plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada...
TRANSCRIPT
EVALUASI DRUG-RELATED PROBLEMS
PADA PERESEPAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN
KOMPLIKASI ISCHEMIC HEART DISEASE
DI INSTALASI RAWAT INAP RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA
PERIODE JANUARI 2005-DESEMBER 2007
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Niken Larasati
NIM : 048114108
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI DRUG-RELATED PROBLEMS
PADA PERESEPAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN
KOMPLIKASI ISCHEMIC HEART DISEASE
DI INSTALASI RAWAT INAP RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA
PERIODE JANUARI 2005-DESEMBER 2007
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Niken Larasati
NIM : 048114108
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
“Where there is love,, there is life...”
~ Mahatma Gandhi ~
Kupersembahkan karya ini untuk : Bapa dan Bunda Maria di surga
kedua orangtuaku, Ayah & Mami dan Mas A’ar
Sebagai ucapan syukur atas cinta yang membuatku lebih hidup..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PRAKATA
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan kasih, rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul
“Gambaran Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Peresepan Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi Ischemic Heart Disease di Instalasi
Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007
dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis
mengucapkan terinakasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dra. A. M. Wara Kusharwanti M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia membimbing, mencurahkan segenap waktu dan pikiran, serta
memberikan kritik dan saran selama penyusunan proposal penelitian,
pelaksanaan penelitian, hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. dan Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan yang berguna demi peningkatan
hasil karya tulis ini.
4. Bapak Drs. Sabikis Apt. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
5. Segenap dewan direksi RS Panti Rapih yang telah memberikan ijin bagi
penulis untuk dapat melakukan penelitian di RS Panti Rapih.
6. Segenap petugas bagian rekam medik RS Panti Rapih yang telah banyak
membantu dalam proses pengambilan data.
7. Bapak Giyanto, Mbak Ima, serta segenap warga pos pelayanan kesehatan di
Paroki Keluarga Kudus Banteng, atas bantuan, dan dukungannya.
8. Ayah dan Mami atas penghidupan, doa dan semangat tiada henti yang telah
diberikan.
9. Kakak-kakakku, “nenek” Punto dan “nenek” Adhi, atas semangat, dukungan,
dan bantuan yang telah diberikan.
10. Keluarga besar Bapak dan (alm.) Ibu Leo Salamun, atas doa, penghiburan,
kebersamaan, dan dukungan yang telah diberikan.
11. Tarsisius “Aar” Mahatmawardi atas doa, kasih, senyum dan penantian.
12. Sahabat-sahabatku, Chika, Novita, Eunike, Aprilia, dan Yasinta atas
keceriaan, doa, dan dukungan yang telah diberikan.
13. Teman-teman kelas C dan kelompok praktikum E angkatan 2004, atas
kebersamaan selama menjalani perkuliahan.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menyertai dan membalas kebaikan yang
telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 6 Mei 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 6 Mei 2008
Penulis,
Niken Larasati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
INTISARI
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang tak lekang oleh jaman. Keberadaannya saat ini justru menjadi sebuah ancaman bagi penderitanya. Bukan hanya pada masalah penyembuhannya namun juga kejadian komplikasi yang dapat muncul kapan saja. Walaupun DM merupakan suatu penyakit kronis yang tidak menimbulkan kematian secara langsung namun dapat berakibat fatal bila pengelolaannya tidak dilakukan secara tepat. Ischemic heart disease (IHD) merupakan salah satu komplikasi yang dapat meningkatkan risiko kematian pada pasien DM tipe 2.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi drug related problems (DRPs) pada peresepan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif-evaluatif. Data berupa rekam medik pasien yang diambil secara retrospektif.
Berdasarkan data yang diambil, sebanyak 63,64% berjenis kelamin perempuan dan mayoritas pasien berusia 56-65 tahun (29,09%). Persentase terbesar komplikasi penyerta yang dialami adalah penyakit kardiovaskuler dan nefropati yaitu sebesar 18,18%; sedangkan sebesar 25,45% pasien mengalami penyakit penyerta berupa infeksi. Berdasarkan hasil laboratorium pemeriksaan kadar glukosa darah (KGD) sebanyak 30,91% pasien mengalami peningkatan KGD sewaktu; 58,19% pasien mengalami peningkatan KGD puasa; dan 56,36% pasien mengalami peningkatan KGD PP. Untuk pemeriksaan fungsi jantung, sebanyak 10,91% pasien menunjukkan kadar CKMB normal; 1,82% pasien menunjukkan kadar troponin normal; dan 7,27% pasien menunjukkan kadar LDH normal. Penggunaan obat terbanyak yaitu obat kardiovaskuler (98,18%). DRPs yang paling banyak teridentifikasi adalah butuh obat tambahan (96,36%). Sebanyak 89,09% pasien meninggalkan RS dalam keadaan membaik dan 50,91% pasien menjalani rawat inap selama 1-7 hari Kata kunci : diabetes melitus, ischemic heart disease, drug related problems,
RS Panti Rapih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is a never ending disease. The position of DM at this time can be a threat for patient. Not only about the healing problem, but also insiden of complication which can appear all the time. Although DM is a chronic disease which not cause appear death in direct but can be threaten without contribution of good and exact management therapy. Ischemic heart disease (IHD) is a one of complication which can increase risk of death on patient type 2 DM.
The goal of this study is to evaluate drug related problems at prescription of patient type 2 DM with IHD complication in instalasi rawat inap Panti Rapih hospital on January 2005-December 2007.
Based on the data which has removal, 63,64% are women and patient majority on 56-65 years old (29,09%). Most percentage of participant complication are cardiovascular disease and nefropathy 918,18%) while about 25,45% patient have infection as participant disease. Based on the result of blood glucose, 30,91% patient have increase random blood glucose, 58,19% patient have increase fasting blood glucose, and 56,36% patient have increase PP blood glucose. The result of cardiac function test, 10,91% patient have normal mark of CKMB, 1,82% patient have normal mark of troponin, and 7,27% patient have normal mark of LDH. Cardiovascular drug is the most drug which patient’s use (98.18%). The most identification of DRPs is need additional drug (93.36%). 89.09% patient get through care in hospital with better condition, and 50.91% patient live in hospital about 1-7 days. Key words : diabetes mellitus, ischemic heart disease, drug related problems, Panti Rapih hospital
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………..
PRAKATA…………………………………………………………………..
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………..
INTISARI…………………………………………………………………....
ABSTRACT…………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………...
DAFTAR TABEL…………………………………………………………...
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...
BAB 1 PENGANTAR
A. Latar Belakang…………………………………………………………...
1. Permasalahan………………………………………………………….
2. Keaslian karya………………………………………………………...
3. Manfaat penelitian…………………………………………………….
B. Tujuan Penelitian………………………………………………………...
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus…………………………………………………………
1. Klasifikasi……………………………………………………………
i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x
xi
xv
xx
xxi
1
3
4
5
6
8
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Patogenesis…………………………………………………………..
3. Gejala………………………………………………………………..
4. Diagnosis…………………………………………………………..
5. Komplikasi diabetes melitus………………………………………....
B. Ischemic Heart Disease……………………………………………….....
1. Patofisiologi……………………………………………………….....
2. Gejala………………………………………………………………...
3. Diagnosis…………………………………………………………..
4. Tingkat keparahan…………………………………………………...
C. Penatalaksanaan………………………………………………………….
1. Tujuan………………………………………………………………..
2. Sasaran……………………………………………………………….
3. Strategi…………………………………………………………….....
a. Terapi non farmakologi………………………………………….
1) Diet…………………………………………………………..
2) Aktivitas fisik………………………………………………..
b. Terapi farmakologi………………………………………………
1) Aspirin……………………………………………………….
2) Nitrat………………………………………………………...
3) ß-blocker………………………………………………………
4) Calcium channel blocker………………………………….....
5) Terapi untuk menjaga kadar glukosa darah………………….
D. SOAP………………………………………………………………….....
9
11
11
11
13
13
15
15
16
16
16
17
17
17
17
17
18
18
18
18
18
19
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
E. Keterangan Empiris……………………………………………………...
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………………….
B. Definisi Operasional……………………………………………………..
C. Subyek Penelitian………………………………………………………..
D. Bahan Penelitian………………………………………………………....
E. Jalannya Penelitian……………………………………………………....
F. Analisis Data…………………………………………………………… .
G. Kesulitan yang Dialami dan Pemecahan Masalah……………………….
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Pasien…………..……………………………………………….....
1. Persentase pasien berdasarkan jenis kelamin………………………..
2. Persentasi pasien berdasarkan umur………………………………....
3. Persentase pasien berdasarkan komplikasi penyerta………………...
4. Persentase pasien berdasarkan penyakit penyerta…………………...
5. Persentasi pasien berdasarkan hasil laboratorium…………………...
B. Profil Penggunaan Obat……………..…………………………………...
1. Obat kardiovaskuler……………………………………………….....
2. Obat hormonal……………………………………………………….
3. Obat nutrisi dan darah……………………………………………… .
4. Obat infeksi………………………………………………………….
5. Obat sistem saraf pusat………………………………………………
6. Obat saluran cerna…………………………………………………...
24
26
26
27
27
28
29
32
34
34
36
37
39
41
43
44
47
48
50
51
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
7. Obat analgesik……………………………………………………….
8. Obat otot skelet dan sendi……………………………………………
9. Obat saluran nafas………………………………………………….. .
10. Obat antialergi……………………………………………………….
11. Obat saluran kemih dan kelamin…………………………………….
C. Evaluasi Drug Related Problems
(DRPs)………………………………..
1. Membutuhkan obat tambahan………………………………………..
2. Pemilihan obat kurang tepat…………………………………………
3. Dosis terlalu rendah………………………………………………….
4. Interaksi obat………………………………………………………...
5. Efek samping obat…………………………………………………...
6. Kepatuhan……………………………………………………………
D. Outcome Terapi……….…………………………………………………
1. Dampak terapi……………………………………………………......
2. Lama inap……………………………………………………………
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………....
B. Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
LAMPIRAN………………………………………………………………....
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………….
54
54
55
56
57
58
59
62
63
64
65
65
65
66
67
69
70
71
74
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel I.
Tabel II.
Derajat angina menurut Canadian Cardiovascular Society…
Identifikasi drug related roblems……………………………...
16
23
Tabel III.
Persentase pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease serta komplikasi penyerta lain di
instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode
Januari 2005-Desember 2007………………………………
38
Tabel IV.
Persentase pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease serta penyakit penyerta lain di
instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode
Januari 2005-Desember 2007………………………………
40
Tabel V. Persentase kadar glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2
dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat
inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-
Desember 2007........................................................................
41
Tabel VI.
Persentase hasil laboratorium fungsi jantung pasien diabetes
melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di
instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode
Januari 2005-Desember 2007………………………………
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel VII.
Persentase golongan dan jenis obat kardiovaskuler yang
digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………
46
Tabel VIII.
Persentase golongan dan jenis obat hormonal yang
Digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………
47
Tabel IX.
Persentase golongan dan jenis obat nutrisi dan darah yang
digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………
49
Tabel X.
Persentase golongan dan jenis obat infeksi yang digunakan
pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic
heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………
51
Tabel XI.
Persentase golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang
digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel XII.
Persentase golongan dan jenis obat saluran cerna yang
digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………
53
Tabel XIII.
Persentase golongan dan jenis obat analgesik yang
digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………
54
Tabel XIV.
Persentase golongan dan jenis obat otot skelet dan sendi
yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS
Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember
2007………………………………………………………….
55
Tabel XV.
Persentase golongan dan jenis obat saluran nafas yang
digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………
56
Tabel XVI.
Persentase golongan dan jenis antialergi yang digunakan
pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic
heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel XVII.
Persentase golongan dan jenis obat saluran kemih dan
kelamin yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2
dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat
inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-
Desember 2007………………………………………………
57
Tabel XVIII.
Persentase kasus DRP yang teridentifikasi pada pasien
diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart
disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007……………………….
59
Tabel XIX Kasus membutuhkan obat tambahan yang Teridentifikasi
pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………
61
Tabel XX.
Kasus pemilihan obat kurang tepat yang teridentifikasi pada
pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic
heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………
63
Tabel XXI. Kasus dosis terlalu rendah yang teridentifikasi pada pasien
diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart
disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007……………………….
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel XXII.
Kasus interaksi obat yang teridentifikasi pada pasien
diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart
disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007………………………
65
Tabel XXIII.
Kasus efek samping obat yang teridentifikasi pada pasien
diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart
disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007……………………….
65
Tabel XXIV. Kasus kepatuhan yang teridentifikasi pada pasien diabetes
melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di
instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode
Januari 2005-Desember 2007………………...........................
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar I. Persentase jenis kelamin pada pasien diabetes melitus tipe 2
dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat
inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-
Desember 2007…....................................................................
35
Gambar 2. Persentase umur pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS
Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember
2007.........................................................................................
37
Gambar 3. Persentase distribusi penggunaan obat yang digunakan
pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic
heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember
2007………………………………………………………….
44
Gambar 4. Persentase outcome pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS
Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember
2007………………………………………………………….
67
Gambar 5. Persentase lama inap pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS
Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember
2007………………………………………………………….
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran I Data pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti
Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember
2007…................................................................................
74
Lampiran II Surat persetujuan ijin penelitian dari pihak RS Panti
Rapih……...........................................................................
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang memiliki
kecenderungan mengalami peningkatan angka insidensi dan prevalensinya di
berbagai penjuru dunia. Diabetes melitus terdiri dari 2 tipe utama yaitu diabetes
melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. DM tipe 2 meliputi hampir lebih 90%
dari semua populasi diabetes (Noer, 1996).
Ketika epidemi penyakit menular belum juga tuntas, bahkan semakin
banyak ditemukan penyakit infeksi baru maupun penyakit infeksi yang sudah
lama menghilang kemudian merebak kembali, kini epidemi penyakit tidak
menular muncul menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia. WHO
memprediksi DM tipe 2 di Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah pasien
dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta (Soegondo, dkk., 2006).
Diabetes melitus sudah lama diketahui sebagai suatu penyakit yang
disebabkan karena adanya faktor keturunan. Akan tetapi pada kenyataannya
penyakit ini melibatkan faktor-faktor risiko lainnya seperti kegemukan, pola
makan yang salah, mengkonsumsi obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar
glukosa darah, proses penuaan, dan stres (Soegondo, dkk., 2007).
Diabetes melitus tipe 2 terjadi akibat sel-sel sasaran insulin gagal atau
tidak mampu merespon insulin secara normal. Selain itu pada DM tipe 2 juga
terjadi gangguan sekresi insulin. Oleh karena itu, pada DM tipe 2 umumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu resistensi insulin dan defisiensi insulin
(Muchdi, dkk., 2005).
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi akut dan
kronis (Muchdi, dkk., 2005). Komplikasi akut antara lain meliputi hipoglikemi,
diabetes ketoasidosis dan hiperosmolar non ketotik, sedangkan komplikasi kronis
meliputi komplikasi mikrovaskuler (retinopati, nefropati, dan neuropati) serta
komplikasi makrovaskuler (DiPiro, dkk., 2005).
Ischemic heart disease (IHD) merupakan salah satu komplikasi yang
dapat terjadi pada pasien DM. Komplikasi ini mayoritas terjadi akibat
penyempitan pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung sehingga
suplai darah menuju jantung menjadi terhambat. Akibat yang dirasakan oleh
pasien dalam jangka pendek adalah rasa nyeri di bagian dada (angina pectoris)
sedangkan efek dalam jangka panjang akan menyebabkan timbulnya penyakit
jantung koroner (DiPiro, dkk., 2005). Berdasarkan penelitian, dari 76 orang pria
dan 45 orang wanita yang menderita DM, 32 orang pria dan 23 orang wanita
mengalami kematian, di antaranya kematian 12 orang pria dan 8 orang wanita
diakibatkan oleh adanya IHD (Goldscmid, 1994). Oleh karena itu, IHD
merupakan salah satu komplikasi yang dapat meningkatakan risiko kematian. Hal
tersebut disebabkan karena pasien biasanya tanpa keluhan, sehingga tidak jarang
tidak didiagnosa sampai beberapa tahun lamanya (Sanusi, 1999).
Walaupun DM merupakan penyakit kronik yang tidak menyebabkan
kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal bila pengelolaannya tidak
dilakukan secara tepat. Pengelolaan DM memerlukan penanganan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
multidisiplin yang mencakup terapi non obat dan terapi obat (Muchdi, dkk.,
2005).
Penggunaan obat pada pasien DM dengan komplikasi harus sangat
diperhatikan. Pemilihan obat harus mempertimbangkan tingkat keparahan
diabetes, serta kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk penyakit-penyakit
lain dan komplikasi yang terjadi (Muchdi, dkk., 2005).
Penatalaksanaan DM dengan terapi obat dapat menimbulkan masalah-
masalah terkait obat (drug related problems) yang dialami pasien. Aktivitas untuk
meminimalkannya merupakan bagian dari proses pelayanan kefarmasian
(Muchdi, dkk., 2005).
1. Permasalahan
a. Bagaimana profil pasien meliputi jenis kelamin, umur, komplikasi penyerta,
dan penyakit penyerta pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007?
b. Bagaimana nilai hasil tes laboratorium yang meliputi kadar glukosa darah,
CKMB, LDH, dan troponin pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007?
c. Bagaimana profil pengobatan meliputi kelas terapi, golongan obat dan jenis
obat yang diberikan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
d. Jenis kasus drug related problems apa sajakah yang teridentifikasi pada pasien
diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi
rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007?
e. Bagaimana outcome terapi pasien meliputi lama tinggal pasien serta alasan
meninggalkan rumah sakit pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007?
2. Keaslian Penelitian
Berdasarkan data yang ditelusuri di Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma, penelitian mengenai gambaran evaluasi drug related problems pada
peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart
disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-
Desember 2007 belum pernah dilakukan. Penelitian mengenai diabetes melitus
telah banyak dilakukan oleh peneliti lain, akan tetapi penelitian ini berbeda dalam
hal tujuan, subyek, dan waktu penelitian. Penelitian serupa yang pernah dilakukan
yaitu :
a. Retnari (2006) tentang evaluasi penatalaksanaan terapi komplikasi
nefropati pada kasus DM di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode 2005. Pada penelitian ini dari 18 kasus yang diambil,
DRPs yang teridentifikasi yaitu 67% dosis terlalu tinggi, 50%
membutuhkan obat tambahan, 11% adanya obat tanpa indikasi, 11%
pemilihan obat kurang tepat, dan 6% dosis terlalu rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b. Priyani (2006) tentang evaluasi penatalaksanaan terapi komplikasi
dislipidemia pada kasus DM di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode 2005. Pada penelitian ini dari 23 kasus yang diambil,
DRP yang teridentifikasi yaitu 30,43% pemilihan obat kurang tepat;
21,74% membutuhkan obat tambahan; 21,74% adanya efek samping obat;
dan 13,04% dosis terlalu rendah.
c. Widyastuti (2006) tentang evaluasi penatalaksanaan terapi komplikasi
stroke pada kasus DM di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode 2005. Pada penelitian ini dari 29 kasus yang diambil, DRP yang
teridentifikasi ya itu 37,93% pemilihan obat kurang tepat; 10,34% dosis
terlalu tinggi; dan 3,45% membutuhkan obat tambahan.
d. Meirinawati (2006) tentang evaluasi penatalaksanaan terapi komplikasi
hipertensi pada kasus DM di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode 2005. Pada penelitian ini dari 30 kasus yang diambil,
DRP yang teridentifikasi yaitu 20% kasus pemilihan obat kurang tepat,
20% kasus efek samping obat, 6,67% kasus dosis terlalu rendah, dan
3,33% kasus adanya obat tanpa indikasi.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi
mengenai gambaran risiko komplikasi ischemic heart disease dan sebagai
tambahan informasi dalam pelayanan farmasi klinik khususnya mengenai
penyakit diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan kepada
RS Panti Rapih Yogyakarta dalam penerapan pelayanan kefarmasian
khususnya pada upaya peningkatan kualitas peresepan pada terapi pengobatan
pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengevaluasi drug related
problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode
Januari 2005-Desember 2007.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a. mengetahui profil pasien meliputi jenis kelamin, umur, komplikasi penyerta,
dan penyakit penyerta pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007,
b. mengetahui nilai hasil tes laboratorium yang meliputi kadar glukosa darah,
CKMB, LDH, dan troponin pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007,
c. mengetahui profil pengobatan meliputi kelas terapi, golongan obat dan jenis
obat yang diberikan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007,
d. mengetahui jenis kasus drug related problems apa saja yang teridentifikasi
pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease
di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-
Desember 2007,
e. mengetahui outcome terapi pasien meliputi lama tinggal pasien serta alasan
meninggalkan rumah sakit pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein
sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan
oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel ß Langerhans kelenjar pankreas, atau
disebabkan karena kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Muchdi,
dkk., 2005).
1. Klasifikasi diabetes melitus
Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi :
a. diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 1 atau diabetes melitus tergantung insulin (DMTI)
mayoritas terjadi akibat faktor genetik. DM tipe ini terjadi akibat adanya serangan
autoimun terhadap sel beta sehingga terjadi defisiensi insulin absolut. Pasien rata-
rata mengalami kematian pada umur 49 tahun dengan komplikasi makrovaskuler
atau mikrovaskuler (Davey, 2006).
b. diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 atau diabetes melitus tidak tergantung insulin
(DMTII) terjadi akibat resistensi insulin dan ditandai dengan kekurangan relatif
dari sekresi inulin. Manifestasi awal terjadi pada usia lebih dari 50 tahun.
Beberapa pasien dapat tidak menunjukkan gejala sama sekali (Davey, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. diabetes melitus gestasional
Diabetes melitus tipe ini terjadi pada 7% kehamilan yang terjadi akibat
ketidaktoleran glukosa. Setelah masa kehamilan terlewati 30-50% pasien akan
menderita DM tipe 2 (Davey, 2006).
d. diabetes melitus tipe lain
Diabetes melitus tipe lain meliputi diabetes melitus akibat defek genetik
fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, serta akibat sindrom genetik
lain yang berkaitan dengan DM (Davey, 2006).
2. Patogenesis
Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah pada waktu puasa
dipertahankan dengan glukosa produk hati dan sesudah makan oleh absorpsi
makanan dari usus. Pada saat terjadi peningkatan kadar glukosa darah maka akan
segera diikuti dengan naiknya sekresi insulin dari pankreas. Insulin menurunkan
kadar glukosa darah dengan 2 cara, yaitu (a) menurunkan glukosa produk hati dan
meningkatkan sintesis glikogen serta (b) meningkatkan transportasi (efek
membran), ambilan, dan metabolisme glukosa di jaringan perifer terutama
jaringan lemak dan otot (Asdie, 2000).
Patogenesis timbulnya hiperglikemia pada diabetes melitus tipe 2
berkaitan dengan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a. predisposisi genetik
Meskipun penyakit ini terjadi dalam keluarga, cara pewarisan tidak
diketahui. Diperkirakan ada beberapa gen yang terlibat dalam patogenesis DM
tipe 2 ini (Fauci dan Kasper, 2000).
b. resistensi insulin
Pada penderita DM tipe 2 terutama pada tahap awal, umumnya dapat
dideteksi dari jumlah insulin yang cukup di dalam darahnya dan kadar glukosa
darahnya yang tinggi. Oleh karena itu, awal patofisiologi DM tipe 2 bukan
disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin tetapi karena sel-sel sasaran insulin
gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal (Muchdi, dkk., 2005).
c. gangguan sekresi insulin
Sel-sel beta pankreas umumnya mensekresi insulin dalam 2 fase. Pada
fase pertama, sekresi insulin terjadi segera setelah stimulus glukosa yang ditandai
dengan meningkatnya kadar glukosa darah, sedangkan fase kedua dimulai sekitar
20 menit sesudahnya. Pada awal perkembangan DM tipe 2, sel-sel beta pankreas
menunjukkan adanya gangguan pada sekresi insulin fase pertama, yang
menunjukkan terjadinya kegagalan sekresi insulin untuk mengkompensasi
resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik maka perkembangan
penyakit akan mencapai kerusakan pada sel beta pankreas yang terjadi secara
progresif dan seringkali menyebabkan defisiensi insulin sehingga pasien
membutuhkan insulin eksogen (Muchdi, dkk., 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. Gejala
Manifestasi klinis DM bervariasi dari pasien ke pasien. Penyakit diabetes
melitus ditandai dengan adanya keluhan-keluhan klasik yaitu poliuria (banyak
buang air kemih), polidipsia (banyak minum), polifagia (banyak makan) namun
berat badan menurun, dan lemas. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien
adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada pria, serta pruritis vulva
pada wanita (Mansjoer, 2001).
4. Diagnosis
Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa darah sewaktu
= 200 mg/dL atau glukosa darah puasa = 126 mg/dL sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis DM. Bila hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan
dapat dilakukan pemeriksaan TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral). Meskipun
TTGO lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa darah
puasa, namun memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit dilakukan berulang-
ulang dan dalam praktek sangat jarang ditemukan (Soegondo, dkk., 2006).
5. Komplikasi diabetes melitus
Komplikasi diabetes kronik terdiri dari komplikasi vaskuler dan non
vaskuler. Komplikasi vaskuler meliputi komplikasi mikrovaskuler, yaitu
retinopati, neuropati, nefropati dan komplikasi makrovaskuler, yaitu arteri
koroner, penyakit pada pembuluh darah perifer dan cerebrovascular (DiPiro,
dkk., 2005). Akibat defisiensi insulin akan timbul serentetan gangguan metabolik
karbohidrat, lemak, dan protein. Tampilan klinis yang diperlihatkan oleh pasien
DM pada fase awal, gejala dan kelainan umumnya adalah akibat gangguan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
metabolisme, sedangkan tampilan klinis pada keadaan lanjut adalah akibat
kelainan vasa. Oleh karena itu pada diabetes ada dua komponen yaitu kelainan
metabolik dan angiopatik (Asdie, 2000).
a. Komplikasi mikrovaskuler
1) Retinopati
Pembuluh darah kapiler yang membawa darah akan menggelembung,
bocor, dan terkadang akan pecah dan berdarah. Akibatnya cairan tersebut akan
berkumpul dan menyebabkan pembengkakan pada retina. Keadaan tersebut dapat
menjadi bertambah parah yang disebut proliferatif retinopati. Pada proliferatif
retinopati terjadi pendesakan oleh pembuluh kapiler sehingga bagian bening mata
dapat pecah dan mengakibatkan kebutaan (Johnson, 1998).
2) Neuropati
Neuropati terjadi akibat adanya kerusakan pada pembuluh darah kecil
yang memberi nutrisi pada saraf perifer dan metabolisme gula yang abnormal
(DiPiro, dkk., 2005).
3) Nefropati
Kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada
pembuluh darah sehingga berakibat pada penurunan kualitas kerja ginjal (DiPiro,
dkk., 2005).
b. Komplikasi makrovaskuler
Komplikasi ini meliputi penyakit vaskuler perifer, gagal jantung, jantung
koroner, infark miokard, dan kematian mendadak. Diabetes melitus merupakan
salah satu penyebab utama timbulnya penyakit jantung (DiPiro, dkk., 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pembuluh darah yang sempit akan mengakibatkan tekanan darah meningkat
sehingga mengakibatkan serangan jantung. Selain itu dapat pula mengakibatkan
penyakit otak dan pembuluh darah (cerebrovascular disease) atau stroke
(Johnson, 1998).
B. Ischemic Heart Disease
Diabetes melitus telah diketahui sebagai suatu faktor risiko timbulnya
penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler pada DM sendiri terjadi 4 kali
lebih sering dibanding pada populasi non-DM. Sebagian besar angka kematian
yang berkaitan dengan DM berhubungan dengan komplikasi makrovaskuler DM,
misalnya pada ischemic heart disease (IHD) (Wiyono, 2004).
Iskemik menunjuk pada kekurangan oksigen akibat perfusi yang tidak
memadai. Penyakit jantung iskemik/ischemic heart disease adalah keadaan
berbagai etiologi, yang semua mempunyai kesamaan ketidakseimbangan antara
suplai dan tuntutan oksigen (Braunwald, dan Selwyn, 1999).
Selain diabetes melitus, faktor risiko timbulnya IHD lainnya yaitu
peningkatan kolesterol, merokok, obesitas, hipertensi, jenis kelamin laki- laki,
aktivitas dan riwayat keluarga (Kimble, dan Young, 2005).
1. Patofisiologi
Faktor utama yang mempengaruhi konsumsi oksigen miokard antara lain
tegangan dinding sistolik, keadaan kontraksi, dan denyut jantung. (Gray,
Dawkins, Simpson, dan Morgan, 2005). Penyebab IHD secara umum adalah
terbentuknya plak di dalam arteri yang efek jangka panjangnya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menyebabkan CAD (coronary artery disease). Plak yang terbentuk
mempersempit arteri sampai pada titik dimana jumlah aliran darah melalui arteri
tidak cukup untuk mensuplai darah yang kaya oksigen ke jantung (DiPiro, dkk.,
2005).
Sel endotel sendiri mensintesis susbstansi vasoaktif seperti prostasiklin,
faktor relaksasi (nitrat oksida), dan faktor pengaktivasi platelet. Prostasiklin
memiliki kemampuan antiplatelet dan vasodilator yang kuat sehingga dikatakan
bahwa defisiensi produksi prostasiklin endotel berperan dalam patogenesis
aterosklerosis (Gray, dkk, 2005).
Arteri koronaria merupakan pembuluh nadi yang mengandung oksigen
dalam kadar tinggi. Penyebab paling sering dari pengurangan aliran darah koroner
adalah aterosklerosis. Pada orang-orang tertentu yang memiliki predisposisi
genetik terhadap aterosklerosis atau pada orang-orang tertentu yang
mengkonsumsi terlalu banyak kolesterol atau lemak lainnya. Kolesterol dan
lemak tersebut dapat mengalami penumpukan pada bagian dinding pembuluh
darah sehingga lama-kelamaan akan menyebabkan peredaran darah menjadi
terhambat (aterosklerosis) (Guyton dan Hall, 1997).
Pada penderita DM adanya paparan hiperglikemia yang tinggi secara
jangka panjang dapat mengakibatkan disfungsi pada sel endotel arteri yang sangat
berperan sangat penting pada perkembangan aterosklerosis. Disfungsi berkaitan
dengan peningkatan trombosis, hipertensi, dan dislipidemia yang mempengaruhi
terjadinya penyakit vaskuler pada penderita DM (Wiyono, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Gejala
Manifestasi utama IHD adalah angina pectoris. Angina pectoris
merupakan suatu gejala nyeri klasik, rasa tidak nyaman, berat dan sesak di dada
kiri, lengan, leher, atau punggung. Beberapa pasien memiliki gejala tidak khas,
seperti nyeri di tempat yang tidak umum. Namun, walaupun pasien merasakan
nyeri yang hanya dirasakan pada bagian dada kiri pun jarang merupakan angina.
Gambaran diagnosis utama adalah adanya hubungan antara nyeri dengan
aktivitas. Angina dibagi menjadi angina stabil dan tidak stabil. Pada angina stabil,
gejala hanya dirasakan saat aktivitas dan segera berkurang dengan istirahat,
sedangkan pada angina tidak stabil, gejala muncul secara tiba-tiba baik saat
aktivitas ringan maupun saat istirahat (Davey, 2006). Selain itu, dapat pula
muncul gejala yang menyertai yaitu mual, muntah, diaforesis, dyspnea, dan
pandangan menjadi gelap (Woodley, dan Whelan, 2002). Pada pasien yang telah
mengalami serangan jantung sebelumnya atau memiliki penyakit diabetes melitus,
memiliki kecenderungan mengalami silent ischemia yaitu pasien tersebut tidak
menunjukkan gejala mengalami IHD (DiPiro, dkk., 2005).
3. Diagnosis
Secara khusus, tidak ada tes laboratorium yang menunjukkan bahwa
pasien tersebut mengalami IHD. Namun, tes laboratorium yang dapat digunakan
untuk mendukung diagnosis adalah troponin dan kreatin kinase. Selain itu, pada
pasien IHD biasanya memperlihatkan peningkatan total kolesterol LDL dan
penurunan kolesterol HDL, tekanan darah yang tinggi serta kadar glukosa yang
meningkat. Tes diagnos lain yang sering digunakan yaitu elektrokardiografi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(EKG) yang menunjukkan terjadinya elevasi atau depresi segmen ST pada pasien
IHD (DiPiro, dkk., 2005).
4. Tingkat keparahan
Berdasarkan penelitian, semakin tinggi usia pasien maka semakin besar
kemungkinan untuk mengalami angina. Selain itu, pasien pria umumnya lebih
berisiko mengalami angina dibandingkan dengan pasien wanita (Braunwald,
Zipes, dan Libby, 2001).
Tabel 1. Derajat angina menurut Canadian Cardiovascular Society Derajat Definisi Derajat 1 Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan angina, seperti berjalan. Angina terjadi bila
mempercepat atau memperpanjang aktivitas.
Derajat 2 Angina terjadi saat berjalan atau naik tangga dengan cepat, berjalan menanjak, berjalan atau naik tangga setelah makan, saat dingin, angin, atau di bawah tekanan emosional, atau beberapa jam setelah bangun.
Derajat 3 Ditandai dengan adanya pembatasan aktivitas fisik. Angina terjadi bila berjalan atau naik satu anak tangga pada langkah normal.
Derajat 4 Ketidakmampuan untuk melanjutkan aktivitas fisik. Gejala angina dapat pula muncul saat istirahat.
(Kasper, dkk., 2005).
C. Penatalaksanaan
1. Tujuan terapi
a. mencegah kejadian penyakit jantung koroner seperti infark miokard,
aritmia, dan kerusakan jantung serta untuk memperpanjang usia hidup
pasien,
b. mencegah gejala penyakit (Kasper, dkk., 2005),
c. mengurangi risiko kematian,
d. memperbaiki kualitas hidup (DiPiro, dkk., 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Sasaran terapi
a. keseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen
b. kadar glukosa darah
c. komplikasi
d. pola hidup (DiPiro, dkk., 2005).
3. Strategi terapi
a. Non farmakologi
1). Diet
Terapi nutrisi sangat dianjurkan pada pasien DM. Tujuan dilakukan diet
adalah untuk memperbaiki proses metabolisme dalam tubuh dan untuk mencegah
serta mengobati komplikasi yang mungkin muncul. Pada pasien DM tipe 2 sering
dilakukan diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan (DiPiro, dkk., 2005).
2). Aktivitas fisik
Umumnya sebagian besar pasien DM dapat mengambil keuntungan dari
aktivitas fisik yang dilakukan. Aktivitas fisik akan meningkatkan sensitivitas
insulin dan mengontrol kadar gula pada sebagian besar individu dan mengurangi
risiko terkena penyakit kardiovaskuler serta berperan dalam menurunkan berat
badan. Pasien yang sudah lama mengidap DM atau pasien dengan beberapa faktor
risiko penyakit kardiovaskuler, penyakit mikrovaskuler dan aterosklerosis harus
melakukan evaluasi kardiovaskuler yang mencakup tes tingkat kegiatan atau
olahraga yang boleh dilakukan (DiPiro, dkk., 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Farmakologi
1) Aspirin
Merupakan obat anti-agregasi platelet yang bekerja dengan menghambat
agregasi platelet. Obat ini akan mengencerkan darah sehingga tidak mudah
menggumpal (DiPiro, dkk., 2005).
2) Nitrat
Merupakan langkah pertama penanganan serangan akut untuk pasien
dengan angina stabil kronik jika terjadi serangan sewaktu-waktu atau untuk
pencegahan. Obat ini bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah arteri koroner
sehingga nantinya mempengaruhi aliran darah pada daerah tersebut (Fenstes,
Sox, dan Alpert, 2003).
3) ß-blocker
Merupakan obat yang dapat mencegah angina dengan menurunkan
kebutuhan oksigen miokardium. Obat-obatan ß-blocker tidak cocok untuk semua
orang. Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita bronkitis atau asma karena
nafas mereka bisa menjadi lebih sesak (DiPiro, dkk., 2005).
4) Calcium channel blocker
Obat golongan ini bekerja dengan mengurangi masuknya ion kalsium
melalui kanal kalsium ke dalam otot polos, otot jantung, dan saraf. Berkurangnya
kadar kalsium bebas menyebabkan berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh
darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung, serta pembentukan dan konduksi
impuls dalam jantung (DiPiro, dkk., 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
5) Terapi untuk menjaga kadar glukosa darah
(a). Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
(1). Pemicu sekresi insulin
i. Sulfonilurea
Obat golongan ini bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas, meningkatkan performance dan jumlah reseptor insulin pada otot
dan sel lemak, meningkatkan efisiensi sekresi insulin dan potensiasi stimulasi
insulin transport karbohidrat ke sel otot dan jaringan lemak serta penurunan
produksi glukosa oleh hati (Soegondo, dkk., 2007). Obat ini hanya efektif apabila
sel-sel Langerhans pankreas masih dapat berproduksi (Muchdi, dkk., 2005).
Sulfonilurea merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal
dan kurang, namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih
(Soegondo, dkk., 2006).
ii. Glinid
Glinid merupakan obat generasi baru yang cara kerjanya sama dengan
sulfonilurea yaitu dengan meningkatkan sekresi insulin fase pertama (Soegondo,
dkk., 2007). Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan
diekskresi secara cepat melalui hati (Soegondo, dkk., 2006).
(2). Penambah sensitivitas terhadap insulin
i. Tiazolidindion
Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan
meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa sehingga meningkatkan
ambilan glukosa di perifer. Tiazolidindion berikatan pada peroxisome proliferator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
actifed receptor gamma (PPAR-?), suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak
(Soegondo, dkk., 2007). Saat ini tiazolidindion tidak digunakan sebagai obat
tunggal (Soegondo, dkk., 2006).
(3). Penghambat glukoneogenesis
i. Metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi hati
(glukoneogenesis), di samping itu juga memperbaiki ambilan glukosa perifer
(Soegondo, dkk., 2007). Terutama dipakai pada diabetisi gemuk. Golongan ini
menurunkan glukosa darah tapi tidak sampai di bawah normal (Mansjoer, 2001).
Metformin dapat meyebabkan efek samping mual. Untuk mengurangi keluhan
tersebut maka dapat diberikan pada saat atau sesudah makan (Soegondo, dkk.,
2006).
(4). Penghambat glukosidase alfa (akarbose)
Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus,
sehingga efek yang ditimbulkan adalah menurunkan kadar glukosa darah sesudah
makan (Soegondo, dkk., 2007). Efek samping yang paling sering ditemukan
adalah kembung dan flatulen (Soegondo, dkk., 2006).
(b). Insulin
Insulin bekerja dengan membantu transpor glukosa dari darah ke dalam
sel. Selain itu insulin mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap
metabolisme, baik metabolisme karbohidrat, lipid, lemak, maupun mineral. Untuk
terapi, sediaan insulin dibagi menjadi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1) insulin kerja cepat (rapid acting insulin),
2) insulin kerja pendek (short acting insulin),
3) insulin kerja menengah (intermediate acting insulin),
4) insulin kerja panjang (long acting insulin),
5) insulin campuran tetap (premixed insulin) (Soegondo, dkk., 2006).
Pemberian sediaan insulin kepada pasien ditentukan secara individual
sebab respon individual terhadap terapi insulin cukup beragam. Seringkali
pemberian insulin memerlukan penyesuaian dosis terlebih dahulu (Muchdi, dkk.,
2005).
(c). Terapi kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah,
untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa
darah. Untuk kombinasi OHO dan insulin, yang banyak dipergunakan adalah
kombinasi OHO dengan insulin basal (insulin kerja sedang/panjang) yang
diberikan pada malam hari menjelang tidur. Dengan pendekatan terapi tersebut
pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik dengan dosis
insulin yang cukup kecil (Soegondo, dkk., 2006).
D. SOAP
SOAP (Subjective data, Objective data, Assessment and Plan)
merupakan suatu sarana yang telah lama digunakan untuk mengumpulkan
informasi dari medical record. Dengan informasi yang telah terkumpul tersebut
maka dapat membantu untuk menyelesaikan masalah maupun situasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kompleks (Kimble, dan Young, 2005). Masalah terkait obat (drug related
problem) merupakan keadaan terjadinya ketidaksesuaian dalam pencapaian tujuan
terapi sebagai akibat pemberian obat (Muchdi, dkk, 2005). SOAP terdiri dari :
1. data subyektif
Data subyektif merupakan informasi yang dapat diketahui dari informasi
yang diberikan oleh pasien, anggota keluarga pasien, atau tenaga medis yang
merawat pasien. Informasi yang dapt dimasukkan ke dalam data subyektif yaitu :
a. keluhan atau gejala yang dirasakan pasien,
b. riwayat terkait gejala yang dirasakan,
c. riwayat penyakit,
d. riwayat pengobatan, termasuk kepatuhan dan efek samping,
e. alergi,
f. riwayat sosial atau keluarga (Jones, dan Rospond, 2003).
2. data obyektif
Data obyektif diisi berdasarkan informasi hasil observasi atau
pengukuran (Kimble, dan Young, 2005). Informasi yang dapat dimasukkan ke
dalam data obyektif yaitu :
a. data vital,
b. pemeriksaan fisik,
c. hasil tes laboratorium,
d. konsentrasi obat dalam serum,
e. hasil tes diagnosa,
f. profil pengobatan (Jones, dan Rospond, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. assessment
Setelah data subyektif dan obyektif terkumpul, maka langkah selanjutnya
adalah menegakkan diagnosa pasien. Selain itu perlu juga dilakukan identifikasi
terhadap drug related problems yang mungkin terjadi pada pengobatan
sebelumnya (Kimble, dan Young, 2005).
Tabel II. Identifikasi drug related problems No Jenis DRP Contoh Penyebab DRP 1 Membutuhkan obat tambahan
(need for additional drug therapy) Timbulnya kondisi medis baru yang memerlukan tambahan obat baru. Kondisi kronis yang memerlukan terapi lanjutan terus menerus. Kondisi yang memerlukan terapi kombinasi. Pasien potensial timbul kondisi medis baru yang perlu dicegah atau terapi profilaksis.
2 Ada obat tanpa indikasi (unnecessary therapy)
Terapi yang diperoleh sudah tidak valid saat itu. Terapi dengan dosis toksik. Penyalahgunaan obat, merokok, dan alkohol. Terapi sebaiknya terapi tunggal. Terapi efek samping akibat suatu obat yang sebenarnya dapat digantikan dengan yang lebih aman.
3 Pemilihan obat kurang tepat (wrong drug)
Obat yang digunakan bukan yang efektif atau bukan yang paling efektif. Pasien alergi atau kontraindikasi. Obat efektif tetapi relatif mahal atau bukan yang paling aman. Obat sudah resisten terhadap infeksi. Kondisi sukar sembuh dengan obat yang sudah pernah diperoleh perlu mengganti obat. Kombinasi obat yang salah.
4 Dosis terlalu rendah (dosage too low)
Dosis terlalu rendah. Waktu pemberian yang tidak tepat, misalnya profilaksis antibiotik untuk operasi. Obat, dosis, rute, atau formula yang kurang sesuai untuk pasien.
5 Efek samping obat (adverse drug reaction)
Obat diberikan terlalu cepat. Risiko yang sudah teridentifikasi karena obat tertentu. Pasien alergi atau reaksi idionsinkrasi.
6 Interaksi obat Bioavailabilitas atau efek obat diubah oleh obat lain atau makanan. Interaksi obat karena induksi atau inhibisi enzim, penggeseran dari tempat ikatan, atau dengan hasil laboratorium (Cipolle, Strand, dan Morley, 1998) Adanya interaksi obat dengan obat. Adanya interaksi obat dengan makanan (Kimble, dan Young, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel II (Lanjutan). Identifikasi drug related problems No Jenis DRP Contoh Penyebab DRP 7 Dosis terlalu tinggi
(dose too high) Dosis terlalu besar, kadar obat dalam plasma melebihi rentang terapi yang diharapkan. Dosis dinaikkan terlalu cepat. Obat akumulasi karena terapi jangka panjang. Obat, dosis, rute, atau formula yang kurang sesuai untuk pasien. Dosis dan interval pemberian misalnya analgesik bila perlu diberikan terus.
8 Kepatuhan (compliance)/gagal menerima obat
Pasien gagal menerima obat yang sesuai karena medication error. Pasien tidak menuruti aturan yang ditetapkan secara sengaja maupun karena tidak mengerti maksudnya. Pasien tidak sanggup menebus obat karena biaya (Cipolle, dkk., 1998).
4. plan
Pada tahap ini dilakukan perencanaan terhadap terapi yang akan
diberikan atau rekomendasi terhadap kasus drug related problems yang
teridentifikasi. Selain itu perlu juga diberikan pembelajaran kepada pasien
mengenai masalah kesehatan serta pengobatan yang dilakukan untuk dapat
mencapai target penyembuhan penyakit maupun pemeliharaan kondisi pasien
(Kimble, dan Young, 2005).
E. Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran evaluasi drug
related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan rancangan penelitian
Penelitian mengenai gambaran evaluasi drug related problems pada
peresepan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD di instalasi rawat inap RS
Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 bersifat non
eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif dan data diambil
secara retrospektif.
B. Definisi operasional
1. Lembar medical record merupakan lembar catatan dokter dan perawat yang
berisi data klinis serta perkembangan kondisi pasien DM tipe 2 dengan
komplikasi IHD di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode
Januari 2005-Desember 2007.
2. Pasien rawat inap merupakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi ischemic heart disease yang menjalani perawatan di instalasi
rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007.
3. Komplikasi penyerta merupakan komplikasi yang timbul pada pasien secara
bersamaan dengan komplikasi ischemic heart disease yang dialami oleh
pasien DM tipe 2 di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode
Januari 2005-Desember 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4. Penyakit penyerta merupakan penyakit yang muncul bersamaan dan menyertai
kondisi pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD di instalasi rawat inap RS
Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007.
5. Outcome terapi merupakan keadaan pasien setelah mendapatkan terapi selama
menjalani perawatan di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007.
6. Drug related problems merupakan kejadian atau permasalahan yang tidak
diharapkan yang dialami pasien selama proses terapi dengan obat-obatan.
7. Fokus penentuan drug related problems meliputi membutuhkan obat
tambahan, mendapat obat tanpa indikasi, pemilihan obat kurang tepat, dosis
terlalu rendah, adanya efek samping obat, interaksi obat, dosis terlalu tinggi,
dan kepatuhan pasien.
8. Mendapat obat tanpa indikasi yaitu DRP yang terjadi jika pasien tidak
memiliki indikasi yang mendukung untuk mendapatkan terapi obat yang
diberikan.
9. Membutuhkan obat tambahan yaitu DRP yang terjadi jika pasien memiliki
indikasi yang belum mendapatkan terapi atau adanya potensi untuk timbulnya
kondisi medis yang dapat dicegah dengan terapi.
10. Pemilihan obat kurang tepat yaitu DRP yang terjadi apabila pasien belum
menerima obat atau rute pemberian yang tepat atau obat yang diterima
tersebut tidak sesuai dengan kondisi pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
11. Dosis terlalu rendah yaitu DRP yang terjadi apabila pasien menerima dosis
obat yang terlalu rendah yaitu kurang dari kisaran dosis yang normal atau
waktu pemberian yang kurang tepat.
12. Adanya efek samping obat adalah DRP yang terjadi akibat penggunaan obat
yang diberikan kepada pasien.
13. Interaksi obat adalah DRP yang terjadi apabila terjadi interaksi antara obat
dengan obat atau makanan yang diterima pasien dan dapat mempengaruhi
efek obat yang ditimbulkan.
14. Dosis terlalu tinggi adalah DRP yang terjadi apabila pasien menerima dosis
obat yang terlalu tinggi atau melewati kisaran dosis yang normal.
15. Kepatuhan adalah DRP yang terjadi apabila pasien menolak atau tidak dapat
memenuhi penggunaan obat-obatan yang diberikan.
C. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi ischemic heart disease yang menjalani rawat inap di RS Panti Rapih
pada periode Januari 2005-Desember 2007.
D. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah keseluruhan medical
record pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di
instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember
2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
E. Jalannya Penelitian
1. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan pembuatan proposal rencana penelitian untuk
mendapatkan surat ijin melaksanakan penelitian di RS Panti Rapih Yogyakarta.
2. Tahap analisis situasi
Tahap ini dilakukan dengan pengarahan dari bagian rekam medik. Pada
tahap ini pula diperoleh informasi mengenai jumlah, nomer rekam medik, dan
nama subyek penelitian tiap tahun dalam periode penelitian. Berdasarkan data
yang diperoleh pada tahun terdapat 28 pasien pada tahun 2005, 29 pasien pada
tahun 2006, dan 15 pasien pada tahun 2007, sehingga secara keseluruhan terdapat
72 pasien. Namun, sebanyak 17 rekam medik pasien tidak dapat diambil datanya
karena sedang melalui proses administrasi di bagian lain.
3. Tahap pengambilan data
a. Tahap pengumpulan data
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data yang disalin dari rekam
medik subyek penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi nomor rekam medis,
nomor registrasi, jenis kelamin, umur, tanggal pasien masuk dan keluar, lama
pasien menderita DM, diagnosis, lama perawatan, data vital, data laboratorium,
komplikasi yang dialami, penyakit penyerta, terapi yang dijalani, serta
perkembangan kondisi pasien selama perawatan.
b. Tahap Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya kemudian disajikan ke
dalam bentu tabel. Tabel tersebut berisi mengenai profil pasien (jenis kelamin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
umur, komplikasi penyerta, dan penyakit penyerta), data laboratorium (kadar
glukosa darah, CKMB, LDH, dan troponin), profil pengobatan (kelas terapi,
golongan, dan jenis terapi), serta outcome terapi (lama tinggal pasien dan alasan
pasien meninggalkan rumah sakit).
4. Tahap Penyelesaian Data
Data yang telah diperoleh tersebut kemudian dievaluasi berdasarkan drug
related problems dengan metode SOAP secara kasus per kasus. Literatur yang
dapat digunakan sebagai acuan adalah Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(Anonim, 2006), American Diabetes Association (ADA) guideline, NCEP ATP
III guideline, American Heart Association (AHA) Scientific Statement, Diabetes
and Cardiovascular Disease (Grundy, dkk., 1999), Treatment Guideline for
Medicine and Primary Care (Chan, dan Johnson, 2004), dan AHFS Drug
Information 2004 (McEvoy dkk, 2003).
F. Analisis data
1. Persentase jenis kelamin pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung dengan
cara menghitung jumlah pasien masing-masing jenis kelamin dibagi dengan
jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian dikalikan 100%.
2. Persentase umur pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung dengan cara
menghitung jumlah pasien yang terdapat pada range umur tertentu dibagi
dengan jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian dikalikan 100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Persentase jenis komplikasi penyerta pasien DM tipe 2 komplikasi IHD
dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien masing-masing jenis
komplikasi penyerta dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien
kemudian dikalikan 100%.
4. Persentase jenis penyakit penyerta pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung
dengan cara menghitung jumlah pasien masing-masing jenis penyakit
penyerta dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian dikalikan
100%.
5. Persentase data laboratorium pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung
dengan cara menghitung jumlah pasien yang terdapat pada range data
laboratorium tertentu dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien
kemudian dikalikan 100%.
6. Persentase kelas terapi pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung dengan
cara menghitung jumlah pasien masing-masing jenis kelas terapi dibagi
dengan jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian dikalikan 100%.
7. Persentase lama perawatan pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung dengan
cara menghitung jumlah pasien yang terdapat pada range lama perawatan
tertentu dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian dikalikan
100%.
8. Persentase alasan meninggalkan rumah sakit pasien DM tipe 2 komplikasi
IHD dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien masing-masing alasan
meninggalkan rumah sakit dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien
kemudian dikalikan 100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
9. Mengevaluasi kerasionalan terapi berdasarkan drug related problems dengan
metode SOAP secara kasus per kasus :
a. menentukan subyek
b. menentukan obyek
c. menentukan assessment
1) membutuhkan obat tambahan
2) mendapat obat tanpa indikasi
3) pemilihan obat kurang tepat
4) dosis terlalu rendah
5) adanya efek samping obat
6) interaksi obat
7) dosis terlalu tinggi
8) kepatuhan.
d. menentukan plan / rekomendasi
10. Persentase jumlah drug related problems pasien DM tipe 2 komplikasi IHD
dihitung dengan cara menghitung jumlah masing-masing kasus drug related
problems dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian
dikalikan 100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
G. Kesulitan yang Dialami dan Pemecahan Masalah
1. Waktu pengambilan data cukup singkat yaitu sekitar 3,5 jam/hari. Selain
itu, pengambilan data tidak dapat dilakukan setiap hari. Hal tersebut dapat
sedikit teratasi dengan mempersiapkan lembar pengumpul data yang berisi
tabel-tabel mengenai data yang akan diambil sehingga mempermudah dan
mempercepat proses penyalinan data.
2. Beberapa rekam medik tidak dapat ditemukan akibat sedang dalam proses
pengurusan administrasi yang tidak diketahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Hal tersebut diatasi dengan
memasukkan ke daftar subyek ekslusi.
3. Tidak semua subyek penelitian melakukan tes laboratorium, seperti
CKMB, troponin, LDH, LDL, HDL, dan trigliserid yang sangat membantu
dalam peneltian ini. Hal tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan data
laboratorium yang ada untuk tahap penyelesaian data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam
daftar sepuluh besar penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat di Indonesia.
Secara umum, terdapat 2 tipe utama diabetes melitus, namun diabetes melitus tipe
2 atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) merupakan tipe
diabetes yang lebih banyak ditemui dibanding dengan diabetes melitus tipe 1 atau
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh adanya multi etiologi. Faktor
genetik dan lingkungan cukup mempengaruhi timbulnya DM tipe 2, di antaranya
pengaturan makan yang kurang tepat, aktivitas fisik yang minimal, serta adanya
proses penuaan.
Diabetes, terutama pada DM tipe 2 seringkali muncul tanpa disertai
dengan munculnya gejala. Akibatnya pasien terlambat untuk menyadari adanya
penyakit tersebut dalam dirinya sehingga penanganan baru dimulai beberapa
tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi.
Akan tetapi, tidak jarang pula beberapa pasien mengalami gejala klasik DM, yaitu
poliuria, polidipsia, dan polifagia.
DM tipe 2 harus selalu dikontrol dan dikelola secara tepat untuk
memperbaiki kondisi sekaligus mencegah terjadinya komplikasi yang
kemungkinan dapat muncul. Ischemic heart disease (IHD) merupakan salah satu
komplikasi makrovaskuler yang dapat menyerang penderita DM tipe 2. Biasanya
iskemik memberikan tanda dan gejala yang spesifik yaitu nyeri dada. Tetapi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pasien IHD yang mengidap DM, seringkali mengalami iskemik dengan tanpa
keluhan. Pada pasien DM tidak jarang sistem saraf menjadi lebih tumpul sehingga
kurang peka untuk menghantarkan rasa nyeri, sehingga untuk sebagian orang
merasa kondisi tubuhnya sehat namun tanpa disadar iskemik diam-diam berproses
dalam tahun-tahun yang panjang. Penyakit kardiovaskuler pada DM lebih sering
ditemui daripada penyakit jantung pada pasien non-DM. Dengan adanya penyakit
kardiovaskuler tersebut pula maka pasien DM mengalami peningkatan risiko
kematian. IHD terjadi akibat adanya kontribusi dari adanya gangguan pada
pembuluh darah yang berkaitan dengan hipertensi dan dislipidemia. Hal tersebut
sangat mempengaruhi munculnya komplikasi IHD, sehingga selain pemeriksaan
kadar glukosa darah secara teratur, pada penderita DM tipe 2 dengan komplikasi
IHD juga harus melakukan pengendalian tekanan darah, serta kadar kolesterol dan
lipid.
A. Profil Pasien
1. Persentase pasien berdasarkan jenis kelamin
Pada umumnya, laki- laki lebih memiliki kecenderungan untuk
mengalami diabetes melitus dengan komplikasi IHD dibandingkan dengan
perempuan. Akan tetapi, pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
IHD di instalasi rawat inap RS Panti Rapih periode Januari 2005-Desember 2007,
sebanyak 63,64% berjenis kelamin perempuan, sedangkan sisanya yaitu sebesar
36,36% berjenis kelamin laki- laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya kemajuan dan
modernisasi dalam kehidupan. Adanya persamaan derajat antara laki- laki dan
perempuan yang dalam beberapa dekade belakangan ini membuat kaum
perempuan tidak lagi hanya disibukkan dengan urusan rumah tangga tetapi juga
mulai merambah dunia karier. Dengan adanya kenyataan tersebut otomatis kaum
perempuan memiliki beban berganda yang cenderung menimbulkan stres yang
berdampak pada kurangnya perhatian pada kesehatan pribadi.
63,64%
36,36%Laki-laki
Perempuan
Gambar I. Persentase jenis kelamin pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007
Pengaruh modernisasi juga turut mempengaruhi kondisi tersebut. Banyak
kemudahan ditawarkan kepada masyarakat yang membuat berkurangnya aktivitas
fisik. Padahal dengan aktivitas fisik dapat meningkatkan aktivitas reseptor insulin
dalam tubuh dan meningkatkan penggunaan glukosa sehingga dapat menurunkan
dan menjaga kadar glukosa darah. Selain itu dapat pula dipengaruhi oleh
munculnya tren makanan cepat saji yang menghanyutkan masyarakat pada
kemudahan memperoleh makanan tanpa memperhatikan asupan nutrisi serta
kadar lemak yang terkandung di dalamnya. Kemudahan tersebut membuat pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
tidak dapat menjaga keseimbangan kebutuhan nutrisi dalam tubuh sehingga dapat
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kardiovaskuler. Pola makan modern
yang kaya kolesterol, disertai intensitas makan yang tinggi dan stres yang
menekan sepanjang hari akan menyebabkan ketidakseimbangan kebutuhan dan
suplai oksigen. Padahal metabolisme dalam sel otot jantung sepenuhnya
membutuhkan oksigen.
2. Persentase pasien berdasarkan umur
Pasien diabetes melitus memiliki risiko komplikasi IHD setelah >65
tahun pada pasien laki- laki dan >55 tahun pada pasien perempuan. Risiko
terjadinya komplikasi IHD akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
usia. Salah satu alasan yang mendasari yaitu dengan bertambahnya usia maka
timbunan lemak pada pembuluh arteri koronaria akan terakumulasi dan membuat
aliran oksigen menuju jantung menjadi semakin terhambat. Dari data yang
diambil, pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD paling banyak ditemukan pada
interval umur 56-65 tahun sebanyak 29,09%. Organ-organ tubuh pasien pada
interval usia tersebut sudah mengalami penurunan fungsi, sehingga bila tidak
dikontrol secara tepat dapat mempengaruhi timbulnya komplikasi.
Perempuan pada usia tersebut telah memasuki masa pasca menopause,
sehingga produksi hormon-hormon yang penting untuk tubuh mengalami
penurunan. Sebelum menopause, risiko wanita untuk menderita IHD agak kurang,
tetapi setelah melalui masa menopause wanita akan mengalami penurunan kadar
estrogen yang dapat menstimulasi peningkatan LDL. Hal tersebut akan
berpengaruh dalam sistem kardiovaskuler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1.82%
5.45%
21.82%
29.09%
23.64%
18.18%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
<35 35–45 46–55 56–65 66–75 >76
Gambar 2. Persentase umur pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic
heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007
Setelah umur 66-75, persentase pasien diabetes melitus dengan
komplikasi IHD semakin menurun terutama setelah melewati usia 76 tahun. Hal
tersebut mungkin disebabkan karena setelah melewati usia tersebut tidak banyak
pasien yang mampu mengelola penyakitnya dengan baik atau terapi yang dijalani
sudah tidak dapat membantu pasien sehingga tidak banyak pasien yang mampu
bertahan hidup.
3. Persentase pasien berdasarkan komplikasi penyerta
Ischemic heart disease merupakan komplikasi makrovaskuler yang
umum berkembang pada pasien DM tipe 2. Penyakit-penyakit jantung seperti IHD
sangat besar risikonya pada penderita DM. Oleh karena itu, diperlukan adanya
kontrol dan pengendalian tekanan darah, dan lipid darah.
Beberapa pasien mungkin saja dapat menderita bermacam-macam
komplikasi. Hal tersebut tergantung dari pengendalian serta keberhasilan terapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang dijalani. Semakin rendah kesadaran pasien untuk memperhatikan kondisi
kesehatan terutama dalam hal menjaga kestabilan glukosa darahnya, maka
semakin tinggi pula risiko pasien tersebut mengidap komplikasi.
Tabel III. Persentase pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease serta komplikasi penyerta lain di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007 No Komplikasi penyerta Jumlah kasus
(n=55) Persentase
1 CVD 10 18,18 % 2 Nefropati 10 18,18 % 3 Dislipidemia 9 16,36 % 4 Hipertensi 3 5,45 % 5 Stroke 2 3,63 % 6 Hipoglikemi 1 1,81 % 7 Polineuropati 1 1,81 % 8 Ulkus diabetes 1 1,81 %
Berdasarkan data yang diambil, komplikasi penyerta yang terbanyak
diderita pasien adalah penyakit kardiovaskuler / cardiovascular disease (CVD)
dan nefropati. Pasien DM tipe 2 memiliki risiko kematian 2-4 kali lebih tinggi
daripada pasien yang tidak mengalami DM tipe 2. Selain itu, kematian tersebut
terjadi pada usia yang lebih muda daripada pasien non-DM. Pada pasien DM
dengan kadar glukosa yang tinggi dapat menyebabkan sel darah merah menjadi
kaku dan mengeras, sehingga sel darah merah yang telah kaku dan mengeras
tersebut dapat merusak pembuluh darah arteri yang dilewatinya. Selain itu, pada
penderita DM, glukosa tidak dapat diproses menjadi energi, sehingga energi
terpaksa dibuat dari sumber lain seperti lemak dan protein. Akibatnya kadar
kolesterol bisa menumpuk dan mengancam pembuluh darah. Semakin banyak
kerusakan pada pembuluh darah tersebut maka akan akan semakin banyak pula
terbentuknya jaringan bekas luka yang menangkap kolesterol dalam peredaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
darah sehingga terjadi aterosklerosis. Hal tersebut mengakibatkan jantung bekerja
lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tekanan darah pun
dapat mengalami peningkatan.
Sekitar 20-40% pasien DM tipe 2 memiliki risiko mengalami nefropati
(komplikasi pada organ ginjal). Di dalam ginjal, terdapat pembuluh-pembuluh
darah yang berfungsi sebagai penyaring yang mengeluarkan kelebihan cairan dan
bahan lain yang tidak diperlukan oleh tubuh. Pada saat kadar glukosa dan tekanan
darah tidak dapat dikendalikan sehingga mengalami peningkatan dalam jangka
waktu yang lama maka pembuluh darah tersebut mengalami penurunan
kemampuan. Semakin banyak pembuluh darah yang rusak maka pembuluh darah
lain yang masih berfungsi layak akan bekerja lebih keras, sehingga akibatnya
pembuluh darah tersebut lama kelamaan juga akan mengalami gangguan.
4. Persentase pasien berdasarkan penyakit penyerta
Pasien DM tipe 2 menjalani rawat inap akibat keluhan yang dirasakan
sangat mengganggu. Keluhan tersebut terkadang akibat penyakit DM dan
komplikasi yang mereka derita. Selain itu, keluhan tersebut terkadang didiagnosa
sebagai penyakit penyerta pasien, seperti infeksi, gangguan pencernaan maupun
gangguan otot skelet dan sendi.
Berdasarkan data yang diambil, penyakit penyerta yang paling banyak
ditemui adalah infeksi dan radix dentis. Pada pasien DM tipe 2 di mana memiliki
kadar glukosa darah yang tinggi sangat mungkin mengalami infeksi karena
mikroorganisme penyebab infeksi sangat mudah berkembang pada lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
tersebut. Pada pasien DM, infeksi sering terjadi pada bagian kaki dan saluran
kencing.
Infeksi pada kaki dapat terjadi akibat kulit kering yang memudahkan
kuman masuk, atau luka yang tidak segera dibersihkan. Selain itu, infeksi jamur
juga dapat terjadi. Hal tersebut dapat menyebabkan pasien mengalami gatal-gatal.
Tabel IV. Persentase pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease dengan penyakit penyerta lain di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007 No Penyakit penyerta Jumlah Persentase 1 Infeksi 14 25,45 % 2 Radix dentis 7 12,73 % 3 Gangguan pencernaan 4 7,27 % 4 Kolestitis 3 5,45 % 5 Mual 2 3,64 % 6 Osteoartritis 2 3,64 % 7 Hepatopati 2 3,64 % 8 Hiperuricemia 2 3,64 % 9 Decompfortis 2 3,64 % 10 Spondilotis 2 3,64 % 11 Myositis 1 1,82 % 12 Ulcer fatigue 1 1,82 % 13 Sinusitis maxilaris 1 1,82 % 14 Mycosis perinoum 1 1,82 % 15 HNP 1 1,82 % 16 Acute herpes simplex virus (HSV) 1 1,82 % 17 Disentri 1 1,82 % 18 Nyeri abdominal 1 1,82 % 19 Prolapsis arteri 1 1,82 % 20 Celulitis cruris 1 1,82 % 21 Efusi pleura 1 1,82 %
Infeksi saluran kencing biasanya ditandai dengan seringnya pasien buang
air kecil, atau merasa sakit pada punggung. Pada pasien perempuan, tingginya
kadar glukosa darah cenderung mengakibatkan terjadinya infeksi pada lubang
vagina yang ditandai dengan rasa gatal, cairan keputihan, atau rasa panas sewaktu
kencing, sehingga pasien diharapkan dapat menjaga kebersihan diri dan
lingkungan untuk mencegah terjadinya infeksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Selain itu, penderita DM juga memiliki risiko mengalami infeksi pada
bagian gigi dan gusi. Hal tersebut membuat pasien harus mencabut giginya. Akan
tetapi, selain akibat terjadi infeksi, usia lanjut juga menjadi salah satu faktor yang
mengakibatkan gigi pasien harus dicabut.
5. Persentase pasien berdasarkan hasil laboratorium
a. Kadar glukosa darah
Pemeriksaan kadar glukosa darah penting dilakukan untuk menegakkan
diagnosis dan menilai keberhasilan terapi yang dijalani. Untuk menjalaninya
dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, di antaranya pemeriksaan glukosa darah
sewaktu, glukosa darah puasa, dan glukosa darah post prandial (PP).
Tabel V. Persentase kadar glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007 No Jenis Kadar (mg/dl) Kasus (%) Keterangan
<100 5,45 Rendah 100-199 16,36 Normal
1 Glukosa darah sewaktu
>200 30,91 Tinggi < 70 0 Rendah
70 -110 7,23 Normal 2 Glukosa darah
puasa > 110 58,19 Tinggi < 70 0 Rendah
70 -110 3,64 Normal 3 Glukosa darah PP
> 110 56,36 Tinggi
Berdasarkan data yang diambil, baik melalui pemeriksaan glukosa darah
sewaktu, glukosa darah puasa, maupun glukosa darah PP, hampir seluruh pasien
menunjukkan kadar glukosa darah yang tinggi. Beberapa pasien menunjukkan
kadar glukosa yang rendah, hal tersebut dapat disebabkan terapi farmakologis
yang dijalaninya. Oleh karena itu, dalam pemberian terapi dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
obat hipoglikemik perlu diperhatikan dosis maupun ada tidaknya interaksi dan
kontraindikasi yang mungkin muncul bila diberikan kepada pasien..
b. Fungsi jantung
Selain ditandai dengan adanya gejala khas yaitu angina pectoris, pasien
DM tipe 2 dengan komplikasi IHD juga menunjukkan abnormalitas pada hasil
laboratorium terutama creatine kinase-myocardial band (CKMB), troponin, dan
laktat dehidrogenase (LDH). CKMB lebih spesifik dibanding dengan creatine
kinase (CK). Peningkatan kadar enzim ini dalam serum menjadi indikator
terpercaya adanya kerusakan jaringan pada jantung. Kadar CKMB akan mencapai
puncak 20 jam setelah serangan, sedangkan kadar LDH yang menjadi penanda
adanya kerusakan pada jaringan akan mencapai puncak dalam waktu 24 jam
pertama. Terjadinya peningkatan troponin menjadi penanda positif adanya cedera
sel miokardium dan potensi terjadi angina. Akan tetapi, dari data yang diambil,
hanya ada 8 kasus yang menjalani tes laboratorium CKMB, 1 kasus yang
menjalani tes laboratorium troponin, dan 7 kasus yang menjalani tes laboratorium
LDH. Sementara itu, kasus-kasus lainnya penegakkan diagnosis terjadinya
komplikasi IHD didasarkan pada hasil elektrokardiografi (EKG). Hasil EKG akan
menunjukkan komplikasi IHD bila terjadi depresi pada segmen ST. Pada
penelitian ini hasil pemeriksaan EKG tidak dapat dibahas lebih lanjut.
Berdasarkan data yang diambil, 3,64% pasien yang menunjukkan
peningkatan CKMB; 5,45% pasien menunjukkan peningkatan LDH; dan tidak ada
pasien yang mengalami peningkatan kadar troponin. Pasien lainnya masih
memiliki kadar CKMB, troponin, dan LDH dalam batas normal. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mungkin disebabkan waktu pemeriksaan yang kurang tepat, yaitu dilakukan pada
saat kadar belum mencapai puncak atau malah sudah berangsur kembali normal.
Tabel VI. Persentase hasil laboratorium fungsi jantung pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease dengan penyakit penyerta lain
di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Jenis Kadar (mg/dl) Kasus (%) Keterangan
0 - 25.00 10,91 Normal 1 CKMB >25.00 3,64 Tinggi < 0.16 1,82 Normal 2 Troponin > 0.17 0 Tinggi
< 240.00 0 Rendah 240.00-480.00 7,27 Normal
3 LDH
> 480.00 5,45 Tinggi
Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu tahap yang sangat penting
untuk dilakukan. Pasien sebaiknya melakukan pemeriksaan sebelum menjalani
rawat inap, selama rawat inap, dan setelah pasien diijinkan untuk pulang. Hal
tersebut dilakukan untuk dapat mengetahui perkembangan kondisi pasien dan
untuk melihat apakah terapi yang dijalani selama rawat inap menunjukkan tingkat
keberhasilan yang baik.
B. Profil Penggunaan Obat
Terapi pengobatan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
IHD ini terdiri dari 11 kelas terapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
98.1
8%
89.0
9%
89.0
9%
72.7
3%
50.9
1%
45.4
5%
29.0
9%
23.6
4%
18.1
8%
5.45
%
5.45
%
0%10%
20%
30%40%
50%
60%70%
80%
90%100%
Kelas terapi
Obat kardiovaskuler
Obat hormonal
Obat nutrisi dan darah
Obat infeksi
Obat susunan saraf pusat
Obat saluran cerna
Obat analgesik
Obat otot dan skelet
Obat saluran nafas
Obat antihistamin
Obat saluran kencing dankelamin
Gambar 3. Persentase distribusi penggunaan obat yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007
Penggunaan obat terbanyak terdapat pada kelas terapi obat
kardiovaskuler. Posisi kedua penggunaan obat terbanyak ditempati oleh obat
hormonal. Hal tersebut sesuai dengan terapi pilihan untuk mencapai tujuan
pengobatan yang dilakukan pada subyek penelitian.
1. Obat kardiovaskuler
Penggunaan obat kardiovaskuler pada pasien DM tipe 2 dengan
komplikasi IHD yang paling banyak ditemui adalah golongan vasodilator koroner.
Pada kelompok nitrat golongan ini terdiri dari 2 jenis yaitu isosorbitdinitrat
(ISDN) dan isosorbitmononitrat. Nitrat bekerja dengan memperlebar arteri
koronaria sehingga memperbaiki aliran darah ke otot jantung terutama di bagian
penyempitan arteri koronaria, sehingga tekanan darah dan penggunaan oksigen
juga menurun. Akan tetapi, akibat melebarnya pembuluh darah di seluruh tubuh
maka dapat timbul efek samping yaitu sakit kepala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pada pasien dengan komplikasi IHD, selain nitrat dibutuhkan
penggunaan obat penting lainnya yaitu antiplatelet, ß-blocker, dan calcium
channel blocker. Antiplatelet yang sering digunakan adalah aspirin. Mengerasnya
sel darah merah akibat paparan hiperglikemi yang berkepanjangan dapat melukai
pembuluh darah yang dilewatinya. Dengan adanya hal tersebut, maka secara
alami tubuh akan mengalami proses trombosis atau pembekuan darah di bagian
yang mengalami gangguan tersebut. Platelet akan berkumpul pada tempat tersebut
yang lama-kelamaan akan mempersempit jalannya aliran darah sehingga dapat
terjadi serangan angina. Untuk itu, diperlukan obat untuk mencegah terjadinya
proses pembekuan darah sehingga aliran darah tetap dapat berjalan dan darah
dapat menuju jantung untuk menyuplai kebutuhan oksigen. ß-blocker berfungsi
untuk memperlambat denyut jantung dan mengurangi tekanan darah sehingga
mengurangi kebutuhan oksigen, sedangkan calcium channel blocker digunakan
untuk memperlambat penyerapan kalsium ke sel-sel tubuh khususnya ke otot
jantung dan dinding pembuluh darah. Golongan ini mempunyai mekanisme kerja
yang berbeda dengan ß-blocker dan nitrat, sehingga dapat digunakan secara
bersamaan untuk saling melengkapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel VII. Persentase golongan dan jenis obat kardiovaskuler yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah
kasus (n=55)
Persentase (%)
Isosorbitdinitrat 34 61,82 1 Vasodilator koroner
Nitrat Isosorbit mononitrat
5 9,09
Penghambat ACE
Kaptopril 9 16,36
Irbesartan 8 14,55 Kandesartan sileksetil
5 9,09 Antagonis reseptor angiotensin II
Losartanpotasium 4 7,27 a – agonis sentral
Klonidin 2 3,64
Bisoprolol fumarat 3 5,45
2 Antihipertensi
ß-blocker Propranolol
1 1,82
Gemfibrozil 8 14,55 Fibrat Fenofibrat 5 9,09 Fluvastatin 5 9,09 Avorstatin 1 1,82 Simvastatin 1 1,82 Kalsium rosuvastatin
1 1,82
Statin
Pravastatin 1 1,82 Ezetimide 1 1,82 Nikotinik acid 1 1,82
3 Hipolipidemik
2-azetidion
a lipoic acid
2 3,64
Kuat Furosemid 18 32,73 4 Diuretik Antagonis
reseptor aldosteron II
Spironolakton 3 5,45
Asam asetil salisilat
19 34,55
Silostazol 2 3,64
5 Antiplatelet
Klopidogrel 2 3,64
Amilodipin 5 9,09 Nifedipin 2 3,64 Diltiazem HCl 6 10,91
6 Calcium channel blocker
Verapamil 1 1,82
Amiodaron 3 5,45 7 Antiaritmia
Propafenon 1 1,82
8 Kardiotonika
Glikosida jantung
Digoxin 3 5,45
9 Antikoagulan Na enoksaparin 1 1,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Obat hormonal
Obat hormonal yang digunakan pada penelitian ini digolongkan menjadi
obat antidiabetik dan hipotiroidisme. Sesuai dengan subyek penelitian, maka obat
antidiabetik paling banyak digunakan daripada hipotiroidisme. Obat antidiabetik
yang digunakan terdiri menjadi 6 kelompok yaitu insulin, sulfonilurea, biguanid,
meglitinid, tiazolidindion, dan antidiabetik kombinasi tetap.
Tabel VIII. Persentase golongan dan jenis obat hormonal yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah
kasus (n=55)
Persentase (%)
Kerja singkat 22 40 Kerja sedang 1 1,82 Kerja panjang 1 1,82
Insulin
Campuran 1 1,82 Glimepirid 10 18,18 Gliklazid 4 7,27 Gliquidone 3 5,45
Sulfonilurea
Glibenklamid 2 3,64 Biguanid Metformin 26 47,27 Meglitinid Repaglinid 7 12,73
Rosiglitazone 4 7,27 Tiazolidindion Pioglitazone 1 1,82
1
Antidiabetik Kombinasi
tetap Glibenklamid+Metformin
9 16,37
2 Hipotiroidisme Levotiroksin 2 3,64
Insulin merupakan antidiabetik parenteral yang terdiri dari insulin kerja
singkat, insulin kerja sedang, insulin kerja panjang dan insulin kerja campuran.
Insulin kerja singkat merupakan jenis insulin yang paling banyak digunakan.
Insulin jenis ini memiliki onset yang cukup singkat yaitu 0,5 jam, sedangkan
durasinya berkisar antara 6-8 jam. Insulin kerja singkat dapat mencukupi pasokan
insulin sesuai kebutuhan pasien, sebab setelah melewati masa durasi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kadar insulin akan berkurang secara perlahan dan menye imbangkan dengan kadar
glukosa darah sehingga tidak terjadi hipoglikemi.
Antidiabetik oral yang paling banyak digunakan adalah metformin yaitu
sebesar 47,27%. Metformin disarankan untuk pasien yang memiliki berat badan
berlebih. Efek samping yang umumnya timbul yaitu mual yang dapat dikurangi
dengan mengkonsumsinya pada saat atau setelah makan. Kombinasi antara
metformin dengan golongan sulfonilurea dapat meningkatkan efek hipoglikemi.
Kombinasi ini biasa digunakan pada pasien yang tidak cukup hanya menerima
terapi antidiabetik oral secara tunggal.
Penggunaan obat hipotiroidisme ditemukan pada 2 kasus. Hipotiroidisme
merupakan suatu keadaan di mana pasien mengalami produksi hormon tiroid yang
berlebih. Salah satu manifestasi klinik dari keadaan ini adalah timbulnya
gangguan pada kardiovaskuler seperti angina.
3. Obat nutrisi dan darah
Pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD seringkali mengalami keluhan
mual dan muntah. Hal tersebut terkadang juga dapat membuat nafsu makan pasien
menurun sehingga pasien mengalami gangguan suplai nutrisi, terlebih bila pasien
DM sedang menjalani terapi diit. Oleh karena itu, pemberian nutrisi dan vitamin
harus sangat diperhatikan untuk mencegah terjadinya malnutrisi dan dehidrasi.
Terpenuhinya gizi yang seimbang dapat mendukung perbaikan kondisi kesehatan
pasien.
Obat-obat nutrisi dan darah diberikan kepada pasien sebagai tambahan
untuk mengatasi rasa lemas, dehidrasi maupun sebagai suplemen penambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
darah. Hampir semua pasien mendapatkan tambahan cairan dan elektrolit berupa
NaCl untuk mengatasi dan mencegah terjadinya dehidrasi. Obat jenis kalium L
aspartat berfungsi untuk menambah mineral dalam tubuh. Vitamin merupakan
tambahan yang diperlukan oleh pasien terutama kombinasi vitamin B sebagai
vitamin neurotropik yang sangat baik diberikan pada pasien lanjut usia. Selain itu
kombinasi vitamin B1, B6, dan dan B12 sangat baik digunakan pada pasien
diabetes melitus karena dapat membantu jalannya proses metabolisme dalam
tubuh.
Tabel IX. Persentase golongan dan jenis obat nutrisi dan darah yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Jenis Jumlah
kasus (n=55)
Persentase (%)
Ion Ca, K, Na Cl, asetat 31 56,36 NaCl 17 30,91 Kalium klorida 1 1,82
1 Cairan dan elektrolit
Na K 1 1,82
Besi III fumarat 2 3,64 As tranexamat 2 3,64
2 Obat darah
As folat 1 1,82
3 Mineral Kalium L aspartat 17 30,91
Vit A, B1, B2, B6, B12, C, D
5 9,09
Vitamin B1 3 5,45 Vitamin C 2 3,64
4 Vitamin
Vit B1, B2, B6, B12 1 1,82
Pirasetam 2 3,64 5 Obat metabolisme Sitikolina 1 1,82
Albumin 3 5,45 As aminoesensial 2 3,64
6 Nutrisi
Protein 1 1,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Penggunaan vitamin C dipercaya juga baik digunakan pada pasien DM
tipe 2 dengan komplikasi IHD ini. Vitamin C diduga mempunyai peran dalam
menjaga elastisitas membran sel pembuluh darah. Defisiensi vitamin C akan
mempermudah terjadinya luka pada pembuluh darah yang merupakan keadaan
awal terjadinya aterosklerosis.
4. Obat infeksi
Penggunaan obat infeksi banyak ditemukan pada kasus-kasus yang
diambil. Obat infeksi digolongkan menjadi antibiotik, antifungi, antiamuba,
antiviral, tuberkulostatika, dan kombinasi. Antibiotik merupakan golongan yang
paling banyak digunakan, hal tersebut disebabkan karena pasien DM sangat
rentan mengalami infeksi karena tingginya kadar glukosa darah menjadi media
pertumbuhan yang baik baik mikroorganisme penyebab infeksi, selain itu bila
sudah terjadi infeksi maka akan sangat sulit untuk mengobatinya.
Sefalosporin merupakan kelompok antibiotik yang memiliki persentase
paling besar, terutama dari generasi III yaitu seftriakson sebesar 32,73%.
Pemilihan sefalosporin tersebut mungkin disebabkan karena antibiotik golongan
ini dapat digunakan pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal yang banyak
ditemukan pada penelitian ini tanpa dilakukan penyesuaian dosis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel X. Persentase golongan dan jenis obat infeksi yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah
kasus (n=55)
Persentase (%)
Amoksisilin 2 3,64 Penisilin Sulbactam+Ampisilin 1 1,82 Seftriakson 18 32,73 Sefiksim 8 14,55 Sefditore pivoxil 4 7,27 Sefotiam 4 7,27 Sefradin 4 7,27 Sufuroksim 2 3,64 Sefoperazone 2 3,64 Sefadroxil 1 1,82
Sefalosporin
Seftazidim 1 1,82 Klindamicin 1 1,82 Aminoglikosida Gentamycin 1 1,82 Levofloksasin 10 18,18 Siprofloksasin 7 12,73
Kuinolon
Pefloksasin 2 3,64
1 Antibiotik
Tetrasiklin Doksisiliklin 1 1,82
Flukonazol 2 3,64 Ketokonazole 2 3,64 Griseofulvin 1 1,82
2 Antifungi
Sertaconazole 1 1,82
3 Antiamuba Metronidazole 7 12,73 Na-fusidat 1 1,82
4 Antiviral Aciclovir 1 1,82
Etambutol 1 1,82 5 Tuberkulostatika Rifampicin 1 1,82
6 Kombinasi Trimethoprim+sulfame
toksazole 1 1,82
5. Obat Sistem Saraf Pusat
Golongan obat sistem saraf pusat terdiri dari antiparkinson, antiepilepsi,
antiemetik dan vertigo, psikofarmaka, serta vasodilator perifer. Dari golongan-
golongan tersebut, antiemetik dan vertigo merupakan golongan yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
banyak digunakan. Penggunaan golongan tersebut dilakukan untuk mengatasi
keluhan yang paling banyak diderita oleh pasien yaitu mual dan muntah. Keluhan
tersebut disebabkan akibat manifestasi klinik dari IHD atau sebagai akibat dari
penggunaan obat lain seperti metformin.
Tabel XI. Persentase golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah
kasus (n=55)
Persentase (%)
Domperidon 9 16,37 Metoklopramid 8 14,55
Antiemetik
Ondonsentron 5 9,09
1 Antiemetik dan vertigo
Vertigo Betahistamin melislat
2 3,64
Neuromialgikum Mekobalamin 6 10,91 Hipnotik Estazolam 1 1,82
2 Psikofarmaka
Antaraktikum Klorpromaziin HCL
1 1,82
Triheksifenidil 2 3,64 Donepezil HCl 2 3,64
3 Antiparkinson
L-dopa+benzerasid
1 1,82
4 Antiepilepsi Gabapentin 3 5,45
5 Vasodilator perifer
Citikolin 1 1,82
Golongan psikofarmaka digunakan untuk mengatasi neuropati dan agar
pasien dapat beristirahat dengan baik. Pada umumnya pasien mengalami
gangguan rasa nyaman, rasa cemas, maupun gangguan psikologis terhadap
lingkungan yang dapat membuat pasien tidak dapat beristirahat secara maksimal.
Padahal istirahat merupakan salah satu faktor pendukung dalam upaya
memperbaiki kondisi pasien. Antiepilepsi digunakan untuk mencegah keparahan
pasien yang mengalami neuropati. Pada penelitian ini golongan antiparkinson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
digunakan untuk mengurangi gejala tremor yang mungkin dialami oleh pasien
geriatric state.
6. Obat saluran cerna
Obat saluran cerna yang paling banyak digunakan adalah pada golongan
antitukak terutama kelompok obat penghambat pompa proton. Sama halnya
dengan kelompok obat antagonis reseptor H2, obat-obat ini juga bekerja dengan
menghambat sekresi asam lambung.
Tabel XII. Persentase golongan dan jenis obat saluran cerna yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah
kasus (n=55)
Persentase (%)
Antagonis reseptor H2
Ranitidin 7 12,73
Omeprazol 7 12,73 Na Rabeprasol 1 1,82
Penghambat pompa proton
Lansoprazol 2 3,64 Antasida Antasida 5 9,09
1 Antitukak
Kelator dan senyawa komplex
Sukralfat 4 7,27
Stimulan Bisakodil 5 9,09 2
Pencahar Osmotik Lactulosa 2 3,64
Pankrelipase 1 1,82 Kisaprida 1 1,82 Rebamipida 1 1,82
3
Digestan Digestan
Enzim 2 3,64
Antimotilitas Norit 2 3,64 Atapulgit 2 3,64
4 Adsorben & pembentuk massa Antispasmodik Timepidium 1 1,82
Beberapa pasien yang menjalani rawat inap seringkali mengalami
konstipasi. Konstipasi mungkin dapat disebabkan akibat pasien tidak merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
nyaman atau merasa stres saat menjalani rawat inap. Selain itu penggunaan obat
lain juga dapat menyebabkan konstipasi.
7. Obat analgesik
Pada penelitian ini, tidak ditemukan penggunaan obat analgesik golongan
opioid. Penggunaan analgesik hanya berupa analgesik non-opioid yang digunakan
untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang. Analgesik non-opioid yang paling
banyak digunakan adalah metampiron yaitu sebesar 7,27%. Asam asetil salisilat
yang digolongkan pada obat kardiovaskuler kelompok antiplatelet juga
merupakan obat analgesik yang bersifat non-opioid. Sebagai analgetikum, asam
asetil salisilat efektif untuk menurunkan demam. Pada penelitian ini, asam asetil
salisilat dimasukkan ke golongan kardiovaskuler berdasarkan manfaatnya yang
berfungsi untuk terapi pada sistem kardiovaskuler.
Tabel XIII. Persentase golongan dan jenis obat analgesik yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Jenis Jumlah kasus
(n=55) Persentase
(%) Metampiron 4 7,27 Asam mefenamat 2 3,64 Tramadol 2 3,64 Hiosina-N-Bitilbromida
1 1,82
Parasetamol 1 1,82
1 Non opiod
Diazepam 1 1,82
8. Obat otot skelet dan sendi
Penggunaan obat otot skelet dan sendi pada pasien DM tipe 2 dengan
komplikasi IHD dilakukan untuk mengurangi nyeri pada otot, atau pegal-pegal
yang dikeluhkan oleh pasien. Keluhan tersebut dapat disebabkan karena
meningkatnya kadar asam urat akibat peningkatan usia atau konsumsi makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tertentu. Selain itu, penggunaan obat hipolipidemik juga dapat menyebabkan nyeri
otot skelet dan sendi.
Tabel XIV. Persentase golongan dan jenis obat otot skelet dan sendi yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat
inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah
kasus (n=55)
Persentase (%)
Selekoksib 5 9,09 Ketoprofen 4 7,27 Ibuprofen 2 3,64
Anti inflamasi nonsteroid
Na Diklofenak 2 3,64
1 Penyakit rematik dan gout
Anti gout Allopurinol 1 1,82
2 Gangguan neuromuskular
Relaksan otot sentral
Tizanidina 1 1,82
Pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD mayoritas sudah berumur
lanjut usia, sehingga otot-otot sudah melemah didukung pula dengan kondisi
perawatan yang mengharuskan pasien untuk terus menerus berbaring di tempat
tidur yang membuat otot tidak bekerja seperti normalnya. Hal tersebut juga dapat
memicu pemberian obat otot skelet dan sendi.
Obat nyeri otot skelet dan sendi dibagi menjadi 2 golongan yaitu obat
penyakit rematik dan gout serta obat gangguan neuromuskular. Obat anti
inflamasi nonsteroid paling banyak digunakan, yaitu selekoksib, ketoprofen,
ibuprofen, dan Na diklofenak.
9. Obat saluran nafas
Obat saluran nafas digolongkan menjadi 2 yaitu obat antiasma dan
bronkodilator serta antitusif, ekspektoran dan mukolitik. Hampir semua pasien
DM tipe 2 dengan komplikasi IHD memiliki batuk sehingga penggunaan obat
bronkodilator serta antitusif, ekspektoran dan mukolitik banyak digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Dextrometorfan merupakan jenis obat yang memiliki persentase paling besar yaitu
10,91%. Dextrometorfan menekan batuk dengan cara meningkatkan ambang batas
batuk di otak.
Selain itu sebagai manifestasi dari komplikasi IHD yang diderita, pasien
DM tipe 2 juga mengalami keluhan sesak nafas yang diatasi dengan pemberian
antiasma dan bronkodilator. Penggunaan bronkodilator digunakan untuk
melegakan jalan nafas sehingga dapat mengurangi gejala sesak nafas.
Tabel XV. Persentase golongan dan jenis obat saluran nafas yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah
kasus (n=55)
Persentase (%)
Dextrometorfan 6 10,91 Codein 1 1,82
Antitusif
Guaifenesin 1 1,82 Bromheksina HCl 3 5,45 Ekspektoran Difenhidramin 1 1,82
1 Antitusif, ekspektoran dan mukolitik
Mukolitik Asetil sistein 1 1,82
Terbutalin Sulfat 2 3,64 Bronkodilator Ambrosol 1 1,82
2 Antiasma dan bronkodilator
Antagonis reseptor leukotrien
Zafirlukast 1 1,82
10. Obat antialergi
Obat antialergi atau antihistamin yang digunakan pada penelitian ini
dikelompokkan menjadi antihistamin sedatif, antihistamin non sedatif, dan
antagonis kompetitif histamin pada reseptor H1. Reaksi alergi yang sering muncul
sebagai keluhan pasien adalah sesak nafas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel XVI. Persentase golongan dan jenis antialergi yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah
kasus (n=55)
Persentase (%)
Antihistamin sedatif
CTM 2 3,64
Loratadina 1 1,82
1 Antihistamin, hiposensitisasi dan obat darurat alergi
Antihistamin non sedatif Setirizin HCl 1 1,82
11. Obat saluran kemih dan kelamin
Obat golongan ini biasanya digunakan pada pasien dengan gangguan
saluran kencing. a-blocker digunakan pada pasien dengan gangguan prostat yang
biasanya mengalami gangguan buang air kencing (BAK). Obat antikolinergik-
antimuskarinik diberikan kepada pasien dengan inkontinensia urin yaitu pada
pasien yang mengalami keluhan sering BAK.
Tabel XVII. Persentase golongan dan jenis obat saluran kemih dan kelamin yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease
di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Jenis Jumlah
kasus (n=55)
Persentase (%)
1 Antispasmodik Flavoksat HCL 2 3,64
2 Antikolinergik- antimuskarinik
Tolterodine i tartrat 1 1,82
3 a-blocker Tamsulosin 1 1,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
C. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)
Penatalaksanaan DM dengan terapi obat terkadang dapat menimbulkan
masalah-masalah penggunaan obat (drug related problems) yang sebaiknya
dihindari. Masalah-masalah tersebut merupakan keadaan terjadinya
ketidaksesuaian dalam pencapaian tujuan terapi sebagai akibat pemberian obat.
Aktivitas untuk meminimalkannya merupakan bagian dari proses asuhan
kefarmasian.
Pada penatalaksanaan penyakit diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
IHD sasaran terapi adalah kadar glukosa darah, kadar lipid dalam darah, dan
keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen. Pemeriksaan laboratorium
merupakan salah satu faktor yang penting untuk dilakukan, sehingga terapi yang
dijalani dapat sesuai dengan keadaan pasien, terutama apabila pasien mempunyai
riwayat peningkatan kadar kolesterol dan trigliserid yang dapat memicu terjadinya
aterosklerosis sebagai salah satu faktor berkurangnya suplai oksigen ke jantung.
Pasien pada umumnya merupakan kelompok lanjut usia yang sudah mengalami
penurunan fungsi organ sehingga pemberian terapi harus sangat memperhatikan
kondisi pasien.
Evaluasi DRPs dilakukan dengan cara melihat informasi dari rekam
medik pasien yang berupa keterangan subyektif dan obyektif serta tindakan
pengobatan yang diberikan pada pasien. Dari hasil evaluasi ditemukan adanya 53
kasus DRPs yang teridentifikasi. Kasus-kasus tersebut terdiri dari membutuhkan
obat tambahan, pemilihan obat kurang tepat, dosis terlalu rendah, adanya efek
samping obat, interaksi obat, dan kepatuhan. Kasus tersebut dievaluasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
membandingkan obat-obat yang diterima oleh pasien dengan literatur yang diacu.
Literatur yang digunakan adalah Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(Anonim, 2006), American Diabetes Association (ADA) guideline, NCEP ATP
III guideline, American Heart Association (AHA) Scientific Statement, Diabetes
and Cardiovascular Disease (Grundy, dkk., 1999), Treatment Guideline for
Medicine and Primary Care (Chan, dan Johnson, 2004), dan AHFS Drug
Information 2004 (McEvoy dkk, 2003).
Tabel XVIII. Persentase kasus DRP yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 No Jenis DRP yang teridentifikasi Jumlah kasus
(n=55) Persentase (%)
1 Membutuhkan obat tambahan 53 96,36 2 Pemilihan obat kurang tepat 13 23,64 3 Dosis terlalu rendah 5 9,09 4 Interaksi obat 3 5,45 5 Efek samping obat 1 1,82 6 Kepatuhan 1 1,82
Dari tabel XVIII, dapat diketahui bahwa DRP yang paling banyak
ditemukan adalah membutuhkan obat tambahan, yaitu sebanyak 96,36%. Terapi
yang dibutuhkan adalah antiplatelet, golongan nitrat, golongan ß-blocker,
golongan calcium channel blocker, obat hipoglikemik, serta obat hipolipidemik
(jika pasien mengalami peningkatan kadar lipid).
1. Membutuhkan obat tambahan
Berdasarkan tabel XIX, pasien pada umumnya memerlukan tambahan
obat golongan antiplatelet. Obat golongan ini sangat penting diberikan untuk
menjaga agar aliran darah tetap berjalan lancar. Antiplatelet yang umumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
digunakan antara lain adalah aspirin dan clopidogrel. Akan tetapi pada umumnya
clopidogrel digunakan sebagai pilihan kedua saat penggunaan aspirin
dikontraindikasikan pada pasien. Pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD
memiliki risiko untuk mengalami disfungsi sel yang akan menyebabkan
penurunan produksi nitrat oksida (NO) yang diantaranya berfungsi sebagai
penghambat aktivitas platelet, sehingga penurunan NO akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya agregasi platelet. Agregasi platelet tersebut dapat
mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah yaitu timbulnya aterosklerosis.
Kombinasi penggunaan ß-blocker, dan atau calcium channel blocker, serta obat
golongan nitrat dapat memperbaiki keseimbangan antara kebutuhan dan suplai
oksigen pada pasien. Oleh karena itu, pasien sebaiknya memperoleh obat secara
lengkap sesuai dengan rekomendasi dengan tujuan untuk mengatasi dan menjaga
agar kondisi pasien tetap stabil.
Pada beberapa kasus, pasien memiliki data laboratorium yang
menunjukkan adanya peningkatan pada kolesterol total, LDL, dan trigliserid serta
penurunan kadar HDL, tetapi pasien tersebut tidak mendapat terapi farmakologi.
Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa kadar kolesterol dan trigliserid sangat
penting untuk dilakukan. Dari kasus-kasus yang diambil, tidak semua pasien
menjalani pemeriksaan, padahal peningkatan kadar lipid merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya IHD pada pasien DM tipe 2.
Selain itu, ditemukan 3 kasus pada pasien DM dengan kadar glukosa
darah di atas ambang normal, tetapi tidak mendapat obat hipoglikemik.
Kemungkinan yang dapat terjadi adalah pasien tersebut menerima insulin sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, namun data pemberian insulin tidak dapat
ditemukan.
Tabel XIX. Kasus butuh obat tambahan yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah
kasus Adanya kondisi pasien yang memerlukan terapi secara lengkap dan terus menerus dalam jangka panjang dan untuk mencegah timbulnya kondisi medis baru.
a. Pasien perlu mendapat golongan nitrat
1, 2, 3, 10, 11, 22 27, 29, 31, 32, 37, 42, 45, 46, 47, 48, 51.
17
b. Pasien perlu mendapat golongan antiplatelet
3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 23, 24, 25, 27, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 39, 40 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53,
54, 55.
44
c. Pasien perlu mendapat obat hipolipidemik
4, 11, 23, 26, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 39, 41,
44, 52, 54.
15
d. Pasien perlu mendapat golongan ß blocker
5, 7, 8, 12, 14, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 31, 32, 34, 35, 36, 39, 40, 43, 51, 52, 55
25
e. Pasien perlu mendapat golongan calcium channel blocker
1, 4, 26, 30, 37, 41, 42, 44, 46, 48, 49, 50,
53, 54
14
f. Pasien perlu mendapat obat hipoglikemik oral atau insulin
16, 18, 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Pemilihan obat kurang tepat
Pemilihan obat yang kurang tepat yang ditemui pada umumnya
disebabkan karena terapi yang diterima pasien ternyata kontraindikasi dengan
kondisi pasien atau terapi yang diterima tersebut bukan terapi yang paling efektif.
Pada kasus no 20 dan 40, pasien mengalami peningkatan pada kadar LDL namun
diberikan obat golongan fibrat. Hal tersebut digolongankan pada pemilihan obat
hipolipidemik yang kurang tepat, karena untuk mengatasi peningkatan kadar LDL
adalah dengan memberikan obat go longan statin seperti atorvastatin, fluvastatin,
lovastatin, simvastatin, atau rosuvastatin. Pada pasien diabetes dengan penyakit
kardiovaskular target LDL yang harus dicapai adalah <100 mg/dL, trigliserida
<150 mg/dL, dan HDL> 40 mg/dL. Penggunaan obat hipolipidemik juga
disesuaikan dengan kadar jenis kolesterol yang meningkat sehingga dapat
dipilihkan obat yang sesuai dengan target yang ingin dicapai. Misalnya, ketika
pasien mengalami peningkatan kadar LDL maka diberikan obat golongan statin,
sedangkan golongan fibrat cenderung memiliki kemampuan untuk menurunkan
kadar trigliserida yang meningkat. Pemilihan obat yang kurang tepat juga ditemui
pada penggunaan obat hipoglikemik yaitu pada pemilihan repaglinid yang pada
penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya angina.
Penggunaan repaglinid juga tidak dianjurkan pada pasien dengan kadar glukosa
darah >240 mg/dL seperti yang dialami oleh pasien.
Pada beberapa kasus ditemukan bahwa obat-obat yang diberikan tidak
memperhatikan kondisi pasien seperti adanya gangguan fungsi ginjal atau hati.
Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan metformin pada pasien yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mengalami gangguan fungsi ginjal. Metformin dapat terakumulasi pada pasien
dengan gangguan fungsi ginjal dan hati sehingga dapat meningkatkan risiko
asidosis laktat. Parameter untuk menentukan terjadinya gangguan fungsi ginjal
pada penggunaan metformin dapat dilihat dari kadar kreatinin yang melebihi batas
normal, yaitu >1,4 mg/dL pada pasien wanita dan >1,5 mg/dL pada pasien pria.
Metformin dapat menurunkan konversi laktat menjadi glukosa (menurunkan
glukoneogenesis) dan meningkatkan produksi laktat pada intestinal dan hati.
Selain itu, penggunaan atorvastatin dan metformin pada kasus 15 sebaiknya
dihentikan karena kedua obat tersebut kontraindikasi pada pemakaian pasien
dengan penyakit hati. Gangguan fungsi hati dapat diketahui dari meningkatnya
kadar SGOT dan SGPT melebihi batas normal yaitu 0,00-0,32 u/L dan 0,00-0,31
u/L.
Tabel XX. Kasus pemilihan obat kurang tepat yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah
kasus Obat yang diterima bukan yang paling efektif.
a. Pemilihan obat hipolipidemik
20, 40. 2
b. Pemilihan obat hipoglikemik
13, 30 2
Pasien mengalami kontraindikasi terhadap obat yang diterima.
15, 22, 26, 27, 37, 44, 48.
7
3. Dosis terlalu rendah
Dosis terlalu rendah pada umumnya terjadi pada penggunaan metformin
dan gemfibrozil. Pemberian obat tersebut dikatakan memiliki dosis terlalu rendah
karena diberikan dengan dosis di bawah kisaran dosis harian yang sudah
ditentukan yaitu 500mg 2-3x/hari untuk metformin dan 600 mg 2x/hari untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
gemfibrozil. Masalah ini dikhawatirkan dapat menyebabkan tidak tercapainya
target pengobatan yang ingin dicapai yaitu perbaikan kondisi pasien, sehingga
terapi yang dijalani dirasakan kurang bermanfaat.
Tabel XXI. Kasus dosis terlalu rendah yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah
kasus Dosis obat yang diterima pasien dibawah kisaran dosis normal.
17, 20, 21, 48, 49. 5
4. Interaksi obat
Terapi farmakologi yang diterima oleh pasien dapat menimbulkan
interaksi antar obat. Interaksi obat dapat mengakibatkan efek positif dan negatif.
Efek positif dapat terjadi bila interaksi obat tersebut dapat saling mendukung
tercapainya target terapi, sedangkan efek negatif terjadi pada saat interaksi obat
yang terjadi saling berlawanan. Pada kasus ini interaksi obat dapat ditemukan dari
penggunaan verapamil dan golongan ß blocker yaitu propranolol. Interaksi antar
kedua obat tersebut dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, dan kontraksi
otot jantung. Demikian pula pada penggunaan obat hipotensi dengan agen
hipoglikemik seperti metformin dengan kaptopril yang dapat mempengaruhi
kadar glukosa darah pasien. Hal tersebut dapat terjadi karena kaptopril (ACE
inhibitor) dapat meningkatkan sensitivitas insulin, dan ketika diberikan secara
bersamaan antara kaptopril dengan metfomin dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah yang cukup signifikan. Meskipun adanya efek yang
menguntungkan dari kombinasi keduanya, namun harus dilakukan pemantauan
kadar glukosa darah dan tekanan darah pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel XXII. Kasus interaksi obat yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah
kasus Adanya interaksi antar obat yang digunakan.
13, 15, 37. 3
5. Efek samping obat
Obat-obat yang diberikan kepada pasien perlu pengawasan agar efek
samping yang dapat ditimbulkan dapat diwaspadai. Kasus efek samping obat yang
ditemui yaitu pada penggunaan rosiglitazone pada pasien dengan peningkatan
kadar SGOT dan SGPT. Pada kasus ini pasien mengalami hipoglikemi yang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya akibat penggunaan rosiglitazone.
Selain itu pasien juga mengalami keluhan mual dan muntah yang membuat pasien
kurang asupan nutrisi.
Tabel XXIII. Kasus efek samping obat yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah
kasus Risiko yang teridentifikasi karena penggunaan obat tertentu.
a. Akibat penggunaan obat hipoglikemik
3 1
6. Kepatuhan
Kepatuhan merupakan DRP yang jarang ditemukan. Umumnya masalah
ini terjadi akibat kelalaian pasien mengkonsumsi obat. Pada kasus ini pasien gagal
menerima obat karena alasan biaya, yaitu nadroparine calcium. Oleh karena itu,
ada baiknya sebelum memberikan obat kepada pasien dilakukan konfirmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
terlebih dahulu terutama mengenai biaya serta lamanya obat tersebut digunakan,
sehingga pasien maupun keluarganya dapat menyesuaikan dengan kondisi
keuangan mereka.
Tabel XXIV. Kasus kepatuhan yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap
RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah
kasus Pasien tidak sanggup menebus obat karena biaya.
26 1
D. Outcome Terapi
a. Dampak terapi
Pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi IHD menjalani rawat
inap dapat dikarenakan akibat gejala maupun keluhan-keluhan yang sangat
mengganggu atau dikhawatirkan berisiko terhadap kondisi pasien. Selama
menjalani rawat inap, pasien menjalani terapi untuk mengurangi gejala dan
keluhan, atau memperbaiki kondisinya sehingga pasien diupayakan dapat merasa
lebih baik. Berdasarkan data yang diambil, setelah menjalani terapi sebanyak
89,09% pasien keluar dari rumah sakit dalam keadaan membaik; 9,09% dalam
keadaan belum sembuh; dan 1,82% dalam keadaan meninggal. Namun,
sebenarnya pasien yang keluar rumah sakit dalam keadaan meninggal lebih
banyak daripada jumlah tersebut. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa rekam
medik pasien yang telah meninggal tersebut dalam proses administrasi sehingga
data pasien tidak dapat diambil untuk penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
9.09%
89.09%
1.82%Belum sembuh
Membaik
Meninggal
Gambar 4. Persentase outcome pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007
Pasien umumnya mengharapkan dapat pulang dalam keadaan membaik.
Namun, tidak jarang pasien harus pulang dalam keadaan belum sembuh atau
malah meninggal akibat penyakitnya yang sudah sangat kompleks. Pasien pulang
dalam keadaan belum sembuh disebabkan karena beberapa hal, di antaranya
adalah karena pasien ingin melanjutkan pengobatan di rumah sakit lain, dan
karena keinginan pasien sendiri yang tentu saja atas seijin dokter yang
menanganinya.
b. Lama inap
Berdasarkan data yang diambil, pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi IHD mayoritas menjalani rawat inap selama 1-7 hari. Hal tersebut
disebabkan karena pasien hanya merasakan keluhan atau gejala yang cukup
ringan, seperti nyeri dada skala 2, mual, dan pusing sehingga tidak membutuhkan
waktu yang terlalu lama untuk memulihkan kondisinya. Sedangkan untuk pasien
yang menjalani rawat inap lebih lama yaitu lebih dari 30 hari memiliki keluhan
yang cukup berat seperti adanya luka yang sulit sembuh (ulkus diabetes) sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
membutuhkan terapi dan perawatan secara intensif untuk mencapai target
pengobatan.
50,91%
34,54%
9,09%1,82% 1,82% 1,82%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
1–7 8–14 15–21 22–28 28–35 >36
Lama inap (hari)
Gambar 5. Persentase lama inap pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007
Umumnya pasien merasa kurang betah menjalani rawat inap di rumah
sakit sehingga tidak jarang dari mereka mengajukan permohonan untuk segera
pulang. Selain itu, khawatir akan semakin membengkaknya biaya yang harus
dikeluarkan untuk menjalani rawat inap juga menjadi alasan pasien untuk segera
keluar dari rumah sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di
instalasi rawat inap periode Januari 2005-Desember 2007 sebanyak
63,64% berjenis kelamin perempuan, dan 36,36% berjenis kelamin laki-
laki dan persentase umur mayoritas berada pada kisaran 56-65 tahun yaitu
sebanyak 29,09%. Sedangkan persentase terbesar komplikasi penyerta
yang dialami pasien adalah penyakit kardiovaskuler / cardiovascular
disease (CVD) dan nefropati sebesar 18,18%, serta penyakit penyerta yang
paling banyak dialami pasien adalah infeksi yaitu sebesar 25,45%.
2. Berdasarkan hasil laboratorium pemeriksaan kadar glukosa darah
sebanyak 30,91% pasien mengalami peningkatan kadar glukosa sewaktu,
58,19% pasien mengalami peningkatan kadar glukosa puasa, 56,36%
pasien mengalami peningkatan kadar glukosa PP. Untuk pemeriksaan
fungsi jantung, sebanyak 3,64% pasien yang menunjukkan peningkatan
CKMB; 5,45% pasien menunjukkan peningkatan LDH; dan tidak ada
pasien yang mengalami peningkatan kadar troponin.
3. Penggunaan obat terbanyak yaitu kardiovaskuler sebesar 98,18%, dengan
golongan yang terbanyak adalah vasodilator koroner yang terdiri dari
kelompok nitrat jenis isosorbitdinitrat yaitu sebesar 61,82%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
4. Drug related problems yang teridentifikasi adalah 53 kasus butuh obat
tambahan, 13 kasus pemilihan obat kurang tepat, 5 kasus dosis terlalu
rendah, 3 kasus interaksi obat, 1 kasus efek samping obat, dan 1 kasus
kepatuhan.
5. Setelah menjalani rawat inap, sebanyak 89,09% pasien keluar dari rumah
sakit dalam keadaan membaik; 9,09% dalam keadaan belum sembuh; dan
1,82% dalam keadaan meninggal. Mayoritas pasien menjalani rawat inap
selama 1-7 hari yaitu sebesar 50,91%.
B. Saran 1. Perlu adanya revisi standar pelayanan medis yang mencantumkan obat-
obat pilihan yang diberikan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi ischemic heart disease.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai perbandingan antara evaluasi
drug-related problems pada pasien ischemic heart disease dengan
evaluasi drug-related problems pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
komplikasi ischemic heart disease, sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pengaruh diabetes melitus tipe 2 terhadap ischemic heart disease.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008, Clinical Practise Recommendations,
http://care.diabetesjournals.org/content/vol 31/supplement_1. Diakses pada tanggal 26 Februari 2008
Anonim, 2002, Third Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Panel Treatment III), http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/cholesterol/atp3full.pdf. Diakses pada tanggal 26 Februari 2008
Asdie, A. H., 2000, Patogenesis dan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2, 11, 41-67,
Penerbit Medika UGM, Yogyakarta Braunwald, E., and Selwyn A.P., 1999, Ischemic Heart Disease, in Braunwald, E.,
et al, Harrison’s Principles of Internal Medicine, 1213-1253, 13th, volume 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Braunwald, E., Zipes D.P., and, Libby, P., 2001, Heart Disease, 1272-1277, 6th
edition, W.B. Saunders Company, USA Chan, P. D., and Johnson, M. T., 2004, Treatment Guideline for Medicine and
Primary Care, 1-11, Current Clinical Strategies Publishing, California Cipolle, R. J., Strand, L. M., and Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care
Practise, 178-179, 2nd edition, Mc Graw-Hill Company, New York Davey, P., 2006, At a Glance Medicine, 266-269, Penerbit Erlangga, Jakarta DiPiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., and Posey,
L. M., 2005, Pharmacotherapy; A Pathophysiologic Appproach, 261-322, 1333-1346, 6th edition, Mc Graw-Hill Medical Publishing Division, New York
Fauci, A.S., and Kasper, D.L., 2000, Diabetes Mellitus, in Braunwald, E., et al,
Harrison’s Principles of Internal Medicine, 2200-2206, 13th, volume 5, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Fenstes P.E., Sox H.C., and Alpert J., 2003, Ischemic Heart Disease : Angina
Pectoris, in Dale, D. C., and federman D. D., Scientific American Medicine, 242-254, volume 1, WebMD Inc., USA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Goldschmid, M. G., 1994, Dyslipidemia and Ischemic Heart Disease Mortality Among Men and Women with Diabetes, http://cic.ahajournal.org/cgi/reprint/89/3/991?maxtoshow=&HITS=108&hits=108RESULTFORMAT=&fulltext=dyslipidemia+and+ischemic+heart+disease+mortality+among+men+and+women+with+deabe&seachid=18FIRSTINNEX=0&RESOURCETYPE=HWCIT. Diakses pada 27 Oktober 2007
Gray, H.H., Dawkins K.D., Simpson I.A., and Morgan J.M., 2005, Lecture Notes
on Cardiology, 98-112, 4th edition, Penerbit Erlangga, Jakarta Grundy, S.M., dkk., 1999, Diabetes and Cardiovascular Disease; A Statement for
Healthcare Professionals from the American Heart Association, http://circ.ahajournals.org/cgi/content/full/100/10/1134. Diakses pada tanggal 26 Februari 2008
Guyton, A. C., and Hall, J. E., 1996, Textbook of Medical Physiology, 321-330,
9th edition, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Johnson, M., 1998, Diabetes Terapi dan Pencegahannya, 286-307, Indonesia
Publishing House, Bandung Jones, R.M. and Rospond, R.M., 2003, Patient Assessment in Pharmacy Practise,
1-6, Lippincott Williams and Wilkins Company, USA Selwyn A.P., and Braunwald E., 2005, Ischemic Heart Disease, in Kasper D.L.,
Hauser, S.L., Braunwald, E., Fauci, A.S., Longo, D.L., and Jameson, J.L., Harrison’s Principles of Internal Medicine, 1434-1444, 16th edition, volume 11, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Kimble, M.A. K. and Young, L. Y., 2005, Applied Therapeutics, 1-1 s/d 1-11,
17-1 s/d 17-6, 8th edition, A Wolter Kluwer Company, USA Mansjoer, A., 2001, Kapita Selekta Kedokteran, 581-588, edisi 3, Penerbit Media
Aesculapius FKUI, Jakarta McEvoy, G. K., dkk., 2003, AHFS Drug Information 2004, The American Society
of Health-System Pharmacist, Inc., USA Meirinawati, A., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Hipertensi
pada Kasus DM di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Muchdi, A. dkk., 2005, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus,
1-15, 25-43, Penerbit Departemen Kesehatan RI, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Noer, S., 1996, Ilmu Penyakit Dalam, 571-576, edisi 3, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta Paul, C. D. and Johnson, M.T., 2004, Treatment Guideline for Medicine and
Primary Care, 1-11, Current Clinical Strategies Publishing, California Priyani, F.N., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Dislipidemia
pada Kasus DM di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Retnari, N.W., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Nefropati pada
Kasus DM di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Sanusi, 1999, Kriteria Diagnosis dan Klasifikasi Baru Diabetes Melitus, Medika,
Tahun XXV (12), 779-783 Sitepoe, M., 1993, Kolesterol Fobia Keterkaitannya dengan Penyakit Jantung,
42-43, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Soegondo S., dkk., 2006, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 di Indonesia, Penerbit Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Jakarta
Soegondo, S., dkk, 2007, Pelaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, 36-41, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta Widyastuti, F., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Stroke pada
Kasus DM di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Wiyono, P., 2000, Penatalaksanaan Dislipidemia pada Diabetes Melitus, 96-104,
Penerbit FK-UGM, Yogyakarta Woodlley, M., and Whelan, A., 2002, Manual of Medical Therapeutics, 79-89,
edisi ke 27, Department of Medicine, Washington University School, USA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran I. Data SOAP pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari 2005-Desember 2007 KASUS 1 Karakteristik pasien Nama : Ny TJDM Umur : 81 tahun No MR : 562039 Masuk RS : 22/02/2007 s/d 28/02/2007 Diagnosa masuk : DM dengan hipoglikemi Diagnosa keluar : DM, hipoglikemi dan IHD Subyektif Keluhan : hipoglikemi, tangan kiri terasa sakit, badan lemas. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik.
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
22/02/2007 Tekanan darah 148/91 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36 °C ± 37°C Nadi 72 x / menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 78 mg/ dL 70-100mg/dL SGOT 22,6 u/L 0,00 -32,00 u/L SGPT 9,9 u/L 0,00-31,00 u/L Ureum 30 mg/ dL 10,00-50,00 mg/ dL Kreatinin 1,1 mg/ dL 0,50 - 0,90 mg/ dL
EKG : IHD
Assessment Pasien mendapat kombinasi a-lipoic
acid 300 mg dengan cyanocobalamin 100µg 3x1 tablet, aspirin 80 mg 1x1 tablet, dan dekstrosa sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah.
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa pasien mengalami peningkatan tekanan darah, serta kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD yaitu obat mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan obat golongan nitrat yaitu
isosorbitdinitrat (ISDN) 5 mg 2-4x/hari, golongan calcium channel blocker yaitu verapamil 120-240 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 2 Karakteristik pasien Nama : Ny MLYDNH Umur : 62 tahun No MR : 569404 Masuk RS : 22/04/2007 s/d 28/04/2007 Diagnosa masuk : DM dengan hiperglikemia Diagnosa keluar : DM, IHD, hipertensi, dan dislipidemia Subyektif Keluhan : badan gemetaran, tidak nafsu makan, muntah-muntah, dan badan lemas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
24/04/2007 Tekanan darah 140/90 mmHg = 130/80 mmHg Glukosa darah puasa 453 mg/ dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 432 mg/ dL 100 – 140 mg/dL 25/04/200 Tekanan darah 140/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 88x/ menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 187 mg/ dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 197 mg/ dL 100 – 140 mg/dL SGOT 20,3 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 21,8 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 41 mg/ dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,85 mg/ dL 0,50 – 0,90 mg/dL CKMB 4,0 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL Troponin 0,10 mg/dL < 0,16 mg/dL LDH 408,2 mg/dL 240,00 – 480,00 mg/dL
EKG : IHD
Assessment Pasien mendapat diltiazem 30
mg 2x/hari; aspirin 80mg 1x/hari; fenofibrat 1x300mg; kaptopril 12,5 mg 2x/hari; gliklazid 80 mg 1x/hari; dan insulin 4u 3x/hari
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD secara lengkap sebagai upaya untuk menjaga kondisi pasien.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan tambahan obat berupa
ISDN 5 mg 2-4x/hari. 2. Dilakukan pemeriksaan kadar
kolesterol dan trigliserid untuk mengetahui dengan pasti kadar yang mengalami peningkatan sehingga dapat diberikan obat hipolipidemik yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 3 Karakteristik pasien Nama : Ny MRSGRT Umur : 78 tahun No MR : 093340 Masuk RS : 24/07/2007 s/d 27/07/2007 Diagnosa masuk : vomitus pd penderita DM Diagnosa keluar : DM, IHD, ISK Subyektif Keluhan : mual, muntah-muntah, kaki kanan sakit. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik.
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
24/07/2007 Tekanan darah 130/70 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,2°C ± 37°C SGOT 34,9 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 36,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 60 mg/ dL 10,00 – 50,00
mg/dL Kreatinin 0,74 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL 26/07/2007 Tekanan darah 150/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 88 x/ menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 75 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 87 mg/dL 100 – 140 mg/dL
EKG : IHD
Assessment Pasien mendapat rosiglitazon
2mg 1x/sore; diltiazem 30mg 3x/hari. Dari hasil pemeriksaan
diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar SGOT dan SGPT. DRP : 1. Efek samping obat; pasien sempat
mengalami hipoglikemia yang dapat disebabkan oleh penggunaan rosiglitazone.
2. Butuh obat tambahan; pasien tidak mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD sebagai upaya menjaga kondisi pasien.
Rekomendasi 1. Penggunaan rosiglitazone untuk pasien
dengan penurunan fungsi liver yang dapat dilihat dari peningkatan SGOT dan SGPT harus dengan hati-hati sehingga perlu dilakukan pengawasan.
2. Pasien perlu mendapatkan ISDN 5 mg, 2-4 x/hari.
3. Pemberian aspirin 80 mg/hari secara teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 4 Karakteristik pasien Nama : Ny SDH No MR : 411876 Umur : 70 tahun Masuk RS : 20/03/2006 s/d 4/04/2006 Diagnosa masuk : DM dan gastroenteritis Diagnosa keluar : DM, IHD, prolapsis arteri, mycosis perineum Subyektif Keluhan : badan gemetar, batuk, pusing, sakit perut. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
20/03/2007 Tekanan darah 150/90mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38,7°C ± 37°C Nadi 80 x/ menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 250 mg/dL 70-110 mg/dL Glukosa darah PP 318 mg/dL 100-140 mg/dL SGOT 15,6 u/L 0,00-32,00 u/L SGPT 15,0 u/L 0,00-31,00 u/L Ureum 32 mg/dL 10,00-50,00
mg/dL Kreatinin 0,9 mg/dL 0,50-0,90 mg/dL Kolesterol total 123 mg/dL < 200 mg/dL HDL 21 mg/dL > 40 mg/dL LDL 63 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 168 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : ischemia
Assessment Pasien mendapat ISDN 5 mg
3x/hari; glimepirid 2mg 1x/hari; metformin 500 mg 2x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, penurunan kadar HDL serta peningkatan kadar trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD secara lengkap sebagai upaya menjaga kestabilan kondisi pasien dan untuk penurunan kadar trigliserid..
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg 1 x/ hari. 2. Pasien diberikan verapamil 120-240
mg/hari dan fenofibrat 200-400 mg/hari. 3. Untuk mengatasi penurunan kadar HDL,
pasien disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 5 Karakteristik pasien Nama : Ny YSRIMNRN Umur : 64 tahun No MR : 207103 Masuk rumah sakit : 23/08/2007 s/d 30/08/2007 Diagnosa masuk : DM, IHD, abdominal pain Diagnosa keluar : DM, IHD, ISK Subyektif Keluhan : sakit perut, mual, muntah, batuk, pusing, dan sesak nafas. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik.
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
26/08/2007 Tekanan darah 110/70 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,8°C °C ± 37°C Nadi 88x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 260mg/dL 70 – 100 mg/dL 27/08/2007 Tekanan darah 110/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,8°C ± 37°C Nadi 88x/menit ± 80x/menit Ureum 70mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kreatinin 2,57 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 120 mg/dL < 200 mg/dL HDL 8 mg/dL > 40 mg/dL LDL 52 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : IHD
Assessment Pasien mendapat irbesartan 300
mg 1x1 tablet; silostazol 100mg 1x1; ISDN 10mg 2x1 tablet; simvastatin 10 mg 1x/hari; insulin 3x/hari; furosemid 40 mg ½ tablet pagi hari.
Dari hasil pemeriksaan, pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum dan kreatinin serta rendahnya kadar HDL. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD secara lengkap yaitu obat mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan terapi tambahan berupa
golongan ß blocker seperti atenolol 25 mg 1x/hari.
2. Sebaiknya dilakukan penurunan dosis irbesartan menjadi 150 mg 1x/hari. Hal tersebut dilakukan karena dengan kombinasi irbesartan dosis rendah, atenolol dan furosemid sudah mampu menjaga tekanan darah dengan kondisi pasien tersebut.
3. Untuk mengatasi penurunan kadar HDL, pasien disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 6 Karakteristik pasien Nama : Ny YSRIMNR Umur : 64 tahun No MR : 207103 Masuk rumah sakit : 28/09/2006 s/d 27/10/2006 Diagnosa masuk : obs febris pada penderita DM dan hipertensi Diagnosa keluar : DM, IHD, IHD, CHF, fatique Subyektif Keluhan : badan lemas, mual, tidak nafsu makan, pusing, batuk sampai perut kaku, dada sesak, nyeri dada, ada luka di kaki Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
19/09/2006 SGPT 43,9 u/L 0,00 - 31,00 u/L CKMB 45 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 1022 mg / dL 240,00 – 480,00 mg/dL Glukosa darah puasa 245 mg / dL 70 -110 mg/dL 27/10/2006 Tekanan darah 120/57mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 83x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 331 mg/dL 70 – 110 mg/dL
Assessment Pasien mendapat ISDN 5 mg
3x/hari, aspirin 80mg 1x/hari, silostazol 2x100 mg, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, pioglitazone 15 mg 1x/hari, bisopronol fumarat 2,5 mg 1x1/2 tablet ,kaptopril 12,5mg 2x1/hari, kandesartan 8mg 1x½ tablet, amlodipina 5 mg 1x/hari, furosemide 20mg 3x/hari, amiodarone 200mg 3x/hari.
Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kadar SGOT, CKMB, LDH, dan glukosa darah. Tidak teridentifikasi terjadinya DRP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 7 Karakteristik pasien Nama : Ny ASLPNC Umur : 42 tahun No MR : 482214 Masuk rumah sakit : 3/02/2006 s/d 8/02/2006 Diagnosa masuk : DM, asthenia, hipotensi Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, multiple kolelitis, dislipidemia Subyektif Keluhan : pusing, kenceng-kenceng, BAB tidak lancar, pandangan gelap Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
3/02/2006 Tekanan darah 105/70 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,3°C ± 37°C Nadi 70x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 245 mg/dL 70 – 110 mg/dL SGPT 17,5 u/L 0,00 – 31,00 mg/dL Ureum 43 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL LDL 180 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 356 mg/dL < 150 mg/dL 8/02/2006 Glukosa darah puasa 169 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 200 mg/dL 100 – 140 mg/dL
EKG : ischemia
Assessment Pasien mendapat ISDN 5 mg
3x/hari, fenofibrat 300mg 1x/hari, dan kombinasi glibenklamid & metformin 2x/hari.
Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kadar glukosa, trigliserid dan LDL. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD secara lengkap yaitu obat mencegah terjadinya gejala.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, serta
atenolol 25 mg/hari atau metoprolol 25 mg 2x/hari untuk menangani komplikasi IHD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 8 Karakteristik pasien Nama : Ny SRJY No MR : 356591 Umur : 51 tahun Masuk rumah sakit : 29/01/2006 s/d 7/02/2006 Diagnosa masuk : obs chest pain & epigastrik pain Diagnosa keluar : DM, IHD Subyektif Keluhan : sesak nafas, batuk pusing, pingsan Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
29/01/2006 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,3°C ± 37°C Nadi 71,8x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 305 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 318 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 17,8 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 16,8 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 20 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,7 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL CKMB 20,6 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 270 mg/dL 240,00 – 480,00 mg/dL
EKG : ischemia
Assessment Pasien mendapat insulin sesuai
dengan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg, kombinasi metformin dan glibenklamid 2,5 mg 1x/hari, dan furosemid 12,5 mg 1xhari.
Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD secara lengkap untuk menjaga kestabilan kondisi pasien.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, serta ß-
bloker (atenolol 25mg/hari atau metoprolol 25 mg 2x/hari) untuk menangani komplikasi IHD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 9 Karakteristik pasien Nama : Bp PLSMART No MR : 510304 Umur : 48 tahun Masuk rumah sakit tanggal 01/09/2006 s/d 20/09/2006 Diagnosa masuk : oedem anasarka, DM, CHF, CRF Diagnosa keluar : DM, IHD, CHF Subyektif Keluhan : sesak nafas, badan udem Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
01/09/2006 Tekanan darah 170/70 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 32°C ± 37°C Nadi 72x/menit ± 80x/menit Glukosa darah PP 217 mg/dL 70 – 110 mg/dL Ureum 104 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 4,2 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL
Assessment Pasien mendapat ISDN 3x5 mg, insulin
sesuai dengan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, furosemid 20 mg 1x/hari, kaptopril 3x25mg, losartan potasium 50 mg 1x/hari, irbesartan 1x300mg/malam, klonidin 2x0,075mg.
Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum mendapat
antiplatelet. Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 10 Karakteristik pasien Nama : Bp PLSMART No MR : 510304 Umur : 48 tahun Masuk rumah sakit : 29/01/2006 s/d 8/02/2006 Diagnosa masuk : hipoglikemi dan riwayat CRF Diagnosa keluar : DM, IHD, CRF Subyektif Keluhan : sesak nafas, perut sebah Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
29/01/2006 Tekanan darah 190/121mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Ureum 66 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 3,3 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 209 mg/dL < 200 mg/dL HDL 57 mg/dL > 40 mg/dL LDL 146 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 55 mg/dL < 150 mg/dL 05/09/2006 Glukosa darah puasa 215 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 249 mg/dL 100 – 140 mg/dL
Assessment Pasien mendapat kaptopril 12,5 mg
2x/hari, furosemid 20 mg 3x/hari, losartan potasium 1x50mg, klonidin 4 x 0,075 mg, insulin 3x/hari.
Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan tekanan darah, ureum, kreatinin, kolesterol total, kadar glukosa darah. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak mendapatkan
obat untuk mengelola komplikasi IHD yaitu obat mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien perlu obat tambahan yaitu ISDN 3x5mg,
aspirin 80 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 11 Karakteristik pasien Nama : Ny HLLS Umur : 69 tahun No MR : 369582 Masuk rumah sakit tanggal 02/04/2006 s/d 03/04/2006 Diagnosa masuk : mual dan muntah Diagnosa keluar : DM, IHD, dislipidemia, dan mual Subyektif Keluhan : perut tidak enak, mual, dan muntah Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
02/004/2006 Tekanan darah 120/78 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 78x/menit ± 80x/menit SGOT 37,1 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 22,5 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 102 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,50 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 209 mg/dL < 200 mg/dL HDL 63 mg/dL > 40 mg/dL LDL 124 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 95 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : IHD
Assessment Pasien mendapat insulin kerja panjang 16u
1x/hari, furosemid 20 mg 1x/hari, rosiglitazone 2mg 1x/hari, amlodipine 5 mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kolesterol total, SGOT, ureum, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak mendapatkan
obat untuk mengelola komplikasi IHD dan dislipidemia.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80mg/hari dan ISDN
3x5mg untuk mengelola komplikasi IHD yang diderita.
2. Pasien diberikan golongan statin seperti simvastatin 20-40 mg/hari untuk menurunkan kadar kolesterol total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 12 Karakteristik pasien Nama : Ny HLLS Umur : 69 tahun No MR : 369582 Masuk rumah sakit tanggal 22/08/2006 s/d 23/08/2006 Diagnosa masuk : vomitus Diagnosa keluar : DM, IHD, insufisiensi renal, vomit Subyektif Keluhan : pusing, mual, dan lemas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
2/08/2006 Tekanan darah 130/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 76x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 192 mg/dL 70 – 110 mg/dL SGOT 42,4 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 22 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 130 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,9 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL
Assessment Pasien mendapat isosorbitmononitrat
5mg 1x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, rosiglitazon 1x/hari, rosuvastatin 1x/hari, ezetimide 10 mg 1x/hari, kandesartan 2x8mg/hari, dan amlodipina 5 mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kadar glukosa, SGOT, serta ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari dan ß-
bloker seperti atenolol 25mg/hari atau metoprolol 25 mg 2x/hari.
2. Sebaiknya dilakukan penurunan dosis kandesartan menjadi 4mg 1x/hari karena tekanan darah pasien tidak mengalami peningkatan yang cukup tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 13 Karakteristik pasien Nama : Ny SRI Umur : 48 tahun No MR : 518570 Masuk rumah sakit: 01/05/2006 s/d 17/05/2006 Diagnosa masuk : DM, IHD, CHF, retensi urin Diagnosa keluar : DM, IHD, CHF, retensi urin Subyektif Keluhan : sesak nafas, kaki bengkak, perut asites. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
01/05/2006 Tekanan darah 100/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 100x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 176 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 309 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 405 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 25,7 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 18,9 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 38 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,9 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL
EKG : ischemia
Assessment Pasien mendapat kombinasi
glibenklamid dan metformin 2x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg, furosemid 20 mg 1x/hari, repaglinid 3x 2mg, dan spironolakton 1x100mg.
Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah dan kreatinin. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat, repaglinid tidak
disarankan digunakan pada pasien dengan kadar glukosa darah >240 mg/dL selain itu dapat menyebabkan nyeri dada/angina sehingga dapat meningkatkan risiko kardiovaskuler.
2. Interaksi obat, penggunaan metformin dan furosemid harus diperhatikan.
3. Butuh obat tambahan; pasien tidak mendapatkan obat antiplatelet.
Rekomendasi 1. Obat hipoglikemik dapat diganti dengan
gliklazid 30 mg 1-4x/hari. 2. Pasien diberikan aspirin 80 mg 1x/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 14 Karakteristik pasien Nama : Ny SRRTYM Umur : 48 tahun No MR : 518570 Masuk rumah sakit tanggal 28/03/2006 s/d 10/04/2006 Diagnosa masuk : oedem anasarka, hiperglikemi Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, dislipidemia Subyektif Keluhan : badan bengkak, sesak, dan lemas Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
28/03/2006 Tekanan darah 120/60 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,5°C ± 37°C Nadi 88x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 756 mg/dL 70 – 100 mg/dL SGOT 15,2 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 13,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 48 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,6 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL LDL 96 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 278 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : ischemia
Assessment Pasien mendapat insulin sesuai hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg/hari, fenofibrat 300mg 2x/hari, metformin 3x500mg, spironolakton 2x100mg,
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum, kreatinin, dan trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak
mendapatkan obat antiplatelet dan ß-bloker. Rekomendasi 1. Pasien perlu diberikan tambahan obat aspirin
80 mg/hari dan ß blocker seperti atenolol 25 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 15 Karakteristik pasien Nama : Ny SHRT Umur : 54 tahun No MR : 485161 Masuk rumah sakit : 27/06/2006 s/d 04/07/2006
Diagnosa masuk : DM, HHD, konvulsi Diagnosa keluar : DM, HHD-IHD, hepatopati
Subyektif Keluhan : badan kedinginan, kaki sakit, muntah, pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
27/06/2006 Tekanan darah 160/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 136x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 268 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 324mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 105,9 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 268,8 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 52 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,3 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL 27/06/2006 Tekanan darah 160/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C
Assessment Pasien mendapat insulin sesuai hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah, verapamil 3x80 mg, spironolakton 1x/hari, avorstatin 10 mg 3x/hari, ISDN 3x5mg, propafenon 10 mg 3x/hari, propanolol 10 mg 3x/hari, metformin 3x 850 mg.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, SGOT, SGPT, ureum, dan kreatinin. DRP : 1. Interaksi obat, antara verapamil dengan ß-bloker.
Kombinasi keduanya dapat menurunkan kemungkinan terjadinya angina dan menurunkan tekanan darah, namun penggunaan kombinasi tersebut harus hati-hati.
2. Pemilihan obat kurang tepat, pemakaian atorvastatin dan metformin merupakan kontraindikasi, yaitu karena pasien mengalami gangguan hati yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai SGOT dan SGPT.
3. Butuh obat tambahan; pasien tidak mendapatkan obat antiplatelet.
Rekomendasi 1. Penggunaan verapamil harus dilakukan dengan monitor
ketat. 2. Penggunaan atorvastatin dan metformin dihentikan dan
digantikan dengan obat golongan lain yang tidak kontraindikasi pada gangguan hepar seperti golongan resin penukar ion untuk hipolipidemik dan golongan sulfonilurea untuk hipoglikemik.
3. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 16 Karakteristik pasien Nama : Ny GNTI Umur : 70 tahun No MR : 530981 Masuk rumah sakit tanggal 30/06/2006 s/d 06/07/2006 Diagnosa masuk : vomitus Diagnosa keluar : DM, IHD, koletitis, hepatopati, dispepsia. Subyektif Keluhan : muntah, pusing, badan tidak enak, batuk, kadang nafas bunyi. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
01/06/2006 Tekanan darah 110/70mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 84x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 246 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 148 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 39,2 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 83,7 u/L 0,00 - 31,00 u/L Kolesterol total 91 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 94 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien menerima ISDN 3x5mg. Dari hasil pemeriksaan diketahui
pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, SGOT, dan SGPT. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dan DM.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, dan ß-
bloker seperti atenolol 25mg/hari. 2. Pasien mengalami gangguan hati maka
untuk mengatasi hiperglikemi dianjurkan memberikan golongan sulfonilurea.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 17 Karakteristik pasien Nama : Bp GNWN Umur : 49tahun No MR : 114491 Masuk rumah sakit tanggal 24/07/2007 s/d 27/07/2007 Diagnosa masuk : chest dyscomfort, insomnia, riwayat DM Diagnosa keluar : DM, IHD, dislipidemia, polineuropati, sinusitis maxilaris, radices denta Subyektif Keluhan : nyeri dada, pusing, mual, muntah, perut kembung, pipis tidak lancar. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
24/07/2007 Tekanan darah 150/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 237 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 289 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGPT 60,7 u/L 00,00 – 31,00 mg/dL Ureum 25 mg/dL 10,00 – 50, 00 mg/dL LDL 84 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 217 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat ISDN 5mg,
kombinasi glibenklamid dan metformin, gemfibrozil 1x300mg.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, SGPT, dan trigliserid. DRP : 1. Dosis terlalu rendah; pemberian dosis
gemfibrozil minimal 600 mg 2x/hari 2. Butuh obat tambahan; pasien tidak
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD.
Rekomendasi 1. Dosis gemfibrozil dinaikkan menjadi
300mg 2x2tablet/hari diminum sebelum makan.
2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 18 Karakteristik pasien Nama : Ny STRSN Umur : 48tahun No MR : 493245 Masuk rumah sakit tanggal 02/06/2006 s/d 04/06/2006 Diagnosa keluar : DM, CRF, IHD, diare akut Subyektif Keluhan : diare Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
02/06/2006 Tekanan darah 227/124 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,5°C ± 37°C Nadi 83x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 242 mg/dL 70 – 100 mg/dL Ureum 71 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 5,9 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL
Assessment Pasien mendapat nifedipin 5
mg 2x/hari, dan ISDN 3x5mg. Dari hasil pemeriksaan
diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah,, kadar glukosa darah, ureum, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dan DM.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80mg/hari,
dan gliklazide 30 mg 1-4 mg/hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 19 Karakteristik pasien Nama : Ny SNYM Umur : 52 tahun No MR : 525880 Masuk rumah sakit tanggal 25/05/2006 s/d 28/05/2006 Diagnosa masuk : DM, nyeri dada, radix dentis, IHD Diagnosa keluar : DM, IHD, multiple radix dentis, sindrom metabolit Subyektif Keluhan : lemas, berkeringat, batuk, pusing, mata sering kabur. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
25/05/2006 Tekanan darah 150/90mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 284 mg/dL 70 – 100 mg/dL SGOT 52 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 68,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 36 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,7 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL
Assessment Pasien mendapat insulin
sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg, gemfibrozil 600 mg 2x/hari, dan losartan potasium 50mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, SGOT, dan SGPT. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 20 Karakteristik pasien
Nama : Ny SRYM Umur : 75tahun No MR : 349505 Masuk rumah sakit tanggal 13/09/2006 s/d 16/09/2006 Diagnosa masuk : DM, Ves, cephalgia Diagnosa keluar : DM, IHD Subyektif Keluhan : sesak, nyeri dada, mual, muntah Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
13/09/2006 Tekanan darah 140/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 421 mg/dl 70 – 100 mg/dL SGPT 8,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 42 mg/dL 10,00 – 50,00
mg/dL Kreatinin 1,0 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL LDL 158 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 155 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat ISDN
3x5mg, aspirin 80 mg 1x/hari, gemfibrozil 300mg 1x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, kreatinin, LDL, dan trigliserid DRP: 1. Pemilihan obat kurang tepat, kadar
lemak pasien yang tinggi adalah LDL, gemfibrozil bukan pilihan pertama untuk menurunkan kadar LDL.
2. Dosis terlalu rendah, dosis gemfibrozil minimal 600 mg 2x/hari.
3. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pemberian gemfibrozil diganti
dengan golongan statin misalnya rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari atau simvastatin 20-40 mg/hari.
2. Pasien diberikan ß-bloker yaitu atenolol 25 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 21 Karakteristik pasien Nama : Ny SDRM Umur : 58 tahun No MR : 541598 Masuk rumah sakit tanggal 29/10/2006 s/d 8/11/2006 Diagnosa masuk : obs febris Diagnosa keluar : DM, IHD, susp. HNP cervical, infeksi sekunder Subyektif Keluhan : mual, panas, lemas, batuk Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
30/10/2006 Tekanan darah 110/60 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38,6°C ± 37°C Nadi 82x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 294 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 337 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 28,5 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 20,0 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 22 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kolesterol total 194 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 387 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat ISDN 3x5 mg,
metformin 500 mg 3x/hari, glimepiride 2 mg 1x/hari, gemfibrozil 300 mg 1x/hari, insulin 3x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum, dan trigliserid. DRP : 1. Dosis terlalu rendah, dosis gemfibrozil
minimal 600 mg 2x/hari. 2. Butuh obat tambahan, pasien belum
mendapat antiplatelet dan ß-bloker Rekomendasi 1. Dosis gemfibrozil ditingkatkan 300mg
2x2tablet/hari diminum sebelum makan. 2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, ß-
bloker yaitu atenolol 25 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 22 Karakteristik pasien Nama : Bp MLYD Umur : 61 tahun No MR : 100205 Masuk rumah sakit tanggal 09/09/2006 s/d 18/09/2006 Diagnosa masuk : obs asthenia, DM, IHD Diagnosa keluar : DM, IHD, CRF Subyektif Keluhan : sering kencing, lemas, perut mual, haus terus, nyeri dada Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
09/09/2006 Tekanan darah 170/100mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37.5°C ± 37°C Nadi 88x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 114 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 109 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 119 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 18,8 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 15,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 44 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,8 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL
Assessment Pasien mendapat irbesartan
150 mg 1x/hari, aspirin 80 mg 1x/hari, metformin 500 mg 2x ½ tablet/hari, fluvastatin 40 mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
2. Pemilihan obat kurang tepat, metformin kontraindikasi pada pasien dengan gangguan renal yang ditunjukkan dengan nilai kreatinin yang melebihi 1,5mg/dL
Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5 mg, dan
ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari. 2. Penggunaan metformin diganti
dengan gliklazid 30 mg 1-4x/hari atau gliquidone 30 mg 2-3x/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 23 Karakteristik pasien Nama : Bp KKLMPT Umur : 72 tahun No MR : 221871 Masuk rumah sakit tanggal 28/06/2006 s/d 2/07/2006 Diagnosa masuk : obs febris, suspek ISK Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI Subyektif
Keluhan : pasien tiba-tiba panas, kaki lemas, tidak bisa berjalan, ngompol, mual Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
28/06/2006 Tekanan darah 160/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 70x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 192 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 206 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 342 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 35,1 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 40,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 35 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,0 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL HDL 43 mg/dL > 40 mg/dL LDL 85 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 235 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat ISDN 3x5 mg,
insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, glimepirid 1mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, SGOT, SGPT, dan trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik dan menurunkan kadar trigliserid
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari dan
ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari. 2. Pasien diberikan obat untuk
menurunkan trigliserida yaitu golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 24 Karakteristik pasien Nama : Ny TTSRNGS Umur : 58 tahun No MR : 221871 Masuk rumah sakit tanggal 25/08/2006 s/d 07/09/2006 Diagnosa masuk : hipertensi dan DM Diagnosa keluar : DM, CRF, IHD, ISK jamur Subyektif Keluhan : sesak nafas, dingin, lemas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
25/08/2006 Tekanan darah 160/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 78x/menit ± 80x/menit SGOT 16,6 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 25,3 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 179 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 3,0 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 171mg/dL < 200 mg/dL HDL 91 mg/dL > 40 mg/dL LDL 55 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 125mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat irbesartan 300 mg
1x/hari, ISDN 5 mg 3x/hari, atorvastatin 100 mg 1x/hari, furosemid 20 mg 2x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, gliquidone 30 mg 2x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, dan gangguan fungsi ginjal. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien mendapat aspirin 80 mg/hari, dan ß-
blocker seperti atenolol 25 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 25 Karakteristik pasien Nama : Ny MRSDH Umur : 43 tahun No MR : 156104 Masuk rumah sakit tanggal 24/11/2006 s/d 01/12/2006 Diagnosa masuk : GE, DM Diagnosa keluar : DM, IHD, radix denris, OA, HSV akut, infeksi Subyektif Keluhan : mual, lemas, perut melilit, pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
24/11/2006 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 88 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 175 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 217 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 43,3 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 59,9 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 21 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,1 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 193 mg/dL < 200 mg/dL HDL 59 mg/dL > 40 mg/dL LDL 106 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 141 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : Ischemia
Assessment Pasien mendapat ISDN 3x5mg,
glimepiride 1mg 1x/hari, diltiazem 300mg 3x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, SGOT, SGPT, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat antiplatelet Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 26 Karakteristik pasien Nama : Ny RTNPR Umur : 81 tahun No MR : 080308 Masuk rumah sakit tanggal 09/08/2005 s/d 09/10/2005 Diagnosa masuk : gagal ginjal, DM Diagnosa keluar : DM, IHD, komplikasi ullkus diabetik Subyektif Keluhan : lemas, nafsu makan berkurang, ada luka di jari Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
14/08/2005 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 84x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 273 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 237 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGPT 56,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 236 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 7,47 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL CKMB 49,0 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 876,7mg/dL 240,00 – 480,00 mg/dL LDL 115,5 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 151 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat ISDN 3x5 mg, insulin
sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, aspirin 80 mg 1x/hari, gliklazid 30 mg 1x/hari, metformin 500 mg 3x/hari, repaglinid 0,5 mg 2x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, SGPT, ureum, kreatinin, CKMB, dan LDH. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan
obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
2. Pemilihan obat kurang tepat, pasien memiliki nilai kreatinin lebih dari 1,4 mg/dL yang kontraindikasi dengan penggunaan metformin.
3. Kepatuhan, pasien gagal menerima obat nadroparine kalsium dengan alasan obat tersebut mahal.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan verapamil 120-240 mg/hari dan
golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari.
2. Penggunaan metfomin diganti dengan gliklazid 30 mg 1-4x/hari atau gliquidone 30 mg 2-3x/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 27 Karakteristik pasien Nama :Ny RTTJNT Umur : 61 tahun No MR : 086556 Masuk rumah sakit tanggal 29/09/2005 s/d 01/10/2005 Diagnosa masuk : obs febris, DM Diagnosa keluar : DM, IHD, insufisiensi renal Subyektif Keluhan : lemas, mata kabur, pendengaran berkurang, luka kaki kanan, kaki kemeng Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh.
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
29/09/2005 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 92x/menit ± 80x/menit SGOT 12,5 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 10,5 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 57 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,5 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 222 mg/dL < 200 mg/dL HDL 49 mg/dL > 40 mg/dL LDL 131 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 262 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat kaptopril 25
mg 2x/hari, insulin 3x/hari, kombinasi metformin dan glibenklamid 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan ureum, kreatinin, kolesterol total dan trigliserid. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat,
penggunaan metformin kontraindikasi dengan pasien karena memiliki nilai kreatinin melebihi 1,4 mg/dL untuk pasien perempuan.
2. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik dan peningkatan kolesterol total dan trigliserid.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan terapi dengan
gliklazid 30 mg 1-4x/hari atau gliquidone 30 mg 2-3x/hari..
2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, ISDN 5mg 3x/hari, ß-blocker yaitu atenolol 25 mg/hari dan fenofibrat 200-400 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 28 Karakteristik pasien Nama : Sdr. FRARDY Umur : 29 tahun No MR : 120981 Masuk rumah sakit tanggal 11/10/2006 s/d 18/10/2006 Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, hiperkolesterolemia, hiperuricemia. Subyektif Keluhan : badan panas, pusing, haus, sering kencing. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
12/10/2006 Tekanan darah 130/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 338 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah puasa 318 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 38,4 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 32,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 42 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,6 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 370 mg/dL < 200 mg/dL HDL 45 mg/dL > 40 mg/dL LDL 273 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 443 mg/dL < 150 mg/dL
EKG :Iskemi
Assessment Pasien mendapat insulin sesuai hasil
pemeriksaan kadar glukosa, fluvastatin 80 mg 1x/hari, ISDN 3x5 mg, metformin 3x500 mg, klopidogrel 75 mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, SGOT, SGPT, kreatinin, LDL, trigliserid dan kolesterol total. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik dan mengatasi peningkatan trigliserid.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan ß-bloker yaitu atenolol 25
mg/hari, fenofibrat 200-400 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 29 Karakteristik pasien Nama : Ny ADRYNT Umur : 60 tahun No MR : 181125 Masuk rumah sakit tanggal 29/08/2006 s/d 31/08/2006 Diagnosa masuk : stroke hemirapese sinistra, IHD Diagnosa keluar : DM, IHD, stroke Subyektif Keluhan : badan sakit semua, kaki terasa nyeri, agak sesak Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh.
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
29/08/2006 Tekanan darah 170/100 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 90x/menit ± 80x/menit SGOT 44,7 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 37,9 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 53 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,5 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL
Assessment Pasien mendapat silostazol 100
mg 1x/hari, aspirin 80 mg 1x/hari, digoxin 0,25 mg 1x1/2 tablet/hari, amilodipina 5 mg 1x/hari, irbesartan 8 mg 1x/hari, glimepiride 3 mg 1x/hari, rosiglitazone 4mg 1x/hari, enoksaparin 0,4 mg 2x/hari, amiodarone 200 mg 2x/hari, klopidogrel 75 mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, SGOT, SGPT, ureum, dan kreatinin DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum
medapatkan terapi anti angina Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 5 mg 3x/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 30 Karakteristik pasien Nama : Bp HDPRMW Umur : 70tahun No MR : 486272 Masuk rumah sakit tanggal 05/08/2005 s/d 14/08/2005 Diagnosa masuk : obs DM, IHD Diagnosa keluar : DM, IHD, myositis paha kiri. Subyektif Keluhan : lutut dan kaki kiri sakit, dada kiri nyeri. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
05/08/2005 Tekanan darah 120/70 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37,5°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 243 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 297 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 49,3 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 36,4 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 31 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,9 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL CK 1300,6 mg/dL 39,0 – 308 mg/dL Kolesterol total 169 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 144 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : iskemia
Assessment Pasien mendapat repaglinid 0,5
mg 3x/hari, ISDN 3x5 mg. Dari hasil pemeriksaan diketahui
pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, SGOT, SGPT dan kreatin kinase. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik yaitu untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
2. Pemilihan obat kurang tepat, repaglinid tidak disarankan digunakan pada pasien dengan kadar glukosa darah >240 mg/dL selain itu dapat menyebabkan nyeri dada/angina sehingga dapat meningkatkan risiko kardiovaskuler.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
verapamil 120-240 mg/hari. 2. Penggunaan repaglinid dapat diganti
dengan metformin 500 mg 2-3x/hari atau dari golongan sulfonilurea seperti gliklazid 30 mg 1-4x/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 31 Karakteristik pasien Nama : Bp CHYN Umur : 60 tahun No MR : 486901 Masuk rumah sakit tanggal 26/10/2005 s/d 9/11/2005 Diagnosa masuk : obs dyspnea, riwayat DM, anemia Diagnosa keluar : DM, IHD, nefropati, dekomfortis Subyektif Keluhan : bila jalan sering menggeh-menggeh, badan lemas, sesak, tidak bisa tidur, Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
26/10/2005 Tekanan darah 140/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 84 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 166mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah puasa 117mg/dL 100 – 140 mg/dL Ureum 53 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,8 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 220 mg/dL < 200 mg/dL
Assessment Pasien mendapat furosemide 20
mg 2x/hari, gliquidine 30 mg 2x1/2 tablet/hari,
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, glukosa darah, ureum, kreatinin, dan kolesterol total. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik dan mengatasi peningkatan kolesterol total.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
ISDN 3x5mg, ß-bloker yaitu atenolol 25 mg/hari dan golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 32 Karakteristik pasien Nama : Bp MRTNS Umur : 54 tahun No MR : 372782 Masuk rumah sakit tanggal 06/04/2005 s/d 13/04/2005 Diagnosa masuk : DM, hiperglikemi berat Diagnosa keluar : DM, IHD, radeces dentis Subyektif Keluhan : lemas, haus, banyak kencing. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
06/04/2005 Tekanan darah 140/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 84x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 257 mg/dL 70 – 100 mg/dL SGOT 9,4 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 14,1 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 19 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,0 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL
EKG : ischemia
Assessment Pasien mendapat insulin sesuai
hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, dan metfromin 3x500mg,
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, dan kadar glukosa darah. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
ISDN 3x 5 mg, dan ß-bloker yaitu atenolol 25 mg/hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 33 Karakteristik pasien Nama : Ny BNYM Umur : 78 tahun No MR : 147337 Masuk rumah sakit tanggal 16/02/2005 s/d 22/02/2005 Diagnosa masuk : cephalgia, riwayat DM Diagnosa keluar : DM, HHD-IHD, OA genu berat, radices dentis Subyektif Keluhan : nggliyer, pusing, mual Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
16/02/2005 Tekanan darah 259/125 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 68x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 204 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 303 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 18,7 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 16,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 44 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,8 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 248 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 265 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat amlodipina 10
mg 1x/hari, metformin 3x500 mg, isosorbitmononitrat 20 mg 2x/hari, fenofibrat 100 mg 1x/hari, furosemid 1x/hari, repaglinid 0,5mg 3x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, kolesterol total, dan trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan lengkap dan untuk menurunkan kadar kolesterol total.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, dan
golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 34 Karakteristik pasien Nama : Bp BSKWBW Umur : 60 tahun No MR : 082235 Masuk rumah sakit tanggal 11/05/2005 s/d 15/05/2005 Diagnosa masuk : DM, HHD Diagnosa keluar : DM, hipertensi, IHD, Ves Subyektif Keluhan : dada sesak, dan nyeri Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
11/05/2005 Tekanan darah 160/100 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 65 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 318 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 344 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 23,7 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 12,7 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 32 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,0 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL CKMB 25,4 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 348,0 mg/dL 240,00 – 480,00 mg/dL Kolesterol total 173 mg/dL < 200 mg/dL HDL 47 mg/dL > 40 mg/dL LDL 119 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 167 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : IHD
Assessment Pasien mendapat insulin
sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, amiodarone 100 mg 3x/hari, kaptopril 2x12,5 mg, ISDN 3x 5 mg, metformin 500 mg 3x1/2 tablet/hari, gliklazid 80 mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, kreatinin, trigliserid serta CKMB. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari dan golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 35 Karakteristik pasien Nama : Ny MLYNT Umur : 58 tahun No MR : 469080 Masuk rumah sakit tanggal 22/03/2005 s/d 24/03/2005 Diagnosa masuk : post syncope, riwayat DM dan IHD Diagnosa keluar : DM, IHD Subyektif Keluhan : kaki pegal, pingsan Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
22/03/2005 Tekanan darah 120/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 74x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 148 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 88 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 186 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 19,8 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 9,3 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 32 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,0 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL CKMB 22 mg/dL 0,00 - 25,00 mg/dL Kolesterol total 168 mg/dL < 200 mg/dL HDL 36 mg/dL > 40 mg/dL LDL 104 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 218 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : iskemia
Assessment Pasien mendapatkan ISDN
3x5 mg, furosemide 20 mg 1x/hari, aspirin 160 mg 1x/hari, kaptopril 12,5 mg 1x/hari, metformin 500 mg 1x/hari, glimepirid 2 mg 1x/hari, digoksin 0,25 mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, kreatinin, dan trigliserid serta penurunan kadarHDL. DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum
mendapatkan ß bloker dan obat untuk menurunkan kadar trigliserid.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan ß-bloker seperti
atenolol 25 mg/hari. dan golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari.
2. Untuk mengatasi penurunan kadar HDL, pasien disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 36 Karakteristik pasien Nama : Ny PRYNT Umur : 50 tahun No MR : 194611 Masuk rumah sakit tanggal 03/02/2005 s/d 07/02/2005 Diagnosa masuk : GE, disentri, DM Diagnosa keluar : DM, IHD, dislipidemia, mixed disentri Subyektif Keluhan : perut seperti diremas-remas, diare Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
03/02/2005 Tekanan darah 160/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 108x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 162 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 218 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 25,1 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 26,4 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 19 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0.8 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 223 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 489 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : iskemia
Assessment Pasien mendapat metformin
3x500 mg, ISDN 3x5 mg, gemfibrozil 2x600 mg, repaglinid 3x0,5 mg.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, kolesterol total dan trigiserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum
mendapat antiplatelet dan ß bloker. Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 37 Karakteristik pasien Nama : Bp DLMN Umur : 66 tahun No MR : 549345 Masuk rumah sakit tanggal 27/11/2006 s/d 11/12/2006 Diagnosa masuk : astenia, abdominal pain, dispepsia Diagnosa keluar : DM, IHD, abdominal pain, dispepsia Subyektif Keluhan : mual, sesak Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
9/12/2006 Tekanan darah 110/90 = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 283 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 324 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 26,2 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 25,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 110 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,5 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 131 mg/dL < 200 mg/dL HDL 18 mg/dL > 40 mg/dL LDL 88 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 128 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat metformin 500 mg
3x/hari, gliklazid 80 mg 2x/hari, furosemid 20 mg, kaptopril 2x6,25 mg, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum, kreatinin serta rendahnya kadar HDL. DRP : 1. Interaksi obat, penggunaan antihipotensi seperti
furosemid dan kaptopril menimbulkan interaksi obat dengan agen hipoglikemik
2. Pemilihan obat kurang tepat, metformin kontraindikasi pada penggunaan pada pasien dengan nilai kreatinin melebihi 1,5 mg/dL.
3. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5 mg, aspirin 80mg/hari,
dan verapamil 120-240 mg/hari. 2. Penggunaan metformin sebaiknya dihentikan. 3. Untuk mengatasi penurunan kadar HDL, pasien
disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 38 Karakteristik pasien Nama : Bp DRYN IG Umur : 62 tahun No MR : 456912 Masuk rumah sakit tanggal 06/02/2005 s/d 09/02/2005 Diagnosa masuk : kolik abdomen dan alergi Diagnosa keluar : DM, nefropati, IHD Subyektif Keluhan : sakit perut, nafsu makan berkurang, mual Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
06/02/2005 Tekanan darah 190/110 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 93mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 119 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 208mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 58,5 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 35,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 146 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 4,6 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL CKMB 27,0 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 492,1 mg/dL 240,00-480,00 mg/dL Kolesterol total 133 mg/dL < 200 mg/dL HDL 59 mg/dL > 40 mg/dL LDL 68 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 61 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat irbesartan
300 mg 1x/hari, ISDN 3x5mg, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, repaglinid 3x0,5 mg, aspirin 80 mg/hari, bisopronol fumarat 2,5 mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, glukosa darah, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, CKMB, dan LDH Tidak teridentifikasi terjadinya DRP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 39 Karakteristik pasien Nama : Ny SRSKSN Umur : 47 tahun No MR : 149138 Masuk rumah sakit tanggal 21/11/2005 s/d 25/11/2005 Diagnosa masuk : DM, IHD, vertigo Diagnosa keluar : DM kronik, IHD, periapical infectia, vertigo Subyektif Keluhan : pusing, lemas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
21/11/2005 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 374 mg/dl 70 – 100 mg/dL SGPT 17 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 20 mg/dl 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,5 mg/dl 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 168 mg/dl < 200 mg/dL Trigliserid 269mg/dl < 150 mg/dL
EKG : iskemia
Assessment Pasien mendapatkan insulin
sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg, metformin 3x500 mg.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, dan trigliserid. DRP: 1. Butuh obat tambahan, pasien belum
mendapat terapi untuk hipertrigliserid dan anti angina.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari
2. Pasien diberikan golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 40 Karakteristik pasien Nama : Ny LGYM Umur : 62 tahun No MR : 500844 Masuk rumah sakit tanggal 24/11/2005 s/d 3/12/2005 Diagnosa masuk : GE akut Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, radices dentis Subyektif Keluhan : lemas, badan terasa panas, muntah-muntah Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
24/11/2005 Tekanan darah 100/60 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 108x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 339 mg/dL 70 – 100 mg/dL SGOT 26,0 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 22,3 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 29 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,8 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 265 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 154 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat
isosorbitmononitrat 2x20 mg, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, fenofibrat 100 mg 1x/hari, metformin 3x500 mg.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah dan kolesterol total. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat, pasien
mengalami peningkatan kolesterol total yang lebih tinggi daripada peningkatan trigliserid.
2. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Penggunaan fenofibrat diganti
dengan golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.
2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 41 Karakteristik pasien Nama : Bp DKNPRW Umur : 72 tahun No MR : 279646 Masuk rumah sakit tanggal 05/06/2005 s/d 16/06/2005 Diagnosa masuk : hemiparese sinistra Diagnosa keluar : DM, IHD, stroke Subyektif Keluhan : kaki dan tangan kiri lemas, tidak pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
05/06/2005 Tekanan darah 150/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 72x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 88 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 148 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 13,3 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 9,0 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 51 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,0 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 216 mg/dL < 200 mg/dL HDL 38 mg/dL > 40 mg/dL LDL 143 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 146 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat furosemid
40 mg 1x/hari, ISDN 3x5mg, losartan potasium 50mg 1x/hari, glimepirid 1mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum, kreatinin, kolesterol total dan rendahnya kadar HDL. DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum
mendapat terapi IHD dan penurun kadar kolesterol total
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
verapamil 120-240 mg/hari, dan golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.
2. Untuk mengatasi penurunan kadar HDL, pasien disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 42 Karakteristik pasien Nama : Ny NGTMN Umur : 75 tahun No MR : 077164 Masuk rumah sakit tanggal 12/08/2006 s/d 15/08/2006 Diagnosa masuk : obs dyspnea pada pasien DM hiperglikemi Diagnosa keluar : DM, IHD, CHF Subyektif Keluhan : lemas, pusing, sesak, badan pegal. Meninggalkan RS dengan keadaan meninggal.
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
12/08/2006 Tekanan darah 180/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 92x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 368 mg/dL 70 – 100 mg/dL Ureum 119 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 8,8 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL
Assessment Pasien mendapat insulin
sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, amiodarone 1x/hari, nikotinik acid 375 mg/malam, furosemid 20 mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5mg,
aspirin 80 mg/hari, dan verapamil 120 -240 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 43 Karakteristik pasien Nama : Bp RHMT Umur : 58 tahun No MR : 103163 Masuk rumah sakit tanggal 14/06/2005 s/d 18/06/2005 Diagnosa masuk : DM, IHD, dislipidemia Diagnosa keluar : DM, IHD, dislipidemia, spondiloris Subyektif Keluhan : pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
14/06/2005 Tekanan darah 160/100 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 88x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 205 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 262 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGPT 135 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 23 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 11 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL
EKG : iskemia
Assessment Pasien mendapat insulin
sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, SGPT, ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 44 Karakteristik pasien Nama : Ny SMRSHSS Umur : 79 tahun No MR : 066395 Masuk rumah sakit tanggal 18/08/2005 s/d 26/08/2005 Diagnosa masuk : abdominal pain dan hipertensi Diagnosa keluar : DM, IHD, CHF Subyektif Keluhan : perut sakit seperti ditusuk-tusuk, agak pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
19/08/2005 Tekanan darah 180/100 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 78x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 151 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 105 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 176 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 32,9 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 22,7 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 66 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,5 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 255 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 147mg/dL < 150 mg/dL
EKG : ischemia
Assessment Pasien mendapat furosemid
20 mg 1x/hari, kaptopril 25 mg 1x/hari, ISDN 3x5mg, kombinasi metformin dan glibenklamid 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum, kreatinin dan kolesterol total. DRP 1. Pemilihan obat kurang tepat, pasien
memiliki nilai kreatinin melebihi 1,4 mg/dL yang kontraindikasi dengan penggunaan metformin.
2. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien dapat menggunakan terapi
gliklazid 30 mg 1-4 x/hari. 2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
verapamil 120 mg/pagi, dan golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 45 Karakteristik pasien Nama : Ny SPRGNTN Umur : 37 tahun No MR : 469693 Masuk rumah sakit tanggal 27/03/2005 s/d 01/03/2005 Diagnosa masuk : obs hipertensi Diagnosa keluar : DM, IHD Subyektif Keluhan : kepala pusing, sakit perut, mual, muntah. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
27/03/2005 Tekanan darah 110/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 120x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 169 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 315 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 285 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 7,3 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 9,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 48 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,8 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL
EKG : IHD
Assessment Pasien mendapat diltiazem 30
mg 3x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, sulfonilurea 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5mg, dan
aspirin 80 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 46 Karakteristik pasien Nama : Bp PMNHDS Umur : 68 tahun No MR : 347474 Masuk rumah sakit tanggal 23/10/2007 s/d 26/10/2007 Diagnosa masuk : obs febris, DM, riwayat syncope Diagnosa keluar : DM, IHD, hipokalemia Subyektif Keluhan : pusing, sesak nafas, gemetar Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
23/10/2007 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 96 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 393 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 351 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 52,4 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 25,7 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 29 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,91 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL
Assessment Pasien mendapat kombinasi
glibenklamid dan metformin 2x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dan furosemid 20 mg 3x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, dan SGOT. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5mg,
aspirin 80 mg/hari, dan verapamil 120-240 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 47 Karakteristik pasien Nama : Ny SDRYTSY Umur : 79 tahun No MR : 213361 Masuk rumah sakit tanggal 30/08/2005 s/d 07/09/2005 Diagnosa masuk : DM, infected COPD, IHD Diagnosa keluar : DM, infected COPD, IHD, stroke lama, dislipidemia, hiperuricemia Subyektif Keluhan : sesak nafas, batuk, lemas, gatal-gatal seluruh badan. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
30/08/2005 Tekanan darah 130/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 100x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 116 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 137 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGPT 14,7 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 54 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,2 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 177 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 103 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat metformin
500 mg 3x/hari, diltizem 90 mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5mg, dan
aspirin 80 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 48 Karakteristik pasien Nama : Ny SDRYTSY Umur : 82tahun No MR : 213361 Masuk rumah sakit tanggal 02/08/2007 s/d 24/08/2007 Diagnosa masuk : COPD Diagnosa keluar : DM, IHD, gout nefropati, UTI, disfungsi distolik Subyektif Keluhan : demam, sesak nafas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
03/08/2007 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 97 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 359 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 374 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 11,2 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 13,8 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 73 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,51 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 149 mg/dL < 200 mg/dL HDL 57 mg/dL > 40 mg/dL LDL 70 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 169 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat diltiazem 30mg
3x/hari., glimepirid 3mg 1x/hari, gemfibrozil 300 mg 1x/hari, kombinasi glibenklamid dan metformin 3x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, metformin 3x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum, kreatinin dan trigliserid. DRP : 1. Dosis terlalu rendah, gemfibrozil digunakan
pada dosis 600 mg 2x/hari. 2. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
3. Pemilihan obat kurang tepat, metformin kontraindikasi dengan pasien gangguan ginjal yaitu dengan nilai kreatinin melebihi 1,4 mg/dL.
Rekomendasi 1. Dosis gemfibrozil ditingkatkan menjadi 600 mg
2x/hari sebelum makan pagi dan makan siang. 2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, ISDN
3x5mg, verapamil 120 mg/hari. 3. Penggunaan metformin dapat diganti dengan
gliklazid 30 mg 1-4x/hari atau gliquidone 30 mg 2-3x/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 49 Karakteristik pasien Nama : Ny BDRH Umur : 80 tahun No MR : 586062 Masuk rumah sakit tanggal 08/09/2007 s/d 14/09/2007 Diagnosa masuk : Obs GE Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, mixed enterotis Subyektif Keluhan : perut mules, diare Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
09/09/2007 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 96 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 88 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 108 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 34,5 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 21,8 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 50 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,13 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 119 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 100 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat metformin
500 mg 1x/hari, ISDN 3x5mg. Dari hasil pemeriksaan
diketahui pasien mengalami peningkatan SGOT dan kreatinin. DRP : 1. Dosis terlalu rendah, dosis metformin
yang diterima terlalu rendah sehingga dikhawatirkan tidak melalui ambang batas efek terapi.
2. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Meningkatkan dosis metformin
menjadi 500 mg 2x/hari. 2. Pasien diberikan antiplatelet berupa
aspirin 80 mg/hari, dan verapamil 120 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 50 Karakteristik pasien Nama : Bp DJYDHRJ Umur : 87 tahun No MR : 594398 Masuk rumah sakit tanggal 19/11/2007 s/d 25/11/2007 Diagnosa masuk : celulitis cruris, cervical Diagnosa keluar : DM, IHD, celulitis cruris, effusi pleura Subyektif Keluhan : pusing, sesak nafas, batuk Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
19/11/2007 Tekanan darah 150/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 84 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 196 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 148 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 196 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 42,1 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 28,9 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 99 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,10 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL HDL 59 mg/dL > 40 mg/dL LDL 93 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat irbesartan
75 mg 1x/hari, ISDN 3x5mg, metformin 500mg 2x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, SGOT, ureum, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80mg/hari,
dan verapamil 120 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 51 Karakteristik pasien Nama : Ny ASKJH Umur : 58 tahun No MR : 578208 Masuk rumah sakit tanggal 04/07/2007 s/d 15/07/2007 Diagnosa masuk : decomp fortis Diagnosa keluar : DM, IHD Subyektif Keluhan : perut sebah, badan lemas, sesak, kedua kaki bengkak Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
09/07/2007 Tekanan darah 170/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 39°C ± 37°C Nadi 100x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 268 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 256 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 24,0 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 12,0 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 91 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,68 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL CKMB 18,0 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 467,1mg/dL 240,00 – 480,00 mg/dL Kolesterol total 169 mg/dL < 200 mg/dL HDL 78 mg/dL > 40 mg/dL LDL 87 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 94 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat kandesartan
16 mg 1x/hari, furosemid 20 mg 1x/hari, glibenklamid 250 mg 1x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
ISDN 3x5mg, dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 52 Karakteristik pasien Nama : Bp SKMT Umur : 75 tahun No MR : 559947 Masuk rumah sakit tanggal 12/02/2007 s/d 17/02/2007 Diagnosa masuk : DM, nefropati Diagnosa keluar : DM, IHD, nefropati Subyektif Keluhan : pusing, lemas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
12/02/2007 Tekanan darah 190/100mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 86x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 496 mg/dL 70 – 100 mg/dL SGPT 12,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 74 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,1 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 257 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 264 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : ischemia
Assessment Pasien mendapat irbesartan
75 mg 1x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah., ISDN 3x5mg, gemfibrozil 600 mg 2x/hari, metformin 3x500 mg.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum, kreatinin, kolesterol total, dan trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik dan penurun kadar kolesterol total.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari, dan golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 53 Karakteristik pasien Nama : Ny SWRTNH Umur : 81 tahun No MR : 430234 Masuk rumah sakit tanggal 27/04/2007 s/d 6/05/2007 Diagnosa masuk : GE, anorexia, geriatrik state Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, diare kronik, multiple cholestatis Subyektif Keluhan : diare Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
27/04/2007 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 209 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 141 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 163 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 30,8 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 15,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 61 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,90 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 229mg/dL < 200 mg/dL HDL 33 mg/dL > 40 mg/dL LDL 152 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 183 mg/dL < 150 mg/dL
Assessment Pasien mendapat metformin
3x500 mg, ISDN 3x5mg, gemfibrozil 600 mg 2x/hari.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum, kolesterol total, LDL, trigliserid dan rendahnya kadar HDL. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
dan verapamil 120-240 mg/hari 2. Untuk mengatasi penurunan kadar
HDL, pasien disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 54 Karakteristik pasien Nama : Ny SFSYTM Umur : 73 tahun No MR : 416363 Masuk rumah sakit tanggal 20/09/2007 s/d 26/09/2007 Diagnosa masuk : DM, IHD, febris Diagnosa keluar : DM, IHD, radices dentis Subyektif Keluhan : lemas, pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
20/09/2007 Tekanan darah 140/90mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 86 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 317 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 277 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 365 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 16,4 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 22,0 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 29 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,70 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL LDL 117 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 390 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : ischemia
Assessment Pasien mendapat ISDN
3x5mg, metformin 500 mg 1x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, dan trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum
mendapat terapi IHD dan hipertrigliseridemia.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
verapamil 120-240 mg/hari. 2. Pasien mengalami peningkatan kadar
trigliserid, sehingga dapat diberikan golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KASUS 55 Karakteristik pasien
Nama : Bp ANTYNN Umur : 59 tahun No MR : 186420 Masuk rumah sakit tanggal 22/06/2007 s/d 26/06/2007
Diagnosa masuk : OBS ISK Diagnosa keluar : DM, IHD, ISK Subyektif Keluhan : mual, pusing, badan ngilu DM sejak 7 tahun yang lalu. Sudah setahun pasien tidak mengkonsumsi obat untuk menurunkan kadar glukosa, pasien hanya minum jamu ramuan sebagai upaya untuk mengatasinya. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik
Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan
22/06/2007 Tekanan darah 150/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 151 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 186 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 19,8 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 28,5 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 52 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,31 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 122 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 88 mg/dL < 150 mg/dL
EKG : ischemia
Assessment Pasien mendapat metformin
3x500mg, dan ISDN 3x5mg. Dari hasil pemeriksaan
diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum
mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.
Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,
dan atenolol 25 mg/hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
BIOGRAFI PENULIS
Niken Larasati, lahir di Prabumulih, Sumatera
Selatan pada tanggal 4 Januari 1987. Penulis
merupakan anak ketiga dari pasangan Florentinus
Waluyo dan Maria Diah Kusumawati. Penulis telah
menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak
Dharma Patra, Aceh Timur pada tahun 1990–1992
yang kemudian dilanjutkan di Sekolah Dasar
Pertamina, Kalimantan Selatan pada tahun 1992-
1998. Pada tahun 1998-2001, penulis menempuh Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Pangudi Luhur 1 Yogyakarta . Penulis kemudian melanjutkan studi di
Sekolah Menengah Atas Stella Duce 1 Yogyakarta pada tahun 2001-2004. Penulis
melanjutkan jenjang perkuliahan pada tahun 2004 di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI