plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · bersyukur saat tak p u nya apa -apa......
TRANSCRIPT
i
EFEK HEPATOPROTEKTIF JANGKA PANJANG EKSTRAK
METANOL-AIR BIJI Persea americana Mill. TERHADAP AKTIVITAS
ALT-AST SERUM PADA TIKUS JANTAN WISTAR TERINDUKSI
KARBON TETRAKLORIDA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan Oleh:
Robert Dwijantara Putra
NIM : 108114069
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku
menjadi sempurna (2 Korintus 12:9 ).
BERKAT...tidak selalu berupa emas, intan permata atau uang yang banyak,
bukan pula saat kita tinggal di rumah mewah dan pergi bermobil..
Namun BERKAT adalah saat kita kuat dalam keadaan putus asa dan tetap
BERSYUKUR saat tak punya apa-apa...
KEBAIKAN yg kita lakukan mungkin saja sudah DILUPAKAN orang,tapi
bagaimanapun BERBUAT BAIKlah,bagaimanapun BERIKAN yg TERBAIK dr diri kita.
Pada akhirnya kita tahu bahwa ini adalah urusan antara kita dengan TUHAN kita
dan ini bukan urusan antara kita dan mereka (MOTHER THERESA)
Kupersembahkan karyaku ini untuk :
Tuhan Yesusku, Bapa yang selalu menopangku saat ku tak mampu dan
mengangkatku saat kuterjatuh yang senantiasa memberiku kekuatan.
Papa, mama, kakak dan adik-adikku untuk doa dan perhatiannya.
Teman-teman yang telah hadir dan memberi semangat.
Serta almamaterku tercinta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat kasih karunia dan atas segala perlindungan yang telah diberikan sehingga
skripsi berjudul “EFEK HEPATOPROTEKTIF JANGKA PANJANG
EKSTRAK METANOL-AIR BIJI Persea Americana MILL. TERHADAP
AKTIVITAS ALT-AST SERUM PADA TIKUS JANTAN WISTAR
TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA” yang disusun untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S.
Farm) dapat dikerjakan dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph. D., Apt. Selaku Dosen Pembimbing skripsi atas
segala kesabaran dalam membimbing, memberikan masukan dan motivasi
kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji skripsi atas
bantuan dan masukkan selama penyusunan skripsi.
3. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan
dan masukkan selama penyusunan skripsi dan yang telah memberikan
bantuan dalam determinasi serbuk tanaman biji Persea americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Ibu Rini Dwiastuti, M.Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi
yang telah memberikan ijin dalam penggunaan semua fasilitas laboratorium
untuk kepentingan penelitian ini.
5. Pak Heru, Pak Suparjiman, Pak Kayatno, Dokter Ari, Pak Ratijo, dan Pak
Wagiran selaku Staff Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma yang telah membantu penulis dalam pengerjaan penelitian di
laboratorium.
6. Segenap dosen dan karyawan atas ilmu yang diberikan.
7. Keluargaku terkasih, Bapak Budi Kasno, Mama Nastiti Handayani, Henry
Budi Saputra, Rio Bryantara Putra dan Nina Fiona Putri yang memberikan
doa, kasih sayang dan semangat kepada penulis.
8. Teman-teman “tim Persea americana Mill.”, Cilla, Dian, Lidya, Ike Kum,
Ike Kiting, Dion, Yudhita, Iren, Angel, Dara, Ita, Ote, dan Ayu atas kerja
sama, bantuan, suka duka, semangat, dan perjuangan dalam menyelesaikan
skripsi sampai akhir.
9. Liana Risha Gunawan yang selalu mendukung penulis dalam suka dan duka
dalam pembuatan skripsi ini.
10. Teman-teman FST dan FKK 2010 yang selalu mengisi hari-hari dan
memberikan semangat kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.
11. Seluruh teman, baik di Fakultas Farmasi maupun teman-teman lain atas
dukungannya dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi kemajuan di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak serta memberikan sumbangan kecil bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang ilmu kefarmasian.
Yogyakarta, November 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................. vi
PRAKATA ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii
INTISARI .................................................................................................... xx
ABSTRACT .................................................................................................. xxi
BAB I. PENGANTAR ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1. Perumusan masalah ......................................................................... 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Keaslian penelitian ............................................................................ 4
3. Manfaat penelitian ............................................................................. 5
2. Tujuan khusus ................................................................................... 6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .......................................................... 7
A. Anatomi Dan Fisiologi Hati.................................................................... 7
B. Kerusakan Pada Hati............................................................................... 9
1. Perlemakan hati ................................................................................. 9
2. Nekrosis hati....................................................................................... 10
3. Kolestasis............................................................................................ 10
4. Sirosis hati.......................................................................................... 11
C. Hepatotoksin .......................................................................................... 11
1. Hepatotoksin teramalkan ................................................................... 11
2. Hepatotoksin tak teramalkan ............................................................ 12
D. Karbon Tetraklorida ............................................................................... 13
E. Pemeriksaan Biokimiawi Hati ................................................................ 17
F. Kandungan Fitokimia Biji Persea americana Mill................................. 18
G. Sirup Curliv®
Plus .................................................................................. 20
H. Ekstrak ................................................................................................... 22
I. Landasan Teori ....................................................................................... 24
J. Hipotesis ................................................................................................. 26
B. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
1. Tujuan umum .................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 27
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian .............................................................. 27
B. Variabel Dan Definisi Operasional ......................................................... 27
1. Variabel utama ................................................................................... 27
2. Variabel pengacau terkendali ............................................................. 27
3. Variabel pengacau tak terkendali ........................................................ 28
4. Definisi operasional ............................................................................ 28
C. Subyek Dan Bahan Penelitian .................................................................. 29
1. Subyek penelitian ................................................................................ 29
2. Bahan penelitian .................................................................................. 29
D. Alat Dan Instrumen Penelitian ................................................................. 30
E. Tata Cara Penelitian ................................................................................. 31
1. Determinasi serbuk tanaman Persea americana Mill.......................... 31
2. Pengumpulan bahan ............................................................................. 31
3. Pembuatan serbuk ................................................................................ 31
4. Pembuatan ekstrak metanol biji Persea americana Mill...................... 32
5. Pembuatan larutan Natrium - Carboxy Methyl Cellulos a (CMC-Na)
1% ......................................................................................................... 32
6. Pembuatan suspensi ekstrak metanol – air Persea americana Mill.
dalam CMC-Na 1 % ............................................................................. 33
7. Pembuatan larutan karbon tetraklorida (CCl4) konsentrasi 50% .......... 33
8. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill. ...................... 33
9. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak .................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
10. Uji pendahuluan ................................................................................ 34
11. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ........................................ 35
12. Pembuatan serum .............................................................................. 36
13. Penetapan aktivitas serum ALT dan serum AST .............................. 36
F. Tata Cara Analisis Hasil ........................................................................ 37
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 38
A. Penyiapan Bahan ..................................................................................... 38
1. Determinasi serbuk ............................................................................. 38
2. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill..................... 39
3. Hasil penimbangan bobot ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill....................................................................................................... 39
B. Uji Pendahuluan ....................................................................................... 40
1. Penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida .............................. 40
2. Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji .................................. 41
3. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill. ...................................................................................................... 44
4. Penetapan dosis ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.......... 45
C. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Pemberian Ekstrak Metanol-Air Biji
Persea americana Mill. ............................................................................ 45
1. Kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kgBB ........................................... 50
2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB ................ 53
3. Kontrol ekstrak metanol - air biji Persea americana Mill. dosis
1400 mg/kgBB ..................................................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4. Kontrol positif curliv® dosis 4,05 ml/kgBB ........................................ 55
5. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 350; 700 dan 1400 mg/kgBB pada tikus jantan galur wistar
terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB .................................. 56
D. Rangkuman Pembahasan .......................................................................... 61
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 64
A. Kesimpulan ............................................................................................... 64
B. Saran ......................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65
LAMPIRAN .................................................................................................... 69
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Peningkatan aktivitas enzim serum akibat induksi senyawa
toksik ....................................................................................... 17
Tabel II. Kandungan fitokimia dari Persea americana pada daun, buah
dan biji ....................................................................... ................ 19
Tabel III. Rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah induksi karbon
tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu pencuplikan
darah jam ke-0, jam ke-24, dan jam ke-48 ............................... 41
Tabel IV. Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT tikus setelah induksi
karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada pencuplikan darah
jam ke-0, jam ke-24, dan jam ke-48 ....................................... 42
Tabel V. Rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah induksi karbon
tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu pencuplikan
darah jam ke-0, jam ke-24, dan jam ke-48 .............................. 43
Tabel VI. Hasil uji Scheffe aktivitas serum AST tikus setelah induksi
karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada pencuplikan darah
jam ke-0, jam ke-24, dan jam ke-48 ....................................... 44
Tabel VII. Purata ± SE aktivitas ALT dan AST tikus praperlakuan
ekstrak metanol – air biji Persea americana Mill. terinduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB ..................................... 46
Tabel VIII. Hasil uji statistik uji Man Whitney aktivitas ALT tikus
setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB
pada kelompok perlakuan .................................................... 47
Tabel IX. Hasil uji statistik uji Scheffe aktivitas AST tikus setelah
pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada
kelompok perlakuan ............................................................. 49
Tabel X. Perbandingan kontrol olive oil jam ke-0 dan jam ke-24
pada serum ALT dan serum AST tikus ............................... 51
Tabel XI. Hasil penetapan kadar air serbuk biji Persea americana
Mill. ...................................................................................... 129
Tabel XII. Hasil rendemen ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill. ..................................................................................... 129
Tabel XIII. Bobot pengeringan ekstrak metanol - air biji Persea
americana Mill. .................................................................. 130
Tabel XIV. Hasil validitas dan reabilitas pengukuran ALT .................. 130
Tabel XV. Hasil validitas dan reabilitas pengukuran AST .................. 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida 15
Gambar 2. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah
induksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada
pencuplikan darah jam ke-0, jam ke-24, dan jam ke-48 ... 41
Gambar 3. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah
induksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada
pencuplikan darah jam ke-0, jam ke-24, dan jam ke-48 ... 43
Gambar 4. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus pra-
perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill
1 x sehari selama 6 hari terinduksi karbon tetraklorida
2 ml/kgBB ............................................................................. 48
Gambar 5. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus pra-
perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill
1 x sehari selama 6 hari terinduksi karbon tetraklorida
2 ml/kgBB ............................................................................ 50
Gambar 6. Diagram batang rata-rata perbandingan serum ALT kontrol
olive oil jam ke-0 dan kontrol olive oil jam ke-24 .............. 51
Gambar 7. Diagram batang rata-rata perbandingan serum AST kontrol
olive oil jam ke-0 dan kontrol olive oil jam ke-24 ................ 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto serbuk biji Persea americana Mill. ................................. 70
Lampiran 2. Foto ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. ............. 70
Lampiran 3. Foto suspensi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dalam CMC-Na 1% .................................................................. 70
Lampiran 4. Sirup Curliv Plus® .................................................................... 71
Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi serbuk biji Persea americana
Mill. .......................................................................................... 72
Lampiran 6. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics
Committee (MHREC) .............................................................. 73
Lampiran 7. Analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji
pendahuluan penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida
dosis 2 ml/kgBB ....................................................................... 74
Lampiran 8. Analisis statistik aktivitas serum ALT perlakuan ekstrak
metanol-air biji Persea americana setelah induksi karbon
tetraklorida dosis 2 ml/kgBB ................................................... 83
Lampiran 9. Analisis statistik serum AST perlakuan ekstrak metanol-air
biji Persea americana Mill setelah induksi karbon tetraklorida
dosis 2 ml/kgBB ...................................................................... 102
Lampiran 10. Analisis statistik aktivitas serum ALT dan serum AST
perlakuan kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kgBB .............. 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 11. Perhitungan efek hepatoprotektif ........................................... 126
Lampiran 12. Perhitungan daya hepatoprotektif ekstrak metanol biji
Persea americana Mill. dibandingkan dengan kontrol
positif Curliv®
....................................................................... 126
Lampiran 13. Perhitungan penetapan peringkat dosis ekstrak metanol-air
biji Persea americana Mill. kelompok perlakuan ................. 127
Lampiran 14. Perhitungan konversi dosis untuk manusia ........................... 128
Lampiran 15. Perhitungan konversi hari untuk manusia ............................. 128
Lampiran 16. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill. ....... 129
Lampiran 17. Hasil rendemen ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill. ....................................................................................... 129
Lampiran 18. Bobot pengeringan ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill. ......................................................................................... 130
Lampiran 19. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas ............................... 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif ekstrak
metanol biji alpukat (Persea americana Mill.) pada tikus jantan terinduksi CCl4
dengan cara menurunkan aktivitas serum Alanine Aminotransferase (ALT) dan
Aspartate Aminotransferase (AST) dan untuk mengetahui berapa dosis optimum
ekstrak metanol biji alpukat untuk menimbulkan efek hepatoprotektif pada tikus
jantan terinduksi CCl4.
Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap
pola searah. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan
dan berat ± 150-250 gram dibagi secara acak ke dalam tujuh kelompok perlakuan.
Kelompok 1 (kontrol hepatotoksin) diberi CCl4 2 ml/kgBB. Kelompok II (kontrol
negatif) diberi Olive Oil. Kelompok III (kontrol ekstrak) diberi esktrak metanol
biji alpukat dosis 1.400 mg/kgBB, Kelompok IV (kontrol positif) diberi Curliv®
4,05 ml/kgBB, Kelompok V-VII (perlakuan) ekstrak metanol biji alpukat dosis
1400; 700; dan 350 mg/kgBB sekali sehari selama 6 hari berturut-turut kemudian
pada hari ke tujuh semua kelompok perlakuan diberi larutan CCl4 dosis 2
ml/kgBB. Pada jam ke 24 sesudahnya darah diambil dari sinus orbitalis mata
untuk ditetapkan aktivitas ALT-AST serum. Data ALT-AST serum yang didapat
dianalisis untuk mengetahui perbedaan aktivitas ALT-AST serum antar
kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill. memberikan efek hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas serum ALT
dan AST pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida. Ada kekerabatan dosis
dengan respon yang muncul terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan ekstrak
metanol-air biji Persea americana Mill. yang diberikan, maka semakin besar efek
hepatoprotektif. Jadi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 1400;
700; dan 350 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif berturut-turut 96,6; 87,2;
dan 78,6%. Nilai dosis optimum hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. sebesar 1400 mg/kgBB.
Kata kunci : hepatoprotektif, ekstrak metanol biji buah alpukat (Persea
americana Mill.), CCl4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
ABSTRACT
This study aims to determine the hepatoprotective effect of methanol
extract of avocado’s seed ( Persea americana Mill . ) in male rats induced CCl4
by decreasing the alanine aminotransferase (ALT ) and aspartate aminotransferase
( AST ) serum activity and to determine the optimum dose of methanol extract of
avocado’s seed to give hepatoprotective effects in male rats induced CCl4.
This research was experimentally pure with direct sampling design. This
research used male Wistar rats, age 2-3 months and weight ± 150-250 g. The rats
were divided into seven treatment groups randomly. Group 1 (hepatotoxins
control) was given CCl4 2 ml/kgBW . Group II (negative control) was given Olive
Oil . Group III (extracts control) was given methanol extract of avocado’s seed at
dose 1400 mg/kgBW, Group IV (positive control) was given Curliv ® at dose
4.05 ml/kgBW , group V - VII ( treatment ) were given methanol extract of
avocado’s seed at dose 1400 ; 700 , and 350 mg/kgBW. The extract was given
once daily for 6 days and then on the seventh day, all treatment groups were given
CCl4 at dose of 2 ml/kgBW. Twenty-four hours later, the blood was collected
from the orbital sinus eye to be measured AST and ALT serum activity. ALT -
AST data were analyzed statistically.
Based of the results of the measurement, methanol - water extract of the
seeds of Persea americana Mill. has hepatoprotective effect by decreasing the
activity of ALT and AST serum in rats induced carbon tetrachloride . There was a
relation between dose and response which was seen from higher dose of methanol
– water extract of the seeds of Persea americana Mill. given in pretreatment, will
give higher hepatoprotective effect. Thus the methanol - water extract of seeds of
Persea americana Mill. at dose 1400 ; 700 ; and 350 mg/kgBW have
hepatoprotective effects respectively 96.6 ; 87.2 , and 78.6 % and the optimum
dose of methanol - water extract as hepatoprotector was 1400 mg/kgBW.
Keyword : hepatoprotective, methanol-water extract of avocado’s seeds
(Persea americana Mill.), CCl4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Hati merupakan organ yang berperan penting dalam banyak proses
metabolisme. Darah yang mengandung nutrisi dari saluran gastrointestinal
terlebih dahulu melewati vena portal di hati, dimana nutrisi seperti karbohidrat,
lemak dan vitamin dapat dipindahkan dan disimpan dalam jangka waktu tertentu
hingga nutrisi tersebut dibutuhkan. Sel-sel hati mampu memetabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein. Hati mampu mensintesis dan mensekresi
empedu, yang mengandung air, ion-ion, lemak-lemak (turunan kolesterol yang
dikenal sebagai garam empedu) dan pigmen empedu seperti bilirubin (Stine dan
Brown, 1996).
Aneka penyakit pada hati termasuk penyakit yang paling serius yang
dapat dikelompokkan menjadi hepatitis (penyakit radang pada hati) akut dan
kronis, hepatosis (penyakit hati tanpa peradangan) dan sirosis (penyakit
degeneratif menyebabkan fibrosa pada hati). Faktor-faktor penyebab kerusakan
pada hati karena induksi oleh obat atau racun seperti konsumsi alkohol yang
berlebihan, antibiotik tertentu, kemoterapi, minyak terperoksidasi, aflatoksin,
karbontetraklorida, hidrokarbon terklorinasi dan zat-zat toksik lainnya dan reaksi
imunologi (Williamson, David, dan Fred, 1996). Keracunan hati pada pasien yang
menderita penyakit kuning diperkirakan 2% disebabkan oleh induksi obat dan 3-
10% diantaranya mempengaruhi hati. Penelitian yang dilakukan pada tahun 1960-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1970 memberikan gambaran bahwa obat atau toksikan menyebabkan kira-kira
10% dari seluruh kasus hepatitis atau kira-kira 20-30% dari kasus penyakit hati
akut. Beberapa penelitian terbaru melaporkan bahwa 15-40% kasus penyakit hati
akut diperantarai oleh obat-obatan (Cadman, 2000).
Salah satu senyawa yang dapat digunakan sebagai senyawa model yang
dapat menimbulkan kerusakan pada hati adalah karbon tetraklorida (CCl4). CCl4
merupakan xenobiotik yang lazim digunakan untuk menginduksi peroksidasi lipid
dan keracunan. Dalam endoplasmik retikulum hati CCl4 dimetabolisme oleh
sitokrom P450 2E1 (CYP2E1) menjadi radikal triklorometil (CCl3*).
Triklorometil dengan oksigen membentuk radikal triklorometilperoxi yang
menyerang lipid membran endoplasmik retikulum dan akhirnya menyebabkan
kematian sel (Panjaitan, Handharyani, Chairul, Masriani, Zakiah dan Manalu,
2007).
Obat-obatan untuk mengatasi kerusakan hati masih jarang ditemukan di
Indonesia. Maka dari itu dalam penelitian ini akan dicari alternatif terapi
pengobatan dari sumber daya alam. Salah satu tanaman yang dapat digunakan
sebagai obat tradisional adalah alpukat. Alpukat merupakan tanaman yang dapat
tumbuh subur di Indonesia dan merupakan salah satu jenis buah yang digemari
banyak orang karena selain rasanya enak, buah alpukat juga kaya antioksidan dan
zat gizi seperti lemak yaitu 9,8 g/100g daging buah (Afrianti, 2010). Sebagian
besar masyarakat memanfaatkan alpukat pada buahnya saja sedangkan bagian lain
seperti biji kurang dimanfaatkan. Biji alpukat dipercaya dapat mengobati sakit
gigi, maag kronis, hipertensi dan diabetes militus melalui kemampuannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menurunkan kadar glukosa darah (Zuhrotun, 2007). Hasil skrining fitokimia yang
dilakukan oleh Zuhrotun (2007) terhadap simplisia dan ekstrak etanol biji alpukat
menunjukkan bahwa biji alpukat mengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid,
kuinon, saponin, tanin, monoterpenoid dan seskuiterpenoid.
Biji alpukat (Persea americana Mill.) mengandung berbagai macam
senyawa metabolit sekunder. Salah satunya adalah senyawa golongan fenolik.
Senyawa fenolik dapat berfungsi sebagai antioksidan karena dapat mengalami
reaksi redoks, yang menyebabkan senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai agen
pereduksi, donor hidrogen, penetral radikal bebas dan pengkhelat logam.
Antioksidan dalam pengertian kimia merupakan senyawa pemberi elektron.
Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa
yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa terhambat.
Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron
yang dimiliki radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari
pemberian radikal bebas (Winarsi, 2007). Berdasarkan kemampuannya sebagai
antioksidan dimungkinkan biji alpukat juga memiliki khasiat sebagai
hepatoprotektor. Senyawa hepatoprotektor merupakan senyawa yang dapat
melindungi sel-sel hati dari kerusakan. Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian
mengenai aktivitas hepatoprotektif biji alpukat belum pernah dilakukan.
Pada penelitian ini digunakan ekstrak metanol biji alpukat. Pemilihan
ekstrak metanol berdasarkan penelitian sebelumnya. Pada penelitian efek
antioksidan biji alpukat (Persea americana Mill.) telah diketahui bahwa senyawa
fenolik yang berkhasiat sebagai antioksidan dapat terambil dengan baik dari biji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Persea americana Mill. dengan menggunakan pelarut metanol (Carpena,
Morcuende, Andrade, Kylli dan Estevez, 2011). Pemberian ekstrak metanol biji
alpukat secara jangka panjang pada hewan uji tikus jantan wistar yaitu selama 6
hari karena perlakuan selama 6 hari pada hewan uji tikus jika dikonversikan untuk
manusia sama dengan 204 hari.
1. Perumusan masalah
a. Apakah ekstrak metanol biji alpukat mempunyai efek hepatoprotektif
pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida dengan cara menurunkan
aktivitas Alanine Aminotransferase (ALT) serum dan Aspartate
Transaminase (AST) serum ?
b. Berapa besar dosis optimum ekstrak metanol biji alpukat untuk
menimbulkan efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi karbon
tetraklorida ?
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan biji Persea americana
Mill. yaitu :
a. Penelitian yang dilakukan oleh Arukwe, dkk (2012). Penelitian tersebut
dilakukan untuk mengetahui kandungan dari biji, daun, dan buah Persea
americana. Pada penelitian tersebut, meskipun dilakukan analisis
kandungan biji Persea americana namun khasiat kandungan biji Persea
americana tidak diteliti.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Carpena, dkk (2011). Penelitian ini
melakukan uji secara in vitro mengenai aktivitas antioksidan dan anti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mikroba biji Persea americana Mill. Pada penelitian tersebut tidak
dilakukan uji aktivitas Persea americana Mill. untuk digunakan sebagai
hepatoprotektor.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Zuhrotun (2007). Penelitian tersebut
menguji aktivitas antidiabetes dari ekstrak etanol biji Persea americana
Mill. namun tidak dilakukan uji aktivitas hepatoprotektif.
Pada penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk menguji aktivitas
ekstrak metanol biji Persea americana Mill. sebagai hepatoprotektor secara
jangka panjang dan untuk mengetahui dosis efektif dari ekstrak metanol biji
Persea americana Mill. sebagai hepatoprotektor.
Penelitian tentang efek hepatoprotektif ekstrak metanol biji Persea
americana Mill. pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida secara
jangka panjang belum pernah dilakukan sebelumnya.
3. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan ilmu
pengetahuan tentang tanaman yang memiliki khasiat hepatoprotektif.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui dosis optimum jangka
panjang penggunaan tanaman biji alpukat oleh masyarakat khususnya
sebagai alternatif pengobatan bagi para penderita penyakit hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai efek
hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. secara jamgka
panjang untuk pengembangan ilmu kefarmasian.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui efek hepatoprotektif ekstrak metanol biji alpukat pada
tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida dengan cara menurunkan
aktivitas ALT & AST serum.
b. Untuk mengetahui besar dosis optimum ekstrak metanol biji alpukat untuk
menimbulkan efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi karbon
tetraklorida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Hati
Hati merupakan organ yang berperan penting dalam banyak proses
metabolisme. Darah yang mengandung nutrisi dari saluran gastrointestinal
terlebih dahulu melewati vena portal di hati, di mana nutrisi seperti karbohidrat,
lemak dan vitamin dapat dipindahkan dan disimpan dalam jangka waktu tertentu
hingga nutrisi tersebut dibutuhkan. Sel-sel hati mampu memetabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein. Hati mampu mensintesis dan mensekresi
empedu, yang mengandung air, ion-ion, lemak-lemak (turunan kolesterol yang
dikenal sebagai garam empedu) dan pigmen empedu seperti bilirubin (Stine dan
Brown, 1996).
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas
rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 g atau 2,5 % dari berat badan
orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan
persediaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan
oleh ligamentum falciforme. Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu Vena
porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan nutrien seperti
asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air, dan mineral dan Arteri
hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen. Cabang-cabang
pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri hepatica mengalirkan darahnya ke
sinusoid. Hematosit menyerap nutrien, oksigen, dan zat racun dari darah sinusoid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Di dalam hematosit zat racun akan dinetralkan sedangkan nutrien akan ditimbun
atau dibentuk zat baru, dimana zat tersebut akan disekresikan ke peredaran darah
tubuh (Lingappa, 1995)
Sel-sel hati tersusun dalam pola heksagonal khusus, dikenal sebagai
lobulus (Stine dan Brown, 1996). Lobulus hati berbentuk silindris dengan panjang
beberapa milimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia berisi
50.000 sampai 100.000 lobulus (Guyton dan Hall, 1996). Sel-sel epitel disebut
hepatosit tersusun menyebar di luar vena sentral (cabang vena hepatik). Di antara
kolom-kolom hepatosit terdapat saluran yang disebut sinusoid. Pada sinusoid
menempal sel-sel endotelial dengan permeabilitas tinggi. Sinusoid juga
mengandung sel-sel fagosit disebut sel-sel Kupffer. Tiga pembuluh lainnya di
setiap sudut luar heksagon (area portal): cabang vena portal, cabang dari arteri
hepatik, dan saluran empedu. Darah mengalir ke dalam hati melalui cabang arteri
hepatik dan vena portal, melalui sinusoid, dan mengalir keluar melalui vena
sentral. Empedu dihasilkan di hepatosit dan mengalir keluar melalui kanalikuli
empedu (terletak di antara perbatasan hepatosit) menuju saluran empedu.
Lobulus-lobulus bukanlah unit fungsional yang berdiri sendiri-sendiri. Setiap
pasang vena portal/ arteri hepatik mengalirkan darah tidak hanya ke satu lobulus,
tetapi ke suatu area sel-sel yang meliputi 2 lobulus atau lebih. Area ini disebut
asinus (Stine dan Brown, 1996).
Hati mempunyai bermacam-macam fungsi dengan 3 fungsi utama dalam
tubuh yaitu untuk sintesis, ekskresi dan metabolisme (Chandrasoma dan Taylor,
1995). Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresikan empedu;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
saluran empedu mengangkut empedu sedangkan kandungan empedu menyimpan
dan mengeluarkan empedu ke dalam usus halus sesuai kebutuhan (Price dan
Wilson, 2005).
Fungsi metabolisme hati yang lain adalah metabolisme lemak;
penimbunan vitamin, besi dan tembaga; konjugasi dan ekskresi steroid adrenal
dan gonad, serta detoksifikasi sejumlah zat endogen dan eksogen. Fungsi
detoksifikasi sangat penting dan dilakukan oleh enzim hati melalui oksidasi,
reduksi, hidrolisis, atau konjugasi zat-zat yang dapat berbahaya, dan
mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif (Price dan Wilson,
2005). Untuk menjalankan fungsi tersebut, hati dilengkapi dengan sistem vaskuler
hepatika (Guyton, 1983). Sistem vaskuler hepatika memungkinkan hati sebagai
tempat utama metabolisme (biotransformasi) obat induk menjadi metabolitnya
(Donatus, 1992).
Hati yang normal mempunyai kapasitas cadangan yang besar untuk
melakukan fungsinya. Dalam keadaan normal, 80% bagian dari hati dapat
dihentikan aktivitasnya tanpa harus mengurangi fungsinya (Chandrasoma dan
Taylor, 1995).
B. Kerusakan Pada Hati
Kerusakan hati dapat berupa perlemakan hati, nekrosis, kolestatis dan
sirosis hati (Price dan Wilson, 2005).
1. Perlemakan hati
Perlemakan hati adalah penumpukan lemak lebih dari 5% pada organ
hati. Penyebab perlemakan hati terdiri dari dua faktor utama. Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berhubungan dengan peningkatan kadar asam lemak bebas dalam plasma yang
terjadi akibat mobilisasi lemak dari jaringan adiposa atau dari hidrolisis
triasilgliserol lipoprotein oleh lipase sensitif hormone di jaringan ekstrahepatik.
Pembentukan Very Low Density Lipoprotein (VLDL) tidak dapat mengimbangi
meningkatnya influx dan esterifikasi asam lemak bebas sehingga terjadi
penumpukan triasilgliserol yang menyebabkan perlemakan hati. Kedua, karena
adanya penghambatan metabolik dalam produksi lipoprotein plasma sehingga
terjadi penimbunan triasilgliserol (Muray, Daryl, dan Victor, 2009).
2. Nekrosis hati
Nekrosis merupakan kematian sel hati yang ditandai dengan rusaknya
struktur lobulus hati. Manifestasi dari toksikan yang berbahaya dapat
menimbulkan nekrosis. Perubahan biokimia yang terjadi bersifat kompleks dan
berbagai hepatotoksikan bekerja melalui berbagai mekanisme. Mekanisme
terjadinya nekrosis diantaranya hepatotoksikan secara kovalen mengikat protein
dan lipid tidak jenuh dan menyebabkan peroksidasi lipid (Price dan Wilson,
2005). Nekrosis biasanya didahului oleh perubahan morfoligik sel-sel hati, seperti
rusaknya inti sel, homogenisasi sitoplasma, dan pecahnya membran plasma (Lu,
1995).
3. Kolestasis
Kolestatis merupakan kerusakan hati yang bersifat akut dan disebabkan
karena aktifitas ekskresi empedu pada membran kanalikuli biliaris. Penyakit
kolestatis lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan perlemakan hati dan
nekrosis (Lu, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4. Sirosis hati
Sirosis yaitu suatu keadaan berupa penggantian hepatosit yang rusak
secara permanen oleh jaringan ikat. Sirosis ditandai dengan adanya septa kolagen
yang tersebar di sebagian besar hati. Peradangan hati yang berkepanjangan atau
berulang umumnya berkaitan dengan alkoholisme kronik dapat menyebabkan
sirosis. Hepatosit memiliki kemampuan untuk beregenerasi cukup cepat untuk
menggantikan sel-sel yang rusak (Price dan Wilson, 2005).
Ada banyak tipe sirosis, berkaitan dengan berbagai sebab : portal,
nutrisional, dan sirosis alkoholis. Kerusakan hati ini disebabkan oleh salah gizi,
kesenjangan protein makanan dan peminum berat pada periode yang panjang.
Gejala permulaan tidak jelas, pada penderita sirosis biasanya mempunyai
gangguan lambung, kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, mual,
muntah, sembelit atau diare dan sakit perut berkepanjangan (Cooper, 1996).
C. Hepatotoksin
Kerusakan hati akut, subakut maupan kronis dapat ditimbulkan oleh
hepatotoksin yaitu senyawa kimia yang memiliki efek toksik terhadap hati,
dengan dosis berlebihan atau pemejanan dalam jangka waktu yang lama
(Zimmerman, 1978).
Obat atau senyawa kimia yang dapat menyebabkan kerusakan hati dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Hepatotoksin teramalkan (intrinsik)
Merupakan obat atau senyawa kimia yang pada dasarnya mempunyai
sifat toksik terhadap sel hati. Contoh hepatotoksin teramalkan yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menimbulkan kerusakan nekrosis hepatoseluler adalah racun jamur (Amanita
phalloides), aflatoksin, karbontetraklorida, kloroform, parasetamol dan lain
sebagainya (Chandrasoma dan Taylor, 1995). Prosesnya dikenal sebagai
toksisitas-intrinsik, dan aksinya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung.
Secara langsung maksudnya obat induk atau metabolitnya langsung berikatan
dengan komponen membran sel dan merusak sel hati beserta seluruh organelnya,
seperti ditunjukkan CCl4 dan parasetamol. Secara tidak langsung maksudnya obat
induk atau obat bentuk metabolitnya dalam menimbulkan luka hepatik dengan
cara mengganggu jalur metabolik-khas (misalnya tetrasiklin), atau menggangu
jalur ekskresi hepatik (misalnya rifampisin) (Donatus, 1992). Kerusakan yang
ditimbulkan bergantung dosis dan dapat dicobakan pada hewan uji dan
menyebabkab lesi yang mirip manusia (Zimmerman, 1978).
2. Hepatotoksin tak teramalkan (idiosinkratik)
Senyawa yang termasuk dalam golongan ini yaitu senyawa yang
memiliki sifat tidak toksik pada hati, akan tetapi dapat menyebabkan penyakit hati
pada individu yang hipersensitif terhadap senyawa tersebut yang diperantarai oleh
mekanisme alergi (misalnya sulfonamid, halotan) atau karena keabnormalan
metabolik menuju penumpukan metabolit toksik (misalnya iproniazid, isoniazid)
(Zimmerman, 1978; Donatus, 1992). Kerusakan hati yang ditimbulkan oleh
hepatotoksin golongan ini tidak dapat diperkirakan dan tidak tergantung pada
dosis (Donatus, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
D. Karbon tetraklorida
Senyawa ini merupakan senyawa sintesis yang tidak terdapat dalam alam
secara alami. Karbon tetraklorida berupa cairan bening, berbau manis yang dapat
tercium pada jumlah rendah. Karbon tetraklorida juga disebut metanatetraklorida.
Karbon tetraklorida paling sering dijumpai dalam bentuk gas tidak berwarna,
tidak mudah terbakar, dan sukar larut dalam air. Karbon tetraklorida digunakan
dalam produksi cairan untuk lemari es, bahan campuran propelan untuk kaleng
aerosol, pestisida, cairan pembersih, minyak pelumas, bahan pemadam kebakaran,
dan penghapus noda. Namun sekarang penggunaan karbon tetraklorida dilarang
karena efeknya yang berbahaya. Karbon tetraklorida saat ini hanya digunakan
untuk keperluan industri (Klassen, 1995).
Pemberian CCl4 secara intragastrikal, subkutan, intraperitoneal dan
inhalasi dapat menunjukkan ciri kerusakan nekrosis sentrilobuler dan steatosis
(Zimmerman, 1978). Karbon tetraklorida (CCl4) didistribusikan secara cepat
keseluruh organ dan jaringan, dengan kadar tertinggi pada lemak jaringan, hati
dan sumsum tulang (Zimmerman, 1978). Hati merupakan organ yang paling
sensitif terhadap CCl4 karena fungsi metabolismenya. Ginjal juga dirusak karena
fungsi ekskresinya. Pada paparan CCl4 dalam tingkat ringan dan kemudian
berhenti, hati dan ginjal mampu memperbaiki sel-sel yang dirusak dan berfungsi
normal kembali. Pada paparan terlalu tinggi, sistem saraf termasuk otak
dipengaruhi. Penderita dapat mengalami sakit kepala, pusing, mengantuk, mual
dan muntah. Efek-efek tersebut dapat mereda jika paparan dapat dihentikan. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kasus keterpaparan yang parah, koma dan bahkan kematian dapat terjadi (Loomis,
1978).
Efek toksik selektif dari CCl4 pada sel hati ditandai dengan terjadinya
degenerasi melemak makrovesikuler dan nekrosis sentrilobuler atau salah satu
dari kedua tanda tersebut tergantung dosis CCl4 yang diberikan. Degenerasi
melemak sel-sel hati hewan percobaan mulai terjadi dalam waktu 1 jam setelah
pemberian CCl4 dimana pada saat itu konsentrasi CCl4 dalam hati mencapai
puncak. Nekrosis hati mulai tampak dari 6 sampai 12 jam dan mencapai puncak
pada 24 sampai 36 jam setelah pemejanan (Zimmerman, 1978).
Tanda-tanda awal kerusakan hepatoseluler pada hati meliputi peruraian
polisom dan ribosom dari retikulum endoplasma kasar, penghambatan sintesis
protein dan akumulasi trigliserida. Karbon tetraklorida yang diingesti memasuki
hati, mengalami aktivasi metabolit, menghasilkan lipoperoksidasi, pengikatan
secara kovalen, dan penghambatan aktivitas mikrosomal ATPase. Nekrosis sel
tunggal terjadi dalam 5-6 jam sesudah ingesti, berkembang menjadi nekrosis
sentrilobuler maksimum dalam 24-48 jam sesudah ingesti. Aktivitas enzim
mikrosomal menurun. Berbagai enzim sitoplasmik dilepaskan hepatosit ke dalam
aliran darah. Aktivitas enzim-enzim tersebut di dalam serum berhubungan dengan
kehadiran nekrosis pada hati. Regenerasi seluler ditunjukkan dengan peningkatan
sintesis DNA dan siklus sel, maksimal 36-48 jam sesudah ingesti. Kecepatan dan
jumlah perbaikan jaringan untuk menentukan bentuk kerusakan hati (Bruckner
dan Warren, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Gambar 1. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida (Timbrell,
2008)
Keracunan CCl4 pada hati diawali dengan metabolisme dehalogenasi
reduktif oleh enzim sitokrom P450 (CYP2E1) menjadi suatu radikal bebas CCl3-
(triklorometil). Radikal bebas ini dapat berikatan secara kovalen dengan lemak
dan protein, menyebabkan kerusakan struktur membran dan penghambatan
berbagai enzim. CCl3- juga dapat bereaksi dengan O2 menghasilkan radikal bebas
yang lain CCl3OO- (triklorometilperoksida) (Gambar 1). Selain itu, CCl3
- dapat
mengikat asam lemak enoat membentuk radikal bebas organik yang dapat
bereaksi dengan O2 membentuk peroksida dan metabolit sitotoksik lainnya. Proses
ini dikenal sebagai peroksidasi lemak. Penelitian menunjukkan bahwa antioksidan
mengurangi sitotoksisitas CCl4 secara in vitro dan in vivo. Agen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menghambat pengikatan kovalen oleh CCl4 juga bersifat hepatoprotektif
(Bruckner dan Warren, 2001).
Keracunan CCl4 juga ditandai oleh peningkatan kalsium (Ca2+
)
intraseluler. Peningkatan kadar Ca2+
berasal dari masuknya Ca2+
ektraseluler
karena kerusakan membran plasma dan berkurangnya pengeluaran Ca2+
intraseluler. Peningkatan Ca2+
intraseluler dalam hepatosit dapat menyebabkan
kenaikan fosfolipase A2 dan memburukkan kerusakan membran. Peningkatan
Ca2+
juga berkaitan dengan perubahan kalmodulin dan aktivitas fosforilasi
(Bruckner dan Warren, 2001).
Peroksidasi lipid juga dapat menyebabkan kerusakan membran sel dan
kerusakan mitokondria. Kerusakan ini berupa gangguan integritas membran yang
menyebabkan keluarnya berbagai isi sitoplasma, antara lain enzim ALT. Enzim
ALT yang ada di dalam sel akan keluar dan masuk peredaran darah sehingga
jumlah enzim ALT meningkat. Terjadinya penghambatan sintesis protein juga
diakibatkan adanya gangguan keluarnya lipid dari hati yang disebabkan karena
hambatan sintesis lipoprotein yang membawa trigliserida meninggalkan hati
sehingga menimbulkan steatosis (perlemakan hati). Pada keadaan steatosis ini,
struktur retikulum endoplasma mengalami distorsi, sintesa protein menjadi
lambat, selanjutnya akan terjadi penyimpangan dengan cepat terhadap aktivitas
enzim yang berada di retikulum endoplasma (Wahyuni, 2005). Tubuh manusia
sebenarnya mempunyai sistem pertahanan untuk mengatasi radikal bebas, salah
satunya yaitu glutation-S-transferase (GSH) yang berperan sebagai antioksidan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
endogen. Jika terdapat radikal bebas di dalam tubuh, senyawa ini akan menangkap
radikal bebas tersebut (Timbrell, 2008).
Peningkatan aktivitas serum ALT yang menyebabkan steatosis akibat
induksi karbon tetraklorida mencapai tiga kali lipat dari kondisi normal (Tabel I) dan
peningkatan aktivitas serum AST mencapai empat kali lipat dari kondisi normal
(Ziemmerman, 1999). Bai, Zhang, Chen, Zong, Guo, dan Liu (2011) melaporkan
adanya peningkatan aktivitas ALT kurang lebih tiga kali lipat dibanding kelompok
kontrol pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.
Tabel I. Peningkatan aktivitas enzim serum akibat induksi senyawa toksik
(Ziemmerman, 1999).
E. Pemeriksaan Biokimiawi Hati
Pemeriksaan biokimiawi mencangkup : enzim-enzim serum termasuk
aminotransferase, alkaline phosphatase dan 5’-nucleotidase; produk ekskretorik
seperti bilirubuin, asam-asam empedu; produk sinetik seperti albumin faktor-
faktor koagulasi dan kolesterol.
Aminotransferase terdiri dari serum Alanine Aminotransferase (ALT)
dan Aspartate Aminotransferase (AST) (Woodley dan Allison, 1992). Enzim ini
mengkatalis transfer gugus α- amino dari alanin secara berturut-turut menjadi
gugus α-keto dari ketoglutarat membentuk asam glutamat dan asam piruvat
(Isselbacher dan Podolsky, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Reaksi yang terjadi :
2-oksoglutarat + L-alanin = Glutamat + Piruvat (1)
Piruvat + NADH + H+ = Laktat + NADH
+ (2)
Serum Alanine Aminotransferase (ALT) ditemukan secara eksklusif
dalam sitosol, sedangkan isoenzim Aspartate Aminotransferase (AST) berada
dalam mitokondria dan sitosol (Isselbacher dan Podolsky, 1995). Kadar yang
meningkat secara mencolok (500 unit/liter) khas terdapat pada kerusakan hati akut
(misalnya karena virus, obat-obatan, hepatitis karena iskhemia) sedangkan
kenaikan berderajad sedang (<300 unit/liter) dapat terlihat pada berbagai keadaan
(misalnya kerusakan hepatoseluler akut atau kronik, penyakit-penyakit infiltratif,
obstruksi bilier). Serum ALT pada umumnya lebih spesifik daripada serum GPT
untuk mendeteksi hepatitis viral (Woodley dan Allison, 1992). Kadar yang
tertinggi ditemukan pada keadaan yang menyebabkan nekrosis hati yang luas,
seperti hepatitis virus yang berat, cedera hati akibat toksin, atau kolaps sirkulasi
yang berkepanjangan (Isselbacher dan Podolsky, 1995). Kenaikan kadar
transaminase dalam serum disebabkan disebabkan oleh sel-sel yang kaya akan
transaminase mengalami nekrosis atau hancur. Enzim-enzim tersebut masuk
dalam peredaran darah. Kenaikan kembali atau bertahannya nilai transaminase
yang tinggi biasanya menunjukkan berkembangannya kelainan dan nekrosis hati
(Isselbacher dan Podolsky, 1995).
F. Kandungan Fitokimia Biji Persea americana Mill.
Biji alpukat (Persea americana Mill.) mengandung berbagai macam
senyawa metabolit sekunder. Salah satunya adalah senyawa golongan fenolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Senyawa fenolik dapat berfungsi sebagai antioksidan karena dapat mengalami
reaksi redoks, yang menyebabkan senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai agen
pereduksi, donor hidrogen, penetral radikal bebas dan pengkhelat logam.
Kulit dan biji Persea americana Mill. memiliki efek antioksidan yang
cukup besar. Efek ini bergantung pada varietasnya. Ekstrak dari Persea
americana tidak memiliki komponen yang toksik atau berbahaya. Metanol dapat
digunakan untuk mengekstak senyawa fenolik total dengan cukup baik (Carpena
et al, 2011).
Persea americana Mill. mengandung berbagai macam senyawa
fitokimia, diantaranya adalah saponin, tanin, flavonoid, sianogenik glikosida,
alkaloid, fenol, steroid (Tabel II). Flavonoid merupakan senyawa poten
antioksidan yang larut air dan penangkap radikal bebas. Flavonoid mencegah
kerusakan oksidatif pada sel, memiliki aktivitas antikanker yang kuat, dan
melindungi tubuh dengan cara melawan semua tahap karsinogenesis. Fenol juga
telah diteliti secara ekstensif sebagai pencegah penyakit. Fenol yang ada pada
Persea americana memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai anti-inflamsi,
anti-penggumpalan darah, antioksidan, peningkat sistem imun dan lain
sebagainya. Sedangkan alkaloid adalah metabolit sekunder yang dapat berfungsi
sebagai analgesik dan memiliki efek bakterisida (Arukwe et al. 2012).
Tabel II. Kandungan fitokimia dari Persea americana pada daun, buah dan
biji (Arukwe et al. 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
G. Sirup Curliv® Plus
Sirup Curliv®
Plus merupakan suplemen untuk memproteksi hati dan
membantu dalam pemulihan penyakit hati. Sirup Curliv®
Plus diproduksi oleh PT.
SOHO Industri Pharmasi Indonesia. Kandungan bahan sirup Curliv®
Plus setiap 5
ml yaitu ekstrak Silymarin 8,75mg, ekstrak Schizandrae Fructus 33,75 mg,
ekstrak Curcuma xanthorrhiza 37,5 mg, Liquiritiae Radix 33,75 mg dan vitamin
B6 0,5 mg.
Silybum marianum merupakan tumbuhan yang diketahui berperan
sebagai hepatoprotektor. Tumbuhan ini dilaporkan mampu melindungi hati dari
berbagai jenis racun, paracetamol, alkohol, CCl4, D-galaktosamin, radiasi,
penyempitan/ penyumbatan pembuluh darah yang disusul dengan nekrosis dan
pengelupasan sel-sel hati, serta virus hepatitis. Mekanisme kerja silymarin sebagai
hepatoprotektor berkaitan perannya sebagai antioksidan, antiperoksidasi lipid,
serta meningkatkan daya detoksifikasi. Silybum marianum juga berperan dalam
meningkatkan sintesis protein sel-sel hati, mengurangi aktivitas bahan-bahan yang
menyebabkan tumor, memelihara sel mast (sejenis sel pada jaringan ikat yang
banyak mengandung basofil, kemungkinan juga terkait dengan pembentukan
histamin dan heparin), memodulasi kekebalan tubuh, antiradang dan antifibrosis
(Scoot Luper, 1998).
Curcuma xanthorrhiza atau dikenal sebagai temulawak merupakan
tumbuhan obat yang berasal dari Indonesia. Secara tradisional temulawak tersebut
digunakan untuk pengobatan demam, jerawat, batu empedu, peningkatan produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
ASI (Panigoro, Samsudin, Diah, 2013). Curcuma xanthorrhiza pada saat sekarang
ini telah banyak diteliti terkait kandungan maupun efek farmakologinya.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian dengan menggunakan hewan
uji berupa tikus dan juga mencit, menunjukkan bahwa pemberian Curcuma
xanthorrhiza (100 mg/kgBB) memiliki efek sebagai hepatoprotektif dengan
menggunakan beberapa variasi hepatotoksin seperti karbon tetraklorida (CCl4),
galaktosamin, paracetamol, dll. Melalui pengecekan gambaran histopatologis
terlihat bahwa nekrosis dan kongesti vascular ditemukan lebih sedikit pada
kelompok hewan uji yang diberi Curcuma xanthorriza tersebut. Efek
hepatoprotektif ini dikarenakan banyaknya senyawa antioksidan di dalam
Curcuma xanthorrhiza (Committee on Herbal Medicinal Products, 2013).
Curcuminoid di dalam Curcuma xanthorrhiza memiliki khasiat sebagai
antioksidan dan juga antiinflamasi. Kurkumin bertindak sebagai scavenger
terhadap spesies oksigen, seperti radikal hidroksil, anion superoksida, dan oksigen
singlet dan juga menghambat peroksidasi lipid (Committee on Herbal Medicinal
Products, 2013).
Schizandrae Fructus atau berasal dari tanaman Schizandrae chinesis.
Schizandrae Fructus telah banyak digunakan untuk mengobati batuk, asma, diare,
insomnia dalam pengobatan dengan menggunakan obat-obatan tradisional Cina.
Beberapa penelitian juga telah berhasil melakukan isolasi senyawa yang
terkandung di dalam Schizandrae Fructus yang terbukti memiliki efek
hepatoprotektif. Penelitian Kim, Ren, Gil, Jin, Seung, Hye, Ji, Tae, Youn (2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
membuktikan bahwa Schizandrae Fructus memiliki aktivitas antihepatotoksik
terhadap CCl4 dan galaktosamin.
H. Ekstrak
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, ekstrak adalah sediaan kental
yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau
simplisia hewani atau pelikan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
hingga memenuhi baku yang telah ditetaphan (Ditjen POM, 1995).
Dalam proses ekstraksi, terjadi peristiwa difusi pelarut ke dalam sel
bahan. Pelarut yang masuk ke dalam sel bahan tersebut akan melarutkan senyawa
bila kelarutan senyawa yang diekstrak sama dengan pelarut. Dengan cara tersebut
akan tercapai kesetimbangan antara zat terlarut dan pelarut. Pengeluaran bahan
aktif dari serbuk bahan tergantung kepada laju difusi subtansi dari serbuk bahan
ke dalam pelarut, waktu kontak dan laju pelarut menembus serbuk bahan
(Bombardelli, 1991).
Menurut Purseglove, Brown, Green, dan Robins (1981), tahapan proses
ekstraksi adalah sebagai berikut. Pertama adalah tahapan persiapan bahan dan
pelarut, tahap pembuatan serbuk bahan dengan ukuran tepat sesuai keperluan
ekstraksi, tahap ekstraksi dan tahap pemekatan larutan ekstrak. Menurut
Bernardini (1982), ada beberapa fakor yang mempengaruhi kecepatan ekstraksi,
yaitu penanganan pendahuluan, lama ekstraksi, suhu dan tipe pelarut yang
digunakan. Sebelum memulai ekstraksi, dilakukan persiapan bahan baku yang
mencakup pengeringan bahan sampai kadar air tertentu dan penggilingan bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
untuk mempermudah proses ekstraksi. Selain itu, tingkat kemudahan ekstraksi
bahan kering masih ditentukan oleh ukuran partikel bahan. Bahan yang akan
diekstrak sebaiknya berukuran seragam untuk mempermudah kontak antara bahan
dengan pelarut. Metode ekstraksi yang dilakukan tergantung pada beberapa faktor
antara lain tujuan ekstraksi, skala ekstraksi, sifat komponen yang akan diekstrak,
dan sifat pelarut yang digunakan. Beberapa metode umum yang biasa dilakukan
adalah ekstraksi dengan pelarut, distilasi, pengepresan mekanik, dan sublimasi.
Diantara metode-metode tersebut, metode yang banyak dilakukan adalah distilasi
dan ekstraksi menggunakan pelarut. Prinsip ekstraksi menggunakan pelarut adalah
bahan yang akan diekstrak kontak langsung dengan pelarut selama selang waktu
tertentu dan komponen yang akan diekstrak akan terlarut dalam pelarut (Hougton
dan Raman, 1998).
Jenis pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi akan
mempengaruhi jenis bahan yang akan terekstrak. Kelarutan suatu senyawa dalam
pelarut tergantung dari gugus-gugus yang terikat pada pelarut tersebut. Pelarut
yang mempunyai gugus hidroksil (alkohol) dan karbonil (keton) termasuk pelarut
polar, sedangkan hidrokarbon termasuk ke dalam non polar. Masing-masing
pelarut mempunyai efesiensi yang berbeda-beda. Pemilihan pelarut harus
didasarkan pada sifat polaritas, stabilitas, dan harga. Konsep like dissolves like
merupakan konsep yang menjelaskan adanya fenomena dalam proses ekstraksi,
nilai kepolaran pelarut harus sedekat mungkin dengan kepolaran sampel. Konsep
ini sangat berguna jika komponen yang akan diekstrak sudah diketahui
kepolarannya. Pelarut etil asetat merupakan pelarut semi polar yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
melarutkan alkaloid dan aglikon. Pelarut non polar akan melarutkan senyawa
seperti lilin, lemak, dan terpenoid yang bersifat non polar (Houghton dan Raman,
1998).
Metanol (CH3OH) merupakan pelarut polar yang dapat bercampur
dengan air, alkohol, ester, keton, eter, dan sebagian pelarut organik. Metanol
sedikit larut dalam lemak dan minyak. Metanol berbentuk hablur cairan tidak
berwarna, jernih, bau khas dengan berat molekul 32,04. Titik didih metanol
berada pada 64,7 ºC (Ditjen POM, 1995).
I. Landasan Teori
Di dalam hati, terdapat bermacam-macam bentuk kerusakan hati.
Kerusakan hati akibat induksi obat yang biasa terjadi yaitu nekrosis. Nekrosis
merupakan kematian sel hati yang ditandai dengan rusaknya struktur lobulus hati.
Manifestasi dari toksikan yang berbahaya dapat menimbulkan nekrosis.
Perubahan biokimia yang terjadi bersifat kompleks dan berbagai hepatotoksikan
bekerja melalui berbagai mekanisme. Mekanisme terjadinya nekrosis diantaranya
hepatotoksikan secara kovalen mengikat protein dan lipid tidak jenuh dan
menyebabkan peroksidasi lipid (Price dan Wilson, 2005).
Keracunan CCl4 pada hati diawali dengan metabolisme dehalogenasi
reduktif oleh enzim sitokrom P450 menjadi suatu radikal bebas CCl3-
(triklorometil). Radikal bebas ini dapat berikatan secara kovalen dengan lemak
dan protein, menyebabkan kerusakan struktur membran dan penghambatan
berbagai enzim. CCl3- juga dapat bereaksi dengan O2 menghasilkan radikal bebas
yang lain CCl3OO- (triklorometilperoksida). Selain itu, CCl3
- dapat mengikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
asam lemak enoat membentuk radikal bebas organik yang dapat bereaksi dengan
O2 membentuk peroksida dan metabolit sitotoksik lainnya. Proses ini dikenal
sebagai peroksidasi lemak. Penelitian menunjukkan bahwa antioksidan
mengurangi sitotoksisitas CCl4 secara in vitro dan in vivo. Agen yang
menghambat pengikatan kovalen oleh CCl4 juga bersifat hepatoprotektif
(Bruckner dan Warren, 2001).
Biji alpukat (Persea americana Mill.) mengandung berbagai macam
senyawa metabolit sekunder. Salah satunya adalah senyawa golongan fenolik.
Senyawa fenolik dapat berfungsi sebagai antioksidan karena dapat mengalami
reaksi redoks, yang menyebabkan senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai agen
pereduksi, donor hidrogen, penetral radikal bebas dan pengkhelat logam. Persea
americana Mill. juga mengandung berbagai macam senyawa fitokimia,
diantaranya adalah tanin, flavonoid, alkaloid dan fenol. Flavonoid merupakan
senyawa poten antioksidan yang larut air dan penangkap radikal bebas. Flavonoid
mencegah kerusakan oksidatif pada sel, memiliki aktivitas antikanker yang kuat,
dan melindungi tubuh dengan cara melawan semua tahap karsinogenesis.
(Arukwe et al, 2012).
Pada penelitian ini digunakan ekstrak metanol biji Persea americana.
Pemilihan ekstrak metanol berdasarkan penelitian sebelumnya. Pada penelitian
efek antioksidan biji alpukat (Persea americana Mill.) telah diketahui bahwa
senyawa fenolik yang berkhasiat sebagai antioksidan dapat terambil dengan baik
dari biji Persea americana Mill. dengan menggunakan pelarut metanol (Carpena,
Morcuende, Andrade, Kylli dan Estevez, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
J. Hipotesis
Ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. memiliki efek
hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi karbontetraklorida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah.
B. Variabel dan Definisi Variabel Utama
1. Variabel utama :
a. Variabel bebas. Variabel bebas dari penelitian ini adalah variasi dosis
pemberian ekstrak metanol Persea americana Mill. ( biji buah alpukat ).
Dosis ekstrak metanol Persea americana Mill. adalah sejumlah (gram)
ekstrak metanol Persea americana Mill. tiap satuan kilogram berat badan
subjek uji yang bersangkutan.
b. Variabel tergantung. Variabel tergantung dari penelitian ini adalah efek
hepatoprotektif ekstrak metanol Persea americana Mill. secara jangka
panjang terhadap sel hati tikus terinduksi CCl4, ditandai dengan tolok ukur
kuantitatif berupa penurunan aktifitas Alanine Aminotransferase (ALT) dan
Aspartate Transaminase (AST).
2. Variabel pengacau terkendali
Hewan uji tikus jantan galur Wistar, berat badan 150-250 gram, umur
antara 2-3 bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a. Frekuensi pemberian ekstrak metanol Persea americana Mill. 1 kali sehari
selama 6 hari berturut-turut dengan waktu pemberian yang sama.
b.Cara pemberian ekstrak dilakukan secara per oral (p.o).
c. Bahan uji yang digunakan berupa biji Persea americana Mill. yang
diperoleh dari Padang, Sumatra Barat.
3. Variabel pengacau tak terkendali
Kondisi patologis hewan uji
4. Definisi operasional
Definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
a. Ekstrak metanol biji Persea americana Mill. adalah ekstrak kental yang
diperoleh dengan mengekstraksi serbuk kering biji Persea americana Mill.
seberat 10,0 gram yang dilarutkan dalam 100 ml pelarut metanol 70% yang
dikeringkan hingga bobot tetap.
b. Efek hepatoprotektif adalah kemampuan ekstrak metanol biji Persea
americana Mill. pada dosis tertentu dapat melindungi hepar dari
hepatotoksin.
c. Dosis optimum adalah dosis yang mampu memberikan % efek
hepatoprotektif dan % daya hepatoprotektif paling optimal.
d. Jangka panjang adalah penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air biji
Persea americana Mill. selama enam hari dan pada hari ke 7 diberi karbon
tetraklorida dosis 2 ml/kgBB.
`
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. Subyek dan Bahan Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar, umur 2-3
bulan dengan berkisar antara 150-250 gram, diperoleh dari Laboratorium Imono
Fakultas Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bahan penelitian
a. Bahan uji adalah simplisia biji buah alpukat (Persea americana Mill.) yang
berupa serbuk. Bahan uji diperoleh dari kawasan Sumatera Barat yang telah
diserbukkan, dideterminasi serta ditetapkan kadar airnya.
b. Bahan hepatotoksik adalah larutan CCl4 (E. Merck, Darmstadt, Germany)
yang dilarutkan dalam Olive Oil (merek dagang Bartoli) yang diperoleh dari
Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Konsentrasi karbon tetraklorida yang digunakan adalah 50%
dengan dosis 2 ml/kgBB.
c. Bahan pelarut aquadest diperoleh dari Laboratorium Farmakologi
Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
d. Bahan pengektrak serbuk biji alpukat yaitu metanol teknis (PT. Brataco)
dengan konsentrasi 99% yang diencerkan hingga konsentrasi 70%
menggunakan pengencer aquadest.
e. Penetapan aktivitas ALT digunakan pereaksi siap pakai kit GPT-ALAT (E.
Merck, Darmstadt, Germany) untuk mengukur aktivitas ALT serum.
Masing-masing bahan terdiri atas dua reagen yaitu Reagen 1 dan Reagen 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
GPT-ALAT :
R1 TRIS pH 7.15 140 mmol/L
L-Alanine 700 mmol/L
LDH (Lactate dehydrogenase) ≥2300 U/L
R2 2-Oxoglutarate 85 mmol/L
NADH 1 mmol/L
Pyridoxal-5-phosphate FS :
Good’s buffer pH 9.6 100mmol/L
Pyridoxal-5-phosphate 13mmol/L
f. Aquabidest digunakan sebagai pencuci vitalab mikro dan juga sebagai
blanko dalam pengukuran aktvitas kreatinin serum. Aquabidest ini diperoleh
dari laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
g. Natrium-Carboxymethyl Cellulosa (CMC-Na). CMC-Na yang digunakan
dalam bentuk serbuk, diperoleh dari laboratorium Biofarmasetika Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
D. Alat dan Instrumen Penelitian
Alat-alat yang dipakai meliputi :
1. Seperangkat alat gelas berupa bekker glass, erlenmeyer, gelas ukur,
labu ukur, cawan porselen, pipet tetes, batang pengaduk (Pyrek Iwaki)
2. Timbangan analitik
3. Shaker
4. Oven (Memmert)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5. Sentrifuge
6. Vortex
7. Spuit per oral dan syringe 3 cc
8. Pipa kapiler
9. Vitalab micro (Microlab 200, Merck)
10. Kamera (Canon 5D)
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi serbuk Persea americana Mill.
Determinasi serbuk biji tanaman Persea americana Mill. dilakukan
dengan mencocokan ciri-ciri tanaman Persea americana Mill. dengan serbuk biji
tanaman Persea Americana Mill. yang telah dideterminasi dengan menggunakan
buku acuan determinasi. Determinasi dilakukan secara makroskopis termasuk
organoleptis serbuk dan secara mikroskopis. Determinasi dilakukan oleh Yohanes
Dwiatmaka, M.Si yang merupakan dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Pengumpulan bahan
Bahan uji yang digunakan adalah biji Persea americana Mill. yang
masih segar, diperoleh dari Sumatera Barat pada bulan Januari (musin penghujan).
3. Pembuatan serbuk
Biji Persea americana Mill. dicuci bersih dibawah air mengalir. Setelah
bersih, biji kemudian dikering anginkan hingga biji tidak tampak basah lagi,
kemudian biji Persea americana Mill. dipotong tipis-tipis dan dikeringan di
dalam oven pada suhu 500 C selama 24 jam untuk mengoptimalkan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pengeringan. Setelah kering, biji diserbukkan dan diayak dengan ayakan nomor
40. Pengayakan dilakukan agar kandungan fitokimia yang terkandung dalam biji
Persea americana Mill. lebih mudah tersekstrak karena luas permukaan spesifik
yang kontak dengan pelarut semakin besar.
4. Pembuatan ekstrak metanol biji Persea americana Mill.
Sebanyak 10 gram serbuk kering biji Persea americana Mill. diekstraksi
dengan cara maserasi. Serbuk dilarutkan dalam 100 ml pelarut metanol 70% di
dalam Erlenmeyer bersumbat kaca. Ekstraksi dilakukan pada suhu kamar.
Perbandingan jumlah serbuk dan pelarut adalah 1:10. Campuran serbuk dan
pelarut kemudian digojong selama 1 menit, didiamkan dalam ruangan gelap dan
ditutup. Setiap harinya selama 5 hari berturut-turut pada jam yang sama dilakukan
penggojogan selama 1 menit. Kemudian dilakukan penyaringan dengan kertas
saring dengan bantuan pompa vakum. Ekstrak kemudian diuapkan dengan
menggunakan rotary evaporator pada suhu 70 0C hingga tidak ada lagi tetesan
pada rotary evaporator. Hasilnya kemudian dipindahkan ke dalam cawan
porselen yang telah ditimbang bobotnya terlebih dahulu. Selanjutnya, dipekatkan
dengan menggunakan penangas air pada suhu 70 0C. dilakukan penimbangan
setiap harinya hingga bobot ekstrak tetap (selisih penimbangan < 0,5 mg tiap
gram zat sisa dari 2 penimbangan berturut-turut). Kemudian ekstrak disimpan di
dalam desikator hingga saat akan digunakan.
5. Pembuatan larutan Natrium-Carboxy Methyl Cellulosa (CMC-Na) 1%
Larutan CMC-Na 1% dibuat dengan cara menimbang 5,0 g CMC-Na
serbuk yang telah digerus dalam mortar dan stamper terlebih dahulu. Serbuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kemudian ditaburan secara merata di permukaan 200 mL aquadest di dalam gelas
kimia dan ditunggu hingga semua serbuk terbasahi, tanpa pengadukan. Setelah
semua serbuk CMC-Na terbasahi maka dilakukan pengadukan hingga seluruh
CMC-Na larut. Larutan CMC-Na kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 500
ml dan ditambahkan aquadest hingga batas tanda.
6. Pembuatan suspensi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dalam CMC-Na 1%
Suspensi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dibuat dengan
konsentrasi 7%. Sebanyak 3,5 g ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
ditimbang secara seksama. Kemudian dilarutkan dengan menggunakan larutan
CMC-Na 1% hingga terlarut keseluruhan dan dimasukkan ke dalam labu takar 50
mL dan ditambah dengan larutan CMC-Na 1% hingga batas tanda, selanjutnya
digojog hingga homogen.
7. Pembuatan larutan karbon tetraklorida (CCl4) konsentrasi 50%
Larutan CCl4 dalam Olive Oil dibuat dengan cara melarutkan 25 ml CCl4
dalam labu takar 50 ml kemudian ditambahkan dengan Olive Oil hingga tanda.
Digojog hingga homogen. Pengambilan CCl4 dilakukan dengan menggunakan
pipet gondok 25 ml.
8. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill.
Penetapan kadar air dilakukan dengan cara menimbang sebanyak 5,0 g
serbuk biji Persea americana Mill. dan kemudian serbuk tersebut dimasukkan ke
dalam alat moisture balance selama 15 menit pada suhu 105°C. Perhitungan kadar
air berdasarkan selisih bobot sebelum serbuk dimasukkan ke dalam alat moisture
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
balance dengan sesudah serbuk dimasukkan ke dalam alat moisture balance.
Selisih bobot inilah yang merupakan kadar air dari serbuk biji Persea americana
Mill.
9. Penetapan konsentrasi ekstrak pekat
Rata-rata bobot ke enam replikasi ekstrak metanol biji Persea americana
Mill. kental yang telah dibuat.
Bobot ekstrak = berat cawan ekstrak kental – berat cawan kosong.
Rata- rata bobot ekstrak =
Konsentrasi ekstrak didapat dari hasil rata-rata bobot ekstrak.
Konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi pekat yang dapat dibuat. Pada
konsentrasi yang digunakan tersebut ekstrak dapat dimasukkan dan dikeluarkan
dari spuit oral . Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan ekstrak setiap
cawan dalam labu ukur 5 ml dengan pelarut yang sesuai (CMC Na 1%). Sehingga
konsentrasi ekstrak dapat ditetapkan.
10. Uji pendahuluan
a. Penetapan dosis hepatoprotektif CCl4
Pemilihan dosis CCl4 dilakukan untuk mengetahui pada dosis berapa
CCl4 mampu menyebabkan kerusakan pada hati tikus yang ditandai dengan
peningkatan serum ALT paling tinggi. Dosis hepatotoksik yang digunakan dalam
penelitian ini berdasarkan pada hasil orientasi yang sedang dilakukan sehingga
nantinya bisa didapat dosis yang mampu meningkatkan aktivitas ALT serum pada
tikus bila diberikan secara per oral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Penetapan waktu cuplikan darah
Kenaikan serum ALT akan terjadi pada waktu 24-48 jam setelah
pemejanan CCl4. Untuk mendapatkan waktu pencuplikan darah dilakukan
orientasi dengan 4 kelompok perlakuan waktu. Masing-masing kelompok
sejumlah 3 ekor tikus. Kelompok I diambil darah pada jm ke-0 setelah pemejanan
CCl4, kelompok II diambil darah pada jam ke-24 setelah pemejanan CCl4,
kelompok III diambil darah pada jam ke-48 dan keompok IV diambil darah pada
jam ke-72 setelah pemejanan CCl4. Setelah pengambilan darah, darah diukur
aktivitas serum ALT dan ditentukan waktu optimal pengukuran cuplikan darah
berdasarkan data serum ALT.
c. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol biji Persea americana Mill.
Lama waktu pemejanan ekstrak metanol biji Persea americana Mill
dilakukan selama 6 hari berturut-turut, pada hari ketujuh dipejankan senyawa
hepatotoksin dan diukur aktivitas ALT-nya setelah 24 jam pemejanan senyawa
hepatotoksin.
11. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Sejumlah tiga puluh lima ekor tikus dibagi secara acak ke dalam tujuh
kelompok perlakuan masing-masing sejumlah 5 ekor. Kelompok I (kontrol
hepatotoksin) diberi larutan CCl4 secara intraperitonial. Kelompok II (kontrol
negatif) diberi minyak zaitun (Olive Oil) dosis 3,84 g/Kg BB selama 6 hari
berturut-turut secara intrapenitonial. Kelompok III (kontrol ekstrak biji Persea
americana Mill.) dengan dosis 1400mg/kgBB selama 6 hari berturut-turut secara
intrapenitonial. Kelompok IV (kontrol positif) diberi Curliv®
4,05 ml/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
selama enam hari berturut-turut secara peroral. Kelompok V sampai dengan
kelompok VII berturut-turut diberi ekstrak metanol biji Persea americana Mill
dengan dosis 1400; 700; dan 350 mg/kgBB selama 6 hari berturut-turut secara
peroral. Kemudian pada hari ketujuh semua kelompok perlakuan diberi larutan
CCl4 dosis tertentu secara intraperitonial setelah 24 jam diambil darahnya melalui
sinus orbitalis mata. Cuplikan darah diambil serumnya untuk aktivitas ALT
serumnya.
12. Pembuatan serum
Darah tikus diambil melalui sinus orbitalis mata dan ditampung dalam
effendrof 1,5 ml melalui dinding tabung, didiamkan selama 15 menit. Dilakukan
sentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm selama 15 menit dan diambil
supernatannya (serum). Supernatan ditampung dalam effendrof 1,5 mL. Serum
yang belum diukur kemudian disimpan dalam lemari pembeku (Freezer).
13. Penetapan aktivitas serum ALT dan serum AST
Alat yang digunakan untuk menganalisis aktivitas ALT-AST serum
adalah vitalab mikro. Aktivitas enzim diukur pada panjang gelombang 340 nm,
suhu 370 C dengan faktor koreksi -1745. Aktivitas serum ALT-AST dinyatakan
dalam U/L. Pengukuran aktivitas serum ALT-AST dilakukan di laboratorium
Biokimia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Analisis dilakukan dengan cara sebagai berikut, 100 μL serum dicampur
dengan reagen I sebanyak 1000 µL, divortex selama 5 detik. Didiamkan selama 1
menit. Reagen II ditambahkan sebanyak 250 μL, divortex 5 detik dan dibaca
serapannya setelah 2 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. Tata Cara Analisis Hasil
Data aktivitas ALT diuji dengan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui
distribusi data dan analisis varian untuk melihat homogenitas varian antar
kelompoknya sebagai syarat analisis parametrik. Jika data terdistribusi normal
maka dilanjutkan dengan analisis variansi pola searah (One Way ANOVA) dengan
taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok.
Kemudian dilanjutkan dengan uji LSD untuk melihat perbedaan antar kelompok
bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak bermakna signifikan (p>0,05). Tetapi
apabila distribusi tidak normal dilakukan analisis dengan Kruskal Wallis untuk
mengetahui perbedaan aktivitas ALT serum antar kelompok. Kemudian
dilanjutkan Mann Whitney untuk melihat perbedaan tiap kelompok.
Data derajat kerusakan hati juga dianalisis sesuai prosedur diatas dengan
taraf kepercayaan 95%. Perhitungan persen efek hepatoprotektif terhadap
hepatotoksin CCl4 dilakukan dengan rumus :
( ) ( )
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dan besar
dosis optimum hepatoprotektif ekstrak metanol air biji alpukat (Persea americana
Mill.) pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dengan
melihat penurunan aktivitas serum ALT dan serum AST.
Pengamatan hasil penelitian ini dapat tercapai dengan penelitian meliputi
determinasi tanaman biji alpukat (Persea americana Mill.), penetapan kadar air
serbuk kering biji alpukat (Persea americana Mill.), penentuan dosis hepatotoksin
karbon tetraklorida, penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji, uji kontrol
negatif olive oil, uji kontrol positif obat Curliv®
, uji efek hepatoprotektif ekstrak
metanol air biji Persea americana Mill. dosis 1400; 700; dan 350 mg/kgBB.
A. Penyiapan Bahan
1. Determinasi serbuk
Pada penelitian ini digunakan serbuk biji Persea americana Mill. sebagai
bahan uji. Determinasi serbuk dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan
bahwa serbuk yang digunakan benar merupakan bagian biji dari tanaman Persea
americana Mill. sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penyiapan bahan yang
digunakan. Determinasi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia,
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Determinasi dilakukan
dengan cara mencocokkan kesamaan ciri dari serbuk biji yang digunakan pada
penelitian dengan serbuk biji Persea americana Mill. yang telah dideterminasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sebelumnya. Hasil dari determinasi membuktikan bahwa serbuk tersebut benar
serbuk biji Persea americana Mill.
2. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill.
Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill. bertujuan untuk
mengetahui kadar air dalam serbuk biji Persea americana Mill., sehingga dapat
diketahui apakah serbuk biji Persea americana Mill. memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. Persyaratannya adalah bila serbuk memiliki kadar air kurang dari 10%
(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995). Penetapan kadar
air dilakukan dengan metode Gravimetri dengan menggunakan alat moisture
balance. Serbuk yang akan digunakan dipanaskan di dalam alat pada suhu 105 ºC
selama 15 menit. Digunakan suhu 105 °C dengan maksud supaya kandungan air
telah menguap dan waktu 15 menit dianggap bahwa kadar air dalam serbuk daun
Persea americana Mill. telah memenuhi persyaratan parameter standarisasi non
spesifik. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa serbuk biji Persea americana
Mill. memiliki kadar air 7,4%. Hal ini menyatakan bahwa serbuk biji Persea
americana Mill. memenuhi persyaratan kadar air yang ditetapkan.
3. Hasil penimbangan bobot ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill.
Pembuatan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.menggunakan
metode ekstraksi maserasi. Metode ini dipilih karena proses pengerjaan dan
peralatan yang digunakan sederhana. Metode maserasi digunakan untuk
mengekstrak simplisia dimana zat aktif yang terkandung di dalamnya mudah larut
dalam cairan penyari. Cairan penyari yang digunakan adalah metanol : air (70:30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
karena berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan penyarian biji
Persea americana Mill. dengan menggunakan cairan penyari metanol : air (70:30)
dapat memiliki khasiat sebagai antioksidan. Dari penelitian tersebut diharapkan
penyarian biji Persea americana Mill. dengan penyari metanol : air (70:30) juga
memiliki efek sebagai hepatoprotektif. Parameter standarisasi ekstrak metanol-air
biji Persea americana Mill. dilihat dari bobot tetap pengeringan yaitu selisih
penimbangan < 0,5 mg tiap gram zat sisa dari 2 penimbangan berturut-turut.
Ekstrak dalam cawan ditimbang setiap satu jam hingga bobot tetap. Selisih bobot
antara 2 penimbangan pada penetapan bobot tetap ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. sebesar 0% menunjukkan pelarut penyari ekstrak sudah tidak
ada. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 200 g serbuk kering biji Persea
americana Mill. menghasilkan 53,1 g ekstrak kental, dengan rendemen 26,55 %.
B. Uji Pendahuluan
1. Penentuan dosis hepatotoksin karbontetraklorida
Pada penelitian ini digunakan karbontetraklorida sebagai hepatotoksin.
Tujuan dari penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida adalah untuk
menentukan dosis karbon tetraklorida yang dapat menyebabkan kerusakan hati
tikus yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas ALT-AST yang tertinggi.
Peningkatan ALT yang dapat menyebabkan kerusakan hati (steatosis) mencapai
tiga kali lipat terhadap kontrol, sedangkan peningkatan aktivitas GPT mencapai
empat kali lipat terhadap kontrol (Zimmerman, 1999). Dosis yang digunakan pada
penelitian ini mengacu dari penelitian Janakat dan Al-Merie (2002), yaitu pada
dosis 2 ml/kgBB tikus yang mana sudah menimbulkan efek hepatotoksik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji
Penentuan waktu pencuplikan darah bertujuan untuk mengetahui selang
waktu karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB mencapai efek hepatotoksin yang
paling maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas ALT-AST
serum tertinggi pada selang waktu tertentu.
Karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB diujikan pada tikus jantan,
kemudian dilakukan pengambilan cuplikan darah melalui sinus orbitalis mata
dengan selang waktu tertentu yaitu jam ke-0, 24, dan 48. Hasil uji ini berupa
aktivitas ALT yang tersaji pada Tabel. III, IV dan Gambar 2.
Tabel. III Rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah induksi karbon tetraklorida
dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu pencuplikan darah jam ke-0, jam ke-24, dan
jam ke-48 (n = 3)
Selang waktu pencuplikan (jam) Purata aktivitas serum ALT ± SE (U/L)
0 68,0±9,6
24 203,3±15,9
48 54,7±5,5
Gambar 2. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah induksi
karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada pencuplikan darah jam ke-0, jam ke-
24, dan jam ke-48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Data serum ALT hasil dari analisis pola searah (One Way ANOVA)
setelah terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB menunjukkan nilai
signifikansi 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa antara ketiga kelompok
terdapat perbedaan, sehingga dapat dilanjutkan ke uji Scheffe agar dapat diketahui
kebermaknaan perbedaan antar kelompok. Data tersaji pada Tabel IV.
Tabel IV. Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT tikus setelah induksi karbon
tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada pencuplikan darah jam ke-0, jam ke-24, dan
jam ke-48
Waktu pencuplikan Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48
Jam ke-0 - B TB
Jam ke-24 B - B
Jam ke-48 TB B -
Keterangan :
B = Berbeda bermakna (P ≤ 0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Nilai normal serum ALT pada tikus normal adalah 29,8-77,0 U/l
sedangkan nilai normal serum AST sebesar 19,3-68,9 U/l (Hastuti, 2008). Pada
tabel III, terlihat aktivitas ALT yang paling tinggi pada jam ke 24, yakni
203,3±15,9 U/l yang memberikan peningkatan ALT yang signifikan dan berbeda
bermakna dibandingkan dengan jam ke 0 dan 48 (Tabel III). Aktivitas tersebut
mengalami penurunan pada jam ke 48 (54,7±5,5 U/l), yang berbeda tidak
bermakna terhadap jam ke 0. Ini berarti aktivitas ALT pada jam ke 48 sudah
kembali normal.
Hasil uji aktivitas AST setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2
ml/kg BB diujikan pada tikus jantan, kemudian dilakukan pengambilan cuplikan
darah melalui sinus orbitalis mata dengan selang waktu tertentu yaitu jam ke-0,
24, dan 48 tersaji pada tabel V, VI, dan gambar 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel. V Rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah induksi karbon tetraklorida
dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu pencuplikan darah jam ke-0, jam ke-24, dan
jam ke-48
Selang waktu pencuplikan (jam) Purata aktivitas serum AST ± SE (U/L)
0 88,3±3,8
24 446,3±19,3
48 147,3±7,5
Gambar 3. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah induksi
karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada pencuplikan darah jam ke-0, jam ke-
24, dan jam ke-48
Hasil analisis statistik serum AST dengan uji Kolmogorov Smirnov
setelah terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB menunjukkan bahwa
distribusi normal dengan nilai signifikansi p>0,05 sehingga dapat dilanjutkan ke
analisis variansi pola searah (One Way ANOVA) dan memiliki nilai signifikansi
0,000 (p< 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa antara ketiga kelompok terdapat
perbedaan. Untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok
digunakan uji Scheffe. Hasil analisis dari uji Scheffe dapat dilihat pada tabel VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel VI. Hasil uji Scheffe aktivitas serum AST tikus setelah induksi karbon
tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada pencuplikan darah jam ke-0, jam ke-24, dan
jam ke-48 (n=3)
Waktu pencuplikan Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48
Jam ke-0 - B B
Jam ke-24 B - B
Jam ke-48 B B -
Keterangan :
B = Berbeda bermakna (P ≤ 0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Dari tabel V dan gambar 3, terlihat aktivitas AST paling tinggi terjadi
pada jam ke 24, yakni 446,3±19,3 U/l, yang memberikan adanya peningkatan
AST yang signifikan menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara jam ke 0
dan 48 (Tabel V). Seperti halnya aktivitas ALT, aktivitas AST pada jam ke 48
juga mengalami penurunan dan memberikan perbedaan bermakna terhadap jam ke
0 dan 24. Hal ini berarti aktivitas AST pada jam ke 48 sudah mengalami
penurunan (147,3±7,5 U/l) walau belum sampai keadaan normal. Berdasarkan
hasil tersebut maka pada penelitian ini menggunakan waktu pencuplikan darah
pada jam ke 24 setelah pemberian karbon tetraklorida.
3. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill.
Dalam penelitian efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun
Macaranga tanarius terhadap tikus terinduksi parasetamol, menjelaskan bahwa
praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius jangka panjang pada kelompok
hewan uji diberikan selama enam hari dan pada hari ke 7 diberikan hepatotoksin
menurut model penelitian Kurniawati, dkk (2011).
Penelitian ini didasarkan pada model penelitian Kurniawati, dkk (2011)
yang mana penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air biji Persea americana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Mill. mengikuti model pemberian praperlakuan selama enam hari dan pada hari ke
7 diberi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB.
4. Penetapan dosis ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
Tujuan dari penetapan dosis ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill. adalah untuk menentukan tingkatan dosis ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. yang akan digunakan dalam penelitian ini. Penentuan dosis
ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. didasarkan pada dosis maksimal
ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. pada tikus. Dosis maksimal
ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. pada tikus didasarkan pada
konsentrasi tertinggi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
Konsentrasi yang dapat digunakan adalah konsentrasi pekat yang dapat
dibuat dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta
dikeluarkan dari spuit oral. Dari hasil orientasi diketahui bahwa konsentrasi
tertinggi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. yang dapat dipejankan
secara oral pada tikus adalah 70 mg/ml sehingga diperoleh dosis maksimal 1400
g/kgBB. Kemudian ditentukan tiga tingkatan dosis ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill., yaitu 350; 700; dan 1400 mg/kgBB.
C. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Pemberian Ekstrak Metanol-Air biji
Persea americana Mill
Tujuan dari uji efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida adalah
mengetahui pengaruh waktu protektif pemberian ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill didasarkan pada penurunan aktivitas ALT dan AST akibat
praperlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. satu kali sehari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
selama enam hari secara per oral berturut-turut terinduksi karbon tetraklorida
dosis 2 ml/kgBB.
Data hasil dari aktivitas serum ALT dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis
menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05) yang berarti hasil ini menunjukkan
bahwa antar kelompok terdapat perbedaan. Untuk mengetahui kebermaknaan
perbedaan antar kelompok digunakan uji Man Whitney. Untuk data aktivitas
serum AST setelah dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai
signifikansi 0,000 (< 0,05) yang berarti hasil ini menunjukkan bahwa antar
kelompok terdapat perbedaan. Untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar
kelompok digunakan uji Man Whitney Hasil penelitian aktivitas ALT dan AST
(U/l) disajikan dalam bentuk purata ± SE pada tabel VII, VIII, dan IX serta
diagram batang gambar 4 dan 5.
Tabel VII. Purata ± SE aktivitas ALT dan AST tikus praperlakuan ekstrak metanol-air
biji Persea americana Mill. terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB (n=5)
Kel
Perlakuan
Aktivitas Efek
Hepatoprotek-
tif (%)*
Daya
Hepatopro-
tektif (%)** Purata ± SE
(U/L) ALT
Purata ± SE
(U/L) AST
I Kontrol hepatotoksin
CCl4 2ml/kg BB 183,2±5,1 476,8±14,3 - -
II Kontrol negatif olive oil
2 ml/kgBB 47,6±2,0 60,2±2,4 100,0 -
III EMBPA 1400 mg/kgBB
(kontrol ekstrak) 45,6±0,9 80,8±2,0 - -
IV Kontrol positif Curliv
®
4,05 ml/kgBB 105,4±7,4 377,0±15,3 57,4 100,0
V EMBPA 1400 mg/kgBB
+ CCl4 2ml/kgBB 52,2±0,7 156,8±2,4 96,6 168,4
VI EMBPA 700 mg/kgBB +
CCl4 2ml/kgBB 65,0±2,2 267,4±6,7 87,2 151,9
VII EMBPA 350 mg/kgBB +
CCl4 2ml/kgBB 76,6±2,0 321,2±6,9 78,6 137,0
Keterangan : EMBPA = Ekstrak Metanol-Air Biji Persea americana Mill.
(*) diperoleh dari penurunan aktivitas ALT pada kelompok perlakuan
(**) diperoleh dari penurunan aktivitas Alt pada kelompok perlakuan dibandingkan
dengan penurunan aktivitas ALT pada kontrol positif Curliv®
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel VIII. Hasil uji statistik uji Man Whitney aktivitas ALT tikus setelah
pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada kelompok perlakuan
Kelompok
Perlakuan
Kontrol
hepato-
toksin
CCl4
2ml/kg
BB
Kontrol
negatif
olive oil
2 ml/kg
BB
EMBPA
1400
mg/kg
BB
(kontrol
ekstrak)
Kontrol
positif
Curliv®
4,05
ml/kgBB
EMBPA
1400
mg/kgBB
+ CCl4
2ml/kg
BB
EMBPA
700
mg/kgBB
+ CCl4
2ml/kg
BB
EMBPA
350
mg/kgBB
+ CCl4
2ml/kg
BB
Kontrol
hepatotok-
sin CCl4
2ml/kg BB
- B B B B B B
Kontrol
negatif
olive oil 2
ml/kgBB
B - TB B TB B B
EMBPA
1400
mg/kgBB
(kontrol
ekstrak)
B TB - B B B B
Kontrol
positif
Curliv®
4,05
ml/kgBB
B B B - B B B
EMBPA
1400
mg/kgBB
+ CCl4
2ml/kgBB
B TB B B - B B
EMBPA
700
mg/kgBB
+ CCl4
2ml/kgBB
B B B B B - B
EMBPA
350
mg/kgBB
+ CCl4
2ml/kgBB
B B B B B B -
Keterangan :
B = Berbeda bermakna ( p≤ 0,05)
TB = Berbeda tidak bermakna (p> 0,05)
EMBPA = Ekstrak Metanol-Air Biji Persea americana Mill
CCl4 = Karbon Tetraklorida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus praperlakuan
ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill 1 x sehari selama 6 hari terinduksi
karbon tetraklorida 2 ml/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel IX. Hasil uji statistik uji Man Whitney aktivitas AST tikus setelah
pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada kelompok perlakuan
Kelompok
Perlakuan
Kontrol
hepato-
toksin
CCl4
2ml/kg
BB
Kontrol
negatif
olive oil
2 ml/kg
BB
EMBPA
1400
mg/kg
BB
(kontrol
ekstrak)
Kontrol
positif
Curliv®
4,05
ml/kg
BB
EMBPA
1400
mg/kgBB
+ CCl4
2ml/kg
BB
EMBPA
700
mg/kgB
B + CCl4
2ml/kg
BB
EMBPA
350
mg/kgBB
+ CCl4
2ml/kg
BB
Kontrol
hepatotok-
sin CCl4
2ml/kg BB
- B B B B B B
Kontrol
negatif olive
oil 2
ml/kgBB
B - B B B B B
EMBPA
1400
mg/kgBB
(kontrol
ekstrak)
B B - B B B B
Kontrol
positif
Curliv®
4,05
ml/kgBB
B B B - B B B
EMBPA
1400
mg/kgBB +
CCl4
2ml/kgBB
B B B B - B B
EMBPA
700
mg/kgBB +
CCl4
2ml/kgBB
B B B B B - B
EMBPA
350
mg/kgBB +
CCl4
2ml/kgBB
B B B B B B -
Keterangan :
B = Berbeda bermakna ( p≤ 0,05)
TB = Berbeda tidak bermakna (p> 0,05)
EMBPA = Ekstrak Metanol-Air Biji Persea americana Mill
CCl4 = Karbon Tetraklorida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 5. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus praperlakuan
ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. 1 x sehari selama 6 hari
terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB
1. Kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kgBB
Tujuan dari pengujian kontrol negatif (kelompok III) adalah untuk
memastikan bahwa peningkatan aktivitas serum ALT-AST pada tikus akibat dari
efek hepatotoksin karbon tetraklorida dan bukan karena pemberian olive oil yang
digunakan sebagai pelarut karbon tetraklorida. Dosis olive oil yang diberikan
sama dengan dosis karbon tetraklorida yakni 2 ml/kgBB bertujuan untuk
mengetahui apakah dengan dosis sama, olive oil memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kadar serum ALT-AST atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel. X Perbandingan kontrol olive oil jam ke-0 dan jam ke-24 pada serum ALT
dan serum AST tikus
Kel
Perlakuan
Purata ±
SE (U/L)
Perbandingan terhadap
Serum ALT
Olive oil jam ke-0 Olive oil jam ke-24
I Olive oil
jam ke-0 41,6±1,12 - B
II Olive oil
jam ke-24 47,6±2,0 B -
Serum AST
Olive oil jam ke-0 Olive oil jam ke-24
III Olive oil
jam ke-0 50,2±2,2 - B
IV Olive oil
jam ke-24 60,2±2,4 B -
Keterangan :
B = Berbeda bermakna (P ≤ 0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Gambar 6. Diagram batang rata-rata perbandingan serum ALT kontrol olive oil jam
ke-0 dan kontrol olive oil jam ke-24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 7. Diagram batang rata-rata perbandingan serum AST kontrol olive oil jam
ke-0 dan kontrol olive oil jam ke-24
Berdasarkan hasil pengukuran serum ALT-AST yang terlihat pada tabel
X dan gambar 6 dan 7, aktivitas serum ALT-AST kontrol negatif olive oil pada
jam ke 0 berturut-turut adalah 41,6±1,12 dan 50,2±2,2 U/l. Pada pengujian ini
didapat aktivitas serum ALT-AST kontrol negatif olive oil pada jam ke 24 sebesar
47,6±2,0 dan 60,2±2,4 U/l (Tabel X).
Secara statistik, apabila aktivitas serum ALT-AST antara kontrol negatif
olive oil 2 ml/kgBB jam ke 24 dibandingkan dengan jam ke 0 memberikan
perbedaan yang bermakna (p≤0,05), hal ini berarti olive oil sebagai pelarut karbon
tetraklorida tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas serum ALT-AST
(Tabel X).
Hasil pengukuran terhadap aktivitas serum ALT-AST menunjukkan
bahwa pemberian olive oil 2 ml/kgBB tidak memberikan peningkatan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
aktivitas serum ALT-AST, artinya apabila pada kelompok kontrol maupun
perlakuan terjadi peningkatan terhadap aktivitas serum ALT-AST bukan karena
penggunaan olive oil sebagai pelarut. Nilai serum ALT-AST kelompok kontrol
negatif ini akan dijadikan dasar nilai normal serum ALT-AST penelitian
selanjutnya.
2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB
Tujuan dari uji kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB
(Kelompok I) adalah mengetahui pengaruh pemberian karbon tetraklorida dosis 2
ml/kgBB terhadap sel hati tikus yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas
serum ALT dan AST. Selain itu, kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2
ml/kgBB digunakan untuk patokan dalam menganalisis efek hepatoprotektif dari
ekstrak metanol-air Persea americana Mill.. Uji dilakukan dengan cara
memejankan karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara intraperitonial pada tikus, hal
ini berdasarkan penelitian Janakat dan Al-Merie (2002). Kemudian pada jam ke-
24 diambil darahnya untuk diukur aktivitas serum ALT dan AST.
Pada hasil pengukuran yang dapat dilihat pada tabel V, menunjukkan
aktivitas serum ALT kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB adalah
183,2±5,1 U/l. Hasil ini bila dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil 2
ml/kgBB (Kelompok II) sebesar 47,6±2,0 U/l, kemudian data dianalisis dengan uji
lanjutan uji Man Whitney maka secara statistik menunjukkan perbedaan bermakna
(p<0,05) antara kedua kelompok tersebut (Tabel VIII). Parameter utama
terjadinya kerusakan hati adalah aktivitas serum ALT. Hasil pengukuran ini
menunjukkan terjadi kenaikan serum ALT mencapai tiga kalinya dari nilai normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
serum ALT tikus. Berdasarkan Zimmerman (1999), disebutkan bahwa kenaikan
nilai serum ALT akibat pemejanan karbon tetraklorida adalah tiga kalinya. Hal ini
dapat diartikan hasil penelitian sudah sesuai dengan teori.
Hasil pengukuran aktivitas serum AST kontrol hepatotoksin karbon
tetraklorida 2 ml/kgBB yaitu sebesar 476,8±14,3 U/l. Hasil ini bila dibandingkan
dengan serum AST kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB sebesar 60,2±2,4 U/l
memberikan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Dengan adanya kenaikan rata-
rata serum ALT dan serum AST membuktikan bahwa karbon tetraklorida 2
ml/kgBB memiliki efek hepatotoksik pada tikus jantan.
Hasil serum ALT menunjukkan terjadi kerusakan ringan sel hati tikus,
yaitu steatosis. Menurut Zimmerman (1999), nilai serum ALT kerusakan hati
ringan steatosis meningkat mencapai tiga kali lipat terhadap nilai normal dan nilai
serum AST mencapai empat kali lipat terhadap nilai normal. Berdasarkan
penelitian Janakat dan Al-Merie (2002), kenaikan aktivitas serum AST mencapai
695 U/l. Hasil penelitian menunjukkan serum AST yang meningkat sebesar
596,20 ± 25,3 U/l.
3. Kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 1400
mg/kgBB
Tujuan dilakukannya perlakuan kontrol ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. (Kelompok III) adalah melihat pengaruh pemberian ekstrak
metanol-air biji Persea americana Mill. terhadap sel hati tikus tanpa induksi
karbon tetraklorida 2 ml/kgBB. Pada perlakuan ini menggunakan dosis terbesar
ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. yaitu 1400 mg/kgBB dengan
harapan hasil dari perlakuan kontrol ekstrak ini juga berlaku untuk perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dari dosis rendah 350 mg/kgBB
hingga dosis tertinggi 1400 mg/kgBB.
Terlihat pada tabel VII, kontrol perlakuan serum ALT kontrol ekstrak
metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 1400 mg/kgBB memberikan
aktivitas sebesar 45,6±0,9 U/l. Bila dibandingkan dengan aktivitas serum ALT
kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB sebesar 47,6±2,0 U/l, setelah data dianalisis
dengan analisis uji lanjutan uji Man Whitney, maka terlihat angka aktivitas yang
memiliki perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Bila dibandingkan dengan
kelompok hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB menunjukkan perbedaan
bermakna seperti pada tabel VII. Hal ini menggambarkan bahwa ekstrak metanol-
air biji Persea americana Mill. tidak memberikan pengaruh hepatotoksik pada sel
hati tikus.
Pengukuran aktivitas serum AST kontrol ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. yang tersaji pada tabel VII adalah 80,8±2,0 U/l. Secara statistik,
bila dibandingkan dengan aktivitas serum AST kontrol negatif olive oil 2
ml/kgBB sebesar 60,2±2,4 U/l terdapat perbedaan bermakna (p≤0,05). Terjadinya
peningkatan aktivitas serum AST kontrol ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. bisa terjadi akibat kerja otot rangka atau jantung karena enzim
aspartate di dalam tubuh, sebagian besar tidak spesifik berada di dalam hati saja,
tetapi berada dalam otot rangka, jantung, serta tersebar ke seluruh jaringan tubuh.
4. Kontrol positif Curliv® dosis 4,05 ml/kgBB
Tujuan dilakukan perlakuan Kontrol positif Curliv®
adalah untuk
memastikan kemampuan Curliv®
dosis 4,05 ml/kgBB dalam melakukan proteksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pada hati terinduksi karbon tetraklorida. Bila dibandingkan, secara statistik
aktivitas serum ALT ( tabel VIII dan gambar 4) dan serum AST (tabel IX dan
gambar 5) kelompok kontrol Curliv®
dosis 4,05 ml/kgBB memiliki perbedaan
bermakna terhadap aktivitas serum ALT-AST kelompok kontrol negatif olive oil 2
ml/kgBB dan kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 1400 mg/kgBB. Pada tabel VII menunjukkan aktivitas serum ALT
kelompok Curliv®
yaitu 105,4±7,4 U/l memiliki perbedaan bermakna dengan
kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB sebesar 183,2±5,1 U/l.
Aktivitas serum AST (tabel VII) yang digunakan sebagai data pendukung juga
memberikan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol Curliv®
dosis 4,05
ml/kgBB yaitu sebesar 377,0±15,7 U/l dan kelompok kontrol hepatotoksin karbon
tetraklorida 2 ml/kgBB yaitu sebesar 476,8±14,3 U/l. Hal ini menunjukkan bahwa
praperlakuan Curliv®
selama enam hari berturut-turut memiliki kemampuan
hepatoprotektif karena mampu menurunkan aktivitas serum ALT-AST terhadap
hewan uji terinduksi karbon tetraklorida walau belum sampai pada keadaan
normal.
5. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 350; 700; dan 1400 mg/kg BB pada tikus jantan galur Wistar
terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB
Pada kelompok perlakuan ini dilakukan dengan memberikan
praperlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350; 700; dan
1400 mg/kgBB selama enam hari dan pada hari ke 7 diberi karbon tetraklorida
dosis 2 ml/kgBB. Evaluasi terhadap efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Persea americana Mill. pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida
didasarkan pada ada tidaknya penurunan aktivitas serum ALT-AST akibat
praperlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.. Tabel VII
menunjukkan bahwa ada kekerabatan dosis dengan respon yang muncul yang
dapat dilihat dari semakin besar dosis praperlakuan ekstrak metanol-air biji
Persea americana Mill. yang diberikan, maka semakin besar efek hepatoprotektif.
Hal ini berarti semakin besar perlindungan yang diberikan pada sel hati tikus,
terbukti dengan terjadinya penurunan aktivitas serum ALT-AST tikus.
Kelompok V perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 1400 mg/kgBB aktivitas serum ALT sebesar 52,2±0,7 U/l. Bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2
ml/kgBB secara statistik terdapat perbedaan bermakna (Tabel VII). Aktivitas
serum ALT kelompok V memberikan perbedaan tidak bermakna (p>0,05)
terhadap kelompok kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB. Sedangkan pada aktivitas
serum AST kelompok V terhadap kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB
memberikan perbedaan bermakna secara statistik. Aktivitas serum AST pada
kelompok V dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2
ml/kgBB secara statistik berbeda bermakna. Hal ini berarti ekstrak metanol-air
biji Persea americana Mill. dosis 1400 g/kgBB memberikan efek hepatoprotektif.
Kelompok VI perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 700 mg/kgBB aktivitas serum ALT sebesar 65,0±2,2 U/l. Bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB maupun
dengan kelompok kontrol olive oil, secara statistik terdapat perbedaan bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
(Tabel VII). Hal yang sama juga terlihat pada aktivitas serum AST pada
kelompok VI dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2
ml/kgBB maupun kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB secara statistik terdapat
perbedaan bermakna (Tabel VII). Hal ini berarti ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. memiliki efek hepatoprotektif, namun kerusakan yang
ditimbulkan belum bisa kembali seperti keadaan normal. Hal ini kemungkinan
terjadi karena kandungan antioksidan pada dosis tengah yaitu 700 mg/kgBB
belum cukup untuk menurunkan aktivitas serum ALT-AST akibat induksi karbon
tetraklorida.
Kelompok VII perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 350 mg/kgBB aktivitas serum ALT sebesar 76,6±2,0 U/l. Bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara
statistik terdapat perbedaan bermakna (Tabel VII). Aktivitas serum ALT
kelompok VII memberikan perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol
negatif olive oil 2 ml/kgBB. Hal yang sama juga terlihat pada aktivitas serum AST
pada kelompok VII dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida
2 ml/kgBB berbeda bermakna secara statistik. Begitu juga dengan serum AST
kelompok VII terhadap kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB. Hal ini berarti ekstrak
metanol-air biji Persea americana Mill. memiliki efek hepatoprotektif, namun
kerusakan yang ditimbulkan belum bisa kembali seperti keadaan normal. Hal ini
kemungkinan terjadi karena kandungan antioksidan pada dosis terendah yaitu 350
mg/kgBB belum cukup untuk menurunkan aktivitas serum ALT-AST akibat
induksi karbon tetraklorida. Parameter utama kerusakan hati adalah serum ALT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sehingga diartikan bahwa kelompok V mampu melindungi sel hati dari induksi
karbon tetraklorida 2 ml/kgBB.
Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 1400 mg/kgBB (Kelompok V) merupakan kelompok yang memiliki tingkat
kerusakan hati paling rendah yang memberikan perbedaan serum ALT bermakna
terhadap kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 350 dan 750 mg/kgBB (Tabel VII). Hal ini kemungkinan karena jumlah
kandungan zat aktif antioksidan dalam ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill. dosis 350 dan 700 mg/kgBB belum cukup memberikan efek hepatoprotektif
hingga keadaan normal pada hewan uji yang terinduksi karbon tetraklorida 2
ml/kgBB. Selain itu, karena penggunaan penyari kombinasi metanol : air (70:30)
dimana belum diketahui secara pasti kandungan metabolit sekunder yang terdapat
pada biji Persea americana Mill. yang memiliki efek hepatoprotektif yang dapat
larut dan tertarik dari ekstrak tersebut, sehingga kemungkinan mempengaruhi
penggunaan dosis ekstrak 350 dan 700 mg/kgBB karena dimungkinkan bahwa
kandungan dalam kombinasi tersebut akan menurunkan aktivitas penangkapan
radikal bebas. Dengan demikian, perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut
mengenai penggunaan penyari yang berbeda untuk dapat menarik senyawa yang
mempunyai aktivitas penangkapan radikal bebas yang lebih kuat sehingga dapat
menjangkau dosis ekstrak yang kecil. Ketiga dosis ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. menunjukkan bahwa ada kekerabatan dosis dengan respon yang
muncul terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan ekstrak metanol-air biji
Persea americana Mill. yang diberikan, maka semakin besar efek hepatoprotektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Dosis optimum diperoleh dari ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dosis 1400 mg/kgBB karena pada dosis 1400 g/kgBB ini dapat menurunkan
aktivitas serum ALT-AST yang paling besar dibandingkan dua dosis lainnya.
Pada penelitian ini dari ketiga dosis memiliki kemampuan
hepatoprotektif. Jika ketiga dosis tersebut dikonversikan untuk manusia, diketahui
bahwa dosis terkecil yaitu 350 mg/kgBB yaitu 3,92 g/70kgBB manusia masih
terlalu besar jika diberikan untuk manusia, karena itu pada penelitian ini
disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan
hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dengan dosis yang
lebih rendah.
Potensi kemampuan hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. dosis 350; 700; dan 1400 mg/kgBB apabila dibandingkan dengan
kemampuan hepatoprotektif dari kontrol positif Curliv®
yang diasumsikan
memiliki daya hepatoprotektif 100%, maka dosis 350; 700; dan 1400 mg/kgBB
memiliki daya hepatoprotektif berturut-turut sebesar 168,4; 151,9 dan 137,0 %.
Daya hepatoprotektif diperoleh dari penurunan aktivitas ALT pada kelompok
perlakuan dibandingkan dengan penurunan aktivitas ALT pada kontrol positif
Curliv®
.
Keracunan CCl4 pada hati diawali dengan metabolisme dehalogenasi
reduktif oleh enzim sitokrom P450 menjadi suatu radikal bebas CCl3-
(triklorometil). Radikal bebas ini dapat berikatan secara kovalen dengan lemak
dan protein, menyebabkan kerusakan struktur membran dan penghambatan
berbagai enzim. CCl3- juga dapat bereaksi dengan O2 menghasilkan radikal bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang lain CCl3OO- (triklorometilperoksida). Selain itu, CCl3
- dapat mengikat
asam lemak enoat membentuk radikal bebas organik yang dapat bereaksi dengan
O2 membentuk peroksida dan metabolit sitotoksik lainnya. Proses ini dikenal
sebagai peroksidasi lemak. Penelitian menunjukkan bahwa antioksidan
mengurangi sitotoksisitas CCl4 secara in vitro dan in vivo. Agen yang
menghambat pengikatan kovalen oleh CCl4 juga bersifat hepatoprotektif
(Bruckner dan Warren, 2001).
Kemungkinan mekanisme kerja kandungan antioksidan dalam biji Persea
americana Mill. memberikan efek hepatoprotektif adalah menangkap radikal
bebas triklorometil (•CCl3) yang merupakan metabolit reaktif. Akibatnya
serangkaian peristiwa yang akan menyebabkan steatosis pada hati akan terhenti.
Perlu juga dilakukan penelitian dengan menggunakan model hepatotoksin lain
seperti parasetamol untuk mengetahui efek hepatoprotektif dari ekstrak metanol-
air biji Persea americana Mill. dan mengetahui dosis efektifnya dimana
kerusakan yang terjadi berupa nekrosis sel hati karena terbentuknya metabolit
NAPQI. Adanya kemungkinan mekanisme efek hepatoprotektif antioksidan dalam
biji Persea americana Mill., maka dapat dilakukan uji selanjutnya untuk
menunjang data penelitian sehingga dapat dilakukan pembuatan formulasi sediaan
untuk pengembangan obat herbal.
D. Rangkuman Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak metanol-air
biji Persea americana Mill. kelompok V dosis 1400 mg/kgBB, kelompok VI
dosis 700 mg/kgBB, dan kelompok VII dosis 350 mg/kgBB mampu memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pengaruh pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dengan
cara menurunkan aktivitas serum ALT-AST. Ada kekerabatan dosis dengan
respon yang muncul terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan ekstrak
metanol-air biji Persea americana Mill. yang diberikan, maka semakin besar efek
hepatoprotektif. Hal ini terbukti dari perolehan hasil purata ± SE aktivitas serum
ALT dari dosis tinggi hingga rendah berturut-turut sebesar 52,2 ± 0,7; 65,0 ± 2,2;
dan 76,6 ± 2,0 U/l. Sedangkan hasil purata ± SE untuk aktivitas serum AST
berturut-turut adalah 156,8 ± 2,4; 267,4 ± 6,7; dan 321,2 ± 6,9 U/l. Hasil ini
menjawab permasalahan pertama dalam penelitian ini yaitu pemberian ekstrak
metanol-air biji Persea americana Mill. mempunyai pengaruh pada tikus jantan
galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dengan cara menurunkan aktivitas
serum ALT-AST.
Aktivitas serum ALT kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. 1400 mg/kgBB secara statistik menunjukkan perbedaan yang
tidak bermakna dibandingkan kelompok kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB.
Namun, aktivitas serum AST kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji Persea
americana Mill. 1400 mg/kgBB terdapat perbedaan bermakna dibandingkan
kelompok kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB. Dapat disimpulkan bahwa
pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. tidak memberikan
pengaruh terhadap sel hati tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB
dan kenaikan serum ALT-AST akibat induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB.
Dosis optimum diperoleh dari ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
yang paling baik memberikan efek hepatoprotektif yaitu dosis 1400 mg/kgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pada dosis 1400 g/kgBB ini dapat menurunkan aktivitas serum ALT-AST yang
paling besar dibandingkan dua dosis lainnya.
Kemungkinan mekanisme kerja kandungan antioksidan dalam biji Persea
americana Mill. dalam memberikan efek hepatoprotektif adalah menangkap
radikal bebas triklorometil (•CCl3) yang merupakan metabolit reaktif. Akibatnya
serangkaian peristiwa yang akan menyebabkan steatosis pada hati akan terhenti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dan analisis statistik yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan :
1. Pemberian ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. pada dosis 1400;
700; dan 350 mg/kgBB mempunyai efek hepatoprotektif pada tikus jantan
galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida berupa penurunan aktivitas serum
ALT-AST.
2. Dosis optimum hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill. pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida adalah
sebesar 1400 mg/kgBB.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang :
1. Uji efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. pada
tikus jantan terinduksi parasetamol.
2. Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut mengenai penggunaan penyari
yang berbeda untuk dapat menarik senyawa yang mempunyai aktivitas
penangkapan radikal bebas yang lebih kuat.
3. Perlu dilakukan penelitian efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji
Persea americana Mill. dengan dosis yang lebih rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, L.H., 2010, Macam Buah-buahan untuk Kesehatan, Alfabeta, Bandung,
pp. 33.
Arukwe, U., Amadi, B.A., Duru, M. K.C., Agomuo,E.N., Adindu, E. A., Odika,
P.C., 2012, Chemical Composition of Persea americana Leaf, Fruit and
Seed, IJRRAS, 346-349.
Bernardini, E. 1982, Vegetables Oil and Fats Processing, Vol. 1, Interstamps,
Rome.
Bombardelli, E. 1991, Technologies for The Processing of Medicinal Plants, In :
R. O. B. Wijesekera, The Medicinal Plant Industry, CRC Press, Boca
Raton, pp. 1991.
Bruckner, J. V., and Warrren, D.A., 2001, Toxic Effects of Solvent amd Vapors in
Klaassen,C. D., Casarett and Doull’s Toxicology The Basic Science of
Poison, 6th
edition, Mc. Graw Hill Companies, Inc., New York, pp. 887.
Cadman B. E., 2000, Adverse Effect of Drugs on The Liver, in Halber, R., and
Edward, C., (Eds), Clinical Pharmacy and Theraupetics, (2nd
) ed.,
Churchill Livingstone, Edinburgh, Pp. 183.
Carpena, J. G. R, Morcuende, D., Andrade M. J., Kylli, P., and Estevez, M., 2011,
Avocado (Persea americana Mill.) Phenolics, In Vitro Antioxidant and
Antimicrobial Activities, and Inhibition of lipid and Protein Oxidation In
Porcine Patties, Journal of Agricultural and Food Chemistry, 5625-5635.
Chandrasoma, P. and Taylor, C.R., 1995, Concise Pathology, 2nd
edition,
Lavoisier Publising, New Jersey, pp. 620-622, 631-633, 641.
Committee on Herbal Medicinal Products, 2013, Assessment report on Curcuma
xanthorrhiza Roxb. (C. xanthorrhiza D. Dietrich)., Rhizome, Review
article, European Medicines Agency, London, pp.2-22.
Cooper, R. B., 1996, Disease (Penyakit), Jilid I Edisi I, Diterjemahkan oleh
Mangku Sitepoe, PT. Gramedia, Jakarta, pp. 293-296.
Ditjen POM,1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta, pp.31, 706.
Donatus, I. A., 1992, Peran Fitofarmaka dalam Upaya Pengobatan Hepatitis,
Kumpulan Naskah Lengkap Simposium Nasional Hepatitis, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Edem, D.O., dan Akpanabiatu, M.I., 2006, Effects of palm oil-containing diets on
enzyme activities of rats. Pakistan J. Nutr., 5 (4), pp.301- 305.
Guyton, A.C., and Hall, J.,E., 1996, Textbook of Medical physiology, Edisi 9,
CCV EGC, Jakarta, pp. 1103-1105.
Guyton, A.C., 1983, Review of Medical Physiology, diterjemahkan oleh Adji
Dharma, CV EGC, Jakarta, pp. 392-400.
Hastuti, T., 2008, Aktivitas enzim Transaminase dan Gambaran Histopatologi
Tikus yang Diberikan Kelapa Kopyor Pasca Induksi Parasetamol,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Laporan Penelitian,
Institut Pertanian, Bogor.
Houghton, P.J. dan Raman, A., 1998, Laboratory Handbook for The
Fractionation of Natural Extrac,. Chapman and Hall, London.
Isselbacher, K.J., dan Podolsky, D.K., 1995, Tes Diagnostik Pada Penyakit Hati,
Harrison : Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, alih bahasa oleh
Ahmad H., Volume 4, 1655 – 1656, EGC Press, Jakarta.
Janakat, S., dan Al-Merie, H., 2002, Optimization of the dose and route of
injection, and characterization of the time course of carbon tetrachloride-
induced hepatotoxicity in the rat, J. Pharm. Tox. Methods, 41-44,48.
Kim, H. C., Ren, B. A., Gil, S. J., Jin, S. B., Seung, H. O., Hye, S. L., Ji, W. K.,
Tae, O. K., Youn, C. K., 2006, Hepatoprotective Lignan Compound
from Schizandrae Fructus on Tacrine Induced Cytotoxicity in Hep G2
Cells, Jurnal, Korean J., Orietal Physiology & Phatology, pp. 1282-1284.
Klassen, C. D., 1995, Non Metalic Environmental Toxicants, Goodman and
Gilman’s, The Pharmacological Basic Of Therapeutics, 9th
Edition,
McGraw-Hill, USA, pp. 1680-2681.
Kurniawati, A.Y., Adrianto, E.E., dan Hendra, P., 2011, Uji Praklinik Ekstrak
Metanol-Air Macaranga tanarius L. Kajian : Aktivitas Antiinflamasi dan
Hepatoprotektif, Kongres Ilmiah dan Rapat Kerja Nasional IAI 2011,
IAI, Manado.
Lingappa, V.,R., 1995, Pathophysiology of Disease; An Introduction to Clinical
Medicine, 1st ed, Appleton and Lange, Connecticut, pp. 245-247.
Loomis, 1978, Toksikologi Dasar, Diterjemahkan oleh Imono Argo Donatus,
Edisi 3, IKIP Semarang Press, Semarang, pp. 3,16,22,228-230.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar : Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko,
Edisi 2, Terj.dari Basic Toxicology : Fundamentals, Target Organs, and
Risk Assesment, Alih bahasa : Edi Nugroho, UI Press, Jakarta, pp.
210,217.
Muray, K.R., Daryl, K. G., and Victor, W. R., 2009, Biokimia Harper, (Edisi ke-
27, Terj. dari : Harpers Biochemistry, Alih bahasa : Andry Hartono,
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, pp. 308,349.
Panigoro, R., Samsudin, S., Diah D., 2013, Comparison of Curcumin Level in
Fresh and Decoction od Dried Curcuma xanthorrhiza Roxb. Rhizome,
Jurnal, JK Welfare & Pharmascope Foundation, International Journal of
Research in Pharmaceutical Sciences, pp. 256-259.
Panjaitan, R.G.P, Handharyani, Chairul., Masriani., Zakiah, Z., Manalu, W., 2007,
Pengaruh Pemberian Karbontetraklorida Terhadap Fungsi Hati dan
Ginjal Tikus, Makara Kesehatan, Vol 11, pp. 1, 11-16.
Price, S.A. and Wilson, L.M., 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, pp. 427, 475-477.
Purseglove, J.W., E.G. Brown, C.L. Green, S.R.J. Robins, 1981, Spices, Vol. 1,
Longman Inc., New York.
Research Vol. 1 : Selection, Preparation and Pharmalogical Evaluation of Plant
Material, John Wiley & Sons, Cichester, England, pp. 49.
Luper S., 1998, A review of plant used in the treatment of liver disease: Part 1.
Alternative medicine review 3(6): 410-421.
Stine, K.E. and Brown, T.M., 1996, Principles of Toxicology, CRC Press, Boca
Raton, pp.149-153.
Timbrell, J. A. 2008, Principles of Biochemical Toxicology, 4th Edition, Informa
Healthcare, New York, pp.308-311.
Wahyuni, S., 2005, Pengaruh Daun Sambiloto (Andrographis paniculata, Ness)
Terhadap Kadar SGPT dan SGOT Tikus Putih, GAMMA, 1(1), pp. 45-53.
Williamson, E.M., David, T.O., and Fred, J.E., 1996, Pharmacological Methods
in Phytotherapy.
Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta.
Woodley, M., Allison, W., 1992, Pedoman Pengobatan,Andi Offset dan Yayasan
Essentia Medica, Universitas Sanata Dharma, pp. 473, 482-483.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Zimmerman, H. J., 1978, Hepatotoxicity, Apleton, Century Crofts, New York, pp.
38,49,51.
Zimmerman, H. J., 1999, Hepatotoxicity, 2nd edition, Lippincott Williams and
Wilkins, Philadelphia, pp. 195-210.
Zuhrotun, 2007, Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea
americana Mill.) Bentuk Bulat, Laporan Penelitian, Universitas
Padjajaran Bandung, Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 1. Foto serbuk biji Persea americana Mill.
Lampiran 2. Foto ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
Lampiran 3. Foto suspensi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill.
dalam CMC-Na 1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 4. Sirup Curliv Plus®
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi serbuk biji Persea americana
Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 6. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics
Committee (MHREC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 7. Analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST pada uji
pendahuluan penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2
ml/kgBB
NPar Tests (ALT)
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
jam_ke_0 3 68.0000 16.70329 50.00 83.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
jam_ke_0
N 3
Normal Parametersa Mean 68.0000
Std. Deviation 16.70329
Most Extreme Differences Absolute .238
Positive .193
Negative -.238
Kolmogorov-Smirnov Z .412
Asymp. Sig. (2-tailed) .996
a. Test distribution is Normal.
NPar Tests Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
jam_ke_24 3 2.0333E2 27.53785 185.00 235.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
jam_ke_24
N 3
Normal Parametersa Mean 203.3333
Std. Deviation 27.53785
Most Extreme Differences Absolute .353
Positive .353
Negative -.253
Kolmogorov-Smirnov Z .611
Asymp. Sig. (2-tailed) .850
a. Test distribution is Normal.
NPar Tests Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
jam_ke_48 3 54.6667 9.45163 44.00 62.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
jam_ke_48
N 3
Normal Parametersa Mean 54.6667
Std. Deviation 9.45163
Most Extreme Differences Absolute .304
Positive .219
Negative -.304
Kolmogorov-Smirnov Z .527
Asymp. Sig. (2-tailed) .944
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
NPar Tests (AST)
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
jam_ke_0 3 88.3333 6.50641 82.00 95.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
jam_ke_0
N 3
Normal Parametersa Mean 88.3333
Std. Deviation 6.50641
Most Extreme Differences Absolute .187
Positive .187
Negative -.181
Kolmogorov-Smirnov Z .324
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
a. Test distribution is Normal.
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
jam_ke_24 3 4.4633E2 33.50124 410.00 476.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
jam_ke_24
N 3
Normal Parametersa Mean 446.3333
Std. Deviation 33.50124
Most Extreme Differences Absolute .246
Positive .194
Negative -.246
Kolmogorov-Smirnov Z .425
Asymp. Sig. (2-tailed) .994
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
NPar Tests Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
jam_ke_48 3 1.4733E2 13.01281 134.00 160.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
jam_ke_48
N 3
Normal Parametersa Mean 147.3333
Std. Deviation 13.01281
Most Extreme Differences Absolute .187
Positive .181
Negative -.187
Kolmogorov-Smirnov Z .324
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Oneway (ALT-AST Serum)
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ALT 2.732 2 6 .143
AST 3.169 2 6 .115
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
ALT Between Groups 40594.667 2 20297.333 54.046 .000
Within Groups 2253.333 6 375.556
Total 42848.000 8
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Min Max Lower
Bound
Upper
Bound
ALT CCl4 Dosis
2ml/kg BB
jam ke-0
3 68.0000 16.70329 9.64365 26.5067 109.4933 50.00 83.00
CCl4 Dosis
2ml/kg BB
jam ke-24
3 2.0333E2 27.53785 15.89899 134.9255 271.7412 185.00 235.00
CCl4 Dosis
2ml/kg BB
jam ke-48
3 54.6667 9.45163 5.45690 31.1875 78.1458 44.00 62.00
Total 9 1.0867E2 73.18470 24.39490 52.4119 164.9214 44.00 235.00
AST CCl4 Dosis
2ml/kg BB
jam ke-0
3 88.3333 6.50641 3.75648 72.1705 104.4961 82.00 95.00
CCl4 Dosis
2ml/kg BB
jam ke-24
3 4.4633E2 33.50124 19.34195 363.1116 529.5550 410.00 476.00
CCl4 Dosis
2ml/kg BB
jam ke-48
3 1.4733E2 13.01281 7.51295 115.0077 179.6590 134.00 160.00
Total 9 2.2733E2 167.22515 55.74172 98.7927 355.8740 82.00 476.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
AST Between Groups 221046.000 2 110523.000 248.552 .000
Within Groups 2668.000 6 444.667
Total 223714.000 8
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Scheffe
Depen
dent
Variabl
e (I) kelompok (J) kelompok
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
ALT CCl4 Dosis 2ml/kg
BB jam ke-0
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-24
-135.33333* 15.82310 .000 -186.0821 -84.5846
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-48
13.33333 15.82310 .715 -37.4154 64.0821
CCl4 Dosis 2ml/kg
BB jam ke-24
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-0
135.33333* 15.82310 .000 84.5846 186.0821
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-48
148.66667* 15.82310 .000 97.9179 199.4154
CCl4 Dosis 2ml/kg
BB jam ke-48
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-0
-13.33333 15.82310 .715 -64.0821 37.4154
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-24
-148.66667* 15.82310 .000 -199.4154 -97.9179
AST CCl4 Dosis 2ml/kg
BB jam ke-0
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-24
-358.00000* 17.21756 .000 -413.2212
-
302.7788
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-48
-59.00000* 17.21756 .039 -114.2212 -3.7788
CCl4 Dosis 2ml/kg
BB jam ke-24
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-0
358.00000* 17.21756 .000 302.7788 413.2212
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-48
299.00000* 17.21756 .000 243.7788 354.2212
CCl4 Dosis 2ml/kg
BB jam ke-48
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-0
59.00000* 17.21756 .039 3.7788 114.2212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Homogeneous Subsets ALT
Scheffe
kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam
ke-48 3 54.6667
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam
ke-0 3 68.0000
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam
ke-24 3 203.3333
Sig. .715 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
AST
Scheffe
kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam ke-0 3 88.3333
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam ke-48 3 1.4733E2
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam ke-24 3 4.4633E2
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
CCl4 Dosis
2ml/kg BB jam
ke-24
-299.00000* 17.21756 .000 -354.2212
-
243.7788
*. The mean difference is significant at the
0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Means Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
SGPT * kelompok 9 60.0% 6 40.0% 15 100.0%
Report
ALT
kelompok Mean N Std. Deviation
Std. Error of
Mean
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam
ke-0 68.0000 3 16.70329 9.64365
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam
ke-24 2.0333E2 3 27.53785 15.89899
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam
ke-48 54.6667 3 9.45163 5.45690
Total 1.0867E2 9 73.18470 24.39490
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
AST * kelompok 9 60.0% 6 40.0% 15 100.0%
AST
kelompok Mean N Std. Deviation
Std. Error of
Mean
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam
ke-0 88.3333 3 6.50641 3.75648
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam
ke-24 4.4633E2 3 33.50124 19.34195
CCl4 Dosis 2ml/kg BB jam
ke-48 1.4733E2 3 13.01281 7.51295
Total 2.2733E2 9 167.22515 55.74172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 8. Analisis statistik aktivitas serum ALT perlakuan ekstrak
metanol-air biji Persea americana setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2
ml/kgBB
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
kontrol_CCl4 5 1.8320E2 11.43241 168.00 197.00
kontrol_olive_oil 5 47.6000 4.39318 43.00 54.00
kontrol_ekstrak 5 45.6000 2.07364 43.00 48.00
kontrol_positif 5 1.0540E2 16.53179 89.00 131.00
dosis_1400 5 52.2000 1.48324 50.00 54.00
dosis_700 5 65.0000 4.84768 60.00 72.00
dosis_350 5 76.6000 4.56070 73.00 84.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kontrol
CCl4
Kontrol
olive oil
Kontrol
ekstrak
Kontrol
positif
Dosis
1400
Dosis
700
Dosis
350
N 5 5 5 5 5 5 5
Normal
Parametersa
Mean 183.200 47.6000 45.6000 105.4000 52.2000 65.000 76.600
Std. Deviation 11.4324 4.39318 2.07364 16.53179 1.48324 4.8476 4.5607
Most Extreme
Differences
Absolute .163 .242 .180 .273 .246 .195 .316
Positive .136 .242 .180 .273 .154 .195 .316
Negative -.163 -.148 -.176 -.161 -.246 -.151 -.215
Kolmogorov-Smirnov Z .363 .541 .402 .610 .551 .437 .706
Asymp. Sig. (2-tailed) .999 .931 .997 .851 .922 .991 .701
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Kruskal-Wallis Test
Ranks
kelompok N Mean Rank
ALT kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 33.00
kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 7.00
kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 5.00
kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 28.00
EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 12.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 18.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 23.00
Total 35
Test Statisticsa,b
ALT
Chi-Square 32.218
df 6
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
Kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
ALT kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 6.00 30.00
kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 5.00 25.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 25.000
Z -.525
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Asymp. Sig. (2-tailed) .599
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 3.00 15.00
kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 4.00 20.00
EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 7.00 35.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U 5.000
Wilcoxon W 20.000
Z -1.581
Asymp. Sig. (2-tailed) .114
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .151a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 3.00 15.00
kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.627
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ALT 35 82.2286 46.78240 43.00 197.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Means
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
ALT * kelompok 35 100.0% 0 .0% 35 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Report
ALT
kelompok Mean N Std. Deviation Std. Error of Mean
kontrol CCl4 2mL/kgBB 1.8320E2 5 11.43241 5.11273
kontrol olive oil 2mL/kgBB 47.6000 5 4.39318 1.96469
kontrol ekstrak
1400mg/kgBB 45.6000 5 2.07364 .92736
kontrol positif curliv
4,05mg/kgBB 1.0540E2 5 16.53179 7.39324
EMBPA 1400 mg/kgBB +
CCl4 2ml/kgBB 52.2000 5 1.48324 .66332
EMBPA 700 mg/kgBB +
CCl4 2ml/kgBB 65.0000 5 4.84768 2.16795
EMBPA 350 mg/kgBB +
CCl4 2ml/kgBB 76.6000 5 4.56070 2.03961
Total 82.2286 35 46.78240 7.90767
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
ALT *
kelompok
Between
Groups
(Combined) 72515.771 6 12085.962 178.447 .000
Linearity 13840.457 1 13840.457 204.352 .000
Deviation from
Linearity 58675.314 5 11735.063 173.266 .000
Within Groups 1896.400 28 67.729
Total 74412.171 34
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
ALT * kelompok -.431 .186 .987 .975
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Graph
Lampiran 9. Analisis statistik serum AST perlakuan ekstrak metanol-air biji
Persea americana Mill. setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
kontrol_CCl4 5 4.7680E2 31.87789 441.00 521.00
kontrol_olive_oil 5 60.2000 5.26308 55.00 69.00
kontrol_ekstrak 5 80.8000 4.38178 76.00 84.00
kontrol_positif 5 3.7700E2 34.22718 344.00 419.00
dosis_1400 5 1.5680E2 5.31037 149.00 163.00
dosis_700 5 2.6740E2 14.99333 252.00 288.00
dosis_350 5 3.2120E2 15.44992 303.00 336.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kontrol_
CCl4
kontrol_
olive_oil
kontrol_
ekstrak
kontrol
positif
Dosis
1400
Dosis
700
Dosis
350
N 5 5 5 5 5 5 5
Normal
Parametersa
Mean 476.8000 60.2000 80.8000 377.0000 156.8000 267.4000 321.2000
Std.
Deviation 31.87789 5.26308 4.38178 34.22718 5.31037 14.99333 15.44992
Most Extreme
Differences
Absolute .172 .315 .367 .225 .167 .289 .316
Positive .172 .315 .263 .225 .129 .289 .237
Negative -.131 -.162 -.367 -.193 -.167 -.160 -.316
Kolmogorov-Smirnov Z .385 .705 .822 .503 .374 .647 .706
Asymp. Sig. (2-tailed) .998 .703 .510 .962 .999 .797 .702
a. Test distribution is
Normal.
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank
AST kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 33.00
kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 3.00
kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 8.00
kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 28.00
EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 13.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 18.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 23.00
Total 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Test Statisticsa,b
AST
Chi-Square 33.357
Df 6
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
Kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4
2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol CCl4 2mL/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 3.00 15.00
kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 3.00 15.00
kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
Kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol olive oil 2mL/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 3.00 15.00
kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
Kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 5 8.00 40.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST EMBPA 1400 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AST 35 2.4860E2 147.75062 55.00 521.00
kelompok 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
AST EMBPA 700 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 3.00 15.00
EMBPA 350 mg/kgBB + CCl4 2ml/kgBB 5 8.00 40.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Test Statisticsb
AST
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Means
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
AST * kelompok 35 100.0% 0 .0% 35 100.0%
Report
AST
kelompok Mean N Std. Deviation Std. Error of Mean
kontrol CCl4 2mL/kgBB 4.7680E2 5 31.87789 14.25623
kontrol olive oil 2mL/kgBB 60.2000 5 5.26308 2.35372
kontrol ekstrak 1400mg/kgBB 80.8000 5 4.38178 1.95959
kontrol positif curliv 4,05mg/kgBB 3.7700E2 5 34.22718 15.30686
EMBPA 1400 mg/kgBB 1.5680E2 5 5.31037 2.37487
EMBPA 700 mg/kgBB 2.6740E2 5 14.99333 6.70522
EMBPA 350 mg/kgBB 3.2120E2 5 15.44992 6.90941
Total 2.4860E2 35 147.75062 24.97441
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
AST *
kelompok
Between
Groups
(Combined) 731323.200 6 121887.200 312.955 .000
Linearity 99.457 1 99.457 .255 .617
Deviation from
Linearity 731223.743 5 146244.749 375.495 .000
Within Groups 10905.200 28 389.471
Total 742228.400 34
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
AST * kelompok .012 .000 .993 .985
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 10. Analisis statistik aktivitas serum ALT dan serum AST
perlakuan kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kgBB
ALT
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
jam_ke_0 5 41.6000 2.50998 40.00 46.00
jam_ke_24 5 47.6000 4.39318 43.00 54.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
jam_ke_0 jam_ke_24
N 5 5
Normal Parametersa Mean 41.6000 47.6000
Std. Deviation 2.50998 4.39318
Most Extreme Differences Absolute .394 .242
Positive .394 .242
Negative -.262 -.148
Kolmogorov-Smirnov Z .882 .541
Asymp. Sig. (2-tailed) .418 .931
a. Test distribution is Normal.
Test of Homogeneity of Variances
ALT
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.482 1 8 .154
T-Test Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 jam_ke_0 41.6000 5 2.50998 1.12250
jam_ke_24 47.6000 5 4.39318 1.96469
Paired Samples Correlations
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
N Correlation Sig.
Pair 1 jam_ke_0 & jam_ke_24 5 .866 .058
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair
1
jam_ke_0 -
jam_ke_24 -6.00000 2.54951 1.14018 -9.16563 -2.83437 -5.262 4 .006
Graph
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
AST
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
jam_ke_0 5 50.2000 4.96991 43.00 54.00
jam_ke_24 5 60.2000 5.26308 55.00 69.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
jam_ke_0 jam_ke_24
N 5 5
Normal Parametersa Mean 50.2000 60.2000
Std. Deviation 4.96991 5.26308
Most Extreme Differences Absolute .313 .315
Positive .222 .315
Negative -.313 -.162
Kolmogorov-Smirnov Z .701 .705
Asymp. Sig. (2-tailed) .710 .703
a. Test distribution is Normal.
Test of Homogeneity of Variances
AST
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.134 1 8 .724
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 jam_ke_0 50.2000 5 4.96991 2.22261
jam_ke_24 60.2000 5 5.26308 2.35372
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 jam_ke_0 & jam_ke_24 5 .543 .344
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
jam_ke_0 -
jam_ke_24
-
1.00000E1 4.89898 2.19089 -16.08289
-
3.91711
-
4.564 4 .010
Graph
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 11. Perhitungan efek hepatoprotektif
Rumus perhitungan efek hepatoprotektif :
( ) ( )
( )
Maka perhitungan efek hepatoprotektif ALT serum sebagai berikut :
Kelompok perlakuan ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dosis 1400
mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB :
( ) ( )
( )
Kelompok perlakuan ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dosis 700
mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB :
( ) ( )
( )
Kelompok perlakuan ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dosis 350
mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB :
( ) ( )
( )
Lampiran 12. Perhitungan daya hepatoprotektif ekstrak metanol biji Persea
americana Mill. dibandingkan dengan kontrol positif Curliv®
Rumus perhitungan daya hepatoprotektif :
( ) ( )
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Maka perhitungan daya hepatoprotektif ALT serum sebagai berikut :
Kelompok perlakuan ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dosis 1400
mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB :
( ) ( )
( )
Kelompok perlakuan ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dosis 700
mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB :
( ) ( )
( )
Kelompok perlakuan ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dosis 350
mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB :
( ) ( )
( )
Lampiran 13. Perhitungan penetapan peringkat dosis ekstrak metanol-air
biji Persea americana Mill. kelompok perlakuan
Dasar penetapan peringkat dosis:
Bobot tertinggi tikus = 250 g = 0,25 kg
Konsentrasi ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. yang
digunakan 7% = 70 mg/mL.
Pemberian cairan secara per oral maksimal 5 ml
Dengan dasar tersebut maka ditetapkan dosis tertinggi dengan rumus :
V x C = BB x D
Keterangan :
V = volume pemberian (mL)
C = konsentrasi (mg/mL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
BB = Berat badan (kg)
D = Dosis (mg/kg)
Volume Pemberian x Konsentrasi = Berat badan x Dosis
5 mL x 70 mg/mL = 0,25 kg x Dosis
Dosis = 1400 mg/kgBB (dosis tertinggi)
Untuk dua peringkat dosis di bawahnya, dosis tertinggi ini dibagi 2 kemudian
dibagi 2 lagi sehingga diperoleh 3 peringkat dosis : 1400 (dosis I), 700 (dosis II)
dan 350 (dosis III) mg/kgBB.
Lampiran 14. Perhitungan konversi dosis untuk manusia
Angka konversi Tikus 200 g ke Manusia 70 kg = 56,0
Dosis untuk manusia = Dosis untuk tikus 200 g x (angka konversi ke
manusia)
Maka ditetapkan dosis ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. :
1. Dosis I (1400 mg/kgBB tikus) ekstrak metanol-air biji Persea americana :
1400 mg/kgBB = 280 mg/200 gBB
280 mg/200 gBB x 56,0 = 15680 mg/70 kgBB manusia
= 15,68 g/70 kgBB manusia
2. Dosis II (700 mg/kgBB tikus) ekstrak metanol-air biji Persea americana :
700 mg/kgBB = 140 mg/200 gBB
140 m g/200 gBB x 56,0 = 7840 mg/70 kgBB manusia
= 7,84 g/70 kgBB manusia
3. Dosis III (350 mg/kgBB tikus) ekstrak metanol-air biji Persea americana :
350 mg/kgBB = 70 mg/200 gBB
70 mg/200 gBB x 56,0 = 3920 mg/70 kgBB manusia
= 3,92 g/70 kgBB manusia
Lampiran 15. Perhitungan konversi hari untuk manusia
1 Bulan untuk tikus = 34 bulan untuk manusia
Maka 1 hari untuk tikus = 34 hari untuk manusia
6 hari untuk tiikus = 204 hari untuk manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 16. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill.
Penetapan kadar air dilakukan menggunakan alat moisture balance dengan
metode Gravimetri. Pemanasan serbuk biji Persea americana Mill. dilakukan
pada suhu 105 0C selama 15 menit.
Tabel XI. Hasil penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill.
Bobot Replikasi I Replikasi II Replikasi III
Sebelum
pemanasan
5,000 g 5,000 g 5,000 g
Sesudah
pemanasan
4,624 g 4,636 g 4,630 g
Kadar air 7,52 % 7,28 % 7,40%
Rata-rata kadar air 7,40 %
Kadar air =
Replikasi 1 =
7,52 %
Replikasi 2 =
7,28 %
Replikasi 3 =
7,40 %
Lampiran 17. Hasil rendemen ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill.
Tabel XII. Hasil rendemen ekstrak metanol-air Biji Persea americana Mill.
Keterangan (gram) Cawan 1 Cawan 2 Cawan 3 Cawan 4 Cawan 5
Cawan kosong 63,29 66,22 47,06 53,57 50,5
Cawan + ekstrak 66,18 69,09 49,93 56,31 53,03
Rendemen 2,89 2,87 2,87 2,74 2,53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
% Rendemen ekstrak kental =
x 100% = 26,55%
Jumlah serbuk yang digunakan untuk pembuatan ekstrak kental
sebanyak 200 g serbuk kering biji Persea americana Mill., pada tiap cawannya
digunakan 10 g serbuk kering dalam 100 mL pelarut metanol-air 70%. Rata-rata
rendemen setiap 10 g serbuk kering adalah sebesar 2,78 gram ekstrak kental. Pada
pembuatan 200 g serbuk kering biji Persea americana Mill. menghasilkan 53,1 g
ekstrak kental, dengan % rendemen 26,55 %.
Lampiran 18. Bobot pengeringan ekstrak metanol-air biji Persea americana
Mill.
Tabel XIII. Bobot pengeringan ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. Cawan
Berat cawan
kosong (gram)
Jam ke
0
08.00
1
09.00
2
10.00
3
11.00
4
12.00
5
13.00
1 63,29 Berat
ekstrak
(g)
101,00 82,11 70,09 66,42 66,18 66,18
2 66,22 97,61 85,90 75,30 70,03 69,09 69,09
3 47,06 80,52 70,65 57,23 50,11 49,93 49,93
Lampiran 19. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas
Tabel XIV. Hasil validitas dan reabilitas pengukuran ALT dilihat dari
serum kontrol (range 26,2 – 41,8 U/L) x ( U/L )
x - (x - )
2
30
30,6
0,6 0,36
31 0,4 0,16
31 0,4 0,16
31 0,4 0,16
30 0,6 0,36
∑ 1,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
SD = √∑( )̄
( )
SD = √
= 0,3
Range x D = 30,6 0,3
= 29,4 – 31,8
CV =
x 100%
=
Tabel XV. Hasil validitas dan reabilitas pengukuran AST dilihat dari serum
kontrol (range 35,4-56,6 U/L) x ( U/L )
x - (x - )
2
39
38,8
0,2 0,04
39 0,2 0,04
39 0,2 0,04
38 0,8 0,64
39 0,2 0,04
∑ 0,8
SD = √∑( )̄
( )
SD = √
= 0,2
Range x D = 3 , 0,2
= 38,6 – 39,0
CV =
x 100%
=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Efek
Hepatoprotektif Jangka Panjang Ekstrak Metanol-Air
Biji Persea Americana Mill. Terhadap Aktivitas ALT-
AST Serum Pada Tikus Jantan Wistar Terinduksi
Karbon Tetraklorida” memiliki nama lengkap Robert
Dwijantara Putra. Penulis lahir di Yogyakarta pada
tanggal 02 Mei 1992, merupakan putra kedua dari
empat bersaudara dalam keluarga pasangan Budi Kasno dan Nastiti Handayani.
Penulis mengawali pendidikan di TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta
(1997-1998) kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD
Kanisius Demangan Baru Yogyakarta (1998-2004). Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 6 Yogyakarta (2004-
2007), kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA
Bopkri 1 Yogyakarta (2007-2010). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan
sarjana di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2010. Semasa
menempuh kuliah, penulis aktif dalam beberapa kegiatan kepanitiaan dan
organisasi antara lain sebagai anggota Unit Kegiatan Fakultas Bidang Olahraga
Badminton (2012-2013), anggota PosKes Kota Baru (2010 - sekarang). Penulis
pernah menjadi volunteer PIO ISMAFARSI (2011), anggota divisi Perlengkapan
Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi (2012), koordinator Perlengkapan TITRASI
(2012). Penulis pernah menjadi asisten praktikum Farmakologi Toksikologi
(2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI