoreksi hasil
pekerjaan siswa kelas V pada materi
IPA fisika di semester 2 ?
Ya, karena dengan mengoreksi hasil
pekerjaan siswa dapat melihat seberapa
jauh pemahaman siswa pada meteri IPA
fisika yang telah diajarkan.
Bagaimana hasil pekerjaan siswa kelas
V pada materi IPA fisika di semester 2?
Hasil pekerjaan siswa pada materi IPA
fisika ada yang mendapat nilai bagus
dan ada pula yang masih mendapatkan
nilai di bawah KKM.
Bagaimana guru menyikapi hasil
pekerjaan siswa kelas V yang belum
menguasi atau belum mencapai nilai
sesuai KKM yang sudah ditentukan
untuk mata pelajaran IPA fisika?
Mengadakan remedial untuk
memperbaiki nilai. Selain itu,
membahas atau mengulangi lagi
beberapa materi yang belum dipahami
oleh siswa.
Apa saja yang dipersiapkan oleh guru
agar siswa kelas V mudah dalam
memahami konsep materi IPA fisika di
semester 2?
Mempersiapkan materi yang akan
diajarkan. Menyiapkan materi yang
mudah untuk dipahami siswa agar
siswa juga dapat memahami konsep
pada materi tersebut.
Apa saja metode yang dipakai guru
agar siswa kelas V dapat memahami
materi IPA fisika di semester 2?
Saat mengajarkan materi IPA fisika
menggunakan metode ceramah dan
terkadang siswa juga melakukan
praktek secara langsung agar siswa
lebih memahami materi.
Bagaimana guru menyusun soal-soal
IPA fisika untuk kelas V semester 2?
Menyusun soal-soal IPA fisika
berdasarkan materi yang telah
diajarkan.
Apakah guru membuat soal sesuai
dengan kemampuan siswa-siswa di
kelas?
Ya, membuat soal sesuai dengan
kemampuan siswa-siswa. Selain itu,
soal dibuat berdasarkan kriteria
pembuatan soal yaitu ada soal dengan
kriteria mudah dan sulit.
Apa saja teknik yang dipakai guru agar
siswa kelas V dapat mengerjakan soal-
soal materi IPA fisika dengan baik?
Memberikan soal-soal latihan pada
siswa dengan mengerjakan soal yang
ada di LKS atau buku paket dan
membahasnya secara bersama-sama.
Dengan membahas secara langsung
siswa juga dapat mengerjakan soal-soal
materi IPA fisika lainnya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
LAMPIRAN 10 TABULASI HASIL SOAL PILIHAN GANDA
Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NGI I 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 10 50
NGI I 2 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 7 35
NGI I 3 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 8 40
NGI I 4 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 9 45
NGI I 5 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 9 45
NGI I 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 17 85
NGI I 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 13 65
NGI I 8 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 6 30
NGI I 9 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 5 25
NGI I 10 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 9 45
NGI I 11 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 9 45
NGI I 12 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 10 50
KALI 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 8 40
KALI 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 12 60
KALI 3 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 9 45
KALI 4 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 8 40
KALI 5 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8 40
KALI 6 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 12 60
KALI 7 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 13 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
KALI 8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 13 65
KALI 9 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 12 60
KALI 10 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 8 40
KALI 11 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 6 30
KALI 12 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 10 50
KALI 13 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 15 75
KALI 14 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 13 65
KALI 15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 13 65
KALI 16 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 15
KALI 17 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 9 45
KALI CAD 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 16 80
MOYU 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 25
MOYU 2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 8 40
MOYU 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 14 70
MOYU 4 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 8 40
MOYU 5 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 9 45
MOYU 6 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 11 55
MOYU CAD 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11 55
MOYU 7 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 10 50
MOYU 8 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 35
MOYU 9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 13 65
MOYU 10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 10 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
MOYU 11 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 8 40
MOYU 12 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 11 55
MOYU CAD 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 11 55
MOYU CAD 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 7 35
PEND 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 7 35
PEND 2 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 25
PEND 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 17 85
PEND 4 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 14 70
PEND 5 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 11 55
PEND 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 16 80
PEND 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 14 70
PEND 8 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 13 65
PEND 9 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 45
PEND CAN 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 10 50
PEND 10 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 7 35
PEND 11 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 8 40
PEND 12 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 11 55
PEND 13 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 12 60
PEND 14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 13 65
PEND 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 13 65
PEND 16 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 11 55
PEND 17 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PEND 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 14 70
PEND 19 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 11 55
PEND 20 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 7 35
PEND CAD 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 15 75
PEND CAD 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 14 70
NGI II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 14 70
NGI II 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 11 55
NGI II 3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 13 65
NGI II 4 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 10 50
NGI II 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 18 90
NGI II 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 17 85
NGI II 7 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 85
NGI II 8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 17 85
NGI II CAD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 18 90
NGI II CAD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 18 90
NGI II 9 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 13 65
NGI II 10 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 9 45
NGI II 11 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 13 65
NGI II 12 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 15 75
NGI II 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 14 70
NGI II 14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 15 75
NGI II 15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 15 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NGI II CAD 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 15 75
NGI III 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 14 70
NGI III 2 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 10 50
NGI III CAD 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 13 65
NGI III 3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 15 75
NGI III 4 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 9 45
NGI III 5 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 35
NGI III 6 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 13 65
NGI III 7 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 30
MALA 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 12 60
MALA 2 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 10 50
MALA 3 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 10 50
MALA 4 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9 45
MALA 5 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 11 55
MALA 6 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 10 50
MALA 7 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 9 45
MALA 8 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 9 45
MALA 9 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 25
MALA 10 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 7 35
MALA 11 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 10 50
MALA 12 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 10 50
MALA 13 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
MALA CAD 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 12 60
SUAG 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 12 60
SUAG 2 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 8 40
SUAG 3 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 10 50
SUAG 4 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 11 55
SUAG 5 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 10 50
SUAG 6 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 11 55
SUAG 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 15 75
SUAG 8 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 10 50
SUAG 9 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 6 30
SUAG 10 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 7 35
SUAG 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 11 55
SUAG CAD 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 10 50
SUAG CAD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 15 75
NGLA 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 9 45
NGLA 2 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 9 45
NGLA 3 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 11 55
NGLA CAD 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 9 45
NGLA CAD 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8 40
NGLA CAD 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 13 65
NGLA CAD 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 7 35
NGLA 4 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 9 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NGLA 5 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7 35
SEJA 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 11 55
SEJA 2 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9 45
SEJA 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 15 75
SEJA 4 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 15 75
SEJA CAD 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 6 30
SEJA CAD 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 40
SEJA CAD 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 15 75
SEJA CAD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 14 70
SEJA CAD 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 13 65
SEJA 5 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 9 45
SEJA 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 13 65
SEJA 7 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 10 50
SEJA CAD 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 80
SURA 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 11 55
SURA 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 15 75
SURA 3 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6 30
SURA CAD 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 15 75
SURA CAD 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 15 75
SURA 4 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 10 50
SURA 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 17 85
SURA 6 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 12 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Kode Nomor Butir Soal
Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
SURA 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 14 70
SURA 8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 13 65
SURA CAD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 14 70
NGRI 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 11 55
NGRI 2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 10 50
NGRI CAD 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7 35
NGRI CAD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 14 70
NGRI CAD 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5 25
NGRI 3 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 12 60
NGRI 4 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 10 50
NGRI 5 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 15 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
LAMPIRAN 11 HASIL UJI NORMALITAS
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
JenisKelamin 132 1,53 ,501 1 2
Nilai 132 52,2727 14,66371 15,00 85,00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
JenisKelamin Nilai
N 132 132
Normal Parametersa,b
Mean 1,53 52,2727
Std. Deviation ,501 14,66371
Most Extreme Differences
Absolute ,356 ,107
Positive ,325 ,107
Negative -,356 -,080
Kolmogorov-Smirnov Z 4,091 1,230
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,097
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
LAMPIRAN 12 HASIL UJI HOMOGENITAS
Oneway
Descriptives
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
laki-laki 62 51,8548 14,52059 1,84412 48,1673 55,5424 25,00 85,00
perempuan 70 52,6429 14,88413 1,77899 49,0939 56,1919 15,00 85,00
Total 132 52,2727 14,66371 1,27631 49,7479 54,7976 15,00 85,00
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,267 1 130 ,606
ANOVA
Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Between Groups 20,417 1 20,417 ,094 ,759
Within Groups 28147,765 130 216,521
Total 28168,182 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
LAMPIRAN 13 HASIL UJI HIPOTESIS
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
JenisKelamin N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai
laki-laki 62 64,69 4011,00
perempuan 70 68,10 4767,00
Total 132
Test Statisticsa
Nilai
Mann-Whitney U 2058,000
Wilcoxon W 4011,000
Z -,514
Asymp. Sig. (2-tailed) ,607
a. Grouping Variable:
JenisKelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
LAMPIRAN 14 DOKUMENTASI
Meminta ijin dengan kepala sekolah
untuk melakukan penelitian
Meminta ijin dengan guru kelas V
untuk uji coba instrumen
Pelaksanaan uji coba instrumen di
SD Negeri Malangan
Siswa mengerjakan soal untuk uji
coba instrumen
Pelaksanaan uji coba instrumen di
SD Negeri Ngijon 3
Wawancara dengan salah satu guru
kelas V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Pelaksanaan pengambilan data
di SD Negeri Ngringin
Pelaksanaan pengambilan data
di SD Negeri Nglahar
Pelaksanaan pengambilan data
di SD Negeri Sejati
Pelaksanaan pengambilan data
di SD Negeri Ngijon 3
Siswa mengerjakan soal untuk uji
coba instrumen
Pelaksanaan pengambilan data
di SD Negeri Malangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
CURRICULUM VITAE
Luky Erningtyas lahir di Sleman, 22 Juli
1994. Pendidikan awal dimulai di TK Katolik Wijana
Sejati, Mojokerto, Jawa Timur pada tahun 1998-
2000. Pendidikan dasar diperoleh di SD Katolik
Wijana Sejati, Mojokerto, Jawa Timur pada tahun
2000-2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh
di SMP Katolik Santo Yusuf, Mojokerto, Jawa Timur
pada tahun 2006-2009. Pendidikan menengah atas
diperoleh di SMA Pangudi Luhur, Sedayu, Bantul
pada tahun 2009-2012.
Pada tahun 2012, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di perguruna tinggi diakhiri dengan
menulis skripsi yang berjudul “MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V
SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN
SLEMAN”. Berikut ini daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis selama menjadi
mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
No Nama Kegiatan Tahun Peran
1 INFISA 2012 Peserta
2 English Club Program 2012 Peserta
3 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa
I dan II
2013 Peserta
4 Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar
(KMD)
2013 Peserta
5 Week-end Moral 2013 Peserta
6 Pandu Konservasi Lingkungan 2014 Peserta
7 Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 2015 Peserta
8 Parade Gamelan Anak 2012-se DIY Jateng 2012 Anggota
Divisi P3K
9 Malam Kreatifitas PGSD 2013 Anggota
Divisi Usda
10 The Colaboration of Shadow Puppet and Dance
“The Ascending of Bhisma”
2013 CO P3K
11 Inisiasi Mahasiswa Baru PGSD 2014 CO Usda
12 PKM-M “Basik JA Klasik di SD Winongo” 2014 Peserta
Kejuaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI